Anda di halaman 1dari 15

I.

Jenis-jenis data Statistik

A. Berdasarkan sifatnya,
Berdasarkan sifatnya data dikelompokkan ke dalam dua
kelompok, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk non-angka atau
non-numerik atau biasa juga disebut atribut. 
Dalam istilah komputer disebut data bertipe string. Misalnya, persepsi
mahasiswa UT terhadap layanan tutorial di UPBJJ-UT. Data yang
diberikan berupa persepsi atau pendapat, sehingga jawaban yang mungkin 
adalah sangat baik, baik, cukup, kurang baik, sangat kurang baik.

2. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka (data


numerik). Dalam komputer dikenal sebagai data numerik.
Misalnya, data jumlah pembelian modul UT, jumlah mahasiswa Jurusan
Statistika Masa Registrasi 2010, dan sebagainya. Data yang dapat
dinyatakan dalam angka (dapat dikuantifikasi) dinamakan data kuantitatif.

Data kuantitatif dikelompokkan menjadi dua, yaitu :


a) Data diskret
Data kuantitatif diskret adalah data hasil pencacahan dan
berupa bilangan bulat (dalam komputer dikenal sebagai integer). 
Misalnya: jumlah mahasiswa
statistika di UPBJJUT Bandung, jumlah mata kuliah yang ada di Jurusa
n Statistika FMIPA-UT, dan jumlah dosen Jurusan Statistika FMIPA-
UT. 

b) Data kontinu
Data kuantitatif kontinu adalah data hasil proses pengukuran dan
dapat berupa bilangan pecahan (bilangan real). Misalnya: Rata-rata ber
at badan bayi yang baru lahir adalah 2,95 kg, tinggi badan Budi adalah
150,5 cm, dan IQ Budi adalah 125.
B. Berdasarkan Cara Memperolehnya
Berdasarkan cara memperolehnya, data dikelompokkan ke dalam
dua kelompok, yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer 
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh pe
neliti dari sumber datanya. Beberapa teknik pengumpulan data primer antar
a lain:observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus group discussion, FGD)
, dan penyebaran kuesioner.
2. Data sekunder 
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek  penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber sepe
rti: Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan sumber
data lainnya.
C. Berdasarkan Sumber Datanya
Berdasarkan sumbernya, data dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu
data internal dan data eksternal.

1. Data internal
Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada
suatuorganisasi atau instansi secara internal. Misalnya: data keuangan,
data pegawai, data produksi, dan sebagainya.
2. Data eksternal
Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi
yang ada di luar organisasi. Misalnya: data jumlah penggunaan modul
oleh mahasiswa di luar UT, tingkat kepuasan mahasiswa UT terhadap
layanan akademik dan administratif UT, dan data sebaran mahasiswa
UT
D. Berdasarkan Waktu Pengumpulan
Berdasarkan waktu pengumpulan datanya, data dikelompokkan ke dalam 
dua kelompok, yaitu data cross section, dan data time series (berkala)

1.Data cross section
Data cross section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu.
Misalnya: laporan nilai tutorial online
mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA- UT
Masa Registrasi 2010, data jumlah mahasiswa yang meregistrasi mata ku
liah Pengumpulan dan Penyajian Data Masa Registrasi 2010.

2. Data time series
Data time series (berkala) adalah data yang datanya menggambarkan
sesuatudari waktu ke waktu atau periode secara historis.
Contoh data time series adalah
data perkembangan jumlah mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-UT dari 
2005 sampaidengan 2010, jumlah mahasiswa Jurusan Statistika yang
mengikuti ujian TAP daritahun 2005 sampai dengan 2010
E. Berdasarkan Skala
Berdasarkan skala pengukurannya, data dibedakan menjadi 4 kelompok,
yaitu: data nominal, ordinal, interval dan rasio.
Rincian mengenai ciri-ciri dan contoh masing-masing data disajikan berikut

1. Skala Nominal
- dibedakan dalam kategoritanpa memperhatikan urutan
- satu pengukuran hanya menghasilkan satu-satunya kategori
- setiap kategori dianggap sama (tanpa tingkatan)
- data paling “rendah” dalam level pengukuran data-tidak bisa dioperasikan
secara matematis

Contoh: - jenis kelamin
- jenis sabun
- suku
- data alamat
- tanggal/tempat lahir 
- agama

2. Skala Ordinal
- dibedakan dalam kategori berdasarkan urutan
- memiliki tingkatan data
- lebih “tinggi” dibanding data nominal dalam level pengukuran data
- tidak bisa dioperasikan secara matematis

Contoh: - rangking kelas I, II, III-juara I, II, III


- tingkat kepangkatan
- tingkat senioritas pegawai
- status sosial (kaya,sedang, miskin)
- tingkat pengetahuan
3. Skala Interval
- urutan bertingkat dan dikuantifikasi (diberi nilai)
- memiliki interval tertentu
- lebih “tinggi” dibanding data ordinal dalam level pengukuran dapat dianalisis
dengan uji statistik parametrik

Contoh: - interval suhu cukup, panas : 50oC – 80oC


Panas: 80oC – 110oC
Sangat panas : 110oC – 140oC
- skor IQ
- nilai mahasiswa (A=4, B=3, C=2, D=1, dan E=0)
- Urutan kualitas pelayanan (sangat puas=5, puas=4, cukup
puas=3, kurang puas=2, tidak puas=1)

4. Skala Rasio
- data bersifat angka dalam artiyang sesungguhnya
- memiliki angka nol absolut
- memiliki kedudukan paling“tinggi” dalam level pengukuran data
- dapat dioperasikan secara matematis

Contoh: - angka produksi


- tinggi badan
- harga saham
- jumlah warga desa
II. Jenis – jenis variabel penelitian

Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain,


(Sugiyono: 2012:39) menyebutkan macam-macam variabel dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi: variabel idependen, variabel dependen,variabel
moderator, dan variabel kontrol.

a.Variabel Independen
Variabel independen juga disebut dengan variabel bebas yaitu merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat).

b.Variabel Dependen
Disini variabel dependen juga disebut dengan variabel terikat yaitu variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

c.Variabel Moderator
Variabel moderator disebut juga dengan variabel independen kedua yaitu
variabelyang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
dependen.

d.Variabel Intervering
Adalah variabel yang secara teoritis yang mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.

e.Variabel Kontrol
Adalah variabel yang dapat dikendalikan sehingga pengaruh variabel
independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Umumnya variabel kontrol sering digunakan peneliti untuk jenis
penelitian perbandingan.
III. Jenis-Jenis Teknik Sampling

Teknik sampling bermacam-macam tergantung jenis penelitian yang akan


dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas
besar yaitu Probability Sampling (Random Sample) dan Non- Probability
Sampling (Non-Random Sample).

a. Probability Sampling (Random Sample)

1. Sampling Acak Sederhana


Sampel acak sederhana (simple random sampling) ialah suatu sampel yang
diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian dari suatu populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipiih sebagai sampel.
Dalam prakteknya, sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan (a)
undian, atau (b) bilangan acak.

2. Sampling Sistematis
Apabila banyaknya satuan elementer yang akan dipilih cukup besar,
maka pemilihan sampel acak sederhana akan berat mengerjakannya. Dalam
keadaan seperti ini ahli statistik cenderung memakai metode lain.
Pengambilan sampel acak sistematis (systematic random sampling) ialah
suatu metode pengambilan sampel,dimana hanya unsur pertama saja dari
sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara
sistematis menurut pola tertentu.
Sampel sistematis seringkali menghasilkan kesalahan sampling
(sampling error) yang lebih kecil,disebabkan anggota sampel menyebar
secara merata di seluruh propinsi.
Ada pendapat bahwa pengambilan sampel dengan metode ini tidak
acak,karena yang diambil secara acak unsur pertama saja, sedangkan unsur
selanjutnyadiurutkan berdasarkan interval yang sudah tertentu dan tetap.
Karena itu, untuk dapat mempergunakan metode ini, harus dipenuhi
beberapa syarat yakni (1) populasi harus besar, (2) harus teredia daftar
kerangka sampel, (3). populasi harus bersifat homogen.
3. Sampling Acak Berlapis
Dalam praktek sering dijumpai populasi yang tidak homogen. Makin
heterogen suatu populasi, makin besar pula perbedaan sifat antara lapisan-
lapisantersebut. Presisi dan hasil yang dapat dicapai dengan penggunaan
suatu metode pengambilan sampel, antara lain dipengaruhi oleh derajat
keseragaman dari populasiyang bersangkutan.
Untuk dapat menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat
populasi yangheterogen, maka populasi yang bersangkutan dibagi ke dalam
lapisan- lapisan(stratum) yang seragam dan dari setiap lapisan diambil
sampel secara acak. Dalam sampel berlapis, peluang untuk terpilih satu
strata dengan yang lain mungkin sama,mungkin pula berbeda.
Ada dua syarat yag harus terpenuhi untuk dapat mempergunakan
metode pengambilan sampel acak berlapis, yaitu (a) ada kriteria jelas yang
akan dipergunakan sebagai dasar untuk menstratifikasi populasi, dan (b)
diketahui dengan tepat jumlahsatuan-satuan elementer dari tiap lapisan
dalam populasi itu. Besarnya sampel yangdiambil dari tiap-tiap strata dapat
berimbang dan dapat pula tidak berimbang. Dalam pengambilan sampel
yang berimbang, unsur-unsur satuan yang diambil dari setiapstrata
berbanding lurus dengan jumlah satuan-satuan elementer dalam strata yang
bersangkutan. Kalau peneliti akan mempergunakan metode tidak
berimbang, maka iadapat menentukan sendiri jumlah unsur-unsur sampel
yang akan diambilnya.

4. Samping Gugus (Cluster) Sederhana


Jika seorang peneliti ingin meneliti besarnya pendapatan per bulan dari
tiap-tiap keluarga di suatu kecamatan, sedangkan data mengenai jumlah
keluarga dikecamatan tersebut tidak tersedia, maka kecamatan tersebut
dibagi menjadi desa-desa. Desa-desa itu dijadikan gugus atau unsur
sampling. Semua desa yang ada diberinomor dan dipilih secara acak sebuah
desa atau lebih sebagai sampel. Karena unsur penelitian adalah keluarga
atau rumahtangga, maka semua rumahtangga yang adadalam desa tersebut
yang diteliti.
5. Sampling Wilayah
Adakalanya peneliti dihadapkan pada wilayah penelitian dengan
berbagai cirikhusus pada beberapa bagian wilayah tersebut. Dalam keadaan
seperti itu, sampling wilayah (area) mungkin akan lebih tepat digunakan.
Sebagai contoh, Mubyarto(1993) membedakan empat macam pola usahatani
di Kalimantan Tengah yaitu (a) pola usahatani perladangan berpindah, yang
terdapat di kecamatan-kecamatn GunungPurei, Tanah Siang, dan Balai
Riam, (b) pola usaha tani perikanan, khususnya darat yang dijumpai di
hampir semua desa di tepian sungai, (c) pola usaha tani tanaman pangan
pasang surut, yang terdapat di kecamatan Kahayan Kuala, dan Kahayan
Hilir,serta (d) poloa usaha tani perkebunan yang terdapat di kecamatan
Kumai. Masyarakat dari keempat wilayah dengan pola usaha tani yang
berbeda itu akan memiliki ciri-ciri khusus yang menarik untuk diungkap.
b. Non- Probability Sampling (Non-Random Sample)
Nonprobability sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

1. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering
digunakan. Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti
dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria
inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti
berdasarkan tujuan penelitian.
Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria khusus yang
menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden mengalami
penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil
penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien
diabetes mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki. Maka kriteria
inklusi yang dipakai antara lain:

a)Penderita Diabetes Melitus dengan luka gangrene (luka pada tungkai kaki)
b)Usia 18-59 tahun
c)Bisa membaca dan menulis

Kriteria eksklusi:
a)Penderita Diabetes Melitus yang memiliki penyakit penyerta lainnya
seperti gangguan ginjal, gagal jantung, nefropati, dan lain sebagainya.
b)Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan kejiwaan.
2. Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara
atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel pertama untuk
mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus hingga
seluruhkebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk
penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat
tinggi,misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok
khusus lainnya.

3. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini
cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit
didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit
StevenJohnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau
lapisan tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali
menemukan kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel
saat itu juga, saat menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti
melanjutkan pencarian sampel hingga periode tertentu yang telah ditentukan
oleh peneliti.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk
penelitian yang bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti
kebersihan Kota Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan
Kota Bandung pada warga Bandung yang dia temui saat itu.

4. Quota Sampling
Metode pengambilan sampel ini disebut juga Quota Sampling. Teknik
sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah
ditentukan oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel
penelitian sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias
penelitian cukup tinggi jika menggunakan metode ini.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini biasanya digunakan pada
penelitian yang memiliki jumlah sampel terbatas. Misalnya, penelitian pada
pasien lupus atau penderita penyakit tertentu. Dalam suatu area terdapat 10
penderita lupus,maka populasi tersebut dijadikan sampel secara keseluruhan
, inilah yang disebut sebagai Total Quota Sampling.

5. Teknik Sampel Jenuh


Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang
menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat
populasi yang ada kurang dari 30 orang.
IV. Penghitungan Besar Sampel

a. Besar Sampel Pada Satu Populasi

1. Estimasi

a) Simple random sampling atau systematic random sampling

- Data kontinyu
Untuk populasi infinit, rumus besar sampel adalah :

Anda mungkin juga menyukai