Dwi Yuliani - 1811216023 - Isd - A2
Dwi Yuliani - 1811216023 - Isd - A2
Dwi Yuliani - 1811216023 - Isd - A2
NO. BP : 1811216023
Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Roh
dari sebuah kebudayaan adalah tradisi atau kebiasaan, tanpa tradisi tidak mungkin suatu
kebudayaan akan hidup dan langgeng, serta dengan tradisi hubungan antara individu dengan
masyarakatnya bisa harmonis. Tradisi membuat sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Apabila
tradisi yang terdapat di masyarakat dihilangkan maka ada harapan suatu kebudayaan akan
berakhir disaat itu juga. Kebiasaan atau tradisi dalam pengertian yang paling sederhana adalah
sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Sedangkn
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat
kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Adat istiadat
merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi kegenerasi lain sebagai
warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Adat istiadat
merupakan perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam lingkungan
masyarakat yang menjadi ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri
masyarakat yang melakukannya dan menjadi himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama
ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat
Tahap kebudayaan di Indonesia menurut sejarahnya (R. Soekmono :1973), dibagi menjadi empat
masa, yaitu:
1) Zaman prasejarah,yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-
kira abad ke-5 masehi.
2) Zaman purba,yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai
dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
3) Zaman madya,yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit
sampai dengan akhir abad ke-19.
4) Zaman baru/modern,yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-
kira tahun 1900 sampai.
Evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter
yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang
menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi hal ini
merupakan tahapan dari Peradaban. Peradaban berasal dari kata adab yang diartikan sopan,
berbudi pekerti, luhur, mulia, berahklak, yanng semuanya menunjuk pada sifat tinggi dan mulia.
Peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang
diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang
tercemin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang
tinggi.
Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian.
Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan tradisi tuang
besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah
mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang
dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang estela datangnya pengaruh Hindu
dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa dampak besar
bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah
satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng
ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis
masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya
banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa
kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan
masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh
agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan
bidang komunikasi dan informasi.
Suku bangsa dalam bahasa inggris disebut athnic group dan bila diterjemahkan secara harfiah
adalah kelompok etnik. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah kelompok manusia yang
terikat oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan sedangkan kesadaran dan identitas tadi
seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Indonesia secara geografis adalah negara kepulauan
yang terpisahkan oleh lautan luas. Kondisi ini menjadikan setiap pulau mengembangkan
budayanya sendiri-sendiri. Akibatnya, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang
majemuk, dihuni oleh ratusan kelompok suku serta kaya akan bahasa dan kebudayaan daerah.
Secara umum, keragaman Indonesia ditandai oleh kemajemukan suku bangsa dan bahasa agama,
sistem hukum (nasional, agama, adat, sistem kekerabatan), serta sistem perkawinan.
/Keanekaragaman dan kemajemukan ini tidak lepas dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Keragaman suku bangsa Indonesia terbentuk Mulanya penghuni pertama Indonesia sekitar
500.000 tahun yang lalu bernama Pithecanthropus erectus ditemukan di Pulau Jawa dekat Sungai
Bengawan Solo. Selanjutnya, tahun 1891 dan 1892 di Desa Trinil ditemukan Homo soloensis.
Homo soloensis dengan karakteristik yang mirip dengan masyarakat Austromelanosoid telah
menjelajah ke barat (Sumatra) dan timur (Papua). Selama penjelajahan tentunya mereka
memengaruhinya dan terpengaruhi oleh daerah sekitarnya. Pada masa 3000–500 Sebelum
Masehi, Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang di kemudian
hari menikah dengan penduduk Indigenous. Pada 1000 Sebelum Masehi pernikahan silang masih
terjadi dengan penduduk migrant Indo-Arian dari Asia Selatan, subsuku ini dari India. Alhasil,
masuknya para pendatang dari India dan menyebarkan agama Hindu ke seluruh kepulauan.
Pada abad XIII, pedagang muslim dari Gujarat dan Persia mulai mengunjungi Indonesia
melakukan perdagangan. Bersamaan dengan berdagang, penduduk Gujarat dan Arab melakukan
penyebaran agama Islam ke wilayah sekitar. Selanjutnya di tahun 1511, Portugis tiba di
Indonesia. Awalnya kedatangan Portugis bertujuan untuk mencari rempah, namun lambat laun
mereka juga menyebarkan agama Kristen. Serentetan perjalanan sejarah ini menghasilkan lebih
dari lima puluh kelompok suku bangsa di Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke yang
terdiri atas suku Jawa, Sunda, Minangkabau, Bugis, Batak, Bali, Ambon, Dayak, Sasak, Aceh,
dan lain-lain.
1. memiliki mana keindahan yaitu keberagaman menjadi seni dan kekayaan bangsa yang
melimpah ruah sehingga dijuluki Zamrud Khatulistiwa,
2. Mengajarkan untuk saling bertoleransi
3. Mempersatu bangsa, dengan adanya keberagaman memiliki makna walaupun berbeda-
beda tetap satu (bhineka tunggal ika)
4. Mendorong kecerdasan berbahasa mengingat begitu banyaknya suku yang tak ada
satupun yang sama persis di Nusantara kita ini dan tidak semuanya fasih berbahasa
Indonesia sehingga kita perlu harus bisa berbahasa suku mereka sebagai antisipasi
kenapa-kenapa satu hari nanti
5. Mendorong kecerdasan emosi, beretika & berakhlak
6. Mengajarkan setiap individu agar mampu beradaptasi dengan suatu lingkungan dengan
cepat
7. Mengajari kita untuk tetap selalu menjaga & setia terhadap negeri; dan jangan pernah
sekalipun mencoba menjual salah 1 isinya dalam bentuk apapun itu demi lestarinya
negeri.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) sebagai
konstitusi negara telah mengamanatkan pemajuan budaya dalam Pasal 32 ayat (1): “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
Berangkat dari amanat tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan (selanjutnya disebut UU Pemajuan Kebudayaan) yang disahkan pada
tanggal 24 Mei 2017 dan diundangkan pada tanggal 29 Mei 2017. Ada beberapa poin penting
yang perlu diketahui masyarakat Indonesia terkait dengan diundangkannya Undang-Undang baru
ini, salah satunya adalah Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu sebagai salah satu upaya
perlindungan. Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu menurut Pasal 1 Angka 12 Undang-
Undang Pemajuan Kebudayaan adalah sistem data utama Kebudayaan yang mengintegrasikan
seluruh data Kebudayaan dari berbagai sumber. Isinya terkait dengan objek kemajuan
kebudayaan, sumber daya manusia kebudayaan, lembaga kebudayaan, pranata, sarana dan
prasarana serta data lain terkait kebudayaan.
a) Warisan yang memiliki batasan jelas, berbentuk atau berwujud, dan dibuat secara
sengaja oleh manusia.
b) Warisan yang berbentuk atau berwujud tetapi tidak ada campur tangan manusia atau
terbentuk secara alami.
c) Warisan tersebut memiliki nilai religius, spiritual, budaya, seni, ataupun nilai-nilai
kehidupan.
Apabila disimpulkan maka berikut alur penilaian dan kriteria oleh UNESCO dalam
menetapkan suatu warisan atau kebudayaan dapat diakui sebagai warisan budaya dunia,
diantaranya:
1) Negara melakukan proses pengajuan suatu warisan, kebudayaan, situs, dll kepada
UNESCO melaluiprosedur yang sudah ditentukan
2) UNESCO akan memberikan klasifikasi terhadap suatu warisan atau kebudayaan,
yaitu apakah berwujud atau tidak berwujud. Apakah warisan budaya atau warisan
alam.
3) Apabila berwujud maka harus memiliki batasan yang jelas, memilikibentuk,
memiliki wujud, dan memiliki nilai. UNESCO akan melihat juga apakah benda
tersebut hasil buatan manusia, atau tidak ada campur tangan manusia sama sekali
dengan kata lain murni buatan alam
4) Apabila tidak berwujud (misalnya berbentuk sistem) maka harus memiliki nilai
yang bisa dinilai, baik itu nilai budaya, nilai religius, nilai spiritual, nilai seni,
dan sebagainya.
5) Nilai yang utama yang dilihat oleh UNESCO adalah nilai-nilai universal yang luar
biasa atau disebut sebagai universal outstanding values.
6) UNESCO melihat aspek sejarah, aspek budaya, aspek sosial, aspek religius, dan
lain sebagainya. Semakin banyak aspek yang terkandung maka semakin besar
peluangnya untuk dijadikan warisan budaya dunia
7) UNESCO melihat manfaat dan dampak yang diterima oleh masyarakat dan generasi
berikutnya
8) UNESCO melihat kapasitas ancaman baik itu ancaman secara langsung maupun
tidak langsung terhadap suatu warisan atau kebudayaan
9) UNESCO melakukan penilaian terhadap berkas pengajuan yang diusahakan oleh negara
yang mengajukan. Penilaian tidak hanya secara akademis ataupun untuk kepentingan
ilmu pengetahuan, tetapi secara rasional.
Dalam Konvensi Warisan Dunia 1972, yang disebut sebagai warisan budaya dunia
adalah suatu monumen, bangunan, arca, prasasti, lukisan besar, bangunan purbakala, dan
lain sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, UNESCO mulai membagi dan
memperjelas berbagai jenis daripada warisan budaya menjadi lebih detail. Lebih lanjut
UNESCO mendorong perlindungan dan pelestarian warisan budaya dan alam di seluruh
dunia untuk dapat memberi manfaat bagi manusia. Objek utamanya meliputi identifikasi,
pelestarian, memperkenalkan, dan transisi untuk generasi yang akan datang.
6. Jelaskanlah pengertian dari Elit Moderen dan Elit Tradisional! Bagaimanakah kedua
golongan ini muncul di Indonesia?
Golongan elite tradisional itu termasuk mereka yang berhasil menjadi pemimpin
berdasarkan adat istiadat, pewaris atau budaya lama. Elite ini tidak seharusnya statis
dan tidak bertentangan dengan kemajuan barat, kuasa elite tersebut berdasarkan tradisi,
keluargadan agama. Elite tradisional termasuk pemimpin agama, golongan elit tradisional,
tuan tanah dan orang-orang dari kawasan yang telah diberi hak istimewa oleh
pemerintah kolonial.
Elit modern merupakan golongan pribumi Indonesia yang pada dasarnya adalah orang –
orang yang menerima perubahan kebudayaan serta pemikiran dari Barat. Perubahan budaya
tradisional ke arah budaya modern ini merupakan pengaruh atau konsekwensi dari invention
dan akulturasi yang dilakukan orang Eropa dengan orang Pribumi. Salah satu tonggak
perubahan budaya pribumi Indonesia adalah dikeluarkannya kebijakan politik etis
khususnya bidang pendidikan. Sistem pendidikan Barat yang diperkenalkan pada rakyat
pribumi telah membuka wawasan dan peluang pikiran elit tradisional terpengaruh pemikiran
Barat. Pemikiran Barat disini adalah berupa ide – ide kebebasan, memperoleh hak hidup,
nasionalisme dan persatuan daerah Indonesia
Analisa dari Marx berkaitan dengan menjelaskan dan memprediksi aspek-aspek dari dunia
sosial beserta perubahan dalam struktur sosial dan proses yang mengikutinya. Beberapa
konsep dari Marx antara lain kelas yang merupakan kumpulan orang yang berada dalam
posisi yang sama, di mana dalam suatu proses produksi, kelas dapat terbagi dalam kelas
pemilik modal dan kelas pekerja. Pada dasarnya adanya pembagian kelas akan mengarah
pada suatu eksploitasi antara kelas penguasa dan kelas yang dikuasai baik dalam aspek
ekonomi maupun aspek politik. Sedangkan konsep negara bagi Marx adalah sarana bagi
kelas penguasa untuk dapat memiliki kekuasaan dan kekuatan sah untuk memaksa
masyarakat agar patuh dan mengatasi perselisihan yang timbul. Konsep Historical
Materalismdan Dialectic Materialism merupakan ideology utama yang melahirkan konsep
kelas, hubungan antara kelas dan perjuangan kelas dalam gagasan pemikiran Marx.
Menurut Karl Marx Pelaku utama dalam perubahan sosial bukanlah individu tertentu, tetapi
kelas-kelas sosial. Bukan hanya kelas sosial apa yang ditemukan, tetapi struktur kekuasaan yang
ada dalam kelas sosial tersebut. Menurut Marx, dalam kelas-kelas ada yang berkuasa dan yang
dikuasai. Dalam masyarakat kapitalis terdiri dari tiga kelas yang diantaranya adalah
Dengan adanya kelas-kelas itu terjadi adanya keterasingan pekerjaan karena orang-orang yang
bekerja berbeda dalam kelas, yaitu kelas buruh dan kelas majikan. Kelas para majikan memiliki
alat-alat produksi, pabrik, mesin dan tanah. Sedangkan kaum buruh bekerja dan terpaksa menjual
tenaganya mereka kepada para majikan karena tidak memiliki sarana dan prasarana. Oleh karena
itu, hasil dari pekerjaan itu bukan lagi milik para pekerja tetapi juga milik para majikan. Jadi,
dalam masyarakat kapitalis ada dua kelas yang saling membutuhkan dan saling bergantung, yaitu
kelas buruh dan kelas kaum pemilik. Kaum buruh hanya dapat bekerja jika ada pemilik yang
membuka lapangan pekerjaan. Dan para majikan hanya mendapat keuntungan jika para pekerja
berkerja di tempatnya karena mereka yang beruntung mempunyai alat-alat produksi. Tetapi
saling ketergantungan itu tidak terlalu adil khususnya bagi buruh karena kaum buruh tidak dapat
hidup apabila tidak mendapat pekerjaan, sedangkan majikan walaupun tidak mendapat
pendapatan karena tidak mempunyai para pekerja, tetapi mereka masih bisa hidup dari modal
dan keuntungan yang dikumpulkan selama pabriknya berjalan dan ia pun masih bisa menjual
pabriknya bila perlu. Dengan adanya anggapan seperti itu, bahwa kelas pemilik adalah kelas
yang kuat dan para pekerja adalah kelas yang lemah.
Keuntungan yang diperoleh dari kelas atas dari kedudukan itu adalah bahwa mereka tidak perlu
bekerja sendiri, karena dapat hidup dari keuntungan yang didapat dari para buruh yang bekerja.
Hubungan antara kelas atas dan kelas bawah adalah suatu hubungan kekuasaan dengan tujuan
kaum buruh agar tetap bekerja untuk kepentingan para majikan dengan cara menggunakan
tenaga dari buruh. Karena itu, kelas atas adalah kelas penindas bagi kelas bawah.
Menurut Marx, Pertentangan antara kelas atas dan kelas bawah bukan karena adanya perasaan iri
atau egois, tetapi karena adanya kepentingan yang obyektif. Kelas majikan yang menginginkan
keuntungan sebanyak-banyak dalam sebuah persaingan bebas, sehingga kelas majikan ingin
membiayai kelas buruh dengan serendah mungkin. Dan sebaliknya, buruh ingin mendapatkan
upah sebanyak-banyaknya dan mengurangi jam kerja serta ingin mengusai pabrik-pabrik tempat
mereka bekerja. Di saat kelas majikan melemah dalam arti sudah tidak mampu menguasai
ekonominya dan di saat itu lah kelas buruh semakin mampu mengusai kepentingan mereka,
sehingga terjadi revolusi dan hak milik pribadi dari kelas buruh dapat terhapuskan.
1. bahwa peran ekonomi dan peran kekuasaan yang penting karena kepentingan mereka
sangat ditentukan oleh kekdudukan mereka masing-masing.
2. kelas atas tidak menginginkan adanya perubahan karena kelas atas sudah mantap dan
mampan dengan dengan harta yang dimiliki, sehingga kelas atas secara langsung tetap
mempertahankan statusnya sebagai kelas atas. Sebaliknya, kelas bawah sangat
menginginklan perubahan karena meraka tertindas dan perubahan atau revolusi
merupakan jalan satu-satunya agar mereka bisa lebih maju.
3. kelas bawah yang sudah lama tertindas mempunyai keinginan untuk menaklukan kelas
atas,sebaliknya kelas atas akan tetap mempertahankan peran kekuasaannya sebagai kelas
atas. Karena itu, perubahan sosial akan hanya dapat tercapai dengan jalan revolusi.
b. Faktor eksternal
1. Berkembangnya Berbagai Paham Baru
Paham-paham baru seperti Pan-Islamisme, Liberalisme, Sosialisme, serta Komunisme
menjadi salah satu pendorongh pergerakan nasionalisme di Indonesia. Paham-paham
tersebut mengarjarkan bagaimana langkah-langkah memperbaiki kondisi kehidupan bangsa
Indonesia dengan penagruhnya dalam berbagai organisasi pergerakan nasional Indonesia,
baik yang di daerah maupun di kota-kota besar.
2. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan
Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah membawa
kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan
kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia
melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan
Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit
melawan bangsa asing di negerinya.
1) Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga
membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus
korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat
Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan. Contoh
yang kurang baik yang diperlihatkan generasi tua yang cenderung mementingkan
kepentingan pribadi dan golongan daripada kepentingan bangsa dan negara. Oknum
pejabat negara dari kaum tua yang memperlihatkan contoh sikap tidak disiplin dan rasa
tanggung jawab terhadap lingkungan negaranya, seperti korupsi, penggelapan uang
negara dan penyalahgunaan jabatan membuat generasi muda kecewa terhadap kinerja
pemerintah
2) Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan
patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru
yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.
3) Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa,
telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang
ada hanya sifat malas, egois dan, emosional.
4) Generasi muda sekarang lebih cenderung mengikuti budaya barat yang sangat jauh
perbandingannya dengan norma dan adat istiadat bangsa kita. Mereka malu
menggunakan produk lokal karena mereka menganggap produk lokal tidak mengikuti
perkembangan zaman. Di samping itu, perilaku yang sangat menonjol dari kalangan
pelajar adalah suka begadang, penyalahgunaan Narkoba (termasuk ngelem), pergaulan
bebas yang pada gilirannya seks bebas, tawuran yang kadang kala memakan korban
nyawa.
5) Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan,
membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
6) Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya,
membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan
bangsa.
7) Semakin minimnya pemahaman mereka terhadap budaya dan sejarah bangsanya.
Generasi muda sekarang lebih cenderung meniru budaya luar dan mereka merasa bangga
dengan budaya bangsa lain. Kita lihat saja di kalangan pelajar kita yang demam drama
Korea, mulai dari model pakaian, rambut, sepatu, film, nyanyian dan kecantikan,
semuanya meniru budaya Korea. Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral
pemuda. Mereka lebih memilih kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan
kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para pemuda lebih memilih memakai pakaian-
pakaian minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju
yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia.
8) Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yang memberikan dampak pada
kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham libelarisme, seperti sikap individualisme
yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap
acuh tak acuh pada pemerintahan.
karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada
bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.
Jadi, karakter merupakan suatu nilai dasar yang tertanam dan yang dimiliki oleh setiap
individu yang digunakan sebagai pondasi diri untuk melalukan tindakan baik yang sesuai
dengan norma-norma di masyarakat. Pendidikan karakter merupakan pendidikan ihwal karakter,
atau pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam tiga ranah cipta, rasa dan karsa.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu
dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi pada setiap satuan pendidikan. Melalui
pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-
nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari
Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-
nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.
Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral
dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-
menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik.Pendidikan karakter dilakukan
melalui pendidikan nilai-nilai atau kebijakan yang menjadi dasar karakter bangsa. Kebijakan
yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Adapun 18 nilai-nilai
karakter yang harus Nilai Pola sikap Pola tingkah laku Kepribadian seseorang/kelompok
dikembangkan di sekolah dan menentukan keberhasilan pendidikan karakter sebagai berikut.
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yangdianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hiduprukun dengan pemeluk
agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orangyang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagaiketentuan dan
peraturan.
5. Kerjas Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasiberbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasilbaru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalammenyelesaikan
tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dankewajiban dirinya dan
orang lain.
9. Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebihmendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dandidengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkankepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dankelompoknya
11. Cinta tanah air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkunganfisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkansesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, sertamenghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan
orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasasenang dan aman
atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yangmemberikan
kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan padalingkungan alam
di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upayauntuk memperbaikikerusakan alam
yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang laindan masyarakat
yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dankewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,masyarakat, lingkungan (alam, sosial
dan budaya), negara dan TuhanYang Maha Esa.