Dokumen Indikator Destana Wonocoyo Kec Panggul Kab Trenggalek TH 2022
Dokumen Indikator Destana Wonocoyo Kec Panggul Kab Trenggalek TH 2022
A. Latar Belakang
Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana
yang sangat tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kondisi
alam terseut serta adanya keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia
menyebabkan timbulnya risiko terjadinya bencana alam, bencana ulah manusia
dan kedaruratan kompleks, meskipun disisi lain juga kaya akan sumberdaya alam.
Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi
(gempabumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hydrometeorologi
(banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), bencana akibat faktor biologi
(wabah penyakit manusia, penyakit tanaman/ternak, hama tanaman) serta
kegagalan teknologi (kecelakan industri, kecelakaan transportasi, radiasi nuklir,
pencemaran bahan kimia).
Bencana akibat ulah manusia terkait dengan konflik antar manusia akibat
perebutan sumberdaya yang terbatas, alasan ideologi, religius serta politik.
Sedangkan kedaruratan kompleks merupakan kombinasi dari situasi bencana pada
suatu daerah konflik.
Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut memerlukan suatu
penataan atau perencanaan yang matang dalam penanggulangannya, sehingga
dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu.
Kerumitan permasalahan bencana tersebut juga memerlukan suatu rencana
penanggulangan bencana yang sistematis, terarah dan terpadu. Penyusunan
Rencana Penanggulangan Bencana ini bertujuan memenuhi kebutuhan rencana
penanggulangan bencana di Desa Wonocoyo sebagai upaya penanggulangan
bencana yang matang.
Upaya ini merupakan perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana pada pasal 35 dan 36 yang menegaskan
bahwa setiap daerah dalam upaya penanggulangan bencana, (diawali dari)
mempunyai perencanaan penanggulangan bencana. Amanat tersebut kemudian di
jabarkan secara lebih rinci dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Teknis penyusunan rencana
penanggulangan bencana termuat dalam PERKA BNPB Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana dan PERKA
BNPB Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.
Dalam konteks komunitas Desa/Kelurahan upaya membangun ketangguhan
berbasis masyarakat juga diwujudkan dengan pengembangan Desa Tangguh.
Pengembangan Desa Tangguh ini juga merupakan perwujudan Undang-Undang
Nomor 24 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Untuk mengayomi
pengembangan Desa Tangguh ini BNBP telah mengeluarkan pedoman-pedoman
teknis melalui Perka Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.
Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk
memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana yang melanda. Potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan
tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini
dilihat dari potensi jumlah jiwa yang terpapar, kerugian harta benda, dan
kerusakan lingkungan.
JAWA TIMUR
Kab.
Ponorogo
Akses jalan menuju desa Wonocoyo dari Trenggalek melewati jalan raya
Panggul dan Jalan Panggul-Panggul ditempuh melalui jalan darat
menggunakan roda 4 atau 2 dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam.
Sedangkan keberadaan kantor kecamatan Panggul berada di desa Wonocoyo
ini.
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Wonocoyo seperti lazimnya
masyarakat Trenggalek merupakan “Kultur Mataraman” dimana dicirikan gaya
logat mataraman, menjunjung etika sopan santun dan sering menggunakan
bahasa simbolik dalam menyampaikan maksudnya, menjalankan ritual
keagamaan dengan balutan tradisi Jawa yang unik. kesenian khasnya dicirikan
dengan wayang kulit gagrak Mataraman serta yang khas untuk daerah
Trenggalek seperti jaranan.
Kehidupan masyarakat di desa Wonocoyo sangat sangat dipengaruhi kondisi
geografis di lereng pegunungan serta dekat dengan pesisi pantai. Meskipun
dekat dengan pantai, tetapi bisa dikatakan mayoritas penduduk masih
mengandalkan penghidupannya dari sektor pertanian. Selain itu, budaya Islam
sangat kuat melatarbelakangi kehidupan sehari-hari masyarakat Desa
Wonocoyo, sebagai agama yang mayoritas dianut. Masyarakat Desa Wonocoyo
mayoritas merupakan pengikut NU dimana kegiatan keagamaan cukup
mewarnai kehidupan di Desa Wonocoyo seperti kegiatan pengajian, tahlilan,
dsb.
Dalam rangka memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di
Desa Wonocoyo terbagi dalam 4 (Empat) dusun yang masing-masing terbagi
lagi menjadi keseluruhan 12 Rukun Warga (RW) dan 44 Rukun Tetangga (RT).
Wilayah dusunnya: Dusun Wonocoyo Utara, Dusun Woncoyo Selatan, Dusun
Karang dan Dusun Bendogolor
Dusun Karang sebagai dusun pertama dari akses jalan masuk utama Desa
Wonocoyo merupakan kawasan pusat ibukota kecamatan Panggul. Dusun
karang sebagai tempat bisnis seperti pehotelan, kolam renang dan masyarakat
yang mengembangkan binis lele. Di jalan utama ini terdapat kompleks
petokoan dan pusat perdagangan yang cukup ramai.
Masyarakat dusun karang mayoritas memiliki usaha di bidang
perdagangan, pertanian serta peternakan. Budidaya padi di persawahan
menjadi komoditas utama di sektor pertanian selain juga di tanaman cengkih
dan kelapa di sektor perkebunan. Sebagian warga di dukuh Krajan juga
mendirikan usaha menengah kecil contohnya usaha warung kuliner, kios-
kios dan mendirikan toko-toko kecil yang menjual berbagai kebutuhan.
Dusun kedua, dusun Wonocoyo Utara sebagai sentra bisnis, dekat dengan
pusat bisnis terutama Pasar Wage, terminal janggolan (istilah mobil umum
yang mengangkut pedagang ataupun orang Panggul yang mau dan menuju
Trenggalek ataupun Panggul), puskesmas, perbangkan dan Kompleks
perkantoran. Dusun ini terbagi dalam kawasan yakni kawasan pemukiman,
persawahan, daerah aliran sungai, kawasan peternakan, tegalan serta kawasan
perdagangan. Di dusun ini juga menjadi lokasi pembuatan tempat pengolahan
sampah terpadu yang dikelola oleh BUMDES.
3. Orbitrasi
5. Sejarah Desa
Kyai Onggo merupakan orang pertama yang menjadi babad Kecamatan
Panggul. Panggul dalam bahasa jawa merupakan singkatan Panggonan
Ingkang Unggul yang memiliki arti tempat yang unggul. Dahulu terdapat pohon
besar dimana sekitarnya dijadikan pemukiman. Kyai Onggo berasal dari
kerajaan Mataram. Beliau memiliki peran terhadap kehidupan masyarakat
Panggul terlebih kepada masyarakat pesisir laut yang memiliki kebiasaan
melakukan santet. Kyai Onggo pernah menantang dusukn di pesisir untuk
membuktikan melawan kekuatan penunggu laut sampai akhirnya dukun
tersebut terpental.
Desa Wonocoyo sendiri menurut kepercayaan masyarakat setempat artinya
pemberi cahaya. Desa ini didirikan oleh Kyai Onggo karena diharapkan memberi
cahaya kebaikan kepada orang-orang dengan siar Islam. Salah satu pusat
dukun di Wonocoyo adalah dusun Bendogolor yang memiliki pohon besar
sebagai tempat sakral masyarakat. Dukun di pesisir pantai, salah satunya
pantai Kili-Kili memiliki kebiasaan melakukan santet dan menerima bantuan
dengan penunggu pantai selatan yang salah satunya bernama Klenting Kuning.
Dukun tersebut membaca mantra dalam bahasa jawa yang mantra ini menjadi
cikal bakal untuk membantai penyu dan hanay dilakukan oleh pembantai penyu
di Bendogolor.
Selanjutnya, diperkirakan tahun 1900 wilayah kecil di teluk Panggul yang
saat ini terdapat kawasan pinggiran pantai dengan dua desa yang saling
berdekatan, yaitu Desa Karang dan Desa Wonocoyo. Sesudah tahun 1900an
san sebelum tahun 1922 keberadaan desa tersebut disebut dengan desa
Karang. Desa tersebut, sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di
tempat yang masih rimbun dengan pepohonan yang tinggi-tinggi serta semak
belukar. Desa Karang dibagi menjadi 4 Kasunan atau sebutannya sebagai
Kamituanan, antara lain:
a. Dusun Karang
b. Dusun Kepuh
c. Dusun Pucang Ombo (disebut Pucang Ombo dikarenakan dahulu
terdapat kebun kacang yang luas
d. Dusun Pelang, yang dahulu kala tokohnya terkenal dengan Mba
Bayan Jayan Sari dan mempunyai kerbau yang tanduknya sepanjang
I meter, tapi kerbau tersebut gila/edan dan akhirnya ditembak mati
oleh pihak keamanan.
Pada saat itu, dusun Karang dikepalai oleh seorang tetua yakni Mbah Wiryo
Taruno. Setelah Mbah Wiryo Taruno berhenti, digantikan oleh Adi Taruno putra
dari Wiryo Taruno. Demang Adi Taruno memimpin Dusun Karang sampai tahun
1922.
Pada tahun yang sama, diperkirakan tahun 1900 sampai dengan tahun 1922
ada sebuah desa yang berdekatan dengan desa Karang, yaitu Desa Wonocoyo
yang terdiri dari 2 Kasunan / Kamituanan, yaitu Dusun Wonocoyo Krajan dan
Dusun Bendogolor. Dusun Wonocoyo Krajan terletak di wilayah Kawedanan
seperti jaman kerajaan kecil. Sedangkan Dusun Bendogolor terletak di dekat
pinggiran pantai laut selatan. Disebut Dusun Bendogolor, karena di wilayah itu
terdapat banyak pohon Bendo.
Pada masa itu, Desa Wonocoyo di Demangi oleh oleh seseorang yang sakti
yang bernama Buyut Mangil. Demang ini suka bersemedi untuk perluasan
pedukuhan dengan cara “ mbabat alas “, yaitu membuka tempat – tempat yang
masih rimbun dan angker. Lama kelamaan, desa itu semakin ramai dan setelah
lanjut usia, beliau diganti oleh putranya yang bernama Demang Karyo Sudiro.
Pada masa pemerintahannya, Demang Karto Sudiro menjalankan tugasnya
sebagai seorang kepala desa dengan baik. Beliau berhenti pada tahun 1922
karena usianya yang sudah tua.
Pada tahun itu dua desa, yaitu Desa Karang dan Desa Wonocoyo mendapat
perintah dari atasan untuk menyatukan dua Desa itu guna mempermudah
pelayanan administrasi dan menjalankan sistem pemerintahan. Kemudian
diadakanlah rembug desa intinya bahwa dua desa itu bersepakat untuk
digabung menjadi satu desa. Setelah rembug desa itu, mereka mengadakan
pilihan calon Demang yang nantinya akan memimpin desa baru, yaitu Desa
Wonocoyo. Pemilihan itu memunculkan 2 orang calon demang, yaitu :
Buyut Joyo Taruno dari Desa Wonocoyo
Buyut Karyo Sudiro dari Desa Karang
Pilihan itu diadakan dengan cara voting. Secara berkelompok, para
pendukung berbaris di belakang calon / jago masing – masing dan ternyata
yang paling banyak pendukungnya adalah Buyut Karyo Sudiro dari Desa
Karang.
Setelah pemilihan selesai, maka desa yang baru, yaitu Desa Wonocoyo
dipimpin oleh seorang Demang yang bernama Demang Karyo Sudiro. Semenjak
dipimpin oleh Demang Karyo Sudiro, pemerintahan desa berjalan dengan baik,
saling menghormati dan saling membenahi satu sama lain. Warga masyarakat
juga bisa menjaga kerukunan dan gotong royong. Namun sayang pada masa
itu Indonesia masih dijajah oleh Belanda dan berganti Jepang, sehingga
masyarakat desa masih terkekang karena adanya pengaruh pemerintahan
Jepang yang sangat kuat. Setelah menginjak tahun 1945, Demang Karyo Sudiro
berhenti dari jabatannya, yang juga bersamaan dengan merdekanya Negara
Indonesia.
Pada tahun 1945 itu, Desa Wonocoyo mengadakan pilihan yang kedua
untuk memperebutkan kursi kepala desa. Dan para jagonya adalah :
Amir Karto Atmojo dari Dusun Karang
Karjan dari anggota kepolisian Dusun Karang
Muhyi Carik dari Dusun Krajan Lor / Utara
Setelah pemilihan selesai, yang terpilih menjadi kepala desa adalah Bpk.
Amir Karto Atmojo dari Dusun Karang. Semasa pemerintahannya, ia menjaga
teguh kedisiplinan, adil dan bijaksana dalam mengemban tugas menata
pemerintahan dan mengabdi kepada masyarakat dan negara.
Menginjak tahun 1973, Bpk. Amir Karto Atmojo memutuskan berhenti dari
jabatannya sebagai kepala desa karena usianya sudah tua, dan jabatan itu
diganti oleh Bpk. Suro ((careteker) dengan tidak melalui proses pemilihan
karena beliau mendapat tugas sebagai kepala desa itu dari unsur Satpol PP di
Kecamatan. Setelah 4 tahun sebagai kepala desa, Bpk. Suro berhenti dari
jabatannya pada tahun 1977.
Pada tahun 1977 itu, pilihan kepala desa dilakukan dengan cara dipilih
langsung oleh masyarakat lagi. Para calonnya adalah :
Sayuti dari Kamituwo Bendogolor
Muslih dari Kamituwo Karang
Samuri dari Kamituwo Wonocoyo Utara / Uceng
Daris dari Kehutanan
Diantara ke-4 calon, yang terpilih menjadi kepala desa Wonocoyo adalah
Bpk. Sayuti dari Kamituwo Bendogolor. Beliau menjabat sebagai kepala desa
selama 13 tahun atau sampai tahun 1990. Setelah itu, jabatan kepala desa
diganti oleh Bapak Sutjipto yang juga melewati proses pilihan langsung. Beliau
menjabat selama dua periode ( 16 tahun ) dan berhenti pada tahun 2006. Dan
akhirnya, dengan juga melewati proses pilihan langsung, jabatan kepala desa
dipegang oleh Bapak Sasmito Hadi Waluyo hingga tahun 2013.
Adalah seorang mantan anggota DPRD Kabupaten Trenggalek, Didik
Herkunadi yang kemudian menduduki jabatan Kepala Desa Wonocoyo hingga
sekarang setelah Sasmito Hadi Waluyo purna tugas.
Tabel. Sejarah Kepala Desa Wonocoyo
Tahun
No. Nama
Memerintah
- Desa Karang : Demang Wiryo Taruno
diteruskan Demang Adi Taruno)
1 1900 - 1922
- Desa Wonocoyo : Buyut Mangil
Diteruskan Demang Karyo Sudiro
2 Buyut Karyo Sudiro 1922 - 1945
3 Amir Karto Atmojo 1945 - 1973
4 Suro 1973 - 1977
5 Sayuti 1977 - 1990
6 Sucipto 1990 - 2006
7 Sasmito Hadi Waluyo 2006 - 2013
8 Didik Herkunadi 2013 - Sekarang
Sumber: Profil Desa Wonocoyo 2022
6. Topografi
Topografi umum Desa Wonocoyo, merupakan dataran yang dikelilingi oleh
pegunungan dan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Wilayah
Wonocoyo termasuk daerah luaran hutan dimana wilayah hutannya merupakan
kawasan tanaman keras seperti pinus, karet, cengkih dan tananaman produksi
lainnya. Khusus untuk cengkeh banyak terdapat di pinggiran hutan yang
menjadi salah satu komoditas unggulan masyarakat setempat. Keadaan
bentang alamnya yang merupakan dataran daerah hilir yang mana dilalui oleh
dua sungai yakni sungai Gedangan dan Sungai Tengah. Sebagai daerah dataran
rendah, desa Woncoyo memiliki lahan persawahan yang luas dengan keadaan
tanah yang subur. Kondisi tanahnya sebagian besar berwarna hitam dan
tekstur tanah lempungan.
Kondisi iklim di Desa Wonocoyo seperti halnya di Kecamatan Panggul
umumnya termasuk berhawa tropis sedang yang mendukung mayoritas
matapencaharian penduduk di bidang pertanian dengan komoditas andalan
untuk tanaman pangan berupa padi.
Tinggi tempat dari permukaan laut : 10,4 mdpl
Bentang wilayah : dataran
Topografi : dataran rendah
7. Luas Tanah Desa
Wilayah Desa Wonocoyo yang terdiri dari 4 ( Dusun ) Dusun tersebut
masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun (Kepala
Dusun) ini menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas dari
desa. Luas Wilayah desa Woncoyo adalah 882,27 Ha merupakan daerah
dataran yang berada di luar areal hutan. Areal persawahan di Desa berupa
lahan pertanian itigasi dengan hasil utama berupa padi. Dalam setahun
budidaya padi bisa mencapai 2 sd 3 kali tanam.
Tingkat pendidikan dasar di desa Wonocoyo yang sudah cukup tinggi tidak
terlepas dari dukungan prasarana pendidikan yang memadai. Prasarana
pendidikan di desa Wonocoyo tersedia dari jenjang TK, pendidikan dasar damai
pendidikan lanjutan setingkat sekolah menengah atas.
Tabel Prasaraana dan Sarana Pendidik Desa Woncoyo
Jenis ketersediaan Jumlah
Gedung SMA/Sederajat 1 unit
Gedung SMP/Sederajat 3 unit
Gedung SD/Sederajat 3 unit
Gedung TK 3 unit
Perpustakaan desa/kelurahan 1 unit
Sumber: Profil Desa Wonocoyo 2021
9. Demografi Desa
Secara demografi Desa Wonocoyo dengan perbandingan luasan dan total
penduduk mencapai 6362 jiwa tersebut mencapai kepadatan 971 Jiwa/per km2
yang menyebar di 4 dusun terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3.315 orang
- Jumlah perempuan : 3.283 orang
- Jumlah KK : 2.361 KK
Tabel produksi buah-buahan dan hasil Tabel produksi tanaman pangan desa
perkebunan desa Wonocoyo Wonocoyo
Komoditas Luas Produksi Komoditas Luas Produksi
Panen Panen
Rambutan 4 ha 4 ton Padi sawah 680 ha 5.984 ton
Pisang 10 ha 90 ton Padi ladang 53,16 ha 239,22 ton
Mangga 9 ha 108 ton Kacang kedelai 125 ha 187,5 ton
Kelapa 37,24 ha 521,37 ton Jagung 60 ha 144 ton
Sumber : Profil desa Wonocoyo 2021 (prodeskel Sumber : Profil desa Wonocoyo 2021 (prodeskel
kemendagri) kemendagri)
1 BANJIR 49 48 50 23 28
2 TANAH LONGSOR 90 91 53 90 84
3 TANAH GERAK 7 12 5 1 3
4 GEMPA BUMI 27 15 24 15 37
5 ANGIN KENCANG 36 20 57 29 33
6 KARHUTLA 13 7 36 0 0
7 KEKERINGAN 38 43 66 5 2
Dengan kondisi geografis desa Wonocoyo, kejadian banjir dan banjir rob
menjadi ancaman musiman. Selain itu dengan dengan perubahan iklim serta
adanya alih fungsi lahan menjadikan kejadian cuaca ekstrim yang berpengaruh
pada kejadian angin kencang serta surutnya sumber mata air. Kondisi perubahan
iklim juga mengakibatkan terganggunya ekosistem yang menyebabkan
merebaknya hama dan penyakit tanaman. Perubahan iklim yang mempengaruhi
ekosistem ini juga salah satunya menyebabkan merebaknya tikus sebagai akibat
berkurangnya musuh alami tikus seperti ular, burung hantu dan sebagainya.
Merebaknya hama tikus ini bisa dikatakan menjadi ancaman musiman bagi
masyarakat Wonocoyo yang mayotitas di sektor pertanian.
Karena letak desa Wonocoyo yang berada di lereng Pegunungan, daerah aliran
sungai bagian hilir serta berbatasan langsung dengan laut Selatan (Samudra
Indonesia) sehingga memiliki multi ancaman dari banjir, air rob serta
kemungkinan terjadinya tsunami. Ancaman tsunami ini juga sudah dipetakan oleh
berbagai pihak termasuk BMKG dimana Wonocoyo termasuk wilayah risiko tinggi
apabila terjadi tsunami dengan ketinggian tertentu.
Selain ancaman musiman, dalam sejarahnya, kejadian-kejadian bencana yang
berdampak di Desa Wonocoyo merekam kejadian “pagebluk” yang dalam bahasa
Indoensia berarti merebaknya wabah penyakit. “Pagebluk” ini dicirikan banyaknya
oang yang sakit dan meninggal meninggal dengan cepat..
Berikut ini informasi sejarah bencana di desa Wonocoyo, yang pernah terjadi
sampai dengan kurun waktu terakhir tahun 2021.
Tabel. Sejarah Bencana Desa Wonocoyo
Kejadian Akibat dan Dampak Sumber
No Tahun
Bencana Bencana Informasi
1. 1900 Berdirinya desa Terbentuknya awal mula Sesepuh desa
Wonocoyo pemerintah desa munggun
2. 1951 Banjir bandang Banyak harta benda yang Sesepuh desa
selasa legi hilang, sapi, kerbau
kambing, lahan pertanian
rusak, warga mengungsi
3. 1952 Terjadi Pagebluk, Wabah pes menjangkiti Sesepuh desa
wabah pes warga masyarakat desa
dan dilakukan
penyemprotan DDT di
rumah warha dan tempat
persembunyian sarang
tikus
4. 1965 Pegebluk - Krisis pangan Sesepuh desa
- Banyak warga yang sakit
5. 1990 Hujan pasir - Banyak tanaman pertanian Sesepuh desa
(erupsi gunung yang rusak
kelud) - Peternak kesulitan mencari
pakan (ini terjadi selama
45 hari dari tanggal 10
februari sd 13 maret 1990
6. 1997 Gempa - Bersamaan dengan Tokoh
pelaksaan pemilu masyarakat
- Kobran rumah mbah
Muridan rusak
7. 2000 Kekeringan - Sumber banyak yang Tokoh
mengering masyarakat
- Tanaman perkebunan dan
pertanian banyak yang
mati
- Kesulitan kebutuhan air
untuk rumah tangga
- Kesulitan menjari pakan
ternak
8. 2000- Kekeringan - Kesulitan kebutuhan air Tokoh
2021 untuk rumah tangga masyarakat
- Kesulitan menjari pakan
ternak
9. 2000 Angin puting - Banyak pohon yang Tokoh
sd beliung tumbang masyarakat
2021 - Atap rumah ada yang
rusak
10. 200a Tanah longsor di - Bangunan rumah retak Tokoh
Bendogolor menimpa rumah pak masyarakat
Sukatmin RT 41
Bendogolor
11. 2014 Tertutupnya - Kerusakan tanaman yang Tokoh
desa dengan abu mengakibatkan panen masyarakat
vulkanik dari menurun dan gagal panen
erupsi gunung
kelud yang
12. 2020 Wabah covid-19 - Perekonomian warga Tokoh
terganggu masyarakat
13. 2021 Wabah covid-19 - Banyak warga yang sakit Tokoh
- Beberapa warga meninggal masyarakat
dunia
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Wonocoyo tahun 2022
BAB II
CAPAIAN INDIKATOR DESA TANGGUH BENCANA
1. Penilaian Ancaman
KECEPATAN - ± 1 jam
HADIR
PERIODE Di musim penghujan
FREKUENSI - beberapa kali di musim penghujan
Keterangan
Tinggi : Ketika kapasitas yang dimiliki tidak mampu menghadapi/menyelesaikan kerentanan,
(T) kebutuhan sumberdaya dari luar lebih besar daripada sumberdaya yang ada.
Sedang : Ketika kapasitas yang dimiliki mampu belum sepenuhnya mampu
(S) menghadapi/menyelesaikan kerentanan, sehingga masih membutuhkan bantuan dari luar.
Rendah : Ketika kapasitas yang dimiliki sepenuhnya mampu menghadapi kerentanan dan tidak
(R) membutuhkan dukungan dari luar.
3. Pemetaan risiko bencana
3.1 Peta Rawan Banjir dan Banjir rob Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul,
Kabupaten Trenggalek
3.2 Peta Rawan Tsunami dan jalur evakuasi Desa Wonocoyo Kecamatan
Panggul, Kabupaten Trenggalek
B. Rencana Penanggulangan Bencana
1. Penetapan Kebijakan
Upaya pengurangan risiko bencana di Desa Wonocoyo Kecamatan Panggul
Kabupaten Trenggalek memerlukan landasan kebijakan-kebijakan strategis.
Diantaranya adalah dengan menetapkan aturan pengelolaan dan mekanisme,
kelembagaan, perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik
pada fase pra, saat dan setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai
prioritasnya. Rekomendasi kebijakan dituangkan dalam matrik rekap
rekomendasi di bagian bawah ini.
Penjelasan :
Lingkaran di tengah
merepresentasikan masyarakat
Desa Wonocoyo yang menjadi
pusat analisa.
Besar kecilnya lingkaran
menunjukkan besar kecilnya
pengaruh
lembaga/aktor/pemangku
kepentingan tersebut
Jarak antara lingkaran dengan
pusat lingkaran (Warga Desa
Wonocoyo) menunjukkan jauh
dekatnya (gab) relasi
hubungan yang ada.
Desa/Kec : Wonocoyo/Panggul
Kabupaten : Trengalek
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/ Keadaan / Harapan/ Fungsi Masalah/ Peran dalam
No
perkumpulan potensi Ideal Kendala PRB
1 Pemerintah - Kegiatan - Pemdes melayani - Wilayah yang - Koordinasi
Desa pemerintah Desa masyarakat dengan baik sangat luas, belum - Perencanaan
- Jumlah perangkat - Pelayanan cepat dan meratanya - Penganggaran
Desa 13 orang ( P tepat infrastruktur
= 2) , (L = 11). - Keterbukaan dalam - Pemeliharaan
- ATK ada lengkap anggaran/ infrastruktur yang
- Luas kantor penganggaran belum maksimal
500m2
Desa/Kec : Wonocoyo/Panggul
Kabupaten : Trengalek
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/ Keadaan / Harapan/ Fungsi Masalah/ Peran dalam
No
perkumpulan potensi Ideal Kendala PRB
2 Pemkab - 58 km jarak desa - Infrastruktur semua di - Banyak infra- - Koordinasi
Trenggalek dengn kabupaten willayah baik struktur yg rusak - Penganggaran
- Pelayanan masyarakat - Kurang validnya
cepat dan tepat. penerima bansos
- Banyakanya lapangan - Belum bisa membu-
pekerjaan ka lapangan kerja
- Munculnya pengusaha bagi masyarakat.
muda - Pengelolaan & pe-
- Memotivasi dan ngembangan pari-
memfasilitasi wisata yg kurang
pengembangan UMKM maksimal
- Belum berfungsi
dan terkoneksinya
Jalan lintas Selatan.
3 Pemerintah - Kegiatan - Pemerintah kecamatan - Belum optimalnya - Koordinasi
Kecamatan - Pemangku selalu mendukung dalam memberikan
Panggul kebijakan di kegiatan yg dilakukan pelatihan pada
wilayah desa perangkat desa
kecamatan - Melayani masyarakat
- Jarak dari desa 0 dengan baik
km - Memiliki program yang
keterpihakan kpd
masyarakat
- Keterbukaan anggaran
4 BPD Anggota 9 orang - Bisa membawa aspirasi - Kurangnya Koordinasi
(L=5), (P=4) masyarakat pemahaman
tupoksi BPD
- Kurang koordinasi
antara pemdes
dengan BPD
Kelompok Kesenian
Kelompok Sinoman
Relawan Destana
Kelompok ternak
Pemerintah Desa
Kader Kesehatan
Fase Kegiatan
Kelompok tani
Karang taruna
Dasawisma
Perhutani
Kader LH
BUMDES
RT/RW
Linmas
PDAM
3 Pilar
BPD
RSU
PKK
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v v v v v
saat tidak penanggulangan
terjadi bencana
bencana 2. Pengajuan RPB ke v v v v v v v v v v
(pencegahan, Musrembangdes
mitigasi, dan
3. Sosialisasi kesaaran v v v v v v v v v v v v v v v v v
peningkatan
bencana
kapasitas)
4. Penghijauan v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
5. Pengerukan sungai v v v v v v v
6. Pembiatan resapan v v v v v v v v v v v v v v v
7. Pembuatan tim siaga v v v v v v v v v v
bencana
8. Pelatihan Evakuasi & P3K v v v v v v v v v
9. Simulasi Bencana v v v v v v v v v v v v v v v v v
10. Pengolahan sampah v v V V v v v v V v v v v v v v v v v
11. Pengadaan alat v v v v v v v
komunikasi HT
12. Reboisasi dan penataan v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
lingkungan
13. Normalisasi sungai v v v v v v v
14. Pembuatan biopori
15. Pengadaan perlengkapan v v v v v v v v v
kebencanaan
16. Pengelolaan tabungan v v v v v v v v v v
siaga
17. Pengelolaan bank v v v v v v v v v v v
sampah
Pra Bencana, 1. Pengadaan alat & SOP v v v v v v v v v
saat terdapat Peringatan dini
potensi 2. Pemantauan bahaya v v v v v v v v v
bencana banjir
(kesiapsiagaan) 3. Pengadaan pos v v v v v v v v v
penjagaan
4. Sosialisasi kesiapsiagaan v v v v v v v v v v v v v v v v v v
bencana
5. Pengecekan alat v v v v v v v v v
peringatan dini dan
ujicoba SOP
6. Menyiapan SOP Evakuasi v v v v v v
& Identifikasi kebutuhan
pengungsian
Saat tanggap 1. Pengaktifan alat v v v v v v v v v
darurat peringatan dini
2. Melakukan evakuasi v v v v v v v v v
5. Mengamankan lokasi v v v v v v v v v
bencana
6. Menghidupkan/memberi v v v v v v v v v
kan/informasi woro-
woro/ lewat HT,
kentongan, HP
7. Melakukan evakuasi v v v v v v v v v
8. Mengaktifkan pos v v v v v v v v v
pengungsian
9. Melakukan kajian v v v v v v v v v
kerugian
10. Pengelolaan lokasi v v v v v v v v v
pengungsian
11. Pengamanan lokasi v v v v v v v v v
bencana
Pasca bencana 1. Sosialisasi pemulihan v v v
trauma
2. Pemulihan aktivitas v v v v v v v v v v v v v v v v V v v v
3. Rehabilitasi dan v v v v v v v v v v v v v v v v V v v v
rekonstruksi
4. Sosialisasi tentang v v v v v v v v v v v
pemulihan mental
Kelompok petambak
Pokmas Wonocoyo
Kelompok Peternak
Kelompok kesenian
Relawan Destana
Pemerintah Desa
Kader kesehatan
Fase Kegiatan
Kelompok Tani
Karang taruna
Jamaah Yasin
Puskesmas
Kader LH
Bumdes
RT/RW
Linmas
PDAM
3 Pilar
LMDH
BPD
PKK
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v v v v v v v v v v v
saat tidak penanggulangan
terjadi bencana
bencana 2. Pengajuan RPB ke v v v v v v v v v v v v v
(pencegahan, musrembangdes
mitigasi, dan 3. Sosialisasi v v v v v v v v v v v v v v v v v
peningkatan penanggulangan
kapasitas) bencana pada
masyarakat
4. Penghijauan v v v v v v v v v v v v v v v v v v
5. Penataan lahan tambak v v v v v v
dan kawasan rawan rob
6. Pembuatan tim siaga v v v v v v v v v
bencana
7. Pembuatan Saluran & v v v v v v v v v v v v
jeglek (pintu air)
penahan rob di areal
persawahan
8. Pengadaan peralatan v v v v v v v v v v v
darurat rob (alat untuk
pedah tambak)
9. Pengajuan asuransi v v v v v v v v v v
kerusakan tanaman
10. Pengadaan pompa air v v V v v v v v v v v v
untuk menguras lahan
pertanian dari rob
11. Pengajuan bantuan v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
pengadaan alat
perangkap nyampuk
(Insect lamp) untuk
mengurangi nyamuk
yang ramah lingkungan
Pra Bencana, 1. Pembuatan SOP v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
saat terdapat peringatan dini
potensi 2. Pemantauan bahaya v v v v v v v v v
bencana banjir rob
(kesiapsiagaan) 3. Sosialisasi v v v v v v v v v v v v v v v v v
kesiapsiagaan bencana
4. Pengecekan alat v v v v v v v v v
penanggulangan
bencana
Saat tanggap 1. Menghidupkan/ v v v v
darurat memberikan
informasi/ woro-woro
lewat pengeras suara
2. Melakukan kajian v v v v v v v
kerugian
Pasca bencana 1. Melakukan kegiatan v v v v v v v v v v v v v
bedah tambak
2. Melakukan pengurasan v v v v v v v v v v v v v
lahan pertanian
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wonocoyo 2022
c. Rekap rekomendasi ancaman Angin kencang
Puskesmas Pembantu
Kelompok Kesenian
Kelompok Sinoman
Kelompok Ternak
Relawan Destana
Pemerintah Desa
Kader Kesehatan
Fase Kegiatan
Kelompok tani
Karang Taruna
Dasawisma
Perhutani
Kader LH
BUMDES
RT/RW
Linmas
PDAM
3 Pilar
BPD
PKK
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v v v v v v v v v v v v
saat tidak penanggulangan
terjadi bencana
bencana 2. Pengajuan RPB ke v v v v v v v v
(pencegahan, Musrembang Desa &
mitigasi, dan Musrembang
peningkatan Kecamatan
kapasitas) 3. Sosialisasi kesadaran v v v v v v v v v v v v v v v v v v
bencana
4. Penghijauan/ v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
penanaman pohon
penahan/pemecah
angin kencang
5. Identifikasi dan v v v v v v v v v
pengelolaan pohon
rawan tumbang
6. Sosialisasi bangunan v v v v v v v v v v v v v v v v v v
yang berstruktur tahan
angin kencang
7. Pelatihan evakuasi v v v v v v v v v v v v v v v v
8. Simulasi v v v v v v v v v v v v v v v v v v
9. Pengadaan v v v v v v
perlengkapan darurat
kebencanaan
10. Pemasangan rambu v v v v
evakuasi/mitigasi
Pra Bencana, 1. Pengecekan alat v v v v
saat terdapat peringatan dini
potensi 2. Sosiasliasi kalender v v v v v v v v v v v v v v v v v
bencana musim peringatan dini
(kesiapsiagaan) 3. Penyiapan SOP v v v v v v v v v v v v v v v v
peringatan dini dan
evakuasi
4. Penyiapan peralatan v v v v v v v v v v v v v v v v
tanggap darurat
5. Melakukan kajian v v v v
/analisa ancaman
Saat tanggap 1. Melakukan evakuasi v v v v
darurat 2. Mengaktifkan pos v v v v v v v v v v v
pengungsian
3. Menabuh kentongan v v v
4. Penguatan koordinasi v v v v v v v v v v v v v v v v
5. Distribusi bantuan v v v v v v v v v v v v v v v v v
Pasca bencana 1. Sosialisasi pemulihan v v v v v v v v v v v v v v v v
tramua
2. Pemulihan aktivitas v v v v v v v v v v v v v v v v
3. Melakukan kajian v v v
dampak bencana
4. Identifikasi korban v v
5. Identifikasi kerusakan v v v
dan kerugian
6. Rehabilitasi & v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v
Rekonstruksi
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wonocoyo 2022
C. Rencana Aksi Komunitas
6. Menghidupkan/ Adanya informasi kondisi Desa Saat terjadi - APBDES, Tim Siaga,
memberikan/ darurat yang akurat Wonocoyo tanggap Swadaya, Pemdes,
informasi woro-
darurat instansi Linmas,
woro/ lewat HT, terkait RT/Tokoh
kentongan, HP Masyarakat
7. Melakukan Mengurangi kemungkinan Desa Saat terjadi - APBDES, Tim Siaga
evakuasi korban dan kerugian akibat Wonocoyo tanggap Swadaya Desa,
banjir darurat Relawan,
linmas
8. Mengaktifkan pos Terpenuhinya kebutuan Desa Saat terjadi - APBDES, Tim Siaga
pengungsian dasar darurat tempat tinggal Wonocoyo tanggap Swadaya Desa,
bagi pengungsi/korban darurat Relawan,
linmas
9. Melakukan kajian Adanya data kerugian, Desa Saat terjadi - APBDES, Tim Siaga
kerugian kerusakan dari dampak Wonocoyo tanggap Swadaya Desa,
terjadinya banjir darurat Relawan,
linmas
10. Pengelolaan lokasi Mengurangi kemungkinan Desa Saat terjadi - APBDES, Tim Siaga
pengungsian korban dan kerugian akibat Wonocoyo tanggap Swadaya Desa,
banjir darurat Relawan,
linmas
11. Pengamanan Mengurangi kemungkinan Desa Saat terjadi - APBDES, Tim Siaga
lokasi bencana korban dan kerugian akibat Wonocoyo tanggap Swadaya Desa,
banjir darurat Relawan,
linmas
Fase Pasca Bencana
1. Sosialisasi - Terpenuhinya kebutuhan
Desa Sesaat - APBDES, Tim Siaga
pemulihan trauma pemulihan trauma mental setelah Swadaya Desa,
warga masyarakat Wonocoyo tanggap
terdampak darurat
selesai
2. Pemulihan - Terlaksananya kembali Desa Pasca Menyesuaikan APBDES, Semua
aktivitas aktivitas penghidpan bencana Swadaya, elemen
masyarkat Wonocoyo
Instansi
- Terkait
3. Rehabilitasi dan - Pulihnya kondisi fisik Desa Pasca Menyesuaikan APBDES, Semua
rekonstruksi korban Longsor bencana Swadaya, elemen
- Pulihnya kondisi kejiwaan Wonocoyo Instansi
korban longsor Terkait
4. Sosialisasi tentang Pulihnya mental & semangat Desa Pasca Menyesuaikan APBDES, Tim Siaga,
pemulihan mental masyarakat terdampak bencana Swadaya, kader
untuk beraktivitas lagi Wonocoyo kesehatan
seperti sedia kala.
b. Alokasi Sumber Daya Untuk Ancaman Banjir rob
7. Pembuatan Mengurangi masukanya ari Dsn Tahun k-3 Rp. 15.000.000.- Pemdes, Pemdes, Tim
Saluran & jeglek rob ke areal persawahan
Bendogolor instansi Siaga, Warga
(pintu air) Wonocoyo terkait
penahan rob di Swadaya
areal
persawahan
8. Pengadaan Mempermudah proses Dsn Tahun-3 Rp. 10.000.000 Pemdes, Pemdes, Tim
peralatan penanganan darurat banjir Bendogolor instansi Siaga, Warga
darurat rob (alat rob Wonocoyo terkait,
untuk pedah swadaya
tambak)
9. Pengajuan Mengganti biaya Desa Menyesuaikan Rp. 3.000.000 Pemdes, Pemdes,
asuransi kerusakan tanaman dan
Wonocoyo Instansi Forum PRB,
kerusakan lahan pertanian dari terkait Warga
tanaman kejadian rob
10. Pengadaan Mempermudah proses Dsn Tahun ke-2 Rp.30.000.000,0 Pemdes, Pemdes, Tim
pompa air untuk penanganan darurat banjir Bendogolor Instansi Siaga, Warga
menguras lahan rob Wonocoyo terkait.
pertanian dari Swadaya
rob
11. Pengajuan Upaya mengurangi Dsn Tahun ke-2 Rp. 24.000.000 Pemdes, Pemdes,
bantuan kerentanan ekonomi Bendogolor (@60.000 x 400 Instansi Forum PRB,
pengadaan alat (kemiskinan) dengan Wonocoyo rumah) terkait, Warga
perangkap peningkatan swsta
nyampuk pemberdayaan umkm
(Insect lamp) (produksi susu kambing,
untuk gula semut, dll)
mengurangi
nyamuk yang
ramah
lingkungan
Fase Pra Bencana, saat terdapat potensi bencana (kesiapsiagaan)
1. Pembuatan SOP - Kesiapsiagaan Warga di Desa Tahun -1 Rp.1.000.000,0 Pemdes, Pemdes,
peringatan dini lokasi rawan untuk Wonocoyo Relawan,
Swadaya
melakukan evakuasi baik Forum PRB,
diri maupun asset-asset Warga di lokasi
lainnya rawan
- Adanya SOP peringatan
dini yang teruji sesuai
kebutuhan lapangan
2. Pemantauan Kesiapsiagaan dalam Dsn Menyesuaikan - Pemdes, Pemdes, Tim
bahaya banjir menghadapi rob. Bendogolor Siaga, Warga
rob Swadaya
Wonocoyo di lokasi rawan
3. Sosialisasi - Adanya kesiapsiahaan Dsn Menyesuaikan - Pemdes, Pemdes, Tim
kesiapsiagaan warga di lokasi rawan Bendogolor Siaga, Warga
bencana Swadaya
banjir rob Wonocoyo di lokasi rawan
- Terbentuknya koordinasi
dalam kegiatan mitigasi
banjir rob
4. Pengecekan alat Memastikan perlengkapan Di lokasi yang Saat ada - Pemdes, Pemdes, Tim
penanggulangan darurat dapat berfungsi telah disepakati potensi Swadaya Siaga, Warga
bencana dengan baik saat bahaya di lokasi rawan
dibuthkan
KONDISI CUACA
ALAT Petugas
PERINGATAN -INFO BMKG
Pemantau - INFO BPBD,
TITIK & LOKASI DINI
Di tiap dusun - BMKG,
RAWAN - DAM KIPIK
BPBD TRENGGALEK
HP & HT
Aplikasi EWS :
- SIRITA (Tsunami) HP TIM SIAGA HP Forum PRB3
- INARISK Desa Wonocoyo
HP & HT
HP & HT HP
HP
TIM EVAKUASI
RW & Takmir
Kepala Desa
RT Masjid
HP & HT Wonocoyo
Pengeras
, Kentongan Suara
LINMAS Masjid
HP
MASYARAKAT DESA
Karang Taruna
WONOCOYO
SIAGA IV Belum ada peningkatan debit air secara mencolok. Pengamatan di lokasi-
(Awal Musim lokasi rawan terutama melihat sekilas kondisi lokasi-lokasi rawan serta
Penghujan, pantauan cuaca. Pengecekan juga dilakukan oleh warga di lokasi rawan
rendah)
SIAGA III Hujan yang terjadi menyebabkan terjadinya genangan air di lokasi-lokasi
(Memasuki tertentu tetapi kondisinya masih belum kritis dan membahayakan. Meski
Pertengahan demikian bila status siaga III sudah ditetapkan, masyarakat dihimbau mulai
(Memasuki kemungkinan terjadi genangan air tidak juga surut dengan melihat tanda-
Pertengahan tanda yang ada di titik titik rawan masing-masing dusun. Pada kondisi ini
musim skenario evakuasi siap bisa dilakukan dengan skala prioritas kelompok
Penghujan) rentan. Warga, ternak, barang berharga, serta dokumen penting yang ada di
lokasi rawan segera dievakuasi dengan memberi peringatan status AWAS
melalui pengeras suara (masjid dan mushola) serta bunyi kenthongan
SIAGA I Bila dalam enam jam genangan air tersebut tidak surut dan kritis maka
ditetapkan Siaga I
Tim Evakuasi
& Transportasi Koordinator : BOYADI (RT 35)
Anggota : SLAMET ALI M(RT 32)
1. Skenario Kejadian
2. Skenario Dampak
a. Skenario dampak banjir
Tabel. Dampak kejadian
Desa/Kecamatan : Wonocoyo/Panggul
Kabupaten : Trenggalek
Provinsi : Jawa Timur
Kebijakan Strategi
Aktif melakukan pemantauan di wilayah yang rawan
Kesiapsiagaan dengan Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi
kemungkinan longsor membahayakan berdasarkan pemanataun
Adanya pemulihan awal Melakukan kegiatan pemulihan awal agar warga yang
bagi pengungsi mengungsi bisa beraktifitas seperti sedia kala
4. Struktur Komando Tanggap Darurat
Untuk mencapai target-target kebijakan serta memastikan terlaksananya
strategi-strategi di atas, maka masyarakat dan pemerintah desa Wonocoyo
menetapkan pelaksana dengan pengorganisasian berikut ini:
13 Susu anak, ibu hamil & 500 Dus 500 - Desa, Swadaya
menyusui
14 Pempers 400 Dus 400 - Desa, Swadaya
6. Penutup
Guna menguji rencana kontinjensi longsor yang telah disusun ini dapat
dilakukan perbaikan-perbaikan lebih lanjut guna keberhasilan upaya
mengurangi dampak dari kondisi darurat Longsor. Pengujian dapat dilakukan
secara langsung sesuai dengan fase kondisi yang ada. Pengujian rencana
kontinjensi ini bisa dilakukan sekaligus sebagai bentuk kegiatan kesiapsiagaan
pada fase normal (tidak dalam kondisi bencana).
G. Pelatihan / Peningkatan Kapasitas
Dalam upaya Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana telah
dilaksanakan beberapa pelatihan untuk peningkatan kapasitas masyarakat dan
perangkat pemerintah desa. Peningkatan berupa pengenalan berbagai macam alat
kajian desa partispatif. Metode-metode kajian desa partisipatif/PRA (Participatory
Rural Appraisal) ini menjadi dasar untuk memetakan potensi serta keadaaan desa
sehingga dapat menjadi alat untuk merencanakan pembangunan desa yang
mengintegrasikan isu pengurangan risiko bencana, isu gender, isu penghidupan
berkelanjutan, isu lingkungan serta berbagai isu strategis lainnya.
Untuk menguatkan isu perubahan iklim, dalam kegiatan ini juga
diperkenalkan metode kajian aset-aset pengidupan. Di isu gender, selain
pengenalan analisa data pilah, dalam kajian PRA (Particpatory Rural Appraisal)
juga diperkenalkan beberapa alat kajian yang memunculkan analisa kesenjangan
gender.
1. Hasil Pelatihan Kajian Desa Partisipatif
Kajian desa partisipatif digunakan untuk memotret keadaan desa dari berbagai
macam arah melalui proses partisipasif. Seperti halnya kajian risiko bencana
partisipatfi pada prosesnya dapat menumbuhkan kesadaran kritis terhadap
permasalahan-permasalahan di masyarakat dan mendorong untuk lebih aktif
terlibat dalam perencanan pembangunan desa. Dalam konteks kebencanaan,
kajian desa partisipatif menghasilkan data lebih jeli melihat faktor kerentanan
serta kelompok rentan dari berbagai sudut sehingga berguna bagi upaya
pengurangan risiko bencana yang terintegrasi dalam perencanaan
pembangunan sekaligus sensitif terhadap upaya peningkatan taraf hidup
masyarakat.
1. Bangun, ibadah (sholat subuh), minum kopi, 1. Bangun, ibadah (sholat subuh),
aktivitas rumah, merawat ternak, dll 2. Memasak
2. Berangkat kerja, bertani/berkebun 3. Bersih-bersih rumah
3. Pulang dari sawah/kebun, mandi, sarapan, ngopi, 4. Berangkat kerja, bertani/berkebun
dll 5. Pulang dari sawah/kebun, mandi, sarapan, dll
4. Ibadah (sholat dluhur), istirahat siang, bersantai 6. Bersantai (nonton tv, hp,)
5. Bekerja, bertani/berkebun, mencari pakan ternak 7. Ibadah (sholat dluhur), istirahat (tidur siang)
6. Ibadah (sholat ashar), bertani/berkebun, cari 8. Bekerja ke sawah/kebun
pakan ternak 9. Pulang dari sawah/kebun, Ibadah (sholat ashar)
7. Pulang dari sawah/kebun, bersantai, aktivitas 10. Memasak (aktivitas dapur), bersih-bersih rumah,
rumah, merawat ternak mandi
8. Ibadah (sholat magrib, sholat isya’), makan, 11. ibadah (sholat magrib, ngaji, sholat isya)
bersantai, kumpulan, aktivitas rumah 12. Mendampingi anak belajar,
9. Tidur 13. bersantai (nonton tv)
14. Tidur
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Woncoyo 2022
Analisa : Perempuan memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi karena lokasi
aktivitasnya di rumah dan tempat bekerja.
TABEL . PETA MOBILITAS PENDUDUK DESA WONOCOYO
Desa/Kec : Wonocoyo/Panggul
Kabupaten : Trenggalek
Provinsi : Jawa Timur
e
Jalur Bepergian Jarak Waktu tempuh Biaya Tujuan
Pasar Wage 500 m 5 menit Rp. 2.000 Perdagangan/jual beli
PKM Slorok 3 km 15 menit Rp. 10.000 Mengurus surat–surat
Polsek 400 m 5 menit Rp. 2.000 Mengurus surat-surat
KUA 1 km 7 menit Rp. 5.000 Mengurus pernikahan
SLTP 300 m 5 menit Rp. 2.000 Belajar
Terminal Panggul 250 m 5 menit Rp. 2.000 Perjalanan luar kota
Bank BRI 500 m 5 menit Rp. 12.000 Menabung dan
meminjam uang
Puskesmas Panggul 500 m 5 menit Rp. 2.000 Berobat
Taman balai kota 0 km - - Tempat hiburan
Kota Trenggalek 30 km 60 menit Rp. 25.000 Mengurus administrasi
Pantai Kili kili 2 km 10 menit Rp. 25.000 Tempat hiburan, kegiatan
konservasi
Kantor Kecamatan 0 km - - Pelayanan administrasi
kependudukan
MAN I 800 m 7 menit Rp. 2.000 Sekolah
Pantai Pelang 2,5 km 10 menit- Rp. 5.000 Hiburan, Mancing
MTS N 5 800 m 14 menit Rp. 10.000 Perdagangan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Wonocoyo 2022
Analisa : Dengan kondisi infrastruktur yang ada, mobilitas yang terjadi jutru
lebih banyak di dalam area kecamatn dan kurang terjadi mobilitas ke luar
Tabel . Kalender Musim Desa Wonocoyo
Desa/Kec : Wonocoyo/Panggul
Kabupaten : Trenggalek
Provinsi : Jawa Timur
FEBRUARI
SEPTEMBER
NOVEMBER
DESEMBER
OKTOBER
AGUSTUS
JANUARI
MARET
MUSIM / MONGSO
APRIL
JUNI
JULI
MEI
vv
Musim penghujan vv vv v v vv
v
Musim kemarau v v v vv v v
Musim banjir - - -
Analisa : Ancaman musiman yang terjadi adalah angin kencang, banjir rob, serta
banjir dari luasan sungai gedangan.
Tabel . Aktivitas musiman masyarakat desa Wonocoyo
Desa/Kec : Wonocoyo/Panggul
Kabupaten : Trenggalek
Provinsi : Jawa Timur
Pon - -
Wage Pasar Panggul Jual hasil bumi, ternak, sembako , dll
Kliwon Pasar Panggul Jual hasil ternak
Legi Pasar Cakul Jual hasil bumi
Pahing - -
Sumber: Kajian Partisipati Desa Woncoyo 2022
Tabel . Analisa kecenderungan Desa Wonocoyo
Desa/Kec : Wonocoyo/Panggul
Kabupaten : Trenggalek
Provinsi : Jawa Timur
Kurun waktu
Jenis (tahun)
1970an 1980an 2000an 2010an 2020an 2022
Kecenderungan
Budidaya kelapa 00000 000000 000000 000000 000000 000000
00 000 0000 0000 000000
Budidaya padi 00000 00000 000000 000000 000000 000000
000 0000 0000 00000
Budidaya palawija 0000 00000 000000 000000 000000 000000
0 00 000
Budidaya tambak udang - - 00 000 00000 000000
Buddidaya ketela pohon 000000 000000 000000 000000 000000 00000
0000 000 00 0
Buidaya cengkeh 000000 000000 00000 0000 0000 000
0
Ternak kambing & Sapi 0000 000000 000000 000000 000000 000000
0 0 0 00
Ternak kerbau 00000 000 0 0 0 0
Ternak ayam 0000 00000 000000 000000 000000 000000
0 0 0 00
Alat transportasi (mobil 000 0000 00000 000000 00000 0000
janggolan, dll) 0
Komunikasi (handphone) - - 00 0000 000000 000000
000 000000
Kesenian 000 000 00000 000000 000000 000000
0 00
Jual beli online - - 00 000 000000 000000
0000 000000
Jasa Sound Sistem/terob - - 000 0000 00000 000000
Jasa tata rias kemanten 00 000 0000 00000 000000 000000
0 0000
UMKM/Cafe/Angkringan 0 00 000 0000 00000 000000
00
Perhotelan/Penginapan/ - - 00 000 000 00000
Homstay
Pasar Tradisional 000 0000 0000 00000 00000 000000
Penggilingan padi - 0 00 000 0000 00000
Jasa/sewa alat pertanian 0 00 000 0000 0000 000000
Kebersihan/kesehatan rumah o oo ooo oooo ooooo Oooooo
Kesuburan tanah ooooooo oooooo oooo ooo ooo ooo
o
Kualitas Udara ooooooo Oooooo oooo ooo ooo ooo
o
Kejadian banjir rob 00 000 00000 000000 000000 000000
00 000
Kejian banjir 0 0 00 000000 000000
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Wonocoyo 2022
Tabel Diagram mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan desa Wonocoyo
Desa/Kec : Wonocoyo/Panggul
Kabupaten : Trenggalek
Provinsi : Jawa Timur
PERTANIAN : Padi, cengkeh, kedelai, buah,
jagung, kelapa, sayuran
PERDAGANGAN : Sembako, alat bangunan, alat
pertanian, konter, apotek, toko pakaian,
toko spare part mobil/motor, kuliner,
Pom/Pertamini
PARIWISATA : Pantai pelang, pantai kili-kili
PERKANTORAN: Rumah sakit, kecamatan,
polsek, sekolah, kantor desa
JASA : Sewa mobil/rental, potong rambut,
pertukangan, salon, Transportasi
(Barang/Penumpang), Pijat, Homestay/
Penginapan, Perbankan, Wdding organizer,
Cucian motor/mobil, penggelolaan sampah
PETERNAKAN : Kambing, Sapi, Ayam Kerbau,
Burung
PERIKANAN : Udang, lele, gurame,
PENGRAJIN : Batu bata, sapu lidi, kerajinan dari
barang bekas
1. Identifikasi Penghidupan
Aset penghidupan dimaknai sebagai modal atau sumber daya yang
dmiliki, bisa dimanfaatkan oleh komunitas tertentu untuk menjalankan
kegiatan-kegiatan (tertentu) dalam mencapai tujuan hidupnya.
Aset pada pada awalnya dikategorikan ke dalam 5 kelompok, tetapi
seiring perkembangan saat ini aset digital dimunculkan dalam salah satu
kategori aset. Adapaun ke 6 aset tersebut ; a) Sumber daya manusia, b)
sumber daya alam, c) sumber daya sosial, d) sumber daya keuangan, e)
sumber daya fisik/infrastruktur dan f) sumber daya data/digital.
Dalam kegiatan pembentukan Desa Tangguh di Desa Wonocoyo ini beberapa inovasi
yang dilakukan diantaranya ;
a. Terususnnya profil desa yang lebih rapih dan memasukkan profil risiko
bencana Desa serta potensi-potensi yang ada.
Dengan berbagai alat kajian serta metode-metode penggalian gagasan
menghasilkan data dan informasi terkait berbagai macam potensi, permasalahan,
profil risiko dan rekomendasi-rekomendasi kegiatan. Dari ragam data dan
informasi tersebut kemudian tersusun dalam profil desa yang lebih lengkap
memberi gambaran bagi arah perencanana pembangunan Desa.
b. Pelibatan Pendamping Desa
Pendamping Desa punya peran yang penting bagi Desa untuk mendampingi desa
dalam meyusun perencananan pembangunan desa. Adanya keterlibatan
pendamping Desa ini dapat menjadi agen dalam memfasilitasi tindak lanjut dari
hasil RPB dan RAK agar dapat terrintegrasi dalam RPJMDes serta RKP Desa.
Dengan adanya momentum prioritas penggunaan DD di bidang penaggulangan
bencana serta pedoman Desa Tanggap Bencana (dari kemendesa) menjadikan
pendamping desa bersama desa lebih yakin untuk merencanakan pengurangan
risiko bencana yang terintegrasi di perencanaan pembangunan.
c. Integasi dengan program kampung proklim dan desa berseri
Keberadaan kegiatan-kegiatan kampung porklim dan desa berseri sangat berkaitan
dengan tujuan desa tangguh bencana. Jika pendekatan kampung proklim terletak
pada isu menganai perubahan iklim, maka isu penanggulangan bencana juga tidak
lepas melihat konteks kerentanan terhadap kondisi perubahan iklim ini.
Pendekatan pengurangan risiko bencana sebenarnya tidak lepas juga melihat
peribahan iklim ini sebagai ancaman yang sifatnya perlahan. Dengan integrasi dari
dua isu ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan bermakna ganda, misalnya
kegiatan penanaman pohon, di satu sisi untuk mencegah terjadinya longsor, di sisi
lain juga untuk upaya konservasi lingkungan.
Dengan integrasi ini desa mendapatkan pemahaman bahwa kegiatan
pembentukan destana bukan melulu menambah anggaran baru, tetapi memaknai
kegiatan yang sudah ada agar lebih sensitif pada upaya pengurangan risiko
bencana.
d. Pelibatan Bumdes
Keberadaan bumdes harapannya dapat menjadi sumber PAD bagi Desa. Dengan
PAD yang tinggi, harapan selanjutnya desa tidak lagi tergantung dari Dana Desa
dan akhirnya untuk pembiayan-pembiayan kegiatan penanggulangan bencana
dapat benar-benar dibiayai secara mandiri. Keterlibatan Bumdes ini dalam kegiatan
masih sebatas kajian analisa pemangku kepentingan. Dari kajian tersebut Bumdes
membuka pintu kesempatan dengan adanya kegiatan pengembangan usaha-
usaha yang diwadahi oleh Bumdes guna peningkatan kapasitas masyarakat di
wilayah rawan bencana. Kegiatan-kegiatan ini tertuang dalam Rencana Aksi
Komunitas yang ada.
e. Grup WA
Keberaraan grup WA Forum PRB Desa dapat menjadi koordinasi dan media
desiminasi informasi lebih lanjut untuk mengawal terbentuknya Desa Tangguh
Wonocoyo. Keberadaan Perangkat Desa dalam hal ini Kepala Desa dalam grup WA
desa tangguh sangat berandil pada manfaat dan fungsi grup WA ini.
.
f. Penerapan Metode Kajian Desa Partisipatif/ PRA (Partisipal Rural
Appraisal)
Sudah menjadi hal umum bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah sering dirasa
menjadi kebijakan dari atas ke bawah (top-down policy) yang tidak selalu
menggembirakan bagi komunitas Desa. Karena bisa jadi persepsi mereka
kebijakan tersebut bukan sesuatu yang memang dibutuhkan mereka. Seperti
halnya pengembangan desa tangguh meskipun pada dasarnya menyangkut
‘keselamatan’ jiwa dan harta benda. Metode PRA menjadi pendekatan yang sangat
tepat untuk menggugah ‘kesadaran-kritis’ masyarakat desa akan kondisi mereka.
Meskipun secara keabsahan metode PRA ini harus dikombinasikan dengan metode-
metode lain, tetapi paling tidak sebagai sebuah pendekatan agar suatu program
atau kegiatan dapat diterima dan dilaksanakan sebagai suatu kebutuhan, metode
PRA dapat menjawab hal tersebut.
Dalam pelaksanaanya pengkayaan materi dengan pendekatan PRA ini
mendapatkan respon positif. Desa merasakan bahwa dengan pendekatan PRA ini
mereka dapat bercermin dan melihat berbagai wajah potensi baik negatif maupun
positif dari komunitas Desa Wonocoyo. Hasil dari dokumen-dokumenpun yang
telah diproses dari pendekatan PRA ini menjadi lebih kaya serta bisa diterima oleh
masyarakat Desa.
BAB IV
KENDALA YANG DIHADAPI