Anda di halaman 1dari 84

Fasilitator :

Alex Candra Widodo


DAFTAR ISI
Hal

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………. 2


A. Latar Belakang ……………………………………………………………………. 2
B. Tujuan ………..…………………………………………………………………….. 2
C. Ruang Lingkup ……………………………………………………………………. 3
D. Landasan Hukum ……………………………………………………………………. 3
E. Pengertian ........................................................................ 3
BAB II KONDISI KEBENCANAAN …………………………………………………………. 6
A. Gambaran Umum Wilayah .……………………………………………. 6
B. Kajian Desa Partisipatif ……………………………………………………….. 26
C. Potensi Bencana Wilayah …………………………………………………………. 39
BAB III PENGKAJIAN RISIKO BENCANA ………….…………………………………. 43
A. Penilaian Ancaman ………...………………………………………………. 43
1. Pemeringkatan Ancaman ……………………………………………… 43
2. Penilaian Karakter Ancaman ……………………………………………… 44
B. Penilaian Risiko ……….…………………………………………………………… 47
1. Tingkat Kerentanan …………………………………………………………. 47
2. Tingkat Kapasitas ………………………………………………….……. 53
3. Tingkat Risiko ……………………………………………………………………. 59
C. Pemetaan Risiko Bencana ………………………………………………………… 65
BAB IV REKOMENDASI ……………………………..…………………………………….. 66
A. Rekomendasi Kebijakan ………...…………………………………………….. 66
B. Rekap Rekomendasi ……………………………………………………….. 72
BAB V PENUTUP ………….…………………..…………..………………………………….. 80
A. Kesimpulan ………….………...…………………………………………….. 80
B. Rencana Tindak Lanjut ..……………………………………………………… 80
Lampiran ………………………………………………………………………………. 82

Halaman 1 dari 84
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat internasional menjuluki Indonesia sebagai “supermarket bencana”. Karena


segala macam bentuk bencana bisa terjadi di Indonesia. Menyebabkan kerugian nyawa
dan harta benda. Jenis bencana di Indonesia bisa berasal dari ancaman alamiah maupun
akibat kegiatan manusia. Mulai dari tsunami, banjir, erupsi gunungapi dan lahar hujan,
gempa bumi, longsor, angin puting beliung, gelombang pasang, abrasi, kekeringan,
kebakaran hutan, kebakaran, elevasi, pencemaran lingkungan, kegagalan teknologi,
wabah penyakit, konflik sosial, terorisme dan kecelakaan transportasi.

Terbitnya Undang Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, menjadi


langkah maju Indonesia dalam menata upaya penanggulangan bencana. Undang Undang
tersebut kemudian ditindaklajuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Salah satu turunan dari
PP 21/2008 tersebut adalah Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.

Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk memperlihatkan potensi


dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang melanda.
Potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan tingkat kerentanan dan
kapasitas kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini dilihat dari potensi jumlah jiwa
yang terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mendorong terwujudnya masyarakat tangguh dan mampu melakukan pengurangan


risiko bencana secara mandiri dan berkelanjutan.

Halaman 2 dari 84
2. Tujuan Khusus

a. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Tegalarum.
b. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Tegalarum
c. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Tegalarum.
d. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengurangan risiko
bencana desa Tegalarum.
e. Meningkatnya kerjasama pengurangan risiko bencana oleh para pemangku
kepentingan desa Tegalarum.

C. Ruang Lingkup

1. Wilayah pengkajian meliputi wilayah Desa Tegalarum


2. Subyek kajian meliputi ancaman, kerentanan dan kapasitas

D. Landasan Hukum

1. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 36 ayat (1) dan (2)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Pasal 6
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012
Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana

E. Pengertian

1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis;
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor
Halaman 3 dari 84
3. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana; Perubahan iklim adalah suatu perubahan statistik yang signifikan pada
pengukuran keadaan rata-rata atau ketidakkonsistenan iklim di suatu tempat atau
daerah selama periode waktu yang panjang, yang diakibatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh dampak kegiatan manusia pada komposisi atmosfer
global atau oleh ketidakkonsistenan alam.
4. Manajemen Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek dari mulai
perencanaan hingga tanggap darurat dalam bencana. Dan manajemen disini adalah
manajemen juga yang berhubungan dengan resiko dan dampak bencana, serta
aktifitas yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana. Siklus MB dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan rehabilitasi.
5. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat;
6. Kerawanan adalah peristiwa yang luar biasa yang memiliki potensi untuk mengancam
kehidupan manusia, baik dirinya, harta benda, kehidupannya, maupun lingkungannya.
Contoh : Tanah longsor, tsunami, banjir, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran,
dan lain – lain.
7. Kerentanan adalah sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk
menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.
8. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna;
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana;
10. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang-wenang;
Halaman 4 dari 84
11. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi
tugas untuk menanggulangi bencana;
12. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sesegera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan
serta pemulihan prasarana dan sarana;
13. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
14. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
15. Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat

Halaman 5 dari 84
BAB II. KONDISI KEBENCANAAN

A. Gambaran Umum Wilayah


Desa Tegalarum adalah adalah salah satu desa dari 7 (tujuh) desa di wilayah Kecamatan
Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Tegalarum sendiri berada di
berada di bagian tengah Kabupaten Banyuwangi dimana dahulunya masuk dalam wilayah
adminisitratif kecamatan Genteng. Kemudian semenjak tahun 1995 berdasarkan
peraturan pemerintah nomor 37 tahun 1995 dibentuklah kecamatan baru yaitu
kecamatan Sempu. Pada tahun yang sama, Desa Tegalarum dibentuk yang merupakan
pemekaran dari Desa Sempu.
Desa Tegalarum sendiri termasuk dalam wilayah dataran tinggi yang berbukit-
bukit serta lembah yang tidak terlalu jauh dari wilayah pinggiran hutan dimana tipologi
desanya merupakan persawahan (prodeskel 2022). Saat ini dalam perkembangannya
menurut Indeks Desa Membangun (IDM), Tegalarum masuk dalam status Mandiri dengan
dengan skor 0,8311 (IDM 2022), sementara untuk SDG’s Desa mencapai skor 46,35 (SDG’s
2023). Sedangkan berdasarkan profil perkembangan desa masuk dalam klasifikasi
SWASEMBADA dengan kategori MULA (prodeskel 2022).
1. Letak Geografis
Secara geografis Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi berada
pada 114.15575 BT dan - 8.340804 LS.
2. Letak Administratif
Secara administratif desa Tegalarum masuk dalam wilayah kecamatan Sempu
Kabupaten Banyuwangi. Desa Tegalarum ini merupakan dataran tinggi yang berbukit-
bukit serta dataran yang terdapat beberapa gumuk dan dilalui oleh sungai salah
satunya sungai Setail.
Akses jalan menuju Tegalarum dari ibukota Kabupaten Banyuwangi sejauh ±33
km yang dapat ditempuh dengan kendaraan selama ±1 jam. Sedangkan dari ibukota
Kecamatan Sempu menuju Tegalarum hanya berjarak ±0,5 km.

Halaman 6 dari 84
Secara administratif, desa Tegalarum berbatasan dengan :
Tabel 1. Batas Administratif wilayah Desa Tegalarum
Batas Wilayah Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Kecamatan Sempu/ Kabupaten
Sebelah Utara Desa Jambewangi
Banyuwangi
Desa Gentengkulon dan Desa Kecamatan Genteng/ Kabupaten
Sebelah Selatan
Gentangwetan Banyuwangi
Kecamatan Sempu/Kabupaten
Sebelah Timur Desa Karangsari
Banyuwangi
Kecamatan Sempu dan Kecamatan
Sebelah Barat Desa Sempu dan Desa Setail
Genteng/ Kabupaten Banyuwangi
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023

DESA TEGALARUM

Kec. Sempu

Kab.
Banyuwangi
Jawa Timur

Gambar 1. Peta Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi


Halaman 7 dari 84
3. Sejarah Desa
Desa Tegalarum merupakan pemekaran wilayah dari desa Sempu yang terjadi di
tahun 1995. Sehingga sejarah desa Tegalarum tidak lepas dari sejarah desa Sempu.
Desa Sempu sendiri menurut sejarah lisan, berasal dari nama sebuah pohon, yang
dulu banyak terdapat di hutan dekat gunung Raung, dimana di hutan tersebut banyak
ditumbuhi berbagai macam pohon besar maupun kecil. Salah satu spesies tumbuhan
yang banyak tumbuh dihutan dekat gunung Raung ini adalah pohon yang terkenal
dengan nama pohon Sempu. Diambil dari nama pohon ‘Sempu’ inilah yang kemudian
menjadi cikal bakal nama desa Sempu. Orang-orang yang berada dekat hutan
tersebut enggan membuka lahan dan area baru untuk ditempati sebagai tempat
tinggal, karena takut pada mistik dan tahayul dari pengaruh pohon Sempu tersebut.
Pada saat itu masyarakat pendatang maupun masyarakat sekitar hutan dekat
gunung Raung ini berusaha mencari lahan yang akan digunakan sebagai tempat
tinggal yang posisinya tidak di sekitar hutan yang ditumbuhi pohon Sempu tersebut.
Akhirnya masyarakat pendatang berhasil menemukan lahan untuk tempat tinggal
dan tempat bercocok tanam yang masih berada dikawasan hutan tersebut, kemudian
lahan tersebut dibabat oleh masyarakat untuk tempat tinggal dan lahan bercocok
tanam atau yang sering dikenal dengan nama "babat alas". Seiring dengan
bertambahnya waktu lama kelamaan masyarakat yang tinggal di daerah hutan
gunung Raung tersebut bertambah banyak, dan sebagian besar dari mereka juga
mendirikan pemukiman ditempat yang agak jauh dari kaki gunung Raung, dan
komunitas masyarakat ini kemudian menjadi sebuah desa yang dinamakan desa
Sempu. Nama Sempu sendiri diambil dari nama pohon besar yang banyak terdapat di
hutan Gunung Raung yang terkenal mempunyai aura mistis itu, dimana pohon Sempu
ini juga banyak terdapat di sepanjang jalan desa Sempu yang baru dibentuk.
Dari asal-usul pohon Sempu inilah desa Sempu berdiri pada tahun 1890 yang
kemudian berkembang mengikuti dinamika masyarakat dan perkembangan jaman,
dan pada tahun 1911, pada saat masa pemerintahan Kepala Desa Dul Jalal, desa
Sempu dikarenakan wilayahnya terlalu luas kemudian dipecah menjadi dua desa
yakni desa Jambewangi dan desa Sempu sendiri. Desa Jambewangi letaknya paling

Halaman 8 dari 84
dekat dari wilayah kawasan Hutan Gunung Raung sedangkan desa Sempu sendiri yang
wilayahnya lebih mendekati pusat keramaian ibukota kecamatan Genteng.
Pada tahun 1995 berdasarkan surat keputusan desa Sempu Kecamatan
Genteng Kabupaten Banyuwangi dilakukan lagi pemecahan desa Sempu menjadi dua
desa, yakni Desa Tegalarum sebagai Desa pecahan baru dan Desa Sempu sendiri.
Dari pemecahan ini, desa Tegalarum memiliki 2 (dua) wilayah dusun yakni ;
1. Dusun Tegalyasan
2. Dusun Darungan
Dalam pelaksanaan pemerintahan desa Sempu dipimpin oleh seorang Kepala
Desa dengan dibantu oleh dua orang Kepala Dusun, sekretaris desa, lima (5) kaur dan
satu (1) orang staf, dibantu oleh BPD dan LPMD.
Pembangunan di Desa Tegalarum dimulai sejak dipimpin oleh Lurah/Kepala
Desa Pertama terus dilakukan guna memenuhi harapan masyarakat. Kebijakan Dana
Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Tegalarum. Semenjak kebijakan
kewenangan desa dalam pengelolaan Dana Desa ini muncul dari tahun 2015 sampai
sekarang, Desa Tegalarum bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang.
Namun demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan
tersebut baik fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat, terutama karena terbatasnya dana swadaya dari masyarakat
serta masih sedikitnya Pendapatan Asli Desa (PAD).
Di masa lalu, masyarakat desa yang berada jauh dari ibukota kabupaten,
apabila mau menjual hasil bumi dan lain-lain ke pasar harus berjalan kaki dan dipikul
atau dengan menggunakan sepeda gayung dan dokar dengan kondisi jalan masih
berupa tanah. Kemudian angkutan bussempat berkembang menjadi moda
transportasi utama, sebelum kemudian masyarakatnya lebih banyak menggunakan
kendaraan pribadi.
Kebijakan Dana Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Tegalarum.
Semenjak kebijakan ini muncul, dari tahun 2015 s/d sekarang dengan adanya program
DD, Desa Tegalarum bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang. Namun
demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan tersebut baik

Halaman 9 dari 84
fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat, terutama karena terbatasnya Dana Swadaya masyarakat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan asli desa (PAD) guna
pembiayaan pembangunan ini adalah dengan pembentukan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). Sehingga pada tahun 2015 kepala desa saat itu menetapkan dibentukanya
BUMDes dengan Perdes Nomor 08 tahun 2015 tentang Pembentukan dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ‘’Arum Wangi’’ Desa Tegalarum
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Dalam Perdes tersebut salah satu tujuan
pembentukan BUMDes ini untuk memberikan kontribusi PAD sebesar 25% dari sisa
hasil usaha. Sampai saat ini BUMDes ‘’Arum Wangi’’ terus menerus melakukan
berbagai inovasi usaha untuk menjalankan fungsinya sebagai salah satu sumber PAD
desa.
Berikut Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Petinggi maupun Kepala
Desa Tegalarum yang pernah dilaksanakan selama menjabat di Desa Tegalarum.
Tabel 2. Daftar Nama Kepala Desa Desa Tegalarum
KETERANGAN
No. Nama MASA JABATAN
1. Djojo Redjo 1930 – 1931 sebelum pemekaran
2. Astro Prawiro alias 1932 – 1947 sebelum pemekaran
Astro Bagus
3. Sastro Hardjono 1948 – 1967 sebelum pemekaran
4. Toekiran 1968 – 1992 sebelum pemekaran
5. Ali Zubaidi, BA 1993 - 2005 sebelum pemekaran
6. Achmad Turmudzi 2005 - 2021
7. Achmad Turmudzi 2021 - sekarang
Sumber : profil desa Tegalarum dan desa Sempu

4. Kondisi Fisik Desa


Di kawasan desa Tegalarum terdapat gumuk-gumuk yang beberapa masih
dipertahankan seperti kondisi alaminya. Sebagian terdapat gumuk, desa Tegalarum
juga dilalui oleh aliran sungai yang salah satunya adalah sungai Setail. Selain sungai
Setail yang paling besar, setidaknya ada 6 (enam) sungai lainnya yang melalui desa
Tegalarum.

Halaman 10 dari 84
a. Topografi

Desa Tegalarum terletak berdekatan dengan ibukota kecamatan Genteng yang


menjadi salah satu pusat kegiatan di Kabupaten Banyuwangi. Sebagaian diwilayah
ini merupakan kawasan yang berbukit. Secara umum kondisi topografi di Desa
Tegalarum merupakan dataran tinggi dan berbukit. Desa Tegalarum ini dahulunya
merupakan areal tepian hutan yang kini telah menjadi kawasan luar hutan dengan
didominasi lahan persawahan serta perkebunan. Dengan keberadaan sungai serta
saluran irigasi yang sudah lama dibangun, karenanya pertanian padi sawah
menjadi salah satu hasil pertanian yang menonjol.
 Tinggi tempat dari permukaan laut : 297 mdpl
 Bentang wilayah : dataran tinggi
 Topografi
- Berbukit-bukit : 10,00 Ha
- Dataran tinggi/pegunungan : 585,38 Ha

b. Iklim
Kondisi iklim di Desa Tegalarum seperti halnya di Kecamatan Sempu pada
umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas mata pencaharian
penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas holtikultura. Petani
masih mengolah lahan dengan cara tradisional dengan alat-alat pertanian
tradisional seperi cangkul, sabit, parang dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat
desa Tegalarum menggunakan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk
menyuburkan tanah.
 Jumlah bulan hujan : 6 bulan
 Curah hujan : 45 mm
 Suhu rata-rata harian : 29° celcius
 Kelembaban : 80 %
Struktur pengelolaan sawah dilakukan secara intensif karena ketersediaan air
yang mencukupi. Karenanya dalam dapat menghasilkan 3 kali panen padi,
meskipun dalam prakteknya dilakukan 2 kali tanam padi dengan 1 kali tanaman
Halaman 11 dari 84
lainnya. Selain padi, belakangan ini buah naga juga marak dibudidayakan secara
intensif.
Di daerah perkebunan, terutama di dusun Darungan masih terdapat tanaman
kelapa yang diambil niranya untuk dijadikan gula jawa. Meskipun jumlahnya
sudah banyak berkurang, tetapi masih terdapat beberapa penderes yang secara
rutin mengambil nira untuk diolah sebagai gula jawa dengan cara tradisional.

c. Luas Tanah Desa


Wilayah Desa Tegalarum terbagi dalam 2 (dua) wilayah dusun yang dikepalai oleh
seorang Kepala Dusun. Dari 2 (dua) wilayah dusun tersebut kemudian dibagi lagi
menjadi 14 wilayah RW (Rukun Warga) dan 52 RT (Rukun tetangga). Total
keseluruhan luasan 597,00 Ha dengan gambaran penggunaan lahan adalah
sebagai berikut ;
Tabel 3. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Tegalarum
Areal/penggunaan lahan Luas
1 Luas tanah sawah 225,00 Ha
1.1. Sawah irigasi teknis 225,00 Ha
2. Luas tanah kering 334,00 Ha
2.1 Tegal/Ladang 334,00 Ha
2.2 Pemukiman -
2.3 Pekarangan -
3. Tanah Perkebunan 13,00 Ha
3.1 Tanah perkebunan rakyat 13,98 Ha
4. Tanah fasilitas umum 24,02 Ha
4.1 Kas Desa 24,02 Ha
4.2 Tempat Pemakaman desa/umum -
4.3 Lapangan olahraga -
4.4 Perkantoran Pemerintah -
4.5 Bangunan Sekolah -
4.6 Ruang Publik/Taman 53,42 Ha
4.7. Agrowisata 3,00 Ha
5 Tanah Hutan 3,00 Ha
5.1 Hutan Milik Perorangan 3,00 Ha
Total 597,00 ha
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022

Halaman 12 dari 84
d. Kondisi Sarana dan Prasarana
Saat ini dengan perkembangan semakin banyaknya jumlah kendaraan pribadi,
jumlah kendaraan umum yang melalui jalan-jalan utama antar wilayah yang
melalui Tegalarum sudah sangat menurun. Kendaraan pribadi telah menjadi
pilihan sebagai moda transportasi penduduknya.
Dahulu delman menjadi salah satu moda transportasi utama yang
melewati desa Tegalarum. Bahkan salah satu dusun di Tegalarum, yakni dusun
Tegalyasan dikenal banyak wilayah yang banyak memelihara kuda serta sebagai
penarik delman. Namun seiring waktu, moda transportasi ini berlahan sudah tidak
diminati berganti dengan kendaraan bermotor. Upaya untuk mempertahankan
delman ini pernah diupayakan seperti sebagai kendaraan wisata atau juga
ditampilkan sebagai arak-arakan kegiatan kebudayaan.
Akses penghubung jalan di desa Tegalarum sendiri sudah cukup memadai
dimana jalan-jalan penghubung utama sudah berupa aspal sedangkan sisanya
berupa jalan cor yang dibangun baik secara swadaya maupun oleh pemerintah
daerah. Sedangkan jalan penghubung antar pemukiman sebagian besar berupa
konblok yang dibangun dari swadaya masyarakat.
Tabel 4. Ketersediaan prasarana jalan di Desa Tegalarum
Kategori Jenis Prasarana Baik Rusak Jumlah Tahun data
1 Jalan Desa Jalan tanah 7 km - 7 km 2023
2 Jalan Desa Makadam 2 km - 2 km 2023
3 Jalan Desa Konblok/semen/ 6 km - 6 km 2023
beton
4 Jalan Desa Aspal 2 km - 2 km 2023
5 Jalan antar Desa/ Aspal 4,5 km 0,5 5 km 2023
Kecamatan km
6 Jalan Provinsi Aspal 4 km - 4 km 2015
7 Jalan Kabupaten Makadam 6 km - 6 km 2015
8 Jalan antar Desa/ Makadam 6 km - 6 km 2014
Kecamatan
9 Jalan Kabupaten Konblok/semen/ 6 km - 6 km 2014
beton
10 Jembatan Jembatan beton 0,16 - 0,16 km 2023
km
11 Jembatan Jembatan besi 0,3 km - 0,3 km 2023
12 Jembatan Jembatan kayu 1 km 2 km 3 km 2019
Halaman 13 dari 84
Kategori Jenis Prasarana Baik Rusak Jumlah Tahun data
13 Sarana transportasi Ojek 3 - 3 2023
14 Sarana transportasi Kendaraan 70 - 70 2023
umum, truk
15 Sarana transportasi Becak 2 - 2 2019
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan
mempunyai peranan sangat strategis terutama dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan perekonomian.
Di Desa Tegalarum sendiri masyarakatnya banyak mengandalkan air sumur.
Beberapa rumah juga memanfaatkan sumber air yang dikelola melalui PDAM.
Berikut ini tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Tegalarum.
Tabel 5. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa Tegalarum
Jenis Prasarana Jumlah Pemanfaat
1 Mata air titik
2 Sumur gali 753 unit 1.354 keluarga
3 PAM 2 unit 1.062 keluarga
4 Sungai 7 sungai 651 keluarga
5 Depot isi ulang 4 unit 421 keluarga
6 Keluarga dengan WC sehat 2.152 keluarga
7 Keluarga dengan WC kurang n/a 142keluarga
mememnuhi strander kesehatan
8 Keluarga yang buang air besar n/a 64 keluarga
(BAB) di sungai/parit/kebun
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022

Agama memiliki otoritas tersendiri bagi pemeluknya melalui seperangkat


nilai dan norma yang terkandung dalam ajarannya. Agama sendiri dapat
mendukung keberhasilan pembangunan. Kehidupan beragama di desa Tegalarum
yang sangat religius dengan mayoritas pemeluknya bergama Islam sangat
menunjang proses dan tujuan pembangunan agar senantiasa sesuai dengan nilai-
nilai ajaran yang ada. Di Desa Tegalarum, Islam menjadi mayoritas agama yang
dianut warganya.
Adapun ketersediaan tempat peribadatan di Tegalarum adalah sebagai
berikut:

Halaman 14 dari 84
Tabel 6. ketersediaan sarana peribadatan di Desa Tegalarum
Jenis sarana peribadatan Jumlah
1 Masjid 12 unit
2 Mushola 32 unit
3 Geraja 1 unit
4 Vihara Pura -
5 Pura -
Total 45 unit
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2022
Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat hidup
produktif. Dalam konteks kebencanaan, sarana Kesehatan termasuk dalam
kapasitas yang dapat dimobilisasi untuk mengurangi kerentanan. Kesehatan ini
sangat dipengaruhi ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan yang tersedia.
Adapun ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan di Tegalarum adalah sebagai
berikut:
Tabel 7. Kondisi sarana dan tenaga kesehatan di Desa Tegalarum
Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
1. Rumah Sakit umum 0 unit 6,8 km Sangat mudah
2 Rumah Sakit bersalin 0 unit 17 km Sangat mudah
3. Puskesmas dengan rawat inap 0 unit 1,1 km Sangat mudah
4. Puskesmas tanpa rawat inap 0 unit 6,1 km Sangat mudah
5. Puskesmas pembantu - 5,4 km Sangat mudah
6. Poliklinik/Balai Pengobatan 1 unit - -
7. Tempat praktik dokter 2 unit - -
8. Rumah Bersalin 0 unit 5,4 km Sangat mudah
9. Tempat praktik bidan 2 unit - -
10. Poskesdes 0 unit 19 km Sangat mudah
11. Polindes 1 unit -
12. Apotek 2 unit -
13. Toko obat/jamu 6 unit - -
14. Pelayanan Posyandu 1 bulan 1 kali 13 unit
15. Dokter umum pria menetap di
2 orang
desa
16. Dokter umum wanita menetap di
2 orang
desa
17. Bidan menetap di desa 9 orang
18. Perawat 7 orang
Halaman 15 dari 84
Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
19 Dukun bersalain terlatih 1 orang
20 Dukun pengobatan alternatif 1 orang
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum 2022

Selain Kesehatan, fasilitas pendidikan dasar di Desa Tegalarum sudah


cukup memadai. Fasilitas Pendidikan ini menunjang terutama pada tingginya
angka pendidikan dasar masyarakat Desa Tegalarum. Sampai saat ini, fasiltas
pendidikan di desa Tegalarum masih sebatas sampai jenjang Pendidikan dasar.
Berikut ini kondisi ketersediaan akses pendidikan di desa Tegalarum

Tabel 8. Ketersediaan akses, sarana dan prasarana pendidikan di desa Tegalarum


Kemudahan
Jenis ketersediaan Negeri Swasta Jarak
untuk diakses
1. PAUD 1 unit -
2. TK - 3 unit -
3. SD/MI 4 unit 1 unit -
4. SMP/MTS 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
5. SMU/MA 0 unit 0 unit 3,5 km Sangat mudah
6. SMK 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
7. Akademi/Perguruan tinggi 0 unit 0 unit 5,3 km Sangat mudah
8. Lembaga Pendidikan 15 unit
agama
9. Perpustakaan desa 1 unit
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum & profil desa tegalarum 2022

5. Demografi Desa
Secara demografi Desa Tegalarum dengan perbandingan luasan wilayah 597
hektar dan total penduduk mencapai 6974 jiwa tersebut mencapai kepadatan 1168,17
jiwa/per km2 yang menyebar di 2 (dua) wilayah dusun yang terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3352 orang
- Jumlah perempuan : 3622 orang
- Jumlah KK : 2416 KK

Halaman 16 dari 84
Tabel 9. Penduduk berdasarkan rentang usia di Desa Tegalarum
No Laki-laki Perempuan
Penduduk Usia
(orang) (orang)
1 Usia 0 - 4 (tahun) 229 204
2 Usia 5 - 9 (tahun) 215 224
3 Usia 10 - 14 (tahun) 247 224
4 Usia 15 - 19 (tahun) 244 267
5 Usia 20 - 24 (tahun) 250 280
6 Usia 25 - 29 (tahun) 269 225
7 Usia 30 - 34 (tahun) 254 215
8 Usia 35 - 39 (tahun) 227 233
9 Usia 40 - 44 (tahun) 260 282
10 Usia 45 - 49 (tahun) 246 296
11 Usia 50 - 54 (tahun) 262 272
12 Usia 55 - 59 (tahun) 215 235
13 Usia 60 - 64 (tahun) 176 173
14 Usia 65 - 69 (tahun) 104 125
15 Usia 70 - 74 (tahun) 90 96
16 Usia 75 (tahun) 113 113
keatas
Sumber: SDGs Desa Tegalarum update 29 mei 2023

6. Kondisi Sosial ekonomi


Wilayah Desa Tegalarum berada di luar kawasan hutan. Terdapat 2,416 keluarga, 12
unit kerja perangkat desa, serta BPD dengan jumlah Anggota 8 orang. Menurut
sejarahnya, desa Tegalarum merupakan pemekaran wilayah kecamatan Genteng dan
desa Sempu. Karenanya, sejarah desa Tegalarum tak lepas dari sejarah desa Sempu
yang dahulunya merupakan satu kesatuan wilayah kawasan hutan gunung Raung.
Desa Sempu sendiri wilayahnya lebih mendekati pusat keramaian kecamatan
Gendeng.
Setelah makin banyaknya penduduk serta alih fungsi hutan menjadi lahan
pertanian serta pemukiman penduduk, kemudian dijadikanlah pemekaran wilayah
yang menjadikan desa Tegalarum menjadi wilayah desa sendiri yang dikukuhkan
dengan SK Bupati Banyuwangi Nomor 188 Tahun 2000 Tentang Penetapan Desa
Persiapan Tegalarum Kecamatan Sempu Menjadi Desa Tegalarum.

Halaman 17 dari 84
Sebagai wilayah di luar kawasan hutan yang dahulunya juga merupakan bekas
pembukaan hutan, desa Tegalarum memiliki lahan pertanian yang subur. Selain itu
wilayah ini memiliki sumber pengairan yang melimpah dengan keberadaan sungai
Kalisetail serta keberadaan bendungan yang memasok saluran irigasi bagi lahan
pertanian yang meliputi kecamatan Sempu, Genteng dan sekitarnya. Dengan
keberadaan sumber daya alam dan dukungan infrastruktur irigasi tersebut, pertanian
dan peternakan menjadi sumber penghidupan utama masyarakat Tegalarum.
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum sendiri cukup unik, karena
bercirikan masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa sebagai bahasa
pergulan sehari hari, menjunjung etika sopan santun dan sering menggunakan bahasa
simbolik dalam menyampaikan maksudnya, menjalankan ritual keagamaan dengan
balutan tradisi Jawa. Suku jawa ini yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut
"Orang Mentaraman" (Kerajaan Mataram) karena dahulu orang-orang Mentaraman
datang bermigrasi ke Banyuwangi.
Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, meskipun juga terdapat pemeluk
Kristen Protestan, Katolik dan sedikit agama Hindu serta Budha. Masyarakat Desa
Tegalarum juga cukup religus dimana agama Islam menjadi mayoritas yang dianut
penduduknya. Budaya Islam dengan akulturasi budaya Jawa sangat mewarnai
kehidupan sehari-hari masyarakatnya dengan adanya berbagai kegiatan pengajian,
tahlilan, yasinan, brokohan, Baritan, dsb. Bentuk kesenian bernuansa islami yang
masih lestari di desa Tegalarum yakni Kencrengan Sholawatan.

Gambar 2. Kesenian hadrah yang menjadi salah satu kesenian spiritual yang
menggambarkan masyarakat Tegalarum yang religius.

Mata pencaharian penduduk Tegalarum di sektor pertanian dan peternakan


dengan komoditi utama padi serta buah-buahan. Di bidang peternakan sebagian

Halaman 18 dari 84
masyarakatnya memelihara ternak berupa kambing, sapi, ayam, bebek dan lain-lain.
Dengan melimpahnya air, perikanan air tawar juga cukup berkembang di Tegalarum
Tingkat kemasyarakatan di Desa Tegalarum Kecamatan Sempu cukup baik hal ini
dilihat ketika ada kegiatan gotong royong masyarakat turut mengikutinya baik bersifat
secara pribadi maupun umum dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.
Sementara, Penduduk Tegalarum sendiri meskipun dibilang religius, tetapi tradisi
jawa juga masih dilestarikan.
Adapun bentuk kegiatan sosial yang di ikuti masyarakat di Desa Tegalarum yang
bersifat sosial antara lain keikutsertaanya dalam kegiatan kemasyarakatan atau
kegiatan sosial budaya yang masih dilestarikan beberapa diantaranya : Baritan,
Mauludan, Doa bersama, Istighosah, ruwatan, Slametan bersih desa, gotong royong
dan lain-lain.
Dalam kegiatan gotong ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam suatu
kegiatan misalnya membangun jalan, tempat ibadah, kebersihan lingkungan jalan atau
membantu tetangga yang terkena musibah.
Berikut ini mata pencaharian pokok Desa Tegalarum:
Tabel 10. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Tegalarum
No Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosen
Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang) tase
1 Petani 986 orang 964 orang 1950 orang 34,50%
2 Buruh tani 400 orang 512 orang 912 orang 16,14%
3 Buruh migran 87 orang 198 orang 285 orang 5,04%
4 Pegawai Negeri 36 orang 42 orang 78 orang
1,38%
Sipil
5 Pedagang barang 215 orang 395 orang 610 orang
10,79%
kelontong
6 Montir 19 orang 0 orang 19 orang 0,34%
7 Perawat swasta 5 orang 3 orang 8 orang 0,14%
8 Bidan swasta 0 orang 9 orang 9 orang 0,16%
7 Ahli pengobatan 6 orang 2 orang 8 orang
0,14%
alternatif
8 TNI 6 orang 0 orang 6 orang 0,11%
9 POLRI 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
10 Pedagang keliling 14 orang 9 orang 23 orang 0,41%
11 Tukang kayu 12 orang 0 orang 12 orang 0,21%

Halaman 19 dari 84
No Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosen
Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang) tase
12 Karyawan 271 orang 286 orang 557 orang
Perusahaan 9,85%
Swasta
13 Purnawirawan/Pe 20 orang 4 orang 24 orang
0,42%
nsiunan
14 Perangkat Desa 8 orang 4 orang 12 orang 0,21%
15 Buruh harian lepas 175 orang 392 orang 567 orang 10,03%
16 Kontraktor 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
17 Buruh usaha hotal 2 orang 0 orang 2 orang
dan penginapan 0,04%
lainnya
18 Jasa penyewaan 5 orang 0 orang 5 orang
0,09%
peralatan pesta
19 Tukang kue 9 orang 252 orang 261 orang 4,62%
20 Tukang rias 1 orang 14 orang 15 orang 0,27%
21 Tukang sumur 3 orang 0 orang 3 orang 0,05%
22 Juru masak 8 orang 52 orang 60 orang 1,06%
23 Karyawan honorer 86 orang 98 orang 184 orang 3,26%
24 Tukang cukur 5 orang 19 orang 24 orang 0,42%
25 Tukang las 8 orang 0 orang 8 orang 0,14%
26 Apoteker 1 orang 3 orang 4 orang 0,07%
27 Akuntan 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022

Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum dikenal sebagai masyarakat


yang religius serta menggantungkan kehidupan mereka dari sumber daya alam yang
ada. Pada awalnya masyarakat memiliki keyakinan Hindu-Budha sebelum datangnya
penyebaran agama Islam di wilayah tersebut dan sampai saat ini keyakinan agama di
masyarakat Tegalarum adalah Islam dan juga masih ada yang menganut keyakinan
kejawen (agama Jawa) serta masyarakat suku Osing. Keyakinan kejawen merupakan
budaya, tradisi, ritual, seni, sikap dan pandangan hidup orang Jawa yang juga berarti
kebatinan atau Spiritualitas Jawa. Keyakinan kejawen ini dibawa dari pendatang yang
berasal dari daerah Mataraman. Sementara suku Osing yang dahulunya memiliki
kepercayaan pada agama Hindu Budha, dahulunya merupakan keturunan dai
Majapahit. Setelah penyebaran Islam, akulturasi dengan budaya Osing ini juga
mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakatnya.Dengan keberadaan akulturasi

Halaman 20 dari 84
antara Kejawen, Osing serta Islam ini, Nahdlatul Ulama menjadi organisasi
kemasyarakat Islam yang berkembang luas di desa Tegalarum.
Berikut ini komposisi agama yang dianut masyarakat desa Tegalarum ;
Tabel 11. Jumlah penganut agama di Desa Tegalarum
No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Islam 3315 orang 3593 orang 6908 orang
2 Kristen 28 orang 21 orang 29 orang
3 Katolik 5 orang 7 orang 12 orang
4 Hindu - 1 orang 1 orang
5 Budha 4 orang - 4 orang
6 Konghucu - - -
Total 3352 orang 3622 orang 6974 orang
Sumber : isian profil desa Tegalarum 2022

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya
Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang guna mengurangi
kerentanan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan membuka akses pada kesempatan
kerja, permodalan dan jaringan yang lebih luas. Prosentase tingkat pendidikan Desa
Tegalarum rata-rata telah menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Tegalarum adalah sebagai
berikut;
Tabel 12. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tegalarum
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Usia 3 - 6 tahun yang sedang 71 orang 44 orang 115 orang
Tk/Play Group
2 Usia 7 - 18 tahun yang tidak
pernah sekolah
3 Usia 7 - 18 tahun yang sedang 754 orang 834 orang 1588 orang
sekolah
4 Usia 18 - 56 tahun tidak pernah
sekolah
5 Tamat SD/sederajat 10 orang 6 orang 16 orang
7 Tamat SMP/Sederajat 268 orang 288 orang 556 orang
10 Tamat SMA/Sederajat 979 orang 995 orang 1974 orang
11 Tamat D-1 168 orang 95 orang 263 orang
Halaman 21 dari 84
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
12 Tamat D-2 87 orang 106 orang 193 orang
13 Tamat D-3/Sederajat 624 orang 597 orang 1221 orang
14 Tamat S-1/Sederajat 588 orang 456 orang 1044 orang
15 Tamat S-2/Sederajat
16 Tamat SLB B 3 orang 1 orang 4 orang
909 orang 1043 orang 1949 orang
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022

Dalam konteks kebencanaan, kemiskinan menjadi salah satu faktor penyebab


kerentanan. Kemiskinan membuat individu atau kelompok sosial tidak memiki
kemampuan dalam mengupayakan pembiayaan kegiatan/aktivitas yang dapat
mengurangi individu atau kelompok tersebut dari paparan risiko bencana. Salah satu
hal paling sering terjadi adalah bagaimana keluarga miskin mau tidak menempati
rumah yang lokasinya berada di daerah aliran sungai yang rawan terkena banjir atau
longsor plengsengan/talud. Mereka secara ekonomi tidak punya kemampuan untuk
memilih lokasi lain karenanya dihadapkan pada tidak adanya pilihan lain selain
menempati rumah tersebut. Upaya mekanisme coping misalnya dengan meninggikan
pondasi rumah atau membuat tanggul pengaman memerlukan biaya yang tidak
sedikit.

Tabel 13. Lokasi rumah di wilayah rentan atau dalam kondisi rentan yang
ditempati oleh keluarga di Tegalarum
Lokasi rumah penduduk Jumlah keluarga
1 Rumah di bawah SUTT/SUTTAS 74 keluarga
2 Rumah di bantaran sungai 32 keluarga
3 Rumah dirasakan kumuh 2 keluarga
4 Rumah di bukit/perengan 4 keluarga
Sumber: SDGs Desa Tegalarum 2022

Di Desa Tegalarum sendiri masih terdapat keluarga miskin yang saat ini difasilitasi
oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran program
penanggulangan kemiskinan seperti; PKH, BLT, Bansos dsb.

Tabel 14. Jumlah keluarga penerima bantuan sosial pemerintah di Tegalarum


Jenis bantuan sosial Jumlah keluarga Prosentase
1 Penerima BLT Dana Desa Desa 142 Keluarga 27,05%
2 Penerima Program Keluarga Harapan 183 Keluarga 34,86 %
3 Penerima Bantuan Sosial Tunai 82 Keluarga 15,62 %
Halaman 22 dari 84
Jenis bantuan sosial Jumlah keluarga Prosentase
4 Penerima Bantuan Presiden / Banpres 13 Keluarga 2,48 %
5 Penerima Bantuan UMKM 10 Keluarga 1,90 %
6 Penerima Bantuan Untuk Pekerja 5 Keluarga 0,95 %
7 Penerima Bantuan Pendidikan Anak 20 Keluarga 3,81 %
8 Penerima Bantuan Lainnya 70 Keluarga 13,33 %
9 TOTAL PENERIMA BANTUAN SOSIAL 262 Keluarga 100 %
Sumber: SDGs Desa Tegalarum 2022
Tabel 15. Jumlah keluarga menurut tingkat kesejahteraan
Tingkat Kesejahteraan Jumlah keluarga
1 Keluarga Prasejahtera (KK) 229 keluarga
2 Keluarga Sejahtera 1 (KK) 424 keluarga
3 Keluarga Sejahtera 2 (KK) 519 keluarga
4 Keluarga Sejahtera 3 (KK) 713 keluarga
5 Keluarga Sejahtera 3+ (KK) 489 keluarga
Jumlah Kepala Keluarga 2374 keluarga
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2023

Kedaulatan pangan menjadi salah satu tujuan untuk menekan kemiskinan.


Kedaulatan pangan menargetkan tidak ada kelaparan di desa, juga desa mencapai
kedaulatan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang
berkelanjutan. Berdasarkan hasil pendataan, dari total 1998 penduduk terdapat 0
(nol) orang jumlah penduduk yang menderita stunting (SDG’s Desa 2023).
Selain penderita stunting, penyandang disabilitas menjadi salah satu kelompok
yang diprioritaskan dalam konteks kelompok rentan. Di Desa Tegalarum sendiri
terdapat beberapa penduduk yang menjadi penyandang disabilitas. Berikut ini data
penyandang disabilitas di Desa Tegalarum;
Tabel 16. Penyandang disabilitas di Desa Tegalarum
No Jenis Disabilitas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tunanetra 3 orang 1 orang
2 Tunarungu 217 orang
3 Tunarungu -wicara (tuli & bisu) 15 orang
4 Tunawicara 2 orang 1 orang
5 Cacat fisik/tuna daksa lainnya 18 orang 6 orang
6 Tunagrahita Idiot 7 orang 4 orang
7 Stress 5 orang 3 orang
8 Pernah Cacat Kusta 1 orang
9 Cacat Ganda (fisik & mental) 8 orang
Sumber: Profil desa Tegalarum 2023 dan SDGs Desa Tegalarum 2023

Halaman 23 dari 84
Ketersediaan sumber daya alam yang banyak tersedia di desa Tegalarum sangat
mempengaruhi penghidupan masyarakatnya yang punya pertalian erat dengan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai masyarakat pedesaan. Sumber daya alam yang
mempengaruhi penghidupan masyakat desa tegalarum ini dalam konteks
kebencanaan juga perlu dikelola sebagai bentuk kapasitas yang dimiliki sekaligus di
satu sisi punya kondisi kerentanan.
Pertanian sebagai sektor yang erat kaitannya dengan penghidupan masyarakat
desa ini meliputi pengelolaan lahan pertanian milik masyarakat desa Tegalarum
sendiri dan juga milik desa yang di garap oleh warga dengan bagi hasil yang telah di
sepakati. Pengelolahan lahan pertaniannya kebanyakan masih menggunakan cara
tradisional, dengan alat seperti cangkul, sabit, parang dan sebagainya. Dahulunya
pembajakan sawah menggunakan tenaga kerbau atau sapi sebelum akhirnya
digantikan oleh mesin traktor bajak sawah. Petani disana juga menyadari pentingnya
penggunaan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk menyuburkan tanah. Jika
hanya mengandalkan pupuk kimia, maka ketika selesai masa panen kondisi tanah akan
mengganggu dan menjadi lebih labil karena kondisi tanah yang berada di lereng
pegunungan.
Terkait dengan hasil-hasil pertanian ini, berikut ini tabel produksi tanaman
pangan, holtikultura, buah-buahan serta perkebunan Desa Tegalarum ;
Tabel 17. produksi tanaman pangan dan holtikultura Desa Tegalarum
No Komoditas Luas Panen (hektar) Produksi (ton)
2020 2021 2020 2021
1. Padi Sawah 654 640 4317 4244
2. Padi ladang 0 0 0 0
3. Jagung 11 0 72 0
4. Kedelai 0 0 0 0
5. Kacang tanah 3 0 0 0
6. Kacang hijau 0 0 0 0
7. Ubi kayu 4 4 89 96
8. Ubi jalar 19 2 405 43
9. Tumpang sari - 2 - 32
10. Bayam - 1 - 10
11. Jamur - 0,6 - 2,1
12. Kacang Panjang - 1 - 25
13. Buncis - 0,3 - 3
Halaman 24 dari 84
No Komoditas Luas Panen (hektar) Produksi (ton)
2020 2021 2020 2021
14. Cabe - 17 - 629
15. Sawi - 5 - 12,5
Sumber : Profil Desa Tegalarum 2023

Di bidang perkebunan, buah-buahan menjadi komoditas unggulan, dimana salah


satu hasil buah-buahan yang saat ini marak dibudidayakan adalah tanaman buah naga.
Sedangkan areal persawahan banyak diami tanaman padi, sayuran serta palawija.
Seperti halnya desa-desa lain di Kecamatan Sempu, di desa Tegalarum masih juga
terdapat lahan kebun kelapa dimana nantinya akan diambil sarinya yang merupakan
bahan baku pembuatan gula jawa. Aktivitas mengambil sari kelapa ini disebut
"nderes". Sampai saat ini, meskipun sudah banyak berkurang masih terdapat
beberapa petani penderes kelapa serta pembuat gula jawa terutama di dusun
Darungan.

Tabel 18. produksi buah-buahan, hasil perkebunan dan tanaman herbal


di desa Tegalarum
No Komoditas Luas Panen Produksi Tahun data
1 Pepaya 4 ha 24 ton 2023
2 Durian 5 ha 76,5 ton 2021
3 Duku 0,5 ha 0,25 ton 2020
4 Mangga 0,5 ha - 2018
5 Pisang 5 ha 10 ton 2023
6 Manggis 12 ha 164,4 ton 2023
7 Lengkeng 0,25 ha 0,03 ton 2020
8 Salak 1 ha 1 ton 2020
9 Rambutan 6 ha 37,8 ton 2023
10 Tebu 2 ha 80 ton 2019
11 Coklat/kakao 37 27 ton 2021
12 Vanili 0,5 ha - 2019
13 Kelapa kopra 32 49 ton 2021
14 Kelapa deres 17 49,1 ton 2021
15 Jahe 0,25 ha 0,25 ton 2023
16 Kunyit 0,28 ha 0,83 ton 2023
17 Lengkuas 0,1 ha 0,1 ton 2023
18 Jamur 0,25 ha - 2017
19 Daun sirih 0,5 ha - 2015
20 Kencur 0,1 ha 0,1 ton 2021
21 Temulawak 0,2 ha 0,1 ton 2023
Sumber : Profil Desa Tegalarum 2023 dan kecamatan Sempu dalam angka
Halaman 25 dari 84
Selain pertanian, usaha-usaha di bidang peternakan juga berkembang di desa
Tegalarum.
Berikut ini gambaran ternak yang berkembang di desa Tegalarum ;
Tabel 19. Jenis Ternak di Desa Tegalarum
No Komoditas Jumlah Perkiraan Data
Pemilik jumlah tahun
1 Sapi 92 orang 184 ekor 2023
2 Kerbau - -
3 Ayam Kampung 1599 orang - 2023
4 Ayam potong/broiler 14 orang 28000 ekor 2023
5 Ayam petelor
6 Bebek 12 orang 50 ekor 2023
7 Burung puyuh
8 Burung dara
9 Kambing 77 orang 189 ekor 2023
10 Domba - -
11 Angsa 1 orang 3 ekor 2021
12 Kelinci 5 orang 15 ekor 2021
13 Kolam 0,99 hektar 2021
14 Mina padi 0,95 hektar 2021
Sumber : profil Desa Tegalarum 2023 dan kecamatan Sempu dalam angka

B. Kajian Desa Partisipatif


Kajian desa partisipatif digunakan untuk memotret keadaan desa dari berbagai macam
arah melalui proses partisipasif. Seperti halnya kajian risiko bencana partisipatif, kajian
desa partisipatif ini pada prosesnya merupakan alat analisa sosial yang dapat
menumbuhkan ‘kesadaran kritis’ masyarakat terhadap permasalahan-permasalahan
yang ada.
Melalui alat analisa ini, masyarakat lebih terdorong untuk mengkritisi
permasalahan-permasalahan di desa dan terlibat lebih aktif terlibat dalam perencanan
pembangunan desa. Dalam konteks kebencanaan, kajian desa partisipatif menghasilkan
data lebih mendalam pada faktor-faktor penyebab kerentanan, permasalahan akses
terhadapa sumber daya, serta potensi-potensi yang dapat dimobilisasi menjadi kapasitas
sehingga rekomendasi-rekomendasi dalam kegiatan pengurangan risiko bencana
nantinya lebih mengakomodir sesuai dengan karakteristik masyarakatnya.

Halaman 26 dari 84
a) Kajian aktivitas harian penduduk
Tabel 20. Aktivitas harian laki-laki & perempuan desa Tegalarum
Kajian desa : Aktivitas harian
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

LAKI LAKI PEREMPUAN


1. Ibadah (sholat subuh), Bangun jam 06.00, 1.Bangun, ibadah (sholat subuh),
minum kopi, merawat ternak 2.Memasak, bersih-bersih rumah
2. Berkebun/bertani, Berangkat kerja 3.Mengantar sekolah
3. Pulang dari lahan 4.Menyuci, setrika, pekerjaan rumah, berkebun,
4. Sholat dluhur, istirahat siang, bersantai Memasak, bersih-bersih, pekerjaan rumah
5. Bertani, Merumput/mencari pakan ternak 5.Sholat dluhur, istirahat (tidur siang)
6. Ibadah (sholat ashar), Mandi sore, 6.Menjemput sekolah, berkebun
7. Istirahat, Ngopi, bersantai, aktivitas rumah, 7.Pulang dari kebun, Ibadah (sholat ashar)
merawat ternak 8. Bersih-bersih rumah, mandi
8. Ibadah (sholat magrib & isya’), makan, 9. ibadah (sholat magrib, ngaji, sholat isya),
bersantai, bercengkrama dengan keluarga Mendampingi anak belajar,
9. Kumpulan, Tidur 10. Bersantai, Tidur
ANAK LAKI-LAKI ANAK PEREMPUAN
1. Bangun (jam 06.00) 1. Bangun (jam 06.00)
2. Mandi dan sarapan 2. Mandi dan sarapan
3. Berangkat sekolah 3. Berangkat sekolah
4. Pulang dan main 4. Pulang sekolah, membantu ibu, pekerjaan rumah
5. Istirahat, Ngaji & belajar 5. Istirahat, Ngaji & belajar
6. Main HP 6. Main HP
7. Istirahat & tidur 7. Istirahat & tidur
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dalam hal pembagian peran, perempuan memilki peran yang lebih banyak
daripada laki-laki. Dimulai dari mengurusi dapur, mendampingi anak,
mencari kayu bakar sampai dengan berladang. Karena kesenjangan peran
yang demikian menuntut mobilitas perempuan lebih tinggi, sehingga
perempuan memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan laki-laki.
Halaman 27 dari 84
b) Kajian mobilitas harian penduduk
Tabel 21. Peta Mobilitas Harian Penduduk Desa Tegalarum
Kajian desa : Peta Mobilitas harian penduduk
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Jalur Bepergian Jarak Waktu tempuh Biaya Tujuan


1 Pasar sempu 3 km 5-10 menit Rp. 5.000 Perdagangan
2 Terminal Genteng 5 km 10 menit Rp. 5-10 ribu Perjalanan luar kota
3 Bank BRI 3 km 10 menit Rp. 5.000 Simpan pinjam
4 SMPN Sempu 3 km 5-10 menit Rp. 2-3 ribu Belajar
5 Puskesmas Sempu 2 km 3-5 menit Rp. 2- 3 ribu Berobat
6 Stasiun Kalisetail 3 km 5 menit Rp. 5.000 Perjalanan luar kota
7 Kantor Kecamatan 1 km 1 menit Rp. 1.000 Mengurus administrasi
Sempu kependudukan
8 KUA Sempu 3 km 3 menit Rp. 5.000 Mengurus pernikahan
9 SDN I Tegalarum 0,5 km 1 menit Rp. 500 Belajar
10 SDN II Tegalarum 0,5 km 4 menit Rp. 500 Belajar
11 SDN III Tegalarum 1 km 5 menit Rp. 1.000 Belajar
12 Rumah sakit/RSUD 8 km 15 menit Rp. 10.000 Berobat
14 SMK PGRI Sempu 2 km 8 menit Rp. 5.000 Belajar
16 Pasar Hewan 6 km 15 menit Rp. 15.000 Perdagangan ternak
Genteng
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dengan kondisi geografis yang ada, mobilitas masyarakat untuk bekerja
lebih banyak dilakukan di dalam desa, sedangkan anaka-anak untuk
mengakses pendidikan di jenjang menengah sampai atas harus menempuh
jarak yang jauh di luar desa, bahkan sampai dengan luar Kecematan. Dari
gambaran diatas, anak-anak memiliki kerentanan yang cukup tinggi
dikarenakan mobilitas hariannya yang cukup jauh.
Halaman 28 dari 84
c) Kajian kalender musim

Tabel 22. Kalender Musim Desa Tegalarum


Kajian desa : Kalender musim
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

SEPTEMBER

NOVEMBER

DESEMBER
FEBRUARI

OKTOBER
AGUSTUS
MUSIM / MONGSO

JANUARI

MARET

APRIL

JUNI
MEI

JULI
Musim penghujan v v v v v v
Musim kemarau v v v v v v v v
Musim tanam padi v v
Musim tanam palawija v
Musim panen padi + +
Musm panen palawija +
Musim hama v v v v v v
Musim penyakit v v v v v v
Musim angin kencang v v
Musim banjir v v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari kalender musim tersebut tergambarkan potensi-potensi positif yang


muncul di musim-musim tertentu, seperti panen padi, panen palawija dsb.
Di satu sisi tergambarkan adanya potensi ancaman yang sifatnya musiman
yakni angin kencang dan banjir.

Halaman 29 dari 84
d) Kajian kalender musim bulan Jawa

Tabel 23. Kalender musim tradisi bulan Jawa masyarakat desa Tegalarum
Kajian desa : Kalender musim tradisi bulan Jawa
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Jumadil Akhir
BAKDA MULUD

JUMADIL AWAL
MUSIM / MONGSO

RUWAH
MULUD
SAWAL

BESAR

SAFAR

REJEB
SURO

POSO
Musim warga punya hajat SELO v v
Budaya sholat tarawih,
v
tadarus, poso
Budaya bagi ta’jil v
Budaya santunan anak yatim v
Budaya baritan v
Budaya perayaan maulid v
Budaya silaturahmi v v
Budaya nyekar v v
Budaya kupatan v
Budaya rejeban v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari kalender musim bulan Jawa tersebut tergambarkan bentuk-bentuk


budaya spiritual yang masih dilestarikan. Bentuk-bentuk spiritual tersebut
syarat akan nilai-nilai luhur termasuk dalam hal ini nilai-nilai pelestarian
lingkungan. Dalam konteks penanggulangan bencana, Nilai pelestarian
lingkungan ini salah satu strategi utama. Karenanya apabila bentuk-bentuk
budaya spiritual diatas diangkat serta dimajukan dalam aksi
penanggulangan bencana, akan lebih diterima sebagai bagian tradisi yang
telah mandarah daging.

Halaman 30 dari 84
e) Kajian trend/kecenderungan

Tabel 24.. Analisa Trend/kecenderungan Desa Tegalarum


Kajian desa : Trend/Kecenderungan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa
Timur

Kurun waktu
Jenis (tahun)
1973 1983 1993 2003 2013 2023
Kecenderungan
Budidaya kelapa      
  
Budidaya pisang      
   
Budidaya salak      
    
   

Budidaya singkong      
   
Buddidaya rambutan      
    
  
Budidaya jeruk     - -

Budidaya buah naga - - - -  
 
Budidaya Durian - - -   
Ternak kambing      
 
Ternak sapi      
 
Ternak kerbau      

Ternak ayam      
  
Ternak kuda      -

Ternak lele - -    
Kesuburan tanah      
   
Trend kejadian banjir -     
Cuaca ekstrim (angin - - -   
kencang)
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dalam setiap komoditi mengalami peningkatan dan penurunan mengikuti


trend dalam setiap dekade. Bahkan ada yang hilang sama sekali. Dari
Analisa trend juga tergambarkan trend perubahan yang sifatnya negatif
(peningkatan ancaman serta kerentanan) salah satunya kualitas
kesuburuan tanah, kejadian angin serta kejadian banjir. Dalam konteks ini
tergambarkan hubungan antara terjadinya trend peningkatan ancaman
dan tingkat kerentanan dengan dampak dari perubahan iklim.
Halaman 31 dari 84
f) Kajian analisa mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan
Tabel 25. Bagan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan desa Tegalarum
Kajian desa : Bagan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Kelompok mata Tingkat Prosen-


Karakteristik/ukuran kesejahteraan
pencaharian kesejahteran tase (%)
- Kepemilikan lahan ¼ sd 1 hektar
- Punya unggas ≥ 1000 ekor
Kelompok pemilik
- Punya sapi 2-6 ekor, kambing ≥ 5 ekor Sejahtera 10 %
lahan, pengusaha, PNS
- Pengepul buah
- PNS/karyawan gaji diatas UMR
Kelompok menengah, - Kepemilikan lahan 1000 sd 2000 m²
pengusaha kecil - Punya sapi 1 – 2 ekor
Pra sejahtera 20%
sampai menengah, - Punya toko kelontong, pedagang buah
karyawan, pengrajin, - Pengrajin, mebel, bengkel motor, mobil
- Kepemilikan lahan 500 sd 1000 m²
Kelompok petani kecil, Kurang
- Petani yang membudidayakan jagung, palawija 30%
peternak kecil, sejahtera
- Punya kambing 1-2 ekor, ternak unggas ≤ 50 ekor
- Tidak punya lahan
- Biasanya buruh tani
Kelompok Buruh tani,
- Biasanya melakukan gaduh (memelihara ternak milik Kurang
kuli bangunan, pekerja 40%
orang lain) mampu
serabutan
- Pekerja serabutan
- Tingkat Pendidikan rendah
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Analisa : Dari bagan mata pencaharian diatas menunjukkan tingkat kesejahteraan
masyarakat di Tegalarum berkaitan dengan kepemilikan lahan, kepemilikan
alat produksi serta ternak, serta tingkat pendidikan yang dimilikinya.
Adanya gap yang besar (30%) antara prosentasi masyarakat ‘kurang
mampu’ (40%) dengan masyarakat sejahtera (10%).

Halaman 32 dari 84
g) Kajian transek/isisan desa
Tabel 26. Transek Desa Tegalarum

Kajian desa : Transek/jelajah desa


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

ZONA GUMUK &


SUNGAI PERSAWAHAN TEGALAN PEMUKIMAN AKSES JALAN PERKANTORAN PASAR
ANALISA TEBING
Jenis tanah / - Sungai sertu - Tanah basah - Tanah liat - Tanah kering - Tanah kering - Aspal - Tanah kering - Tanah kering
jenis air - Tanah sertu - Air hujan & - Air sumur - Paving
irigasi - Cor
- - Makadam
(pengerasan)
Tingkat Kesuburan/ - Subur - Subur - Subur - Subur - Subur - - -
kejernihan air
Potensi & sejarah - Bendungan - Bercocoktana - Gumuk jokosio - Ekonomi - Tempat tinggal - Arah stasiun - Ekonomi - Perdagangan
pleret m - Tambang - Tanah - Tempat ibadah - Arah kota
pemajakan - Sekolahan - Arah kecamatan
Penggunaan - Pengairan - Bercocok - Bercocok - Bercocok - Tempat tinggal - Transportasi - Ekonomi - Perdagangan
lahan - Perikanan tanam tanam tanam - Untuk melaku umum
Makam kan aktivitas - Jalan usaha tani
Status lahan - Milik desa - Milik pribadi - Milik desa - Milik pribadi - Milik pribadi - Milik desa - Milik Lembaga - Milik Pemda
- Dinas - Tanah kas desa - Milik pribadi - Milik pemda - Milik instansi - Milik desa
pengarian - Milik pemda - Milik negara
- BBWS
Halaman 33 dari 84
ZONA GUMUK &
SUNGAI PERSAWAHAN TEGALAN PEMUKIMAN AKSES JALAN PERKANTORAN PASAR
ANALISA TEBING
Jenis hewan & - Ular - Burung - Burung - Burung - Ayam - - -
jenis ternak - Ikan - belut - Tupai - Tupai - Sapi
- kol - Ular - Ular - Kambing
- Bebek
-
Jenis tanaman - Bambu - Padi - Kelapa - Pisang - Tanaman hias - Mahoni - Tanaman hias -
- Holtikultura - Bambu - Kelapa - Tanaman toga - Trembesi
- Mahoni - Palawija - Tanaman buah - Palem
-
Intervensi/ - Irigasi - Pupuk - Penataan jarak - Pupuk - Sumur gali - Kerjabakti - -
campur tangan - Pestisida tanam - Pestisida - Pengerasan jalan
manusia
Masalah dan - Longsor tebing - Hama - Longsor - Tanaman dan - Semakin - Kerusakan jalan Lahan semakin - Keramaian
kondisi sungai - Banjir - Galian C pohon yang sedikit lahan - Tanah gerak/ sempit - Meningkat
kerawanan - Banjir - Angin kencang tinggi yang terbuka Longsor jalan yg nya
tumbang - Kebakaran dekat sungai kriminalitas
- Kerusakan
tanaman
karena hama
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari transek diatas dapat dilihat analisa berdasarkan zona-zona yang ada di desa Tegalarum. Di bagian terakhir, analisa
masalah serta kondisi kerawanan menunjukkan bahwa banjir, dan angin kencang menjadi ancaman di beberapa zona.

Halaman 34 dari 84
h) Kajian sketsa kebun

Tabel 27. Sketsa kebun desa Tegalarum


Kajian desa : Sketsa kebun
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Pemanfaatan kebun :
- Kebun kelapa
- Kebun buah naga
- Kebun alpukat
- Kebun durian
- Kebun tanaman obat/Toga
- Pakan ternak

Kondisi umum :
- Intensitas tanam 1-2 kali setahun
- Jalan tidak rata
- Pemukiman tidak merata (padat)
- Tenaga kerja laki-laki dan perempuan
- Jalan menanjak

Permasalahan :
- Kelangkaan pupuk
- Rawan serangan hama & penyakit
- Kelangkaan pupuk dan mahal
- Permodalan terbatas
- Harga jual yang rendah (hasil lebun)
- Pemasaran terbatas
- Tanah kurang subur

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari sketsa kebun diatas tergambarkan pemanfaatan kebun dilakukan


pembagian peran baik laki-laki maupun perempuan. Lokasi kebun yang
rawan longsor serta peran perempuan yang sama di aktivitas berkebun
menyebabkan tingkat risiko lebih tinggi bagi kelompok perempuan.
Permasalahan di kebun hampir sama umumnya terjadi di tempat lain
seperti; Kelangkaan pupuk, serangan hama penyakit serta harga jual yang
rendah. Dengan demikian terjadi kompleksitas faktor penyebab kerentanan,
dari mulai lokasinya yang rawan longsor sampai dengan rendahnya tingkat
pendapatan petani.
Halaman 35 dari 84
b) Kajian 5 asset penghidupan
Aset penghidupan dimaknai sebagai modal atau sumber daya yang dimiliki, bisa
dimanfaatkan oleh komunitas tertentu untuk menjalankan kegiatan-kegiatan
(tertentu) dalam mencapai tujuan hidupnya.
Tabel 28. Kajian 5 Modal Penghidupan (Pentagon Asset) Desa Tegalarum
Kajian desa : Lima Modal Penghidupan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Jenis Aset Identifikasi


Sungai, Material pasir tambang pasir sungai, Sumber air, Kebun kelapa,
Tempat wisata, Air yang jernih, Udara yang bersih, Hewan/burung-burung
liar, Gumuk, Tambang pasir sungai (yang terbawa banjir), Material kayu (yang
terbawa banjir), Lahan persawahan, Kebun buah naga, Unggas (ayam potong,
bebek), Ternak rumen (sapi, kambing, domba), Tambang pasir/batu,
Sumber daya
persawahan, kebun, Tanah liat/lempung, Tegalan, Lahan untuk
Alam
bercocoktanam yang subur, Tumbuh-tumbuhan, pakan ternak, Kebun kayu,
Tanaman bambu melimpah (bisa untuk berbagai bahan & kerajinan),
Tanaman buah, Material yang dibawa banjir, Lingkungan yang bersih,
Tambang galian C

Halaman 36 dari 84
Perangkat desa, Peternak (Sapi, Kambing, bebek, ayam), Buruh sawah,
Pedagang sembako, Pedagang kelontong, Pedagang kecil/jajanan, Guru, Guru
ngaji, Penderes kelapa (penyadap nira), Pedagang kuliner, Bidan desa,
Petugas tantib (Linmas, Babinsa, Bhanbhinkamtibmas) , Tukang/bangunan,
bengkel, Tukang cukur, Tukang sound, Juru pijat, Dukun bayi, Pengepul
sayuran, Pengrajin anyaman, Pengusaha galian C, Pengepul buah, Pengepul
Sumber daya hasil pertanian, Petani padi & sayur, peternak (bebek, ayam, kambing, sapi),
Manusia peternak ikan (lele, gurami), Pedagang hasil tani (sayur,cabe, buah, jagung),
pengusaha laundry, Pengusaha pembibitan, Petani jagung, Ibu rumah tangga,
Pemuda, Pengrajin, Ketrampilan pengobatan non medis (pengobatan
alternatif), Ketrampilan kuliner (pedagang kuliner), Pengrajin, pengrajin
anyaman, pengusaha UMKM, Penambang pasir & batu sungai, Peternak ikan,
Pengrajin anyaman (bambu), Pedagang hasil kerajinan,
Gedung Balai desa, Polindes, Jalan, sekolah, Masjid, Mushola, Jalan desa,
Sumber daya
jaringan listrik, jaringan telepon, Jembatan, makam desa, irigasi, drainase
Fisik/
jalan pasar, jalan, prasarana wisata, pasar tradisional, pertokoan, perbankan,
Infrastruktur
DAM, got/saluran air, perbaikan jalan rusak, café, Pemukiman,
Kelompok tani, Karang taruna, Gotongroyong membangun rumah, gotong
royong, paguyuban peternak ayam, Kelompok pengrajin, Pengajian ibu-ibu,
PKK, pengajian bapak-bapak, kelompok usaha kecil, Kelompok pemuda,
Solidaritas membantu sesame, HIPPA, Kelompok kesenian, Kelompok
Sumber daya
yasinan, pengajian putri, Kerjasama antar keluarga, bersih desa, Saling guyub,
Sosial
memberi pengertian masyarakat dalam bermasyarakat, Arisan, Pengajian,
PKK, kumpulan RT, Paguyuban, Banser, Fatayat, Jamaah Hadrah, Kelomook
Silat, Jamaah Tahlil, Jamaah Sholawat, Kesenian sayu wiwit,, Gotong ronyong
antar keluarga dan lingkup usaha, Kelompok usaha bersama (KUBE),
Perdagangan, Arisan kelembagaan, Arisan RT, BUMDES, BUMDESMA,
Sumber daya Koperasi simpan pinjam, Simpan Pinjam RT-nan, Simpan Pinjam Gapoktan,
Keuangan Simpan Pinjam PKK, Koperasi, KSU, KUR

Sumber: Kajian Partisipati desa Tegalarum 2023

Analisa : Kajian 5 aset penghidupan diatas menggambarkan keberadaan aset-aset


yang ada di Desa Tegalarum. Melalui penilaian sederhana dari keseluruhan
aset yang dimiliki oleh komunitas desa Tegalarum dapat digambarkan
dengan diagram sebagai berikut;

Halaman 37 dari 84
Diagram analisa kesenjangan 5 aset penghidupan desa Tegalarum

Sumber Daya Alam


100
90
80
70
60
50
40
Sumber Daya Sosial 30 Sumber Daya Manusia
20
10
0

Sumber Daya Keuangan Sumber Daya Infrastruktur

Aset penghidupan erat kaitannya dengan akses dan kontrol yang dimiliki
komunitas terhadap aset-aset yang ada. Akses dan kontrol terhadap aset di
Desa Tegalarum sangat dipengaruhi oleh perubahan yang merentankan ;
a) Perubahan mendadak/goncangan, dalam hal ini peristiwa bencana
alam yang sifatnya mendadak. Peristiwa ini dapat dilihat di kajian
sejarah bencana.
b) Perubahan musiman, dalam hal ini kejadian bencana yang sifatnya
musiman dapat terjadi. Di di desa Tegalarum sendiri dari kajian kalender
musim muncul beberapa ancaman yang sifatnya musiman, yakni; banjir,
banjir bandang, dan angin kencang.
c) Perubahan perlahan (trend). Perubahan iklim membawa dampak bagi
perubahan bagi kecenderungan penghidupan masyarakat Tegalarum.
Perubahan perlahan (Trend) ini terlihat di kajian analisa
trend/kecenderungan sebelumnya.

Sumber : kajian partisipatif desa Tegalarum 2023

Halaman 38 dari 84
C. Potensi Bencana Wilayah
Desa Tegalarum berada termasuk di wilayah yang berdekatan dengan kaki gunung raung
yang dilalui sungai Kalisetail dan memiliki potensi alam yang melimpah. Keberadaan
sungai serta potensi pertanian menjadi kekayaan bagi desa Tegalarum. Melimpahnya
potensi alam selalu diimbangi dengan potensi ancaman bencana, begitu juga yang terjadi
di Desa Tegalarum yang sebagaian merupakan daerah aliran sungai memiliki potensi
terjadinya banjir dan banjir bandang. Banjir bandang yang sebelumnya jarang terjadi
menunjukkan adanya ulah atau campur tangan manusia dimana salah satu penyebabnya
adalah penggundulan hutan yang tak terkendali serta alih fungsi hutan sebagai
penyangga air tidak dapat lagi melakukan fungsinya.
Kejadian banjir dan banjir bandang yang melalui sungai Kalisetail di tahun-tahun
terakhir lalu menunjukkan risiko banjir bandang ini semakin nyata. Di tahun 2022 sempat
diberitakan kejadian longsornya tebing sungai yang mengakibatkan terancamnya
pemukiman warga di dusun Tegalyasan. Banjir bandang ini menyebabkan kerusakan
pemukiman penduduk juga kerusakan lahan pertanian. Dapat dibayangkan betapa besar
potensi ekonomi masyarakat hilang akibat dari kejadian tersebut dan tentu saja masih
mungkin berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan kondisi tersebut, Desa Tegalarum memiliki potensi ancaman sebagai
berikut ;
Tabel 29. Ragam Ancaman
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jatim
Jenis Ancaman Ragam Ancaman
Ancaman geologi Erupsi gunung Raung & gunung Agung,
Gempa bumi
Ancaman Hidrometerorologi Banjir, Banjir bandang, Angin puting beliung,
Kekeringan, Longsor sempadan sungai
Ancaman Biologi Wabah Cikungunya, Pagebluk, Pandemi
Covid-19, Wabah Hama (tikus & wereng),
Wabah muntaber, Wabah flu burung,
Ancaman kegagalan teknologi Kegagalan teknologi tambang/galian tipe-C
Ancaman lingkungan
Ancaman sosial -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 39 dari 84
Dalam catatan sejarah desa, kejadian yang disebut-sebut bencana dalam skala desa
justru dengan adanya angin puting beliung (2011) yang kemudian berdampak pada
kerusakan pemukiman penduduk, kandang ternak, lahan pertanian serta infrastruktur
jaringan listrik.
Keberadaan sungai Kalisetail yang berpotensi banjir tidak terekam sebagai kejadian
bencana yang berdampak pemukiman penduduk tetapi lebih banyak pada lahan
pertanian yang berdekatan dengan daerah aliran sungai. Sungai Kalisetail sendiri yang
melalui desa Tegaarum punya kontur bibir sungai yang tinggi dan curam. Beberapa rumah
warga yang seiring perkembangan waktu menempati daerah aliran sungai, dimungkinkan
memiliki risiko tinggi apabila bibir sungai Kalistail tersebut tergerus dan kemudian
longsor. Akumulasi arus banjir serta banjir bandang di tiap tahun telah berdampak pada
kelongsoran sepanjang 100 meter lebih bibir sungai yang berdekatan dengan jalan desa
di dusun Tegalyasan. Kejadian serupa akan dimungkinkan tejadi lagi di titik-titik
sepanjang pinggir sungai apalagi ditunjang arus banjir bandang yang meluas.
Keberadaan DAM yang berada di belakang balai desa Tegalarum mempunyai
fungsi untuk sarana irigasi. Namun dengan adanya banjir bandang yang membawa
material kayu-kayu besar dapat menghambat aliran air sehingga menyebabkan
meluapnya aliran sungai. Luapan air dari tersumbatnya DAM ini akan berdampak
terutama beberapa pemukiman yang berdekatan langsung dengan keberadaan DAM
tersebut. Sehingga pemukiman termasuk balai desa yang berdekatan dengan DAM
tersebut mempunyai risiko tinggi terdampak banjir luapan Kalisetail.
Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi adalah
terjadinya Angin kencang. Ancaman Angin kencang berdampak pada kerusakan atap
bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada manusia. Terjadinya angin
kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis Desa Tegalarum yang berada lereng
di pegununungan. Perbedaan tekanan udara antara lembah/dataran rendah dengan
dataran tinggi/wilayah pegunungan ini memicu terjadinya angin kencang.
Keberadaan gumuk serta vegetasi pepohonan di pinggiran desa disasari oleh
masyarakat dapat memecah atau mengurangi dampak angin kencang tersebut. Namun
saat ini, dengan maraknya penebangan serta tidak dipeliharanya pohon-pohon yang

Halaman 40 dari 84
rawan tumbang semakin mempertinggi risiko korban dan kerugian dari dampak
terjadinya angin tersebut.
Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Tegalarum yang pernah terjadi
hingga tahun 2023.

Tabel 30. Tabel Sejarah Bencana Desa Tegalarum


Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
1 1963 Erupsi gunung - 3 hari 3 malam gelap gulita, gagal Diskusi, Tokoh
Agung panen, tertutup abu vulkanik masyarakat
- Aktivitas berhenti

2 1965 Kekeringan - Kurang pngan, banyak yang sakit Diskusi, Tokoh


masyarakat
3 1968 Banjir bandang - Terputusnya jembatan Setail, Diskusi, Tokoh
hewan hewan hanyut, rel kereta masyarakat
api putus

4 1970 Pagebluk - Gagal panen, sulit mencari Diskusi, Tokoh


makan, hanya memakan umbi- masyarakat
umbian
- Sekolah terhenti
- Banyak warga yang sakit

5 1973 Wabah hama - Gagal panen merata, kelangkaan Diskusi, Tokoh


wereng beras masyarakat

6 1994 Gempa bumi - Gempa bumi di pesisir selatan Diskusi, Tokoh


terasa sampai Tegalarum, tetapi masyarakat
tidak ada dampak korban
ataupun kerusakan

7 2004 Wabah - Bayang orang yang sakit Diskusi, Tokoh


muntaber - Ada korban meninggal ± 3 orang masyarakat

8 2005 Wabah hama - Gagal panen merata Diskusi, Tokoh


wereng - Kelangkaan beras masyarakat

9 2006 Wabah - Banyak orang yang sakit Diskusi, Tokoh


cikungunya - Banyak orang terdampak; lumpuh masyarakat
sesaat, tidak bisa bekerja

Halaman 41 dari 84
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
10 2006 Wabah flu - Semua unggas sakit
burung - Hampir semua unggas mati

11 2007 Wabah hama - Gagal panen merata Diskusi, Tokoh


tikus - Kerugian material masyarakat

12 2011 Angin puting - Beberapa rumah rusak berat dan Diskusi, Tokoh
beliung sedang, tiang listrik roboh, 2 hari masyarakat
listrik padam, 5 kandang ayam
rusak berat, pohon-pohon
tumbang, gagal panen

13 2015 Erupsi gunung - Hujan abu tipis menyebabkan Diskusi, Tokoh


raung iritasi mata, gangguan masyarakat
pernafasan, beberapa tanaman
rusak/gagal panen

14 2019 – Pandemi covid- - Beberapa warga sakit Diskusi, Tokoh


2021 19 - Beberapa warga meninggal dunia masyarakat
- Ekonomi masyarakat
terganggu/lumpuh
- Sekolah diliburkan

15 2023 Kegagalan - Polusi udara Diskusi, Tokoh


teknologi galian - 3 orang anak jadi korban masyarakat
tipe C (meninggal) jatuh di kubangan
- Berisiko roboh/rawan longsor

Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 42 dari 84
BAB III. PENGKAJIAN RISIKO BENCANA

A. Penilaian Ancaman
Penilaian ancaman bertujuan memahami dan menilai jenis-jenis ancaman, peringkat
kemungkinan terjadi dan dampaknya, serta bagaimana karakter atau ciri-ciri setiap
ancaman.
1. Pemeringkatan ancaman
Tabel 31. Pemeringkatan ancaman
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kemungkinan Perkiraan
Jenis Ancaman Total
Terjadi Dampak
1 Wabah cikungunya 2 1 3
2 Pagebluk 1 1 2
3 Banjir bandang 4 3 7
4 Banjir 4 3 7
5 Angin puting beliung & angin kencang 3 3 6
6 Erupsi gunung berapi (Gn. Raung & 2 1 3
Gn. Agung)
7 Pandemi Covid-19 2 1 3
8 Wabah hama wereng 4 1 5
9 Wabah hama tikus 2 2 4
10 Wabah muntaber 2 2 4
11 Kegagalan teknologi Galian tipe -C 2 1 3
12 Longsor plengsengan/ sempadan 3 2 5
sungai
13 Kekeringan 2 1 3
14 Wabah flu burung 2 1 3
15 Gempa bumi 2 1 3
Sumber: Dsikusi Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa Tegalarum Tahun 2023
Keterangan :
Kemungkinan terjadi Perkiraan dampak
Nilai 1 = Tidak mungkin terjadi Nilai 1 = Tidak parah
Nilai 2 = Kemungkinan kecil terjadi Nilai 2 = Agak parah
Nilai 3 = Sangat mungkin terjadi Nilai 3 = Parah
Nilai 4 = Pasti terjadi Nilai 4 = Sangat parah

Dari hasil kajian pemeringkatan ancaman diatas, didapatkan 3 prioritas ancaman


untuk dikaji, yakni ; 1) Banjir, 2) Banjir bandang dan 3) Angin puting beliung & Angin
kencang.
Halaman 43 dari 84
2. Penilaian karakter ancaman
a. Karakter ancaman banjir bandang
Tabel 32. Karakter ancaman banjir bandang

Jenis ancaman : Banjir bandang


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Terhambatnya aliran sungai oleh material & pohon yang
tumbang
- Curah hujan yang tinggi di daerah hulu
- Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Penebangan hutan secara liar, illegal logging
- Tanah longsor di hulu (Jambewangi, dst)
- Peanggaran sistem penebangan
- Penebangan hutan yang berlebihan
Tanda Peringatan - Suara gemuruh
- Mendung tebal di wilayah utara
- Meningkatnya debit air tiba-tiba
- Air yang keruh
Faktor Perusak - Arus yang sangat deras
- Material; kayu, lumpur, dst yang terbawa
- Longsor tebingan sungai/sempadan
Sela Waktu - Hanya beberapa jam
- ± 1 jam
Kecepatan Hadir - Sangat cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember sd Januari
- Februari sd Maret
Frekuensi - Jarang terjadi
Durasi - 2 sd 3 jam
Posisi - Wilayah sepanjang bantaran sungai Setail
Intensitas - 25 rumah dan balai desa
- Dusun tegalyasan
- Jembatan dan DAM
- Wilayah sepanjang bantaran sungai
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 44 dari 84
b. Karakter ancaman banjir
Tabel 33. Karakter ancaman banjir

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Banyaknya penebangan hutan
- Curah hujan yang tinggi Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Pembuangan sampah sembarangan
- Kurangnya tata kelola sistem drainase dan banyaknya
pendangkalan saluran air
Tanda Peringatan - Meningkatnya debit air
- Mendung tebal di wilayah utara
- Suara gemuruh
- Tiba-tiba banyak sampah yang terbawa aliran
- Hujan deras selama 2 sd 4 jam
Faktor Perusak - Membawa material, batuan kecil & besar, pepohonan,
hewan
- Lonsor tebingan sungai & sempadan
Sela Waktu - Hitungan menit
- Kalau dari hulu mendung tebal ± 2 sd 3 jam
- Melihat ketinggian air ± 15 menit
Kecepatan Hadir - Deras dan cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember sd Januari
- Februari sd Maret
Frekuensi - Diantara bulan Desember, Januari sd Maret
-
Durasi - 1 sd 24 jam, tergantung curah hujan
Posisi - Sepanjang aliran sungai
- Dampak terbesar di hulu sungai
Intensitas - Risiko sedang sd tinggi terjadi longsor di sepanjang tebingan
sungai
- Rawan longsor sempadan sungai ± 25 rumah
- Rawan terendam banjir ± 25 rumah termasuk balai desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 45 dari 84
c. Karakter ancaman angin puting beliung dan angin kencang
Tabel 34. Karakter ancaman angin puting beliung dan angin kencang

Jenis ancaman : Angin puting beliung dan angin kencang


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Penebangan pohon yang dapat memecah angin
- Adanya perbedaan suhu
- Perbedaan tekanan udara
Tanda Peringatan - Suara gemuruh angin, mendung tebal
- Adanya hujan
Faktor Perusak - Kecepatan angin
- Debu dan material yang terbawa
- Pohon yang robon
- Dahan, ranting dan material yang terbang
- Puting beliung; terjadinya pusaran angin
Sela Waktu - 20 sd 30 menit
Kecepatan Hadir - 30 knot / 55,56 km / jam
Periode - Bulan desember, januari
Frekuensi - Tidak dapat diprediksi
- Angin putting beliung besar terakhir terjadi tahun 2011
Durasi - ± 30 menit sd 1 jam
- Puncak angin antara 5 sd 10 menit
Posisi - Dataran
- Lereng gunung/pegunungan
Intensitas - Merata seluruh desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 46 dari 84
B. Penilaian Risiko

Pengkajian risiko dapat dilakukan dengan menganalisa kondisi dan karakteristik suatu masyarakat dan lokasi penghidupan mereka untuk menentukan
faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kerentanan dapat ditentukan dengan mengkaji aspek
keamanan lokasi penghidupan mereka atau kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial ekonomi dan
lingkungan hidup yang bisa meningkatkan kerawanan suatu masyarakat terhadap ancaman dan dampak bencana.
1. Tingkat Kerentanan
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut:
1.1 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir bandang
Tabel 35. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman Banjir bandang

Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan


Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- 356 KK - - Lokasi pemukiman - Tidak buang sampah - Sungai lebih (3) Sedang
dekat bantaran sungai di sungai bersih
Aset Sumber Daya
- Kurangnya kesadaran - Bersih-bersih lokasi - Aliran air
Manusia
terhadap ancaman sungai lancar
banjir bandang
Aset Sumber Daya - Gagal panen - - Lokasi lahan pertanian - Normalisasi aliran (3) Sedang
alam lingkungan - Sempadan sungai - berdekatan dengan sungai
longsor/ambrol daerah aliran sungai - Perbaikan drainase

Halaman 47 dari 84
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Pemukiman terendam - - Lokasi berada di dekat - Pembersihan saluran Lingkungan (4) Tinggi
- Sekolah libur aliran sungai air besih
Aset fisik - Tempat ibadah terendam - DAM yang tersumbat - Pembersihan DAM
infrastruktur - Jembatan putus menyebabkan air
- Jalan di dekat sungai meluap
terputus/ambrol
- Kegiatan pengajian - - Lokasi kegiatan - Penundaan - (1) Sangat
terganggu terendam banjir kegiataan rendah
Aset sosial - Kegiatan sosial (arisan, - Kurangnya
kumpulan dll) terganggu kesiapsiagaan dalam
menghadapi banjir
- Perniagaan di pasar - - Beberapa pedagang - Bersih-bersih - Memper (2) rendah
Aset ekonomi / terhenti tidak dapat berjualan lingkungan cepat kegiatan
finansial karena rumahnya pasar pulih
terdampak banjir kembali
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Halaman 48 dari 84
1.2 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 36. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman Banjir

Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan


Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- 700 KK - - Tidak ada pilihan - Bersih-bersih aliran - Mengurangi (3) Sedang
lokasi lain untuk sungai dampak
tinggal - Membangun banjir
Aset Sumber Daya
tanggul/bronjong - Sungai
Manusia
- Tidak membuang menjadi
sampah bersih
sembarangan
Aset Sumber Daya - Gagal panen Tegalan 3,5 7,5 juta - Banjir merusak - - (5) Sangat
alam lingkungan hektar tanaman sehingga tinggi
- Gagal panen persawahan 30 juta mengakibatkan gagal
3,5 hektar panen
- Pemukiman terendam - - Pinggiran/bantaran - Pengerukan Mengurangi (2) Rendah
- Jembatan rusak sungai yang tinggi risiko
Aset fisik
tergerus air longsornya
infrastruktur
sempadan
sungai

Halaman 49 dari 84
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Pertemuan kelompok - - Tidak bisa - Kegiatan - (1) Sangat
Aset sosial (yasinan, pengajian, dll) menghindari ditunda/diliburkan rendah
terganganggu
- Longsornya sempadan - - Material batu dan - Penambangan pasir Longsornya (5) Tinggi
sebagai akibat pasir melimpah dan batu kali sempadan
Aset ekonomi / penambangan pasir dan sehabis banjir
finansial batu dari banjir yang tidak mempunyai nilai
dikelola dengan baik ekonomis tinggi untuk
ditambang
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 50 dari 84
1.3 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin Kencang

Tabel 37. Tingkat kerentanan terhadap ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang

Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan


Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- ± 150 KK - - Dietabangya pohon- - Penghijauan - Memper kecil 2 (Rendah)
- Trauma pohon besar tanaman keras dampak bencana
Aset Sumber
- Faktor fisik (lansia) untuk memperkecil
Daya Manusia
dampak

Aset Sumber - Banyak pohon - ± Rp. 100 juta - Kontur tanah - Pohon ranting - Memper kecil 2 (Rendah)
Daya alam tumbang - Jenis tanaman pohon dampak bencana
lingkungan - Ketinggian pohon - Penanaman
tanaman keras
berakar serabut

- ± 150 rumah - ± 200 juta - Konstruksti bangunan - Memperbaiki - Meminimalisir 4 (tinggi)


megalami yang kurang kuat/tidak konstruksi kerusakan
kerusakan atap tahan angin bangunan infrastruktur
Aset fisik
- Putusnya aliran - Mengganti material
infrastruktur
listrik bangunan yang
tahan angin

Halaman 51 dari 84
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Terganggunya - - Minimnya sosialisasi - Sosialisasi - Meningkat nya 3 (Sedang)
kegiatan sosial kesiapsiagaan, kesiap siagaan
kemasyarakatan Mitigasi dan masyarakat
pencegahan - Masyarakat lebih
Aset sosial
bencana paham tentang
perencanaan pra
bencana

- Terganggunya - - Masyarakat tidak dapat - Pemberian bantuan - Mengurangi/ 3 (Sedang)


Aset ekonomi / kegiatan ekonomi berkativitas/ bekerja di bagi korban/ warga meringankan
finansial masyarakat luar terdampak beban

Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 52 dari 84
2. Tingkat Kapasitas
Hasil kajian kapasitas yang dimiliki individu dan masyarakat adalah sebagai berikut:
2.1 Penilaian Kapasitas Terhadap Ancaman Banjir Bandang
Tabel 38. Tingkat Kapasitas terhadap ancaman Banjir bandang

Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas


Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Linmas 30 orang - - Kurangnya pelatihan - Kerja bakti - Menambah (3) Sedang
- Karang taruna ± 10 orang kesiapsiagaan kekompakan
- Pos kampling - Kurangnya
Aset Sumber Daya - Posyandu kekompakan untuk
Manusia - PKK berjaga-jaga/
memantau situasi
- Kurangnya informasi

Aset Sumber Daya - Banyaknya rumpun - - Mulai banyaknya - Penanaman kembali - Mengurangi (4) Tinggi
alam lingkungan bambu di pinggir sungai penebangan dampak
- Adanya kebun kelapa di terjadinya
dekat bantaran sungai longsor
- Banyaknya tanaman keras sempadan/
(pohon mahoni) di dekat tebingan
bantaran sungai sungai

Halaman 53 dari 84
Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Adanya kentongan di pos - - Belum dikelola sebagai - Perbaikan prasarana - Alat yang (3) Sedang
Aset fisik ronda alat peringatan dini yang rusak rusak dapat
infrastruktur - Adanya pengeras suara di - Rusak difungsikan
masjid dan mushola lagi

- Gotong royong - - Kurangnya koordinasi - Musyawarah - Terciptanya (4) Tinggi


masyarakat di kelompok serta koordinasi
Aset sosial - Kelompok-kelompok antara kelompok yang lebih
masyarakat baik

- Adanya bantuan logistik - - Jumlah bantuan yang - Pendistribusian - Sedikit (2) rendah
warga terdampak terbatas semua bantuan membantu
Aset ekonomi /
sehingga tidak dapat meringankan
finansial
bekerja beban warga
terdampak
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 54 dari 84
2.2 Penilaian Kapasitas Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 39. Tingkat kapasitas terhadap ancaman Banjir

Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas


Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Kelompok RT ; 20 kelompok - - Kurangnya Belum ada - (2) Rendah
Aset Sumber Daya
- Karang taruna ; 5 kelompok pengetahuan tentang
Manusia
resiko bencana
Aset Sumber Daya - Adanya rumpun bambu - - Banyak penebangan Belum ada - (3) Sedang
alam lingkungan yang melimpah pohon/kayu dan
- Adanya pohon besar bambu yang
disepanjang bantaran berlebihan di
sungai sepanjang bantaran
sungai
- Adanya DAM - - Material yang Pembersihan DAM - (3) Sedang
- Akses jalan yang bagus menumpuk di DAM
dapat memudahkan proses menyebabkan arus
evakuasi sungai tidak lancar
Aset fisik
- Sarana komunikasi yang - Belum ada
infrastruktur
lancar dapat pengorganisiran
- Masjid & mushola dengan potensi infrastruktur
pengeras suara untuk penanggulangan
- Poskamling bencana

Halaman 55 dari 84
Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Gotong royong - - Mulai memudarnya - Pertemuan- Mempererat (4) Tinggi
kepedulian untuk pertemuan sosial dan
Aset sosial
bergotong royong kemasyarakatan meningkatkan
rasa kepeduian
- Material untuk perbaikan 200 juta - Karena dikerjakan - (2) rendah
Aset ekonomi / - Swadaya masyarakat untuk pihak ke 3 sehingga
finansial perbaikan mengurangi nilai
gotong-royong
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 56 dari 84
2.3 Penilaian Kapasitas Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin kencang
Tabel 40. Tingkat kapasitas terhadap ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang

Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas


Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Adanya tenaga kesehatan - - Pembekalan ilmu - Sosialisasi melalui - Meningkatnya (2) Rendah
- Linmas mitigasi dan forum-forum pemahaman
- Karang taruna kesiapsiagaan pertemuan yang ada tentang
Aset Sumber
- Kelompok masyarakat terhadap bencana di masyarakat kesiapsiagaan
Daya Manusia
- Kelompok RT ; 20 yang minim/ beluma
kelompok da
- Karangtaruna
Aset Sumber - Adanya rumpun bambu - - Berkurangnya pohon - Reboisasi/penghijauan - Mengurangi (2) Rendah
Daya alam - Adanya pohon besar pohon yang besar dan dengan tanaman keras intensitas
lingkungan mahoni, jati keras karena kecepatan
- Adanya gumuk yang penebangan angin
dapat meredam angin
- Sarana komunikasi yang - - Belum ada - Belum ada - (2) rendah
lancar dapat pengorganisiran
Aset fisik - Masjid & mushola dengan potensi infrastruktur
infrastruktur pengeras suara untuk
- Poskamling penanggulangan
bencana

Halaman 57 dari 84
Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Kegiatan gotong royong - - Belum ada - Sosialisasi tentang - (2) rendah
- Kelompok-kelompok pengorganisiran tangguh bencana
masyarakat potensi aset sosial ini
Aset sosial
untuk
penanggulangan
bencana
- Simpan pinjam untuk - - Banyaknya - Pembelian bibit Mengurangi (2) rendah
permodalan pengeluaran biaya pohon untuk reboisasi dampak yang
Aset ekonomi /
tambahan yang - akan
finansial
dikeluarkan untuk ditimbulkan
perbaikan kerusakan oleh angin
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 58 dari 84
3. Tingkat Risiko
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut:
1.1 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Banjir Bandang
Tabel 41. Tingkat risiko terhadap ancaman Banjir bandang

Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - - Sosialisasi - R (Rendah)
- Luka-luka - penataan
- Kehilangan - lingkungan
Aset Sumber Daya kemampuan/ketrampilan -
Manusia - Mengungsi - 25 KK - Rumah berada di
- Tidak bisa bekerja daerah rawan banjir
- Trauma bandang

Aset Sumber Daya - Pencemaran air - 400 - Diterjang oleh arus - Penyediaan air S (Sedang)
alam lingkungan - Kerusakan lahan pertanian - ± 5 hektar banjir bandang bersih - S (Sedang)
- Kerusakan/Kehilangan sumber air - R (Rendah)
- Gangguan fungsi irigasi - 700 m S (Sedang)

- Rumah rusak/hilang - - Lokasi lahan berada - Gotong royong - R (Rendah)


- Kerusakan jaringan air - di wilayah rawan R (Rendah)
Aset fisik / - Kerusakan karingan listrik - banjir bandang R (Rendah)
infrastruktur - Kerusakan tempat kerja - - Struktur jalan dan R (Rendah)
- Jembatan rusak - jembatan tidak kuat R (Rendah)
- Gangguan fungsi jalan - R (Rendah)
Halaman 59 dari 84
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Gangguan kerukunan warga - - Akses jalan yang -- - R (Rendah)
- Gangguan fungsi organisasi - terganggu sehingga R (Rendah)
Aset sosial - Gangguan kekerabatan keluarga - kegiatan tertunda R (Rendah)
- Gangguan partisipasi - R (Rendah)

- Kehilangan Penghasilan upah/ - Lokasi lahan berada - Membantu -


kerja - 50 KK di wilayah rawan lapangan S (Sedang)
- Kehilangan modal kerja - 100 - Kehilangan lapangan pekerjaaan S (Sedang)
- Gagal panen - 100 pekerjaaan S (Sedang)
Aset ekonomi /
- Kehilangan ternak - R (Rendah)
finansial
- Kerusakan/ kehilangan surat -
penting R (Rendah)
- Pengeluaran tambahan Keluarga - R (Rendah)

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 60 dari 84
1.2 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Banjir

Tabel 42. Tingkat risiko terhadap ancaman Banjir

Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Bentuk Risiko Perkiraan Kerentanan
Aset Risiko
jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal Berisiko
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Luka-luka - - - - R (Rendah)
- Sakit - 5 orang - Air yang kotor - Ada polindes - R (Rendah)
- Kehilangan
Aset Sumber
kemampuan/ketrampilan - - - - R (Rendah)
Daya Manusia
- Mengungsi - - - - R (Rendah)
- Tidak bisa bekerja - - - - R (Rendah)
- Tidak bisa Sekolah - - - - R (Rendah)

Aset Sumber - Pencemarana air/udara/tanah -1 - - - R (Rendah)


Daya alam - Kerusakan sumber air bersih - - - - R (Rendah)
lingkungan - Kerusakan lahan pertanian - 2 - Terendam banjir - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi irigasi -1 - Terendam banjir - - R (Rendah
- Kerusakan hutan -1 - Terendam banjir - - R (Rendah)
- Kerusakan sempadan sungai - 2 (400 juta) - Abrasi karena
- Keruskaan kegilangan sumber daya banjir - - R (Rendah)
alam -2 - Terendam banjir - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi estetik tanaman -2 - Terendam banjir - - R (Rendah)

Halaman 61 dari 84
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Bentuk Risiko Perkiraan Kerentanan
Aset Risiko
jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal Berisiko
- Rumah rusak/hilang - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi rumah - - - - R (Rendah)
- Kerusakan jaringan air bersih - - - - R (Rendah)
- Kerusakan jaringan listrik - - - - R (Rendah)
Aset fisik /
- Kerusakan saluran air - - - - R (Rendah)
infrastruktur
- Kerusakan tempat kerja -2 - - - R (Rendah)
- Kerusakan fasilitas umum - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi jalan - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi jembatan - - - - R (Rendah)
- Gangguan kerukunan warga - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi organisasi sosial - - - - R (Rendah)
Aset sosial
- Gangguan hambatan partisipasi - - - - R (Rendah)
- Gangguan hambatan keluarga - - - - R (Rendah)
- Kehilangan Penghasilan upah kerja - - - - R (Rendah)
- Kehilangan pekerjaan - - - - R (Rendah)
- Kehilangan modal kerja - - - - R (Rendah)
- Gagal panen - 3,4 ha (37,5 jt) - Terendam banjir - - S (Sedang)
Aset ekonomi /
- Kehilangan ternak - - - - R (Rendah)
finansial
- Kerusakan/kehilangan harta benda - - - - R (Rendah)
- Kerusakan/ kehilangan surat
penting - - - - R (Rendah)
- Pengeluaran tambahan Keluarga - 2 KBO (45 juta) - Terseret air - - R (Rendah)
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Halaman 62 dari 84
1.3 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin Kencang

Tabel 43. Tingkat risiko terhadap ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang

Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset Risiko
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Sakit - - - - R (Rendah)
Aset Sumber - Depresi/trauma - - - - R (Rendah)
Daya Manusia - Luka-luka - 10 orang, - Kekurang siapsiagaan - Korban dilarikan di - Korban R (Rendah)
masyarakat puskesmas tertangani
- Mengungsi - Kerugian (2 juta) - Atap rumah hancur - - R (Rendah)
Aset Sumber - Kerusakan lahan - - - - S (Sedang)
Daya alam pertanian
lingkungan - Kerusakan lahan kebun - 4 hektar, 100 - Sudah semakin - Reboisasi Menguangi S (Sedang)
juta berkurangnya pohon besar - Pemangkasan risiko
yang perakarannya kuat dahan/batang
- Dahan pohon yang rapuh pohon yang rapuh
- Rumah rusak - 50 rumah - Konstruksi bangunan yang - Penggunaan genset Kebutuhan R (Rendah)
- Kerusakan fasilitas - 15 tiang listrik kurang kuat untuk listrik darurat listrik untuk R (Rendah)
umum - Material bangunan mudah darurat bisa
Aset fisik / - Kerusakan rumah/ terbawa angin terpenuhi R (Rendah)
infrastruktur pemukiman - Penempatan jaringan dan
- Jaringan listrik padam tiang listrik yang R (Rendah)
berdekatan dengan pohon
besar
Halaman 63 dari 84
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset Risiko
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Gangguan fungsi - - Berlindung/mengamankan - Menunda kegiatan - (R) Rendah
organisasi sosial diri masing-masing di
- Gangguan hambatan rumah
Partisipasi (R) Rendah
Aset sosial
- Tidak bisa sekolah
- Aktivitas sosial tertunda
(R) Rendah
(R) Rendah
- Ekonomi menurun - - Kurangnya pengetauan - - (R) Rendah
- Kehilangan pendapatan - kesiapsiagaan dalam - - (R) Rendah
- Kehilanan pekerjaan - menghadapi ancaman - - (R) Rendah
- Kehilangan modal kerja - angin puting beliung - - (R) Rendah
Aset ekonomi / - Pengeluaran tambahan - - - - (R) Rendah
finansial keluarga
- Kerusakan harta benda - 150 orang, 50 - Anggaran - Sedikit (S) Sedang
juta kebencanaan dari meringkan
APBDes beban
kerban
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 64 dari 84
C. Pemetaan Risiko Bencana

Gambar 3. Peta Ancaman Banjir Desa Tegalarum Kecamatan Sempu


Kabupaten Banyuwangi

Halaman 65 dari 84
BAB IV. REKOMENDASI

A. Rekomendasi Kebijakan
Upaya pengurangan risiko bencana di Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Kabupaten
Banyuwangi memerlukan landasan kebijakan strategis. Kebijakan strategis ini dapat
dilakukan setelah melakukan kajian risiko bencana yang ada di Desa Tegalarum seperti
dilakukan diatas. Berdasarkan hasil kajian risiko tersebut akan nampak tindakan
pencegahan dan mitigasi apa yang sesuai, kesiapsiagaan apa yang harus dibangun,
rencana tanggap darurat yang sesuai dengan kebutuhan, serta tindakan pemulihan
pasca bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Tak hanya pengkajian risiko tingkat desa yang menjadi acuan penyusunan
pilihan tindakan penanggulangan bencana Desa Tegalarum, tetapi juga rencana
penanggulangan bencana tingkat di atasnya. Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
tingkat desa harus sejalan dengan RPB tingkat kabupaten, RPB tingkat propinsi dan
Rencana Aksi Nasional (RENAS) Penanggulangan Bencana Indonesia, sehingga
membentuk keterpaduan tingkat nasional hingga desa.
Praktik-praktik pengurangan risiko bencana ini berkaitan dengan berbagai
pihak yang berkepentingan atau pemangku kepentingan yang ada di desa Tegalarum.
Untuk melihat keberadaaan pemangku kepentingan tersebut, dilakukan pemetaan
pemangku kepentingan secara partisipatif.
Adapun hasil dari pemetaan pemangku kepentingan secara partisipatif
tersebut adalah sebagai berikut;

Halaman 66 dari 84
Gambar 4. Hasil Diskusi Pemetaan Pemangku Kepentingan di Desa Tegalarum

Penjelasan :
Gapoktan Tokoh
Banser • Posisi X (x – axis)
Tenaga Agama
Kesehaan
menunjukkan seberapa besar
Y = PENGARUH

HIPPA KEPALA
DESA
peran pemangku kepentingan
Karang
taruna PKK tersebut dalam kerja-kerja
Jaranan pembangunan di desa secara
Buto Jangger BABINSA umum serta dalam upaya
Songkel Titro Fatayat/
Meja Budaya Muslimat
Kelompok
Silat
pengurangan risiko bencana
Sanggar
secara khusus.
Kadus RT RAPI • Posisi Y (y-axis) menunjukkan
Sayu Wiwit BPD
POKDAKAN
seberapa besar pengaruh
Kelompok
Senam RW
Kelompok
Tani
POLMAS Kelompok
Pembudi
pemangku kepentingan
KELOMPOK
TERNAK
daya Ikan tersebut terhadap komunitas
LPMD Kader desa secara umum. Pengaruh
Posyandu ini juga menunjukkan seberapa
besar pengaruh pemangku
Ansor kepentingan tersebut terhadap
kebijakan desa.

X = PERAN

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Dari kajian pemetaan pemangku kepentingan diatas, karakteristik masyarakat


Tegalarum banyak dipengaruhi oleh pemangku kepentingan yang bergerak di sektor
ekonomi utama pertanian. Adanya lembaga-lembaga sosial di tingkat desa seperti
LMDH, PKK dan BUMDES memiliki peran strategis serta mempunyai pengaruh yang
kuat di dalam masyarakat.
Keberadaan Pengelola cukup memiliki pengaruh yang besar di masyarakat. Hal
ini dimungkinkan karena keberadaan mereka dipandang dapat menggerakkan sektor
ekonomi alternatif bagi desa. Tetapi peran mereka dalam praktik-praktik yang
mendukung pembangunan desa belum nampak, atau bisa jadi belum digandeng oleh
pemangku kepentingan lainnya.
Dari analisa pemangku kepentingan diatas, dapat dilihat gap antar para
pemangku kepentingan agar dapat mengoptimalkan peran serta pengaruh masing-
masing dalam upaya mengembangkan desa Tangguh bencana Tegalarum.

Halaman 67 dari 84
Tabel 44. Analisa Pemangku Kepentingan dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Desa
Tegalarum

Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
1 Pemerintah - Kegiatan pemerintahan - Pemdes melayani masyarakat - Penyebaran - Koordinasi
Desa - Kepala desa ; dengan baik informasi yang - Perenca
Tegalarum Sarimanto - Pelayanan mudah dan cepat kurang maksimal naan
- Jumlah perangkat Desa - Adanya Keterbukaan dalam terhadap masyarakat - Pengang
12 orang (L= 8) , (P=4). anggaran dan penganggaran - Pemeliharaan garan
- ATK ada lengkap infrastruktur yang
- Luas kantor 500m2 belum maksimal
- PAD masih kecil
2 Kepala Desa - Sebagai pemimpin - Meningkatkan pelayanan pada - Jadwal kerjanya yang - Sebagai koor
desa masyarakat terlalu padat dinator selu
- Achmad Turmudzi ruh lembaga
3 Kepala - Ada 2 Kepala dusun - Meningkatkan pelayanan pada - Jadwal kerjanya yang - Membantu
Dusun - Darungan; Hadi Sukoco masyarakat di dusun masing- terlalu padat Kades meng
- Tegalyasan ; Anang masing koordinir
Hadi Susanto - Mengorgansir potensi dusun wilayah
masing-masing dusunnya
4 BPD Anggota 8 orang (L= ), - BPD dipilih dengan cara voting - Tidak diharuskan - Koordinasi
(P= ) - Mengemban aspirasi masyarakat mengantor -
- Membuat keputusan berama - Tidak ada komputer Musyawarah
pemdes
5 Lembaga - Jumlah 4 orang - Bisa bekerja sama dengan warga - Gabung dengan - Koordinasi
Masyarakat - Laki-laki= , - Membantu pelaksanaan pemerin kantor desa
Desa Perempuan = tah desa di bidang Pengurangan
(LPMD) risiko bencana (PRB)
- Sosialiasasi
6 PKK - Ketua: Yunis Sufirma - Berperan aktif dalam membantu - Kurangnya koordinasi - Mengelola
Dewi. Pengurus inti 6 pemdes dalam pemberdayaan antar Lembaga bantuan
orng, 4 Pokja. perempuan logistic
- Kegiatan; pendidikan, - Meningkatkan kesejahteraan - Edukasi
kesehatan, sosial, bagi keluarga bencana
bumil/balita - Edukasi bencana
7 BUMDES - BUMDESA ARUM - Menjadi sumber PAD - Minimnya dana - Mencari
WANGI - Menghidupkan ekonomi Bumdes investor
- Ketua; Moh. Askuri masyarakat desa - Kerjasama
- Pengelola BUMDES - Mengembangkan potensi desa dengan
induk ( 3 orang) - Mengembangkan UMKM pihak luar
- Petani dan UMKM bisa sejahtera
8 Karang - Sebagai kelompok - Membantu pemdes di bidang - Kurangnya koordinasi - Koordinasi
taruna pemuda Kepemudaan antar anggota
- Ketua; - Memajukan olah raga di
- anggota ; ….. orang Tegalarum. Mengembangkan
- Kegiatan; Olah raga, potensi generasi muda Tegalarum
Seni budaya, - Meningkatkan kegiatan sosial di
Wirausaha desa
Halaman 68 dari 84
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
9 Rukun - Jumlah RT=52, RW =14 Membantu pemdes: - Insentif sangat - Koodinasi
Tetangga - Sebagai pusat - Kemasyarakatan kurang - Mengontrol
(RT) dan pelayanan masyarakat - Koordinasi warga lingkungan
Rukun terkecil - Gotong royong masing-
Warga (RW) - Sosialiasi masing
- Keamanan
10 Kelompok - Ketahanan pangan - Mensejahterakan petani - Kurangnya modal - Memberikan
tani desa - Meningkatkan hasil tani usaha tani bantuan
- Kelompok tani : 4 - Menjadi potensi unggulan desa - Pupuk terbatas pangan
Padi, Petani cabe, - Hama & penyakit - Program
buah-buahan, yang susah dicegah ketahanan
penderes kelapa, dll - Minimnya pangan
pengetahuan petani - Koordinasi
11 Kelompok - Peternak lele - Bekerjasama memanfaat kan - urangnya koordinasi - Program
Pembudida - Peternak gurami potensi perikanan, antar anggota ketahanan
ya Ikan - Sumber daya mengembangkan usaha, dana, pangan
POKDAKAN melimpah pemasaran dll -
12 Kelompok - Peternak ayam - Bekerjasama mengembangkan - kurangnya koordinasi - Program
Ternak - Peternak bebek potensi ternak antar anggota ketahanan
- Peternak kambing pangan
-
13 Tenaga - Sebagai pelaksanan - SIGAP - Perbenturan jadwal - Sebagai
kesehatan pelayanan kesehatan pelayanan pelaksana
pelayanan
kesehatan
14 HIPPA - Himpunan Petani - Pengelolaan air bersama yang - Kurangnya koordinasi - Koordinasi
Pemakai air mengindahkan pengurangan antar kelompok
- risiko bencana
15 BABINSA & - Sebagai Pendamping - SIGAP - Kurangnya sarpras - Membantu
BHABINKA desa dalam melaksanakan warga yang
MTIBMAS kegiatan terdampak
bencana
16 POSYANDU - Jumlah kader …. - Meningkatkan pelayanan - - Membantu
- Kegiatan Posyandu; masyarakat pelayanan
BALITA … kali/bulan, - Sarana edukasi kesehatan remaja bidang
Lansia … kali/bulan, - Mendukung program kesehatan. kesehatan
- Koordinasi
17 LINMAS - Koordinator : Imam - Menegakkan ketertiban & - Koordinsi
Hanafi keamanan desa
- Jumlah personel 31
orang
18 Kelompok - Sanggar sayu Wiwit - Melestarikan budaya - Kurangnya - Koordinasi
seni budaya - Jaranan buto Songkel - Menambah income masyarakat pembinaan - Sosialisasi
Meja desa - Kurangnya kreasi PRB melalui
- Jangger Tirto Budoyo - Menghibur masyarakat kesenian
- Kelompok Hadrah
- Kelompok Senam

Halaman 69 dari 84
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
19 Nahdlatul - Fatayat, Muslimat, GP - Meningkatkan ukhuwah - Kurangnya sosialisasi - Koordinasi
Ulama Ansor, Banser Islamiyah pada masyarakat - Potensi
relawan
desa
20 Perguruan - Pagar Nusa - Mempersatukan dan ikut - Sering terjadi - Koordinasi
beladiri/ - Kera Sakti membantu ketertiban kesalahpahaman
Kelompok - SH Teratai masyarakat antar perguruan
silat - dll - Melestarikan budata & sehingga menyeba-
menyehatkan masyarakat bkan perselisihan
21 Komunitas - Kegiatan rutin - Meningkatkan solidaritas desa - Belum/Kurangnya - Koordinasi
Sepeda - Pertemuan/kunjungan koordinasi antar - Potensi
Onthel ke luar desa Lembaga relawan
22 Pengelola - Pengelola café & - Ikut memajukan potensi ekonomi - Belum/kurangnya - Koordinasi
Wisata homestay desa koordinasi antar
- Pengelola rafting, dll - Membantu sosial pemangku
kemasyarakatan kepentingan
23 RAPI - Radio Amatir Indonesia - Membantu Penyebar luasan - Belum/Kurangnya - Koordinasi
- Punya banyak anggota informasi peringatan dini, koordinasi antar
di Tegalarum informasi keben canaan, dll Lembaga
24 UMKM - Pedagang pasar - Memajukan potensi ekonomi, - Belum/Kurangnya - Koordinasi
tradisional “Cunduk sosial dan budaya melalui gelaran koordinasi antar
Menur” pasar tradisional Lembaga
- Dll - Konsistensi
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2022

Risiko Bencana disadari dapat menimpa berbagai sektor sekaligus, karena itu
pengurangan risiko bencana juga harus dilakukan secara lintas sektoral atau lintas
pemangku kepentingan. Keberhasilan kerja koordinasi lintas sektor dan pemangku
kepentingan ini akan menjamin adanya pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana dalam kegiatan masing-masing sektor dalam mewujudkan desa tangguh.
Sinergi kerja lintas sektor ini juga akan dapat menghindari tumpang-tindih
program/kegiatan yang dapat berakibat pada pendanaan yang tidak efisien.
Rekomendasi kebijakan dalam Pengurangan Risiko bencana perlu diselaraskan
dengan tujuan dari komunitas Desa. Dengan penyelarasan ini kegiatan-kegiatan akan
selaras dengan visi misi dalam pengembangan Desa Tangguh dan cita-cita komunitas
Desa Secara umum.

Halaman 70 dari 84
Dari hasil identifikasi harapan-harapan dari komunitas terkait kondisi serta
arah tujuan Desa Tegalarum, kemudian Gambar 5. Titik temu dari 3 isu
stratagis; Pengurangan Risiko Bencana
disandingkan dengan beberapa
(PRB), Kelestarian Lingkungan (KL) dan
pendekatan umum pembangunan desa Penghidupan Berkelanjutan (PB)
adalah sebagai berikut;
1) Desa Tangguh, dimana kepentingannya
adalah Pengelolaan Risiko bencana
berbasis Komunitas (PRB)
2) Tujuan Kelestarian Lingkungan (KL)
3) Tujuan Kesejahteraan, capaian
Pembangunan Berkelanjutan (PB)
Pada akhirnya perpaduan dari
ketiga tujuan tersebut menghasilkan
rekomendasi kegiatan-kegiatan yang
mengakomodir dari tujuan ketiga-tiganya.
Rekomendasi bentuk kegiatan dituangkan dalam matrik rekap rekomendasi di
bawah ini;

Halaman 71 dari 84
B. Rekap Rekomendasi

a. Rekap rekomendasi ancaman Banjir & Banjir bandang

Tabel 45. Rekap Rekomendasi Ancaman Banjir & Banjir bandang


(Identifikasi Kegiatan dan Pelaksanaan)
Jenis Ancaman : Banjir & Banjir bandang
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kel. Pedagang, UMKM,

Kelompok Pengajian
NU ; Banser, Fatayat
Kel. Tani & Gapoktan,
Kepala dusun ,RT/RW

Tokoh Masyarakat

Kelompok kesenian
PKK, DAWIS, Kader
Fase Kegiatan

Pemerintah Desa

Kelompok ternak

UPTD Pengairan
Tim Siaga Desa

Kelomplok RAPI
Karang Taruna

CSR (Swasta)
BPD & LPMD

Kesehatan

BUMDES

Linmas
HIPPA
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan             
saat tidak penanggulangan bencana
terjadi 2. Pengajuan kegiatan RPB        
bencana (Rencana Penanggulangan
(pencegahan, Bencana) ke Musrembang
mitigasi, dan 3. Sosialisasi kesadaran                
pengurangan risiko bencana
Halaman 72 dari 84
peningkatan 4. Reboisasi dan Penataan              
kapasitas) lingkungan
5. Perbaikan dan normalisasi         
saluran air/drainase
6. Pembuatan talud penahan        
longsor plengsengan sungai
7. Pengerukan sedimentasi        
sungai
8. Pegelolaan sampah berbasis                 
masyarakat dan pembuatan
Bank Sampah
9. Pelatihan pengelolaan          
pertanian terpadu dan
berkelanjutan (pertanian
organik, pembuatan pupuk,
pengurangan pestisida, dll)
10. Pelatihan dan pengemba-         
ngan Tim Siaga Bencana
Desa
11. Pengadaan perlengkapan         
kebencanaan
12. Sosialisasi kegiatan       
pengurangan risiko bencana
melalui kegiatan
kebudayaan (Baritan,
ruwatan, jaranan, dll)

Halaman 73 dari 84
13. Pelatihan dan fasilitasi              
pengelolaan sungai yang
berkelanjutan
14. Pengembangan ekowisata        
desa Tegalarum
Pra Bencana, 1. Sosialisasi kesiapsiagaan         
saat terdapat bencana
potensi 2. Pembuatan papan        
bencana informasi kebencanaan
(kesiapsiagaan) (peta rawan banjir,
informasi kesiapsiagaan
lainnya)
3. Pembuatan dan        
pemasangan rambu-rambu
evakuasi dan lokasi aman
4. Pengadaan peralatan     
evakuasi, komunikasi dan
pos pemantauan
5. Monitoring pintu air dan  
wilayah DAS (Daerah aliran
sungai)
6. Mempersipakan Rencana    
evakuasi
7. Melakukan simulasi         
kejadian banjir
Saat tanggap 1. Menginformasikan     
darurat peringatan dini
2. Melakukan proses evakuasi  

Halaman 74 dari 84
3. Mengaktifkan pos 
pengungsian
4. Melakukan pengamanan  
lokasi bencana
5. Melakukan pendataan 
korban
6. Mengelola logistik dan  
kebutuhan dasar
pengungsian
Pasca bencana 1. Pendataan dan pelaporan 
kerusakan dan kerugian
akibat bencana
2. Pemulihan wilayah            
terdampak bencana
3. Kerjabakti massal           
lingkungan
4. Rehabilitasi dan            
rekonstruksi saluran air dan
infrastruktur yang rusak
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarumi 2023

Halaman 75 dari 84
b. Rekap rekomendasi ancaman Angin puting beliung & Angin kencang

Tabel 46. Rekap Rekomendasi Ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
(Identifikasi Kegiatan dan Pelaku)
Jenis Ancaman : Angin puting beliung dan Angin kencang
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

CSR (Swasta), Pengelola


Kel. Pedagang, UMKM

Kelompok Pengajian
NU ; Banser, Fatayat
Kepala dusun ,RT/RW

Kel. Tani & Gapoktan


Tokoh Masyarakat

Kelompok kesenian
PKK, DAWIS, Kader

Bhanbinkmatibmas
Pemerintah Desa

Kelompok ternak
Fase Kegiatan

Tim Siaga Desa

Kelomplok RAPI
Karang Taruna
BPD & LPMD

Kesehatan

wisata
BUMDES
Babinsa,

Linmas
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan             
saat tidak terjadi penanggulangan bencana
bencana 2. Pengajuan RPB ke        
(pencegahan, Musrembangdes
mitigasi, dan 3. Sosialisasi mengenai               
peningkatan konsep kesiapsiagaan
kapasitas) angin kencang dan cara
penyelamatan diri dari
angin kencang

Halaman 76 dari 84
4. Pelatihan Pengembangan        
tim siaga bencana desa
5. Identifikasi pengelolaan          
dan perawatan tanaman
keras/tanaman tahunan
6. Penghijauan & penanaman             
tanaman/pohon pemecah
angin
7. Pembuatan peta rawan        
angin dan papan informasi
kebencanaan
8. Sosialisasi bangunan yang
tahan angin kencang
9. Pelatihan evakuasi dan      
kesiapsiagaan untuk tim
siaga desa
10. Sosialisasi pembuatan   
pupuk organik
11. Penyediaan alat pembua-   
tan pupuk kompos
12. Pelatihan dan pengemba-       
ngan pemasaran online
produk-produk unggulan
desa bagi kelompok
perempuan
13. Pelatihan pengembangan         
ekonomi kreatif

Halaman 77 dari 84
14. Pengelolaan tabungan           
siaga
15. Pelatihan pengelolaan dan         
pengembangan Sistem
informasi Desa
Pra Bencana, 1. Pengadaan alat dan               
saat terdapat sarana informasi
potensi bencana peringatan dini
(kesiapsiagaan) 2. Pengadaan dan penyiapan        
sarana prasarana evakuasi
3. Pemasangan rambu      
evakuasi
4. Penyusunan SOP      
peringatan dini dan
evakuasi angin kencang
5. Simulasi bencana angin          
kencang
6. Pengadaan perlengkapan   
evakuasi dan darurat
bencana
Saat tanggap 1. Menyampaikan    
darurat peringatan dini
2. Mengamankan aliran listrik   
dan mengamankan lokasi
evakuasi
3. Mengaktifkan posko   
4. Melakukan evakuasi   

Halaman 78 dari 84
Pasca bencana 1. Mendata kerusakan dan    
kerugian

2. Mendistribusikan bantuan            
untuk pemulihan aktivitas
3. Pemulihan trauma mental  

4. Rehabilitasi sarana dan            


prasarana yang rusak

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 79 dari 84
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah
rawan bencana dengan jenis ancaman Banjir, Banjir bandang, Longsor sempadan sungai,
Cuaca Ekstrim, Angin kencang dan puting beliung,, Gempa bumi, Hujan abu vulkanik
(Erupsi gunung Raung & Agung), Pegebluk, Kekeringan, Wabah Cikungunya, Wabah
muntaber, Wabah Flu burung, Wabah hama tanaman, Kegagalan teknologi Galian tipe-C
dan Covid-19.
Upaya pengurangan risiko bencana memerlukan landasan kebijakan-kebijakan
strategis, yakni penetapan aturan pengelolaan dan mekanisme, kelembagaan,
perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase pra, saat dan
setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana dalam bentuk
kegiatan struktural (bersifat fisik) dan non struktural (bersifat non-fisik). Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi kegiatan di pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas,
peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat dan perencanaan pemulihan.
B. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut dari hasil kajian risiko bencana ini secara komprehensif dituangkan
dalam dokumen rencana penanggulangan bencana Desa Tegalarum. Selain itu, dalam
proses kajian risiko bencana partisipatif yang telah dilakukan menyepakati =rencana
tindak lanjut adalah sebagai berikut ;
a. Mengintegrasikan kegiatan kajian risiko bencana partisipatif dalam kegiatan
‘Pengkajian Keadaan Desa’ dalam rangka penggalian potensi-potensi dan
permasalahan-permasalahan desa.
b. Mengintegrasikan kegiatan kajian desa partisipatif yang berpersepektif pengurangan
risiko bencana dalam kegiatan musyawarah dusun (musdus) dan musyawarah desa
(musdes) yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
c. Jika dimungkinkan akan dilakukan integrasi rekomendasi-rekomendasi kegiatan
penanggulangan bencana yang ada dalam RKPDesa.

Halaman 80 dari 84
d. Mengintegrasikan rekomendasi-rekomendasi kegiatan penanggulangan bencana yang
ada dalam RPMJDes yang akan datang.
e. Pertemuan rutin Forum PRB Desa 3 bulan sekali
f. Simulasi/ Gladi 2 (dua) kali dalam setahun untuk banjir dan potensi ancaman lainnya
(Angin kencang)
g. Penguatan Tim Siaga Bencana Desa Tegalarum, yang rencananya kan dilakukan tahun
2024 (Tahun ke-2)
h. Sosialisasi ke masyarakat mengenai kegiatan Desa Tangguh Bencana dalam forum
forum dan pertemuan yang ada di masyarakat.

Halaman 81 dari 84
Lampiran : Dokumentasi proses kegiatan Kajian Risiko Bencana Partisipatif

Halaman 82 dari 84
Halaman 83 dari 84

Anda mungkin juga menyukai