Anda di halaman 1dari 208

1

2
PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN
FASILITASI PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA KOLABORASI
(DESTANA KOLABORASI)
DESA SILIRAGUNG KECAMATAN SILIRAGUNG
TAHUN 2023

Tim Fasilitator :
- Alex Candra Widodo
- Sunandar Prihanto
- Andri Kusumajaya
- Abdilah

DISETUJUI OLEH :
Plt. KEPALA PELAKSANA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN BANYUWANGI

MUJITO, S.K.M.Kes.
Pembina
NIP 19690524 199203 1 003

3
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah Nya, sehingga kegiatan Pembentukan Desa Tangguh Bencana di Desa
Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Tahun 2023 dapat berjalan dengan
lancar. Kegiatan pembentukan Desa Tanggung Bencana tersebut tidak hanya menginisiasi
ketangguhan di 3 (tiga) desa khususnya tetapi sekaligus menginisasi kerjasama antar desa
sehingga harapannya dapat terbentuk ketangguhan Kawasan. Dalam kesempatan tersebut
juga telah menghasilkan dokumen-dokumen yang menjadi dasar kegiatan serta perencanaan
pembangunan.
Berkaitan dengan hasil inisasi tersebut, perlu disusun laporan yang dapat dibaca oleh
pihak-pihak yang turut berkepentingan dalam keberlanjutan dari inisiasi ketangguhan di ke 3
(tiga) desa tersebut. Laporan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat
dalam mengenali ancaman, kerentanan, kapasitas, dan dampak kejadian bencana melalui
kajian risiko bencana, meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mampu melakukan
penanganan ketika terjadi bencana dan membentuk forum PRB Desa sebagai organisasi
rakyat serta membangun kolaborasi dan sinergi dengan pemerintah kabupaten.
Pada kesempatan ini disampaikan banyak terima kasih kepada Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi beserta seluruh jajarannya, Kepala
Desa Siliragung beserta seluruh perangkat Kelurahan, Babinkamtibmas, Babinsa Desa
Siliragung, seluruh anggota FPRB Desa Siliragung, serta seluruh pihak yang membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami berharap adanya saran
dan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan mendatang.
Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dengan memberikan
masukan berarti dalam rangka kegiatan Pengurangan Resiko Bencana di Kabupaten
Banyuwangi.
Banyuwangi, Maret 2023

Tim Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... 3
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 4
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 5
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 6
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 7
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 7
B. Tujuan Desa Tangguh Bencana dengan Model Kolaborasi ....................................... 8
C. Manfaat ..................................................................................................................... 8
D. Keluaran ……………………………………………………………………………………………………………….. 8
E. Dasar Hukum ............................................................................................................ 9
F. Ruang Lingkup ............................................................................................................ 9
BAB II. PROFIL DESA SILIRAGUNG .................................................................................... 10
A. Letak Geografis ...................................................................................................... 10
B. Letak Administratif ................................................................................................... 10
C. Kondisi fisik Desa ......................................................................................................... 11
D. Demografi Desa ........................................................................................................ 12
BAB III. DESKRIPSI KEGIATAN ........................................................................................... 13
A. Nama Kegiatan .......................................................................................................... 13
B. Sasaran Kegiatan ...................................................................................................... 14
C. Sumber Pendanaan ................................................................................................... 14
D. Agenda Kegiatan ........................................................................................................ 15
E. Alur Proses .................................................................................................................. 16
F. Model Desa Kolaborasi ............................................................................................... 16
E. Pelaksanaan Kegiatan ……………………………................................................................... 16
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................................ 17
A. Kendala & Tantangan ................................................................................................. 17
B. Kesimpulan .............................................................................................................. 18
C. Rekomendasi ............................................................................................................ 19

5
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kajian Risiko Bencana Desa Siliragung


LAMPIRAN 2 Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Desa Siliragung
LAMPIRAN 3 Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi Desa Siliragung
LAMPIRAN 4 Dokumen Rencana Kontinjensi Desa Siliragung
LAMPIRAN 5 SK Forum PRB Desa Siliragung
LAMPIRAN 6 Draft Peraturan Kerjasama antar Desa (PERMAKADES) BKAD Desa Tangguh
Bencana (DESTANA) Kolaborasi Desa Kesilir Desa Siliragung dan Desa Buluagung

6
BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu wilayah dengan tingkat risiko bencana tinggi
karena letak geografis, jumlah ancaman bencana yang ada, dan padatnya jumlah
penduduk yang berpotensi terpapar. Peningkatan frekuensi dan intensitas bencana
ditambah dengan risiko pembangunan yang sedang berjalan akan meningkatkan potensi
kehilangan dan kerusakan di masa mendatang. Berdasarkan kajian risiko, Desa-desa dan
Kelurahan di Kabupaten Banyuwangi sebagian besar berada di tingkat risiko tinggi dan
desa-desa yang berada di wilayah pesisir memiliki kerentanan yang lebih karena paparan
perubahan iklim.
Upaya pengurangan risiko bencana berbasis komunitas yang akan dilaksanakan melalui
pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana perlu dipadukan ke dalam perencanaan
dan praktik pembangunan reguler. Agar pemerintah, terutama di tingkat desa dan
kelurahan, dapat melaksanakan program pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh
Bencana dan memadukannya sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa/Kelurahan.
Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana merupakan salah satu upaya
pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. Pengurangan risiko bencana berbasis
masyarakat adalah segala bentuk upaya untuk mengurangi ancaman bencana dan
kerentanan masyarakat, dan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan, yang direncanakan
dan dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pelaku utama.
Hingga akhir 2022, BPBD Kabupaten Banyuwangi telah menginisiasi ketangguhan desa di
desa-desa dengan tingkat risiko tinggi. Namun demikian, jumlah tersebut masih jauh dari
harapan dengan target seluruh desa baik yang memiliki risiko tingg sampai dengan rendah
dapat diinisiasi menjadi Desa Tangguh Bencana. Untuk melakukan percepatan
ketangguhan desa ini, BPBD Kabupaten Banyuwangi menerapkan strategi yang sudah
diujicobakan dan menjadi rekomendasi dari BPBD Provinsi dengan stategi utama yakni
Destana Kolaborasi, dan mendorong Prioritas Dana Desa untuk penanggulangan bencana.
Di sisi lain isu kerjasama antar desa dalam hal perencanaan dan pengembangan kawasan
saat ini menjadi fokus perhatian banyak pihak. Kerjasama antar desa ini tidak hanya dalam
hal kesiapsiagaan saja, melainkan juga berkaitan dengan ketahanan ekonomi. Setiap
perencanaan pembangunan, baik itu di skala lokal maupun kawasan, akan sangat penting
untuk memasukkan kajian risiko bencana. Karenanya mengintegrasikan Kerjasama antar
desa dalam kegiatan penanggulangan bencana ini sekaligus dapat dimaknai sebagai
pengembangan kawasan yang memperhatikan risiko bencana serta adaptasi terhadap
perubahan iklim.
Sehubungan dengan hal diatas, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan melaksanakan kegiatan mitigasi bencana
yang tertuang dalam kegiatan Penguatan Kapasitas Kawasan untuk Pencegahan dan

7
Kesiapsiagaan, salah satunya kegiatan Desa Tangguh Bencana (DESTANA) dengan model
kolaborasi pada tahun 2023 yang bertempat di 3 (tiga) desa dalam satu kawasan di
Kabupaten Banyuwangi.
B. Tujuan Desa Tangguh Bencana dengan Model Kolaborasi
1. Membangun budaya masyarakat sadar bencana.
2. Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan bahaya dari dampak-dampak
merugikan bencana.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam
pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi resiko bencana.
4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya
dan pamaliharaan kearifan lokal bagi pengurangan resiko bencana,
5. Meningkatkan kerja sama antara para pemangku kepentingan dalam pengurangan
resiko bencana, pihak pemerintah daerah, sector swasta, perguruan tinggi, LSM,
organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang peduli
6. Menginisiasi adanya perencanaan ketangguhan berbasis Kawasan serta Kerjasama
antar desa dalam bidang penanggulangan bencana khusunya dan bidang-bidang
lainnya.
7. Menginisiasi adanya pola kerjasama antardesa dengan mempertimbangkan profil
risiko kawasan dan serta potensi wilayah masing-masing dalam perencanaan
pembangunan.
8. Mendorong pemanfaatan Dana Desa untuk kegiatan penanggulangan bencana
terutama bagi desa desa tingkat risiko tinggi dan sedang.

C. Manfaat
1. Membantu Kabupaten Banyuwangi meningkatkan ketangguhan terhadap bencana
secara sistematis dan terprogram.
2. Mewujudkan pembangunan yang aman dan berkelanjutan.
3. Mempercepat indeks ketangguhan Kabupaten Banyuwangi dengan strategi
percepatan pengembangan DESTANA kolaborasi.
4. Mempromosikan kerjasama antardesa sebagai melalui kerjasama dalam hal
kesiapsiagaan dan pemetaan potensi masing-masing.
5. Mempromosikan kemandirian dalam hal pengembangan Desa Tangguh Bencana
secara berkelanjutan.

D. Keluaran
1. Terbentuknya Desa Tangguh Bencana di 3 (tiga) desa dalam strategi Destana
Kolaborasi yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi
ancaman bencana serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang
merugikan jika terkena bencana
2. Terbentuknya pola Kerjasama dengan kesepakatan 3 (tiga) desa kerjasama antar desa
dalam ruang lingkup kesiapsiagaan dan ketahanan ekonomi.

8
E. Dasar Hukum
Beberapa dasar hukum yang di pakai dalam pedoman pembentukan Kelurahan/Desa
Tangguh Bencana, antara lain:
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; Pembukaan
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana
8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan
Bencana
9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa 10 Peraturan Pemerintah
Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi
dan ata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
11. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 008
tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun012
tentang Pedoman Umum Desa Desa Tangguh Bencana

A. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kegiatan dalam pembentukan Kelurahan/Desa Tangguh Bencana, antara
lain:
1. Identifikasi Kajian Risiko Bencana Kelurahan
2. Pembuatan Peta Partisipatif Risiko Bencana Kelurahan
3. Identifikasi Rencana Penanggulangan Bencana Kelurahan
4. Review RPJMDes dan RKPDes
5. Pembuatan Rencana Evakuasi Kelurahan
6. Sistem Peringatan Dini dan SOP Evakuasi
7. Inisiasi Tim Siaga Bencana
8. Penyusunan Rencana Kontinjensi
9. Pelatihan PPGD
10. Simulasi
11. Inisiasi Forum Penguruangan Risiko Bencana (FPRB) Desa
12. Inisiasi kerjasama antar desa

9
BAB II. PROFIL DESA SILIRAGUNG

A. Letak Geografis
Secara geografis Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi berada
pada 114.152214 BT dan 8.587675 LS

B. Letak Administratif
Siliragung adalah adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Siliragung, Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Siliragung berada di bagian selatan Kabupaten
Banyuwangi. Desa Siliragung tidak berbatasan dengan laut dan di luar kawasan hutan.
Saat ini Siliragung tergolong menurut Indeks Desa Membangun dan tergolong Mandiri
menurut Indeks Pembangunan Desa
Gambar 1. Peta Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi

10
Secara administratif, letak Desa Siliragung dibatasi dengan wilayah-wilayah sebagai
berikut ;
Tabel 1. Batas Administratif wilayah Desa Siliragung
Batas Wilayah Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Sebelah Utara Desa Kesilir Kecamatan Siliragung/Kabupaten Banyuwangi
Sebelah Selatan Desa Buluagung Kecamatan Siliragung/ Kabupaten Banyuwangi
Sebelah Timur Desa Saneporejo Kecamatan Siliragung/Kabupaten Banyuwangi
Desa Pasanggaran dan Kecamatan Pasanggaran/Kabupaten
Sebelah Barat
Desa Sumbermulyo Banyuwangi
Sumber: Profil Desa Siliragung 2023

Akses jalan menuju Desa Siliragung dari ibukota kabupaten Banyuwangi sejauh 55km
sedangkan dari ibukota kecamatan Siliragung sejauh 0 km. Untuk menuju ke Desa
Siliragung dari kota Banyuwangi yang menjadi ibukota kabupaten Banyuwangi dapat
ditempuh melewati jalan darat menggunakan roda 4 atau 2 dengan waktu tempuh
kurang lebih 1 jam 30 menit.

C. Kondisi fisik Desa


Topografi umum Desa Siliragung, merupakan daerah dataran. Siliragung sendiri
terdapat areal persawahan serta perkebunan yang banyak ditanami oleh tanaman
buah naga. Keberadaan Desa Siliragung terdapat banyak saluran air dibangun sejak
jaman sebelum Kemerdekaan. Hal ini berkaitan dengan sejarah Desa Siliragung di
jaman dahulu menjadi wilayah perkebunan dimana keberadaan saluran air tersebut
ditujukan untuk mencukupi kebutuhan pengairan perkebunan tersebut. Selain saluran
air yang dibangun untuk irigasi, Terdapat Desa Siliragung diapir dua aliran sungai yakni
sungai Kalibaru dan sungai Bango. Dengan keberadaan aliran sungai serta saluran
irigasi tersebut, Desa Siliragung memiliki lahan pertanian yang subur.
Kondisi iklim di Desa Siliragung seperti halnya di Kecamatan Siliragung pada
umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas matapencaharian
penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas holtikultura.
 Tinggi tempat dari permukaan laut : 11 mdpl
 Bentang wilayah : dataran rendah
 Topografi : dataran

11
D. Demografi Desa
Secara demografi Desa Siliragung dengan perbandingan luasan dan total
penduduk mencapai 3.712 jiwa tersebut mencapai kepadatan 630 Jiwa/per km2 yang
menyebar di 3 dusun terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 1.761 orang
- Jumlah perempuan : 1.951 orang
- Jumlah KK : 1.790 KK
Tabel 9. Penduduk berdasarkan Rentang Usia di Desa Siliragung

Laki-
Perempuan
Penduduk Usia laki
(orang)
(orang)
1 Usia 0 - 4 (tahun) 371 476
2 Usia 5 - 9 (tahun) 84 81
3 Usia 10 - 14 (tahun) 91 95
4 Usia 15 - 19 (tahun) 92 114
5 Usia 20 - 24 (tahun) 116 110
6 Usia 25 - 29 (tahun) 96 91
7 Usia 30 - 34 (tahun) 93 99
8 Usia 35 - 39 (tahun) 89 126
9 Usia 40 - 44 (tahun) 106 121
10 Usia 45 - 49 (tahun) 125 136
11 Usia 50 - 54 (tahun) 95 127
12 Usia 55 - 59 (tahun) 111 118
13 Usia 60 - 64 (tahun) 99 82
14 Usia 65 - 69 (tahun) 72 87
15 Usia 70 - 74 (tahun) 58 42
16 Usia 75 (tahun) ke atas 56 43
Sumber: SDGs Desa Siliragung 2022

12
BAB II. DESKRIPSI KEGIATAN

A. Nama Kegiatan
Pembentukan Desa Tangguh Bencana Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2023.
B. Sasaran Kegiatan
Target/sasaran kegiatan antara lain: .
a. Masyarakat dan Pemerintah Desa Siliragung Kecamatan Siliragung, dan
Pemerintah Desa yang dimaksud terdiri dari unsur Pemerintah Kelurahan, BPD,
LPMD, Bidan Kelurahan, PKK, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,
BUMDes, Babinsa, Babinkamtibmas serta unsur-unsur terkait kebencanaan di
masing-masing Desa sejumlah 15 orang yang terdiri dari ;
No Tanggal/partisipan Kegiatan 1 Kegiatan 2
Inisiasi ketangguhan Desa Kerjasama antar desa dan
penganggaran Desa
Desa A Desa B Desa C Desa A Desa B Desa C
1 Kepala Desa - - - 1 orang 1 orang 1 orang
2 Sekertaris Desa 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
3 BPD 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 1 orang
4 Kepala Dusun 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang
5 Kaur Perencanaan/ 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Operator Desa
6 Kaur Kesejahteraan 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
7 Pendamping Desa 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
8 PKK 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
9 Tokoh Masyarakat/ 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Tokoh agama
10 Tokoh 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Pemuda/KPMD/
Karangtaruna
11 Kelompok Tani 2 orang 2 orang 2 orang - - -
12 Kader Kesehatan/ 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Posyandu/ Kelompok
berkebutuhan khusus
(difabel)
13 LMDH/BUMDES/ 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 2 orang
POKDARWIS
14 Linmas 1 orang 1 orang 1 orang - - -
Jumlah perdesa 15 orang 15 orang 15 orang 15 orang 15 orang 14 orang
15 Kecamatan 1 orang
Jomlah total 3 Desa 45 orang 45 orang

13
b. Pendampingan pembentukan Desa Tangguh Bencana mengacu pada indikator
Desa tangguh bencana menurut Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012 sebagai berikut.
KATEGORI NO INDIKATOR
Legislasi 1 Kebijakan/ Peraturan di Desa tentang Penanggulangan
Bencana/ Pengurangan Risiko Bencana
Perencanaan 2 Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi
Komunitas, dan/ atau Rencana Kontinjensi
Kelembagaan 3 Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)
4 Relawan Penanggulangan Bencana
5 Kerjasama dengan pihak lain (di luar Desa dan wilayah
sekitarnya)
Pendanaan 6 Dana Tanggap Darurat
7 Dana untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
Pengembangan 8 Pelatihan untuk pemerintah Kelurahan
kapasitas 9 Pelatihan untuk tim relawan
10 Pelatihan untuk warga Kelurahan
11 Pelibatan/ partisipasi warga dalam tim relawan Kelurahan
12 Pelibatan perempuan dalam tim relawan
13 Kajian Risiko Bencana Kelurahan
14 Peta dan jalur evakuasi serta tempat pengungsian
15 Sistem Peringatan Dini
16 Pelaksanaan mitigasi struktural (pembangunan fisik)untuk
mengurangi risiko bencana
17 Pola ketahanan ekonomi untuk mengurangi kerentanan
masyarakat
18 Perlindungan kesehatan kepada kelompok rentan (ibu
hamil, ibu menyusui, lansia, anak-anak, penyandang cacat)
19 Pengelolaan sumberdaya alam untuk pengurangan risiko
20 Perlindungan aset produktif untuk masyarakat
Sumber : Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012

C. Sumber Pendanaan
Sumber dana kegiatan ini dari Dana alokasi Umum Kabupaten Banyuwangi Tahun
Anggaran 2023, Program Penanggulangan Bencana , Kegiatan Penguatan Kelembagaan
Bencana di Desa Siliragung, Desa Kesilir, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung,
Kabupaten Banyuwangi 2023.

D. Agenda Kegiatan
Agenda Kegiatan dan Materi pembentukan Desa Tangguh Bencana di Desa Siliragung,
Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :

14
Periode/ Materi Pokok Bahasan
Hari
Hari 1 Inisiasi Ketangguhan  Dasar PB (BPBD Kabupaten)
Desa  Sosialisasi Ketangguhan Desa lewat DESTANA
 Konsep Bencana dan Manajemen Bencana
 Konsep Penilaian Ketangguhan Desa
Hari 2 Kajian Desa  Kajian penghidupan berkelanjutan
Partisipatif (PRA),  Kajian risiko bencana partisipatif
HVCA, Kajian SL
Hari 3  Kajian risiko bencana partisipatif (lanjutan)
Kajian Desa  Sejarah budaya lokal
Partisipatif  Penggalian budaya lokal
 Pembangunan karakter ketangguhan masyarakat
 Kesepakatan lokal

Hari 4 RPB, RAK dan  Rencana Penangulangan Bencana


pelembagaan &  Rencana aksi komunitas
pembentukan forum  Pembentukan Forum PRB
PRB
Hari 5  Pembentukan Tim Siaga
 Sistem peringatan dini
Kesiapsiagaan  Rencana evakuasi
 Rencana kontinjensi
Hari 6  Pengenalan dan arti kawasan dan ekonomi kawasan
 Pemilihan hub/simpul kawasan (konektor)
Inisasi kerjasama  Peran strategis hub/simpul kawasan dan peran desa-desa
antar desa dan tetangga
penganggaran Desa  Mekanisme kerja sama (musdes dan musyawarah antar
desa)
 Identifikasi produk unggulan kawasan desa (prokades)
 Rencana tindak lanjut kerjasama antar desa
 Konsep pengembangan Ketangguhan melalui
Penganggaran Desa
 Penyusunan RPJMDes Partisipatif yang memasukkan
pengembangan Ketangguhan
 Penyusunan RKP Desa Partisipatif yang memasukkan
pengembangan Ketangguhan
Hari 7 Kesiapsiagaan  Pelatihan PPGD
 Pelatihan Simulasi/gladi lapang
Hari 8  Gladi lapang
 Evaluasi dan Rencana tindak lanjut

15
E. Alur Proses
Penyusunan
Peranca- Assesment Skema
Pematangan Pelaksanaan dokumen
ngan Awal / keberlan-
& Persiapan kegiatan Indikator
kegiatan PKD jutan
Destana

F. Model Desa Kolaborasi


Model Desa Kolaborasi ini akan mengembangkan desa inisiasi ketangguhan desa dari

segi jumlah, yang awalnya berjumlah satu (1) desa menjadi tiga (3) desa dan dari segi
substansi materi ketangguhan desa yakni dilengkapi dengan inisiasi kerja sama antar

desa, kearifan lokal dalam rangka membangun karakter ketangguhan komunitas, dan
penganggaran desa untuk keberlanjutan.

G. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pembentukan Destana Kolaborasi berlangsung selama kurang
lebih 8 (delapan) hari dengan mengasilkan dokumen capaian sebagai berikut :
1. Kajian risiko bencana partisipatif Desa Siliragung
2. Rencana Penanggulangan Bencana Desa Siliragung
3. Sistem peringatan dini Inklusif dan SOP Evakuasi
4. Terbentuknya Tim siaga Bencana Desa
5. Dokumen Rencana Kontinjensi
6. Terbentuknya Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Siliragung
7. Inisiasi Kerjasama antar Desa Siliragung, Desa Kesilir dan Desa Buluagung

16
BAB V. PENUTUP

A. Kendala & Tantangan


Secara umum, pelaksaan kegiatan pembentukan Destana di Desa Siliragung tidak
menemui kendala yang cukup berarti. Namun beberapa kendala yang ditemui dilapangan
dapat dirangkum di bawah ini ;
a. Persepsi Masyarakat terkait bencana cenderung bersifat tanggap darurat
Paradigma penanggulangan bencana yang berorientasi pada penanganan gawat
darurat masih tertanam kuat pada masyarakat. Pada awalnya, fasilitator bisa
merasakan kencenderungan persepsi masyarakat tekait bencana cenderung bersifat
tanggap darurat.
Sehingga yang dilakukan fasilitator dari awal dan harus diulang terus menerus adalah
pemahaman masyarakat mengenai siklus bencana.
b. Kewenangan desa untuk memasukkan RPB dalam perencanana Desa
Kewenangan desa belum dipahami dan dipraktikkan dengan baik oleh pemerintah
desa mupun pemerintah kebupaten, sehingga berdampak pada keberanian desa
mengeksekusi rekomendasi-rekomendasi kegiatan yang tertuang dalam dokumen
RPB. Peran pendamping desa sebenarnya bisa membantu meyakinkan desa bahwa hal
yang dilakukan sudah sesuai aturan baik dari kemendagri, kemenku maupun
kemendesa. Dengan pelibatan pendamping desa di kegiatan ini, tantangannya adalah
memberikan bekal pemahaman yang sejelas-jelasnya mengenai isu strategis
Pengurangan Risiko Bencana dalam perencanaan pembangunan desa. Sehingga
kedepan dapat membantu mendorong kewenangan desa dalam rangka
mengintegrasikan RPB yang telah dihasilkan.
c. Kesulitan desa untuk memasukkan anggaran kebencanaan karena kewajiban 20
persen untuk bantuan tunai.
Seperti desa-desa lainnya, kebanyakan mengeluh terkait kewajiban untuk
menyalurkan 20% dana desa untuk penyaluran BLT. Meskpun tujuan dari pemerintah
pusat agar BLT ini merupakan salah satu strategi pemulihan ekonomi, tetapi bagi
kebanyakan desa justru menjadi bumerang. Pengguaan Dana Desa sebelumnya
menjadi angin segar untuk menganggarkan kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas

17
perencanaan desa termasuk dalam hal ini anggaran untuk penanggulangan bencana.
Syarat 20% ini meskipun posentasenya sedikit, tetapi dengan melihat prosentasi yang
lain habis untuk pembiayiaan opersional dan juga kegiatan-kegiatan arahan dari pusat
lainnya mengakibatkan hampir tidak tersisa dan untuk kegiatan yang memang
menjadi prioritas usulan masyarakat.
d. Kerjasama antar desa masih bersifat penjajakan
Karena kegiatan yang padat, serta proses jalannnya diskusi yang dinamis
menyebabkan pembahasan terkait Kerjasama antar desa belum sampai ke hal-hal
yang bersifat teknis. Meskipun dari fasilitator sudah mempersiapkan untuk draf
Permakades, tetapi kesulitannya adalah perlu alokasi khususu untuk meninjau poin
poin yang akan dikerjasamakan oleh ketiga desa. Karenanya untuk Kerjasama antar
desa ini masih bersifat penjajakan Kerjasama antar desa. Salah satu upaya untuk
menjamin keberlanjutan dari penjajakan Kerjasama antar desa ini didorong untuk
menyepakati pertemuan antara ketiga desa yang akan meninjau ulang draft
Permakades.
e. Penilaian Ketangguhan Desa belum bisa dilakukan mandiri
PKD (Penilaian Ketangguhan Desa) menjadi salah satu alat untuk yang saat ini
diperkenalkan oleh BNPB untuk mengukur tingkat ketangguhan desa-desa. Hasil dari
PKD ini akan menampilkan rekomendasi kegiatan-kegiatan dapat menjadi bekal desa
untuk menyusun kegiatan penanggulangan bencana. Di satu sisi, alat ukur ini dapat
dijadikan sarana untuk mengevaluasi kegiatan Desa Tangguh Bencana yang sudah
dilakukan.
Pada kesempatan kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana ini disampaikan
gambaran mengenai PKD (Penilaian Ketangguhan Desa), namun belum sampai pada
praktik penilaian secara mandiri. Sehingga apabila akan dilakukan Penilaian
Ketangguhan Desa perlu dilakukan pendampingan lebih lanjut oleh fasilitator.

B. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan pembentukan Desa Tangguh
Bencana di Desa Siliragung ini, antara lain:

18
a. Desa Tangguh Bencana sangat perlu dilakukan di Desa Siliragung mengingat Desa ini
sering terjadi banjir, Angin kencang, Cuaca ekstrim. Selain itu Desa Siliragung berada
diwilayah sesar aktif dimana pernah terjadi gempa bumi.
b. Berdasarkan penilaian partisipatif, Desa Siliragung memiliki ancaman bencana banjir,
angin kencang, cuaca ekstrim, wabah malaria, gempa bumi, Kebakaran hutan,
penyakit hewan dan covid-19 dengan prioritas ancaman tertinggi adalah banjir, angin
kencang dan gempa bumi.
c. Berdasarkan hasil pengkajian risiko bencana yang terjadi di Desa Siliragung diketahui
bahwa Desa Siliragung memiliki Risiko Tinggi terhadap ancaman bencana banjir
dengan aset 5 aset beresiko yaitu; manusia, fisik/infrastruktur,
Ekonomi/Finansial,Alam/Lingkungan dan Sosial Politik.
d. Berdasarkan hasil pengkajian desa partisipatif terdapat budaya spiritual (Tradisi bulan
jawa, Istilah ghoib, Budaya lisan, Kesenian, Pusaka, Tempat sakral, Tradisi daur hidup,
Panguripan, Papan, Pangan dan Sejarah lisan) yang terdapat di Desa Siliragung dimana
dapat dimajukan sebagai strategi yang diintegrasikan dalam kegiatan-kegaiatn
pengurangan risiko bencana.
e. Dari hasil kajian risiko bencana partisipatif Desa Siliragung diketahui bahwa kegiatan
pembangunan yang dilakukan sangat berhubungan dengan tingkat kerentanan dari
ke-5 aspek sumber daya (Sumber daya manusia, Sumber daya alam, Sumber daya
sosial, Sumber daya Infrastruktur dan Sumber daya ekonomi). Hubungan antara
tingkat kerentanan dengan pembangunan ini salah satunya dicontohkan adanya
kegiatan pembangunan yang justru meningkatkan kerentanan. Dengan demikian
tujuan inisiasi Desa Tangguh Bencana ini membuka gambaran bagaimana
Pembangunan yang dilakukan dapat sekaligus mengurangi kerentanan.

C. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan dari kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana di
Desa Siliragung ini, antara lain:
a. Pembentukan Desa Tangguh Bencana sudah seharusnya mendapatkan perhatian
khusus oleh pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, terutama dilaksanakan pada
Kelurahan/desa .

19
b. Mengintegrasikan kegiatan kajian risiko bencana partisipatif dalam kegiatan Tilik
Dusun yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
c. Mengintegrasikan kegiatan kajian desa partisipatif yang berpersepektif pengurangan
risiko bencana dalam kegiatan musyawarah dusun (musdus) dan musyawarah desa
(musdes) yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
d. Jika dimungkinkan akan dilakukan integrasi rekomendasi-rekomendasi kegiatan
penanggulangan bencana yang ada dalam RKPDesa.
e. Mengintegrasikan rekomendasi-rekomendasi kegiatan penanggulangan bencana yang
ada dalam RPMJDes yang akan datang.
f. Pembaharuan profil risiko bencana desa yang terintegrasi dalam RPJMDes
g. Pembentukan Forum PRB Desa Siiragung yang akan melakukan pertemuan rutin serta
melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan.
h. Strategi pemajuan kebudayaan desa dapat diintegrasikan dalam rencana
penanggulangan bencana yang telah disusun.

20
LAMPIRAN 1
Kajian Risiko Bencana Desa Siliragung
Tim Fasilitator :
Alex Candra Widodo
Sunandar Prihanto
Andri Kusumajaya
Abdilah

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

Hal
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………. 2

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………. 2


B. Tujuan ………..…………………………………………………………………….. 2
C. Ruang Lingkup ……………………………………………………………………. 3
D. Landasan Hukum ……………………………………………………………………. 3
E. Pengertian ........................................................................ 3

BAB II KONDISI KEBENCANAAN …………………………………………………………. 6

A. Gambaran Umum Wilayah .……………………………………………. 6


B. Potensi Bencana Wilayah …………………………………………………………. 21

BAB III PENGKAJIAN RISIKO BENCANA ………….…………………………………. 23

A. Penilaian Ancaman ………...………………………………………………. 23


1. Pemeringkatan Ancaman ……………………………………………… 23
2. Penilaian Karakter Ancaman ……………………………………………… 24
B. Penilaian Risiko ……….…………………………………………………………… 27
1. Tingkat Kerentanan …………………………………………………………. 27
2. Kapasitas Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok……. 32
3. Tingkat Risiko ……………………………………………………………………. 35
C. Pemetaan Risiko Bencana ………………………………………………………… 41

BAB IV REKOMENDASI ……………………………..…………………………………….. 42

A. Rekomendasi Kebijakan ………...…………………………………………….. 42


B. Rekomendasi Teknis ……………………………………………………….. 42
C. Rekap Rekomendasi ……………………………………………………….. 43

BAB V PENUTUP ………….…………………..…………..………………………………….. 53

A. Kesimpulan ………….………...…………………………………………….. 53
B. Rencana Tindak Lanjut ..……………………………………………………… 53

Halaman 1 dari 54
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat internasional menjuluki Indonesia sebagai “supermarket bencana”. Karena


segala macam bentuk bencana bisa terjadi di Indonesia. Menyebabkan kerugian nyawa
dan harta benda. Jenis bencana di Indonesia bisa berasal dari ancaman alamiah maupun
akibat kegiatan manusia. Mulai dari tsunami, banjir, erupsi gunungapi dan lahar hujan,
gempa bumi, longsor, angin puting beliung, gelombang pasang, abrasi, kekeringan,
kebakaran hutan, kebakaran, elevasi, pencemaran lingkungan, kegagalan teknologi,
wabah penyakit, konflik sosial, terorisme dan kecelakaan transportasi.

Terbitnya Undang Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,


menjadi langkah maju Indonesia dalam menata upaya penanggulangan bencana.
Undang Undang tersebut kemudian ditindaklajuti dengan penerbitan Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
Salah satu turunan dari PP 21/2008 tersebut adalah Peraturan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian
Risiko Bencana.

Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk memperlihatkan


potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang
melanda. Potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan tingkat kerentanan
dan kapasitas kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini dilihat dari potensi jumlah
jiwa yang terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mendorong terwujudnya masyarakat tangguh dan mampu melakukan pengurangan


risiko bencana secara mandiri dan berkelanjutan.

Halaman 2 dari 54
2. Tujuan Khusus

a. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Siliragung.
b. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Siliragung.
c. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Siliragung.
d. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengurangan risiko
bencana desa Siliragung.
e. Meningkatnya kerjasama pengurangan risiko bencana oleh para pemangku
kepentingan desa Siliragung.

C. Ruang Lingkup

1. Wilayah pengkajian meliputi wilayah Desa Siliragung


2. Subyek kajian meliputi ancaman, kerentanan dan kapasitas

D. Landasan Hukum

1. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 36 ayat (1) dan (2)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Pasal 6
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012
Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana

E. Pengertian

1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga

Halaman 3 dari 54
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis;
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor
3. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana; Perubahan iklim adalah suatu perubahan statistik yang signifikan pada
pengukuran keadaan rata-rata atau ketidakkonsistenan iklim di suatu tempat atau
daerah selama periode waktu yang panjang, yang diakibatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh dampak kegiatan manusia pada komposisi atmosfer
global atau oleh ketidakkonsistenan alam.
4. Manajemen Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek dari mulai
perencanaan hingga tanggap darurat dalam bencana. Dan manajemen disini adalah
manajemen juga yang berhubungan dengan resiko dan dampak bencana, serta
aktifitas yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana. Siklus MB dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan rehabilitasi.
5. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat;
6. Kerawanan adalah peristiwa yang luar biasa yang memiliki potensi untuk
mengancam kehidupan manusia, baik dirinya, harta benda, kehidupannya, maupun
lingkungannya. Contoh : Tanah longsor, tsunami, banjir, gempa bumi, gunung
meletus, kebakaran, dan lain – lain.
7. Kerentanan adalah sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk
menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.
8. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna;

Halaman 4 dari 54
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana;
10. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu
tempat oleh lembaga yang berwenang-wenang;
11. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi
tugas untuk menanggulangi bencana;
12. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sesegera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan serta pemulihan prasarana dan sarana;
13. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
14. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
15. Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat

Halaman 5 dari 54
BAB II. KONDISI KEBENCANAAN

A. Gambaran Umum Wilayah


1. Letak Geografis
Secara geografis Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi
berada pada 114.152214 BT dan 8.587675 LS
2. Letak administratif
Siliragung adalah adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Siliragung, Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Siliragung berada di bagian selatan
Kabupaten Banyuwangi. Desa Siliragung tidak berbatasan dengan laut dan di luar
kawasan hutan. Saat ini Siliragung tergolong menurut Indeks Desa Membangun dan
tergolong Mandiri menurut Indeks Pembangunan Desa
Gambar 1. Peta Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi

Halaman 6 dari 54
Secara administratif, letak Desa Siliragung dibatasi dengan wilayah-wilayah sebagai
berikut ;
Tabel 1. Batas Administratif wilayah Desa Siliragung
Batas Wilayah Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Sebelah Utara Desa Kesilir Kecamatan Siliragung/Kabupaten Banyuwangi
Sebelah Selatan Desa Buluagung Kecamatan Siliragung/ Kabupaten Banyuwangi
Sebelah Timur Desa Saneporejo Kecamatan Siliragung/Kabupaten Banyuwangi
Desa Pasanggaran dan Kecamatan Pasanggaran/Kabupaten
Sebelah Barat
Desa Sumbermulyo Banyuwangi
Sumber: Profil Desa Siliragung 2023

Akses jalan menuju Desa Siliragung dari ibukota kabupaten Banyuwangi sejauh 55km
sedangkan dari ibukota kecamatan Siliragung sejauh 0 km. Untuk menuju ke Desa
Siliragung dari kota Banyuwangi yang menjadi ibukota kabupaten Banyuwangi dapat
ditempuh melewati jalan darat menggunakan roda 4 atau 2 dengan waktu tempuh
kurang lebih 1 jam 30 menit.
Desa Siliragung sendiri saat ini menjadi pusat kecamatan Siliragung dimana
ditandai dengan keberadaan kantor kecamatan Siliragung, pusat perdagangan serta
pasar tradisonal serta fasilitas umum lainnya.
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Siliragung cukup unik, karena
bercirikan masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa sebagai bahasa
pergulan sehari hari, menjunjung etika sopan santun dan sering menggunakan
bahasa simbolik dalam menyampaikan maksudnya, menjalankan ritual keagamaan
dengan balutan tradisi Jawa. Suku jawa ini yang oleh warga Banyuwangi yang lain
disebut "Orang Mentaraman" (Kerajaan Mataram) karena dahulu orang-orang
Mentaraman datang bermigrasi ke Banyuwangi.
Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, meskipun juga terdapat
pemeluk Kristen Protestan, hal ini dapat ditandai dengan banyaknya masjid dan juga
gereja yang banyak ditemui di wilayah ini. Selain Islam dan Kristen Protestan, juga
terdapat sedkit warga yang beragama Hindu dan Buddha
Kehidupan masyarakatnya juga dipengaruhi kondisi geografis di dataran.
Mayoritas penduduk masih mengandalkan penghidupannya dari sektor pertanian,
peternakan serta industri rumah tangga. Masyarakat Desa Siliragung cukup religus
dimana agama Islam menjadi mayoritas yang dianut penduduknya. Budaya Islam
Halaman 7 dari 54
dengan akulturasi budaya Jawa sangat mewarnai kehidupan sehari-hari
masyarakatnya dengan adanya berbagai kegiatan pengajian, tahlilan, yasinan,
brokohan, Baritan, dsb. Bentuk kesenian bernuansa islami yang masih lestari di desa
Silragung yakni Kencrengan Sholawatan.
Mata pencaharian penduduk Siliragung terutama di sektor pertanian dan
peternakan. Pada sektor pertanian, padi menjadi komoditas utama selain buah-
buahan. Di bidang peternakan, hampir sebagian masyarakatnya memelihara ternak
berupa sapi atau kambing. Dari sisi sumber daya alam, Desa Siliragung terutama
banyak yang membudidayakan tanaman buah naga. Jenis tanaman yang ditanam
selain buah naga yang populer juga terdapat adalah jenis tanaman buah-buahan
melon, jeruk atau durian. Di areal persawahan biasanya ditanam dengan padi atau
sayuran. Seperti halnya desa-desa lain di Kecamatan Siliragung, di desa Siliragung
masih ada lahan yang ditanami kelapa yang nantinya akan diambil sarinya yang
merupakan bahan baku pembuatan gula jawa. Aktivitas mengambil sari kelapa ini
disebut "nderes".
Selain itu ada juga penduduk Desa Siliragung yang menjadi pedagang,
pengusaha atau tenaga kerja Indonesia (TKI) di negara seperti Malaysia, Singapura,
Brunei Darussalam atau Hongkong.
Tingkat kemasyarakatan di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung cukup baik
hal ini dilihat ketika ada kegiatan gotong royong masyarakat turut mengikutinya baik
bersifat secara pribadi maupun umum dan saling membantu antara satu dengan
yang lainnya. Sementara, Penduduk Siliragung sendiri meskipun dibilang religius,
tetapi tradisi jawa juga masih dilestarikan.
Adapun bentuk kegiatan sosial yang di ikuti masyarakat di Desa Siliragung
yang bersifat sosial antara lain keikutsertaanya dalam kegiatan kemasyarakatan atau
kegiatan sosial budaya yang masih dilestarikan beberapa diantaranya :
a. Baritan (1 suro)
b. Mauludan
Kegiatan dalam rangka kelahiran nabi Muhammad SAW
c. Doa bersama, istighosah dan ruwatan
d. Budaya Slametan bersih desa (dalam lingkup satu desa)
Halaman 8 dari 54
e. Gotong royong
Dalam kegiatan gotong ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam suatu
kegiatan misalnya membangun jalan, tempat ibadah, kebersihan lingkungan
jalan atau membantu tetangga yang terkena musibah.

3. Sejarah desa

Desa Siliragung dahulunya merupakan wilayah hutan yang kemudian


terjadilah pembukaan hutan yang terjadi pada masa penjajahan jepang. Pembukaan
hutan tersebut juga menjadikan sebuah Desa. Bersama ulama dari Mataram
keturunan dari Ki Ageng Suro, putra terakhir Mataram raja Brawijaya V yang dikenal
sebagai mbah Mudin Suro atau Ki Ageng Suro dan penduduk asli Banyuwangi (suki
Osing) yang Bernama Ahmad disebut-sebut sebagai pendiri atau cikal bakal desa.
Pada waktu belum desa Siliriagung karena masih wilayah Desa Siliragung sekarang
menjadi bagian desa Kesilir. Ulama yang disebut mbah Mudin Suro’ dan penduduk
asli Banyuwangi yang disebut suku osing tersebut mendirikan sebuah desa yang
Bernama Krajan dan berhubung anginnya begitu semilir Desa tersebut dikenal
sebagai Silir Krajan. Setelah semakin lama semakin besar penduduknya, yang
tersebar di ±20.000 hektar, kemudian dipecahlah menjadi 3 desa yaitu Desa
Buluagung, Desa Siliragung dan Desa Kesilir.
Ketiga desa tersebut pada awalnya masuk wilayah kecamatan Pesanggaran,
kemudian memecah sendiri pada tahun 2005 menjadi Kecamatan Siliragung. Desa
Siliragung sendiri sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Kesilir, sebelah
timur berbatasan dengan Desa Seneporejo, sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Buluagung dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pesanggaran.
Desa Siliragung terbagi dari 3 dusun yakni :
• Dusun Krajan
• Dusun Seloagung
• Dusun Tegal Wagah

Pembangunan di Desa Siliragung dimulai sejak dipimpin oleh Kepala Desa


Pertama saat masih menjadi satu bagian desa Kesilir. Namun demikian hingga
Halaman 9 dari 54
sekarang pembangunan di Desa Siliragung belum sesuai dengan harapan warga
masyarakat, hal tersebut dikarenakan banyaknya kendala antara lain :

• Sumber Daya Manusia


• Lokasi jauh sekali dari pusat pemerintahan Kabupaten dengan keterbatasan
akses moda transportasi
• Mata Pencaharian Penduduk mayoritas petani yang menggantungkan pada
ketersediaan pupuk, obat-obatan serta harga jual dari pengepul.

Di masa lalu, masyarakat desa yang berada jauh dari ibukota kabupaten,
apabila mau menjual hasil bumi dan lain-lain ke pasar harus berjalan kaki dan dipikul
atau dengan menggunakan sepeda gayung dan dokar dengan kondisi jalan masih
berupa tanah. Kemudian angkutan bussempat berkembang menjadi moda
transportasi utama, sebelum kemudian masyarakatnya lebih banyak menggunakan
kendaraan pribadi.
Kebijakan Dana Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Siliragung.
Semenjak kebijakan ini muncul, dari tahun 2015 s/d sekarang dengan adanya
program DD, Desa Siliragung bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang.
Namun demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan
tersebut baik fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat, terutama karena terbatasnya Dana Swadaya masyarakat.
Berikut Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Petinggi maupun Kepala
Desa Siliragung yang pernah dilaksanakan selama menjabat di Desa Siliragung.
Tabel 2. Daftar Nama Kepala Desa
Desa Siliragung Kecamatan Siliragung
No. Nama MASA JABATAN
1. Marto Pawiro
2. Sunarto
3. Samuji
4. Soeharto - 1993
5. Gunarso Ds 1993 – 2001
6. Suryanto 2001 – 2001
7. Masori 2011 – 2023
Sumber data : Kantor Desa Siliragung

Halaman 10 dari 54
4. Kondisi Fisik Desa
a. Topografi

Topografi umum Desa Siliragung, merupakan daerah dataran. Siliragung


sendiri terdapat areal persawahan serta perkebunan yang banyak ditanami oleh
tanaman buah naga. Keberadaan Desa Siliragung terdapat banyak saluran air
dibangun sejak jaman sebelum Kemerdekaan. Hal ini berkaitan dengan sejarah
Desa Siliragung di jaman dahulu menjadi wilayah perkebunan dimana
keberadaan saluran air tersebut ditujukan untuk mencukupi kebutuhan
pengairan perkebunan tersebut. Selain saluran air yang dibangun untuk irigasi,
Terdapat Desa Siliragung diapir dua aliran sungai yakni sungai Kalibaru dan
sungai Bango. Dengan keberadaan aliran sungai serta saluran irigasi tersebut,
Desa Siliragung memiliki lahan pertanian yang subur.
Kondisi iklim di Desa Siliragung seperti halnya di Kecamatan Siliragung pada
umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas
matapencaharian penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas
holtikultura.
 Tinggi tempat dari permukaan laut : 11 mdpl
 Bentang wilayah : dataran rendah
 Topografi : dataran

b. Luas Tanah Desa


Wilayah Desa Siliragung yang terdiri dari 3 (tiga) Dusun yang mana masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun (Kepala Dusun) ini
menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas dari desa. Wilayah
Desa Siliragung sendiri merupakan terkecil diantara ke 4 desa yang lain di
Kecamatan Siliragung dimana total keseluruhan luasan desa adalah 559,000 Ha.
Areal pertaniannya sebagian besar berupa persawahan. Dimana areal
persawahan mengandalkan irigasi irigasi teknis, dalam setahun budidaya padi
bisa mencapai 2 sd 3 kali tanam.

Halaman 11 dari 54
Tabel 3. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Siliragung
Areal/penggunaan lahan Luas
Pemukiman Ha
Tanah Persawahan 279,56 Ha
Tanah Kering/ Lahan Tegalan 190,54 Ha
Tanah Perkebunan 72, 24 Ha
Tanah Kas Desa Ha
Fasilitas Umum 55,23 Ha
Sekolahan Ha
Pasar Desa Ha
Total 559, 000 Ha
Sumber: Profil Desa Siliragung 2022

c. Kondisi Sarana dan Prasarana

Sarana perhubungan dan transportasi sudah menggunakan jalan desa yang


sudah seluruhnya diaspal dengan kondisi yang baik. Sementara beberapa jalan
yang masuk ke dusun-dusun ada yang berupa cor semen.

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan mempunyai
peranan yang sangat strategis, terutama dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan perekonomian.
Di Desa Siliragung sendiri masyarakatnya banyak mengandalkan air sumur.
Beberapa rumah juga memanfaatkan sumber air yang dikelola melalui PDAM.
Berikut ini tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Siliragung
Tabel 4. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa Siliragung
Jenis Prasarana Jumlah
PDAM untuk mandi 336 KK
Perpipaan untuk mandi 21 KK
Sumur untuk mandi 1.431 KK
Air isi ulang untuk minum 413 KK
Sumur untuk minum 1.105 KK
Sungai untuk minum 3 KK
Sumber lainnya untu minum 269 KK
Fasilitas MCK sendiri 1.782 KK
Fasilitas MCK Berkelompok 2 KK
MCK Umum 2 KK
Saluran Drainese/Saluran Pembuangan Air limbah Ada
Sumber: Profil Desa SDGs Desa, Siliragung 2022

Halaman 12 dari 54
Tabel 5. Ketersediaan prasarana irigasi pertanian di Desa Siliragung
Jenis Prasarana Jumlah
Saluran irigasi primer Ada
Saluran irigasi sekunder Ada
Saluran irigasi tertier Ada
Sumber: Profil Desa Siliragung 2022

Agama pada dasarnya memiliki otoritas tersendiri bagi pemeluknya melalui


seperangkat nilai dan norma yang ada pada ajarannya. Pembangunan di bidang
agama dimaksudkan untuk memberikan dukungan bagi usaha-usaha
pembangunan kehidupan beragama agar sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan masyarakat desa yang senantiasa mengalami proses
transformasi sebagai akibat adanya pembangunan, di samping menjadikan
agama sebagai pendukung keberhasilan pembangunan yang ada. Di Desa
Siliragung, agama Islam menjadi mayoritas agama yang dianut warganya. Berikut
ini kondisi prasarana peribadatan di Desa Siliragung:
Tabel 6. ketersediaan prasarana peribadatan di Desa Siliragung
Jenis prasarana peribadatan Jumlah
Masjid 11 unit
Mushola 34 unit
Geraja Kristen Protestan 2 unit
Gereja Katolik 1 unit
Pura 1 unit
Vihara -
Total 28 unit
Sumber: Profil Desa Siliragung 2022

Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat hidup


produktif. Prasarana merupakan salah satu alat penunjang bagi
terselenggaranya kegiatan pelayanan Kesehatan di Sarana Kesehatan. Prasarana
terdiri dari Alat Transportasi dan Alat Kesehatan yang terdapat pada sarana
Kesehatan.

Adapun ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Desa Siliragung


adalah sebagai berikut :

Halaman 13 dari 54
Tabel 7. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Desa Siliragung
Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
Rumah Sakit - 3,4 km Mudah
Rumah sakit bersalin - 26 km Sangat sulit
Rumah bersalin - 3,4 km Mudah
Puskesmas dengan rawat inap - 3,4 km Mudah
Puskesmas tanpa rawat inap 1 unit
Puskesmas pembantu - 2 km Sangat mudah
Poliklinik/Balai pengobatan - 2 km Sangat mudah
Polindes - 2 km Sangat mudah
Tempat praktik dokter 3 unit
Tempat praktik bidan 3 unit
Poskesdes 1 unit
Apotek 2 unit
Toko obat/jamu 2 unit
Pelayanan Posyandu 1 bulan 1 kali 10 unit
Dokter Umum menetap di desa 3 orang
Dokter gigi menetap di desa 1 orang
Bidan menetap di desa 3 orang
Tenaga kesehatan 4 orang
Sumber: Profil Desa Siliragung 2022

Selain Kesehatan, fasilitas pendidikan dasar di Desa Siliragung sudah cukup


memadai. Fasilitas Pendidikan ini menunjang terutama pada tingginya angka
pendidikan dasar masyarakat Desa Siliragung. Prasarana pendidikan di desa
Siliragung tersedia dari jenjang TK, pendidikan dasar, sampai dengan pendidikan
lanjutan setingkat Sekolah Menengah Pertama.

Tabel 8. Prasaraana dan Sarana Pendidik Desa Siliragung


Jenis ketersediaan Negeri Swasta
PAUD - 5 unit
TK - 6 unit
SD/MI 5 unit 1 unit
SMP/MTS 1 unit 3 unit
SMU/MA - 1 unit
SMK - 1 unit
Akademi/Perguruan tinggi - -
Sumber: Profil Desa Siliragung 2022
Halaman 14 dari 54
5. Demografi Desa
Secara demografi Desa Siliragung dengan perbandingan luasan dan total
penduduk mencapai 3.712 jiwa tersebut mencapai kepadatan 630 Jiwa/per km2 yang
menyebar di 3 dusun terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 1.761 orang
- Jumlah perempuan : 1.951 orang
- Jumlah KK : 1.790 KK
Tabel 9. Penduduk berdasarkan Rentang Usia di Desa Siliragung

Laki-laki Perempuan
Penduduk Usia
(orang) (orang)
1 Usia 0 - 4 (tahun) 371 476
2 Usia 5 - 9 (tahun) 84 81
3 Usia 10 - 14 (tahun) 91 95
4 Usia 15 - 19 (tahun) 92 114
5 Usia 20 - 24 (tahun) 116 110
6 Usia 25 - 29 (tahun) 96 91
7 Usia 30 - 34 (tahun) 93 99
8 Usia 35 - 39 (tahun) 89 126
9 Usia 40 - 44 (tahun) 106 121
10 Usia 45 - 49 (tahun) 125 136
11 Usia 50 - 54 (tahun) 95 127
12 Usia 55 - 59 (tahun) 111 118
13 Usia 60 - 64 (tahun) 99 82
14 Usia 65 - 69 (tahun) 72 87
15 Usia 70 - 74 (tahun) 58 42
16 Usia 75 (tahun) ke 56 43
atas
Sumber: SDGs Desa Siliragung 2022

Dalam konteks kebencanaan, kemiskinan menjadi salah satu aspek kerentanan


karena berkontribusi pada ketidakmampuan individu atau kelompok sosial dalam
mengupayakan pembiayaan kegiatan/aktivitas pengurangan risiko bencana. Salah
satu hal paling sering dihadapi adalah bagaimana keluarga miskin tidak mempunyai
pilihan lain untuk menempati pemukiman yang berada pada lokasi yang rawan
terjadi banjir. karena lahan atau rumah satu-satunya terdapat disitu. Upaya
mekanisme coping misalnya dengan meninggikan atau menguatkan pondasi

Halaman 15 dari 54
rumahpun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hal ini juga muncul dalam kajian
bersama masyarakat di desa Siliragung.
Di Desa Siliragung sendiri masih terdapat keluarga miskin yang saat ini difasilitasi
oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran program
penanggulangan kemiskinan seperti; PKH, BLT, Bansos dsb.

Tabel 10. Jumlah keluarga penerima bantuan sosial pemerintah


Jumlah keluarga Prosentasi
1 Penerima BLT Dana Desa Desa 84 Keluarga 34,15 %
2 Penerima Program Keluarga Harapan 30 Keluarga 12,20 %
3 Penerima Bantuan Sosial Tunai 75 Keluarga 30,49 %
4 Penerima Bantuan Presiden / Banpres 38 Keluarga 15,45 %
5 Penerima Bantuan UMKM 1 Keluarga 0,41 %
6 Penerima Bantuan Untuk Pekerja 5 Keluarga 2,03 %
7 Penerima Bantuan Pendidikan Anak 12 Keluarga 4,88 %
8 Penerima Bantuan Lainnya 1 Keluarga 0,41 %
9 TOTAL PENERIMA BANTUAN SOSIAL 246 Keluarga 100 %
Sumber: SDGs Desa Siliragung 2022

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber
Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Dalam konteks kebencaaan, pendidikan juga menjadi salah satu
aspek yang guna mengurangi kerentanan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi
maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan
mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru,
sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan
pengangguran dan kemiskinan. Prosentase tingkat pendidikan Desa Siliragung
rata-rata telah menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Siliragung adalah
sebagai berikut;

Halaman 16 dari 54
Tabel 11. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Siliragung
Jenis Pendidikan Jumlah %
1 Tidak Sekolah / Tidak Tamat SD 510 Orang 13,77%
2 SD dan Sederajat 1.035 Orang 27,94%
3 SMP dan Sederajat 860 Orang 23,21%
4 SMA dan Sederajat 1.033 Orang 27,88%
5 Diploma 1-3 127 Orang 3,43%
6 S1 dan Sederajat 121 Orang 3,27%
7 S2 dan Sederajat 9 Orang 0,24%
8 S3 dan Sederajat 0 Orang 0,00%
9 Pesantren, Seminari, Wihara dan Sejenisnya 2 Orang 0,05%
10 Lainnya 8 Orang 0,22%
Sumber: SDGs Desa Siliragung 2022

Ketahanan pangan merupakan salah satu bentuk kapasitas yang dimiliki oleh
masyarakat desa. Ketahanan pangan di suatu desa bisa dilihat dari seberapa besar
produksi hasil pertanian di suatu Desa. Selain sektor pertanian yang mendukung
ketangguhan pangan, penduduk desa Siliragung juga memiliki beragam mata
pencaharian yang mayoritas bercorak agraris. Di sektor industri kecil, terdapat
beberapa usaha pembuatan makanan olahan. Perdagangan dan jasa juga banyak
digeluti mengingat lokasi strategis dengan keberadaan pasar, jalan lintas
kabupaten pusat ibukota kecamatan.
Berikut ini mata pencaharian pokok desa Siliragung:
Tabel 12. Mata pencaharian pokok penduduk desa Siliragung
Jenis mata pencaharian Jumlah %
1 Petani Pemilik Lahan 413 Orang 36,88 %
2 Buruh Tani 319 Orang 28,48 %
3 Pedagang 144 Orang 12,86 %
4 TKI 64 Orang 5,71 %
5 PNS 53 Orang 4,73 %
6 Guru 45 Orang 4,02 %
7 Petani Penyewa 35 Orang 3,13 %
8 Pengolahan / Industri 31 Orang 2,77 %
9 TNI 5 Orang 0,45 %
10 Nelayan Pemilik Kapal / Perahu 3 Orang 0,27 %
11 Pegawai Kantor Desa 3 Orang 0,27 %
12 Buruh Nelayan 2 Orang 0,18 %
13 Perangkat Desa 2 Orang 0,18 %
14 Guru Agama 1 Orang 0,09 %
15 Nelayan Penyewa Kapal / Perahu 0 Orang 0,00 %
Sumber: SDGs Desa Siliragung 2022

Halaman 17 dari 54
Terkait dengan ketahanan pangan ini, di sektor pertanian selain
menghasilkan tanaman pangan juga terdapat hasil unggulan desa Siliragung
berupa buah-buahan diantaranya Pepaya, Durian, Rambutan, Mangga, Buah
Naga, Pisang dan Jeruk Siam. Di sektor perkebunan, Desa Siliragung memiliki hasil
panen berupu Kelapa dan Tebu.

Tabel 13. produksi tanaman pangan dan holtikultura desa Siliragung


No Komoditas Luas Panen Produksi
1 Padi 197 ha 1.296 ton
2 Jagung 91 ha 382 ton
3 Kedelai 5 ha 9 ton
4 Cabai besar 5 ha 62,5 ton
Sumber : Profil desa Siliragung 2022

Tabel 14. produksi buah-buahan dan hasil perkebunan desa Siliragung


No Komoditas Luas Panen Produksi
1 Pepaya 0,75 ha 5,7 ton
2 Durian 1,50 ha 76,5 ton
3 Rambutan 7 ha 44,1 ton
4 Mangga 18 ha 160,2 ton
5 Buah Naga 86 ha 2.261,8 ton
6 Pisang 42 ha 945 ton
7 Jeruk Siam 90 ha 2.250 ton
8 Kelapa (Kopra) 132 ha 121 ton
9 Kelapa Deres 23 ha 210,8 ton
10 Tebu 3 ha 208,4 ton
Sumber : Profil desa Siliragung 2022

Selain pertanian, masyarakat Siliragung juga mengusahakan ternak yang


dominan diantaranya; sapi potong, kambing, domba, ayam kampung, ayam ras
dan bebek/itik.
Halaman 18 dari 54
6. Kajian Desa Partisipatif
Kajian desa partisipatif digunakan untuk memotret keadaan desa dari berbagai
macam arah melalui proses partisipasif. Seperti halnya kajian risiko bencana
partisipatfi pada prosesnya dapat menumbuhkan kesadaran kritis terhadap
permasalahan-permasalahan di masyarakat dan mendorong untuk lebih aktif
terlibat dalam perencanan pembangunan desa. Dalam konteks kebencanaan, kajian
desa partisipatif menghasilkan data lebih jeli melihat faktor kerentanan serta
kelompok rentan dari berbagai sudut sehingga berguna bagi upaya pengurangan
risiko bencana yang terintegrasi dalam perencanaan pembangunan sekaligus sensitif
terhadap upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.

Tabel 15. Kalender Musim Desa Siliragung

November

Desember
September
Februari

Oktober
Agustus
Januari

Musim / Mongso
Maret

April

Juni
Mei

Musim penghujan vv vvv vv v Juli v vv


Musim kemarau v v v Vv v v
Musim tanam padi + + + +
Musim tanam palawija + + +
Musim panen padi + +
Musim panen palawija +
Musim panen kelapa + + + + + + + + + + + +
Musim banjir - - -
Musim angin kencang - - -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Tabel 16. Aspek Budaya Spiritual masyarakat desa Siliragung


Peluang Integrasi
dalam
Ragam Budaya Spiritual Kategori
Pengurangan
Risiko Bencana
1 Kencrengan Sholawatan Kesenian spiritual Ada
2 Wong Ngandut pas ono lindu diawoni (Ibu Keyakinan,
hamil saat ada gempa diberi abu)

Halaman 19 dari 54
Peluang Integrasi
dalam
Ragam Budaya Spiritual Kategori
Pengurangan
Risiko Bencana
3 Metik sebelum bercocok tanam dan masa Panguripan Ada
panen (Petik laut)
4 Bubak bumi Tradisi bulan jawa Ada
5 Baritan (1 suro) Tradisi bulan jawa Ada
6 Kothekan (bunyi-bunyiaan) saat bulan terjadi Tradisi lisan
gerhana salah satunya menabuh lesung dengan
alu
7 Ruwatan Laku/Bentuk kespresi
8 Tradisi ayam angkrem (mengerami telur) diberi Tradisi lisan
awu/abu saat gerhana
9 Bersih desa dan bersih dusun Laku/Bentuk ekspresi Ada
10 Doa Bersama saat bersih desa Sembahyang Ada
11 Mauludan dengan kegiatan pengajian, bunga Tradisi bulan jawa Ada
telur dan perayaan keliling
12 Istighosah Sembahyang Ada
13 Rabi ngalor ngulon ra oleh (pamali) Istilah ghaib
14 Tingkeban Upacara daur hidup
15 Netonan Upacara daur hidup
16 Wayang kulit Kesenian spiritual Ada

17 Hadrah Kesenian spiritual

18 Gandrung Kesenian spiritual


19 Jaranan Kesenian spiritual
20 Ruwahan Tradisi bulan jawa Ada
21 Sayan (Gotong royong) Unggah-ungguh
22 Tasyakuan panen padi Panguripan
23 Kuntulan Kesenian spiritual Ada. Modifikasi
syair
24 Brokohan Upacara daur hidup
Sumber: Kajian Partisipati Desa Siliragung 2023

Halaman 20 dari 54
B. Potensi Bencana Wilayah

Kecamatan Siliragung memiliki jumlah desa sebanyak 5 buah, salah satunya adalah Desa
Siliragung. Karena hampir seluruhnya merupakan dataran dengan dilalui beberapa
sungai, maka kecamatan Siliragung merupakan wilayah rawan bencana banjir. Desa
Siliriagung terdapat beberapa sungai yang terus mengalir sepanjang musim. Dengan
kondisi tersebut, Desa Siliragung memiliki potensi ancaman sebagai berikut ;

Tabel 17. Ragam Ancaman


Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jatim
Jenis Ancaman Ragam Ancaman
Ancaman geologi Gempa bumi,
Ancaman Banjir, Banjir Bandang, Angin Kencang, Cuaca
Hidrometerorologi ekstrim
Ancaman Biologi Wabah Malaria, Covid 19
Ancaman kegagalan -
teknologi
Ancaman lingkungan Penggundulan Hutan
Ancaman sosial -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Kondisi Desa Siliragung yang berada di dataran renda dan dilalui sungai
rawan terjadi banjir. Bahkan pernah tercatat beberapa kejadian banjir besar yang
terjadi jauh sebelum kemerdekaan. Pada saat curah hujan tinggi, posisi Desa
Siliragung yang berada di daerah hilir dan dilalui dengan dua sungai besar menerima
kiriman air yang cukup deras yang dari daerah utara. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa pada kajian partisipatif ancaman banjir muncul di Desa Siliragung. Tentu
saja penjagaan kawasan hulu terutama sebelah utara Banyuwangi akan sangat
mempengaruhi risiko terjadinya banjir tersebut. Pada musim hujan kondisi
kerawanan terjadinya banjir menjadi meningkat. Hal ini ditunjang dengan adanya
alih fungsi lahan, tidak adanya pengelolaan DAS yang baik, pendakalan sungai sampai
dengan prilaku masyarakat dalam membuang sampah yang sembarangan, semakin
meningkatkan risiko terhadap bencana banjir.

Halaman 21 dari 54
Pada aspek lain, meskipun sejarah gempa bumi di Desa Siliragung sangat
jarang terjadi, tetapi kawasan Kecamatan Siliragung secara geologis berdekatan
dengan sesar aktif. Pada tahun 1994 yang lampau pernah terjadi gempa bumi yang
juga memicu terjadinya Tsunami di wilayah selatan Banyuwangi. Dengan demikian
ancaman terjadinya gempa bumi termasuk dalam pemetaan risiko bencana di Desa
Siliragung.
Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Siliragung yang pernah terjadi
hingga tahun 2023.

Tabel 18. Tabel Sejarah Bencana Desa Siliragung


No Tahun Kejadian Bencana Akibat dan Dampak Bencana Sumber Informasi
1 1938 Banjir Bandang • Banjir yang terjadi Diskusi kelompok
(Blabur Dino mengakibatkan kerusakan
Senin legi) rumah
• Banjir bercampur lumpur
menganyutkan banyak
material dan pohon. Sebuah
beringin besar tersangkut di
jembatan Talang lawas.
Kemudian, datanglah Den
Sutejo yang merupakan
insinyur pribumi yang
merancang jembatan Talang
lawas tersebut, melemparkan
pakaiannya ke pohon beringin
tersebut hingga akhirnya
beringin tersebut terlepas.

2 1942 Wabah Malaria • Penyakit yang melanda desa Diskusi kelompok


Siliragung menimbulkan
banyak korban jiwa
3 2 Juni Gempa bumi • Gempa bumi 7,8 skala richter, Diskusi kelompok
1994 menyebabkan kerusakan
beberapa bangunan
4 2014 Angin Kencang • Dusun Seloagung & dusun Diskusi kelompok
Krajan beberapa atap rumah
rusak
5 2020 Covid 19 • 10 orang meninggal dunia Diskusi kelompok
• Perekonomian warga
terganggu
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023
Halaman 22 dari 54
BAB III. PENGKAJIAN RISIKO BENCANA

A. Penilaian Ancaman
Penilaian ancaman bertujuan memahami dan menilai jenis-jenis ancaman, peringkat
kemungkinan terjadi dan dampaknya, serta bagaimana karakter atau ciri-ciri setiap
ancaman.
1. Pemeringkatan ancaman
Tabel 19. Pemeringkatan ancaman
Desa/Kec : Siliriagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Jenis Ancaman Kemungkinan Terjadi Perkiraan Dampak Total
Banjir 4 3 7
Banjir Bandang 2 2 4
Cuaca Ekstrim 4 1 5
Angin Kencang 4 2 6
Wabah Malaria 2 1 3
Covid 19 2 2 4
Gempa bumi 3 3 6
Sumber: Dsikusi Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa Siliragung Tahun 2023

Kemungkinan terjadi Perkiraan dampak


Nilai 1 = Tidak mungkin terjadi Nilai 1 = Tidak parah
Nilai 2 = Kemungkinan kecil terjadi Nilai 2 = Agak parah
Nilai 3 = Sangat mungkin terjadi Nilai 3 = Parah
Nilai 4 = Pasti terjadi Nilai 4 = Sangat parah

Dari hasil kajian pemeringkatan ancaman diatas, didapatkan 3 prioritas ancaman untuk
dikaji, yakni ; 1) Banjir, 2) Angin Kencang, dan 3) Gempa Bumi

Halaman 23 dari 54
2. Penilaian karakter ancaman

a. Karakter ancaman Banjir

Tabel 20. Karakter ancaman banjir

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab • Curah hujan yang tinggi, Hutan gundul dan Pembalakan
liar
Tanda Peringatan • Suara Gemuruh
• Debit air yang tinggi melebihi kapasitas sungai

Faktor Perusak • Material Kayu & Batu


• Air besar yang membawa potongan-potongan kayu
• Lumpur dan sampah
Sela Waktu • + 4 Jam
Kecepatan Hadir • 15 Menit
• Datang dengan tiba-tiba
Periode • Bulan November sd Desember
• Bulan Januari sd Maret
Frekuensi • 1 kali
Durasi • 1 Jam
Posisi • Di tengah tengah pemukiman
Intensitas • Dusun Tegal Wagah; RT
• Dusun Krajan; RT
• Dusun Seloagung; RT
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 24 dari 54
b. Karakter ancaman angin kencang
Tabel 21. Karakter ancaman angin kencang

Jenis ancaman : Angin Kencang


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab • Angin dari barat daya

Tanda Peringatan • BMKG


• Aplikasi Grajagan Day
• Cuaca yang panas

Faktor Perusak • Material yang terbawa


• Kecepatan angin
• Debu-debu
Sela Waktu • 15 sd 60 menit
Kecepatan Hadir • 30 km/jam
Periode • September sd Maret
Frekuensi • 1 sd 2 kali
Durasi • 1 jam
Posisi • Dataran
Intensitas • Merata di seluruh desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 25 dari 54
c. Karakter ancaman gempa bumi

Tabel 22. Karakter ancaman gempa bumi

Jenis ancaman : Gempa bumi


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab • Adanya sesar aktif
Tanda Peringatan •

Faktor Perusak • Bangunan yang ambruk


Sela Waktu • Sangat cepat
Kecepatan Hadir • Sangat cepat
Perioda •
Frekuensi • 1818
• 1925
• 1994
Durasi • Beberapa detik
Posisi • Adanya jalur sesar aktif
Intensitas • Merata di seluruh desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 26 dari 54
B. Penilaian Risiko

Pengkajian risiko dapat dilakukan dengan menganalisa kondisi dan karakteristik suatu masyarakat dan lokasi penghidupan mereka untuk menentukan
faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kerentanan dapat ditentukan dengan mengkaji aspek
keamanan lokasi penghidupan mereka atau kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial ekonomi dan
lingkungan hidup yang bisa meningkatkan kerawanan suatu masyarakat terhadap ancaman dan dampak bencana.
1. Tingkat Kerentanan
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut:
1.1 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 23. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman banjir
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab Kerentanan Tingkat
Aset jumlah/ terhadap Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal
(Rupiah)
- Masalah Kesehatan - Lansia, Anak-anak Pembentuk tim (3) Sedang
Aset Sumber Daya - Korban jiwa/hanyut Penderita sakit komunitas
Manusia penanggulangan
bencana bersama
Aset Sumber Daya Lahan pertanian Rusak, - - Daerah aliran sungai - Dibangun talud/ (3) Sedang
alam lingkungan akibat terjangan banjir - Curah hujan tinggi plengsengan
- Pertanian di lokasi rawan banjir - Penanam pohon
bandang vertiver

Halaman 27 dari 54
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab Kerentanan Tingkat
Aset jumlah/ terhadap Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal
(Rupiah)
• Akses jalan/jalur + 5 Juta Jalan tidak memiliki drainase yang Reboisasi pohon, (2) Rendah
tertutup baik pembenahan
Aset fisik
• Beberapa rumah infrastruktur
infrastruktur
warga mengalami badan jalan dan
kerusakan ringan irigasi
Kegiatan sehari hari Belum ada tanda peringatan dini Gotong royong (2) Rendah
Aset sosial masyarakat yang terhadap bencana yang datang rutin antar warga
terdampak terganggu
Aset ekonomi / Kegiatan ekonomi warga Aktivitas warga terganggu Iuran warga (2) Sedang
finansial terganggu
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 28 dari 54
1.2 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Angin Kencang
Tabel 24. Tingkat kerentanan terhadap angin kencang
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Perkiraan risiko Perkiraan Kerentanan Tingkat
Aset Jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Lula-luka - Ketidaktahuan Menginformasikan - (3) Sedang
Aset Sumber Daya - Trauma cara bahaya angin kencang
Manusia menyelematkan
diri
Aset Sumber Daya - Pohon tumbang - - Pohon -pohon Pemangkasan Mengurangi risiko (4) Tinggi
alam lingkungan yang besar dan batang/dahan yang pohon tumbang
sudah tua membahayakan
- Akses jalan - Infrastruktur Menginformasikan Meningkatkan (3) Sedang
Aset fisik tertutup yang tidak tahan peringatan cuaca kewaspadaan
infrastruktur - Listik padam terhadap angin ekstrim/angin kencang masyrakat
- Baliho ambruk
- Aktivitas sosial - Lokasi kegiatan - Himbauan untuk (4) Tinggi
kemasyarakatan sosial di wilayah kesiapsiagaan
warga terganggu rawan angin terhadap angin
Aset sosial - Pelayanan Lokasi pelayanan kencang
pemdes pemdes di - Layanan masyarakat
terganggu wilayah rawan melalui online

Halaman 29 dari 54
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Perkiraan risiko Perkiraan Kerentanan Tingkat
Aset Jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
Penurunan Lokasi tempat Gotong royong (3) Sedang
pendapatan bekerja di Alternatif pendapatan
karena wilayah rawan dari sektor lainnya
Aset ekonomi /
Tempat kerja
finansial
terganggu

Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 30 dari 54
1.3 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Gempa Bumi
Tabel 25. Tingkat kerentanan terhadap ancaman gempa bumi
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan Risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
Luka-luka - Panik dan tidak tau Sosialisasi mengenai cara - (4) Tinggi
Aset Sumber Daya
Trauma cara menyelamatkan menyelamatkan diri
Manusia
Korban Jiwa diri
Aset Sumber Daya alam - - - - - (1) Sangat
lingkungan rendah
Rumah dan bangunan - - Sosialisasi bangunan yang (4) Tinggi
Aset fisik infrastruktur
yang tidak tahan gempa tahan gempa
- - - Gotong royong antar (1) Sangat
Aset sosial
masyarakat rendah
Tidak dapat bekerja - Lokasi pekerjaan Bantuan/santunan (2) Rendah
Aset ekonomi / finansial berada di wilayah
rawan gempa
Keterangan
Nilai Kapasitas
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 31 dari 54
2. Kapasitas Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok
Hasil kajian kapasitas yang dimiliki individu dan masyarakat adalah sebagai berikut:
2.1 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 26. Kapasitas terhadap ancaman Banjir
Kapasitas/Kemampuan Apa yang dimiliki Apa yang dibutuhkan Apa kekurangan
Individu/ Masyarakat / Individu/ Masyarakat / Individu/ Masyarakat /
keluarga Kelompok keluarga Kelompok keluarga Kelompok
Bagaimana mencegah - Perlunya - Penghijauan - Bibit pohon - Kesadaran
kejadian ancaman? kesadaran daerah aliran masyarakat tidak
pengelolaan sungai menebang pohon
sampah
Bagaimana mengurangi - Melarikan diri - Kesiapsiagaan - Mengingatkan - Memberi - Tidak adanya
jumlah korban/ - Membersihkan supaya tidak peringatan kepada kesadaran masyarakat
kerusakan? aliran sungai mendekati aliran masyarakat
sungai
Kapasitas dalam hubungan dengan kerentanan
Apa yang harus dilakukan - Tidak - Membuat tandu - Perlunya papan
untuk membangun mendekati informasi untuk
kesiapsiagaan? sungai menjaga sungai
Apa yang harus dilakukan - Menyelamatkan - Memberitahu - Kentongan/ - Perlunya semacam
ketika ancaman diri & keluarga warga yang lain - Pengumuman di peringatan saat banjir
menyerang / bencana? masjid akan datang

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023


Halaman 32 dari 54
2.2 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Angin Kencang
Tabel 27. Kapasitas terhadap ancaman angin kencang
Kapasitas/Kemampuan Apa yang dimiliki Apa yang dibutuhkan Apa kekurangan
Individu/ Masyarakat / Individu/ Masyarakat / Individu/ Masyarakat /
keluarga Kelompok keluarga Kelompok keluarga Kelompok
Bagaimana mencegah - - Gotongroyong - - Gotong royong - - Perlu koordinasi
kejadian ancaman? dalam penataan - Peralatan
lingkungan
Bagaimana mengurangi - Mengatahui - Penataan - Pengetahuan - Sosialisasi - - Koordinasi
jumlah korban/ cara lingkungan cara - -
kerusakan? menyelamatkan - Pemangkasan menyelamatkan
diri pohon yang diri
- Penataan rawan
rumah
Kapasitas dalam hubungan dengan kerentanan
Apa yang harus dilakukan - Mengetahui - Saling tolong - Sosialisasi di - Informasi - Minimnya / - Koordinasi
untuk membangun cara menolong lingkungan kesiapsiagaan kemampuan
kesiapsiagaan? menyelamatkan - Pemberitahuan keluarga sumber daya
diri Informasi manusia
peringatan dini
Apa yang harus dilakukan - Menyelamatkan - Membantu warga - Tidak panik - Informasi - Penyebaran - Koordinasi
ketika ancaman keluarga terutama lansia - Mengetahui peringatan dini informasi di
menyerang / bencana? dan anak2 kecil cara lingkungan
menyelamatkan keluarga
diri
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023
Halaman 33 dari 54
2.3 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Gempa bumi
Tabel 28. Kapasitas terhadap ancaman gempa bumi
Kapasitas/Kemampuan Apa yang dimiliki Apa yang dibutuhkan Apa kekurangan
Individu/ Masyarakat / Individu/ keluarga Masyarakat / Individu/ Masyarakat /
keluarga Kelompok Kelompok keluarga Kelompok
Bagaimana mencegah Berlindung di - - Sosialisasi - Tersedianya Bangunan rumah - Tidak adanya tim
kejadian ancaman? bangunan rumah bangunan rumah komunitas yang tahan gempa yang menangani
yang aman tahan gempa penanggulangan kejadian gempa
bersama warga bumi
Bagaimana mengurangi - Mengetahui - Linmas, - Mengingatkan - Simulasi Bangunan rumah - Tidak adanya
jumlah korban/ cara relawan desa kesadaran terjadinya gempa yang tidak kesadaran
kerusakan? menyelemat terhadap bumi memperhitungkan masyarakat
kan diri ancaman gempa - Sosialisasi kemungkinan
bumi Bersama gempa
Kapasitas dalam hubungan dengan kerentanan
Apa yang harus Mengetahui Penyebarluasan - Gotong royong - Perlunya sosiasliasi
dilakukan untuk cara informasi antar masyarakat cara
membangun menyelamatkan menyelamatkan diri
kesiapsiagaan? diri -
Apa yang harus - Menyelmatkan - Berlindung ke - Evakuasi warga Tidak menyadari - Tim evakuasi
dilakukan ketika diri tempat aman yang rentan adanya ancaman
ancaman menyerang / - Berlindung ke gempa bumi
bencana? lokasi aman

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 34 dari 54
3. Tingkat Risiko
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut:
1.1 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 29. Tingkat Risiko terhadap Ancaman Banjir
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Kerentanan
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Risiko
terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal (T/S/R)
Berisiko
- Meninggal - Lokasi pemukiman Sosialisasi - S (Sedang)
- Cacat berada di wilayah kesiapsiagaan
- Luka rawan banjir terhadap banjir
- Sakit
Aset Sumber Daya
- Kehilangan kemampuan/
Manusia
ketrampilan
- Mengungsi
- Tidak bisa bekerja
- Tidak bisa sekolah
Aset Sumber Daya - Kehilangan lahan/sawah Rp. 500.000.000 - - KUBE (Kelompok
alam lingkungan - Kehilangan sumber air usaha bersama)
- Kerusakan lahan tani
- Gangguan fungsi irigasi
fokus pada R (Rendah)
- Kerusakan sempadan sungai pengelolaan
- Kehilangan sumber pangan sampah
alam
- Gangguan fungsi aestetik
tanaman

Halaman 35 dari 54
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Kerentanan
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Risiko
terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal (T/S/R)
Berisiko
- Rumah rusak/hilang - Pendangkalan
- Gangguan fungsi rumah sungai
Aset fisik - Kerusakan jaringan pipa - Penyempitan
infrastruktur air bersih sungai
- Kerusakan jaringan -Sampah (pempers,
- Abrasi bibir sungai plastik, tebon
- Gangguan kerukunan warga - - - -
- Gangguan fungsi organisasi R (Rendah)
Aset sosial sosial
- Gangguan partisipan
- Gangguan kekerabatan
- Kehilangan lahan - 40 hektar / 800 juta Lokasi - KUBE (Kelompok - S (Sedang)
- Kehilangan Penghasilan - 100 orang, 8 juta penghidupan usaha bersama)
upah/kerja perhari berada di wilayah fokus pada
- Kehilangan modal kerja - 40 orang/200 juta rawan banjir pengelolaan
Aset ekonomi /
- Gagal panen - 40 hektar/ 1 Milyar sampah
finansial
- Kerusakan/kehilangan -
Surat penting
- Pengeluaran tambahan 100 orang/200 ribu
Keluarga per bulan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 36 dari 54
1.2 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Angin Kencang
Tabel 30. Tingkat Risiko terhadap Ancaman Angin Kencang
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Kerentanan Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil Risiko
Jumlah/ Nominal Berisiko
Aset Sumber Daya - Luka-luka - - - - R (Rendah)
Manusia
Aset Sumber Daya - Kerusakan lahan - - - -
alam lingkungan pertanian R (Rendah)
- Kerusakan hutan - - - -
- Gangguan fungsi
estetik tanaman - - - -
- Rumah rusak 3 Rp. 10.000.000 - -
- Keruskaan jaringan - - - R (Rendah)
Aset fisik - Gangguan fungsi rumah 3 - -
infrastruktur - Kerusakan tempat kerja - - -
- Kerusakan fasilitas umum - - -
- Gangguan fungsi jalan - - -
- Gangguan fungsi - - - -
organisasi sosial
- Gangguan hambatan - - - -
Aset sosial Partisipasi R (Rendah)
- Gangguan kerukunan - - - -
Warga

Halaman 37 dari 54
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Kerentanan Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil Risiko
Jumlah/ Nominal Berisiko
- Gagal panen 92 orang/ Hasil pertanian - - R (Rendah)
Rp.50.000.000 rawan terkena
Aset ekonomi /
kerusakan
finansial
terhadap angin
kencang
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 38 dari 54
1.3 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Gempa Bumi
Tabel 31. Tingkat Risiko terhadap Ancaman Gempa Bumi
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Kerentanan terhadap Tingkat Risiko
Jumlah/ Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal
- Meninggal - Lokasi pemukiman Sosialisasi T (Tinggi)
- Cacat berada di wilayah rawan kesiapsiagaan
- Luka gempa bumi terhadap gempa bumi
- Sakit
Aset Sumber Daya
- Kehilangan kemampuan/
Manusia
ketrampilan
- Mengungsi
- Tidak bisa bekerja
- Tidak bisa sekolah
Aset Sumber Daya - - - - - R (Rendah)
alam lingkungan
- Rumah rusak - Lokasi di wilayah sesar jalur evakuasi S (Sedang)
- Keruskaan jaringan - aktif gempa bumi
Aset fisik - Gangguan fungsi rumah -
infrastruktur - Kerusakan tempat kerja -
- Kerusakan fasilitas umum -
- Gangguan fungsi jalan -
- Gangguan fungsi - Gotong royong antar R (Rendah)
Aset sosial organisasi sosial masyarakat

Halaman 39 dari 54
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Kerentanan terhadap Tingkat Risiko
Jumlah/ Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal
- Kehilangan lahan Lokasi pekerjaan di Mencari mata S (Sedang)
- Kehilangan Penghasilan wilayah rawan gempa pencaharian yang lain
upah/kerja bumi
- Kehilangan modal kerja
Aset ekonomi /
- Gagal panen
finansial
- Kerusakan/kehilangan
Surat penting
- Pengeluaran tambahan
Keluarga
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 40 dari 54
C. Pemetaan Risiko Bencana

Gambar 2. Peta Ancaman Banjir Desa Siliragung Kecamatan Siliragung


Kabupaten Banyuwangi

Halaman 41 dari 54
BAB IV. REKOMENDASI

A. Rekomendasi Kebijakan

Upaya pengurangan risiko bencana di Desa Siliragung, Kecamatan Siliragung,


Kabupaten Banyuwangi memerlukan landasan kebijakan-kebijakan strategis.
Diantaranya adalah dengan menetapkan aturan pengelolaan dan mekanisme,
kelembagaan, perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase
pra, saat dan setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Rekomendasi kebijakan dituangkan dalam matrik rekap rekomendasi di bagian bawah
ini.

B. Rekomendasi Teknis

Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana direkomendasikan dalam


bentuk kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi
penceegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan,
perencanaan tanggap darurat dan perencanaan pemulihan. Rekomendasi bentuk
kegiatan dituangkan dalam matrik rekap rekomendasi di bawah ini.

Halaman 42 dari 54
C. Rekap Rekomendasi

a. Rekap rekomendasi ancaman Banjir

Tabel 32. Rekap Rekomendasi Ancaman Banjir


Identifikasi Kegiatan dan Pelaksanaan

Jenis Ancaman : Banjir


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kader Kesehatan, Polindes

Kelompok tani /Gapoktan


Tokoh Masyarakat/Toga

Kelompok Kesenian
Fase Kegiatan

Kelompok Ternak

Kelompok Silat
Pemerintah Desa

PKK / Dasawisma

Tim Siaga Desa


Karang taruna
Kepala Dusun

BUMDES

Fatayat
Relawan
UMKM

Banser
RT/RW

Linmas
BPD
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v V v v v v v
saat tidak terjadi penanggulangan
bencana bencana
(pencegahan, 2. Pengajuan kegiatan v v v v v v v v v
mitigasi, dan RPB (Rencana
peningkatan Penanggulangan

Halaman 43 dari 54
kapasitas) Bencana) ke
Musrembang
3. Sosialisasi kesadaran v v v v v v v V v v v v v v v v v v
pengurangan risiko
bencana
4. Pembuatan tanggul v v v v v v v V v v v v v v v
alam dengan
penanaman pohon
5. Perbaikan & v v v v V v v v
normalisasi saluran
irigasi
6. Pelatihan Tim Siaga v v v v v v v v v v v v v v
7. Pembuatan rambu & v v v v
papan informasi
kebencanaan
8. Pengadaan v v v v v v v v
perlengkapan
kebencanaan
9. Pengelolaan tabungan v v v v v v v v v
siaga
10. Pengelolaan Sampah & v v v v v v v v v
Bank Sampah
11. Pengelolaan sungai, v v v v v v v v v v v v v
pengerukan
sedimentasi
12. Fasilitasi pengelolaan v v v v v v v v v v v v v
sungai yang
berkelanjutan
Halaman 44 dari 54
Pra Bencana, 1. Sosialisasi v v v v v v v V v v v v v v v v v v
saat terdapat kesiapsiagaan bencana
potensi bencana 2. Monitoring wilayah v v v v
(kesiapsiagaan) DAS (Daerah aliran
sungai )
3. Mempersipakan v v v v
Rencana evakuasi
Saat tanggap 1. Melakukan evakuasi v v v v v v v v v v
darurat 2. Mengaktifkan pos v v v v v v
pengungsian
3. Mengelola logistik v v v v v v
pengungsian
Pasca bencana 1. Pemulihan wilayah v v v v v v v V v v v v v v v v v v
terdampak bencana
2. Pelaporan kerusakan v v v v
dan kerugian akibat
bencana
3. Pemulihan aktivitas, v v v v v v v V v v v v v v v v v v
fisik dan mental
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragungi 2023

Halaman 45 dari 54
b. Rekap rekomendasi ancaman Angin Kencang

Tabel 33 Rekap Rekomendasi Ancaman Angin Kencang


Identifikasi Kegiatan dan Pelaku
Jenis Ancaman : Angin Kencang
Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kader Kesehatan, Polindes

Kelompok tani /Gapoktan


Tokoh Masyarakat/Toga

Kelompok Kesenian
Fase Kegiatan

Kelompok Ternak

Kelompok Silat
Pemerintah Desa

PKK / Dasawisma

Tim Siaga Desa


Karang taruna
Kepala Dusun

BUMDES

Fatayat
Relawan
UMKM

Banser
RT/RW

Linmas

Pra bencana, 1. Pembuatan v v v BPD


v V v v v v v
saat tidak peraturan
terjadi penanggulangan
bencana bencana
(pencegahan, 2. Pengajuan RPB ke v v v v v v v v v
mitigasi, dan Musrembangdes
peningkatan 3. Sosialisasi v v v v v v v V v v v v v v v v v v
kapasitas) penanggulangan
angin kencang
kepada masyarakat
Halaman 46 dari 54
4. Sosialisasi v v v v v v v V v v v v v v v
pemeliharaan &
penataan
lingkungan
5. Pelatihan bagi v v v v V v v v
perangkat desa
terkait dengan SID
(sistem informasi
Desa)
6. Pembentukan tim v v v v v v v v v v v v v v
siaga Bencana
7. Pembuatan papan v v v v
informasi desa &
peta kerawanan
8. Pelatihan evakuasi v v v v v v v v
dan kesiapsiagaan
untuk tim siaga desa

9. Pengelolaan sampah v v v v v v v v v
dan pengolahan
kompos
Pra Bencana, 1. Simulasi peringatan v v v v v v v v v
saat terdapat dini dan evakuasi
potensi 2. Penyiapan alat dan v v v v v v v v v v v v v
bencana prasarana evakuasi
(kesiapsiagaan) 3. Penyiapan pos v v v v V v v v v v
tempat evakuasi,
4. Sosialisasi v v v v v v v v v

Halaman 47 dari 54
kesiapsiagaan
terhadap ancaman
cuaca ekstrim &
angin kencang
5. Pemantauan v v v v v v v V v v v v v v v v v v
bahaya, dan
kesiapan alat
peringatan dini.
6. Penyiapan v v v v v v v V v v v v v v v
perlengkapan
tanggap darurat
7. Koordinasi kondisi v v v v V v v v
wilayah
Saat tanggap 1. Melakukan evakuasi v v v v v v v v v v v v v v
darurat pohon yang
tumbang dan
dampak angin
kencang lainnya
2. Melakukan evakuasi v v v v
korban
3. Menginformasikan v v v v v v v v
untuk menjauh dari
lokasi bahaya
4. Mengamankan v v v v v v v v v
lokasi kejadian
5. Pengelolaan logistik v v v v v v v v v
dan bantuan untuk
korban
Halaman 48 dari 54
Pasca bencana 1. Melakukan kajian v v v v v v v v v v v v v
kerugian dan
kerusakan
2. Pemulihan v v v v v v v v v
psikologis dan fisik
warga terdampak
bencana
3. Rehabilitasi & v v v v v v v V v v v v v v v v v v
Rekonstruksi,
sarana & prasarana
yang terdampk
4. Pemulihan aktivitas v v v v v v v V v v v v v v v
penghidupan/
pekerjaan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 49 dari 54
c. Rekap rekomendasi ancaman Gempa Bumi

Tabel 34. Rekap Rekomendasi Ancaman Gempa Bumi


Identifikasi Kegiatan dan Pelaku

Jenis Ancaman : Gempa Bumi


Desa/Kec : Siliriagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kader Kesehatan, Polindes

Kelompok tani /Gapoktan


Tokoh Masyarakat/Toga

Kelompok Kesenian
Fase Kegiatan

Kelompok Ternak

Kelompok Silat
Pemerintah Desa

PKK / Dasawisma

Tim Siaga Desa


Karang taruna
Kepala Dusun

BUMDES

Fatayat
Relawan
UMKM

Banser
RT/RW

Linmas
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v BPD
v V v v v v v
saat tidak penanggulangan
terjadi bencana
bencana 2. Pengajuan kegiatan v v v v v v v v v
(pencegahan, RPB (Rencana
mitigasi, dan Penanggulangan
peningkatan Bencana) ke
kapasitas) Musrembang

Halaman 50 dari 54
3. Sosialiasi kesadaran v v v v v v v V v v v v v v v v v v
pengurangan risiko
bencana
4. Pengadaan alat untuk v v v v v v v V v v v v v v v
evakuasi
5. Pembuatan jalur dan v v v v V v v v
rambu-rambu evakuasi
6. Pelatihan tim siaga v v v v v v v v v v v v v v
7. Pengembangan Mata v v v v
Pencaharian Alternatif
8. Fasilitasi Pembentukan v v v v v v v v
Kelompok masyarakat
Sadar Bencana
9. Pembentukan & v v v v v v v v v
Pengelolaan tabungan
siaga
10. Penguatan ekonomi v v v v v v v v v
Masyarakat dengan
melakukan penguatan
umkm
Pra Bencana, 1. Melakukan simulasi v v v v v v v v v v v v v
saat terdapat bencana
potensi 2. Sosialisasi v v v v v v v v v v v v v
bencana kesiapsiagaan di
(kesiapsiagaan) sekolah dan
pemukiman
Saat tanggap 1. Melakukan evakuasi v v v v v v v V v v v v v v v v v v
darurat 2. Pengamanan lokasi v v v v
Halaman 51 dari 54
3. Melakukan kajian v v v v
kerugian dan kerusakan
Pasca bencana 1. Sosialisasi pemulihan v v v v v v v v v v
mental
2. Rehabilitasi/ v v v v v v
Rekonstruksi
3. Pemulihan aktivitas v v v v v v
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 52 dari 54
BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan
Desa Siliragung, Kecamatan Siriagung, Kabupaten Banyuwangi merupakan
wilayah rawan bencana dengan jenis ancaman Banjir, Angin Kencang, Gempa Bumi,
Cuaca Ekstrim dan Covid-19.
Upaya pengurangan risiko bencana memerlukan landasan kebijakan-kebijakan
strategis, yakni penetapan aturan pengelolaan dan mekanisme, kelembagaan,
perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase pra, saat dan
setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana dalam bentuk
kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pencegahan
dan mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap
darurat dan perencanaan pemulihan.
B. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut dari hasil kajian risiko bencana ini secara komprehensif dituangkan
dalam dokumen rencana penanggulangan bencana desa Siliragung. Selain itu, dalam
proses kajian risiko bencana partisipatif yang telah dilakukan menyepakati =rencana
tindak lanjut adalah sebagai berikut ;
a. Mengintegrasikan kegiatan kajian risiko bencana partisipatif dalam kegiatan Tilik
Dusun yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
b. Mengintegrasikan kegiatan kajian desa partisipatif yang berpersepektif pengurangan
risiko bencana dalam kegiatan musyawarah dusun (musdus) dan musyawarah desa
(musdes) yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan
permasalahan-permasalahan desa.
c. Jika dimungkinkan akan dilakukan integrasi rekomendasi-rekomendasi kegiatan
penanggulangan bencana yang ada dalam RKPDesa.
d. Mengintegrasikan rekomendasi-rekomendasi kegiatan penanggulangan bencana
yang ada dalam RPMJDes yang akan datang.
Halaman 53 dari 54
LAMPIRAN 2
Dokumen Rencana Penanggulangan
Bencana Desa Siliragung
DOKUMEN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA
Desa Siliragung Kecamatan Siliragung
Kabupaten Banyuwangi

Fasilitator :
- Alex Candra Widodo
- Sunandar Prihanto
- Andri Kusumajaya
- Abdillah

PROGRAM DESA TANGGUH BENCANA


(DESTANA) KOLABORASI
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
Tahun 2023
DAFTAR ISI

Hal
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………...... 2
A. Latar Belakang ......................................................................................… 4
B. Tujuan .………..……………………………………………………………………................... 4
C. Ruang Lingkup .......................................................................................… 4
D. Landasan Hukum …....................................................................................... 4
E. Pengertian .…………………………………………………………………................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH …………………………………………...................... 7
A. Letak Geografis ………………………………………………………............................... 7
B. Letak Administratif ............................................................................. 7
C. Sejarah Desa ……………………………………………………………………………………. 10
D. Kondisi Fisik Desa ……………………………………………………………………………………. 12
E. Demografi Desa …………………………………………………………………………………… 16
F. Kajian Desa Partisipatif ……………………………………………………………………….. 19
BAB III PENILAIAN RISIKO BENCANA ………………………..……………………………………............ 22
A. Penilaian Ancaman ………...………………………………………………................. 25
B. Penilaian Kerentanan dan Kapasitas .………………………………..................... 29
C. Analisis Kemungkinan Dampak Bencana …………………………………................... 37
BAB IV. PILIHAN TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA ……………………..................... 43
A. Penetapan Kebijakan ………………………………………………………….................. 43
B. Analisa Stakeholder ………………………………………………………................... 43
C. Rekap Pilihan Tindakan ………………………………………………………….................. 45
Bab V. ALOKASI TUGAS DAN SUMBERDAYA ………………………………………………................. 55
A. Alokasi Sumber Daya Untuk Ancaman Banjir …………................................ 56
B. Alokasi Sumber Daya Untuk Ancaman Angin Kencang ............................... 60
C. Alokasi Sumber Daya Untuk Ancaman Gempa bumi …………………........... 65
BAB VI PENUTUP ………….…………………..…………..…………………………………............. ……. 69
A. Kesimpulan ........................................................................................ 69
B. Rencana Tindak Lanjut ………………………………............................................ 70

1
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Desa disusun pemerintah desa bersama
masyarakat secara partisipatif. Sebagai representasi masyarakat dapat melibatkan Forum
PRB Desa. RPB Desa tersebut memuat rencana tindakan yang bersifat programatik selama
5 (lima) tahun) berdasarkan profil risiko bencana pada desa/kelurahan dalam waktu
tertentu, dalam arti luas RPB merupakan program strategis pada seluruh bidang/cakupan
pengurangan risiko bencana, baik dalam bidang pencegahan, kesiapsiagaan, kedaruratan,
rehabilitasi, maupun rekonstruksi untuk seluruh ancaman bencana prioritas. Menimbang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa/Kelurahan merupakan dokumen
perencanaan pembangunan Induk, posisi RPB merupakan dokumen perencanaan
pembangunan yang terpisah dengan RPJM. RPB menjadi dokumen acuan bagi
desa/kelurahan dalam menyusun program pembangunan yang terkait dengan
penanggulangan bencana desa/kelurahan melalui proses perencanaan pembangunan
ditingkat desa/kelurahan, sekaligus sebagai dokumen pendukung program
Penanggulangan.

Tabel 1. Tahap dan Rencana Penanggulangan Bencana


No Tahap Rencana PB Yang Dibutuhkan
1 Semua Tahap Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), catatan; RPB ini
dibuat pada tahap Pra Bencana, saat tidak terjadi bencana
2 Tahap Prabencana
a. Mitigasi dan Rencana Aksi Komunitas (RAK)
Pencegahan
b. Kesiapsiagaan a. Rencana Aksi Komunitas (RAK)
b. Rencana Kontinjensi Bencana (Renkon)
3 Tahap Saat Bencana Rencana Operasi Tanggap Darurat
4 Tahap Pasca Bencana Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi

2
Dalam gambaran skema, hubungan antara tahapan penanggulangan bencana dan
rencana yang dibutuhkan dapat diperiksa seperti di bawah ini:

Gambar 1. Skema hubungan antara tahapan penanggulangan bencana dan rencana yang dibutuhkan

Bencana dalam dokumen RPJM Desa/Kelurahan yang sudah ada, juga menjadi rujukan
program-program pembangunan yang diselenggarakan baik oleh elemen pemerintah
maupun non-pemerintah. Sebagai dokumen perencanaan, dokumen ini selain memuat data
dan informasi tentang risiko bencana, juga mengandung strategi, kebijakan dan langkah-
langkah teknis yang dibutuhkan untuk mewujudkan kesiapsiagaan terhadap bencana (Perka
BNPB No 4 Tahun 2008). RPB juga merupakan sarana koordinasi pemerintah desa dan
pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana yang menekankan sinergi lintas
bidang pembangunan melalui program-program dan kegiatan pembangunan fisik maupun
non-fisik. RPB desa/kelurahan mengandung juga strategi, kebijakan dan langkah-langkah
teknisadministratif yang dibutuhkan untuk mewujudkan kesiapsiagaan terhadap bencana,
kapasitas tanggap yang memadai, dan upaya-upaya mitigasi yang efektif. RPB juga memuat
Rencana Aksi Komunitas (RAK) yang merupakan rencana kegiatan komunitas (operasional)
dalam bentuk matrik kegiatan untuk mengelola pengurangan risiko bencana, sekaligus
sebagai pedoman bagi pihak yang berkepentingan dalam melakukan rencana

3
penanggulangan bencana. RAK tersebut merupakan turunan dari Bab III yang memuat
Prioritas Program dengan ruang lingkup berupa upaya-upaya/pilihan tindakan pengurangan
risiko bencana (pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan) atau diistilahkan manajemen risiko.
Keberadaan dokumen RPB merupakan kemajuan langkah dan seharusnya mendorong
komitmen dan realisasi aksi. Maka, pengawalan realisasi RPB oleh Forum Pengurangan Risiko
Bencana dan Pemerintah Desa dengan Koordinasi secara intensif melalui integtrasi dalam
rencana pembangunan desa/kelurahan sangat penting. RPB perlu dilakukan pembaharuan
secara periodik menimbang tingkat risiko yang berubah.

B. Tujuan
1. Menyediakan suatu perencanaan penanggulangan bencana secara sistematis, terarah
dan terpadu di Desa Siliragung
2. Menyediakan acuan penanggulangan bencana bagi aparatur pelaksana dan pemangku
kepentingan di Desa Siliragung

C. Ruang Lingkup
1. Wilayah kajian dalam perencanaan ini meliputi Desa Siliragung, Kecamatan
Siliragung, Kabupaten Banyuwangi
2. Jenis ancaman dalam perencanaan ini meliputi tanah longsor, banjir bandang, dan gas
beracun
3. Fase penanggulangan bencana dalam perencanaan ini meliputi fase pra bencana, saat
tanggap darurat dan paska bencana
4. Pemangku kepentingan dalam perencanaan ini meliputi pemerintah dan masyarakat
Desa Siliragung.

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.

4
E. Pengertian
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis;

2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor
3. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana; Perubahan iklim adalah suatu perubahan statistik yang signifikan pada
pengukuran keadaan rata-rata atau ketidakkonsistenan iklim di suatu tempat atau
daerah selama periode waktu yang panjang, yang diakibatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh dampak kegiatan manusia pada komposisi atmosfer
global atau oleh ketidakkonsistenan alam.
4. Manajemen Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek dari mulai
perencanaan hingga tanggap darurat dalam bencana. Dan manajemen disini adalah
manajemen juga yang berhubungan dengan resiko dan dampak bencana, serta
aktifitas yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana. Siklus MB dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan rehabilitasi.
5. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat;
6. Kerawanan adalah peristiwa yang luar biasa yang memiliki potensi untuk mengancam
kehidupan manusia, baik dirinya, harta benda, kehidupannya, maupun lingkungannya.
Contoh : Tanah longsor, tsunami, banjir, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran,
dan lain – lain.
7. Kerentanan adalah sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk
menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.

5
8. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna;
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana;
10. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang-wenang;
11. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi
tugas untuk menanggulangi bencana;
12. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sesegera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan
serta pemulihan prasarana dan sarana;
13. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
14. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
15. Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat

6
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Letak Geografis
Secara geografis Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi
berada pada 114.152214 BT dan 8.587675 LS
B. Letak Administratif
Siliragung adalah adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Siliragung, Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Siliragung berada di bagian selatan
Kabupaten Banyuwangi. Desa Siliragung tidak berbatasan dengan laut dan di luar
kawasan hutan. Saat ini Siliragung tergolong menurut Indeks Desa Membangun dan
tergolong Mandiri menurut Indeks Pembangunan Desa
Gambar 1. Peta Desa Siliragung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi

7
Secara administratif, letak Desa Siliragung dibatasi dengan wilayah-wilayah sebagai
berikut ;
Tabel 2. Batas Administratif wilayah Desa Siliragung
Batas Wilayah Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Sebelah Utara Desa Kesilir Kecamatan Siliragung/Kabupaten Banyuwangi
Kecamatan Siliragung/ Kabupaten
Sebelah Selatan Desa Buluagung
Banyuwangi
Sebelah Timur Desa Saneporejo Kecamatan Siliragung/Kabupaten Banyuwangi
Desa Pasanggaran
Kecamatan Pasanggaran/Kabupaten
Sebelah Barat dan Desa
Banyuwangi
Sumbermulyo
Sumber: Profil Desa Siliragung 2023

Akses jalan menuju Desa Siliragung dari ibukota kabupaten Banyuwangi sejauh
55km sedangkan dari ibukota kecamatan Siliragung sejauh 0 km. Untuk menuju ke Desa

Siliragung dari kota Banyuwangi yang menjadi ibukota kabupaten Banyuwangi dapat
ditempuh melewati jalan darat menggunakan roda 4 atau 2 dengan waktu tempuh
kurang lebih 1 jam 30 menit.
Desa Siliragung sendiri saat ini menjadi pusat kecamatan Siliragung dimana ditandai
dengan keberadaan kantor kecamatan Siliragung, pusat perdagangan serta pasar tradisonal
serta fasilitas umum lainnya.
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Siliragung cukup unik, karena bercirikan
masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa sebagai bahasa pergulan sehari
hari, menjunjung etika sopan santun dan sering menggunakan bahasa simbolik dalam
menyampaikan maksudnya, menjalankan ritual keagamaan dengan balutan tradisi
Jawa. Suku jawa ini yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut "Orang
Mentaraman" (Kerajaan Mataram) karena dahulu orang-orang Mentaraman datang
bermigrasi ke Banyuwangi.
Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, meskipun juga terdapat
pemeluk Kristen Protestan, hal ini dapat ditandai dengan banyaknya masjid dan juga
gereja yang banyak ditemui di wilayah ini. Selain Islam dan Kristen Protestan, juga
terdapat sedkit warga yang beragama Hindu dan Buddha
Kehidupan masyarakatnya juga dipengaruhi kondisi geografis di dataran.
Mayoritas penduduk masih mengandalkan penghidupannya dari sektor pertanian,
peternakan serta industri rumah tangga. Masyarakat Desa Siliragung cukup religus

8
dimana agama Islam menjadi mayoritas yang dianut penduduknya. Budaya Islam
dengan akulturasi budaya Jawa sangat mewarnai kehidupan sehari-hari
masyarakatnya dengan adanya berbagai kegiatan pengajian, tahlilan, yasinan,
brokohan, Baritan, dsb. Bentuk kesenian bernuansa islami yang masih lestari di desa
Silragung yakni Kencrengan Sholawatan.
Mata pencaharian penduduk Siliragung terutama di sektor pertanian dan
peternakan. Pada sektor pertanian, padi menjadi komoditas utama selain buah-
buahan. Di bidang peternakan, hampir sebagian masyarakatnya memelihara ternak
berupa sapi atau kambing. Dari sisi sumber daya alam, Desa Siliragung terutama
banyak yang membudidayakan tanaman buah naga. Jenis tanaman yang ditanam
selain buah naga yang populer juga terdapat adalah jenis tanaman buah-buahan
melon, jeruk atau durian. Di areal persawahan biasanya ditanam dengan padi atau
sayuran. Seperti halnya desa-desa lain di Kecamatan Siliragung, di desa Siliragung
masih ada lahan yang ditanami kelapa yang nantinya akan diambil sarinya yang
merupakan bahan baku pembuatan gula jawa. Aktivitas mengambil sari kelapa ini
disebut "nderes".
Selain itu ada juga penduduk Desa Siliragung yang menjadi pedagang,
pengusaha atau tenaga kerja Indonesia (TKI) di negara seperti Malaysia, Singapura,
Brunei Darussalam atau Hongkong.
Tingkat kemasyarakatan di Desa Siliragung Kecamatan Siliragung cukup baik
hal ini dilihat ketika ada kegiatan gotong royong masyarakat turut mengikutinya baik
bersifat secara pribadi maupun umum dan saling membantu antara satu dengan yang
lainnya. Sementara, Penduduk Siliragung sendiri meskipun dibilang religius, tetapi
tradisi jawa juga masih dilestarikan.
Adapun bentuk kegiatan sosial yang di ikuti masyarakat di Desa Siliragung yang
bersifat sosial antara lain keikutsertaanya dalam kegiatan kemasyarakatan atau
kegiatan sosial budaya yang masih dilestarikan beberapa diantaranya :
a. Baritan (1 suro)
b. Mauludan
Kegiatan dalam rangka kelahiran nabi Muhammad SAW
c. Doa bersama, istighosah dan ruwatan
d. Budaya Slametan bersih desa (dalam lingkup satu desa)
9
e. Gotong royong
Dalam kegiatan gotong ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam suatu
kegiatan misalnya membangun jalan, tempat ibadah, kebersihan lingkungan
jalan atau membantu tetangga yang terkena musibah.

C. Sejarah Desa

Desa Siliragung dahulunya merupakan wilayah hutan yang kemudian terjadilah


pembukaan hutan yang terjadi pada masa penjajahan jepang. Pembukaan hutan
tersebut juga menjadikan sebuah Desa. Bersama ulama dari Mataram keturunan dari
Ki Ageng Suro, putra terakhir Mataram raja Brawijaya V yang dikenal sebagai mbah
Mudin Suro atau Ki Ageng Suro dan penduduk asli Banyuwangi (suki Osing) yang
Bernama Ahmad disebut-sebut sebagai pendiri atau cikal bakal desa. Pada waktu
belum desa Siliriagung karena masih wilayah Desa Siliragung sekarang menjadi bagian
desa Kesilir. Ulama yang disebut mbah Mudin Suro’ dan penduduk asli Banyuwangi
yang disebut suku osing tersebut mendirikan sebuah desa yang Bernama Krajan dan
berhubung anginnya begitu semilir Desa tersebut dikenal sebagai Silir Krajan. Setelah
semakin lama semakin besar penduduknya, yang tersebar di ±20.000 hektar,
kemudian dipecahlah menjadi 3 desa yaitu Desa Buluagung, Desa Siliragung dan Desa
Kesilir.
Ketiga desa tersebut pada awalnya masuk wilayah kecamatan Pesanggaran,
kemudian memecah sendiri pada tahun 2005 menjadi Kecamatan Siliragung. Desa
Siliragung sendiri sebelah utara berbatasan langsung dengan Desa Kesilir, sebelah
timur berbatasan dengan Desa Seneporejo, sebelah selatan berbatasan dengan Desa
Buluagung dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pesanggaran. Desa
Siliragung terbagi dari 3 dusun yakni :
• Dusun Krajan
• Dusun Seloagung
• Dusun Tegal Wagah

Pembangunan di Desa Siliragung dimulai sejak dipimpin oleh Kepala Desa


Pertama saat masih menjadi satu bagian desa Kesilir. Namun demikian hingga
sekarang pembangunan di Desa Siliragung belum sesuai dengan harapan warga
masyarakat, hal tersebut dikarenakan banyaknya kendala antara lain :

10
• Sumber Daya Manusia
• Lokasi jauh sekali dari pusat pemerintahan Kabupaten dengan keterbatasan
akses moda transportasi
• Mata Pencaharian Penduduk mayoritas petani yang menggantungkan pada
ketersediaan pupuk, obat-obatan serta harga jual dari pengepul.

Di masa lalu, masyarakat desa yang berada jauh dari ibukota kabupaten,
apabila mau menjual hasil bumi dan lain-lain ke pasar harus berjalan kaki dan dipikul
atau dengan menggunakan sepeda gayung dan dokar dengan kondisi jalan masih
berupa tanah. Kemudian angkutan bussempat berkembang menjadi moda
transportasi utama, sebelum kemudian masyarakatnya lebih banyak menggunakan
kendaraan pribadi.
Kebijakan Dana Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Siliragung.
Semenjak kebijakan ini muncul, dari tahun 2015 s/d sekarang dengan adanya program
DD, Desa Siliragung bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang. Namun
demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan tersebut baik
fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat, terutama karena terbatasnya Dana Swadaya masyarakat.
Berikut Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Petinggi maupun Kepala
Desa Siliragung yang pernah dilaksanakan selama menjabat di Desa Siliragung.
Tabel 3. Daftar Nama Kepala Desa
Desa Siliragung Kecamatan Siliragung
No. Nama MASA JABATAN
1. Marto Pawiro
2. Sunarto
3. Samuji
4. Soeharto - 1993
5. Gunarso Ds 1993 – 2001
6. Suryanto 2001 – 2001
7. Masori 2011 – 2023
Sumber data : Kantor Desa Siliragung

11
D. Kondisi Fisik Desa
a. Topografi

Topografi umum Desa Siliragung, merupakan daerah dataran. Siliragung


sendiri terdapat areal persawahan serta perkebunan yang banyak ditanami oleh
tanaman buah naga. Keberadaan Desa Siliragung terdapat banyak saluran air
dibangun sejak jaman sebelum Kemerdekaan. Hal ini berkaitan dengan sejarah
Desa Siliragung di jaman dahulu menjadi wilayah perkebunan dimana keberadaan
saluran air tersebut ditujukan untuk mencukupi kebutuhan pengairan
perkebunan tersebut. Selain saluran air yang dibangun untuk irigasi, Terdapat
Desa Siliragung diapir dua aliran sungai yakni sungai Kalibaru dan sungai Bango.
Dengan keberadaan aliran sungai serta saluran irigasi tersebut, Desa Siliragung
memiliki lahan pertanian yang subur.
Kondisi iklim di Desa Siliragung seperti halnya di Kecamatan Siliragung pada
umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas matapencaharian
penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas holtikultura.
 Tinggi tempat dari permukaan laut : 11 mdpl
 Bentang wilayah : dataran rendah
 Topografi : dataran

b. Luas Tanah Desa

Wilayah Desa Siliragung yang terdiri dari 3 (tiga) Dusun yang mana masing-masing
dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun (Kepala Dusun) ini menjadi
sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas dari desa. Wilayah Desa
Siliragung sendiri merupakan terkecil diantara ke 4 desa yang lain di Kecamatan
Siliragung dimana total keseluruhan luasan desa adalah 559,000 Ha. Areal
pertaniannya sebagian besar berupa persawahan. Dimana areal persawahan
mengandalkan irigasi irigasi teknis, dalam setahun budidaya padi bisa mencapai 2
sd 3 kali tanam.

12
Tabel 4. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Siliragung
Areal/penggunaan lahan Luas
Pemukiman Ha
Tanah Persawahan 279,56 Ha
Tanah Kering/ Lahan Tegalan 190,54 Ha
Tanah Perkebunan 72, 24 Ha
Tanah Kas Desa Ha
Fasilitas Umum 55,23 Ha
Sekolahan Ha
Pasar Desa Ha
Total 559, 000 Ha
Sumber: Profil Desa Siliragung 2022

c. Kondisi Sarana dan Prasarana

Sarana perhubungan dan transportasi sudah menggunakan jalan desa yang


sudah seluruhnya diaspal dengan kondisi yang baik. Sementara beberapa jalan
yang masuk ke dusun-dusun ada yang berupa cor semen.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan mempunyai
peranan yang sangat strategis, terutama dalam meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan perekonomian. Di Desa
Siliragung sendiri masyarakatnya banyak mengandalkan air sumur. Beberapa
rumah juga memanfaatkan sumber air yang dikelola melalui PDAM. Berikut ini
tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Siliragung
Tabel 5. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa Siliragung

Jenis Prasarana Jumlah


PDAM untuk mandi 336 KK
Perpipaan untuk mandi 21 KK
Sumur untuk mandi 1.431 KK
Air isi ulang untuk minum 413 KK
Sumur untuk minum 1.105 KK
Sungai untuk minum 3 KK
Sumber lainnya untu minum 269 KK
Fasilitas MCK sendiri 1.782 KK
Fasilitas MCK Berkelompok 2 KK
MCK Umum 2 KK
Saluran Drainese/Saluran Pembuangan Air limbah Ada
Sumber: Profil Desa SDGs Desa, Siliragung 2022

13
Tabel 6. Ketersediaan prasarana irigasi pertanian di Desa Siliragung

Jenis Prasarana Jumlah


Saluran irigasi primer Ada
Saluran irigasi sekunder Ada
Saluran irigasi tertier Ada
Sumber: Profil Desa Siliragung 2022

Agama pada dasarnya memiliki otoritas tersendiri bagi pemeluknya melalui


seperangkat nilai dan norma yang ada pada ajarannya. Pembangunan di bidang
agama dimaksudkan untuk memberikan dukungan bagi usaha-usaha
pembangunan kehidupan beragama agar sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan masyarakat desa yang senantiasa mengalami proses transformasi
sebagai akibat adanya pembangunan, di samping menjadikan agama sebagai
pendukung keberhasilan pembangunan yang ada. Di Desa Siliragung, agama Islam
menjadi mayoritas agama yang dianut warganya. Berikut ini kondisi prasarana
peribadatan di Desa Siliragung:
Tabel 7. ketersediaan prasarana peribadatan di Desa Siliragung
Jenis prasarana peribadatan Jumlah
Masjid 11 unit
Mushola 34 unit
Geraja Kristen Protestan 2 unit
Gereja Katolik 1 unit
Pura 1 unit
Vihara -
Total 28 unit
Sumber: Profil Desa Siliragung 2022

Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat hidup produktif.
Prasarana merupakan salah satu alat penunjang bagi terselenggaranya kegiatan
pelayanan Kesehatan di Sarana Kesehatan. Prasarana terdiri dari Alat Transportasi
dan Alat Kesehatan yang terdapat pada sarana Kesehatan.
Adapun ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Desa Siliragung
adalah sebagai berikut :

14
Tabel 8. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Desa Siliragung

Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
Rumah Sakit - 3,4 km Mudah
Rumah sakit bersalin - 26 km Sangat sulit
Rumah bersalin - 3,4 km Mudah
Puskesmas dengan rawat inap - 3,4 km Mudah
Puskesmas tanpa rawat inap 1 unit
Puskesmas pembantu - 2 km Sangat mudah
Poliklinik/Balai pengobatan - 2 km Sangat mudah
Polindes - 2 km Sangat mudah
Tempat praktik dokter 3 unit
Tempat praktik bidan 3 unit
Poskesdes 1 unit
Apotek 2 unit
Toko obat/jamu 2 unit
Pelayanan Posyandu 1 bulan 1 kali 10 unit
Dokter Umum menetap di desa 3 orang
Dokter gigi menetap di desa 1 orang
Bidan menetap di desa 3 orang
Tenaga kesehatan 4 orang
Sumber: Profil Desa Siliragung 2022

Selain Kesehatan, fasilitas pendidikan dasar di Desa Siliragung sudah cukup


memadai. Fasilitas Pendidikan ini menunjang terutama pada tingginya angka
pendidikan dasar masyarakat Desa Siliragung. Prasarana pendidikan di desa
Siliragung tersedia dari jenjang TK, pendidikan dasar, sampai dengan pendidikan
lanjutan setingkat Sekolah Menengah Pertama.

Tabel 9. Prasaraana dan Sarana Pendidik Desa Siliragung


Jenis ketersediaan Negeri Swasta
PAUD - 5 unit
TK - 6 unit
SD/MI 5 unit 1 unit
SMP/MTS 1 unit 3 unit
SMU/MA - 1 unit
SMK - 1 unit
Akademi/Perguruan tinggi - -
Sumber: Profil Desa Siliragung 2022

15
E. Demografi Desa
Secara demografi Desa Siliragung dengan perbandingan luasan dan total
penduduk mencapai 3.712 jiwa tersebut mencapai kepadatan 630 Jiwa/per km2 yang
menyebar di 3 dusun terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 1.761 orang
- Jumlah perempuan : 1.951 orang
- Jumlah KK : 1.790 KK
Tabel 10. Penduduk berdasarkan Rentang Usia di Desa Siliragung

Laki-laki Perempuan
Penduduk Usia
(orang) (orang)
1 Usia 0 - 4 (tahun) 371 476
2 Usia 5 - 9 (tahun) 84 81
3 Usia 10 - 14 (tahun) 91 95
4 Usia 15 - 19 (tahun) 92 114
5 Usia 20 - 24 (tahun) 116 110
6 Usia 25 - 29 (tahun) 96 91
7 Usia 30 - 34 (tahun) 93 99
8 Usia 35 - 39 (tahun) 89 126
9 Usia 40 - 44 (tahun) 106 121
10 Usia 45 - 49 (tahun) 125 136
11 Usia 50 - 54 (tahun) 95 127
12 Usia 55 - 59 (tahun) 111 118
13 Usia 60 - 64 (tahun) 99 82
14 Usia 65 - 69 (tahun) 72 87
15 Usia 70 - 74 (tahun) 58 42
16 Usia 75 (tahun) ke atas 56 43
Sumber: SDGs Desa Siliragung 2022

Dalam konteks kebencanaan, kemiskinan menjadi salah satu aspek kerentanan


karena berkontribusi pada ketidakmampuan individu atau kelompok sosial dalam
mengupayakan pembiayaan kegiatan/aktivitas pengurangan risiko bencana. Salah
satu hal paling sering dihadapi adalah bagaimana keluarga miskin tidak mempunyai
pilihan lain untuk menempati pemukiman yang berada pada lokasi yang rawan terjadi
banjir. karena lahan atau rumah satu-satunya terdapat disitu. Upaya mekanisme
coping misalnya dengan meninggikan atau menguatkan pondasi rumahpun
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hal ini juga muncul dalam kajian bersama
masyarakat di desa Siliragung.

16
Di Desa Siliragung sendiri masih terdapat keluarga miskin yang saat ini difasilitasi
oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran program
penanggulangan kemiskinan seperti; PKH, BLT, Bansos dsb.
Tabel 11. Jumlah keluarga penerima bantuan sosial pemerintah
Jumlah keluarga Prosentasi
1 Penerima BLT Dana Desa Desa 84 Keluarga 34,15 %
2 Penerima Program Keluarga Harapan 30 Keluarga 12,20 %
3 Penerima Bantuan Sosial Tunai 75 Keluarga 30,49 %
4 Penerima Bantuan Presiden / Banpres 38 Keluarga 15,45 %
5 Penerima Bantuan UMKM 1 Keluarga 0,41 %
6 Penerima Bantuan Untuk Pekerja 5 Keluarga 2,03 %
7 Penerima Bantuan Pendidikan Anak 12 Keluarga 4,88 %
8 Penerima Bantuan Lainnya 1 Keluarga 0,41 %
9 TOTAL PENERIMA BANTUAN SOSIAL 246 Keluarga 100 %
Sumber: SDGs Desa Siliragung 2022

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber
Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Dalam konteks kebencaaan, pendidikan juga menjadi salah satu
aspek yang guna mengurangi kerentanan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi
maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan
mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru,
sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan
pengangguran dan kemiskinan. Prosentase tingkat pendidikan Desa Siliragung rata-
rata telah menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Siliragung adalah sebagai berikut;
Tabel 12. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Siliragung
Jenis Pendidikan Jumlah %
1 Tidak Sekolah / Tidak Tamat SD 510 Orang 13,77%
2 SD dan Sederajat 1.035 Orang 27,94%
3 SMP dan Sederajat 860 Orang 23,21%
4 SMA dan Sederajat 1.033 Orang 27,88%
5 Diploma 1-3 127 Orang 3,43%
6 S1 dan Sederajat 121 Orang 3,27%
7 S2 dan Sederajat 9 Orang 0,24%
8 S3 dan Sederajat 0 Orang 0,00%
9 Pesantren, Seminari, Wihara dan Sejenisnya 2 Orang 0,05%
10 Lainnya 8 Orang 0,22%
Sumber: SDGs Desa Siliragung 2022

17
Ketahanan pangan merupakan salah satu bentuk kapasitas yang dimiliki oleh
masyarakat desa. Ketahanan pangan di suatu desa bisa dilihat dari seberapa besar
produksi hasil pertanian di suatu Desa. Selain sektor pertanian yang mendukung
ketangguhan pangan, penduduk desa Siliragung juga memiliki beragam mata
pencaharian yang mayoritas bercorak agraris. Di sektor industri kecil, terdapat
beberapa usaha pembuatan makanan olahan. Perdagangan dan jasa juga banyak
digeluti mengingat lokasi strategis dengan keberadaan pasar, jalan lintas
kabupaten pusat ibukota kecamatan.
Berikut ini mata pencaharian pokok desa Siliragung:
Tabel 13. Mata pencaharian pokok penduduk desa Siliragung
Jenis mata pencaharian Jumlah %
1 Petani Pemilik Lahan 413 Orang 36,88 %
2 Buruh Tani 319 Orang 28,48 %
3 Pedagang 144 Orang 12,86 %
4 TKI 64 Orang 5,71 %
5 PNS 53 Orang 4,73 %
6 Guru 45 Orang 4,02 %
7 Petani Penyewa 35 Orang 3,13 %
8 Pengolahan / Industri 31 Orang 2,77 %
9 TNI 5 Orang 0,45 %
10 Nelayan Pemilik Kapal / Perahu 3 Orang 0,27 %
11 Pegawai Kantor Desa 3 Orang 0,27 %
12 Buruh Nelayan 2 Orang 0,18 %
13 Perangkat Desa 2 Orang 0,18 %
14 Guru Agama 1 Orang 0,09 %
15 Nelayan Penyewa Kapal / Perahu 0 Orang 0,00 %
Sumber: SDGs Desa Siliragung 2022

Terkait dengan ketahanan pangan ini, di sektor pertanian selain menghasilkan


tanaman pangan juga terdapat hasil unggulan desa Siliragung berupa buah-buahan
diantaranya Pepaya, Durian, Rambutan, Mangga, Buah Naga, Pisang dan Jeruk
Siam. Di sektor perkebunan, Desa Siliragung memiliki hasil panen berupu Kelapa
dan Tebu.
Tabel 14. produksi tanaman pangan dan holtikultura desa Siliragung
No Komoditas Luas Panen Produksi
1 Padi 197 ha 1.296 ton
2 Jagung 91 ha 382 ton
3 Kedelai 5 ha 9 ton
4 Cabai besar 5 ha 62,5 ton
Sumber : Profil desa Siliragung 2022

18
Tabel 15. produksi buah-buahan dan hasil perkebunan desa Siliragung

No Komoditas Luas Panen Produksi


1 Pepaya 0,75 ha 5,7 ton
2 Durian 1,50 ha 76,5 ton
3 Rambutan 7 ha 44,1 ton
4 Mangga 18 ha 160,2 ton
5 Buah Naga 86 ha 2.261,8 ton
6 Pisang 42 ha 945 ton
7 Jeruk Siam 90 ha 2.250 ton
8 Kelapa (Kopra) 132 ha 121 ton
9 Kelapa Deres 23 ha 210,8 ton
10 Tebu 3 ha 208,4 ton
Sumber : Profil desa Siliragung 2022

Selain pertanian, masyarakat Siliragung juga mengusahakan ternak yang


dominan diantaranya; sapi potong, kambing, domba, ayam kampung, ayam ras dan
bebek/itik.

F. Kajian Desa Partisipatif


Kajian desa partisipatif digunakan untuk memotret keadaan desa dari berbagai
macam arah melalui proses partisipasif. Seperti halnya kajian risiko bencana
partisipatfi pada prosesnya dapat menumbuhkan kesadaran kritis terhadap
permasalahan-permasalahan di masyarakat dan mendorong untuk lebih aktif terlibat
dalam perencanan pembangunan desa. Dalam konteks kebencanaan, kajian desa
partisipatif menghasilkan data lebih jeli melihat faktor kerentanan serta kelompok
rentan dari berbagai sudut sehingga berguna bagi upaya pengurangan risiko bencana
yang terintegrasi dalam perencanaan pembangunan sekaligus sensitif terhadap
upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.

19
Tabel 16. Kalender Musim Desa Siliragung

November

Desember
September
Februari

Oktober
Agustus
Januari
Musim / Mongso

Maret

April

Juni
Mei

Juli
Musim penghujan vv vvv vv v v vv
Musim kemarau v v v Vv v v
Musim tanam padi + + + +
Musim tanam palawija + + +
Musim panen padi + +
Musim panen palawija +
Musim panen kelapa + + + + + + + + + + + +
Musim banjir - - -
Musim angin kencang - - -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Tabel 17. Aspek Budaya Spiritual masyarakat desa Siliragung

Peluang Integrasi
dalam
Ragam Budaya Spiritual Kategori
Pengurangan
Risiko Bencana
1 Kencrengan Sholawatan Kesenian spiritual Ada
2 Wong Ngandut pas ono lindu diawoni Keyakinan,
(Ibu hamil saat ada gempa diberi abu)
3 Metik sebelum bercocok tanam dan Panguripan Ada
masa panen (Petik laut)
4 Bubak bumi Tradisi bulan jawa Ada
5 Baritan (1 suro) Tradisi bulan jawa Ada
6 Kothekan (bunyi-bunyiaan) saat bulan Tradisi lisan
terjadi gerhana salah satunya
menabuh lesung dengan alu
7 Ruwatan Laku/Bentuk
kespresi
8 Tradisi ayam angkrem (mengerami Tradisi lisan
telur) diberi awu/abu saat gerhana
9 Bersih desa dan bersih dusun Laku/Bentuk Ada
ekspresi
10 Doa Bersama saat bersih desa Sembahyang Ada

20
Peluang Integrasi
dalam
Ragam Budaya Spiritual Kategori
Pengurangan
Risiko Bencana
11 Mauludan dengan kegiatan pengajian, Tradisi bulan jawa Ada
bunga telur dan perayaan keliling
12 Istighosah Sembahyang Ada
13 Rabi ngalor ngulon ra oleh (pamali) Istilah ghaib
14 Tingkeban Upacara daur
hidup
15 Netonan Upacara daur
hidup
16 Wayang kulit Kesenian spiritual Ada

17 Hadrah Kesenian spiritual

18 Gandrung Kesenian spiritual


19 Jaranan Kesenian spiritual
20 Ruwahan Tradisi bulan jawa Ada
21 Sayan (Gotong royong) Unggah-ungguh
22 Tasyakuan panen padi Panguripan
23 Kuntulan Kesenian spiritual Ada. Modifikasi
syair
24 Brokohan Upacara daur
hidup
Sumber: Kajian Partisipati Desa Siliragung 2023

21
BAB III. PENILAIAN RISIKO BENCANA

Di dalam dokumen rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana. Bencana


dapat di sebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) dan akibat ulah manusia (man made
disaster). Sedangkan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya bencana adalah:
• Bahaya alam (natural disaster) atau bahaya karena ulah manusia (man made disaster).
Bahaya karena ulah manusia oleh UN-ISDR di bagi lagi menjadi bahaya geologi, bahaya
hidrometeorologi, bahaya biologi, bahaya teknologi dan bahaya penurunan kualitas
lingkungan. Sedangkan di dalam Undang-undang Penanggulangan Bencana no 24
tahun 2007, bencana dikarenakan ulah manusia juga dapat berbentuk konflik sosial
dan teror.
• Kerentanan yang tinggi di masyarakat, pemerintah desa maupun infrastruktur yang
ada di wilayah yang memiliki resiko bencana
• Kapasitas masyarakat maupun pemerintah desa yang rendah
Penilaian risiko bencana diperlukan sebagai dasar rekomendasi kegiatan-kegiatan
pengurangan risiko bencana.
Dengan kondisi geografis serta sosiografis yang telah disampaikan di atas mengakibatkan
Desa Siliragung merupakan wilayah rawan bencana dengan jenis ancaman;
Tabel 18. Ragam Ancaman
Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jatim
Jenis Ancaman Ragam Ancaman
Ancaman geologi Gempa bumi,
Ancaman Banjir, Banjir Bandang, Angin Kencang, Cuaca
Hidrometerorologi ekstrim
Ancaman Biologi Wabah Malaria, Covid 19
Ancaman kegagalan -
teknologi
Ancaman lingkungan Penggundulan Hutan
Ancaman sosial -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

22
Kondisi Desa Siliragung yang berada di dataran rendah dan dilalui sungai rawan terjadi
banjir. Bahkan pernah tercatat beberapa kejadian banjir besar yang terjadi jauh sebelum
kemerdekaan. Pada saat curah hujan tinggi, posisi Desa Siliragung yang berada di daerah hilir
dan dilalui dengan dua sungai besar menerima kiriman air yang cukup deras yang dari daerah
utara. Hal ini dapat menjelaskan mengapa pada kajian partisipatif ancaman banjir muncul di
Desa Siliragung. Tentu saja penjagaan kawasan hulu terutama sebelah utara Banyuwangi akan
sangat mempengaruhi risiko terjadinya banjir tersebut. Pada musim hujan kondisi kerawanan
terjadinya banjir menjadi meningkat. Hal ini ditunjang dengan adanya alih fungsi lahan, tidak
adanya pengelolaan DAS yang baik, pendakalan sungai sampai dengan prilaku masyarakat
dalam membuang sampah yang sembarangan, semakin meningkatkan risiko terhadap
bencana banjir.
Pada aspek lain, meskipun sejarah gempa bumi di Desa Siliragung sangat jarang
terjadi, tetapi kawasan Kecamatan Siliragung secara geologis berdekatan dengan sesar aktif.
Pada tahun 1994 yang lampau pernah terjadi gempa bumi yang juga memicu terjadinya
Tsunami di wilayah selatan Banyuwangi. Dengan demikian ancaman terjadinya gempa bumi
termasuk dalam pemetaan risiko bencana di Desa Siliragung.
Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi adalah
Cuaca ekstrim dan Angin Kencang. Ancaman Angin kencang berdampak pada kerusakan atap
bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada manusia. Terjadinya angin
kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis Desa Siliragung yang berada di dataran
rendah serta dikelilingi dengan perbukitan serta samudera Hindia. Perpedaan tekanan udara
antara daratan dengan lautan memicu terjadinya angin kencang. Kemudian ditunjang dengan
keberadaan rentanya bangunan fisik terutama atap-atap rumah serta pohon pohon yang
tidak dipelihara menyabkan peningkatan risiko terjadinya bencana.
Selain kejadian ancaman becana diatas, tercatat terjadinya wabah malaria, Covid-19
serta kejadian-kejadian lain pernah terjadi di Desa Siliragung.

23
Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Siliragung yang pernah terjadi hingga
tahun 2023;
Tabel 19. Tabel Sejarah Bencana Desa Siliragung

Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
1 1938 Banjir Bandang • Banjir yang terjadi Diskusi
(Blabur Dino mengakibatkan kerusakan rumah kelompok
Senin legi) • Banjir bercampur lumpur
menganyutkan banyak material
dan pohon. Sebuah beringin
besar tersangkut di jembatan
Talang lawas. Kemudian,
datanglah Den Sutejo yang
merupakan insinyur pribumi yang
merancang jembatan Talang
lawas tersebut, melemparkan
pakaiannya ke pohon beringin
tersebut hingga akhirnya beringin
tersebut terlepas.
2 1942 Wabah Malaria • Penyakit yang melanda desa Diskusi
Siliragung menimbulkan banyak kelompok
korban jiwa
3 2 Juni Gempa bumi • Gempa bumi 7,8 skala richter, Diskusi
1994 menyebabkan kerusakan kelompok
beberapa bangunan
4 2014 Angin Kencang • Dusun Seloagung & dusun Krajan Diskusi
beberapa atap rumah rusak kelompok

5 2020 Covid 19 • 10 orang meninggal dunia Diskusi


• Perekonomian warga terganggu kelompok
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

24
A. Penilaian Ancaman
Penilaian ancaman bertujuan memahami dan menilai jenis-jenis ancaman, peringkat
kemungkinan terjadi dan dampaknya, serta bagaimana karakter atau ciri-ciri setiap
ancaman.

1. Pemeringkatan ancaman

Tabel 20. Pemeringkatan ancaman


Desa/Kec : Siliriagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Jenis Ancaman Kemungkinan Terjadi Perkiraan Dampak Total
Banjir 4 3 7
Banjir Bandang 2 2 4
Cuaca Ekstrim 4 1 5
Angin Kencang 4 2 6
Wabah Malaria 2 1 3
Covid 19 2 2 4
Gempa bumi 3 3 6
Sumber: Dsikusi Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa Siliragung Tahun 2023

Kemungkinan terjadi Perkiraan dampak


Nilai 1 = Tidak mungkin terjadi Nilai 1 = Tidak parah
Nilai 2 = Kemungkinan kecil terjadi Nilai 2 = Agak parah
Nilai 3 = Sangat mungkin terjadi Nilai 3 = Parah
Nilai 4 = Pasti terjadi Nilai 4 = Sangat parah

Dari hasil kajian pemeringkatan ancaman diatas, didapatkan 3 prioritas ancaman untuk
dikaji, yakni ; 1) Banjir, 2) Angin Kencang, dan 3) Gempa Bumi

25
2. Penilaian karakter ancaman

a. Karakter Ancaman Banjir

Tabel 21. Karakter ancaman banjir

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab • Curah hujan yang tinggi, Hutan gundul dan Pembalakan
liar
Tanda Peringatan • Suara Gemuruh
• Debit air yang tinggi melebihi kapasitas sungai

Faktor Perusak • Material Kayu & Batu


• Air besar yang membawa potongan-potongan kayu
• Lumpur dan sampah
Sela Waktu • + 4 Jam
Kecepatan Hadir • 15 Menit
• Datang dengan tiba-tiba
Periode • Bulan November sd Desember
• Bulan Januari sd Maret
Frekuensi • 1 kali
Durasi • 1 Jam
Posisi • Di tengah tengah pemukiman
Intensitas • Dusun Tegal Wagah; RT
• Dusun Krajan; RT
• Dusun Seloagung; RT
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

26
b. Karakter Ancaman Angin Kencang
Tabel 22. Karakter ancaman angin kencang
Jenis ancaman : Angin Kencang
Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab • Angin dari barat daya

Tanda Peringatan • BMKG


• Aplikasi Grajagan Day
• Cuaca yang panas

Faktor Perusak • Material yang terbawa


• Kecepatan angin
• Debu-debu
Sela Waktu • 15 sd 60 menit
Kecepatan Hadir • 30 km/jam
Periode • September sd Maret
Frekuensi • 1 sd 2 kali
Durasi • 1 jam
Posisi • Dataran
Intensitas • Merata di seluruh desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

27
c. Karakter Ancaman Gempa Bumi

Tabel 23. Karakter ancaman gempa bumi

Jenis ancaman : Gempa bumi


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab • Adanya sesar aktif
Tanda Peringatan •

Faktor Perusak • Bangunan yang ambruk


Sela Waktu • Sangat cepat
Kecepatan Hadir • Sangat cepat
Perioda •
Frekuensi • 1818
• 1925
• 1994
Durasi • Beberapa detik
Posisi • Adanya jalur sesar aktif
Intensitas • Merata di seluruh desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

28
B. Penilaian Kerentanan dan Kapasitas
1. Penilaian Tingkat Kerentanan
Pengkajian kerentanan dapat dilakukan dengan menganalisa kondisi dan karakteristik suatu masyarakat dan lokasi penghidupan mereka
untuk menentukan faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kerentanan dapat
ditentukan dengan mengkaji aspek keamanan lokasi penghidupan mereka atau kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh faktor-faktor fisik,
sosial ekonomi dan lingkungan hidup yang bisa meningkatkan kerawanaan suatu masyarakat terhadap ancaman dan dampak bencana.
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut ;
1.1 Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 24. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman banjir
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab Kerentanan Tingkat
Aset jumlah/ terhadap Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal
(Rupiah)
- Masalah Kesehatan - Lansia, Anak-anak Pembentuk tim (3) Sedang
Aset Sumber Daya - Korban jiwa/hanyut Penderita sakit komunitas
Manusia penanggulangan
bencana bersama
Aset Sumber Daya Lahan pertanian Rusak, - - Daerah aliran sungai - Dibangun talud/ (3) Sedang
alam lingkungan akibat terjangan banjir - Curah hujan tinggi plengsengan
- Pertanian di lokasi rawan banjir - Penanam pohon
bandang vertiver

29
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab Kerentanan Tingkat
Aset jumlah/ terhadap Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal
(Rupiah)
• Akses jalan/jalur + 5 Juta Jalan tidak memiliki drainase yang Reboisasi pohon, (2) Rendah
tertutup baik pembenahan
Aset fisik
• Beberapa rumah infrastruktur
infrastruktur
warga mengalami badan jalan dan
kerusakan ringan irigasi
Kegiatan sehari hari Belum ada tanda peringatan dini Gotong royong (2) Rendah
Aset sosial masyarakat yang terhadap bencana yang datang rutin antar warga
terdampak terganggu
Aset ekonomi / Kegiatan ekonomi warga Aktivitas warga terganggu Iuran warga (2) Sedang
finansial terganggu
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

30
1.2 Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Angin Kencang
Tabel 25. Tingkat kerentanan terhadap angin kencang
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Perkiraan risiko Perkiraan Kerentanan Tingkat
Aset Jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Lula-luka - Ketidaktahuan Menginformasikan - (3) Sedang
Aset Sumber Daya - Trauma cara bahaya angin kencang
Manusia menyelematkan
diri
Aset Sumber Daya - Pohon tumbang - - Pohon -pohon Pemangkasan Mengurangi risiko (4) Tinggi
alam lingkungan yang besar dan batang/dahan yang pohon tumbang
sudah tua membahayakan
- Akses jalan - Infrastruktur yang Menginformasikan Meningkatkan (3) Sedang
Aset fisik tertutup tidak tahan peringatan cuaca kewaspadaan
infrastruktur - Listik padam terhadap angin ekstrim/angin kencang masyrakat
- Baliho ambruk
- Aktivitas sosial - Lokasi kegiatan - Himbauan untuk (4) Tinggi
kemasyarakatan sosial di wilayah kesiapsiagaan
warga terganggu rawan angin terhadap angin
Aset sosial - Pelayanan Lokasi pelayanan kencang
pemdes di wilayah
pemdes - Layanan masyarakat
rawan
terganggu melalui online

Aset ekonomi / Penurunan Lokasi tempat Gotong royong (3) Sedang


finansial pendapatan bekerja di Alternatif pendapatan

31
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Perkiraan risiko Perkiraan Kerentanan Tingkat
Aset Jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
karena wilayah rawan dari sektor lainnya
Tempat kerja
terganggu

Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

32
1.3 TIngkat Kerentanan Terhadap Ancaman Gempa Bumi
Tabel 26. Tingkat kerentanan terhadap ancaman gempa bumi
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan Risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal
(Rupiah)
Luka-luka - Panik dan tidak tau Sosialisasi mengenai cara - (4) Tinggi
Aset Sumber Daya
Trauma cara menyelamatkan menyelamatkan diri
Manusia
Korban Jiwa diri
Aset Sumber Daya alam - - - - - (1) Sangat
lingkungan rendah
Rumah dan bangunan - - Sosialisasi bangunan yang (4) Tinggi
Aset fisik infrastruktur
yang tidak tahan gempa tahan gempa
- - - Gotong royong antar (1) Sangat
Aset sosial
masyarakat rendah
Tidak dapat bekerja - Lokasi pekerjaan Bantuan/santunan (2) Rendah
Aset ekonomi /
berada di wilayah
finansial
rawan gempa
2 Keterangan
Nilai Kapasitas 3 Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023
5 Sangat tinggi 4
4 Tinggi 5
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

33
1. Kapasitas Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok
Pengkajian kapasitas dilakukan dengan mengidentifikasi status kemampuan individu, masyarakat, Lembaga pemerintah atau non
pemerintah dan aktor lain dalam menangani ancaman dengan sumber daya yang tersedia untuk melakukan tindakan pencegahan,
mitigasi dan mempersiapkan penanganan darurat, serta menangani kerentanan yang ada dengan kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut. Hasil dari kajian kapasitas adalah sebagai berikut;
2.1 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 27. Kapasitas terhadap ancaman Banjir
Apa yang dimiliki Apa yang dibutuhkan Apa kekurangan
Kapasitas/ Kemampuan Individu/ Masyarakat / Individu/ Masyarakat / Individu/
Masyarakat / Kelompok
keluarga Kelompok keluarga Kelompok keluarga
Bagaimana mencegah - Perlunya kesadaran - Penghijauan - Bibit pohon - Kesadaran masyarakat
kejadian ancaman? pengelolaan sampah daerah aliran tidak menebang
sungai pohon
Bagaimana mengurangi - Melarikan diri - Kesiapsiagaan - Mengingatkan - Memberi - Tidak adanya
jumlah korban/ - Membersihkan supaya tidak peringatan kepada kesadaran masyarakat
mendekati aliran
kerusakan? aliran sungai sungai
masyarakat

Kapasitas dalam hubungan dengan kerentanan


Apa yang harus dilakukan - Tidak - Membuat tandu - Perlunya papan
untuk membangun mendekati informasi untuk
kesiapsiagaan? sungai menjaga sungai
Apa yang harus dilakukan - Menyelamatkan - Memberitahu - Kentongan/ - Perlunya semacam
ketika ancaman diri & keluarga warga yang lain - Pengumuman di peringatan saat banjir
menyerang / bencana? masjid akan datang
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

34
2.2 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Angin Kencang
Tabel 28. Kapasitas terhadap ancaman angin kencang
Kapasitas/Kemampuan Apa yang dimiliki Apa yang dibutuhkan Apa kekurangan
Individu/ Masyarakat / Individu/ Masyarakat / Individu/ Masyarakat /
keluarga Kelompok keluarga Kelompok keluarga Kelompok
Bagaimana mencegah - - Gotongroyong - - Gotong royong - - Perlu koordinasi
kejadian ancaman? dalam penataan - Peralatan
lingkungan
Bagaimana mengurangi - Mengatahui - Penataan - Pengetahuan - Sosialisasi - - Koordinasi
jumlah korban/ cara lingkungan cara - -
kerusakan? menyelamatkan - Pemangkasan menyelamatkan
diri pohon yang diri
- Penataan rawan
rumah
Kapasitas dalam hubungan dengan kerentanan
Apa yang harus dilakukan - Mengetahui - Saling tolong - Sosialisasi di - Informasi - Minimnya / - Koordinasi
untuk membangun cara menolong lingkungan kesiapsiagaan kemampuan
kesiapsiagaan? menyelamatkan - Pemberitahuan keluarga sumber daya
diri Informasi manusia
peringatan dini
Apa yang harus dilakukan - Menyelamatkan - Membantu warga - Tidak panik - Informasi - Penyebaran - Koordinasi
ketika ancaman keluarga terutama lansia - Mengetahui peringatan dini informasi di
menyerang / bencana? dan anak2 kecil cara lingkungan
menyelamatkan keluarga
diri
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

35
2.3 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Gempa bumi
Tabel 29. Kapasitas terhadap ancaman gempa bumi
Kapasitas/Kemampuan Apa yang dimiliki Apa yang dibutuhkan Apa kekurangan
Individu/ Masyarakat / Individu/ keluarga Masyarakat / Individu/ Masyarakat /
keluarga Kelompok Kelompok keluarga Kelompok
Bagaimana mencegah Berlindung di - - Sosialisasi - Tersedianya Bangunan rumah - Tidak adanya tim
kejadian ancaman? bangunan rumah bangunan rumah komunitas yang tahan gempa yang menangani
yang aman tahan gempa penanggulangan kejadian gempa
bersama warga bumi
Bagaimana mengurangi - Mengetahui - Linmas, - Mengingatkan - Simulasi Bangunan rumah - Tidak adanya
jumlah korban/ cara relawan desa kesadaran terjadinya gempa yang tidak kesadaran
kerusakan? menyelemat terhadap bumi memperhitungkan masyarakat
kan diri ancaman gempa - Sosialisasi kemungkinan
bumi Bersama gempa
Kapasitas dalam hubungan dengan kerentanan
Apa yang harus Mengetahui Penyebarluasan - Gotong royong - Perlunya sosiasliasi
dilakukan untuk cara informasi antar masyarakat cara
membangun menyelamatkan menyelamatkan diri
kesiapsiagaan? diri -
Apa yang harus - Menyelmatkan - Berlindung ke - Evakuasi warga Tidak menyadari - Tim evakuasi
dilakukan ketika diri tempat aman yang rentan adanya ancaman
ancaman menyerang / - Berlindung ke gempa bumi
bencana? lokasi aman
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

36
C. Analisis Kemungkinan Dampak Bencana
Analisis kemungkinan dampak bencana dapat dikaji dari kemungkinan kehilangan, kerugian atau penurunan nilai dari asset-asset
penghidupan dari akibat yang ditimbulkan bencana. Risiko bencana ini ditinjau pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang timbul
karena suatu bahaya menjadi bencana. Resiko dapat berupa kematian, luka, sakit, hilang, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat. Adapun Hasil dari kajian risiko bencana ini adalah sebagai berikut;
1. Tingkat Risiko Bencana Terhadap Ancaman Banjir

Tabel 30. Tingkat Risiko terhadap Ancaman Banjir


Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - Lokasi pemukiman Sosialisasi - S (Sedang)
- Cacat berada di wilayah kesiapsiagaan
- Luka rawan banjir terhadap banjir
- Sakit
Aset Sumber Daya
- Kehilangan kemampuan/
Manusia
ketrampilan
- Mengungsi
- Tidak bisa bekerja
- Tidak bisa sekolah
Aset Sumber Daya - Kehilangan lahan/sawah Rp. 500.000.000 - - KUBE (Kelompok
alam lingkungan - Kehilangan sumber air usaha bersama)
- Kerusakan lahan tani fokus pada R (Rendah)
- Gangguan fungsi irigasi pengelolaan
- Kerusakan sempadan sungai sampah
- Kehilangan sumber pangan
alam

37
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Gangguan fungsi aestetik
tanaman
- Rumah rusak/hilang - Pendangkalan
- Gangguan fungsi rumah sungai
Aset fisik - Kerusakan jaringan pipa - Penyempitan
infrastruktur air bersih sungai
- Kerusakan jaringan -Sampah (pempers,
- Abrasi bibir sungai plastik, tebon
- Gangguan kerukunan warga - - - -
- Gangguan fungsi organisasi R (Rendah)
Aset sosial sosial
- Gangguan partisipan
- Gangguan kekerabatan
- Kehilangan lahan - 40 hektar / 800 juta Lokasi penghidupan - KUBE (Kelompok - S (Sedang)
- Kehilangan Penghasilan - 100 orang, 8 juta berada di wilayah usaha bersama)
upah/kerja perhari rawan banjir fokus pada
- Kehilangan modal kerja - 40 orang/200 juta pengelolaan
Aset ekonomi /
- Gagal panen - 40 hektar/ 1 Milyar sampah
finansial
- Kerusakan/kehilangan -
Surat penting
- Pengeluaran tambahan 100 orang/200 ribu per
Keluarga bulan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

38
2. Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Angin Kencang

Tabel 31. Tingkat Risiko terhadap Ancaman Angin Kencang

Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Kerentanan Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil Risiko
Jumlah/ Nominal Berisiko
Aset Sumber Daya - Luka-luka - - - - R (Rendah)
Manusia
Aset Sumber Daya - Kerusakan lahan - - - -
alam lingkungan pertanian R (Rendah)
- Kerusakan hutan - - - -
- Gangguan fungsi
estetik tanaman - - - -

- Rumah rusak 3 Rp. 10.000.000 - -


- Keruskaan jaringan - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi rumah 3 - -
Aset fisik
- Kerusakan tempat kerja - - -
infrastruktur
- Kerusakan fasilitas umum - - -
- Gangguan fungsi jalan - - -

- Gangguan fungsi - - - -
organisasi sosial
- Gangguan hambatan - - - -
Aset sosial
Partisipasi R (Rendah)
-
- Gangguan kerukunan - - -
Warga

39
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Kerentanan Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil Risiko
Jumlah/ Nominal Berisiko
- Gagal panen 92 orang/ Hasil pertanian - - R (Rendah)
Rp.50.000.000 rawan terkena
Aset ekonomi /
kerusakan
finansial
terhadap angin
kencang
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

40
3. Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Gempa Bumi

Tabel 32. Tingkat Risiko terhadap Ancaman Gempa Bumi


Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Kerentanan terhadap Tingkat Risiko
Jumlah/ Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal
- Meninggal - Lokasi pemukiman Sosialisasi T (Tinggi)
- Cacat berada di wilayah rawan kesiapsiagaan
- Luka gempa bumi terhadap gempa
- Sakit bumi
Aset Sumber Daya - Kehilangan kemampuan/
Manusia ketrampilan
- Mengungsi
- Tidak bisa bekerja
- Tidak bisa Sekolah

Aset Sumber Daya - - - - - R (Rendah)


alam lingkungan

- Rumah rusak - Lokasi di wilayah sesar jalur evakuasi S (Sedang)


- Keruskaan jaringan - aktif gempa bumi
- Gangguan fungsi rumah -
Aset fisik - Kerusakan tempat kerja -
infrastruktur - Kerusakan fasilitas umum -
- Gangguan fungsi jalan -

41
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Kerentanan terhadap Tingkat Risiko
Jumlah/ Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal
- Gangguan fungsi - Gotong royong antar R (Rendah)
Aset sosial organisasi sosial masyarakat

- Kehilangan lahan Lokasi pekerjaan di Mencari mata S (Sedang)


- Kehilangan Penghasilan wilayah rawan gempa pencaharian yang lain
upah/kerja bumi
- Kehilangan modal kerja
Aset ekonomi / - Gagal panen
finansial - Kerusakan/kehilangan
Surat penting
- Pengeluaran tambahan
Keluarga

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

42
BAB IV PILIHAN TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA

A. Penetapan Kebijakan
Upaya pengurangan risiko bencana di Desa Siliragung memerlukan landasan kebijakan-
kebijakan strategis. Diantaranya adalah dengan menetapkan aturan pengelolaan dan
mekanisme, kelembagaan, perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada
fase pra, saat dan setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.

B. Analisa Stakeholder
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana direkomendasikan dalam
bentuk
kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi penceegahan dan
mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat
dan perencanaan pemulihan.

Pemetaan kelompok rencana penanggulangan bencana (RPB) di desa Siliragung


kecamatan Siliragung sebagai berikut :
Tabel 33. Pemetaaan Stakeholder Kunci dalam Penanggulangan Bencana

No Nama kel Stekholder Kegiatan yang di miliki Kelemahan


1 PEMDES (BPD, LPMD, PKK, • Pelayanan Masyarakat -
Kasun, RT & RW, Babinsa, • Transparansi anggaran dan
Babinkantibmas, Linmas, penganggaran
Toga, Tomas) • Smart Kampung

2 Pemkab Banyuwangi • Koordinasi Jarak tempuh + 55 Km

3 Pemerintah Kecamatan • Koordinasi -

4 BPD • Koordinasi -
5 LPMD • Koordinasi -

43
6 Linmas • Koordinasi Kurangnya kordinasi
• Berperan aktif membantu (sulit dihubungi)
keamanan dan ketertiban
7 RT & RW dan Kasun • Pemerintah ketertiban desa Kurang anggaran
• Koordinasi
• Dapat ditugaskan secara
mendadak
8 Bumdes • Koordinasi Kurangnya sosialisasi
• Membantu pemerintah dalam Kegiatan usaha belum
usaha dan peningkatan PAD maksimal
9 Gapoktan • Koordinasi Kurangnya sosialisasi

10 PKK • Koordinasi perencanaan Kurangnya sosialisasi


11 Karang Taruna • Koordinasi Kurangnya sosialisasi

44
C. Rekap Pilihan Tindakan
1. Rekap rekomendasi ancaman Banjir

Tabel 34. Rekap Rekomendasi Ancaman Banjir


Identifikasi Kegiatan dan Pelaksanaan

Jenis Ancaman : Banjir


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kader Kesehatan, Polindes

Kelompok tani /Gapoktan


Tokoh Masyarakat/Toga

Kelompok Kesenian
Fase Kegiatan

Kelompok Ternak
PKK / Dasawisma
Pemerintah Desa

Kelompok Silat
Tim Siaga Desa
Karang taruna
Kepala Dusun

BUMDES

Relawan

Fatayat
RT/RW

UMKM
Linmas

Banser
BPD

Pra bencana, 1. Pembuatan v v v v V v v v v v


saat tidak terjadi peraturan
bencana penanggulangan
(pencegahan, bencana
mitigasi, dan 2. Pengajuan kegiatan v v v v v v v v v
peningkatan RPB (Rencana
kapasitas) Penanggulangan
Bencana) ke
Musrembang

45
3. Sosialisasi kesadaran v v v v v v v V v v v v v v v v v v
pengurangan risiko
bencana
4. Pembuatan tanggul v v v v v v v V v v v v v v v
alam dengan
penanaman pohon
5. Perbaikan & v v v v V v v v
normalisasi saluran
irigasi
6. Pelatihan Tim Siaga v v v v v v v v v v v v v v
7. Pembuatan rambu & v v v v
papan informasi
kebencanaan
8. Pengadaan v v v v v v v v
perlengkapan
kebencanaan
9. Pengelolaan v v v v v v v v v
tabungan siaga
10. Pengelolaan Sampah v v v v v v v v v
& Bank Sampah
11. Pengelolaan sungai, v v v v v v v v v v v v v
pengerukan
sedimentasi
12. Fasilitasi v v v v v v v v v v v v v
pengelolaan sungai
yang berkelanjutan

Pra Bencana, 1. Sosialisasi v v v v v v v V v v v v v v v v v v


saat terdapat kesiapsiagaan
bencana

46
potensi bencana 2. Monitoring wilayah v v v v
(kesiapsiagaan) DAS (Daerah aliran
sungai )
3. Mempersipakan v v v v
Rencana evakuasi
Saat tanggap 1. Melakukan evakuasi v v v v v v v v v v
darurat 2. Mengaktifkan pos v v v v v v
pengungsian
3. Mengelola logistik v v v v v v
pengungsian
Pasca bencana 1. Pemulihan wilayah v v v v v v v V v v v v v v v v v v
terdampak bencana
2. Pelaporan v v v v
kerusakan dan
kerugian akibat
bencana
3. Pemulihan aktivitas, v v v v v v v V v v v v v v v v v v
fisik dan mental
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragungi 2023

47
2. Rekap rekomendasi PRB (Pengurangan Risiko Bencana) untuk Ancaman Angin Kencang

Tabel 35. Rekap Rekomendasi Ancaman Angin Kencang


Identifikasi Kegiatan dan Pelaku
Jenis Ancaman : Angin Kencang
Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kader Kesehatan, Polindes

Kelompok tani /Gapoktan


Tokoh Masyarakat/Toga

Kelompok Kesenian
Fase Kegiatan

Kelompok Ternak
PKK / Dasawisma
Pemerintah Desa

Kelompok Silat
Tim Siaga Desa
Karang taruna
Kepala Dusun

BUMDES

Relawan

Fatayat
RT/RW

UMKM
Linmas

Banser
BPD
Pra bencana, 1. Pembuatan v v v v V v v v v v
saat tidak peraturan
terjadi penanggulangan
bencana bencana
(pencegahan, 2. Pengajuan RPB ke v v v v v v v v v
mitigasi, dan Musrembangdes
peningkatan 3. Sosialisasi v v v v v v v V v v v v v v v v v v
kapasitas) penanggulangan
angin kencang
kepada
masyarakat

48
4. Sosialisasi v v v v v v v V v v v v v v v
pemeliharaan &
penataan
lingkungan
5. Pelatihan bagi v v v v V v v v
perangkat desa
terkait dengan SID
(sistem informasi
Desa)
6. Pembentukan tim v v v v v v v v v v v v v v
siaga Bencana
7. Pembuatan papan v v v v
informasi desa &
peta kerawanan
8. Pelatihan evakuasi v v v v v v v v
dan kesiapsiagaan
untuk tim siaga
desa

9. Pengelolaan v v v v v v v v v
sampah dan
pengolahan
kompos
Pra Bencana, 1. Simulasi v v v v v v v v v
saat terdapat peringatan dini
potensi dan evakuasi
bencana 2. Penyiapan alat dan v v v v v v v v v v v v v
(kesiapsiagaan) prasarana
evakuasi
3. Penyiapan pos v v v v V v v v v v
tempat evakuasi,

49
4. Sosialisasi v v v v v v v v v
kesiapsiagaan
terhadap ancaman
cuaca ekstrim &
angin kencang
5. Pemantauan v v v v v v v V v v v v v v v v v v
bahaya, dan
kesiapan alat
peringatan dini.
6. Penyiapan v v v v v v v V v v v v v v v
perlengkapan
tanggap darurat
7. Koordinasi kondisi v v v v V v v v
wilayah
Saat tanggap 1. Melakukan v v v v v v v v v v v v v v
darurat evakuasi pohon
yang tumbang
dan dampak angin
kencang lainnya
2. Melakukan v v v v
evakuasi korban
3. Menginformasikan v v v v v v v v
untuk menjauh
dari lokasi bahaya
4. Mengamankan v v v v v v v v v
lokasi kejadian
5. Pengelolaan v v v v v v v v v
logistik dan
bantuan untuk
korban

50
Pasca bencana 1. Melakukan kajian v v v v v v v v v v v v v
kerugian dan
kerusakan
2. Pemulihan v v v v v v v v v
psikologis dan
fisik warga
terdampak
bencana
3. Rehabilitasi & v v v v v v v V v v v v v v v v v v
Rekonstruksi,
sarana &
prasarana yang
terdampk
4. Pemulihan v v v v v v v V v v v v v v v
aktivitas
penghidupan/
pekerjaan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

51
3. Rekap rekomendasi ancaman Gempa Bumi

Tabel 36. Rekap Rekomendasi Ancaman Gempa Bumi


Identifikasi Kegiatan dan Pelaku

Jenis Ancaman : Gempa Bumi


Desa/Kec : Siliriagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kader Kesehatan, Polindes

Kelompok tani /Gapoktan


Tokoh Masyarakat/Toga

Kelompok Kesenian
Fase Kegiatan

Kelompok Ternak
PKK / Dasawisma
Pemerintah Desa

Kelompok Silat
Tim Siaga Desa
Karang taruna
Kepala Dusun

BUMDES

Relawan
Fatayat
RT/RW

UMKM
Linmas

Banser
BPD
Pra bencana, 1. Pembuatan v v v v V v v v v v
saat tidak peraturan
terjadi penanggulangan
bencana bencana
(pencegahan, 2. Pengajuan kegiatan v v v v v v v v v
mitigasi, dan RPB (Rencana
peningkatan Penanggulangan
kapasitas) Bencana) ke
Musrembang

52
3. Sosialiasi kesadaran v v v v v v v V v v v v v v v v v v
pengurangan risiko
bencana
4. Pengadaan alat v v v v v v v V v v v v v v v
untuk evakuasi
5. Pembuatan jalur dan v v v v V v v v
rambu-rambu
evakuasi
6. Pelatihan tim siaga v v v v v v v v v v v v v v
7. Pengembangan v v v v
Mata Pencaharian
Alternatif
8. Fasilitasi v v v v v v v v
Pembentukan
Kelompok
masyarakat Sadar
Bencana
9. Pembentukan & v v v v v v v v v
Pengelolaan
tabungan siaga
10. Penguatan ekonomi v v v v v v v v v
Masyarakat dengan
melakukan
penguatan umkm
Pra Bencana, 1. Melakukan simulasi v v v v v v v v v v v v v
saat terdapat bencana
potensi 2. Sosialisasi v v v v v v v v v v v v v
bencana kesiapsiagaan di
(kesiapsiagaan) sekolah dan
pemukiman

53
Saat tanggap 1. Melakukan evakuasi v v v v v v v V v v v v v v v v v v
darurat 2. Pengamanan lokasi v v v v
3. Melakukan kajian v v v v
kerugian dan
kerusakan
Pasca bencana 1. Sosialisasi v v v v v v v v v v
pemulihan mental
2. Rehabilitasi/ v v v v v v
Rekonstruksi
3. Pemulihan aktivitas v v v v v v
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

54
Bab V. ALOKASI TUGAS DAN SUMBERDAYA

Alokasi tugas dan Sumberdaya merupakan pengejawantahan dari Rencan Aksi Komunitas.
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana direkomendasikan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pencegahan dan
mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat
dan perencanaan pemulihan. Rekomendasi bentuk kegiatan dituangkan dalam matrik rekap
rekomendasi di bawah ini.

55
RENCANA AKSI KOMUNITAS

A. Alokasi Sumber Daya untuk Ancaman Banjir


Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
Jenis Ancaman : Banjir
Desa : Siliragung
Kecamatan : Siliragung
Kabupaten : Banyuwagi

Tabel 37. Rencana Penanggulangan Bencana Ancaman Banjir

Progam/ Kegiatan Waktu Biaya Sumber


No Tujuan Pelaksana
pelaksanan (Rp) Dana
PRA BENCANA, saat tidak terjadi bencana (pencegahan, mitigasi dan peningkatan kapasitas)

1 Pembuatan peraturan 2 kali dalam 1 Dasar peraturan Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- DD,
penanggulangan bencana tahun (Agustus penanggulangan Tokoh Masyarakat, Swadaya
& November) bencana Tim Siaga

2 Pengajuan kegiatan RPB 1 tahun sekali Penyampaian aspirasi Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- DD,
(Rencana Penanggulangan masyarakat Tokoh Masyarakat, Swadaya
Bencana) ke Musrembang Tim Siaga

3 Sosialisasi kesadaran Dalam Peningkatan kesadaran Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- DD,


pengurangan risiko kegiatan dan pemahamaman Tokoh Masyarakat, Swadaya
bencana kebudayaan tentang risiko bencana Tim Siaga, kelompok
banjir melalui kegiatan kesenian
sosial budaya

56
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
pelaksanan (Rp) Dana
4 Pembuatan tanggul alam Tahun ke-2 Mengurangi terjadinya Pemdes, Perangkat, Rp.50.000.000,- DD,
dengan penanaman pohon banjir Tokoh Masyarakat, Swadaya
Tim Siaga,
Karangtaruna,

5 Perbaikan & normalisasi Tahun ke-3 Mengurangi risiko Pemdes, Perangkat, Rp.50.000.000,- APBDES,
saluran irigasi terjadinya banjir Tokoh Masyarakat, Swadaya
Tim Siaga,
Karangtaruna,

6 Pelatihan Tim Siaga Tahun ke-1 Peningkatan kapasitas Pemdes, Perangkat, Rp.10.000.000,- APBDES,
tim siaga desa Tokoh Masyarakat, Swadaya
Tim Siaga,
Karangtaruna,

7 Pembuatan rambu & Tahun ke-1 Adanya sarana informasi Pemdes, Perangkat, Rp.5.000.000,- APBDES,
papan informasi kesiapsiagaan terhadap Tokoh Masyarakat, Swadaya
kebencanaan risiko terjadinya bencana Tim Siaga,
banjir Karangtaruna,

8 Pengadaan perlengkapan Tahun ke-2 Adanya alat-alat tanggap Pemdes, Perangkat, Rp.5.000.000,- APBDES,
kebencanaan darurat yang memadai Tokoh Masyarakat, Swadaya
Tim Siaga,
Karangtaruna,

9 Pengelolaan tabungan Tahun ke-1 Kesiapsiagaan dana Pemdes, Perangkat, Rp.10.000.000, APBDES,
siaga apabila terjadi kondisi Tokoh Masyarakat, Swadaya
darurat kebencanaan Tim Siaga,
Karangtaruna,
BUMDES

57
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
pelaksanan (Rp) Dana
10 Pengelolaan Sampah & Tahun ke-2 Mengurangi risiko Pemdes, Perangkat, Rp.15.000.000,- APBDES,
Bank Sampah terjadinya banjir Tokoh Masyarakat, Swadaya
sekaligus upaya Tim Siaga,
peningkatan ekonomi Karangtaruna,
melalui pengelolaan BUMDES
bank sampah

11 Pengelolaan sungai, Tahun ke-3 Peningkatan kesadaran Pemdes, Perangkat, Rp.100.000.000,- APBDES,
pengerukan sedimentasi dan kesiapsiapgaan Tokoh Masyarakat, Swadaya
kelompok-kelompok Tim Siaga,
masyarakat yang ada Karangtaruna,

12 Fasilitasi pengelolaan Tahun ke-3 Kesadaran pengelolaan Pemdes, Perangkat, Rp.10.000.000,- APBDES,
sungai yang berkelanjutan hutan yang berkelanjutan Tokoh Masyarakat, Swadaya
Tim Siaga,
Karangtaruna,

SAAT TERDAPAT POTENSI BENCANA (Kesiapsiagaan)


1 Sosialisasi kesiapsiagaan Menyesuaikan Pemahaman dan Perangkat,PKK, - Swadaya
bencana dalam masyarakat akan Karang taruna
pertemuan kesiaspsiagaan PRB Tim Siaga, Tokoh
kelompok Banjir Masyarakat

2 Monitoring wilayah DAS Menyesuaikan Kesiapsiagan tim siaga Tim Siaga, Linmas - Swadaya
(Daerah aliran sungai ) dalam menghadapi
kemungkinan kejadian
bencana Banjir

58
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
pelaksanan (Rp) Dana
3 Mempersipakan Rencana Menyesuaikan Mengurangi risiko Tim Siaga, Linmas, - Swadaya
evakuasi korban dan kerugian karang taruna

SAAT TANGGAP DARURAT


1 Melakukan evakuasi Menyesuaikan Mengurangi risiko korban Tim Siaga, Relawan, - Swadaya
dan kerugian Karang taruna,

2 Mengaktifkan pos Menyesuaikan Mengurangi risiko korban Tim Siaga, Relawan, - Swadaya
pengungsian dan kerugian Karang taruna, PKK

3 Mengelola logistik Menyesuaikan Mengurangi risiko korban Tim Siaga, Relawan, - Swadaya
pengungsian dan kerugian Karang taruna, PKK

PASCA BENCANA, Pemulihan (Rehabilitasi & Rekonstruksi)


1 Pemulihan wilayah Menyesuaikan Adanya informasi dan Gotong royong - APBDES,
terdampak bencana dokumentasi terkait semua elemen Swadaya
kerugian dan korban
akibat bencana
2 Pelaporan kerusakan dan Setelah terjadi Mengembalikan lagi Gotong royong - APBDES,
kerugian akibat bencana bencana kondisi fisik dan mental semua elemen Swadaya
warga terdampak Pemerintah
Bksda
Lmdh
3 Pemulihan aktivitas, fisik Setelah terjadi Sarana dan prasarana Gotong royong - APBDES,
dan mental bencana yang rusak dapat semua elemen Swadaya
dipergunakan lagi Pemerintah
Bksda
Lmdh

59
B. Alokasi Sumber Daya untuk Ancaman Angin Kencang
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
Jenis Ancaman : Angin Kencang
Desa : Siliragung
Kecamatan : Siliragung
Kabupaten : Banyuwagi

Tabel 38. Rencana Penanggulangan Bencana Ancaman Angin Kencang

Progam/ Kegiatan Waktu Biaya


No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
pelaksanan (Rp)
PRA BENCANA, saat tidak terjadi bencana (pencegahan, mitigasi dan peningkatan kapasitas)

1 Pembuatan 2 kali dalam 1 Dasar hukum Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- DD


peraturan tahun (Agustus penanggulangan Tokoh Masyarakat
penanggulangan & November) bencana
bencana

2 Pengajuan RPB ke 1 tahun sekali Penyampaian Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- DD, Swadaya
Musrembangdes aspirasi Tokoh Masyarakat, Tim
masyarakat Siaga

3 Sosialisasi dalam kegiatan Peningkatan Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- ADD, Swadaya


penanggulangan kebudayaan kesadaran dan Tokoh Masyarakat, Tim
angin kencang pemahamaman Siaga, kelompok
kepada masyarakat tentang risiko kesenian
bencana banjir
melalui kegiatan
sosial budaya

60
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
pelaksanan (Rp)
4 Sosialisasi Tahun ke-1 Terciptakan Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- APBDES, Swadaya
pemeliharaan & kesadaran Tim Siaga, Karang
penataan lingkungan masyarakaat taruna, PKK
terkait pengelolaan
lingkungan
5 Pelatihan bagi Tahun ke-2 Memberikan Pemdes, Perangkat, Rp.10.000.000,- APBDes, Swadaya
perangkat desa peringatan dini Karang taruna,
terkait dengan SID pada masyarakat di BUMDES
(sistem informasi daerah rawan
Desa) longsor
6 Pembentukan tim Tahun ke-3 Meningkatkan emdes, Perangkat, Tim Rp.15.000.000,- APBDes, Swadaya
siaga Bencana kesiapsiagaan dan Siaga, Karang taruna,
evaluasi terhadap PKK
rencana
kontinjensi yang
telah dibuat
7 Pembuatan papan Tahun ke-2 Pengamanan data Tim Siaga, Pemerintah Rp.5.000.000,- APBDes, Swadaya
informasi desa & penting desa dan Desa
peta kerawanan kemudaan dalam
mengakses sistem
informasi desa
8 Pelatihan evakuasi Tahun ke-2 Adanya tim siaga Pemerintah Desa, Rp.5.000.000,- APBDes, Swadaya
dan kesiapsiagaan dan memudahkan Relawan,
untuk tim siaga desa koordinasi untuk
kegiatan-kegiatan
PRB

61
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
pelaksanan (Rp)
9 Pengelolaan sampah Tahun ke-2 Peningkatan BUMDES, PKK, Karang Rp.50.000.000,- APBDES,
dan pengolahan kapasitas taruna, Kelompok tani, Swadaya,
kompos kelompok rentan BUMDES
melalui penguatan
pemberdayaan
ekonomi

SAAT TERDAPAT POTENSI BENCANA (Kesiapsiagaan)


1 Simulasi peringatan Saat bencana Meningkatkan Tim Siaga, Karang - Swadaya
dini dan evakuasi evakusai kesiapsagaan taruna, linmas masyarakat
masyarakat melalui Bumdes
praktik simulasi
bencana

2 Penyiapan alat dan Menyesuaikan Adanya prasarana Tim Siaga, Karang - Swadaya
prasarana evakuasi dan lokasi evakuasi taruna, linmas masyarakat
dan yang sesuai Bumdes
dengan kebutuhan
3 Penyiapan pos Menyesuaikan Kesiapsiagaan Tim Siaga, Karang - Swadaya
tempat evakuasi, Warga di lokasi taruna, linmas, PKK masyarakat
rawan untuk Bumdes
melakukan
evakuasi baik diri
maupun asset-
asset lainnya

62
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
pelaksanan (Rp)
4 Sosialisasi Pada saat Meningkatkan Tim Siaga, Karang - Pemdes,
kesiapsiagaan memasuki kesiapsiagaan taruna, linmas, PKK Swadaya
terhadap ancaman musim cuaca masyarakat
cuaca ekstrim & ekstrim terhadap ancaman
angin kencang cuaca ekstrim dan
angin kencang
5 Pemantauan bahaya, Pada saat Adanya alat-alat Tim Siaga, Karang - Pemdes,
dan kesiapan alat memasuki tanggap darurat taruna, linmas Swadaya, Swasta
peringatan dini. musim cuaca yang memadai
ekstrim
6 Penyiapan Menyesuaikan Monitoring alat, Tim Siaga, Karang - Pemdes,
perlengkapan dan Kesiapsiagaan taruna, linmas Swadaya
tanggap darurat warga
7 Koordinasi kondisi menyesuaikan Terjaganya Tim Siaga, Karang - Swadaya
wilayah koordinasi di taruna, linmas
lingkup wilayah dan
Kawasan
SAAT TANGGAP DARURAT
1 Melakukan evakuasi Menyesuaikan Tindakan cepat Tim Siaga, Karang - Swadaya
pohon yang tumbang untuk taruna, linmas, relawan
dan dampak angin meminimalisir
kencang lainnya dampak ikutan
2 Melakukan evakuasi Menyesuaikan Mengurangi risiko Tim Siaga, Karang - Swadaya
korban korban dan taruna, linmas, relawan
kerugian
3 Menginformasikan Menyesuaikan Mengurangi risiko Tim Siaga, Karang - Swadaya
untuk menjauh dari korban taruna, linmas
lokasi bahaya

63
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
pelaksanan (Rp)
4 Mengamankan lokasi Menyesuaikan Memastikan Tim Siaga, Karang - Swadaya
kejadian keamaan lokasi taruna, linmas, relawan
kejadian dan asset
asset penting
lainnya
5 Pengelolaan logistik Menyesuaikan Ketersediaan Tim Siaga, Karang - Swadaya, Pemdes
dan bantuan untuk layanan dasar taruna, linmas, PKK
korban kebutuhan bagi
para pengungsi
PASCA BENCANA, Pemulihan (Rehabilitasi & Rekonstruksi)
1 Melakukan kajian Pasca bencana Adanya informasi Tim siaga - Swadaya
kerugian dan dan dokumentasi
kerusakan terkait kerugian
dan korban akibat
bencana
2 Pemulihan psikologis Pasca bencana Adanya pemulihan Tim siaga, PKK, - Swadaya
dan fisik warga baik fisik maupun Relawan
terdampak bencana mental para
korban
3 Rehabilitasi & Pasca bencana Adanya pemulihan Pemdes, tim siaga, PKK, - Swadaya
Rekonstruksi, sarana sarana dan Karang taruna, tokoh
& prasarana yang prasarana yang masyarakat
terdampak terdampak
4 Pemulihan aktivitas Pasca bencana Adanya pemulihan Gotong royong Semua - Swadaya
penghidupan/ untuk prasarana elemen masyarakat
pekerjaan penghidupan
warga yang
terdampak

64
C. Alokasi Sumber Daya untuk Ancaman Gempa Bumi
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
Jenis Ancaman : Gempa Bumi
Desa : Siliragung
Kecamatan : Siliragung
Kabupaten : Banyuwagi

Tabel 39. Rencana Penanggulangan Bencana Ancaman Gempa Bumi

Progam/ Waktu Biaya


No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
Kegiatan pelaksanan (Rp)
PRA BENCANA, saat tidak terjadi bencana (pencegahan, mitigasi dan peningkatan kapasitas)

1 Pembuatan 2 kali dalam 1 Dasar hukum Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- APBDes


peraturan tahun (Agustus penanggulangan Tokoh Masyarakat
penanggulangan & November) bencana
bencana

2 Pengajuan 1 tahun sekali Penyampaian aspirasi Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- APBDes


kegiatan RPB masyarakat Tokoh Masyarakat, Tim
(Rencana Siaga
Penanggulangan
Bencana) ke
Musrembang
3 Sosialiasi Dalam Peningkatan kesadaran Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- APBDES, Swadaya
kesadaran kegiatan dan pemahamaman Tokoh Masyarakat, Tim
pengurangan kebudayaan tentang risiko bencana Siaga, kelompok
risiko bencana banjir melalui kegiatan kesenian
sosial budaya

65
Progam/ Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
Kegiatan pelaksanan (Rp)
4 Pengadaan alat Menyesuaikan Mempermudah proses Pemdes, Tim Siaga Rp. 5.000.000,- APBDES, Swadaya
untuk evakuasi evakuasi ketika terjadi
tanggap darurat

5 Pembuatan jalur Menyesuaikan Adanya jalur dan Pemdes, Tim Siaga APBDes, Swadaya
dan rambu-rambu rambu evakuasi yang
evakuasi menciptakan
lingkungan yang
mendukung pada
terciptanya
kesiapsiagaan
masyarakat
6 Pelatihan tim Menyesuaikan Adanya peningkatan Masyarakat Pemerintah Desa
siaga kapasitas bagi tim siaga
bencana

7 Pengembangan Menyesuaikan Adanya peningkatan Tim Siaga, Pemerintah Pemerintah Desa


Mata Pencaharian kapasitas melalui Desa
Alternatif pemberdayaan
ekonomi bagi kelompok
rentan
8 Fasilitasi Sekali Meningkatnya Pemerintah Desa, APBDES
Pembentukan kesadaran masyarakat Relawan,
Kelompok terhadap risiko
masyarakat Sadar bencana melalui
Bencana sosialisasi di pertemuan
kelompok-kelompok

66
Progam/ Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
Kegiatan pelaksanan (Rp)
9 Pembentukan & Menyesuaikan Adanya cadangan dana Pemdes, BPBD, APBDES,
Pengelolaan yang dapat digunakan Relawan, dll BUMDES,
tabungan siaga untuk kondisi darurat Swadaya
serta dapat digunakan
untuk penguatan
ekonomi
10 Penguatan Menyesuaikan Adanya usaha simpan Pemdes, Karang taruna, APBDES, BUMDES
ekonomi pinjam untuk PKK, BUMDes, UMKM,
Masyarakat penguatan ekonomi
dengan bagi kelompok rentan
melakukan
penguatan umkm
SAAT TERDAPAT POTENSI BENCANA (Kesiapsiagaan)
1 Melakukan Setahun sekali Meningkatnya Relawan, BPBD, Rp.3.000.000,- APBDES,
simulasi bencana kesiapsiagaan Pemdes, Tim Siaga, dll SWadaya
masyarakat dalam
rangka mengurasi risiko
gempa bumi
2 Sosialisasi Setahun sekali Pengenalan Relawan, BPBD, Rp. 3000.000,- APBDES,
kesiapsiagaan di kesiapsiagaan Pemdes, Tim Siaga, dll SWadaya
sekolah dan masyarakat semenjak
pemukiman dini dari lingkungan
sekolah
SAAT TANGGAP DARURAT
1 Melakukan Menyesuaikan Mengurangi risiko Tim siaga, Linmas, - APBDES,
evakuasi korban dan kerugian Relawan SWadaya
dengan mengevakuasi
warga/masyarakat yang
berada di lokasi rawan

67
Progam/ Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
Kegiatan pelaksanan (Rp)
2 Pengamanan Menyesuaikan Memastikan keamanan Tim siaga, Linmas, - APBDES,
lokasi lokasi kejadian dan Karangtaruna SWadaya
asset penting lainnya

3 Melakukan kajian Menyesuaikan Adanya data korban, Tim siaga - APBDES,


kerugian dan kerusakan dan kerugian SWadaya
kerusakan dari dampak bencana

PASCA BENCANA, Pemulihan (Rehabilitasi & Rekonstruksi)


1 Sosialisasi Pasca Bencana Adanya pemulihan Tim siaga, PKK, Relawan - APBDES,
pemulihan mental mental korban bencana SWadaya
2 Rehabilitasi/ Pasca terjadi Adanya pemulihan Pemdes, tim siaga, PKK, - APBDES,
Rekonstruksi bencana sarana dan prasarana Karang taruna, tokoh SWadaya
fisik dari dampak masyarakat
bencana
3 Pemulihan Pasca terjadi Adanya pemulihan Gotong royong Semua - APBDES,
aktivitas bencana penghidupan aktivitas elemen masyarakat SWadaya,
masyarakat Instansi terkait

68
BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan
Rencana penanggulangan bencana di Desa Siliragung ini disusun untuk menjadi acuan bagi
semua pihak dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana khususnya di Desa Siliragung
dan umumnya di Kabupaten Banyuwangi. Penanggulangan bencana ini meliputi kegiatan
sebelum, saat dan setelah terjadinya bencana. Dengan demikian diharapkan pelaksaan
Penanggulangan Bencana dapat berjalan secara efektif, efisien, terkoordinasi dengan baik
dan akuntabel.
Upaya pengurangan risiko bencana memerlukan landasan kebijakan-kebijakan strategis,
yakni penetapan aturan pengelolaan dan mekanisme, kelembagaan, perencanaan dan
pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase pra, saat dan setelah bencana untuk
semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana ini melalui proses Kajian Risiko Bencana
secara Partisipatif. Dengan hasil metode riset aksi ini komunitas sekaligus dapat bercermin
dengan dirinya sendiri untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam rangka pengurangan
risiko bencana yang sesuai dengan kebutuhan komunitas sendiri. Metode riset aksi ini
sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi komunitas untuk menuangkan gagasan serta
berpartisipasi aktif dalam menentukan arah kebijakan desa. Sehingga tidak hanya
menghasilkan pemetaan risiko tetapi sekaligus juga peningkatan kapasitas komunitas sebagai
dampak pengalaman partisipasi aktif dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana.
Untuk kebutuhan monitoring serta evaluasi, dokumen RPB ini akan dievaluasi setiap tahun
sekali. Sedangkan pembaharuan akan dilakukan dalam periode 5 tahunan. Dalam hal ini
Forum PRB Desa Siliragung akan mengambil peran penting dalam berjalannya monitoring
serta evaluasi ini.
Harapan besar dari semua pihak semoga Rencana Penanggulangan Bencana ini dapat
direalisasikan dengan baik dan lancar. Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan
bencana dalam bentuk kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut

69
meliputi pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan,
perencanaan tanggap darurat dan perencanaan pemulihan.

B. Rencana Tindak Lanjut


Rencana tindak lanjut dari hasil kajian risiko bencana ini secara komprehensif dituangkan
dalam dokumen rencana penanggulangan bencana desa Siliragung. Selain itu, dalam proses
kajian risiko bencana partisipatif yang telah dilakukan menyepakati =rencana tindak lanjut
adalah sebagai berikut ;
a. Mengintegrasikan kegiatan kajian risiko bencana partisipatif dalam kegiatan Tilik Dusun
yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
b. Mengintegrasikan kegiatan kajian desa partisipatif yang berpersepektif pengurangan
risiko bencana dalam kegiatan musyawarah dusun (musdus) dan musyawarah desa
(musdes) yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
c. Jika dimungkinkan akan dilakukan integrasi rekomendasi-rekomendasi kegiatan
penanggulangan bencana yang ada dalam RKPDesa.
d. Mengintegrasikan rekomendasi-rekomendasi kegiatan penanggulangan bencana yang
ada dalam RPMJDes yang akan datang.
e. Pembaharuan profil risiko bencana desa yang terintegrasi dalam RPJMDes
f. Pembentukan Forum PRB Desa Siiragung yang akan melakukan pertemuan rutin serta
melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan

70
Lampiran
I. Peta Ancaman Banjir Desa Siliragung

71
LAMPIRAN 3
Sistem Peringatan Dini Inklusif dan
Rencana Evakuasi Desa Siliragung
Sistem Peringatan Dini dan Rencana Evakusi Inklusif
Desa Siliragung Kecamatan Kesilir

A. Rancangan Sistem Peringatan Dini


1. Karakter ancaman

a. Karakter ancaman Banjir

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab • Curah hujan yang tinggi, Hutan gundul dan Pembalakan
liar
Tanda Peringatan • Suara Gemuruh
• Debit air yang tinggi melebihi kapasitas sungai

Faktor Perusak • Material Kayu & Batu


• Air besar yang membawa potongan-potongan kayu
• Lumpur dan sampah
Sela Waktu • + 4 Jam
Kecepatan Hadir • 15 Menit
• Datang dengan tiba-tiba
Periode • Bulan November sd Desember
• Bulan Januari sd Maret
Frekuensi • 1 kali
Durasi • 1 Jam
Posisi • Di tengah tengah pemukiman
Intensitas • Dusun Tegal Wagah; RT
• Dusun Krajan; RT
• Dusun Seloagung; RT
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

1
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa
b. Karakter ancaman Angin Kencang

Jenis ancaman : Angin Kencang


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab • Angin dari barat daya

Tanda Peringatan • BMKG


• Aplikasi Grajagan Day
• Cuaca yang panas

Faktor Perusak • Material yang terbawa


• Kecepatan angin
• Debu-debu
Sela Waktu • 15 sd 60 menit
Kecepatan Hadir • 30 km/jam
Periode • September sd Maret
Frekuensi • 1 sd 2 kali
Durasi • 1 jam
Posisi • Dataran
Intensitas • Merata di seluruh desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

2
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa
c. Karakter ancaman Gempa Bumi

Jenis ancaman : Gempa bumi


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab • Adanya sesar aktif
Tanda Peringatan •

Faktor Perusak • Bangunan yang ambruk


Sela Waktu • Sangat cepat
Kecepatan Hadir • Sangat cepat
Perioda •
Frekuensi • 1818
• 1925
• 1994
Durasi • Beberapa detik
Posisi • Adanya jalur sesar aktif
Intensitas • Merata di seluruh desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

3
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa
2. Rancangan sistem peringatan dini

a. Sistem peringatan dini terhadap kejadian banjir


Jenis ancaman : Banjir
Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
Sumber peringatan - Tinggi permukaan air sungai
bahaya - Informasi dari wilayah hulu
- Peningkatan debit air
Bentuk peringatan bahaya
- Info adanya hujan deras
- Pengamatan tinggi dan volume muka air sungai
Cara pemantauan bahaya
- Pemantauan curah hujan
- Masyarakat melaporkan tanda-tanda banjir ke
Cara penyampaian lurah/perangkat RT/RW di kawasan rawan banjir
peringatan bahaya - Melalui grup Whatsapp
- Melalui pengeras suara & HT
Cara memastikan
- Menghubungi pihak BPBD. Mengkonfirmasi ke Pemdes
kebenaran peringatan
Penyebarluasan peringatan bahaya
- Petugas yang diberi mandate oleh masyarakat
Penyampai peringatan
- Petugas pematau bahaya/peringatan dini
- Masyarakat di sekitar sungai terutama kelompok rentan;
Sasaran peringatan
disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya
- Melalui grup whatsap, HT dan hanphone
Cara penyampaian
- Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
peringatan
- Menggunakan kentongan
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
- Seluruh masyarakat di daerah rawan banjir untuk segera
mengamankan barang berharga dengan tetap prioritaskan
Bentuk peringatan
keselamatan diri serta keluarga
- Seluruh masyrakat diminta menjauhi sungai dan melakukan
evakuasi
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memastikan kebenaran info peringatan kepada dusun
Tindakan RT/RW - Mempersiapkan warga untuk melakukan evakuasi
- Menyiapkan tempat evakuasi
- Melakukan evakuasi dengan prioritas kelompok rentan
Tindakan masyarakat - Melakukan evakuasi ternak dan harta benda lainnya

Sumber: Kajian Partisipatif desa Siliragung 2023

4
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa
b. Sistem peringatan dini terhadap kejadian Angin Kencang
Jenis ancaman : Angin Kencang
Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
Sumber peringatan - Informasi dari BMKG
bahaya - Informasi peringatan dini dari BPBD
Bentuk peringatan bahaya - Prakiraan cuaca
- Pengamatan lokasi lokasi yang rawan
Cara pemantauan bahaya
-
Cara penyampaian - Melalui grup Whatsapp
peringatan bahaya - Melalui pengeras suara & HT
Cara memastikan
- Menghubungi pihak BPBD. Mengkonfirmasi ke Pemdes
kebenaran peringatan
Penyebarluasan peringatan bahaya
- Petugas yang diberi mandat oleh masyarakat
Penyampai peringatan
- Petugas pematau bahaya/peringatan dini
- Masyarakat di sekitar sungai terutama kelompok rentan;
Sasaran peringatan
disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya
- Melalui grup whatsap, HT dan hanphone
Cara penyampaian
- Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
peringatan
- Menggunakan kentongan
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
- Menginformasikan cara-cara menyelamatkan diri
Bentuk peringatan
- Seluruh masyarakat diminta menjauhi dari tempat-tempat
rawan dan masuk dalam bangunan apabila berada di luar
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memastikan kebenaran info peringatan kepada dusun
Tindakan RT/RW
-
- Melakukan prosedur berlindung di tempat aman sampai
Tindakan masyarakat keadaan terkendali

Sumber: Kajian Partisipatif desa Siliragung 2023

5
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa
B. Peta Kerawanan dan Jalur Evakuasi Banjir

6
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa
C. Rencana Evakuasi
1. Jalur evakuasi

- Dari tempat kejadian RW/01 je arah selatan dua perempatan ke arah barat 200 m
kanan jalan
- Tempat evakuasi di Balai Desa Siliragung

2. Data Penduduk Rentan


Tabel Proyeksi Penduduk di Lokasi Rawan Bencana

Jumlah
Dusun RT/RW Data Pilah
penduduk
Laki-laki : 148 jiwa
Perempuan : 173 jiwa
Balita : 11 jiwa
Krajan RW 01 321 jiwa
Ibu hamil :2 jiwa
Lansia : 19 jiwa
Difabel :2 jiwa

3. Fasilitas untuk evakuasi


Lokasi evakuasi Mobil Sepeda HT Alat kesehatan Fasilitas lainnya
Motor
1 unit 13 unit 10 unit
- Pendopo - Tabung oksigen ; 2 - Alat pemadam
kantor Desa buah kebakaran; 1
- Gedung - P3K ; 2 paket unit
Serbaguna - Kursi roda ; 1 unit
Desa - Tandu ; 1 unit

7
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa
4. Ketersediaan Tempat evakuasi

No Lokasi Kapasitas Air Listrik MCK Tempat Tempat


evakuasi ibadah tidur
1. - Pendopo 70 orang - Hippam - PLN - 2 unit -1 -3
kantor
Desa

2. - Gedung 251 orang - Hippam - PLN - 2 unit - -


Serbaguna
Desa

8
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa
LAMPIRAN 4
Dokumen Rencana Kontinjensi Desa
Siliragung
Dokumen
RENCANA
KONTINJENSI

PROGRAM
DESA TANGGUH BENCANA
DESTANA
BPBD KABUPATEN
BANYUWANGI

Desa Siliragung Kecamatan Siliragung


Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur
Tahun 2023
DAFTAR ISI

Hal
A. Pendahuluan ................................................................................................... 3
1. Latar Belakang ........................................................................................ 3
2. Tujuan ................................................................................................ 3
3. Runag Lingkup ......................................................................................... 3
B. Profil Risiko Bencana Wilayah ........................................................................ 4
C. Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi ................................. 6
1. Karakter Ancaman ............................................................ 6
2. Rancanangan Sistem Peringatan Dini ...................................................... 6
3. Rancangan Sistem Komunikasi ................................................................ 11
4. Strukur Bidang Tanggap Darurat (Tim Siaga Bencana Desa) .................. 12
5. Rancangan Rencana Evakuasi .................................................................. 13
D. Pengembangan Skenario ............................................................................. 15
1. Skenario Kejadian .............................................................................. 15
2. Skenario Dampak ............................................................................. 15
E. Kebijakan dan Strategi ............................................................................. 16
F. Struktur Komando Tanggap Darurat ............................................................ 17
G. Perencanaan Kegiatan Bidang Operasi .......................................................... 18
1. Bidang Operasi Posko ......................................................................... 18
2. Bidang Operasi Kesehatan ...................................................................... 20
3. Bidang Operasi Logistik ......................................................................... 22
4. Bidang Operasi Evakuasi dan Transportasi ............................................. 24
5. Bidang Operasi Peringatan Dini/Pemantauan Bahaya ........................... 26
H. Penutup ........................................................................................................ 28

Halaman 2 dari 36
Dokumen Rencana Kontinjensi Bencana
Desa Siliriagung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur
Tahun 2023
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia menindaklanjuti Kerangka Aksi Hyogo dengan menerbitkan Undang-
Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dalam Undang-
undang tersebut diatur penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi tahap
1) sebelum bencana, 2) saat bencana dan 3) setelah bencana. Rencana kontijensi
merupakan usaha mengurangi risiko bencana pada semua tahapan. Penyusunan
rencana kontijensi ini dan penerapannya di tengah masyarakat juga dapat menjadi
awal proses penyadaran bahwa setiap jenis ancaman harus dihadapi dengan cara-
cara jelas dan terukur.
Rencana Kontinjensi adalah rencana yang disusun untuk menghadapi suatu
situasi krisis yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi dapat pula tidak terjadi.
Rencana Kontinjensi (Renkon) merupakan suatu proses identifikasi dan
penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum
tentu terjadi. Renkon hanya diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan akan terjadi.
Rencana kontijensi desa ini hanya digunakan untuk satu jenis bencana saja dan
disahkan dengan Peraturan Kepala Desa. Renkon dilakukan segera setelah ada
tanda-tanda awal (kemungkinan) akan terjadi bencana.

2. Tujuan
a. Mencegah/mengurangi kerugian nyawa, harta benda dan kerusakan tatanan
sosial akibat bencana.
b. Mengatur dan menyediakan pedoman operasional bagi masyarakat,
pemerintah, dan parapihak dalam penanganan situasi darurat bencana di Desa.
c. Memastikan terpenuhinya Hak Dasar pada situasi darurat bencana

3. Ruang Lingkup
Rencana kontijensi ini merupakan perencanaan penanganan situasi tanggap
darurat bencana Longsor dengan ruang lingkup kejadian di wilayah Desa.

Halaman 3 dari 36
B. Profil Risiko Bencana Wilayah

Siliragung adalah adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Siliragung, Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Siliragung berada di bagian selatan Kabupaten
Banyuwangi. Perbatasan desa Siliragung utara berbatasan langsung dengan Desa
Kesilir, sebelah timur berbatasan dengan Desa Seneporejo, sebelah selatan berbatasan
dengan Desa Buluagung dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan
Pesanggaran. Desa Siliragung terbagi dari 3 dusun yakni dusun Krajan, dusun Seloagung
dan dusun Tegal Wagah.

Kondisi Desa Siliragung yang berada di dataran rendah dan dilalui sungai rawan
terjadi banjir. Bahkan pernah tercatat beberapa kejadian banjir besar yang terjadi jauh
sebelum kemerdekaan. Pada saat curah hujan tinggi, posisi Desa Siliragung yang berada
di daerah hilir dan dilalui dengan dua sungai besar menerima kiriman air yang cukup
deras yang dari daerah utara. Hal ini dapat menjelaskan mengapa pada kajian
partisipatif ancaman banjir muncul di Desa Siliragung. Tentu saja penjagaan kawasan
hulu terutama sebelah utara Banyuwangi akan sangat mempengaruhi risiko terjadinya
banjir tersebut. Pada musim hujan kondisi kerawanan terjadinya banjir menjadi
meningkat. Hal ini ditunjang dengan adanya alih fungsi lahan, tidak adanya pengelolaan
DAS yang baik, pendakalan sungai sampai dengan prilaku masyarakat dalam
membuang sampah yang sembarangan, semakin meningkatkan risiko terhadap
bencana banjir.

Pada aspek lain, meskipun sejarah gempa bumi di Desa Siliragung sangat jarang
terjadi, tetapi kawasan Kecamatan Siliragung secara geologis berdekatan dengan sesar
aktif. Pada tahun 1994 yang lampau pernah terjadi gempa bumi yang juga memicu
terjadinya Tsunami di wilayah selatan Banyuwangi. Dengan demikian ancaman
terjadinya gempa bumi termasuk dalam pemetaan risiko bencana di Desa Siliragung.

Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi


adalah Cuaca ekstrim dan Angin Kencang. Ancaman Angin kencang berdampak pada
kerusakan atap bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada
manusia. Terjadinya angin kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis Desa
Siliragung yang berada di dataran rendah serta dikelilingi dengan perbukitan serta

Halaman 4 dari 36
samudera Hindia. Perpedaan tekanan udara antara daratan dengan lautan memicu
terjadinya angin kencang. Kemudian ditunjang dengan keberadaan rentanya bangunan
fisik terutama atap-atap rumah serta pohon pohon yang tidak dipelihara menyabkan
peningkatan risiko terjadinya bencana.

Selain kejadian ancaman becana diatas, tercatat terjadinya wabah malaria,


Covid-19 serta kejadian-kejadian lain pernah terjadi di Desa Siliragung.

Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Siliragung yang pernah terjadi
hingga tahun 2023;
Tabel 1. Tabel Sejarah Bencana Desa Siliragung

Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
1 1938 Banjir Bandang • Banjir yang terjadi Diskusi
(Blabur Dino mengakibatkan kerusakan kelompok
Senin legi) rumah
• Banjir bercampur lumpur
menganyutkan banyak material
dan pohon. Sebuah beringin
besar tersangkut di jembatan
Talang lawas. Kemudian,
datanglah Den Sutejo yang
merupakan insinyur pribumi
yang merancang jembatan
Talang lawas tersebut,
melemparkan pakaiannya ke
pohon beringin tersebut hingga
akhirnya beringin tersebut
terlepas.
2 1942 Wabah Malaria • Penyakit yang melanda desa Diskusi
Siliragung menimbulkan banyak kelompok
korban jiwa
3 2 Juni Gempa bumi • Gempa bumi 7,8 skala richter, Diskusi
1994 menyebabkan kerusakan kelompok
beberapa bangunan
4 2014 Angin Kencang • Dusun Seloagung & dusun Diskusi
Krajan beberapa atap rumah kelompok
rusak
5 2020 Covid 19 • 10 orang meninggal dunia Diskusi
• Perekonomian warga terganggu kelompok
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 5 dari 36
C. Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi

1. Karakteristik ancaman
1.1. Karakteristik ancaman banjir

Tabel . Karakteristik ancaman banjir Desa Siliragung

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

KARAKTER KETERANGAN

Asal/Penyebab • Curah hujan yang tinggi, Hutan gundul dan Pembalakan


liar

Tanda Peringatan • Suara Gemuruh


• Debit air yang tinggi melebihi kapasitas sungai

Faktor Perusak • Material Kayu & Batu


• Air besar yang membawa potongan-potongan kayu
• Lumpur dan sampah

Sela Waktu • + 4 Jam

Kecepatan Hadir • 15 Menit


• Datang dengan tiba-tiba

Periode • Bulan November sd Desember


• Bulan Januari sd Maret

Frekuensi • 1 kali

Durasi • 1 Jam

Posisi • Di tengah tengah pemukiman

Intensitas • Dusun Tegal Wagah; RT


• Dusun Krajan; RT
• Dusun Seloagung; RT
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 6 dari 36
1.2. Karakteristik ancaman angin kencang

Tabel . Karakteristik ancaman angin kencang Desa Siliragung

Jenis ancaman : Angin Kencang


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

KARAKTER KETERANGAN

Asal/Penyebab • Angin dari barat daya

Tanda Peringatan • BMKG


• Aplikasi Grajagan Day
• Cuaca yang panas

Faktor Perusak • Material yang terbawa


• Kecepatan angin
• Debu-debu

Sela Waktu • 15 sd 60 menit

Kecepatan Hadir • 30 km/jam

Periode • September sd Maret

Frekuensi • 1 sd 2 kali

Durasi • 1 jam

Posisi • Dataran

Intensitas • Merata di seluruh desa

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 7 dari 36
1.3. Karakteristik Ancaman Gempa Bumi

Tabel . Karakteristik ancaman gempa bumi Desa Siliragung

Jenis ancaman : Gempa bumi


Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

KARAKTER KETERANGAN

Asal/Penyebab • Adanya sesar aktif

Tanda Peringatan •

Faktor Perusak • Bangunan yang ambruk

Sela Waktu • Sangat cepat

Kecepatan Hadir • Sangat cepat

Perioda •

Frekuensi • 1818
• 1925
• 1994

Durasi • Beberapa detik

Posisi • Adanya jalur sesar aktif

Intensitas • Merata di seluruh desa

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 8 dari 36
2. Rancangan sistem peringatan dini

2.1. Sistem peringatan dini terhadap kejadian banjir

Tabel . Sistem peringatan dini terhadap ancaman banjir Desa Siliragung


Jenis ancaman : Banjir
Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
- Tinggi permukaan air sungai
Sumber peringatan bahaya - Informasi dari wilayah hulu
- Peningkatan debit air
Bentuk peringatan bahaya - Info adanya hujan deras
- Pengamatan tinggi dan volume muka air sungai
Cara pemantauan bahaya - Pemantauan curah hujan
- Masyarakat melaporkan tanda-tanda banjir ke
Cara penyampaian lurah/perangkat RT/RW di kawasan rawan banjir
peringatan bahaya - Melalui grup Whatsapp
- Melalui pengeras suara & HT
Cara memastikan - Menghubungi pihak BPBD. Mengkonfirmasi ke Pemdes
kebenaran peringatan

Penyebarluasan peringatan bahaya


- Petugas yang diberi mandate oleh masyarakat
Penyampai peringatan - Petugas pematau bahaya/peringatan dini
- Masyarakat di sekitar sungai terutama kelompok rentan;
Sasaran peringatan disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya
- Melalui grup whatsap, HT dan hanphone
Cara penyampaian - Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
peringatan - Menggunakan kentongan
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
- Seluruh masyarakat di daerah rawan banjir untuk segera
mengamankan barang berharga dengan tetap prioritaskan
Bentuk peringatan keselamatan diri serta keluarga
- Seluruh masyrakat diminta menjauhi sungai dan melakukan
evakuasi
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memastikan kebenaran info peringatan kepada dusun
Tindakan RT/RW - Mempersiapkan warga untuk melakukan evakuasi
- Menyiapkan tempat evakuasi
- Melakukan evakuasi dengan prioritas kelompok rentan
Tindakan masyarakat - Melakukan evakuasi ternak dan harta benda lainnya

Sumber: Kajian Partisipatif desa Siliragung 2023

Halaman 9 dari 36
2.1. Sistem peringatan dini terhadap kejadian angin kencang

Tabel . Sistem peringatan dini terhadap ancaman angin kencang Desa Siliragung
Jenis ancaman : Angin Kencang
Desa/Kec : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
- Informasi dari BMKG
Sumber peringatan bahaya - Informasi peringatan dini dari BPBD

Bentuk peringatan bahaya - Prakiraan cuaca


- Pengamatan lokasi lokasi yang rawan
Cara pemantauan bahaya -

Cara penyampaian - Melalui grup Whatsapp


peringatan bahaya - Melalui pengeras suara & HT

Cara memastikan - Menghubungi pihak BPBD. Mengkonfirmasi ke Pemdes


kebenaran peringatan

Penyebarluasan peringatan bahaya


- Petugas yang diberi mandat oleh masyarakat
Penyampai peringatan - Petugas pematau bahaya/peringatan dini
- Masyarakat di sekitar sungai terutama kelompok rentan;
Sasaran peringatan disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya
- Melalui grup whatsap, HT dan hanphone
Cara penyampaian - Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
peringatan - Menggunakan kentongan
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
- Menginformasikan cara-cara menyelamatkan diri
Bentuk peringatan - Seluruh masyarakat diminta menjauhi dari tempat-tempat
rawan dan masuk dalam bangunan apabila berada di luar
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memastikan kebenaran info peringatan kepada dusun
Tindakan RT/RW -
- Melakukan prosedur berlindung di tempat aman sampai
Tindakan masyarakat keadaan terkendali

Sumber: Kajian Partisipatif desa Siliragung 2023

Halaman 10 dari 36
3. Rancangan sistem Komunikasi

Prosedur Standar Operasional (SOP) komunikasi Peringatan Dini

ALAT
PERINGATAN Petugas KONDISI CUACA
TITIK & LOKASI DINI Pemantau INFO BPBD
RAWAN

HP & HT

BPBD HP TIM SIAGA HP Forum PRB

HP & HT
HP & HT

TIM Takmir
EVAKUASI Kepala Desa
RW & RT
HP & HT Siliragung Pengeras
Suara
Masjid
Pengeras
LINMAS Suara Masjid,
Kentongan

MASYARAKAT DESA
Karang
SILIRAGUNG
Taruna

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Siliragung 2023

Halaman 11 dari 36
4. Struktur Bidang Tanggap Darurat (TIM SIAGA DESA)

• Koordinator : Suwito

• Tim Posko Koordinator : Supeno

• Tim Kesehatan Koordinator : Iis Ariska


Anggota :

• Tim Logistik &


Dapur Umum Koordinator : Mat Untung
Anggota :

• Tim Evakuasi
& Transportasi Koordinator : Sindu
Anggota :

• Tim Pemantau Bahaya


/Peringatan Dini Koordinator : Paino Hadi
Anggota :

PERINGATAN Koordinator Tim Siaga Bencana


DINI / Desa KEPALA DESA
PEMANTAUAN
BAHAYA

POSKO EVAKUASI & TIM LOGISTIK TIM


TRANSPORTASI & DAPUR KESEHATAN
UMUM

Halaman 12 dari 36
5. Rancangan Rencana Evakuasi

5.1 Peta evakuasi

a. Peta rawan

Halaman 13 dari 36
5.2. Rencana evakuasi

- Dari tempat kejadian RW/01 je arah selatan dua perempatan ke arah barat
200 m kanan jalan
- Tempat evakuasi di Balai Desa Siliragung

1. Data Penduduk Rentan

Tabel Proyeksi Penduduk di Lokasi Rawan Bencana

Jumlah
Dusun RT/RW Data Pilah
penduduk
Laki-laki : 148 jiwa
Perempuan : 173 jiwa
Balita : 11 jiwa
Krajan RW 01 321 jiwa
Ibu hamil : 2 jiwa
Lansia : 19 jiwa
Difabel : 2 jiwa

2. Fasilitas untuk evakuasi


Lokasi evakuasi Mobil Sepeda HT Alat kesehatan Fasilitas lainnya
Motor
1 unit 13 unit 10 unit
- Pendopo - Tabung oksigen ; 2 - Alat pemadam
kantor Desa buah kebakaran; 1
- Gedung - P3K ; 2 paket unit
Serbaguna - Kursi roda ; 1 unit
Desa - Tandu ; 1 unit

3. Ketersediaan Tempat evakuasi

No Lokasi Kapasitas Air Listrik MCK Tempat Tempat


evakuasi ibadah tidur
1. 70 orang - Hippam - PLN -1 -3
- Pendopo - 2 unit
kantor
Desa
251 orang - Hippam - PLN - 2 unit - -
2. - Gedung
Serbaguna
Desa

Halaman 14 dari 36
D. Pengembangan Skenario
1. Skenario Kejadian
a. Skenario Kejadian untuk gempa bumi
Tabel. Skenario kejadian gempa bumi
Jenis ancaman : Gempa bumi
Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Keterangan
Waktu kejadian Pagi hari jam 6.30WIB
Lama kejadian 30 detik
Luas daerah terdampak Seluruh Desa
Potensi bencana ikutan -

2. Skenario Dampak
a. Skenario dampak gempa bumi
Tabel . Dampak kejadian
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset
Aset
Bentuk Risiko Jumlah
Manusia - Dusun Krajan
- Dusun Seloagung
- Dusun Tegal Wagah

Meninggal 1 orang
Luka ringan 6 orang
Patah tulang 6 orang (3 orang tidak
bisa jalan)
Trauma & Pingsan 2 orang
Sosial - Aktivitas warga dan pelayanan warga
terganggu
- Sekolah libur
Ekonomi/ Finansial - Kandang kambing rusak
-
Fisik/ - Akses jalan desa terganggu
Infrastruktur - Jaringan listrik padam
-
Alam/ Lingkungan - -

Halaman 15 dari 36
E. Kebijakan dan Strategi

Mempertimbangkan karakter ancaman serta kemungkinan risikonya, maka untuk


mengurangi risiko bencana pemerintah dan masyarakat Desa menetapkan kebijakan
dan strategi sebagai berikut;

Tabel . kebijakan dan strategi

Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kebijakan Strategi
• Aktif melakukan pemantauan di wilayah yang rawan
Kesiapsiagaan dengan
• Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi
kemungkinan longsor
membahayakan berdasarkan pemanataun
• Segera mengevakuasi korban jiwa
Penanganan korban jiwa
• Menyiapkan lokasi dan tanda korban meninggal dunia
• Segera memerintahkan penyiapan dokumen penting dan surat
Penanganan evakuasi
berharga lainnya agar bisa dievakuasi
dokumen penting dan
• Menyiapkan tempat/lokasi evakuasi dokumen/surat berharga
surat berharga lainnya di
lainnya
daerah rawan
• Menyiapkan pendataan dan petugas keamanan
• Segera memerintahkan penyiapan ternak agar bisa dievakuasi
Penanganan evakuasi
• Menyiapkan tempat/lokasi evakuasi untuk ternak
ternak warga di daerah
• Menyiapkan pendataan dan petugas keamanan
rawan
• Menyiapkan alat dan prasarana evakuasi ternak
• Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi
membahayakan berdasarkan pemanataun
Penanganan evakuasi
• Mengamankan jalur evakuasi
warga di daerah rawan
• Menyiapkan pos pengungsian
• Menyiapkan alat dan prasarana evakuasi
• Menyiapkan tim medis
Penanganan tanggap
• Menyiapkan tanda/kode untuk identifikasi kondisi luka
darurat korban luka-luka
• Melakukan koordinasi dengan layanan kesehatan di atasnya
Terpenuhinya kebutuhan • Tim Siaga dan relawan menyiapkan tempat dan kebutuhan
dasar pengungsi dasar pengungsi, seperti logistik, dapur umum, sanitasi
Adanya pemulihan awal Melakukan kegiatan pemulihan awal agar warga yang
bagi pengungsi mengungsi bisa beraktifitas seperti sedia kala

Halaman 16 dari 36
F. Struktur Komando Tanggap Darurat

Untuk mencapai target-target kebijakan serta memastikan terlaksananya strategi-


strategi di atas, maka masyarakat dan pemerintah desa menetapkan pelaksana dengan
pengorganisasian berikut ini:

Tabel 41. Struktur Komando Tanggap Darurat (Tim Siaga Desa)


Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Penanggungjawab : Kepala Desa Siliragung
Penasehat : - Camat Siiragung
- Babinsa
- Bhanbhinkamtibmas
Koordinator : Dedi Marsudi ( Kesilir), Suwito (Siliragung), Syamsuri (Buluagung)
Bidang Operasi Koordinator Anggota
Posko Supeno
Kesehatan Iis Ariska -
Logistik Untung Siliragung
Evakuasi dan Sindu siliragung
Transportasi
Pemantau Bahaya/ Paino Hadi Siliragung
Peringatan Dini

Halaman 17 dari 36
G. Perencanaan Kegiatan Bidang Operasi

1. Bidang Operasi Posko


Tabel . Perencanaan Bidang Operasi Posko
Bidang Operasi : Posko
Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
• Terdatanya data korban luka
• Terdatanya data pengungsi
• Terdatanya kerugian dan kerusakan
Sasaran • Ketersediaan seluruh informasi tentang data kebencanaan di wilayah
Desa Siliragung
• Terkoordinasinya dengan dengan seluruh bidang operasi
• Terkoordinasinya dengan pemangku kepentingan lain di luar Desa
• Mendata seluruh korban terdampak
• Mendata seluruh kerusakan dan kerugian
• Mengidentifikasi seluruh kebutuhan warga terdampak
• Menerima dan menyalurkan bantuan ke warga terdampak
Kegiatan
• Mengkoordinir dan menyiapkan data yang dibutuhkan oleh bidang
operasi yang lain
• Berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lain

Halaman 18 dari 36
Tabel 43 . Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Posko

Bidang Operasi : Posko


Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
No. Jenis Kebutuhan Volume Satuan Tersedia Kekurangan Keterangan
1 Laptop 1 unit 1 Milik Desa
2 Printer 1 unit 1 Milik Desa
3 ATK 1 paket 1 Milik Desa
4 Ruangan posko 1 unit 1 Milik Desa
5 Tempat cuci tangan 1 unit 1 Milik Desa

6 Masker 5 Pack 1 Milik Desa

7 Hand sanitizer 1 Unit 1 Milik Desa

8 Jaringan wiffi 1 unit 1 Milik Desa

9 Alat Komunikasi HT 1 unit - 1 Milik Desa

Halaman 19 dari 36
2. Bidang Operasi Kesehatan
Tabel 44. Perencanaan Bidang Operasi Kesehatan
Bidang Operasi : Kesehatan
Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
• Layanan rujuk ke puskesmas
• Terlayaninya puluhan orang yang mengalami sakit dengan

Sasaran pertolongan pertama


• Terlayaninya korban trauma

• Melakukan pendataan korban sakit


• Melakukan penanganan dan pengobatanpertolongan pertama
kepada korban luka dan patah tulang
• Membuat rujukan ke Puskesmas dan atau Rumah Sakit untuk

Kegiatan korban patah tulang


• Mengajukan kebutuhan obat-obatan dan kebutuhan lain bidang
operasi kesehatan kepada Posko
• Koordinasi dengan Posko

Halaman 20 dari 36
Tabel . Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Kesehatan

Bidang Operasi : Kesehatan


Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
No Jenis Kebutuhan Volume Satuan Tersedia Kekurangan Keterangan
Kekurangan dari
1 Obat-obatan dasar 2 Paket - 2
Puskesmas
2 Tempat/Bak cuci tangan 1 Paket 1 - Swadaya
3 Hand sanitizer 1 Paket - 1 Desa
4 Masker & sarung tangan 2 Paket 2 - Desa, Swadaya
5 Termometer tembak 1 Unit 1 - Desa
6 Ambulance/transportasi 1 Unit 1 - Milik Desa
7 Sumberdaya Manusia 2 Orang 2 Dari Puskesmas
8 Posko Kesehatan 1 buah 1 - Swadaya

Halaman 21 dari 36
3. Bidang Operasi Logistik
Tabel . Perencanaan Bidang Operasi Logistik
Bidang Operasi : Logistik
Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
- Terlayaninya kebutuhan dasar pengungsi di pengungsian akhir
- Terlayaninya kebutuhan pangan bagi ternak yang dungsikan di
Sasaran
lokasi pengungsian ternak sementara
-
- Menyediakan kebutuhan dasar para pengungsi seperti makanan
dan minuman, selimut
- Menyediakan bobat-obatan dasar
Kegiatan - Menyediakan tempak MCK yang memadahi kebutuhan pengungsi,
serta ketersediaan air bersih
- Menyediakan tempat pengungsi
- Koordinasi dengan Posko

Halaman 22 dari 36
Tabel . Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Logistik

Bidang Operasi : Logistik


Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Keku
No Jenis Kebutuhan Satuan Tersedia Keterangan
rangan
1 Tenda pengungsi ukuran sedang 1 unit - 1 Desa, Swadaya
2 Beras 100 kg 100 - Desa, Swadaya
3 Air mineral 10 Dos 10 - Desa, Swadaya
4 Tikar 10 lembar - 10 Desa, Swadaya
5 Selimut 50 Lembar 5 45 Desa, Swadaya
6 Lauk pauk 10 Kg 10 - Desa, Swadaya
7 Telor 10 Kg 10 - Desa, Swadaya
8 Minyak goreng 10 Liter 10 - Desa, Swadaya
9 Mie instan 20 Dus 20 - Desa, Swadaya
10 Sarana Penerangan/genset 2 Unit - 2 Desa, Swadaya
11 Peralatan dapur/masak (Kompor, 2 Unit - 2 Desa, Swadaya
Wajan, Dandang, Panci, dll)
12 Bak cuci tangan portabel 2 Unit - 2 Desa, Swadaya
13 Susu (usia 2 +) 150 Kotak 150 - Desa, Swadaya
14 Pempers 2 Pack 2 - Desa, Swadaya
15 Pembalut 2 Dus 2 - Desa, Swadaya
16 Obat nyamuk 1 Dus 1 - Desa, Swadaya
17 Peralatan mandi 5 Paket 5 - Desa, Swadaya
18 Masker 5 Box 5 - Desa, Swadaya
19 Handsanitizer 3 Liter 3 - Desa, Swadaya
20 Sabun cuci tangan 5 Liter 5 - Desa, Swadaya
21 Peralatan semprot desinfektan 2 Unit 2 - Desa, Swadaya
22 Cairan desinfektan 10 Liter 10 - Desa, Swadaya

Halaman 23 dari 36
4. Bidang Operasi Evakuasi dan Transportasi

Tabel . Perencanaan Bidang Operasi Evakuasi dan Transportasi


Bidang Operasi : Evakuasi dan Transportasi
Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
• Terevakuasinya warga terdampak
• Prioritas evakuasi adalah kelompok rentan (lansia, anak-anak, difabel, ibu
hamil)
• Terlaksananya proses evakuasi yang aman evakuasi dan cepat
Sasaran • Keamanan lokasi penampungan warga terdampak
• Keamanan aset-aset penting warga (ternak serta harta benda) yang
diungsikan
• Keamanan aset-aset penting Desa/prasarana publik

• Melakukan evakuasi warga terdampak ke tempat evakuasi akhir. Prioritas


evakuasi adalah kelompok rentan (lansia, anak-anak, difabel, ibu hamil
• Menyelamatlkan aset-aset penting Desa/prasarana publik
Kegiatan • Membantu menyelamatkan aset-aset milik warga terdampak
• Melakukan patroli pengamanan wilayah yang terdampak
• Koordinasi dengan Posko

Halaman 24 dari 36
Tabel Proyeksi Kebutuhan dan Analisis Kesenjangan Bidang Operasi Evakuasi dan
Transportasi
Bidang Operasi : Evakuasi dan Transportasi
Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
No Jenis Kebutuhan Volume Satuan Tersedia Keku rangan Keter angan

1 Lampu Senter 13 Buah 13 - Swadaya


2 Mesin disel/pompa air 2 Buah - 2 Swadaya
Swadaya,
3 Gergaji mesin 3 Buah 2 1
Desa
Swadaya,
4 Sepatu boot 30 Buah - 30
Desa
Swadaya,
5 Jas Hujan 30 Buah 30 -
Desa
Swadaya,
6 Lampu Sinyal 10 Buah 6 4
Desa
Swadaya,
7 Pick up 4 unit 4 -
Desa
Swadaya,
8 Tandu 2 unit - 2
Desa
9 Ambulan 1 Unit 1 - Milik des
Swadaya,
10 Masker 2 Pak - 2
Desa

Halaman 25 dari 36
5. Bidang Operasi Peringatan Dini/Pemantauan Bahaya
Tabel 50. Perencanaan Bidang Peringatan Dini/Pemantauan Bahaya
Bidang Operasi : Peringatan Dini/Pemantauan Bahaya
Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
• Terdeteksinya sejak awal status daerah-daerah rawan di semua
dusun
• Terlaporkannya situasi dan kondisi wilayah rawan kepada Tim
Siaga, Kepala desa dan warga masyarakat
• Terdeteksinya situasi dan kondisi seluruh wilayah rawan di
Sasaran
wilayah Desa
• Memastikan segenap kegiatan bidang operasi peringatan dini
sesuai dengan prosedur
• Mengkomunikasikan prosedur pencegahan penyebaran dalam
komunikasi peringatan dini
• Melakukan pemantauan bahaya di seluruh wilayah yang rawan
• Melaporkan situasi dan kondisi seluruh wilayah yang rawan

Kegiatan longsor Tim siaga dan masing-masing koordinator Bidang Operasi


Peringatan dini

Halaman 26 dari 36
Tabel 51. Proyeksi Kebutuhan dan Analisis Kesenjangan Bidang Operasi Peringatan
Dini/Pemantauan Bahaya

Bidang Operasi : Peringatan Dini/Pemantauan Bahaya


Desa/Kecamatan : Siliragung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

No Jenis Kebutuhan Volume Satuan Tersedia Kekurangan Keterangan

1 HT 8 unit - 8 Swadaya, Desa


2 Megaphone 4 Buah - 4 Desa
3 Lampu senter 8 unit 8 - Swadaya
4 Sepeda motor 4 unit 4 - Swadaya
5 Jas hujan 8 buah 8 - Swadaya
6 Sepatu boot 8 unit 8 - Desa, Swadaya
7 Handphone 8 Unit 8 - Swadaya
8 Masker 1 Pak 1 - Swadaya

Halaman 27 dari 36
H. PENUTUP

Guna menguji rencana kontinjensi yang telah disusun ini dapat dilakukan perbaikan-
perbaikan lebih lanjut guna keberhasilan upaya mengurangi dampak dari kondisi
darurat bencana. Pengujian dapat dilakukan secara langsung sesuai dengan fase
kondisi yang ada. Pengujian rencana kontinjensi ini bisa dilakukan sekaligus sebagai
bentuk kegiatan kesiapsiagaan pada fase normal (tidak dalam kondisi bencana).

-- oo OO oo –

Halaman 28 dari 36
Lampiran : Dokumentasi Kegiatan Simulasi

Halaman 29 dari 36
LAMPIRAN 5
SK Forum PRB Desa Siliragung
LAMPIRAN 6
Draft Peraturan Kerjasama antar Desa
(PERMAKADES) BKAD Desa Tangguh
Bencana (DESTANA) Kolaborasi Desa
Kesilir Desa Siliragung dan Desa
Buluagung
DRAFT

KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA KESILIR, KEPALA DESA


SILIRAGUNG, KEPALA DESA BULUAGUNG

NOMOR … TAHUN 2023


NOMOR … TAHUN 2023
NOMOR … TAHUN 2023

TENTANG
KERJA SAMA ANTAR DESA
UNTUK KESIAPSIAGAAN BENCANA DAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA KESILIR, KEPALA DESA SILIRAGUNG, KEPALA DESA


BULUAGUNG

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Peraturan


Kepala BNPB Nomer 1 Tahun 2012,
khususnya dalam upaya pengurangan risiko
bencana berbasis komunitas (PRBBK) dengan
mengoptimalkan peran desa dan antar desa
dalam pengurangan resiko bencana maka
perlu dilakukan kerjasama antar desa;
b. bahwa dalam rangka membangun
ketangguhan desa menghadapi bencana dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lewat pemberdayaan masyarakat antar Desa,
maka perlu adanya Kerja Sama Desa
c. bahwa dalam rangka inisiasi ketangguhan
desa dalam menghadapi bencana dengan
melibatkan peranserta masyarakat dan
pemerintah desa secara berkelanjutan dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat antar-
Desa dilakukan kerja sama antar-Desa;
d. bahwa untuk melaksanakan kerja sama antar
Desa sebagaimana dimaksud dalam huruf a
telah diselenggarakan musyawarah antar-
Desa;

-1 -
e. bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 92
ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, kerja sama antar-
Desa dan pelaksanaannya oleh Badan Kerja
sama Antar-Desa dituangkan dalam
Peraturan Bersama Kepala Desa;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b, dan c perlu menetapkan Peraturan
Bersama Kepala Desa tentang Kerja sama
Antar Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014


tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111
Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Perdes (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015
Tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 159);
7. Peraturan Kepala Badan Nasional
Penangulangan Bencana (BNPB) Nomor 1

-2 -
Tahun 2012 tentang Pedoman Umum
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana;
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur
Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Penanggulangan Bencana di Provinsi Jawa
Timur;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi
Nomer 16 Tahun 2011 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA KESILIR,


KEPALA DESA SILIRAGUNG, KEPALA DESA
BULUAGUNG, TENTANG KERJA SAMA ANTAR
DESA DALAM DESA TANGGUH BENCANA
(DESTANA) KOLABORASI atau PEMBENTUKAN
KAWASAN RISIKO BENCANA ANTAR DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Desa adalah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa
3. Badan Kerjasama Antar Desa, yang selanjutnya disebut BKAD
adalah pelaksana kerjasama antar-Desa yang ditetapkan melalui
Peraturan Bersama Kepala Desa
4. Peraturan Bersama Kepala Desa atau sebutan lainnya adalah
peraturan yang ditetapkan oleh dua atau lebih Kepala Desa dan
bersifat mengatur
5. Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan
mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman
bencana di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumberdaya
masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus
meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.
6. Kolaborasi Desa Tangguh Bencana adalah terciptanya komitmen
antara untuk bekerjasama dengan asas kesetaraan guna
mengembangkan Desa Tangguh Bencana secara berkelanjutan
7. Kawasan resiko bencana antar desa adalah desa-desa yang berada
dalam satu kawasan dengan satu atau beberapa kesamaan ragam
ancaman atau keterkaitan dari hasil identifikasi kerentanan,
kapasitas serta risiko dalam suatu kawasan tersebut.

-3 -
BAB II
RUANG LINGKUP KERJA SAMA

Pasal 2

(1) Ruang lingkup kerja sama antar-Desa dalam kolaborasi desa


tangguh bencana meliputi:
a. pengurangan risiko bencana
b. kesiapsiagaan bencana
c. peningkatan kesejahteraan masyarakat
d. kegiatan kemasyarakatan, pelayanan dan pembangunan antar-
Desa
(2) Kerja sama antar-Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Desa Siliragung, Desa Kesilir dan Desa
Buluangung

BAB III
BIDANG KERJA SAMA

Pasal 3

Bidang kerja sama antar Desa yang dilakukan oleh Desa Siliragung,
Desa Kesilir, dan Desa Buluagung, terdiri atas:
a. pengembangan sistem pengurangan risiko bencana;
b. kesiapsiagaan bencana ;
c. pemberdayaan masyarakat antar-Desa dalam antisipasi dan
penanganan dampak bencana.
d. pengembangan ekonomi masyarakat dan kegiatan pemberdayan
pembangunan antar-Desa

Pasal 4

(1) Kerja sama antar-Desa dalam bidang pengurangan risiko bencana


yang meliputi:
a. pengenalan dan pemantauan risiko bencana
b. perencanaan partisipatif penanggulangan bencana
c. pengembangan budaya sadar bencana
d. peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana
e. penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan
bencana
(2) Kerja sama antar-Desa dalam bidang kesiapsiagaan bencana
meliputi:
a. penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan kedaruratan
bencana;
b. pengorganisasian, pemasangan, dan pengujian sistem peringatan
dini;
c. pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi tentang
mekanisme tanggap darurat;

-4 -
d. penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur
penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk
pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.
e. Pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat melalui
penyelenggaraan pelatihan, bimbingan teknis, dan lainnya.

(3) Kerja sama antar-Desa dalam bidang kesejahteraan masyarakat


meliputi:
a. pengembangan potensi Desa yang bermanfaat untuk penghidupan
masyarakat Desa, termasuk beras kemasan dan branding,
swalayan Desa, olahan karet, pabrik mini, tempat pembibitan
sawit, swalayan Desa, dan modal usaha untuk kelompok usaha
yang dilaksankaan masyarakat Desa
b. pengembangan aset dan sumber daya alam termasuk perikanan,
air bersih, wisata, irigasi, Desa wisata hutan, penelitian dan
konservasi hutan, dan produksi garam;
c. pengembangan layanan dasar termasuk layanan air bersih,
persampahan, pembibitan karet dan sawit, penyediaan pupuk
bagi petani, dan pom bensin (SPBU); dan/atau
d. Kegiatan usaha bersama lainnya yang dapat diselenggarakan
melalui kerja sama antar-Desa
e. pengembangan kerja sama untuk meningkatkan ketahanan
ekonomi yang mendukung kesiapsiagaan bencana
f. kegiatan peningkatan kapasitas untuk perencanaan bisnis
berkelanjutan untuk pengelola usaha bisnis di desa
g. kegiatan pemberdayaan masyarakat antar-Desa yang dapat
diselenggarakan melalui kerja sama antar-Desa

BAB IV
TATA CARA DAN KETENTUAN PELAKSANAAN KERJA SAMA

Bagian Kesatu
Musyawarah Antar-Desa

Pasal 5

Pelaksanaan agenda kerja sama harus terlebih dahulu dibahas dan


disepakati dalam Musyawarah Antar-Desa

Pasal 6

Musyawarah Antar-Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dapat


membahas dan menyepakati:
a. pembentukan lembaga antar-Desa yang melakukan pelaksanaan
kolaborasi Desa Tangguh Bencana;
b. pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan bencana
oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah
kabupaten/kota yang dapat dilaksanakan melalui skema kerja sama
antar-Desa;

-5 -
c. perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program pencegahan
dan penanggulangan bencana antar-Desa;
d. pengalokasian anggaran untuk pencegahan dan penanggulangan
bencana Desa dan antar-Desa atau kolaborasi desa;
e. masukan terhadap program pencegahan dan penanggulangan
bencana oleh pemerintah daerah kabupaten yang dilaksanakan di
lokasi Desa yang bersepakat dalam kerja sama antar-Desa ini;
dan/atau
f. laporan kegiatan BKAD dan pertanggungjawaban BKAD;
g. hal strategis lainnya mengenai kegiatan lain yang dapat
diselenggarakan melalui kerja sama antar-Desa

Pasal 7

(1) Penyelenggaraan Musyawarah Antar Desa mengenai agenda kerja


sama antar-Desa, difasilitasi oleh BKAD
(2) Hasil penyelenggaaan Musyawarah antar-Desa dituangkan kedalam
Berita Acara Musyawarah antar-Desa sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan

Bagian Kedua
Badan Kerja sama Antar Desa

Pasal 8
(1) Untuk kelancaran pelaksanaan kerjasama ini dibentuk Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD)
(2) BKAD bertanggungjawab kepada Kepala Desa
(3) Pengurus Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur :
a. pemerintah Desa;
b. anggota BPD;
c. lembaga kemasyarakatan Desa atau lembaga adat yang masih
aktif di Desa;
d. lembaga Desa lainnya; dan
e. tokoh atau wakil masyarakat dengan mempertimbangkan
keadilan gender
(4) Kepala Desa mengajukan 1 (satu) orang perwakilan desa yang
berasal dari unsur sebagaimana ayat (3) untuk menjadi anggota
Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
(5) Anggota BKAD ditetapkan dalam Musyawarah Antar Desa
(6) Anggota BKAD berjumlah minimal 6 orang yang merupakan
perwakilan dari desa Siliragung, desa Kesilir dan desa Buluagung
(7) Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berperan :
a. menyusun rencana kegiatan dalam mendukung kegiatan
pencegahan dan penanggulangan bencana;
b. mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pencegahan dan penanggulangan bencana;

-6 -
c. melakukan koordinasi dengan pemerintah, pemerintah daerah,
pihak ketiga dan fasilitator untuk perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana;

Pasal 9
(1) Pengurus BKAD terdiri atas:
a. Pengurus harian; dan
b. Seksi
(2) Pengurus harian BKAD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a dipilih dalam Musyawarah antar-Desa, terdiri atas:
a. ketua;
b. sekretaris;
c. bendahara
(3) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari
koordinator merangkap anggota;
(4) Susunan kepengurusan BKAD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam Keputusan Bersama Kepala Desa.

Pasal 10
Persyaratan pengurus BKAD adalah :
1) Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2) Sehat jasmani dan rohani
3) Warga negara Indonesia
4) Berdomisili di wilayah desa Siliragung, desa Kesilir dan desa
Buluagung
5) Berusia minimal 25 tahun dan maksimal 65 tahun
6) Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat
7) Memiliki komitmen yang tinggi terkait kebencanaan.

Pasal 11
(1) Proses pembentukan pengurus BKAD dilakukan secara musyawarah
untuk mencapai mufakat dan bila diperlukan dapat dilakukan
dengan pemungutan suara (voting);
(2) Proses pembentukan Kepengurusan BKAD sebagaimana pasal 9
dilakukan dengan tahapan:
a. Kepala Desa menyampaikan 1 (satu) calon anggota BKAD sesuai
syarat dan ketentuan sebagaimana pasal 10, yang telah
diputuskan dalam musyawarah desa;
b. Dilakukan pemilihan dan penetapan ketua, sekretaris, dan
bendahara yang berasal dari anggota BKAD yang telah diajukan
oleh desa;
c. Pemilihan seksi dilakukan oleh pengurus harian BKAD.

-7 -
Pasal 12
(1) Pengurus BKAD bertugas selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk 1 (satu) kali masa kepengurusan selama memenuhi
persyaratan sebagaimana pasal 10
(2) Personil Pengurus BKAD dapat dilakukan pergantian apabila;
a. Menyatakan mengundurkan diri
b. Berhalangan tetap
c. Meninggal dunia
d. Adanya permohonan permintaan dari Kepala Desa
(3) Pergantian personil BKAD dilakukan dalam Forum Musyawarah
antar Desa;

Pasal 13
Ketentuan pelaksanaan tata kerja BKAD diatur dalam Standart
operasional dan Prosedur yang ditetapkan dalam Forum Musyawarah
Antar Desa.

BAB V
JANGKA WAKTU

Pasal 14

(1) Jangka waktu pelaksanaan kerja sama antar-Desa bersifat tak


terbatas, kecuali terdapat kesepakatan untuk perubahan atau
berakhirnya kerja sama
(2) Perubahan atau berakhirnya kerja sama antar-Desa harus dibahas
dan disepakati melalui Musyawarah antar-Desa, dengan
menyertakan para pihak yang terikat dalam Peraturan Bersama
Kepala Desa ini
(3) Hasil kesepakatan Musyawarah antar-Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dicantumkan kedalam Berita Acara Musyawarah antar-
Desa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 15

Kepala Desa atas nama desa berhak :


(1) menyampaikan usul dan pendapat terhadap program pencegahan
dan penanggulangan bencana;
(2) menerima informasi terkait rencana program dan kegiatan
pencegahan dan penanggulangan bencana;

-8 -
(3) mengikuti dan/atau mengikutsertakan unsur pemerintahan desa
dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan
bencana;
(4) mengusulkan dan menempatkan wakil desa dalam kepengurusan
BKAD;
(5) meminta pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan kepada Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD)

Pasal 16
Kepala Desa atas nama desa berkewajiban :
(1) menghadiri rapat/pertemuan/musyawarah Antar Desa;
(2) menunjuk 1 (satu) orang perwakilan desa yang berasal dari Unsur
sebagaimana pasal 8 ayat (3) untuk menjadi anggota Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD);
(3) mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pencegahan dan
penanggulangan bencana;
(4) memberikan kontribusi biaya operasional BKAD yang bersumber
dari APBDesa; dan
(5) mentaati segala aturan yang telah disepakati bersama

BAB VII
PENDANAAN

Pasal 17

Pendanaan atas pelaksanaan kerjasama dalam rangka kolaborasi desa


tangguh bencana (DESTANA) dapat bersumber dari ;
a. Pemerintah melalui dana APBN;
b. Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten) melalui dana APBD
(provinsi/kabupaten);
c. Desa-desa dengan mengalokasikan dana untuk pelaksanaan seluruh
bidang kerja sama antar Desa, yang bersumber dari APB Desa;
d. Swasta dan masyarakat baik melalui hibah maupun kerjasama;

Pasal 18

(1) Kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana yang berskala


lokal Desa wajib diserahkan pelaksanaannya kepada Desa
dan/atau kerja sama antar Desa sesuai ketentuan perundang-
undangan
(2) Dalam hal terdapat sumber pendanaan untuk kegiatan pencegahan
dan penanggulangan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), BKAD melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten
dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
(3) Dalam hal pelaksanaan kegiatan dengan sumber pendanaan dari
pemerintah dan atau pemerintah daerah yang bersifat swakelola
maka pelaksanaan dapat diserahkan kepada kelompok
masyarakat, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

-9 -
BAB VIII
TATA CARA PERUBAHAN, PENUNDAAN, DAN PEMBATALAN
KERJA SAMA

Pasal 19

(1) Tata cara perubahan, penundaan, dan pembatalan kerja sama


antar desa, dibahas dan disepakati dalam Musyawarah Antar-Desa
(MAD)
(2) Kerja sama antar desa dinyatakan berakhir apabila:
a. terdapat keadaan luar biasa yang mengakibatkan kerja sama
antar desa tidak dapat dilaksanakan;
b. salah satu desa tidak dapat melaksanakan ketentuan dalam
Peraturan Bersama Kepala Desa ini;
c. terdapat hal yang merugikan kepentingan Desa, daerah, atau
nasional; atau
d. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku

Pasal 20

1) BKAD bertugas memfasilitasi Musyawarah antar-Desa mengenai


agenda perubahan, penundaan, dan pembatalan kerja sama antar-
Desa
2) Apabila BKAD tidak mampu menfasiltasi pelaksanaan Musyawarah
Antar Desa maka Kepala Desa Siliragung, Kesilir dan Buluagung
dapat meminta bantuan kepada Camat Siliragung.

BAB IX
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 21

(1) Setiap perselisihan yang timbul dalam kerja sama antar Desa,
diselesaikan melalui Musyawarah antar-Desa dan dilandasi
semangat kekeluargaan
(2) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat maka untuk mengatasi
perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BKAD
menyelenggarakan Musyawarah antar-Desa yang bersifat luar
biasa dan pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak
(3) Apabila terjadi perselisihan kerja sama Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), penyelesaiannya dapat difasilitasi dan
diselesaikan oleh Camat.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

- 10 -
Peraturan Bersama Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Desa
Siliragung, Desa Kesilir dan Desa Buluagung

Ditetapkan di : Desa Siliragung Ditetapkan di : Desa Kesilir


Pada tanggal : Mei 2023 Pada tanggal : Mei 2023
KEPALA DESA SILIRANGUNG KEPALA DESA KESILIR

( ) ( )

Ditetapkan di : Desa Buluagung


Pada tanggal : Mei 2023
KEPALA DESA TAMANSARI

( )

Diundangkan di Siliragung Diundangkan di Kesilir


pada tanggal pada tanggal
SEKRETARIS DESA SILIRAGUNG SEKRETARIS DESA KESILIR

( ) ( )

Diundangkan di Buluagung
pada tanggal
SEKRETARIS DESA BULUAGUNG

( )

BERITA DESA SILIRAGUNG TAHUN 2023 NOMOR …


BERITA DESA KESILIR TAHUN 2023 NOMOR …
BERITA DESA BULUAGUNG TAHUN 2023 NOMOR …

- 11 -

Anda mungkin juga menyukai