Laporan Kegiatan Pembantukan DESTANA Kolaborasi - Desa Buluagung Kec Siliragung Februari 2023
Laporan Kegiatan Pembantukan DESTANA Kolaborasi - Desa Buluagung Kec Siliragung Februari 2023
2
PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN
FASILITASI PEMBENTUKAN DESA TANGGUH BENCANA KOLABORASI
(DESTANA KOLABORASI)
DESA BULUAGUNG KECAMATAN SILIRAGUNG
TAHUN 2023
Tim Fasilitator :
- Alex Candra Widodo
- Sunandar Prihanto
- Andri Kusumajaya
- Abdilah
DISETUJUI OLEH :
Plt. KEPALA PELAKSANA
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN BANYUWANGI
MUJITO, S.K.M.Kes.
Pembina
NIP 19690524 199203 1 003
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah Nya, sehingga kegiatan Pembentukan Desa Tangguh Bencana di Desa
Buluagung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi Tahun 2023 dapat berjalan dengan
lancar. Kegiatan pembentukan Desa Tanggung Bencana tersebut tidak hanya menginisiasi
ketangguhan di 3 (tiga) desa khususnya tetapi sekaligus menginisasi kerjasama antar desa
sehingga harapannya dapat terbentuk ketangguhan Kawasan. Dalam kesempatan tersebut
juga telah menghasilkan dokumen-dokumen yang menjadi dasar kegiatan serta perencanaan
pembangunan.
Berkaitan dengan hasil inisasi tersebut, perlu disusun laporan yang dapat dibaca oleh
pihak-pihak yang turut berkepentingan dalam keberlanjutan dari inisiasi ketangguhan di ke 3
(tiga) desa tersebut. Laporan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat
dalam mengenali ancaman, kerentanan, kapasitas, dan dampak kejadian bencana melalui
kajian risiko bencana, meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mampu melakukan
penanganan ketika terjadi bencana dan membentuk forum PRB Desa sebagai organisasi
rakyat serta membangun kolaborasi dan sinergi dengan pemerintah kabupaten.
Pada kesempatan ini disampaikan banyak terima kasih kepada Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi beserta seluruh jajarannya, Kepala
Desa Buluagung beserta seluruh perangkat Kelurahan, Babinkamtibmas, dan Babinsa Desa
Buluagung, seluruh anggota FPRB Desa Buluagung, serta seluruh pihak yang membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami berharap adanya saran
dan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan mendatang.
Akhirnya semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dengan memberikan
masukan berarti dalam rangka kegiatan Pengurangan Resiko Bencana di Kabupaten
Banyuwangi.
Banyuwangi, Maret 2023
Tim Penyusun
4
DAFTAR ISI
5
LAMPIRAN
6
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu wilayah dengan tingkat risiko bencana tinggi
karena letak geografis, jumlah ancaman bencana yang ada, dan padatnya jumlah
penduduk yang berpotensi terpapar. Peningkatan frekuensi dan intensitas bencana
ditambah dengan risiko pembangunan yang sedang berjalan akan meningkatkan potensi
kehilangan dan kerusakan di masa mendatang. Berdasarkan kajian risiko, Desa-desa dan
Kelurahan di Kabupaten Banyuwangi sebagian besar berada di tingkat risiko tinggi dan
desa-desa yang berada di wilayah pesisir memiliki kerentanan yang lebih karena paparan
perubahan iklim.
Upaya pengurangan risiko bencana berbasis komunitas yang akan dilaksanakan melalui
pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana perlu dipadukan ke dalam perencanaan
dan praktik pembangunan reguler. Agar pemerintah, terutama di tingkat desa dan
kelurahan, dapat melaksanakan program pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh
Bencana dan memadukannya sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa/Kelurahan.
Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana merupakan salah satu upaya
pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. Pengurangan risiko bencana berbasis
masyarakat adalah segala bentuk upaya untuk mengurangi ancaman bencana dan
kerentanan masyarakat, dan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan, yang direncanakan
dan dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pelaku utama.
Hingga akhir 2022, BPBD Kabupaten Banyuwangi telah menginisiasi ketangguhan desa di
desa-desa dengan tingkat risiko tinggi. Namun demikian, jumlah tersebut masih jauh dari
harapan dengan target seluruh desa baik yang memiliki risiko tingg sampai dengan rendah
dapat diinisiasi menjadi Desa Tangguh Bencana. Untuk melakukan percepatan
ketangguhan desa ini, BPBD Kabupaten Banyuwangi menerapkan strategi yang sudah
diujicobakan dan menjadi rekomendasi dari BPBD Provinsi dengan stategi utama yakni
Destana Kolaborasi, dan mendorong Prioritas Dana Desa untuk penanggulangan bencana.
Di sisi lain isu kerjasama antar desa dalam hal perencanaan dan pengembangan kawasan
saat ini menjadi fokus perhatian banyak pihak. Kerjasama antar desa ini tidak hanya dalam
hal kesiapsiagaan saja, melainkan juga berkaitan dengan ketahanan ekonomi. Setiap
perencanaan pembangunan, baik itu di skala lokal maupun kawasan, akan sangat penting
untuk memasukkan kajian risiko bencana. Karenanya mengintegrasikan Kerjasama antar
desa dalam kegiatan penanggulangan bencana ini sekaligus dapat dimaknai sebagai
pengembangan kawasan yang memperhatikan risiko bencana serta adaptasi terhadap
perubahan iklim.
Sehubungan dengan hal diatas, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan melaksanakan kegiatan mitigasi bencana
yang tertuang dalam kegiatan Penguatan Kapasitas Kawasan untuk Pencegahan dan
7
Kesiapsiagaan, salah satunya kegiatan Desa Tangguh Bencana (DESTANA) dengan model
kolaborasi pada tahun 2023 yang bertempat di 3 (tiga) desa dalam satu kawasan di
Kabupaten Banyuwangi.
B. Tujuan Desa Tangguh Bencana dengan Model Kolaborasi
1. Membangun budaya masyarakat sadar bencana.
2. Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan bahaya dari dampak-dampak
merugikan bencana.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam
pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi resiko bencana.
4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya
dan pamaliharaan kearifan lokal bagi pengurangan resiko bencana,
5. Meningkatkan kerja sama antara para pemangku kepentingan dalam pengurangan
resiko bencana, pihak pemerintah daerah, sector swasta, perguruan tinggi, LSM,
organisasi masyarakat dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang peduli
6. Menginisiasi adanya perencanaan ketangguhan berbasis Kawasan serta Kerjasama
antar desa dalam bidang penanggulangan bencana khusunya dan bidang-bidang
lainnya.
7. Menginisiasi adanya pola kerjasama antardesa dengan mempertimbangkan profil
risiko kawasan dan serta potensi wilayah masing-masing dalam perencanaan
pembangunan.
8. Mendorong pemanfaatan Dana Desa untuk kegiatan penanggulangan bencana
terutama bagi desa desa tingkat risiko tinggi dan sedang.
C. Manfaat
1. Membantu Kabupaten Banyuwangi meningkatkan ketangguhan terhadap bencana
secara sistematis dan terprogram.
2. Mewujudkan pembangunan yang aman dan berkelanjutan.
3. Mempercepat indeks ketangguhan Kabupaten Banyuwangi dengan strategi
percepatan pengembangan DESTANA kolaborasi.
4. Mempromosikan kerjasama antardesa sebagai melalui kerjasama dalam hal
kesiapsiagaan dan pemetaan potensi masing-masing.
5. Mempromosikan kemandirian dalam hal pengembangan Desa Tangguh Bencana
secara berkelanjutan.
D. Keluaran
1. Terbentuknya Desa Tangguh Bencana di 3 (tiga) desa dalam strategi Destana
Kolaborasi yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi
ancaman bencana serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang
merugikan jika terkena bencana
2. Terbentuknya pola Kerjasama dengan kesepakatan 3 (tiga) desa kerjasama antar desa
dalam ruang lingkup kesiapsiagaan dan ketahanan ekonomi.
8
E. Dasar Hukum
Beberapa dasar hukum yang di pakai dalam pedoman pembentukan Kelurahan/Desa
Tangguh Bencana, antara lain:
1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945; Pembukaan
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana
8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan
Bencana
9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa 10 Peraturan Pemerintah
Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi
dan ata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah
11. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 3 Tahun 008
tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
12. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun012
tentang Pedoman Umum Desa Desa Tangguh Bencana
A. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kegiatan dalam pembentukan Kelurahan/Desa Tangguh Bencana, antara
lain:
1. Identifikasi Kajian Risiko Bencana Kelurahan
2. Pembuatan Peta Partisipatif Risiko Bencana Kelurahan
3. Identifikasi Rencana Penanggulangan Bencana Kelurahan
4. Review RPJMDes dan RKPDes
5. Pembuatan Rencana Evakuasi Kelurahan
6. Sistem Peringatan Dini dan SOP Evakuasi
7. Inisiasi Tim Siaga Bencana
8. Penyusunan Rencana Kontinjensi
9. Pelatihan PPGD
10. Simulasi
11. Inisiasi Forum Penguruangan Risiko Bencana (FPRB) Desa
12. Inisiasi kerjasama antar desa
9
BAB II. PROFIL DESA BULUAGUNG
A. Letak Geografis
Secara geografis Desa Buluagung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi berada
pada 114.13324 BT dan 8.613976 LS
B. Letak Administratif
Buluagung adalah adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Siliragung, Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Buluagung berada di bagian selatan Kabupaten
Banyuwangi. Desa Buluagung termsuk dalam kawasan luar hutan dimana tipologinya
adalah persawahan (prodeskel 2022). Saat ini Buluagung masuk dalam ketegori
Mandiri menurut Indeks Desa Membangun dan tergolong Berkembang menurut Indeks
Pembangunan Desa dengan skor 0,8492 (IDM 2022). Sementara untuk SDG’s Desa
mencapai skor 42,06 (SDG’s 2022). Sedangkan berdasarkan profil perkembangan desa
masuk dalam klasifikasi Swakarsa kategori mula (prodeskel 2022)
Desa Buluagung termasuk sebagai desa-desa di wilayah pesisir selatan
Banyuwangi. Dari ke enam desa di wilayah Kecamatan Siliragung, Desa Buluagung ini
satu-satunya yang memiliki pantai. Desa Buluagung termasuk dataran rendah dengan
topografi berlembah sebagai bentukan Pegunungan Tumpang Pitu di sebelah barat
daya. Selain menghadap ke pantai (Samudera Indonesia),
Desa buluagung merupakan bagian dari Daerah aliran Sungai (DAS) Sungai,
yakni sungai Baru dan beberapa sungai lainnya. Melihat kondisi geografis tersebut,
maka potensi ekonomi yang berkembang di Desa Buluagung ialah pertanian. Potensi
alam Desa Buluagung juga memiliki potensi wisata yang cukup besar, salah satunya
kawasan Pantai Parang Semar dengan pasir putih kecoklatan dan latar belakang pulau
merah. Dengan keragaman budaya masyarakatnya, di pantai ini juga sering dilakukan
kegiatan upacara keagamaan pemeluk agama Hindu serta budaya spiritual lainnya oleh
masyarakat sekitar.
10
Gambar 1. Peta Desa Buluagung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi
Akses jalan menuju Desa Buluagung dari ibukota kabupaten Banyuwangi sejauh 60 km
sedangkan dari ibukota kecamatan Siliragung sejauh 10 km. Untuk menuju ke Desa
Buluagung dari kota Banyuwangi yang menjadi ibukota kabupaten Banyuwangi dapat
11
ditempuh melewati jalan darat menggunakan roda 4 atau 2 dengan waktu tempuh
kurang lebih 1 jam 37 menit.
D. Demografi Desa
Secara demografi Desa Buluagung dengan perbandingan luasan dan total
penduduk mencapai 7.510 jiwa tersebut mencapai kepadatan 773 Jiwa/per km2 yang
menyebar di 6 (enam) dusun terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3.837 orang
- Jumlah perempuan : 3.673 orang
- Jumlah KK : 2.505 KK
12
Tabel 2. Penduduk berdasarkan Rentang Usia di Desa Buluagung
No Laki-
Penduduk Perempuan
laki
Usia (orang)
(orang)
1 Usia 0 - 4 th 96 62
2 Usia 5 - 9 th 96 107
3 Usia 10 - 14 th 144 148
4 Usia 15 - 19 th 151 143
5 Usia 20 - 24 th 176 159
6 Usia 25 - 29 th 149 119
7 Usia 30 - 34 th 125 135
8 Usia 35 - 39 th 159 152
9 Usia 40 - 44 th 170 197
10 Usia 45 - 49 th 172 192
11 Usia 50 - 54 th 191 183
12 Usia 55 - 59 th 157 162
13 Usia 60 - 64 th 124 114
14 Usia 65 - 69 th 99 91
15 Usia 70 - 74 th 85 78
16 Usia 75 th ke 89 64
atas
Sumber: SDGs Desa Buluagung 2022
13
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber
Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Dalam konteks kebencaaan, pendidikan juga menjadi salah satu
aspek yang guna mengurangi kerentanan. Prosentase tingkat pendidikan Desa
Buluagung rata-rata telah menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Buluagung adalah
sebagai berikut;
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Buluagung
Ketahanan pangan merupakan salah satu bentuk kapasitas yang dimiliki oleh
masyarakat desa. Ketahanan pangan di suatu desa bisa dilihat dari seberapa besar
produksi hasil pertanian di suatu Desa. Selain sektor pertanian yang mendukung
ketangguhan pangan, penduduk Desa Buluagung juga memiliki beragam mata
14
pencaharian yang mayoritas bercorak agraris. Di sektor industri kecil, terdapat
beberapa makanan olahan. Perdagangan dan jasa juga banyak digeluti mengingat
lokasi strategis dengan keberadaan pasar, jalan lintas kabupaten pusat ibukota
kecamatan. Berikut ini mata pencaharian pokok Desa Buluagung:
Tabel 14. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Buluagung
15
BAB II. DESKRIPSI KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Pembentukan Desa Tangguh Bencana Desa Buluagung Kecamatan Siliragung
Kabupaten Banyuwangi Tahun 2023.
B. Sasaran Kegiatan
Target/sasaran kegiatan antara lain: .
a. Masyarakat dan Pemerintah Desa Buluagung Kecamatan Siliragung, dan
Pemerintah Desa yang dimaksud terdiri dari unsur Pemerintah Kelurahan, BPD,
LPMD, Bidan Kelurahan, PKK, Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama,
BUMDes, Babinsa, Babinkamtibmas serta unsur-unsur terkait kebencanaan di
masing-masing Desa sejumlah 15 orang yang terdiri dari ;
No Tanggal/partisipan Kegiatan 1 Kegiatan 2
Inisiasi ketangguhan Desa Kerjasama antar desa dan
penganggaran Desa
Desa A Desa B Desa C Desa A Desa B Desa C
1 Kepala Desa - - - 1 orang 1 orang 1 orang
2 Sekertaris Desa 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
3 BPD 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 1 orang
4 Kepala Dusun 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang
5 Kaur Perencanaan/ 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Operator Desa
6 Kaur Kesejahteraan 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
7 Pendamping Desa 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
8 PKK 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
9 Tokoh Masyarakat/ 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Tokoh agama
10 Tokoh 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Pemuda/KPMD/
Karangtaruna
11 Kelompok Tani 2 orang 2 orang 2 orang - - -
12 Kader Kesehatan/ 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang
Posyandu/ Kelompok
berkebutuhan khusus
(difabel)
13 LMDH/BUMDES/ 1 orang 1 orang 1 orang 2 orang 2 orang 2 orang
POKDARWIS
14 Linmas 1 orang 1 orang 1 orang - - -
Jumlah perdesa 15 orang 15 orang 15 orang 15 orang 15 orang 14 orang
15 Kecamatan 1 orang
Jomlah total 3 Desa 45 orang 45 orang
16
b. Pendampingan pembentukan Desa Tangguh Bencana mengacu pada indikator
Desa tangguh bencana menurut Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012 sebagai berikut.
KATEGORI NO INDIKATOR
Legislasi 1 Kebijakan/ Peraturan di Desa tentang Penanggulangan
Bencana/ Pengurangan Risiko Bencana
Perencanaan 2 Rencana Penanggulangan Bencana, Rencana Aksi
Komunitas, dan/ atau Rencana Kontinjensi
Kelembagaan 3 Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)
4 Relawan Penanggulangan Bencana
5 Kerjasama dengan pihak lain (di luar Desa dan wilayah
sekitarnya)
Pendanaan 6 Dana Tanggap Darurat
7 Dana untuk Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
Pengembangan 8 Pelatihan untuk pemerintah Kelurahan
kapasitas 9 Pelatihan untuk tim relawan
10 Pelatihan untuk warga Kelurahan
11 Pelibatan/ partisipasi warga dalam tim relawan Kelurahan
12 Pelibatan perempuan dalam tim relawan
13 Kajian Risiko Bencana Kelurahan
14 Peta dan jalur evakuasi serta tempat pengungsian
15 Sistem Peringatan Dini
16 Pelaksanaan mitigasi struktural (pembangunan fisik)untuk
mengurangi risiko bencana
17 Pola ketahanan ekonomi untuk mengurangi kerentanan
masyarakat
18 Perlindungan kesehatan kepada kelompok rentan (ibu
hamil, ibu menyusui, lansia, anak-anak, penyandang cacat)
19 Pengelolaan sumberdaya alam untuk pengurangan risiko
20 Perlindungan aset produktif untuk masyarakat
Sumber : Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012
C. Sumber Pendanaan
Sumber dana kegiatan ini dari Dana alokasi Umum Kabupaten Banyuwangi Tahun
Anggaran 2023, Program Penanggulangan Bencana , Kegiatan Penguatan Kelembagaan
Bencana di Desa Siliragung, Desa Kesilir, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung,
Kabupaten Banyuwangi 2023.
D. Agenda Kegiatan
Agenda Kegiatan dan Materi pembentukan Desa Tangguh Bencana di Desa
Buluagung, Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :
17
Periode/ Materi Pokok Bahasan
Hari
Hari 1 Inisiasi Ketangguhan Dasar PB (BPBD Kabupaten)
Desa Sosialisasi Ketangguhan Desa lewat DESTANA
Konsep Bencana dan Manajemen Bencana
Konsep Penilaian Ketangguhan Desa
Hari 2 Kajian Desa Kajian penghidupan berkelanjutan
Partisipatif (PRA), Kajian risiko bencana partisipatif
HVCA, Kajian SL
Hari 3 Kajian risiko bencana partisipatif (lanjutan)
Kajian Desa Sejarah budaya lokal
Partisipatif Penggalian budaya lokal
Pembangunan karakter ketangguhan masyarakat
Kesepakatan lokal
18
E. Alur Proses
Penyusunan
Peranca- Assesment Skema
Pematangan Pelaksanaan dokumen
ngan Awal / keberlan-
& Persiapan kegiatan Indikator
kegiatan PKD jutan
Destana
segi jumlah, yang awalnya berjumlah satu (1) desa menjadi tiga (3) desa dan dari segi
substansi materi ketangguhan desa yakni dilengkapi dengan inisiasi kerja sama antar
desa, kearifan lokal dalam rangka membangun karakter ketangguhan komunitas, dan
penganggaran desa untuk keberlanjutan.
G. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pembentukan Destana Kolaborasi berlangsung selama kurang
lebih 8 (delapan) hari dengan mengasilkan dokumen capaian sebagai berikut :
1. Kajian risiko bencana partisipatif Desa Buluagung
2. Rencana Penanggulangan Bencana Desa Buluagung
3. Sistem peringatan dini Inklusif dan SOP Evakuasi
4. Terbentuknya Tim siaga Bencana Desa
5. Dokumen Rencana Kontinjensi
6. Terbentuknya Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Buluagung
7. Inisiasi Kerjasama antar Desa Siliragung, Desa Kesilir dan Desa Buluagung
19
BAB V. PENUTUP
20
perencanaan desa termasuk dalam hal ini anggaran untuk penanggulangan bencana.
Syarat 20% ini meskipun posentasenya sedikit, tetapi dengan melihat prosentasi yang
lain habis untuk pembiayiaan opersional dan juga kegiatan-kegiatan arahan dari pusat
lainnya mengakibatkan hampir tidak tersisa dan untuk kegiatan yang memang
menjadi prioritas usulan masyarakat.
d. Kerjasama antar desa masih bersifat penjajakan
Karena kegiatan yang padat, serta proses jalannnya diskusi yang dinamis
menyebabkan pembahasan terkait Kerjasama antar desa belum sampai ke hal-hal
yang bersifat teknis. Meskipun dari fasilitator sudah mempersiapkan untuk draf
Permakades, tetapi kesulitannya adalah perlu alokasi khususu untuk meninjau poin
poin yang akan dikerjasamakan oleh ketiga desa. Karenanya untuk Kerjasama antar
desa ini masih bersifat penjajakan Kerjasama antar desa. Salah satu upaya untuk
menjamin keberlanjutan dari penjajakan Kerjasama antar desa ini didorong untuk
menyepakati pertemuan antara ketiga desa yang akan meninjau ulang draft
Permakades.
e. Penilaian Ketangguhan Desa belum bisa dilakukan mandiri
PKD (Penilaian Ketangguhan Desa) menjadi salah satu alat untuk yang saat ini
diperkenalkan oleh BNPB untuk mengukur tingkat ketangguhan desa-desa. Hasil dari
PKD ini akan menampilkan rekomendasi kegiatan-kegiatan dapat menjadi bekal desa
untuk menyusun kegiatan penanggulangan bencana. Di satu sisi, alat ukur ini dapat
dijadikan sarana untuk mengevaluasi kegiatan Desa Tangguh Bencana yang sudah
dilakukan.
Pada kesempatan kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana ini disampaikan
gambaran mengenai PKD (Penilaian Ketangguhan Desa), namun belum sampai pada
praktik penilaian secara mandiri. Sehingga apabila akan dilakukan Penilaian
Ketangguhan Desa perlu dilakukan pendampingan lebih lanjut oleh fasilitator.
f. Belum banyak dilibatkanya pemangku kepentingan dari kalangan dunia usaha
Di Desa Buluagung terdapat banyak potensi kelompok dunia usaha yang dapat
dilibatkan dalam kegiatan penanggulangan bencana. Salah satu kelompok dari dunia
usaha yang potensial dapat dirangkul adalah BSI yang merupakan perusahaan
tambang besar yang mengantongi ijin tambang di sekitar Tumpang Pitu. Keberadaan
mereka sebagai sektor bisnis yang mendapatkan keuntungan dari pengelolaan potensi
21
tambang di sana tentunya harus memberikan imbal balik kepada masyarakat sekitar.
Dengan merangkul mereka dalam penanggulangan bencana di satu sisi merupakan
usaha mengamankan investasi mereka. Peluang ini tentu saja memberikan tantangan
kepada Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Buluagung yang baru terbentuk
untuk merangkul kelompok dunia usaha tersebut.
B. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan pembentukan Desa Tangguh
Bencana di Desa Buluagung ini, antara lain:
a. Desa Tangguh Bencana sangat perlu dilakukan di Desa Buluagung mengingat Desa ini
sering terjadi banjir, Angin kencang, Cuaca ekstrim. Selain itu Desa Buluagung berada
diwilayah sesar aktif dimana pernah terjadi gempa bumi.
b. Berdasarkan penilaian partisipatif, Desa Buluagung memiliki ancaman bencana banjir,
banjir bandang, angin kencang, angin puting beliung, cuaca ekstrim, gempa bumi dan
covid-19 dengan prioritas ancaman tertinggi adalah banjir, angin kencang dan gempa
bumi.
c. Berdasarkan hasil pengkajian risiko bencana yang terjadi di Desa Buluagung diketahui
bahwa Desa Buluagung memiliki Risiko Tinggi terhadap ancaman bencana banjir
dengan aset 5 aset beresiko yaitu; manusia, fisik/infrastruktur,
Ekonomi/Finansial,Alam/Lingkungan dan Sosial Politik.
d. Berdasarkan hasil pengkajian desa partisipatif terdapat budaya spiritual (Tradisi bulan
jawa, Istilah ghoib, Budaya lisan, Kesenian, Pusaka, Tempat sakral, Tradisi daur hidup,
Panguripan, Papan, Pangan dan Sejarah lisan) yang terdapat di Desa Buluagung
dimana dapat dimajukan sebagai strategi yang diintegrasikan dalam kegiatan-kegaiatn
pengurangan risiko bencana.
e. Dari hasil kajian risiko bencana partisipatif Desa Buluagung diketahui bahwa kegiatan
pembangunan yang dilakukan sangat berhubungan dengan tingkat kerentanan dari
ke-5 aspek sumber daya (Sumber daya manusia, Sumber daya alam, Sumber daya
sosial, Sumber daya Infrastruktur dan Sumber daya ekonomi). Hubungan antara
tingkat kerentanan dengan pembangunan ini salah satunya dicontohkan adanya
kegiatan pembangunan yang justru meningkatkan kerentanan. Dengan demikian
22
tujuan inisiasi Desa Tangguh Bencana ini membuka gambaran bagaimana
Pembangunan yang dilakukan dapat sekaligus mengurangi kerentanan.
C. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan dari kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana di
Desa Buluagung ini, antara lain:
a. Pembentukan Desa Tangguh Bencana sudah seharusnya mendapatkan perhatian
khusus oleh pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, terutama dilaksanakan pada
Kelurahan/desa .
b. Mengintegrasikan kegiatan kajian risiko bencana partisipatif dalam kegiatan Tilik
Dusun yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
c. Mengintegrasikan kegiatan kajian desa partisipatif yang berpersepektif pengurangan
risiko bencana dalam kegiatan musyawarah dusun (musdus) dan musyawarah desa
(musdes) yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
d. Jika dimungkinkan akan dilakukan integrasi rekomendasi-rekomendasi kegiatan
penanggulangan bencana yang ada dalam RKPDesa.
e. Mengintegrasikan rekomendasi-rekomendasi kegiatan penanggulangan bencana yang
ada dalam RPMJDes yang akan datang.
f. Pembaharuan profil risiko bencana desa yang terintegrasi dalam RPJMDes
g. Pembentukan Forum PRB Desa Siiragung yang akan melakukan pertemuan rutin serta
melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan.
h. Strategi pemajuan kebudayaan desa dapat diintegrasikan dalam rencana
penanggulangan bencana yang telah disusun.
i. Perlunya menangkap peluang untuk merangkul kelompok dunia usaha sebagai bentuk
tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) mereka kepada masyarakat
sekitar. Forum PRB Buluagung perlu mendapatkan dorongan dari semua pihak agar
dapat merangkul sektor dunia usaha ini.
23
LAMPIRAN 1
Kajian Risiko Bencana
Desa Buluagung
Tim Fasilitator :
Alex Candra Widodo
Sunandar Prihanto
Andri Kusumajaya
Abdilah
TAHUN 2023
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………. 2
A. Kesimpulan ………….………...…………………………………………….. 55
B. Rencana Tindak Lanjut ..……………………………………………………… 55
Halaman 1 dari 57
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Halaman 2 dari 57
2. Tujuan Khusus
a. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Buluagung.
b. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Buluagung
c. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Buluagung.
d. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengurangan risiko
bencana desa Buluagung.
e. Meningkatnya kerjasama pengurangan risiko bencana oleh para pemangku
kepentingan desa Buluagung.
C. Ruang Lingkup
D. Landasan Hukum
1. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 36 ayat (1) dan (2)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Pasal 6
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012
Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana
E. Pengertian
Halaman 5 dari 57
BAB II. KONDISI KEBENCANAAN
Halaman 6 dari 57
Gambar 1. Peta Desa Buluagung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi
DESA BULUAGUNG
Halaman 8 dari 57
Areal persawahan biasanya ditanam dengan padi atau sayuran. Seperti
halnya desa-desa lain di Kecamatan Siliragung, di Desa Buluagung masih ada lahan
yang ditanami kelapa yang nantinya akan diambil sarinya yang merupakan bahan
baku pembuatan gula jawa. Aktivitas mengambil sari kelapa ini disebut "nderes".
Tingkat kemasyarakatan di Desa Buluagung Kecamatan Siliragung cukup baik
hal ini dilihat ketika ada kegiatan gotong royong masyarakat turut mengikutinya baik
bersifat secara pribadi maupun umum dan saling membantu antara satu dengan yang
lainnya. Sementara, Penduduk Siliragung sendiri meskipun dibilang religius, tetapi
tradisi jawa juga masih dilestarikan.
Kehidupan kerukunan antar umat beragama di desa Buluagung juga menjadi
ciri khas tersendiri. Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, tetapi dapat
hidup rukun saling menghargai dengan penganut Kristen yang juga cukup banyak
terdapat di Buluagung. Kerukunan ini juga ditunjukkan dengan keberadaan Pura serta
pantai yang sering digunakan untuk upacara keagamaan umat Hindu baik dari dalam
maupun dari luar Desa Buluagung.
3. Sejarah desa
Di masa lalu, masyarakat desa yang berada jauh dari ibukota kabupaten,
apabila mau menjual hasil bumi dan lain-lain ke pasar harus berjalan jauh atau dengan
menggunakan sepeda gayung dan dokar dengan kondisi jalan masih berupa tanah.
Kemudian angkutan bus sempat berkembang menjadi moda transportasi utama,
sebelum kemudian masyarakatnya lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi.
Kebijakan Dana Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Buluagung.
Semenjak kebijakan ini muncul, dari tahun 2015 s/d sekarang dengan adanya
program DD, Desa Buluagung bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang.
Namun demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan
tersebut baik fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat, terutama karena terbatasnya Dana Swadaya masyarakat.
Halaman 10 dari 57
4. Kondisi Fisik Desa
a. Topografi
Halaman 11 dari 57
Tabel 2. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Buluagung
Areal/penggunaan lahan Luas
1 Pemukiman Ha
2 Tanah Sawah 475 Ha
3 Tanah Kering 420 Ha
4 Fasilitas Umum 38,5 Ha
5 Tanah Kas Desa Ha
6 Tanah Hutan 2.130 Ha
7 Perkantoran Pemerintahan Ha
8 Sekolahan Ha
9 Pasar Desa Ha
Total 97.125 ha
Sumber: Profil Desa Buluagung 2022
Sarana perhubungan dan transportasi sudah menggunakan jalan desa yang sudah
seluruhnya diaspal dengan kondisi yang baik. Sementara beberapa jalan yang
masuk ke dusun-dusun ada yang berupa cor semen.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan mempunyai
peranan yang sangat strategis, terutama dalam meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan perekonomian. Di Desa
Buluagung sendiri masyarakatnya banyak mengandalkan air sumur. Beberapa
rumah juga memanfaatkan sumber air yang dikelola melalui PDAM. Berikut ini
tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Buluagung.
Tabel 3. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa Buluagung
Jenis Prasarana Jumlah
1 PDAM untuk mandi 291 KK
2 Perpipaan untuk mandi 10 KK
3 Sumur untuk mandi 1.288 KK
4 Sungai untuk mandi -
5 Tadah air hujan untuk mandi 1 KK
6 Air isi ulang untuk minum 667 KK
7 Sumur untuk minum 687 KK
8 Sungai untuk minum 1 KK
9 Sumber lainnya untuk minum 231 KK
10 Fasilitas MCK sendiri 1.503 KK
Halaman 12 dari 57
Jenis Prasarana Jumlah
11 Fasilitas MCK Berkelompok 70 KK
12 Fasilitas MCK Umum 12 KK
13 Fasilitas Jamban Sendiri 1.475 KK
14 Fasilitas Jamban Berkelompok/Tetangga 49 KK
15 Fasuilitas Jamban Umum 3 KK
Sumber: Profil Desa SDGs Desa, Siliragung 2022
Halaman 13 dari 57
kegiatan pelayanan Kesehatan di Sarana Kesehatan. Prasarana terdiri dari Alat
Transportasi dan Alat Kesehatan yang terdapat pada sarana Kesehatan.
Halaman 14 dari 57
Tabel 7. Prasarana dan Sarana Pendidikan Desa Buluagung
Kemudahan
Jenis ketersediaan Negeri Swasta Jarak
untuk diakses
1. PAUD - 1 unit -
2. TK - 6 unit -
3. SD/MI 6 unit 2 unit -
4. SMP/MTS 1 unit - -
5. SMU/MA - - 4,6 km Mudah
6. SMK - 2 unit 4,8 km Mudah
7. Akademi/Perguruan tinggi - - 18 km Sulit
Sumber: Profil Desa Buluagung 2018
5. Demografi Desa
Secara demografi Desa Buluagung dengan perbandingan luasan dan total
penduduk mencapai 7.510 jiwa tersebut mencapai kepadatan 773 Jiwa/per km2 yang
menyebar di 6 (enam) dusun terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3.837 orang
- Jumlah perempuan : 3.673 orang
- Jumlah KK : 2.505 KK
No Laki-laki Perempuan
Penduduk Usia
(orang) (orang)
1 Usia 0 - 4 th 96 62
2 Usia 5 - 9 th 96 107
3 Usia 10 - 14 th 144 148
4 Usia 15 - 19 th 151 143
5 Usia 20 - 24 th 176 159
6 Usia 25 - 29 th 149 119
7 Usia 30 - 34 th 125 135
8 Usia 35 - 39 th 159 152
9 Usia 40 - 44 th 170 197
10 Usia 45 - 49 th 172 192
11 Usia 50 - 54 th 191 183
12 Usia 55 - 59 th 157 162
13 Usia 60 - 64 th 124 114
14 Usia 65 - 69 th 99 91
15 Usia 70 - 74 th 85 78
16 Usia 75 th ke atas 89 64
Sumber: SDGs Desa Buluagung 2022
Halaman 15 dari 57
Dalam konteks kebencanaan, kemiskinan menjadi salah satu aspek kerentanan
karena berkontribusi pada ketidakmampuan individu atau kelompok sosial dalam
mengupayakan pembiayaan kegiatan/aktivitas pengurangan risiko bencana. Salah
satu hal paling sering dihadapi adalah bagaimana keluarga miskin tidak mempunyai
pilihan lain untuk menempati pemukiman yang berada pada lokasi yang rawan terjadi
banjir. karena lahan atau rumah satu-satunya terdapat disitu. Upaya mekanisme
coping misalnya dengan meninggikan atau menguatkan pondasi rumahpun
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hal ini juga muncul dalam kajian bersama
masyarakat di Desa Buluagung.
Di Desa Buluagung sendiri masih terdapat keluarga miskin yang saat ini difasilitasi
oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran program
penanggulangan kemiskinan seperti; PKH, BLT, Bansos dsb.
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya
Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Dalam konteks kebencaaan, pendidikan juga menjadi salah satu aspek
yang guna mengurangi kerentanan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan
mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan mendorong
tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru, sehingga akan
membantu program pemerintah dalam mengentaskan pengangguran dan
kemiskinan. Prosentase tingkat pendidikan Desa Buluagung rata-rata telah
menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Buluagung adalah sebagai
berikut;
Halaman 17 dari 57
Tabel 12. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Buluagung
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio
1 Usia 3 - 6 tahun yang sedang 84 99 183 1,18
Tk/Play Group
2 Usia 7 - 18 tahun yang 195 177 372 0,91
sedang sekolah
3 Usia 18 - 56 tahun pernah SD 7 45 52 6,43
tetapi tidak tamat
4 Usia 12 - 56 tahun tidak 103 113 216 1,1
tamat SLTP
5 Tamat SMP/Sederajat 115 227 342 1,97
6 Tamat D-1/Sederajat 103 88 191 0,85
7 Tamat D-3/Sederajat 1 1 2 1
8 Tamat S-2/Sederajat 11 9 20 0,82
9 Tamat SLB A 1 0 1 0
10 Usia 3 - 6 tahun yang belum 32 43 75 1,34
masuk TK
11 Usia 7 - 18 tahun yang tidak 23 28 51 1,22
pernah sekolah
12 Usia 18 - 56 tahun tidak 8 35 43 4,38
pernah sekolah
13 Tamat SD/Sederajat 278 701 979 2,52
14 Usia 18 - 56 tahun tidak 50 72 122 1,44
tamat SLTA
15 Tamat SMA/Sederajat 157 246 403 1,57
16 Tamat D-2/Sederajat 0 1 1 0
17 Tamat S-1/Sederajat 9 20 29 2,22
18 Tamat S-3/Sederajat 1 0 1 0
19 Tamat SLB B 0 6 6 0
Sumber: Profil Desa Buluagung 2022
Ketahanan pangan merupakan salah satu bentuk kapasitas yang dimiliki oleh
masyarakat desa. Ketahanan pangan di suatu desa bisa dilihat dari seberapa besar
produksi hasil pertanian di suatu Desa. Selain sektor pertanian yang mendukung
ketangguhan pangan, penduduk Desa Buluagung juga memiliki beragam mata
pencaharian yang mayoritas bercorak agraris. Di sektor industri kecil, terdapat
beberapa usaha pembuatan makanan olahan. Perdagangan dan jasa juga banyak
digeluti baik itu sebagai pekerjaan utama maupun sampingan.
Berikut ini mata pencaharian pokok Desa Buluagung:
Halaman 18 dari 57
Tabel 13. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Buluagung
No Jenis mata pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Polisi 3 0 3
2 Ahli pengobatan alternatif 4 11 15
3 Montir 8 0 8
4 Sopir 45 0 45
5 perawat 2 1 3
6 Buruh usaha jasa informasi dan komunikasi 2 1 3
7 Pedagang barang kelontong 15 10 25
8 Buruh migran 17 22 39
9 Petani 264 342 606
10 Pembantu rumah tangga 0 5 5
11 Wiraswasta 25 12 37
12 Pedagang keliling 12 35 47
13 Karyawan perusahaan swasta 5 2 7
14 Pengusaha kecil, menengah dan besar 8 0 8
15 Guru swasta 8 6 14
16 TNI 4 0 4
17 Wartawan 1 0 1
18 Bidan 0 2 2
19 Buruh usaha jasa hiburan dan pariwisata 4 10 14
20 Peternak 35 20 55
21 Buruh harian lepas 0 1 1
22 Pegawai Negeri Sipil 43 31 74
23 Purnawirawan/pensiunan 7 1 8
24 Buruh tani 990 742 1.732
25 Pengrajin industri rumah tangga lainnya 38 87 125
26 Tidak mempunyai pekerjaan tetap 209 92 301
27 Tukang batu 133 0 133
28 Karyawan Perusahaan Pemerintah 3 2 5
29 Dosen Swasta 1 0 1
30 Dukun tradisional 2 1 3
Sumber: Profil Desa Buluagung 2022
Tabel 14. Industri mikro dan kecil (memiliki tenaga kerja kurang dari 20 pekerja)
No Jenis UMKM Jumlah
1 Industri barang dari kayu (meja, kursi, lemari, dll.) 3 Unit
2 Industri barang dari logam mulia atau bahan logam (perabot, 4 Unit
perhiasan, dll)
3 Industri barang dari kain/tenun (kerajinan tenun, konveksi, dll.) 3 Unit
4 Industri gerabah/keramik/batu (genteng, batu bata, keramik, dll) 0 Unit
5 Industri anyaman yang terbuat dari rotan/bambu, rumput, pandan, dll 25 Unit
6 Industri makanan dan minuman 7 Unit
Sumber: Profil Desa Buluagung 2022
Halaman 19 dari 57
Terkait dengan ketahanan pangan ini, di sektor pertanian selain menghasilkan
tanaman pangan juga terdapat hasil unggulan Desa Buluagung berupa buah-
buahan diantaranya Pepaya, Durian, Rambutan, Mangga, Buah Naga, Pisang dan
Jeruk Siam. Di sektor perkebunan, Desa Buluagung memiliki hasil panen berupa
Kelapa.
Tabel 15. produksi tanaman pangan dan holtikultura Desa Buluagung
No Komoditas Luas Panen Produksi
1 Padi Sawah 205 ha 1.230 ton
2 Jagung 37 ha 148 ton
3 Kacang kedelai 27 ha 27 ton
4 Cabai 25 ha 300 ton
5 Mentimun 9 ha 72 ton
6 Tomat 5 ha 80 ton
7 Kacang panjang 7 ha 28 ton
8 Bayam 5 ha 5 ton
Sumber : Profil Desa Buluagung 2023
Halaman 20 dari 57
6. Kajian Desa Partisipatif
Kajian desa partisipatif digunakan untuk memotret keadaan desa dari berbagai
macam arah melalui proses partisipasif. Seperti halnya kajian risiko bencana
partisipatfi pada prosesnya dapat menumbuhkan kesadaran kritis terhadap
permasalahan-permasalahan di masyarakat dan mendorong untuk lebih aktif terlibat
dalam perencanan pembangunan desa. Dalam konteks kebencanaan, kajian desa
partisipatif menghasilkan data lebih jeli melihat faktor kerentanan serta kelompok
rentan dari berbagai sudut sehingga berguna bagi upaya pengurangan risiko bencana
yang terintegrasi dalam perencanaan pembangunan sekaligus sensitif terhadap
upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.
November
Desember
September
Februari
Oktober
Agustus
Januari
Musim / Mongso
Maret
April
Juni
Mei
Juli
Musim penghujan vv vvv vv v v vv
Musim kemarau v v v Vv v v
Musim tanam padi + + + +
Musim tanam palawija + + +
Musim panen padi + +
Musim panen palawija +
Musim panen kelapa + + + + + + + + + + + +
Musim banjir - - -
Musim angin kencang - - -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
Halaman 22 dari 57
B. Potensi Bencana Wilayah
Kecamatan Siliragung memiliki jumlah desa sebanyak 5 buah, salah satunya adalah Desa
Buluagung. Karena hampir seluruhnya merupakan dataran dengan dilalui beberapa
sungai, maka kecamatan Siliragung merupakan wilayah rawan bencana banjir. Desa
Buluagung terdapat beberapa sungai yang terus mengalir sepanjang musim.
Kondisi Desa Buluagung yang berada di dataran rendah dan dilalui sungai rawan
terjadi banjir. Pada saat curah hujan tinggi, posisi Desa Buluagung yang berada di daerah
hilir dan dilalui dengan dua sungai besar menerima kiriman air yang cukup deras yang
dari daerah utara. Hal ini dapat menjelaskan mengapa pada kajian partisipatif ancaman
banjir muncul di Desa Buluagung. Tentu saja penjagaan kawasan hulu terutama sebelah
Halaman 23 dari 57
utara Banyuwangi akan sangat mempengaruhi risiko terjadinya banjir tersebut. Pada
musim hujan kondisi kerawanan terjadinya banjir menjadi meningkat. Hal ini ditunjang
dengan adanya alih fungsi lahan, tidak adanya pengelolaan DAS yang baik, pendakalan
sungai sampai dengan prilaku masyarakat dalam membuang sampah yang sembarangan,
semakin meningkatkan risiko terhadap bencana banjir.
Pada aspek lain, meskipun sejarah gempa bumi di Desa Buluagung sangat jarang
terjadi, tetapi kawasan Kecamatan Siliragung secara geologis berdekatan dengan sesar
aktif. Pada tahun 1994 yang lampau pernah terjadi gempa bumi yang juga memicu
terjadinya Tsunami di wilayah selatan Banyuwangi. Dengan demikian ancaman terjadinya
gempa bumi termasuk dalam pemetaan risiko bencana di Desa Buluagung.
Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Buluagung yang pernah terjadi
hingga tahun 2023.
Halaman 24 dari 57
sebanyak 39 orang dewasa,
54 anak
• Banjir ini menggenangi
seluruh dusun Sidorukun dan
sebagian dusun Purwosari
dan menyebabkan kerugian
baik material dan non
material
3 2 Juni Gempa bumi • Gempa bumi 7,8 skala Diskusi kelompok
1994 yang disusul richter, menyebabkan
dengan Tsunami kerusakan beberapa
bangunan
4 1994 Tsunami/ Banyu • Terjadi di dusun Purwosari Diskusi kelompok
Lampeg yang menelan korban 5 orang
diantaranya 1 meninggal dan
4 orang mengalami
trauma/depresi.
5 2003, Banjir • Banjir mengakibatkan Diskusi kelompok
2004, hanjurnya pertanian
2005, masyarakat bantaran sungai
2010,
2011
6 2019 Cuaca ekstrim • Cuaca ekstrim Diskusi kelompok
mengakibatkan kerusakan
lahan pertanian serta
melumpuhkan kegiatan
perekonomian
5 2020 - Covid 19 • Ada warga yang meninggal Diskusi kelompok
2022 dunia
• Perekonomian warga
terganggu
4 - Angin Kencang & • Terjadi di wilayah pesisir Diskusi kelompok
Gelombang melumpukan wisata di pantai
ekstrim di setiap Parang Semar.
tahun
5 - Banjir di setiap • Terjadi di setiap musim hujan Diskusi kelompok
tahun/musiman datang dan menyebabkan
keruskaan lahan dan kerugian
perekonomian seperti sawah,
ladang/babatan. Semua
tanaman mengalami gagal
panen karena tenggelam oleh
luapan banjir.
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
Halaman 25 dari 57
BAB III. PENGKAJIAN RISIKO BENCANA
A. Penilaian Ancaman
Penilaian ancaman bertujuan memahami dan menilai jenis-jenis ancaman, peringkat
kemungkinan terjadi dan dampaknya, serta bagaimana karakter atau ciri-ciri setiap
ancaman.
1. Pemeringkatan ancaman
Tabel 21. Pemeringkatan ancaman
Desa/Kec : Buluagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Jenis Ancaman Kemungkinan Terjadi Perkiraan Dampak Total
Banjir 4 3 7
Gelombang ekstrim 2 1 3
Cuaca ekstrim 4 1 5
Angin kencang 3 1 4
Tsunami 3 3 6
Covid 19 3 2 5
Gempa bumi 3 3 6
Sumber: Dsikusi Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa Buluagung Tahun 2023
Dari hasil kajian pemeringkatan ancaman diatas, didapatkan 3 prioritas ancaman untuk
dikaji, yakni ; 1) Banjir, 2) Gempa bumi, dan 3) Tsunami/Banyu Lampeg
Halaman 26 dari 57
2. Penilaian karakter ancaman
Halaman 27 dari 57
b. Karakter ancaman Tsunami/Banyu Lampeg
Tabel 23. Karakter ancaman Tsunami/Banyu Lampeg
Halaman 28 dari 57
c. Karakter ancaman Gempa Bumi
Halaman 29 dari 57
B. Penilaian Risiko
Pengkajian risiko dapat dilakukan dengan menganalisa kondisi dan karakteristik suatu masyarakat dan lokasi penghidupan mereka untuk menentukan
faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kerentanan dapat ditentukan dengan mengkaji aspek
keamanan lokasi penghidupan mereka atau kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial ekonomi dan
lingkungan hidup yang bisa meningkatkan kerawanan suatu masyarakat terhadap ancaman dan dampak bencana.
1. Tingkat Kerentanan
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut:
1.1 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 25. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman banjir
Upaya Mengurangi
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset
Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab Kerentanan Tingkat
Aset
jumlah/ terhadap Aset Berisiko Kerentanan
Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal
(Rupiah)
- Masalah Kesehatan Dusun Lokasi rumah Daerah Aliran Rambu wilayah - (3) Sedang
Aset Sumber Daya
- Mengungsi Purwosari Sungai rawan banjir
Manusia
Aset Sumber Daya - Lahan pertanian Rusak, 40 hektar - Pertanian di lokasi rawan banjir Alternatif - (3) Sedang
alam lingkungan - Kehilangan sumber bandang tanaman yang
pangan tahan air
Halaman 30 dari 57
Upaya Mengurangi
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset
Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab Kerentanan Tingkat
Aset
jumlah/ terhadap Aset Berisiko Kerentanan
Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal
(Rupiah)
- Akses jalan/jalur - Jalan tidak memiliki drainase yang Reboisasi pohon, - (2) Rendah
tertutup baik pembenahan
Aset fisik
- Kerusakan saluran air Luapan air sungai infrastruktur
infrastruktur
badan jalan dan
irigasi
Kegiatan sehari hari - Belum ada tanda peringatan dini Gotong royong - (1) Sangat
Aset sosial masyarakat yang terhadap bencana yang datang rutin antar warga rendah
terdampak terganggu
- Gagal panen - Lokasi tempat Bertani berada di - Normalisasi - (5) Sangat
- Pengeluaran tambahan wilayah tedampak banjir irigasi tinggi
Aset ekonomi /
- Alternatif
finansial
pertanian yang
tahan banjir
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Halaman 31 dari 57
1.2 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Tsunami/Banyu lampeg
Halaman 33 dari 57
1.3 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Gempa Bumi
Tabel 27. Tingkat kerentanan terhadap ancaman gempa bumi
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan Risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
Luka-luka - Panik dan tidak tau Sosialisasi mengenai cara - (4) Tinggi
Aset Sumber Daya
Trauma cara menyelamatkan menyelamatkan diri
Manusia
Korban Jiwa diri
Aset Sumber Daya alam - - - - - (1) Sangat
lingkungan rendah
Rumah dan bangunan - - Sosialisasi bangunan yang - (4) Tinggi
Aset fisik infrastruktur
yang tidak tahan gempa tahan gempa
- - - Gotong royong antar - (1) Sangat
Aset sosial
masyarakat rendah
Tidak dapat bekerja - Lokasi pekerjaan Bantuan/santunan - (2) Rendah
Aset ekonomi /
berada di wilayah
finansial
rawan gempa
Keterangan
Nilai Kapasitas
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Halaman 34 dari 57
2. Kapasitas Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok
Hasil kajian kapasitas yang dimiliki individu dan masyarakat adalah sebagai berikut:
2.1 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 28. Kapasitas terhadap ancaman Banjir
Kapasitas/Kemampuan Apa yang dimiliki Apa yang dibutuhkan Apa kekurangan
Individu/ Masyarakat / Individu/ Masyarakat / Individu/ Masyarakat /
keluarga Kelompok keluarga Kelompok keluarga Kelompok
Bagaimana mencegah - Perlunya - Penghijauan - - Bibit pohon - - Kesadaran
kejadian ancaman? kesadaran daerah aliran masyarakat tidak
pengelolaan sungai menebang pohon
sampah
Bagaimana mengurangi - Melarikan diri - Kesiapsiagaan - Mengingatkan - Memberi - - Tidak adanya
jumlah korban/ - Membersihkan supaya tidak peringatan kepada kesadaran masyarakat
kerusakan? aliran sungai mendekati aliran masyarakat
sungai
Kapasitas dalam hubungan dengan kerentanan
Apa yang harus dilakukan - Tidak - - - Membuat tandu - - Perlunya papan
untuk membangun mendekati informasi untuk
kesiapsiagaan? sungai menjaga sungai
Apa yang harus dilakukan - Menyelamatkan - Memberitahu - - Kentongan/ - - Perlunya semacam
ketika ancaman diri & keluarga warga yang lain - Pengumuman di peringatan saat banjir
menyerang / bencana? masjid akan datang
Halaman 36 dari 57
2.3 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Gempa bumi
Tabel 30. Kapasitas terhadap ancaman gempa bumi
Kapasitas/Kemampuan Apa yang dimiliki Apa yang dibutuhkan Apa kekurangan
Individu/ Masyarakat / Individu/ keluarga Masyarakat / Individu/ Masyarakat /
keluarga Kelompok Kelompok keluarga Kelompok
Bagaimana mencegah Berlindung di - - Sosialisasi - Tersedianya Bangunan rumah - Tidak adanya tim
kejadian ancaman? bangunan rumah bangunan rumah komunitas yang tahan gempa yang menangani
yang aman tahan gempa penanggulangan kejadian gempa
bersama warga bumi
Bagaimana mengurangi - Mengetahui - Linmas, - Mengingatkan - Simulasi Bangunan rumah - Tidak adanya
jumlah korban/ cara relawan desa, kesadaran terjadinya gempa yang tidak kesadaran
kerusakan? menyelemat kelompok terhadap bumi memperhitungkan masyarakat
kan diri masyarakat ancaman gempa - Sosialisasi kemungkinan
bumi Bersama gempa
Kapasitas dalam hubungan dengan kerentanan
Apa yang harus Mengetahui - Penyebarluasan - Gotong royong - - Perlunya sosiasliasi
dilakukan untuk cara informasi antar masyarakat cara
membangun menyelamatkan menyelamatkan diri
kesiapsiagaan? diri
Apa yang harus - Menyelmatkan - Berlindung ke - - Evakuasi warga Tidak menyadari - Tim evakuasi
dilakukan ketika diri tempat aman yang rentan adanya ancaman
ancaman menyerang / - Berlindung ke gempa bumi
bencana? lokasi aman
Halaman 37 dari 57
3. Tingkat Risiko
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut:
1.1 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Banjir
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - Kurangnya kesadaran - Rambu Wilayah - R (Rendah)
- Cacat fisik masyarakat Rawan Banjir
- Luka-luka -
- Sakit - Tinggal di Daerah - Sosialisasi
Aset Sumber Daya - Kehilangan Aliran Sungai (DAS) penataan
Manusia kemampuan/ketrampilan lingkungan
- Mengungsi
- Tidak bisa bekerja
- Tidak bisa sekolah
Aset Sumber Daya - Kerusakan lahan pertanian - 40 hektar / 800 jt - Sawah terendam - Pengaturan tata
alam lingkungan - Gangguan fungsi irigasi - 600 meter / 40-50 jt banjir ruang - T (Tinggi)
- Kerusakan/Kehilangan sumber - 40 hektar / 800 jt - Sampah kiriman
pangan alam
Halaman 39 dari 57
1.2 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Tsunami/Banyu lampeg
Halaman 40 dari 57
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Kerentanan
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Tingkat Risiko
terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil
Jumlah/ Nominal Berisiko
- Rumah rusak - 400 rumah, 2 - Pemukiman berada - Sosialisasi cara Belum T (Tinggi)
Milyard di lokasi rawan pengurangan risiko dilaksanakan
- Gangguan fungsi rumah - 400 rumah tsunami bencana
Aset fisik
- Kerusakan tempat kerja - 10 unit joglo, - Tidak adanya tsunami/banyu
infrastruktur
200 juta tanaman penangkis lampeg
- Kerusakan fasilitas umum - 2 gereja, 600 ombak
juta
- Gangguan fungsi organisasi R (Rendah)
sosial - - - -
Aset sosial - Gangguan hambatan
Partisipasi
Halaman 41 dari 57
1.3 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Gempa Bumi
Tabel 33. Tingkat Risiko terhadap Ancaman Gempa Bumi
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Kerentanan terhadap Tingkat Risiko
Jumlah/ Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal
- Meninggal - Lokasi pemukiman Sosialisasi T (Tinggi)
- Cacat berada di wilayah rawan kesiapsiagaan
- Luka gempa bumi terhadap gempa
- Sakit bumi
Aset Sumber Daya
- Kehilangan kemampuan/
Manusia
ketrampilan
- Mengungsi
- Tidak bisa bekerja
- Tidak bisa sekolah
Aset Sumber Daya - - - - - R (Rendah)
alam lingkungan
- Rumah rusak - Lokasi di wilayah sesar jalur evakuasi S (Sedang)
- Keruskaan jaringan - aktif gempa bumi
Aset fisik - Gangguan fungsi rumah -
infrastruktur - Kerusakan tempat kerja -
- Kerusakan fasilitas umum -
- Gangguan fungsi jalan -
- Gangguan fungsi - Gotong royong antar R (Rendah)
Aset sosial organisasi sosial masyarakat
Halaman 42 dari 57
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Kerentanan terhadap Tingkat Risiko
Jumlah/ Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal
- Kehilangan lahan Lokasi pekerjaan di Mencari mata S (Sedang)
- Kehilangan Penghasilan wilayah rawan gempa pencaharian yang lain
upah/kerja bumi
- Kehilangan modal kerja
Aset ekonomi /
- Gagal panen
finansial
- Kerusakan/kehilangan
Surat penting
- Pengeluaran tambahan
Keluarga
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
Halaman 43 dari 57
C. Pemetaan Risiko Bencana
Halaman 44 dari 57
BAB IV. REKOMENDASI
A. Rekomendasi Kebijakan
Tak hanya pengkajian risiko tingkat desa yang menjadi acuan penyusunan pilihan
tindakan penanggulangan bencana Desa Buluagung, tetapi juga rencana
penanggulangan bencana tingkat di atasnya. Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
tingkat desa harus sejalan dengan RPB tingkat kabupaten, RPB tingkat propinsi dan
Rencana Aksi Nasional (Renas) Penanggulangan Bencana Indonesia, sehingga
membentuk keterpaduan tingkat nasional hingga desa.
B. Rekomendasi Teknis
Halaman 45 dari 57
C. Rekap Rekomendasi
Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kelompok Kesenian
PKK & Dasawisma
Fase Kegiatan
Pemerintah Desa
Pecalang
BUMDES
Relawan
UMKM
Banser
Linmas
GKJW
BPD
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v V v v v v
saat tidak terjadi penanggulangan bencana
bencana 2. Pengajuan kegiatan RPB v v v v v v v v
(pencegahan, (Rencana Penanggulangan
mitigasi, dan Bencana) ke Musrembang
Halaman 46 dari 57
peningkatan 3. Sosialisasi kesadaran v v v v v v v V v v v v v v v V
kapasitas) pengurangan risiko bencana
4. Pembersihan sampah di area v v v v v v v V v v v v v v
sungai dan pantai
5. Perbaikan & normalisasi saluran v v v v V v v v
irigasi
6. Pelatihan Tim Siaga v v v v v v v v v v v v v
7. Pembuatan rambu & papan v v v v
informasi kebencanaan
8. Pengadaan perlengkapan v v v v v v v v
kebencanaan
9. Sosialisasi kegiatan v v v v v v v v
pengurangann risiko bencana
melalui kegiatan kebudayaan
Baritan, Ruwatan, dll
10. Pembuatan dan pengelolaan v v v v v v v v
Bank Sampah
11. Fasilitasi pengelolaan sungai v v v v v v v v v v v v
yang berkelanjutan
3. Mempersipakan Rencana v v v v
evakuasi
Halaman 47 dari 57
Saat tanggap 1. Melakukan evakuasi v v v v v v v v v v
darurat
2. Mengaktifkan pos pengungsian v v v v v v
3. Mengelola logistik dan v v v v v v
kebutuhan dasar pengungsian
Pasca bencana 1. Pendataan dan pelaporan v v v v
kerusakan dan kerugian akibat
bencana
2. Kerjabakti lingkungan v v v v v v v V v v v v v v v v
3. Rehabilitasi dan rekonstruksi v v v v v v v v v v v v
sarana dan prasarana yang
terdampak bencana
Halaman 48 dari 57
b. Rekap rekomendasi ancaman Tsunami/Banyu lampeg
Tokoh Masyarakat/Toga
Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kelompok Kesenian
PKK & Dasawisma
Pemerintah Desa
Fase Kegiatan
Pecalang
BUMDES
Relawan
UMKM
Banser
Linmas
GKJW
BPD
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v V v v v v
saat tidak penanggulangan bencana
terjadi
bencana 2. Pengajuan RPB ke v v v v v v v v
(pencegahan, Musrembangdes
mitigasi, dan
peningkatan 3. Sosialisasi penanggulangan v v v v v v v V v v v v v v v v
kapasitas) tsunami kepada masyarakat
Halaman 49 dari 57
4. Penanaman pohon (mangrove, v v v v v v v V v v v v v v
cemara udang, dll) pemecah
ombak dan penahan abrasi
5. Pembentukan tim siaga v v v v v v v v v v v v v
Bencana
6. Pembuatan papan informasi v v v v
kebencanaan
7. Pelatihan evakuasi dan v v v v v v v v
kesiapsiagaan untuk tim siaga
desa
8. Pelatihan pengelolaan sampah v v v v v v v v
berbasis masyarakat dan
pembuatan kompos
Pra Bencana, 1. Simulasi peringatan dini dan v v v v v v v v
saat terdapat evakuasi
potensi 2. Penyiapan alat dan prasarana v v v v v v v v v v v v
bencana evakuasi
(kesiapsiagaan) 3. Pelatihan kesiapsigaaan v v v v V v v v v
relawan
4. Sosialisasi kesiapsiagaan v v v v v v v v
terhadap ancaman gempa dan
tsunami
5. Penyiapan perlengkapan v v v v v v v V v v v v v v
tanggap darurat
Halaman 50 dari 57
2. Memberikan pertolongan V v v v v v v v
pertama
3. Pendataan korban v v v v v v v v
4. Pengelolaan logistik, dapur v v v v v v v v
umum dan kebutuhan dasar
pengungsi lainnya
Halaman 51 dari 57
c. Rekap rekomendasi ancaman Gempa Bumi
Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Tokoh Masyarakat/Toga
RT/RW ,& Kepala Dusun
Kelompok Kesenian
PKK & Dasawisma
Fase Kegiatan
Pemerintah Desa
Pencalang
BUMDES
Relawan
UMKM
Banser
Linmas
GKJW
BPD
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v V v v v v
saat tidak penanggulangan bencana
terjadi
2. Pengajuan kegiatan RPB v v v v v v v v
bencana
(Rencana Penanggulangan
(pencegahan,
Bencana) ke Musrembang
mitigasi, dan
peningkatan 3. Sosialiasi kesadaran v v v v v v v V v v v v v v v v
kapasitas) pengurangan risiko bencana
Halaman 52 dari 57
4. Sosialiasi mengenai bangunan v v v v v v v V v v v v v v v v
rumah yang tahan gempa
5. Sosialisasi mitigasi bencana ke v v v v V v v v
Sekolah
Halaman 53 dari 57
Saat tanggap 3. Mendata korban dan melakukan v v v v
darurat kaji cepat akibat dari bencana
Halaman 54 dari 57
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa Buluagung, Kecamatan Siriagung, Kabupaten Banyuwangi merupakan
wilayah rawan bencana dengan jenis ancaman Banjir, Angin kencang, Gempa bumi,
Tsunami, Gelombang ekstrim, Cuaca Ekstrim dan Covid-19.
Upaya pengurangan risiko bencana memerlukan landasan kebijakan-kebijakan
strategis, yakni penetapan aturan pengelolaan dan mekanisme, kelembagaan,
perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase pra, saat dan
setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana dalam bentuk
kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pencegahan dan
mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap
darurat dan perencanaan pemulihan.
B. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut dari hasil kajian risiko bencana ini secara komprehensif dituangkan
dalam dokumen rencana penanggulangan bencana Desa Buluagung. Selain itu, dalam
proses kajian risiko bencana partisipatif yang telah dilakukan menyepakati =rencana
tindak lanjut adalah sebagai berikut ;
a. Mengintegrasikan kegiatan kajian risiko bencana partisipatif dalam kegiatan Tilik
Dusun yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
b. Mengintegrasikan kegiatan kajian desa partisipatif yang berpersepektif pengurangan
risiko bencana dalam kegiatan musyawarah dusun (musdus) dan musyawarah desa
(musdes) yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
c. Jika dimungkinkan akan dilakukan integrasi rekomendasi-rekomendasi kegiatan
penanggulangan bencana yang ada dalam RKPDesa.
d. Mengintegrasikan rekomendasi-rekomendasi kegiatan penanggulangan bencana yang
ada dalam RPMJDes yang akan datang.
Halaman 55 dari 57
Halaman 56 dari 57
LAMPIRAN 2
Dokumen
Rencana Penanggulangan Bencana
Desa Buluagung
DOKUMEN RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA
Desa Buluagung Kecamatan Siliragung
Kabupaten Banyuwangi
Fasilitator :
- Alex Candra Widodo
- Sunandar Prihanto
- Andri Kusumajaya
- Abdillah
Hal
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………...... 2
A. Latar Belakang ......................................................................................… 4
B. Tujuan .………..……………………………………………………………………................... 4
C. Ruang Lingkup .......................................................................................… 4
D. Landasan Hukum …....................................................................................... 4
E. Pengertian .…………………………………………………………………................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH …………………………………………...................... 7
A. Letak Geografis ………………………………………………………............................... 7
B. Letak Administratif ............................................................................. 7
C. Sejarah Desa ……………………………………………………………………………………. 10
D. Kondisi Fisik Desa ……………………………………………………………………………………. 12
E. Demografi Desa …………………………………………………………………………………… 16
F. Kajian Desa Partisipatif ……………………………………………………………………….. 22
BAB III PENILAIAN RISIKO BENCANA ………………………..……………………………………............ 24
A. Penilaian Ancaman ………...………………………………………………................. 27
B. Penilaian Kerentanan dan Kapasitas .………………………………..................... 31
C. Analisis Kemungkinan Dampak Bencana …………………………………................... 39
BAB IV. PILIHAN TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA ……………………..................... 45
A. Penetapan Kebijakan ………………………………………………………….................. 45
B. Analisa Stakeholder ………………………………………………………................... 45
C. Rekap Pilihan Tindakan ………………………………………………………….................. 47
Bab V. ALOKASI TUGAS DAN SUMBERDAYA ………………………………………………................. 56
A. Alokasi Sumber Daya Untuk Ancaman Banjir …………................................ 57
B. Alokasi Sumber Daya Untuk Ancaman Tsunami/Banyu Lampeg ................... 61
C. Alokasi Sumber Daya Untuk Ancaman Gempa bumi …………………........... 66
BAB VI PENUTUP ………….…………………..…………..…………………………………............. ……. 70
A. Kesimpulan ........................................................................................ 70
B. Rencana Tindak Lanjut ………………………………............................................ 71
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Desa disusun pemerintah desa bersama
masyarakat secara partisipatif. Sebagai representasi masyarakat dapat melibatkan Forum
PRB Desa. RPB Desa tersebut memuat rencana tindakan yang bersifat programatik selama
5 (lima) tahun) berdasarkan profil risiko bencana pada desa/kelurahan dalam waktu
tertentu, dalam arti luas RPB merupakan program strategis pada seluruh bidang/cakupan
pengurangan risiko bencana, baik dalam bidang pencegahan, kesiapsiagaan, kedaruratan,
rehabilitasi, maupun rekonstruksi untuk seluruh ancaman bencana prioritas. Menimbang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa/Kelurahan merupakan dokumen
perencanaan pembangunan Induk, posisi RPB merupakan dokumen perencanaan
pembangunan yang terpisah dengan RPJM. RPB menjadi dokumen acuan bagi
desa/kelurahan dalam menyusun program pembangunan yang terkait dengan
penanggulangan bencana desa/kelurahan melalui proses perencanaan pembangunan
ditingkat desa/kelurahan, sekaligus sebagai dokumen pendukung program
Penanggulangan.
2
Dalam gambaran skema, hubungan antara tahapan penanggulangan bencana dan
rencana yang dibutuhkan dapat diperiksa seperti di bawah ini:
Gambar 1. Skema hubungan antara tahapan penanggulangan bencana dan rencana yang dibutuhkan
Bencana dalam dokumen RPJM Desa/Kelurahan yang sudah ada, juga menjadi rujukan
program-program pembangunan yang diselenggarakan baik oleh elemen pemerintah
maupun non-pemerintah. Sebagai dokumen perencanaan, dokumen ini selain memuat
data dan informasi tentang risiko bencana, juga mengandung strategi, kebijakan dan
langkah-langkah teknis yang dibutuhkan untuk mewujudkan kesiapsiagaan terhadap
bencana (Perka BNPB No 4 Tahun 2008). RPB juga merupakan sarana koordinasi
pemerintah desa dan pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana yang
menekankan sinergi lintas bidang pembangunan melalui program-program dan kegiatan
pembangunan fisik maupun non-fisik. RPB desa/kelurahan mengandung juga strategi,
kebijakan dan langkah-langkah teknisadministratif yang dibutuhkan untuk mewujudkan
kesiapsiagaan terhadap bencana, kapasitas tanggap yang memadai, dan upaya-upaya
mitigasi yang efektif. RPB juga memuat Rencana Aksi Komunitas (RAK) yang merupakan
rencana kegiatan komunitas (operasional) dalam bentuk matrik kegiatan untuk mengelola
pengurangan risiko bencana, sekaligus sebagai pedoman bagi pihak yang berkepentingan
3
dalam melakukan rencana penanggulangan bencana. RAK tersebut merupakan turunan
dari Bab III yang memuat Prioritas Program dengan ruang lingkup berupa upaya-
upaya/pilihan tindakan pengurangan risiko bencana (pencegahan, mitigasi, dan
kesiapsiagaan) atau diistilahkan manajemen risiko. Keberadaan dokumen RPB merupakan
kemajuan langkah dan seharusnya mendorong komitmen dan realisasi aksi. Maka,
pengawalan realisasi RPB oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana dan Pemerintah Desa
dengan Koordinasi secara intensif melalui integtrasi dalam rencana pembangunan
desa/kelurahan sangat penting. RPB perlu dilakukan pembaharuan secara periodik
menimbang tingkat risiko yang berubah.
B. Tujuan
1. Menyediakan suatu perencanaan penanggulangan bencana secara sistematis, terarah
dan terpadu di Desa Buluagung
2. Menyediakan acuan penanggulangan bencana bagi aparatur pelaksana dan pemangku
kepentingan di Desa Buluagung
C. Ruang Lingkup
1. Wilayah kajian dalam perencanaan ini meliputi Desa Buluagung, Kecamatan
Siliragung, Kabupaten Banyuwangi
2. Jenis ancaman dalam perencanaan ini meliputi banjir, banjir bandang, angin kencang,
angin puting beliung, cuaca ekstrim, gampa bumi dan covid-19.
3. Fase penanggulangan bencana dalam perencanaan ini meliputi fase pra bencana, saat
tanggap darurat dan paska bencana
4. Pemangku kepentingan dalam perencanaan ini meliputi pemerintah dan masyarakat
Desa Buluagung.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.
4
E. Pengertian
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis;
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor
3. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana; Perubahan iklim adalah suatu perubahan statistik yang signifikan pada
pengukuran keadaan rata-rata atau ketidakkonsistenan iklim di suatu tempat atau
daerah selama periode waktu yang panjang, yang diakibatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh dampak kegiatan manusia pada komposisi atmosfer
global atau oleh ketidakkonsistenan alam.
4. Manajemen Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek dari mulai
perencanaan hingga tanggap darurat dalam bencana. Dan manajemen disini adalah
manajemen juga yang berhubungan dengan resiko dan dampak bencana, serta
aktifitas yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana. Siklus MB dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan rehabilitasi.
5. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat;
6. Kerawanan adalah peristiwa yang luar biasa yang memiliki potensi untuk mengancam
kehidupan manusia, baik dirinya, harta benda, kehidupannya, maupun lingkungannya.
Contoh : Tanah longsor, tsunami, banjir, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran,
dan lain – lain.
7. Kerentanan adalah sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk
menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.
5
8. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna;
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana;
10. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang-wenang;
11. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi
tugas untuk menanggulangi bencana;
12. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sesegera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan
serta pemulihan prasarana dan sarana;
13. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
14. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
15. Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat
6
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Letak Geografis
Secara geografis Desa Buluagung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi
berada pada 114.13324 BT dan 8.613976 LS
B. Letak Administratif
Buluagung adalah adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Siliragung, Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Buluagung berada di bagian selatan
Kabupaten Banyuwangi. Desa Buluagung termsuk dalam kawasan luar hutan dimana
tipologinya adalah persawahan (prodeskel 2022). Saat ini Buluagung masuk dalam
ketegori Mandiri menurut Indeks Desa Membangun dan tergolong Berkembang
menurut Indeks Pembangunan Desa dengan skor 0,8492 (IDM 2022). Sementara
untuk SDG’s Desa mencapai skor 42,06 (SDG’s 2022). Sedangkan berdasarkan profil
perkembangan desa masuk dalam klasifikasi Swakarsa kategori mula (prodeskel
2022)
Desa Buluagung termasuk sebagai desa-desa di wilayah pesisir selatan
Banyuwangi. Dari ke enam desa di wilayah Kecamatan Siliragung, Desa Buluagung ini
satu-satunya yang memiliki pantai. Desa Buluagung termasuk dataran rendah dengan
topografi berlembah sebagai bentukan Pegunungan Tumpang Pitu di sebelah barat
daya. Selain menghadap ke pantai (Samudera Indonesia),
Desa buluagung merupakan bagian dari Daerah aliran Sungai (DAS) Sungai,
yakni sungai Baru dan beberapa sungai lainnya. Melihat kondisi geografis tersebut,
maka potensi ekonomi yang berkembang di Desa Buluagung ialah pertanian. Potensi
alam Desa Buluagung juga memiliki potensi wisata yang cukup besar, salah satunya
kawasan Pantai Parang Semar dengan pasir putih kecoklatan dan latar belakang pulau
merah. Dengan keragaman budaya masyarakatnya, di pantai ini juga sering dilakukan
kegiatan upacara keagamaan pemeluk agama Hindu serta budaya spiritual lainnya
oleh masyarakat sekitar.
7
Gambar 1. Peta Desa Buluagung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi
8
Banyuwangi dapat ditempuh melewati jalan darat menggunakan roda 4 atau 2 dengan
waktu tempuh kurang lebih 1 jam 37 menit.
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Buluagung cukup unik, karena
bercirikan masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa sebagai bahasa
pergulan sehari hari, menjunjung etika sopan santun dan sering menggunakan bahasa
simbolik dalam menyampaikan maksudnya, menjalankan ritual keagamaan dengan
balutan tradisi Jawa. Suku jawa ini yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut
"Orang Mentaraman" (Kerajaan Mataram) karena dahulu orang-orang Mentaraman
datang bermigrasi ke Banyuwangi.
Desa Buluagung bisa dibilang sangat plural karena masyarakatnya memeluk
agama yang berbeda-beda mulai dari Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan juga
Budha. Dari beragam agama yang dianut tersebut, Islam menjadi mayoritas agama
yang dianut masyarakatnya. Budaya Islam dengan akulturasi budaya Jawa sangat
mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakatnya dengan adanya berbagai kegiatan
pengajian, tahlilan, yasinan, brokohan, Baritan, dsb.
Mayoritas penduduk masih mengandalkan penghidupannya dari sektor
pertanian, peternakan serta industri rumah tangga. Selain itu, dengan adanya potensi
tambang serta aktivitas pertambangan di Tumpang Pitu, beberapa masyarakatnya
Buluagung ada yang bekerja di sektor tersebut. Meskipun secara geografis Desa
Buluagung memiliki garis pantai yang memanjang sejauh 3,810 km, tetapi hanya
sedikit masyarakatnya yang bermatapencaharian sebagai nelayan. Hal ini dikarenakan
garis pantai yang membentang di Desa Buluagung terbilang curam untuk dijadikan
pelabuhan kapal nelayan.
Mata pencaharian penduduk Siliragung terutama di sektor pertanian dan
peternakan. Pada sektor pertanian, padi menjadi komoditas utama selain buah-
buahan. Di bidang peternakan, hampir sebagian masyarakatnya memelihara ternak
berupa sapi atau kambing. Dari sisi sumber daya alam, Desa Buluagung terutama
banyak yang membudidayakan tanaman buah naga. Jenis tanaman yang ditanam
selain buah naga yang populer juga terdapat adalah jenis tanaman buah-buahan
melon, jeruk atau durian.
Areal persawahan biasanya ditanam dengan padi atau sayuran. Seperti halnya
desa-desa lain di Kecamatan Siliragung, di Desa Buluagung masih ada lahan yang
9
ditanami kelapa yang nantinya akan diambil sarinya yang merupakan bahan baku
pembuatan gula jawa. Aktivitas mengambil sari kelapa ini disebut "nderes".
Tingkat kemasyarakatan di Desa Buluagung Kecamatan Siliragung cukup baik
hal ini dilihat ketika ada kegiatan gotong royong masyarakat turut mengikutinya baik
bersifat secara pribadi maupun umum dan saling membantu antara satu dengan yang
lainnya. Sementara, Penduduk Siliragung sendiri meskipun dibilang religius, tetapi
tradisi jawa juga masih dilestarikan.
Kehidupan kerukunan antar umat beragama di desa Buluagung juga menjadi
ciri khas tersendiri. Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, tetapi dapat
hidup rukun saling menghargai dengan penganut Kristen yang juga cukup banyak
terdapat di Buluagung. Kerukunan ini juga ditunjukkan dengan keberadaan Pura serta
pantai yang sering digunakan untuk upacara keagamaan umat Hindu baik dari dalam
maupun dari luar Desa Buluagung.
C. Sejarah Desa
Desa Buluagung dahulunya merupakan wilayah hutan yang kemudian
terjadilah pembukaan hutan yang terjadi pada masa penjajahan jepang. Pembukaan
hutan tersebut juga menjadikan sebuah Desa. Bersama ulama dari Mataram
keturunan dari Ki Ageng Suro, putra terakhir Mataram raja Brawijaya V yang dikenal
sebagai mbah Mudin Suro atau Ki Ageng Suro dan penduduk asli Banyuwangi (suki
Osing) yang Bernama Ahmad disebut-sebut sebagai pendiri atau cikal bakal desa.
Pada waktu belum ada desa Buluagung karena masih wilayah Desa Buluagung
sekarang menjadi bagian desa Siliragung. Ulama yang disebut mbah Mudin Suro’ dan
penduduk asli Banyuwangi yang disebut suku osing tersebut mendirikan sebuah desa
yang Bernama Krajan dan berhubung anginnya begitu semilir Desa tersebut dikenal
sebagai Silir Krajan. Setelah semakin lama semakin besar penduduknya, yang tersebar
di ±20.000 hektar, kemudian dipecahlah menjadi 3 desa yaitu Desa Siliragung, Desa
Kesilir dan Desa Siliragung.
Ketiga desa tersebut pada awalnya masuk wilayah kecamatan Pesanggaran,
kemudian memecah sendiri pada tahun 2005 menjadi Kecamatan Siliragung.
10
Desa Buluagung sendiri. terbagi dari menjadi 6 (enam) dusun yakni :
1) Dusun Krajan
2) Dusun Pecemengan
3) Dusun Purwosari
4) Dusun Seloagung
5) Dusun Sidorukun
6) Dusun Tegalwagah
Pembangunan di Desa Buluagung dimulai sejak dipimpin oleh Kepala Desa
Pertama saat masih menjadi satu bagian desa Buluagung. Namun demikian hingga
sekarang pembangunan di Desa Buluagung belum sesuai dengan harapan warga
masyarakat, hal tersebut dikarenakan banyaknya kendala antara lain :
Di masa lalu, masyarakat desa yang berada jauh dari ibukota kabupaten,
apabila mau menjual hasil bumi dan lain-lain ke pasar harus berjalan jauh atau dengan
menggunakan sepeda gayung dan dokar dengan kondisi jalan masih berupa tanah.
Kemudian angkutan bus sempat berkembang menjadi moda transportasi utama,
sebelum kemudian masyarakatnya lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi.
Kebijakan Dana Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Buluagung.
Semenjak kebijakan ini muncul, dari tahun 2015 s/d sekarang dengan adanya
program DD, Desa Buluagung bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang.
Namun demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan
tersebut baik fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat, terutama karena terbatasnya Dana Swadaya masyarakat.
11
D. Kondisi Fisik Desa
a. Topografi
Wilayah Desa Buluagung yang terdiri dari 6 (enam) Dusun yang mana masing-
masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kasun (Kepala Dusun) ini
menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas dari desa. Desa
Buluagung sendiri memiliki total keseluruhan luasan 97.125 Ha. Areal
pertaniannya sebagian besar berupa persawahan. Dimana areal persawahan
mengandalkan irigasi teknis, dalam setahun budidaya padi bisa mencapai 2 sd 3
kali tanam.
12
Tabel 3. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Buluagung
Areal/penggunaan lahan Luas
1 Pemukiman Ha
2 Tanah Sawah 475 Ha
3 Tanah Kering 420 Ha
4 Fasilitas Umum 38,5 Ha
5 Tanah Kas Desa Ha
6 Tanah Hutan 2.130 Ha
7 Perkantoran Pemerintahan Ha
8 Sekolahan Ha
9 Pasar Desa Ha
Total 97.125 ha
Sumber: Profil Desa Buluagung 2022
Sarana perhubungan dan transportasi sudah menggunakan jalan desa yang sudah
seluruhnya diaspal dengan kondisi yang baik. Sementara beberapa jalan yang
masuk ke dusun-dusun ada yang berupa cor semen.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan mempunyai
peranan yang sangat strategis, terutama dalam meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan perekonomian. Di Desa
Buluagung sendiri masyarakatnya banyak mengandalkan air sumur. Beberapa
rumah juga memanfaatkan sumber air yang dikelola melalui PDAM. Berikut ini
tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Buluagung.
Tabel 4. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa Buluagung.
No Jenis Prasarana Jumlah
1 PDAM untuk mandi 291 KK
2 Perpipaan untuk mandi 10 KK
3 Sumur untuk mandi 1.288 KK
4 Sungai untuk mandi -
5 Tadah air hujan untuk mandi 1 KK
6 Air isi ulang untuk minum 667 KK
7 Sumur untuk minum 687 KK
8 Sungai untuk minum 1 KK
9 Sumber lainnya untuk minum 231 KK
10 Fasilitas MCK sendiri 1.503 KK
11 Fasilitas MCK Berkelompok 70 KK
12 Fasilitas MCK Umum 12 KK
13 Fasilitas Jamban Sendiri 1.475 KK
Sumber: Profil Desa SDGs Desa, Siliragung 2022
13
Tabel 5. Ketersediaan prasarana irigasi pertanian di Desa Buluagung
14
Tabel 7. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di Desa Buluagung
No Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
1 Rumah Sakit umum - 23 km Sulit
2 Rumah sakit bersalin - 32 km Sulit
3 Rumah bersalin 1 unit - -
4 Puskesmas dengan rawat inap - 4,6 km Mudah
5 Puskesmas tanpa rawat inap - 3 km Mudah
6 Puskesmas pembantu 1 unit - -
7 Poliklinik/Balai Pengobatan - 4,6 km Mudah
8 Polindes - 4,6 km Mudah
9 Tempat praktik dokter 1 unit
10 Tempat praktik bidan 4 unit - -
11 Poskesdes 1 unit - -
12 Apotek 1 unit - -
13 Toko obat/jamu - 4,5 km Mudah
14 Posyandu 1 bulan 1 kali 13 unit
15 Dokter Umum menetap di desa 1 orang
16 Dokter gigi menetap di desa -
17 Bidan menetap di desa 3 orang
18 Apoteker/tenaga kesehatan
2 orang
menetap di desa/kelurahan
Sumber: Profil Desa Buluagung 2022
15
E. Demografi Desa
Secara demografi Desa Buluagung dengan perbandingan luasan dan total
penduduk mencapai 7.510 jiwa tersebut mencapai kepadatan 773 Jiwa/per km2 yang
menyebar di 6 (enam) dusun terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3.837 orang
- Jumlah perempuan : 3.673 orang
- Jumlah KK : 2.505 KK
No Laki-
Penduduk Perempuan
laki
Usia (orang)
(orang)
1 Usia 0 - 4 th 96 62
2 Usia 5 - 9 th 96 107
3 Usia 10 - 14 th 144 148
4 Usia 15 - 19 th 151 143
5 Usia 20 - 24 th 176 159
6 Usia 25 - 29 th 149 119
7 Usia 30 - 34 th 125 135
8 Usia 35 - 39 th 159 152
9 Usia 40 - 44 th 170 197
10 Usia 45 - 49 th 172 192
11 Usia 50 - 54 th 191 183
12 Usia 55 - 59 th 157 162
13 Usia 60 - 64 th 124 114
14 Usia 65 - 69 th 99 91
15 Usia 70 - 74 th 85 78
16 Usia 75 th ke 89 64
atas
Sumber: SDGs Desa Buluagung 2022
16
coping misalnya dengan meninggikan atau menguatkan pondasi rumahpun
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hal ini juga muncul dalam kajian bersama
masyarakat di Desa Buluagung.
Di Desa Buluagung sendiri masih terdapat keluarga miskin yang saat ini difasilitasi
oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran program
penanggulangan kemiskinan seperti; PKH, BLT, Bansos dsb.
Tabel 10. Jumlah keluarga penerima bantuan sosial pemerintah
Jenis bantuan sosial Jumlah keluarga Prosentase
1 Penerima BLT Dana Desa Desa 141 Keluarga 29,44 %
2 Penerima Program Keluarga Harapan 33 Keluarga 6,89 %
3 Penerima Bantuan Sosial Tunai 22 Keluarga 4,59 %
4 Penerima Bantuan Presiden / Banpres 72 Keluarga 15,03 %
5 Penerima Bantuan UMKM 79 Keluarga 16,49 %
6 Penerima Bantuan Untuk Pekerja 0 Keluarga 0,00 %
7 Penerima Bantuan Pendidikan Anak 64 Keluarga 13,36 %
8 Penerima Bantuan Lainnya 68 Keluarga 14,20 %
9 TOTAL PENERIMA BANTUAN SOSIAL 479 Keluarga 100 %
Sumber: SDGs Desa Buluagung 2022
17
Tabel 12. Penyandang disabilitas di Desa Buluagung
No Jenis Disabilitas Jumlah
1 Tunanetra (buta) 21 orang
2 Tunarungu (tuli) 28 orang
3 Tunawicara (bisu) 2 orang
4 Tunarungu - wicara (tuli & bisu) 3 orang
5 Tunadaksa (cacat tubuh) 3 orang
6 Tunagrahita (cacat mental) 0 orang
7 Tunalaras (gangguan mengendalikan emosi dan kontrol sosial) 5 orang
8 Pernah Cacat Kusta 4 orang
9 Cacat Ganda (fisik & mental) 2 orang
10 Dipasung 0 orang
Total 68 orang
Sumber: SDGs Desa Buluagung 2022
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber
Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Dalam konteks kebencaaan, pendidikan juga menjadi salah satu
aspek yang guna mengurangi kerentanan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi
maka akan mendongkrak tingkat kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan
mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan dan lapangan kerja baru,
sehingga akan membantu program pemerintah dalam mengentaskan
pengangguran dan kemiskinan. Prosentase tingkat pendidikan Desa Buluagung
rata-rata telah menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Buluagung adalah
sebagai berikut;
Tabel 13. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Buluagung
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio
1 Usia 3 - 6 tahun yang 84 99 183 1,18
sedang Tk/Play Group
2 Usia 7 - 18 tahun yang 195 177 372 0,91
sedang sekolah
3 Usia 18 - 56 tahun pernah 7 45 52 6,43
SD tetapi tidak tamat
4 Usia 12 - 56 tahun tidak 103 113 216 1,1
tamat SLTP
5 Tamat SMP/Sederajat 115 227 342 1,97
6 Tamat D-1/Sederajat 103 88 191 0,85
7 Tamat D-3/Sederajat 1 1 2 1
8 Tamat S-2/Sederajat 11 9 20 0,82
18
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio
9 Tamat SLB A 1 0 1 0
10 Usia 3 - 6 tahun yang belum 32 43 75 1,34
masuk TK
11 Usia 7 - 18 tahun yang tidak 23 28 51 1,22
pernah sekolah
12 Usia 18 - 56 tahun tidak 8 35 43 4,38
pernah sekolah
13 Tamat SD/Sederajat 278 701 979 2,52
14 Usia 18 - 56 tahun tidak 50 72 122 1,44
tamat SLTA
15 Tamat SMA/Sederajat 157 246 403 1,57
16 Tamat D-2/Sederajat 0 1 1 0
17 Tamat S-1/Sederajat 9 20 29 2,22
18 Tamat S-3/Sederajat 1 0 1 0
19 Tamat SLB B 0 6 6 0
Sumber: Profil Desa Buluagung 2022
Ketahanan pangan merupakan salah satu bentuk kapasitas yang dimiliki oleh
masyarakat desa. Ketahanan pangan di suatu desa bisa dilihat dari seberapa besar
produksi hasil pertanian di suatu Desa. Selain sektor pertanian yang mendukung
ketangguhan pangan, penduduk Desa Buluagung juga memiliki beragam mata
pencaharian yang mayoritas bercorak agraris. Di sektor industri kecil, terdapat
beberapa usaha pembuatan makanan, kerajinan dll. Perdagangan dan jasa juga
banyak digeluti baik itu sebagai pekerjaan utama maupun sampingan.
Berikut ini mata pencaharian pokok Desa Buluagung:
Tabel 14. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Buluagung
No Jenis mata pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Polisi 3 0 3
2 Ahli pengobatan alternatif 4 11 15
3 Montir 8 0 8
4 Sopir 45 0 45
5 perawat 2 1 3
6 Buruh usaha jasa informasi 2 1 3
dan komunikasi
7 Pedagang barang 15 10 25
kelontong
8 Buruh migran 17 22 39
9 Petani 264 342 606
10 Pembantu rumah tangga 0 5 5
11 Wiraswasta 25 12 37
12 Pedagang keliling 12 35 47
19
No Jenis mata pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah
13 Karyawan perusahaan 5 2 7
swasta
14 Pengusaha kecil, menengah 8 0 8
dan besar
15 Guru swasta 8 6 14
16 TNI 4 0 4
17 Wartawan 1 0 1
18 Bidan 0 2 2
19 Buruh usaha jasa hiburan 4 10 14
dan pariwisata
20 Peternak 35 20 55
21 Buruh harian lepas 0 1 1
22 Pegawai Negeri Sipil 43 31 74
23 Purnawirawan/pensiunan 7 1 8
24 Buruh tani 990 742 1.732
25 Pengrajin industri rumah 38 87 125
tangga lainnya
26 Tidak mempunyai 209 92 301
pekerjaan tetap
27 Tukang batu 133 0 133
28 Karyawan Perusahaan 3 2 5
Pemerintah
29 Dosen Swasta 1 0 1
30 Dukun tradisional 2 1 3
Sumber: Profil Desa Buluagung 2022
Tabel 15. Industri mikro dan kecil (memiliki tenaga kerja kurang dari 20 pekerja)
No Jenis UMKM Jumlah
1 Industri barang dari kulit (tas, sepatu, sandal, dll) 0 Unit
2 Industri barang dari kayu (meja, kursi, lemari, dll.) 3 Unit
3 Industri barang dari logam mulia atau bahan logam 4 Unit
(perabot, perhiasan, dll)
4 Industri barang dari kain/tenun (kerajinan tenun, konveksi, 3 Unit
dll.)
5 Industri gerabah/keramik/batu (genteng, batu bata, 0 Unit
keramik, dll)
6 Industri anyaman yang terbuat dari rotan/bambu, rumput, 25 Unit
pandan, dll
7 Industri makanan dan minuman 7 Unit
8 Industri lainnya 0 Unit
Sumber: Profil Desa Buluagung 2022
20
buahan diantaranya Pepaya, Durian, Rambutan, Mangga, Buah Naga, Pisang dan
Jeruk Siam. Di sektor perkebunan, Desa Buluagung memiliki hasil panen berupa
Kelapa.
Tabel 16. produksi tanaman pangan dan holtikultura Desa Buluagung
No Komoditas Luas Panen Produksi
1 Padi Sawah 205 ha 1.230 ton
2 Jagung 37 ha 148 ton
3 Kacang kedelai 27 ha 27 ton
4 Cabai 25 ha 300 ton
5 Mentimun 9 ha 72 ton
6 Tomat 5 ha 80 ton
7 Kacang panjang 7 ha 28 ton
8 Bayam 5 ha 5 ton
Sumber : Profil Desa Buluagung 2022
21
F. Kajian Desa Partisipatif
Kajian desa partisipatif digunakan untuk memotret keadaan desa dari berbagai
macam arah melalui proses partisipasif. Seperti halnya kajian risiko bencana
partisipatfi pada prosesnya dapat menumbuhkan kesadaran kritis terhadap
permasalahan-permasalahan di masyarakat dan mendorong untuk lebih aktif terlibat
dalam perencanan pembangunan desa. Dalam konteks kebencanaan, kajian desa
partisipatif menghasilkan data lebih jeli melihat faktor kerentanan serta kelompok
rentan dari berbagai sudut sehingga berguna bagi upaya pengurangan risiko bencana
yang terintegrasi dalam perencanaan pembangunan sekaligus sensitif terhadap
upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.
Tabel 18. Kalender Musim Desa Buluagung
November
Desember
September
Februari
Oktober
Agustus
Januari
Musim / Mongso
Maret
April
Juni
Mei
Juli
Musim penghujan vv vvv vv v v vv
Musim kemarau v v v Vv v v
Musim tanam padi + + + +
Musim tanam palawija + + +
Musim panen padi + +
Musim panen palawija +
Musim panen kelapa + + + + + + + + + + + +
Musim banjir - - -
Musim angin kencang - - -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
Peluang Integrasi
NO Ragam Budaya Spiritual Kategori dalam Pengurangan
Risiko Bencana
1 Kencrengan Sholawatan Kesenian spiritual Ada
2 Wong Ngandut pas ono lindu diawoni (Ibu Keyakinan,
hamil saat ada gempa diberi abu)
3 Metik sebelum bercocok tanam dan masa Panguripan Ada
panen (Petik laut)
22
Peluang Integrasi
NO Ragam Budaya Spiritual Kategori dalam Pengurangan
Risiko Bencana
4 Baritan (Jumat legi bulan suro) Tradisi bulan jawa Ada
Tujuan meminta keselamatan
5 Kothekan (bunyi-bunyiaan) saat bulan Tradisi lisan Ada
terjadi gerhana salah satunya menabuh
lesung dengan alu
6 Ritual ruwatan, agar desa terhindar dari Laku/bentuk
bencana & marabahaya ekspresi
7 Ritual tolak balak. Memanjatkan doa Laku/bentuk
supaya terhindar dari segala penyakit ekspresi
8 Bersih desa dan bersih dusun Tradisi bulan jawa Ada
9 Selametan Desa Laku/bentuk Ada
ekspresi
10 Doa Bersama saat bersih desa Sembahyang Ada
11 Pawai telur dalam peringatan kelahiran Tradisi bulan jawa Ada
nabi (Mauludan)
12 Istighosah. Dengan adanya doa Bersama Sembahyang Ada
agar dihindari dari bencana alam
13 Kukuhbakoh. Tradisi mengikat tiang rumah Istilah ghaib Ada
ketika musim angin besar dan Ketika ada
gempa bumi
14 Tingkeban Upacara daur
hidup
15 Netonan Upacara daur
hidup
16 Wayangan/Wayang kulit Kesenian spiritual Ada
17 Hadrah Kesenian spiritual
18 Gandrung Kesenian spiritual
19 Jaranan Kesenian spiritual
20 Ruwahan Tradisi bulan jawa Ada
21 Genduren di perempatan Laku/bentuk
ekspresi
22 Tasyakuan panen padi Panguripan
23 Kuntulan Kesenian spiritual Modifikasi syair
24 Brokohan. Selamatan setelah kelahiran bayi Upacara daur
hidup
Sumjber: Kajian Partisipati Desa Buluagung 2023
23
BAB III. PENILAIAN RISIKO BENCANA
24
Kondisi Desa Buluagung yang berada di dataran rendah dan dilalui sungai rawan
terjadi banjir. Melimpahnya potensi alam selalu diimbangi dengan potensi ancaman bencana,
begitu juga yang terjadi di Desa Buluagung. Kejadian banjir pada tahun 2003, 2004, 2005,
2008, 2010, dan 2011 merupakan bukti bahwa ancaman itu dapat terjadi setiap saat. Selain
itu, gelombang ekstrim dan abrasi mengancam masyarakat pesisir tiap tahunnya. Secara
nyata banjir empat kali dalam 10 tahun terakhir telah menghancurkan pertanian masyarakat
bantaran sungai Baru. Pada saat curah hujan tinggi, posisi Desa Buluagung yang berada di
daerah hilir dan dilalui dengan dua sungai besar menerima kiriman air yang cukup deras yang
dari daerah utara. Hal ini dapat menjelaskan mengapa pada kajian partisipatif ancaman banjir
muncul di Desa Buluagung. Tentu saja penjagaan kawasan hulu terutama sebelah utara
Banyuwangi akan sangat mempengaruhi risiko terjadinya banjir tersebut. Pada musim hujan
kondisi kerawanan terjadinya banjir menjadi meningkat. Hal ini ditunjang dengan adanya alih
fungsi lahan, tidak adanya pengelolaan DAS yang baik, pendakalan sungai sampai dengan
prilaku masyarakat dalam membuang sampah yang sembarangan, semakin meningkatkan
risiko terhadap bencana banjir.
Pada aspek lain, meskipun sejarah gempa bumi di Desa Buluagung sangat jarang
terjadi, tetapi kawasan Kecamatan Siliragung secara geologis berdekatan dengan sesar aktif.
Pada tahun 1994 yang lampau pernah terjadi gempa bumi yang juga memicu terjadinya
Tsunami di wilayah selatan Banyuwangi. Dengan demikian ancaman terjadinya gempa bumi
termasuk dalam pemetaan risiko bencana di Desa Buluagung.
Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi adalah
Cuaca ekstrim, Angin kencang dan Gelombang ekstrim. Ancaman Angin kencang berdampak
pada kerusakan atap bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada manusia.
Terjadinya angin kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis Desa Buluagung yang
berada di dataran rendah serta dikelilingi dengan perbukitan serta samudera Hindia.
Perpedaan tekanan udara antara daratan dengan lautan memicu terjadinya angin kencang.
Kemudian ditunjang dengan keberadaan rentanya bangunan fisik terutama atap-atap rumah
serta pohon pohon yang tidak dipelihara menyabkan peningkatan risiko terjadinya bencana.
Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Buluagung yang pernah terjadi
hingga tahun 2023;
25
Tabel 21. Tabel Sejarah Bencana Desa Buluagung
26
A. Penilaian Ancaman
Penilaian ancaman bertujuan memahami dan menilai jenis-jenis ancaman, peringkat
kemungkinan terjadi dan dampaknya, serta bagaimana karakter atau ciri-ciri setiap
ancaman.
1. Pemeringkatan ancaman
Gelombang ekstrim 2 1 3
Cuaca ekstrim 4 1 5
Angin kencang 3 1 4
Tsunami 3 3 6
Covid 19 3 2 5
Gempa bumi 3 3 6
Sumber: Dsikusi Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa Buluagung Tahun 2023
Dari hasil kajian pemeringkatan ancaman diatas, didapatkan 3 prioritas ancaman untuk
dikaji, yakni ; 1) Banjir, 2) Gempa bumi, dan 3) Tsunami/Banyu Lampeg
27
2. Penilaian karakter ancaman
28
b. Karakter Ancaman Tsunami/Banyu Lampeg
29
c. Karakter Ancaman Gempa Bumi
Frekuensi • 1818
• 1925
• 1994
Durasi • Beberapa detik
Posisi • Adanya jalur sesar aktif
Intensitas • Merata di seluruh desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
30
B. Penilaian Kerentanan dan Kapasitas
1. Penilaian Tingkat Kerentanan
Pengkajian kerentanan dapat dilakukan dengan menganalisa kondisi dan karakteristik suatu masyarakat dan lokasi penghidupan mereka
untuk menentukan faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kerentanan dapat
ditentukan dengan mengkaji aspek keamanan lokasi penghidupan mereka atau kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh faktor-faktor fisik,
sosial ekonomi dan lingkungan hidup yang bisa meningkatkan kerawanaan suatu masyarakat terhadap ancaman dan dampak bencana.
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut;
1.1 Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 26. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman banjir
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab Kerentanan Tingkat
Aset jumlah/ terhadap Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal
(Rupiah)
Aset Sumber Daya - Masalah Kesehatan Dusun Lokasi rumah Daerah Aliran Rambu wilayah - (3) Sedang
Manusia - Mengungsi Purwosari Sungai rawan banjir
Aset Sumber Daya - Lahan pertanian Rusak, 40 hektar - Pertanian di lokasi rawan banjir Alternatif tanaman - (3) Sedang
alam lingkungan - Kehilangan sumber bandang yang tahan air
pangan
- Akses jalan/jalur - Jalan tidak memiliki drainase Reboisasi pohon, - (2) Rendah
Aset fisik tertutup yang baik pembenahan
infrastruktur - Kerusakan saluran air Luapan air sungai infrastruktur badan
jalan dan irigasi
31
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab Kerentanan Tingkat
Aset jumlah/ terhadap Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal
(Rupiah)
Kegiatan sehari hari - Belum ada tanda peringatan dini Gotong royong rutin - (1) Sangat
Aset sosial masyarakat yang terhadap bencana yang datang antar warga rendah
terdampak terganggu
- Gagal panen - Lokasi tempat Bertani berada di - Normalisasi irigasi - (5) Sangat
Aset ekonomi / - Pengeluaran tambahan wilayah tedampak banjir - Alternatif tinggi
finansial pertanian yang
tahan banjir
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
32
1.2 Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Tsunami/Banyu Lampeg
Tabel 27. Tingkat kerentanan terhadap Tsunami/Banyu lampeg
33
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab Kerentanan Tingkat
Aset Jumlah/ terhadap Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal
(Rupiah)
- Aktivitas sosial - Lokasi kegiatan sosial di - - (2) Rendah
kemasyarakatan wilayah rawan
yang berada di
Aset sosial
dekat pantai
terganggu
- Kerusakan lahan - 70 hekter - Lokasi berada di wilayah - Gotong royong - (5) Sangat
sawah - 2500 orang rawan - Alternatif Tinggi
Aset ekonomi /
- Kerusakan - 300 orang - Tidak adanya penghalang pendapatan dari
finansial
destinasi wisata wisatawan gelombang tsunami sektor lainnya
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
34
1.3 TIngkat Kerentanan Terhadap Ancaman Gempa Bumi
Tabel 28. Tingkat kerentanan terhadap ancaman gempa bumi
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan Risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal
(Rupiah)
Luka-luka - Panik dan tidak tau Sosialisasi mengenai cara - (4) Tinggi
Aset Sumber Daya
Trauma cara menyelamatkan menyelamatkan diri
Manusia
Korban Jiwa diri
Aset Sumber Daya alam - - - - - (1) Sangat
lingkungan rendah
Rumah dan bangunan - - Sosialisasi bangunan yang - (4) Tinggi
Aset fisik infrastruktur
yang tidak tahan gempa tahan gempa
- - - Gotong royong antar - (1) Sangat
Aset sosial
masyarakat rendah
Tidak dapat bekerja - Lokasi pekerjaan Bantuan/santunan - (2) Rendah
Aset ekonomi /
berada di wilayah
finansial
rawan gempa
Keterangan
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
35
1. Kapasitas Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok
Pengkajian kapasitas dilakukan dengan mengidentifikasi status kemampuan individu, masyarakat, Lembaga pemerintah atau non
pemerintah dan aktor lain dalam menangani ancaman dengan sumber daya yang tersedia untuk melakukan tindakan pencegahan,
mitigasi dan mempersiapkan penanganan darurat, serta menangani kerentanan yang ada dengan kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut. Hasil dari kajian kapasitas adalah sebagai berikut;
2.1 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 29. Kapasitas terhadap ancaman Banjir
Apa yang dimiliki Apa yang dibutuhkan Apa kekurangan
Kapasitas/ Kemampuan Masyarakat / Individu/ Masyarakat / Individu/ Masyarakat /
Individu/ keluarga
Kelompok keluarga Kelompok keluarga Kelompok
Bagaimana mencegah - Perlunya kesadaran - Penghijauan - - Bibit pohon - - Kesadaran
kejadian ancaman? pengelolaan sampah daerah aliran masyarakat tidak
sungai menebang pohon
Bagaimana mengurangi - Melarikan diri - Kesiapsiagaan - Mengingatkan - Memberi - - Tidak adanya
jumlah korban/ - Membersihkan supaya tidak peringatan kesadaran
kerusakan? aliran sungai mendekati aliran kepada masyarakat
sungai masyarakat
Kapasitas dalam hubungan dengan kerentanan
Apa yang harus dilakukan - Tidak mendekati - - - Membuat tandu - - Perlunya papan
untuk membangun sungai informasi untuk
kesiapsiagaan? menjaga sungai
Apa yang harus dilakukan - Menyelamatkan - Memberitahu - - Kentongan/ - - Perlunya semacam
ketika ancaman diri & keluarga warga yang lain - Pengumuman di peringatan saat
menyerang / bencana? masjid banjir akan datang
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
36
2.2 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Tsunami/Banyu Lampeg
Tabel 30. Kapasitas terhadap ancaman Tsunami/Banyu Lampeg
37
2.3 Kapasitas yang Dimiliki Individu/Keluarga dan Masyarakat/Kelompok Terhadap Ancaman Gempa bumi
Tabel 31. Kapasitas terhadap ancaman gempa bumi
Kapasitas/Kemampuan Apa yang dimiliki Apa yang dibutuhkan Apa kekurangan
Individu/ Masyarakat / Individu/ keluarga Masyarakat / Individu/ Masyarakat /
keluarga Kelompok Kelompok keluarga Kelompok
Bagaimana mencegah Berlindung di - - Sosialisasi - Tersedianya Bangunan rumah - Tidak adanya tim
kejadian ancaman? bangunan rumah bangunan rumah komunitas yang tahan gempa yang menangani
yang aman tahan gempa penanggulangan kejadian gempa
bersama warga bumi
Bagaimana mengurangi - Mengetahui - Linmas, - Mengingatkan - Simulasi Bangunan rumah - Tidak adanya
jumlah korban/ cara relawan desa kesadaran terjadinya gempa yang tidak kesadaran
kerusakan? menyelemat terhadap bumi memperhitungkan masyarakat
kan diri ancaman gempa - Sosialisasi kemungkinan
bumi Bersama gempa
Kapasitas dalam hubungan dengan kerentanan
Apa yang harus Mengetahui - Penyebarluasan - Gotong royong - - Perlunya sosiasliasi
dilakukan untuk cara informasi antar masyarakat cara
membangun menyelamatkan menyelamatkan diri
kesiapsiagaan? diri
Apa yang harus - Menyelmatkan - Berlindung ke - - Evakuasi warga Tidak menyadari - Tim evakuasi
dilakukan ketika diri tempat aman yang rentan adanya ancaman
ancaman menyerang / - Berlindung ke gempa bumi
bencana? lokasi aman
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
38
C. Analisis Kemungkinan Dampak Bencana
Analisis kemungkinan dampak bencana dapat dikaji dari kemungkinan kehilangan, kerugian atau penurunan nilai dari asset-asset
penghidupan dari akibat yang ditimbulkan bencana. Risiko bencana ini ditinjau pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang timbul
karena suatu bahaya menjadi bencana. Resiko dapat berupa kematian, luka, sakit, hilang, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat. Adapun Hasil dari kajian risiko bencana ini adalah sebagai berikut;
1. Tingkat Risiko Bencana Terhadap Ancaman Banjir
Aset Sumber Daya - Kerusakan lahan pertanian - 40 hektar / 800 jt - Sawah terendam - Pengaturan tata
alam lingkungan - Gangguan fungsi irigasi - 600 meter / 40-50 jt banjir ruang - T (Tinggi)
- Kerusakan/Kehilangan 40 hektar / 800 jt - Sampah kiriman
sumber pangan alam
39
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Kerentanan
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Risiko
terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal (T/S/R)
Berisiko
- Rumah rusak/hilang - - Luapan air sungai - Normalisasi - S (Sedang)
- Gangguan fungsi rumah - sungai
- Kerusakan jaringan pipa air -
bersih
Aset fisik - Kerusakan jaringan listrik -
infrastruktur - Kerusakan saluran air -
- Kerusakan tempat kerja -
- Kerusakan fasilitas umum -
- Gangguan fungsi jalan/ 1 unit/ 40 sd 50 jt
jembatan
- Gangguan fungsi organisasi - - - - R (Rendah)
Aset sosial - sosial
- Gangguan partisipan
- Kehilangan lahan/sawah - 40 hektar / 800 juta - Lokasi Belum ada - T (Tinggi)
- Kehilangan Penghasilan - 100 orang, 8 juta penghidupan
upah/kerja perhari berada di wilayah
- Kehilangan modal kerja - 40 orang, 200 juta rawan banjir
- Gagal panen - 40 hektar, 1 Milyard - Pendangkalan
Aset ekonomi /
- Kerusakan/Kehilangan - sungai
finansial
harta benda - Penyempitan
- Kerusakan/kehilangan surat - sungai
penting - Sampah
- Pengeluaran tambahan - 100 orang/200 juta (pembers, plastik,
Keluarga per bulan tebon)
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
40
2. Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Tsunami/Banyu Lampeg
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Risiko
Nominal Aset Berisiko
- Luka-luka - Tidak mengetahui akan - Usulan Belum T (Tinggi)
- Mengungsi - 2 ribu orang adanya kemungkinan dipasang sirine dilaksana
- Meninggal terjadi tsunami peringatan kan
- Depresi/trauma 500 orang - Tidak mengindahkan bahaya
tanda-tanda datangnya tsunami
Aset Sumber
Tsunami - sosialisasi akan
Daya Manusia
- Bekeja mencari hasil keberadan jalur
laut untuk mencukupi evakuasi yang
kebutuhan ekonomi ada
- Simulasi
41
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Risiko
Nominal Aset Berisiko
- Rumah rusak - 400 rumah, 2 - Pemukiman berada di Sosialisasi cara Belum T (Tinggi)
Milyard lokasi rawan tsunami pengurangan dilaksana
Aset fisik - Gangguan fungsi rumah - 400 rumah Tidak adanya tanaman risiko bencana kan
infrastruktur - Kerusakan tempat kerja - 10 unit joglo, 200 penangkis ombak tsunami/banyu
juta lampeg
- Kerusakan fasilitas umum 2 gereja, 600 juta
- Gangguan fungsi organisasi sosial R (Rendah)
Aset sosial - Gangguan hambatan Partisipasi - - - -
42
3. Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Gempa Bumi
43
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Faktor Penyebab
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Kerentanan terhadap Tingkat Risiko
Jumlah/ Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil
Nominal
- Kehilangan lahan Lokasi pekerjaan di Mencari mata S (Sedang)
- Kehilangan Penghasilan wilayah rawan gempa pencaharian yang lain
upah/kerja bumi
- Kehilangan modal kerja
Aset ekonomi /
- Gagal panen
finansial
- Kerusakan/kehilangan
Surat penting
- Pengeluaran tambahan
Keluarga
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
44
BAB IV PILIHAN TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA
A. Penetapan Kebijakan
Upaya pengurangan risiko bencana di Desa Buluagung memerlukan landasan kebijakan-
kebijakan strategis. Diantaranya adalah dengan menetapkan aturan pengelolaan dan
mekanisme, kelembagaan, perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada
fase pra, saat dan setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
B. Analisa Stakeholder
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana direkomendasikan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi
penceegahan dan
mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat
dan perencanaan pemulihan.
4 BPD • Koordinasi -
5 LPMD • Koordinasi -
45
6 Linmas • Koordinasi Kurangnya kordinasi
• Berperan aktif membantu (sulit dihubungi)
keamanan dan ketertiban
7 RT & RW dan Kasun • Pemerintah ketertiban desa Kurang anggaran
• Koordinasi
• Dapat ditugaskan secara
mendadak
8 Bumdesa “Panji Samudera” • Koordinasi Kurangnya sosialisasi
• Membantu pemerintah dalam Kegiatan usaha belum
usaha dan peningkatan PAD maksimal
• Pengelolaan sampah
9 Kelompok tani • Koordinasi Kurangnya sosialisasi
46
C. Rekap Pilihan Tindakan
1. Rekap rekomendasi ancaman Banjir
Tokoh Masyarakat/Toga
Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kelompok Kesenian
PKK & Dasawisma
Pemerintah Desa
Fase Kegiatan
Pecalang
BUMDES
Relawan
UMKM
Linmas
Banser
GKJW
BPD
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v V v v v v
saat tidak terjadi penanggulangan bencana
bencana 2. Pengajuan kegiatan RPB v v v v v v v v
(pencegahan, (Rencana Penanggulangan
mitigasi, dan Bencana) ke Musrembang
peningkatan 3. Sosialisasi kesadaran v v v v v v v V v v v v v v v V
kapasitas) pengurangan risiko bencana
4. Pembersihan sampah di v v v v v v v V v v v v v v
area sungai dan pantai
47
5. Perbaikan & normalisasi v v v v V v v v
saluran irigasi
6. Pelatihan Tim Siaga v v v v v v v v v v v v v
7. Pembuatan rambu & papan v v v v
informasi kebencanaan
8. Pengadaan perlengkapan v v v v v v v v
kebencanaan
9. Sosialisasi kegiatan v v v v v v v v
pengurangann risiko
bencana melalui kegiatan
kebudayaan Baritan,
Ruwatan, dll
10. Pembuatan dan v v v v v v v v
pengelolaan Bank Sampah
11. Fasilitasi pengelolaan v v v v v v v v v v v v
sungai yang berkelanjutan
48
3. Mengelola logistik dan v v v v v v
kebutuhan dasar
pengungsian
49
2. Rekap rekomendasi PRB (Pengurangan Risiko Bencana) untuk Ancaman Angin Kencang/ ba
Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Tokoh Masyarakat/Toga
Kelompok Kesenian
PKK & Dasawisma
Pemerintah Desa
Fase Kegiatan
Pecalang
BUMDES
Relawan
UMKM
Linmas
Banser
GKJW
BPD
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v V v v v v
saat tidak penanggulangan
terjadi bencana
bencana 2. Pengajuan RPB ke v v v v v v v v
(pencegahan, Musrembangdes
mitigasi, dan
peningkatan 3. Sosialisasi v v v v v v v V v v v v v v v v
kapasitas) penanggulangan tsunami
kepada masyarakat
50
4. Penanaman pohon v v v v v v v V v v v v v v
(mangrove, cemara
udang, dll) pemecah
ombak dan penahan
abrasi
5. Pembentukan tim siaga v v v v v v v v v v v v v
Bencana
6. Pembuatan papan v v v v
informasi kebencanaan
7. Pelatihan evakuasi dan v v v v v v v v
kesiapsiagaan untuk tim
siaga desa
8. Pelatihan pengelolaan v v v v v v v v
sampah berbasis
masyarakat dan
pembuatan kompos
51
Saat tanggap 1. Melakukan evakuasi v v v v
darurat korban
2. Memberikan V v v v v v v v
pertolongan pertama
3. Pendataan korban V v v v v v v v
4. Pengelolaan logistik, v v v v v v v v
dapur umum dan
kebutuhan dasar
pengungsi lainnya
Pasca bencana 1. Melakukan kajian v v v v v v v v v v v v
kerugian dan kerusakan
2. Kerja bakti masal v v v v v v v v
penataan lingkungan
3. Rehabilitasi & v v v v v v v V v v v v v v v v
Rekonstruksi, sarana &
prasarana yang
terdampak
4. Pemulihan aktivitas v v v v v v v V v v v v v v
penghidupan/ pekerjaan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
52
3. Rekap rekomendasi ancaman Gempa Bumi
Tokoh Masyarakat/Toga
RT/RW ,& Kepala Dusun
Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kelompok Kesenian
PKK & Dasawisma
Pemerintah Desa
Fase Kegiatan
Pencalang
BUMDES
Relawan
UMKM
Linmas
Banser
GKJW
BPD
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan v v v v V v v v v
saat tidak penanggulangan
terjadi bencana
bencana 2. Pengajuan kegiatan RPB v v v v v v v v
(pencegahan, (Rencana
mitigasi, dan Penanggulangan
peningkatan Bencana) ke
kapasitas) Musrembang
3. Sosialiasi kesadaran v v v v v v v V v v v v v v v v
pengurangan risiko
bencana
53
4. Sosialiasi mengenai v v v v v v v V v v v v v v v v
bangunan rumah yang
tahan gempa
5. Sosialisasi mitigasi v v v v V v v v
bencana ke Sekolah
6. Pelatihan dan v v v v v v v v v v v v v
pengembangan tim siaga
bencana desa
7. Pengembangan Mata v v v v
Pencaharian Alternatif
bagi kelompok rentan
8. Fasilitasi Pembentukan v v v v v v v v
Kelompok masyarakat
sadar bencana
9. Pembentukan & v v v v v v v v
Pengelolaan tabungan
siaga
10. Penguatan ekonomi v v v v v v v v
Masyarakat melalui
penguatan UMKM
54
Saat tanggap 1. Melakukan evakuasi v v v v v v v V v v v v v v v v
darurat 2. Mengaktifkan pos v v v v
pengungsian dan
pengelolaan pemenuhan
Saat tanggap dasar bagi pengungsi
darurat lainnya
3. Mendata korban dan v v v v
melakukan kaji cepat
akibat dari bencana
Pasca bencana 1. Pemulihan mental v v v v v v v v v v
2. Rehabilitasi & v v v v v v
Rekonstruksi sarana dan
prasarana yang
terdampak
3. Pemulihan aktivitas v v v v v v
masyarakat
55
Bab V. ALOKASI TUGAS DAN SUMBERDAYA
Alokasi tugas dan Sumberdaya merupakan pengejawantahan dari Rencana Aksi Komunitas.
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana direkomendasikan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pencegahan dan
mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat
dan perencanaan pemulihan. Rekomendasi bentuk kegiatan dituangkan dalam matrik rekap
rekomendasi di bawah ini.
56
RENCANA AKSI KOMUNITAS
1 Pembuatan peraturan 2 kali dalam 1 Dasar peraturan Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- DD,
penanggulangan bencana tahun (Agustus penanggulangan Tokoh Masyarakat, Swadaya
& November) bencana Tim Siaga
2 Pengajuan kegiatan RPB 1 tahun sekali Penyampaian aspirasi Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- DD,
(Rencana Penanggulangan masyarakat Tokoh Masyarakat, Swadaya
Bencana) ke Musrembang Tim Siaga
57
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
pelaksanan (Rp) Dana
4 Pembersihan sampah di Tahun ke-2 Mengurangi terjadinya Pemdes, Perangkat, Rp.30.000.000,- DD,
area sungai dan pantai banjir Tokoh Masyarakat, Swadaya
Tim Siaga,
Karangtaruna,
5 Perbaikan & normalisasi Tahun ke-3 Mengurangi risiko Pemdes, Perangkat, Rp.50.000.000,- APBDES,
saluran irigasi terjadinya banjir Tokoh Masyarakat, Swadaya
Tim Siaga,
Karangtaruna,
6 Pelatihan Tim Siaga Tahun ke-1 Peningkatan kapasitas Pemdes, Perangkat, Rp.5.000.000,- APBDES,
tim siaga desa Tokoh Masyarakat, Swadaya
Tim Siaga,
Karangtaruna,
7 Pembuatan rambu & Tahun ke-1 Adanya sarana informasi Pemdes, Perangkat, Rp.5.000.000,- APBDES,
papan informasi kesiapsiagaan terhadap Tokoh Masyarakat, Swadaya
kebencanaan risiko terjadinya bencana Tim Siaga,
banjir Karangtaruna,
8 Pengadaan perlengkapan Tahun ke-2 Adanya alat-alat tanggap Pemdes, Perangkat, Rp.5.000.000,- APBDES,
kebencanaan darurat yang memadai Tokoh Masyarakat, Swadaya
Tim Siaga,
Karangtaruna,
9 Sosialisasi kegiatan Tiap tahun Adanya penyadartahuan Pemdes, Perangkat, Rp.10.000.000, APBDES,
pengurangann risiko mengani isu Tokoh Masyarakat, Swadaya
bencana melalui kegiatan pengurangan risiko Kelompok
kebudayaan Baritan, bencana melalui Masyarakat
Ruwatan, dll pemajuan kebudayaan
58
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
pelaksanan (Rp) Dana
10 Pembuatan dan Tahun ke-2 Mengurangi risiko Pemdes, Perangkat, Rp.15.000.000,- APBDES,
pengelolaan Bank Sampah terjadinya banjir Tokoh Masyarakat, Swadaya
sekaligus upaya Tim Siaga,
peningkatan ekonomi Karangtaruna,
melalui pengelolaan BUMDES
bank sampah
11 Fasilitasi pengelolaan Tahun ke-3 Kesadaran pengelolaan Pemdes, Perangkat, Rp.10.000.000,- APBDES,
sungai yang berkelanjutan sungai dan DAS yang Tokoh Masyarakat, Swadaya
berkelanjutan Tim Siaga,
Karangtaruna,
2 Monitoring pintu air dan Menyesuaikan Kesiapsiagan tim siaga Tim Siaga, Linmas - Swadaya
wilayah DAS (Daerah aliran dalam menghadapi
sungai) kemungkinan kejadian
bencana banjir
59
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
pelaksanan (Rp) Dana
SAAT TANGGAP DARURAT
1 Melakukan evakuasi Menyesuaikan Mengurangi risiko korban Tim Siaga, Relawan, - Swadaya
dan kerugian Karang taruna,
2 Mengaktifkan pos Menyesuaikan Terpenuhinya kebutuhan Tim Siaga, Relawan, - Swadaya
pengungsian dasar tempat tinggal bagi Karang taruna, PKK
pengungsi
3 Mengelola logistik dan Menyesuaikan Terpenuhinya kebutuhan Tim Siaga, Relawan, - Swadaya
kebutuhan dasar dasar makanan, dan Karang taruna, PKK
pengungsian kesehatan bagi
pengungsi
60
B. Alokasi Sumber Daya untuk Ancaman Tsunami/Banyu lampeg
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
Jenis Ancaman : Tsunami/Banyu lampeg
Desa : Buluagung
Kecamatan : Siliragung
Kabupaten : Banyuwagi
2 Pengajuan RPB ke 1 tahun sekali Penyampaian Pemdes, Perangkat, Rp.3.000.000,- DD, Swadaya
Musrembangdes aspirasi masyarakat Tokoh Masyarakat, Tim
Siaga
61
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
pelaksanan (Rp)
4 Penanaman pohon Tahun ke-2 Adanya tanggul alam Pemdes, Masyarakat, Rp.50.000.000,- APBDES,
(mangrove, cemara pemecah ombak Dunia usaha, Relawan Swadaya
udang, dll) pemecah untuk mengurangi
ombak dan penahan dampak tsunami dan
abrasi abrasi
5 Pembentukan tim Tahun ke-3 Peningkatan Pemdes, Perangkat, Rp.15.000.000,- APBDes,
siaga Bencana ketrampilan serta Tim Siaga, Karang Swadaya
jumlah personal tim taruna, PKK
siaga bencana desa
6 Pembuatan papan Tahun ke-2 Adanya papan Pemdes, pokdarwis, Rp.5.000.000,- APBDes,
informasi informasi yang berisi Dunia usaha, relawan Swadaya
kebencanaan peta rawan, dan
informasi
kesiapsiagaan
lainnya
7 Pelatihan evakuasi Tahun ke-2 Peningkatan Pemerintah Desa, Rp.5.000.000,- APBDes,
dan kesiapsiagaan ketrampilan bagi tim Relawan, Swadaya
untuk tim siaga desa siaga dan relawan
dalam melakukan
evakuasi penduduk
8 Pengelolaan sampah Tahun ke-2 Peningkatan BUMDES, PKK, Karang Rp.50.000.000,- APBDES,
dan pengolahan kapasitas kelompok taruna, Kelompok tani, Swadaya,
kompos rentan melalui BUMDES
penguatan ekonomi
dengan kemandirian
dalam penyediaan
pupuk organik
62
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
pelaksanan (Rp)
SAAT TERDAPAT POTENSI BENCANA (Kesiapsiagaan)
1 Simulasi peringatan Saat bencana Meningkatkan Tim Siaga, Karang Rp.5.000.000,- Swadaya
dini dan evakuasi evakusai kesiapsagaan taruna, linmas masyarakat
masyarakat melalui Bumdes
praktik simulasi
bencana
2 Penyiapan alat dan Menyesuaikan Adanya prasarana Tim Siaga, Karang Rp.5.000.000,- Swadaya
prasarana evakuasi dan lokasi evakuasi taruna, linmas masyarakat
dan yang sesuai Bumdes
dengan kebutuhan
3 Pelatihan Menyesuaikan Peningkatan Tim Siaga, Karang Rp. 3.000.000,- Swadaya
kesiapsigaaan ketrampilan dan taruna, linmas, PKK masyarakat
relawan Kesiapsiagaan Bumdes
relawan desa
Penambahan
personil relawan/
tim siaga
5 Penyiapan Menyesuaikan Monitoring alat, dan Tim Siaga, Karang Rp.15.000.000,- Pemdes,
perlengkapan Kesiapsiagaan warga taruna, linmas Swadaya
tanggap darurat
63
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
pelaksanan (Rp)
SAAT TANGGAP DARURAT
1 Melakukan evakuasi Menyesuaikan Mengurangi risiko Tim Siaga, Karang - Swadaya
korban korban dan kerugian taruna, linmas, relawan
2 Memberikan Menyesuaikan Memberikan Tim Siaga, Karang - Swadaya
pertolongan pertama pertolongan darurat taruna, linmas
untukm
menyelamatkan jiwa
serta meminimalisir
peningkatan luka-
luka
3 Pendataan korban Menyesuaikan Tersedianya data Tim Siaga, Karang - Swadaya
pilah dari korban taruna, linmas, relawan
4 Pengelolaan logistik Menyesuaikan Ketersediaan Tim Siaga, Karang - Swadaya,
dan bantuan untuk layanan dasar taruna, linmas, PKK Pemdes
korban kebutuhan bagi para
pengungsi
64
Progam/ Kegiatan Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
pelaksanan (Rp)
3 Rehabilitasi & Pasca bencana Adanya pemulihan Pemdes, tim siaga, PKK, - Swadaya
Rekonstruksi, sarana sarana dan Karang taruna, tokoh
& prasarana yang prasarana yang masyarakat
terdampak terdampak
65
C. Alokasi Sumber Daya untuk Ancaman Gempa Bumi
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
Jenis Ancaman : Gempa Bumi
Desa : Siliragung
Kecamatan : Siliragung
Kabupaten : Banyuwagi
66
Progam/ Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
Kegiatan pelaksanan (Rp)
4 Sosialiasi Menyesuaikan Peningkatan kesadaran Pemdes, Tim Siaga Rp. 5.000.000,- APBDES, Swadaya
mengenai dan pemahamaman
bangunan rumah tentang bangunan
yang tahan gempa rumah yang tahan
gempa
5 Sosialisasi mitigasi Menyesuaikan Anak-anak Sekolah Rp.5.000.000,- APBDes, Swadaya
bencana ke memiliki kesiapsiagaan
Sekolah dan ketrampilan dasar
untuk menyelamatkan
diri ketika terjadi
gempa bumi
6 Pelatihan dan Menyesuaikan Adanya peningkatan Masyarakat Rp.5.000.000,- Pemerintah Desa
pengembangan kapasitas bagi tim siaga
tim siaga bencana bencana
desa
7 Pengembangan Menyesuaikan Adanya peningkatan Tim Siaga, Pemerintah Rp.10.000.000,- Pemerintah Desa
Mata Pencaharian kapasitas melalui Desa
Alternatif bagi pemberdayaan
kelompok rentan ekonomi bagi kelompok
rentan
8 Fasilitasi Sekali Meningkatnya Pemerintah Desa, Rp.10.000.000,- APBDES
Pembentukan kesadaran masyarakat Relawan,
Kelompok terhadap risiko
masyarakat sadar bencana melalui
bencana sosialisasi di pertemuan
kelompok-kelompok
67
Progam/ Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
Kegiatan pelaksanan (Rp)
9 Pembentukan & Menyesuaikan Adanya cadangan dana Pemdes, BPBD, Rp.10.000.000,- APBDES,
Pengelolaan yang dapat digunakan Relawan, dll BUMDES,
tabungan siaga untuk kondisi darurat Swadaya
serta dapat digunakan
untuk penguatan
ekonomi
10 Penguatan Menyesuaikan Adanya usaha simpan Pemdes, Karang taruna, Rp.10.000.000,- APBDES, BUMDES
ekonomi pinjam untuk PKK, BUMDes, UMKM,
masyarakat penguatan ekonomi
melalui bagi kelompok rentan
penguatan UMKM
SAAT TERDAPAT POTENSI BENCANA (Kesiapsiagaan)
1 Melakukan Setahun sekali Meningkatnya Relawan, BPBD, Rp.3.000.000,- APBDES,
simulasi bencana kesiapsiagaan Pemdes, Tim Siaga, dll SWadaya
masyarakat dalam
rangka mengurasi risiko
gempa bumi
2 Sosialisasi Setahun sekali Pengenalan Relawan, BPBD, Rp. 3000.000,- APBDES,
kesiapsiagaan di kesiapsiagaan Pemdes, Tim Siaga, dll SWadaya
sekolah dan masyarakat semenjak
pemukiman dini dari lingkungan
Sekolah
SAAT TANGGAP DARURAT
1 Melakukan Menyesuaikan Mengurangi risiko Tim siaga, Linmas, - APBDES,
evakuasi korban dan kerugian Relawan SWadaya
dengan mengevakuasi
warga/masyarakat yang
berada di lokasi rawan
68
Progam/ Waktu Biaya
No Tujuan Pelaksana Sumber Dana
Kegiatan pelaksanan (Rp)
2 Mengaktifkan pos Menyesuaikan Terpenuhinya Tim siaga, Linmas, - APBDES,
pengungsian dan kebutuhan dasar Karangtaruna SWadaya
pengelolaan (papan, pangan,
pemenuhan dasar sandang, kesehatan,
bagi pengungsi pendidikan) bagi
lainnya pengungsi
3 Mendata korban Menyesuaikan Adanya data korban, Tim siaga - APBDES,
dan melakukan kerusakan dan kerugian SWadaya
kaji cepat akibat dari dampak bencana
dari bencana
PASCA BENCANA, Pemulihan (Rehabilitasi & Rekonstruksi)
1 Pemulihan mental Pasca Bencana Adanya pemulihan Tim siaga, PKK, Relawan - APBDES,
mental korban bencana SWadaya
2 Rehabilitasi & Pasca terjadi Adanya pemulihan Pemdes, tim siaga, PKK, - APBDES,
Rekonstruksi bencana sarana dan prasarana Karang taruna, tokoh SWadaya
sarana dan fisik dari dampak masyarakat
prasarana yang bencana
terdampak
3 Pemulihan Pasca terjadi Adanya pemulihan Gotong royong Semua - APBDES,
aktivitas bencana penghidupan aktivitas elemen masyarakat SWadaya,
masyarakat masyarakat yang Instansi terkait
terdampak
69
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Rencana penanggulangan bencana di Desa Buluagung ini disusun untuk menjadi acuan bagi
semua pihak dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana khususnya di Desa Buluagung
dan umumnya di Kabupaten Banyuwangi. Penanggulangan bencana ini meliputi kegiatan
sebelum, saat dan setelah terjadinya bencana. Dengan demikian diharapkan pelaksaan
Penanggulangan Bencana dapat berjalan secara efektif, efisien, terkoordinasi dengan baik
dan akuntabel.
Upaya pengurangan risiko bencana memerlukan landasan kebijakan-kebijakan strategis,
yakni penetapan aturan pengelolaan dan mekanisme, kelembagaan, perencanaan dan
pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase pra, saat dan setelah bencana untuk
semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana ini melalui proses Kajian Risiko Bencana
secara Partisipatif. Dengan hasil metode riset aksi ini komunitas sekaligus dapat bercermin
dengan dirinya sendiri untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam rangka pengurangan
risiko bencana yang sesuai dengan kebutuhan komunitas sendiri. Metode riset aksi ini
sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi komunitas untuk menuangkan gagasan serta
berpartisipasi aktif dalam menentukan arah kebijakan desa. Sehingga tidak hanya
menghasilkan pemetaan risiko tetapi sekaligus juga peningkatan kapasitas komunitas sebagai
dampak pengalaman partisipasi aktif dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana.
Untuk kebutuhan monitoring serta evaluasi, dokumen RPB ini akan dievaluasi setiap
tahun sekali. Sedangkan pembaharuan akan dilakukan dalam periode 5 tahunan. Dalam hal
ini Forum PRB Desa Buluagung akan mengambil peran penting dalam berjalannya monitoring
serta evaluasi ini.
Harapan besar dari semua pihak semoga Rencana Penanggulangan Bencana ini dapat
direalisasikan dengan baik dan lancar. Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan
bencana dalam bentuk kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut
meliputi pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan,
perencanaan tanggap darurat dan perencanaan pemulihan.
70
B. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut dari hasil kajian risiko bencana ini secara komprehensif dituangkan
dalam dokumen rencana penanggulangan bencana Desa Buluagung. Selain itu, dalam proses
kajian risiko bencana partisipatif yang telah dilakukan menyepakati =rencana tindak lanjut
adalah sebagai berikut ;
a. Mengintegrasikan kegiatan kajian risiko bencana partisipatif dalam kegiatan Tilik Dusun
yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
b. Mengintegrasikan kegiatan kajian desa partisipatif yang berpersepektif pengurangan
risiko bencana dalam kegiatan musyawarah dusun (musdus) dan musyawarah desa
(musdes) yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
c. Jika dimungkinkan akan dilakukan integrasi rekomendasi-rekomendasi kegiatan
penanggulangan bencana yang ada dalam RKPDesa.
d. Mengintegrasikan rekomendasi-rekomendasi kegiatan penanggulangan bencana yang
ada dalam RPMJDes yang akan datang.
e. Pembaharuan profil risiko bencana desa yang terintegrasi dalam RPJMDes
f. Pembentukan Forum PRB Desa Buluagung yang akan melakukan pertemuan rutin serta
melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan
71
Lampiran
I. Peta Ancaman Tsunami dan Banjir Desa Buluagung
72
73
LAMPIRAN 3
Sistem Peringatan Dini Inklusif
dan
Rencana Evakuasi
Desa Buluagung
Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi
Desa Buluagung
1
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Buluagung
b. Karakter ancaman Tsunami/Banyu Lampeg
KARAKTER KETERANGAN
2
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Buluagung
c. Karakter ancaman Gempa Bumi
3
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Buluagung
2. Rancangan sistem peringatan dini
4
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Buluagung
b. Sistem peringatan dini terhadap ancaman Tsunami/Banyu Lampeg
Jenis ancaman : Tsunami/Banyu Lampeg
Desa/Kec : Buluagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
- Informasi dari BMKG
Sumber peringatan - Kejadian pasca gempa bumi
bahaya - Pusat gempa bumi di laut
- Pengamatan wilayah pesisir Dusun Purwosari
Bentuk peringatan bahaya - Air laut surut ±3 jam
- Pengamatan lokasi lokasi yang rawan
Cara pemantauan bahaya
- Memantau info BMKG
Cara penyampaian - Melalui grup Whatsapp Destana
peringatan bahaya - Melalui HT
Cara memastikan
- Menghubungi pihak BPBD. Mengkonfirmasi ke Pemdes
kebenaran peringatan
Penyebarluasan peringatan bahaya
- Petugas yang diberi mandat oleh masyarakat
Penyampai peringatan
- Petugas pematau bahaya/peringatan dini
- Masyarakat di wilayah rawan Dusun Purwosari, sekitar
Sasaran peringatan
pesisir terutama kelompok rentan
- Melalui pengeras suara
- Melalui grup WA
Cara penyampaian
- Menggunakan kentongan dan Pengeras suara/sirine portabel
peringatan
apabila mati lampu
- Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
- Menginformasikan cara-cara menyelamatkan diri
Bentuk peringatan
- Seluruh masyarakat agar segera melakukan evakuasi ke
tempat aman yang ditentukan
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memastikan kebenaran info peringatan kepada dusun
Tindakan RT/RW
- Memantau proses evakuasi warga masing-masing
- Secepatnya melakukan prosedur evakuasi ke tempat yang
Tindakan masyarakat
aman dengan tertib
Sumber: Kajian Partisipatif desa Buluagung 2023
5
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Buluagung
B. Peta Kerawanan Banjir dan Tsunami
6
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Buluagung
C. Rencana Evakuasi
1. Sistem Komunikasi
BPBD Banyuwangi
HP & HT
Kepala Desa
TIM SIAGA
Buluagung
Desa Buluagung
HP
HP & HT
Kasun, Takmir
RW & RT Masjid
TIM EVAKUASI
Pengeras
, Kentongan Suara
Masjid
LINMAS
7
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Buluagung
2. Jalur evakuasi
8
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Buluagung
4. Fasilitas untuk evakuasi
Lokasi evakuasi Mobil Truk HT Speaker Hanphone Kentongan Tandu
9
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Buluagung
LAMPIRAN 4
Dokumen Rencana
Kontinjensi Desa Buluagung
Dokumen
RENCANA
KONTINJENSI
Tim Fasilitator :
- Alex Candra Widodo
- Sunandar Prihanto
- Andri Kusumajaya
- Abdilah
DESA BULUAGUNG
KECAMATAN BULUAGUNG
KABUPATEN BANYUWANGI, PROVINSI JAWA TIMUR
Tahun 2023
DAFTAR ISI
Hal
A. Pendahuluan ................................................................................................... 3
1. Latar Belakang ........................................................................................ 3
2. Tujuan ................................................................................................ 3
3. Runag Lingkup ......................................................................................... 3
B. Profil Risiko Bencana Wilayah ........................................................................ 4
C. Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi ................................. 7
1. Karakter Ancaman ......................................................................... 7
2. Rancanangan Sistem Peringatan Dini ...................................................... 10
3. Rancangan Sistem Komunikasi ................................................................ 12
4. Strukur Bidang Tanggap Darurat (Tim Siaga Bencana Desa) .................. 13
5. Rancangan Rencana Evakuasi .................................................................. 14
D. Pengembangan Skenario ............................................................................. 17
1. Skenario Kejadian .............................................................................. 17
2. Skenario Dampak ............................................................................. 17
E. Kebijakan dan Strategi ............................................................................. 18
F. Struktur Komando Tanggap Darurat ............................................................ 19
G. Perencanaan Kegiatan Bidang Operasi .......................................................... 20
1. Bidang Operasi Posko ......................................................................... 20
2. Bidang Operasi Kesehatan ...................................................................... 22
3. Bidang Operasi Logistik ......................................................................... 24
4. Bidang Operasi Evakuasi dan Transportasi ............................................. 26
5. Bidang Operasi Peringatan Dini/Pemantauan Bahaya ........................... 28
H. Penutup ........................................................................................................ 30
Lampiran: Dokumentasi Kegiatan Simulasi
Halaman 2 dari 36
Dokumen Rencana Kontinjensi Bencana
Desa Buluagung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur
Tahun 2023
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia menindaklanjuti Kerangka Aksi Hyogo dengan menerbitkan Undang-
Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dalam Undang-
undang tersebut diatur penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi tahap
1) sebelum bencana, 2) saat bencana dan 3) setelah bencana. Rencana kontijensi
merupakan usaha mengurangi risiko bencana pada semua tahapan. Penyusunan
rencana kontijensi ini dan penerapannya di tengah masyarakat juga dapat menjadi
awal proses penyadaran bahwa setiap jenis ancaman harus dihadapi dengan cara-
cara jelas dan terukur.
Rencana Kontinjensi adalah rencana yang disusun untuk menghadapi suatu
situasi krisis yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi dapat pula tidak terjadi.
Rencana Kontinjensi (Renkon) merupakan suatu proses identifikasi dan
penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum
tentu terjadi. Renkon hanya diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan akan terjadi.
Rencana kontijensi desa ini hanya digunakan untuk satu jenis bencana saja dan
disahkan dengan Peraturan Kepala Desa. Renkon dilakukan segera setelah ada
tanda-tanda awal (kemungkinan) akan terjadi bencana.
2. Tujuan
a. Mencegah/mengurangi kerugian nyawa, harta benda dan kerusakan tatanan
sosial akibat bencana.
b. Mengatur dan menyediakan pedoman operasional bagi masyarakat,
pemerintah, dan parapihak dalam penanganan situasi darurat bencana di Desa.
c. Memastikan terpenuhinya Hak Dasar pada situasi darurat bencana
3. Ruang Lingkup
Rencana kontijensi ini merupakan perencanaan penanganan situasi tanggap
darurat bencana dengan ruang lingkup kejadian di wilayah Desa.
Halaman 3 dari 36
B. Profil Risiko Bencana Wilayah
Desa Buluagung adalah adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Siliragung,
Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Buluagung berada di bagian selatan
Kabupaten Banyuwangi. Desa Buluagung termsuk dalam kawasan luar hutan dimana
tipologinya adalah persawahan (prodeskel 2022). Saat ini Buluagung masuk dalam
ketegori Mandiri menurut Indeks Desa Membangun dan tergolong Berkembang
menurut Indeks Pembangunan Desa dengan skor 0,8492 (IDM 2022). Sementara untuk
SDG’s Desa mencapai skor 42,06 (SDG’s 2022). Sedangkan berdasarkan profil
perkembangan desa masuk dalam klasifikasi Swakarsa kategori mula (prodeskel 2022)
Secara geografis Desa Buluagung Kecamatan Siliragung Kabupaten Banyuwangi
berada pada 114.13324 BT dan 8.613976 LS. Desa Buluagung, merupakan daerah
dataran dan termasuk sebagai desa-desa di wilayah pesisir selatan Banyuwangi. Dari
ke enam desa di wilayah Kecamatan Siliragung, Desa Buluagung ini satu-satunya yang
memiliki pantai. Desa Buluagung termasuk dataran rendah dengan topografi
berlembah sebagai bentukan Pegunungan Tumpang Pitu di sebelah barat daya. Selain
menghadap ke pantai (Samudera Indonesia).
Wilayah Desa Buluagung yang terbagi menjadi 6 (enam) Dusun yakni; Dusun Krajan,
Dusun Pecemengan, Dusun Purwosari, Dusun Seloagung, Dusun Sidorukun, Dusun
Tegalwagah. Desa Buluagung sendiri memiliki total keseluruhan luasan 97.125 Ha. Desa
Buluagung merupakan dataran dengan bentangan berupa dataran rendah dengan
ketinggian tempat berkisar 7 mdpl. Selain areal persawahan dan perkebunan, Desa
Buluagung merupakan daerah pinggiran hutan dimana terdapat hutan tanaman
industri.
Kondisi Desa Buluagung yang berada di dataran rendah dan dilalui sungai rawan
terjadi banjir. Melimpahnya potensi alam selalu diimbangi dengan potensi ancaman
bencana, begitu juga yang terjadi di Desa Buluagung. Kejadian banjir pada tahun 2003,
2004, 2005, 2008, 2010, dan 2011 merupakan bukti bahwa ancaman itu dapat terjadi
setiap saat. Selain itu, gelombang ekstrim dan abrasi mengancam masyarakat pesisir
tiap tahunnya. Secara nyata banjir empat kali dalam 10 tahun terakhir telah
menghancurkan pertanian masyarakat bantaran sungai Baru. Pada saat curah hujan
tinggi, posisi Desa Buluagung yang berada di daerah hilir dan dilalui dengan dua sungai
Halaman 4 dari 36
besar menerima kiriman air yang cukup deras yang dari daerah utara. Hal ini dapat
menjelaskan mengapa pada kajian partisipatif ancaman banjir muncul di Desa
Buluagung. Tentu saja penjagaan kawasan hulu terutama sebelah utara Banyuwangi
akan sangat mempengaruhi risiko terjadinya banjir tersebut. Pada musim hujan kondisi
kerawanan terjadinya banjir menjadi meningkat. Hal ini ditunjang dengan adanya alih
fungsi lahan, tidak adanya pengelolaan DAS yang baik, pendakalan sungai sampai
dengan prilaku masyarakat dalam membuang sampah yang sembarangan, semakin
meningkatkan risiko terhadap bencana banjir.
Pada aspek lain, meskipun sejarah gempa bumi di Desa Buluagung sangat jarang
terjadi, tetapi kawasan Kecamatan Siliragung secara geologis berdekatan dengan sesar
aktif. Pada tahun 1994 yang lampau pernah terjadi gempa bumi yang juga memicu
terjadinya Tsunami di wilayah selatan Banyuwangi. Dengan demikian ancaman
terjadinya gempa bumi termasuk dalam pemetaan risiko bencana di Desa Buluagung..
Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Buluagung yang pernah terjadi
hingga tahun 2023.
Halaman 5 dari 36
4 1994 Tsunami/ Banyu • Terjadi di dusun Purwosari Diskusi kelompok
Lampeg yang menelan korban 5
orang diantaranya 1
meninggal dan 4 orang
mengalami trauma/depresi.
5 2003, Banjir • Banjir mengakibatkan Diskusi kelompok
2004, hanjurnya pertanian
2005, masyarakat bantaran sungai
2010,
2011
6 2019 Cuaca ekstrim • Cuaca ekstrim Diskusi kelompok
mengakibatkan kerusakan
lahan pertanian serta
melumpuhkan kegiatan
perekonomian
5 2020 - Covid 19 • Ada warga yang meninggal Diskusi kelompok
2022 dunia
• Perekonomian warga
terganggu
4 - Angin Kencang & • Terjadi di wilayah pesisir Diskusi kelompok
Gelombang melumpukan wisata di
ekstrim di setiap pantai Parang Semar.
tahun
5 - Banjir di setiap • Terjadi di setiap musim hujan Diskusi kelompok
tahun/musiman datang dan menyebabkan
keruskaan lahan dan
kerugian perekonomian
seperti sawah,
ladang/babatan. Semua
tanaman mengalami gagal
panen karena tenggelam
oleh luapan banjir.
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Buluagung 2023
Halaman 6 dari 36
Dengan kondisi tersebut, Desa Buluagung memiliki potensi ancaman sebagai berikut ;
Dengan melihat kondisi potensi ancaman tersebut, jadi dari hasil kajian risiko
bencana, diperlukan suatu Rencana Kontinjensi guna menghadapi kemungkinan
kondisi pada masa ; 1) Siaga Darurat, 2) Tanggap Darurat dan 3) Transisi Darurat.
Rencana Kontinjensi merupakan proses identifikasi dan penyusunan rencana ke
depan yang didasarkan pada keadaan yang kemungkinan besar akan terjadi, namun
juga belum tentu terjadi. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah
diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan tidak pernah terjadi.
Proses penyusunan rencana kontinjensi tersebut terdiri dari tujuh tahap,yaitu:
1. Penilaian bahaya. Yakni mengumpulan informasi mengenai bahaya, risiko, dan
kerentanan yang terkait dengan kejadian kedaruratan yang diprediksikan
2. Penentuan kejadian. Menentukan akar penyebab kejadian, cara kejadian akan
berlangsung dan gejala-gejala yang mungkin akan terjadi
3. Pengembangan skenario. Beberapa skenaro yang dikembankan dengan
mempertimbangkan perhitungan kajian risiko bencana yang telah dilakukan
4. Proyeksi kebutuhan. Memproyeksikan kebutuhan masing-masing bidang atas
kondisi yang terjadi.
Halaman 7 dari 36
C. Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi
1. Karakteristik ancaman
1.1. Karakteristik ancaman banjir
Halaman 8 dari 36
1.2. Karakteristik ancaman Tsunami/Banyu lampeg
Halaman 9 dari 36
1.3. Karakteristik Ancaman Gempa Bumi
KARAKTER KETERANGAN
Frekuensi • 1818
• 1925
• 1994
Halaman 10 dari 36
2. Rancangan sistem peringatan dini
Halaman 11 dari 36
2.1. Sistem peringatan dini terhadap kejadian angin kencang
Tabel . Sistem peringatan dini terhadap ancaman angin kencang Desa Buluagung
Jenis ancaman : Tsunami/Banyu Lampeg
Desa/Kec : Buluagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
- Informasi dari BMKG
- Kejadian pasca gempa bumi
Sumber peringatan bahaya
- Pusat gempa bumi di laut
- Pengamatan wilayah pesisir Dusun Purwosari
Bentuk peringatan bahaya - Air laut surut ±3 jam
- Pengamatan lokasi lokasi yang rawan
Cara pemantauan bahaya
- Memantau info BMKG
Cara penyampaian - Melalui grup Whatsapp Destana
peringatan bahaya - Melalui HT
Cara memastikan
- Menghubungi pihak BPBD. Mengkonfirmasi ke Pemdes
kebenaran peringatan
Penyebarluasan peringatan bahaya
- Petugas yang diberi mandat oleh masyarakat
Penyampai peringatan
- Petugas pematau bahaya/peringatan dini
- Masyarakat di wilayah rawan Dusun Purwosari, sekitar
Sasaran peringatan
pesisir terutama kelompok rentan
- Melalui pengeras suara
- Melalui grup WA
Cara penyampaian
- Menggunakan kentongan dan Pengeras suara/sirine portabel
peringatan
apabila mati lampu
- Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
- Menginformasikan cara-cara menyelamatkan diri
Bentuk peringatan
- Seluruh masyarakat agar segera melakukan evakuasi ke
tempat aman yang ditentukan
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memastikan kebenaran info peringatan kepada dusun
Tindakan RT/RW
- Memantau proses evakuasi warga masing-masing
- Secepatnya melakukan prosedur evakuasi ke tempat yang
Tindakan masyarakat
aman dengan tertib
Sumber: Kajian Partisipatif desa Buluagung 2023
Halaman 12 dari 36
3. Rancangan sistem Komunikasi
Kepala Desa
TIM SIAGA
Buluagung
Desa Buluagung
HP & HT HP
HP
Kasun, Takmir
RW & RT Masjid
TIM EVAKUASI
Pengeras
, Kentongan Suara
Masjid
LINMAS
Halaman 13 dari 36
4. Struktur Bidang Tanggap Darurat (TIM SIAGA DESA)
• Koordinator : Syamsuri
• Tim Evakuasi
& Transportasi Koordinator : Yusuf Afandi
Anggota :
Halaman 14 dari 36
5. Rancangan Rencana Evakuasi
Halaman 15 dari 36
5.2. Rencana evakuasi
Halaman 16 dari 36
2. Fasilitas untuk evakuasi
Halaman 17 dari 36
D. Pengembangan Skenario
1. Skenario Kejadian
a. Skenario Kejadian untuk gempa bumi
Tabel. Skenario kejadian gempa bumi
Jenis ancaman : Gempa bumi
Desa/Kecamatan : Buluagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Keterangan
Waktu kejadian Pagi hari jam 6.30 WIB
Lama kejadian 30 detik
Luas daerah terdampak Seluruh Desa
Potensi bencana ikutan Tidak berpotensi tsunami
2. Skenario Dampak
a. Skenario dampak gempa bumi
Tabel . Dampak kejadian
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset
Aset
Bentuk Risiko Jumlah
Manusia - Dusun Krajan,
- Dusun Pecemengan,
- Dusun Purwosari,
- Dusun Seloagung,
- Dusun Sidorukun,
- Dusun Tegalwagah.
Meninggal 1 orang
Luka ringan 6 orang
Patah tulang 6 orang (3 orang tidak
bisa jalan)
Trauma & Pingsan 2 orang
Sosial - Aktivitas warga dan pelayanan warga
terganggu
- Sekolah libur
Ekonomi/ Finansial - Kandang ternak rusak
Alam/ Lingkungan -
Halaman 18 dari 36
E. Kebijakan dan Strategi
Desa/Kecamatan : Buluagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kebijakan Strategi
• Aktif melakukan pemantauan di wilayah yang rawan
Kesiapsiagaan dengan
• Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi
kemungkinan longsor
membahayakan berdasarkan pemanataun
• Segera mengevakuasi korban jiwa
Penanganan korban jiwa
• Menyiapkan lokasi dan tanda korban meninggal dunia
• Segera memerintahkan penyiapan dokumen penting dan surat
Penanganan evakuasi
berharga lainnya agar bisa dievakuasi
dokumen penting dan
• Menyiapkan tempat/lokasi evakuasi dokumen/surat berharga
surat berharga lainnya di
lainnya
daerah rawan
• Menyiapkan pendataan dan petugas keamanan
• Segera memerintahkan penyiapan ternak agar bisa dievakuasi
Penanganan evakuasi
• Menyiapkan tempat/lokasi evakuasi untuk ternak
ternak warga di daerah
• Menyiapkan pendataan dan petugas keamanan
rawan
• Menyiapkan alat dan prasarana evakuasi ternak
• Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi
membahayakan berdasarkan pemanataun
Penanganan evakuasi
• Mengamankan jalur evakuasi
warga di daerah rawan
• Menyiapkan pos pengungsian
• Menyiapkan alat dan prasarana evakuasi
• Menyiapkan tim medis
Penanganan tanggap
• Menyiapkan tanda/kode untuk identifikasi kondisi luka
darurat korban luka-luka
• Melakukan koordinasi dengan layanan kesehatan di atasnya
Terpenuhinya kebutuhan • Tim Siaga dan relawan menyiapkan tempat dan kebutuhan
dasar pengungsi dasar pengungsi, seperti logistik, dapur umum, sanitasi
Adanya pemulihan awal Melakukan kegiatan pemulihan awal agar warga yang
bagi pengungsi mengungsi bisa beraktifitas seperti sedia kala
Halaman 19 dari 36
F. Struktur Komando Tanggap Darurat
Halaman 20 dari 36
G. Perencanaan Kegiatan Bidang Operasi
Halaman 21 dari 36
Tabel 43 . Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Posko
Halaman 22 dari 36
2. Bidang Operasi Kesehatan
Tabel 44. Perencanaan Bidang Operasi Kesehatan
Bidang Operasi : Kesehatan
Desa/Kecamatan : Buluagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
• Layanan rujuk ke puskesmas
• Terlayaninya puluhan orang yang mengalami sakit dengan
Halaman 23 dari 36
Tabel . Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Kesehatan
Halaman 24 dari 36
3. Bidang Operasi Logistik
Tabel . Perencanaan Bidang Operasi Logistik
Bidang Operasi : Logistik
Desa/Kecamatan : Buluagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
- Terlayaninya kebutuhan dasar pengungsi di pengungsian akhir
Sasaran - Terlayaninya kebutuhan pangan bagi ternak yang dungsikan di
lokasi pengungsian ternak sementara
- Menyediakan kebutuhan dasar para pengungsi seperti makanan
dan minuman, selimut
- Menyediakan bobat-obatan dasar
Kegiatan - Menyediakan tempak MCK yang memadahi kebutuhan
pengungsi, serta ketersediaan air bersih
- Menyediakan tempat pengungsi
- Koordinasi dengan Posko
Halaman 25 dari 36
Tabel . Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Logistik
Halaman 26 dari 36
4. Bidang Operasi Evakuasi dan Transportasi
Halaman 27 dari 36
Tabel Proyeksi Kebutuhan dan Analisis Kesenjangan Bidang Operasi Evakuasi dan
Transportasi
Bidang Operasi : Evakuasi dan Transportasi
Desa/Kecamatan : Buluagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Jenis
No Volume Satuan Tersedia Kekurangan Keter angan
Kebutuhan
1 Lampu Senter 5 Buah 5 - Swadaya
2 Gergaji mesin 2 Buah 2 Swadaya, Desa
3 Sepatu boot 10 Buah - 20 Swadaya, Desa
4 Jas Hujan 10 Buah - 10 Swadaya, Desa
5 HT 3 Buah 3 Swadaya, Desa
6 Pick up 3 unit 3 Swadaya, Desa
7 Tandu 3 unit - 3 Swadaya, Desa
8 Ambulan 1 Unit 1 - Milik des
Halaman 28 dari 36
5. Bidang Operasi Peringatan Dini/Pemantauan Bahaya
Tabel 50. Perencanaan Bidang Peringatan Dini/Pemantauan Bahaya
Bidang Operasi : Peringatan Dini/Pemantauan Bahaya
Desa/Kecamatan : Buluagung/Siliragung
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
• Terdeteksinya sejak awal status daerah-daerah rawan di
semua dusun
• Terlaporkannya situasi dan kondisi wilayah rawan kepada
Tim Siaga, Kepala desa dan warga masyarakat
• Terdeteksinya situasi dan kondisi seluruh wilayah rawan di
wilayah Desa
Sasaran
• Memastikan segenap kegiatan bidang operasi peringatan dini
sesuai dengan prosedur
• Mengkomunikasikan prosedur pencegahan penyebaran
dalam komunikasi peringatan dini
• Apabila ada potensi tsunami, memastikan peringatan akan
adanya potensi tsunami
• Melakukan pemantauan bahaya di seluruh wilayah yang
rawan
• Melaporkan situasi dan kondisi seluruh wilayah yang rawan
Kegiatan
longsor Tim siaga dan masing-masing koordinator Bidang
Operasi Peringatan dini
Halaman 29 dari 36
Tabel 51. Proyeksi Kebutuhan dan Analisis Kesenjangan Bidang Operasi Peringatan
Dini/Pemantauan Bahaya
Halaman 30 dari 36
H. PENUTUP
Guna menguji rencana kontinjensi yang telah disusun ini dapat dilakukan perbaikan-
perbaikan lebih lanjut guna keberhasilan upaya mengurangi dampak dari kondisi
darurat bencana. Pengujian dapat dilakukan secara langsung sesuai dengan fase
kondisi yang ada. Pengujian rencana kontinjensi ini bisa dilakukan sekaligus sebagai
bentuk kegiatan kesiapsiagaan pada fase normal (tidak dalam kondisi bencana).
-- oo OO oo –
Halaman 31 dari 36
Lampiran : Dokumentasi Kegiatan Simulasi
Halaman 32 dari 36
Halaman 33 dari 36
LAMPIRAN 5
Surat Keputusan
Kepala Desa Tentang
Pembentukan
Forum Pengurangan Risiko Bencana
Desa Buluagung
LAMPIRAN 6
Draft Peraturan Kerjasama antar Desa
(PERMAKADES) BKAD Desa Tangguh
Bencana (DESTANA) Kolaborasi Desa
Kesilir Desa Siliragung dan Desa
Buluagung
DRAFT
KABUPATEN BANYUWANGI
TENTANG
KERJA SAMA ANTAR DESA
UNTUK KESIAPSIAGAAN BENCANA DAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
-1 -
e. bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 92
ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa, kerja sama antar-
Desa dan pelaksanaannya oleh Badan Kerja
sama Antar-Desa dituangkan dalam
Peraturan Bersama Kepala Desa;
f. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf
b, dan c perlu menetapkan Peraturan
Bersama Kepala Desa tentang Kerja sama
Antar Desa;
-2 -
Tahun 2012 tentang Pedoman Umum
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana;
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur
Nomor 3 Tahun 2010 tentang
Penanggulangan Bencana di Provinsi Jawa
Timur;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi
Nomer 16 Tahun 2011 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Banyuwangi;
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Desa adalah adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa
3. Badan Kerjasama Antar Desa, yang selanjutnya disebut BKAD
adalah pelaksana kerjasama antar-Desa yang ditetapkan melalui
Peraturan Bersama Kepala Desa
4. Peraturan Bersama Kepala Desa atau sebutan lainnya adalah
peraturan yang ditetapkan oleh dua atau lebih Kepala Desa dan
bersifat mengatur
5. Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan
mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi potensi ancaman
bencana di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumberdaya
masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus
meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.
6. Kolaborasi Desa Tangguh Bencana adalah terciptanya komitmen
antara untuk bekerjasama dengan asas kesetaraan guna
mengembangkan Desa Tangguh Bencana secara berkelanjutan
7. Kawasan resiko bencana antar desa adalah desa-desa yang berada
dalam satu kawasan dengan satu atau beberapa kesamaan ragam
ancaman atau keterkaitan dari hasil identifikasi kerentanan,
kapasitas serta risiko dalam suatu kawasan tersebut.
-3 -
BAB II
RUANG LINGKUP KERJA SAMA
Pasal 2
BAB III
BIDANG KERJA SAMA
Pasal 3
Bidang kerja sama antar Desa yang dilakukan oleh Desa Siliragung,
Desa Kesilir, dan Desa Buluagung, terdiri atas:
a. pengembangan sistem pengurangan risiko bencana;
b. kesiapsiagaan bencana ;
c. pemberdayaan masyarakat antar-Desa dalam antisipasi dan
penanganan dampak bencana.
d. pengembangan ekonomi masyarakat dan kegiatan pemberdayan
pembangunan antar-Desa
Pasal 4
-4 -
d. penyusunan data akurat, informasi, dan pemutakhiran prosedur
penyediaan dan penyiapan bahan, barang, dan peralatan untuk
pemenuhan pemulihan prasarana dan sarana.
e. Pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat melalui
penyelenggaraan pelatihan, bimbingan teknis, dan lainnya.
BAB IV
TATA CARA DAN KETENTUAN PELAKSANAAN KERJA SAMA
Bagian Kesatu
Musyawarah Antar-Desa
Pasal 5
Pasal 6
-5 -
c. perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program pencegahan
dan penanggulangan bencana antar-Desa;
d. pengalokasian anggaran untuk pencegahan dan penanggulangan
bencana Desa dan antar-Desa atau kolaborasi desa;
e. masukan terhadap program pencegahan dan penanggulangan
bencana oleh pemerintah daerah kabupaten yang dilaksanakan di
lokasi Desa yang bersepakat dalam kerja sama antar-Desa ini;
dan/atau
f. laporan kegiatan BKAD dan pertanggungjawaban BKAD;
g. hal strategis lainnya mengenai kegiatan lain yang dapat
diselenggarakan melalui kerja sama antar-Desa
Pasal 7
Bagian Kedua
Badan Kerja sama Antar Desa
Pasal 8
(1) Untuk kelancaran pelaksanaan kerjasama ini dibentuk Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD)
(2) BKAD bertanggungjawab kepada Kepala Desa
(3) Pengurus Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur :
a. pemerintah Desa;
b. anggota BPD;
c. lembaga kemasyarakatan Desa atau lembaga adat yang masih
aktif di Desa;
d. lembaga Desa lainnya; dan
e. tokoh atau wakil masyarakat dengan mempertimbangkan
keadilan gender
(4) Kepala Desa mengajukan 1 (satu) orang perwakilan desa yang
berasal dari unsur sebagaimana ayat (3) untuk menjadi anggota
Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)
(5) Anggota BKAD ditetapkan dalam Musyawarah Antar Desa
(6) Anggota BKAD berjumlah minimal 6 orang yang merupakan
perwakilan dari desa Siliragung, desa Kesilir dan desa Buluagung
(7) Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berperan :
a. menyusun rencana kegiatan dalam mendukung kegiatan
pencegahan dan penanggulangan bencana;
b. mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pencegahan dan penanggulangan bencana;
-6 -
c. melakukan koordinasi dengan pemerintah, pemerintah daerah,
pihak ketiga dan fasilitator untuk perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana;
Pasal 9
(1) Pengurus BKAD terdiri atas:
a. Pengurus harian; dan
b. Seksi
(2) Pengurus harian BKAD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a dipilih dalam Musyawarah antar-Desa, terdiri atas:
a. ketua;
b. sekretaris;
c. bendahara
(3) Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari
koordinator merangkap anggota;
(4) Susunan kepengurusan BKAD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam Keputusan Bersama Kepala Desa.
Pasal 10
Persyaratan pengurus BKAD adalah :
1) Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2) Sehat jasmani dan rohani
3) Warga negara Indonesia
4) Berdomisili di wilayah desa Siliragung, desa Kesilir dan desa
Buluagung
5) Berusia minimal 25 tahun dan maksimal 65 tahun
6) Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat
7) Memiliki komitmen yang tinggi terkait kebencanaan.
Pasal 11
(1) Proses pembentukan pengurus BKAD dilakukan secara musyawarah
untuk mencapai mufakat dan bila diperlukan dapat dilakukan
dengan pemungutan suara (voting);
(2) Proses pembentukan Kepengurusan BKAD sebagaimana pasal 9
dilakukan dengan tahapan:
a. Kepala Desa menyampaikan 1 (satu) calon anggota BKAD sesuai
syarat dan ketentuan sebagaimana pasal 10, yang telah
diputuskan dalam musyawarah desa;
b. Dilakukan pemilihan dan penetapan ketua, sekretaris, dan
bendahara yang berasal dari anggota BKAD yang telah diajukan
oleh desa;
c. Pemilihan seksi dilakukan oleh pengurus harian BKAD.
-7 -
Pasal 12
(1) Pengurus BKAD bertugas selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih
kembali untuk 1 (satu) kali masa kepengurusan selama memenuhi
persyaratan sebagaimana pasal 10
(2) Personil Pengurus BKAD dapat dilakukan pergantian apabila;
a. Menyatakan mengundurkan diri
b. Berhalangan tetap
c. Meninggal dunia
d. Adanya permohonan permintaan dari Kepala Desa
(3) Pergantian personil BKAD dilakukan dalam Forum Musyawarah
antar Desa;
Pasal 13
Ketentuan pelaksanaan tata kerja BKAD diatur dalam Standart
operasional dan Prosedur yang ditetapkan dalam Forum Musyawarah
Antar Desa.
BAB V
JANGKA WAKTU
Pasal 14
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 15
-8 -
(3) mengikuti dan/atau mengikutsertakan unsur pemerintahan desa
dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan dan penanggulangan
bencana;
(4) mengusulkan dan menempatkan wakil desa dalam kepengurusan
BKAD;
(5) meminta pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan kepada Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD)
Pasal 16
Kepala Desa atas nama desa berkewajiban :
(1) menghadiri rapat/pertemuan/musyawarah Antar Desa;
(2) menunjuk 1 (satu) orang perwakilan desa yang berasal dari Unsur
sebagaimana pasal 8 ayat (3) untuk menjadi anggota Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD);
(3) mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pencegahan dan
penanggulangan bencana;
(4) memberikan kontribusi biaya operasional BKAD yang bersumber
dari APBDesa; dan
(5) mentaati segala aturan yang telah disepakati bersama
BAB VII
PENDANAAN
Pasal 17
Pasal 18
-9 -
BAB VIII
TATA CARA PERUBAHAN, PENUNDAAN, DAN PEMBATALAN
KERJA SAMA
Pasal 19
Pasal 20
BAB IX
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 21
(1) Setiap perselisihan yang timbul dalam kerja sama antar Desa,
diselesaikan melalui Musyawarah antar-Desa dan dilandasi
semangat kekeluargaan
(2) Dalam hal terjadi perbedaan pendapat maka untuk mengatasi
perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BKAD
menyelenggarakan Musyawarah antar-Desa yang bersifat luar
biasa dan pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak
(3) Apabila terjadi perselisihan kerja sama Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), penyelesaiannya dapat difasilitasi dan
diselesaikan oleh Camat.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
- 10 -
Peraturan Bersama Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan
( ) ( )
( )
( ) ( )
Diundangkan di Buluagung
pada tanggal
SEKRETARIS DESA BULUAGUNG
( )
- 11 -