Anda di halaman 1dari 317

DOKUMEN INDIKATOR

PROGRAM DESA TANGGUH BENCANA


DESA TEGALARUM
KECAMATAN SEMPU
KABUPATEN BANYUWANGI

BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2023

1
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 3
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………… 4
B. Maksud dan Tujuan ………………………………………………………… 4
C. Tujuan Khusus ……………………………………………………………………… 4
D. Kondisi Geografis Kabupaten Banyuwangi ……………………….. 5
E. Kondisi Geografis Desa Tegalarum …………………………………………… 8
F. Jenis Bencana Kabupaten Banyuwangi ………………………………… 17
G. Jenis Bencana di Desa Tegalarum ……………………………….............… 19
BAB II CAPAIAN INDIKATOR DESA TANGGUH BENCANA .................. 21
A. Kajian Risiko Bencana …………………………………………………………. 21
B. Rencana Penanggulangan Bencana ……………………………………….. 28
C. Rencana Aksi Komunitas ………………………………………………………… 28
D. Standard Operasional Prosedur Peringatan Dini …………………… 31
E. Standard Operasional Prosedur Evakuasi & Peta Jalur Evakuasi 33
F. Rencana Kontinjensi ………………………………………………………… 35
G. Pelatihan/Peningkatan Kapasitas …………………………………………….. 37
H. Materi Peningkatan Kapasitas PPGD Awam ……………………….. 39
I. Forum PRB Desa yang telah disahkan oleh Kepala Desa …………… 41
BAB III INOVASI DI DESA TEGALARUM …………………………………………… 42
BAB IV KENDALA YANG DIHADAPI ……………………………………………………… 44
Lampiran I Kajian Risiko Bencan Partisipatif Desa Tegalarum.
Lampiran II SK Kepala Desa Tegalarum tentang Rencana Penaggulangan
Bencana Desa Tegalarum untuk Pengurangan Risiko Bencana
Tahun 2023–2028.
Lampiran III Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Desa Tegalarum.
Lampiran IV Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi Desa
Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Provinsi
Jawa Timur.
Lampiran V Dokumen Rencana Kontinjensi Banjir Desa Tegalarum
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa
Timur.
Lampiran VI SK Kepala Desa Tegalarum Tentang Penetapan Nama, Visi &
Misi dan Struktur Organisasi Forum Pengurangan Risiko
Bencana (FPRB) Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten
Banyuwangi.

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana
yang sangat tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kondisi
alam terseut serta adanya keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia
menyebabkan timbulnya risiko terjadinya bencana alam, bencana ulah manusia
dan kedaruratan kompleks, meskipun disisi lain juga kaya akan sumberdaya alam.
Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi
(gempabumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hydrometeorologi
(banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), bencana akibat faktor biologi
(wabah penyakit manusia, penyakit tanaman/ternak, hama tanaman) serta
kegagalan teknologi (kecelakan industri, kecelakaan transportasi, radiasi nuklir,
pencemaran bahan kimia).
Bencana akibat ulah manusia terkait dengan konflik antar manusia akibat
perebutan sumberdaya yang terbatas, alasan ideologi, religius serta politik.
Sedangkan kedaruratan kompleks merupakan kombinasi dari situasi bencana pada
suatu daerah konflik.
Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut memerlukan suatu
penataan atau perencanaan yang matang dalam penanggulangannya, sehingga
dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu.
Kerumitan permasalahan bencana tersebut juga memerlukan suatu rencana
penanggulangan bencana yang sistematis, terarah dan terpadu. Penyusunan
Rencana Penanggulangan Bencana ini bertujuan memenuhi kebutuhan rencana
penanggulangan bencana di Desa Tegalarum sebagai upaya penanggulangan
bencana yang matang.
Upaya ini merupakan perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana pada pasal 35 dan 36 yang menegaskan
bahwa setiap daerah dalam upaya penanggulangan bencana, (diawali dari)
mempunyai perencanaan penanggulangan bencana. Amanat tersebut kemudian di

3
jabarkan secara lebih rinci dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Teknis penyusunan rencana
penanggulangan bencana termuat dalam PERKA BNPB Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana dan PERKA
BNPB Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.
Dalam konteks komunitas Desa/Kelurahan upaya membangun ketangguhan
berbasis masyarakat juga diwujudkan dengan pengembangan Desa Tangguh.
Pengembangan Desa Tangguh ini juga merupakan perwujudan Undang-Undang
Nomor 24 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Untuk mengayomi
pengembangan Desa Tangguh ini BNBP telah mengeluarkan pedoman-pedoman
teknis melalui Perka Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.
Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk
memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana yang melanda. Potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan
tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini
dilihat dari potensi jumlah jiwa yang terpapar, kerugian harta benda, dan
kerusakan lingkungan.

B. Maksud Dan Tujuan


1. Tujuan Umum
a. Mendorong terwujudnya masyarakat tangguh dan mampu melakukan
pengurangan risiko bencana secara mandiri dan berkelanjutan.
b. Menyediakan suatu perencanaan penanggulangan bencana secara
sistematis, terarah dan terpadu di Desa Tegalarum
c. Menyediakan acuan penanggulangan bencana bagi aparatur pelaksana dan
pemangku kepentingan di Desa Tegalarum
C. Tujuan Khusus
a. Menyelenggarkaan kajian risiko bencana berbasis masyarakat di Tingkat
Desa Tegalarum
b. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengurangan
risiko bencana

4
c. Meningkatnya kerjasama pengurangan risiko bencana oleh para pemangku
kepentingan
d. Menyediakan pedoman operasional bagi masyarakat, pemerintah, dan
parapihak dalam penanganan situasi darurat bencana longsor di Desa
Tegalarum, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa
Timur.

D. Kondisi Geografis Kabupaten Banyuwangi


Kabupaten Banyuwangi terletak pada koordinat 7º45’15”–8º43’2” LS dan
113º38’10” BT. Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 25 kecamatan, 28 kelurahan,
dan 189 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa
Timur). Pada tahun 2022, jumlah penduduknya mencapai 1.731.731 jiwa dengan
luas wilayah 5.782,40 km² dan sebaran penduduk 292 jiwa/km²
Wilayah Kabupaten Banyuwangi cukup beragam, dari dataran rendah hingga
pegunungan. Kawasan perbatasan dengan Kabupaten Bondowoso, terdapat
rangkaian Dataran Tinggi Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.344 m) dan
Gunung Merapi (2.799 m). Di balik Gunung Merapi terdapat Gunung Ijen yang
terkenal dengan kawahnya. Gunung Raung dan Gunung Ijen adalah gunung api
aktif. Dengan luas wilayah 5.782,50 km² Kabupaten Banyuwangi merupakan
daerah kawasan hutan dengan area kawasan hutan ini mencapai 183.396,34 ha
atau sekitar 31,72%, persawahan sekitar 66.152 ha atau 11,44%,perkebunan
dengan luas sekitar 82.143,63 ha atau 14,21%,permukiman dengan luas sekitar
127.454,22 ha atau 22,04%.sisanya dipergunakan untuk jalan, ladang dan lain-
lainnya.
Bagian barat dan utara pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian
selatan sebagian besar merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan rata-rata
pada wilayah bagian barat dan utara 40°, dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi
bila dibanding dengan bagian wilayah lainnya.
Daratan yang datar sebagian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari
15°, dengan rata-rata curah hujan cukup memadai sehingga bisa menambah
tingkat kesuburan tanah.

5
Dataran rendah yang terbentang luas dari selatan hingga utara dimana di
dalamnya terdapat banyak sungai yang selalu mengalir di sepanjang tahun. Di
Kabupaten Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi
hamparan sawah yang sangat luas juga berpengaruh positif terhadap tingkat
kesuburan tanah.
Gambar Peta Kabupatan Banyuwangi Provinsi Jawa Timur

Tabel Batas wilayah Kabupaten Banyuwangi:


• Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo
• Sebelah Timur : Selat bali
• Sebelah Selatan : Samudea Indonesia
• Sebelah Barat : Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso

6
Berdasarkan struktur geologi, luas tanah di Kabupaten Banyuwangi sebagian
besar merupakan hasil Gunung Api Kwarter Muda (30%) dan Aluvium (23%) yang
berupa tanah liat, halus dan dapat menampung air hujan sehingga cocok untuk
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Struktur geologi lainnya adalah Miosen
falses semen 16%, Miosen falses batu gamping 13%, hasil Gunung Api Kwarter
tua dengan luas 10% dan struktur geologi Andesit merupakan struktur geologi
terendah di Kabupaten Banyuwangi dengan luas hanya sebesar 8%.
Adapun keadaan jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi terdiri dari regosol,
litosol, latosol, podsolik dan gambut. Jenis tanas untuk Kabuapten Banyuwangi
terluas adalah jenis tanah Podsolik dengan luas 348,684.75 Ha atau 60.4% dari
luas area Kabupaten Banyuwangi, jenis tanah Regosol 24%, Lithosol 6.8%,
Gambut 6.5% dan jenis tanah Lathosol hanaya 2.4% dari luas area di Kabupaten
Banyuwangi.
Klimatologi Kabupaten Banyuwangi terletak di selatan equator yang dikelilingi
oleh Laut Jawa, Selat Bali dan Samudera Indonesia dengan iklim tropis yang
terbagi menjadi 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Rata-rata
curah hujan mencapai 192,4 mm, kelembaban udara sebesar 78,92 % dan rata-
rata suhu udara sebesar 27,5 ℃.
Disamping potensi di bidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan
daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak yang merupakan sumber
pertumbuhan baru perekonomian rakyat.
Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan,
pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya
intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan
laut.
Bagian selatan terdapat perkebunan, peninggalan sejak zaman Hindia Belanda.
Di perbatasan dengan Kabupaten Jember bagian selatan, merupakan kawasan
konservasi yang kini dilindungi dalam sebuah cagar alam, yakni Taman Nasional
Meru Betiri.Di semenanjung Blambangan juga terdapat cagar alam, yaitu Taman
Nasional Alas Purwo. Pantai timur Banyuwangi tepatnya di Kecamatan muncar
merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur.

7
E. Kondisi Geografis Desa Tegalarum
1. Letak Geografis
Secara geografis Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi
berada pada posisi 114.15575 bujur timur dan - 8.340804 lintang selatan.
2. Letak Administratif
Secara administratif desa Tegalarum masuk dalam wilayah kecamatan Sempu
Kabupaten Banyuwangi. Desa Tegalarum ini merupakan dataran tinggi yang
berbukit-bukit serta dataran yang terdapat beberapa gumuk dan dilalui oleh
sungai salah satunya sungai Setail.
Akses jalan menuju Tegalarum dari ibukota Kabupaten Banyuwangi sejauh
±33 km yang dapat ditempuh dengan kendaraan selama ±1 jam. Sedangkan
dari ibukota Kecamatan Sempu menuju Tegalarum hanya berjarak ±0,5 km.
Secara administratif, desa Tegalarum berbatasan dengan :
Tabel 1. Batas Administratif wilayah Desa Tegalarum
Batas Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Wilayah
Sebelah Utara Desa Jambewangi Kecamatan Sempu/ Kabupaten
Banyuwangi
Sebelah Desa Gentengkulon dan Kecamatan Genteng/ Kabupaten
Selatan Desa Gentangwetan Banyuwangi
Sebelah Timur Desa Karangsari Kecamatan Sempu/Kabupaten
Banyuwangi
Sebelah Barat Desa Sempu dan Desa Kecamatan Sempu dan
Setail Kecamatan Genteng/ Kabupaten
Banyuwangi
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023

8
Gambar 1. Peta Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi

DESA TEGALARUM

3. Kondisi Fisik Desa


Di kawasan desa Tegalarum terdapat gumuk-gumuk yang beberapa masih
dipertahankan seperti kondisi alaminya. Sebagian terdapat gumuk, desa
Tegalarum juga dilalui oleh aliran sungai yang salah satunya adalah sungai
Setail. Selain sungai Setail yang paling besar, setidaknya ada 6 (enam) sungai
lainnya yang melalui desa Tegalarum.

9
a. Topografi
Desa Tegalarum terletak berdekatan dengan ibukota kecamatan Genteng
yang menjadi salah satu pusat kegiatan di Kabupaten Banyuwangi.
Sebagaian diwilayah ini merupakan kawasan yang berbukit. Secara umum
kondisi topografi di Desa Tegalarum merupakan dataran tinggi dan
berbukit. Desa Tegalarum ini dahulunya merupakan areal tepian hutan
yang kini telah menjadi kawasan luar hutan dengan didominasi lahan
persawahan serta perkebunan. Dengan keberadaan sungai serta saluran
irigasi yang sudah lama dibangun, karenanya pertanian padi sawah menjadi
salah satu hasil pertanian yang menonjol.
 Tinggi tempat dari permukaan laut : 297 mdpl
 Bentang wilayah : dataran tinggi
 Topografi
- Berbukit-bukit : 10,00 Ha
- Dataran tinggi/pegunungan : 585,38 Ha

b. Iklim
Kondisi iklim di Desa Tegalarum seperti halnya di Kecamatan Sempu pada
umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas mata
pencaharian penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas
holtikultura.
 Jumlah bulan hujan : 6 bulan
 Curah hujan : 45 mm
 Suhu rata-rata harian : 29° celcius
 Kelembaban : 80 %

c. Luas Tanah Desa


Wilayah Desa Tegalarum terbagi dalam 2 (dua) wilayah dusun yang
dikepalai oleh seorang Kepala Dusun. Dari 2 (dua) wilayah dusun tersebut
kemudian dibagi lagi menjadi 14 wilayah RW (Rukun Warga) dan 52 RT
(Rukun tetangga). Total keseluruhan luasan 597,00 Ha dengan gambaran
penggunaan lahan adalah sebagai berikut ;

10
Tabel 2. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Tegalarum
Areal/penggunaan lahan Luas
1 Luas tanah sawah 225,00 Ha
1.1. Sawah irigasi teknis 225,00 Ha
2. Luas tanah kering 334,00 Ha
2.1 Tegal/Ladang 334,00 Ha
2.2 Pemukiman -
2.3 Pekarangan -
3. Tanah Perkebunan 13,00 Ha
3.1 Tanah perkebunan rakyat 13,98 Ha
4. Tanah fasilitas umum 24,02 Ha
4.1 Kas Desa 24,02 Ha
4.2 Tempat Pemakaman desa/umum -
4.3 Lapangan olahraga -
4.4 Perkantoran Pemerintah -
4.5 Bangunan Sekolah -
4.6 Ruang Publik/Taman 53,42 Ha
4.7. Agrowisata 3,00 Ha
5 Tanah Hutan 3,00 Ha
5.1 Hutan Milik Perorangan 3,00 Ha
Total 597,00 ha
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022

d. Kondisi Sarana dan Prasarana


memelihara kuda serta sebagai penarik delman. Namun seiring waktu,
moda transportasi ini berlahan sudah tidak diminati berganti dengan
kendaraan bermotor. Upaya untuk mempertahankan delman ini pernah
diupayakan seperti sebagai kendaraan wisata atau juga ditampilkan
sebagai arak-arakan kegiatan kebudayaan.
Akses penghubung jalan di desa Tegalarum sendiri sudah cukup
memadai dimana jalan-jalan penghubung utama sudah berupa aspal
sedangkan sisanya berupa jalan cor yang dibangun baik secara swadaya
maupun oleh pemerintah daerah. Sedangkan jalan penghubung antar
pemukiman sebagian besar berupa konblok yang dibangun dari swadaya
masyarakat.

11
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan
mempunyai peranan sangat strategis terutama dalam meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan
perekonomian. Di Desa Tegalarum sendiri masyarakatnya banyak
mengandalkan air sumur. Beberapa rumah juga memanfaatkan sumber air
yang dikelola melalui PDAM.
Berikut ini tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Tegalarum.
Tabel 3. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa
Tegalarum
Jenis Prasarana Jumlah Pemanfaat
1 Mata air titik
2 Sumur gali 753 unit 1.354 keluarga
3 PAM 2 unit 1.062 keluarga
4 Sungai 7 sungai 651 keluarga
5 Depot isi ulang 4 unit 421 keluarga
6 Keluarga dengan WC sehat 2.152 keluarga
7 Keluarga dengan WC kurang n/a 142keluarga
mememnuhi strander kesehatan
8 Keluarga yang buang air besar n/a 64 keluarga
(BAB) di sungai/parit/kebun
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022

Agama memiliki otoritas tersendiri bagi pemeluknya melalui seperangkat


nilai dan norma yang terkandung dalam ajarannya. Agama sendiri dapat
mendukung keberhasilan pembangunan. Kehidupan beragama di desa
Tegalarum yang sangat religius dengan mayoritas pemeluknya bergama
Islam sangat menunjang proses dan tujuan pembangunan agar senantiasa
sesuai dengan nilai-nilai ajaran yang ada. Di Desa Tegalarum, Islam
menjadi mayoritas agama yang dianut warganya.
Adapun ketersediaan tempat peribadatan di Tegalarum adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. ketersediaan sarana peribadatan di Desa Tegalarum
Jenis sarana peribadatan Jumlah
1 Masjid 12 unit
2 Mushola 32 unit
3 Geraja 1 unit
4 Vihara Pura -
5 Pura -
Total 45 unit
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2022

12
Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat hidup
produktif. Dalam konteks kebencanaan, sarana Kesehatan termasuk dalam
kapasitas yang dapat dimobilisasi untuk mengurangi kerentanan.
Kesehatan ini sangat dipengaruhi ketersediaan sarana dan tenaga
kesehatan yang tersedia.
Adapun ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan di Tegalarum adalah
sebagai berikut:

Tabel 5. Kondisi sarana dan tenaga kesehatan di Desa Tegalarum


Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
1. 6,8 Sangat mudah
Rumah Sakit umum 0 unit
km
2 Rumah Sakit bersalin 0 unit 17 km Sangat mudah
3. 1,1 Sangat mudah
Puskesmas dengan rawat inap 0 unit
km
4. 6,1 Sangat mudah
Puskesmas tanpa rawat inap 0 unit
km
5. 5,4 Sangat mudah
Puskesmas pembantu -
km
6. Poliklinik/Balai Pengobatan 1 unit - -
7. Tempat praktik dokter 2 unit - -
8. 5,4 Sangat mudah
Rumah Bersalin 0 unit
km
9. Tempat praktik bidan 2 unit - -
10. Poskesdes 0 unit 19 km Sangat mudah
11. Polindes 1 unit -
12. Apotek 2 unit -
13. Toko obat/jamu 6 unit - -
14. Pelayanan Posyandu 1 bulan 1 kali 13 unit
15. Dokter umum pria menetap di desa 2 orang
16. Dokter umum wanita menetap di
2 orang
desa
17. Bidan menetap di desa 9 orang
18. Perawat 7 orang
19 Dukun bersalain terlatih 1 orang
20 Dukun pengobatan alternatif 1 orang
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum 2022

Selain Kesehatan, fasilitas pendidikan dasar di Desa Tegalarum sudah


cukup memadai. Fasilitas Pendidikan ini menunjang terutama pada
tingginya angka pendidikan dasar masyarakat Desa Tegalarum. Sampai
saat ini, fasiltas pendidikan di desa Tegalarum masih sebatas sampai

13
jenjang Pendidikan dasar. Berikut ini kondisi ketersediaan akses
pendidikan di desa Tegalarum
Tabel 6. Ketersediaan akses, sarana dan prasarana pendidikan
Kemudahan
Jenis ketersediaan Negeri Swasta Jarak
untuk diakses
1. PAUD 1 unit -
2. TK - 3 unit -
3. SD/MI 4 unit 1 unit -
4. SMP/MTS 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
5. SMU/MA 0 unit 0 unit 3,5 km Sangat mudah
6. SMK 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
7. Akademi/Perguruan tinggi 0 unit 0 unit 5,3 km Sangat mudah
8. Lembaga Pendidikan agama 15 unit
9. Perpustakaan desa 1 unit
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum & profil desa tegalarum 2022

e. Demografi Desa
Secara demografi Desa Tegalarum dengan perbandingan luasan wilayah
597 hektar dan total penduduk mencapai 6974 jiwa tersebut mencapai
kepadatan 1168,17 jiwa/per km2 yang menyebar di 2 (dua) wilayah dusun
yang terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3352 orang
- Jumlah perempuan : 3622 orang
- Jumlah KK : 2416 KK
Tabel 8. Penduduk berdasarkan rentang usia di Desa Tegalarum
No Penduduk Usia Laki-laki Perempuan
1 Usia 0 - 4 (tahun) 229 204
2 Usia 5 - 9 (tahun) 215 224
3 Usia 10 - 14 (tahun) 247 224
4 Usia 15 - 19 (tahun) 244 267
5 Usia 20 - 24 (tahun) 250 280
6 Usia 25 - 29 (tahun) 269 225
7 Usia 30 - 34 (tahun) 254 215
8 Usia 35 - 39 (tahun) 227 233
9 Usia 40 - 44 (tahun) 260 282
10 Usia 45 - 49 (tahun) 246 296
11 Usia 50 - 54 (tahun) 262 272
12 Usia 55 - 59 (tahun) 215 235
13 Usia 60 - 64 (tahun) 176 173
14 Usia 65 - 69 (tahun) 104 125
15 Usia 70 - 74 (tahun) 90 96
16 Usia 75 (tahun) keatas 113 113
Sumber: SDGs Desa Tegalarum update 29 mei 2023

14
f. Kondisi Sosial Ekonomi
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum sendiri cukup unik,
karena bercirikan masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa
sebagai bahasa pergulan sehari hari, menjunjung etika sopan santun dan
sering menggunakan bahasa simbolik dalam menyampaikan maksudnya,
menjalankan ritual keagamaan dengan balutan tradisi Jawa. Suku jawa ini
yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut "Orang Mentaraman" (Kerajaan
Mataram) karena dahulu orang-orang Mentaraman datang bermigrasi ke
Banyuwangi.
Mata pencaharian penduduk Tegalarum di sektor pertanian dan
peternakan dengan komoditi utama padi serta buah-buahan. Di bidang
peternakan sebagian masyarakatnya memelihara ternak berupa kambing, sapi,
ayam, bebek dan lain-lain. Dengan melimpahnya air, perikanan air tawar juga
cukup berkembang di Tegalarum
Berikut ini mata pencaharian pokok Desa Tegalarum:
Tabel 9. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Tegalarum
A.

Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah %


1 Petani 986 orang 964 orang 1950 orang 34,50%
2 Buruh tani 400 orang 512 orang 912 orang 16,14%
3 Buruh migran 87 orang 198 orang 285 orang 5,04%
4 Pegawai Negeri Sipil 36 orang 42 orang 78 orang 1,38%
5 Pedagang barang kelontong 215 orang 395 orang 610 orang 10,79%
6 Montir 19 orang 0 orang 19 orang 0,34%
7 Perawat swasta 5 orang 3 orang 8 orang 0,14%
8 Bidan swasta 0 orang 9 orang 9 orang 0,16%
7 Ahli pengobatan alternatif 6 orang 2 orang 8 orang 0,14%
8 TNI 6 orang 0 orang 6 orang 0,11%
9 POLRI 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
10 Pedagang keliling 14 orang 9 orang 23 orang 0,41%
11 Tukang kayu 12 orang 0 orang 12 orang 0,21%
12 Karyawan Perusahaan Swasta 271 orang 286 orang 557 orang 9,85%
13 Purnawirawan/Pensiunan 20 orang 4 orang 24 orang 0,42%
14 Perangkat Desa 8 orang 4 orang 12 orang 0,21%
15 Buruh harian lepas 175 orang 392 orang 567 orang 10,03%
16 Kontraktor 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
17 Buruh usaha hotal dan penginapan lainnya 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
18 Jasa penyewaan peralatan pesta 5 orang 0 orang 5 orang 0,09%
19 Tukang kue 9 orang 252 orang 261 orang 4,62%
20 Tukang rias 1 orang 14 orang 15 orang 0,27%
21 Tukang sumur 3 orang 0 orang 3 orang 0,05%
22 Juru masak 8 orang 52 orang 60 orang 1,06%
23 Karyawan honorer 86 orang 98 orang 184 orang 3,26%
24 Tukang cukur 5 orang 19 orang 24 orang 0,42%
25 Tukang las 8 orang 0 orang 8 orang 0,14%
26 Apoteker 1 orang 3 orang 4 orang 0,07%
27 Akuntan 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022

15
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum dikenal sebagai
masyarakat yang religius serta menggantungkan kehidupan mereka dari
sumber daya alam yang ada. Pada awalnya masyarakat memiliki keyakinan
Hindu-Budha sebelum datangnya penyebaran agama Islam di wilayah tersebut
dan sampai saat ini keyakinan agama di masyarakat Tegalarum adalah Islam
dan juga masih ada yang menganut keyakinan kejawen (agama Jawa) serta
masyarakat suku Osing.
Berikut ini komposisi agama yang dianut masyarakat desa Tegalarum ;
Tabel 10. Jumlah penganut agama di Desa Tegalarum
No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Islam 3315 orang 3593 orang 6908 orang
2 Kristen 28 orang 21 orang 29 orang
3 Katolik 5 orang 7 orang 12 orang
4 Hindu - 1 orang 1 orang
5 Budha 4 orang - 4 orang
6 Konghucu - - -
Total 3352 orang 3622 orang 6974 orang
Sumber : isian profil desa Tegalarum 2022

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM


(Sumber Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada
peningkatan perekonomian. Pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang
guna mengurangi kerentanan.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Tegalarum adalah
sebagai berikut;
Tabel 11. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tegalarum
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Usia 3 - 6 th yang sedang Tk/Play Group 71 orang 44 orang 115 orang
2 Usia 7 - 18 th yang tidak pernah sekolah
3 Usia 7 - 18 th yang sedang sekolah 754 orang 834 orang 1588 orang
4 Usia 18 - 56 th tidak pernah sekolah
5 Tamat SD/sederajat 10 orang 6 orang 16 orang
7 Tamat SMP/Sederajat 268 orang 288 orang 556 orang
10 Tamat SMA/Sederajat 979 orang 995 orang 1974 orang
11 Tamat D-1 168 orang 95 orang 263 orang
12 Tamat D-2 87 orang 106 orang 193 orang
13 Tamat D-3/Sederajat 624 orang 597 orang 1221 orang
14 Tamat S-1/Sederajat 588 orang 456 orang 1044 orang
15 Tamat SLB B 3 orang 1 orang 4 orang
909 orang 1043 orang 1949 orang
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022

16
F. Jenis Bencana di Kabupaten Banyuwangi
Seperti dipaparkan diatas, kondisi geografis kabupaten Banyuwangi memiliki
potensi alam yang melimpah di satu sisi sekaligus menyimpan potensi ancaman
yang banyak pula. Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur masuk dalam kawasan
yang memiliki potensi berbagai macam bencana alam dan nonalam. Catatan Kajian
Risiko Bencana (KRB) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Banyuwangi, ada 16 risiko ancaman bencana di wilayah di ujung timur Pulau Jawa
ini. Mulai dari tsunami, banjir, banjir bandang, kekeringan, tanah longsor, cuaca
ekstrim, gempa bumi, gelombang tinggi dan abrasi, kegagalan teknologi,
kebakaran hutan dan lahan. Selain itu juga kebakaran gedung dan permukiman,
erupsi gunung api, konflik sosial, epidemi wabah penyakit, pandemi Covid-19 dan
likuifaksi.

Tabel 12. kejadian bencana di Kabupaten Banyuwangi dari 2019 sd 2022

NO JENIS BENCANA 2019 2020 2021 2022


1 Banjir 5 5 5
2 Tanah Longsor - - 1
3 Banjir dan tanah longsor - - -
4 Abrasi/Gelombang pasang 1 - -
5 Angin puting beliung 6 1 3
6 Kekeringan 1 - -
KARHUTLA (Kebakaran hutan
7 8 - -
dan lahan)
8 Gempa bumi 1 - 1
9 Tsunami - - -
10 Gempa bumi dan tsunami - - -
11 Letusan gunung api - - -
12 Kejadian lainnya - - -
JUMLAH 26 6 -
Sumber : Dibi.bnpb.go.id

Dengan kondisi tersebut menjadikan wilayah kabupaten Banyuwangi mempunyai


potensi bencana :

17
Tabel 13. Potensi Bencana Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Jenis ancaman Ragam ancaman
Gempa bumi, Hujan abu vulkanik
Ancaman geologi erupsi gunung berapi, Tsunami,
abrasi,
Longsor, Cuaca ekstrim, Angin
Ancaman hidrometeorologi puting beliung, Banjir, Banjir
bandang, Kekeringan
Ancaman biologi Wabah Penyakit, Covid-19
Ancaman kegagalan teknologi Kegagalan teknologi
Kebakaran hutan dan lahan,
Ancaman lingkungan
kebakaran pemukiman
Ancaman sosial Konflik sosial
Sumber: Profil Kabupaten Banyuwangi

Aktivitas manusia dapat memicu bencana semakin cepat terjadi, Sebagaimana


diketahui, meningkatnya jumlah dan aktivitas penduduk menjadi salah satu
pendorong penting berlangsungnya pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan kemampuan dan daya dukung lingkungannya serta kurang
memperhatikan kerentanan wilayah terhadap terjadinya bencana alam. Ini
artinya, banyak bencana yang terjadi selama ini seperti banjir, tanah longsor
ataupun kekeringan, sedikit banyak merupakan man-made disaster.
Keinginan untuk memperoleh keuntungan ekonomi jangka pendek
dengan mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan di satu sisi dan
konflik kepentingan penggunaan ruang antar sektor dan antar wilayah yang
menyebabkan ketidakpastian perizinan serta terjadinya pemanfaatan ruang
yang berdampak merugikan, menjadi akar persoalan.

18
G. Jenis Bencana di Desa Tegalarum

Disebutkan diatas letak Desa Tegalarum berada termasuk di wilayah yang


berdekatan dengan kaki gunung raung yang dilalui sungai Kalisetaul dan memiliki
potensi alam yang melimpah. Keberadaan sungai serta potensi pertanian menjadi
kekayaan bagi desa Tegalarum. Melimpahnya potensi alam selalu diimbangi
dengan potensi ancaman bencana, begitu juga yang terjadi di Desa Tegalarum
yang sebagaian merupakan daerah aliran sungai memiliki potensi terjadinya banjir
dan banjir bandang. Banjir bandang yang sebelumnya jarang terjadi menunjukkan
adanya ulah atau campur tangan manusia dimana salah satu penyebabnya adalah
penggundulan hutan yang tak terkendali serta alih fungsi hutan sebagai
penyangga air tidak dapat lagi melakukan fungsinya.
Dalam catatan sejarah desa, kejadian yang disebut-sebut bencana dalam
skala desa justru dengan adanya angin puting beliung (2011) yang kemudian
berdampak pada kerusakan pemukiman penduduk, kandang ternak, lahan
pertanian serta infrastruktur jaringan listrik.
Keberadaan sungai Kalisetail yang berpotensi banjir tidak terekam sebagai
kejadian bencana yang berdampak pemukiman penduduk tetapi lebih banyak
pada lahan pertanian yang berdekatan dengan daerah aliran sungai. Sungai
Kalisetail sendiri yang melalui desa Tegalarum punya kontur bibir sungai yang
tinggi dan curam. Beberapa rumah warga yang seiring perkembangan waktu
menempati daerah aliran sungai, dimungkinkan memiliki risiko tinggi apabila bibir
sungai Kalistail tersebut tergerus dan kemudian longsor. Akumulasi arus banjir
serta banjir bandang di tiap tahun telah berdampak pada kelongsoran sepanjang
100 meter lebih bibir sungai yang berdekatan dengan jalan desa di dusun
Tegalyasan. Kejadian serupa akan dimungkinkan tejadi lagi di titik-titik sepanjang
pinggir sungai apalagi ditunjang arus banjir bandang yang meluas.
Keberadaan DAM yang berada di belakang balai desa Tegalarum
mempunyai fungsi untuk sarana irigasi. Namun dengan adanya banjir bandang
yang membawa material kayu-kayu besar dapat menghambat aliran air sehingga
menyebabkan meluapnya aliran sungai. Luapan air dari tersumbatnya DAM ini
akan berdampak terutama beberapa pemukiman yang berdekatan langsung
dengan keberadaan DAM tersebut. Sehingga pemukiman termasuk balai desa

19
yang berdekatan dengan DAM tersebut mempunyai risiko tinggi terdampak banjir
luapan Kalisetail.
Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi
adalah terjadinya Angin kencang. Ancaman Angin kencang berdampak pada
kerusakan atap bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada
manusia. Terjadinya angin kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis
Desa Tegalarum yang berada lereng di pegununungan. Perbedaan tekanan udara
antara lembah/dataran rendah dengan dataran tinggi/wilayah pegunungan ini
memicu terjadinya angin kencang.
Keberadaan gumuk serta vegetasi pepohonan di pinggiran desa disasari
oleh masyarakat dapat memecah atau mengurangi dampak angin kencang
tersebut. Namun saat ini, dengan maraknya penebangan serta tidak dipeliharanya
pohon-pohon yang rawan tumbang semakin mempertinggi risiko korban dan
kerugian dari dampak terjadinya angin tersebut.
Dengan kondisi tersebut, Desa Tegalarum memiliki potensi ancaman
sebagai berikut ;
Tabel 14. Ragam Ancaman
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jatim

Jenis Ancaman Ragam Ancaman

Erupsi gunung Raung & gunung Agung,


Ancaman geologi
Gempa bumi
Banjir, Banjir bandang, Angin puting
Ancaman
beliung, Kekeringan, Longsor sempadan
Hidrometerorologi
sungai
Wabah Cikungunya, Pagebluk, Pandemi
Ancaman Biologi Covid-19, Wabah Hama (tikus & wereng),
Wabah muntaber, Wabah flu burung,
Ancaman kegagalan Kegagalan teknologi tambang/ galian
teknologi tipe-C
Ancaman lingkungan
Ancaman sosial -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

20
BAB II
CAPAIAN INDIKATOR DESA TANGGUH BENCANA

A. Kajian Risiko Bencana


Pengkajian risiko bencana dilaksanakan melalui beperapa tahapan analisa
sederana terhadap ancaman, kerentanan serta kapasitas. Kajian risiko bencana
dilakukan dengan melaksanakan analisis secara sederhana. Sebelum melakukan
analisis ancaman kerentanan dan kapasitas, Desa terlebih dahulu
mengindentifikasi sejarah bencana yang sudah pernah terjadi di Kelurahan. Hal itu
dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kejadian bencana yang sudah
pernah terjadi di Desa Tegalarum.

Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Tegalarum yang pernah


terjadi hingga tahun 2023.
Tabel 15. Tabel Sejarah Bencana Desa Tegalarum
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
1 1963 Erupsi gunung - 3 hari 3 malam gelap gulita, Diskusi, Tokoh
Agung gagal panen, tertutup abu masyarakat
vulkanik
- Aktivitas berhenti
2 1965 Kekeringan - Kurang pngan, banyak yang Diskusi, Tokoh
sakit masyarakat
3 1968 Banjir bandang - Terputusnya jembatan Setail, Diskusi, Tokoh
hewan hewan hanyut, rel masyarakat
kereta api putus
4 1970 Pagebluk - Gagal panen, sulit mencari Diskusi, Tokoh
makan, hanya memakan masyarakat
umbi-umbian
- Sekolah terhenti
- Banyak warga yang sakit
5 1973 Wabah hama - Gagal panen merata, Diskusi, Tokoh
wereng kelangkaan beras masyarakat
6 1994 Gempa bumi - Gempa bumi di pesisir selatan Diskusi, Tokoh
terasa sampai Tegalarum, masyarakat
tetapi tidak ada dampak
korban ataupun kerusakan
7 2004 Wabah - Bayang orang yang sakit Diskusi, Tokoh
muntaber - Ada korban meninggal ± 3 masyarakat
orang
8 2005 Wabah hama - Gagal panen merata Diskusi, Tokoh
wereng - Kelangkaan beras masyarakat
9 2006 Wabah - Banyak orang yang sakit Diskusi, Tokoh
cikungunya masyarakat

21
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
- Banyak orang terdampak;
lumpuh sesaat, tidak bisa
bekerja
10 2006 Wabah flu - Semua unggas sakit
burung - Hampir semua unggas mati
11 2007 Wabah hama - Gagal panen merata Diskusi, Tokoh
tikus - Kerugian material masyarakat
12 2011 Angin puting - Beberapa rumah rusak berat Diskusi, Tokoh
beliung dan sedang, tiang listrik masyarakat
roboh, 2 hari listrik padam, 5
kandang ayam rusak berat,
pohon-pohon tumbang, gagal
panen
13 2015 Erupsi gunung - Hujan abu tipis menyebabkan Diskusi, Tokoh
raung iritasi mata, gangguan masyarakat
pernafasan, beberapa
tanaman rusak/gagal panen

14 2019 – Pandemi covid- - Beberapa warga sakit Diskusi, Tokoh


2021 19 - Beberapa warga meninggal masyarakat
dunia
- Ekonomi masyarakat
terganggu/lumpuh
- Sekolah diliburkan
15 2023 Kegagalan - Polusi udara Diskusi, Tokoh
teknologi galian - 3 orang anak jadi korban masyarakat
tipe C (meninggal) jatuh di
kubangan
- Berisiko roboh/rawan longsor
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

a) Pemeringkatan Ancaman

Kajian pemeringkatan ancaman dilakukan berdasarkan hasil analisis sejarah


bencana. Jenis ancaman yang ada berdasarkan sejarah bencana yakni banjir,
banjir bandang, angin kencang/puting beliung, hujan abu vulkanik, gempa
bumi, longsor sempadan sungai, cuaca ekstrim, kekeringan, wabah DB, covid-
19, pagebluk, wabah flu burung, dan kegagalan teknologi tambang galian tipe-
c. Jenis ancaman yang memiliki total nilai tertinggi berdasarkan kemungkinan
terjadi dan dampak di Desa Tegalarum adalah banjir dan angin kencang.
Berikut ini tabel pemeringkatan ancaman:

22
Tabel 16. Pemeringkatan ancaman
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kemungkinan Perkiraan
Jenis Ancaman Total
Terjadi Dampak
1 Wabah cikungunya 2 1 3
2 Pagebluk 1 1 2
3 Banjir bandang 4 3 7
4 Banjir 4 3 7
5 Angin puting beliung & angin 3 3 6
kencang
6 Erupsi gunung berapi (Gn. Raung & 2 1 3
Gn. Agung)
7 Pandemi Covid-19 2 1 3
8 Wabah hama wereng 4 1 5
9 Wabah hama tikus 2 2 4
10 Wabah muntaber 2 2 4
11 Kegagalan teknologi Galian tipe -C 2 1 3
12 Longsor plengsengan/ sempadan 3 2 5
sungai
13 Kekeringan 2 1 3
14 Wabah flu burung 2 1 3
15 Gempa bumi 2 1 3
Sumber: Dsikusi Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa Tegalarum Tahun 2023

Kemungkinan terjadi Perkiraan dampak


Nilai 1 = Tidak mungkin terjadi Nilai 1 = Tidak parah
Nilai 2 = Kemungkinan kecil terjadi Nilai 2 = Agak parah
Nilai 3 = Sangat mungkin terjadi Nilai 3 = Parah
Nilai 4 = Pasti terjadi Nilai 4 = Sangat parah

Dari hasil kajian pemeringkatan ancaman diatas, didapatkan 2 prioritas ancaman


untuk dikaji, yakni ; 1) Banjir bandang, 2) Banjir dan 2) Angin puting beliung

b) Deskripsi Karakteristrik Ancaman

Identifikasi Ancaman Bencana di Desa Tegalarum didasarkan pada penilaian


partisipatif warga, berikut penilaian partisipatif ancaman bencana di bagi
berdasarkan partisipatif masyarakat Desa Tegalarum dengan ancaman terbesar
yaitu Banjir bandang :

23
Tabel 17. Karakter ancaman banjir bandang

Jenis ancaman : Banjir bandang


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Terhambatnya aliran sungai oleh material & pohon yang tumbang
- Curah hujan yang tinggi di daerah hulu
- Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Penebangan hutan secara liar, illegal logging
- Tanah longsor di hulu (Jambewangi, dst)
- Peanggaran sistem penebangan
- Penebangan hutan yang berlebihan

Tanda Peringatan - Suara gemuruh


- Mendung tebal di wilayah utara
- Meningkatnya debit air tiba-tiba
- Air yang keruh

Faktor Perusak - Arus yang sangat deras


- Material; kayu, lumpur, dst yang terbawa
- Longsor tebingan sungai/sempadan

Sela Waktu - Hanya beberapa jam


- ± 1 jam

Kecepatan Hadir - Sangat cepat

Periode - Musim penghujan


- Desember sd Januari
- Februari sd Maret

Frekuensi - Jarang terjadi

Durasi - 2 sd 3 jam

Posisi - Wilayah sepanjang bantaran sungai Setail

Intensitas - 25 rumah dan balai desa


- Dusun tegalyasan
- Jembatan dan DAM
- Wilayah sepanjang bantaran sungai
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

c) Analisis Risiko Bencana

Analisis penilaian risiko bencana dilakukan dengan mengidentifikasi aset-aset


berisiko dengan memperkirakan dampak kerugian berupa jenis dan
nominalnya. Selanjutnya masing-masing aset berisiko dilakukan analisis
kerentanan dan kapasitas sehingga mendapatkan peniaian risiko per aset.
Berikut hasil penilaian risiko bencana Desa Tegalarum :

24
Tabel 18. Tingkat Risiko terhadap Ancaman Banjir bandang

Faktor Upaya Mengurangi


Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset
Penyebab Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan Kerentanan Risiko
terhadap Aset Bentuk (T/S/R)
jumlah/ Hasil
Berisiko Kegiatan
Nominal
- Meninggal - - Sosialisasi - R (Rendah)
- Luka-luka - penataan
- Kehilangan - lingkungan
Aset Sumber kemampuan/ketrampilan -
Daya Manusia - Mengungsi - 25 KK - Rumah berada di
- Tidak bisa bekerja daerah rawan
- Trauma banjir bandang

Aset Sumber - Pencemaran air - 400 - Diterjang oleh - Penyediaan S (Sedang)


Daya alam - Kerusakan lahan pertanian - ± 5 hektar arus banjir air bersih - S (Sedang)
lingkungan - Kerusakan/Kehilangan - bandang R (Rendah)
sumber air - 700 m S (Sedang)
- Gangguan fungsi irigasi
- Rumah rusak/hilang - - Lokasi lahan - Gotong - R (Rendah)
- Kerusakan jaringan air - berada di wilayah royong R (Rendah)
- Kerusakan karingan listrik - rawan banjir R (Rendah)
Aset fisik /
- Kerusakan tempat kerja - bandang R (Rendah)
infrastruktur - Jembatan rusak - - Struktur jalan dan R (Rendah)
- Gangguan fungsi jalan - jembatan tidak R (Rendah)
kuat

- Gangguan kerukunan - - Akses jalan yang - - - R (Rendah)


warga - terganggu R (Rendah)
- Gangguan fungsi - sehingga R (Rendah)
R (Rendah)
Aset sosial organisasi - kegiatan
- Gangguan kekerabatan tertunda
keluarga
- Gangguan partisipasi
- Kehilangan Penghasilan - Lokasi lahan - Membantu -
upah/ kerja - 50 KK berada di wilayah lapangan S (Sedang)
- Kehilangan modal kerja - 100 rawan pekerjaaan S (Sedang)
- Gagal panen - 100 - Kehilangan S (Sedang)
Aset ekonomi
- Kehilangan ternak - lapangan R (Rendah)
/ finansial - Kerusakan/ kehilangan surat - pekerjaaan
penting R (Rendah)
- Pengeluaran tambahan - R (Rendah)
Keluarga
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Tabel 19. Tingkat Risiko terhadap ancaman Angin putting beliung dan Angin
kencang
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Upaya Mengurangi
Aset Faktor Penyebab Risiko Tingkat
Kerentanan
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Risiko
terhadap Aset Bentuk
Jumlah/ Hasil (T/S/R)
Berisiko Kegiatan
Nominal
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Sakit - - - - R (Rendah)
Aset - Depresi/trauma - - - - R (Rendah)
R (Rendah)
Sumber - Luka-luka - 10 orang, - Kekurang - Korban - Korban
Daya siapsiagaan dilarikan di tertanga R (Rendah)
Manusia - Mengungsi - Kerugian (2 masyarakat puskesmas ni
juta) - Atap rumah hancur - -

25
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Upaya Mengurangi
Aset Faktor Penyebab Risiko Tingkat
Kerentanan
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Risiko
terhadap Aset Bentuk
Jumlah/ Hasil (T/S/R)
Berisiko Kegiatan
Nominal
Aset - Kerusakan lahan - - - - S (Sedang)
Sumber pertanian
Daya alam - Kerusakan lahan - 4 hektar, - Sudah semakin - Reboisasi Menguan S (Sedang)
lingkungan kebun 100 juta berkurangnya - Pemangkasan gi risiko
pohon besar yang dahan/batang
perakarannya kuat pohon yang
- Dahan pohon yang rapuh
rapuh
- Rumah rusak - 50 rumah - Konstruksi - Penggunaan Kebutuha R (Rendah)
- Kerusakan - 15 tiang bangunan yang genset untuk n listrik R (Rendah)
fasilitas umum listrik kurang kuat listrik darurat untuk
R (Rendah)
- Kerusakan - Material bangunan darurat
Aset fisik / rumah/ mudah terbawa bisa R (Rendah)
infrastruktu pemukiman angin terpenuhi
r - Jaringan listrik - Penempatan
padam jaringan dan tiang
listrik yang
berdekatan dengan
pohon besar
- Gangguan fungsi - - Berlindung/mengam - Menunda - (R) Rendah
organisasi sosial ankan diri masing- kegiatan
- Gangguan masing di rumah
(R) Rendah
hambatan
Aset sosial
Partisipasi
- Tidak bisa sekolah (R) Rendah
- Aktivitas sosial (R) Rendah
tertunda
- Ekonomi menurun - - Kurangnya - - (R) Rendah
- Kehilangan - pengetauan - - (R) Rendah
pendapatan - kesiapsiagaan - - (R) Rendah
(R) Rendah
- Kehilanan - dalam menghadapi - -
(R) Rendah
pekerjaan - ancaman angin - -
Aset
- Kehilangan modal puting beliung (S) Sedang
ekonomi /
kerja - 150 orang, - - Anggaran - Sedikit
finansial
- Pengeluaran 50 juta kebencanaan meringk
tambahan dari APBDes an
keluarga beban
- Kerusakan harta kerban
benda
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Pemetaan partisipatif dipilih pada penilaian Risiko Bencana karena dirasa


sangat cocok untuk Desa Tegalarum, hal ini dimaksudkan juga untuk
meningkatkan warga dalam memahami lokasi-lokasi penting dan jalur evakuasi
bencana. Analisis ancaman bencana berdasarkan peta ancaman bencana dari
sejarah terjadinya banjir di Desa Tegalarum.

26
Berikut hasil peta partisipatif di Desa Tegalarum yang di susun oleh anggota
FPRB desa Tegalarum.

d) Pemetaan Risiko Bencana Partisipatif


Pemetaan partisipatif dipilih pada penilaian Risiko Bencana karena dirasa
sangat cocok untuk Desa Tegalarum, hal ini dimaksudkan juga untuk
meningkatkan warga dalam memahami lokasilokasi penting dan jalur evakuasi
bencana. Analisis ancaman bencana berdasarkan peta ancaman bencana dari
sejarah terjadinya banjir di Desa Tegalarum.

27
Hasil dari Kajian risiko bencana partisipatif Desa Tegalarum ini selengkapnya telah
disusun dan didokumentasikan yang dijadikan dalam satu kesatuan dokumen
indikator DESTANA Tegalarum ini (lampiran 1).

B. Rencana Penanggulangan Bencana


Rencana Penanggulangan Bencana merupakan rencana kegiatan dalam bentuk
tabel untuk mengelola pengurangan risiko bencana sekaligus sebagai pedoman
pihak yang berkepentingan dalam melakukan dukungan (misalnya pemerintah
Kelurahan, BPBD Kabupaten, dll.). Rencana Penanggulangan Bencana memuat
Prioritas upaya/tindakan dimana ruang lingkupnya meliputi upaya-upaya atau
pilihan tindakan PRB (pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan).
Rencana Penanggulangan bencana Desa berisi antara lain rencana
penanggulangan bencana pada masa pra bencana pada saat normal, pra bencana
pada saat sudah akan terjadi bensana, saat bencana dan pasca bencana. Rencana
Penanggulangan Bencana terapat pada lampiran 3.
Rencana Penanggulangan Bencana pada Fas Pra Bencana pencegahan dan
kesiapsiagaan yang di susun FPRB Desa Tegalarum, merupakan salah satu rencana
penanggulangan bencana yang harus dilaksanakan sejak saat ini antara lain:
Pembuatan peraturan penanggulangan bencana banjir, Pengajuan kegiatan RPB
(Rencana Penanggulangan Bencana) banjir ke Musrembang, Sosialisasi kesadaran
pengurangan risiko bencana, Reboisasi dan Penataan lingkungan, Pembuatan
saluran air dan normalisasi saluran air/drainase, Pembuatan talud penahan longsor
plengsengan sungai, Pegelolaan sampah berbasis masyarakat dan lain-lain. Secara
lengkap, Rencana Penanggulangan bencana bencana Desa Tegalarum ini
selengkapnya telah disusun dan didokumentasikan yang dijadikan dalam satu
kesatuan dokumen indikator DESTANA Tegalarum ini (lampiran 3).
Dokumen Rencana Penanggulangan bencana ini juga sudah mendapatkan
pengesahan dari Kepala desa untuk dapat dimasukkan dalam perencanaan
pembangunan desa (lampiran 2).

C. Rencana Aksi Komunitas


Rencana Aksi Komunitas merupakan rencana tindakan atau kegiatan-kegiatan
yang disusun komunitas sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana

28
untuk meredam ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas.
Rencana tindakan ini merupakan perincian dari rencana penanggulanganbencana.
Penyusunan Rencana Aksi Komunitas ini berpedoman Rencana Aksi Komunitas
yang termaktub dalam PERKA BNPN Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Umum Desa/Kelurahan Tangguh juga dikembangkan dengan metode-metode lain
disesuaikan dengan kondisi setempat.
Alokasi tugas dan Sumberdaya merupakan pengejawantahan dari Rencan Aksi
Komunitas. Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana
direkomendasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas,
peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat dan perencanaan
pemulihan.
Tabel 20. RAK dalam menanggulangi potensi banjir
Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya
Sumber
No Kegiatan Tujuan Keberhasilan Pelaksana
pelaksan (Rp)
Dana
an
PRA BENCANA, saat tidak terjadi bencana (pencegahan, mitigasi dan peningkatan kapasitas)
1 Pembuatan Dasar peraturan Adanya peraturan desa Pemdes, 1 kali Rp.2.500.00 APBDes,
peraturan penanggulangan yang berisi tata tertib, Tokoh dalam 1 0 Swadaya
penanggulang bencana larangan, dan tata kelola Masyarakat, tahun
an bencana untuk mencegah/ Tim Siaga (Desember
mengurangi terjadinya )
longsor (contoh; larangan
membuang sampah
disungai, dll)
2 Pengajuan Penyampaian Masuknya usulan-usulan Pemdes, 1 kali Rp.2.000.00 APBDes,
kegiatan RPB aspirasi masyarakat dalam Rencana Tokoh dalam 0 Swadaya
(Rencana Pe Penanggulangan Bencana Masyarakat, setahun
nanggulangan
(RPB) kedalam kegiatan Tim Siaga
Bencana) ke
Musrembang pembangunan desa
3 Sosialisasi Peningkatan 1) Adanya kegiatan Pemdes, Minimal 1 Rp.2.000.00 APBDes,
pertemuan di kelompok Tokoh kali setiap 0 Swadaya
kesadaran kesadaran dan Masyarakat, tahun
masyarakat yang
pengurangan pemahamaman menyampaikan rencana Tim Siaga, pertemuan
risiko tentang risiko penaggulangan bencana Kelompok pertemuan
bencana bencana melalui (RPB) masyarakat, kelompok
2) Partisipasi masyarakat kelompok masing-
pertemuan- kesenian, masing
dalam kegiatan
pertemuan penanggulangan bencana Karang
kelompok yang telah dituangkan taruna, PKK
dalam RPB
4 Reboisasi 1) Mencegah 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tahun ke- Rp.20.000.0 APBDes,
dan terjadinya banjir pemetaaan dan kajian Perangkat, 2 00 Swadaya
Penataan 2) Melestarikan tata lingkungan Tokoh
kesuburan tanah kawasan Masyarakat,
lingkungan
yang bisa Tim Siaga,
2) Adanya kegiatan
dijadikan lahan Karangtarun
pemetaan dan kajian
pertanian a
tata lingkungan
3) Menjaga struktur
tanah 3) DAS (Daerah aliran
4) Menjaga DAS sungai
(Daerah aliran 4) Adanya Terlaksananya
sungai) kegiatan reboisasi dan
penataan lingkungan
kawasan dan daerah
aliran sungai (DAS)

29
Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya
Sumber
No Kegiatan Tujuan Keberhasilan Pelaksana pelaksan (Rp)
Dana
an
5 Perbaikan Mengurangi 1) Adanya drainase yang Pemdes, Tahun ke Rp.70.000.0 DD/
dan terjadinya banjir memadai di sepanjang Perangkat, 2 00 APBDES,
normalisasi jalan desa Tokoh Swadaya
2) Adanya drainase pada Masyarakat,
saluran air
lahan prasarana publik Tim Siaga,
/drainase Karangtarun
3) Adanya kerja bakti a,
perawatan drainase dan
saluran air
4) Lancarnya air pada saat
terjadi hujan terus
menerus
6 Pembuatan Pencegahan longsor Adanya talud alam, Pemdes, Tahun ke- Rp.100.000. APBD,
talud penahan pada akses jalan bronjong atau sejenisnya Perangkat, 2 000 APBDES,
longsor yang rawan terjadi yang dapat menahan Tokoh CSR,
Masyarakat,
plengsengan longsor plengsengan sungai yang Tim Siaga,
Swadaya
sungai rawan. Karangtaruna,
7 Pengerukan Melancarkan arus air 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tahun ke- Rp.50.000.0 APBD,
sedimentasi untuk mengurangi identifkasi & peme-taan perangkat, 2 00 APBDES
sungai terjadinya risiko sungai Tim Siaga,
perluapan air saat Masyarakat
2) Adanya kegiatan ka-jian
terjadi banjir
AMDAL (Analisis
mengenai dampak
lingkungan) penge-
rukan sedimentasi
3) Adanya kegiatan
pengerukan sedi-
mentasi berdasarkan
kebutuhan
8 Pegelolaan 1) Menggalakkan 1) Adanya sistem & Pemdes, Tahun ke- Rp.20.000.0 APBDES,
sampah masyarakat un-tuk petugas pengelolaan Perangkat, 3 00 Swadaya
berbasis berpartisipasi & sampah Tokoh
masyarakat mengurangi sampah Masyarakat,
2) Adanya Tempat Pe-
dan 2) Terciptanya ling- ngelolaan sampah
PKK,
pembuatan kungan desa yang Karangtarun
bersih sehi-ngga terpadu
Bank Sampah a, BUMDESA
mengurangi dampak 3) Adanya kegiatan pe-
bencana ngelolaan Bank Sam-
pah yang menghasil-kan
pemasukan
SAAT TERDAPAT POTENSI BENCANA (Kesiapsiagaan)
1 Sosialisasi Pemahaman dan 1) Tersampaikannya informasi Perangkat,PKK Menyesuai - Swadaya
kesiapsiagaan masyarakat akan kesiapsia gaan dalam , Karang kan dalam
bencana kesiaspsiagaan mengha dapi banjir di taruna pertemuan
terhadap ancaman pertemuan rutin kelompok Tim Siaga,
bencana (banjir, banjir Tokoh
kelompok
yang ada
bandang, dll) 2) Masyarakat telah Masyarakat
mengetahui tinda kan apa
saja yang dilakukan ketika
me masuki fase kesiap
siagaan (awal musim
penghujan)
2 Pembuatan Masyarakat 1) Adanya peta rawan Pemdes, Tim Tahun ke Rp.5.000.00 DD,
papan mengetahui lokasi bencana desa yang Siaga, 1 0 Swadaya
informasi lokasi rawan serta dipasang di lokasi strategis Perangkat,
kebencanaan lebih memiliki 2) Adanya papan infor-masi Linmas
kesiapsiagaan dan
(peta rawan kesiapsiagaan dalam
pengurangan risiko
banjir, menghadapi bencana
informasi bencana 3) Adanya pamflet informasi
kesiapsiagaan informasi kebencanaan
lainnya) yang didistribusikan di
sekolah, posyandu,
poskampling, dan tempat
ibadah
SAAT TANGGAP DARURAT
1 Menginformasi Masyarakat di 1) Adanya informasi Tim Siaga, Saat fase - Swadaya
-kan daerah rawan peringatan dini secara tepat Relawan, siaga
peringatan dini mengetahui status kepada penduduk di Karang darurat
wilayah rawan melalui
bahaya secara tepat taruna

30
Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya
Sumber
No Kegiatan Tujuan Keberhasilan Pelaksana pelaksan (Rp)
Dana
an
sistem/alat informasi yang
sudah disepakati
2) Adanya respon dari
masyarakat terhadap
peringatan dini sesuai
status bahayanya
2 Melakukan Mengevakuasi 1) Teravakuasi seluruh Tim Siaga, Saat fase - Swadaya
proses penduduk & aset-aset penduduk di yg ada di Relawan, siaga
evakuasi penting penduduk di wilayah rawan longsor Karang darurat
wilayah rawan agar 2) Tervakuasinya aset-aset
terhindar dari
taruna,
penting penduduk di
longsoran linmas
wilayah longsor
PASCA BENCANA, Pemulihan (Rehabilitasi & Rekonstruksi)
1 Pendataan dan Mendokumentasikan 1. Adanya kegiatan Tim Siaga Setelah - Swadaya
pelaporan dan melapor kan pendataan kerusa-kan terjadi
kerusakan dan akibat serta dampak dan kerugian bencana
kerugian bencana banjir 2. Adanya kegiatan
akibat pelaporan hasil
bencana pendataan
2 Kerjabakti Pulihnya serta Adanya kegiatan Gotong Setelah - APBDES,
lingkungan penataan kembali kerjabakti bersama di royong terjadi Swasta,
lingkungan yang lokasi kejadian longsor semua bencana Perhutani
rusak elemen Swadaya,

Rencana aksi komunitas secara lengkap tertuang dalam dokumen Rencana


Penanggulangan bencana yang dilampirkan dalam dokumen indikator Destana
Tegalaum ini. (lampiran 3).

D. Standard Operasional Prosedur (SOP) Peringatan Dini

Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera


mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu
tempat oleh lembaga yang berwenang. Standar Operasional Prosedur yang
selanjutnya disebut SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan suatu sistem (dalam hal ini
sistem peringatan dini). Penyusunan SOP Peringatan ini berpedoman pada PERKA
BNPN Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh
juga dikembangkan dengan metode-metode lain disesuaikan dengan kondisi
setempat.
Dalam diskusi tersebut, fasilitator menyampaikan konsep peringatan dini,
elemen kunci, hubungan peringatan dini desa, kabupaten dan provinsi.
Selanjutnya dilakukan fasilitasi penyusunan sistem peringatan dini secara
partisipatori. Diskusi tersebut menghasilkan sistem peringatan dini untuk ancaman
banjir.

31
Tabel 21. Rancangan sistem peringatan dini terhadap banjir
Jenis ancaman : Banjir
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya

Sumber peringatan Perkiraan cuaca setempat dari BMKG, BPBD


-
bahaya Penjaga pintu air/Bendungan (Mbangket & Damsari)
-
Ketinggian air di pintu air
-
Bentuk peringatan
Siaga I, Siaga II, Siaga III
-
bahaya
Kecepatan arus air
-
Cara pemantauan Pengamatan ke lokasi
-
bahaya Melihat Situasi dan kondisi serta tanda-tanda alam
-
Melalui whatsap
-
Cara penyampaian Melalui HT
-
peringatan bahaya Oleh petugas pemantau dari tim peringatan dini ke koordinator tim siaga &
-
kepala desa
- Petugas pemantau dari Tim peringatan dini melakukan crosscheck ke
Cara memastikan penjaga pintu air
kebenaran peringatan - Konfirmasi ke kordinator tim siaga bencana desa
- Konfirmasi ke kepala desa
Penyebarluasan peringatan bahaya
- Petugas peringatan dini
Penyampai peringatan
- RT/RW
- Masyarakat di wilayah rawan, terutama kelompok rentan; ibu hamil, baita,
Sasaran peringatan
disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya
- Melalui grup whatsap
- Melalui HT
Cara penyampaian
- Melalui pengeras suara
peringatan
- Menggunakan kentongan (dengan kode tertentu)
- Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
- Status sungai; Siaga I, Siaga II dan Siaga III
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
Bentuk peringatan - Seluruh masyarakat di daerah rawan untuk melakukan tindakan
kesiapsiagaan sesuai status sungai
- Memprioritaskan kelompok rentan
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memberi arahan berdasar status sungai pada warga masing-masing
Tindakan RT/RW
- Memprioritaskan pada warga/kelompok rentan
- Mematuhi arahan petugas dan perangkat desa sesuai status siaga
- Mematuhi untuk melakukan evakuasi apabila status dinyatakan untuk
Tindakan masyarakat
melakukan evakuasi (siaga III)
- Memprioritaskan kelompok rentan
Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023

Standar operasional Prosedur (SOP) peringatan dini secara lengkap tertuang


dalam dokumen “Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi Desa
Tegalarum” yang dilampirkan dalam dokumen indikator Destana Tegalarum ini.
(lampiran 4).

32
E. Standard Operasional Prosedur (SOP) Evakuasi & Peta Jalur Evakuasi
Evakuasi darurat adalah perpindahan langsung secara cepat dari sumber daya
manusia dan asset sumber daya penting lainnya dari kondisi ancaman atau
kejadian yang sebenarnya dari bahaya. Standar Operasional Prosedur yang
selanjutnya disebut SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan suatu kebijakan (dalam hal ini
kebijakan evakuasi). Kebijakan evakuasi harus memperhatikan prioritas
penanganan pada kelompok rentan serta hak-hak dasar manusia. Penyusunan SOP
Evakuasi ini berpedoman pada PERKA BNPN Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh juga dikembangkan dengan metode-
metode lain disesuaikan dengan kondisi setempat.
Penyusunan rencana evakuasi dilakukan dengan pembahasan bersama secara
partisipatif. Sebelum
berdiskusi, fasilitator
memperkenalkan tentang
konsep, prinsip, dan
mekanisme rencana evakuasi,
serta pentingnya penyediaan
sarana dan prasarana
evakuasi. Dilanjutkan dengan
identifikasi jalur, (Tempat
evakuasi Sementara) TES,
Tempat Evakuasi Akhir (TEA),
dan titik tanda dan rambu
evakuasi. Selanjutnya
ditentukan moda transportasi,
sarana dan prasarana
pendukung di masing-masing
TES dan TEA.

33
Tabel 22. Proyeksi Penduduk dan Ternak di Lokasi Rawan Bencana

Ternak
Jumlah Jumlah Laki- Perem Ibu Disabi
RT/RW Balita Lansia Sapi &
KK jiwa laki puan hamil litas
/Dusun (jiwa) (jiwa) kambing
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
(ekor)

RT 03
/RW 05
4 16 8 8 - 3 - 1 -
/Dusun
Tegalyasan
RT 03
/RW 04
4 11 5 6 2 1 - - -
/Dusun
Tegalyasan
RT / RW/
Dusun - - - - - - - - -
Darungan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Tabel 23. Daya dukung untuk evakuasi

Ternak
Jumlah Jumlah Laki- Perem Ibu Disabi
RT/RW Balita Lansia Sapi &
KK jiwa laki puan hamil litas
/Dusun (jiwa) (jiwa) kambing
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
(ekor)

RT 03
/RW 05
4 16 8 8 - 3 - 1 -
/Dusun
Tegalyasan
RT 03
/RW 04
4 11 5 6 2 1 - - -
/Dusun
Tegalyasan

RT / RW/
Dusun - - - - - - - - -
Darungan

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Standar operasional Prosedur (SOP) evakuasi dan peta evakuasi secara lengkap
tertuang dalam dokumen “Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi
Desa Tegalarum” yang dilampirkan dalam dokumen indikator Destana tegalarum
ini. (lampiran 4).

34
F. Rencana Kontinjensi
Rencana Kontinjensi adalah rencana yang disusun untuk menghadapi suatu situasi
krisis yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi dapat pula tidak terjadi.
Rencana Kontinjensi (Renkon) merupakan suatu proses identifikasi dan
penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum
tentu terjadi. Renkon hanya diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan akan terjadi.
Rencana kontinjensi desa ini hanya digunakan untuk satu jenis bencana saja dan
disahkan dengan Peraturan Kepala Desa. Renkon dilakukan segera setelah ada
tanda-tanda awal (kemungkinan) akan terjadi bencana.
Penyusunan Rencana Kontinjensi ini berpedoman pada PERKA BNPN Nomor
2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh juga
dikembangkan dengan metode-metode lain disesuaikan dengan kondisi setempat.
Perencanaan kontinjensi dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Pertama
adalah pengumpulan data renkon yang dilakukan fasilitator ke pihak-pihak yang
dapat terlibat dan mendukung dalam penyusunan renkon. Selanjutnya ialah rapat
pengembangan skenario kejadian. Dalam kegiatan ini fasilitator menyampaikan
materi tentang rencana kontinjensi, yang dilanjutkan dengan diskusi
pengembangan skenario dan dampak, serta penentuan standar operasi darurat,
penetapan strategi operasi, penetepan struktur komando dan identifikasi kebutuha
serta kesenjangan. Keseluruhan tahapan tersebut dilakuakn melalui dinamika
kelompok.
Tabel 24. Skenario kejadian banjir
Jenis ancaman : banjir
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Keterangan
Waktu kejadian Tengah malam, ±12.00 WIB
- Tanggap darurat ± 2 jam
Lama kejadian - Mengungsi karena rumah rusak total selama 14 hari
(2 minggu)
Luas daerah terdampak RT 003/RW 005, RT 003/RW 004, Dusun Tegalyasan

Potensi bencana ikutan Penyakit, trauma

35
Tabel 25 . Dampak kejadian
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset
Aset
Bentuk Risiko Jumlah
Manusia - RT 003/RW 004 25 KK
- RT 003/RW 005 75 orang
Mengungsi - 75 orang
- 25 KK mengungsi hingga banjir reda
(Ibu hamil; 5 orang, Bayi & Balita; 8
orang, anak-anak; 23 orang, lansia; 9
orang, difabel; 1 orang)
Meninggal - 1 orang
Luka sedang 5 orang
Patah tulang 3 orang ( 1 orang tidak bisa jalan)
Trauma & Pingsan 1 orang
Sosial - Aktivitas warga dan
pelayanan warga terganggu

Ekonomi/ Finansial - Kandang ternak rusak 2 kandang


- Ternak mati/hanyut 2 ekor
- Kolam ikan rusak 5 kolam ( ±10.000 ekor)
Fisik/ - Jaringan listrik padam
Infrastruktur - Rumah rusak 10 rumah rusak ringan
Alam/ Lingkungan - Sempadan sungai longsor - ± 50 meter

Tabel 26. kebijakan dan strategi


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kebijakan Strategi
• Aktif melakukan pemantauan di wilayah yang rawan
Kesiapsiagaan dengan
• Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi membahayakan
kemungkinan banjir berdasarkan pemanataun
• Segera mengevakuasi korban jiwa
Penanganan korban jiwa • Menyiapkan lokasi dan tanda korban meninggal dunia
• Segera memerintahkan penyiapan dokumen penting dan surat
Penanganan evakuasi dokumen
berharga lainnya agar bisa dievakuasi
penting dan surat berharga
• Menyiapkan tempat/lokasi evakuasi dokumen/surat berharga lainnya
lainnya di daerah rawan • Menyiapkan pendataan dan petugas keamanan
• Segera memerintahkan penyiapan ternak agar bisa dievakuasi
Penanganan evakuasi ternak • Menyiapkan tempat/lokasi evakuasi untuk ternak
warga di daerah rawan • Menyiapkan pendataan dan petugas keamanan
• Menyiapkan alat dan prasarana evakuasi ternak
• Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi membahayakan
berdasarkan pemanataun
Penanganan evakuasi warga di
• Mengamankan jalur evakuasi
daerah rawan • Menyiapkan pos pengungsian
• Menyiapkan alat dan prasarana evakuasi

• Menyiapkan tim medis


Penanganan tanggap darurat
• Menyiapkan tanda/kode untuk identifikasi kondisi luka
korban luka-luka • Melakukan koordinasi dengan layanan kesehatan di atasnya

Terpenuhinya kebutuhan dasar • Tim Siaga dan relawan menyiapkan tempat dan kebutuhan dasar
pengungsi pengungsi, seperti logistik, dapur umum, sanitasi

Adanya pemulihan awal bagi Melakukan kegiatan pemulihan awal agar warga yang mengungsi
pengungsi bisa beraktifitas seperti sedia kala

36
Rencana kontinjensi ini secara lengkap tertuang dalam dokumen “Rencana
kontinjensi banjir Desa Tegalarum” yang dilampirkan dalam dokumen indikator
Destana Tegalarum ini. (lampiran 5).
Rencana kontinjensi yang telah disusun perlu diuji agar melihat seberapa
jauh operasional dari standard-standard operasi yang telah dibuat. Idealnya
simulasi lapangan dilakukan dengan melibatkan seluruh komponen seperti yang
ada dalam skenario yang telah disusun, namun karena keterbatasan waktu,
simulasi dilakukan khususnya untuk melihat tahapan komunikasi peringatan dini
serta proses koordinasi di tim siaga bencana desa. Simulasi yang lebih lengkap
sudah direncanakan sebagai kegiatan rutin yang masuk dalam RAK (Rencana Aksi
Komunitas) yang terlampir didalam dokumen indikator Destana Tegalarum ini
(lampiran 3).

G. Pelatihan / Peningkatan Kapasitas


a) Partisipasi Kajian Desa Partisipatif
Dalam upaya Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana telah
dilaksanakan beberapa pelatihan untuk peningkatan kapasitas masyarakat dan
perangkat pemerintah desa. Peningkatan berupa pengenalan berbagai macam
alat kajian desa partispatif. Metode-metode kajian desa partisipatif/PRA
(Participatory Rural Appraisal) ini menjadi dasar untuk memetakan potensi
serta keadaaan desa sehingga dapat menjadi alat untuk merencanakan
pembangunan desa yang mengintegrasikan isu pengurangan risiko bencana,
isu gender, isu penghidupan berkelanjutan, isu lingkungan serta berbagai isu
strategis lainnya.
Untuk menguatkan isu perubahan iklim, dalam kegiatan ini juga
diperkenalkan metode kajian aset-aset pengidupan. Di isu gender, selain
pengenalan analisa data pilah, dalam kajian PRA (Particpatory Rural Appraisal)
juga diperkenalkan beberapa alat kajian yang memunculkan analisa
kesenjangan gender.
Hasil hasil dari proses Kajian Desa Partisipatif (PRA) ini dikompilasi dalam
profil desa yang ada di dokumen Kajian Risiko Bencana partisipatif desa

37
Tegalarum (lampiran 1) dan dokumen Rencana Penanggulangan Bencana desa
Tegalarum (lampiran 3).
b) Peningkatan Ketahanan Ekonomi Masyarakat
Meskipun dalam Kerangka Acuan Kegiatan tidak mencantumkan pembahasan
Ketahanan Ekonomi Masyarakat, akan tetapi fasilitator tetap menganggap
penting dan sangat perlu untuk dibahas bersama. Hal ini terkait dengan
peningkatan kapasitas masyarakat. Karena berbicara ketangguhan desa tiak
lepas dari strategi peningkatan ketahanan ekonomi. Fasiltator bersama
peserta/masyarakat membahas potensi-potensi yang dimiliki desa yang dapat
menjadi mata pencaharian alternatif warga, terutama kelompok rentan serta
keluarga yang tinggal di daerah rawan. Diskusi ini kemudian dituangkan coba
dimasukkan dalam RAK (Rencana Aksi Komunitas) yang menghasilkan strategi
mata pencaharian alternatif warga. Beberapa usulan kegiatannya adalah ; 1)
Pegelolaan sampah berbasis masyarakat dan pembuatan Bank Sampah, 2)
Pelatihan pengelolaan pertanian terpadu dan berkelanjutan (pertanian organik,
pembuatan pupuk, pengurangan pestisida, dll), 3) Pelatihan dan fasilitasi
pengelolaan sungai yang berkelanjutan, 4) Pengembangan ekowisata desa
Tegalarum 5) Pelatihan dan pengembangan pemasaran online produk-produk
unggulan desa bagi kelompok perempuan, dan 6) Pelatihan pengembangan
ekonomi kreatif. RAK yang mengandung kegiatan peningkatan ketahanan
ekonomi masyarakat ini secara lengkap terlampir dalam Dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana desa Tegalarum (lampiran 3).
c) Perlindungan Aset Produktif Masyarakat
Sama halnya dengan Peningkatan Ketahanan Ekonomi Masyarakat,
perlindungan aset produktif tidak masuk dalam KAK (Kerangka acuan
kegiatan). Namun poin ini penting untuk dibahas, karena terkait dengan
melindungi aset produktif, yang menjadi nadi ekonomi masyarakat.
d) Pembentukan Tim Siaga Bencana/Relawan Desa
Pembentukan Tim Siaga Bencana ini dimulai dari rapat inisiasi pembentukan
tim. Dalam pembahasan ini, fasilitator memberikan pengenalan terhadap
kebutuhan relawan dalam Desa Tangguh, dan proses pelatihan dan
pengembangan di level Daerah. Selain itu, dibahas pula penentuan nama-nama

38
dua puluh relawan yang akan dikirim dalam pelatihan dan pengembangan
relawan Desa. Pembentukan Tim Siaga Bencana/Relawan Desa ini sekalgus
juga melengkapi kebutuhan penyusunan rencana kontinjensi.

H. Materi Peningkatan Kapasitas PPGD Awam


Dengan memanfaatkan waktu yang terbatas, fasilitator yang dibantu bidan desa
memberikan sedikit materi mengenai PPGD (Pertolongan Pertama pada Gawat
Darurat) yang ditekankan pada proses evakuasi darurat. Proses ini sekaligus untuk
mempersiapkan kegiatan simulasi yang dilakukan untuk mengusi SOP peringatan
dini serta SOP evakuasi yang ada dalam dokumen rencana kontinjensi.
Materi PPGD yang diberikan diantaranya ;
1) Medis dasar, yakni tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang
dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus.
2) Pelaku Pertolongan pertama
3) Tujuan pertolongan pertama dan dasar hukum penyelenggaraan Pertolongan
pertama
4) Prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pertolongan pertama ; kewajiban pelaku,
kualifikasi pelaku, tindakan umum dll
5) Peralatan pertolongan pertama
6) Langkah-langkah penilaian ; penilaian keadaan, penilaian dini, pemeriksaan
fisik, riwayat penderita, pemeriksaan berkala atau lanjut
7) Pengenalan anatomi dan faal dasar
8) Jenis-jenis luka ; perdarahan dan syok
9) Perawatan serta penanganan
10) Pembidaian serta praktek pembidaian. Pembidaian ini sebagai upaya untuk
menstabilkan dan mengistirahatkan (imobilisasi) bagian yang cedera.
11) Pemindahan penderita serta praktek pemindahan penderita.

39
40
I. SK Forum PRB Desa yang disahkan oleh Desa
Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa/Kelurahan adalah wadah yang
menyatukan unsur-unsur organisasi/kelompok pemangku kepentingan di tingkat
desa yang berkemauan untuk mendukung upaya- upaya pengurangan risiko
bencana di wilayah desa. Forum ini menyediakan mekanisme koordinasi untuk
meningkatkan kerjasama berbagai pemangku kepentingan dalam keberlanjutan
kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana melalui proses yang konsultatif dan
partisipatif.
Pembentukan Forum Pengurangan Desa ini dilakukan dengan pembahasan
keberlanjutan dari hasil-hasil kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana yang
utamanya adala dokumen Rencana Penanggulangan Bencana. Dengan adanya
Forum PRB ini diharapkan dapat mengadvokasi serta mendorong hasil-hasil dari
rencana penanggulangan bencana tersebut agar dapat terintegrasi dalam
perencanaan pembangunan desa.
Adapaun pembahasan pembentukan Forum PRB ini agendanya adalah
pengenalan tentang sifat dan fungsi FPRB Desa oleh fasilitator, pemilihan ketua,
penyusunan struktur FPRB, dan statuta / Anggaran Dasar FPRB. Selanjutnya
dilakukan pembahasan legalisasi SK dan tupoksi secara internal dengan pengurus
yang sudah terbentuk.
Forum PRB Desa Tegalarum yang telah terbentuk ini telah dikukuhkan dalam
SK Kepala Desa Tegalarum nomor : 188/36/KEP/429.519.07/2023 Tentang
“Penetapan Nama, Visi & Misi, dan Struktur Organisasi Forum Pengurangan Risiko
bencana (FPRB) Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi”.
Secara lengkapnya SK tersebut dilampirkan dalam dokumen indikator Destana
Tegalarum ini. (lampiran 6).

41
BAB III
INOVASI DI DESA TEGALARUM

Dalam kegiatan pembentukan Desa Tangguh di Desa Tegalarum ini beberapa inovasi
yang dilakukan diantaranya ;
a. Terususnnya profil desa yang lebih rapih dan memasukkan profil risiko
bencana Desa serta potensi-potensi yang ada.
Dengan berbagai alat kajian serta metode-metode penggalian gagasan
menghasilkan data dan informasi terkait berbagai macam potensi, permasalahan,
profil risiko dan rekomendasi-rekomendasi kegiatan. Dari ragam data dan
informasi tersebut kemudian tersusun dalam profil desa yang lebih lengkap
memberi gambaran bagi arah perencananaan pembangunan Desa.

b. Peningkatan Ketahanan Ekonomi Masyarakat


Seperti disinggung diatas, meskipun peningkatan ekonomi masyarakat tidak ada
dalam KAK (Kerangka Acuan Kegaiatan), tetapi fasilitator tetap menganggap
penting dan sangat perlu untuk dibahas bersama. Karena berbicara ketangguhan
desa tiak lepas dari strategi peningkatan ketahanan ekonomi. Fasiltator bersama
peserta/masyarakat membahas potensi-potensi yang dimiliki desa yang dapat
menjadi mata pencaharian alternatif warga, terutama kelompok rentan serta
keluarga yang tinggal di daerah rawan. Diskusi ini kemudian dituangkan coba
dimasukkan dalam RAK (Rencana Aksi Komunitas) yang menghasilkan strategi
mata pencaharian alternatif warga.

c. Pelibatan Bumdesa “Arumwangi” Tegalarum


Pembahasan ketahanan ekonomi seperi disebutkan diatas sangat berkaitan
dengan pengembangan BUMDesa. Keberadaan BUMDesa “Arumwangi” yang
sampai sejauh ini belum bisa diandalkan untuk menghasilkan PAD secara
signifikan. Mata pencaharian alternatif ini akan terkelola dengan baik dengan
pengelolaan sistem yang diatur oleh BUMDesa, sehingga potensi-potensi desa
akan terkelola maksimal. Dengan PAD yang besar dari pengelolaan BUMDesa

42
Tegalarum ini, tentunya peluang kemandirian untuk membiaya ketangguhan akan
semakin nyata.
Keterlibatan Bumdesa ini teridentifikasi daam analisa pemangku kepentingan
yang kemudian menjadi actor kunci dalam kegiatan ketahanan ekonomi yang
dituangkan dalam Rencana Aksi Komunitas yang telah disusun.

d. Grup WA
Keberaraan grup WA Forum PRB Desa dapat menjadi koordinasi dan media
desiminasi informasi lebih lanjut untuk mengawal terbentuknya Desa Tangguh
Tegalarum. Keberadaan Perangkat Desa dalam hal ini Kepala Desa dalam grup WA
desa tangguh sangat berandil pada manfaat dan fungsi grup WA ini.
Untuk memperkuat jalinan informasi di grup WA ini, keberadaan agen bencana
BPBD Provinsi Jatim (Bapak Ismanto) juga telah dimasukkan di grup, sehingga
informasi-informasi kebencanaan di level provinsi dapat segera terdiseminasikan
di tingkat desa.

e. Penerapan Metode Kajian Desa Partisipatif/ PRA (Partisipal Rural


Appraisal)
Sudah menjadi hal umum bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah sering dirasa
menjadi kebijakan dari atas ke bawah (top-down policy). KMetode PRA menjadi
pendekatan yang sangat tepat untuk menggugah ‘kesadaran-kritis’ masyarakat
desa akan kondisi mereka.
Dalam pelaksanaanya pengkayaan materi dengan pendekatan PRA ini
mendapatkan respon positif. Desa merasakan bahwa dengan pendekatan PRA ini
mereka dapat memotret berbagai wajah potensi desa baik yang negatif maupun
yang positif. Hasil dari kajian ini dipergunakan untuk memperbaharui profil desa
yang lebih partisipatif serta lebih kaya akan data potensi, sehingga dapat
membantu pengambilan kebijakan-kebijakan bagi pemerintah desa.

43
BAB IV
KENDALA YANG DIHADAPI

Secara umum, pelaksaan kegiatan pembentukan Destana di Desa Tegalarum


tidak menemui kendala yang cukup berarti. Namun beberapa kendala yang ditemui
dilapangan dapat dirangkum di bawah ini ;
a. Paradigma penanggulangan bencana yang berorientasi pada penanganan gawat
darurat masih tertanam kuat pada masyarakat. Pada awalnya, fasilitator bisa
merasakan kencenderungan persepsi masyarakat tekait bencana cenderung
bersifat tanggap darurat, sehingga selalu timbul pertanyaan seperti; Kapan
diadakan praktek PPGD? Kapan diadakan Simulasi? Dsb.
Sehingga yang dilakukan fasilitator dari awal dan harus diulang terus menerus
adalah pemahaman masyarakat mengenai siklus bencana. Di tengah kegiatan
tidak sedikit ditemui peserta merasa mendapatkan pengalaman baru bahwa
kegiatan Pengurangan Risiko Bencana memiliki kompleksitas serta sangat
dibutuhkan kajian-kajian dari berbagai aspek.
b. Kewenangan desa belum dipahami dan dipraktikkan dengan baik oleh pemerintah
desa mupun pemerintah kebupaten, sehingga berdampak pada keberanian desa
mengeksekusi rekomendasi-rekomendasi kegiatan yang tertuang dalam dokumen
RPB. Peran pendamping desa sebenarnya bisa membantu meyakinkan desa bahwa
hal yang dilakukan sudah sesuai aturan baik dari kemendagri, kemenku maupun
kemendesa. Tetapi mengingat umumnya pendamping desa berasal dari luar desa
yang nobene tidak dilibatkan dalam kegiatan pembentukan destana ini
mengakibatkan pendamping desa tidak dapat membantu mendorong kewenangan
desa dalam rangka mengintegrasikan RPB yang telah dihasilkan.
c. Waktu terbatas, banyaknya capaian yang harus dikejar.
Dinamika masyarakat sangatlah kompleks. Sebagian besar masyarakat desa
mempunyai rutinitas dimana pada jam-jam tertentu harus pergi ke ladang. Di Desa
Tegalarum pelaksanaan kegiatan tidak bisa dilakukan melebihi jam 3 sore,
dikarenakan pada saat-saat demikian mayoritas harus pergi mencari rumput. Mau
tak mau fasiltator harus banyak menggunakan sesi-sesi informal untuk

44
melengkapi dan mengejar capaian, sehingga secara waktu untuk apabila
dikalkulasi bisa lebih dari 7 hari.
d. Perencanaan harus dimatangkan jauh sebelum kegiatan dilaksanakan sehingga
kegiatan dapat dimulai sesuai waktu yang dijadwalkan
e. Dalam situasi tertentu keterwakilan perempuan agak sulit untuk dipenuhi sebanyak
30%, seperti misalkan kegiatan panjang yang menyita waktu dan dimungkinkan
dilaksanakan hingga malam hari.
f. Pemerintah Desa seharusnya juga dibuatkan petunjuk teknis khusus yang berisi
pengenalan program, detail peran pemerintah desa, dan kiat-kiat membangun
keberlanjutan Desa Tangguh Bencana
g. Improvisasi dan kreativitas dalam fasilitasi harus dilakukan untuk membuat desain
fasilitasi yang menarik, mudah diterima, tidak membosankan, dan mencapai output
serta outcome yang ditargetkan
h. Pengetahuan dan pemetaan situasi politis lokasi program sangat diperlukan di luar
pengenalan budaya dan sosial masyarakat, untuk mensinergikan program dengan
situasi politik yang ada
i. Konsolidasi non formal dalam menentukan tokoh kunci seperti penentuan tim
substansi, pemetaan pengurus FPRB, penentuan relawan perlu dilakukan secara
intensif untuk menjamin keberlanjutan program
j. Semua pihak harus diberikan penyadaran dengan baik, bahwa tujuan
penyelenggaran program bukan diorientasikan pada uang, tetapi murni untuk
pengembangan desa yang mandiri dan tangguh dalam menghadapi bencana.
k. Di Desa Tegalarum sendiri terdapat banyak potensi kelompok dunia usaha yang
dapat dilibatkan dalam kegiatan penanggulangan bencana. Salah satu kelompok
dari dunia usaha UMKM serta pedagang pasar, pengelola wisata sungai yang
potensial dapat dirangkul. Keberadaan mereka sebagai sektor bisnis yang
mendapatkan keuntungan dari pengelolaan potensi tambang di sana tentunya
harus memberikan imbal balik kepada masyarakat sekitar. Dengan merangkul
mereka dalam penanggulangan bencana di satu sisi merupakan usaha
mengamankan investasi mereka. Peluang ini tentu saja memberikan tantangan
kepada Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Tegalarum yang baru terbentuk
untuk merangkul kelompok dunia usaha tersebut.

45
LAMPIRAN I

Dokumen
KAJIAN RISIKO BENCANA PARTISIPATIF
DESA TEGALARUM
Fasilitator :
Alex Candra Widodo
DAFTAR ISI
Hal

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………. 2


A. Latar Belakang ……………………………………………………………………. 2
B. Tujuan ………..…………………………………………………………………….. 2
C. Ruang Lingkup ……………………………………………………………………. 3
D. Landasan Hukum ……………………………………………………………………. 3
E. Pengertian ........................................................................ 3
BAB II KONDISI KEBENCANAAN …………………………………………………………. 6
A. Gambaran Umum Wilayah .……………………………………………. 6
B. Kajian Desa Partisipatif ……………………………………………………….. 26
C. Potensi Bencana Wilayah …………………………………………………………. 39
BAB III PENGKAJIAN RISIKO BENCANA ………….…………………………………. 43
A. Penilaian Ancaman ………...………………………………………………. 43
1. Pemeringkatan Ancaman ……………………………………………… 43
2. Penilaian Karakter Ancaman ……………………………………………… 44
B. Penilaian Risiko ……….…………………………………………………………… 47
1. Tingkat Kerentanan …………………………………………………………. 47
2. Tingkat Kapasitas ………………………………………………….……. 53
3. Tingkat Risiko ……………………………………………………………………. 59
C. Pemetaan Risiko Bencana ………………………………………………………… 65
BAB IV REKOMENDASI ……………………………..…………………………………….. 66
A. Rekomendasi Kebijakan ………...…………………………………………….. 66
B. Rekap Rekomendasi ……………………………………………………….. 72
BAB V PENUTUP ………….…………………..…………..………………………………….. 80
A. Kesimpulan ………….………...…………………………………………….. 80
B. Rencana Tindak Lanjut ..……………………………………………………… 80
Lampiran ………………………………………………………………………………. 82

Halaman 1 dari 84
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat internasional menjuluki Indonesia sebagai “supermarket bencana”. Karena


segala macam bentuk bencana bisa terjadi di Indonesia. Menyebabkan kerugian nyawa
dan harta benda. Jenis bencana di Indonesia bisa berasal dari ancaman alamiah maupun
akibat kegiatan manusia. Mulai dari tsunami, banjir, erupsi gunungapi dan lahar hujan,
gempa bumi, longsor, angin puting beliung, gelombang pasang, abrasi, kekeringan,
kebakaran hutan, kebakaran, elevasi, pencemaran lingkungan, kegagalan teknologi,
wabah penyakit, konflik sosial, terorisme dan kecelakaan transportasi.

Terbitnya Undang Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, menjadi


langkah maju Indonesia dalam menata upaya penanggulangan bencana. Undang Undang
tersebut kemudian ditindaklajuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Salah satu turunan dari
PP 21/2008 tersebut adalah Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.

Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk memperlihatkan potensi


dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang melanda.
Potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan tingkat kerentanan dan
kapasitas kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini dilihat dari potensi jumlah jiwa
yang terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mendorong terwujudnya masyarakat tangguh dan mampu melakukan pengurangan


risiko bencana secara mandiri dan berkelanjutan.

Halaman 2 dari 84
2. Tujuan Khusus

a. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Tegalarum.
b. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Tegalarum
c. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Tegalarum.
d. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengurangan risiko
bencana desa Tegalarum.
e. Meningkatnya kerjasama pengurangan risiko bencana oleh para pemangku
kepentingan desa Tegalarum.

C. Ruang Lingkup

1. Wilayah pengkajian meliputi wilayah Desa Tegalarum


2. Subyek kajian meliputi ancaman, kerentanan dan kapasitas

D. Landasan Hukum

1. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 36 ayat (1) dan (2)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Pasal 6
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012
Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana

E. Pengertian

1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis;
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor
Halaman 3 dari 84
3. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana; Perubahan iklim adalah suatu perubahan statistik yang signifikan pada
pengukuran keadaan rata-rata atau ketidakkonsistenan iklim di suatu tempat atau
daerah selama periode waktu yang panjang, yang diakibatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh dampak kegiatan manusia pada komposisi atmosfer
global atau oleh ketidakkonsistenan alam.
4. Manajemen Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek dari mulai
perencanaan hingga tanggap darurat dalam bencana. Dan manajemen disini adalah
manajemen juga yang berhubungan dengan resiko dan dampak bencana, serta
aktifitas yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana. Siklus MB dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan rehabilitasi.
5. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat;
6. Kerawanan adalah peristiwa yang luar biasa yang memiliki potensi untuk mengancam
kehidupan manusia, baik dirinya, harta benda, kehidupannya, maupun lingkungannya.
Contoh : Tanah longsor, tsunami, banjir, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran,
dan lain – lain.
7. Kerentanan adalah sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk
menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.
8. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna;
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana;
10. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang-wenang;
Halaman 4 dari 84
11. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi
tugas untuk menanggulangi bencana;
12. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sesegera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan
serta pemulihan prasarana dan sarana;
13. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
14. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
15. Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat

Halaman 5 dari 84
BAB II. KONDISI KEBENCANAAN

A. Gambaran Umum Wilayah


Desa Tegalarum adalah adalah salah satu desa dari 7 (tujuh) desa di wilayah Kecamatan
Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Tegalarum sendiri berada di
berada di bagian tengah Kabupaten Banyuwangi dimana dahulunya masuk dalam wilayah
adminisitratif kecamatan Genteng. Kemudian semenjak tahun 1995 berdasarkan
peraturan pemerintah nomor 37 tahun 1995 dibentuklah kecamatan baru yaitu
kecamatan Sempu. Pada tahun yang sama, Desa Tegalarum dibentuk yang merupakan
pemekaran dari Desa Sempu.
Desa Tegalarum sendiri termasuk dalam wilayah dataran tinggi yang berbukit-
bukit serta lembah yang tidak terlalu jauh dari wilayah pinggiran hutan dimana tipologi
desanya merupakan persawahan (prodeskel 2022). Saat ini dalam perkembangannya
menurut Indeks Desa Membangun (IDM), Tegalarum masuk dalam status Mandiri dengan
dengan skor 0,8311 (IDM 2022), sementara untuk SDG’s Desa mencapai skor 46,35 (SDG’s
2023). Sedangkan berdasarkan profil perkembangan desa masuk dalam klasifikasi
SWASEMBADA dengan kategori MULA (prodeskel 2022).
1. Letak Geografis
Secara geografis Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi berada
pada 114.15575 BT dan - 8.340804 LS.
2. Letak Administratif
Secara administratif desa Tegalarum masuk dalam wilayah kecamatan Sempu
Kabupaten Banyuwangi. Desa Tegalarum ini merupakan dataran tinggi yang berbukit-
bukit serta dataran yang terdapat beberapa gumuk dan dilalui oleh sungai salah
satunya sungai Setail.
Akses jalan menuju Tegalarum dari ibukota Kabupaten Banyuwangi sejauh ±33
km yang dapat ditempuh dengan kendaraan selama ±1 jam. Sedangkan dari ibukota
Kecamatan Sempu menuju Tegalarum hanya berjarak ±0,5 km.

Halaman 6 dari 84
Secara administratif, desa Tegalarum berbatasan dengan :
Tabel 1. Batas Administratif wilayah Desa Tegalarum
Batas Wilayah Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Kecamatan Sempu/ Kabupaten
Sebelah Utara Desa Jambewangi
Banyuwangi
Desa Gentengkulon dan Desa Kecamatan Genteng/ Kabupaten
Sebelah Selatan
Gentangwetan Banyuwangi
Kecamatan Sempu/Kabupaten
Sebelah Timur Desa Karangsari
Banyuwangi
Kecamatan Sempu dan Kecamatan
Sebelah Barat Desa Sempu dan Desa Setail
Genteng/ Kabupaten Banyuwangi
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023

DESA TEGALARUM

Kec. Sempu

Kab.
Banyuwangi
Jawa Timur

Gambar 1. Peta Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi


Halaman 7 dari 84
3. Sejarah Desa
Desa Tegalarum merupakan pemekaran wilayah dari desa Sempu yang terjadi di
tahun 1995. Sehingga sejarah desa Tegalarum tidak lepas dari sejarah desa Sempu.
Desa Sempu sendiri menurut sejarah lisan, berasal dari nama sebuah pohon, yang
dulu banyak terdapat di hutan dekat gunung Raung, dimana di hutan tersebut banyak
ditumbuhi berbagai macam pohon besar maupun kecil. Salah satu spesies tumbuhan
yang banyak tumbuh dihutan dekat gunung Raung ini adalah pohon yang terkenal
dengan nama pohon Sempu. Diambil dari nama pohon ‘Sempu’ inilah yang kemudian
menjadi cikal bakal nama desa Sempu. Orang-orang yang berada dekat hutan
tersebut enggan membuka lahan dan area baru untuk ditempati sebagai tempat
tinggal, karena takut pada mistik dan tahayul dari pengaruh pohon Sempu tersebut.
Pada saat itu masyarakat pendatang maupun masyarakat sekitar hutan dekat
gunung Raung ini berusaha mencari lahan yang akan digunakan sebagai tempat
tinggal yang posisinya tidak di sekitar hutan yang ditumbuhi pohon Sempu tersebut.
Akhirnya masyarakat pendatang berhasil menemukan lahan untuk tempat tinggal
dan tempat bercocok tanam yang masih berada dikawasan hutan tersebut, kemudian
lahan tersebut dibabat oleh masyarakat untuk tempat tinggal dan lahan bercocok
tanam atau yang sering dikenal dengan nama "babat alas". Seiring dengan
bertambahnya waktu lama kelamaan masyarakat yang tinggal di daerah hutan
gunung Raung tersebut bertambah banyak, dan sebagian besar dari mereka juga
mendirikan pemukiman ditempat yang agak jauh dari kaki gunung Raung, dan
komunitas masyarakat ini kemudian menjadi sebuah desa yang dinamakan desa
Sempu. Nama Sempu sendiri diambil dari nama pohon besar yang banyak terdapat di
hutan Gunung Raung yang terkenal mempunyai aura mistis itu, dimana pohon Sempu
ini juga banyak terdapat di sepanjang jalan desa Sempu yang baru dibentuk.
Dari asal-usul pohon Sempu inilah desa Sempu berdiri pada tahun 1890 yang
kemudian berkembang mengikuti dinamika masyarakat dan perkembangan jaman,
dan pada tahun 1911, pada saat masa pemerintahan Kepala Desa Dul Jalal, desa
Sempu dikarenakan wilayahnya terlalu luas kemudian dipecah menjadi dua desa
yakni desa Jambewangi dan desa Sempu sendiri. Desa Jambewangi letaknya paling

Halaman 8 dari 84
dekat dari wilayah kawasan Hutan Gunung Raung sedangkan desa Sempu sendiri yang
wilayahnya lebih mendekati pusat keramaian ibukota kecamatan Genteng.
Pada tahun 1995 berdasarkan surat keputusan desa Sempu Kecamatan
Genteng Kabupaten Banyuwangi dilakukan lagi pemecahan desa Sempu menjadi dua
desa, yakni Desa Tegalarum sebagai Desa pecahan baru dan Desa Sempu sendiri.
Dari pemecahan ini, desa Tegalarum memiliki 2 (dua) wilayah dusun yakni ;
1. Dusun Tegalyasan
2. Dusun Darungan
Dalam pelaksanaan pemerintahan desa Sempu dipimpin oleh seorang Kepala
Desa dengan dibantu oleh dua orang Kepala Dusun, sekretaris desa, lima (5) kaur dan
satu (1) orang staf, dibantu oleh BPD dan LPMD.
Pembangunan di Desa Tegalarum dimulai sejak dipimpin oleh Lurah/Kepala
Desa Pertama terus dilakukan guna memenuhi harapan masyarakat. Kebijakan Dana
Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Tegalarum. Semenjak kebijakan
kewenangan desa dalam pengelolaan Dana Desa ini muncul dari tahun 2015 sampai
sekarang, Desa Tegalarum bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang.
Namun demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan
tersebut baik fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat, terutama karena terbatasnya dana swadaya dari masyarakat
serta masih sedikitnya Pendapatan Asli Desa (PAD).
Di masa lalu, masyarakat desa yang berada jauh dari ibukota kabupaten,
apabila mau menjual hasil bumi dan lain-lain ke pasar harus berjalan kaki dan dipikul
atau dengan menggunakan sepeda gayung dan dokar dengan kondisi jalan masih
berupa tanah. Kemudian angkutan bussempat berkembang menjadi moda
transportasi utama, sebelum kemudian masyarakatnya lebih banyak menggunakan
kendaraan pribadi.
Kebijakan Dana Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Tegalarum.
Semenjak kebijakan ini muncul, dari tahun 2015 s/d sekarang dengan adanya program
DD, Desa Tegalarum bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang. Namun
demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan tersebut baik

Halaman 9 dari 84
fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat, terutama karena terbatasnya Dana Swadaya masyarakat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan asli desa (PAD) guna
pembiayaan pembangunan ini adalah dengan pembentukan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). Sehingga pada tahun 2015 kepala desa saat itu menetapkan dibentukanya
BUMDes dengan Perdes Nomor 08 tahun 2015 tentang Pembentukan dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ‘’Arum Wangi’’ Desa Tegalarum
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Dalam Perdes tersebut salah satu tujuan
pembentukan BUMDes ini untuk memberikan kontribusi PAD sebesar 25% dari sisa
hasil usaha. Sampai saat ini BUMDes ‘’Arum Wangi’’ terus menerus melakukan
berbagai inovasi usaha untuk menjalankan fungsinya sebagai salah satu sumber PAD
desa.
Berikut Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Petinggi maupun Kepala
Desa Tegalarum yang pernah dilaksanakan selama menjabat di Desa Tegalarum.
Tabel 2. Daftar Nama Kepala Desa Desa Tegalarum
KETERANGAN
No. Nama MASA JABATAN
1. Djojo Redjo 1930 – 1931 sebelum pemekaran
2. Astro Prawiro alias 1932 – 1947 sebelum pemekaran
Astro Bagus
3. Sastro Hardjono 1948 – 1967 sebelum pemekaran
4. Toekiran 1968 – 1992 sebelum pemekaran
5. Ali Zubaidi, BA 1993 - 2005 sebelum pemekaran
6. Achmad Turmudzi 2005 - 2021
7. Achmad Turmudzi 2021 - sekarang
Sumber : profil desa Tegalarum dan desa Sempu

4. Kondisi Fisik Desa


Di kawasan desa Tegalarum terdapat gumuk-gumuk yang beberapa masih
dipertahankan seperti kondisi alaminya. Sebagian terdapat gumuk, desa Tegalarum
juga dilalui oleh aliran sungai yang salah satunya adalah sungai Setail. Selain sungai
Setail yang paling besar, setidaknya ada 6 (enam) sungai lainnya yang melalui desa
Tegalarum.

Halaman 10 dari 84
a. Topografi

Desa Tegalarum terletak berdekatan dengan ibukota kecamatan Genteng yang


menjadi salah satu pusat kegiatan di Kabupaten Banyuwangi. Sebagaian diwilayah
ini merupakan kawasan yang berbukit. Secara umum kondisi topografi di Desa
Tegalarum merupakan dataran tinggi dan berbukit. Desa Tegalarum ini dahulunya
merupakan areal tepian hutan yang kini telah menjadi kawasan luar hutan dengan
didominasi lahan persawahan serta perkebunan. Dengan keberadaan sungai serta
saluran irigasi yang sudah lama dibangun, karenanya pertanian padi sawah
menjadi salah satu hasil pertanian yang menonjol.
 Tinggi tempat dari permukaan laut : 297 mdpl
 Bentang wilayah : dataran tinggi
 Topografi
- Berbukit-bukit : 10,00 Ha
- Dataran tinggi/pegunungan : 585,38 Ha

b. Iklim
Kondisi iklim di Desa Tegalarum seperti halnya di Kecamatan Sempu pada
umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas mata pencaharian
penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas holtikultura. Petani
masih mengolah lahan dengan cara tradisional dengan alat-alat pertanian
tradisional seperi cangkul, sabit, parang dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat
desa Tegalarum menggunakan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk
menyuburkan tanah.
 Jumlah bulan hujan : 6 bulan
 Curah hujan : 45 mm
 Suhu rata-rata harian : 29° celcius
 Kelembaban : 80 %
Struktur pengelolaan sawah dilakukan secara intensif karena ketersediaan air
yang mencukupi. Karenanya dalam dapat menghasilkan 3 kali panen padi,
meskipun dalam prakteknya dilakukan 2 kali tanam padi dengan 1 kali tanaman
Halaman 11 dari 84
lainnya. Selain padi, belakangan ini buah naga juga marak dibudidayakan secara
intensif.
Di daerah perkebunan, terutama di dusun Darungan masih terdapat tanaman
kelapa yang diambil niranya untuk dijadikan gula jawa. Meskipun jumlahnya
sudah banyak berkurang, tetapi masih terdapat beberapa penderes yang secara
rutin mengambil nira untuk diolah sebagai gula jawa dengan cara tradisional.

c. Luas Tanah Desa


Wilayah Desa Tegalarum terbagi dalam 2 (dua) wilayah dusun yang dikepalai oleh
seorang Kepala Dusun. Dari 2 (dua) wilayah dusun tersebut kemudian dibagi lagi
menjadi 14 wilayah RW (Rukun Warga) dan 52 RT (Rukun tetangga). Total
keseluruhan luasan 597,00 Ha dengan gambaran penggunaan lahan adalah
sebagai berikut ;
Tabel 3. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Tegalarum
Areal/penggunaan lahan Luas
1 Luas tanah sawah 225,00 Ha
1.1. Sawah irigasi teknis 225,00 Ha
2. Luas tanah kering 334,00 Ha
2.1 Tegal/Ladang 334,00 Ha
2.2 Pemukiman -
2.3 Pekarangan -
3. Tanah Perkebunan 13,00 Ha
3.1 Tanah perkebunan rakyat 13,98 Ha
4. Tanah fasilitas umum 24,02 Ha
4.1 Kas Desa 24,02 Ha
4.2 Tempat Pemakaman desa/umum -
4.3 Lapangan olahraga -
4.4 Perkantoran Pemerintah -
4.5 Bangunan Sekolah -
4.6 Ruang Publik/Taman 53,42 Ha
4.7. Agrowisata 3,00 Ha
5 Tanah Hutan 3,00 Ha
5.1 Hutan Milik Perorangan 3,00 Ha
Total 597,00 ha
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022

Halaman 12 dari 84
d. Kondisi Sarana dan Prasarana
Saat ini dengan perkembangan semakin banyaknya jumlah kendaraan pribadi,
jumlah kendaraan umum yang melalui jalan-jalan utama antar wilayah yang
melalui Tegalarum sudah sangat menurun. Kendaraan pribadi telah menjadi
pilihan sebagai moda transportasi penduduknya.
Dahulu delman menjadi salah satu moda transportasi utama yang
melewati desa Tegalarum. Bahkan salah satu dusun di Tegalarum, yakni dusun
Tegalyasan dikenal banyak wilayah yang banyak memelihara kuda serta sebagai
penarik delman. Namun seiring waktu, moda transportasi ini berlahan sudah tidak
diminati berganti dengan kendaraan bermotor. Upaya untuk mempertahankan
delman ini pernah diupayakan seperti sebagai kendaraan wisata atau juga
ditampilkan sebagai arak-arakan kegiatan kebudayaan.
Akses penghubung jalan di desa Tegalarum sendiri sudah cukup memadai
dimana jalan-jalan penghubung utama sudah berupa aspal sedangkan sisanya
berupa jalan cor yang dibangun baik secara swadaya maupun oleh pemerintah
daerah. Sedangkan jalan penghubung antar pemukiman sebagian besar berupa
konblok yang dibangun dari swadaya masyarakat.
Tabel 4. Ketersediaan prasarana jalan di Desa Tegalarum
Kategori Jenis Prasarana Baik Rusak Jumlah Tahun data
1 Jalan Desa Jalan tanah 7 km - 7 km 2023
2 Jalan Desa Makadam 2 km - 2 km 2023
3 Jalan Desa Konblok/semen/ 6 km - 6 km 2023
beton
4 Jalan Desa Aspal 2 km - 2 km 2023
5 Jalan antar Desa/ Aspal 4,5 km 0,5 5 km 2023
Kecamatan km
6 Jalan Provinsi Aspal 4 km - 4 km 2015
7 Jalan Kabupaten Makadam 6 km - 6 km 2015
8 Jalan antar Desa/ Makadam 6 km - 6 km 2014
Kecamatan
9 Jalan Kabupaten Konblok/semen/ 6 km - 6 km 2014
beton
10 Jembatan Jembatan beton 0,16 - 0,16 km 2023
km
11 Jembatan Jembatan besi 0,3 km - 0,3 km 2023
12 Jembatan Jembatan kayu 1 km 2 km 3 km 2019
Halaman 13 dari 84
Kategori Jenis Prasarana Baik Rusak Jumlah Tahun data
13 Sarana transportasi Ojek 3 - 3 2023
14 Sarana transportasi Kendaraan 70 - 70 2023
umum, truk
15 Sarana transportasi Becak 2 - 2 2019
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan
mempunyai peranan sangat strategis terutama dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan perekonomian.
Di Desa Tegalarum sendiri masyarakatnya banyak mengandalkan air sumur.
Beberapa rumah juga memanfaatkan sumber air yang dikelola melalui PDAM.
Berikut ini tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Tegalarum.
Tabel 5. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa Tegalarum
Jenis Prasarana Jumlah Pemanfaat
1 Mata air titik
2 Sumur gali 753 unit 1.354 keluarga
3 PAM 2 unit 1.062 keluarga
4 Sungai 7 sungai 651 keluarga
5 Depot isi ulang 4 unit 421 keluarga
6 Keluarga dengan WC sehat 2.152 keluarga
7 Keluarga dengan WC kurang n/a 142keluarga
mememnuhi strander kesehatan
8 Keluarga yang buang air besar n/a 64 keluarga
(BAB) di sungai/parit/kebun
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022

Agama memiliki otoritas tersendiri bagi pemeluknya melalui seperangkat


nilai dan norma yang terkandung dalam ajarannya. Agama sendiri dapat
mendukung keberhasilan pembangunan. Kehidupan beragama di desa Tegalarum
yang sangat religius dengan mayoritas pemeluknya bergama Islam sangat
menunjang proses dan tujuan pembangunan agar senantiasa sesuai dengan nilai-
nilai ajaran yang ada. Di Desa Tegalarum, Islam menjadi mayoritas agama yang
dianut warganya.
Adapun ketersediaan tempat peribadatan di Tegalarum adalah sebagai
berikut:

Halaman 14 dari 84
Tabel 6. ketersediaan sarana peribadatan di Desa Tegalarum
Jenis sarana peribadatan Jumlah
1 Masjid 12 unit
2 Mushola 32 unit
3 Geraja 1 unit
4 Vihara Pura -
5 Pura -
Total 45 unit
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2022
Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat hidup
produktif. Dalam konteks kebencanaan, sarana Kesehatan termasuk dalam
kapasitas yang dapat dimobilisasi untuk mengurangi kerentanan. Kesehatan ini
sangat dipengaruhi ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan yang tersedia.
Adapun ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan di Tegalarum adalah sebagai
berikut:
Tabel 7. Kondisi sarana dan tenaga kesehatan di Desa Tegalarum
Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
1. Rumah Sakit umum 0 unit 6,8 km Sangat mudah
2 Rumah Sakit bersalin 0 unit 17 km Sangat mudah
3. Puskesmas dengan rawat inap 0 unit 1,1 km Sangat mudah
4. Puskesmas tanpa rawat inap 0 unit 6,1 km Sangat mudah
5. Puskesmas pembantu - 5,4 km Sangat mudah
6. Poliklinik/Balai Pengobatan 1 unit - -
7. Tempat praktik dokter 2 unit - -
8. Rumah Bersalin 0 unit 5,4 km Sangat mudah
9. Tempat praktik bidan 2 unit - -
10. Poskesdes 0 unit 19 km Sangat mudah
11. Polindes 1 unit -
12. Apotek 2 unit -
13. Toko obat/jamu 6 unit - -
14. Pelayanan Posyandu 1 bulan 1 kali 13 unit
15. Dokter umum pria menetap di
2 orang
desa
16. Dokter umum wanita menetap di
2 orang
desa
17. Bidan menetap di desa 9 orang
18. Perawat 7 orang
Halaman 15 dari 84
Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
19 Dukun bersalain terlatih 1 orang
20 Dukun pengobatan alternatif 1 orang
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum 2022

Selain Kesehatan, fasilitas pendidikan dasar di Desa Tegalarum sudah


cukup memadai. Fasilitas Pendidikan ini menunjang terutama pada tingginya
angka pendidikan dasar masyarakat Desa Tegalarum. Sampai saat ini, fasiltas
pendidikan di desa Tegalarum masih sebatas sampai jenjang Pendidikan dasar.
Berikut ini kondisi ketersediaan akses pendidikan di desa Tegalarum

Tabel 8. Ketersediaan akses, sarana dan prasarana pendidikan di desa Tegalarum


Kemudahan
Jenis ketersediaan Negeri Swasta Jarak
untuk diakses
1. PAUD 1 unit -
2. TK - 3 unit -
3. SD/MI 4 unit 1 unit -
4. SMP/MTS 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
5. SMU/MA 0 unit 0 unit 3,5 km Sangat mudah
6. SMK 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
7. Akademi/Perguruan tinggi 0 unit 0 unit 5,3 km Sangat mudah
8. Lembaga Pendidikan 15 unit
agama
9. Perpustakaan desa 1 unit
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum & profil desa tegalarum 2022

5. Demografi Desa
Secara demografi Desa Tegalarum dengan perbandingan luasan wilayah 597
hektar dan total penduduk mencapai 6974 jiwa tersebut mencapai kepadatan 1168,17
jiwa/per km2 yang menyebar di 2 (dua) wilayah dusun yang terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3352 orang
- Jumlah perempuan : 3622 orang
- Jumlah KK : 2416 KK

Halaman 16 dari 84
Tabel 9. Penduduk berdasarkan rentang usia di Desa Tegalarum
No Laki-laki Perempuan
Penduduk Usia
(orang) (orang)
1 Usia 0 - 4 (tahun) 229 204
2 Usia 5 - 9 (tahun) 215 224
3 Usia 10 - 14 (tahun) 247 224
4 Usia 15 - 19 (tahun) 244 267
5 Usia 20 - 24 (tahun) 250 280
6 Usia 25 - 29 (tahun) 269 225
7 Usia 30 - 34 (tahun) 254 215
8 Usia 35 - 39 (tahun) 227 233
9 Usia 40 - 44 (tahun) 260 282
10 Usia 45 - 49 (tahun) 246 296
11 Usia 50 - 54 (tahun) 262 272
12 Usia 55 - 59 (tahun) 215 235
13 Usia 60 - 64 (tahun) 176 173
14 Usia 65 - 69 (tahun) 104 125
15 Usia 70 - 74 (tahun) 90 96
16 Usia 75 (tahun) 113 113
keatas
Sumber: SDGs Desa Tegalarum update 29 mei 2023

6. Kondisi Sosial ekonomi


Wilayah Desa Tegalarum berada di luar kawasan hutan. Terdapat 2,416 keluarga, 12
unit kerja perangkat desa, serta BPD dengan jumlah Anggota 8 orang. Menurut
sejarahnya, desa Tegalarum merupakan pemekaran wilayah kecamatan Genteng dan
desa Sempu. Karenanya, sejarah desa Tegalarum tak lepas dari sejarah desa Sempu
yang dahulunya merupakan satu kesatuan wilayah kawasan hutan gunung Raung.
Desa Sempu sendiri wilayahnya lebih mendekati pusat keramaian kecamatan
Gendeng.
Setelah makin banyaknya penduduk serta alih fungsi hutan menjadi lahan
pertanian serta pemukiman penduduk, kemudian dijadikanlah pemekaran wilayah
yang menjadikan desa Tegalarum menjadi wilayah desa sendiri yang dikukuhkan
dengan SK Bupati Banyuwangi Nomor 188 Tahun 2000 Tentang Penetapan Desa
Persiapan Tegalarum Kecamatan Sempu Menjadi Desa Tegalarum.

Halaman 17 dari 84
Sebagai wilayah di luar kawasan hutan yang dahulunya juga merupakan bekas
pembukaan hutan, desa Tegalarum memiliki lahan pertanian yang subur. Selain itu
wilayah ini memiliki sumber pengairan yang melimpah dengan keberadaan sungai
Kalisetail serta keberadaan bendungan yang memasok saluran irigasi bagi lahan
pertanian yang meliputi kecamatan Sempu, Genteng dan sekitarnya. Dengan
keberadaan sumber daya alam dan dukungan infrastruktur irigasi tersebut, pertanian
dan peternakan menjadi sumber penghidupan utama masyarakat Tegalarum.
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum sendiri cukup unik, karena
bercirikan masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa sebagai bahasa
pergulan sehari hari, menjunjung etika sopan santun dan sering menggunakan bahasa
simbolik dalam menyampaikan maksudnya, menjalankan ritual keagamaan dengan
balutan tradisi Jawa. Suku jawa ini yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut
"Orang Mentaraman" (Kerajaan Mataram) karena dahulu orang-orang Mentaraman
datang bermigrasi ke Banyuwangi.
Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, meskipun juga terdapat pemeluk
Kristen Protestan, Katolik dan sedikit agama Hindu serta Budha. Masyarakat Desa
Tegalarum juga cukup religus dimana agama Islam menjadi mayoritas yang dianut
penduduknya. Budaya Islam dengan akulturasi budaya Jawa sangat mewarnai
kehidupan sehari-hari masyarakatnya dengan adanya berbagai kegiatan pengajian,
tahlilan, yasinan, brokohan, Baritan, dsb. Bentuk kesenian bernuansa islami yang
masih lestari di desa Tegalarum yakni Kencrengan Sholawatan.

Gambar 2. Kesenian hadrah yang menjadi salah satu kesenian spiritual yang
menggambarkan masyarakat Tegalarum yang religius.

Mata pencaharian penduduk Tegalarum di sektor pertanian dan peternakan


dengan komoditi utama padi serta buah-buahan. Di bidang peternakan sebagian

Halaman 18 dari 84
masyarakatnya memelihara ternak berupa kambing, sapi, ayam, bebek dan lain-lain.
Dengan melimpahnya air, perikanan air tawar juga cukup berkembang di Tegalarum
Tingkat kemasyarakatan di Desa Tegalarum Kecamatan Sempu cukup baik hal ini
dilihat ketika ada kegiatan gotong royong masyarakat turut mengikutinya baik bersifat
secara pribadi maupun umum dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.
Sementara, Penduduk Tegalarum sendiri meskipun dibilang religius, tetapi tradisi
jawa juga masih dilestarikan.
Adapun bentuk kegiatan sosial yang di ikuti masyarakat di Desa Tegalarum yang
bersifat sosial antara lain keikutsertaanya dalam kegiatan kemasyarakatan atau
kegiatan sosial budaya yang masih dilestarikan beberapa diantaranya : Baritan,
Mauludan, Doa bersama, Istighosah, ruwatan, Slametan bersih desa, gotong royong
dan lain-lain.
Dalam kegiatan gotong ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam suatu
kegiatan misalnya membangun jalan, tempat ibadah, kebersihan lingkungan jalan atau
membantu tetangga yang terkena musibah.
Berikut ini mata pencaharian pokok Desa Tegalarum:
Tabel 10. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Tegalarum
No Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosen
Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang) tase
1 Petani 986 orang 964 orang 1950 orang 34,50%
2 Buruh tani 400 orang 512 orang 912 orang 16,14%
3 Buruh migran 87 orang 198 orang 285 orang 5,04%
4 Pegawai Negeri 36 orang 42 orang 78 orang
1,38%
Sipil
5 Pedagang barang 215 orang 395 orang 610 orang
10,79%
kelontong
6 Montir 19 orang 0 orang 19 orang 0,34%
7 Perawat swasta 5 orang 3 orang 8 orang 0,14%
8 Bidan swasta 0 orang 9 orang 9 orang 0,16%
7 Ahli pengobatan 6 orang 2 orang 8 orang
0,14%
alternatif
8 TNI 6 orang 0 orang 6 orang 0,11%
9 POLRI 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
10 Pedagang keliling 14 orang 9 orang 23 orang 0,41%
11 Tukang kayu 12 orang 0 orang 12 orang 0,21%

Halaman 19 dari 84
No Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosen
Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang) tase
12 Karyawan 271 orang 286 orang 557 orang
Perusahaan 9,85%
Swasta
13 Purnawirawan/Pe 20 orang 4 orang 24 orang
0,42%
nsiunan
14 Perangkat Desa 8 orang 4 orang 12 orang 0,21%
15 Buruh harian lepas 175 orang 392 orang 567 orang 10,03%
16 Kontraktor 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
17 Buruh usaha hotal 2 orang 0 orang 2 orang
dan penginapan 0,04%
lainnya
18 Jasa penyewaan 5 orang 0 orang 5 orang
0,09%
peralatan pesta
19 Tukang kue 9 orang 252 orang 261 orang 4,62%
20 Tukang rias 1 orang 14 orang 15 orang 0,27%
21 Tukang sumur 3 orang 0 orang 3 orang 0,05%
22 Juru masak 8 orang 52 orang 60 orang 1,06%
23 Karyawan honorer 86 orang 98 orang 184 orang 3,26%
24 Tukang cukur 5 orang 19 orang 24 orang 0,42%
25 Tukang las 8 orang 0 orang 8 orang 0,14%
26 Apoteker 1 orang 3 orang 4 orang 0,07%
27 Akuntan 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022

Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum dikenal sebagai masyarakat


yang religius serta menggantungkan kehidupan mereka dari sumber daya alam yang
ada. Pada awalnya masyarakat memiliki keyakinan Hindu-Budha sebelum datangnya
penyebaran agama Islam di wilayah tersebut dan sampai saat ini keyakinan agama di
masyarakat Tegalarum adalah Islam dan juga masih ada yang menganut keyakinan
kejawen (agama Jawa) serta masyarakat suku Osing. Keyakinan kejawen merupakan
budaya, tradisi, ritual, seni, sikap dan pandangan hidup orang Jawa yang juga berarti
kebatinan atau Spiritualitas Jawa. Keyakinan kejawen ini dibawa dari pendatang yang
berasal dari daerah Mataraman. Sementara suku Osing yang dahulunya memiliki
kepercayaan pada agama Hindu Budha, dahulunya merupakan keturunan dai
Majapahit. Setelah penyebaran Islam, akulturasi dengan budaya Osing ini juga
mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakatnya.Dengan keberadaan akulturasi

Halaman 20 dari 84
antara Kejawen, Osing serta Islam ini, Nahdlatul Ulama menjadi organisasi
kemasyarakat Islam yang berkembang luas di desa Tegalarum.
Berikut ini komposisi agama yang dianut masyarakat desa Tegalarum ;
Tabel 11. Jumlah penganut agama di Desa Tegalarum
No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Islam 3315 orang 3593 orang 6908 orang
2 Kristen 28 orang 21 orang 29 orang
3 Katolik 5 orang 7 orang 12 orang
4 Hindu - 1 orang 1 orang
5 Budha 4 orang - 4 orang
6 Konghucu - - -
Total 3352 orang 3622 orang 6974 orang
Sumber : isian profil desa Tegalarum 2022

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya
Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang guna mengurangi
kerentanan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan membuka akses pada kesempatan
kerja, permodalan dan jaringan yang lebih luas. Prosentase tingkat pendidikan Desa
Tegalarum rata-rata telah menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Tegalarum adalah sebagai
berikut;
Tabel 12. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tegalarum
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Usia 3 - 6 tahun yang sedang 71 orang 44 orang 115 orang
Tk/Play Group
2 Usia 7 - 18 tahun yang tidak
pernah sekolah
3 Usia 7 - 18 tahun yang sedang 754 orang 834 orang 1588 orang
sekolah
4 Usia 18 - 56 tahun tidak pernah
sekolah
5 Tamat SD/sederajat 10 orang 6 orang 16 orang
7 Tamat SMP/Sederajat 268 orang 288 orang 556 orang
10 Tamat SMA/Sederajat 979 orang 995 orang 1974 orang
11 Tamat D-1 168 orang 95 orang 263 orang
Halaman 21 dari 84
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
12 Tamat D-2 87 orang 106 orang 193 orang
13 Tamat D-3/Sederajat 624 orang 597 orang 1221 orang
14 Tamat S-1/Sederajat 588 orang 456 orang 1044 orang
15 Tamat S-2/Sederajat
16 Tamat SLB B 3 orang 1 orang 4 orang
909 orang 1043 orang 1949 orang
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022

Dalam konteks kebencanaan, kemiskinan menjadi salah satu faktor penyebab


kerentanan. Kemiskinan membuat individu atau kelompok sosial tidak memiki
kemampuan dalam mengupayakan pembiayaan kegiatan/aktivitas yang dapat
mengurangi individu atau kelompok tersebut dari paparan risiko bencana. Salah satu
hal paling sering terjadi adalah bagaimana keluarga miskin mau tidak menempati
rumah yang lokasinya berada di daerah aliran sungai yang rawan terkena banjir atau
longsor plengsengan/talud. Mereka secara ekonomi tidak punya kemampuan untuk
memilih lokasi lain karenanya dihadapkan pada tidak adanya pilihan lain selain
menempati rumah tersebut. Upaya mekanisme coping misalnya dengan meninggikan
pondasi rumah atau membuat tanggul pengaman memerlukan biaya yang tidak
sedikit.

Tabel 13. Lokasi rumah di wilayah rentan atau dalam kondisi rentan yang
ditempati oleh keluarga di Tegalarum
Lokasi rumah penduduk Jumlah keluarga
1 Rumah di bawah SUTT/SUTTAS 74 keluarga
2 Rumah di bantaran sungai 32 keluarga
3 Rumah dirasakan kumuh 2 keluarga
4 Rumah di bukit/perengan 4 keluarga
Sumber: SDGs Desa Tegalarum 2022

Di Desa Tegalarum sendiri masih terdapat keluarga miskin yang saat ini difasilitasi
oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran program
penanggulangan kemiskinan seperti; PKH, BLT, Bansos dsb.

Tabel 14. Jumlah keluarga penerima bantuan sosial pemerintah di Tegalarum


Jenis bantuan sosial Jumlah keluarga Prosentase
1 Penerima BLT Dana Desa Desa 142 Keluarga 27,05%
2 Penerima Program Keluarga Harapan 183 Keluarga 34,86 %
3 Penerima Bantuan Sosial Tunai 82 Keluarga 15,62 %
Halaman 22 dari 84
Jenis bantuan sosial Jumlah keluarga Prosentase
4 Penerima Bantuan Presiden / Banpres 13 Keluarga 2,48 %
5 Penerima Bantuan UMKM 10 Keluarga 1,90 %
6 Penerima Bantuan Untuk Pekerja 5 Keluarga 0,95 %
7 Penerima Bantuan Pendidikan Anak 20 Keluarga 3,81 %
8 Penerima Bantuan Lainnya 70 Keluarga 13,33 %
9 TOTAL PENERIMA BANTUAN SOSIAL 262 Keluarga 100 %
Sumber: SDGs Desa Tegalarum 2022
Tabel 15. Jumlah keluarga menurut tingkat kesejahteraan
Tingkat Kesejahteraan Jumlah keluarga
1 Keluarga Prasejahtera (KK) 229 keluarga
2 Keluarga Sejahtera 1 (KK) 424 keluarga
3 Keluarga Sejahtera 2 (KK) 519 keluarga
4 Keluarga Sejahtera 3 (KK) 713 keluarga
5 Keluarga Sejahtera 3+ (KK) 489 keluarga
Jumlah Kepala Keluarga 2374 keluarga
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2023

Kedaulatan pangan menjadi salah satu tujuan untuk menekan kemiskinan.


Kedaulatan pangan menargetkan tidak ada kelaparan di desa, juga desa mencapai
kedaulatan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang
berkelanjutan. Berdasarkan hasil pendataan, dari total 1998 penduduk terdapat 0
(nol) orang jumlah penduduk yang menderita stunting (SDG’s Desa 2023).
Selain penderita stunting, penyandang disabilitas menjadi salah satu kelompok
yang diprioritaskan dalam konteks kelompok rentan. Di Desa Tegalarum sendiri
terdapat beberapa penduduk yang menjadi penyandang disabilitas. Berikut ini data
penyandang disabilitas di Desa Tegalarum;
Tabel 16. Penyandang disabilitas di Desa Tegalarum
No Jenis Disabilitas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tunanetra 3 orang 1 orang
2 Tunarungu 217 orang
3 Tunarungu -wicara (tuli & bisu) 15 orang
4 Tunawicara 2 orang 1 orang
5 Cacat fisik/tuna daksa lainnya 18 orang 6 orang
6 Tunagrahita Idiot 7 orang 4 orang
7 Stress 5 orang 3 orang
8 Pernah Cacat Kusta 1 orang
9 Cacat Ganda (fisik & mental) 8 orang
Sumber: Profil desa Tegalarum 2023 dan SDGs Desa Tegalarum 2023

Halaman 23 dari 84
Ketersediaan sumber daya alam yang banyak tersedia di desa Tegalarum sangat
mempengaruhi penghidupan masyarakatnya yang punya pertalian erat dengan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai masyarakat pedesaan. Sumber daya alam yang
mempengaruhi penghidupan masyakat desa tegalarum ini dalam konteks
kebencanaan juga perlu dikelola sebagai bentuk kapasitas yang dimiliki sekaligus di
satu sisi punya kondisi kerentanan.
Pertanian sebagai sektor yang erat kaitannya dengan penghidupan masyarakat
desa ini meliputi pengelolaan lahan pertanian milik masyarakat desa Tegalarum
sendiri dan juga milik desa yang di garap oleh warga dengan bagi hasil yang telah di
sepakati. Pengelolahan lahan pertaniannya kebanyakan masih menggunakan cara
tradisional, dengan alat seperti cangkul, sabit, parang dan sebagainya. Dahulunya
pembajakan sawah menggunakan tenaga kerbau atau sapi sebelum akhirnya
digantikan oleh mesin traktor bajak sawah. Petani disana juga menyadari pentingnya
penggunaan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk menyuburkan tanah. Jika
hanya mengandalkan pupuk kimia, maka ketika selesai masa panen kondisi tanah akan
mengganggu dan menjadi lebih labil karena kondisi tanah yang berada di lereng
pegunungan.
Terkait dengan hasil-hasil pertanian ini, berikut ini tabel produksi tanaman
pangan, holtikultura, buah-buahan serta perkebunan Desa Tegalarum ;
Tabel 17. produksi tanaman pangan dan holtikultura Desa Tegalarum
No Komoditas Luas Panen (hektar) Produksi (ton)
2020 2021 2020 2021
1. Padi Sawah 654 640 4317 4244
2. Padi ladang 0 0 0 0
3. Jagung 11 0 72 0
4. Kedelai 0 0 0 0
5. Kacang tanah 3 0 0 0
6. Kacang hijau 0 0 0 0
7. Ubi kayu 4 4 89 96
8. Ubi jalar 19 2 405 43
9. Tumpang sari - 2 - 32
10. Bayam - 1 - 10
11. Jamur - 0,6 - 2,1
12. Kacang Panjang - 1 - 25
13. Buncis - 0,3 - 3
Halaman 24 dari 84
No Komoditas Luas Panen (hektar) Produksi (ton)
2020 2021 2020 2021
14. Cabe - 17 - 629
15. Sawi - 5 - 12,5
Sumber : Profil Desa Tegalarum 2023

Di bidang perkebunan, buah-buahan menjadi komoditas unggulan, dimana salah


satu hasil buah-buahan yang saat ini marak dibudidayakan adalah tanaman buah naga.
Sedangkan areal persawahan banyak diami tanaman padi, sayuran serta palawija.
Seperti halnya desa-desa lain di Kecamatan Sempu, di desa Tegalarum masih juga
terdapat lahan kebun kelapa dimana nantinya akan diambil sarinya yang merupakan
bahan baku pembuatan gula jawa. Aktivitas mengambil sari kelapa ini disebut
"nderes". Sampai saat ini, meskipun sudah banyak berkurang masih terdapat
beberapa petani penderes kelapa serta pembuat gula jawa terutama di dusun
Darungan.

Tabel 18. produksi buah-buahan, hasil perkebunan dan tanaman herbal


di desa Tegalarum
No Komoditas Luas Panen Produksi Tahun data
1 Pepaya 4 ha 24 ton 2023
2 Durian 5 ha 76,5 ton 2021
3 Duku 0,5 ha 0,25 ton 2020
4 Mangga 0,5 ha - 2018
5 Pisang 5 ha 10 ton 2023
6 Manggis 12 ha 164,4 ton 2023
7 Lengkeng 0,25 ha 0,03 ton 2020
8 Salak 1 ha 1 ton 2020
9 Rambutan 6 ha 37,8 ton 2023
10 Tebu 2 ha 80 ton 2019
11 Coklat/kakao 37 27 ton 2021
12 Vanili 0,5 ha - 2019
13 Kelapa kopra 32 49 ton 2021
14 Kelapa deres 17 49,1 ton 2021
15 Jahe 0,25 ha 0,25 ton 2023
16 Kunyit 0,28 ha 0,83 ton 2023
17 Lengkuas 0,1 ha 0,1 ton 2023
18 Jamur 0,25 ha - 2017
19 Daun sirih 0,5 ha - 2015
20 Kencur 0,1 ha 0,1 ton 2021
21 Temulawak 0,2 ha 0,1 ton 2023
Sumber : Profil Desa Tegalarum 2023 dan kecamatan Sempu dalam angka
Halaman 25 dari 84
Selain pertanian, usaha-usaha di bidang peternakan juga berkembang di desa
Tegalarum.
Berikut ini gambaran ternak yang berkembang di desa Tegalarum ;
Tabel 19. Jenis Ternak di Desa Tegalarum
No Komoditas Jumlah Perkiraan Data
Pemilik jumlah tahun
1 Sapi 92 orang 184 ekor 2023
2 Kerbau - -
3 Ayam Kampung 1599 orang - 2023
4 Ayam potong/broiler 14 orang 28000 ekor 2023
5 Ayam petelor
6 Bebek 12 orang 50 ekor 2023
7 Burung puyuh
8 Burung dara
9 Kambing 77 orang 189 ekor 2023
10 Domba - -
11 Angsa 1 orang 3 ekor 2021
12 Kelinci 5 orang 15 ekor 2021
13 Kolam 0,99 hektar 2021
14 Mina padi 0,95 hektar 2021
Sumber : profil Desa Tegalarum 2023 dan kecamatan Sempu dalam angka

B. Kajian Desa Partisipatif


Kajian desa partisipatif digunakan untuk memotret keadaan desa dari berbagai macam
arah melalui proses partisipasif. Seperti halnya kajian risiko bencana partisipatif, kajian
desa partisipatif ini pada prosesnya merupakan alat analisa sosial yang dapat
menumbuhkan ‘kesadaran kritis’ masyarakat terhadap permasalahan-permasalahan
yang ada.
Melalui alat analisa ini, masyarakat lebih terdorong untuk mengkritisi
permasalahan-permasalahan di desa dan terlibat lebih aktif terlibat dalam perencanan
pembangunan desa. Dalam konteks kebencanaan, kajian desa partisipatif menghasilkan
data lebih mendalam pada faktor-faktor penyebab kerentanan, permasalahan akses
terhadapa sumber daya, serta potensi-potensi yang dapat dimobilisasi menjadi kapasitas
sehingga rekomendasi-rekomendasi dalam kegiatan pengurangan risiko bencana
nantinya lebih mengakomodir sesuai dengan karakteristik masyarakatnya.

Halaman 26 dari 84
a) Kajian aktivitas harian penduduk
Tabel 20. Aktivitas harian laki-laki & perempuan desa Tegalarum
Kajian desa : Aktivitas harian
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

LAKI LAKI PEREMPUAN


1. Ibadah (sholat subuh), Bangun jam 06.00, 1.Bangun, ibadah (sholat subuh),
minum kopi, merawat ternak 2.Memasak, bersih-bersih rumah
2. Berkebun/bertani, Berangkat kerja 3.Mengantar sekolah
3. Pulang dari lahan 4.Menyuci, setrika, pekerjaan rumah, berkebun,
4. Sholat dluhur, istirahat siang, bersantai Memasak, bersih-bersih, pekerjaan rumah
5. Bertani, Merumput/mencari pakan ternak 5.Sholat dluhur, istirahat (tidur siang)
6. Ibadah (sholat ashar), Mandi sore, 6.Menjemput sekolah, berkebun
7. Istirahat, Ngopi, bersantai, aktivitas rumah, 7.Pulang dari kebun, Ibadah (sholat ashar)
merawat ternak 8. Bersih-bersih rumah, mandi
8. Ibadah (sholat magrib & isya’), makan, 9. ibadah (sholat magrib, ngaji, sholat isya),
bersantai, bercengkrama dengan keluarga Mendampingi anak belajar,
9. Kumpulan, Tidur 10. Bersantai, Tidur
ANAK LAKI-LAKI ANAK PEREMPUAN
1. Bangun (jam 06.00) 1. Bangun (jam 06.00)
2. Mandi dan sarapan 2. Mandi dan sarapan
3. Berangkat sekolah 3. Berangkat sekolah
4. Pulang dan main 4. Pulang sekolah, membantu ibu, pekerjaan rumah
5. Istirahat, Ngaji & belajar 5. Istirahat, Ngaji & belajar
6. Main HP 6. Main HP
7. Istirahat & tidur 7. Istirahat & tidur
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dalam hal pembagian peran, perempuan memilki peran yang lebih banyak
daripada laki-laki. Dimulai dari mengurusi dapur, mendampingi anak,
mencari kayu bakar sampai dengan berladang. Karena kesenjangan peran
yang demikian menuntut mobilitas perempuan lebih tinggi, sehingga
perempuan memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan laki-laki.
Halaman 27 dari 84
b) Kajian mobilitas harian penduduk
Tabel 21. Peta Mobilitas Harian Penduduk Desa Tegalarum
Kajian desa : Peta Mobilitas harian penduduk
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Jalur Bepergian Jarak Waktu tempuh Biaya Tujuan


1 Pasar sempu 3 km 5-10 menit Rp. 5.000 Perdagangan
2 Terminal Genteng 5 km 10 menit Rp. 5-10 ribu Perjalanan luar kota
3 Bank BRI 3 km 10 menit Rp. 5.000 Simpan pinjam
4 SMPN Sempu 3 km 5-10 menit Rp. 2-3 ribu Belajar
5 Puskesmas Sempu 2 km 3-5 menit Rp. 2- 3 ribu Berobat
6 Stasiun Kalisetail 3 km 5 menit Rp. 5.000 Perjalanan luar kota
7 Kantor Kecamatan 1 km 1 menit Rp. 1.000 Mengurus administrasi
Sempu kependudukan
8 KUA Sempu 3 km 3 menit Rp. 5.000 Mengurus pernikahan
9 SDN I Tegalarum 0,5 km 1 menit Rp. 500 Belajar
10 SDN II Tegalarum 0,5 km 4 menit Rp. 500 Belajar
11 SDN III Tegalarum 1 km 5 menit Rp. 1.000 Belajar
12 Rumah sakit/RSUD 8 km 15 menit Rp. 10.000 Berobat
14 SMK PGRI Sempu 2 km 8 menit Rp. 5.000 Belajar
16 Pasar Hewan 6 km 15 menit Rp. 15.000 Perdagangan ternak
Genteng
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dengan kondisi geografis yang ada, mobilitas masyarakat untuk bekerja
lebih banyak dilakukan di dalam desa, sedangkan anaka-anak untuk
mengakses pendidikan di jenjang menengah sampai atas harus menempuh
jarak yang jauh di luar desa, bahkan sampai dengan luar Kecematan. Dari
gambaran diatas, anak-anak memiliki kerentanan yang cukup tinggi
dikarenakan mobilitas hariannya yang cukup jauh.
Halaman 28 dari 84
c) Kajian kalender musim

Tabel 22. Kalender Musim Desa Tegalarum


Kajian desa : Kalender musim
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

SEPTEMBER

NOVEMBER

DESEMBER
FEBRUARI

OKTOBER
AGUSTUS
MUSIM / MONGSO

JANUARI

MARET

APRIL

JUNI
MEI

JULI
Musim penghujan v v v v v v
Musim kemarau v v v v v v v v
Musim tanam padi v v
Musim tanam palawija v
Musim panen padi + +
Musm panen palawija +
Musim hama v v v v v v
Musim penyakit v v v v v v
Musim angin kencang v v
Musim banjir v v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari kalender musim tersebut tergambarkan potensi-potensi positif yang


muncul di musim-musim tertentu, seperti panen padi, panen palawija dsb.
Di satu sisi tergambarkan adanya potensi ancaman yang sifatnya musiman
yakni angin kencang dan banjir.

Halaman 29 dari 84
d) Kajian kalender musim bulan Jawa

Tabel 23. Kalender musim tradisi bulan Jawa masyarakat desa Tegalarum
Kajian desa : Kalender musim tradisi bulan Jawa
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Jumadil Akhir
BAKDA MULUD

JUMADIL AWAL
MUSIM / MONGSO

RUWAH
MULUD
SAWAL

BESAR

SAFAR

REJEB
SURO

POSO
Musim warga punya hajat SELO v v
Budaya sholat tarawih,
v
tadarus, poso
Budaya bagi ta’jil v
Budaya santunan anak yatim v
Budaya baritan v
Budaya perayaan maulid v
Budaya silaturahmi v v
Budaya nyekar v v
Budaya kupatan v
Budaya rejeban v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari kalender musim bulan Jawa tersebut tergambarkan bentuk-bentuk


budaya spiritual yang masih dilestarikan. Bentuk-bentuk spiritual tersebut
syarat akan nilai-nilai luhur termasuk dalam hal ini nilai-nilai pelestarian
lingkungan. Dalam konteks penanggulangan bencana, Nilai pelestarian
lingkungan ini salah satu strategi utama. Karenanya apabila bentuk-bentuk
budaya spiritual diatas diangkat serta dimajukan dalam aksi
penanggulangan bencana, akan lebih diterima sebagai bagian tradisi yang
telah mandarah daging.

Halaman 30 dari 84
e) Kajian trend/kecenderungan

Tabel 24.. Analisa Trend/kecenderungan Desa Tegalarum


Kajian desa : Trend/Kecenderungan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa
Timur

Kurun waktu
Jenis (tahun)
1973 1983 1993 2003 2013 2023
Kecenderungan
Budidaya kelapa      
  
Budidaya pisang      
   
Budidaya salak      
    
   

Budidaya singkong      
   
Buddidaya rambutan      
    
  
Budidaya jeruk     - -

Budidaya buah naga - - - -  
 
Budidaya Durian - - -   
Ternak kambing      
 
Ternak sapi      
 
Ternak kerbau      

Ternak ayam      
  
Ternak kuda      -

Ternak lele - -    
Kesuburan tanah      
   
Trend kejadian banjir -     
Cuaca ekstrim (angin - - -   
kencang)
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dalam setiap komoditi mengalami peningkatan dan penurunan mengikuti


trend dalam setiap dekade. Bahkan ada yang hilang sama sekali. Dari
Analisa trend juga tergambarkan trend perubahan yang sifatnya negatif
(peningkatan ancaman serta kerentanan) salah satunya kualitas
kesuburuan tanah, kejadian angin serta kejadian banjir. Dalam konteks ini
tergambarkan hubungan antara terjadinya trend peningkatan ancaman
dan tingkat kerentanan dengan dampak dari perubahan iklim.
Halaman 31 dari 84
f) Kajian analisa mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan
Tabel 25. Bagan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan desa Tegalarum
Kajian desa : Bagan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Kelompok mata Tingkat Prosen-


Karakteristik/ukuran kesejahteraan
pencaharian kesejahteran tase (%)
- Kepemilikan lahan ¼ sd 1 hektar
- Punya unggas ≥ 1000 ekor
Kelompok pemilik
- Punya sapi 2-6 ekor, kambing ≥ 5 ekor Sejahtera 10 %
lahan, pengusaha, PNS
- Pengepul buah
- PNS/karyawan gaji diatas UMR
Kelompok menengah, - Kepemilikan lahan 1000 sd 2000 m²
pengusaha kecil - Punya sapi 1 – 2 ekor
Pra sejahtera 20%
sampai menengah, - Punya toko kelontong, pedagang buah
karyawan, pengrajin, - Pengrajin, mebel, bengkel motor, mobil
- Kepemilikan lahan 500 sd 1000 m²
Kelompok petani kecil, Kurang
- Petani yang membudidayakan jagung, palawija 30%
peternak kecil, sejahtera
- Punya kambing 1-2 ekor, ternak unggas ≤ 50 ekor
- Tidak punya lahan
- Biasanya buruh tani
Kelompok Buruh tani,
- Biasanya melakukan gaduh (memelihara ternak milik Kurang
kuli bangunan, pekerja 40%
orang lain) mampu
serabutan
- Pekerja serabutan
- Tingkat Pendidikan rendah
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Analisa : Dari bagan mata pencaharian diatas menunjukkan tingkat kesejahteraan
masyarakat di Tegalarum berkaitan dengan kepemilikan lahan, kepemilikan
alat produksi serta ternak, serta tingkat pendidikan yang dimilikinya.
Adanya gap yang besar (30%) antara prosentasi masyarakat ‘kurang
mampu’ (40%) dengan masyarakat sejahtera (10%).

Halaman 32 dari 84
g) Kajian transek/isisan desa
Tabel 26. Transek Desa Tegalarum

Kajian desa : Transek/jelajah desa


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

ZONA GUMUK &


SUNGAI PERSAWAHAN TEGALAN PEMUKIMAN AKSES JALAN PERKANTORAN PASAR
ANALISA TEBING
Jenis tanah / - Sungai sertu - Tanah basah - Tanah liat - Tanah kering - Tanah kering - Aspal - Tanah kering - Tanah kering
jenis air - Tanah sertu - Air hujan & - Air sumur - Paving
irigasi - Cor
- - Makadam
(pengerasan)
Tingkat Kesuburan/ - Subur - Subur - Subur - Subur - Subur - - -
kejernihan air
Potensi & sejarah - Bendungan - Bercocoktana - Gumuk jokosio - Ekonomi - Tempat tinggal - Arah stasiun - Ekonomi - Perdagangan
pleret m - Tambang - Tanah - Tempat ibadah - Arah kota
pemajakan - Sekolahan - Arah kecamatan
Penggunaan - Pengairan - Bercocok - Bercocok - Bercocok - Tempat tinggal - Transportasi - Ekonomi - Perdagangan
lahan - Perikanan tanam tanam tanam - Untuk melaku umum
Makam kan aktivitas - Jalan usaha tani
Status lahan - Milik desa - Milik pribadi - Milik desa - Milik pribadi - Milik pribadi - Milik desa - Milik Lembaga - Milik Pemda
- Dinas - Tanah kas desa - Milik pribadi - Milik pemda - Milik instansi - Milik desa
pengarian - Milik pemda - Milik negara
- BBWS
Halaman 33 dari 84
ZONA GUMUK &
SUNGAI PERSAWAHAN TEGALAN PEMUKIMAN AKSES JALAN PERKANTORAN PASAR
ANALISA TEBING
Jenis hewan & - Ular - Burung - Burung - Burung - Ayam - - -
jenis ternak - Ikan - belut - Tupai - Tupai - Sapi
- kol - Ular - Ular - Kambing
- Bebek
-
Jenis tanaman - Bambu - Padi - Kelapa - Pisang - Tanaman hias - Mahoni - Tanaman hias -
- Holtikultura - Bambu - Kelapa - Tanaman toga - Trembesi
- Mahoni - Palawija - Tanaman buah - Palem
-
Intervensi/ - Irigasi - Pupuk - Penataan jarak - Pupuk - Sumur gali - Kerjabakti - -
campur tangan - Pestisida tanam - Pestisida - Pengerasan jalan
manusia
Masalah dan - Longsor tebing - Hama - Longsor - Tanaman dan - Semakin - Kerusakan jalan Lahan semakin - Keramaian
kondisi sungai - Banjir - Galian C pohon yang sedikit lahan - Tanah gerak/ sempit - Meningkat
kerawanan - Banjir - Angin kencang tinggi yang terbuka Longsor jalan yg nya
tumbang - Kebakaran dekat sungai kriminalitas
- Kerusakan
tanaman
karena hama
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari transek diatas dapat dilihat analisa berdasarkan zona-zona yang ada di desa Tegalarum. Di bagian terakhir, analisa
masalah serta kondisi kerawanan menunjukkan bahwa banjir, dan angin kencang menjadi ancaman di beberapa zona.

Halaman 34 dari 84
h) Kajian sketsa kebun

Tabel 27. Sketsa kebun desa Tegalarum


Kajian desa : Sketsa kebun
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Pemanfaatan kebun :
- Kebun kelapa
- Kebun buah naga
- Kebun alpukat
- Kebun durian
- Kebun tanaman obat/Toga
- Pakan ternak

Kondisi umum :
- Intensitas tanam 1-2 kali setahun
- Jalan tidak rata
- Pemukiman tidak merata (padat)
- Tenaga kerja laki-laki dan perempuan
- Jalan menanjak

Permasalahan :
- Kelangkaan pupuk
- Rawan serangan hama & penyakit
- Kelangkaan pupuk dan mahal
- Permodalan terbatas
- Harga jual yang rendah (hasil lebun)
- Pemasaran terbatas
- Tanah kurang subur

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari sketsa kebun diatas tergambarkan pemanfaatan kebun dilakukan


pembagian peran baik laki-laki maupun perempuan. Lokasi kebun yang
rawan longsor serta peran perempuan yang sama di aktivitas berkebun
menyebabkan tingkat risiko lebih tinggi bagi kelompok perempuan.
Permasalahan di kebun hampir sama umumnya terjadi di tempat lain
seperti; Kelangkaan pupuk, serangan hama penyakit serta harga jual yang
rendah. Dengan demikian terjadi kompleksitas faktor penyebab kerentanan,
dari mulai lokasinya yang rawan longsor sampai dengan rendahnya tingkat
pendapatan petani.
Halaman 35 dari 84
b) Kajian 5 asset penghidupan
Aset penghidupan dimaknai sebagai modal atau sumber daya yang dimiliki, bisa
dimanfaatkan oleh komunitas tertentu untuk menjalankan kegiatan-kegiatan
(tertentu) dalam mencapai tujuan hidupnya.
Tabel 28. Kajian 5 Modal Penghidupan (Pentagon Asset) Desa Tegalarum
Kajian desa : Lima Modal Penghidupan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Jenis Aset Identifikasi


Sungai, Material pasir tambang pasir sungai, Sumber air, Kebun kelapa,
Tempat wisata, Air yang jernih, Udara yang bersih, Hewan/burung-burung
liar, Gumuk, Tambang pasir sungai (yang terbawa banjir), Material kayu (yang
terbawa banjir), Lahan persawahan, Kebun buah naga, Unggas (ayam potong,
bebek), Ternak rumen (sapi, kambing, domba), Tambang pasir/batu,
Sumber daya
persawahan, kebun, Tanah liat/lempung, Tegalan, Lahan untuk
Alam
bercocoktanam yang subur, Tumbuh-tumbuhan, pakan ternak, Kebun kayu,
Tanaman bambu melimpah (bisa untuk berbagai bahan & kerajinan),
Tanaman buah, Material yang dibawa banjir, Lingkungan yang bersih,
Tambang galian C

Halaman 36 dari 84
Perangkat desa, Peternak (Sapi, Kambing, bebek, ayam), Buruh sawah,
Pedagang sembako, Pedagang kelontong, Pedagang kecil/jajanan, Guru, Guru
ngaji, Penderes kelapa (penyadap nira), Pedagang kuliner, Bidan desa,
Petugas tantib (Linmas, Babinsa, Bhanbhinkamtibmas) , Tukang/bangunan,
bengkel, Tukang cukur, Tukang sound, Juru pijat, Dukun bayi, Pengepul
sayuran, Pengrajin anyaman, Pengusaha galian C, Pengepul buah, Pengepul
Sumber daya hasil pertanian, Petani padi & sayur, peternak (bebek, ayam, kambing, sapi),
Manusia peternak ikan (lele, gurami), Pedagang hasil tani (sayur,cabe, buah, jagung),
pengusaha laundry, Pengusaha pembibitan, Petani jagung, Ibu rumah tangga,
Pemuda, Pengrajin, Ketrampilan pengobatan non medis (pengobatan
alternatif), Ketrampilan kuliner (pedagang kuliner), Pengrajin, pengrajin
anyaman, pengusaha UMKM, Penambang pasir & batu sungai, Peternak ikan,
Pengrajin anyaman (bambu), Pedagang hasil kerajinan,
Gedung Balai desa, Polindes, Jalan, sekolah, Masjid, Mushola, Jalan desa,
Sumber daya
jaringan listrik, jaringan telepon, Jembatan, makam desa, irigasi, drainase
Fisik/
jalan pasar, jalan, prasarana wisata, pasar tradisional, pertokoan, perbankan,
Infrastruktur
DAM, got/saluran air, perbaikan jalan rusak, café, Pemukiman,
Kelompok tani, Karang taruna, Gotongroyong membangun rumah, gotong
royong, paguyuban peternak ayam, Kelompok pengrajin, Pengajian ibu-ibu,
PKK, pengajian bapak-bapak, kelompok usaha kecil, Kelompok pemuda,
Solidaritas membantu sesame, HIPPA, Kelompok kesenian, Kelompok
Sumber daya
yasinan, pengajian putri, Kerjasama antar keluarga, bersih desa, Saling guyub,
Sosial
memberi pengertian masyarakat dalam bermasyarakat, Arisan, Pengajian,
PKK, kumpulan RT, Paguyuban, Banser, Fatayat, Jamaah Hadrah, Kelomook
Silat, Jamaah Tahlil, Jamaah Sholawat, Kesenian sayu wiwit,, Gotong ronyong
antar keluarga dan lingkup usaha, Kelompok usaha bersama (KUBE),
Perdagangan, Arisan kelembagaan, Arisan RT, BUMDES, BUMDESMA,
Sumber daya Koperasi simpan pinjam, Simpan Pinjam RT-nan, Simpan Pinjam Gapoktan,
Keuangan Simpan Pinjam PKK, Koperasi, KSU, KUR

Sumber: Kajian Partisipati desa Tegalarum 2023

Analisa : Kajian 5 aset penghidupan diatas menggambarkan keberadaan aset-aset


yang ada di Desa Tegalarum. Melalui penilaian sederhana dari keseluruhan
aset yang dimiliki oleh komunitas desa Tegalarum dapat digambarkan
dengan diagram sebagai berikut;

Halaman 37 dari 84
Diagram analisa kesenjangan 5 aset penghidupan desa Tegalarum

Sumber Daya Alam


100
90
80
70
60
50
40
Sumber Daya Sosial 30 Sumber Daya Manusia
20
10
0

Sumber Daya Keuangan Sumber Daya Infrastruktur

Aset penghidupan erat kaitannya dengan akses dan kontrol yang dimiliki
komunitas terhadap aset-aset yang ada. Akses dan kontrol terhadap aset di
Desa Tegalarum sangat dipengaruhi oleh perubahan yang merentankan ;
a) Perubahan mendadak/goncangan, dalam hal ini peristiwa bencana
alam yang sifatnya mendadak. Peristiwa ini dapat dilihat di kajian
sejarah bencana.
b) Perubahan musiman, dalam hal ini kejadian bencana yang sifatnya
musiman dapat terjadi. Di di desa Tegalarum sendiri dari kajian kalender
musim muncul beberapa ancaman yang sifatnya musiman, yakni; banjir,
banjir bandang, dan angin kencang.
c) Perubahan perlahan (trend). Perubahan iklim membawa dampak bagi
perubahan bagi kecenderungan penghidupan masyarakat Tegalarum.
Perubahan perlahan (Trend) ini terlihat di kajian analisa
trend/kecenderungan sebelumnya.

Sumber : kajian partisipatif desa Tegalarum 2023

Halaman 38 dari 84
C. Potensi Bencana Wilayah
Desa Tegalarum berada termasuk di wilayah yang berdekatan dengan kaki gunung raung
yang dilalui sungai Kalisetail dan memiliki potensi alam yang melimpah. Keberadaan
sungai serta potensi pertanian menjadi kekayaan bagi desa Tegalarum. Melimpahnya
potensi alam selalu diimbangi dengan potensi ancaman bencana, begitu juga yang terjadi
di Desa Tegalarum yang sebagaian merupakan daerah aliran sungai memiliki potensi
terjadinya banjir dan banjir bandang. Banjir bandang yang sebelumnya jarang terjadi
menunjukkan adanya ulah atau campur tangan manusia dimana salah satu penyebabnya
adalah penggundulan hutan yang tak terkendali serta alih fungsi hutan sebagai
penyangga air tidak dapat lagi melakukan fungsinya.
Kejadian banjir dan banjir bandang yang melalui sungai Kalisetail di tahun-tahun
terakhir lalu menunjukkan risiko banjir bandang ini semakin nyata. Di tahun 2022 sempat
diberitakan kejadian longsornya tebing sungai yang mengakibatkan terancamnya
pemukiman warga di dusun Tegalyasan. Banjir bandang ini menyebabkan kerusakan
pemukiman penduduk juga kerusakan lahan pertanian. Dapat dibayangkan betapa besar
potensi ekonomi masyarakat hilang akibat dari kejadian tersebut dan tentu saja masih
mungkin berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan kondisi tersebut, Desa Tegalarum memiliki potensi ancaman sebagai
berikut ;
Tabel 29. Ragam Ancaman
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jatim
Jenis Ancaman Ragam Ancaman
Ancaman geologi Erupsi gunung Raung & gunung Agung,
Gempa bumi
Ancaman Hidrometerorologi Banjir, Banjir bandang, Angin puting beliung,
Kekeringan, Longsor sempadan sungai
Ancaman Biologi Wabah Cikungunya, Pagebluk, Pandemi
Covid-19, Wabah Hama (tikus & wereng),
Wabah muntaber, Wabah flu burung,
Ancaman kegagalan teknologi Kegagalan teknologi tambang/galian tipe-C
Ancaman lingkungan
Ancaman sosial -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 39 dari 84
Dalam catatan sejarah desa, kejadian yang disebut-sebut bencana dalam skala desa
justru dengan adanya angin puting beliung (2011) yang kemudian berdampak pada
kerusakan pemukiman penduduk, kandang ternak, lahan pertanian serta infrastruktur
jaringan listrik.
Keberadaan sungai Kalisetail yang berpotensi banjir tidak terekam sebagai kejadian
bencana yang berdampak pemukiman penduduk tetapi lebih banyak pada lahan
pertanian yang berdekatan dengan daerah aliran sungai. Sungai Kalisetail sendiri yang
melalui desa Tegaarum punya kontur bibir sungai yang tinggi dan curam. Beberapa rumah
warga yang seiring perkembangan waktu menempati daerah aliran sungai, dimungkinkan
memiliki risiko tinggi apabila bibir sungai Kalistail tersebut tergerus dan kemudian
longsor. Akumulasi arus banjir serta banjir bandang di tiap tahun telah berdampak pada
kelongsoran sepanjang 100 meter lebih bibir sungai yang berdekatan dengan jalan desa
di dusun Tegalyasan. Kejadian serupa akan dimungkinkan tejadi lagi di titik-titik
sepanjang pinggir sungai apalagi ditunjang arus banjir bandang yang meluas.
Keberadaan DAM yang berada di belakang balai desa Tegalarum mempunyai
fungsi untuk sarana irigasi. Namun dengan adanya banjir bandang yang membawa
material kayu-kayu besar dapat menghambat aliran air sehingga menyebabkan
meluapnya aliran sungai. Luapan air dari tersumbatnya DAM ini akan berdampak
terutama beberapa pemukiman yang berdekatan langsung dengan keberadaan DAM
tersebut. Sehingga pemukiman termasuk balai desa yang berdekatan dengan DAM
tersebut mempunyai risiko tinggi terdampak banjir luapan Kalisetail.
Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi adalah
terjadinya Angin kencang. Ancaman Angin kencang berdampak pada kerusakan atap
bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada manusia. Terjadinya angin
kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis Desa Tegalarum yang berada lereng
di pegununungan. Perbedaan tekanan udara antara lembah/dataran rendah dengan
dataran tinggi/wilayah pegunungan ini memicu terjadinya angin kencang.
Keberadaan gumuk serta vegetasi pepohonan di pinggiran desa disasari oleh
masyarakat dapat memecah atau mengurangi dampak angin kencang tersebut. Namun
saat ini, dengan maraknya penebangan serta tidak dipeliharanya pohon-pohon yang

Halaman 40 dari 84
rawan tumbang semakin mempertinggi risiko korban dan kerugian dari dampak
terjadinya angin tersebut.
Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Tegalarum yang pernah terjadi
hingga tahun 2023.

Tabel 30. Tabel Sejarah Bencana Desa Tegalarum


Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
1 1963 Erupsi gunung - 3 hari 3 malam gelap gulita, gagal Diskusi, Tokoh
Agung panen, tertutup abu vulkanik masyarakat
- Aktivitas berhenti

2 1965 Kekeringan - Kurang pngan, banyak yang sakit Diskusi, Tokoh


masyarakat
3 1968 Banjir bandang - Terputusnya jembatan Setail, Diskusi, Tokoh
hewan hewan hanyut, rel kereta masyarakat
api putus

4 1970 Pagebluk - Gagal panen, sulit mencari Diskusi, Tokoh


makan, hanya memakan umbi- masyarakat
umbian
- Sekolah terhenti
- Banyak warga yang sakit

5 1973 Wabah hama - Gagal panen merata, kelangkaan Diskusi, Tokoh


wereng beras masyarakat

6 1994 Gempa bumi - Gempa bumi di pesisir selatan Diskusi, Tokoh


terasa sampai Tegalarum, tetapi masyarakat
tidak ada dampak korban
ataupun kerusakan

7 2004 Wabah - Bayang orang yang sakit Diskusi, Tokoh


muntaber - Ada korban meninggal ± 3 orang masyarakat

8 2005 Wabah hama - Gagal panen merata Diskusi, Tokoh


wereng - Kelangkaan beras masyarakat

9 2006 Wabah - Banyak orang yang sakit Diskusi, Tokoh


cikungunya - Banyak orang terdampak; lumpuh masyarakat
sesaat, tidak bisa bekerja

Halaman 41 dari 84
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
10 2006 Wabah flu - Semua unggas sakit
burung - Hampir semua unggas mati

11 2007 Wabah hama - Gagal panen merata Diskusi, Tokoh


tikus - Kerugian material masyarakat

12 2011 Angin puting - Beberapa rumah rusak berat dan Diskusi, Tokoh
beliung sedang, tiang listrik roboh, 2 hari masyarakat
listrik padam, 5 kandang ayam
rusak berat, pohon-pohon
tumbang, gagal panen

13 2015 Erupsi gunung - Hujan abu tipis menyebabkan Diskusi, Tokoh


raung iritasi mata, gangguan masyarakat
pernafasan, beberapa tanaman
rusak/gagal panen

14 2019 – Pandemi covid- - Beberapa warga sakit Diskusi, Tokoh


2021 19 - Beberapa warga meninggal dunia masyarakat
- Ekonomi masyarakat
terganggu/lumpuh
- Sekolah diliburkan

15 2023 Kegagalan - Polusi udara Diskusi, Tokoh


teknologi galian - 3 orang anak jadi korban masyarakat
tipe C (meninggal) jatuh di kubangan
- Berisiko roboh/rawan longsor

Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 42 dari 84
BAB III. PENGKAJIAN RISIKO BENCANA

A. Penilaian Ancaman
Penilaian ancaman bertujuan memahami dan menilai jenis-jenis ancaman, peringkat
kemungkinan terjadi dan dampaknya, serta bagaimana karakter atau ciri-ciri setiap
ancaman.
1. Pemeringkatan ancaman
Tabel 31. Pemeringkatan ancaman
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kemungkinan Perkiraan
Jenis Ancaman Total
Terjadi Dampak
1 Wabah cikungunya 2 1 3
2 Pagebluk 1 1 2
3 Banjir bandang 4 3 7
4 Banjir 4 3 7
5 Angin puting beliung & angin kencang 3 3 6
6 Erupsi gunung berapi (Gn. Raung & 2 1 3
Gn. Agung)
7 Pandemi Covid-19 2 1 3
8 Wabah hama wereng 4 1 5
9 Wabah hama tikus 2 2 4
10 Wabah muntaber 2 2 4
11 Kegagalan teknologi Galian tipe -C 2 1 3
12 Longsor plengsengan/ sempadan 3 2 5
sungai
13 Kekeringan 2 1 3
14 Wabah flu burung 2 1 3
15 Gempa bumi 2 1 3
Sumber: Dsikusi Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa Tegalarum Tahun 2023
Keterangan :
Kemungkinan terjadi Perkiraan dampak
Nilai 1 = Tidak mungkin terjadi Nilai 1 = Tidak parah
Nilai 2 = Kemungkinan kecil terjadi Nilai 2 = Agak parah
Nilai 3 = Sangat mungkin terjadi Nilai 3 = Parah
Nilai 4 = Pasti terjadi Nilai 4 = Sangat parah

Dari hasil kajian pemeringkatan ancaman diatas, didapatkan 3 prioritas ancaman


untuk dikaji, yakni ; 1) Banjir, 2) Banjir bandang dan 3) Angin puting beliung & Angin
kencang.
Halaman 43 dari 84
2. Penilaian karakter ancaman
a. Karakter ancaman banjir bandang
Tabel 32. Karakter ancaman banjir bandang

Jenis ancaman : Banjir bandang


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Terhambatnya aliran sungai oleh material & pohon yang
tumbang
- Curah hujan yang tinggi di daerah hulu
- Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Penebangan hutan secara liar, illegal logging
- Tanah longsor di hulu (Jambewangi, dst)
- Peanggaran sistem penebangan
- Penebangan hutan yang berlebihan
Tanda Peringatan - Suara gemuruh
- Mendung tebal di wilayah utara
- Meningkatnya debit air tiba-tiba
- Air yang keruh
Faktor Perusak - Arus yang sangat deras
- Material; kayu, lumpur, dst yang terbawa
- Longsor tebingan sungai/sempadan
Sela Waktu - Hanya beberapa jam
- ± 1 jam
Kecepatan Hadir - Sangat cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember sd Januari
- Februari sd Maret
Frekuensi - Jarang terjadi
Durasi - 2 sd 3 jam
Posisi - Wilayah sepanjang bantaran sungai Setail
Intensitas - 25 rumah dan balai desa
- Dusun tegalyasan
- Jembatan dan DAM
- Wilayah sepanjang bantaran sungai
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 44 dari 84
b. Karakter ancaman banjir
Tabel 33. Karakter ancaman banjir

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Banyaknya penebangan hutan
- Curah hujan yang tinggi Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Pembuangan sampah sembarangan
- Kurangnya tata kelola sistem drainase dan banyaknya
pendangkalan saluran air
Tanda Peringatan - Meningkatnya debit air
- Mendung tebal di wilayah utara
- Suara gemuruh
- Tiba-tiba banyak sampah yang terbawa aliran
- Hujan deras selama 2 sd 4 jam
Faktor Perusak - Membawa material, batuan kecil & besar, pepohonan,
hewan
- Lonsor tebingan sungai & sempadan
Sela Waktu - Hitungan menit
- Kalau dari hulu mendung tebal ± 2 sd 3 jam
- Melihat ketinggian air ± 15 menit
Kecepatan Hadir - Deras dan cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember sd Januari
- Februari sd Maret
Frekuensi - Diantara bulan Desember, Januari sd Maret
-
Durasi - 1 sd 24 jam, tergantung curah hujan
Posisi - Sepanjang aliran sungai
- Dampak terbesar di hulu sungai
Intensitas - Risiko sedang sd tinggi terjadi longsor di sepanjang tebingan
sungai
- Rawan longsor sempadan sungai ± 25 rumah
- Rawan terendam banjir ± 25 rumah termasuk balai desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 45 dari 84
c. Karakter ancaman angin puting beliung dan angin kencang
Tabel 34. Karakter ancaman angin puting beliung dan angin kencang

Jenis ancaman : Angin puting beliung dan angin kencang


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Penebangan pohon yang dapat memecah angin
- Adanya perbedaan suhu
- Perbedaan tekanan udara
Tanda Peringatan - Suara gemuruh angin, mendung tebal
- Adanya hujan
Faktor Perusak - Kecepatan angin
- Debu dan material yang terbawa
- Pohon yang robon
- Dahan, ranting dan material yang terbang
- Puting beliung; terjadinya pusaran angin
Sela Waktu - 20 sd 30 menit
Kecepatan Hadir - 30 knot / 55,56 km / jam
Periode - Bulan desember, januari
Frekuensi - Tidak dapat diprediksi
- Angin putting beliung besar terakhir terjadi tahun 2011
Durasi - ± 30 menit sd 1 jam
- Puncak angin antara 5 sd 10 menit
Posisi - Dataran
- Lereng gunung/pegunungan
Intensitas - Merata seluruh desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 46 dari 84
B. Penilaian Risiko

Pengkajian risiko dapat dilakukan dengan menganalisa kondisi dan karakteristik suatu masyarakat dan lokasi penghidupan mereka untuk menentukan
faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kerentanan dapat ditentukan dengan mengkaji aspek
keamanan lokasi penghidupan mereka atau kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial ekonomi dan
lingkungan hidup yang bisa meningkatkan kerawanan suatu masyarakat terhadap ancaman dan dampak bencana.
1. Tingkat Kerentanan
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut:
1.1 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir bandang
Tabel 35. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman Banjir bandang

Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan


Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- 356 KK - - Lokasi pemukiman - Tidak buang sampah - Sungai lebih (3) Sedang
dekat bantaran sungai di sungai bersih
Aset Sumber Daya
- Kurangnya kesadaran - Bersih-bersih lokasi - Aliran air
Manusia
terhadap ancaman sungai lancar
banjir bandang
Aset Sumber Daya - Gagal panen - - Lokasi lahan pertanian - Normalisasi aliran (3) Sedang
alam lingkungan - Sempadan sungai - berdekatan dengan sungai
longsor/ambrol daerah aliran sungai - Perbaikan drainase

Halaman 47 dari 84
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Pemukiman terendam - - Lokasi berada di dekat - Pembersihan saluran Lingkungan (4) Tinggi
- Sekolah libur aliran sungai air besih
Aset fisik - Tempat ibadah terendam - DAM yang tersumbat - Pembersihan DAM
infrastruktur - Jembatan putus menyebabkan air
- Jalan di dekat sungai meluap
terputus/ambrol
- Kegiatan pengajian - - Lokasi kegiatan - Penundaan - (1) Sangat
terganggu terendam banjir kegiataan rendah
Aset sosial - Kegiatan sosial (arisan, - Kurangnya
kumpulan dll) terganggu kesiapsiagaan dalam
menghadapi banjir
- Perniagaan di pasar - - Beberapa pedagang - Bersih-bersih - Memper (2) rendah
Aset ekonomi / terhenti tidak dapat berjualan lingkungan cepat kegiatan
finansial karena rumahnya pasar pulih
terdampak banjir kembali
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Halaman 48 dari 84
1.2 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 36. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman Banjir

Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan


Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- 700 KK - - Tidak ada pilihan - Bersih-bersih aliran - Mengurangi (3) Sedang
lokasi lain untuk sungai dampak
tinggal - Membangun banjir
Aset Sumber Daya
tanggul/bronjong - Sungai
Manusia
- Tidak membuang menjadi
sampah bersih
sembarangan
Aset Sumber Daya - Gagal panen Tegalan 3,5 7,5 juta - Banjir merusak - - (5) Sangat
alam lingkungan hektar tanaman sehingga tinggi
- Gagal panen persawahan 30 juta mengakibatkan gagal
3,5 hektar panen
- Pemukiman terendam - - Pinggiran/bantaran - Pengerukan Mengurangi (2) Rendah
- Jembatan rusak sungai yang tinggi risiko
Aset fisik
tergerus air longsornya
infrastruktur
sempadan
sungai

Halaman 49 dari 84
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Pertemuan kelompok - - Tidak bisa - Kegiatan - (1) Sangat
Aset sosial (yasinan, pengajian, dll) menghindari ditunda/diliburkan rendah
terganganggu
- Longsornya sempadan - - Material batu dan - Penambangan pasir Longsornya (5) Tinggi
sebagai akibat pasir melimpah dan batu kali sempadan
Aset ekonomi / penambangan pasir dan sehabis banjir
finansial batu dari banjir yang tidak mempunyai nilai
dikelola dengan baik ekonomis tinggi untuk
ditambang
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 50 dari 84
1.3 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin Kencang

Tabel 37. Tingkat kerentanan terhadap ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang

Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan


Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- ± 150 KK - - Dietabangya pohon- - Penghijauan - Memper kecil 2 (Rendah)
- Trauma pohon besar tanaman keras dampak bencana
Aset Sumber
- Faktor fisik (lansia) untuk memperkecil
Daya Manusia
dampak

Aset Sumber - Banyak pohon - ± Rp. 100 juta - Kontur tanah - Pohon ranting - Memper kecil 2 (Rendah)
Daya alam tumbang - Jenis tanaman pohon dampak bencana
lingkungan - Ketinggian pohon - Penanaman
tanaman keras
berakar serabut

- ± 150 rumah - ± 200 juta - Konstruksti bangunan - Memperbaiki - Meminimalisir 4 (tinggi)


megalami yang kurang kuat/tidak konstruksi kerusakan
kerusakan atap tahan angin bangunan infrastruktur
Aset fisik
- Putusnya aliran - Mengganti material
infrastruktur
listrik bangunan yang
tahan angin

Halaman 51 dari 84
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Terganggunya - - Minimnya sosialisasi - Sosialisasi - Meningkat nya 3 (Sedang)
kegiatan sosial kesiapsiagaan, kesiap siagaan
kemasyarakatan Mitigasi dan masyarakat
pencegahan - Masyarakat lebih
Aset sosial
bencana paham tentang
perencanaan pra
bencana

- Terganggunya - - Masyarakat tidak dapat - Pemberian bantuan - Mengurangi/ 3 (Sedang)


Aset ekonomi / kegiatan ekonomi berkativitas/ bekerja di bagi korban/ warga meringankan
finansial masyarakat luar terdampak beban

Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 52 dari 84
2. Tingkat Kapasitas
Hasil kajian kapasitas yang dimiliki individu dan masyarakat adalah sebagai berikut:
2.1 Penilaian Kapasitas Terhadap Ancaman Banjir Bandang
Tabel 38. Tingkat Kapasitas terhadap ancaman Banjir bandang

Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas


Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Linmas 30 orang - - Kurangnya pelatihan - Kerja bakti - Menambah (3) Sedang
- Karang taruna ± 10 orang kesiapsiagaan kekompakan
- Pos kampling - Kurangnya
Aset Sumber Daya - Posyandu kekompakan untuk
Manusia - PKK berjaga-jaga/
memantau situasi
- Kurangnya informasi

Aset Sumber Daya - Banyaknya rumpun - - Mulai banyaknya - Penanaman kembali - Mengurangi (4) Tinggi
alam lingkungan bambu di pinggir sungai penebangan dampak
- Adanya kebun kelapa di terjadinya
dekat bantaran sungai longsor
- Banyaknya tanaman keras sempadan/
(pohon mahoni) di dekat tebingan
bantaran sungai sungai

Halaman 53 dari 84
Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Adanya kentongan di pos - - Belum dikelola sebagai - Perbaikan prasarana - Alat yang (3) Sedang
Aset fisik ronda alat peringatan dini yang rusak rusak dapat
infrastruktur - Adanya pengeras suara di - Rusak difungsikan
masjid dan mushola lagi

- Gotong royong - - Kurangnya koordinasi - Musyawarah - Terciptanya (4) Tinggi


masyarakat di kelompok serta koordinasi
Aset sosial - Kelompok-kelompok antara kelompok yang lebih
masyarakat baik

- Adanya bantuan logistik - - Jumlah bantuan yang - Pendistribusian - Sedikit (2) rendah
warga terdampak terbatas semua bantuan membantu
Aset ekonomi /
sehingga tidak dapat meringankan
finansial
bekerja beban warga
terdampak
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 54 dari 84
2.2 Penilaian Kapasitas Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 39. Tingkat kapasitas terhadap ancaman Banjir

Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas


Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Kelompok RT ; 20 kelompok - - Kurangnya Belum ada - (2) Rendah
Aset Sumber Daya
- Karang taruna ; 5 kelompok pengetahuan tentang
Manusia
resiko bencana
Aset Sumber Daya - Adanya rumpun bambu - - Banyak penebangan Belum ada - (3) Sedang
alam lingkungan yang melimpah pohon/kayu dan
- Adanya pohon besar bambu yang
disepanjang bantaran berlebihan di
sungai sepanjang bantaran
sungai
- Adanya DAM - - Material yang Pembersihan DAM - (3) Sedang
- Akses jalan yang bagus menumpuk di DAM
dapat memudahkan proses menyebabkan arus
evakuasi sungai tidak lancar
Aset fisik
- Sarana komunikasi yang - Belum ada
infrastruktur
lancar dapat pengorganisiran
- Masjid & mushola dengan potensi infrastruktur
pengeras suara untuk penanggulangan
- Poskamling bencana

Halaman 55 dari 84
Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Gotong royong - - Mulai memudarnya - Pertemuan- Mempererat (4) Tinggi
kepedulian untuk pertemuan sosial dan
Aset sosial
bergotong royong kemasyarakatan meningkatkan
rasa kepeduian
- Material untuk perbaikan 200 juta - Karena dikerjakan - (2) rendah
Aset ekonomi / - Swadaya masyarakat untuk pihak ke 3 sehingga
finansial perbaikan mengurangi nilai
gotong-royong
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 56 dari 84
2.3 Penilaian Kapasitas Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin kencang
Tabel 40. Tingkat kapasitas terhadap ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang

Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas


Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Adanya tenaga kesehatan - - Pembekalan ilmu - Sosialisasi melalui - Meningkatnya (2) Rendah
- Linmas mitigasi dan forum-forum pemahaman
- Karang taruna kesiapsiagaan pertemuan yang ada tentang
Aset Sumber
- Kelompok masyarakat terhadap bencana di masyarakat kesiapsiagaan
Daya Manusia
- Kelompok RT ; 20 yang minim/ beluma
kelompok da
- Karangtaruna
Aset Sumber - Adanya rumpun bambu - - Berkurangnya pohon - Reboisasi/penghijauan - Mengurangi (2) Rendah
Daya alam - Adanya pohon besar pohon yang besar dan dengan tanaman keras intensitas
lingkungan mahoni, jati keras karena kecepatan
- Adanya gumuk yang penebangan angin
dapat meredam angin
- Sarana komunikasi yang - - Belum ada - Belum ada - (2) rendah
lancar dapat pengorganisiran
Aset fisik - Masjid & mushola dengan potensi infrastruktur
infrastruktur pengeras suara untuk
- Poskamling penanggulangan
bencana

Halaman 57 dari 84
Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Kegiatan gotong royong - - Belum ada - Sosialisasi tentang - (2) rendah
- Kelompok-kelompok pengorganisiran tangguh bencana
masyarakat potensi aset sosial ini
Aset sosial
untuk
penanggulangan
bencana
- Simpan pinjam untuk - - Banyaknya - Pembelian bibit Mengurangi (2) rendah
permodalan pengeluaran biaya pohon untuk reboisasi dampak yang
Aset ekonomi /
tambahan yang - akan
finansial
dikeluarkan untuk ditimbulkan
perbaikan kerusakan oleh angin
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 58 dari 84
3. Tingkat Risiko
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut:
1.1 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Banjir Bandang
Tabel 41. Tingkat risiko terhadap ancaman Banjir bandang

Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - - Sosialisasi - R (Rendah)
- Luka-luka - penataan
- Kehilangan - lingkungan
Aset Sumber Daya kemampuan/ketrampilan -
Manusia - Mengungsi - 25 KK - Rumah berada di
- Tidak bisa bekerja daerah rawan banjir
- Trauma bandang

Aset Sumber Daya - Pencemaran air - 400 - Diterjang oleh arus - Penyediaan air S (Sedang)
alam lingkungan - Kerusakan lahan pertanian - ± 5 hektar banjir bandang bersih - S (Sedang)
- Kerusakan/Kehilangan sumber air - R (Rendah)
- Gangguan fungsi irigasi - 700 m S (Sedang)

- Rumah rusak/hilang - - Lokasi lahan berada - Gotong royong - R (Rendah)


- Kerusakan jaringan air - di wilayah rawan R (Rendah)
Aset fisik / - Kerusakan karingan listrik - banjir bandang R (Rendah)
infrastruktur - Kerusakan tempat kerja - - Struktur jalan dan R (Rendah)
- Jembatan rusak - jembatan tidak kuat R (Rendah)
- Gangguan fungsi jalan - R (Rendah)
Halaman 59 dari 84
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Gangguan kerukunan warga - - Akses jalan yang -- - R (Rendah)
- Gangguan fungsi organisasi - terganggu sehingga R (Rendah)
Aset sosial - Gangguan kekerabatan keluarga - kegiatan tertunda R (Rendah)
- Gangguan partisipasi - R (Rendah)

- Kehilangan Penghasilan upah/ - Lokasi lahan berada - Membantu -


kerja - 50 KK di wilayah rawan lapangan S (Sedang)
- Kehilangan modal kerja - 100 - Kehilangan lapangan pekerjaaan S (Sedang)
- Gagal panen - 100 pekerjaaan S (Sedang)
Aset ekonomi /
- Kehilangan ternak - R (Rendah)
finansial
- Kerusakan/ kehilangan surat -
penting R (Rendah)
- Pengeluaran tambahan Keluarga - R (Rendah)

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 60 dari 84
1.2 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Banjir

Tabel 42. Tingkat risiko terhadap ancaman Banjir

Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Bentuk Risiko Perkiraan Kerentanan
Aset Risiko
jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal Berisiko
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Luka-luka - - - - R (Rendah)
- Sakit - 5 orang - Air yang kotor - Ada polindes - R (Rendah)
- Kehilangan
Aset Sumber
kemampuan/ketrampilan - - - - R (Rendah)
Daya Manusia
- Mengungsi - - - - R (Rendah)
- Tidak bisa bekerja - - - - R (Rendah)
- Tidak bisa Sekolah - - - - R (Rendah)

Aset Sumber - Pencemarana air/udara/tanah -1 - - - R (Rendah)


Daya alam - Kerusakan sumber air bersih - - - - R (Rendah)
lingkungan - Kerusakan lahan pertanian - 2 - Terendam banjir - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi irigasi -1 - Terendam banjir - - R (Rendah
- Kerusakan hutan -1 - Terendam banjir - - R (Rendah)
- Kerusakan sempadan sungai - 2 (400 juta) - Abrasi karena
- Keruskaan kegilangan sumber daya banjir - - R (Rendah)
alam -2 - Terendam banjir - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi estetik tanaman -2 - Terendam banjir - - R (Rendah)

Halaman 61 dari 84
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Bentuk Risiko Perkiraan Kerentanan
Aset Risiko
jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal Berisiko
- Rumah rusak/hilang - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi rumah - - - - R (Rendah)
- Kerusakan jaringan air bersih - - - - R (Rendah)
- Kerusakan jaringan listrik - - - - R (Rendah)
Aset fisik /
- Kerusakan saluran air - - - - R (Rendah)
infrastruktur
- Kerusakan tempat kerja -2 - - - R (Rendah)
- Kerusakan fasilitas umum - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi jalan - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi jembatan - - - - R (Rendah)
- Gangguan kerukunan warga - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi organisasi sosial - - - - R (Rendah)
Aset sosial
- Gangguan hambatan partisipasi - - - - R (Rendah)
- Gangguan hambatan keluarga - - - - R (Rendah)
- Kehilangan Penghasilan upah kerja - - - - R (Rendah)
- Kehilangan pekerjaan - - - - R (Rendah)
- Kehilangan modal kerja - - - - R (Rendah)
- Gagal panen - 3,4 ha (37,5 jt) - Terendam banjir - - S (Sedang)
Aset ekonomi /
- Kehilangan ternak - - - - R (Rendah)
finansial
- Kerusakan/kehilangan harta benda - - - - R (Rendah)
- Kerusakan/ kehilangan surat
penting - - - - R (Rendah)
- Pengeluaran tambahan Keluarga - 2 KBO (45 juta) - Terseret air - - R (Rendah)
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Halaman 62 dari 84
1.3 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin Kencang

Tabel 43. Tingkat risiko terhadap ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang

Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset Risiko
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Sakit - - - - R (Rendah)
Aset Sumber - Depresi/trauma - - - - R (Rendah)
Daya Manusia - Luka-luka - 10 orang, - Kekurang siapsiagaan - Korban dilarikan di - Korban R (Rendah)
masyarakat puskesmas tertangani
- Mengungsi - Kerugian (2 juta) - Atap rumah hancur - - R (Rendah)
Aset Sumber - Kerusakan lahan - - - - S (Sedang)
Daya alam pertanian
lingkungan - Kerusakan lahan kebun - 4 hektar, 100 - Sudah semakin - Reboisasi Menguangi S (Sedang)
juta berkurangnya pohon besar - Pemangkasan risiko
yang perakarannya kuat dahan/batang
- Dahan pohon yang rapuh pohon yang rapuh
- Rumah rusak - 50 rumah - Konstruksi bangunan yang - Penggunaan genset Kebutuhan R (Rendah)
- Kerusakan fasilitas - 15 tiang listrik kurang kuat untuk listrik darurat listrik untuk R (Rendah)
umum - Material bangunan mudah darurat bisa
Aset fisik / - Kerusakan rumah/ terbawa angin terpenuhi R (Rendah)
infrastruktur pemukiman - Penempatan jaringan dan
- Jaringan listrik padam tiang listrik yang R (Rendah)
berdekatan dengan pohon
besar
Halaman 63 dari 84
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset Risiko
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Gangguan fungsi - - Berlindung/mengamankan - Menunda kegiatan - (R) Rendah
organisasi sosial diri masing-masing di
- Gangguan hambatan rumah
Partisipasi (R) Rendah
Aset sosial
- Tidak bisa sekolah
- Aktivitas sosial tertunda
(R) Rendah
(R) Rendah
- Ekonomi menurun - - Kurangnya pengetauan - - (R) Rendah
- Kehilangan pendapatan - kesiapsiagaan dalam - - (R) Rendah
- Kehilanan pekerjaan - menghadapi ancaman - - (R) Rendah
- Kehilangan modal kerja - angin puting beliung - - (R) Rendah
Aset ekonomi / - Pengeluaran tambahan - - - - (R) Rendah
finansial keluarga
- Kerusakan harta benda - 150 orang, 50 - Anggaran - Sedikit (S) Sedang
juta kebencanaan dari meringkan
APBDes beban
kerban
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 64 dari 84
C. Pemetaan Risiko Bencana

Gambar 3. Peta Ancaman Banjir Desa Tegalarum Kecamatan Sempu


Kabupaten Banyuwangi

Halaman 65 dari 84
BAB IV. REKOMENDASI

A. Rekomendasi Kebijakan
Upaya pengurangan risiko bencana di Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Kabupaten
Banyuwangi memerlukan landasan kebijakan strategis. Kebijakan strategis ini dapat
dilakukan setelah melakukan kajian risiko bencana yang ada di Desa Tegalarum seperti
dilakukan diatas. Berdasarkan hasil kajian risiko tersebut akan nampak tindakan
pencegahan dan mitigasi apa yang sesuai, kesiapsiagaan apa yang harus dibangun,
rencana tanggap darurat yang sesuai dengan kebutuhan, serta tindakan pemulihan
pasca bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Tak hanya pengkajian risiko tingkat desa yang menjadi acuan penyusunan
pilihan tindakan penanggulangan bencana Desa Tegalarum, tetapi juga rencana
penanggulangan bencana tingkat di atasnya. Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
tingkat desa harus sejalan dengan RPB tingkat kabupaten, RPB tingkat propinsi dan
Rencana Aksi Nasional (RENAS) Penanggulangan Bencana Indonesia, sehingga
membentuk keterpaduan tingkat nasional hingga desa.
Praktik-praktik pengurangan risiko bencana ini berkaitan dengan berbagai
pihak yang berkepentingan atau pemangku kepentingan yang ada di desa Tegalarum.
Untuk melihat keberadaaan pemangku kepentingan tersebut, dilakukan pemetaan
pemangku kepentingan secara partisipatif.
Adapun hasil dari pemetaan pemangku kepentingan secara partisipatif
tersebut adalah sebagai berikut;

Halaman 66 dari 84
Gambar 4. Hasil Diskusi Pemetaan Pemangku Kepentingan di Desa Tegalarum

Penjelasan :
Gapoktan Tokoh
Banser • Posisi X (x – axis)
Tenaga Agama
Kesehaan
menunjukkan seberapa besar
Y = PENGARUH

HIPPA KEPALA
DESA
peran pemangku kepentingan
Karang
taruna PKK tersebut dalam kerja-kerja
Jaranan pembangunan di desa secara
Buto Jangger BABINSA umum serta dalam upaya
Songkel Titro Fatayat/
Meja Budaya Muslimat
Kelompok
Silat
pengurangan risiko bencana
Sanggar
secara khusus.
Kadus RT RAPI • Posisi Y (y-axis) menunjukkan
Sayu Wiwit BPD
POKDAKAN
seberapa besar pengaruh
Kelompok
Senam RW
Kelompok
Tani
POLMAS Kelompok
Pembudi
pemangku kepentingan
KELOMPOK
TERNAK
daya Ikan tersebut terhadap komunitas
LPMD Kader desa secara umum. Pengaruh
Posyandu ini juga menunjukkan seberapa
besar pengaruh pemangku
Ansor kepentingan tersebut terhadap
kebijakan desa.

X = PERAN

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Dari kajian pemetaan pemangku kepentingan diatas, karakteristik masyarakat


Tegalarum banyak dipengaruhi oleh pemangku kepentingan yang bergerak di sektor
ekonomi utama pertanian. Adanya lembaga-lembaga sosial di tingkat desa seperti
LMDH, PKK dan BUMDES memiliki peran strategis serta mempunyai pengaruh yang
kuat di dalam masyarakat.
Keberadaan Pengelola cukup memiliki pengaruh yang besar di masyarakat. Hal
ini dimungkinkan karena keberadaan mereka dipandang dapat menggerakkan sektor
ekonomi alternatif bagi desa. Tetapi peran mereka dalam praktik-praktik yang
mendukung pembangunan desa belum nampak, atau bisa jadi belum digandeng oleh
pemangku kepentingan lainnya.
Dari analisa pemangku kepentingan diatas, dapat dilihat gap antar para
pemangku kepentingan agar dapat mengoptimalkan peran serta pengaruh masing-
masing dalam upaya mengembangkan desa Tangguh bencana Tegalarum.

Halaman 67 dari 84
Tabel 44. Analisa Pemangku Kepentingan dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Desa
Tegalarum

Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
1 Pemerintah - Kegiatan pemerintahan - Pemdes melayani masyarakat - Penyebaran - Koordinasi
Desa - Kepala desa ; dengan baik informasi yang - Perenca
Tegalarum Sarimanto - Pelayanan mudah dan cepat kurang maksimal naan
- Jumlah perangkat Desa - Adanya Keterbukaan dalam terhadap masyarakat - Pengang
12 orang (L= 8) , (P=4). anggaran dan penganggaran - Pemeliharaan garan
- ATK ada lengkap infrastruktur yang
- Luas kantor 500m2 belum maksimal
- PAD masih kecil
2 Kepala Desa - Sebagai pemimpin - Meningkatkan pelayanan pada - Jadwal kerjanya yang - Sebagai koor
desa masyarakat terlalu padat dinator selu
- Achmad Turmudzi ruh lembaga
3 Kepala - Ada 2 Kepala dusun - Meningkatkan pelayanan pada - Jadwal kerjanya yang - Membantu
Dusun - Darungan; Hadi Sukoco masyarakat di dusun masing- terlalu padat Kades meng
- Tegalyasan ; Anang masing koordinir
Hadi Susanto - Mengorgansir potensi dusun wilayah
masing-masing dusunnya
4 BPD Anggota 8 orang (L= ), - BPD dipilih dengan cara voting - Tidak diharuskan - Koordinasi
(P= ) - Mengemban aspirasi masyarakat mengantor -
- Membuat keputusan berama - Tidak ada komputer Musyawarah
pemdes
5 Lembaga - Jumlah 4 orang - Bisa bekerja sama dengan warga - Gabung dengan - Koordinasi
Masyarakat - Laki-laki= , - Membantu pelaksanaan pemerin kantor desa
Desa Perempuan = tah desa di bidang Pengurangan
(LPMD) risiko bencana (PRB)
- Sosialiasasi
6 PKK - Ketua: Yunis Sufirma - Berperan aktif dalam membantu - Kurangnya koordinasi - Mengelola
Dewi. Pengurus inti 6 pemdes dalam pemberdayaan antar Lembaga bantuan
orng, 4 Pokja. perempuan logistic
- Kegiatan; pendidikan, - Meningkatkan kesejahteraan - Edukasi
kesehatan, sosial, bagi keluarga bencana
bumil/balita - Edukasi bencana
7 BUMDES - BUMDESA ARUM - Menjadi sumber PAD - Minimnya dana - Mencari
WANGI - Menghidupkan ekonomi Bumdes investor
- Ketua; Moh. Askuri masyarakat desa - Kerjasama
- Pengelola BUMDES - Mengembangkan potensi desa dengan
induk ( 3 orang) - Mengembangkan UMKM pihak luar
- Petani dan UMKM bisa sejahtera
8 Karang - Sebagai kelompok - Membantu pemdes di bidang - Kurangnya koordinasi - Koordinasi
taruna pemuda Kepemudaan antar anggota
- Ketua; - Memajukan olah raga di
- anggota ; ….. orang Tegalarum. Mengembangkan
- Kegiatan; Olah raga, potensi generasi muda Tegalarum
Seni budaya, - Meningkatkan kegiatan sosial di
Wirausaha desa
Halaman 68 dari 84
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
9 Rukun - Jumlah RT=52, RW =14 Membantu pemdes: - Insentif sangat - Koodinasi
Tetangga - Sebagai pusat - Kemasyarakatan kurang - Mengontrol
(RT) dan pelayanan masyarakat - Koordinasi warga lingkungan
Rukun terkecil - Gotong royong masing-
Warga (RW) - Sosialiasi masing
- Keamanan
10 Kelompok - Ketahanan pangan - Mensejahterakan petani - Kurangnya modal - Memberikan
tani desa - Meningkatkan hasil tani usaha tani bantuan
- Kelompok tani : 4 - Menjadi potensi unggulan desa - Pupuk terbatas pangan
Padi, Petani cabe, - Hama & penyakit - Program
buah-buahan, yang susah dicegah ketahanan
penderes kelapa, dll - Minimnya pangan
pengetahuan petani - Koordinasi
11 Kelompok - Peternak lele - Bekerjasama memanfaat kan - urangnya koordinasi - Program
Pembudida - Peternak gurami potensi perikanan, antar anggota ketahanan
ya Ikan - Sumber daya mengembangkan usaha, dana, pangan
POKDAKAN melimpah pemasaran dll -
12 Kelompok - Peternak ayam - Bekerjasama mengembangkan - kurangnya koordinasi - Program
Ternak - Peternak bebek potensi ternak antar anggota ketahanan
- Peternak kambing pangan
-
13 Tenaga - Sebagai pelaksanan - SIGAP - Perbenturan jadwal - Sebagai
kesehatan pelayanan kesehatan pelayanan pelaksana
pelayanan
kesehatan
14 HIPPA - Himpunan Petani - Pengelolaan air bersama yang - Kurangnya koordinasi - Koordinasi
Pemakai air mengindahkan pengurangan antar kelompok
- risiko bencana
15 BABINSA & - Sebagai Pendamping - SIGAP - Kurangnya sarpras - Membantu
BHABINKA desa dalam melaksanakan warga yang
MTIBMAS kegiatan terdampak
bencana
16 POSYANDU - Jumlah kader …. - Meningkatkan pelayanan - - Membantu
- Kegiatan Posyandu; masyarakat pelayanan
BALITA … kali/bulan, - Sarana edukasi kesehatan remaja bidang
Lansia … kali/bulan, - Mendukung program kesehatan. kesehatan
- Koordinasi
17 LINMAS - Koordinator : Imam - Menegakkan ketertiban & - Koordinsi
Hanafi keamanan desa
- Jumlah personel 31
orang
18 Kelompok - Sanggar sayu Wiwit - Melestarikan budaya - Kurangnya - Koordinasi
seni budaya - Jaranan buto Songkel - Menambah income masyarakat pembinaan - Sosialisasi
Meja desa - Kurangnya kreasi PRB melalui
- Jangger Tirto Budoyo - Menghibur masyarakat kesenian
- Kelompok Hadrah
- Kelompok Senam

Halaman 69 dari 84
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
19 Nahdlatul - Fatayat, Muslimat, GP - Meningkatkan ukhuwah - Kurangnya sosialisasi - Koordinasi
Ulama Ansor, Banser Islamiyah pada masyarakat - Potensi
relawan
desa
20 Perguruan - Pagar Nusa - Mempersatukan dan ikut - Sering terjadi - Koordinasi
beladiri/ - Kera Sakti membantu ketertiban kesalahpahaman
Kelompok - SH Teratai masyarakat antar perguruan
silat - dll - Melestarikan budata & sehingga menyeba-
menyehatkan masyarakat bkan perselisihan
21 Komunitas - Kegiatan rutin - Meningkatkan solidaritas desa - Belum/Kurangnya - Koordinasi
Sepeda - Pertemuan/kunjungan koordinasi antar - Potensi
Onthel ke luar desa Lembaga relawan
22 Pengelola - Pengelola café & - Ikut memajukan potensi ekonomi - Belum/kurangnya - Koordinasi
Wisata homestay desa koordinasi antar
- Pengelola rafting, dll - Membantu sosial pemangku
kemasyarakatan kepentingan
23 RAPI - Radio Amatir Indonesia - Membantu Penyebar luasan - Belum/Kurangnya - Koordinasi
- Punya banyak anggota informasi peringatan dini, koordinasi antar
di Tegalarum informasi keben canaan, dll Lembaga
24 UMKM - Pedagang pasar - Memajukan potensi ekonomi, - Belum/Kurangnya - Koordinasi
tradisional “Cunduk sosial dan budaya melalui gelaran koordinasi antar
Menur” pasar tradisional Lembaga
- Dll - Konsistensi
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2022

Risiko Bencana disadari dapat menimpa berbagai sektor sekaligus, karena itu
pengurangan risiko bencana juga harus dilakukan secara lintas sektoral atau lintas
pemangku kepentingan. Keberhasilan kerja koordinasi lintas sektor dan pemangku
kepentingan ini akan menjamin adanya pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana dalam kegiatan masing-masing sektor dalam mewujudkan desa tangguh.
Sinergi kerja lintas sektor ini juga akan dapat menghindari tumpang-tindih
program/kegiatan yang dapat berakibat pada pendanaan yang tidak efisien.
Rekomendasi kebijakan dalam Pengurangan Risiko bencana perlu diselaraskan
dengan tujuan dari komunitas Desa. Dengan penyelarasan ini kegiatan-kegiatan akan
selaras dengan visi misi dalam pengembangan Desa Tangguh dan cita-cita komunitas
Desa Secara umum.

Halaman 70 dari 84
Dari hasil identifikasi harapan-harapan dari komunitas terkait kondisi serta
arah tujuan Desa Tegalarum, kemudian Gambar 5. Titik temu dari 3 isu
stratagis; Pengurangan Risiko Bencana
disandingkan dengan beberapa
(PRB), Kelestarian Lingkungan (KL) dan
pendekatan umum pembangunan desa Penghidupan Berkelanjutan (PB)
adalah sebagai berikut;
1) Desa Tangguh, dimana kepentingannya
adalah Pengelolaan Risiko bencana
berbasis Komunitas (PRB)
2) Tujuan Kelestarian Lingkungan (KL)
3) Tujuan Kesejahteraan, capaian
Pembangunan Berkelanjutan (PB)
Pada akhirnya perpaduan dari
ketiga tujuan tersebut menghasilkan
rekomendasi kegiatan-kegiatan yang
mengakomodir dari tujuan ketiga-tiganya.
Rekomendasi bentuk kegiatan dituangkan dalam matrik rekap rekomendasi di
bawah ini;

Halaman 71 dari 84
B. Rekap Rekomendasi

a. Rekap rekomendasi ancaman Banjir & Banjir bandang

Tabel 45. Rekap Rekomendasi Ancaman Banjir & Banjir bandang


(Identifikasi Kegiatan dan Pelaksanaan)
Jenis Ancaman : Banjir & Banjir bandang
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kel. Pedagang, UMKM,

Kelompok Pengajian
NU ; Banser, Fatayat
Kel. Tani & Gapoktan,
Kepala dusun ,RT/RW

Tokoh Masyarakat

Kelompok kesenian
PKK, DAWIS, Kader
Fase Kegiatan

Pemerintah Desa

Kelompok ternak

UPTD Pengairan
Tim Siaga Desa

Kelomplok RAPI
Karang Taruna

CSR (Swasta)
BPD & LPMD

Kesehatan

BUMDES

Linmas
HIPPA
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan             
saat tidak penanggulangan bencana
terjadi 2. Pengajuan kegiatan RPB        
bencana (Rencana Penanggulangan
(pencegahan, Bencana) ke Musrembang
mitigasi, dan 3. Sosialisasi kesadaran                
pengurangan risiko bencana
Halaman 72 dari 84
peningkatan 4. Reboisasi dan Penataan              
kapasitas) lingkungan
5. Perbaikan dan normalisasi         
saluran air/drainase
6. Pembuatan talud penahan        
longsor plengsengan sungai
7. Pengerukan sedimentasi        
sungai
8. Pegelolaan sampah berbasis                 
masyarakat dan pembuatan
Bank Sampah
9. Pelatihan pengelolaan          
pertanian terpadu dan
berkelanjutan (pertanian
organik, pembuatan pupuk,
pengurangan pestisida, dll)
10. Pelatihan dan pengemba-         
ngan Tim Siaga Bencana
Desa
11. Pengadaan perlengkapan         
kebencanaan
12. Sosialisasi kegiatan       
pengurangan risiko bencana
melalui kegiatan
kebudayaan (Baritan,
ruwatan, jaranan, dll)

Halaman 73 dari 84
13. Pelatihan dan fasilitasi              
pengelolaan sungai yang
berkelanjutan
14. Pengembangan ekowisata        
desa Tegalarum
Pra Bencana, 1. Sosialisasi kesiapsiagaan         
saat terdapat bencana
potensi 2. Pembuatan papan        
bencana informasi kebencanaan
(kesiapsiagaan) (peta rawan banjir,
informasi kesiapsiagaan
lainnya)
3. Pembuatan dan        
pemasangan rambu-rambu
evakuasi dan lokasi aman
4. Pengadaan peralatan     
evakuasi, komunikasi dan
pos pemantauan
5. Monitoring pintu air dan  
wilayah DAS (Daerah aliran
sungai)
6. Mempersipakan Rencana    
evakuasi
7. Melakukan simulasi         
kejadian banjir
Saat tanggap 1. Menginformasikan     
darurat peringatan dini
2. Melakukan proses evakuasi  

Halaman 74 dari 84
3. Mengaktifkan pos 
pengungsian
4. Melakukan pengamanan  
lokasi bencana
5. Melakukan pendataan 
korban
6. Mengelola logistik dan  
kebutuhan dasar
pengungsian
Pasca bencana 1. Pendataan dan pelaporan 
kerusakan dan kerugian
akibat bencana
2. Pemulihan wilayah            
terdampak bencana
3. Kerjabakti massal           
lingkungan
4. Rehabilitasi dan            
rekonstruksi saluran air dan
infrastruktur yang rusak
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarumi 2023

Halaman 75 dari 84
b. Rekap rekomendasi ancaman Angin puting beliung & Angin kencang

Tabel 46. Rekap Rekomendasi Ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
(Identifikasi Kegiatan dan Pelaku)
Jenis Ancaman : Angin puting beliung dan Angin kencang
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

CSR (Swasta), Pengelola


Kel. Pedagang, UMKM

Kelompok Pengajian
NU ; Banser, Fatayat
Kepala dusun ,RT/RW

Kel. Tani & Gapoktan


Tokoh Masyarakat

Kelompok kesenian
PKK, DAWIS, Kader

Bhanbinkmatibmas
Pemerintah Desa

Kelompok ternak
Fase Kegiatan

Tim Siaga Desa

Kelomplok RAPI
Karang Taruna
BPD & LPMD

Kesehatan

wisata
BUMDES
Babinsa,

Linmas
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan             
saat tidak terjadi penanggulangan bencana
bencana 2. Pengajuan RPB ke        
(pencegahan, Musrembangdes
mitigasi, dan 3. Sosialisasi mengenai               
peningkatan konsep kesiapsiagaan
kapasitas) angin kencang dan cara
penyelamatan diri dari
angin kencang

Halaman 76 dari 84
4. Pelatihan Pengembangan        
tim siaga bencana desa
5. Identifikasi pengelolaan          
dan perawatan tanaman
keras/tanaman tahunan
6. Penghijauan & penanaman             
tanaman/pohon pemecah
angin
7. Pembuatan peta rawan        
angin dan papan informasi
kebencanaan
8. Sosialisasi bangunan yang
tahan angin kencang
9. Pelatihan evakuasi dan      
kesiapsiagaan untuk tim
siaga desa
10. Sosialisasi pembuatan   
pupuk organik
11. Penyediaan alat pembua-   
tan pupuk kompos
12. Pelatihan dan pengemba-       
ngan pemasaran online
produk-produk unggulan
desa bagi kelompok
perempuan
13. Pelatihan pengembangan         
ekonomi kreatif

Halaman 77 dari 84
14. Pengelolaan tabungan           
siaga
15. Pelatihan pengelolaan dan         
pengembangan Sistem
informasi Desa
Pra Bencana, 1. Pengadaan alat dan               
saat terdapat sarana informasi
potensi bencana peringatan dini
(kesiapsiagaan) 2. Pengadaan dan penyiapan        
sarana prasarana evakuasi
3. Pemasangan rambu      
evakuasi
4. Penyusunan SOP      
peringatan dini dan
evakuasi angin kencang
5. Simulasi bencana angin          
kencang
6. Pengadaan perlengkapan   
evakuasi dan darurat
bencana
Saat tanggap 1. Menyampaikan    
darurat peringatan dini
2. Mengamankan aliran listrik   
dan mengamankan lokasi
evakuasi
3. Mengaktifkan posko   
4. Melakukan evakuasi   

Halaman 78 dari 84
Pasca bencana 1. Mendata kerusakan dan    
kerugian

2. Mendistribusikan bantuan            
untuk pemulihan aktivitas
3. Pemulihan trauma mental  

4. Rehabilitasi sarana dan            


prasarana yang rusak

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 79 dari 84
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah
rawan bencana dengan jenis ancaman Banjir, Banjir bandang, Longsor sempadan sungai,
Cuaca Ekstrim, Angin kencang dan puting beliung,, Gempa bumi, Hujan abu vulkanik
(Erupsi gunung Raung & Agung), Pegebluk, Kekeringan, Wabah Cikungunya, Wabah
muntaber, Wabah Flu burung, Wabah hama tanaman, Kegagalan teknologi Galian tipe-C
dan Covid-19.
Upaya pengurangan risiko bencana memerlukan landasan kebijakan-kebijakan
strategis, yakni penetapan aturan pengelolaan dan mekanisme, kelembagaan,
perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase pra, saat dan
setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana dalam bentuk
kegiatan struktural (bersifat fisik) dan non struktural (bersifat non-fisik). Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi kegiatan di pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas,
peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat dan perencanaan pemulihan.
B. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut dari hasil kajian risiko bencana ini secara komprehensif dituangkan
dalam dokumen rencana penanggulangan bencana Desa Tegalarum. Selain itu, dalam
proses kajian risiko bencana partisipatif yang telah dilakukan menyepakati =rencana
tindak lanjut adalah sebagai berikut ;
a. Mengintegrasikan kegiatan kajian risiko bencana partisipatif dalam kegiatan
‘Pengkajian Keadaan Desa’ dalam rangka penggalian potensi-potensi dan
permasalahan-permasalahan desa.
b. Mengintegrasikan kegiatan kajian desa partisipatif yang berpersepektif pengurangan
risiko bencana dalam kegiatan musyawarah dusun (musdus) dan musyawarah desa
(musdes) yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
c. Jika dimungkinkan akan dilakukan integrasi rekomendasi-rekomendasi kegiatan
penanggulangan bencana yang ada dalam RKPDesa.

Halaman 80 dari 84
d. Mengintegrasikan rekomendasi-rekomendasi kegiatan penanggulangan bencana yang
ada dalam RPMJDes yang akan datang.
e. Pertemuan rutin Forum PRB Desa 3 bulan sekali
f. Simulasi/ Gladi 2 (dua) kali dalam setahun untuk banjir dan potensi ancaman lainnya
(Angin kencang)
g. Penguatan Tim Siaga Bencana Desa Tegalarum, yang rencananya kan dilakukan tahun
2024 (Tahun ke-2)
h. Sosialisasi ke masyarakat mengenai kegiatan Desa Tangguh Bencana dalam forum
forum dan pertemuan yang ada di masyarakat.

Halaman 81 dari 84
Lampiran : Dokumentasi proses kegiatan Kajian Risiko Bencana Partisipatif

Halaman 82 dari 84
Halaman 83 dari 84
LAMPIRAN II

SK KEPALA DESA TEGALARUM


TENTANG
RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA
DESA TEGALARUM
UNTUK
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
TAHUN 2023 - 2028
LAMPIRAN III

Dokumen
RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA
DESA TEGALARUM
Fasilitator :
Alex Candra Widodo
Halaman 1 dari 107
Halaman 2 dari 107
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………...... 4
A. Latar Belakang ......................................................................................… 4
B. Tujuan .………..……………………………………………………………………................... 6
C. Ruang Lingkup .......................................................................................… 6
D. Landasan Hukum …....................................................................................... 6
E. Pengertian .…………………………………………………………………................... 7
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH …………………………………………...................... 9
A. Letak Geografis ………………………………………………………............................... 9
B. Letak Administratif ............................................................................. 9
C. Sejarah Desa ……………………………………………………………………………………. 11
D. Kondisi Fisik Desa ……………………………………………………………………………………. 13
E. Demografi Desa …………………………………………………………………………………… 19
F. Kondisi Sosial Ekonomi …………………………………………………………………………… 20
G. Kajian Desa Partisipatif ……………………………………………………………………….. 28
BAB III PENILAIAN RISIKO BENCANA ………………………..……………………………………............ 41
A. Penilaian Ancaman ………...………………………………………………................. 45
B. Penilaian Kerentanan dan Kapasitas .………………………………..................... 49
C. Analisis Kemungkinan Dampak Bencana …………………………………................... 61
BAB IV. PILIHAN TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA ……………………..................... 67
A. Penetapan Kebijakan ………………………………………………………….................. 67
B. Analisa Stakeholder ………………………………………………………................... 68
C. Rekap Pilihan Tindakan ………………………………………………………….................. 73
Bab V. ALOKASI TUGAS DAN SUMBERDAYA ………………………………………………................. 81
A. Alokasi Tugas dan Sumber Daya Untuk Ancaman Banjir
dan banjir bandang ............................................................................. 82
B. Alokasi Tugas dan Sumber Daya Untuk Ancaman Angin
puting beliung dan angin kencang ………………….................................. 93
BAB VI PENUTUP ………….…………………..…………..…………………………………............. ……. 102
A. Kesimpulan ........................................................................................ 102
B. Rencana Tindak Lanjut ………………………………............................................ 103
Lampiran

Halaman 3 dari 107


BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Desa disusun pemerintah desa bersama
masyarakat secara partisipatif. Sebagai representasi masyarakat dapat melibatkan Forum
PRB Desa. RPB Desa tersebut memuat rencana tindakan yang bersifat programatik selama
5 (lima) tahun) berdasarkan profil risiko bencana pada desa/kelurahan dalam waktu
tertentu, dalam arti luas RPB merupakan program strategis pada seluruh bidang/cakupan
pengurangan risiko bencana, baik dalam bidang pencegahan, kesiapsiagaan, kedaruratan,
rehabilitasi, maupun rekonstruksi untuk seluruh ancaman bencana prioritas. Menimbang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa/Kelurahan merupakan dokumen
perencanaan pembangunan Induk, posisi RPB merupakan dokumen perencanaan
pembangunan yang terpisah dengan RPJM. RPB menjadi dokumen acuan bagi
desa/kelurahan dalam menyusun program pembangunan yang terkait dengan
penanggulangan bencana desa/kelurahan melalui proses perencanaan pembangunan
ditingkat desa/kelurahan, sekaligus sebagai dokumen pendukung program
Penanggulangan.

Tabel 1. Tahap dan Rencana Penanggulangan Bencana


No Tahap Rencana PB Yang Dibutuhkan
1 Semua Tahap Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), catatan; RPB ini
dibuat pada tahap Pra Bencana, saat tidak terjadi bencana
2 Tahap Prabencana

a. Mitigasi dan Rencana Aksi Komunitas (RAK)


Pencegahan
b. Kesiapsiagaan a. Rencana Aksi Komunitas (RAK)
b. Rencana Kontinjensi Bencana (Renkon)

3 Tahap Saat Bencana Rencana Operasi Tanggap Darurat

4 Tahap Pasca Bencana Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Dalam gambaran skema, hubungan antara tahapan penanggulangan bencana dan


rencana yang dibutuhkan dapat diperiksa seperti di bawah ini:
Halaman 4 dari 107
Gambar 1. Skema hubungan antara tahapan penanggulangan
bencana dan rencana yang dibutuhkan

Bencana dalam dokumen RPJM Desa/Kelurahan yang sudah ada, juga menjadi rujukan
program-program pembangunan yang diselenggarakan baik oleh elemen pemerintah
maupun non-pemerintah. Sebagai dokumen perencanaan, dokumen ini selain memuat
data dan informasi tentang risiko bencana, juga mengandung strategi, kebijakan dan
langkah-langkah teknis yang dibutuhkan untuk mewujudkan kesiapsiagaan terhadap
bencana (Perka BNPB No 4 Tahun 2008). RPB juga merupakan sarana koordinasi
pemerintah desa dan pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana yang
menekankan sinergi lintas bidang pembangunan melalui program-program dan kegiatan
pembangunan fisik maupun non-fisik. RPB desa/kelurahan mengandung juga strategi,
kebijakan dan langkah-langkah teknis administratif yang dibutuhkan untuk mewujudkan
kesiapsiagaan terhadap bencana, kapasitas tanggap yang memadai, dan upaya-upaya
mitigasi yang efektif. RPB juga memuat Rencana Aksi Komunitas (RAK) yang merupakan
rencana kegiatan komunitas (operasional) dalam bentuk matrik kegiatan untuk mengelola
pengurangan risiko bencana, sekaligus sebagai pedoman bagi pihak yang berkepentingan
dalam melakukan rencana penanggulangan bencana. RAK tersebut merupakan turunan
dari Bab III yang memuat Prioritas Program dengan ruang lingkup berupa upaya-
upaya/pilihan tindakan pengurangan risiko bencana (pencegahan, mitigasi, dan
Halaman 5 dari 107
kesiapsiagaan) atau diistilahkan manajemen risiko. Keberadaan dokumen RPB merupakan
kemajuan langkah dan seharusnya mendorong komitmen dan realisasi aksi. Maka,
pengawalan realisasi RPB oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana dan Pemerintah Desa
dengan Koordinasi secara intensif melalui integtrasi dalam rencana pembangunan
desa/kelurahan sangat penting. RPB perlu dilakukan pembaharuan secara periodik
menimbang tingkat risiko yang berubah.

B. Tujuan
1. Menyediakan suatu perencanaan penanggulangan bencana secara sistematis, terarah
dan terpadu di Desa Tegalarum
2. Menyediakan acuan penanggulangan bencana bagi aparatur pelaksana dan pemangku
kepentingan di Desa Tegalarum
C. Ruang Lingkup
1. Wilayah kajian dalam perencanaan ini meliputi Desa Tegalarum, Kecamatan
Sempu, Kabupaten Banyuwangi
2. Jenis ancaman dalam perencanaan ini meliputi Banjir, Banjir bandang, Longsor
plengsengan sungai, Angin kencang, Angin puting beliung, Pagebluk, Kekeringan,
Wabah Muntaber, Wabah Cikungunya, Hujan abu vulkanik (Gunung Raung dan
Agung), Gempa bumi, Wabah hama tanaman (Tikus dan wereng), Kegagalan teknologi
Galian tambang Tipe-C, Wabah flu burung dan Pandemi Covid-19.
3. Fase penanggulangan bencana dalam perencanaan ini meliputi fase pra bencana, saat
tanggap darurat dan paska bencana
4. Pemangku kepentingan dalam perencanaan ini meliputi pemerintah dan masyarakat
Desa Tegalarum.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.

Halaman 6 dari 107


E. Pengertian
1. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda, dan dampak psikologis;

2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor
3. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana; Perubahan iklim adalah suatu perubahan statistik yang signifikan pada
pengukuran keadaan rata-rata atau ketidakkonsistenan iklim di suatu tempat atau
daerah selama periode waktu yang panjang, yang diakibatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh dampak kegiatan manusia pada komposisi atmosfer
global atau oleh ketidakkonsistenan alam.
4. Manajemen Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek dari mulai
perencanaan hingga tanggap darurat dalam bencana. Dan manajemen disini adalah
manajemen juga yang berhubungan dengan resiko dan dampak bencana, serta
aktifitas yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana. Siklus MB dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan rehabilitasi.
5. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat;
6. Kerawanan adalah peristiwa yang luar biasa yang memiliki potensi untuk mengancam
kehidupan manusia, baik dirinya, harta benda, kehidupannya, maupun lingkungannya.
Contoh : Tanah longsor, tsunami, banjir, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran,
dan lain – lain.
7. Kerentanan adalah sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk
menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.
Halaman 7 dari 107
8. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna;
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana;
10. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang-wenang;
11. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi
tugas untuk menanggulangi bencana;
12. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sesegera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan
serta pemulihan prasarana dan sarana;
13. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
14. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
15. Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat

Halaman 8 dari 107


BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Desa Tegalarum adalah adalah salah satu desa dari 7 (tujuh) desa di wilayah Kecamatan
Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Tegalarum sendiri berada di
berada di bagian tengah Kabupaten Banyuwangi dimana dahulunya masuk dalam wilayah
adminisitratif kecamatan Genteng. Kemudian semenjak tahun 1995 berdasarkan
peraturan pemerintah nomor 37 tahun 1995 dibentuklah kecamatan baru yaitu
kecamatan Sempu. Pada tahun yang sama, Desa Tegalarum dibentuk yang merupakan
pemekaran dari Desa Sempu.
Desa Tegalarum sendiri termasuk dalam wilayah dataran tinggi yang berbukit-bukit serta
lembah yang tidak terlalu jauh dari wilayah pinggiran hutan dimana tipologi desanya
merupakan persawahan (prodeskel 2022). Saat ini dalam perkembangannya menurut
Indeks Desa Membangun (IDM), Tegalarum masuk dalam status Mandiri dengan dengan
skor 0,8311 (IDM 2022), sementara untuk SDG’s Desa mencapai skor 46,35 (SDG’s 2023).
Sedangkan berdasarkan profil perkembangan desa masuk dalam klasifikasi
SWASEMBADA dengan kategori MULA (prodeskel 2022).

A. Letak Geografis
Secara geografis Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi berada
pada 114.15575 BT dan - 8.340804 LS.

B. Letak Administratif
Secara administratif desa Tegalarum masuk dalam wilayah kecamatan Sempu
Kabupaten Banyuwangi. Desa Tegalarum ini merupakan dataran tinggi yang berbukit-
bukit serta dataran yang terdapat beberapa gumuk dan dilalui oleh sungai salah
satunya sungai Setail.
Akses jalan menuju Tegalarum dari ibukota Kabupaten Banyuwangi sejauh ±33 km
yang dapat ditempuh dengan kendaraan selama ±1 jam. Sedangkan dari ibukota
Kecamatan Sempu menuju Tegalarum hanya berjarak ±0,5 km.
Secara administratif, desa Tegalarum berbatasan dengan :

Halaman 9 dari 107


Tabel 2. Batas Administratif wilayah Desa Tegalarum
Batas Wilayah Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Kecamatan Sempu/ Kabupaten
Sebelah Utara Desa Jambewangi
Banyuwangi
Desa Gentengkulon dan Desa Kecamatan Genteng/ Kabupaten
Sebelah Selatan
Gentangwetan Banyuwangi
Kecamatan Sempu/Kabupaten
Sebelah Timur Desa Karangsari
Banyuwangi
Kecamatan Sempu dan Kecamatan
Sebelah Barat Desa Sempu dan Desa Setail
Genteng/ Kabupaten Banyuwangi
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023

DESA TEGALARUM

Kec. Sempu

Kab.
Banyuwangi

Jawa Timur

Gambar 2. Peta Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi


Halaman 10 dari 107
C. Sejarah Desa
Desa Tegalarum merupakan pemekaran wilayah dari desa Sempu yang terjadi di
tahun 1995. Sehingga sejarah desa Tegalarum tidak lepas dari sejarah desa Sempu.
Desa Sempu sendiri menurut sejarah lisan, berasal dari nama sebuah pohon, yang
dulu banyak terdapat di hutan dekat gunung Raung, dimana di hutan tersebut banyak
ditumbuhi berbagai macam pohon besar maupun kecil. Salah satu spesies tumbuhan
yang banyak tumbuh dihutan dekat gunung Raung ini adalah pohon yang terkenal
dengan nama pohon Sempu. Diambil dari nama pohon ‘Sempu’ inilah yang kemudian
menjadi cikal bakal nama desa Sempu. Orang-orang yang berada dekat hutan
tersebut enggan membuka lahan dan area baru untuk ditempati sebagai tempat
tinggal, karena takut pada mistik dan tahayul dari pengaruh pohon Sempu tersebut.
Pada saat itu masyarakat pendatang maupun masyarakat sekitar hutan dekat
gunung Raung ini berusaha mencari lahan yang akan digunakan sebagai tempat
tinggal yang posisinya tidak di sekitar hutan yang ditumbuhi pohon Sempu tersebut.
Akhirnya masyarakat pendatang berhasil menemukan lahan untuk tempat tinggal
dan tempat bercocok tanam yang masih berada dikawasan hutan tersebut, kemudian
lahan tersebut dibabat oleh masyarakat untuk tempat tinggal dan lahan bercocok
tanam atau yang sering dikenal dengan nama "babat alas". Seiring dengan
bertambahnya waktu lama kelamaan masyarakat yang tinggal di daerah hutan
gunung Raung tersebut bertambah banyak, dan sebagian besar dari mereka juga
mendirikan pemukiman ditempat yang agak jauh dari kaki gunung Raung, dan
komunitas masyarakat ini kemudian menjadi sebuah desa yang dinamakan desa
Sempu. Nama Sempu sendiri diambil dari nama pohon besar yang banyak terdapat di
hutan Gunung Raung yang terkenal mempunyai aura mistis itu, dimana pohon Sempu
ini juga banyak terdapat di sepanjang jalan desa Sempu yang baru dibentuk.
Dari asal-usul pohon Sempu inilah desa Sempu berdiri pada tahun 1890 yang
kemudian berkembang mengikuti dinamika masyarakat dan perkembangan jaman,
dan pada tahun 1911, pada saat masa pemerintahan Kepala Desa Dul Jalal, desa
Sempu dikarenakan wilayahnya terlalu luas kemudian dipecah menjadi dua desa
yakni desa Jambewangi dan desa Sempu sendiri. Desa Jambewangi letaknya paling

Halaman 11 dari 107


dekat dari wilayah kawasan Hutan Gunung Raung sedangkan desa Sempu sendiri yang
wilayahnya lebih mendekati pusat keramaian ibukota kecamatan Genteng.
Pada tahun 1995 berdasarkan surat keputusan desa Sempu Kecamatan
Genteng Kabupaten Banyuwangi dilakukan lagi pemecahan desa Sempu menjadi dua
desa, yakni Desa Tegalarum sebagai Desa pecahan baru dan Desa Sempu sendiri.
Dari pemecahan ini, desa Tegalarum memiliki 2 (dua) wilayah dusun yakni ;
1. Dusun Tegalyasan
2. Dusun Darungan
Dalam pelaksanaan pemerintahan desa Sempu dipimpin oleh seorang Kepala
Desa dengan dibantu oleh dua orang Kepala Dusun, sekretaris desa, lima (5) kaur dan
satu (1) orang staf, dibantu oleh BPD dan LPMD.
Pembangunan di Desa Tegalarum dimulai sejak dipimpin oleh Lurah/Kepala
Desa Pertama terus dilakukan guna memenuhi harapan masyarakat. Kebijakan Dana
Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Tegalarum. Semenjak kebijakan
kewenangan desa dalam pengelolaan Dana Desa ini muncul dari tahun 2015 sampai
sekarang, Desa Tegalarum bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang.
Namun demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan
tersebut baik fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat, terutama karena terbatasnya dana swadaya dari masyarakat
serta masih sedikitnya Pendapatan Asli Desa (PAD).
Di masa lalu, masyarakat desa yang berada jauh dari ibukota kabupaten,
apabila mau menjual hasil bumi dan lain-lain ke pasar harus berjalan kaki dan dipikul
atau dengan menggunakan sepeda gayung dan dokar dengan kondisi jalan masih
berupa tanah. Kemudian angkutan bussempat berkembang menjadi moda
transportasi utama, sebelum kemudian masyarakatnya lebih banyak menggunakan
kendaraan pribadi.
Kebijakan Dana Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Tegalarum.
Semenjak kebijakan ini muncul, dari tahun 2015 s/d sekarang dengan adanya program
DD, Desa Tegalarum bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang. Namun
demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan tersebut baik

Halaman 12 dari 107


fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat, terutama karena terbatasnya Dana Swadaya masyarakat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan asli desa (PAD) guna
pembiayaan pembangunan ini adalah dengan pembentukan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). Sehingga pada tahun 2015 kepala desa saat itu menetapkan dibentukanya
BUMDes dengan Perdes Nomor 08 tahun 2015 tentang Pembentukan dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ‘’Arum Wangi’’ Desa Tegalarum
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Dalam Perdes tersebut salah satu tujuan
pembentukan BUMDes ini untuk memberikan kontribusi PAD sebesar 25% dari sisa
hasil usaha. Sampai saat ini BUMDes ‘’Arum Wangi’’ terus menerus melakukan
berbagai inovasi usaha untuk menjalankan fungsinya sebagai salah satu sumber PAD
desa.
Berikut Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Petinggi maupun Kepala
Desa Tegalarum yang pernah dilaksanakan selama menjabat di Desa Tegalarum.
Tabel 3. Daftar Nama Kepala Desa Desa Tegalarum
KETERANGAN
No. Nama MASA JABATAN
1. Djojo Redjo 1930 – 1931 sebelum pemekaran
2. Astro Prawiro alias 1932 – 1947 sebelum pemekaran
Astro Bagus
3. Sastro Hardjono 1948 – 1967 sebelum pemekaran
4. Toekiran 1968 – 1992 sebelum pemekaran
5. Ali Zubaidi, BA 1993 - 2005 sebelum pemekaran
6. Achmad Turmudzi 2005 - 2021
7. Achmad Turmudzi 2021 - sekarang
Sumber : profil desa Tegalarum dan desa Sempu

D. Kondisi Fisik Desa


Di kawasan desa Tegalarum terdapat gumuk-gumuk yang beberapa masih
dipertahankan seperti kondisi alaminya. Sebagian terdapat gumuk, desa Tegalarum
juga dilalui oleh aliran sungai yang salah satunya adalah sungai Setail. Selain sungai
Setail yang paling besar, setidaknya ada 6 (enam) sungai lainnya yang melalui desa
Tegalarum.

Halaman 13 dari 107


a. Topografi
Desa Tegalarum terletak berdekatan dengan ibukota kecamatan Genteng yang
menjadi salah satu pusat kegiatan di Kabupaten Banyuwangi. Sebagaian diwilayah
ini merupakan kawasan yang berbukit. Secara umum kondisi topografi di Desa
Tegalarum merupakan dataran tinggi dan berbukit. Desa Tegalarum ini dahulunya
merupakan areal tepian hutan yang kini telah menjadi kawasan luar hutan dengan
didominasi lahan persawahan serta perkebunan. Dengan keberadaan sungai serta
saluran irigasi yang sudah lama dibangun, karenanya pertanian padi sawah
menjadi salah satu hasil pertanian yang menonjol.
 Tinggi tempat dari permukaan laut : 297 mdpl
 Bentang wilayah : dataran tinggi
 Topografi
- Berbukit-bukit : 10,00 Ha
- Dataran tinggi/pegunungan : 585,38 Ha

b. Iklim
Kondisi iklim di Desa Tegalarum seperti halnya di Kecamatan Sempu pada
umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas mata pencaharian
penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas holtikultura. Petani
masih mengolah lahan dengan cara tradisional dengan alat-alat pertanian
tradisional seperi cangkul, sabit, parang dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat
desa Tegalarum menggunakan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk
menyuburkan tanah.
 Jumlah bulan hujan : 6 bulan
 Curah hujan : 45 mm
 Suhu rata-rata harian : 29° celcius
 Kelembaban : 80 %
Struktur pengelolaan sawah dilakukan secara intensif karena ketersediaan air
yang mencukupi. Karenanya dalam dapat menghasilkan 3 kali panen padi,
meskipun dalam prakteknya dilakukan 2 kali tanam padi dengan 1 kali tanaman
lainnya. Selain padi, belakangan ini buah naga juga marak dibudidayakan secara
intensif.
Halaman 14 dari 107
Di daerah perkebunan, terutama di dusun Darungan masih terdapat tanaman
kelapa yang diambil niranya untuk dijadikan gula jawa. Meskipun jumlahnya
sudah banyak berkurang, tetapi masih terdapat beberapa penderes yang secara
rutin mengambil nira untuk diolah sebagai gula jawa dengan cara tradisional.

c. Luas Tanah Desa


Wilayah Desa Tegalarum terbagi dalam 2 (dua) wilayah dusun yang dikepalai oleh
seorang Kepala Dusun. Dari 2 (dua) wilayah dusun tersebut kemudian dibagi lagi
menjadi 14 wilayah RW (Rukun Warga) dan 52 RT (Rukun tetangga). Total
keseluruhan luasan 597,00 Ha dengan gambaran penggunaan lahan adalah
sebagai berikut ;

Tabel 4. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Tegalarum


Areal/penggunaan lahan Luas
1 Luas tanah sawah 225,00 Ha
1.1. Sawah irigasi teknis 225,00 Ha
2. Luas tanah kering 334,00 Ha
2.1 Tegal/Ladang 334,00 Ha
2.2 Pemukiman -
2.3 Pekarangan -
3. Tanah Perkebunan 13,00 Ha
3.1 Tanah perkebunan rakyat 13,98 Ha
4. Tanah fasilitas umum 24,02 Ha
4.1 Kas Desa 24,02 Ha
4.2 Tempat Pemakaman desa/umum -
4.3 Lapangan olahraga -
4.4 Perkantoran Pemerintah -
4.5 Bangunan Sekolah -
4.6 Ruang Publik/Taman 53,42 Ha
4.7. Agrowisata 3,00 Ha
5 Tanah Hutan 3,00 Ha
5.1 Hutan Milik Perorangan 3,00 Ha
Total 597,00 ha
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022

Halaman 15 dari 107


d. Kondisi Sarana dan Prasarana
memelihara kuda serta sebagai penarik delman. Namun seiring waktu, moda
transportasi ini berlahan sudah tidak diminati berganti dengan kendaraan
bermotor. Upaya untuk mempertahankan delman ini pernah diupayakan seperti
sebagai kendaraan wisata atau juga ditampilkan sebagai arak-arakan kegiatan
kebudayaan.
Akses penghubung jalan di desa Tegalarum sendiri sudah cukup memadai
dimana jalan-jalan penghubung utama sudah berupa aspal sedangkan sisanya
berupa jalan cor yang dibangun baik secara swadaya maupun oleh pemerintah
daerah. Sedangkan jalan penghubung antar pemukiman sebagian besar berupa
konblok yang dibangun dari swadaya masyarakat.
Tabel 5. Ketersediaan prasarana jalan di Desa Tegalarum
Kategori Jenis Prasarana Baik Rusak Jumlah Tahun data
1 Jalan Desa Jalan tanah 7 km - 7 km 2023
2 Jalan Desa Makadam 2 km - 2 km 2023
3 Jalan Desa Konblok/semen/ 6 km - 6 km 2023
beton
4 Jalan Desa Aspal 2 km - 2 km 2023
5 Jalan antar Desa/ Aspal 4,5 km 0,5 5 km 2023
Kecamatan km
6 Jalan Provinsi Aspal 4 km - 4 km 2015
7 Jalan Kabupaten Makadam 6 km - 6 km 2015
8 Jalan antar Desa/ Makadam 6 km - 6 km 2014
Kecamatan
9 Jalan Kabupaten Konblok/semen/ 6 km - 6 km 2014
beton
10 Jembatan Jembatan beton 0,16 - 0,16 km 2023
km
11 Jembatan Jembatan besi 0,3 km - 0,3 km 2023
12 Jembatan Jembatan kayu 1 km 2 km 3 km 2019
13 Sarana transportasi Ojek 3 - 3 2023
14 Sarana transportasi Kendaraan 70 - 70 2023
umum, truk
15 Sarana transportasi Becak 2 - 2 2019
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan mempunyai
peranan sangat strategis terutama dalam meningkatkan kualitas kesehatan

Halaman 16 dari 107


masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan perekonomian. Di Desa
Tegalarum sendiri masyarakatnya banyak mengandalkan air sumur. Beberapa
rumah juga memanfaatkan sumber air yang dikelola melalui PDAM.
Berikut ini tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Tegalarum.

Tabel 6. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa Tegalarum


Jenis Prasarana Jumlah Pemanfaat
1 Mata air titik
2 Sumur gali 753 unit 1.354 keluarga
3 PAM 2 unit 1.062 keluarga
4 Sungai 7 sungai 651 keluarga
5 Depot isi ulang 4 unit 421 keluarga
6 Keluarga dengan WC sehat 2.152 keluarga
7 Keluarga dengan WC kurang n/a 142keluarga
mememnuhi strander kesehatan
8 Keluarga yang buang air besar n/a 64 keluarga
(BAB) di sungai/parit/kebun
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022

Agama memiliki otoritas tersendiri bagi pemeluknya melalui seperangkat nilai


dan norma yang terkandung dalam ajarannya. Agama sendiri dapat mendukung
keberhasilan pembangunan. Kehidupan beragama di desa Tegalarum yang sangat
religius dengan mayoritas pemeluknya bergama Islam sangat menunjang proses
dan tujuan pembangunan agar senantiasa sesuai dengan nilai-nilai ajaran yang
ada. Di Desa Tegalarum, Islam menjadi mayoritas agama yang dianut warganya.
Adapun ketersediaan tempat peribadatan di Tegalarum adalah sebagai
berikut:
Tabel 7. ketersediaan sarana peribadatan di Desa Tegalarum
Jenis sarana peribadatan Jumlah
1 Masjid 12 unit
2 Mushola 32 unit
3 Geraja 1 unit
4 Vihara Pura -
5 Pura -
Total 45 unit
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2022

Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat hidup


produktif. Dalam konteks kebencanaan, sarana Kesehatan termasuk dalam
Halaman 17 dari 107
kapasitas yang dapat dimobilisasi untuk mengurangi kerentanan. Kesehatan ini
sangat dipengaruhi ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan yang tersedia.
Adapun ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan di Tegalarum adalah
sebagai berikut:

Tabel 8. Kondisi sarana dan tenaga kesehatan di Desa Tegalarum


Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
1. Rumah Sakit umum 0 unit 6,8 km Sangat mudah
2 Rumah Sakit bersalin 0 unit 17 km Sangat mudah
3. Puskesmas dengan rawat inap 0 unit 1,1 km Sangat mudah
4. Puskesmas tanpa rawat inap 0 unit 6,1 km Sangat mudah
5. Puskesmas pembantu - 5,4 km Sangat mudah
6. Poliklinik/Balai Pengobatan 1 unit - -
7. Tempat praktik dokter 2 unit - -
8. Rumah Bersalin 0 unit 5,4 km Sangat mudah
9. Tempat praktik bidan 2 unit - -
10. Poskesdes 0 unit 19 km Sangat mudah
11. Polindes 1 unit -
12. Apotek 2 unit -
13. Toko obat/jamu 6 unit - -
14. Pelayanan Posyandu 1 bulan 1
13 unit
kali
15. Dokter umum pria menetap di
2 orang
desa
16. Dokter umum wanita menetap
2 orang
di desa
17. Bidan menetap di desa 9 orang
18. Perawat 7 orang
19 Dukun bersalain terlatih 1 orang
20 Dukun pengobatan alternatif 1 orang
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum 2022

Selain Kesehatan, fasilitas pendidikan dasar di Desa Tegalarum sudah cukup


memadai. Fasilitas Pendidikan ini menunjang terutama pada tingginya angka
pendidikan dasar masyarakat Desa Tegalarum. Sampai saat ini, fasiltas pendidikan
di desa Tegalarum masih sebatas sampai jenjang Pendidikan dasar.
Berikut ini kondisi ketersediaan akses pendidikan di desa Tegalarum

Halaman 18 dari 107


Tabel 9. Ketersediaan akses, sarana dan prasarana pendidikan di desa Tegalarum
Kemudahan
Jenis ketersediaan Negeri Swasta Jarak
untuk diakses
1. PAUD 1 unit -
2. TK - 3 unit -
3. SD/MI 4 unit 1 unit -
4. SMP/MTS 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
5. SMU/MA 0 unit 0 unit 3,5 km Sangat mudah
6. SMK 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
7. Akademi/Perguruan tinggi 0 unit 0 unit 5,3 km Sangat mudah
8. Lembaga Pendidikan agama 15 unit
9. Perpustakaan desa 1 unit
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum & profil desa tegalarum 2022

E. Demografi Desa
Secara demografi Desa Tegalarum dengan perbandingan luasan wilayah 597 hektar
dan total penduduk mencapai 6974 jiwa tersebut mencapai kepadatan 1168,17
jiwa/per km2 yang menyebar di 2 (dua) wilayah dusun yang terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3352 orang
- Jumlah perempuan : 3622 orang
- Jumlah KK : 2416 KK
Tabel 9. Penduduk berdasarkan rentang usia di Desa Tegalarum
No Penduduk Usia Laki-laki Perempuan
1 Usia 0 - 4 (tahun) 229 204
2 Usia 5 - 9 (tahun) 215 224
3 Usia 10 - 14 (tahun) 247 224
4 Usia 15 - 19 (tahun) 244 267
5 Usia 20 - 24 (tahun) 250 280
6 Usia 25 - 29 (tahun) 269 225
7 Usia 30 - 34 (tahun) 254 215
8 Usia 35 - 39 (tahun) 227 233
9 Usia 40 - 44 (tahun) 260 282
10 Usia 45 - 49 (tahun) 246 296
11 Usia 50 - 54 (tahun) 262 272
12 Usia 55 - 59 (tahun) 215 235
13 Usia 60 - 64 (tahun) 176 173
14 Usia 65 - 69 (tahun) 104 125
15 Usia 70 - 74 (tahun) 90 96
16 Usia 75 (tahun) keatas 113 113
Sumber: SDGs Desa Tegalarum update 29 mei 2023
Halaman 19 dari 107
F. Kondisi Sosial Ekonomi
Wilayah Desa Tegalarum berada di luar kawasan hutan. Terdapat 2,416 keluarga, 12
unit kerja perangkat desa, serta BPD dengan jumlah Anggota 8 orang. Menurut
sejarahnya, desa Tegalarum merupakan pemekaran wilayah kecamatan Genteng dan
desa Sempu. Karenanya, sejarah desa Tegalarum tak lepas dari sejarah desa Sempu
yang dahulunya merupakan satu kesatuan wilayah kawasan hutan gunung Raung.
Desa Sempu sendiri wilayahnya lebih mendekati pusat keramaian kecamatan
Gendeng.
Setelah makin banyaknya penduduk serta alih fungsi hutan menjadi lahan
pertanian serta pemukiman penduduk, kemudian dijadikanlah pemekaran wilayah
yang menjadikan desa Tegalarum menjadi wilayah desa sendiri yang dikukuhkan
dengan SK Bupati Banyuwangi Nomor 188 Tahun 2000 Tentang Penetapan Desa
Persiapan Tegalarum Kecamatan Sempu Menjadi Desa Tegalarum.
Sebagai wilayah di luar kawasan hutan yang dahulunya juga merupakan bekas
pembukaan hutan, desa Tegalarum memiliki lahan pertanian yang subur. Selain itu
wilayah ini memiliki sumber pengairan yang melimpah dengan keberadaan sungai
Kalisetail serta keberadaan bendungan yang memasok saluran irigasi bagi lahan
pertanian yang meliputi kecamatan Sempu, Genteng dan sekitarnya. Dengan
keberadaan sumber daya alam dan dukungan infrastruktur irigasi tersebut, pertanian
dan peternakan menjadi sumber penghidupan utama masyarakat Tegalarum.
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum sendiri cukup unik, karena
bercirikan masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa sebagai bahasa
pergulan sehari hari, menjunjung etika sopan santun dan sering menggunakan bahasa
simbolik dalam menyampaikan maksudnya, menjalankan ritual keagamaan dengan
balutan tradisi Jawa. Suku jawa ini yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut
"Orang Mentaraman" (Kerajaan Mataram) karena dahulu orang-orang Mentaraman
datang bermigrasi ke Banyuwangi.
Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, meskipun juga terdapat
pemeluk Kristen Protestan, Katolik dan sedikit agama Hindu serta Budha. Masyarakat
Desa Tegalarum juga cukup religus dimana agama Islam menjadi mayoritas yang
dianut penduduknya. Budaya Islam dengan akulturasi budaya Jawa sangat mewarnai
Halaman 20 dari 107
kehidupan sehari-hari masyarakatnya dengan adanya berbagai kegiatan pengajian,
tahlilan, yasinan, brokohan, Baritan, dsb. Bentuk kesenian bernuansa islami yang
masih lestari di desa Tegalarum yakni Kencrengan Sholawatan.

Gambar 3. Kesenian hadrah yang menjadi salah satu kesenian spiritual yang
menggambarkan masyarakat Tegalarum yang religius.

Mata pencaharian penduduk Tegalarum di sektor pertanian dan peternakan


dengan komoditi utama padi serta buah-buahan. Di bidang peternakan sebagian
masyarakatnya memelihara ternak berupa kambing, sapi, ayam, bebek dan lain-lain.
Dengan melimpahnya air, perikanan air tawar juga cukup berkembang di Tegalarum
Tingkat kemasyarakatan di Desa Tegalarum Kecamatan Sempu cukup baik hal
ini dilihat ketika ada kegiatan gotong royong masyarakat turut mengikutinya baik
bersifat secara pribadi maupun umum dan saling membantu antara satu dengan yang
lainnya. Sementara, Penduduk Tegalarum sendiri meskipun dibilang religius, tetapi
tradisi jawa juga masih dilestarikan.
Adapun bentuk kegiatan sosial yang di ikuti masyarakat di Desa Tegalarum
yang bersifat sosial antara lain keikutsertaanya dalam kegiatan kemasyarakatan atau
kegiatan sosial budaya yang masih dilestarikan beberapa diantaranya : Baritan,
Mauludan, Doa bersama, Istighosah, ruwatan, Slametan bersih desa, gotong royong
dan lain-lain.
Dalam kegiatan gotong ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam suatu
kegiatan misalnya membangun jalan, tempat ibadah, kebersihan lingkungan jalan
atau membantu tetangga yang terkena musibah.
Berikut ini mata pencaharian pokok Desa Tegalarum:

Halaman 21 dari 107


Tabel 10. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Tegalarum
B.

No Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosen


Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang) tase
1 Petani 986 orang 964 orang 1950 orang 34,50%
2 Buruh tani 400 orang 512 orang 912 orang 16,14%
3 Buruh migran 87 orang 198 orang 285 orang 5,04%
4 Pegawai Negeri Sipil 36 orang 42 orang 78 orang 1,38%
5 Pedagang barang kelontong 215 orang 395 orang 610 orang 10,79%
6 Montir 19 orang 0 orang 19 orang 0,34%
7 Perawat swasta 5 orang 3 orang 8 orang 0,14%
8 Bidan swasta 0 orang 9 orang 9 orang 0,16%
7 Ahli pengobatan alternatif 6 orang 2 orang 8 orang 0,14%
8 TNI 6 orang 0 orang 6 orang 0,11%
9 POLRI 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
10 Pedagang keliling 14 orang 9 orang 23 orang 0,41%
11 Tukang kayu 12 orang 0 orang 12 orang 0,21%
12 Karyawan Perusahaan Swasta 271 orang 286 orang 557 orang 9,85%
13 Purnawirawan/Pensiunan 20 orang 4 orang 24 orang 0,42%
14 Perangkat Desa 8 orang 4 orang 12 orang 0,21%
15 Buruh harian lepas 175 orang 392 orang 567 orang 10,03%
16 Kontraktor 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
17 Buruh usaha hotal dan 2 orang 0 orang 2 orang
0,04%
penginapan lainnya
18 Jasa penyewaan peralatan 5 orang 0 orang 5 orang
0,09%
pesta
19 Tukang kue 9 orang 252 orang 261 orang 4,62%
20 Tukang rias 1 orang 14 orang 15 orang 0,27%
21 Tukang sumur 3 orang 0 orang 3 orang 0,05%
22 Juru masak 8 orang 52 orang 60 orang 1,06%
23 Karyawan honorer 86 orang 98 orang 184 orang 3,26%
24 Tukang cukur 5 orang 19 orang 24 orang 0,42%
25 Tukang las 8 orang 0 orang 8 orang 0,14%
26 Apoteker 1 orang 3 orang 4 orang 0,07%
27 Akuntan 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022

Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum dikenal sebagai masyarakat


yang religius serta menggantungkan kehidupan mereka dari sumber daya alam yang
ada. Pada awalnya masyarakat memiliki keyakinan Hindu-Budha sebelum datangnya
penyebaran agama Islam di wilayah tersebut dan sampai saat ini keyakinan agama di
masyarakat Tegalarum adalah Islam dan juga masih ada yang menganut keyakinan
kejawen (agama Jawa) serta masyarakat suku Osing. Keyakinan kejawen merupakan

Halaman 22 dari 107


budaya, tradisi, ritual, seni, sikap dan pandangan hidup orang Jawa yang juga berarti
kebatinan atau Spiritualitas Jawa. Keyakinan kejawen ini dibawa dari pendatang yang
berasal dari daerah Mataraman. Sementara suku Osing yang dahulunya memiliki
kepercayaan pada agama Hindu Budha, dahulunya merupakan keturunan dai
Majapahit. Setelah penyebaran Islam, akulturasi dengan budaya Osing ini juga
mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakatnya.Dengan keberadaan akulturasi
antara Kejawen, Osing serta Islam ini, Nahdlatul Ulama menjadi organisasi
kemasyarakat Islam yang berkembang luas di desa Tegalarum.
Berikut ini komposisi agama yang dianut masyarakat desa Tegalarum ;
Tabel 11. Jumlah penganut agama di Desa Tegalarum
No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Islam 3315 orang 3593 orang 6908 orang
2 Kristen 28 orang 21 orang 29 orang
3 Katolik 5 orang 7 orang 12 orang
4 Hindu - 1 orang 1 orang
5 Budha 4 orang - 4 orang
6 Konghucu - - -
Total 3352 orang 3622 orang 6974 orang
Sumber : isian profil desa Tegalarum 2022

Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber
Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang guna mengurangi
kerentanan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan membuka akses pada kesempatan
kerja, permodalan dan jaringan yang lebih luas. Prosentase tingkat pendidikan Desa
Tegalarum rata-rata telah menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Tegalarum adalah
sebagai berikut;
Tabel 12. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tegalarum
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Usia 3 - 6 th yang sedang Tk/Play Group 71 orang 44 orang 115 orang
2 Usia 7 - 18 th yang tidak pernah sekolah
3 Usia 7 - 18 th yang sedang sekolah 754 orang 834 orang 1588 orang
4 Usia 18 - 56 th tidak pernah sekolah
5 Tamat SD/sederajat 10 orang 6 orang 16 orang
7 Tamat SMP/Sederajat 268 orang 288 orang 556 orang
Halaman 23 dari 107
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
10 Tamat SMA/Sederajat 979 orang 995 orang 1974 orang
11 Tamat D-1 168 orang 95 orang 263 orang
12 Tamat D-2 87 orang 106 orang 193 orang
13 Tamat D-3/Sederajat 624 orang 597 orang 1221 orang
14 Tamat S-1/Sederajat 588 orang 456 orang 1044 orang
15 Tamat S-2/Sederajat
16 Tamat SLB B 3 orang 1 orang 4 orang
909 orang 1043 orang 1949 orang
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022

Dalam konteks kebencanaan, kemiskinan menjadi salah satu faktor penyebab


kerentanan. Kemiskinan membuat individu atau kelompok sosial tidak memiki
kemampuan dalam mengupayakan pembiayaan kegiatan/aktivitas yang dapat
mengurangi individu atau kelompok tersebut dari paparan risiko bencana. Salah satu
hal paling sering terjadi adalah bagaimana keluarga miskin mau tidak menempati
rumah yang lokasinya berada di daerah aliran sungai yang rawan terkena banjir atau
longsor plengsengan/talud. Mereka secara ekonomi tidak punya kemampuan untuk
memilih lokasi lain karenanya dihadapkan pada tidak adanya pilihan lain selain
menempati rumah tersebut. Upaya mekanisme coping misalnya dengan meninggikan
pondasi rumah atau membuat tanggul pengaman memerlukan biaya yang tidak
sedikit.
Tabel 13. Lokasi rumah di wilayah rentan atau dalam kondisi rentan yang ditempati
oleh keluarga di Tegalarum
Lokasi rumah penduduk Jumlah keluarga
1 Rumah di bawah SUTT/SUTTAS 74 keluarga
2 Rumah di bantaran sungai 32 keluarga
3 Rumah dirasakan kumuh 2 keluarga
4 Rumah di bukit/perengan 4 keluarga
Sumber: SDGs Desa Tegalarum 2022

Di Desa Tegalarum sendiri masih terdapat keluarga miskin yang saat ini
difasilitasi oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran program
penanggulangan kemiskinan seperti; PKH, BLT, Bansos dsb.

Tabel 14. Jumlah keluarga penerima bantuan sosial pemerintah di Tegalarum


Jenis bantuan sosial Jumlah keluarga Prosentase
1 Penerima BLT Dana Desa Desa 142 Keluarga 27,05%
2 Penerima Program Keluarga Harapan 183 Keluarga 34,86 %
Halaman 24 dari 107
Jenis bantuan sosial Jumlah keluarga Prosentase
3 Penerima Bantuan Sosial Tunai 82 Keluarga 15,62 %
4 Penerima Bantuan Presiden / Banpres 13 Keluarga 2,48 %
5 Penerima Bantuan UMKM 10 Keluarga 1,90 %
6 Penerima Bantuan Untuk Pekerja 5 Keluarga 0,95 %
7 Penerima Bantuan Pendidikan Anak 20 Keluarga 3,81 %
8 Penerima Bantuan Lainnya 70 Keluarga 13,33 %
9 TOTAL PENERIMA BANTUAN SOSIAL 262 Keluarga 100 %
Sumber: SDGs Desa Tegalarum 2022

Tabel 15. Jumlah keluarga menurut tingkat kesejahteraan


Tingkat Kesejahteraan Jumlah keluarga
1 Keluarga Prasejahtera (KK) 229 keluarga
2 Keluarga Sejahtera 1 (KK) 424 keluarga
3 Keluarga Sejahtera 2 (KK) 519 keluarga
4 Keluarga Sejahtera 3 (KK) 713 keluarga
5 Keluarga Sejahtera 3+ (KK) 489 keluarga
Jumlah Kepala Keluarga 2374 keluarga
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2023

Kedaulatan pangan menjadi salah satu tujuan untuk menekan kemiskinan.


Kedaulatan pangan menargetkan tidak ada kelaparan di desa, juga desa mencapai
kedaulatan pangan, memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang
berkelanjutan. Berdasarkan hasil pendataan, dari total 1998 penduduk terdapat 0
(nol) orang jumlah penduduk yang menderita stunting (SDG’s Desa 2023).
Selain penderita stunting, penyandang disabilitas menjadi salah satu kelompok
yang diprioritaskan dalam konteks kelompok rentan. Di Desa Tegalarum sendiri
terdapat beberapa penduduk yang menjadi penyandang disabilitas. Berikut ini data
penyandang disabilitas di Desa Tegalarum;
Tabel 16. Penyandang disabilitas di Desa Tegalarum
No Jenis Disabilitas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tunanetra 3 orang 1 orang
2 Tunarungu 217 orang
3 Tunarungu -wicara (tuli & bisu) 15 orang
4 Tunawicara 2 orang 1 orang
5 Cacat fisik/tuna daksa lainnya 18 orang 6 orang
6 Tunagrahita Idiot 7 orang 4 orang
7 Stress 5 orang 3 orang
8 Pernah Cacat Kusta 1 orang
9 Cacat Ganda (fisik & mental) 8 orang
Sumber: Profil desa Tegalarum 2023 dan SDGs Desa Tegalarum 2023

Halaman 25 dari 107


Ketersediaan sumber daya alam yang banyak tersedia di desa Tegalarum
sangat mempengaruhi penghidupan masyarakatnya yang punya pertalian erat
dengan dalam kehidupan sehari-hari sebagai masyarakat pedesaan. Sumber daya
alam yang mempengaruhi penghidupan masyakat desa tegalarum ini dalam konteks
kebencanaan juga perlu dikelola sebagai bentuk kapasitas yang dimiliki sekaligus di
satu sisi punya kondisi kerentanan.
Pertanian sebagai sektor yang erat kaitannya dengan penghidupan masyarakat
desa ini meliputi pengelolaan lahan pertanian milik masyarakat desa Tegalarum
sendiri dan juga milik desa yang di garap oleh warga dengan bagi hasil yang telah di
sepakati. Pengelolahan lahan pertaniannya kebanyakan masih menggunakan cara
tradisional, dengan alat seperti cangkul, sabit, parang dan sebagainya. Dahulunya
pembajakan sawah menggunakan tenaga kerbau atau sapi sebelum akhirnya
digantikan oleh mesin traktor bajak sawah. Petani disana juga menyadari pentingnya
penggunaan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk menyuburkan tanah. Jika
hanya mengandalkan pupuk kimia, maka ketika selesai masa panen kondisi tanah
akan mengganggu dan menjadi lebih labil karena kondisi tanah yang berada di lereng
pegunungan.
Terkait dengan hasil-hasil pertanian ini, berikut ini tabel produksi tanaman
pangan, holtikultura, buah-buahan serta perkebunan Desa Tegalarum ;
Tabel 17. produksi tanaman pangan dan holtikultura Desa Tegalarum
No Komoditas Luas Panen (hektar) Produksi (ton)
2020 2021 2020 2021
1. Padi Sawah 654 640 4317 4244
2. Padi ladang 0 0 0 0
3. Jagung 11 0 72 0
4. Kedelai 0 0 0 0
5. Kacang tanah 3 0 0 0
6. Kacang hijau 0 0 0 0
7. Ubi kayu 4 4 89 96
8. Ubi jalar 19 2 405 43
9. Tumpang sari - 2 - 32
10. Bayam - 1 - 10
11. Jamur - 0,6 - 2,1
12. Kacang Panjang - 1 - 25
13. Buncis - 0,3 - 3
14. Cabe - 17 - 629
15. Sawi - 5 - 12,5
Sumber : Profil Desa Tegalarum 2023
Halaman 26 dari 107
Di bidang perkebunan, buah-buahan menjadi komoditas unggulan, dimana
salah satu hasil buah-buahan yang saat ini marak dibudidayakan adalah tanaman
buah naga. Sedangkan areal persawahan banyak diami tanaman padi, sayuran serta
palawija.
Seperti halnya desa-desa lain di Kecamatan Sempu, di desa Tegalarum masih
juga terdapat lahan kebun kelapa dimana nantinya akan diambil sarinya yang
merupakan bahan baku pembuatan gula jawa. Aktivitas mengambil sari kelapa ini
disebut "nderes". Sampai saat ini, meskipun sudah banyak berkurang masih terdapat
beberapa petani penderes kelapa serta pembuat gula jawa terutama di dusun
Darungan.

Tabel 18. Produksi buah-buahan, hasil perkebunan & tanaman herbal


desa Tegalarum
No Komoditas Luas Panen Produksi Tahun data
1 Pepaya 4 ha 24 ton 2023
2 Durian 5 ha 76,5 ton 2021
3 Duku 0,5 ha 0,25 ton 2020
4 Mangga 0,5 ha - 2018
5 Pisang 5 ha 10 ton 2023
6 Manggis 12 ha 164,4 ton 2023
7 Lengkeng 0,25 ha 0,03 ton 2020
8 Salak 1 ha 1 ton 2020
9 Rambutan 6 ha 37,8 ton 2023
10 Tebu 2 ha 80 ton 2019
11 Coklat/kakao 37 27 ton 2021
12 Vanili 0,5 ha - 2019
13 Kelapa kopra 32 49 ton 2021
14 Kelapa deres 17 49,1 ton 2021
15 Jahe 0,25 ha 0,25 ton 2023
16 Kunyit 0,28 ha 0,83 ton 2023
17 Lengkuas 0,1 ha 0,1 ton 2023
18 Jamur 0,25 ha - 2017
19 Daun sirih 0,5 ha - 2015
20 Kencur 0,1 ha 0,1 ton 2021
21 Temulawak 0,2 ha 0,1 ton 2023
Sumber : Profil Desa Tegalarum 2023 dan kecamatan Sempu dalam angka

Selain pertanian, usaha-usaha di bidang peternakan juga berkembang di desa


Tegalarum.

Halaman 27 dari 107


Berikut ini gambaran ternak yang berkembang di desa Tegalarum ;
Tabel 19. Jenis Ternak di Desa Tegalarum
No Komoditas Jumlah Pemilik Perkiraan jumlah Data tahun
1 Sapi 92 orang 184 ekor 2023
2 Kerbau - -
3 Ayam Kampung 1599 orang - 2023
4 Ayam potong/broiler 14 orang 28000 ekor 2023
5 Ayam petelor
6 Bebek 12 orang 50 ekor 2023
7 Burung puyuh
8 Burung dara
9 Kambing 77 orang 189 ekor 2023
10 Domba - -
11 Angsa 1 orang 3 ekor 2021
12 Kelinci 5 orang 15 ekor 2021
13 Kolam 0,99 hektar 2021
14 Mina padi 0,95 hektar 2021
Sumber : profil Desa Tegalarum 2023 dan kecamatan Sempu dalam angka

A. Kajian Desa Partisipatif


Kajian desa partisipatif digunakan untuk memotret keadaan desa dari berbagai
macam arah melalui proses partisipasif. Seperti halnya kajian risiko bencana
partisipatif, kajian desa partisipatif ini pada prosesnya merupakan alat analisa sosial
yang dapat menumbuhkan ‘kesadaran kritis’ masyarakat terhadap permasalahan-
permasalahan yang ada.
Melalui alat analisa ini, masyarakat lebih terdorong untuk mengkritisi
permasalahan-permasalahan di desa dan terlibat lebih aktif terlibat dalam
perencanan pembangunan desa. Dalam konteks kebencanaan, kajian desa
partisipatif menghasilkan data lebih mendalam pada faktor-faktor penyebab
kerentanan, permasalahan akses terhadapa sumber daya, serta potensi-potensi yang
dapat dimobilisasi menjadi kapasitas sehingga rekomendasi-rekomendasi dalam
kegiatan pengurangan risiko bencana nantinya lebih mengakomodir sesuai dengan
karakteristik masyarakatnya.

Halaman 28 dari 107


a) Kajian aktivitas harian penduduk
Tabel 20. Aktivitas harian laki-laki & perempuan desa Tegalarum
Kajian desa : Aktivitas harian
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

LAKI LAKI PEREMPUAN


1. Ibadah (sholat subuh), Bangun jam 06.00, 1.Bangun, ibadah (sholat subuh),
minum kopi, merawat ternak 2.Memasak, bersih-bersih rumah
2. Berkebun/bertani, Berangkat kerja 3.Mengantar sekolah
3. Pulang dari lahan 4.Menyuci, setrika, pekerjaan rumah, berkebun,
4. Sholat dluhur, istirahat siang, bersantai Memasak, bersih-bersih, pekerjaan rumah
5. Bertani, Merumput/mencari pakan ternak 5.Sholat dluhur, istirahat (tidur siang)
6. Ibadah (sholat ashar), Mandi sore, 6.Menjemput sekolah, berkebun
7. Istirahat, Ngopi, bersantai, aktivitas rumah, 7.Pulang dari kebun, Ibadah (sholat ashar)
merawat ternak 8. Bersih-bersih rumah, mandi
8. Ibadah (sholat magrib & isya’), makan, 9. ibadah (sholat magrib, ngaji, sholat isya),
bersantai, bercengkrama dengan keluarga Mendampingi anak belajar,
9. Kumpulan, Tidur 10. Bersantai, Tidur
ANAK LAKI-LAKI ANAK PEREMPUAN
1. Bangun (jam 06.00) 1. Bangun (jam 06.00)
2. Mandi dan sarapan 2. Mandi dan sarapan
3. Berangkat sekolah 3. Berangkat sekolah
4. Pulang dan main 4. Pulang sekolah, membantu ibu, pekerjaan rumah
5. Istirahat, Ngaji & belajar 5. Istirahat, Ngaji & belajar
6. Main HP 6. Main HP
7. Istirahat & tidur 7. Istirahat & tidur
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dalam hal pembagian peran, perempuan memilki peran yang lebih banyak
daripada laki-laki. Dimulai dari mengurusi dapur, mendampingi anak,
mencari kayu bakar sampai dengan berladang. Karena kesenjangan peran
yang demikian menuntut mobilitas perempuan lebih tinggi, sehingga
perempuan memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan laki-laki.
Halaman 29 dari 107
b) Kajian mobilitas harian penduduk

Tabel 21. Peta Mobilitas Harian Penduduk Desa Tegalarum


Kajian desa : Peta Mobilitas harian penduduk
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Jalur Bepergian Jarak Waktu tempuh Biaya Tujuan


1 Pasar sempu 3 km 5-10 menit Rp. 5.000 Perdagangan
2 Terminal Genteng 5 km 10 menit Rp. 5-10 ribu Perjalanan luar kota
3 Bank BRI 3 km 10 menit Rp. 5.000 Simpan pinjam
4 SMPN Sempu 3 km 5-10 menit Rp. 2-3 ribu Belajar
5 Puskesmas Sempu 2 km 3-5 menit Rp. 2- 3 ribu Berobat
6 Stasiun Kalisetail 3 km 5 menit Rp. 5.000 Perjalanan luar kota
7 Kantor kec. Sempu 1 km 1 menit Rp. 1.000 Mengurus administrasi
kependudukan
8 KUA Sempu 3 km 3 menit Rp. 5.000 Mengurus pernikahan
9 SDN I Tegalarum 0,5 km 1 menit Rp. 500 Belajar
10 SDN II Tegalarum 0,5 km 4 menit Rp. 500 Belajar
11 SDN III Tegalarum 1 km 5 menit Rp. 1.000 Belajar
12 Rumah sakit/RSUD 8 km 15 menit Rp. 10.000 Berobat
14 SMK PGRI Sempu 2 km 8 menit Rp. 5.000 Belajar
16 Pasar Hewan Genteng 6 km 15 menit Rp. 15.000 Perdagangan ternak
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dengan kondisi geografis yang ada, mobilitas masyarakat untuk bekerja
lebih banyak dilakukan di dalam desa, sedangkan anaka-anak untuk
mengakses pendidikan di jenjang menengah sampai atas harus menempuh
jarak yang jauh di luar desa, bahkan sampai dengan luar Kecematan. Dari
gambaran diatas, anak-anak memiliki kerentanan yang cukup tinggi
dikarenakan mobilitas hariannya yang cukup jauh.

Halaman 30 dari 107


c) Kajian kalender musim
Tabel 22. Kalender Musim Desa Tegalarum

Kajian desa : Kalender musim


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

SEPTEMBER

NOVEMBER

DESEMBER
FEBRUARI

OKTOBER
AGUSTUS
MUSIM / MONGSO
JANUARI

MARET

APRIL

JUNI
MEI

JULI
Musim penghujan v v v v v v
Musim kemarau v v v v v v v v
Musim tanam padi v v
Musim tanam palawija v
Musim panen padi + +
Musm panen palawija +
Musim hama v v v v v v
Musim penyakit v v v v v v
Musim angin kencang v v
Musim banjir v v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari kalender musim tersebut tergambarkan potensi-potensi positif yang


muncul di musim-musim tertentu, seperti panen padi, panen palawija dsb.
Di satu sisi tergambarkan adanya potensi ancaman yang sifatnya musiman
yakni angin kencang dan banjir.

Halaman 31 dari 107


d) Kajian kalender musim bulan Jawa
Tabel 23. Kalender musim tradisi bulan Jawa masyarakat desa Tegalarum

Kajian desa : Kalender musim tradisi bulan Jawa


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Jumadil Akhir
BAKDA MULUD

JUMADIL AWAL
MUSIM / MONGSO

RUWAH
MULUD
SAWAL

BESAR

SAFAR

REJEB
SURO

POSO
SELO
Musim warga punya hajat v v
Budaya sholat tarawih,
v
tadarus, poso
Budaya bagi ta’jil v
Budaya santunan anak yatim v
Budaya baritan v
Budaya perayaan maulid v
Budaya silaturahmi v v
Budaya nyekar v v
Budaya kupatan v
Budaya rejeban v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari kalender musim bulan Jawa tersebut tergambarkan bentuk-bentuk


budaya spiritual yang masih dilestarikan. Bentuk-bentuk spiritual tersebut
syarat akan nilai-nilai luhur termasuk dalam hal ini nilai-nilai pelestarian
lingkungan. Dalam konteks penanggulangan bencana, Nilai pelestarian
lingkungan ini salah satu strategi utama. Karenanya apabila bentuk-bentuk
budaya spiritual diatas diangkat serta dimajukan dalam aksi
penanggulangan bencana, akan lebih diterima sebagai bagian tradisi yang
telah mandarah daging.

Halaman 32 dari 107


e) Kajian trend/kecenderungan

Tabel 24.. Analisa Trend/kecenderungan Desa Tegalarum


Kajian desa : Trend/Kecenderungan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Kurun waktu
1973 1983 1993 2003 2013 2023
Jenis (tahun)
Kecenderungan
Budidaya kelapa      
 
Budidaya pisang      
   
Budidaya salak      
    
   
Budidaya singkong      
   
Buddidaya rambutan      
    
 
Budidaya jeruk     - -
Budidaya buah naga - - - -  
 
Budidaya Durian - - -   
Ternak kambing      
 
Ternak sapi      
 
Ternak kerbau      
Ternak ayam      
 
Ternak kuda      -

Ternak lele - -    
Kesuburan tanah      
  
Trend kejadian banjir -     
Cuaca ekstrim (angin - - -   
kencang)
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dalam setiap komoditi mengalami peningkatan dan penurunan mengikuti


trend dalam setiap dekade. Bahkan ada yang hilang sama sekali. Dari
Analisa trend juga tergambarkan trend perubahan yang sifatnya negatif
(peningkatan ancaman serta kerentanan) salah satunya kualitas
kesuburuan tanah, kejadian angin serta kejadian banjir. Dalam konteks ini
tergambarkan hubungan antara terjadinya trend peningkatan ancaman
dan tingkat kerentanan dengan dampak dari perubahan iklim.
Halaman 33 dari 107
f) Kajian analisa mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan

Tabel 25. Bagan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan desa Tegalarum

Kajian desa : Bagan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Kelompok mata Tingkat Prosen-


Karakteristik/ukuran kesejahteraan
pencaharian kesejahteran tase (%)
- Kepemilikan lahan ¼ sd 1 hektar
- Punya unggas ≥ 1000 ekor
Kelompok pemilik
- Punya sapi 2-6 ekor, kambing ≥ 5 ekor Sejahtera 10 %
lahan, pengusaha, PNS
- Pengepul buah
- PNS/karyawan gaji diatas UMR
Kelompok menengah, - Kepemilikan lahan 1000 sd 2000 m²
pengusaha kecil - Punya sapi 1 – 2 ekor
Pra sejahtera 20%
sampai menengah, - Punya toko kelontong, pedagang buah
karyawan, pengrajin, - Pengrajin, mebel, bengkel motor, mobil
- Kepemilikan lahan 500 sd 1000 m²
Kelompok petani kecil, Kurang
- Petani yang membudidayakan jagung, palawija 30%
peternak kecil, sejahtera
- Punya kambing 1-2 ekor, ternak unggas ≤ 50 ekor
- Tidak punya lahan
- Biasanya buruh tani
Kelompok Buruh tani,
- Biasanya melakukan gaduh (memelihara ternak Kurang
kuli bangunan, pekerja 40%
milik orang lain) mampu
serabutan
- Pekerja serabutan
- Tingkat Pendidikan rendah
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari bagan mata pencaharian diatas menunjukkan tingkat kesejahteraan


masyarakat di Tegalarum berkaitan dengan kepemilikan lahan, kepemilikan
alat produksi serta ternak, serta tingkat pendidikan yang dimilikinya.
Adanya gap yang besar (30%) antara prosentasi masyarakat ‘kurang
mampu’ (40%) dengan masyarakat sejahtera (10%).
Halaman 34 dari 107
g) Kajian transek/isisan desa
Tabel 26. Transek Desa Tegalarum

Kajian desa : Transek/jelajah desa


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

ZONA GUMUK &


ANALISA SUNGAI PERSAWAHAN TEGALAN PEMUKIMAN AKSES JALAN PERKANTORAN PASAR
TEBING
Jenis tanah / - Sungai sertu - Tanah basah - Tanah liat - Tanah kering - Tanah kering - Aspal - Tanah kering - Tanah kering
jenis air - Tanah sertu - Air hujan & - Air sumur - Paving
irigasi - Cor
- - Makadam
(pengerasan)
Tingkat Kesuburan/ - Subur - Subur - Subur - Subur - Subur - - -
kejernihan air
Potensi & sejarah - Bendungan - Bercocoktana - Gumuk jokosio - Ekonomi - Tempat tinggal - Arah stasiun - Ekonomi - Perdagangan
pleret m - Tambang - Tanah - Tempat ibadah - Arah kota
pemajakan - Sekolahan - Arah kecamatan
Penggunaan - Pengairan - Bercocok - Bercocok - Bercocok - Tempat tinggal - Transportasi - Ekonomi - Perdagangan
lahan - Perikanan tanam tanam tanam - Untuk melaku umum
Makam kan aktivitas - Jalan usaha tani
Status lahan - Milik desa - Milik pribadi - Milik desa - Milik pribadi - Milik pribadi - Milik desa - Milik Lembaga - Milik Pemda
- Dinas - Tanah kas desa - Milik pribadi - Milik pemda - Milik instansi - Milik desa
pengarian - Milik pemda - Milik negara
- BBWS

Halaman 35 dari 107


ZONA GUMUK &
SUNGAI PERSAWAHAN TEGALAN PEMUKIMAN AKSES JALAN PERKANTORAN PASAR
ANALISA TEBING
Jenis hewan & - Ular - Burung - Burung - Burung - Ayam - - -
jenis ternak - Ikan - belut - Tupai - Tupai - Sapi
- kol - Ular - Ular - Kambing
- Bebek
-
Jenis tanaman - Bambu - Padi - Kelapa - Pisang - Tanaman hias - Mahoni - Tanaman hias -
- Holtikultura - Bambu - Kelapa - Tanaman toga - Trembesi
- Mahoni - Palawija - Tanaman buah - Palem
-
Intervensi/ - Irigasi - Pupuk - Penataan jarak - Pupuk - Sumur gali - Kerjabakti - -
campur tangan - Pestisida tanam - Pestisida - Pengerasan jalan
manusia
Masalah dan - Longsor tebing - Hama - Longsor - Tanaman dan - Semakin - Kerusakan jalan Lahan semakin - Keramaian
kondisi sungai - Banjir - Galian C pohon yang sedikit lahan - Tanah gerak/ sempit - Meningkat
kerawanan - Banjir - Angin kencang tinggi yang terbuka Longsor jalan yg nya
tumbang - Kebakaran dekat sungai kriminalitas
- Kerusakan
tanaman
karena hama
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari transek diatas dapat dilihat analisa berdasarkan zona-zona yang ada di desa Tegalarum. Di bagian terakhir, analisa
masalah serta kondisi kerawanan menunjukkan bahwa banjir, dan angin kencang menjadi ancaman di beberapa zona.

Halaman 36 dari 107


h) Kajian sketsa kebun

Tabel 27. Sketsa kebun desa Tegalarum


Kajian desa : Sketsa kebun
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Pemanfaatan kebun :
- Kebun kelapa
- Kebun buah naga
- Kebun alpukat
- Kebun durian
- Kebun tanaman obat/Toga
- Pakan ternak

Kondisi umum :
- Intensitas tanam 1-2 kali setahun
- Jalan tidak rata
- Pemukiman tidak merata (padat)
- Tenaga kerja laki-laki dan perempuan
- Jalan menanjak

Permasalahan :
- Kelangkaan pupuk
- Rawan serangan hama & penyakit
- Kelangkaan pupuk dan mahal
- Permodalan terbatas
- Harga jual yang rendah (hasil lebun)
- Pemasaran terbatas
- Tanah kurang subur

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Analisa : Dari sketsa kebun diatas tergambarkan pemanfaatan kebun dilakukan


pembagian peran baik laki-laki maupun perempuan. Lokasi kebun yang
rawan longsor serta peran perempuan yang sama di aktivitas berkebun
menyebabkan tingkat risiko lebih tinggi bagi kelompok perempuan.
Permasalahan di kebun hampir sama umumnya terjadi di tempat lain
seperti; Kelangkaan pupuk, serangan hama penyakit serta harga jual yang
rendah. Dengan demikian terjadi kompleksitas faktor penyebab kerentanan,
dari mulai lokasinya yang rawan longsor sampai dengan rendahnya tingkat
pendapatan petani.

Halaman 37 dari 107


b) Kajian 5 asset penghidupan

Aset penghidupan dimaknai sebagai modal atau sumber daya yang dimiliki, bisa
dimanfaatkan oleh komunitas tertentu untuk menjalankan kegiatan-kegiatan
(tertentu) dalam mencapai tujuan hidupnya.
Tabel 28. Kajian 5 Modal Penghidupan (Pentagon Asset) Desa Tegalarum
Kajian desa : Lima Modal Penghidupan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur

Jenis Aset Identifikasi


Sungai, Material pasir tambang pasir sungai, Sumber air, Kebun kelapa,
Tempat wisata, Air yang jernih, Udara yang bersih, Hewan/burung-
burung liar, Gumuk, Tambang pasir sungai (yang terbawa banjir),
Material kayu (yang terbawa banjir), Lahan persawahan, Kebun buah
naga, Unggas (ayam potong, bebek), Ternak rumen (sapi, kambing,
Sumber daya Alam domba), Tambang pasir/batu, persawahan, kebun, Tanah liat/lempung,
Tegalan, Lahan untuk bercocoktanam yang subur, Tumbuh-tumbuhan,
pakan ternak, Kebun kayu, Tanaman bambu melimpah (bisa untuk
berbagai bahan & kerajinan), Tanaman buah, Material yang dibawa
banjir, Lingkungan yang bersih, Tambang galian C

Halaman 38 dari 107


Perangkat desa, Peternak (Sapi, Kambing, bebek, ayam), Buruh sawah,
Pedagang sembako, Pedagang kelontong, Pedagang kecil/jajanan,
Guru, Guru ngaji, Penderes kelapa (penyadap nira), Pedagang kuliner,
Bidan desa, Petugas tantib (Linmas, Babinsa, Bhanbhinkamtibmas) ,
Tukang/bangunan, bengkel, Tukang cukur, Tukang sound, Juru pijat,
Dukun bayi, Pengepul sayuran, Pengrajin anyaman, Pengusaha galian C,
Pengepul buah, Pengepul hasil pertanian, Petani padi & sayur, peternak
Sumber daya
(bebek, ayam, kambing, sapi), peternak ikan (lele, gurami), Pedagang
Manusia
hasil tani (sayur,cabe, buah, jagung), pengusaha laundry, Pengusaha
pembibitan, Petani jagung, Ibu rumah tangga, Pemuda, Pengrajin,
Ketrampilan pengobatan non medis (pengobatan alternatif),
Ketrampilan kuliner (pedagang kuliner), Pengrajin, pengrajin anyaman,
pengusaha UMKM, Penambang pasir & batu sungai, Peternak ikan,
Pengrajin anyaman (bambu), Pedagang hasil kerajinan,
Gedung Balai desa, Polindes, Jalan, sekolah, Masjid, Mushola, Jalan
desa, jaringan listrik, jaringan telepon, Jembatan, makam desa, irigasi,
Sumber daya Fisik/
drainase jalan pasar, jalan, prasarana wisata, pasar tradisional,
Infrastruktur
pertokoan, perbankan, DAM, got/saluran air, perbaikan jalan rusak,
café, Pemukiman,
Kelompok tani, Karang taruna, Gotongroyong membangun rumah,
gotong royong, paguyuban peternak ayam, Kelompok pengrajin,
Pengajian ibu-ibu, PKK, pengajian bapak-bapak, kelompok usaha kecil,
Kelompok pemuda, Solidaritas membantu sesame, HIPPA, Kelompok
Sumber daya kesenian, Kelompok yasinan, pengajian putri, Kerjasama antar keluarga,
Sosial bersih desa, Saling guyub, memberi pengertian masyarakat dalam
bermasyarakat, Arisan, Pengajian, PKK, kumpulan RT, Paguyuban,
Banser, Fatayat, Jamaah Hadrah, Kelomook Silat, Jamaah Tahlil, Jamaah
Sholawat, Kesenian sayu wiwit,, Gotong ronyong antar keluarga dan
lingkup usaha, Kelompok usaha bersama (KUBE),
Perdagangan, Arisan kelembagaan, Arisan RT, BUMDES, BUMDESMA,
Sumber daya Koperasi simpan pinjam, Simpan Pinjam RT-nan, Simpan Pinjam
Keuangan Gapoktan, Simpan Pinjam PKK, Koperasi, KSU, KUR

Sumber: Kajian Partisipati desa Tegalarum 2023

Analisa : Kajian 5 aset penghidupan diatas menggambarkan keberadaan aset-aset


yang ada di Desa Tegalarum. Melalui penilaian sederhana dari keseluruhan
aset yang dimiliki oleh komunitas desa Tegalarum dapat digambarkan
dengan diagram sebagai berikut;

Halaman 39 dari 107


Gambar 4.Diagram analisa kesenjangan 5 aset penghidupan desa Tegalarum

Sumber Daya Alam


100
90
80
70
60
50
40
Sumber Daya Sosial 30 Sumber Daya Manusia
20
10
0

Sumber Daya Keuangan Sumber Daya Infrastruktur

Aset penghidupan erat kaitannya dengan akses dan kontrol yang dimiliki
komunitas terhadap aset-aset yang ada. Akses dan kontrol terhadap aset di
Desa Tegalarum sangat dipengaruhi oleh perubahan yang merentankan ;
a) Perubahan mendadak/goncangan, dalam hal ini peristiwa bencana
alam yang sifatnya mendadak. Peristiwa ini dapat dilihat di kajian
sejarah bencana.
b) Perubahan musiman, dalam hal ini kejadian bencana yang sifatnya
musiman dapat terjadi. Di di desa Tegalarum sendiri dari kajian kalender
musim muncul beberapa ancaman yang sifatnya musiman, yakni; banjir,
banjir bandang, dan angin kencang.
c) Perubahan perlahan (trend). Perubahan iklim membawa dampak bagi
perubahan bagi kecenderungan penghidupan masyarakat Tegalarum.
Perubahan perlahan (Trend) ini terlihat di kajian analisa
trend/kecenderungan sebelumnya.

Sumber : kajian partisipatif desa Tegalarum 2023

Halaman 40 dari 107


BAB III. PENILAIAN RISIKO BENCANA

Di dalam dokumen rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana. Bencana


dapat di sebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) dan akibat ulah manusia (man made
disaster). Sedangkan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya bencana adalah:
• Bahaya alam (natural disaster) atau bahaya karena ulah manusia (man made disaster).
Bahaya karena ulah manusia oleh UN-ISDR di bagi lagi menjadi bahaya geologi, bahaya
hidrometeorologi, bahaya biologi, bahaya teknologi dan bahaya penurunan kualitas
lingkungan. Sedangkan di dalam Undang-undang Penanggulangan Bencana no 24
tahun 2007, bencana dikarenakan ulah manusia juga dapat berbentuk konflik sosial
dan teror.
• Kerentanan yang tinggi di masyarakat, pemerintah desa maupun infrastruktur yang
ada di wilayah yang memiliki resiko bencana
• Kapasitas masyarakat maupun pemerintah desa yang rendah
Penilaian risiko bencana diperlukan sebagai dasar rekomendasi kegiatan-kegiatan
pengurangan risiko bencana.
Dengan kondisi geografis serta sosiografis yang telah disampaikan di atas mengakibatkan
Desa Tegalarum merupakan wilayah rawan bencana dengan jenis ancaman;
Tabel 29. Ragam Ancaman desa Tegalarum
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jatim
Jenis Ancaman Ragam Ancaman
Ancaman geologi Erupsi gunung Raung & gunung Agung,
Gempa bumi
Ancaman Banjir, Banjir bandang, Angin puting beliung,
Hidrometerorologi Kekeringan, Longsor sempadan sungai
Ancaman Biologi Wabah Cikungunya, Pagebluk, Pandemi
Covid-19, Wabah Hama (tikus & wereng),
Wabah muntaber, Wabah flu burung,
Ancaman kegagalan Kegagalan teknologi tambang/galian tipe-C
teknologi
Ancaman lingkungan
Ancaman sosial -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 41 dari 107


Desa Tegalarum berada termasuk di wilayah yang berdekatan dengan kaki gunung
raung yang dilalui sungai Kalisetaul dan memiliki potensi alam yang melimpah. Keberadaan
sungai serta potensi pertanian menjadi kekayaan bagi desa Tegalarum. Melimpahnya potensi
alam selalu diimbangi dengan potensi ancaman bencana, begitu juga yang terjadi di Desa
Tegalarum yang sebagaian merupakan daerah aliran sungai memiliki potensi terjadinya banjir
dan banjir bandang. Banjir bandang yang sebelumnya jarang terjadi menunjukkan adanya
ulah atau campur tangan manusia dimana salah satu penyebabnya adalah penggundulan
hutan yang tak terkendali serta alih fungsi hutan sebagai penyangga air tidak dapat lagi
melakukan fungsinya.
Kejadian banjir dan banjir bandang yang melalui sungai Kalisetail di tahun-tahun
terakhir lalu menunjukkan risiko banjir bandang ini semakin nyata. Di tahun 2022 sempat
diberitakan kejadian longsornya tebing sungai yang mengakibatkan terancamnya pemukiman
warga di dusun Tegalyasan. Banjir bandang ini menyebabkan kerusakan pemukiman
penduduk juga kerusakan lahan pertanian. Dapat dibayangkan betapa besar potensi ekonomi
masyarakat hilang akibat dari kejadian tersebut dan tentu saja masih mungkin berlanjut pada
tahun-tahun berikutnya.
Dalam catatan sejarah desa, kejadian yang disebut-sebut bencana dalam skala desa
justru dengan adanya angin puting beliung (2011) yang kemudian berdampak pada kerusakan
pemukiman penduduk, kandang ternak, lahan pertanian serta infrastruktur jaringan listrik.
Keberadaan sungai Kalisetail yang berpotensi banjir tidak terekam sebagai kejadian
bencana yang berdampak pemukiman penduduk tetapi lebih banyak pada lahan pertanian
yang berdekatan dengan daerah aliran sungai. Sungai Kalisetail sendiri yang melalui desa
Tegaarum punya kontur bibir sungai yang tinggi dan curam. Beberapa rumah warga yang
seiring perkembangan waktu menempati daerah aliran sungai, dimungkinkan memiliki risiko
tinggi apabila bibir sungai Kalistail tersebut tergerus dan kemudian longsor. Akumulasi arus
banjir serta banjir bandang di tiap tahun telah berdampak pada kelongsoran sepanjang 100
meter lebih bibir sungai yang berdekatan dengan jalan desa di dusun Tegalyasan. Kejadian
serupa akan dimungkinkan tejadi lagi di titik-titik sepanjang pinggir sungai apalagi ditunjang
arus banjir bandang yang meluas.
Keberadaan DAM yang berada di belakang balai desa Tegalarum mempunyai fungsi
untuk sarana irigasi. Namun dengan adanya banjir bandang yang membawa material kayu-
kayu besar dapat menghambat aliran air sehingga menyebabkan meluapnya aliran sungai.

Halaman 42 dari 107


Luapan air dari tersumbatnya DAM ini akan berdampak terutama beberapa pemukiman yang
berdekatan langsung dengan keberadaan DAM tersebut. Sehingga pemukiman termasuk
balai desa yang berdekatan dengan DAM tersebut mempunyai risiko tinggi terdampak banjir
luapan Kalisetail.
Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi adalah
terjadinya Angin kencang. Ancaman Angin kencang berdampak pada kerusakan atap
bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada manusia. Terjadinya angin
kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis Desa Tegalarum yang berada lereng di
pegununungan. Perbedaan tekanan udara antara lembah/dataran rendah dengan dataran
tinggi/wilayah pegunungan ini memicu terjadinya angin kencang.
Keberadaan gumuk serta vegetasi pepohonan di pinggiran desa disasari oleh
masyarakat dapat memecah atau mengurangi dampak angin kencang tersebut. Namun saat
ini, dengan maraknya penebangan serta tidak dipeliharanya pohon-pohon yang rawan
tumbang semakin mempertinggi risiko korban dan kerugian dari dampak terjadinya angin
tersebut.
Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Tegalarum yang pernah terjadi hingga
tahun 2023.
Tabel 30. Tabel Sejarah Bencana Desa Tegalarum

Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
1 1963 Erupsi gunung • 3 hari 3 malam gelap gulita, gagal Diskusi, Tokoh
Agung panen, tertutup abu vulkanik masyarakat
• Aktivitas berhenti

2 1965 Kekeringan • Kurang pngan, banyak yang sakit Diskusi, Tokoh


masyarakat
3 1968 Banjir bandang • Terputusnya jembatan Setail, Diskusi, Tokoh
hewan hewan hanyut, rel kereta masyarakat
api putus
4 1970 Pagebluk • Gagal panen, sulit mencari Diskusi, Tokoh
makan, hanya memakan umbi- masyarakat
umbian
• Sekolah terhenti
• Banyak warga yang sakit

5 1973 Wabah hama • Gagal panen merata, kelangkaan Diskusi, Tokoh


wereng beras masyarakat

Halaman 43 dari 107


Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
6 1994 Gempa bumi • Gempa bumi di pesisir selatan Diskusi, Tokoh
terasa sampai Tegalarum, tetapi masyarakat
tidak ada dampak korban
ataupun kerusakan

7 2004 Wabah • Bayang orang yang sakit Diskusi, Tokoh


muntaber • Ada korban meninggal ± 3 orang masyarakat
8 2005 Wabah hama • Gagal panen merata Diskusi, Tokoh
wereng • Kelangkaan beras masyarakat

9 2006 Wabah • Banyak orang yang sakit Diskusi, Tokoh


cikungunya • Banyak orang terdampak; lumpuh masyarakat
sesaat, tidak bisa bekerja
10 2006 Wabah flu • Semua unggas sakit
burung • Hampir semua unggas mati
11 2007 Wabah hama • Gagal panen merata Diskusi, Tokoh
tikus • Kerugian material masyarakat

12 2011 Angin puting • Beberapa rumah rusak berat dan Diskusi, Tokoh
beliung sedang, tiang listrik roboh, 2 hari masyarakat
listrik padam, 5 kandang ayam
rusak berat, pohon-pohon
tumbang, gagal panen

13 2015 Erupsi gunung • Hujan abu tipis menyebabkan Diskusi, Tokoh


raung iritasi mata, gangguan masyarakat
pernafasan, beberapa tanaman
rusak/gagal panen

14 2019 – Pandemi covid- • Beberapa warga sakit Diskusi, Tokoh


2021 19 • Beberapa warga meninggal dunia masyarakat
• Ekonomi masyarakat
terganggu/lumpuh
• Sekolah diliburkan
15 2023 Kegagalan • Polusi udara Diskusi, Tokoh
teknologi galian • 3 orang anak jadi korban masyarakat
tipe C (meninggal) jatuh di kubangan
• Berisiko roboh/rawan longsor
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 44 dari 107


A. Penilaian Ancaman
Penilaian ancaman bertujuan memahami dan menilai jenis-jenis ancaman, peringkat
kemungkinan terjadi dan dampaknya, serta bagaimana karakter atau ciri-ciri setiap
ancaman.

1. Pemeringkatan ancaman

Tabel 31. Pemeringkatan ancaman


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kemungkinan Perkiraan
Jenis Ancaman Total
Terjadi Dampak
1 Wabah cikungunya 2 1 3
2 Pagebluk 1 1 2
3 Banjir bandang 4 3 7
4 Banjir 4 3 7
5 Angin puting beliung & angin 3 3 6
kencang
6 Erupsi gunung berapi (Gn. Raung & 2 1 3
Gn. Agung)
7 Pandemi Covid-19 2 1 3
8 Wabah hama wereng 4 1 5
9 Wabah hama tikus 2 2 4
10 Wabah muntaber 2 2 4
11 Kegagalan teknologi Galian tipe -C 2 1 3
12 Longsor plengsengan/ sempadan 3 2 5
sungai
13 Kekeringan 2 1 3
14 Wabah flu burung 2 1 3
15 Gempa bumi 2 1 3
Sumber: Dsikusi Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa Tegalarum Tahun 2023
Keterangan :
Kemungkinan terjadi Perkiraan dampak
Nilai 1 = Tidak mungkin terjadi Nilai 1 = Tidak parah
Nilai 2 = Kemungkinan kecil terjadi Nilai 2 = Agak parah
Nilai 3 = Sangat mungkin terjadi Nilai 3 = Parah
Nilai 4 = Pasti terjadi Nilai 4 = Sangat parah

Dari hasil kajian pemeringkatan ancaman diatas, didapatkan 3 (tiga) prioritas ancaman
untuk dikaji, yakni ; 1) Banjir, 2) Banjir bandang dan 3) Angin puting beliung & Angin
kencang.

Halaman 45 dari 107


2. Penilaian karakter ancaman

a. Karakter Ancaman banjir bandang

Tabel 32. Karakter ancaman banjir bandang

Jenis ancaman : Banjir bandang


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Terhambatnya aliran sungai oleh material & pohon yang
tumbang
- Curah hujan yang tinggi di daerah hulu
- Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Penebangan hutan secara liar, illegal logging
- Tanah longsor di hulu (Jambewangi, dst)
- Peanggaran sistem penebangan
- Penebangan hutan yang berlebihan
Tanda Peringatan - Suara gemuruh
- Mendung tebal di wilayah utara
- Meningkatnya debit air tiba-tiba
- Air yang keruh
Faktor Perusak - Arus yang sangat deras
- Material; kayu, lumpur, dst yang terbawa
- Longsor tebingan sungai/sempadan
Sela Waktu - Hanya beberapa jam
- ± 1 jam
Kecepatan Hadir - Sangat cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember sd Januari
- Februari sd Maret
Frekuensi - Jarang terjadi
Durasi - 2 sd 3 jam
Posisi - Wilayah sepanjang bantaran sungai Setail
Intensitas - 25 rumah dan balai desa
- Dusun tegalyasan
- Jembatan dan DAM
- Wilayah sepanjang bantaran sungai
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 46 dari 107


b. Karakter Ancaman Banjir

Tabel 33. Karakter ancaman banjir

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Banyaknya penebangan hutan
- Curah hujan yang tinggi Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Pembuangan sampah sembarangan
- Kurangnya tata kelola sistem drainase dan banyaknya
pendangkalan saluran air
Tanda Peringatan - Meningkatnya debit air
- Mendung tebal di wilayah utara
- Suara gemuruh
- Tiba-tiba banyak sampah yang terbawa aliran
- Hujan deras selama 2 sd 4 jam
Faktor Perusak - Membawa material, batuan kecil & besar, pepohonan,
hewan
- Lonsor tebingan sungai & sempadan
Sela Waktu - Hitungan menit
- Kalau dari hulu mendung tebal ± 2 sd 3 jam
- Melihat ketinggian air ± 15 menit
Kecepatan Hadir - Deras dan cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember sd Januari
- Februari sd Maret
Frekuensi - Diantara bulan Desember, Januari sd Maret
-
Durasi - 1 sd 24 jam, tergantung curah hujan
Posisi - Sepanjang aliran sungai
- Dampak terbesar di hulu sungai
Intensitas - Risiko sedang sd tinggi terjadi longsor di sepanjang tebingan
sungai
- Rawan longsor sempadan sungai ± 25 rumah
- Rawan terendam banjir ± 25 rumah termasuk balai desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 47 dari 107


c. Karakter Ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang

Tabel 34. Karakter ancaman angin puting beliung dan angin kencang

Jenis ancaman : Angin puting beliung dan angin kencang


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Penebangan pohon yang dapat memecah angin
- Adanya perbedaan suhu
- Perbedaan tekanan udara
Tanda Peringatan - Suara gemuruh angin, mendung tebal
- Adanya hujan
Faktor Perusak - Kecepatan angin
- Debu dan material yang terbawa
- Pohon yang robon
- Dahan, ranting dan material yang terbang
- Puting beliung; terjadinya pusaran angin
Sela Waktu - 20 sd 30 menit
Kecepatan Hadir - 30 knot / 55,56 km / jam
Periode - Bulan desember, januari
Frekuensi - Tidak dapat diprediksi
- Angin putting beliung besar terakhir terjadi tahun 2011
Durasi - ± 30 menit sd 1 jam
- Puncak angin antara 5 sd 10 menit
Posisi - Dataran
- Lereng gunung/pegunungan
Intensitas - Merata seluruh desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 48 dari 107


B. Penilaian Kerentanan dan Kapasitas
1. Penilaian Tingkat Kerentanan
Pengkajian kerentanan dapat dilakukan dengan menganalisa kondisi dan karakteristik suatu masyarakat dan lokasi penghidupan mereka
untuk menentukan faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kerentanan dapat
ditentukan dengan mengkaji aspek keamanan lokasi penghidupan mereka atau kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh faktor-faktor fisik,
sosial ekonomi dan lingkungan hidup yang bisa meningkatkan kerawanaan suatu masyarakat terhadap ancaman dan dampak bencana.
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut;
1.1 Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir bandang
Tabel 35. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman banjir bandang

Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan


Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- 356 KK - - Lokasi pemukiman - Tidak buang sampah - Sungai lebih (3) Sedang
dekat bantaran sungai di sungai bersih
Aset Sumber Daya - Kurangnya kesadaran - Bersih-bersih lokasi - Aliran air
Manusia terhadap ancaman sungai lancar
banjir bandang

Aset Sumber Daya - Gagal panen - - Lokasi lahan pertanian - Normalisasi aliran (3) Sedang
alam lingkungan - Sempadan sungai berdekatan dengan sungai
longsor/ambrol daerah aliran sungai - Perbaikan drainase

Halaman 49 dari 107


Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Pemukiman terendam - - Lokasi berada di dekat - Pembersihan saluran Lingkungan (4) Tinggi
- Sekolah libur aliran sungai air besih
Aset fisik - Tempat ibadah terendam - DAM yang tersumbat - Pembersihan DAM
infrastruktur - Jembatan putus menyebabkan air
- Jalan di dekat sungai meluap
terputus/ambrol
- Kegiatan pengajian - - Lokasi kegiatan - Penundaan - (1) Sangat
terganggu terendam banjir kegiataan rendah
Aset sosial - Kegiatan sosial (arisan, - Kurangnya
kumpulan dll) terganggu kesiapsiagaan dalam
menghadapi banjir
- Perniagaan di pasar - - Beberapa pedagang - Bersih-bersih - Memper (2) rendah
Aset ekonomi / terhenti tidak dapat berjualan lingkungan cepat kegiatan
finansial karena rumahnya pasar pulih
terdampak banjir kembali
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 50 dari 107


1.2 Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 36. Tingkat kerentanan terhadap Banjir

Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan


Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- 700 KK - - Tidak ada pilihan - Bersih-bersih aliran - Mengurangi (3) Sedang
lokasi lain untuk sungai dampak
tinggal - Membangun banjir
Aset Sumber Daya
tanggul/bronjong - Sungai
Manusia
- Tidak membuang menjadi
sampah bersih
sembarangan
Aset Sumber Daya - Gagal panen Tegalan 3,5 7,5 juta - Banjir merusak - - (5) Sangat
alam lingkungan hektar tanaman sehingga tinggi
- Gagal panen persawahan 30 juta mengakibatkan gagal
3,5 hektar panen
- Pemukiman terendam - - Pinggiran/bantaran - Pengerukan Mengurangi (2) Rendah
- Jembatan rusak sungai yang tinggi risiko
Aset fisik
tergerus air longsornya
infrastruktur
sempadan
sungai
- Pertemuan kelompok - - Tidak bisa - Kegiatan - (1) Sangat
Aset sosial (yasinan, pengajian, dll) menghindari ditunda/diliburkan rendah
terganganggu

Halaman 51 dari 107


Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Longsornya sempadan - - Material batu dan - Penambangan pasir Longsornya (5) Tinggi
sebagai akibat pasir melimpah dan batu kali sempadan
Aset ekonomi / penambangan pasir dan sehabis banjir
finansial batu dari banjir yang tidak mempunyai nilai
dikelola dengan baik ekonomis tinggi untuk
ditambang
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 52 dari 107


1.3 Tingkat Kerentanan Terhadap Ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
Tabel 37. Tingkat kerentanan terhadap Angin puting beliung dan Angin kencang

Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan


Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- ± 150 KK - - Dietabangya pohon- - Penghijauan - Memper kecil 2 (Rendah)
- Trauma pohon besar tanaman keras dampak bencana
Aset Sumber - Faktor fisik (lansia) untuk memperkecil
Daya Manusia dampak

Aset Sumber - Banyak pohon - ± Rp. 100 juta - Kontur tanah - Pohon ranting - Memper kecil 2 (Rendah)
Daya alam tumbang - Jenis tanaman pohon dampak bencana
lingkungan - Ketinggian pohon - Penanaman
tanaman keras
berakar serabut

- ± 150 rumah - ± 200 juta - Konstruksti bangunan - Memperbaiki - Meminimalisir 4 (tinggi)


megalami yang kurang kuat/tidak konstruksi kerusakan
kerusakan atap tahan angin bangunan infrastruktur
Aset fisik
- Putusnya aliran - Mengganti material
infrastruktur
listrik bangunan yang
tahan angin

Halaman 53 dari 107


Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Terganggunya - - Minimnya sosialisasi - Sosialisasi - Meningkat nya 3 (Sedang)
kegiatan sosial kesiapsiagaan, kesiap siagaan
kemasyarakatan Mitigasi dan masyarakat
pencegahan - Masyarakat lebih
Aset sosial
bencana paham tentang
perencanaan pra
bencana

- Terganggunya - - Masyarakat tidak dapat - Pemberian bantuan - Mengurangi/ 3 (Sedang)


kegiatan ekonomi berkativitas/ bekerja di bagi korban/ warga meringankan
Aset ekonomi /
masyarakat luar terdampak beban
finansial

Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 54 dari 107


2. Penillaian Tingkat Kapasitas
Pengkajian kapasitas dilakukan dengan mengidentifikasi status kemampuan individu/keluarga dan dalam menangani ancaman dengan
sumber daya yang tersedia untuk melakukan tindakan pencegahan, mitigasi dan mempersiapkan penanganan darurat, serta menangani
kerentanan yang ada dengan kapasitas yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Hasil dari kajian kapasitas adalah sebagai berikut;

2.1 Tingkat Kapasitas Terhadap Ancaman Banjir Bandang


Tabel 38. Tingkat kapasitas terhadap ancaman Banjir bandang

Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas


Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Linmas 30 orang - - Kurangnya pelatihan - Kerja bakti - Menambah (3) Sedang
- Karang taruna ± 10 orang kesiapsiagaan kekompakan
- Pos kampling - Kurangnya
Aset Sumber Daya - Posyandu kekompakan untuk
Manusia - PKK berjaga-jaga/
memantau situasi
- Kurangnya informasi

Aset Sumber Daya - Banyaknya rumpun - - Mulai banyaknya - Penanaman kembali - Mengurangi (4) Tinggi
alam lingkungan bambu di pinggir sungai penebangan dampak
- Adanya kebun kelapa di terjadinya
dekat bantaran sungai longsor
- Banyaknya tanaman keras sempadan/
(pohon mahoni) di dekat tebingan
bantaran sungai sungai

Halaman 55 dari 107


Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Adanya kentongan di pos - - Belum dikelola sebagai - Perbaikan prasarana - Alat yang (3) Sedang
Aset fisik ronda alat peringatan dini yang rusak rusak dapat
infrastruktur - Adanya pengeras suara di - Rusak difungsikan
masjid dan mushola lagi

- Gotong royong - - Kurangnya koordinasi - Musyawarah - Terciptanya (4) Tinggi


masyarakat di kelompok serta koordinasi
Aset sosial - Kelompok-kelompok antara kelompok yang lebih
masyarakat baik

- Adanya bantuan logistik - - Jumlah bantuan yang - Pendistribusian - Sedikit (2) rendah
warga terdampak terbatas semua bantuan membantu
Aset ekonomi /
sehingga tidak dapat meringankan
finansial
bekerja beban warga
terdampak
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 56 dari 107


2.2 Tingkat Kapasitas Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 39. Tingkat kapasitas terhadap ancaman Banjir

Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas


Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap Aset
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal
(Rupiah)
- Kelompok RT ; 20 kelompok - - Kurangnya Belum ada - (2) Rendah
Aset Sumber Daya
- Karang taruna ; 5 kelompok pengetahuan tentang
Manusia
resiko bencana
Aset Sumber Daya - Adanya rumpun bambu - - Banyak penebangan Belum ada - (3) Sedang
alam lingkungan yang melimpah pohon/kayu dan
- Adanya pohon besar bambu yang
disepanjang bantaran berlebihan di
sungai sepanjang bantaran
sungai
- Adanya DAM - - Material yang Pembersihan DAM - (3) Sedang
- Akses jalan yang bagus menumpuk di DAM
dapat memudahkan proses menyebabkan arus
evakuasi sungai tidak lancar
Aset fisik
- Sarana komunikasi yang - Belum ada
infrastruktur
lancar dapat pengorganisiran
- Masjid & mushola dengan potensi infrastruktur
pengeras suara untuk penanggulangan
- Poskamling bencana

Halaman 57 dari 107


Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap Aset
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal
(Rupiah)
- Gotong royong - - Mulai memudarnya - Pertemuan- Mempererat (4) Tinggi
kepedulian untuk pertemuan sosial dan
Aset sosial
bergotong royong kemasyarakatan meningkatkan
rasa kepeduian
- Material untuk perbaikan 200 juta - Karena dikerjakan - (2) rendah
Aset ekonomi / - Swadaya masyarakat untuk pihak ke 3 sehingga
finansial perbaikan mengurangi nilai
gotong-royong
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 58 dari 107


2.3 Tingkat Kapasitas Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin Kencang
Tabel 40. Tingkat kapasitas terhadap ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang

Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas


Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Adanya tenaga kesehatan - - Pembekalan ilmu - Sosialisasi melalui - Meningkatnya (2) Rendah
- Linmas mitigasi dan forum-forum pemahaman
- Karang taruna kesiapsiagaan pertemuan yang ada tentang
Aset Sumber
- Kelompok masyarakat terhadap bencana di masyarakat kesiapsiagaan
Daya Manusia
- Kelompok RT ; 20 yang minim/ beluma
kelompok da
- Karangtaruna
Aset Sumber - Adanya rumpun bambu - - Berkurangnya pohon - Reboisasi/penghijauan - Mengurangi (2) Rendah
Daya alam - Adanya pohon besar pohon yang besar dan dengan tanaman keras intensitas
lingkungan mahoni, jati keras karena kecepatan
- Adanya gumuk yang penebangan angin
dapat meredam angin
- Sarana komunikasi yang - - Belum ada - Belum ada - (2) rendah
lancar dapat pengorganisiran
Aset fisik - Masjid & mushola dengan potensi infrastruktur
infrastruktur pengeras suara untuk
- Poskamling penanggulangan
bencana

Halaman 59 dari 107


Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Kegiatan gotong royong - - Belum ada - Sosialisasi tentang - (2) rendah
- Kelompok-kelompok pengorganisiran tangguh bencana
masyarakat potensi aset sosial ini
Aset sosial
untuk
penanggulangan
bencana
- Simpan pinjam untuk - - Banyaknya - Pembelian bibit pohon Mengurangi (2) rendah
permodalan pengeluaran biaya untuk reboisasi dampak yang
Aset ekonomi /
tambahan yang - akan
finansial
dikeluarkan untuk ditimbulkan
perbaikan kerusakan oleh angin
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah

Halaman 60 dari 107


C. Analisis Kemungkinan Dampak Bencana
Analisis kemungkinan dampak bencana dapat dikaji dari kemungkinan kehilangan, kerugian atau penurunan nilai dari asset-asset
penghidupan dari akibat yang ditimbulkan bencana. Risiko bencana ini ditinjau pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang timbul
karena suatu bahaya menjadi bencana. Resiko dapat berupa kematian, luka, sakit, hilang, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat. Adapun Hasil dari kajian risiko bencana ini adalah sebagai berikut;
1. Tingkat Risiko Bencana Terhadap Ancaman Banjir Bandang
Tabel 41. Tingkat Risiko terhadap Ancaman Banjir bandang

Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - - Sosialisasi - R (Rendah)
- Luka-luka - penataan
- Kehilangan - lingkungan
kemampuan/ketrampilan -
Aset Sumber Daya
- Mengungsi - 25 KK - Rumah berada di
Manusia
- Tidak bisa bekerja daerah rawan banjir
- Trauma bandang

Aset Sumber Daya - Pencemaran air - 400 - Diterjang oleh arus - Penyediaan air S (Sedang)
alam lingkungan - Kerusakan lahan pertanian - ± 5 hektar banjir bandang bersih - S (Sedang)
- Kerusakan/Kehilangan sumber air - R (Rendah)
- Gangguan fungsi irigasi - 700 m S (Sedang)

Halaman 61 dari 107


Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Rumah rusak/hilang - - Lokasi lahan berada - Gotong royong - R (Rendah)
- Kerusakan jaringan air - di wilayah rawan R (Rendah)
- Kerusakan karingan listrik - banjir bandang R (Rendah)
Aset fisik /
- Kerusakan tempat kerja - - Struktur jalan dan R (Rendah)
infrastruktur
- Jembatan rusak - jembatan tidak kuat R (Rendah)
- Gangguan fungsi jalan - R (Rendah)

- Gangguan kerukunan warga - - Akses jalan yang -- - R (Rendah)


- Gangguan fungsi organisasi - terganggu sehingga R (Rendah)
Aset sosial - Gangguan kekerabatan keluarga - kegiatan tertunda R (Rendah)
- Gangguan partisipasi - R (Rendah)

- Kehilangan Penghasilan upah/ - Lokasi lahan berada - Membantu -


kerja - 50 KK di wilayah rawan lapangan S (Sedang)
- Kehilangan modal kerja - 100 - Kehilangan lapangan pekerjaaan S (Sedang)
- Gagal panen - 100 pekerjaaan S (Sedang)
Aset ekonomi /
- Kehilangan ternak - R (Rendah)
finansial
- Kerusakan/ kehilangan surat -
penting R (Rendah)
- Pengeluaran tambahan Keluarga - R (Rendah)

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 62 dari 107


2. Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Banjir

Tabel 42. Tingkat Risiko terhadap ancaman Banjir

Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Bentuk Risiko Perkiraan Kerentanan
Aset Risiko
jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal Berisiko
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Luka-luka - - - - R (Rendah)
- Sakit - 5 orang - Air yang kotor - Ada polindes - R (Rendah)
- Kehilangan
Aset Sumber
kemampuan/ketrampilan - - - - R (Rendah)
Daya Manusia
- Mengungsi - - - - R (Rendah)
- Tidak bisa bekerja - - - - R (Rendah)
- Tidak bisa Sekolah - - - - R (Rendah)

Aset Sumber - Pencemarana air/udara/tanah -1 - - - R (Rendah)


Daya alam - Kerusakan sumber air bersih - - - - R (Rendah)
lingkungan - Kerusakan lahan pertanian - 2 - Terendam banjir - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi irigasi -1 - Terendam banjir - - R (Rendah
- Kerusakan hutan -1 - Terendam banjir - - R (Rendah)
- Kerusakan sempadan sungai - 2 (400 juta) - Abrasi karena
- Keruskaan kegilangan sumber daya banjir - - R (Rendah)
alam -2 - Terendam banjir - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi estetik tanaman -2 - Terendam banjir - - R (Rendah)

Halaman 63 dari 107


Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Bentuk Risiko Perkiraan Kerentanan
Aset Risiko
jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal Berisiko
- Rumah rusak/hilang - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi rumah - - - - R (Rendah)
- Kerusakan jaringan air bersih - - - - R (Rendah)
- Kerusakan jaringan listrik - - - - R (Rendah)
Aset fisik /
- Kerusakan saluran air - - - - R (Rendah)
infrastruktur
- Kerusakan tempat kerja -2 - - - R (Rendah)
- Kerusakan fasilitas umum - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi jalan - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi jembatan - - - - R (Rendah)
- Gangguan kerukunan warga - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi organisasi sosial - - - - R (Rendah)
Aset sosial
- Gangguan hambatan partisipasi - - - - R (Rendah)
- Gangguan hambatan keluarga - - - - R (Rendah)
- Kehilangan Penghasilan upah kerja - - - - R (Rendah)
- Kehilangan pekerjaan - - - - R (Rendah)
- Kehilangan modal kerja - - - - R (Rendah)
- Gagal panen - 3,4 ha (37,5 jt) - Terendam banjir - - S (Sedang)
Aset ekonomi /
- Kehilangan ternak - - - - R (Rendah)
finansial
- Kerusakan/kehilangan harta benda - - - - R (Rendah)
- Kerusakan/ kehilangan surat
penting - - - - R (Rendah)
- Pengeluaran tambahan Keluarga - 2 KBO (45 juta) - Terseret air - - R (Rendah)
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 64 dari 107


3. Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin Kencang

Tabel 43. Tingkat Risiko terhadap ancaman Angin putting beliung dan Angin kencang
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset Risiko
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Sakit - - - - R (Rendah)
- Depresi/trauma - - - - R (Rendah)
Aset Sumber
- Luka-luka - 10 orang, - Kekurang siapsiagaan - Korban dilarikan di - Korban R (Rendah)
Daya Manusia
masyarakat puskesmas tertangani
- Mengungsi - Kerugian (2 juta) - Atap rumah hancur - - R (Rendah)

Aset Sumber - Kerusakan lahan - - - - S (Sedang)


Daya alam pertanian
lingkungan - Kerusakan lahan kebun - 4 hektar, 100 - Sudah semakin - Reboisasi Menguangi S (Sedang)
juta berkurangnya pohon besar - Pemangkasan risiko
yang perakarannya kuat dahan/batang
- Dahan pohon yang rapuh pohon yang rapuh

- Rumah rusak - 50 rumah - Konstruksi bangunan yang - Penggunaan genset Kebutuhan R (Rendah)
- Kerusakan fasilitas - 15 tiang listrik kurang kuat untuk listrik darurat listrik untuk R (Rendah)
umum - Material bangunan mudah darurat bisa
Aset fisik / - Kerusakan rumah/ terbawa angin terpenuhi R (Rendah)
infrastruktur pemukiman - Penempatan jaringan dan
- Jaringan listrik padam tiang listrik yang R (Rendah)
berdekatan dengan pohon
besar

Halaman 65 dari 107


Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset Risiko
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Gangguan fungsi - - Berlindung/mengamankan - Menunda kegiatan - (R) Rendah
organisasi sosial diri masing-masing di
- Gangguan hambatan rumah
Partisipasi (R) Rendah
Aset sosial
- Tidak bisa sekolah
- Aktivitas sosial tertunda
(R) Rendah
(R) Rendah
- Ekonomi menurun - - Kurangnya pengetauan - - (R) Rendah
- Kehilangan pendapatan - kesiapsiagaan dalam - - (R) Rendah
- Kehilanan pekerjaan - menghadapi ancaman - - (R) Rendah
- Kehilangan modal kerja - angin puting beliung - - (R) Rendah
Aset ekonomi / - Pengeluaran tambahan - - - - (R) Rendah
finansial keluarga
- Kerusakan harta benda - 150 orang, 50 - Anggaran - Sedikit (S) Sedang
juta kebencanaan dari meringkan
APBDes beban
kerban
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 66 dari 107


BAB IV PILIHAN TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA

A. Penetapan Kebijakan
Upaya pengurangan risiko bencana di Desa Tegalarum memerlukan landasan kebijakan-
kebijakan strategis. Diantaranya adalah dengan menetapkan aturan pengelolaan dan
mekanisme, kelembagaan, perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada
fase pra, saat dan setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Rencana penanggulangan bencana tingkat di atasnya Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB) tingkat desa harus sejalan dengan RPB tingkat kabupaten, RPB tingkat propinsi
dan Rencana Aksi Nasional (Renas) Penanggulangan Bencana Indonesia, sehingga
membentuk keterpaduan tingkat nasional hingga desa.
Selain itu, agar operasional, penetapan kebijakan dalam Pengurangan Risiko bencana
ini perlu diselaraskan dengan tujuan komunitas desa. Dengan penyelarasan ini kegiatan-
kegiatan akan selaras dengan visi misi dalam pengembangan Desa Tangguh dan cita-cita
komunitas desa secara umum.
Adapun harapan serta tujuan arah kebijakan pembangunan desa yang secara umum
sejalan dengan harapan-harapan masyarkat Gambar 5. Titik temu dari 3 isu stratagis;
Pengurangan Risiko Bencana (PRB),
desa ini adalah sebagai berikut; Kelestarian Lingkungan (KL) dan
1) Desa Tangguh, dimana kepentingannya Penghidupan Berkelanjutan (PB)

adalah Pengelolaan Risiko bencana


berbasis Komunitas (PRB)
2) Tujuan Kelestarian Lingkungan (KL)
3) Tujuan Kesejahteraan, capaian
Pembangunan Berkelanjutan (PB)
Pada akhirnya perpaduan dari ketiga
tujuan tersebut menghasilkan rekomendasi
kegiatan-kegiatan yang mengakomodir dari
tujuan ketiga-tiganya.

Halaman 67 dari 107


Risiko Bencana disadari dapat menimpa berbagai sektor sekaligus, karena itu
pengurangan risiko bencana juga harus dilakukan secara lintas sektoral atau lintas pemangku
kepentingan. Keberhasilan kerja koordinasi lintas sektor dan pemangku kepentingan ini akan
menjamin adanya pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam kegiatan masing-
masing sektor dalam mewujudkan desa tangguh. Sinergi kerja lintas sektor ini juga akan dapat
menghindari tumpang-tindih program/kegiatan yang dapat berakibat pada pendanaan yang
tidak efisien.

B. Analisa Stakeholder
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana direkomendasikan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pencegahan dan
mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat
dan perencanaan pemulihan.
Praktik-praktik pengurangan risiko bencana ini berkaitan dengan berbagai pihak yang
berkepentingan atau pemangku kepentingan yang ada di desa Tegalarum. Untuk melihat
keberadaaan pemangku kepentingan tersebut, dilakukan pemetaan pemangku kepentingan
secara partisipatif.
Adapun hasil dari pemetaan pemangku kepentingan secara partisipatif tersebut
adalah sebagai berikut;

Halaman 68 dari 107


Gambar 6. Hasil Diskusi Pemetaan Pemangku Kepentingan di Desa Tegalarum

Penjelasan :
Banser • Posisi X (x – axis)
Gapoktan Tokoh
Tenaga Agama menunjukkan seberapa besar
Kesehaan
HIPPA KEPALA
peran pemangku kepentingan
Y = PENGARUH

Karang DESA tersebut dalam kerja-kerja


PKK
taruna
pembangunan di desa secara
Jaranan
Buto BABINSA
umum serta dalam upaya
Jangger
Songkel Titro Fatayat/ Kelompok pengurangan risiko bencana
Meja Budaya Muslimat Silat secara khusus.
Sanggar
Kadus RT RAPI • Posisi Y (y-axis) menunjukkan
Sayu Wiwit BPD
seberapa besar pengaruh
Kelompok Kelompok POLMAS
POKDAKAN
Kelompok
pemangku kepentingan
Senam RW Tani
KELOMPOK
Pembudi
daya Ikan
tersebut terhadap komunitas
TERNAK
desa secara umum. Pengaruh
LPMD Kader
Posyandu
ini juga menunjukkan seberapa
besar pengaruh pemangku
kepentingan tersebut terhadap
Ansor
kebijakan desa.

X = PERAN

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Dari kajian pemetaan pemangku kepentingan diatas, karakteristik masyarakat


Tegalarum banyak dipengaruhi oleh pemangku kepentingan yang bergerak di sektor
ekonomi utama pertanian. Adanya lembaga-lembaga sosial di tingkat desa seperti
LMDH, PKK dan BUMDES memiliki peran strategis serta mempunyai pengaruh yang kuat
di dalam masyarakat.
Keberadaan Pengelola cukup memiliki pengaruh yang besar di masyarakat. Hal ini
dimungkinkan karena keberadaan mereka dipandang dapat menggerakkan sektor
ekonomi alternatif bagi desa. Tetapi peran mereka dalam praktik-praktik yang
mendukung pembangunan desa belum nampak, atau bisa jadi belum digandeng oleh
pemangku kepentingan lainnya.
Dari analisa pemangku kepentingan diatas, dapat dilihat gap antar para pemangku
kepentingan agar dapat mengoptimalkan peran serta pengaruh masing-masing dalam
upaya mengembangkan desa Tangguh bencana Tegalarum.

Halaman 69 dari 107


Tabel 44. Analisa Pemangku Kepentingan dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Desa
Tegalarum

Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
1 Pemerintah - Kegiatan pemerintahan - Pemdes melayani masyarakat - Penyebaran - Koordinasi
Desa - Kepala desa ; dengan baik informasi yang - Perenca
Tegalarum Sarimanto - Pelayanan mudah dan cepat kurang maksimal naan
- Jumlah perangkat Desa - Adanya Keterbukaan dalam terhadap masyarakat - Pengang
12 orang (L= 8) , (P=4). anggaran dan penganggaran - Pemeliharaan garan
- ATK ada lengkap infrastruktur yang
- Luas kantor 500m2 belum maksimal
- PAD masih kecil
2 Kepala Desa - Sebagai pemimpin - Meningkatkan pelayanan pada - Jadwal kerjanya yang - Sebagai koor
desa masyarakat terlalu padat dinator selu
- Achmad Turmudzi ruh lembaga
3 Kepala - Ada 2 Kepala dusun - Meningkatkan pelayanan pada - Jadwal kerjanya yang - Membantu
Dusun - Darungan; Hadi Sukoco masyarakat di dusun masing- terlalu padat Kades meng
- Tegalyasan ; Anang masing koordinir
Hadi Susanto - Mengorgansir potensi dusun wilayah
masing-masing dusunnya
4 BPD Anggota 8 orang (L= ), - BPD dipilih dengan cara voting - Tidak diharuskan - Koordinasi
(P= ) - Mengemban aspirasi masyarakat mengantor -
- Membuat keputusan berama - Tidak ada komputer Musyawarah
pemdes
5 Lembaga - Jumlah 4 orang - Bisa bekerja sama dengan warga - Gabung dengan - Koordinasi
Masyarakat - Laki-laki= , - Membantu pelaksanaan pemerin kantor desa
Desa Perempuan = tah desa di bidang Pengurangan
(LPMD) risiko bencana (PRB)
- Sosialiasasi
6 PKK - Ketua: Yunis Sufirma - Berperan aktif dalam membantu - Kurangnya koordinasi - Mengelola
Dewi. Pengurus inti 6 pemdes dalam pemberdayaan antar Lembaga bantuan
orng, 4 Pokja. perempuan logistic
- Kegiatan; pendidikan, - Meningkatkan kesejahteraan - Edukasi
kesehatan, sosial, bagi keluarga bencana
bumil/balita - Edukasi bencana
7 BUMDES - BUMDESA ARUM - Menjadi sumber PAD - Minimnya dana - Mencari
WANGI - Menghidupkan ekonomi Bumdes investor
- Ketua; Moh. Askuri masyarakat desa - Kerjasama
- Pengelola BUMDES - Mengembangkan potensi desa dengan
induk ( 3 orang) - Mengembangkan UMKM pihak luar
- Petani dan UMKM bisa sejahtera
8 Karang - Sebagai kelompok - Membantu pemdes di bidang - Kurangnya koordinasi - Koordinasi
taruna pemuda Kepemudaan antar anggota
- Ketua; - Memajukan olah raga di
- anggota ; ….. orang Tegalarum. Mengembangkan
potensi generasi muda Tegalarum

Halaman 70 dari 107


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
- Kegiatan; Olah raga, - Meningkatkan kegiatan sosial di
Seni budaya, desa
Wirausaha
9 Rukun - Jumlah RT=52, RW =14 Membantu pemdes: - Insentif sangat - Koodinasi
Tetangga - Sebagai pusat - Kemasyarakatan kurang - Mengontrol
(RT) dan pelayanan masyarakat - Koordinasi warga lingkungan
Rukun terkecil - Gotong royong masing-
Warga (RW) - Sosialiasi masing
- Keamanan
10 Kelompok - Ketahanan pangan - Mensejahterakan petani - Kurangnya modal - Memberikan
tani desa - Meningkatkan hasil tani usaha tani bantuan
- Kelompok tani : 4 - Menjadi potensi unggulan desa - Pupuk terbatas pangan
Padi, Petani cabe, - Hama & penyakit - Program
buah-buahan, yang susah dicegah ketahanan
penderes kelapa, dll - Minimnya pangan
pengetahuan petani - Koordinasi
11 Kelompok - Peternak lele - Bekerjasama memanfaat kan - urangnya koordinasi - Program
Pembudida - Peternak gurami potensi perikanan, antar anggota ketahanan
ya Ikan - Sumber daya mengembangkan usaha, dana, pangan
POKDAKAN melimpah pemasaran dll -
12 Kelompok - Peternak ayam - Bekerjasama mengembangkan - kurangnya koordinasi - Program
Ternak - Peternak bebek potensi ternak antar anggota ketahanan
- Peternak kambing pangan
-
13 Tenaga - Sebagai pelaksanan - SIGAP - Perbenturan jadwal - Sebagai
kesehatan pelayanan kesehatan pelayanan pelaksana
pelayanan
kesehatan
14 HIPPA - Himpunan Petani - Pengelolaan air bersama yang - Kurangnya koordinasi - Koordinasi
Pemakai air mengindahkan pengurangan antar kelompok
- risiko bencana
15 BABINSA & - Sebagai Pendamping - SIGAP - Kurangnya sarpras - Membantu
BHABINKA desa dalam melaksanakan warga yang
MTIBMAS kegiatan terdampak
bencana
16 POSYANDU - Jumlah kader …. - Meningkatkan pelayanan - - Membantu
- Kegiatan Posyandu; masyarakat pelayanan
BALITA … kali/bulan, - Sarana edukasi kesehatan remaja bidang
Lansia … kali/bulan, - Mendukung program kesehatan. kesehatan
- Koordinasi
17 LINMAS - Koordinator : Imam - Menegakkan ketertiban & - Koordinsi
Hanafi keamanan desa
- Jumlah personel 31
orang

Halaman 71 dari 107


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
18 Kelompok - Sanggar sayu Wiwit - Melestarikan budaya - Kurangnya - Koordinasi
seni budaya - Jaranan buto Songkel - Menambah income masyarakat pembinaan - Sosialisasi
Meja desa - Kurangnya kreasi PRB melalui
- Jangger Tirto Budoyo - Menghibur masyarakat kesenian
- Kelompok Hadrah
- Kelompok Senam
19 Nahdlatul - Fatayat, Muslimat, GP - Meningkatkan ukhuwah - Kurangnya sosialisasi - Koordinasi
Ulama Ansor, Banser Islamiyah pada masyarakat - Potensi
relawan
desa
20 Perguruan - Pagar Nusa - Mempersatukan dan ikut - Sering terjadi - Koordinasi
beladiri/ - Kera Sakti membantu ketertiban kesalahpahaman
Kelompok - SH Teratai masyarakat antar perguruan
silat - dll - Melestarikan budata & sehingga menyeba-
menyehatkan masyarakat bkan perselisihan
21 Komunitas - Kegiatan rutin - Meningkatkan solidaritas desa - Belum/Kurangnya - Koordinasi
Sepeda - Pertemuan/kunjungan koordinasi antar - Potensi
Onthel ke luar desa Lembaga relawan
22 Pengelola - Pengelola café & - Ikut memajukan potensi ekonomi - Belum/kurangnya - Koordinasi
Wisata homestay desa koordinasi antar
- Pengelola rafting, dll - Membantu sosial pemangku
kemasyarakatan kepentingan
23 RAPI - Radio Amatir Indonesia - Membantu Penyebar luasan - Belum/Kurangnya - Koordinasi
- Punya banyak anggota informasi peringatan dini, koordinasi antar
di Tegalarum informasi keben canaan, dll Lembaga
24 UMKM - Pedagang pasar - Memajukan potensi ekonomi, - Belum/Kurangnya - Koordinasi
tradisional “Cunduk sosial dan budaya melalui gelaran koordinasi antar
Menur” pasar tradisional Lembaga
- Dll - Konsistensi
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2022

Halaman 72 dari 107


C. Rekap Pilihan Tindakan
1. Rekap rekomendasi ancaman Banjir & Banjir bandang

Tabel 45. Rekap Rekomendasi Banjir & Banjir bandang


(Identifikasi Kegiatan dan Pelaksanaan)

Jenis Ancaman : Banjir & Banjir bandang


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kel. Pedagang, UMKM,

Kel. Tani & Gapoktan,


Kepala dusun ,RT/RW

Kelompok Pengajian
NU ; Banser, Fatayat
Kelompok kesenian
PKK, DAWIS, Kader
Fase Kegiatan

Tokoh Masyarakat

Kelompok ternak
Pemerintah Desa

UPTD Pengairan
Kelomplok RAPI
Tim Siaga Desa
Karang Taruna

CSR (Swasta)
BPD & LPMD

Kesehatan

BUMDES

Linmas
HIPPA
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan             
saat tidak penanggulangan bencana
terjadi 2. Pengajuan kegiatan RPB        
bencana (Rencana Penanggulangan
(pencegahan, Bencana) ke Musrembang
mitigasi, dan 3. Sosialisasi kesadaran                
peningkatan pengurangan risiko
kapasitas) bencana

Halaman 73 dari 107


4. Reboisasi dan Penataan              
lingkungan
5. Perbaikan dan normalisasi         
saluran air/drainase
6. Pembuatan talud penahan        
longsor plengsengan
sungai
7. Pengerukan sedimentasi        
sungai
8. Pegelolaan sampah                 
berbasis masyarakat dan
pembuatan Bank Sampah
9. Pelatihan pengelolaan          
pertanian terpadu dan
berkelanjutan (pertanian
organik, pembuatan
pupuk, pengurangan
pestisida, dll)
10. Pelatihan dan pengemba-         
ngan Tim Siaga Bencana
Desa
11. Pengadaan perlengkapan         
kebencanaan
12. Sosialisasi kegiatan       
pengurangan risiko
bencana melalui kegiatan
kebudayaan (Baritan,
ruwatan, jaranan, dll)
13. Pelatihan dan fasilitasi              
pengelolaan sungai yang
berkelanjutan

Halaman 74 dari 107


14. Pengembangan ekowisata        
desa Tegalarum
Pra Bencana, 1. Sosialisasi kesiapsiagaan         
saat terdapat bencana
potensi 2. Pembuatan papan        
bencana informasi kebencanaan
(kesiapsiagaan) (peta rawan banjir,
informasi kesiapsiagaan
lainnya)
3. Pembuatan dan        
pemasangan rambu-
rambu evakuasi dan lokasi
aman
4. Pengadaan peralatan     
evakuasi, komunikasi dan
pos pemantauan
5. Monitoring pintu air dan  
wilayah DAS (Daerah
aliran sungai)
6. Mempersipakan Rencana    
evakuasi
7. Melakukan simulasi         
kejadian longsor
Saat tanggap 1. Menginformasikan     
darurat peringatan dini
2. Melakukan proses  
evakuasi
3. Mengaktifkan pos 
pengungsian
4. Melakukan pengamanan  
lokasi bencana

Halaman 75 dari 107


5. Melakukan pendataan 
korban
6. Mengelola logistik dan  
kebu-tuhan dasar
pengungsian
Pasca bencana 1. Pendataan dan pelaporan 
kerusakan dan kerugian
akibat bencana
2. Pemulihan wilayah            
terdampak bencana
3. Kerjabakti massal           
lingkungan
4. Rehabilitasi dan            
rekonstruksi saluran air
dan infrastruktur yang
rusak
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarumi 2023

Halaman 76 dari 107


2. Rekap rekomendasi PRB (Pengurangan Risiko Bencana) untuk Angin puting beliung dan Angin kencang

Tabel 46. Rekap Rekomendasi Ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
(Identifikasi Kegiatan dan Pelaku)
Jenis Ancaman : Angin puting beliung dan Angin kencang
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat

CSR (Swasta), Pengelola wisata


PKK, DAWIS, Kader Kesehatan

Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kel. Pedagang, UMKM
Kepala dusun ,RT/RW

Kel. Tani & Gapoktan

Kelompok Pengajian
NU ; Banser, Fatayat
Kelompok kesenian
Fase Kegiatan

Tokoh Masyarakat

Kelompok ternak
Pemerintah Desa

Kelomplok RAPI
Tim Siaga Desa
Karang Taruna
BPD & LPMD

BUMDES

Linmas
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan             
saat tidak terjadi penanggulangan bencana
bencana 2. Pengajuan RPB ke        
(pencegahan, Musrembangdes
mitigasi, dan 3. Sosialisasi mengenai               
peningkatan konsep kesiapsiagaan
kapasitas) angin kencang dan cara
penyelamatan diri dari
angin kencang

Halaman 77 dari 107


4. Pelatihan Pengembangan        
tim siaga bencana desa
5. Identifikasi pengelolaan          
dan perawatan tanaman
keras/tanaman tahunan
6. Penghijauan &             
penanaman tanaman/
pohon pemecah angin
7. Pembuatan peta rawan        
angin dan papan informasi
kebencanaan
8. Sosialisasi bangunan yang
tahan angin kencang
9. Pelatihan evakuasi dan      
kesiapsiagaan untuk tim
siaga desa
10. Sosialisasi pembuatan    
pupuk organik
11. Penyediaan alat pembua-   
tan pupuk kompos
12. Pelatihan dan pengemba-       
ngan pemasaran online
produk-produk unggulan
desa bagi kelompok
perempuan
13. Pelatihan pengembangan         
ekonomi kreatif
14. Pengelolaan tabungan           
siaga

Halaman 78 dari 107


15. Pelatihan pengelolaan dan         
pengembangan Sistem
informasi Desa

Pra Bencana, 1. Pengadaan alat dan               


saat terdapat sarana informasi
potensi bencana peringatan dini
(kesiapsiagaan) 2. Pengadaan dan penyiapan        
sarana prasarana evakuasi
3. Pemasangan rambu      
evakuasi
4. Penyusunan SOP      
peringatan dini dan
evakuasi angin kencang
5. Simulasi bencana angin          
kencang
6. Pengadaan perlengkapan   
evakuasi dan darurat
bencana

Saat tanggap 1. Menyampaikan    


darurat peringatan dini
2. Mengamankan aliran   
listrik dan mengamankan
lokasi evakuasi
3. Mengaktifkan posko   
4. Melakukan evakuasi   

Halaman 79 dari 107


Pasca bencana 1. Mendata kerusakan dan    
kerugian
2. Mendistribusikan bantuan            
untuk pemulihan aktivitas

3. Pemulihan trauma mental  

4. Rehabilitasi sarana dan            


prasarana yang rusak

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 80 dari 107


BAB V. ALOKASI TUGAS DAN SUMBERDAYA

Alokasi tugas dan Sumberdaya merupakan pengejawantahan dari Rencana Aksi Komunitas.
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana direkomendasikan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pencegahan dan
mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat
dan perencanaan pemulihan. Rekomendasi bentuk kegiatan dituangkan dalam matrik rekap
rekomendasi di bawah ini.

Halaman 81 dari 107


RENCANA AKSI KOMUNITAS

A. Alokasi Tugas dan Sumber Daya untuk Banjir dan Banjir bandang
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
Jenis Ancaman : Banjir dan Banjir bandang
Desa : Tegalarum
Kecamatan : Sempu
Kabupaten : Banyuwagi

Tabel 47. Rencana Penanggulangan Bencana Ancaman Banjir dan Banjir bandang

Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber


No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
PRA BENCANA, saat tidak terjadi bencana (pencegahan, mitigasi dan peningkatan kapasitas)
1 Pembuatan Dasar peraturan Adanya peraturan Pemdes, Tokoh 1 kali dalam 1 Rp.2.500.000 APBDes,
peraturan penanggulangan desa yang berisi tata Masyarakat, Tim tahun Swadaya
penanggulangan bencana tertib, larangan, dan Siaga (Desember)
bencana tata kelola untuk
mencegah/
mengurangi terjadinya
longsor (contoh;
larangan membuang
sampah disungai, dll)
2 Pengajuan Penyampaian Masuknya usulan- Pemdes, Tokoh 1 kali dalam Rp.2.000.000 APBDes,
kegiatan RPB aspirasi usulan dalam Rencana Masyarakat, Tim setahun Swadaya
(Rencana masyarakat Penanggulangan Siaga
Penanggulangan Bencana (RPB)
kedalam kegiatan
Bencana) ke
pembangunan desa
Musrembang

Halaman 82 dari 107


Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
3 Sosialisasi Peningkatan 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tokoh Minimal 1 kali Rp.2.000.000 APBDes,
kesadaran kesadaran dan pertemuan di Masyarakat, Tim setiap tahun Swadaya
pengurangan pemahamaman kelompok Siaga, Kelompok pertemuan
risiko bencana tentang risiko masyarakat yang masyarakat, pertemuan
menyampaikan
bencana melalui kelompok kelompok
rencana
pertemuan- kesenian, masing-masing
penaggulangan
pertemuan bencana (RPB) Karang taruna,
kelompok 2) Partisipasi PKK
masyarakat dalam
kegiatan
penanggulangan
bencana yang telah
dituangkan dalam
RPB
4 Reboisasi dan 1) Mencegah 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tahun ke-2 Rp.20.000.000 APBDes,
Penataan terjadinya banjir pemetaaan dan Perangkat, Swadaya
lingkungan 2) Melestarikan kajian tata Tokoh
kesuburan tanah lingkungan kawasan Masyarakat, Tim
yang bisa 2) Adanya kegiatan
Siaga,
dijadikan lahan pemetaan dan kajian
Karangtaruna
pertanian tata lingkungan
3) Menjaga struktur 3) DAS (Daerah aliran
tanah sungai
4) Menjaga DAS 4) Adanya
(Daerah aliran Terlaksananya
sungai) kegiatan reboisasi
dan penataan
lingkungan kawasan
dan daerah aliran
sungai (DAS)

Halaman 83 dari 107


Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
5 Perbaikan dan Mengurangi 1) Adanya drainase Pemdes, Tahun ke 2 Rp.70.000.000 DD/
normalisasi terjadinya banjir yang memadai di Perangkat, APBDES,
saluran air sepanjang jalan desa Tokoh Swadaya
/drainase 2) Adanya drainase Masyarakat, Tim
pada lahan
Siaga,
prasarana publik
Karangtaruna,
3) Adanya kerja bakti
perawatan drainase
dan saluran air
4) Lancarnya air pada
saat terjadi hujan
terus menerus
6 Pembuatan talud Pencegahan Adanya talud alam, Pemdes, Tahun ke-2 Rp.100.000.000 APBD,
penahan longsor longsor pada bronjong atau Perangkat, APBDES,
plengsengan akses jalan yang sejenisnya yang Tokoh CSR,
sungai rawan terjadi dapat menahan Masyarakat, Tim Swadaya
longsor plengsengan sungai Siaga,
yang rawan. Karangtaruna,
7 Pengerukan Melancarkan arus 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tahun ke-2 Rp.50.000.000 APBD,
sedimentasi air untuk identifkasi & peme- perangkat, Tim APBDES
sungai mengurangi taan sungai Siaga,
terjadinya risiko 2) Adanya kegiatan ka- Masyarakat
jian AMDAL (Analisis
perluapan air saat
mengenai dampak
terjadi banjir
lingkungan) penge-
rukan sedimentasi
3) Adanya kegiatan
pengerukan sedi-
mentasi berdasarkan
kebutuhan

Halaman 84 dari 107


Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
8 Pegelolaan 1) Menggalakkan 1) Adanya sistem & Pemdes, Tahun ke-3 Rp.20.000.000 APBDES,
sampah berbasis masyarakat un- petugas pengelolaan Perangkat, Swadaya
masyarakat dan tuk berpartisipasi sampah Tokoh
pembuatan Bank & mengurangi 2) Adanya Tempat Pe- Masyarakat,
sampah ngelolaan sampah
Sampah PKK,
2) Terciptanya ling- terpadu
Karangtaruna,
kungan desa 3) Adanya kegiatan pe-
yang bersih sehi- ngelolaan Bank Sam- BUMDESA
ngga mengurangi pah yang menghasil-
dampak bencana kan pemasukan
9 Pelatihan Terciptanya 1) Terlaksananya pela- Pemdes, Tahun ke-3 Rp.30.000.000 APBDES,
pengelolaan sistem pertanian tihan pertanian or- Perangkat, Swadaya,
pertanian terpadu terpadu dan ganik terpadu bagi Tokoh Swasta,
dan berkelanjutan berkelanjutan di kelompok tani Masyarakat, Perhutani
(pertanian desa Tegalarum 2) Adanya bank bibit/ Karangtaruna,
benih & rumah kom-
organik, Kelompok tani,
pos milik desa yang
pembuatan dikelola bersama kelompok
pupuk, 3) Adanya praktik2 per- ternak,
pengurangan tanian organik & kelompok
pestisida, dll) pertanian terpadu tambang,
bagi kelompok tani BUMDESA
10 Pelatihan dan Peningkatan 1) Terlaksananya re- Pemdes,Linmas, Tahun ke-1 Rp.5.000.000 DD
pengembangan kapasitas tim kruitmen dan pela- Perangkat desa,
Tim Siaga siaga bencana tihan bagi relawan & Karangtaruna,
Bencana Desa desa tim Siaga Relawan, Tim
2) Terbentuknya struk-
Siaga Bencana
tur tim siaga
desa, Pokmas
3) Adanya SOP (Stan-
dard operasional
prosedur) & rencana
kontinjensi

Halaman 85 dari 107


Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
11 Pengadaan Adanya alat alat 1) Adanya identifikasi Pemdes, Tahun ke- 1 Rp.10.000.000 DD,
perlengkapan tanggap darurat kebutuhan Karangtaruna, Swadaya
kebencanaan yang memadai perlengka-pan Tim Siaga
kebencanaan Bencana Desa
2) Pembelanjaan
perlengkapan
kebencanaan
3) SOP pengelolaan
perlengkapan
kebencanaan
12 Sosialisasi Penyadartahuan 1) Adanya sosialisasi Pemdes, Tiap tahun Rp.10.000.000 APBDES,
kegiatan masyarakat mengenai Perangkat, Swadaya
pengurangan mengenai pentingnya Tokoh
risiko bencana pentingnya pengurangan risiko Masyarakat, Tim
melalui kegiatan pengurangan bencana yang Siaga,
kebudayaan risiko bencana disampaikan di Karangtaruna,
(Baritan, ruwatan, bagi berbarenan Kelompok
jaranan, dll) pembangunan dengan kegiatan kesenian,
desa melalui seni budaya Jamaah tahlil,
budaya 2) Adanya sosialisasi
mengenai hasil
dari Rencana
penanggulangan
bencana yang
dikemas dalam
pertunjukan
kesenian

Halaman 86 dari 107


Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
13 Pelatihan dan Terciptanya 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tahun ke-3 Rp.10.000.000 APBDES,
fasilitasi pengelolaan worskop/pelatihan Kelompok Tani, CSR,
pengelolaan sungai yang pengelolaan sungai Kelompok Swadaya
sungai yang berperspektif yang berkelanjutan ternak, HIPPA,
dengan sasaran
berkelanjutan pengurangan BUMDES, Tim
kelompok tani/
risiko bencana Siaga bencana
ternak, POKDAKAN,
dan kelestarian HIPPA dan Pengelola Desa, Pengelola
lingkungan wisata. wisata
2) Adanya kelompok
masyarakat yang
menerapkan praktik-
praktik pengelolaan
sungai yang
berkelanjutan
3) Adanya Rencana
Aksi Komunitas utk
pengelolaan sungai
yg berkelanjutan
14 Pengembangan Terciptanya 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tahun ke-3 Rp.20.000.000 APBDES,
ekowisata desa ekowisata desa pelatihan Kelompok Swadaya,
Tegalarum yang berspektif pengelolaan tambang, Swasta,
pengurangan ekowisata Kelompok Tani, Perhutani
2) Adanaya kelompok
risiko bencana Kelompok
pengelola ekowisata
dan menjadi ternak,
di desa Tegalarum
alternatif 3) Adanya kegiatan BUMDES,
pendapatan pengelolaan Perhutani
masyarakat ekowisata desa
Tegalarum
4) Adanya promosi
ekowisata desa

Halaman 87 dari 107


Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
SAAT TERDAPAT POTENSI BENCANA (Kesiapsiagaan)
1 Sosialisasi Pemahaman dan 1) Tersampaikannya Perangkat,PKK, Menyesuaikan - Swadaya
kesiapsiagaan masyarakat akan informasi kesiapsia Karang taruna dalam
bencana kesiaspsiagaan gaan dalam mengha Tim Siaga, pertemuan
terhadap dapi banjir di Tokoh kelompok
pertemuan rutin
ancaman Masyarakat
kelompok yang ada
bencana (banjir,
2) Masyarakat telah
banjir bandang, mengetahui tinda
dll) kan apa saja yang
dilakukan ketika me
masuki fase kesiap
siagaan (awal musim
penghujan)
2 Pembuatan papan Masyarakat 1) Adanya peta rawan Pemdes, Tim Tahun ke 1 Rp.5.000.000 DD,
informasi mengetahui bencana desa yang Siaga, Swadaya
kebencanaan lokasi lokasi dipasang di lokasi Perangkat,
(peta rawan rawan serta lebih strategis Linmas
2) Adanya papan infor-
banjir, informasi memiliki
masi kesiapsiagaan
kesiapsiagaan kesiapsiagaan
dan pengurangan
lainnya) dalam risiko bencana
menghadapi 3) Adanya pamflet
bencana informasi informasi
kebencanaan yang
didistribusikan di
sekolah, posyandu,
poskampling, dan
tempat ibadah

Halaman 88 dari 107


Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
3 Pembuatan dan Masyarakat di Adanya rambu- Pemdes, Tim Tahun ke 1 Rp.5.000.000 APBDes,
pemasangan daerah rawan rambu evakuasi dan Siaga, Swadaya,
rambu-rambu mengetahui arah lokasi aman BPBD
evakuasi dan evakuasi serta Banyu
lokasi aman lokasi aman wangi
4 Pengadaan Terpenuhinya 1) Adanya peralatan Pemdes, Tim Tahun ke 1 Rp.10.000.000 APBDes,
peralatan kebutuhan evakuasi yang sesuai siaga, Linmas Swadaya,
identifikasi
evakuasi dan evakuasi dan CSR/
kebutuhan di
komunikasi dan komunikasi bagi Rencana kontinjensi
Swasta
pos pemantauan tim siaga bencana 2) Adanya peralatan
desa komunikasi yang
sesuai identifikasi
kebutuhan di rencana
kontinjensi
5 Monitoring pintu Didapatkannya 1) Adanya informasi Tim siaga Saat fase - Swadaya
air dan wilayah informasi status bahaya kesiapsiagaan
wilayah-wilayah
DAS (Daerah peringatan dini
rawan banjir
aliran sungai) untuk 2) Tersampaikannya
kesiapsiagaan informasi yang dapat
dalam dipercaya mengenai
menghadapi status bahaya
kemungkinan wilayah- wilayah
banjir rawan banjir
6 Mempersipakan Meningkatnya 1) Evaluasi terhadap SOP Pemdes, Tim Saat fase - APBDes,
Rencana evakuasi kapasitas tim (Standard Operasional siaga, linmas, kesiapsiagaan Swadaya
Prosedur) Evakuasi &
siaga serta Peringatan dini
karang taruna,
kesiapsiagaan 2) Monitoring kebutuhan PKK
masyarakat sarana dan prasarana
evakuasi & peringatan
dini

Halaman 89 dari 107


Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
7 Melakukan Mengurangi risiko Terlaksananya Pemdes, Tim Setahun 1 kali 2 juta APBDDes,
simulasi kejadian korban dan kegiatan simulasi Siaga, Linmas, sebelum Swadaya
banjir kerugian untuk kesiapsiagaan karang taruna, memasuki
menghadapi banjir di PKK, Penduduk musim
lokasi-lokasi rawan
di wilayah rawan penghujan
SAAT TANGGAP DARURAT
1 Menginformasi- Masyarakat di 1) Adanya informasi Tim Siaga, Saat fase siaga - Swadaya
kan peringatan daerah rawan peringatan dini Relawan, Karang darurat
secara tepat kepada
dini mengetahui taruna
penduduk di wilayah
status bahaya rawan melalui
secara tepat sistem/alat informasi
yang sudah
disepakati
2) Adanya respon dari
masyarakat terhadap
peringatan dini sesuai
status bahayanya
2 Melakukan proses Mengevakuasi 1) Teravakuasi Tim Siaga, Saat fase siaga - Swadaya
evakuasi penduduk & aset- seluruh penduduk Relawan, Karang darurat
aset penting di yg ada di wilayah taruna, linmas
penduduk di rawan longsor
wilayah rawan 2) Tervakuasinya
agar terhindar aset-aset penting
dari longsoran penduduk di
wilayah longsor
3 Mengaktifkan pos Terpenuhinya Adanya lokasi Tim Siaga, Saat fase siaga - Swadaya
pengungsian kebutuhan dasar pengungsian yang Relawan, Karang darurat
tempat tinggal aman dan memadai taruna, PKK
sementara bagi bagai seluruh warga
pengungsi yang mengungsi

Halaman 90 dari 107


Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
4 Melakukan Terkendalinya Adanya kegiatan Tim Siaga, fase siaga - Swadaya
pengamanan keamanan lokasi pengamanan di jalur Relawan, Karang darurat,
lokasi bencana bencana sampai masuk lokasi taruna, linmas tanggap darurat
sungai sudah bencana oleh sd transisi
normal kembali petugas keamanan darurat

5 Melakukan Adanya data Adanya kegiatan Tim Siaga Saat fase siaga - Swadaya
pendataan korban singkat korban, pendataan bencana, darurat, tanggap
dan dampak Adanya pelaporan Relawan darurat sd
akibat bencana hasil transisi darurat

6 Mengelola logistik Terpenuhinya 1) Adanya dapur Tim Siaga, Saat fase Rp. 10.000.000 APBDes,
dan kebutuhan kebutuhan dasar umum untuk Relawan, Karang tanggap darurat Swasta,
dasar makanan, dan pemenuhan taruna, PKK sampai dengan Swadaya,
pengungsian kesehatan bagi pangan pengungsi fase transisi Pemkab,
pengungsi 2) Adanya kegiatan darurat BPBD
pe-nyaluran Banyu-
bantuan wangi
kebutuhan dasar
pengungsi
3) Adanya kegaiatan
pengecekan
kesehatan

Halaman 91 dari 107


Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Kegiatan Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
PASCA BENCANA, Pemulihan (Rehabilitasi & Rekonstruksi)
1 Pendataan dan Mendokumentasi 1) Adanya kegiatan Tim Siaga Setelah terjadi - Swadaya
pelaporan kan dan melapor pendataan kerusa- bencana
kerusakan dan kan akibat serta kan dan kerugian
kerugian akibat dampak bencana 2) Adanya kegiatan
bencana banjir pelaporan hasil
pendataan
2 Kerjabakti Pulihnya serta Adanya kegiatan Gotong royong Setelah terjadi - APBDES,
lingkungan penataan kembali kerjabakti bersama semua elemen bencana Swasta,
lingkungan yang di lokasi kejadian Perhutani
rusak longsor Swadaya,
3 Rehabilitasi dan Berfungsinya Adanya kegiatan Pemdes Setelah terjadi Menyesua ikan APBDES,
rekonstruksi kembali sarana pemulihan sarana bencana Swasta,
sarana dan dan prasarana dan prasarana yang Pembkab,
prasarana yang yang terdampak terdampak sesuai Swadaya
terdampak menjadi lebih hasil kajian
bencana baik kebutuhan
pemulihan pasca
bencana
(JITUPASNA)

Halaman 92 dari 107


B. Alokasi Tugas dan Sumber Daya untuk Ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
Jenis Ancaman : Angin puting beliung dan Angin kencang
Desa : Tegalarum
Kecamatan : Sempu
Kabupaten : Banyuwagi

Tabel 48. Rencana Penanggulangan Bencana Ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang

Progam/ Kegiatan Indikator / Capaian Waktu Biaya Sumber


No Tujuan Pelaksana
Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
PRA BENCANA, saat tidak terjadi bencana (pencegahan, mitigasi dan peningkatan kapasitas)

1 Pembuatan Dasar peraturan Adanya peraturan desa Pemdes, Tokoh 1 tahun sekali 3 juta APBDes,
peraturan penanggulangan yang berisi tata tertib, Masyarakat, Tim Swadaya
penanggulangan bencana larangan, dan tata Siaga
bencana kelola untuk mencegah/
mengurangi dampak
dari terjadinya angin
kencang & puting
beliung
2 Pengajuan kegiatan Penyampaian Masuknya usulan- Pemdes,Tokoh 1 tahun sekali 3 juta APBDes,
RPB (Rencana aspirasi usulan dalam Rencana Masyarakat, Tim Swadaya
Penanggulangan masyarakat Penanggulangan Siaga
Bencana) ke mengenai Bencana (RPB) kedalam
kegiatan pembangunan
Musrembang kebencanaan
desa

Halaman 93 dari 107


Progam/ Kegiatan Indikator / Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
3 Sosialisasi Peningkatan 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tokoh 1 tahun sekali 25 juta APBDes,
mengenai konsep kesadaran dan pertemuan di Masyarakat, Tim BPBD,
kesiapsiagaan pemahamaman kelompok masyarakat Siaga, Kelompok Swadaya
angin kencang dan tentang risiko yang menyampaikan masyarakat,
rencana
cara penyelamatan bencana melalui kelompok
penaggulangan
diri dari angin pertemuan- kesenian,
bencana (RPB)
kencang pertemuan 2) Partisipasi masyarakat
Karang taruna,
kelompok dalam kegiatan PKK
penanggulangan
bencana yang telah
dituangkan dalam RPB
4 Pelatihan Peningkatan 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tim Agustus 25 juta APBDes,
Pengembangan tim ketrampilan pelatihan untuk Siaga, Tim Siaga Swadaya
siaga bencana desa serta jumlah pengembangan Karang taruna,
personal tim kepasitas tim siaga PKK, Relawan,
yang sudah terbentuk
siaga bencana BPBD
2) Adanya kemampuan
desa
tim siaga untuk
kesiapsiagaan
bencana lainnya
(selain banjir)
5 Identifikasi Mengurangi 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tim Tahun ke-3 10 juta APBDes,
pengelolaan dan risiko korban identifikasi tanaman Siaga, Kelompok Dinkes,
perawatan akibat dahan keras tani Swasta,
tanaman atau pohon 2) Adanya workshop Swadaya
keras/tanaman yang roboh pengelolaan
tahunan terkena angin tanaman keras
3) Adanya rencana
tindak lanjut

Halaman 94 dari 107


Progam/ Kegiatan Indikator / Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
6 Penghijauan & Penghijauan 1) Adanya pemetaan Pemdes, Tim Oktober 2023 30 juta APBDes,
penanaman wilayah dan kajian kawasan Siaga, Dan Februari CSR,
tanaman/pohon penyangga guna untuk penanaman Masyarakat 2024 Kemensos,
pemecah angin mengurangi pohon pemecah Swadaya
risiko angin angin
kencang/putting 2) Adanya kegiatan
beliung kerja bakti sosial
untuk penanaman
pohon dan aksi
pengurangan risiko
bencana angin
7 Pembuatan peta Sebagai sarana 1) Adanya Pemdes, Tim Tahun ke 1 3 juta APBDes,
rawan angin dan edukasi, pembentukan tim Siaga, Karang Swasta,
papan informasi informasi dan papan papan taruna, PKK, Perhutani
kebencanaan komunikasi informasi desa Kelompok Tani, Swadaya,
perihal isu 2) Adanaya papan Kelompok
penanggulanagn informasi desa yang
Tambang,
bencana dan dipasa di beberapaKelompok
isu-isu lainya ititik ternak,
kepada 3) Adanya kegiatan Kelompok
rutin penerbitan
masyarakat kesenian,
papan informasi desa
BUMDES
8 Sosialisasi Kesadartahuan 1) Adanya workshop Pemdes, Tim Tahun ke-3 5 juta APBDes,
bangunan yang masyarakat bangunan yang Siaga, Karang Swadaya,
tahan angin mengenai tahan angin kencang taruna, Tokoh BUMDES
kencang struktur 2) Adanya rencana Masyarakat,
bangunan yang tindak lanjut Kelompok tani,
aman dan tahan kegiatan workshop Kelompok
angin kencang ternak

Halaman 95 dari 107


Progam/ Kegiatan Indikator / Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
9 Pelatihan evakuasi
Kemampuan 1) Adanya pelatihan Pemdes, Nakes, Menyesuaikan 25 juta APBDes,
dan kesiapsiagaanoptimal Tim evakuasi daeurat, ,Tim Siaga ben- Bumdes,
untuk tim siaga Siaga benca na PPGD, dll cana, Kader ke- Swadaya
desa dalam penanga- sehatan, Kartar,
nan darurat Relawan,
10 Sosialisasi Peningkatan 1) Adanya kegiatan Pemdes, Menyesuaikan 10 juta APBDes,
pembuatan pupuk kapasitas dan workshop pembuatan Kelompok tani, Bumdes,
organik kemampuan pupuk organik Bumdes Swadaya
petani (sebagai 2) Adanya rencan tindak
lanjut kegiatan
kelompok
rentan)
11 Penyediaan alat Mengurangi 1) Adanya bantuan Pemdes, Menyesuaikan 10 juta APBDes,
pembuatan pupuk ketergantungan permodalan untuk Kelompok tani, Bumdes,
kompos kebutuhan pengembangan Bumdes Swadaya
pupuk para produksi pupuk
organik
petani
2) Adanya rencana bisnis
dan pemasaran pupuk
organik
12 Pelatihan dan Peningkatan 1) Adanya workshop/ Pemdes, Karang Tahun ke-2 25 juta APBDes,
pengembangan ekonomi kelom pelatihan pemasaran Taruna, PKK, BUMDES,
pemasaran online pok rentan (per online produk-produk Kelompok tani, Swadaya
produk-produk empuan) unggulan desa Kelompok
2) Adanya pelatihan
unggulan desa bagi melalui akses ternak, BUMDES
perencaan bisnis dan
kelompok pasar pada
bantuan permodalan
perempuan pasar online. bagi kelompok
perempuan
3) Adanya kegiatan pe-
masaran online pro
duk2 unggulan desa

Halaman 96 dari 107


Progam/ Kegiatan Indikator / Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
13 Pelatihan Adanya peng- 1) Adanya workshop/ Pemdes, Karang Tahun ke-2 5 juta APBDes,
pengembangan embangan pelatihan pengem- Taruna, PKK, BUMDES,
ekonomi kreatif sektor ekonomi bangan ekonomi Kelompok tani, Swadaya
kreatif (konten kreatif Kelompok
kreator, digital 2) Adanya kelompok ternak,
marketing, dll) pegiat ekonomi Kelompok
yang memaju- kreatif desa Tegal tambang,
kan potensi arum Kelompok
desa serta seba- 3) Adanya kegiatan kesenian,
ekonomi kreatif
gai alter-natif BUMDES
(konten creator,
pendapatan
digital marketing, dll)
masyarakat.
yang berkaitan
dengan potensi desa
14 Pengelolaan Cadangan dana 1) Adanya pengelolaan Pemdes, PKK, Tahun ke-2 3 juta BUMDES,
tabungan siaga yang dapat tabungan berjangka Kelompok tani, Swadaya
digunakan 2) Tabungan yang Kelompok ternak,
pengungsi / dapat diambil saat Kelompok
tambang,
korban saat dibutuhkan (kondisi
BUMDES
tangap darurat tanggap darurat)
15 Pelatihan Terwujudnya 1) Adanya pelatihan Pemdes, Tahun ke-2 5 juta BUMDES,
pengelolaan dan pengelolan pengelolaan dan Perangkat, Swasta,
pengembangan database dan pengembangan Karang taruna, Swadaya
Sistem informasi informasi yang Sistem Informasi Desa PKK, Tim Siaga
2) Adanya pengeola
Desa mendukung Bencana,
Sistem Informasi Desa
kemajuan desa BUMDES
3) Adanya Website desa
yang menyajikan
Sistem Informasi Desa
secara aktif

Halaman 97 dari 107


Progam/ Kegiatan Indikator / Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
SAAT TERDAPAT POTENSI BENCANA (Kesiapsiagaan)
1 Pengadaan alat dan Adanya sarana 1) Adanya identifikasi Pemdes, Menyesuaikan 15 juta APBDes,
sarana informasi dan prasarana kebutuhan sarana dan Perangkat, Swadaya
peringatan dini untuk prasarana komunikasi Karang taruna
komunkasi dan dan informasi Tim Siaga,
peringatan dini
penyebar luasan
berdasarkan rencana
informasi
kontinjensi yang telah
peringatan dini disusun
kepada 2) Adanya pos siaga
masyarakat bencana di titik-titik
strategis dan fasilitas
umum
3) Tersampaikannya
informasi
kesiapsiagaan dalam
menghadapi ancaman
angin kencang/PB
4) Masyarakat telah
mengetahui tindakan
apa saja yang
dilakukan ketika
terjadi angin kencang
dan puting beliung
2 Pengadaan dan Memudahkan 1) Adanya pengadaan Pemdes, Tim Tahun ke-4 10 juta APBDes,
penyiapan sarana proses evakuasi sarana & prasarana Siaga, Karang Swadaya
prasarana evakuasi terutama evakuasi sesuai di taruna, linmas,
kelompok rencana kontinjensi PKK
rentan sehingga 2) Adanya tempat eva-
lebih cepat, dan kuasi yang sesuai di
efisien Rencana kontinjensi

Halaman 98 dari 107


Progam/ Kegiatan Indikator / Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
3 Pemasangan rambu Meningkatnya 1) Adanya pemetaan Pemdes, Tim Juni – Agustus 15 juta APBDes,
evakuasi pengetahuan & wilayah rawan, Siaga, Karang (2024) BPBD,
kesiapsiagaan lokasi evakuasi, SOP taruna, linmas, CSR,
masyarakat ter- peringtan dini & Swadaya
hadap ancaman SOP evakuasi,
angin kencang/ 2) Pemasangan rambu
puting beliung evakuasi
4 Penyusunan SOP Adanya rencana 1) Adanya kegiatan Pendes, Tim Mei – Juni 2024/ 5 juta APBDes,
peringatan dini dan kontinjensi penyusunan SOP Siaga, Karang Tahun ke-2 Swadaya
evakuasi angin untuk ancaman (Standard Operasi- taruna, linmas,
kencang angin kencang onal Prosedur) PKK,
dan puting penanganan angin
beliung kencang/puting
beliung
2) Adanya kegiatan
SOP Tim siaga
bencana untuk
penanganan darurat
angin kencang
/puting beliung
5 Simulasi bencana Kesiapasiagaan Terlaksananya kegia- Pemdes, Tim Setahun sekali 20 Juta APBDes,
angin kencang masyarakat bila tan simulasi untuk Siaga, Linmas, (dimulai Swadaya
terjadi angin kesiapsiagaan meng- karang taruna, September
kencang dan hadapi angin ken- PKK, Warga per 2023)
putting beliung cang/puting beliung pemukiman
6 Pengadaan Penanganan 1) Adanya pengadaan Pemdes, Tim Tahun ke-3 10 juta APBDes,
perlengkapan evakuasi darurat perlengkapan Siaga Swadaya
evakuasi dan yang cepat dan evakuasi darurat
darurat bencana efisien sesuai kebutuhan

Halaman 99 dari 107


Progam/ Kegiatan Indikator / Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
SAAT TANGGAP DARURAT
1 Menyampaikan Kesiapsiagaan 1) Adanya kegiatan Tim Siaga, Saat tanggap - APBDes,
peringatan dini masyarakat penyampaian darurat Swadaya
dalam peringtatan dini
menghadapi 2) Tersampaikannya
ancaman angin peringatan dini ke
masyarakat
2 Mengamankan Kesiapsiagaan Pelaksanaan prosedur Pemdes, Tim Saat tanggap - APBDes,
aliran listrik danmasyarakat situasi darurat sesuai Siaga, darurat Swadaya
mengamankan dalam dengan rencana
lokasi evakuasi menghadapi kontinjensi yang telah
ancaman angin disusun
3 Mengaftifkan Kesiapsiagaan 1) Adanya kegiatan Tim Siaga, Saat tanggap - APBDes,
posko tim siaga dalam pengaktifan tim relawan darurat Swadaya
menangani siaga
pengungsi dan 2) Adanya kegiatan
korban pendiran posko
4 Melakukan Terevakuasinya Adanya kegiatan Tim Siaga,
Saat tanggap - APBDes,
evakuasi seluruh korban evakuasi korban dan Karang taruna,darurat Swadaya
dan warga ke warga ke lokasi aman linmas, Relawan
lokasi aman
PASCA BENCANA, Pemulihan (Rehabilitasi & Rekonstruksi)
1 Mendata kerusakan Tersedianya 1) Adanya kegiatan Tim Siaga Pasca bencana - APBDes, ,
dan kerugian informasi yang pendataan bencana Swadaya
akurat kerusakan, kerugian
mengenai dan dampak lainnya
dampak dan 2) Adanya pelaporan
akibat bencana hasil pendataan

Halaman 100 dari 107


Progam/ Kegiatan Indikator / Capaian Waktu Biaya Sumber
No Tujuan Pelaksana
Keberhasilan pelaksanan (Rp) Dana
2 Mendistribusikan Bantuan untuk Adanya kegiatan Pemdes, Tim Pasca bencana Menyesuai APBDes,
bantuan untuk meringankan pemberian bantuan Siaga, Linmas, kan berda- Swasta,
pemulihan aktivitas beban dan untuk warga Relawan, PKK sar hasil Bumdes,
membantu terdampak Kajian Ke- Pembkab,
pemulihan butuhan Swadaya
aktivitas Pemulihan
masyarakat Pasca Ben-
terdampak cana (JITU-
PASNA)
3 Pemulihan trauma Membantu Adanya kegiatan Pemdes, Tim Pasca bencana - APBDes,
mental pemulihan trauma healing Siaga, Linmas, Swadaya
mental warga (pemulihan mental) Relawan, PKK
terdampak warga terdampak Karangtaruna,
Nakes
4 Pemulihan Pulihnya sektor Adanya kegiatan Pemdes, Pasca bencana Menyesuai APBDes,
ekonomi dan ekonomi/ bantuan, stimulus, kelompok tani, kan berda- Swasta,
aktivitas penghidupan insentif dan upaya- kelompok sar hasil Bumdes,
penghidupan/ masyarakat upaya pemulihan ternak, Kajian Ke- Pembkab,
masyarakat ekonomi lainnya kelompok butuhan Swadaya
tambang, Pemulihan
BUMDes Pasca Ben-
cana (JITU-
PASNA)

Halaman 101 dari 107


BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan
Rencana penanggulangan bencana di Desa Tegalarum ini disusun untuk menjadi acuan bagi
semua pihak dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana khususnya di Desa Tegalarum
dan umumnya di Kabupaten Banyuwangi. Penanggulangan bencana ini meliputi kegiatan
sebelum, saat dan setelah terjadinya bencana. Dengan demikian diharapkan pelaksaan
Penanggulangan Bencana dapat berjalan secara efektif, efisien, terkoordinasi dengan baik
dan akuntabel.
Upaya pengurangan risiko bencana memerlukan landasan kebijakan-kebijakan strategis,
yakni penetapan aturan pengelolaan dan mekanisme, kelembagaan, perencanaan dan
pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase pra, saat dan setelah bencana untuk
semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana ini melalui proses Kajian Risiko Bencana
secara Partisipatif. Dengan hasil metode riset aksi ini komunitas sekaligus dapat bercermin
dengan dirinya sendiri untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam rangka pengurangan
risiko bencana yang sesuai dengan kebutuhan komunitas sendiri. Metode riset aksi ini
sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi komunitas untuk menuangkan gagasan serta
berpartisipasi aktif dalam menentukan arah kebijakan desa. Sehingga tidak hanya
menghasilkan pemetaan risiko tetapi sekaligus juga peningkatan kapasitas komunitas sebagai
dampak pengalaman partisipasi aktif dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana.
Untuk kebutuhan monitoring serta evaluasi, dokumen RPB ini akan dievaluasi setiap
tahun sekali. Sedangkan pembaharuan akan dilakukan dalam periode 5 tahunan. Dalam hal
ini Forum PRB Desa Tegalarum akan mengambil peran penting dalam berjalannya monitoring
serta evaluasi ini.
Harapan besar dari semua pihak semoga Rencana Penanggulangan Bencana ini dapat
direalisasikan dengan baik dan lancar. Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan
bencana dalam bentuk kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut
meliputi pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan,
perencanaan tanggap darurat dan perencanaan pemulihan.

Halaman 102 dari 107


B. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut dari hasil kajian risiko bencana ini secara komprehensif dituangkan
dalam dokumen rencana penanggulangan bencana Desa Tegalarum. Selain itu, dalam proses
kajian risiko bencana partisipatif yang telah dilakukan menyepakati =rencana tindak lanjut
adalah sebagai berikut ;
a. Mengintegrasikan kegiatan kajian risiko bencana partisipatif dalam kegiatan ‘Pengkajian
Keadaan Desa’ dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
b. Mengintegrasikan kegiatan kajian desa partisipatif yang berpersepektif pengurangan
risiko bencana dalam kegiatan musyawarah dusun (musdus) dan musyawarah desa
(musdes) yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
c. Jika dimungkinkan akan dilakukan integrasi rekomendasi-rekomendasi kegiatan
penanggulangan bencana yang ada dalam RKPDesa.
d. Mengintegrasikan rekomendasi-rekomendasi kegiatan penanggulangan bencana yang
ada dalam RPMJDes yang akan datang.
e. Pertemuan rutin Forum PRB Desa 3 bulan sekali
f. Simulasi/ Gladi 2 (dua) kali dalam setahun untuk banjir dan potensi ancaman lainnya
(Angin kencang)
g. Penguatan Tim Siaga Bencana Desa Tegalarum, yang rencananya kan dilakukan tahun
2024 (Tahun ke-2)
h. Sosialisasi ke masyarakat mengenai kegiatan Desa Tangguh Bencana dalam forum forum
dan pertemuan yang ada di masyarakat.

Halaman 103 dari 107


Lampiran I. Peta Risiko Banjir desa Tegalarum

Halaman 104 dari 107


Lampiran II. Dokumentasi penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)

Halaman 105 dari 107


Halaman 106 dari 107
LAMPIRAN IV

Sistem Peringatan Dini Inklusif


dan
Rencana Evakuasi
Desa Tegalarum
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur
Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana
Evakuasi Inklusif Desa Tegalarum
A. Rancangan Sistem Peringatan Dini
1. Karakter ancaman Banjir bandang
Tabel 1. Karakteristik ancaman Banjar bandang
Jenis ancaman : Banjir bandang
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Terhambatnya aliran sungai oleh material & pohon yang tumbang
- Curah hujan yang tinggi di daerah hulu
- Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Penebangan hutan secara liar, illegal logging
- Tanah longsor di hulu (Jambewangi, dst)
- Peanggaran sistem penebangan
- Penebangan hutan yang berlebihan
- Suara gemuruh
- Mendung tebal di wilayah utara
- Meningkatnya debit air tiba-tiba
- Air yang keruh
Faktor Perusak - Arus yang sangat deras
- Material; kayu, lumpur, dst yang terbawa
- Longsor tebingan sungai/sempadan
Sela Waktu - Hanya beberapa jam
- ± 1 jam
Kecepatan Hadir - Sangat cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember, Januari sd Maret
Frekuensi - Jarang terjadi
Durasi - 2 sd 3 jam
Posisi - Wilayah sepanjang bantaran sungai Setail
Intensitas - 25 rumah dan balai desa
- Dusun tegalyasan
- Jembatan dan DAM
- Wilayah sepanjang bantaran sungai
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

1
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
2. Karakter ancaman Banjir
Tabel 2. Karakteristik ancaman Banjir
Jenis ancaman : Banjir
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Banyaknya penebangan hutan
- Curah hujan yang tinggi Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Pembuangan sampah sembarangan
- Kurangnya tata kelola sistem drainase dan banyaknya
pendangkalan saluran air
Tanda Peringatan - Meningkatnya debit air
- Mendung tebal di wilayah utara
- Suara gemuruh
- Tiba-tiba banyak sampah yang terbawa aliran
- Hujan deras selama 2 sd 4 jam
Faktor Perusak - Membawa material, batuan kecil & besar, pepohonan, hewan
- Lonsor tebingan sungai & sempadan
Sela Waktu - Hitungan menit
- Kalau dari hulu mendung tebal ± 2 sd 3 jam
- Melihat ketinggian air ± 15 menit
Kecepatan Hadir - Deras dan cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember
- Januari, Februari sd Maret
Frekuensi - Diantara bulan Desember, Januari sd Maret
Durasi - 1 sd 24 jam, tergantung curah hujan
Posisi - Sepanjang aliran sungai
- Dampak terbesar di hulu sungai
Intensitas - Risiko sedang sd tinggi terjadi longsor di sepanjang tebingan
sungai
- Rawan longsor sempadan sungai ± 25 rumah
- Rawan terendam banjir ± 25 rumah termasuk balai desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

2
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
3. Rancangan sistem peringatan dini terhadap bahaya Banjir
Tabel 3. Sistem peringatan dini terhadap Banjir
Jenis ancaman : Banjir
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
Sumber peringatan Perkiraan cuaca setempat dari BMKG, BPBD
-
bahaya Penjaga pintu air/Bendungan (Mbangket & Damsari)
-
Ketinggian air di pintu air
-
Bentuk peringatan
Siaga I, Siaga II, Siaga III
-
bahaya
Kecepatan arus air
-
Cara pemantauan Pengamatan ke lokasi
-
bahaya Melihat Situasi dan kondisi serta tanda-tanda alam
-
Melalui whatsap
-
Cara penyampaian Melalui HT
-
peringatan bahaya Oleh petugas pemantau dari tim peringatan dini ke koordinator tim
-
siaga & kepala desa
- Petugas pemantau dari Tim peringatan dini melakukan crosscheck
Cara memastikan ke penjaga pintu air
kebenaran peringatan - Konfirmasi ke kordinator tim siaga bencana desa
- Konfirmasi ke kepala desa
Penyebarluasan peringatan bahaya
Penyampai - Petugas peringatan dini
peringatan - RT/RW
- Masyarakat di wilayah rawan, terutama kelompok rentan; ibu
Sasaran peringatan
hamil, baita, disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya
- Melalui grup whatsap
- Melalui HT
Cara penyampaian
- Melalui pengeras suara
peringatan
- Menggunakan kentongan (dengan kode tertentu)
- Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
- Status sungai; Siaga I, Siaga II dan Siaga III
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
Bentuk peringatan - Seluruh masyarakat di daerah rawan untuk melakukan tindakan
kesiapsiagaan sesuai status sungai
- Memprioritaskan kelompok rentan
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memberi arahan berdasar status sungai pada warga masing-masing
Tindakan RT/RW
- Memprioritaskan pada warga/kelompok rentan
- Mematuhi arahan petugas dan perangkat desa sesuai status siaga
- Mematuhi untuk melakukan evakuasi apabila status dinyatakan
Tindakan masyarakat
untuk melakukan evakuasi (siaga III)
- Memprioritaskan kelompok rentan
Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023

3
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
B. Peta Rawan dan Jalur Evakuasi
Peta ancaman Banjir desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023

4
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
Peta jalur evakuasi dan lokasi aman desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten
Banyuwangi

Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023

5
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
C. Rencana Evakuasi
1. Sistem Komunikasi

Prosedur Standar Operasional (SOP) komunikasi Peringatan Dini

Penjaga pintu air/ Petugas Pemantau Info resmi:


HP & HT
Bendungan dari -Peringatan dini BMKG,
- Mbangket Tim Peringatan -Peringatan dini BPBD
- Damsari dini

HP & HT
Langsung langsung

TITIK & LOKASI Tim Kesehatan,


RAWAN Koordinator Tim Posko,
Tim Siaga Pengak Tim Logistik
tifan
Tim Pendidikan
Pengak
Tim Evakuasi tifan
1. LINMAS
Tim Peringatan dini
2. Karang Taruna
3. Babinsa
Bhanbinkamtibmas Kepala Desa HP, HT, HP, HT,
Langsung Langsung
4. Ormas /relawan Tegalarum
(Banser
5. POLMAS
Ketua Takmir
RW/ RT Masjid
Kentongan,
Megaphone,
langsung Pengeras
suara masjid,
mushola

Masyarakat di daerah
rawan banjir
Desa Tegalarum

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

6
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
Penjelasan Standar Komunikasi

1) Komunikasi dengan menggunakan alat:


a. HP melalui Whatsapp (Grup Destana) yang melaporkan dan memotret situasi.
b. HT dengan frekuensi 457,625 dan 462.325 yang merupakan jalur komunikasi
khusus yang berhubungan dengan kesiapsiagaan dari tim siaga.
c. Pengeras Suara yang ada di Masjid dan Musholla untuk menyampaikan
informasi status kesiapsiagaan dan peringatan dini
d. Kentongan yang berada di pos kamling dan lokasi rawan di setiap RT untuk
menyampaikan peringatan dini serta status kesiapsiagaan
e. Bahasa isyarat untuk penyadang disabilitas tuna rungu.

2) Peringatan Dini:
a. Peringatan Dini disampaikan kepada warga setelah ditetapkan dari status
NORMAL menjadi SIAGA I dikomunikasikan melalui alat alat komunikasi (HP &
HT). Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga
b. Status SIAGA I ke SIAGA II diinformasikan dan disiarkan dengan menggunakan
pengeras suara (masjid dan musholla) dan dikomunikasikan melalui alat
komunikasi (HT dan HP). Apabila listrik padam, maka informasi status SIAGA
disiarkan melalui kentongan dengan kode titir.
SIAGA I : o…oooo...o....oooo dan SIAGA II : oo…oo…oo..oo.
Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga
c. Status SIAGA II ke SIAGA III dikomunikasikan lewat alat komunikasi (HP dan HT).
Status ini kemudian ditandakan/disampaikan dengan pengeras suara (masjid &
mushola) dengan menyampaikan secara jelas perintah untuk evakuasi dan
menjauh dari lokasi rawan. Informasi disampaikan juga melalui kentongan
(antisipasi listrik mati) dengan kode titir; SIAGA III -> Evakuasi ; oooooooooooo.
Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga.

3) Status BAHAYA/ANCAMAN:
a. Normal: Musim Kemarau & masuk awal musim penghujan. Aktivitas lokasi
lokasi rawan berdasarkan pengamatan masih normal. Pengamatan berkala bisa
dilakukan untuk mengontrol kondisi titik titik rawan. Tim peringatan dini
berkoordinasi dengan RT/RW di pemukiman terdekat terkait perkembangan
situasi. Apabila diperlukan, bisa dilakukan simulasi kesiapsiagaan.
b. SIAGA I: Awal Musim Penghujan, Intensitas Hujan rendah. Informasi peringatan
dini memasuki musim cuaca ekstrim oleh BMKG atau dari BPBD.
Pengamatan di lokasi-lokasi rawan terutama melihat sekilas kondisi lokasi-lokasi
rawan serta pantauan cuaca. Pengecekan juga dilakukan oleh warga di lokasi
rawan berkoordinasi dengan petugas peringatan dini. Pada tingkat ini Petugas
peringatan dini bisa mulai berkoordinasi tim siaga, RT dan Takmir Masjid agar
bersiap-siap untuk memantau dan menyampaikan status saat ini dan
kemungkinan perubahan status. Saat prediksi penghujan akan datang datang,
masyarakat di lokasi rawan disiagakan dengan menyampaikan status ‘SIAGA I’ ,
baik melaui ‘pengeras suara’ maupun kentongan kode ‘SIAGA I.

7
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
c. SIAGA II; Awal Musim Penghujan, frekuensi dan ntensitas Hujan sudah mulai
tinggi. Informasi peringatan dini mingguan/harian cuaca oleh BMKG atau dari
BPBD. Pengamatan di lokasi-lokasi rawan terutama melihat kemungkinan
adanya perubahan intensitas hujan. Petugas peringatan dini memantau titik titik
rawan, berkoordinasi dengan RT dan Takmir Masjid agar bersiap-siap untuk
memantau dan menyampaikan status saat ini dan kemungkinan perubahan
status. Masyarakat di lokasi rawan disiagakan dengan menyampaikan status
SIAGA II , baik melaui ‘pengeras suara’ maupun kentongan ‘kode SIAGA II’.
d. SIAGA III; Mulai turun hujan dengan intensitas tinggi serta durasi lama.
Informasi peringatan dini akan datangnya hujan dengan intensitas tinggi oleh
BMKG atau dari BPBD. Pengamatan untuk melihat kemungkinan terjadi banjir
dengan melihat tanda-tanda yang ada di titik titik rawan. Pada kondisi ini
skenario evakuasi dilakukan. Warga, ternak, barang berharga, serta dokumen
penting yang ada di lokasi rawan segera dievakuasi dengan memberi peringatan
status SIAGA III melalui pengeras suara (masjid dan mushola) serta bunyi
kenthongan.

2. Identifikasi Penduduk dan Ternak yang dievakuasi

Tabel 4. identitikasi penduduk dan ternak yang dievakuasi

Ternak
Jumlah Jumlah Laki- Perem Ibu Disabi
RT/RW Balita Lansia Sapi &
KK jiwa laki puan hamil litas
/Dusun (jiwa) (jiwa) kambing
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
(ekor)

RT 03
/RW 05
4 16 8 8 - 3 - 1 -
/Dusun
Tegalyasan
RT 03
/RW 04
4 11 5 6 2 1 - - -
/Dusun
Tegalyasan
RT / RW/
Dusun - - - - - - - - -
Darungan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

8
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
3. Fasilitas untuk evakuasi

Tabel 5. Ketersediaan fasilitas untuk evakuasi

Lokasi Mobil Speaker Mega Hand Kento


Truk HT Tandu
evakuasi pick up masjid phone phone ngan
Masjid 2 unit Terse- Terse- Terse- Terse- Terse- Terse- -
Raudlotul dia dia dia dia dia dia
Huda
RT 03/ - Terse- Terse- Terse- Terse- Terse- Terse- -
RW 04 dia dia dia dia dia dia
RT 03/ Terse- Terse- Terse- Terse- Terse- Terse-
RW 04 dia dia dia dia dia dia
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

4. Identifiksi Kapasitas/daya dukung untuk evakuasi


Tabel 6. Ketersediaan tempat untuk evakuasi

Daya
Daya Dukung
Tampung
Lokasi
evakuasi Layanan Layanan
Kapa Jumlah Sum Tempat Tempat
Listrik MCK kese pendi
sitas orang ber air ibadah Tidur
hatan dikan

Masjid ± 300 300 Terse- - PDAM 8 Terse- Terse- Bidan Ada


Raudlotul orang dia - Sumur unit dia dia desa guru
Huda - Irigasi
RT 03/ - -
RW 04
RT 03/
RW 04

9
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
LAMPIRAN V

Dokumen
RENCANA KONTINJENSI LONGSOR
Desa Tegalarum
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur
z

Fasilitator :
Alex Candra Widodo

DESA TEGALARUM
KECAMATAN SEMPU
KABUPATEN BANYUWANGI, PROVINSI JAWA TIMUR
Tahun 2023
DAFTAR ISI

Hal
A. Pendahuluan ................................................................................................... 3
1. Latar Belakang ........................................................................................ 3
2. Tujuan ................................................................................................ 4
3. Ruang Lingkup ......................................................................................... 4
B. Profil Risiko Bencana Wilayah ........................................................................ 4
C. Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi ................................. 11
1. Karakter Ancaman Banjir bandang ............................................................ 11
2. Karakter Ancaman Banjir ……..................................................................... 12
3. Rancanangan Sistem Peringatan Dini ...................................................... 13
4. Rancangan Sistem Komunikasi ................................................................ 14
5. Strukur Bidang Tanggap Darurat (Tim Siaga Bencana Desa) .................. 17
6. Rancangan Rencana Evakuasi .................................................................. 18
D. Pengembangan Skenario ............................................................................. 21
1. Skenario Kejadian .............................................................................. 21
2. Skenario Dampak ............................................................................. 21
E. Kebijakan dan Strategi ............................................................................. 22
F. Struktur Komando Tanggap Darurat ............................................................ 23
G. Perencanaan Kegiatan Bidang Operasi .......................................................... 24
1. Bidang Operasi Posko ......................................................................... 24
2. Bidang Operasi Kesehatan ...................................................................... 26
3. Bidang Operasi Logistik ......................................................................... 28
4. Bidang Operasi Evakuasi dan Transportasi ............................................. 30
5. Bidang Operasi Pemantauan Bahaya & Peringatan dini........................... 32
6. Bidang Operasi Pendidikan dan Trauma healing ...................................... 34
H. Penutup ........................................................................................................ 36
Lampiran I: Dokumentasi Kegiatan Simulasi ………………………………………………… 37
Lampiran II : Skenario gladi lapang ....................................................................... 39

Halaman 2 dari 36
Rencana Kontinjensi Banjir
Desa Tegalarum,
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
Tahun 2023

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia menindaklanjuti Kerangka Aksi Hyogo dengan menerbitkan Undang-Undang
No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dalam Undang-undang tersebut
diatur penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi tahap 1) sebelum bencana,
2) saat bencana dan 3) setelah bencana. Rencana kontijensi merupakan usaha
mengurangi risiko bencana pada semua tahapan. Penyusunan rencana kontijensi ini
dan penerapannya di tengah masyarakat juga dapat menjadi awal proses penyadaran
bahwa setiap jenis ancaman harus dihadapi dengan cara-cara jelas dan terukur.
Rencana Kontinjensi adalah rencana yang disusun untuk menghadapi suatu
situasi krisis yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi dapat pula tidak terjadi.
Rencana Kontinjensi (Renkon) merupakan suatu proses identifikasi dan penyusunan
rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu terjadi.
Renkon hanya diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan akan terjadi. Rencana
kontijensi desa ini hanya digunakan untuk satu jenis bencana saja dan disahkan
dengan Peraturan Kepala Desa. Renkon dilakukan segera setelah ada tanda-tanda
awal (kemungkinan) akan terjadi bencana.

Gambar 1. Posisi
Rencana kontinjensi
dalam siklus
manajemen
penanggulangan
bencana

Halaman 3 dari 36
2. Tujuan
a. Mencegah/mengurangi kerugian nyawa, harta benda dan kerusakan tatanan sosial
akibat bencana.
b. Mengatur dan menyediakan pedoman operasional bagi masyarakat, pemerintah,
dan parapihak dalam penanganan situasi darurat bencana di Desa Tegalarum
c. Memastikan terpenuhinya Hak Dasar pada situasi darurat bencana

3. Ruang Lingkup
Rencana kontijensi ini merupakan perencanaan penanganan situasi tanggap darurat
bencana dengan ruang lingkup kejadian di wilayah Desa Tegalarum

B. Profil Risiko Bencana Wilayah


Desa Tegalarum adalah adalah salah satu desa dari 7 (tujuh) desa di wilayah Kecamatan
Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Secara geografis Desa Tegalarum
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi berada pada posisi 114.15575 bujur timur dan
- 8.340804 lintang selatan.
Secara administratif desa Tegalarum masuk dalam wilayah kecamatan Sempu
Kabupaten Banyuwangi. Desa Tegalarum ini merupakan dataran tinggi yang berbukit-
bukit serta dataran yang terdapat beberapa gumuk dan dilalui oleh sungai salah satunya
sungai Setail.
Akses jalan menuju Tegalarum dari ibukota Kabupaten Banyuwangi sejauh ±33 km
yang dapat ditempuh dengan kendaraan selama ±1 jam. Sedangkan dari ibukota
Kecamatan Sempu menuju Tegalarum hanya berjarak ±0,5 km.
Secara administratif, desa Tegalarum berbatasan dengan :

Tabel 1. Batas Administratif wilayah Desa Tegalarum


Batas Wilayah Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Sebelah Utara Desa Jambewangi Kecamatan Sempu/ Kabupaten
Banyuwangi
Sebelah Selatan Desa Gentengkulon dan Desa Kecamatan Genteng/ Kabupaten
Gentangwetan Banyuwangi
Sebelah Timur Desa Karangsari Kecamatan Sempu/Kabupaten
Banyuwangi
Sebelah Barat Desa Sempu dan Desa Setail Kecamatan Sempu dan Kecamatan
Genteng/ Kabupaten Banyuwangi
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023

Halaman 4 dari 36
Di kawasan desa Tegalarum terdapat gumuk-gumuk yang beberapa masih
dipertahankan seperti kondisi alaminya. Sebagian terdapat gumuk, desa Tegalarum juga
dilalui oleh aliran sungai yang salah satunya adalah sungai Setail. Selain sungai Setail yang
paling besar, setidaknya ada 6 (enam) sungai lainnya yang melalui desa Tegalarum.

DESA TEGALARUM

Kec. Sempu

Kab.

Jawa Timur

Gambar 2. Peta Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi

Desa Tegalarum terletak berdekatan dengan ibukota kecamatan Genteng yang


menjadi salah satu pusat kegiatan di Kabupaten Banyuwangi. Sebagaian diwilayah ini
merupakan kawasan yang berbukit. Secara umum kondisi topografi di Desa Tegalarum

Halaman 5 dari 36
merupakan dataran tinggi dan berbukit. Desa Tegalarum ini dahulunya merupakan areal
tepian hutan yang kini telah menjadi kawasan luar hutan dengan didominasi lahan
persawahan serta perkebunan. Dengan keberadaan sungai serta saluran irigasi yang
sudah lama dibangun, karenanya pertanian padi sawah menjadi salah satu hasil pertanian
yang menonjol.
 Tinggi tempat dari permukaan laut : 297 mdpl
 Bentang wilayah : dataran tinggi
 Topografi
- Berbukit-bukit : 10,00 Ha
- Dataran tinggi/pegunungan : 585,38 Ha

Desa Tegalarum berada termasuk di wilayah yang berdekatan dengan kaki gunung
raung yang dilalui sungai Kalisetaul dan memiliki potensi alam yang melimpah. Keberadaan
sungai serta potensi pertanian menjadi kekayaan bagi desa Tegalarum. Melimpahnya potensi
alam selalu diimbangi dengan potensi ancaman bencana, begitu juga yang terjadi di Desa
Tegalarum yang sebagaian merupakan daerah aliran sungai memiliki potensi terjadinya banjir
dan banjir bandang. Banjir bandang yang sebelumnya jarang terjadi menunjukkan adanya
ulah atau campur tangan manusia dimana salah satu penyebabnya adalah penggundulan
hutan yang tak terkendali serta alih fungsi hutan sebagai penyangga air tidak dapat lagi
melakukan fungsinya.

Gambar 3. (Kiri) Rumah warga yang terancam tebing sungai yang longsor di dusun Tegalyasan
desa Tegalarum (sumber Radar Banywangi). Gambar 4. (Kanan) Dukuh Tegalyasan melihat ke
lokasi tebing sungai yang diupayakan pencegahan dari longsor dengan pemasangan bronjong.
Kejadian banjir dan banjir bandang yang melalui sungai Kalisetail di tahun-tahun
terakhir lalu menunjukkan risiko banjir bandang ini semakin nyata. Di tahun 2022 sempat
diberitakan kejadian longsornya tebing sungai yang mengakibatkan terancamnya pemukiman

Halaman 6 dari 36
warga di dusun Tegalyasan. Banjir bandang ini menyebabkan kerusakan pemukiman
penduduk juga kerusakan lahan pertanian. Dapat dibayangkan betapa besar potensi ekonomi
masyarakat hilang akibat dari kejadian tersebut dan tentu saja masih mungkin berlanjut pada
tahun-tahun berikutnya.

Dalam catatan sejarah desa, kejadian yang disebut-sebut bencana dalam skala desa
justru dengan adanya angin puting beliung (2011) yang kemudian berdampak pada kerusakan
pemukiman penduduk, kandang ternak, lahan pertanian serta infrastruktur jaringan listrik.

Keberadaan sungai Kalisetail yang berpotensi banjir tidak terekam sebagai kejadian
bencana yang berdampak pemukiman penduduk tetapi lebih banyak pada lahan pertanian
yang berdekatan dengan daerah aliran sungai. Sungai Kalisetail sendiri yang melalui desa
Tegaarum punya kontur bibir sungai yang tinggi dan curam. Beberapa rumah warga yang
seiring perkembangan waktu menempati daerah aliran sungai, dimungkinkan memiliki risiko
tinggi apabila bibir sungai Kalisetail tersebut tergerus dan kemudian longsor. Akumulasi arus
banjir serta banjir bandang di tiap tahun telah berdampak pada kelongsoran sepanjang 100
meter lebih bibir sungai yang berdekatan dengan jalan desa di dusun Tegalyasan. Kejadian
serupa akan dimungkinkan tejadi lagi di titik-titik sepanjang pinggir sungai apalagi ditunjang
arus banjir bandang yang meluas.

Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Tegalarum yang pernah terjadi hingga
tahun 2023.

Tabel 2. Tabel Sejarah Bencana Desa Tegalarum

Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi

1 1963 Erupsi gunung • 3 hari 3 malam gelap gulita, Diskusi, Tokoh


Agung gagal panen, tertutup abu masyarakat
vulkanik
• Aktivitas berhenti

2 1965 Kekeringan • Kurang pngan, banyak yang Diskusi, Tokoh


sakit masyarakat

3 1968 Banjir bandang • Terputusnya jembatan Setail, Diskusi, Tokoh


hewan hewan hanyut, rel masyarakat
kereta api putus

Halaman 7 dari 36
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi

4 1970 Pagebluk • Gagal panen, sulit mencari Diskusi, Tokoh


makan, hanya memakan masyarakat
umbi-umbian
• Sekolah terhenti
• Banyak warga yang sakit

5 1973 Wabah hama • Gagal panen merata, Diskusi, Tokoh


wereng kelangkaan beras masyarakat

6 1994 Gempa bumi • Gempa bumi di pesisir selatan Diskusi, Tokoh


terasa sampai Tegalarum, masyarakat
tetapi tidak ada dampak
korban ataupun kerusakan

7 2004 Wabah • Bayang orang yang sakit Diskusi, Tokoh


muntaber • Ada korban meninggal ± 3 masyarakat
orang

8 2005 Wabah hama • Gagal panen merata Diskusi, Tokoh


wereng • Kelangkaan beras masyarakat

9 2006 Wabah • Banyak orang yang sakit Diskusi, Tokoh


cikungunya • Banyak orang terdampak; masyarakat
lumpuh sesaat, tidak bisa
bekerja

10 2006 Wabah flu • Semua unggas sakit


burung • Hampir semua unggas mati

11 2007 Wabah hama • Gagal panen merata Diskusi, Tokoh


tikus • Kerugian material masyarakat

12 2011 Angin puting • Beberapa rumah rusak berat Diskusi, Tokoh


beliung dan sedang, tiang listrik masyarakat
roboh, 2 hari listrik padam, 5
kandang ayam rusak berat,
pohon-pohon tumbang, gagal
panen

Halaman 8 dari 36
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi

13 2015 Erupsi gunung • Hujan abu tipis menyebabkan Diskusi, Tokoh


raung iritasi mata, gangguan masyarakat
pernafasan, beberapa
tanaman rusak/gagal panen

14 2019 – Pandemi covid- • Beberapa warga sakit Diskusi, Tokoh


2021 19 • Beberapa warga meninggal masyarakat
dunia
• Ekonomi masyarakat
terganggu/lumpuh
• Sekolah diliburkan

15 2023 Kegagalan • Polusi udara Diskusi, Tokoh


teknologi galian • 3 orang anak jadi korban masyarakat
tipe C (meninggal) jatuh di
kubangan
• Berisiko roboh/rawan longsor

Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Keberadaan DAM yang berada di belakang balai desa Tegalarum mempunyai fungsi
untuk sarana irigasi. Namun dengan adanya banjir bandang yang membawa material kayu-
kayu besar dapat menghambat aliran air sehingga menyebabkan meluapnya aliran sungai.
Luapan air dari tersumbatnya DAM ini akan berdampak terutama beberapa pemukiman yang
berdekatan langsung dengan keberadaan DAM tersebut. Sehingga pemukiman termasuk
balai desa yang berdekatan dengan DAM tersebut mempunyai risiko tinggi terdampak banjir
luapan Kalisetail.
Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi adalah
terjadinya Angin kencang. Ancaman Angin kencang berdampak pada kerusakan atap
bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada manusia. Terjadinya angin
kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis Desa Tegalarum yang berada lereng di
pegununungan. Perbedaan tekanan udara antara lembah/dataran rendah dengan dataran
tinggi/wilayah pegunungan ini memicu terjadinya angin kencang.
Keberadaan gumuk serta vegetasi pepohonan di pinggiran desa disasari oleh
masyarakat dapat memecah atau mengurangi dampak angin kencang tersebut. Namun saat
ini, dengan maraknya penebangan serta tidak dipeliharanya pohon-pohon yang rawan

Halaman 9 dari 36
tumbang semakin mempertinggi risiko korban dan kerugian dari dampak terjadinya angin
tersebut.
Dengan kondisi tersebut, Desa Tegalarum memiliki potensi ancaman sebagai berikut ;
Tabel 3. Ragam Ancaman
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jatim
Jenis Ancaman Ragam Ancaman
Erupsi gunung Raung & gunung Agung,
Ancaman geologi
Gempa bumi
Ancaman Banjir, Banjir bandang, Angin puting beliung,
Hidrometerorologi Kekeringan, Longsor sempadan sungai
Wabah Cikungunya, Pagebluk, Pandemi
Ancaman Biologi Covid-19, Wabah Hama (tikus & wereng),
Wabah muntaber, Wabah flu burung,
Ancaman kegagalan Kegagalan teknologi tambang/galian tipe-C
teknologi
Ancaman lingkungan
Ancaman sosial -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Dengan melihat kondisi potensi ancaman tersebut, jadi dari hasil kajian risiko bencana,
diperlukan suatu Rencana Kontinjensi guna menghadapi kemungkinan kondisi pada masa ; 1)
Siaga Darurat, 2) Tanggap Darurat dan 3) Transisi Darurat.
Rencana Kontinjensi merupakan proses identifikasi dan penyusunan rencana ke depan
yang didasarkan pada keadaan yang kemungkinan besar akan terjadi, namun juga belum
tentu terjadi. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan jika keadaan
yang diperkirakan tidak pernah terjadi.
Proses penyusunan rencana kontinjensi tersebut terdiri dari tujuh tahap,yaitu:
1. Penilaian bahaya. Yakni mengumpulan informasi mengenai bahaya, risiko, dan
kerentanan yang terkait dengan kejadian kedaruratan yang diprediksikan
2. Penentuan kejadian. Menentukan akar penyebab kejadian, cara kejadian akan
berlangsung dan gejala-gejala yang mungkin akan terjadi
3. Pengembangan skenario. Beberapa skenaro yang dikembankan dengan
mempertimbangkan perhitungan kajian risiko bencana yang telah dilakukan
4. Proyeksi kebutuhan. Memproyeksikan kebutuhan masing-masing bidang atas
kondisi yang terjadi.

Halaman 10 dari 36
C. Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi

1. Karakteristik ancaman Banjir bandang


Tabel 4. Karakteristik ancaman ancaman Banjir bandang
Jenis ancaman : Banjir bandang
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Terhambatnya aliran sungai oleh material & pohon yang tumbang
- Curah hujan yang tinggi di daerah hulu
- Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Penebangan hutan secara liar, illegal logging
- Tanah longsor di hulu (Jambewangi, dst)
- Peanggaran sistem penebangan
- Penebangan hutan yang berlebihan
- Suara gemuruh
- Mendung tebal di wilayah utara
- Meningkatnya debit air tiba-tiba
- Air yang keruh
Faktor Perusak - Arus yang sangat deras
- Material; kayu, lumpur, dst yang terbawa
- Longsor tebingan sungai/sempadan
Sela Waktu - Hanya beberapa jam
- ± 1 jam
Kecepatan Hadir - Sangat cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember, Januari sd Maret
Frekuensi - Jarang terjadi
Durasi - 2 sd 3 jam
Posisi - Wilayah sepanjang bantaran sungai Setail
Intensitas - 25 rumah dan balai desa
- Dusun tegalyasan
- Jembatan dan DAM
- Wilayah sepanjang bantaran sungai
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 11 dari 36
2. Karakter ancaman Banjir
Tabel 5. Karakteristik ancaman Banjir

Jenis ancaman : Banjir


Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Banyaknya penebangan hutan
- Curah hujan yang tinggi Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Pembuangan sampah sembarangan
- Kurangnya tata kelola sistem drainase dan banyaknya
pendangkalan saluran air
Tanda Peringatan - Meningkatnya debit air
- Mendung tebal di wilayah utara
- Suara gemuruh
- Tiba-tiba banyak sampah yang terbawa aliran
- Hujan deras selama 2 sd 4 jam
Faktor Perusak - Membawa material, batuan kecil & besar, pepohonan, hewan
- Lonsor tebingan sungai & sempadan
Sela Waktu - Hitungan menit
- Kalau dari hulu mendung tebal ± 2 sd 3 jam
- Melihat ketinggian air ± 15 menit
Kecepatan Hadir - Deras dan cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember
- Januari, Februari sd Maret
Frekuensi - Diantara bulan Desember, Januari sd Maret
Durasi - 1 sd 24 jam, tergantung curah hujan
Posisi - Sepanjang aliran sungai
- Dampak terbesar di hulu sungai
Intensitas - Risiko sedang sd tinggi terjadi longsor di sepanjang tebingan
sungai
- Rawan longsor sempadan sungai ± 25 rumah
- Rawan terendam banjir ± 25 rumah termasuk balai desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 12 dari 36
3. Rancangan sistem peringatan dini terhadap bahaya Banjir
Tabel 6. Rancangan sistem peringatan dini terhadap Banjir
Jenis ancaman : Banjir
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
Sumber peringatan Perkiraan cuaca setempat dari BMKG, BPBD
-
bahaya Penjaga pintu air/Bendungan (Mbangket & Damsari)
-
Ketinggian air di pintu air
-
Bentuk peringatan
Siaga I, Siaga II, Siaga III
-
bahaya
Kecepatan arus air
-
Cara pemantauan Pengamatan ke lokasi
-
bahaya Melihat Situasi dan kondisi serta tanda-tanda alam
-
Melalui whatsap
-
Cara penyampaian Melalui HT
-
peringatan bahaya Oleh petugas pemantau dari tim peringatan dini ke koordinator tim
-
siaga & kepala desa
- Petugas pemantau dari Tim peringatan dini melakukan crosscheck
Cara memastikan ke penjaga pintu air
kebenaran peringatan - Konfirmasi ke kordinator tim siaga bencana desa
- Konfirmasi ke kepala desa
Penyebarluasan peringatan bahaya
Penyampai - Petugas peringatan dini
peringatan - RT/RW
- Masyarakat di wilayah rawan, terutama kelompok rentan; ibu
Sasaran peringatan
hamil, baita, disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya
- Melalui grup whatsap
- Melalui HT
Cara penyampaian
- Melalui pengeras suara
peringatan
- Menggunakan kentongan (dengan kode tertentu)
- Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
- Status sungai; Siaga I, Siaga II dan Siaga III
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
Bentuk peringatan - Seluruh masyarakat di daerah rawan untuk melakukan tindakan
kesiapsiagaan sesuai status sungai
- Memprioritaskan kelompok rentan
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memberi arahan berdasar status sungai pada warga masing-masing
Tindakan RT/RW
- Memprioritaskan pada warga/kelompok rentan
- Mematuhi arahan petugas dan perangkat desa sesuai status siaga
- Mematuhi untuk melakukan evakuasi apabila status dinyatakan
Tindakan masyarakat
untuk melakukan evakuasi (siaga III)
- Memprioritaskan kelompok rentan
Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023

Halaman 13 dari 36
4. Rancangan sistem Komunikasi

a. Alur Komunikasi Peringatan Dini


Prosedur Standar Operasional (SOP) komunikasi Peringatan Dini

Penjaga pintu air/ Petugas Pemantau Info resmi:


HP & HT
Bendungan dari -Peringatan dini BMKG,
- Mbangket Tim Peringatan -Peringatan dini BPBD
- Damsari dini

HP & HT
Langsung

TITIK & LOKASI Tim Kesehatan,


RAWAN Koordinator Tim Posko,
Tim Siaga Tim Logistik
Pengak Tim Pendidikan
tifan

Pengak
Tim Evakuasi tifan
Tim Peringatan dini
1. LINMAS
2. Karang Taruna
3. Babinsa
Bhanbinkamtibmas
Kepala Desa HP, HT, HP, HT,
Langsung Langsung
4. Ormas /relawan Tegalarum
(Banser
5. POLMAS
Ketua Takmir
RW/ RT Masjid
Kentongan,
Megaphone,
langsung
Pengeras
suara masjid,
mushola
Masyarakat di daerah
rawan banjir
Desa Tegalarum

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Halaman 14 dari 36
b. Penjelasan Alur Komunikasi Peringatan Dini

Penjelasan Standar Komunikasi

1) Komunikasi dengan menggunakan alat:


a. HP melalui Whatsapp (Grup Destana) yang melaporkan dan memotret situasi.
b. HT dengan frekuensi 457,625 dan 462.325 yang merupakan jalur komunikasi
khusus yang berhubungan dengan kesiapsiagaan dari tim siaga.
c. Pengeras Suara yang ada di Masjid dan Musholla untuk menyampaikan informasi
status kesiapsiagaan dan peringatan dini
d. Kentongan yang berada di pos kamling dan lokasi rawan di setiap RT untuk
menyampaikan peringatan dini serta status kesiapsiagaan
e. Bahasa isyarat untuk penyadang disabilitas tuna rungu.

2) Peringatan Dini:
a. Peringatan Dini disampaikan kepada warga setelah ditetapkan dari status
NORMAL menjadi SIAGA I dikomunikasikan melalui alat alat komunikasi (HP &
HT). Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga
b. Status SIAGA I ke SIAGA II diinformasikan dan disiarkan dengan menggunakan
pengeras suara (masjid dan musholla) dan dikomunikasikan melalui alat
komunikasi (HT dan HP). Apabila listrik padam, maka informasi status SIAGA
disiarkan melalui kentongan dengan kode titir.
SIAGA I : o…oooo...o....oooo dan SIAGA II : oo…oo…oo..oo.
Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga
c. Status SIAGA II ke SIAGA III dikomunikasikan lewat alat komunikasi (HP dan HT).
Status ini kemudian ditandakan/disampaikan dengan pengeras suara (masjid &
mushola) dengan menyampaikan secara jelas perintah untuk evakuasi dan
menjauh dari lokasi rawan. Informasi disampaikan juga melalui kentongan
(antisipasi listrik mati) dengan kode titir; SIAGA III -> Evakuasi; oooooooooooo.
Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga.

3) Status BAHAYA/ANCAMAN:
a. Normal: Musim Kemarau & masuk awal musim penghujan. Aktivitas lokasi lokasi

Halaman 15 dari 36
rawan berdasarkan pengamatan masih normal. Pengamatan berkala bisa
dilakukan untuk mengontrol kondisi titik titik rawan. Tim peringatan dini
berkoordinasi dengan RT/RW di pemukiman terdekat terkait perkembangan
situasi. Apabila diperlukan, bisa dilakukan simulasi kesiapsiagaan.
b. SIAGA I: Awal Musim Penghujan, Intensitas Hujan rendah. Informasi peringatan
dini memasuki musim cuaca ekstrim oleh BMKG atau dari BPBD.
Pengamatan di lokasi-lokasi rawan terutama melihat sekilas kondisi lokasi-lokasi
rawan serta pantauan cuaca. Pengecekan juga dilakukan oleh warga di lokasi
rawan berkoordinasi dengan petugas peringatan dini. Pada tingkat ini Petugas
peringatan dini bisa mulai berkoordinasi tim siaga, RT dan Takmir Masjid agar
bersiap-siap untuk memantau dan menyampaikan status saat ini dan
kemungkinan perubahan status. Saat prediksi penghujan akan datang datang,
masyarakat di lokasi rawan disiagakan dengan menyampaikan status ‘SIAGA I’ ,
baik melaui ‘pengeras suara’ maupun kentongan kode ‘SIAGA I.
c. SIAGA II; Awal Musim Penghujan, frekuensi dan ntensitas Hujan sudah mulai
tinggi. Informasi peringatan dini mingguan/harian cuaca oleh BMKG atau dari
BPBD. Pengamatan di lokasi-lokasi rawan terutama melihat kemungkinan adanya
perubahan intensitas hujan. Petugas peringatan dini memantau titik titik rawan,
berkoordinasi dengan RT dan Takmir Masjid agar bersiap-siap untuk memantau
dan menyampaikan status saat ini dan kemungkinan perubahan status.
Masyarakat di lokasi rawan disiagakan dengan menyampaikan status SIAGA II ,
baik melaui ‘pengeras suara’ maupun kentongan ‘kode SIAGA II’.
d. SIAGA III; Mulai turun hujan dengan intensitas tinggi serta durasi lama. Informasi
peringatan dini akan datangnya hujan dengan intensitas tinggi oleh BMKG atau
dari BPBD. Pengamatan untuk melihat kemungkinan terjadi banjir dengan
melihat tanda-tanda yang ada di titik titik rawan. Pada kondisi ini skenario
evakuasi dilakukan. Warga, ternak, barang berharga, serta dokumen penting yang
ada di lokasi rawan segera dievakuasi dengan memberi peringatan status SIAGA
III melalui pengeras suara (masjid dan mushola) serta bunyi kenthongan.

Halaman 16 dari 36
5. Struktur Bidang Tanggap Darurat (TIM SIAGA DESA)

• Koordinator Tim Siaga : Wiwik

• Tim Posko Koordinator : Imam


Anggota : Sumardi, Munib, Adityas

• Tim Kesehatan Koordinator : Wirani (Bidan desa)


Anggota : Yayuk (Bidan desa), Jaénuri (Babinsa)

• Tim Logistik &


Dapur Umum Koordinator : Sayu
Anggota : Erni, Nurhadi, Wiratno

• Tim Evakuasi
& Transportasi Koordinator : Marka
Anggota : Bambang, Hendik, Kasman, Linmas

• Tim Pemantau Bahaya


& Peringatan Dini Koordinator : Anang Hadi S (Pakwo)
Anggota : Hadi Sukoco (Pakwo), Slamet, Askuri

• Tim Pendidikan
& Trauma healing Koordinator : Rinda
Anggota : Endi, Yunis, Andrian (Bhabhinkamtibmas)

Tim Koordinator
Pemantau Bahaya Tim Siaga KEPALA DESA
& Peringatan Dini Bencana Desa TEGALARUM

Tim Tim Tim


Tim Tim Pendidikan &
Evakuasi & Logistik &
Posko Kesehatan Trauma
Transportasi Dapur Umum
Healing

Halaman 17 dari 36
6. Rancangan Rencana Evakuasi

5.1 Peta evakuasi


a. Peta rawan banjir dan banjir bandang desa Tegalarum Kecamatan Sempu
Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023

Halaman 18 dari 36
b. Peta jalur evakuasi dan lokasi aman desa Tegalarum Kecamatan Sempu
Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023

Halaman 19 dari 36
5.2. Rencana evakuasi
1. Data Penduduk Rentan
Tabel 7. identitikasi penduduk dan ternak yang dievakuasi
Ternak
Jumlah Jumlah Laki- Perem Ibu Disabi
RT/RW Balita Lansia Sapi &
KK jiwa laki puan hamil litas
/Dusun (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
(jiwa) (jiwa)
(jiwa) (jiwa)
kambing
(ekor)

RT 03/RW 05
4 16 8 8 - 3 - 1 -
/Tegalyasan

RT 03/RW 04
4 11 5 6 2 1 - - -
/Tegalyasan
RT / RW/
- - - - - - - - -
/Darungan

2. Fasilitas untuk evakuasi


Tabel 8. Ketersediaan fasilitas untuk evakuasi

Lokasi Mobil Speaker Mega Hand Kento


Truk HT Tandu
evakuasi pick up masjid phone phone ngan
Masjid 2 unit Terse- Terse- Terse- Terse- Terse- Terse- -
Raudlotul dia dia dia dia dia dia
Huda
RT 03/ - Terse- Terse- Terse- Terse- Terse- Terse- -
RW 04 dia dia dia dia dia dia
RT 03/ Terse- Terse- Terse- Terse- Terse- Terse-
RW 05 dia dia dia dia dia dia

3. Identifikasi Kapasittas/daya dukung untuk evakuasi


Tabel 9. Ketersediaan tempat untuk evakuasi
Daya
Daya Dukung
Lokasi Tampung
Layanan Layanan
evakuasi Kapa Jumlah Sum Tempat Tempat
Listrik MCK kese pendi
sitas orang ber air ibadah Tidur
hatan dikan
Masjid ± 300 300 Terse- - PDAM 8 Terse- Terse- Bidan Ada
Raudlotul orang dia - Sumur unit dia dia desa guru
Huda - Irigasi
RT 03 - -
/RW 04
RT 03
/RW 05

Halaman 20 dari 36
D. Pengembangan Skenario
1. Skenario Kejadian
a. Skenario Kejadian untuk banjir
Tabel 10. Skenario kejadian banjir
Jenis ancaman : banjir
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Keterangan
Waktu kejadian Tengah malam, ±12.00 WIB
- Tanggap darurat ± 2 jam
Lama kejadian - Mengungsi karena rumah rusak total selama 14
hari (2 minggu)
Luas daerah terdampak RT 003/RW 005, RT 003/RW 004, Dusun Tegalyasan
Potensi bencana ikutan Penyakit, trauma

2. Skenario Dampak
a. Skenario dampak banjir
Tabel 11 . Dampak kejadian
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset
Aset
Bentuk Risiko Jumlah
Manusia - RT 003/RW 004 25 KK
- RT 003/RW 005 75 orang
Mengungsi - 75 orang
- 25 KK mengungsi hingga banjir reda
(Ibu hamil; 5 orang, Bayi & Balita; 8
orang, anak-anak; 23 orang, lansia;
9 orang, difabel; 1 orang)
Meninggal - 1 orang
Luka sedang 5 orang
Patah tulang 3 orang ( 1 orang tidak bisa jalan)
Trauma & Pingsan 1 orang
Sosial - Aktivitas warga dan
pelayanan warga terganggu
Ekonomi/ Finansial - Kandang ternak rusak 2 kandang
- Ternak mati/hanyut 2 ekor
- Kolam ikan rusak 5 kolam ( ±10.000 ekor)
Fisik/ - Jaringan listrik padam
Infrastruktur - Rumah rusak 10 rumah rusak ringan
Alam/ Lingkungan - Sempadan sungai longsor - ± 50 meter

Halaman 21 dari 36
E. Kebijakan dan Strategi

Mempertimbangkan karakter ancaman serta kemungkinan risikonya, maka untuk


mengurangi risiko bencana pemerintah dan masyarakat Desa menetapkan kebijakan dan
strategi sebagai berikut;

Tabel 12. kebijakan dan strategi

Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kebijakan Strategi
• Aktif melakukan pemantauan di wilayah yang rawan
Kesiapsiagaan dengan
• Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi
kemungkinan banjir
membahayakan berdasarkan pemanataun
• Segera mengevakuasi korban jiwa
Penanganan korban jiwa
• Menyiapkan lokasi dan tanda korban meninggal dunia
• Segera memerintahkan penyiapan dokumen penting dan
Penanganan evakuasi
surat berharga lainnya agar bisa dievakuasi
dokumen penting dan
• Menyiapkan tempat/lokasi evakuasi dokumen/surat
surat berharga lainnya di
berharga lainnya
daerah rawan
• Menyiapkan pendataan dan petugas keamanan
• Segera memerintahkan penyiapan ternak agar bisa
Penanganan evakuasi dievakuasi
ternak warga di daerah • Menyiapkan tempat/lokasi evakuasi untuk ternak
rawan • Menyiapkan pendataan dan petugas keamanan
• Menyiapkan alat dan prasarana evakuasi ternak
• Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi
membahayakan berdasarkan pemanataun
Penanganan evakuasi
• Mengamankan jalur evakuasi
warga di daerah rawan
• Menyiapkan pos pengungsian
• Menyiapkan alat dan prasarana evakuasi
• Menyiapkan tim medis
Penanganan tanggap
• Menyiapkan tanda/kode untuk identifikasi kondisi luka
darurat korban luka-luka
• Melakukan koordinasi dengan layanan kesehatan di atasnya
Terpenuhinya kebutuhan • Tim Siaga dan relawan menyiapkan tempat dan kebutuhan
dasar pengungsi dasar pengungsi, seperti logistik, dapur umum, sanitasi
Adanya pemulihan awal Melakukan kegiatan pemulihan awal agar warga yang
bagi pengungsi mengungsi bisa beraktifitas seperti sedia kala

Halaman 22 dari 36
F. Struktur Komando Tanggap Darurat

Untuk mencapai target-target kebijakan serta memastikan terlaksananya strategi-strategi


di atas, maka masyarakat dan pemerintah desa menetapkan pelaksana dengan
pengorganisasian berikut ini:

Tabel 13. Struktur Komando Tanggap Darurat (Tim Siaga Desa)


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Penanggungjawab : Kepala Desa Tegalarum
Penasehat : - BPBD Kabupaten Banyuwangi
- Camat Sempu
- Polsek Sempu
- Koramil Sempu
Koordinator : wiwik
Bidang Operasi Koordinator Anggota
Posko Imam - Ginaryo
- Berlian Y.P
- Putik Handayani
Kesehatan Wirani (Ibu Bidan) - Yayuk (Bidan desa)
- Jaenuri (Babinsa)
Logistik & Dapur Marka - Erni
- Nurhadi
umum
- Wiratno
Evakuasi dan Marka - Bambang
Transportasi - Hendik
- Kasman
- Linmas
Pemantau Bahaya & Anang Hadi S (Pakwo) - Hadi Sukoco (Pakwo)
Peringatan Dini - Slamet
- Askuri
Pendidikan & Rinda - Endi
Trauma healing - Yunis
- Andrian (Bhabhinkamtimbmas)

Halaman 23 dari 36
G. Perencanaan Kegiatan Bidang Operasi

1. Bidang Operasi Posko


Tabel 14 . Perencanaan Bidang Operasi Posko
Bidang Operasi : Posko
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

• Terdatanya jumlah pengunsgi


• Terdatanya jumlah korban luka/meninggal
• Terdatanya kerugian dan kerusakan
• Ketersediaan seluruh informasi tentang data kebencanaan di
Sasaran
wilayah Desa Tegalarum
• Terkoordinasinya dengan dengan seluruh bidang operasi
• Terkoordinasinya dengan pemangku kepentingan lain di luar
desa Tegalarum

• Mendata seluruh korban terdampak


• Mendata seluruh kerusakan dan kerugian
• Mengidentifikasi seluruh kebutuhan warga terdampak
• Menerima dan menyalurkan bantuan ke warga terdampak
Kegiatan
• Mengkoordinir dan menyiapkan data yang dibutuhkan oleh
bidang operasi yang lain
• Berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lain di luar desa
Tegalarum

Halaman 24 dari 36
Tabel 15 . Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Posko

Bidang Operasi : Posko


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
No. Jenis Kebutuhan Volume Satuan Tersedia Kekurangan Keterangan
1 Laptop 1 unit 1 - Milik Desa
2 Printer 1 unit 1 - Milik Desa
3 ATK 2 paket 2 - Milik Desa
Ruangan/tempat Milik masjid
4
posko 3 unit 3 -
5 Papan informasi 1 unit - 1 Milik Desa

9 Lampu darurat 3 Unit 2 - Milik relawan

10 HT 2 Unit 2 - Milik relawan

11 Meja kursi 1 Paket 1 - Milik Desa

Halaman 25 dari 36
2. Bidang Operasi Kesehatan

Tabel 16. Perencanaan Bidang Operasi Kesehatan

Bidang Operasi : Kesehatan


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

• Korban bencana yang membutuhkan pelayanan kesehatan


Layanan rujuk ke puskesmas

Sasaran • Terlayaninya puluhan orang yang mengalami sakit dengan


pertolongan pertama
• Terlayaninya korban trauma

• Melakukan pendataan korban sakit


• Melakukan penanganan dan pengobatan pertolongan
pertama kepada korban luka-luka
• Membuat rujukan ke Puskesmas dan atau Rumah Sakit untuk
Kegiatan
korban membutuhkan pertolongan intensif
• Mengajukan kebutuhan obat-obatan dan kebutuhan lain
bidang operasi kesehatan kepada Pos kesehatan
• Koordinasi dengan Posko

Halaman 26 dari 36
Tabel 17. Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Kesehatan

Bidang Operasi : Kesehatan


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
No Jenis Kebutuhan Volume Satuan Tersedia Kekurangan Keterangan
1 Obat-obatan dasar 2 Paket 2 - Polindes
2 Tempat cuci tangan 1 Paket 1 - Polindes
3 Hand sanitizer 1 Paket 1 - Polindes
Kekurangan
4 Masker & sarung tangan 2 Paket 1 1 dari
puskesmas
5 Tensimeter 4 Unit 4 - Desa
6 Stetoskop 1 Unit 1 - Polindes
Kekurangan
7 Termometer digital 2 Buah 1 1 dari
puskesmas
8 Ambulan Desa 2 Unit 2 - Desa
9 Sumber daya manusia 4 Orang 4 - Puskesmas
10 Posko kesehatan 1 Unit 1 - Polindes
11 Tabung oksigen 1 Unit 1 - Puskesmas
12
13
14
15

Halaman 27 dari 36
3. Bidang Operasi Logistik
Tabel 18 . Perencanaan Bidang Operasi Logistik

Bidang Operasi : Logistik


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

• Terlayaninya kebutuhan dasar pengungsi di


pengungsian akhir
• Terlayaninya kebutuhan pangan bagi pengungsi di
Sasaran
lokasi pengungsian
• Terpenuhinya kebutuhan pakan untuk ternak yang
diuvakuasi di lokasi ternak sementara

• Menyediakan kebutuhan dasar para pengungsi


seperti makanan dan minuman, pakaian dan selimut
• Menyediakan bobat-obatan dasar
• Menyediakan tempak MCK yang memadahi
Kegiatan kebutuhan pengungsi, serta ketersediaan air bersih
• Menyediakan tempat pengungsi
• Menyediakan kendang dan pakan sementara untuk
ternak
• Koordinasi dengan Posko

Halaman 28 dari 36
Tabel 19. Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Logistik

Bidang Operasi : Logistik


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
No Keku
Jenis Kebutuhan Volume Satuan Tersedia Keterangan
rangan
1 Tenda dapur umum 1 Unit - 1 Desa, Swadaya
2 Beras 60 Kg 75 - Desa, Swadaya
3 Air mineral 25 Dus 25 - Desa, Swadaya
4 Tikar 25 Pcs - 25 Swadaya
5 Selimut 75 Pcs - 75 Swadaya
6 Telur 2 Krat 2 - Desa, Swadaya
7 Lauk pauk (Ayam) 15 Kg 15 - Swadaya
8 Minyak goreng 2 Dus 2 - Swadaya
9 Mie instan 7 Dus 7 - Swadaya
10 Gula 10 Kg 10 - Desa, Swadaya
11 Kopi 2 Dus 1 - Desa, Swadaya
12 Susu 1 Dus 1 - Desa, Swadaya
13 Kebutuhan mandi 75 Paket - 75 Desa, Swadaya
14 Kebutuhan mencuci 1 Paket - 1 Desa, Swadaya
15 Pembalut 1 Dus - 1 Swadaya
16 Pampers 1 Dus - 1 Swadaya
17 Obat nyamuk 1 Kota 1 - Swadaya
18 Genset & lampu darurat 1 Paket - 1 Swadaya
19 Bak cuci tangan portabel 4 Buah - 4 Swadaya
20 Bak mandi balita 5 Buah - 5 Swadaya
21 Peralatan dapur/masak 4 Paket - 4 Swadaya
22 Bumbu dapur 1 Paket - 1 Swadaya
23 Sayur mayur 20 Kg - 20 Swadaya

Halaman 29 dari 36
4. Bidang Operasi Evakuasi dan Transportasi

Tabel 20 . Perencanaan Bidang Operasi Evakuasi dan Transportasi


Bidang Operasi : Evakuasi dan Transportasi
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

• Terevakuasinya warga terdampak


• Prioritas evakuasi adalah kelompok rentan (lansia,
anak-anak, difabel, ibu hamil)
• Terlaksananya proses evakuasi yang aman evakuasi
Sasaran dan cepat
• Keamanan lokasi penampungan warga terdampak
• Keamanan aset-aset penting warga (ternak serta harta
benda) yang diungsikan
• Keamanan aset-aset penting Desa/prasarana publik

• Melakukan evakuasi warga terdampak ke tempat


evakuasi akhir. Prioritas evakuasi adalah kelompok
rentan (lansia, anak-anak, difabel, ibu hamil )
• Menyelamatlkan aset-aset penting Desa/prasarana
publik
Kegiatan
• Membantu menyelamatkan aset-aset milik warga
terdampak
• Melakukan patroli pengamanan wilayah yang
terdampak
• Koordinasi dengan Posko

Halaman 30 dari 36
Tabel 21. Proyeksi Kebutuhan dan Analisis Kesenjangan Bidang Operasi Evakuasi dan
Transportasi

Bidang Operasi : Evakuasi dan Transportasi


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Jenis
No Volume Satuan Tersedia Kekurangan Keterangan
Kebutuhan
1 Lampu Senter 10 Buah - 10 Pemdes
Gergaji Swadaya,
2 mesin/senso 1 Buah - 1 Desa
kecil
Swadaya,
3 Sepatu boot 10 Pcs - 10
Desa
Jas hujan & 10 Pcs - 10 Swadaya
4
payung
Swadaya/
5 HT 10 Pcs 1 9
Pribadi
6 Tandu darurat 2 Unit - 2 Desa
Ambulan/
7 1 Unit - 1 Milik desa
Mobil siaga
Swadaya,
8 Lampu signal 5 Unit - 5
Desa

Halaman 31 dari 36
5. Bidang Operasi Pemantauan bahaya & Peringatan dini

Tabel 22. Perencanaan Bidang Pemantauan bahaya & Peringatan dini

Bidang Operasi : Pemantauan bahaya & peringatan dini


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

• Terdeteksinya sejak awal status daerah-daerah rawan di


seluruh desa berdasarkan peta rawan banjir yang telah
dibuat
• Terdeteksinya situasi dan kondisi sungai
• Terlaporkannya situasi dan kondisi wilayah rawan kepada
Tim Siaga, Kepala desa dan warga masyarakat
Sasaran
• Terdeteksinya situasi dan kondisi seluruh wilayah rawan di
wilayah Desa Tegalarum
• Memastikan segenap kegiatan bidang operasi peringatan
dini sesuai dengan prosedur
• Mengkomunikasikan prosedur pencegahan penyebaran
dalam komunikasi peringatan dini

• Melakukan pemantauan bahaya di seluruh wilayah yang


rawan banjir
• Memantau kondisi tebing dan sempadan sungai yang
rawan longsor akibat diterjang banjir
• Melaporkan pekembangan situasi dan kondisi seluruh
Kegiatan
wilayah yang rawan banjir kepada koordinator tim siaga
dan pemerintah Desa
• Memberikan informasi peringatan dini berdasarkan status
kondisi sungai kepada warga masyarat
• Berkoordinasi dengan posko

Halaman 32 dari 36
Tabel 23. Proyeksi Kebutuhan dan Analisis Kesenjangan Bidang Operasi Pemantauan bahaya
& peringatan dini

Bidang Operasi : Pemantauan bahaya & peringatan dini


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

No Jenis Kebutuhan Volume Satuan Tersedia Kekurangan Keterangan


1 HT 3 unit - 3 Swadaya, Desa
2 HP/Handphone 10 unit 10 - Milik pribadi
3 Speaker masjid 1 Titik 1 - Swadaya
4 Megaphone 2 Buah - 2 Desa
Swadaya&
5
Lampu senter 4 unit - 4 Pemdes
6 Kentongan 2 buah 2 - Swadaya.
7 Sepeda motor 4 unit 4 - Swadaya
8 Jas hujan 4 buah - 4 Swadaya

Halaman 33 dari 36
6. Bidang Operasi Pendidikan & Trauma healing

Tabel 24. Perencanaan Bidang Pendidikan & Trauma healing

Bidang Operasi : Bidang Pendidikan & Trauma healing


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

• Terlayaninya kebutuhan Pendidikan dasar untuk anak-


anak remaja usia Sekolah
• Terlayaninya kebutuhan bermain bagi anak-anak dan
Sasaran
balita di lokasi pengungsian
• Tersedianya sarana/prasarana Pendidikan bagi anak-
anak di lokasi pengungsian

• Memfasilitasi kebutuhan belajar


• Memfasilitasi kebutuhan tempat bermain anak-anak
• Melakukan kegiatan pendampingan belajar dan bermain
Kegiatan
anak-anak
• Pendataana nak-anak dan remaja usia sekolah
• Berkoordinasi dengan koordinator tim siaga dan posko

Halaman 34 dari 36
Tabel 25. Proyeksi Kebutuhan dan Analisis Kesenjangan Bidang Pendidikan &
Trauma healing

Bidang Operasi : Pendidikan & Trauma healing


Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur

Jenis
No Volume Satuan Tersedia Kekurangan Keterangan
Kebutuhan
Alat tulis dan
1 media Pemdes,
pembelajaran 15 Paket - 15 Dinas/Instansi terkait
Sumber daya
2 manusia
(Guru) 2 Orang 2 - Swadaya
Posko
3 pendidikan
(kelas darurat) 2 Ruang 2 - Gedung Mutiara hati
4
5
6
7

Halaman 35 dari 36
H. PENUTUP

Guna menguji rencana kontinjensi yang telah disusun ini dapat dilakukan perbaikan-
perbaikan lebih lanjut guna keberhasilan upaya mengurangi dampak dari kondisi darurat
bencana. Pengujian dapat dilakukan secara langsung sesuai dengan fase kondisi yang ada.
Pengujian rencana kontinjensi ini bisa dilakukan sekaligus sebagai bentuk kegiatan
kesiapsiagaan pada fase normal (tidak dalam kondisi bencana).

-- oo OO oo –

Halaman 36 dari 36
Lampiran I : Dokumentasi Kegiatan Simulasi

Halaman 37 dari 36
Halaman 38 dari 36
Lampiran II :
SKENARIO GLADI LAPANG (Field Top Exercise/FTX)
PENANGANAN BENCANA BANJIR DESA TEGALARUM
MOVE NO WAKTU DARI UNTUK INFORMASI SITUASI KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
I 1 21.00 BMKG /BPBD RELAWAN/ Pengumunan peringatan dini cuaca ekstrim Status: Normal Waspada Peralatan:
WIB TIM SIAGA dan terjadi pergerakan siklon GANDRUNG Cuaca mendung gelap di sertai - HT
DESA dalam waktu kuranglebih 2 jam lagi di sambaran petir di wilayah utara. Petugas:
perkirakan akan terjadi hujan lebat disertai Sebagian penduduk aktivitas - BPBD
angin kencang dan sambaran petir akan bekerja, anak-anak sedang mengaji. - Petugas Piket
terjadi di wilayah Kecamatan Banyuwangi Ibu-ibu sedang mengasuh bayi dan Relawan Desa
dan sekitarnya Manula berada di rumah
2 22.00 PETUGAS PENJAGA Petugas piket/ tim peringatan dini Status : Normal Waspada Peralatan:
PERINGATAN DAM menghubungi penjaga DAM untuk Ketinggian air masih dalam batas - HT
DINI mendapatkan informasi ketinggian air nomal. Petugas berjaga-jaga di Petugas:
untuk memantau perkembangan - Penjaga DAM
ketinggian air, dan akan melaporkan - Petugas Piket
perubahan ketinggian air Relawan Desa
3 22.05 RELAWAN/ TIM KEPALA DESA Petugas Piket Tim Siaga Desa menghadap/ Status: Normal Waspada Peralatan:
SIAGA DESA Menghubungi Kepala Desa untuk Cuaca mendung gelap disertai HT
(TIM memberitahukan peringatan dini cuaca sambaran petir. Kantor Desa
PERINGATAN ekstrim dari BMKG dan BPBD bahwa aktifitas normal untuk pelayanan Petugas:
DINI & berdasarkan prakiraan beberapa saat lagi masyarakat Lurah & Relawan Desa
PEMANTAUAN akan terjadi hujan lebat disertai angin
BAHAYA kencang dan sambaran petir

4 22.10 KEPALA DESA TIM SIAGA Kepala Desa memerintahkan kepada Status: Siaga Hijau (Siaga I) Peralatan:
DESA Relawan Desa, Linmas, Perangkat Desa, RT Sudah mulai turun hujan gerimis, HT, Speaker Masjid,
LINMAS dan RW untuk Siap Siaga di tempat masing2 masyarakat beraktifitas normal di Kentongan
PERANGKAT sambal menunggu perkembangan situasi tempat masing-masing
RT/RW lebih lanjut. Dan meminta kepada petugas Petugas:
untuk mensosialisasikan situasi SIAGA I ini Kepala Desa Relawan
kepada seluruh masyarakat lewat alat Desa, LINMAS, Perangkat
komunikasi yang ada: Speaker Lurah, RT dan RW
Masjid/Mushola & kentongan
II 1 22.15 BMKG /BPBD RELAWAN Pengumuman hujan lebat disertai angin Status: Siaga Hijau (Siaga I) Peralatan:
DESA kencang di sertai sambaran petir telah Hujan Lebat disertai petir dan angin HT
melanda wilayah Kecamatan Banyuwangi kencang. Warga tinggal di rumah
dan sekitarnya serta di perkirankan akan masing-masing. Anak-anak berada di Petugas:
cukup lama TPQ dan ada Sebagian penduduk BPBD dan RELAWAN DESA
yang terjebak tempat kerja
2 22.20 PETUGAS PENJAGA Petugas piket/ tim peringatan dini Status : SIAGA HIJAU (SIAGA I) Peralatan:
PERINGATAN DAM menghubungi penjaga DAM untuk Ketinggian air masih dalam batas - HT
DINI mendapatkan informasi ketinggian air nomal. Petugas berjaga-jaga di Petugas:
untuk memantau perkembangan - Penjaga DAM
ketinggian air, dan akan melaporkan Petugas Piket Relawan
perubahan ketinggian air Desa
2 22.25 RELAWAN DESA KEPALA DESA Relawan Desa melaporkan perkembangan Status: Siaga Hijau (SIAGA I) Peralatan:
situasi peringatan dini dari BMKG dan BPBD Kantor Lurah sepi banyak warga HT
yang mengurus layanan publik
pulang karena takut kehujanan. Petugas:
RELAWAN DESA, Perangkat Desa, KEPALA DESA & RELAWAN
LINMAS, RT/W siap siaga di tempat DESA
masing-masing
3 22.30 KEPALA DESA RELAWAN/ Kepala desa memerintahkan agar di Status: Siaga Kuning (SIAGA II) Peralatan:
TIM SIAGA umumkan melalui Speaker Masjid kepada Warga mulai panik dan yang berada HT, Speaker Masjid
DESA seluruh masyarakat agar siap siaga atas di luar rumah segera masuk rumah
LINMAS segala kemungkinan dan bagi warga yang masing-masing Petugas:
PERANGKAT tinggal di daerah berisiko banjir, agar LURAH, RELAWAN DESA,
RT/RW bersiap-siap menuju tempat aman dengan LINMAS, Perangkat Desa,
mempersiapkan Tas Siaga yang berisi RT dan RW
perlengkapan pribadi, obat-obatan dan
barang berharga

III 1 22.35 BMKG /BPBD RELAWAN Di perkirakan hujan masih akan terus Status: Siaga Kuning Peralatan:
DESA berlangsung dan cukup lama Situasi sangat mencekam dan hujan HT
sangat lebat di sertai angin kencang Petugas:
dan petir menyambar BPBD dan RELAWAN DESA

Halaman 40 dari 36
2 22.35 RELAWAN DESA Kepala Desa Relawan Desa melaporkan perkembangan Status: Siaga Kuning Peralatan:
situasi bahwa Tinggi Muka Air (TMA) sudah Situasi sangat mencekam dan hujan HT
mulai naik signifikan sangat lebat di sertai angin kencang Petugas:
dan petir menyambar BPBD dan RELAWAN DESA
3 22.40 PETUGAS PENJAGA Petugas piket/ tim peringatan dini Status : SIAGA HIJAU (SIAGA I) Peralatan:
PERINGATAN DAM menghubungi penjaga DAM untuk Ketinggian air masih dalam batas - HT
DINI mendapatkan informasi ketinggian air nomal. Petugas berjaga-jaga di Petugas:
untuk memantau perkembangan - Penjaga DAM
ketinggian air, dan akan melaporkan Petugas Piket Relawan
perubahan ketinggian air Desa
5 22.45 KEPALA DESA RELAWAN Kepala desa memerintahkan kepada warga Status: Siaga Orange (SIAGA II) Peralatan:
DESA rentan yang berada di daerah berisiko tinggi Situasi sangat mencekam dan hujan HT, Speaker Masjid
LINMAS untuk di Evakuasi ke tempat aman di Balai sangat lebat di sertai angin kencang Petugas:
PERANGKAT Desa dan petir menyambar KEPALA DESA, RELAWAN
RT/RW DESA, LINMAS, Perangkat
Desa, RT dan RW
6 22.50 RELAWAN DESA WARGA Warga rentan di evakuasi menuju Balai Desa. Status: Siaga Orange (SIAGA II) Peralatan:
LINMAS RENTAN Tim Data dan Informasi melakukan Situasi sangat mencekam. Anak anak HT, Speaker Masjid,
PERANGKAT pendataan. Setelah itu di layani kebutuhan ketakutan dan orang tua kepanikan Ambulan Desa, Papan
RT/RW dasar dan diperiksa kesehatanya serta di informasi, Obat dan Alkes,
berikan layanan dukungan psikososial Makanan dan minuman
serta alas tidur
Petugas:
RELAWAN DESA, LINMAS,
Perangkat Desa, Tim Data,
Tim Kesehatan, Tim DU,
Tim Shelter dan Tim
Psikososial, 2 balita, 2
lansia dan 1 wanita hamil

IV 1 24.00 KEPALA DESA RELAWAN Dikarenakan hujan masih belum berhenti Status: Siaga Merah (SIAGA III) Peralatan:
DESA dan semakin lebat, maka Kepala desa segera Kelompok rentan sudah terlayani HT, Speaker Masjid, Mobil
LINMAS menetapkan status SIAGA MERAH. Dan kebutuhan dasarnya dan sudah di Siaga, Sepeda motor
PERANGKAT memerintahkan seluruh warga yang berada nyatakan dalam kondisi sehat semua Petugas:
RT/RW di daerah berisiko tinggi untuk di evakuasi ke serta anak-anak sudah mulai tenang RELAWAN DESA, LINMAS,
Perangkat Desa, Tim Data,

Halaman 41 dari 36
tempat aman. Bidang Keamanan menjaga Tim Kesehatan, Tim DU,
Aset2 warga Tim Shelter dan Tim
Psikososial serta 10 org
pengungsi
2 24.05 RELAWAN WARGA Warga pada daerah berisiko tinggi di Status: Siaga Merah (SIAGA III) Peralatan:
/TIMS SIAGA evakuasi menuju TES dan dilakukan Situasi di TES banyak yang HT, Speaker Masjid, Mobil
DESA pendataan oleh Tim mengungsi. Siaga, Sepeda motor
LINMAS Petugas:
PERANGKAT RELAWAN DESA, LINMAS,
RT/RW Perangkat Desa, Tim Data,
Tim Kesehatan, Tim DU,
Tim Shelter dan Tim
Psikososial

V 1 01.30 RELAWAN KEPALA DESA Laporan ada warga terjebak banjir di dusun Status: Siaga Merah (SIAGA III) Peralatan:
/TIMS SIAGA …. RT….RW…. membutuhkan tim evakuasi Hujan sudah mulai reda dan cuaca HT
DESA dan di perkirakan ada warga yang hanyut di sedikit cerah, Listrik mati Petugas:
karenakan tidak mau di evakuasi KEPALA DESA dan
RELAWAN DESA

Akibat:
Banjir melanda tempat
ibadah, sekolah,
permukiman warga , listrik
mati dan pekerjaan warga
terganggu
2 01.50 KEPALA DESA RELAWAN Memerintahkan tim Kaji Cepat untuk Status: Siaga Merah Peralatan:
DESA melakukan pendataan dan pengamatan serta Cuaca cerah dan di tempat HT, Tandu, Mobil
LINMAS tim Evakuasi untuk melakukan persiapan pengungsian di landa kesedihan evakuasi, sepeda motor,
PERANGKAT melakukan pencarian dan pertolongan yang mendalam, listrik mati peralatan PPGD dan APD
RT/RW korban jika tidak ada kemungkinan tidak
membahayakan jiwa Petugas:
KEPALA DESA, Peringatan
dini & Tim evakuasi

Halaman 42 dari 36
3 01.55 TIM KEPALA DESA Laporan bahwa hujan sudah berhenti dan di Status: Normal Waspada Peralatan:
PERINGATAN perkirakan banjir sudah mulai surut dan Cuaca cerah dan di tempat HT, Tandu, Mobil
DINI / kondisi sudah relative aman pengungsian di landa kesedihan evakuasi, sepeda motor,
PEMANTAU yang mendalam. Pengungsi peralatan PPGD dan APD
BAHAYA melakukan doa Bersama. Listrik mati
Petugas:
KEPALA DESA, Tim Kaji
cepat & Tim evakuasi

4 02.00 KEPALA DESA TIM Perintah agar segera melakukan pertolongan Status: Normal Waspada Peralatan:
EVAKUASI dan pencarian secara cepat dan tepat serta Cuaca cerah, listrik mati HT, Tandu, Mobil
memperhatikan keselamatan dan keamanan evakuasi, sepeda motor,
tim evakuasi peralatan PPGD dan APD

Petugas:
KEPALA DESA, Tim Kaji
cepat & Tim evakuasi

5 02.20 TIM EVAKUASI KORBAN Seluruh korban Banjir di evakuasi menuju Status: Normal Waspada Peralatan:
BANJIR Tempat Aman dan di lakukan pertolongan Cuaca cerah, listrik menyala normal HT, Tandu, Mobil
pertama. Tim melakukan pendataan sambil evakuasi, sepeda motor,
menunggu tim dari BPBD dan petugas medis peralatan PPGD dan APD
datang Petugas:
KEPALA DESA, Tim Kaji
cepat & Tim evakuasi, 2
luka ringan, 3 luka berat, 4
hilang.

Halaman 43 dari 36
LAMPIRAN V

SK KEPALA DESA TEGALARUM


TENTANG
PENETAPAN NAMA, VISI & MISI DAN STRUKTUR
ORGANISASI FORUM PENGURANGAN RISIKO
BENCANA (FPRB) DESA TEGALARUM
KECAMATAN SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI

Anda mungkin juga menyukai