Dokumen Indikator Destana Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur - TH 2023
Dokumen Indikator Destana Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur - TH 2023
1
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 3
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………… 4
B. Maksud dan Tujuan ………………………………………………………… 4
C. Tujuan Khusus ……………………………………………………………………… 4
D. Kondisi Geografis Kabupaten Banyuwangi ……………………….. 5
E. Kondisi Geografis Desa Tegalarum …………………………………………… 8
F. Jenis Bencana Kabupaten Banyuwangi ………………………………… 17
G. Jenis Bencana di Desa Tegalarum ……………………………….............… 19
BAB II CAPAIAN INDIKATOR DESA TANGGUH BENCANA .................. 21
A. Kajian Risiko Bencana …………………………………………………………. 21
B. Rencana Penanggulangan Bencana ……………………………………….. 28
C. Rencana Aksi Komunitas ………………………………………………………… 28
D. Standard Operasional Prosedur Peringatan Dini …………………… 31
E. Standard Operasional Prosedur Evakuasi & Peta Jalur Evakuasi 33
F. Rencana Kontinjensi ………………………………………………………… 35
G. Pelatihan/Peningkatan Kapasitas …………………………………………….. 37
H. Materi Peningkatan Kapasitas PPGD Awam ……………………….. 39
I. Forum PRB Desa yang telah disahkan oleh Kepala Desa …………… 41
BAB III INOVASI DI DESA TEGALARUM …………………………………………… 42
BAB IV KENDALA YANG DIHADAPI ……………………………………………………… 44
Lampiran I Kajian Risiko Bencan Partisipatif Desa Tegalarum.
Lampiran II SK Kepala Desa Tegalarum tentang Rencana Penaggulangan
Bencana Desa Tegalarum untuk Pengurangan Risiko Bencana
Tahun 2023–2028.
Lampiran III Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Desa Tegalarum.
Lampiran IV Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi Desa
Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Provinsi
Jawa Timur.
Lampiran V Dokumen Rencana Kontinjensi Banjir Desa Tegalarum
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa
Timur.
Lampiran VI SK Kepala Desa Tegalarum Tentang Penetapan Nama, Visi &
Misi dan Struktur Organisasi Forum Pengurangan Risiko
Bencana (FPRB) Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten
Banyuwangi.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana
yang sangat tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kondisi
alam terseut serta adanya keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia
menyebabkan timbulnya risiko terjadinya bencana alam, bencana ulah manusia
dan kedaruratan kompleks, meskipun disisi lain juga kaya akan sumberdaya alam.
Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi
(gempabumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hydrometeorologi
(banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), bencana akibat faktor biologi
(wabah penyakit manusia, penyakit tanaman/ternak, hama tanaman) serta
kegagalan teknologi (kecelakan industri, kecelakaan transportasi, radiasi nuklir,
pencemaran bahan kimia).
Bencana akibat ulah manusia terkait dengan konflik antar manusia akibat
perebutan sumberdaya yang terbatas, alasan ideologi, religius serta politik.
Sedangkan kedaruratan kompleks merupakan kombinasi dari situasi bencana pada
suatu daerah konflik.
Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut memerlukan suatu
penataan atau perencanaan yang matang dalam penanggulangannya, sehingga
dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu.
Kerumitan permasalahan bencana tersebut juga memerlukan suatu rencana
penanggulangan bencana yang sistematis, terarah dan terpadu. Penyusunan
Rencana Penanggulangan Bencana ini bertujuan memenuhi kebutuhan rencana
penanggulangan bencana di Desa Tegalarum sebagai upaya penanggulangan
bencana yang matang.
Upaya ini merupakan perwujudan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana pada pasal 35 dan 36 yang menegaskan
bahwa setiap daerah dalam upaya penanggulangan bencana, (diawali dari)
mempunyai perencanaan penanggulangan bencana. Amanat tersebut kemudian di
3
jabarkan secara lebih rinci dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Teknis penyusunan rencana
penanggulangan bencana termuat dalam PERKA BNPB Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana dan PERKA
BNPB Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.
Dalam konteks komunitas Desa/Kelurahan upaya membangun ketangguhan
berbasis masyarakat juga diwujudkan dengan pengembangan Desa Tangguh.
Pengembangan Desa Tangguh ini juga merupakan perwujudan Undang-Undang
Nomor 24 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Untuk mengayomi
pengembangan Desa Tangguh ini BNBP telah mengeluarkan pedoman-pedoman
teknis melalui Perka Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana.
Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk
memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana yang melanda. Potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan
tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini
dilihat dari potensi jumlah jiwa yang terpapar, kerugian harta benda, dan
kerusakan lingkungan.
4
c. Meningkatnya kerjasama pengurangan risiko bencana oleh para pemangku
kepentingan
d. Menyediakan pedoman operasional bagi masyarakat, pemerintah, dan
parapihak dalam penanganan situasi darurat bencana longsor di Desa
Tegalarum, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa
Timur.
5
Dataran rendah yang terbentang luas dari selatan hingga utara dimana di
dalamnya terdapat banyak sungai yang selalu mengalir di sepanjang tahun. Di
Kabupaten Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi
hamparan sawah yang sangat luas juga berpengaruh positif terhadap tingkat
kesuburan tanah.
Gambar Peta Kabupatan Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
6
Berdasarkan struktur geologi, luas tanah di Kabupaten Banyuwangi sebagian
besar merupakan hasil Gunung Api Kwarter Muda (30%) dan Aluvium (23%) yang
berupa tanah liat, halus dan dapat menampung air hujan sehingga cocok untuk
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Struktur geologi lainnya adalah Miosen
falses semen 16%, Miosen falses batu gamping 13%, hasil Gunung Api Kwarter
tua dengan luas 10% dan struktur geologi Andesit merupakan struktur geologi
terendah di Kabupaten Banyuwangi dengan luas hanya sebesar 8%.
Adapun keadaan jenis tanah di Kabupaten Banyuwangi terdiri dari regosol,
litosol, latosol, podsolik dan gambut. Jenis tanas untuk Kabuapten Banyuwangi
terluas adalah jenis tanah Podsolik dengan luas 348,684.75 Ha atau 60.4% dari
luas area Kabupaten Banyuwangi, jenis tanah Regosol 24%, Lithosol 6.8%,
Gambut 6.5% dan jenis tanah Lathosol hanaya 2.4% dari luas area di Kabupaten
Banyuwangi.
Klimatologi Kabupaten Banyuwangi terletak di selatan equator yang dikelilingi
oleh Laut Jawa, Selat Bali dan Samudera Indonesia dengan iklim tropis yang
terbagi menjadi 2 musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Rata-rata
curah hujan mencapai 192,4 mm, kelembaban udara sebesar 78,92 % dan rata-
rata suhu udara sebesar 27,5 ℃.
Disamping potensi di bidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan
daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak yang merupakan sumber
pertumbuhan baru perekonomian rakyat.
Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan,
pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya
intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan
laut.
Bagian selatan terdapat perkebunan, peninggalan sejak zaman Hindia Belanda.
Di perbatasan dengan Kabupaten Jember bagian selatan, merupakan kawasan
konservasi yang kini dilindungi dalam sebuah cagar alam, yakni Taman Nasional
Meru Betiri.Di semenanjung Blambangan juga terdapat cagar alam, yaitu Taman
Nasional Alas Purwo. Pantai timur Banyuwangi tepatnya di Kecamatan muncar
merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur.
7
E. Kondisi Geografis Desa Tegalarum
1. Letak Geografis
Secara geografis Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi
berada pada posisi 114.15575 bujur timur dan - 8.340804 lintang selatan.
2. Letak Administratif
Secara administratif desa Tegalarum masuk dalam wilayah kecamatan Sempu
Kabupaten Banyuwangi. Desa Tegalarum ini merupakan dataran tinggi yang
berbukit-bukit serta dataran yang terdapat beberapa gumuk dan dilalui oleh
sungai salah satunya sungai Setail.
Akses jalan menuju Tegalarum dari ibukota Kabupaten Banyuwangi sejauh
±33 km yang dapat ditempuh dengan kendaraan selama ±1 jam. Sedangkan
dari ibukota Kecamatan Sempu menuju Tegalarum hanya berjarak ±0,5 km.
Secara administratif, desa Tegalarum berbatasan dengan :
Tabel 1. Batas Administratif wilayah Desa Tegalarum
Batas Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Wilayah
Sebelah Utara Desa Jambewangi Kecamatan Sempu/ Kabupaten
Banyuwangi
Sebelah Desa Gentengkulon dan Kecamatan Genteng/ Kabupaten
Selatan Desa Gentangwetan Banyuwangi
Sebelah Timur Desa Karangsari Kecamatan Sempu/Kabupaten
Banyuwangi
Sebelah Barat Desa Sempu dan Desa Kecamatan Sempu dan
Setail Kecamatan Genteng/ Kabupaten
Banyuwangi
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023
8
Gambar 1. Peta Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi
DESA TEGALARUM
9
a. Topografi
Desa Tegalarum terletak berdekatan dengan ibukota kecamatan Genteng
yang menjadi salah satu pusat kegiatan di Kabupaten Banyuwangi.
Sebagaian diwilayah ini merupakan kawasan yang berbukit. Secara umum
kondisi topografi di Desa Tegalarum merupakan dataran tinggi dan
berbukit. Desa Tegalarum ini dahulunya merupakan areal tepian hutan
yang kini telah menjadi kawasan luar hutan dengan didominasi lahan
persawahan serta perkebunan. Dengan keberadaan sungai serta saluran
irigasi yang sudah lama dibangun, karenanya pertanian padi sawah menjadi
salah satu hasil pertanian yang menonjol.
Tinggi tempat dari permukaan laut : 297 mdpl
Bentang wilayah : dataran tinggi
Topografi
- Berbukit-bukit : 10,00 Ha
- Dataran tinggi/pegunungan : 585,38 Ha
b. Iklim
Kondisi iklim di Desa Tegalarum seperti halnya di Kecamatan Sempu pada
umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas mata
pencaharian penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas
holtikultura.
Jumlah bulan hujan : 6 bulan
Curah hujan : 45 mm
Suhu rata-rata harian : 29° celcius
Kelembaban : 80 %
10
Tabel 2. Gambaran Lahan dan Tata Guna Lahan Desa Tegalarum
Areal/penggunaan lahan Luas
1 Luas tanah sawah 225,00 Ha
1.1. Sawah irigasi teknis 225,00 Ha
2. Luas tanah kering 334,00 Ha
2.1 Tegal/Ladang 334,00 Ha
2.2 Pemukiman -
2.3 Pekarangan -
3. Tanah Perkebunan 13,00 Ha
3.1 Tanah perkebunan rakyat 13,98 Ha
4. Tanah fasilitas umum 24,02 Ha
4.1 Kas Desa 24,02 Ha
4.2 Tempat Pemakaman desa/umum -
4.3 Lapangan olahraga -
4.4 Perkantoran Pemerintah -
4.5 Bangunan Sekolah -
4.6 Ruang Publik/Taman 53,42 Ha
4.7. Agrowisata 3,00 Ha
5 Tanah Hutan 3,00 Ha
5.1 Hutan Milik Perorangan 3,00 Ha
Total 597,00 ha
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022
11
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan
mempunyai peranan sangat strategis terutama dalam meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan
perekonomian. Di Desa Tegalarum sendiri masyarakatnya banyak
mengandalkan air sumur. Beberapa rumah juga memanfaatkan sumber air
yang dikelola melalui PDAM.
Berikut ini tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Tegalarum.
Tabel 3. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa
Tegalarum
Jenis Prasarana Jumlah Pemanfaat
1 Mata air titik
2 Sumur gali 753 unit 1.354 keluarga
3 PAM 2 unit 1.062 keluarga
4 Sungai 7 sungai 651 keluarga
5 Depot isi ulang 4 unit 421 keluarga
6 Keluarga dengan WC sehat 2.152 keluarga
7 Keluarga dengan WC kurang n/a 142keluarga
mememnuhi strander kesehatan
8 Keluarga yang buang air besar n/a 64 keluarga
(BAB) di sungai/parit/kebun
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022
12
Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat hidup
produktif. Dalam konteks kebencanaan, sarana Kesehatan termasuk dalam
kapasitas yang dapat dimobilisasi untuk mengurangi kerentanan.
Kesehatan ini sangat dipengaruhi ketersediaan sarana dan tenaga
kesehatan yang tersedia.
Adapun ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan di Tegalarum adalah
sebagai berikut:
13
jenjang Pendidikan dasar. Berikut ini kondisi ketersediaan akses
pendidikan di desa Tegalarum
Tabel 6. Ketersediaan akses, sarana dan prasarana pendidikan
Kemudahan
Jenis ketersediaan Negeri Swasta Jarak
untuk diakses
1. PAUD 1 unit -
2. TK - 3 unit -
3. SD/MI 4 unit 1 unit -
4. SMP/MTS 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
5. SMU/MA 0 unit 0 unit 3,5 km Sangat mudah
6. SMK 0 unit 0 unit 2,7 km Sangat mudah
7. Akademi/Perguruan tinggi 0 unit 0 unit 5,3 km Sangat mudah
8. Lembaga Pendidikan agama 15 unit
9. Perpustakaan desa 1 unit
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum & profil desa tegalarum 2022
e. Demografi Desa
Secara demografi Desa Tegalarum dengan perbandingan luasan wilayah
597 hektar dan total penduduk mencapai 6974 jiwa tersebut mencapai
kepadatan 1168,17 jiwa/per km2 yang menyebar di 2 (dua) wilayah dusun
yang terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3352 orang
- Jumlah perempuan : 3622 orang
- Jumlah KK : 2416 KK
Tabel 8. Penduduk berdasarkan rentang usia di Desa Tegalarum
No Penduduk Usia Laki-laki Perempuan
1 Usia 0 - 4 (tahun) 229 204
2 Usia 5 - 9 (tahun) 215 224
3 Usia 10 - 14 (tahun) 247 224
4 Usia 15 - 19 (tahun) 244 267
5 Usia 20 - 24 (tahun) 250 280
6 Usia 25 - 29 (tahun) 269 225
7 Usia 30 - 34 (tahun) 254 215
8 Usia 35 - 39 (tahun) 227 233
9 Usia 40 - 44 (tahun) 260 282
10 Usia 45 - 49 (tahun) 246 296
11 Usia 50 - 54 (tahun) 262 272
12 Usia 55 - 59 (tahun) 215 235
13 Usia 60 - 64 (tahun) 176 173
14 Usia 65 - 69 (tahun) 104 125
15 Usia 70 - 74 (tahun) 90 96
16 Usia 75 (tahun) keatas 113 113
Sumber: SDGs Desa Tegalarum update 29 mei 2023
14
f. Kondisi Sosial Ekonomi
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum sendiri cukup unik,
karena bercirikan masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa
sebagai bahasa pergulan sehari hari, menjunjung etika sopan santun dan
sering menggunakan bahasa simbolik dalam menyampaikan maksudnya,
menjalankan ritual keagamaan dengan balutan tradisi Jawa. Suku jawa ini
yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut "Orang Mentaraman" (Kerajaan
Mataram) karena dahulu orang-orang Mentaraman datang bermigrasi ke
Banyuwangi.
Mata pencaharian penduduk Tegalarum di sektor pertanian dan
peternakan dengan komoditi utama padi serta buah-buahan. Di bidang
peternakan sebagian masyarakatnya memelihara ternak berupa kambing, sapi,
ayam, bebek dan lain-lain. Dengan melimpahnya air, perikanan air tawar juga
cukup berkembang di Tegalarum
Berikut ini mata pencaharian pokok Desa Tegalarum:
Tabel 9. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Tegalarum
A.
15
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum dikenal sebagai
masyarakat yang religius serta menggantungkan kehidupan mereka dari
sumber daya alam yang ada. Pada awalnya masyarakat memiliki keyakinan
Hindu-Budha sebelum datangnya penyebaran agama Islam di wilayah tersebut
dan sampai saat ini keyakinan agama di masyarakat Tegalarum adalah Islam
dan juga masih ada yang menganut keyakinan kejawen (agama Jawa) serta
masyarakat suku Osing.
Berikut ini komposisi agama yang dianut masyarakat desa Tegalarum ;
Tabel 10. Jumlah penganut agama di Desa Tegalarum
No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Islam 3315 orang 3593 orang 6908 orang
2 Kristen 28 orang 21 orang 29 orang
3 Katolik 5 orang 7 orang 12 orang
4 Hindu - 1 orang 1 orang
5 Budha 4 orang - 4 orang
6 Konghucu - - -
Total 3352 orang 3622 orang 6974 orang
Sumber : isian profil desa Tegalarum 2022
16
F. Jenis Bencana di Kabupaten Banyuwangi
Seperti dipaparkan diatas, kondisi geografis kabupaten Banyuwangi memiliki
potensi alam yang melimpah di satu sisi sekaligus menyimpan potensi ancaman
yang banyak pula. Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur masuk dalam kawasan
yang memiliki potensi berbagai macam bencana alam dan nonalam. Catatan Kajian
Risiko Bencana (KRB) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Banyuwangi, ada 16 risiko ancaman bencana di wilayah di ujung timur Pulau Jawa
ini. Mulai dari tsunami, banjir, banjir bandang, kekeringan, tanah longsor, cuaca
ekstrim, gempa bumi, gelombang tinggi dan abrasi, kegagalan teknologi,
kebakaran hutan dan lahan. Selain itu juga kebakaran gedung dan permukiman,
erupsi gunung api, konflik sosial, epidemi wabah penyakit, pandemi Covid-19 dan
likuifaksi.
17
Tabel 13. Potensi Bencana Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Jenis ancaman Ragam ancaman
Gempa bumi, Hujan abu vulkanik
Ancaman geologi erupsi gunung berapi, Tsunami,
abrasi,
Longsor, Cuaca ekstrim, Angin
Ancaman hidrometeorologi puting beliung, Banjir, Banjir
bandang, Kekeringan
Ancaman biologi Wabah Penyakit, Covid-19
Ancaman kegagalan teknologi Kegagalan teknologi
Kebakaran hutan dan lahan,
Ancaman lingkungan
kebakaran pemukiman
Ancaman sosial Konflik sosial
Sumber: Profil Kabupaten Banyuwangi
18
G. Jenis Bencana di Desa Tegalarum
19
yang berdekatan dengan DAM tersebut mempunyai risiko tinggi terdampak banjir
luapan Kalisetail.
Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi
adalah terjadinya Angin kencang. Ancaman Angin kencang berdampak pada
kerusakan atap bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada
manusia. Terjadinya angin kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis
Desa Tegalarum yang berada lereng di pegununungan. Perbedaan tekanan udara
antara lembah/dataran rendah dengan dataran tinggi/wilayah pegunungan ini
memicu terjadinya angin kencang.
Keberadaan gumuk serta vegetasi pepohonan di pinggiran desa disasari
oleh masyarakat dapat memecah atau mengurangi dampak angin kencang
tersebut. Namun saat ini, dengan maraknya penebangan serta tidak dipeliharanya
pohon-pohon yang rawan tumbang semakin mempertinggi risiko korban dan
kerugian dari dampak terjadinya angin tersebut.
Dengan kondisi tersebut, Desa Tegalarum memiliki potensi ancaman
sebagai berikut ;
Tabel 14. Ragam Ancaman
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jatim
20
BAB II
CAPAIAN INDIKATOR DESA TANGGUH BENCANA
21
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
- Banyak orang terdampak;
lumpuh sesaat, tidak bisa
bekerja
10 2006 Wabah flu - Semua unggas sakit
burung - Hampir semua unggas mati
11 2007 Wabah hama - Gagal panen merata Diskusi, Tokoh
tikus - Kerugian material masyarakat
12 2011 Angin puting - Beberapa rumah rusak berat Diskusi, Tokoh
beliung dan sedang, tiang listrik masyarakat
roboh, 2 hari listrik padam, 5
kandang ayam rusak berat,
pohon-pohon tumbang, gagal
panen
13 2015 Erupsi gunung - Hujan abu tipis menyebabkan Diskusi, Tokoh
raung iritasi mata, gangguan masyarakat
pernafasan, beberapa
tanaman rusak/gagal panen
a) Pemeringkatan Ancaman
22
Tabel 16. Pemeringkatan ancaman
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kemungkinan Perkiraan
Jenis Ancaman Total
Terjadi Dampak
1 Wabah cikungunya 2 1 3
2 Pagebluk 1 1 2
3 Banjir bandang 4 3 7
4 Banjir 4 3 7
5 Angin puting beliung & angin 3 3 6
kencang
6 Erupsi gunung berapi (Gn. Raung & 2 1 3
Gn. Agung)
7 Pandemi Covid-19 2 1 3
8 Wabah hama wereng 4 1 5
9 Wabah hama tikus 2 2 4
10 Wabah muntaber 2 2 4
11 Kegagalan teknologi Galian tipe -C 2 1 3
12 Longsor plengsengan/ sempadan 3 2 5
sungai
13 Kekeringan 2 1 3
14 Wabah flu burung 2 1 3
15 Gempa bumi 2 1 3
Sumber: Dsikusi Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa Tegalarum Tahun 2023
23
Tabel 17. Karakter ancaman banjir bandang
Durasi - 2 sd 3 jam
24
Tabel 18. Tingkat Risiko terhadap Ancaman Banjir bandang
Tabel 19. Tingkat Risiko terhadap ancaman Angin putting beliung dan Angin
kencang
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Upaya Mengurangi
Aset Faktor Penyebab Risiko Tingkat
Kerentanan
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Risiko
terhadap Aset Bentuk
Jumlah/ Hasil (T/S/R)
Berisiko Kegiatan
Nominal
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Sakit - - - - R (Rendah)
Aset - Depresi/trauma - - - - R (Rendah)
R (Rendah)
Sumber - Luka-luka - 10 orang, - Kekurang - Korban - Korban
Daya siapsiagaan dilarikan di tertanga R (Rendah)
Manusia - Mengungsi - Kerugian (2 masyarakat puskesmas ni
juta) - Atap rumah hancur - -
25
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Upaya Mengurangi
Aset Faktor Penyebab Risiko Tingkat
Kerentanan
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Risiko
terhadap Aset Bentuk
Jumlah/ Hasil (T/S/R)
Berisiko Kegiatan
Nominal
Aset - Kerusakan lahan - - - - S (Sedang)
Sumber pertanian
Daya alam - Kerusakan lahan - 4 hektar, - Sudah semakin - Reboisasi Menguan S (Sedang)
lingkungan kebun 100 juta berkurangnya - Pemangkasan gi risiko
pohon besar yang dahan/batang
perakarannya kuat pohon yang
- Dahan pohon yang rapuh
rapuh
- Rumah rusak - 50 rumah - Konstruksi - Penggunaan Kebutuha R (Rendah)
- Kerusakan - 15 tiang bangunan yang genset untuk n listrik R (Rendah)
fasilitas umum listrik kurang kuat listrik darurat untuk
R (Rendah)
- Kerusakan - Material bangunan darurat
Aset fisik / rumah/ mudah terbawa bisa R (Rendah)
infrastruktu pemukiman angin terpenuhi
r - Jaringan listrik - Penempatan
padam jaringan dan tiang
listrik yang
berdekatan dengan
pohon besar
- Gangguan fungsi - - Berlindung/mengam - Menunda - (R) Rendah
organisasi sosial ankan diri masing- kegiatan
- Gangguan masing di rumah
(R) Rendah
hambatan
Aset sosial
Partisipasi
- Tidak bisa sekolah (R) Rendah
- Aktivitas sosial (R) Rendah
tertunda
- Ekonomi menurun - - Kurangnya - - (R) Rendah
- Kehilangan - pengetauan - - (R) Rendah
pendapatan - kesiapsiagaan - - (R) Rendah
(R) Rendah
- Kehilanan - dalam menghadapi - -
(R) Rendah
pekerjaan - ancaman angin - -
Aset
- Kehilangan modal puting beliung (S) Sedang
ekonomi /
kerja - 150 orang, - - Anggaran - Sedikit
finansial
- Pengeluaran 50 juta kebencanaan meringk
tambahan dari APBDes an
keluarga beban
- Kerusakan harta kerban
benda
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
26
Berikut hasil peta partisipatif di Desa Tegalarum yang di susun oleh anggota
FPRB desa Tegalarum.
27
Hasil dari Kajian risiko bencana partisipatif Desa Tegalarum ini selengkapnya telah
disusun dan didokumentasikan yang dijadikan dalam satu kesatuan dokumen
indikator DESTANA Tegalarum ini (lampiran 1).
28
untuk meredam ancaman, mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas.
Rencana tindakan ini merupakan perincian dari rencana penanggulanganbencana.
Penyusunan Rencana Aksi Komunitas ini berpedoman Rencana Aksi Komunitas
yang termaktub dalam PERKA BNPN Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman
Umum Desa/Kelurahan Tangguh juga dikembangkan dengan metode-metode lain
disesuaikan dengan kondisi setempat.
Alokasi tugas dan Sumberdaya merupakan pengejawantahan dari Rencan Aksi
Komunitas. Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana
direkomendasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas,
peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat dan perencanaan
pemulihan.
Tabel 20. RAK dalam menanggulangi potensi banjir
Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya
Sumber
No Kegiatan Tujuan Keberhasilan Pelaksana
pelaksan (Rp)
Dana
an
PRA BENCANA, saat tidak terjadi bencana (pencegahan, mitigasi dan peningkatan kapasitas)
1 Pembuatan Dasar peraturan Adanya peraturan desa Pemdes, 1 kali Rp.2.500.00 APBDes,
peraturan penanggulangan yang berisi tata tertib, Tokoh dalam 1 0 Swadaya
penanggulang bencana larangan, dan tata kelola Masyarakat, tahun
an bencana untuk mencegah/ Tim Siaga (Desember
mengurangi terjadinya )
longsor (contoh; larangan
membuang sampah
disungai, dll)
2 Pengajuan Penyampaian Masuknya usulan-usulan Pemdes, 1 kali Rp.2.000.00 APBDes,
kegiatan RPB aspirasi masyarakat dalam Rencana Tokoh dalam 0 Swadaya
(Rencana Pe Penanggulangan Bencana Masyarakat, setahun
nanggulangan
(RPB) kedalam kegiatan Tim Siaga
Bencana) ke
Musrembang pembangunan desa
3 Sosialisasi Peningkatan 1) Adanya kegiatan Pemdes, Minimal 1 Rp.2.000.00 APBDes,
pertemuan di kelompok Tokoh kali setiap 0 Swadaya
kesadaran kesadaran dan Masyarakat, tahun
masyarakat yang
pengurangan pemahamaman menyampaikan rencana Tim Siaga, pertemuan
risiko tentang risiko penaggulangan bencana Kelompok pertemuan
bencana bencana melalui (RPB) masyarakat, kelompok
2) Partisipasi masyarakat kelompok masing-
pertemuan- kesenian, masing
dalam kegiatan
pertemuan penanggulangan bencana Karang
kelompok yang telah dituangkan taruna, PKK
dalam RPB
4 Reboisasi 1) Mencegah 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tahun ke- Rp.20.000.0 APBDes,
dan terjadinya banjir pemetaaan dan kajian Perangkat, 2 00 Swadaya
Penataan 2) Melestarikan tata lingkungan Tokoh
kesuburan tanah kawasan Masyarakat,
lingkungan
yang bisa Tim Siaga,
2) Adanya kegiatan
dijadikan lahan Karangtarun
pemetaan dan kajian
pertanian a
tata lingkungan
3) Menjaga struktur
tanah 3) DAS (Daerah aliran
4) Menjaga DAS sungai
(Daerah aliran 4) Adanya Terlaksananya
sungai) kegiatan reboisasi dan
penataan lingkungan
kawasan dan daerah
aliran sungai (DAS)
29
Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya
Sumber
No Kegiatan Tujuan Keberhasilan Pelaksana pelaksan (Rp)
Dana
an
5 Perbaikan Mengurangi 1) Adanya drainase yang Pemdes, Tahun ke Rp.70.000.0 DD/
dan terjadinya banjir memadai di sepanjang Perangkat, 2 00 APBDES,
normalisasi jalan desa Tokoh Swadaya
2) Adanya drainase pada Masyarakat,
saluran air
lahan prasarana publik Tim Siaga,
/drainase Karangtarun
3) Adanya kerja bakti a,
perawatan drainase dan
saluran air
4) Lancarnya air pada saat
terjadi hujan terus
menerus
6 Pembuatan Pencegahan longsor Adanya talud alam, Pemdes, Tahun ke- Rp.100.000. APBD,
talud penahan pada akses jalan bronjong atau sejenisnya Perangkat, 2 000 APBDES,
longsor yang rawan terjadi yang dapat menahan Tokoh CSR,
Masyarakat,
plengsengan longsor plengsengan sungai yang Tim Siaga,
Swadaya
sungai rawan. Karangtaruna,
7 Pengerukan Melancarkan arus air 1) Adanya kegiatan Pemdes, Tahun ke- Rp.50.000.0 APBD,
sedimentasi untuk mengurangi identifkasi & peme-taan perangkat, 2 00 APBDES
sungai terjadinya risiko sungai Tim Siaga,
perluapan air saat Masyarakat
2) Adanya kegiatan ka-jian
terjadi banjir
AMDAL (Analisis
mengenai dampak
lingkungan) penge-
rukan sedimentasi
3) Adanya kegiatan
pengerukan sedi-
mentasi berdasarkan
kebutuhan
8 Pegelolaan 1) Menggalakkan 1) Adanya sistem & Pemdes, Tahun ke- Rp.20.000.0 APBDES,
sampah masyarakat un-tuk petugas pengelolaan Perangkat, 3 00 Swadaya
berbasis berpartisipasi & sampah Tokoh
masyarakat mengurangi sampah Masyarakat,
2) Adanya Tempat Pe-
dan 2) Terciptanya ling- ngelolaan sampah
PKK,
pembuatan kungan desa yang Karangtarun
bersih sehi-ngga terpadu
Bank Sampah a, BUMDESA
mengurangi dampak 3) Adanya kegiatan pe-
bencana ngelolaan Bank Sam-
pah yang menghasil-kan
pemasukan
SAAT TERDAPAT POTENSI BENCANA (Kesiapsiagaan)
1 Sosialisasi Pemahaman dan 1) Tersampaikannya informasi Perangkat,PKK Menyesuai - Swadaya
kesiapsiagaan masyarakat akan kesiapsia gaan dalam , Karang kan dalam
bencana kesiaspsiagaan mengha dapi banjir di taruna pertemuan
terhadap ancaman pertemuan rutin kelompok Tim Siaga,
bencana (banjir, banjir Tokoh
kelompok
yang ada
bandang, dll) 2) Masyarakat telah Masyarakat
mengetahui tinda kan apa
saja yang dilakukan ketika
me masuki fase kesiap
siagaan (awal musim
penghujan)
2 Pembuatan Masyarakat 1) Adanya peta rawan Pemdes, Tim Tahun ke Rp.5.000.00 DD,
papan mengetahui lokasi bencana desa yang Siaga, 1 0 Swadaya
informasi lokasi rawan serta dipasang di lokasi strategis Perangkat,
kebencanaan lebih memiliki 2) Adanya papan infor-masi Linmas
kesiapsiagaan dan
(peta rawan kesiapsiagaan dalam
pengurangan risiko
banjir, menghadapi bencana
informasi bencana 3) Adanya pamflet informasi
kesiapsiagaan informasi kebencanaan
lainnya) yang didistribusikan di
sekolah, posyandu,
poskampling, dan tempat
ibadah
SAAT TANGGAP DARURAT
1 Menginformasi Masyarakat di 1) Adanya informasi Tim Siaga, Saat fase - Swadaya
-kan daerah rawan peringatan dini secara tepat Relawan, siaga
peringatan dini mengetahui status kepada penduduk di Karang darurat
wilayah rawan melalui
bahaya secara tepat taruna
30
Progam/ Indikator/ Capaian Waktu Biaya
Sumber
No Kegiatan Tujuan Keberhasilan Pelaksana pelaksan (Rp)
Dana
an
sistem/alat informasi yang
sudah disepakati
2) Adanya respon dari
masyarakat terhadap
peringatan dini sesuai
status bahayanya
2 Melakukan Mengevakuasi 1) Teravakuasi seluruh Tim Siaga, Saat fase - Swadaya
proses penduduk & aset-aset penduduk di yg ada di Relawan, siaga
evakuasi penting penduduk di wilayah rawan longsor Karang darurat
wilayah rawan agar 2) Tervakuasinya aset-aset
terhindar dari
taruna,
penting penduduk di
longsoran linmas
wilayah longsor
PASCA BENCANA, Pemulihan (Rehabilitasi & Rekonstruksi)
1 Pendataan dan Mendokumentasikan 1. Adanya kegiatan Tim Siaga Setelah - Swadaya
pelaporan dan melapor kan pendataan kerusa-kan terjadi
kerusakan dan akibat serta dampak dan kerugian bencana
kerugian bencana banjir 2. Adanya kegiatan
akibat pelaporan hasil
bencana pendataan
2 Kerjabakti Pulihnya serta Adanya kegiatan Gotong Setelah - APBDES,
lingkungan penataan kembali kerjabakti bersama di royong terjadi Swasta,
lingkungan yang lokasi kejadian longsor semua bencana Perhutani
rusak elemen Swadaya,
31
Tabel 21. Rancangan sistem peringatan dini terhadap banjir
Jenis ancaman : Banjir
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
32
E. Standard Operasional Prosedur (SOP) Evakuasi & Peta Jalur Evakuasi
Evakuasi darurat adalah perpindahan langsung secara cepat dari sumber daya
manusia dan asset sumber daya penting lainnya dari kondisi ancaman atau
kejadian yang sebenarnya dari bahaya. Standar Operasional Prosedur yang
selanjutnya disebut SOP adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan suatu kebijakan (dalam hal ini
kebijakan evakuasi). Kebijakan evakuasi harus memperhatikan prioritas
penanganan pada kelompok rentan serta hak-hak dasar manusia. Penyusunan SOP
Evakuasi ini berpedoman pada PERKA BNPN Nomor 2 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh juga dikembangkan dengan metode-
metode lain disesuaikan dengan kondisi setempat.
Penyusunan rencana evakuasi dilakukan dengan pembahasan bersama secara
partisipatif. Sebelum
berdiskusi, fasilitator
memperkenalkan tentang
konsep, prinsip, dan
mekanisme rencana evakuasi,
serta pentingnya penyediaan
sarana dan prasarana
evakuasi. Dilanjutkan dengan
identifikasi jalur, (Tempat
evakuasi Sementara) TES,
Tempat Evakuasi Akhir (TEA),
dan titik tanda dan rambu
evakuasi. Selanjutnya
ditentukan moda transportasi,
sarana dan prasarana
pendukung di masing-masing
TES dan TEA.
33
Tabel 22. Proyeksi Penduduk dan Ternak di Lokasi Rawan Bencana
Ternak
Jumlah Jumlah Laki- Perem Ibu Disabi
RT/RW Balita Lansia Sapi &
KK jiwa laki puan hamil litas
/Dusun (jiwa) (jiwa) kambing
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
(ekor)
RT 03
/RW 05
4 16 8 8 - 3 - 1 -
/Dusun
Tegalyasan
RT 03
/RW 04
4 11 5 6 2 1 - - -
/Dusun
Tegalyasan
RT / RW/
Dusun - - - - - - - - -
Darungan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Ternak
Jumlah Jumlah Laki- Perem Ibu Disabi
RT/RW Balita Lansia Sapi &
KK jiwa laki puan hamil litas
/Dusun (jiwa) (jiwa) kambing
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
(ekor)
RT 03
/RW 05
4 16 8 8 - 3 - 1 -
/Dusun
Tegalyasan
RT 03
/RW 04
4 11 5 6 2 1 - - -
/Dusun
Tegalyasan
RT / RW/
Dusun - - - - - - - - -
Darungan
Standar operasional Prosedur (SOP) evakuasi dan peta evakuasi secara lengkap
tertuang dalam dokumen “Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi
Desa Tegalarum” yang dilampirkan dalam dokumen indikator Destana tegalarum
ini. (lampiran 4).
34
F. Rencana Kontinjensi
Rencana Kontinjensi adalah rencana yang disusun untuk menghadapi suatu situasi
krisis yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi dapat pula tidak terjadi.
Rencana Kontinjensi (Renkon) merupakan suatu proses identifikasi dan
penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum
tentu terjadi. Renkon hanya diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan akan terjadi.
Rencana kontinjensi desa ini hanya digunakan untuk satu jenis bencana saja dan
disahkan dengan Peraturan Kepala Desa. Renkon dilakukan segera setelah ada
tanda-tanda awal (kemungkinan) akan terjadi bencana.
Penyusunan Rencana Kontinjensi ini berpedoman pada PERKA BNPN Nomor
2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh juga
dikembangkan dengan metode-metode lain disesuaikan dengan kondisi setempat.
Perencanaan kontinjensi dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Pertama
adalah pengumpulan data renkon yang dilakukan fasilitator ke pihak-pihak yang
dapat terlibat dan mendukung dalam penyusunan renkon. Selanjutnya ialah rapat
pengembangan skenario kejadian. Dalam kegiatan ini fasilitator menyampaikan
materi tentang rencana kontinjensi, yang dilanjutkan dengan diskusi
pengembangan skenario dan dampak, serta penentuan standar operasi darurat,
penetapan strategi operasi, penetepan struktur komando dan identifikasi kebutuha
serta kesenjangan. Keseluruhan tahapan tersebut dilakuakn melalui dinamika
kelompok.
Tabel 24. Skenario kejadian banjir
Jenis ancaman : banjir
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Keterangan
Waktu kejadian Tengah malam, ±12.00 WIB
- Tanggap darurat ± 2 jam
Lama kejadian - Mengungsi karena rumah rusak total selama 14 hari
(2 minggu)
Luas daerah terdampak RT 003/RW 005, RT 003/RW 004, Dusun Tegalyasan
35
Tabel 25 . Dampak kejadian
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset
Aset
Bentuk Risiko Jumlah
Manusia - RT 003/RW 004 25 KK
- RT 003/RW 005 75 orang
Mengungsi - 75 orang
- 25 KK mengungsi hingga banjir reda
(Ibu hamil; 5 orang, Bayi & Balita; 8
orang, anak-anak; 23 orang, lansia; 9
orang, difabel; 1 orang)
Meninggal - 1 orang
Luka sedang 5 orang
Patah tulang 3 orang ( 1 orang tidak bisa jalan)
Trauma & Pingsan 1 orang
Sosial - Aktivitas warga dan
pelayanan warga terganggu
Terpenuhinya kebutuhan dasar • Tim Siaga dan relawan menyiapkan tempat dan kebutuhan dasar
pengungsi pengungsi, seperti logistik, dapur umum, sanitasi
Adanya pemulihan awal bagi Melakukan kegiatan pemulihan awal agar warga yang mengungsi
pengungsi bisa beraktifitas seperti sedia kala
36
Rencana kontinjensi ini secara lengkap tertuang dalam dokumen “Rencana
kontinjensi banjir Desa Tegalarum” yang dilampirkan dalam dokumen indikator
Destana Tegalarum ini. (lampiran 5).
Rencana kontinjensi yang telah disusun perlu diuji agar melihat seberapa
jauh operasional dari standard-standard operasi yang telah dibuat. Idealnya
simulasi lapangan dilakukan dengan melibatkan seluruh komponen seperti yang
ada dalam skenario yang telah disusun, namun karena keterbatasan waktu,
simulasi dilakukan khususnya untuk melihat tahapan komunikasi peringatan dini
serta proses koordinasi di tim siaga bencana desa. Simulasi yang lebih lengkap
sudah direncanakan sebagai kegiatan rutin yang masuk dalam RAK (Rencana Aksi
Komunitas) yang terlampir didalam dokumen indikator Destana Tegalarum ini
(lampiran 3).
37
Tegalarum (lampiran 1) dan dokumen Rencana Penanggulangan Bencana desa
Tegalarum (lampiran 3).
b) Peningkatan Ketahanan Ekonomi Masyarakat
Meskipun dalam Kerangka Acuan Kegiatan tidak mencantumkan pembahasan
Ketahanan Ekonomi Masyarakat, akan tetapi fasilitator tetap menganggap
penting dan sangat perlu untuk dibahas bersama. Hal ini terkait dengan
peningkatan kapasitas masyarakat. Karena berbicara ketangguhan desa tiak
lepas dari strategi peningkatan ketahanan ekonomi. Fasiltator bersama
peserta/masyarakat membahas potensi-potensi yang dimiliki desa yang dapat
menjadi mata pencaharian alternatif warga, terutama kelompok rentan serta
keluarga yang tinggal di daerah rawan. Diskusi ini kemudian dituangkan coba
dimasukkan dalam RAK (Rencana Aksi Komunitas) yang menghasilkan strategi
mata pencaharian alternatif warga. Beberapa usulan kegiatannya adalah ; 1)
Pegelolaan sampah berbasis masyarakat dan pembuatan Bank Sampah, 2)
Pelatihan pengelolaan pertanian terpadu dan berkelanjutan (pertanian organik,
pembuatan pupuk, pengurangan pestisida, dll), 3) Pelatihan dan fasilitasi
pengelolaan sungai yang berkelanjutan, 4) Pengembangan ekowisata desa
Tegalarum 5) Pelatihan dan pengembangan pemasaran online produk-produk
unggulan desa bagi kelompok perempuan, dan 6) Pelatihan pengembangan
ekonomi kreatif. RAK yang mengandung kegiatan peningkatan ketahanan
ekonomi masyarakat ini secara lengkap terlampir dalam Dokumen Rencana
Penanggulangan Bencana desa Tegalarum (lampiran 3).
c) Perlindungan Aset Produktif Masyarakat
Sama halnya dengan Peningkatan Ketahanan Ekonomi Masyarakat,
perlindungan aset produktif tidak masuk dalam KAK (Kerangka acuan
kegiatan). Namun poin ini penting untuk dibahas, karena terkait dengan
melindungi aset produktif, yang menjadi nadi ekonomi masyarakat.
d) Pembentukan Tim Siaga Bencana/Relawan Desa
Pembentukan Tim Siaga Bencana ini dimulai dari rapat inisiasi pembentukan
tim. Dalam pembahasan ini, fasilitator memberikan pengenalan terhadap
kebutuhan relawan dalam Desa Tangguh, dan proses pelatihan dan
pengembangan di level Daerah. Selain itu, dibahas pula penentuan nama-nama
38
dua puluh relawan yang akan dikirim dalam pelatihan dan pengembangan
relawan Desa. Pembentukan Tim Siaga Bencana/Relawan Desa ini sekalgus
juga melengkapi kebutuhan penyusunan rencana kontinjensi.
39
40
I. SK Forum PRB Desa yang disahkan oleh Desa
Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa/Kelurahan adalah wadah yang
menyatukan unsur-unsur organisasi/kelompok pemangku kepentingan di tingkat
desa yang berkemauan untuk mendukung upaya- upaya pengurangan risiko
bencana di wilayah desa. Forum ini menyediakan mekanisme koordinasi untuk
meningkatkan kerjasama berbagai pemangku kepentingan dalam keberlanjutan
kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana melalui proses yang konsultatif dan
partisipatif.
Pembentukan Forum Pengurangan Desa ini dilakukan dengan pembahasan
keberlanjutan dari hasil-hasil kegiatan pembentukan Desa Tangguh Bencana yang
utamanya adala dokumen Rencana Penanggulangan Bencana. Dengan adanya
Forum PRB ini diharapkan dapat mengadvokasi serta mendorong hasil-hasil dari
rencana penanggulangan bencana tersebut agar dapat terintegrasi dalam
perencanaan pembangunan desa.
Adapaun pembahasan pembentukan Forum PRB ini agendanya adalah
pengenalan tentang sifat dan fungsi FPRB Desa oleh fasilitator, pemilihan ketua,
penyusunan struktur FPRB, dan statuta / Anggaran Dasar FPRB. Selanjutnya
dilakukan pembahasan legalisasi SK dan tupoksi secara internal dengan pengurus
yang sudah terbentuk.
Forum PRB Desa Tegalarum yang telah terbentuk ini telah dikukuhkan dalam
SK Kepala Desa Tegalarum nomor : 188/36/KEP/429.519.07/2023 Tentang
“Penetapan Nama, Visi & Misi, dan Struktur Organisasi Forum Pengurangan Risiko
bencana (FPRB) Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi”.
Secara lengkapnya SK tersebut dilampirkan dalam dokumen indikator Destana
Tegalarum ini. (lampiran 6).
41
BAB III
INOVASI DI DESA TEGALARUM
Dalam kegiatan pembentukan Desa Tangguh di Desa Tegalarum ini beberapa inovasi
yang dilakukan diantaranya ;
a. Terususnnya profil desa yang lebih rapih dan memasukkan profil risiko
bencana Desa serta potensi-potensi yang ada.
Dengan berbagai alat kajian serta metode-metode penggalian gagasan
menghasilkan data dan informasi terkait berbagai macam potensi, permasalahan,
profil risiko dan rekomendasi-rekomendasi kegiatan. Dari ragam data dan
informasi tersebut kemudian tersusun dalam profil desa yang lebih lengkap
memberi gambaran bagi arah perencananaan pembangunan Desa.
42
Tegalarum ini, tentunya peluang kemandirian untuk membiaya ketangguhan akan
semakin nyata.
Keterlibatan Bumdesa ini teridentifikasi daam analisa pemangku kepentingan
yang kemudian menjadi actor kunci dalam kegiatan ketahanan ekonomi yang
dituangkan dalam Rencana Aksi Komunitas yang telah disusun.
d. Grup WA
Keberaraan grup WA Forum PRB Desa dapat menjadi koordinasi dan media
desiminasi informasi lebih lanjut untuk mengawal terbentuknya Desa Tangguh
Tegalarum. Keberadaan Perangkat Desa dalam hal ini Kepala Desa dalam grup WA
desa tangguh sangat berandil pada manfaat dan fungsi grup WA ini.
Untuk memperkuat jalinan informasi di grup WA ini, keberadaan agen bencana
BPBD Provinsi Jatim (Bapak Ismanto) juga telah dimasukkan di grup, sehingga
informasi-informasi kebencanaan di level provinsi dapat segera terdiseminasikan
di tingkat desa.
43
BAB IV
KENDALA YANG DIHADAPI
44
melengkapi dan mengejar capaian, sehingga secara waktu untuk apabila
dikalkulasi bisa lebih dari 7 hari.
d. Perencanaan harus dimatangkan jauh sebelum kegiatan dilaksanakan sehingga
kegiatan dapat dimulai sesuai waktu yang dijadwalkan
e. Dalam situasi tertentu keterwakilan perempuan agak sulit untuk dipenuhi sebanyak
30%, seperti misalkan kegiatan panjang yang menyita waktu dan dimungkinkan
dilaksanakan hingga malam hari.
f. Pemerintah Desa seharusnya juga dibuatkan petunjuk teknis khusus yang berisi
pengenalan program, detail peran pemerintah desa, dan kiat-kiat membangun
keberlanjutan Desa Tangguh Bencana
g. Improvisasi dan kreativitas dalam fasilitasi harus dilakukan untuk membuat desain
fasilitasi yang menarik, mudah diterima, tidak membosankan, dan mencapai output
serta outcome yang ditargetkan
h. Pengetahuan dan pemetaan situasi politis lokasi program sangat diperlukan di luar
pengenalan budaya dan sosial masyarakat, untuk mensinergikan program dengan
situasi politik yang ada
i. Konsolidasi non formal dalam menentukan tokoh kunci seperti penentuan tim
substansi, pemetaan pengurus FPRB, penentuan relawan perlu dilakukan secara
intensif untuk menjamin keberlanjutan program
j. Semua pihak harus diberikan penyadaran dengan baik, bahwa tujuan
penyelenggaran program bukan diorientasikan pada uang, tetapi murni untuk
pengembangan desa yang mandiri dan tangguh dalam menghadapi bencana.
k. Di Desa Tegalarum sendiri terdapat banyak potensi kelompok dunia usaha yang
dapat dilibatkan dalam kegiatan penanggulangan bencana. Salah satu kelompok
dari dunia usaha UMKM serta pedagang pasar, pengelola wisata sungai yang
potensial dapat dirangkul. Keberadaan mereka sebagai sektor bisnis yang
mendapatkan keuntungan dari pengelolaan potensi tambang di sana tentunya
harus memberikan imbal balik kepada masyarakat sekitar. Dengan merangkul
mereka dalam penanggulangan bencana di satu sisi merupakan usaha
mengamankan investasi mereka. Peluang ini tentu saja memberikan tantangan
kepada Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Tegalarum yang baru terbentuk
untuk merangkul kelompok dunia usaha tersebut.
45
LAMPIRAN I
Dokumen
KAJIAN RISIKO BENCANA PARTISIPATIF
DESA TEGALARUM
Fasilitator :
Alex Candra Widodo
DAFTAR ISI
Hal
Halaman 1 dari 84
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Halaman 2 dari 84
2. Tujuan Khusus
a. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Tegalarum.
b. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Tegalarum
c. Menilai potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi
bencana desa Tegalarum.
d. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengurangan risiko
bencana desa Tegalarum.
e. Meningkatnya kerjasama pengurangan risiko bencana oleh para pemangku
kepentingan desa Tegalarum.
C. Ruang Lingkup
D. Landasan Hukum
1. UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 36 ayat (1) dan (2)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana Pasal 6
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012
Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana
E. Pengertian
Halaman 5 dari 84
BAB II. KONDISI KEBENCANAAN
Halaman 6 dari 84
Secara administratif, desa Tegalarum berbatasan dengan :
Tabel 1. Batas Administratif wilayah Desa Tegalarum
Batas Wilayah Perbatasan Desa Kecamatan/Kabupaten
Kecamatan Sempu/ Kabupaten
Sebelah Utara Desa Jambewangi
Banyuwangi
Desa Gentengkulon dan Desa Kecamatan Genteng/ Kabupaten
Sebelah Selatan
Gentangwetan Banyuwangi
Kecamatan Sempu/Kabupaten
Sebelah Timur Desa Karangsari
Banyuwangi
Kecamatan Sempu dan Kecamatan
Sebelah Barat Desa Sempu dan Desa Setail
Genteng/ Kabupaten Banyuwangi
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023
DESA TEGALARUM
Kec. Sempu
Kab.
Banyuwangi
Jawa Timur
Halaman 8 dari 84
dekat dari wilayah kawasan Hutan Gunung Raung sedangkan desa Sempu sendiri yang
wilayahnya lebih mendekati pusat keramaian ibukota kecamatan Genteng.
Pada tahun 1995 berdasarkan surat keputusan desa Sempu Kecamatan
Genteng Kabupaten Banyuwangi dilakukan lagi pemecahan desa Sempu menjadi dua
desa, yakni Desa Tegalarum sebagai Desa pecahan baru dan Desa Sempu sendiri.
Dari pemecahan ini, desa Tegalarum memiliki 2 (dua) wilayah dusun yakni ;
1. Dusun Tegalyasan
2. Dusun Darungan
Dalam pelaksanaan pemerintahan desa Sempu dipimpin oleh seorang Kepala
Desa dengan dibantu oleh dua orang Kepala Dusun, sekretaris desa, lima (5) kaur dan
satu (1) orang staf, dibantu oleh BPD dan LPMD.
Pembangunan di Desa Tegalarum dimulai sejak dipimpin oleh Lurah/Kepala
Desa Pertama terus dilakukan guna memenuhi harapan masyarakat. Kebijakan Dana
Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Tegalarum. Semenjak kebijakan
kewenangan desa dalam pengelolaan Dana Desa ini muncul dari tahun 2015 sampai
sekarang, Desa Tegalarum bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang.
Namun demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan
tersebut baik fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat, terutama karena terbatasnya dana swadaya dari masyarakat
serta masih sedikitnya Pendapatan Asli Desa (PAD).
Di masa lalu, masyarakat desa yang berada jauh dari ibukota kabupaten,
apabila mau menjual hasil bumi dan lain-lain ke pasar harus berjalan kaki dan dipikul
atau dengan menggunakan sepeda gayung dan dokar dengan kondisi jalan masih
berupa tanah. Kemudian angkutan bussempat berkembang menjadi moda
transportasi utama, sebelum kemudian masyarakatnya lebih banyak menggunakan
kendaraan pribadi.
Kebijakan Dana Desa juga dirasakan oleh pihak pemerintah Desa Tegalarum.
Semenjak kebijakan ini muncul, dari tahun 2015 s/d sekarang dengan adanya program
DD, Desa Tegalarum bisa memaksimalkan pembangunan disegala bidang. Namun
demikian, program-program pembangunan yang sudah dilaksanakan tersebut baik
Halaman 9 dari 84
fisik maupun non fisik sampai sekarang masih jauh dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat, terutama karena terbatasnya Dana Swadaya masyarakat.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan asli desa (PAD) guna
pembiayaan pembangunan ini adalah dengan pembentukan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes). Sehingga pada tahun 2015 kepala desa saat itu menetapkan dibentukanya
BUMDes dengan Perdes Nomor 08 tahun 2015 tentang Pembentukan dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ‘’Arum Wangi’’ Desa Tegalarum
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Dalam Perdes tersebut salah satu tujuan
pembentukan BUMDes ini untuk memberikan kontribusi PAD sebesar 25% dari sisa
hasil usaha. Sampai saat ini BUMDes ‘’Arum Wangi’’ terus menerus melakukan
berbagai inovasi usaha untuk menjalankan fungsinya sebagai salah satu sumber PAD
desa.
Berikut Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Petinggi maupun Kepala
Desa Tegalarum yang pernah dilaksanakan selama menjabat di Desa Tegalarum.
Tabel 2. Daftar Nama Kepala Desa Desa Tegalarum
KETERANGAN
No. Nama MASA JABATAN
1. Djojo Redjo 1930 – 1931 sebelum pemekaran
2. Astro Prawiro alias 1932 – 1947 sebelum pemekaran
Astro Bagus
3. Sastro Hardjono 1948 – 1967 sebelum pemekaran
4. Toekiran 1968 – 1992 sebelum pemekaran
5. Ali Zubaidi, BA 1993 - 2005 sebelum pemekaran
6. Achmad Turmudzi 2005 - 2021
7. Achmad Turmudzi 2021 - sekarang
Sumber : profil desa Tegalarum dan desa Sempu
Halaman 10 dari 84
a. Topografi
b. Iklim
Kondisi iklim di Desa Tegalarum seperti halnya di Kecamatan Sempu pada
umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas mata pencaharian
penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas holtikultura. Petani
masih mengolah lahan dengan cara tradisional dengan alat-alat pertanian
tradisional seperi cangkul, sabit, parang dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat
desa Tegalarum menggunakan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk
menyuburkan tanah.
Jumlah bulan hujan : 6 bulan
Curah hujan : 45 mm
Suhu rata-rata harian : 29° celcius
Kelembaban : 80 %
Struktur pengelolaan sawah dilakukan secara intensif karena ketersediaan air
yang mencukupi. Karenanya dalam dapat menghasilkan 3 kali panen padi,
meskipun dalam prakteknya dilakukan 2 kali tanam padi dengan 1 kali tanaman
Halaman 11 dari 84
lainnya. Selain padi, belakangan ini buah naga juga marak dibudidayakan secara
intensif.
Di daerah perkebunan, terutama di dusun Darungan masih terdapat tanaman
kelapa yang diambil niranya untuk dijadikan gula jawa. Meskipun jumlahnya
sudah banyak berkurang, tetapi masih terdapat beberapa penderes yang secara
rutin mengambil nira untuk diolah sebagai gula jawa dengan cara tradisional.
Halaman 12 dari 84
d. Kondisi Sarana dan Prasarana
Saat ini dengan perkembangan semakin banyaknya jumlah kendaraan pribadi,
jumlah kendaraan umum yang melalui jalan-jalan utama antar wilayah yang
melalui Tegalarum sudah sangat menurun. Kendaraan pribadi telah menjadi
pilihan sebagai moda transportasi penduduknya.
Dahulu delman menjadi salah satu moda transportasi utama yang
melewati desa Tegalarum. Bahkan salah satu dusun di Tegalarum, yakni dusun
Tegalyasan dikenal banyak wilayah yang banyak memelihara kuda serta sebagai
penarik delman. Namun seiring waktu, moda transportasi ini berlahan sudah tidak
diminati berganti dengan kendaraan bermotor. Upaya untuk mempertahankan
delman ini pernah diupayakan seperti sebagai kendaraan wisata atau juga
ditampilkan sebagai arak-arakan kegiatan kebudayaan.
Akses penghubung jalan di desa Tegalarum sendiri sudah cukup memadai
dimana jalan-jalan penghubung utama sudah berupa aspal sedangkan sisanya
berupa jalan cor yang dibangun baik secara swadaya maupun oleh pemerintah
daerah. Sedangkan jalan penghubung antar pemukiman sebagian besar berupa
konblok yang dibangun dari swadaya masyarakat.
Tabel 4. Ketersediaan prasarana jalan di Desa Tegalarum
Kategori Jenis Prasarana Baik Rusak Jumlah Tahun data
1 Jalan Desa Jalan tanah 7 km - 7 km 2023
2 Jalan Desa Makadam 2 km - 2 km 2023
3 Jalan Desa Konblok/semen/ 6 km - 6 km 2023
beton
4 Jalan Desa Aspal 2 km - 2 km 2023
5 Jalan antar Desa/ Aspal 4,5 km 0,5 5 km 2023
Kecamatan km
6 Jalan Provinsi Aspal 4 km - 4 km 2015
7 Jalan Kabupaten Makadam 6 km - 6 km 2015
8 Jalan antar Desa/ Makadam 6 km - 6 km 2014
Kecamatan
9 Jalan Kabupaten Konblok/semen/ 6 km - 6 km 2014
beton
10 Jembatan Jembatan beton 0,16 - 0,16 km 2023
km
11 Jembatan Jembatan besi 0,3 km - 0,3 km 2023
12 Jembatan Jembatan kayu 1 km 2 km 3 km 2019
Halaman 13 dari 84
Kategori Jenis Prasarana Baik Rusak Jumlah Tahun data
13 Sarana transportasi Ojek 3 - 3 2023
14 Sarana transportasi Kendaraan 70 - 70 2023
umum, truk
15 Sarana transportasi Becak 2 - 2 2019
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2023
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan
mempunyai peranan sangat strategis terutama dalam meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat maupun dalam mendorong pertumbuhan perekonomian.
Di Desa Tegalarum sendiri masyarakatnya banyak mengandalkan air sumur.
Beberapa rumah juga memanfaatkan sumber air yang dikelola melalui PDAM.
Berikut ini tabel Prasarana Air bersih dan Sanitasi di Desa Tegalarum.
Tabel 5. Ketersediaan prasarana air bersih dan sanitasi Desa Tegalarum
Jenis Prasarana Jumlah Pemanfaat
1 Mata air titik
2 Sumur gali 753 unit 1.354 keluarga
3 PAM 2 unit 1.062 keluarga
4 Sungai 7 sungai 651 keluarga
5 Depot isi ulang 4 unit 421 keluarga
6 Keluarga dengan WC sehat 2.152 keluarga
7 Keluarga dengan WC kurang n/a 142keluarga
mememnuhi strander kesehatan
8 Keluarga yang buang air besar n/a 64 keluarga
(BAB) di sungai/parit/kebun
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022
Halaman 14 dari 84
Tabel 6. ketersediaan sarana peribadatan di Desa Tegalarum
Jenis sarana peribadatan Jumlah
1 Masjid 12 unit
2 Mushola 32 unit
3 Geraja 1 unit
4 Vihara Pura -
5 Pura -
Total 45 unit
Sumber: Profil Desa Tegalarum 2022
Kesehatan merupakan modal utama bagi seseorang untuk dapat hidup
produktif. Dalam konteks kebencanaan, sarana Kesehatan termasuk dalam
kapasitas yang dapat dimobilisasi untuk mengurangi kerentanan. Kesehatan ini
sangat dipengaruhi ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan yang tersedia.
Adapun ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan di Tegalarum adalah sebagai
berikut:
Tabel 7. Kondisi sarana dan tenaga kesehatan di Desa Tegalarum
Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
1. Rumah Sakit umum 0 unit 6,8 km Sangat mudah
2 Rumah Sakit bersalin 0 unit 17 km Sangat mudah
3. Puskesmas dengan rawat inap 0 unit 1,1 km Sangat mudah
4. Puskesmas tanpa rawat inap 0 unit 6,1 km Sangat mudah
5. Puskesmas pembantu - 5,4 km Sangat mudah
6. Poliklinik/Balai Pengobatan 1 unit - -
7. Tempat praktik dokter 2 unit - -
8. Rumah Bersalin 0 unit 5,4 km Sangat mudah
9. Tempat praktik bidan 2 unit - -
10. Poskesdes 0 unit 19 km Sangat mudah
11. Polindes 1 unit -
12. Apotek 2 unit -
13. Toko obat/jamu 6 unit - -
14. Pelayanan Posyandu 1 bulan 1 kali 13 unit
15. Dokter umum pria menetap di
2 orang
desa
16. Dokter umum wanita menetap di
2 orang
desa
17. Bidan menetap di desa 9 orang
18. Perawat 7 orang
Halaman 15 dari 84
Kemudahan
Jenis ketersediaan Jumlah Jarak
untuk mencapai
19 Dukun bersalain terlatih 1 orang
20 Dukun pengobatan alternatif 1 orang
Sumber: ppdi.kemendesa.go.id/desa Tegalarum 2022
5. Demografi Desa
Secara demografi Desa Tegalarum dengan perbandingan luasan wilayah 597
hektar dan total penduduk mencapai 6974 jiwa tersebut mencapai kepadatan 1168,17
jiwa/per km2 yang menyebar di 2 (dua) wilayah dusun yang terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3352 orang
- Jumlah perempuan : 3622 orang
- Jumlah KK : 2416 KK
Halaman 16 dari 84
Tabel 9. Penduduk berdasarkan rentang usia di Desa Tegalarum
No Laki-laki Perempuan
Penduduk Usia
(orang) (orang)
1 Usia 0 - 4 (tahun) 229 204
2 Usia 5 - 9 (tahun) 215 224
3 Usia 10 - 14 (tahun) 247 224
4 Usia 15 - 19 (tahun) 244 267
5 Usia 20 - 24 (tahun) 250 280
6 Usia 25 - 29 (tahun) 269 225
7 Usia 30 - 34 (tahun) 254 215
8 Usia 35 - 39 (tahun) 227 233
9 Usia 40 - 44 (tahun) 260 282
10 Usia 45 - 49 (tahun) 246 296
11 Usia 50 - 54 (tahun) 262 272
12 Usia 55 - 59 (tahun) 215 235
13 Usia 60 - 64 (tahun) 176 173
14 Usia 65 - 69 (tahun) 104 125
15 Usia 70 - 74 (tahun) 90 96
16 Usia 75 (tahun) 113 113
keatas
Sumber: SDGs Desa Tegalarum update 29 mei 2023
Halaman 17 dari 84
Sebagai wilayah di luar kawasan hutan yang dahulunya juga merupakan bekas
pembukaan hutan, desa Tegalarum memiliki lahan pertanian yang subur. Selain itu
wilayah ini memiliki sumber pengairan yang melimpah dengan keberadaan sungai
Kalisetail serta keberadaan bendungan yang memasok saluran irigasi bagi lahan
pertanian yang meliputi kecamatan Sempu, Genteng dan sekitarnya. Dengan
keberadaan sumber daya alam dan dukungan infrastruktur irigasi tersebut, pertanian
dan peternakan menjadi sumber penghidupan utama masyarakat Tegalarum.
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum sendiri cukup unik, karena
bercirikan masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa sebagai bahasa
pergulan sehari hari, menjunjung etika sopan santun dan sering menggunakan bahasa
simbolik dalam menyampaikan maksudnya, menjalankan ritual keagamaan dengan
balutan tradisi Jawa. Suku jawa ini yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut
"Orang Mentaraman" (Kerajaan Mataram) karena dahulu orang-orang Mentaraman
datang bermigrasi ke Banyuwangi.
Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, meskipun juga terdapat pemeluk
Kristen Protestan, Katolik dan sedikit agama Hindu serta Budha. Masyarakat Desa
Tegalarum juga cukup religus dimana agama Islam menjadi mayoritas yang dianut
penduduknya. Budaya Islam dengan akulturasi budaya Jawa sangat mewarnai
kehidupan sehari-hari masyarakatnya dengan adanya berbagai kegiatan pengajian,
tahlilan, yasinan, brokohan, Baritan, dsb. Bentuk kesenian bernuansa islami yang
masih lestari di desa Tegalarum yakni Kencrengan Sholawatan.
Gambar 2. Kesenian hadrah yang menjadi salah satu kesenian spiritual yang
menggambarkan masyarakat Tegalarum yang religius.
Halaman 18 dari 84
masyarakatnya memelihara ternak berupa kambing, sapi, ayam, bebek dan lain-lain.
Dengan melimpahnya air, perikanan air tawar juga cukup berkembang di Tegalarum
Tingkat kemasyarakatan di Desa Tegalarum Kecamatan Sempu cukup baik hal ini
dilihat ketika ada kegiatan gotong royong masyarakat turut mengikutinya baik bersifat
secara pribadi maupun umum dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.
Sementara, Penduduk Tegalarum sendiri meskipun dibilang religius, tetapi tradisi
jawa juga masih dilestarikan.
Adapun bentuk kegiatan sosial yang di ikuti masyarakat di Desa Tegalarum yang
bersifat sosial antara lain keikutsertaanya dalam kegiatan kemasyarakatan atau
kegiatan sosial budaya yang masih dilestarikan beberapa diantaranya : Baritan,
Mauludan, Doa bersama, Istighosah, ruwatan, Slametan bersih desa, gotong royong
dan lain-lain.
Dalam kegiatan gotong ini melibatkan partisipasi masyarakat dalam suatu
kegiatan misalnya membangun jalan, tempat ibadah, kebersihan lingkungan jalan atau
membantu tetangga yang terkena musibah.
Berikut ini mata pencaharian pokok Desa Tegalarum:
Tabel 10. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Tegalarum
No Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosen
Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang) tase
1 Petani 986 orang 964 orang 1950 orang 34,50%
2 Buruh tani 400 orang 512 orang 912 orang 16,14%
3 Buruh migran 87 orang 198 orang 285 orang 5,04%
4 Pegawai Negeri 36 orang 42 orang 78 orang
1,38%
Sipil
5 Pedagang barang 215 orang 395 orang 610 orang
10,79%
kelontong
6 Montir 19 orang 0 orang 19 orang 0,34%
7 Perawat swasta 5 orang 3 orang 8 orang 0,14%
8 Bidan swasta 0 orang 9 orang 9 orang 0,16%
7 Ahli pengobatan 6 orang 2 orang 8 orang
0,14%
alternatif
8 TNI 6 orang 0 orang 6 orang 0,11%
9 POLRI 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
10 Pedagang keliling 14 orang 9 orang 23 orang 0,41%
11 Tukang kayu 12 orang 0 orang 12 orang 0,21%
Halaman 19 dari 84
No Laki-Laki Perempuan Jumlah Prosen
Jenis Pekerjaan
(orang) (orang) (Orang) tase
12 Karyawan 271 orang 286 orang 557 orang
Perusahaan 9,85%
Swasta
13 Purnawirawan/Pe 20 orang 4 orang 24 orang
0,42%
nsiunan
14 Perangkat Desa 8 orang 4 orang 12 orang 0,21%
15 Buruh harian lepas 175 orang 392 orang 567 orang 10,03%
16 Kontraktor 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
17 Buruh usaha hotal 2 orang 0 orang 2 orang
dan penginapan 0,04%
lainnya
18 Jasa penyewaan 5 orang 0 orang 5 orang
0,09%
peralatan pesta
19 Tukang kue 9 orang 252 orang 261 orang 4,62%
20 Tukang rias 1 orang 14 orang 15 orang 0,27%
21 Tukang sumur 3 orang 0 orang 3 orang 0,05%
22 Juru masak 8 orang 52 orang 60 orang 1,06%
23 Karyawan honorer 86 orang 98 orang 184 orang 3,26%
24 Tukang cukur 5 orang 19 orang 24 orang 0,42%
25 Tukang las 8 orang 0 orang 8 orang 0,14%
26 Apoteker 1 orang 3 orang 4 orang 0,07%
27 Akuntan 2 orang 0 orang 2 orang 0,04%
Sumber: Isian Profil Desa Tegalarum 2022
Halaman 20 dari 84
antara Kejawen, Osing serta Islam ini, Nahdlatul Ulama menjadi organisasi
kemasyarakat Islam yang berkembang luas di desa Tegalarum.
Berikut ini komposisi agama yang dianut masyarakat desa Tegalarum ;
Tabel 11. Jumlah penganut agama di Desa Tegalarum
No Agama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Islam 3315 orang 3593 orang 6908 orang
2 Kristen 28 orang 21 orang 29 orang
3 Katolik 5 orang 7 orang 12 orang
4 Hindu - 1 orang 1 orang
5 Budha 4 orang - 4 orang
6 Konghucu - - -
Total 3352 orang 3622 orang 6974 orang
Sumber : isian profil desa Tegalarum 2022
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber Daya
Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang guna mengurangi
kerentanan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan membuka akses pada kesempatan
kerja, permodalan dan jaringan yang lebih luas. Prosentase tingkat pendidikan Desa
Tegalarum rata-rata telah menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Tegalarum adalah sebagai
berikut;
Tabel 12. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tegalarum
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Usia 3 - 6 tahun yang sedang 71 orang 44 orang 115 orang
Tk/Play Group
2 Usia 7 - 18 tahun yang tidak
pernah sekolah
3 Usia 7 - 18 tahun yang sedang 754 orang 834 orang 1588 orang
sekolah
4 Usia 18 - 56 tahun tidak pernah
sekolah
5 Tamat SD/sederajat 10 orang 6 orang 16 orang
7 Tamat SMP/Sederajat 268 orang 288 orang 556 orang
10 Tamat SMA/Sederajat 979 orang 995 orang 1974 orang
11 Tamat D-1 168 orang 95 orang 263 orang
Halaman 21 dari 84
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
12 Tamat D-2 87 orang 106 orang 193 orang
13 Tamat D-3/Sederajat 624 orang 597 orang 1221 orang
14 Tamat S-1/Sederajat 588 orang 456 orang 1044 orang
15 Tamat S-2/Sederajat
16 Tamat SLB B 3 orang 1 orang 4 orang
909 orang 1043 orang 1949 orang
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022
Tabel 13. Lokasi rumah di wilayah rentan atau dalam kondisi rentan yang
ditempati oleh keluarga di Tegalarum
Lokasi rumah penduduk Jumlah keluarga
1 Rumah di bawah SUTT/SUTTAS 74 keluarga
2 Rumah di bantaran sungai 32 keluarga
3 Rumah dirasakan kumuh 2 keluarga
4 Rumah di bukit/perengan 4 keluarga
Sumber: SDGs Desa Tegalarum 2022
Di Desa Tegalarum sendiri masih terdapat keluarga miskin yang saat ini difasilitasi
oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran program
penanggulangan kemiskinan seperti; PKH, BLT, Bansos dsb.
Halaman 23 dari 84
Ketersediaan sumber daya alam yang banyak tersedia di desa Tegalarum sangat
mempengaruhi penghidupan masyarakatnya yang punya pertalian erat dengan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai masyarakat pedesaan. Sumber daya alam yang
mempengaruhi penghidupan masyakat desa tegalarum ini dalam konteks
kebencanaan juga perlu dikelola sebagai bentuk kapasitas yang dimiliki sekaligus di
satu sisi punya kondisi kerentanan.
Pertanian sebagai sektor yang erat kaitannya dengan penghidupan masyarakat
desa ini meliputi pengelolaan lahan pertanian milik masyarakat desa Tegalarum
sendiri dan juga milik desa yang di garap oleh warga dengan bagi hasil yang telah di
sepakati. Pengelolahan lahan pertaniannya kebanyakan masih menggunakan cara
tradisional, dengan alat seperti cangkul, sabit, parang dan sebagainya. Dahulunya
pembajakan sawah menggunakan tenaga kerbau atau sapi sebelum akhirnya
digantikan oleh mesin traktor bajak sawah. Petani disana juga menyadari pentingnya
penggunaan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk menyuburkan tanah. Jika
hanya mengandalkan pupuk kimia, maka ketika selesai masa panen kondisi tanah akan
mengganggu dan menjadi lebih labil karena kondisi tanah yang berada di lereng
pegunungan.
Terkait dengan hasil-hasil pertanian ini, berikut ini tabel produksi tanaman
pangan, holtikultura, buah-buahan serta perkebunan Desa Tegalarum ;
Tabel 17. produksi tanaman pangan dan holtikultura Desa Tegalarum
No Komoditas Luas Panen (hektar) Produksi (ton)
2020 2021 2020 2021
1. Padi Sawah 654 640 4317 4244
2. Padi ladang 0 0 0 0
3. Jagung 11 0 72 0
4. Kedelai 0 0 0 0
5. Kacang tanah 3 0 0 0
6. Kacang hijau 0 0 0 0
7. Ubi kayu 4 4 89 96
8. Ubi jalar 19 2 405 43
9. Tumpang sari - 2 - 32
10. Bayam - 1 - 10
11. Jamur - 0,6 - 2,1
12. Kacang Panjang - 1 - 25
13. Buncis - 0,3 - 3
Halaman 24 dari 84
No Komoditas Luas Panen (hektar) Produksi (ton)
2020 2021 2020 2021
14. Cabe - 17 - 629
15. Sawi - 5 - 12,5
Sumber : Profil Desa Tegalarum 2023
Halaman 26 dari 84
a) Kajian aktivitas harian penduduk
Tabel 20. Aktivitas harian laki-laki & perempuan desa Tegalarum
Kajian desa : Aktivitas harian
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
Analisa : Dalam hal pembagian peran, perempuan memilki peran yang lebih banyak
daripada laki-laki. Dimulai dari mengurusi dapur, mendampingi anak,
mencari kayu bakar sampai dengan berladang. Karena kesenjangan peran
yang demikian menuntut mobilitas perempuan lebih tinggi, sehingga
perempuan memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan laki-laki.
Halaman 27 dari 84
b) Kajian mobilitas harian penduduk
Tabel 21. Peta Mobilitas Harian Penduduk Desa Tegalarum
Kajian desa : Peta Mobilitas harian penduduk
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
Analisa : Dengan kondisi geografis yang ada, mobilitas masyarakat untuk bekerja
lebih banyak dilakukan di dalam desa, sedangkan anaka-anak untuk
mengakses pendidikan di jenjang menengah sampai atas harus menempuh
jarak yang jauh di luar desa, bahkan sampai dengan luar Kecematan. Dari
gambaran diatas, anak-anak memiliki kerentanan yang cukup tinggi
dikarenakan mobilitas hariannya yang cukup jauh.
Halaman 28 dari 84
c) Kajian kalender musim
SEPTEMBER
NOVEMBER
DESEMBER
FEBRUARI
OKTOBER
AGUSTUS
MUSIM / MONGSO
JANUARI
MARET
APRIL
JUNI
MEI
JULI
Musim penghujan v v v v v v
Musim kemarau v v v v v v v v
Musim tanam padi v v
Musim tanam palawija v
Musim panen padi + +
Musm panen palawija +
Musim hama v v v v v v
Musim penyakit v v v v v v
Musim angin kencang v v
Musim banjir v v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023
Halaman 29 dari 84
d) Kajian kalender musim bulan Jawa
Tabel 23. Kalender musim tradisi bulan Jawa masyarakat desa Tegalarum
Kajian desa : Kalender musim tradisi bulan Jawa
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
Jumadil Akhir
BAKDA MULUD
JUMADIL AWAL
MUSIM / MONGSO
RUWAH
MULUD
SAWAL
BESAR
SAFAR
REJEB
SURO
POSO
Musim warga punya hajat SELO v v
Budaya sholat tarawih,
v
tadarus, poso
Budaya bagi ta’jil v
Budaya santunan anak yatim v
Budaya baritan v
Budaya perayaan maulid v
Budaya silaturahmi v v
Budaya nyekar v v
Budaya kupatan v
Budaya rejeban v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023
Halaman 30 dari 84
e) Kajian trend/kecenderungan
Kurun waktu
Jenis (tahun)
1973 1983 1993 2003 2013 2023
Kecenderungan
Budidaya kelapa
Budidaya pisang
Budidaya salak
Budidaya singkong
Buddidaya rambutan
Budidaya jeruk - -
Budidaya buah naga - - - -
Budidaya Durian - - -
Ternak kambing
Ternak sapi
Ternak kerbau
Ternak ayam
Ternak kuda -
Ternak lele - -
Kesuburan tanah
Trend kejadian banjir -
Cuaca ekstrim (angin - - -
kencang)
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Halaman 32 dari 84
g) Kajian transek/isisan desa
Tabel 26. Transek Desa Tegalarum
Analisa : Dari transek diatas dapat dilihat analisa berdasarkan zona-zona yang ada di desa Tegalarum. Di bagian terakhir, analisa
masalah serta kondisi kerawanan menunjukkan bahwa banjir, dan angin kencang menjadi ancaman di beberapa zona.
Halaman 34 dari 84
h) Kajian sketsa kebun
Pemanfaatan kebun :
- Kebun kelapa
- Kebun buah naga
- Kebun alpukat
- Kebun durian
- Kebun tanaman obat/Toga
- Pakan ternak
Kondisi umum :
- Intensitas tanam 1-2 kali setahun
- Jalan tidak rata
- Pemukiman tidak merata (padat)
- Tenaga kerja laki-laki dan perempuan
- Jalan menanjak
Permasalahan :
- Kelangkaan pupuk
- Rawan serangan hama & penyakit
- Kelangkaan pupuk dan mahal
- Permodalan terbatas
- Harga jual yang rendah (hasil lebun)
- Pemasaran terbatas
- Tanah kurang subur
Halaman 36 dari 84
Perangkat desa, Peternak (Sapi, Kambing, bebek, ayam), Buruh sawah,
Pedagang sembako, Pedagang kelontong, Pedagang kecil/jajanan, Guru, Guru
ngaji, Penderes kelapa (penyadap nira), Pedagang kuliner, Bidan desa,
Petugas tantib (Linmas, Babinsa, Bhanbhinkamtibmas) , Tukang/bangunan,
bengkel, Tukang cukur, Tukang sound, Juru pijat, Dukun bayi, Pengepul
sayuran, Pengrajin anyaman, Pengusaha galian C, Pengepul buah, Pengepul
Sumber daya hasil pertanian, Petani padi & sayur, peternak (bebek, ayam, kambing, sapi),
Manusia peternak ikan (lele, gurami), Pedagang hasil tani (sayur,cabe, buah, jagung),
pengusaha laundry, Pengusaha pembibitan, Petani jagung, Ibu rumah tangga,
Pemuda, Pengrajin, Ketrampilan pengobatan non medis (pengobatan
alternatif), Ketrampilan kuliner (pedagang kuliner), Pengrajin, pengrajin
anyaman, pengusaha UMKM, Penambang pasir & batu sungai, Peternak ikan,
Pengrajin anyaman (bambu), Pedagang hasil kerajinan,
Gedung Balai desa, Polindes, Jalan, sekolah, Masjid, Mushola, Jalan desa,
Sumber daya
jaringan listrik, jaringan telepon, Jembatan, makam desa, irigasi, drainase
Fisik/
jalan pasar, jalan, prasarana wisata, pasar tradisional, pertokoan, perbankan,
Infrastruktur
DAM, got/saluran air, perbaikan jalan rusak, café, Pemukiman,
Kelompok tani, Karang taruna, Gotongroyong membangun rumah, gotong
royong, paguyuban peternak ayam, Kelompok pengrajin, Pengajian ibu-ibu,
PKK, pengajian bapak-bapak, kelompok usaha kecil, Kelompok pemuda,
Solidaritas membantu sesame, HIPPA, Kelompok kesenian, Kelompok
Sumber daya
yasinan, pengajian putri, Kerjasama antar keluarga, bersih desa, Saling guyub,
Sosial
memberi pengertian masyarakat dalam bermasyarakat, Arisan, Pengajian,
PKK, kumpulan RT, Paguyuban, Banser, Fatayat, Jamaah Hadrah, Kelomook
Silat, Jamaah Tahlil, Jamaah Sholawat, Kesenian sayu wiwit,, Gotong ronyong
antar keluarga dan lingkup usaha, Kelompok usaha bersama (KUBE),
Perdagangan, Arisan kelembagaan, Arisan RT, BUMDES, BUMDESMA,
Sumber daya Koperasi simpan pinjam, Simpan Pinjam RT-nan, Simpan Pinjam Gapoktan,
Keuangan Simpan Pinjam PKK, Koperasi, KSU, KUR
Halaman 37 dari 84
Diagram analisa kesenjangan 5 aset penghidupan desa Tegalarum
Aset penghidupan erat kaitannya dengan akses dan kontrol yang dimiliki
komunitas terhadap aset-aset yang ada. Akses dan kontrol terhadap aset di
Desa Tegalarum sangat dipengaruhi oleh perubahan yang merentankan ;
a) Perubahan mendadak/goncangan, dalam hal ini peristiwa bencana
alam yang sifatnya mendadak. Peristiwa ini dapat dilihat di kajian
sejarah bencana.
b) Perubahan musiman, dalam hal ini kejadian bencana yang sifatnya
musiman dapat terjadi. Di di desa Tegalarum sendiri dari kajian kalender
musim muncul beberapa ancaman yang sifatnya musiman, yakni; banjir,
banjir bandang, dan angin kencang.
c) Perubahan perlahan (trend). Perubahan iklim membawa dampak bagi
perubahan bagi kecenderungan penghidupan masyarakat Tegalarum.
Perubahan perlahan (Trend) ini terlihat di kajian analisa
trend/kecenderungan sebelumnya.
Halaman 38 dari 84
C. Potensi Bencana Wilayah
Desa Tegalarum berada termasuk di wilayah yang berdekatan dengan kaki gunung raung
yang dilalui sungai Kalisetail dan memiliki potensi alam yang melimpah. Keberadaan
sungai serta potensi pertanian menjadi kekayaan bagi desa Tegalarum. Melimpahnya
potensi alam selalu diimbangi dengan potensi ancaman bencana, begitu juga yang terjadi
di Desa Tegalarum yang sebagaian merupakan daerah aliran sungai memiliki potensi
terjadinya banjir dan banjir bandang. Banjir bandang yang sebelumnya jarang terjadi
menunjukkan adanya ulah atau campur tangan manusia dimana salah satu penyebabnya
adalah penggundulan hutan yang tak terkendali serta alih fungsi hutan sebagai
penyangga air tidak dapat lagi melakukan fungsinya.
Kejadian banjir dan banjir bandang yang melalui sungai Kalisetail di tahun-tahun
terakhir lalu menunjukkan risiko banjir bandang ini semakin nyata. Di tahun 2022 sempat
diberitakan kejadian longsornya tebing sungai yang mengakibatkan terancamnya
pemukiman warga di dusun Tegalyasan. Banjir bandang ini menyebabkan kerusakan
pemukiman penduduk juga kerusakan lahan pertanian. Dapat dibayangkan betapa besar
potensi ekonomi masyarakat hilang akibat dari kejadian tersebut dan tentu saja masih
mungkin berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
Dengan kondisi tersebut, Desa Tegalarum memiliki potensi ancaman sebagai
berikut ;
Tabel 29. Ragam Ancaman
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jatim
Jenis Ancaman Ragam Ancaman
Ancaman geologi Erupsi gunung Raung & gunung Agung,
Gempa bumi
Ancaman Hidrometerorologi Banjir, Banjir bandang, Angin puting beliung,
Kekeringan, Longsor sempadan sungai
Ancaman Biologi Wabah Cikungunya, Pagebluk, Pandemi
Covid-19, Wabah Hama (tikus & wereng),
Wabah muntaber, Wabah flu burung,
Ancaman kegagalan teknologi Kegagalan teknologi tambang/galian tipe-C
Ancaman lingkungan
Ancaman sosial -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Halaman 39 dari 84
Dalam catatan sejarah desa, kejadian yang disebut-sebut bencana dalam skala desa
justru dengan adanya angin puting beliung (2011) yang kemudian berdampak pada
kerusakan pemukiman penduduk, kandang ternak, lahan pertanian serta infrastruktur
jaringan listrik.
Keberadaan sungai Kalisetail yang berpotensi banjir tidak terekam sebagai kejadian
bencana yang berdampak pemukiman penduduk tetapi lebih banyak pada lahan
pertanian yang berdekatan dengan daerah aliran sungai. Sungai Kalisetail sendiri yang
melalui desa Tegaarum punya kontur bibir sungai yang tinggi dan curam. Beberapa rumah
warga yang seiring perkembangan waktu menempati daerah aliran sungai, dimungkinkan
memiliki risiko tinggi apabila bibir sungai Kalistail tersebut tergerus dan kemudian
longsor. Akumulasi arus banjir serta banjir bandang di tiap tahun telah berdampak pada
kelongsoran sepanjang 100 meter lebih bibir sungai yang berdekatan dengan jalan desa
di dusun Tegalyasan. Kejadian serupa akan dimungkinkan tejadi lagi di titik-titik
sepanjang pinggir sungai apalagi ditunjang arus banjir bandang yang meluas.
Keberadaan DAM yang berada di belakang balai desa Tegalarum mempunyai
fungsi untuk sarana irigasi. Namun dengan adanya banjir bandang yang membawa
material kayu-kayu besar dapat menghambat aliran air sehingga menyebabkan
meluapnya aliran sungai. Luapan air dari tersumbatnya DAM ini akan berdampak
terutama beberapa pemukiman yang berdekatan langsung dengan keberadaan DAM
tersebut. Sehingga pemukiman termasuk balai desa yang berdekatan dengan DAM
tersebut mempunyai risiko tinggi terdampak banjir luapan Kalisetail.
Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi adalah
terjadinya Angin kencang. Ancaman Angin kencang berdampak pada kerusakan atap
bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada manusia. Terjadinya angin
kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis Desa Tegalarum yang berada lereng
di pegununungan. Perbedaan tekanan udara antara lembah/dataran rendah dengan
dataran tinggi/wilayah pegunungan ini memicu terjadinya angin kencang.
Keberadaan gumuk serta vegetasi pepohonan di pinggiran desa disasari oleh
masyarakat dapat memecah atau mengurangi dampak angin kencang tersebut. Namun
saat ini, dengan maraknya penebangan serta tidak dipeliharanya pohon-pohon yang
Halaman 40 dari 84
rawan tumbang semakin mempertinggi risiko korban dan kerugian dari dampak
terjadinya angin tersebut.
Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Tegalarum yang pernah terjadi
hingga tahun 2023.
Halaman 41 dari 84
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
10 2006 Wabah flu - Semua unggas sakit
burung - Hampir semua unggas mati
12 2011 Angin puting - Beberapa rumah rusak berat dan Diskusi, Tokoh
beliung sedang, tiang listrik roboh, 2 hari masyarakat
listrik padam, 5 kandang ayam
rusak berat, pohon-pohon
tumbang, gagal panen
Halaman 42 dari 84
BAB III. PENGKAJIAN RISIKO BENCANA
A. Penilaian Ancaman
Penilaian ancaman bertujuan memahami dan menilai jenis-jenis ancaman, peringkat
kemungkinan terjadi dan dampaknya, serta bagaimana karakter atau ciri-ciri setiap
ancaman.
1. Pemeringkatan ancaman
Tabel 31. Pemeringkatan ancaman
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kemungkinan Perkiraan
Jenis Ancaman Total
Terjadi Dampak
1 Wabah cikungunya 2 1 3
2 Pagebluk 1 1 2
3 Banjir bandang 4 3 7
4 Banjir 4 3 7
5 Angin puting beliung & angin kencang 3 3 6
6 Erupsi gunung berapi (Gn. Raung & 2 1 3
Gn. Agung)
7 Pandemi Covid-19 2 1 3
8 Wabah hama wereng 4 1 5
9 Wabah hama tikus 2 2 4
10 Wabah muntaber 2 2 4
11 Kegagalan teknologi Galian tipe -C 2 1 3
12 Longsor plengsengan/ sempadan 3 2 5
sungai
13 Kekeringan 2 1 3
14 Wabah flu burung 2 1 3
15 Gempa bumi 2 1 3
Sumber: Dsikusi Kajian Risiko Bencana Partisipatif Desa Tegalarum Tahun 2023
Keterangan :
Kemungkinan terjadi Perkiraan dampak
Nilai 1 = Tidak mungkin terjadi Nilai 1 = Tidak parah
Nilai 2 = Kemungkinan kecil terjadi Nilai 2 = Agak parah
Nilai 3 = Sangat mungkin terjadi Nilai 3 = Parah
Nilai 4 = Pasti terjadi Nilai 4 = Sangat parah
Halaman 44 dari 84
b. Karakter ancaman banjir
Tabel 33. Karakter ancaman banjir
Halaman 45 dari 84
c. Karakter ancaman angin puting beliung dan angin kencang
Tabel 34. Karakter ancaman angin puting beliung dan angin kencang
Halaman 46 dari 84
B. Penilaian Risiko
Pengkajian risiko dapat dilakukan dengan menganalisa kondisi dan karakteristik suatu masyarakat dan lokasi penghidupan mereka untuk menentukan
faktor-faktor yang dapat mengurangi kemampuan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kerentanan dapat ditentukan dengan mengkaji aspek
keamanan lokasi penghidupan mereka atau kondisi-kondisi yang diakibatkan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial ekonomi dan
lingkungan hidup yang bisa meningkatkan kerawanan suatu masyarakat terhadap ancaman dan dampak bencana.
1. Tingkat Kerentanan
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut:
1.1 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir bandang
Tabel 35. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman Banjir bandang
Halaman 47 dari 84
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Pemukiman terendam - - Lokasi berada di dekat - Pembersihan saluran Lingkungan (4) Tinggi
- Sekolah libur aliran sungai air besih
Aset fisik - Tempat ibadah terendam - DAM yang tersumbat - Pembersihan DAM
infrastruktur - Jembatan putus menyebabkan air
- Jalan di dekat sungai meluap
terputus/ambrol
- Kegiatan pengajian - - Lokasi kegiatan - Penundaan - (1) Sangat
terganggu terendam banjir kegiataan rendah
Aset sosial - Kegiatan sosial (arisan, - Kurangnya
kumpulan dll) terganggu kesiapsiagaan dalam
menghadapi banjir
- Perniagaan di pasar - - Beberapa pedagang - Bersih-bersih - Memper (2) rendah
Aset ekonomi / terhenti tidak dapat berjualan lingkungan cepat kegiatan
finansial karena rumahnya pasar pulih
terdampak banjir kembali
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Halaman 48 dari 84
1.2 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 36. Tingkat Kerentanan terhadap ancaman Banjir
Halaman 49 dari 84
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kerentanan terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Pertemuan kelompok - - Tidak bisa - Kegiatan - (1) Sangat
Aset sosial (yasinan, pengajian, dll) menghindari ditunda/diliburkan rendah
terganganggu
- Longsornya sempadan - - Material batu dan - Penambangan pasir Longsornya (5) Tinggi
sebagai akibat pasir melimpah dan batu kali sempadan
Aset ekonomi / penambangan pasir dan sehabis banjir
finansial batu dari banjir yang tidak mempunyai nilai
dikelola dengan baik ekonomis tinggi untuk
ditambang
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Halaman 50 dari 84
1.3 Penilaian Kerentanan Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin Kencang
Tabel 37. Tingkat kerentanan terhadap ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
Aset Sumber - Banyak pohon - ± Rp. 100 juta - Kontur tanah - Pohon ranting - Memper kecil 2 (Rendah)
Daya alam tumbang - Jenis tanaman pohon dampak bencana
lingkungan - Ketinggian pohon - Penanaman
tanaman keras
berakar serabut
Halaman 51 dari 84
Asumsi Bentuk Risiko Pada Aset Upaya Mengurangi Kerentanan
Perkiraan risiko Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kerentanan
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Terganggunya - - Minimnya sosialisasi - Sosialisasi - Meningkat nya 3 (Sedang)
kegiatan sosial kesiapsiagaan, kesiap siagaan
kemasyarakatan Mitigasi dan masyarakat
pencegahan - Masyarakat lebih
Aset sosial
bencana paham tentang
perencanaan pra
bencana
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Halaman 52 dari 84
2. Tingkat Kapasitas
Hasil kajian kapasitas yang dimiliki individu dan masyarakat adalah sebagai berikut:
2.1 Penilaian Kapasitas Terhadap Ancaman Banjir Bandang
Tabel 38. Tingkat Kapasitas terhadap ancaman Banjir bandang
Aset Sumber Daya - Banyaknya rumpun - - Mulai banyaknya - Penanaman kembali - Mengurangi (4) Tinggi
alam lingkungan bambu di pinggir sungai penebangan dampak
- Adanya kebun kelapa di terjadinya
dekat bantaran sungai longsor
- Banyaknya tanaman keras sempadan/
(pohon mahoni) di dekat tebingan
bantaran sungai sungai
Halaman 53 dari 84
Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Adanya kentongan di pos - - Belum dikelola sebagai - Perbaikan prasarana - Alat yang (3) Sedang
Aset fisik ronda alat peringatan dini yang rusak rusak dapat
infrastruktur - Adanya pengeras suara di - Rusak difungsikan
masjid dan mushola lagi
- Adanya bantuan logistik - - Jumlah bantuan yang - Pendistribusian - Sedikit (2) rendah
warga terdampak terbatas semua bantuan membantu
Aset ekonomi /
sehingga tidak dapat meringankan
finansial
bekerja beban warga
terdampak
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Halaman 54 dari 84
2.2 Penilaian Kapasitas Terhadap Ancaman Banjir
Tabel 39. Tingkat kapasitas terhadap ancaman Banjir
Halaman 55 dari 84
Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap Aset
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Berisiko
(Rupiah)
- Gotong royong - - Mulai memudarnya - Pertemuan- Mempererat (4) Tinggi
kepedulian untuk pertemuan sosial dan
Aset sosial
bergotong royong kemasyarakatan meningkatkan
rasa kepeduian
- Material untuk perbaikan 200 juta - Karena dikerjakan - (2) rendah
Aset ekonomi / - Swadaya masyarakat untuk pihak ke 3 sehingga
finansial perbaikan mengurangi nilai
gotong-royong
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Halaman 56 dari 84
2.3 Penilaian Kapasitas Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin kencang
Tabel 40. Tingkat kapasitas terhadap ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
Halaman 57 dari 84
Asumsi Bentuk Kapasitas Pada Aset Upaya Meningkatkan Kapasitas
Perkiraan Perkiraan Faktor Penyebab
Tingkat
Aset jumlah/ Kapasitas terhadap
Bentuk Kegiatan Hasil Kapasitas
Nominal Aset Berisiko
(Rupiah)
- Kegiatan gotong royong - - Belum ada - Sosialisasi tentang - (2) rendah
- Kelompok-kelompok pengorganisiran tangguh bencana
masyarakat potensi aset sosial ini
Aset sosial
untuk
penanggulangan
bencana
- Simpan pinjam untuk - - Banyaknya - Pembelian bibit Mengurangi (2) rendah
permodalan pengeluaran biaya pohon untuk reboisasi dampak yang
Aset ekonomi /
tambahan yang - akan
finansial
dikeluarkan untuk ditimbulkan
perbaikan kerusakan oleh angin
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Halaman 58 dari 84
3. Tingkat Risiko
Hasil penilaian kerentanan dari masing-masing ancaman adalah sebagai berikut:
1.1 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Banjir Bandang
Tabel 41. Tingkat risiko terhadap ancaman Banjir bandang
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - - Sosialisasi - R (Rendah)
- Luka-luka - penataan
- Kehilangan - lingkungan
Aset Sumber Daya kemampuan/ketrampilan -
Manusia - Mengungsi - 25 KK - Rumah berada di
- Tidak bisa bekerja daerah rawan banjir
- Trauma bandang
Aset Sumber Daya - Pencemaran air - 400 - Diterjang oleh arus - Penyediaan air S (Sedang)
alam lingkungan - Kerusakan lahan pertanian - ± 5 hektar banjir bandang bersih - S (Sedang)
- Kerusakan/Kehilangan sumber air - R (Rendah)
- Gangguan fungsi irigasi - 700 m S (Sedang)
Halaman 60 dari 84
1.2 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Banjir
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Bentuk Risiko Perkiraan Kerentanan
Aset Risiko
jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal Berisiko
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Luka-luka - - - - R (Rendah)
- Sakit - 5 orang - Air yang kotor - Ada polindes - R (Rendah)
- Kehilangan
Aset Sumber
kemampuan/ketrampilan - - - - R (Rendah)
Daya Manusia
- Mengungsi - - - - R (Rendah)
- Tidak bisa bekerja - - - - R (Rendah)
- Tidak bisa Sekolah - - - - R (Rendah)
Halaman 61 dari 84
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Bentuk Risiko Perkiraan Kerentanan
Aset Risiko
jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal Berisiko
- Rumah rusak/hilang - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi rumah - - - - R (Rendah)
- Kerusakan jaringan air bersih - - - - R (Rendah)
- Kerusakan jaringan listrik - - - - R (Rendah)
Aset fisik /
- Kerusakan saluran air - - - - R (Rendah)
infrastruktur
- Kerusakan tempat kerja -2 - - - R (Rendah)
- Kerusakan fasilitas umum - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi jalan - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi jembatan - - - - R (Rendah)
- Gangguan kerukunan warga - - - - R (Rendah)
- Gangguan fungsi organisasi sosial - - - - R (Rendah)
Aset sosial
- Gangguan hambatan partisipasi - - - - R (Rendah)
- Gangguan hambatan keluarga - - - - R (Rendah)
- Kehilangan Penghasilan upah kerja - - - - R (Rendah)
- Kehilangan pekerjaan - - - - R (Rendah)
- Kehilangan modal kerja - - - - R (Rendah)
- Gagal panen - 3,4 ha (37,5 jt) - Terendam banjir - - S (Sedang)
Aset ekonomi /
- Kehilangan ternak - - - - R (Rendah)
finansial
- Kerusakan/kehilangan harta benda - - - - R (Rendah)
- Kerusakan/ kehilangan surat
penting - - - - R (Rendah)
- Pengeluaran tambahan Keluarga - 2 KBO (45 juta) - Terseret air - - R (Rendah)
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Halaman 62 dari 84
1.3 Penilaian Risiko Terhadap Ancaman Angin Puting Beliung dan Angin Kencang
Tabel 43. Tingkat risiko terhadap ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset Risiko
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Sakit - - - - R (Rendah)
Aset Sumber - Depresi/trauma - - - - R (Rendah)
Daya Manusia - Luka-luka - 10 orang, - Kekurang siapsiagaan - Korban dilarikan di - Korban R (Rendah)
masyarakat puskesmas tertangani
- Mengungsi - Kerugian (2 juta) - Atap rumah hancur - - R (Rendah)
Aset Sumber - Kerusakan lahan - - - - S (Sedang)
Daya alam pertanian
lingkungan - Kerusakan lahan kebun - 4 hektar, 100 - Sudah semakin - Reboisasi Menguangi S (Sedang)
juta berkurangnya pohon besar - Pemangkasan risiko
yang perakarannya kuat dahan/batang
- Dahan pohon yang rapuh pohon yang rapuh
- Rumah rusak - 50 rumah - Konstruksi bangunan yang - Penggunaan genset Kebutuhan R (Rendah)
- Kerusakan fasilitas - 15 tiang listrik kurang kuat untuk listrik darurat listrik untuk R (Rendah)
umum - Material bangunan mudah darurat bisa
Aset fisik / - Kerusakan rumah/ terbawa angin terpenuhi R (Rendah)
infrastruktur pemukiman - Penempatan jaringan dan
- Jaringan listrik padam tiang listrik yang R (Rendah)
berdekatan dengan pohon
besar
Halaman 63 dari 84
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset Risiko
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Gangguan fungsi - - Berlindung/mengamankan - Menunda kegiatan - (R) Rendah
organisasi sosial diri masing-masing di
- Gangguan hambatan rumah
Partisipasi (R) Rendah
Aset sosial
- Tidak bisa sekolah
- Aktivitas sosial tertunda
(R) Rendah
(R) Rendah
- Ekonomi menurun - - Kurangnya pengetauan - - (R) Rendah
- Kehilangan pendapatan - kesiapsiagaan dalam - - (R) Rendah
- Kehilanan pekerjaan - menghadapi ancaman - - (R) Rendah
- Kehilangan modal kerja - angin puting beliung - - (R) Rendah
Aset ekonomi / - Pengeluaran tambahan - - - - (R) Rendah
finansial keluarga
- Kerusakan harta benda - 150 orang, 50 - Anggaran - Sedikit (S) Sedang
juta kebencanaan dari meringkan
APBDes beban
kerban
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Halaman 64 dari 84
C. Pemetaan Risiko Bencana
Halaman 65 dari 84
BAB IV. REKOMENDASI
A. Rekomendasi Kebijakan
Upaya pengurangan risiko bencana di Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Kabupaten
Banyuwangi memerlukan landasan kebijakan strategis. Kebijakan strategis ini dapat
dilakukan setelah melakukan kajian risiko bencana yang ada di Desa Tegalarum seperti
dilakukan diatas. Berdasarkan hasil kajian risiko tersebut akan nampak tindakan
pencegahan dan mitigasi apa yang sesuai, kesiapsiagaan apa yang harus dibangun,
rencana tanggap darurat yang sesuai dengan kebutuhan, serta tindakan pemulihan
pasca bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Tak hanya pengkajian risiko tingkat desa yang menjadi acuan penyusunan
pilihan tindakan penanggulangan bencana Desa Tegalarum, tetapi juga rencana
penanggulangan bencana tingkat di atasnya. Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
tingkat desa harus sejalan dengan RPB tingkat kabupaten, RPB tingkat propinsi dan
Rencana Aksi Nasional (RENAS) Penanggulangan Bencana Indonesia, sehingga
membentuk keterpaduan tingkat nasional hingga desa.
Praktik-praktik pengurangan risiko bencana ini berkaitan dengan berbagai
pihak yang berkepentingan atau pemangku kepentingan yang ada di desa Tegalarum.
Untuk melihat keberadaaan pemangku kepentingan tersebut, dilakukan pemetaan
pemangku kepentingan secara partisipatif.
Adapun hasil dari pemetaan pemangku kepentingan secara partisipatif
tersebut adalah sebagai berikut;
Halaman 66 dari 84
Gambar 4. Hasil Diskusi Pemetaan Pemangku Kepentingan di Desa Tegalarum
Penjelasan :
Gapoktan Tokoh
Banser • Posisi X (x – axis)
Tenaga Agama
Kesehaan
menunjukkan seberapa besar
Y = PENGARUH
HIPPA KEPALA
DESA
peran pemangku kepentingan
Karang
taruna PKK tersebut dalam kerja-kerja
Jaranan pembangunan di desa secara
Buto Jangger BABINSA umum serta dalam upaya
Songkel Titro Fatayat/
Meja Budaya Muslimat
Kelompok
Silat
pengurangan risiko bencana
Sanggar
secara khusus.
Kadus RT RAPI • Posisi Y (y-axis) menunjukkan
Sayu Wiwit BPD
POKDAKAN
seberapa besar pengaruh
Kelompok
Senam RW
Kelompok
Tani
POLMAS Kelompok
Pembudi
pemangku kepentingan
KELOMPOK
TERNAK
daya Ikan tersebut terhadap komunitas
LPMD Kader desa secara umum. Pengaruh
Posyandu ini juga menunjukkan seberapa
besar pengaruh pemangku
Ansor kepentingan tersebut terhadap
kebijakan desa.
X = PERAN
Halaman 67 dari 84
Tabel 44. Analisa Pemangku Kepentingan dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Desa
Tegalarum
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
1 Pemerintah - Kegiatan pemerintahan - Pemdes melayani masyarakat - Penyebaran - Koordinasi
Desa - Kepala desa ; dengan baik informasi yang - Perenca
Tegalarum Sarimanto - Pelayanan mudah dan cepat kurang maksimal naan
- Jumlah perangkat Desa - Adanya Keterbukaan dalam terhadap masyarakat - Pengang
12 orang (L= 8) , (P=4). anggaran dan penganggaran - Pemeliharaan garan
- ATK ada lengkap infrastruktur yang
- Luas kantor 500m2 belum maksimal
- PAD masih kecil
2 Kepala Desa - Sebagai pemimpin - Meningkatkan pelayanan pada - Jadwal kerjanya yang - Sebagai koor
desa masyarakat terlalu padat dinator selu
- Achmad Turmudzi ruh lembaga
3 Kepala - Ada 2 Kepala dusun - Meningkatkan pelayanan pada - Jadwal kerjanya yang - Membantu
Dusun - Darungan; Hadi Sukoco masyarakat di dusun masing- terlalu padat Kades meng
- Tegalyasan ; Anang masing koordinir
Hadi Susanto - Mengorgansir potensi dusun wilayah
masing-masing dusunnya
4 BPD Anggota 8 orang (L= ), - BPD dipilih dengan cara voting - Tidak diharuskan - Koordinasi
(P= ) - Mengemban aspirasi masyarakat mengantor -
- Membuat keputusan berama - Tidak ada komputer Musyawarah
pemdes
5 Lembaga - Jumlah 4 orang - Bisa bekerja sama dengan warga - Gabung dengan - Koordinasi
Masyarakat - Laki-laki= , - Membantu pelaksanaan pemerin kantor desa
Desa Perempuan = tah desa di bidang Pengurangan
(LPMD) risiko bencana (PRB)
- Sosialiasasi
6 PKK - Ketua: Yunis Sufirma - Berperan aktif dalam membantu - Kurangnya koordinasi - Mengelola
Dewi. Pengurus inti 6 pemdes dalam pemberdayaan antar Lembaga bantuan
orng, 4 Pokja. perempuan logistic
- Kegiatan; pendidikan, - Meningkatkan kesejahteraan - Edukasi
kesehatan, sosial, bagi keluarga bencana
bumil/balita - Edukasi bencana
7 BUMDES - BUMDESA ARUM - Menjadi sumber PAD - Minimnya dana - Mencari
WANGI - Menghidupkan ekonomi Bumdes investor
- Ketua; Moh. Askuri masyarakat desa - Kerjasama
- Pengelola BUMDES - Mengembangkan potensi desa dengan
induk ( 3 orang) - Mengembangkan UMKM pihak luar
- Petani dan UMKM bisa sejahtera
8 Karang - Sebagai kelompok - Membantu pemdes di bidang - Kurangnya koordinasi - Koordinasi
taruna pemuda Kepemudaan antar anggota
- Ketua; - Memajukan olah raga di
- anggota ; ….. orang Tegalarum. Mengembangkan
- Kegiatan; Olah raga, potensi generasi muda Tegalarum
Seni budaya, - Meningkatkan kegiatan sosial di
Wirausaha desa
Halaman 68 dari 84
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
9 Rukun - Jumlah RT=52, RW =14 Membantu pemdes: - Insentif sangat - Koodinasi
Tetangga - Sebagai pusat - Kemasyarakatan kurang - Mengontrol
(RT) dan pelayanan masyarakat - Koordinasi warga lingkungan
Rukun terkecil - Gotong royong masing-
Warga (RW) - Sosialiasi masing
- Keamanan
10 Kelompok - Ketahanan pangan - Mensejahterakan petani - Kurangnya modal - Memberikan
tani desa - Meningkatkan hasil tani usaha tani bantuan
- Kelompok tani : 4 - Menjadi potensi unggulan desa - Pupuk terbatas pangan
Padi, Petani cabe, - Hama & penyakit - Program
buah-buahan, yang susah dicegah ketahanan
penderes kelapa, dll - Minimnya pangan
pengetahuan petani - Koordinasi
11 Kelompok - Peternak lele - Bekerjasama memanfaat kan - urangnya koordinasi - Program
Pembudida - Peternak gurami potensi perikanan, antar anggota ketahanan
ya Ikan - Sumber daya mengembangkan usaha, dana, pangan
POKDAKAN melimpah pemasaran dll -
12 Kelompok - Peternak ayam - Bekerjasama mengembangkan - kurangnya koordinasi - Program
Ternak - Peternak bebek potensi ternak antar anggota ketahanan
- Peternak kambing pangan
-
13 Tenaga - Sebagai pelaksanan - SIGAP - Perbenturan jadwal - Sebagai
kesehatan pelayanan kesehatan pelayanan pelaksana
pelayanan
kesehatan
14 HIPPA - Himpunan Petani - Pengelolaan air bersama yang - Kurangnya koordinasi - Koordinasi
Pemakai air mengindahkan pengurangan antar kelompok
- risiko bencana
15 BABINSA & - Sebagai Pendamping - SIGAP - Kurangnya sarpras - Membantu
BHABINKA desa dalam melaksanakan warga yang
MTIBMAS kegiatan terdampak
bencana
16 POSYANDU - Jumlah kader …. - Meningkatkan pelayanan - - Membantu
- Kegiatan Posyandu; masyarakat pelayanan
BALITA … kali/bulan, - Sarana edukasi kesehatan remaja bidang
Lansia … kali/bulan, - Mendukung program kesehatan. kesehatan
- Koordinasi
17 LINMAS - Koordinator : Imam - Menegakkan ketertiban & - Koordinsi
Hanafi keamanan desa
- Jumlah personel 31
orang
18 Kelompok - Sanggar sayu Wiwit - Melestarikan budaya - Kurangnya - Koordinasi
seni budaya - Jaranan buto Songkel - Menambah income masyarakat pembinaan - Sosialisasi
Meja desa - Kurangnya kreasi PRB melalui
- Jangger Tirto Budoyo - Menghibur masyarakat kesenian
- Kelompok Hadrah
- Kelompok Senam
Halaman 69 dari 84
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
19 Nahdlatul - Fatayat, Muslimat, GP - Meningkatkan ukhuwah - Kurangnya sosialisasi - Koordinasi
Ulama Ansor, Banser Islamiyah pada masyarakat - Potensi
relawan
desa
20 Perguruan - Pagar Nusa - Mempersatukan dan ikut - Sering terjadi - Koordinasi
beladiri/ - Kera Sakti membantu ketertiban kesalahpahaman
Kelompok - SH Teratai masyarakat antar perguruan
silat - dll - Melestarikan budata & sehingga menyeba-
menyehatkan masyarakat bkan perselisihan
21 Komunitas - Kegiatan rutin - Meningkatkan solidaritas desa - Belum/Kurangnya - Koordinasi
Sepeda - Pertemuan/kunjungan koordinasi antar - Potensi
Onthel ke luar desa Lembaga relawan
22 Pengelola - Pengelola café & - Ikut memajukan potensi ekonomi - Belum/kurangnya - Koordinasi
Wisata homestay desa koordinasi antar
- Pengelola rafting, dll - Membantu sosial pemangku
kemasyarakatan kepentingan
23 RAPI - Radio Amatir Indonesia - Membantu Penyebar luasan - Belum/Kurangnya - Koordinasi
- Punya banyak anggota informasi peringatan dini, koordinasi antar
di Tegalarum informasi keben canaan, dll Lembaga
24 UMKM - Pedagang pasar - Memajukan potensi ekonomi, - Belum/Kurangnya - Koordinasi
tradisional “Cunduk sosial dan budaya melalui gelaran koordinasi antar
Menur” pasar tradisional Lembaga
- Dll - Konsistensi
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2022
Risiko Bencana disadari dapat menimpa berbagai sektor sekaligus, karena itu
pengurangan risiko bencana juga harus dilakukan secara lintas sektoral atau lintas
pemangku kepentingan. Keberhasilan kerja koordinasi lintas sektor dan pemangku
kepentingan ini akan menjamin adanya pengarusutamaan pengurangan risiko
bencana dalam kegiatan masing-masing sektor dalam mewujudkan desa tangguh.
Sinergi kerja lintas sektor ini juga akan dapat menghindari tumpang-tindih
program/kegiatan yang dapat berakibat pada pendanaan yang tidak efisien.
Rekomendasi kebijakan dalam Pengurangan Risiko bencana perlu diselaraskan
dengan tujuan dari komunitas Desa. Dengan penyelarasan ini kegiatan-kegiatan akan
selaras dengan visi misi dalam pengembangan Desa Tangguh dan cita-cita komunitas
Desa Secara umum.
Halaman 70 dari 84
Dari hasil identifikasi harapan-harapan dari komunitas terkait kondisi serta
arah tujuan Desa Tegalarum, kemudian Gambar 5. Titik temu dari 3 isu
stratagis; Pengurangan Risiko Bencana
disandingkan dengan beberapa
(PRB), Kelestarian Lingkungan (KL) dan
pendekatan umum pembangunan desa Penghidupan Berkelanjutan (PB)
adalah sebagai berikut;
1) Desa Tangguh, dimana kepentingannya
adalah Pengelolaan Risiko bencana
berbasis Komunitas (PRB)
2) Tujuan Kelestarian Lingkungan (KL)
3) Tujuan Kesejahteraan, capaian
Pembangunan Berkelanjutan (PB)
Pada akhirnya perpaduan dari
ketiga tujuan tersebut menghasilkan
rekomendasi kegiatan-kegiatan yang
mengakomodir dari tujuan ketiga-tiganya.
Rekomendasi bentuk kegiatan dituangkan dalam matrik rekap rekomendasi di
bawah ini;
Halaman 71 dari 84
B. Rekap Rekomendasi
Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kel. Pedagang, UMKM,
Kelompok Pengajian
NU ; Banser, Fatayat
Kel. Tani & Gapoktan,
Kepala dusun ,RT/RW
Tokoh Masyarakat
Kelompok kesenian
PKK, DAWIS, Kader
Fase Kegiatan
Pemerintah Desa
Kelompok ternak
UPTD Pengairan
Tim Siaga Desa
Kelomplok RAPI
Karang Taruna
CSR (Swasta)
BPD & LPMD
Kesehatan
BUMDES
Linmas
HIPPA
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan
saat tidak penanggulangan bencana
terjadi 2. Pengajuan kegiatan RPB
bencana (Rencana Penanggulangan
(pencegahan, Bencana) ke Musrembang
mitigasi, dan 3. Sosialisasi kesadaran
pengurangan risiko bencana
Halaman 72 dari 84
peningkatan 4. Reboisasi dan Penataan
kapasitas) lingkungan
5. Perbaikan dan normalisasi
saluran air/drainase
6. Pembuatan talud penahan
longsor plengsengan sungai
7. Pengerukan sedimentasi
sungai
8. Pegelolaan sampah berbasis
masyarakat dan pembuatan
Bank Sampah
9. Pelatihan pengelolaan
pertanian terpadu dan
berkelanjutan (pertanian
organik, pembuatan pupuk,
pengurangan pestisida, dll)
10. Pelatihan dan pengemba-
ngan Tim Siaga Bencana
Desa
11. Pengadaan perlengkapan
kebencanaan
12. Sosialisasi kegiatan
pengurangan risiko bencana
melalui kegiatan
kebudayaan (Baritan,
ruwatan, jaranan, dll)
Halaman 73 dari 84
13. Pelatihan dan fasilitasi
pengelolaan sungai yang
berkelanjutan
14. Pengembangan ekowisata
desa Tegalarum
Pra Bencana, 1. Sosialisasi kesiapsiagaan
saat terdapat bencana
potensi 2. Pembuatan papan
bencana informasi kebencanaan
(kesiapsiagaan) (peta rawan banjir,
informasi kesiapsiagaan
lainnya)
3. Pembuatan dan
pemasangan rambu-rambu
evakuasi dan lokasi aman
4. Pengadaan peralatan
evakuasi, komunikasi dan
pos pemantauan
5. Monitoring pintu air dan
wilayah DAS (Daerah aliran
sungai)
6. Mempersipakan Rencana
evakuasi
7. Melakukan simulasi
kejadian banjir
Saat tanggap 1. Menginformasikan
darurat peringatan dini
2. Melakukan proses evakuasi
Halaman 74 dari 84
3. Mengaktifkan pos
pengungsian
4. Melakukan pengamanan
lokasi bencana
5. Melakukan pendataan
korban
6. Mengelola logistik dan
kebutuhan dasar
pengungsian
Pasca bencana 1. Pendataan dan pelaporan
kerusakan dan kerugian
akibat bencana
2. Pemulihan wilayah
terdampak bencana
3. Kerjabakti massal
lingkungan
4. Rehabilitasi dan
rekonstruksi saluran air dan
infrastruktur yang rusak
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarumi 2023
Halaman 75 dari 84
b. Rekap rekomendasi ancaman Angin puting beliung & Angin kencang
Tabel 46. Rekap Rekomendasi Ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
(Identifikasi Kegiatan dan Pelaku)
Jenis Ancaman : Angin puting beliung dan Angin kencang
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat
Kelompok Pengajian
NU ; Banser, Fatayat
Kepala dusun ,RT/RW
Kelompok kesenian
PKK, DAWIS, Kader
Bhanbinkmatibmas
Pemerintah Desa
Kelompok ternak
Fase Kegiatan
Kelomplok RAPI
Karang Taruna
BPD & LPMD
Kesehatan
wisata
BUMDES
Babinsa,
Linmas
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan
saat tidak terjadi penanggulangan bencana
bencana 2. Pengajuan RPB ke
(pencegahan, Musrembangdes
mitigasi, dan 3. Sosialisasi mengenai
peningkatan konsep kesiapsiagaan
kapasitas) angin kencang dan cara
penyelamatan diri dari
angin kencang
Halaman 76 dari 84
4. Pelatihan Pengembangan
tim siaga bencana desa
5. Identifikasi pengelolaan
dan perawatan tanaman
keras/tanaman tahunan
6. Penghijauan & penanaman
tanaman/pohon pemecah
angin
7. Pembuatan peta rawan
angin dan papan informasi
kebencanaan
8. Sosialisasi bangunan yang
tahan angin kencang
9. Pelatihan evakuasi dan
kesiapsiagaan untuk tim
siaga desa
10. Sosialisasi pembuatan
pupuk organik
11. Penyediaan alat pembua-
tan pupuk kompos
12. Pelatihan dan pengemba-
ngan pemasaran online
produk-produk unggulan
desa bagi kelompok
perempuan
13. Pelatihan pengembangan
ekonomi kreatif
Halaman 77 dari 84
14. Pengelolaan tabungan
siaga
15. Pelatihan pengelolaan dan
pengembangan Sistem
informasi Desa
Pra Bencana, 1. Pengadaan alat dan
saat terdapat sarana informasi
potensi bencana peringatan dini
(kesiapsiagaan) 2. Pengadaan dan penyiapan
sarana prasarana evakuasi
3. Pemasangan rambu
evakuasi
4. Penyusunan SOP
peringatan dini dan
evakuasi angin kencang
5. Simulasi bencana angin
kencang
6. Pengadaan perlengkapan
evakuasi dan darurat
bencana
Saat tanggap 1. Menyampaikan
darurat peringatan dini
2. Mengamankan aliran listrik
dan mengamankan lokasi
evakuasi
3. Mengaktifkan posko
4. Melakukan evakuasi
Halaman 78 dari 84
Pasca bencana 1. Mendata kerusakan dan
kerugian
2. Mendistribusikan bantuan
untuk pemulihan aktivitas
3. Pemulihan trauma mental
Halaman 79 dari 84
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah
rawan bencana dengan jenis ancaman Banjir, Banjir bandang, Longsor sempadan sungai,
Cuaca Ekstrim, Angin kencang dan puting beliung,, Gempa bumi, Hujan abu vulkanik
(Erupsi gunung Raung & Agung), Pegebluk, Kekeringan, Wabah Cikungunya, Wabah
muntaber, Wabah Flu burung, Wabah hama tanaman, Kegagalan teknologi Galian tipe-C
dan Covid-19.
Upaya pengurangan risiko bencana memerlukan landasan kebijakan-kebijakan
strategis, yakni penetapan aturan pengelolaan dan mekanisme, kelembagaan,
perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase pra, saat dan
setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana dalam bentuk
kegiatan struktural (bersifat fisik) dan non struktural (bersifat non-fisik). Kegiatan-
kegiatan tersebut meliputi kegiatan di pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas,
peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat dan perencanaan pemulihan.
B. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut dari hasil kajian risiko bencana ini secara komprehensif dituangkan
dalam dokumen rencana penanggulangan bencana Desa Tegalarum. Selain itu, dalam
proses kajian risiko bencana partisipatif yang telah dilakukan menyepakati =rencana
tindak lanjut adalah sebagai berikut ;
a. Mengintegrasikan kegiatan kajian risiko bencana partisipatif dalam kegiatan
‘Pengkajian Keadaan Desa’ dalam rangka penggalian potensi-potensi dan
permasalahan-permasalahan desa.
b. Mengintegrasikan kegiatan kajian desa partisipatif yang berpersepektif pengurangan
risiko bencana dalam kegiatan musyawarah dusun (musdus) dan musyawarah desa
(musdes) yakni kegiatan dalam rangka penggalian potensi-potensi dan permasalahan-
permasalahan desa.
c. Jika dimungkinkan akan dilakukan integrasi rekomendasi-rekomendasi kegiatan
penanggulangan bencana yang ada dalam RKPDesa.
Halaman 80 dari 84
d. Mengintegrasikan rekomendasi-rekomendasi kegiatan penanggulangan bencana yang
ada dalam RPMJDes yang akan datang.
e. Pertemuan rutin Forum PRB Desa 3 bulan sekali
f. Simulasi/ Gladi 2 (dua) kali dalam setahun untuk banjir dan potensi ancaman lainnya
(Angin kencang)
g. Penguatan Tim Siaga Bencana Desa Tegalarum, yang rencananya kan dilakukan tahun
2024 (Tahun ke-2)
h. Sosialisasi ke masyarakat mengenai kegiatan Desa Tangguh Bencana dalam forum
forum dan pertemuan yang ada di masyarakat.
Halaman 81 dari 84
Lampiran : Dokumentasi proses kegiatan Kajian Risiko Bencana Partisipatif
Halaman 82 dari 84
Halaman 83 dari 84
LAMPIRAN II
Dokumen
RENCANA PENANGGULANGAN BENCANA
DESA TEGALARUM
Fasilitator :
Alex Candra Widodo
Halaman 1 dari 107
Halaman 2 dari 107
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………...... 4
A. Latar Belakang ......................................................................................… 4
B. Tujuan .………..……………………………………………………………………................... 6
C. Ruang Lingkup .......................................................................................… 6
D. Landasan Hukum …....................................................................................... 6
E. Pengertian .…………………………………………………………………................... 7
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH …………………………………………...................... 9
A. Letak Geografis ………………………………………………………............................... 9
B. Letak Administratif ............................................................................. 9
C. Sejarah Desa ……………………………………………………………………………………. 11
D. Kondisi Fisik Desa ……………………………………………………………………………………. 13
E. Demografi Desa …………………………………………………………………………………… 19
F. Kondisi Sosial Ekonomi …………………………………………………………………………… 20
G. Kajian Desa Partisipatif ……………………………………………………………………….. 28
BAB III PENILAIAN RISIKO BENCANA ………………………..……………………………………............ 41
A. Penilaian Ancaman ………...………………………………………………................. 45
B. Penilaian Kerentanan dan Kapasitas .………………………………..................... 49
C. Analisis Kemungkinan Dampak Bencana …………………………………................... 61
BAB IV. PILIHAN TINDAKAN PENANGGULANGAN BENCANA ……………………..................... 67
A. Penetapan Kebijakan ………………………………………………………….................. 67
B. Analisa Stakeholder ………………………………………………………................... 68
C. Rekap Pilihan Tindakan ………………………………………………………….................. 73
Bab V. ALOKASI TUGAS DAN SUMBERDAYA ………………………………………………................. 81
A. Alokasi Tugas dan Sumber Daya Untuk Ancaman Banjir
dan banjir bandang ............................................................................. 82
B. Alokasi Tugas dan Sumber Daya Untuk Ancaman Angin
puting beliung dan angin kencang ………………….................................. 93
BAB VI PENUTUP ………….…………………..…………..…………………………………............. ……. 102
A. Kesimpulan ........................................................................................ 102
B. Rencana Tindak Lanjut ………………………………............................................ 103
Lampiran
A. Latar Belakang
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Desa disusun pemerintah desa bersama
masyarakat secara partisipatif. Sebagai representasi masyarakat dapat melibatkan Forum
PRB Desa. RPB Desa tersebut memuat rencana tindakan yang bersifat programatik selama
5 (lima) tahun) berdasarkan profil risiko bencana pada desa/kelurahan dalam waktu
tertentu, dalam arti luas RPB merupakan program strategis pada seluruh bidang/cakupan
pengurangan risiko bencana, baik dalam bidang pencegahan, kesiapsiagaan, kedaruratan,
rehabilitasi, maupun rekonstruksi untuk seluruh ancaman bencana prioritas. Menimbang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa/Kelurahan merupakan dokumen
perencanaan pembangunan Induk, posisi RPB merupakan dokumen perencanaan
pembangunan yang terpisah dengan RPJM. RPB menjadi dokumen acuan bagi
desa/kelurahan dalam menyusun program pembangunan yang terkait dengan
penanggulangan bencana desa/kelurahan melalui proses perencanaan pembangunan
ditingkat desa/kelurahan, sekaligus sebagai dokumen pendukung program
Penanggulangan.
Bencana dalam dokumen RPJM Desa/Kelurahan yang sudah ada, juga menjadi rujukan
program-program pembangunan yang diselenggarakan baik oleh elemen pemerintah
maupun non-pemerintah. Sebagai dokumen perencanaan, dokumen ini selain memuat
data dan informasi tentang risiko bencana, juga mengandung strategi, kebijakan dan
langkah-langkah teknis yang dibutuhkan untuk mewujudkan kesiapsiagaan terhadap
bencana (Perka BNPB No 4 Tahun 2008). RPB juga merupakan sarana koordinasi
pemerintah desa dan pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana yang
menekankan sinergi lintas bidang pembangunan melalui program-program dan kegiatan
pembangunan fisik maupun non-fisik. RPB desa/kelurahan mengandung juga strategi,
kebijakan dan langkah-langkah teknis administratif yang dibutuhkan untuk mewujudkan
kesiapsiagaan terhadap bencana, kapasitas tanggap yang memadai, dan upaya-upaya
mitigasi yang efektif. RPB juga memuat Rencana Aksi Komunitas (RAK) yang merupakan
rencana kegiatan komunitas (operasional) dalam bentuk matrik kegiatan untuk mengelola
pengurangan risiko bencana, sekaligus sebagai pedoman bagi pihak yang berkepentingan
dalam melakukan rencana penanggulangan bencana. RAK tersebut merupakan turunan
dari Bab III yang memuat Prioritas Program dengan ruang lingkup berupa upaya-
upaya/pilihan tindakan pengurangan risiko bencana (pencegahan, mitigasi, dan
Halaman 5 dari 107
kesiapsiagaan) atau diistilahkan manajemen risiko. Keberadaan dokumen RPB merupakan
kemajuan langkah dan seharusnya mendorong komitmen dan realisasi aksi. Maka,
pengawalan realisasi RPB oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana dan Pemerintah Desa
dengan Koordinasi secara intensif melalui integtrasi dalam rencana pembangunan
desa/kelurahan sangat penting. RPB perlu dilakukan pembaharuan secara periodik
menimbang tingkat risiko yang berubah.
B. Tujuan
1. Menyediakan suatu perencanaan penanggulangan bencana secara sistematis, terarah
dan terpadu di Desa Tegalarum
2. Menyediakan acuan penanggulangan bencana bagi aparatur pelaksana dan pemangku
kepentingan di Desa Tegalarum
C. Ruang Lingkup
1. Wilayah kajian dalam perencanaan ini meliputi Desa Tegalarum, Kecamatan
Sempu, Kabupaten Banyuwangi
2. Jenis ancaman dalam perencanaan ini meliputi Banjir, Banjir bandang, Longsor
plengsengan sungai, Angin kencang, Angin puting beliung, Pagebluk, Kekeringan,
Wabah Muntaber, Wabah Cikungunya, Hujan abu vulkanik (Gunung Raung dan
Agung), Gempa bumi, Wabah hama tanaman (Tikus dan wereng), Kegagalan teknologi
Galian tambang Tipe-C, Wabah flu burung dan Pandemi Covid-19.
3. Fase penanggulangan bencana dalam perencanaan ini meliputi fase pra bencana, saat
tanggap darurat dan paska bencana
4. Pemangku kepentingan dalam perencanaan ini meliputi pemerintah dan masyarakat
Desa Tegalarum.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
3. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana.
2. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor
3. Ancaman Bencana adalah suatu kejadian atau peristiwa yang bisa menimbulkan
bencana; Perubahan iklim adalah suatu perubahan statistik yang signifikan pada
pengukuran keadaan rata-rata atau ketidakkonsistenan iklim di suatu tempat atau
daerah selama periode waktu yang panjang, yang diakibatkan baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh dampak kegiatan manusia pada komposisi atmosfer
global atau oleh ketidakkonsistenan alam.
4. Manajemen Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek dari mulai
perencanaan hingga tanggap darurat dalam bencana. Dan manajemen disini adalah
manajemen juga yang berhubungan dengan resiko dan dampak bencana, serta
aktifitas yang dilakukan sebelum, saat, dan sesudah bencana. Siklus MB dapat dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu pencegahan/mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan rehabilitasi.
5. Risiko Bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan
gangguan kegiatan masyarakat;
6. Kerawanan adalah peristiwa yang luar biasa yang memiliki potensi untuk mengancam
kehidupan manusia, baik dirinya, harta benda, kehidupannya, maupun lingkungannya.
Contoh : Tanah longsor, tsunami, banjir, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran,
dan lain – lain.
7. Kerentanan adalah sebuah kondisi yang mengurangi kemampuan manusia untuk
menyiapkan diri, atau menghadapi kerawanan ataupun bencana.
Halaman 7 dari 107
8. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna;
9. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana;
10. Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang-wenang;
11. Status Keadaan Darurat Bencana adalah suatu keadaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi Badan yang diberi
tugas untuk menanggulangi bencana;
12. Tanggap Darurat Bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sesegera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang
ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan
serta pemulihan prasarana dan sarana;
13. Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.
14. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah
pascabencana.
15. Bantuan Darurat Bencana adalah upaya memberikan bantuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar pada saat keadaan darurat
Desa Tegalarum adalah adalah salah satu desa dari 7 (tujuh) desa di wilayah Kecamatan
Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Desa Tegalarum sendiri berada di
berada di bagian tengah Kabupaten Banyuwangi dimana dahulunya masuk dalam wilayah
adminisitratif kecamatan Genteng. Kemudian semenjak tahun 1995 berdasarkan
peraturan pemerintah nomor 37 tahun 1995 dibentuklah kecamatan baru yaitu
kecamatan Sempu. Pada tahun yang sama, Desa Tegalarum dibentuk yang merupakan
pemekaran dari Desa Sempu.
Desa Tegalarum sendiri termasuk dalam wilayah dataran tinggi yang berbukit-bukit serta
lembah yang tidak terlalu jauh dari wilayah pinggiran hutan dimana tipologi desanya
merupakan persawahan (prodeskel 2022). Saat ini dalam perkembangannya menurut
Indeks Desa Membangun (IDM), Tegalarum masuk dalam status Mandiri dengan dengan
skor 0,8311 (IDM 2022), sementara untuk SDG’s Desa mencapai skor 46,35 (SDG’s 2023).
Sedangkan berdasarkan profil perkembangan desa masuk dalam klasifikasi
SWASEMBADA dengan kategori MULA (prodeskel 2022).
A. Letak Geografis
Secara geografis Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi berada
pada 114.15575 BT dan - 8.340804 LS.
B. Letak Administratif
Secara administratif desa Tegalarum masuk dalam wilayah kecamatan Sempu
Kabupaten Banyuwangi. Desa Tegalarum ini merupakan dataran tinggi yang berbukit-
bukit serta dataran yang terdapat beberapa gumuk dan dilalui oleh sungai salah
satunya sungai Setail.
Akses jalan menuju Tegalarum dari ibukota Kabupaten Banyuwangi sejauh ±33 km
yang dapat ditempuh dengan kendaraan selama ±1 jam. Sedangkan dari ibukota
Kecamatan Sempu menuju Tegalarum hanya berjarak ±0,5 km.
Secara administratif, desa Tegalarum berbatasan dengan :
DESA TEGALARUM
Kec. Sempu
Kab.
Banyuwangi
Jawa Timur
b. Iklim
Kondisi iklim di Desa Tegalarum seperti halnya di Kecamatan Sempu pada
umumnya termasuk berhawa sejuk yang mendukung mayoritas mata pencaharian
penduduk di bidang pertanian khususnya untuk komoditas holtikultura. Petani
masih mengolah lahan dengan cara tradisional dengan alat-alat pertanian
tradisional seperi cangkul, sabit, parang dan lain sebagainya. Selain itu masyarakat
desa Tegalarum menggunakan kotoran ternak sebagai tambahan pupuk untuk
menyuburkan tanah.
Jumlah bulan hujan : 6 bulan
Curah hujan : 45 mm
Suhu rata-rata harian : 29° celcius
Kelembaban : 80 %
Struktur pengelolaan sawah dilakukan secara intensif karena ketersediaan air
yang mencukupi. Karenanya dalam dapat menghasilkan 3 kali panen padi,
meskipun dalam prakteknya dilakukan 2 kali tanam padi dengan 1 kali tanaman
lainnya. Selain padi, belakangan ini buah naga juga marak dibudidayakan secara
intensif.
Halaman 14 dari 107
Di daerah perkebunan, terutama di dusun Darungan masih terdapat tanaman
kelapa yang diambil niranya untuk dijadikan gula jawa. Meskipun jumlahnya
sudah banyak berkurang, tetapi masih terdapat beberapa penderes yang secara
rutin mengambil nira untuk diolah sebagai gula jawa dengan cara tradisional.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat dan mempunyai
peranan sangat strategis terutama dalam meningkatkan kualitas kesehatan
E. Demografi Desa
Secara demografi Desa Tegalarum dengan perbandingan luasan wilayah 597 hektar
dan total penduduk mencapai 6974 jiwa tersebut mencapai kepadatan 1168,17
jiwa/per km2 yang menyebar di 2 (dua) wilayah dusun yang terdiri dari ;
- Jumlah laki-laki : 3352 orang
- Jumlah perempuan : 3622 orang
- Jumlah KK : 2416 KK
Tabel 9. Penduduk berdasarkan rentang usia di Desa Tegalarum
No Penduduk Usia Laki-laki Perempuan
1 Usia 0 - 4 (tahun) 229 204
2 Usia 5 - 9 (tahun) 215 224
3 Usia 10 - 14 (tahun) 247 224
4 Usia 15 - 19 (tahun) 244 267
5 Usia 20 - 24 (tahun) 250 280
6 Usia 25 - 29 (tahun) 269 225
7 Usia 30 - 34 (tahun) 254 215
8 Usia 35 - 39 (tahun) 227 233
9 Usia 40 - 44 (tahun) 260 282
10 Usia 45 - 49 (tahun) 246 296
11 Usia 50 - 54 (tahun) 262 272
12 Usia 55 - 59 (tahun) 215 235
13 Usia 60 - 64 (tahun) 176 173
14 Usia 65 - 69 (tahun) 104 125
15 Usia 70 - 74 (tahun) 90 96
16 Usia 75 (tahun) keatas 113 113
Sumber: SDGs Desa Tegalarum update 29 mei 2023
Halaman 19 dari 107
F. Kondisi Sosial Ekonomi
Wilayah Desa Tegalarum berada di luar kawasan hutan. Terdapat 2,416 keluarga, 12
unit kerja perangkat desa, serta BPD dengan jumlah Anggota 8 orang. Menurut
sejarahnya, desa Tegalarum merupakan pemekaran wilayah kecamatan Genteng dan
desa Sempu. Karenanya, sejarah desa Tegalarum tak lepas dari sejarah desa Sempu
yang dahulunya merupakan satu kesatuan wilayah kawasan hutan gunung Raung.
Desa Sempu sendiri wilayahnya lebih mendekati pusat keramaian kecamatan
Gendeng.
Setelah makin banyaknya penduduk serta alih fungsi hutan menjadi lahan
pertanian serta pemukiman penduduk, kemudian dijadikanlah pemekaran wilayah
yang menjadikan desa Tegalarum menjadi wilayah desa sendiri yang dikukuhkan
dengan SK Bupati Banyuwangi Nomor 188 Tahun 2000 Tentang Penetapan Desa
Persiapan Tegalarum Kecamatan Sempu Menjadi Desa Tegalarum.
Sebagai wilayah di luar kawasan hutan yang dahulunya juga merupakan bekas
pembukaan hutan, desa Tegalarum memiliki lahan pertanian yang subur. Selain itu
wilayah ini memiliki sumber pengairan yang melimpah dengan keberadaan sungai
Kalisetail serta keberadaan bendungan yang memasok saluran irigasi bagi lahan
pertanian yang meliputi kecamatan Sempu, Genteng dan sekitarnya. Dengan
keberadaan sumber daya alam dan dukungan infrastruktur irigasi tersebut, pertanian
dan peternakan menjadi sumber penghidupan utama masyarakat Tegalarum.
Secara sosio-kultural Masyarakat Desa Tegalarum sendiri cukup unik, karena
bercirikan masyarakat Jawa, dimana dicirikan gaya bahasa jawa sebagai bahasa
pergulan sehari hari, menjunjung etika sopan santun dan sering menggunakan bahasa
simbolik dalam menyampaikan maksudnya, menjalankan ritual keagamaan dengan
balutan tradisi Jawa. Suku jawa ini yang oleh warga Banyuwangi yang lain disebut
"Orang Mentaraman" (Kerajaan Mataram) karena dahulu orang-orang Mentaraman
datang bermigrasi ke Banyuwangi.
Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, meskipun juga terdapat
pemeluk Kristen Protestan, Katolik dan sedikit agama Hindu serta Budha. Masyarakat
Desa Tegalarum juga cukup religus dimana agama Islam menjadi mayoritas yang
dianut penduduknya. Budaya Islam dengan akulturasi budaya Jawa sangat mewarnai
Halaman 20 dari 107
kehidupan sehari-hari masyarakatnya dengan adanya berbagai kegiatan pengajian,
tahlilan, yasinan, brokohan, Baritan, dsb. Bentuk kesenian bernuansa islami yang
masih lestari di desa Tegalarum yakni Kencrengan Sholawatan.
Gambar 3. Kesenian hadrah yang menjadi salah satu kesenian spiritual yang
menggambarkan masyarakat Tegalarum yang religius.
Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat SDM (Sumber
Daya Manusia) yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang pada peningkatan
perekonomian. Pendidikan juga menjadi salah satu aspek yang guna mengurangi
kerentanan. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat
kecakapan masyarakat yang pada gilirannya akan membuka akses pada kesempatan
kerja, permodalan dan jaringan yang lebih luas. Prosentase tingkat pendidikan Desa
Tegalarum rata-rata telah menempuh pendidikan Dasar.
Adapun gambaran tingkat pendidikan penduduk Desa Tegalarum adalah
sebagai berikut;
Tabel 12. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tegalarum
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Usia 3 - 6 th yang sedang Tk/Play Group 71 orang 44 orang 115 orang
2 Usia 7 - 18 th yang tidak pernah sekolah
3 Usia 7 - 18 th yang sedang sekolah 754 orang 834 orang 1588 orang
4 Usia 18 - 56 th tidak pernah sekolah
5 Tamat SD/sederajat 10 orang 6 orang 16 orang
7 Tamat SMP/Sederajat 268 orang 288 orang 556 orang
Halaman 23 dari 107
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
10 Tamat SMA/Sederajat 979 orang 995 orang 1974 orang
11 Tamat D-1 168 orang 95 orang 263 orang
12 Tamat D-2 87 orang 106 orang 193 orang
13 Tamat D-3/Sederajat 624 orang 597 orang 1221 orang
14 Tamat S-1/Sederajat 588 orang 456 orang 1044 orang
15 Tamat S-2/Sederajat
16 Tamat SLB B 3 orang 1 orang 4 orang
909 orang 1043 orang 1949 orang
Sumber: Isian profil Desa Tegalarum 2022
Di Desa Tegalarum sendiri masih terdapat keluarga miskin yang saat ini
difasilitasi oleh desa selain secara swadaya sosial juga menerima sasaran program
penanggulangan kemiskinan seperti; PKH, BLT, Bansos dsb.
Analisa : Dalam hal pembagian peran, perempuan memilki peran yang lebih banyak
daripada laki-laki. Dimulai dari mengurusi dapur, mendampingi anak,
mencari kayu bakar sampai dengan berladang. Karena kesenjangan peran
yang demikian menuntut mobilitas perempuan lebih tinggi, sehingga
perempuan memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan laki-laki.
Halaman 29 dari 107
b) Kajian mobilitas harian penduduk
Analisa : Dengan kondisi geografis yang ada, mobilitas masyarakat untuk bekerja
lebih banyak dilakukan di dalam desa, sedangkan anaka-anak untuk
mengakses pendidikan di jenjang menengah sampai atas harus menempuh
jarak yang jauh di luar desa, bahkan sampai dengan luar Kecematan. Dari
gambaran diatas, anak-anak memiliki kerentanan yang cukup tinggi
dikarenakan mobilitas hariannya yang cukup jauh.
SEPTEMBER
NOVEMBER
DESEMBER
FEBRUARI
OKTOBER
AGUSTUS
MUSIM / MONGSO
JANUARI
MARET
APRIL
JUNI
MEI
JULI
Musim penghujan v v v v v v
Musim kemarau v v v v v v v v
Musim tanam padi v v
Musim tanam palawija v
Musim panen padi + +
Musm panen palawija +
Musim hama v v v v v v
Musim penyakit v v v v v v
Musim angin kencang v v
Musim banjir v v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023
Jumadil Akhir
BAKDA MULUD
JUMADIL AWAL
MUSIM / MONGSO
RUWAH
MULUD
SAWAL
BESAR
SAFAR
REJEB
SURO
POSO
SELO
Musim warga punya hajat v v
Budaya sholat tarawih,
v
tadarus, poso
Budaya bagi ta’jil v
Budaya santunan anak yatim v
Budaya baritan v
Budaya perayaan maulid v
Budaya silaturahmi v v
Budaya nyekar v v
Budaya kupatan v
Budaya rejeban v
Sumber: Kajian Partisipati Desa Tegalarum 2023
Kurun waktu
1973 1983 1993 2003 2013 2023
Jenis (tahun)
Kecenderungan
Budidaya kelapa
Budidaya pisang
Budidaya salak
Budidaya singkong
Buddidaya rambutan
Budidaya jeruk - -
Budidaya buah naga - - - -
Budidaya Durian - - -
Ternak kambing
Ternak sapi
Ternak kerbau
Ternak ayam
Ternak kuda -
Ternak lele - -
Kesuburan tanah
Trend kejadian banjir -
Cuaca ekstrim (angin - - -
kencang)
Sumber : Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Tabel 25. Bagan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan desa Tegalarum
Analisa : Dari transek diatas dapat dilihat analisa berdasarkan zona-zona yang ada di desa Tegalarum. Di bagian terakhir, analisa
masalah serta kondisi kerawanan menunjukkan bahwa banjir, dan angin kencang menjadi ancaman di beberapa zona.
Pemanfaatan kebun :
- Kebun kelapa
- Kebun buah naga
- Kebun alpukat
- Kebun durian
- Kebun tanaman obat/Toga
- Pakan ternak
Kondisi umum :
- Intensitas tanam 1-2 kali setahun
- Jalan tidak rata
- Pemukiman tidak merata (padat)
- Tenaga kerja laki-laki dan perempuan
- Jalan menanjak
Permasalahan :
- Kelangkaan pupuk
- Rawan serangan hama & penyakit
- Kelangkaan pupuk dan mahal
- Permodalan terbatas
- Harga jual yang rendah (hasil lebun)
- Pemasaran terbatas
- Tanah kurang subur
Aset penghidupan dimaknai sebagai modal atau sumber daya yang dimiliki, bisa
dimanfaatkan oleh komunitas tertentu untuk menjalankan kegiatan-kegiatan
(tertentu) dalam mencapai tujuan hidupnya.
Tabel 28. Kajian 5 Modal Penghidupan (Pentagon Asset) Desa Tegalarum
Kajian desa : Lima Modal Penghidupan
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten/Provinsi : Banyuwangi/Jawa Timur
Aset penghidupan erat kaitannya dengan akses dan kontrol yang dimiliki
komunitas terhadap aset-aset yang ada. Akses dan kontrol terhadap aset di
Desa Tegalarum sangat dipengaruhi oleh perubahan yang merentankan ;
a) Perubahan mendadak/goncangan, dalam hal ini peristiwa bencana
alam yang sifatnya mendadak. Peristiwa ini dapat dilihat di kajian
sejarah bencana.
b) Perubahan musiman, dalam hal ini kejadian bencana yang sifatnya
musiman dapat terjadi. Di di desa Tegalarum sendiri dari kajian kalender
musim muncul beberapa ancaman yang sifatnya musiman, yakni; banjir,
banjir bandang, dan angin kencang.
c) Perubahan perlahan (trend). Perubahan iklim membawa dampak bagi
perubahan bagi kecenderungan penghidupan masyarakat Tegalarum.
Perubahan perlahan (Trend) ini terlihat di kajian analisa
trend/kecenderungan sebelumnya.
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
1 1963 Erupsi gunung • 3 hari 3 malam gelap gulita, gagal Diskusi, Tokoh
Agung panen, tertutup abu vulkanik masyarakat
• Aktivitas berhenti
12 2011 Angin puting • Beberapa rumah rusak berat dan Diskusi, Tokoh
beliung sedang, tiang listrik roboh, 2 hari masyarakat
listrik padam, 5 kandang ayam
rusak berat, pohon-pohon
tumbang, gagal panen
1. Pemeringkatan ancaman
Dari hasil kajian pemeringkatan ancaman diatas, didapatkan 3 (tiga) prioritas ancaman
untuk dikaji, yakni ; 1) Banjir, 2) Banjir bandang dan 3) Angin puting beliung & Angin
kencang.
Tabel 34. Karakter ancaman angin puting beliung dan angin kencang
Aset Sumber Daya - Gagal panen - - Lokasi lahan pertanian - Normalisasi aliran (3) Sedang
alam lingkungan - Sempadan sungai berdekatan dengan sungai
longsor/ambrol daerah aliran sungai - Perbaikan drainase
Aset Sumber - Banyak pohon - ± Rp. 100 juta - Kontur tanah - Pohon ranting - Memper kecil 2 (Rendah)
Daya alam tumbang - Jenis tanaman pohon dampak bencana
lingkungan - Ketinggian pohon - Penanaman
tanaman keras
berakar serabut
Keterangan Penilaian
Nilai Kerentanan Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Aset Sumber Daya - Banyaknya rumpun - - Mulai banyaknya - Penanaman kembali - Mengurangi (4) Tinggi
alam lingkungan bambu di pinggir sungai penebangan dampak
- Adanya kebun kelapa di terjadinya
dekat bantaran sungai longsor
- Banyaknya tanaman keras sempadan/
(pohon mahoni) di dekat tebingan
bantaran sungai sungai
- Adanya bantuan logistik - - Jumlah bantuan yang - Pendistribusian - Sedikit (2) rendah
warga terdampak terbatas semua bantuan membantu
Aset ekonomi /
sehingga tidak dapat meringankan
finansial
bekerja beban warga
terdampak
Keterangan Penilaian
Nilai Kapasitas Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
5 Sangat tinggi
4 Tinggi
3 Sedang
2 Rendah
1 Sangat rendah
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Bentuk Risiko Perkiraan jumlah/ Kerentanan terhadap Risiko
Aset Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - - Sosialisasi - R (Rendah)
- Luka-luka - penataan
- Kehilangan - lingkungan
kemampuan/ketrampilan -
Aset Sumber Daya
- Mengungsi - 25 KK - Rumah berada di
Manusia
- Tidak bisa bekerja daerah rawan banjir
- Trauma bandang
Aset Sumber Daya - Pencemaran air - 400 - Diterjang oleh arus - Penyediaan air S (Sedang)
alam lingkungan - Kerusakan lahan pertanian - ± 5 hektar banjir bandang bersih - S (Sedang)
- Kerusakan/Kehilangan sumber air - R (Rendah)
- Gangguan fungsi irigasi - 700 m S (Sedang)
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko
Tingkat
Bentuk Risiko Perkiraan Kerentanan
Aset Risiko
jumlah/ terhadap Aset Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal Berisiko
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Luka-luka - - - - R (Rendah)
- Sakit - 5 orang - Air yang kotor - Ada polindes - R (Rendah)
- Kehilangan
Aset Sumber
kemampuan/ketrampilan - - - - R (Rendah)
Daya Manusia
- Mengungsi - - - - R (Rendah)
- Tidak bisa bekerja - - - - R (Rendah)
- Tidak bisa Sekolah - - - - R (Rendah)
Tabel 43. Tingkat Risiko terhadap ancaman Angin putting beliung dan Angin kencang
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset Faktor Penyebab Upaya Mengurangi Risiko Tingkat
Aset Perkiraan Risiko Perkiraan Jumlah/ Kerentanan terhadap Aset Risiko
Berisiko Bentuk Kegiatan Hasil (T/S/R)
Nominal
- Meninggal - - - - R (Rendah)
- Sakit - - - - R (Rendah)
- Depresi/trauma - - - - R (Rendah)
Aset Sumber
- Luka-luka - 10 orang, - Kekurang siapsiagaan - Korban dilarikan di - Korban R (Rendah)
Daya Manusia
masyarakat puskesmas tertangani
- Mengungsi - Kerugian (2 juta) - Atap rumah hancur - - R (Rendah)
- Rumah rusak - 50 rumah - Konstruksi bangunan yang - Penggunaan genset Kebutuhan R (Rendah)
- Kerusakan fasilitas - 15 tiang listrik kurang kuat untuk listrik darurat listrik untuk R (Rendah)
umum - Material bangunan mudah darurat bisa
Aset fisik / - Kerusakan rumah/ terbawa angin terpenuhi R (Rendah)
infrastruktur pemukiman - Penempatan jaringan dan
- Jaringan listrik padam tiang listrik yang R (Rendah)
berdekatan dengan pohon
besar
A. Penetapan Kebijakan
Upaya pengurangan risiko bencana di Desa Tegalarum memerlukan landasan kebijakan-
kebijakan strategis. Diantaranya adalah dengan menetapkan aturan pengelolaan dan
mekanisme, kelembagaan, perencanaan dan pendanaan penanggulangan bencana baik pada
fase pra, saat dan setelah bencana untuk semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Rencana penanggulangan bencana tingkat di atasnya Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB) tingkat desa harus sejalan dengan RPB tingkat kabupaten, RPB tingkat propinsi
dan Rencana Aksi Nasional (Renas) Penanggulangan Bencana Indonesia, sehingga
membentuk keterpaduan tingkat nasional hingga desa.
Selain itu, agar operasional, penetapan kebijakan dalam Pengurangan Risiko bencana
ini perlu diselaraskan dengan tujuan komunitas desa. Dengan penyelarasan ini kegiatan-
kegiatan akan selaras dengan visi misi dalam pengembangan Desa Tangguh dan cita-cita
komunitas desa secara umum.
Adapun harapan serta tujuan arah kebijakan pembangunan desa yang secara umum
sejalan dengan harapan-harapan masyarkat Gambar 5. Titik temu dari 3 isu stratagis;
Pengurangan Risiko Bencana (PRB),
desa ini adalah sebagai berikut; Kelestarian Lingkungan (KL) dan
1) Desa Tangguh, dimana kepentingannya Penghidupan Berkelanjutan (PB)
B. Analisa Stakeholder
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana direkomendasikan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pencegahan dan
mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat
dan perencanaan pemulihan.
Praktik-praktik pengurangan risiko bencana ini berkaitan dengan berbagai pihak yang
berkepentingan atau pemangku kepentingan yang ada di desa Tegalarum. Untuk melihat
keberadaaan pemangku kepentingan tersebut, dilakukan pemetaan pemangku kepentingan
secara partisipatif.
Adapun hasil dari pemetaan pemangku kepentingan secara partisipatif tersebut
adalah sebagai berikut;
Penjelasan :
Banser • Posisi X (x – axis)
Gapoktan Tokoh
Tenaga Agama menunjukkan seberapa besar
Kesehaan
HIPPA KEPALA
peran pemangku kepentingan
Y = PENGARUH
X = PERAN
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/
Peran dalam
No perkum Keadaan / potensi Harapan/ Fungsi Ideal Masalah/ Kendala
PRB
pulan
1 Pemerintah - Kegiatan pemerintahan - Pemdes melayani masyarakat - Penyebaran - Koordinasi
Desa - Kepala desa ; dengan baik informasi yang - Perenca
Tegalarum Sarimanto - Pelayanan mudah dan cepat kurang maksimal naan
- Jumlah perangkat Desa - Adanya Keterbukaan dalam terhadap masyarakat - Pengang
12 orang (L= 8) , (P=4). anggaran dan penganggaran - Pemeliharaan garan
- ATK ada lengkap infrastruktur yang
- Luas kantor 500m2 belum maksimal
- PAD masih kecil
2 Kepala Desa - Sebagai pemimpin - Meningkatkan pelayanan pada - Jadwal kerjanya yang - Sebagai koor
desa masyarakat terlalu padat dinator selu
- Achmad Turmudzi ruh lembaga
3 Kepala - Ada 2 Kepala dusun - Meningkatkan pelayanan pada - Jadwal kerjanya yang - Membantu
Dusun - Darungan; Hadi Sukoco masyarakat di dusun masing- terlalu padat Kades meng
- Tegalyasan ; Anang masing koordinir
Hadi Susanto - Mengorgansir potensi dusun wilayah
masing-masing dusunnya
4 BPD Anggota 8 orang (L= ), - BPD dipilih dengan cara voting - Tidak diharuskan - Koordinasi
(P= ) - Mengemban aspirasi masyarakat mengantor -
- Membuat keputusan berama - Tidak ada komputer Musyawarah
pemdes
5 Lembaga - Jumlah 4 orang - Bisa bekerja sama dengan warga - Gabung dengan - Koordinasi
Masyarakat - Laki-laki= , - Membantu pelaksanaan pemerin kantor desa
Desa Perempuan = tah desa di bidang Pengurangan
(LPMD) risiko bencana (PRB)
- Sosialiasasi
6 PKK - Ketua: Yunis Sufirma - Berperan aktif dalam membantu - Kurangnya koordinasi - Mengelola
Dewi. Pengurus inti 6 pemdes dalam pemberdayaan antar Lembaga bantuan
orng, 4 Pokja. perempuan logistic
- Kegiatan; pendidikan, - Meningkatkan kesejahteraan - Edukasi
kesehatan, sosial, bagi keluarga bencana
bumil/balita - Edukasi bencana
7 BUMDES - BUMDESA ARUM - Menjadi sumber PAD - Minimnya dana - Mencari
WANGI - Menghidupkan ekonomi Bumdes investor
- Ketua; Moh. Askuri masyarakat desa - Kerjasama
- Pengelola BUMDES - Mengembangkan potensi desa dengan
induk ( 3 orang) - Mengembangkan UMKM pihak luar
- Petani dan UMKM bisa sejahtera
8 Karang - Sebagai kelompok - Membantu pemdes di bidang - Kurangnya koordinasi - Koordinasi
taruna pemuda Kepemudaan antar anggota
- Ketua; - Memajukan olah raga di
- anggota ; ….. orang Tegalarum. Mengembangkan
potensi generasi muda Tegalarum
Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kel. Pedagang, UMKM,
Kelompok Pengajian
NU ; Banser, Fatayat
Kelompok kesenian
PKK, DAWIS, Kader
Fase Kegiatan
Tokoh Masyarakat
Kelompok ternak
Pemerintah Desa
UPTD Pengairan
Kelomplok RAPI
Tim Siaga Desa
Karang Taruna
CSR (Swasta)
BPD & LPMD
Kesehatan
BUMDES
Linmas
HIPPA
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan
saat tidak penanggulangan bencana
terjadi 2. Pengajuan kegiatan RPB
bencana (Rencana Penanggulangan
(pencegahan, Bencana) ke Musrembang
mitigasi, dan 3. Sosialisasi kesadaran
peningkatan pengurangan risiko
kapasitas) bencana
Tabel 46. Rekap Rekomendasi Ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
(Identifikasi Kegiatan dan Pelaku)
Jenis Ancaman : Angin puting beliung dan Angin kencang
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Lembaga/Organisasi yang Terlibat
Babinsa, Bhanbinkmatibmas
Kel. Pedagang, UMKM
Kepala dusun ,RT/RW
Kelompok Pengajian
NU ; Banser, Fatayat
Kelompok kesenian
Fase Kegiatan
Tokoh Masyarakat
Kelompok ternak
Pemerintah Desa
Kelomplok RAPI
Tim Siaga Desa
Karang Taruna
BPD & LPMD
BUMDES
Linmas
Pra bencana, 1. Pembuatan peraturan
saat tidak terjadi penanggulangan bencana
bencana 2. Pengajuan RPB ke
(pencegahan, Musrembangdes
mitigasi, dan 3. Sosialisasi mengenai
peningkatan konsep kesiapsiagaan
kapasitas) angin kencang dan cara
penyelamatan diri dari
angin kencang
Alokasi tugas dan Sumberdaya merupakan pengejawantahan dari Rencana Aksi Komunitas.
Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan bencana direkomendasikan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi pencegahan dan
mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan, perencanaan tanggap darurat
dan perencanaan pemulihan. Rekomendasi bentuk kegiatan dituangkan dalam matrik rekap
rekomendasi di bawah ini.
A. Alokasi Tugas dan Sumber Daya untuk Banjir dan Banjir bandang
Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
Jenis Ancaman : Banjir dan Banjir bandang
Desa : Tegalarum
Kecamatan : Sempu
Kabupaten : Banyuwagi
Tabel 47. Rencana Penanggulangan Bencana Ancaman Banjir dan Banjir bandang
5 Melakukan Adanya data Adanya kegiatan Tim Siaga Saat fase siaga - Swadaya
pendataan korban singkat korban, pendataan bencana, darurat, tanggap
dan dampak Adanya pelaporan Relawan darurat sd
akibat bencana hasil transisi darurat
6 Mengelola logistik Terpenuhinya 1) Adanya dapur Tim Siaga, Saat fase Rp. 10.000.000 APBDes,
dan kebutuhan kebutuhan dasar umum untuk Relawan, Karang tanggap darurat Swasta,
dasar makanan, dan pemenuhan taruna, PKK sampai dengan Swadaya,
pengungsian kesehatan bagi pangan pengungsi fase transisi Pemkab,
pengungsi 2) Adanya kegiatan darurat BPBD
pe-nyaluran Banyu-
bantuan wangi
kebutuhan dasar
pengungsi
3) Adanya kegaiatan
pengecekan
kesehatan
Tabel 48. Rencana Penanggulangan Bencana Ancaman Angin puting beliung dan Angin kencang
1 Pembuatan Dasar peraturan Adanya peraturan desa Pemdes, Tokoh 1 tahun sekali 3 juta APBDes,
peraturan penanggulangan yang berisi tata tertib, Masyarakat, Tim Swadaya
penanggulangan bencana larangan, dan tata Siaga
bencana kelola untuk mencegah/
mengurangi dampak
dari terjadinya angin
kencang & puting
beliung
2 Pengajuan kegiatan Penyampaian Masuknya usulan- Pemdes,Tokoh 1 tahun sekali 3 juta APBDes,
RPB (Rencana aspirasi usulan dalam Rencana Masyarakat, Tim Swadaya
Penanggulangan masyarakat Penanggulangan Siaga
Bencana) ke mengenai Bencana (RPB) kedalam
kegiatan pembangunan
Musrembang kebencanaan
desa
A. Kesimpulan
Rencana penanggulangan bencana di Desa Tegalarum ini disusun untuk menjadi acuan bagi
semua pihak dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana khususnya di Desa Tegalarum
dan umumnya di Kabupaten Banyuwangi. Penanggulangan bencana ini meliputi kegiatan
sebelum, saat dan setelah terjadinya bencana. Dengan demikian diharapkan pelaksaan
Penanggulangan Bencana dapat berjalan secara efektif, efisien, terkoordinasi dengan baik
dan akuntabel.
Upaya pengurangan risiko bencana memerlukan landasan kebijakan-kebijakan strategis,
yakni penetapan aturan pengelolaan dan mekanisme, kelembagaan, perencanaan dan
pendanaan penanggulangan bencana baik pada fase pra, saat dan setelah bencana untuk
semua jenis ancaman sesuai prioritasnya.
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana ini melalui proses Kajian Risiko Bencana
secara Partisipatif. Dengan hasil metode riset aksi ini komunitas sekaligus dapat bercermin
dengan dirinya sendiri untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam rangka pengurangan
risiko bencana yang sesuai dengan kebutuhan komunitas sendiri. Metode riset aksi ini
sekaligus menjadi pengalaman berharga bagi komunitas untuk menuangkan gagasan serta
berpartisipasi aktif dalam menentukan arah kebijakan desa. Sehingga tidak hanya
menghasilkan pemetaan risiko tetapi sekaligus juga peningkatan kapasitas komunitas sebagai
dampak pengalaman partisipasi aktif dalam upaya-upaya pengurangan risiko bencana.
Untuk kebutuhan monitoring serta evaluasi, dokumen RPB ini akan dievaluasi setiap
tahun sekali. Sedangkan pembaharuan akan dilakukan dalam periode 5 tahunan. Dalam hal
ini Forum PRB Desa Tegalarum akan mengambil peran penting dalam berjalannya monitoring
serta evaluasi ini.
Harapan besar dari semua pihak semoga Rencana Penanggulangan Bencana ini dapat
direalisasikan dengan baik dan lancar. Pelaksanaan kebijakan-kebijakan penanggulangan
bencana dalam bentuk kegiatan-kegiatan teknis dan sosial. Kegiatan-kegiatan tersebut
meliputi pencegahan dan mitigasi, peningkatan kapasitas, peningkatan kesiapsiagaan,
perencanaan tanggap darurat dan perencanaan pemulihan.
1
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
2. Karakter ancaman Banjir
Tabel 2. Karakteristik ancaman Banjir
Jenis ancaman : Banjir
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
KARAKTER KETERANGAN
Asal/Penyebab - Banyaknya penebangan hutan
- Curah hujan yang tinggi Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut
- Pembuangan sampah sembarangan
- Kurangnya tata kelola sistem drainase dan banyaknya
pendangkalan saluran air
Tanda Peringatan - Meningkatnya debit air
- Mendung tebal di wilayah utara
- Suara gemuruh
- Tiba-tiba banyak sampah yang terbawa aliran
- Hujan deras selama 2 sd 4 jam
Faktor Perusak - Membawa material, batuan kecil & besar, pepohonan, hewan
- Lonsor tebingan sungai & sempadan
Sela Waktu - Hitungan menit
- Kalau dari hulu mendung tebal ± 2 sd 3 jam
- Melihat ketinggian air ± 15 menit
Kecepatan Hadir - Deras dan cepat
Periode - Musim penghujan
- Desember
- Januari, Februari sd Maret
Frekuensi - Diantara bulan Desember, Januari sd Maret
Durasi - 1 sd 24 jam, tergantung curah hujan
Posisi - Sepanjang aliran sungai
- Dampak terbesar di hulu sungai
Intensitas - Risiko sedang sd tinggi terjadi longsor di sepanjang tebingan
sungai
- Rawan longsor sempadan sungai ± 25 rumah
- Rawan terendam banjir ± 25 rumah termasuk balai desa
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
2
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
3. Rancangan sistem peringatan dini terhadap bahaya Banjir
Tabel 3. Sistem peringatan dini terhadap Banjir
Jenis ancaman : Banjir
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
Sumber peringatan Perkiraan cuaca setempat dari BMKG, BPBD
-
bahaya Penjaga pintu air/Bendungan (Mbangket & Damsari)
-
Ketinggian air di pintu air
-
Bentuk peringatan
Siaga I, Siaga II, Siaga III
-
bahaya
Kecepatan arus air
-
Cara pemantauan Pengamatan ke lokasi
-
bahaya Melihat Situasi dan kondisi serta tanda-tanda alam
-
Melalui whatsap
-
Cara penyampaian Melalui HT
-
peringatan bahaya Oleh petugas pemantau dari tim peringatan dini ke koordinator tim
-
siaga & kepala desa
- Petugas pemantau dari Tim peringatan dini melakukan crosscheck
Cara memastikan ke penjaga pintu air
kebenaran peringatan - Konfirmasi ke kordinator tim siaga bencana desa
- Konfirmasi ke kepala desa
Penyebarluasan peringatan bahaya
Penyampai - Petugas peringatan dini
peringatan - RT/RW
- Masyarakat di wilayah rawan, terutama kelompok rentan; ibu
Sasaran peringatan
hamil, baita, disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya
- Melalui grup whatsap
- Melalui HT
Cara penyampaian
- Melalui pengeras suara
peringatan
- Menggunakan kentongan (dengan kode tertentu)
- Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
- Status sungai; Siaga I, Siaga II dan Siaga III
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
Bentuk peringatan - Seluruh masyarakat di daerah rawan untuk melakukan tindakan
kesiapsiagaan sesuai status sungai
- Memprioritaskan kelompok rentan
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memberi arahan berdasar status sungai pada warga masing-masing
Tindakan RT/RW
- Memprioritaskan pada warga/kelompok rentan
- Mematuhi arahan petugas dan perangkat desa sesuai status siaga
- Mematuhi untuk melakukan evakuasi apabila status dinyatakan
Tindakan masyarakat
untuk melakukan evakuasi (siaga III)
- Memprioritaskan kelompok rentan
Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023
3
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
B. Peta Rawan dan Jalur Evakuasi
Peta ancaman Banjir desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi
4
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
Peta jalur evakuasi dan lokasi aman desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten
Banyuwangi
5
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
C. Rencana Evakuasi
1. Sistem Komunikasi
HP & HT
Langsung langsung
Masyarakat di daerah
rawan banjir
Desa Tegalarum
6
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
Penjelasan Standar Komunikasi
2) Peringatan Dini:
a. Peringatan Dini disampaikan kepada warga setelah ditetapkan dari status
NORMAL menjadi SIAGA I dikomunikasikan melalui alat alat komunikasi (HP &
HT). Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga
b. Status SIAGA I ke SIAGA II diinformasikan dan disiarkan dengan menggunakan
pengeras suara (masjid dan musholla) dan dikomunikasikan melalui alat
komunikasi (HT dan HP). Apabila listrik padam, maka informasi status SIAGA
disiarkan melalui kentongan dengan kode titir.
SIAGA I : o…oooo...o....oooo dan SIAGA II : oo…oo…oo..oo.
Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga
c. Status SIAGA II ke SIAGA III dikomunikasikan lewat alat komunikasi (HP dan HT).
Status ini kemudian ditandakan/disampaikan dengan pengeras suara (masjid &
mushola) dengan menyampaikan secara jelas perintah untuk evakuasi dan
menjauh dari lokasi rawan. Informasi disampaikan juga melalui kentongan
(antisipasi listrik mati) dengan kode titir; SIAGA III -> Evakuasi ; oooooooooooo.
Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga.
3) Status BAHAYA/ANCAMAN:
a. Normal: Musim Kemarau & masuk awal musim penghujan. Aktivitas lokasi
lokasi rawan berdasarkan pengamatan masih normal. Pengamatan berkala bisa
dilakukan untuk mengontrol kondisi titik titik rawan. Tim peringatan dini
berkoordinasi dengan RT/RW di pemukiman terdekat terkait perkembangan
situasi. Apabila diperlukan, bisa dilakukan simulasi kesiapsiagaan.
b. SIAGA I: Awal Musim Penghujan, Intensitas Hujan rendah. Informasi peringatan
dini memasuki musim cuaca ekstrim oleh BMKG atau dari BPBD.
Pengamatan di lokasi-lokasi rawan terutama melihat sekilas kondisi lokasi-lokasi
rawan serta pantauan cuaca. Pengecekan juga dilakukan oleh warga di lokasi
rawan berkoordinasi dengan petugas peringatan dini. Pada tingkat ini Petugas
peringatan dini bisa mulai berkoordinasi tim siaga, RT dan Takmir Masjid agar
bersiap-siap untuk memantau dan menyampaikan status saat ini dan
kemungkinan perubahan status. Saat prediksi penghujan akan datang datang,
masyarakat di lokasi rawan disiagakan dengan menyampaikan status ‘SIAGA I’ ,
baik melaui ‘pengeras suara’ maupun kentongan kode ‘SIAGA I.
7
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
c. SIAGA II; Awal Musim Penghujan, frekuensi dan ntensitas Hujan sudah mulai
tinggi. Informasi peringatan dini mingguan/harian cuaca oleh BMKG atau dari
BPBD. Pengamatan di lokasi-lokasi rawan terutama melihat kemungkinan
adanya perubahan intensitas hujan. Petugas peringatan dini memantau titik titik
rawan, berkoordinasi dengan RT dan Takmir Masjid agar bersiap-siap untuk
memantau dan menyampaikan status saat ini dan kemungkinan perubahan
status. Masyarakat di lokasi rawan disiagakan dengan menyampaikan status
SIAGA II , baik melaui ‘pengeras suara’ maupun kentongan ‘kode SIAGA II’.
d. SIAGA III; Mulai turun hujan dengan intensitas tinggi serta durasi lama.
Informasi peringatan dini akan datangnya hujan dengan intensitas tinggi oleh
BMKG atau dari BPBD. Pengamatan untuk melihat kemungkinan terjadi banjir
dengan melihat tanda-tanda yang ada di titik titik rawan. Pada kondisi ini
skenario evakuasi dilakukan. Warga, ternak, barang berharga, serta dokumen
penting yang ada di lokasi rawan segera dievakuasi dengan memberi peringatan
status SIAGA III melalui pengeras suara (masjid dan mushola) serta bunyi
kenthongan.
Ternak
Jumlah Jumlah Laki- Perem Ibu Disabi
RT/RW Balita Lansia Sapi &
KK jiwa laki puan hamil litas
/Dusun (jiwa) (jiwa) kambing
(jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
(ekor)
RT 03
/RW 05
4 16 8 8 - 3 - 1 -
/Dusun
Tegalyasan
RT 03
/RW 04
4 11 5 6 2 1 - - -
/Dusun
Tegalyasan
RT / RW/
Dusun - - - - - - - - -
Darungan
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
8
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
3. Fasilitas untuk evakuasi
Daya
Daya Dukung
Tampung
Lokasi
evakuasi Layanan Layanan
Kapa Jumlah Sum Tempat Tempat
Listrik MCK kese pendi
sitas orang ber air ibadah Tidur
hatan dikan
9
Sistem peringatan dini inklusif dan rencana evakuasi Desa Tegalarum
LAMPIRAN V
Dokumen
RENCANA KONTINJENSI LONGSOR
Desa Tegalarum
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi
Provinsi Jawa Timur
z
Fasilitator :
Alex Candra Widodo
DESA TEGALARUM
KECAMATAN SEMPU
KABUPATEN BANYUWANGI, PROVINSI JAWA TIMUR
Tahun 2023
DAFTAR ISI
Hal
A. Pendahuluan ................................................................................................... 3
1. Latar Belakang ........................................................................................ 3
2. Tujuan ................................................................................................ 4
3. Ruang Lingkup ......................................................................................... 4
B. Profil Risiko Bencana Wilayah ........................................................................ 4
C. Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi ................................. 11
1. Karakter Ancaman Banjir bandang ............................................................ 11
2. Karakter Ancaman Banjir ……..................................................................... 12
3. Rancanangan Sistem Peringatan Dini ...................................................... 13
4. Rancangan Sistem Komunikasi ................................................................ 14
5. Strukur Bidang Tanggap Darurat (Tim Siaga Bencana Desa) .................. 17
6. Rancangan Rencana Evakuasi .................................................................. 18
D. Pengembangan Skenario ............................................................................. 21
1. Skenario Kejadian .............................................................................. 21
2. Skenario Dampak ............................................................................. 21
E. Kebijakan dan Strategi ............................................................................. 22
F. Struktur Komando Tanggap Darurat ............................................................ 23
G. Perencanaan Kegiatan Bidang Operasi .......................................................... 24
1. Bidang Operasi Posko ......................................................................... 24
2. Bidang Operasi Kesehatan ...................................................................... 26
3. Bidang Operasi Logistik ......................................................................... 28
4. Bidang Operasi Evakuasi dan Transportasi ............................................. 30
5. Bidang Operasi Pemantauan Bahaya & Peringatan dini........................... 32
6. Bidang Operasi Pendidikan dan Trauma healing ...................................... 34
H. Penutup ........................................................................................................ 36
Lampiran I: Dokumentasi Kegiatan Simulasi ………………………………………………… 37
Lampiran II : Skenario gladi lapang ....................................................................... 39
Halaman 2 dari 36
Rencana Kontinjensi Banjir
Desa Tegalarum,
Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
Tahun 2023
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia menindaklanjuti Kerangka Aksi Hyogo dengan menerbitkan Undang-Undang
No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dalam Undang-undang tersebut
diatur penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi tahap 1) sebelum bencana,
2) saat bencana dan 3) setelah bencana. Rencana kontijensi merupakan usaha
mengurangi risiko bencana pada semua tahapan. Penyusunan rencana kontijensi ini
dan penerapannya di tengah masyarakat juga dapat menjadi awal proses penyadaran
bahwa setiap jenis ancaman harus dihadapi dengan cara-cara jelas dan terukur.
Rencana Kontinjensi adalah rencana yang disusun untuk menghadapi suatu
situasi krisis yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi dapat pula tidak terjadi.
Rencana Kontinjensi (Renkon) merupakan suatu proses identifikasi dan penyusunan
rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu terjadi.
Renkon hanya diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan akan terjadi. Rencana
kontijensi desa ini hanya digunakan untuk satu jenis bencana saja dan disahkan
dengan Peraturan Kepala Desa. Renkon dilakukan segera setelah ada tanda-tanda
awal (kemungkinan) akan terjadi bencana.
Gambar 1. Posisi
Rencana kontinjensi
dalam siklus
manajemen
penanggulangan
bencana
Halaman 3 dari 36
2. Tujuan
a. Mencegah/mengurangi kerugian nyawa, harta benda dan kerusakan tatanan sosial
akibat bencana.
b. Mengatur dan menyediakan pedoman operasional bagi masyarakat, pemerintah,
dan parapihak dalam penanganan situasi darurat bencana di Desa Tegalarum
c. Memastikan terpenuhinya Hak Dasar pada situasi darurat bencana
3. Ruang Lingkup
Rencana kontijensi ini merupakan perencanaan penanganan situasi tanggap darurat
bencana dengan ruang lingkup kejadian di wilayah Desa Tegalarum
Halaman 4 dari 36
Di kawasan desa Tegalarum terdapat gumuk-gumuk yang beberapa masih
dipertahankan seperti kondisi alaminya. Sebagian terdapat gumuk, desa Tegalarum juga
dilalui oleh aliran sungai yang salah satunya adalah sungai Setail. Selain sungai Setail yang
paling besar, setidaknya ada 6 (enam) sungai lainnya yang melalui desa Tegalarum.
DESA TEGALARUM
Kec. Sempu
Kab.
Jawa Timur
Halaman 5 dari 36
merupakan dataran tinggi dan berbukit. Desa Tegalarum ini dahulunya merupakan areal
tepian hutan yang kini telah menjadi kawasan luar hutan dengan didominasi lahan
persawahan serta perkebunan. Dengan keberadaan sungai serta saluran irigasi yang
sudah lama dibangun, karenanya pertanian padi sawah menjadi salah satu hasil pertanian
yang menonjol.
Tinggi tempat dari permukaan laut : 297 mdpl
Bentang wilayah : dataran tinggi
Topografi
- Berbukit-bukit : 10,00 Ha
- Dataran tinggi/pegunungan : 585,38 Ha
Desa Tegalarum berada termasuk di wilayah yang berdekatan dengan kaki gunung
raung yang dilalui sungai Kalisetaul dan memiliki potensi alam yang melimpah. Keberadaan
sungai serta potensi pertanian menjadi kekayaan bagi desa Tegalarum. Melimpahnya potensi
alam selalu diimbangi dengan potensi ancaman bencana, begitu juga yang terjadi di Desa
Tegalarum yang sebagaian merupakan daerah aliran sungai memiliki potensi terjadinya banjir
dan banjir bandang. Banjir bandang yang sebelumnya jarang terjadi menunjukkan adanya
ulah atau campur tangan manusia dimana salah satu penyebabnya adalah penggundulan
hutan yang tak terkendali serta alih fungsi hutan sebagai penyangga air tidak dapat lagi
melakukan fungsinya.
Gambar 3. (Kiri) Rumah warga yang terancam tebing sungai yang longsor di dusun Tegalyasan
desa Tegalarum (sumber Radar Banywangi). Gambar 4. (Kanan) Dukuh Tegalyasan melihat ke
lokasi tebing sungai yang diupayakan pencegahan dari longsor dengan pemasangan bronjong.
Kejadian banjir dan banjir bandang yang melalui sungai Kalisetail di tahun-tahun
terakhir lalu menunjukkan risiko banjir bandang ini semakin nyata. Di tahun 2022 sempat
diberitakan kejadian longsornya tebing sungai yang mengakibatkan terancamnya pemukiman
Halaman 6 dari 36
warga di dusun Tegalyasan. Banjir bandang ini menyebabkan kerusakan pemukiman
penduduk juga kerusakan lahan pertanian. Dapat dibayangkan betapa besar potensi ekonomi
masyarakat hilang akibat dari kejadian tersebut dan tentu saja masih mungkin berlanjut pada
tahun-tahun berikutnya.
Dalam catatan sejarah desa, kejadian yang disebut-sebut bencana dalam skala desa
justru dengan adanya angin puting beliung (2011) yang kemudian berdampak pada kerusakan
pemukiman penduduk, kandang ternak, lahan pertanian serta infrastruktur jaringan listrik.
Keberadaan sungai Kalisetail yang berpotensi banjir tidak terekam sebagai kejadian
bencana yang berdampak pemukiman penduduk tetapi lebih banyak pada lahan pertanian
yang berdekatan dengan daerah aliran sungai. Sungai Kalisetail sendiri yang melalui desa
Tegaarum punya kontur bibir sungai yang tinggi dan curam. Beberapa rumah warga yang
seiring perkembangan waktu menempati daerah aliran sungai, dimungkinkan memiliki risiko
tinggi apabila bibir sungai Kalisetail tersebut tergerus dan kemudian longsor. Akumulasi arus
banjir serta banjir bandang di tiap tahun telah berdampak pada kelongsoran sepanjang 100
meter lebih bibir sungai yang berdekatan dengan jalan desa di dusun Tegalyasan. Kejadian
serupa akan dimungkinkan tejadi lagi di titik-titik sepanjang pinggir sungai apalagi ditunjang
arus banjir bandang yang meluas.
Berikut adalah informasi sejarah bencana Desa Tegalarum yang pernah terjadi hingga
tahun 2023.
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
Halaman 7 dari 36
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
Halaman 8 dari 36
Kejadian Sumber
No Tahun Akibat dan Dampak Bencana
Bencana Informasi
Keberadaan DAM yang berada di belakang balai desa Tegalarum mempunyai fungsi
untuk sarana irigasi. Namun dengan adanya banjir bandang yang membawa material kayu-
kayu besar dapat menghambat aliran air sehingga menyebabkan meluapnya aliran sungai.
Luapan air dari tersumbatnya DAM ini akan berdampak terutama beberapa pemukiman yang
berdekatan langsung dengan keberadaan DAM tersebut. Sehingga pemukiman termasuk
balai desa yang berdekatan dengan DAM tersebut mempunyai risiko tinggi terdampak banjir
luapan Kalisetail.
Ancaman lain yang dampaknya berkaitan dengan kondisi Hidrometerologi adalah
terjadinya Angin kencang. Ancaman Angin kencang berdampak pada kerusakan atap
bangunan, robohnya pohon-pohon sampai dengan risiko pada manusia. Terjadinya angin
kencang ini juga berkaitan dengan kondisi geografis Desa Tegalarum yang berada lereng di
pegununungan. Perbedaan tekanan udara antara lembah/dataran rendah dengan dataran
tinggi/wilayah pegunungan ini memicu terjadinya angin kencang.
Keberadaan gumuk serta vegetasi pepohonan di pinggiran desa disasari oleh
masyarakat dapat memecah atau mengurangi dampak angin kencang tersebut. Namun saat
ini, dengan maraknya penebangan serta tidak dipeliharanya pohon-pohon yang rawan
Halaman 9 dari 36
tumbang semakin mempertinggi risiko korban dan kerugian dari dampak terjadinya angin
tersebut.
Dengan kondisi tersebut, Desa Tegalarum memiliki potensi ancaman sebagai berikut ;
Tabel 3. Ragam Ancaman
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jatim
Jenis Ancaman Ragam Ancaman
Erupsi gunung Raung & gunung Agung,
Ancaman geologi
Gempa bumi
Ancaman Banjir, Banjir bandang, Angin puting beliung,
Hidrometerorologi Kekeringan, Longsor sempadan sungai
Wabah Cikungunya, Pagebluk, Pandemi
Ancaman Biologi Covid-19, Wabah Hama (tikus & wereng),
Wabah muntaber, Wabah flu burung,
Ancaman kegagalan Kegagalan teknologi tambang/galian tipe-C
teknologi
Ancaman lingkungan
Ancaman sosial -
Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023
Dengan melihat kondisi potensi ancaman tersebut, jadi dari hasil kajian risiko bencana,
diperlukan suatu Rencana Kontinjensi guna menghadapi kemungkinan kondisi pada masa ; 1)
Siaga Darurat, 2) Tanggap Darurat dan 3) Transisi Darurat.
Rencana Kontinjensi merupakan proses identifikasi dan penyusunan rencana ke depan
yang didasarkan pada keadaan yang kemungkinan besar akan terjadi, namun juga belum
tentu terjadi. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan jika keadaan
yang diperkirakan tidak pernah terjadi.
Proses penyusunan rencana kontinjensi tersebut terdiri dari tujuh tahap,yaitu:
1. Penilaian bahaya. Yakni mengumpulan informasi mengenai bahaya, risiko, dan
kerentanan yang terkait dengan kejadian kedaruratan yang diprediksikan
2. Penentuan kejadian. Menentukan akar penyebab kejadian, cara kejadian akan
berlangsung dan gejala-gejala yang mungkin akan terjadi
3. Pengembangan skenario. Beberapa skenaro yang dikembankan dengan
mempertimbangkan perhitungan kajian risiko bencana yang telah dilakukan
4. Proyeksi kebutuhan. Memproyeksikan kebutuhan masing-masing bidang atas
kondisi yang terjadi.
Halaman 10 dari 36
C. Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi
Halaman 11 dari 36
2. Karakter ancaman Banjir
Tabel 5. Karakteristik ancaman Banjir
Halaman 12 dari 36
3. Rancangan sistem peringatan dini terhadap bahaya Banjir
Tabel 6. Rancangan sistem peringatan dini terhadap Banjir
Jenis ancaman : Banjir
Desa/Kec : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Pemantauan dan peringatan bahaya
Sumber peringatan Perkiraan cuaca setempat dari BMKG, BPBD
-
bahaya Penjaga pintu air/Bendungan (Mbangket & Damsari)
-
Ketinggian air di pintu air
-
Bentuk peringatan
Siaga I, Siaga II, Siaga III
-
bahaya
Kecepatan arus air
-
Cara pemantauan Pengamatan ke lokasi
-
bahaya Melihat Situasi dan kondisi serta tanda-tanda alam
-
Melalui whatsap
-
Cara penyampaian Melalui HT
-
peringatan bahaya Oleh petugas pemantau dari tim peringatan dini ke koordinator tim
-
siaga & kepala desa
- Petugas pemantau dari Tim peringatan dini melakukan crosscheck
Cara memastikan ke penjaga pintu air
kebenaran peringatan - Konfirmasi ke kordinator tim siaga bencana desa
- Konfirmasi ke kepala desa
Penyebarluasan peringatan bahaya
Penyampai - Petugas peringatan dini
peringatan - RT/RW
- Masyarakat di wilayah rawan, terutama kelompok rentan; ibu
Sasaran peringatan
hamil, baita, disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya
- Melalui grup whatsap
- Melalui HT
Cara penyampaian
- Melalui pengeras suara
peringatan
- Menggunakan kentongan (dengan kode tertentu)
- Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas
- Status sungai; Siaga I, Siaga II dan Siaga III
- Seluruh masyarakat diminta tidak panik
Bentuk peringatan - Seluruh masyarakat di daerah rawan untuk melakukan tindakan
kesiapsiagaan sesuai status sungai
- Memprioritaskan kelompok rentan
Respon/tindakan terhadap peringatan
- Memberi arahan berdasar status sungai pada warga masing-masing
Tindakan RT/RW
- Memprioritaskan pada warga/kelompok rentan
- Mematuhi arahan petugas dan perangkat desa sesuai status siaga
- Mematuhi untuk melakukan evakuasi apabila status dinyatakan
Tindakan masyarakat
untuk melakukan evakuasi (siaga III)
- Memprioritaskan kelompok rentan
Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023
Halaman 13 dari 36
4. Rancangan sistem Komunikasi
HP & HT
Langsung
Pengak
Tim Evakuasi tifan
Tim Peringatan dini
1. LINMAS
2. Karang Taruna
3. Babinsa
Bhanbinkamtibmas
Kepala Desa HP, HT, HP, HT,
Langsung Langsung
4. Ormas /relawan Tegalarum
(Banser
5. POLMAS
Ketua Takmir
RW/ RT Masjid
Kentongan,
Megaphone,
langsung
Pengeras
suara masjid,
mushola
Masyarakat di daerah
rawan banjir
Desa Tegalarum
Halaman 14 dari 36
b. Penjelasan Alur Komunikasi Peringatan Dini
2) Peringatan Dini:
a. Peringatan Dini disampaikan kepada warga setelah ditetapkan dari status
NORMAL menjadi SIAGA I dikomunikasikan melalui alat alat komunikasi (HP &
HT). Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga
b. Status SIAGA I ke SIAGA II diinformasikan dan disiarkan dengan menggunakan
pengeras suara (masjid dan musholla) dan dikomunikasikan melalui alat
komunikasi (HT dan HP). Apabila listrik padam, maka informasi status SIAGA
disiarkan melalui kentongan dengan kode titir.
SIAGA I : o…oooo...o....oooo dan SIAGA II : oo…oo…oo..oo.
Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga
c. Status SIAGA II ke SIAGA III dikomunikasikan lewat alat komunikasi (HP dan HT).
Status ini kemudian ditandakan/disampaikan dengan pengeras suara (masjid &
mushola) dengan menyampaikan secara jelas perintah untuk evakuasi dan
menjauh dari lokasi rawan. Informasi disampaikan juga melalui kentongan
(antisipasi listrik mati) dengan kode titir; SIAGA III -> Evakuasi; oooooooooooo.
Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga.
3) Status BAHAYA/ANCAMAN:
a. Normal: Musim Kemarau & masuk awal musim penghujan. Aktivitas lokasi lokasi
Halaman 15 dari 36
rawan berdasarkan pengamatan masih normal. Pengamatan berkala bisa
dilakukan untuk mengontrol kondisi titik titik rawan. Tim peringatan dini
berkoordinasi dengan RT/RW di pemukiman terdekat terkait perkembangan
situasi. Apabila diperlukan, bisa dilakukan simulasi kesiapsiagaan.
b. SIAGA I: Awal Musim Penghujan, Intensitas Hujan rendah. Informasi peringatan
dini memasuki musim cuaca ekstrim oleh BMKG atau dari BPBD.
Pengamatan di lokasi-lokasi rawan terutama melihat sekilas kondisi lokasi-lokasi
rawan serta pantauan cuaca. Pengecekan juga dilakukan oleh warga di lokasi
rawan berkoordinasi dengan petugas peringatan dini. Pada tingkat ini Petugas
peringatan dini bisa mulai berkoordinasi tim siaga, RT dan Takmir Masjid agar
bersiap-siap untuk memantau dan menyampaikan status saat ini dan
kemungkinan perubahan status. Saat prediksi penghujan akan datang datang,
masyarakat di lokasi rawan disiagakan dengan menyampaikan status ‘SIAGA I’ ,
baik melaui ‘pengeras suara’ maupun kentongan kode ‘SIAGA I.
c. SIAGA II; Awal Musim Penghujan, frekuensi dan ntensitas Hujan sudah mulai
tinggi. Informasi peringatan dini mingguan/harian cuaca oleh BMKG atau dari
BPBD. Pengamatan di lokasi-lokasi rawan terutama melihat kemungkinan adanya
perubahan intensitas hujan. Petugas peringatan dini memantau titik titik rawan,
berkoordinasi dengan RT dan Takmir Masjid agar bersiap-siap untuk memantau
dan menyampaikan status saat ini dan kemungkinan perubahan status.
Masyarakat di lokasi rawan disiagakan dengan menyampaikan status SIAGA II ,
baik melaui ‘pengeras suara’ maupun kentongan ‘kode SIAGA II’.
d. SIAGA III; Mulai turun hujan dengan intensitas tinggi serta durasi lama. Informasi
peringatan dini akan datangnya hujan dengan intensitas tinggi oleh BMKG atau
dari BPBD. Pengamatan untuk melihat kemungkinan terjadi banjir dengan
melihat tanda-tanda yang ada di titik titik rawan. Pada kondisi ini skenario
evakuasi dilakukan. Warga, ternak, barang berharga, serta dokumen penting yang
ada di lokasi rawan segera dievakuasi dengan memberi peringatan status SIAGA
III melalui pengeras suara (masjid dan mushola) serta bunyi kenthongan.
Halaman 16 dari 36
5. Struktur Bidang Tanggap Darurat (TIM SIAGA DESA)
• Tim Evakuasi
& Transportasi Koordinator : Marka
Anggota : Bambang, Hendik, Kasman, Linmas
• Tim Pendidikan
& Trauma healing Koordinator : Rinda
Anggota : Endi, Yunis, Andrian (Bhabhinkamtibmas)
Tim Koordinator
Pemantau Bahaya Tim Siaga KEPALA DESA
& Peringatan Dini Bencana Desa TEGALARUM
Halaman 17 dari 36
6. Rancangan Rencana Evakuasi
Halaman 18 dari 36
b. Peta jalur evakuasi dan lokasi aman desa Tegalarum Kecamatan Sempu
Kabupaten Banyuwangi
Halaman 19 dari 36
5.2. Rencana evakuasi
1. Data Penduduk Rentan
Tabel 7. identitikasi penduduk dan ternak yang dievakuasi
Ternak
Jumlah Jumlah Laki- Perem Ibu Disabi
RT/RW Balita Lansia Sapi &
KK jiwa laki puan hamil litas
/Dusun (jiwa) (jiwa) (jiwa) (jiwa)
(jiwa) (jiwa)
(jiwa) (jiwa)
kambing
(ekor)
RT 03/RW 05
4 16 8 8 - 3 - 1 -
/Tegalyasan
RT 03/RW 04
4 11 5 6 2 1 - - -
/Tegalyasan
RT / RW/
- - - - - - - - -
/Darungan
Halaman 20 dari 36
D. Pengembangan Skenario
1. Skenario Kejadian
a. Skenario Kejadian untuk banjir
Tabel 10. Skenario kejadian banjir
Jenis ancaman : banjir
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Keterangan
Waktu kejadian Tengah malam, ±12.00 WIB
- Tanggap darurat ± 2 jam
Lama kejadian - Mengungsi karena rumah rusak total selama 14
hari (2 minggu)
Luas daerah terdampak RT 003/RW 005, RT 003/RW 004, Dusun Tegalyasan
Potensi bencana ikutan Penyakit, trauma
2. Skenario Dampak
a. Skenario dampak banjir
Tabel 11 . Dampak kejadian
Perkiraan Bentuk Risiko Pada Aset
Aset
Bentuk Risiko Jumlah
Manusia - RT 003/RW 004 25 KK
- RT 003/RW 005 75 orang
Mengungsi - 75 orang
- 25 KK mengungsi hingga banjir reda
(Ibu hamil; 5 orang, Bayi & Balita; 8
orang, anak-anak; 23 orang, lansia;
9 orang, difabel; 1 orang)
Meninggal - 1 orang
Luka sedang 5 orang
Patah tulang 3 orang ( 1 orang tidak bisa jalan)
Trauma & Pingsan 1 orang
Sosial - Aktivitas warga dan
pelayanan warga terganggu
Ekonomi/ Finansial - Kandang ternak rusak 2 kandang
- Ternak mati/hanyut 2 ekor
- Kolam ikan rusak 5 kolam ( ±10.000 ekor)
Fisik/ - Jaringan listrik padam
Infrastruktur - Rumah rusak 10 rumah rusak ringan
Alam/ Lingkungan - Sempadan sungai longsor - ± 50 meter
Halaman 21 dari 36
E. Kebijakan dan Strategi
Desa/Kecamatan : Tegalarum/Sempu
Kabupaten : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Kebijakan Strategi
• Aktif melakukan pemantauan di wilayah yang rawan
Kesiapsiagaan dengan
• Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi
kemungkinan banjir
membahayakan berdasarkan pemanataun
• Segera mengevakuasi korban jiwa
Penanganan korban jiwa
• Menyiapkan lokasi dan tanda korban meninggal dunia
• Segera memerintahkan penyiapan dokumen penting dan
Penanganan evakuasi
surat berharga lainnya agar bisa dievakuasi
dokumen penting dan
• Menyiapkan tempat/lokasi evakuasi dokumen/surat
surat berharga lainnya di
berharga lainnya
daerah rawan
• Menyiapkan pendataan dan petugas keamanan
• Segera memerintahkan penyiapan ternak agar bisa
Penanganan evakuasi dievakuasi
ternak warga di daerah • Menyiapkan tempat/lokasi evakuasi untuk ternak
rawan • Menyiapkan pendataan dan petugas keamanan
• Menyiapkan alat dan prasarana evakuasi ternak
• Segera memerintahkan evakuasi apabila kondisi
membahayakan berdasarkan pemanataun
Penanganan evakuasi
• Mengamankan jalur evakuasi
warga di daerah rawan
• Menyiapkan pos pengungsian
• Menyiapkan alat dan prasarana evakuasi
• Menyiapkan tim medis
Penanganan tanggap
• Menyiapkan tanda/kode untuk identifikasi kondisi luka
darurat korban luka-luka
• Melakukan koordinasi dengan layanan kesehatan di atasnya
Terpenuhinya kebutuhan • Tim Siaga dan relawan menyiapkan tempat dan kebutuhan
dasar pengungsi dasar pengungsi, seperti logistik, dapur umum, sanitasi
Adanya pemulihan awal Melakukan kegiatan pemulihan awal agar warga yang
bagi pengungsi mengungsi bisa beraktifitas seperti sedia kala
Halaman 22 dari 36
F. Struktur Komando Tanggap Darurat
Halaman 23 dari 36
G. Perencanaan Kegiatan Bidang Operasi
Halaman 24 dari 36
Tabel 15 . Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Posko
Halaman 25 dari 36
2. Bidang Operasi Kesehatan
Halaman 26 dari 36
Tabel 17. Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Kesehatan
Halaman 27 dari 36
3. Bidang Operasi Logistik
Tabel 18 . Perencanaan Bidang Operasi Logistik
Halaman 28 dari 36
Tabel 19. Proyeksi Kebutuhan Bidang Operasi Logistik
Halaman 29 dari 36
4. Bidang Operasi Evakuasi dan Transportasi
Halaman 30 dari 36
Tabel 21. Proyeksi Kebutuhan dan Analisis Kesenjangan Bidang Operasi Evakuasi dan
Transportasi
Halaman 31 dari 36
5. Bidang Operasi Pemantauan bahaya & Peringatan dini
Halaman 32 dari 36
Tabel 23. Proyeksi Kebutuhan dan Analisis Kesenjangan Bidang Operasi Pemantauan bahaya
& peringatan dini
Halaman 33 dari 36
6. Bidang Operasi Pendidikan & Trauma healing
Halaman 34 dari 36
Tabel 25. Proyeksi Kebutuhan dan Analisis Kesenjangan Bidang Pendidikan &
Trauma healing
Jenis
No Volume Satuan Tersedia Kekurangan Keterangan
Kebutuhan
Alat tulis dan
1 media Pemdes,
pembelajaran 15 Paket - 15 Dinas/Instansi terkait
Sumber daya
2 manusia
(Guru) 2 Orang 2 - Swadaya
Posko
3 pendidikan
(kelas darurat) 2 Ruang 2 - Gedung Mutiara hati
4
5
6
7
Halaman 35 dari 36
H. PENUTUP
Guna menguji rencana kontinjensi yang telah disusun ini dapat dilakukan perbaikan-
perbaikan lebih lanjut guna keberhasilan upaya mengurangi dampak dari kondisi darurat
bencana. Pengujian dapat dilakukan secara langsung sesuai dengan fase kondisi yang ada.
Pengujian rencana kontinjensi ini bisa dilakukan sekaligus sebagai bentuk kegiatan
kesiapsiagaan pada fase normal (tidak dalam kondisi bencana).
-- oo OO oo –
Halaman 36 dari 36
Lampiran I : Dokumentasi Kegiatan Simulasi
Halaman 37 dari 36
Halaman 38 dari 36
Lampiran II :
SKENARIO GLADI LAPANG (Field Top Exercise/FTX)
PENANGANAN BENCANA BANJIR DESA TEGALARUM
MOVE NO WAKTU DARI UNTUK INFORMASI SITUASI KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
I 1 21.00 BMKG /BPBD RELAWAN/ Pengumunan peringatan dini cuaca ekstrim Status: Normal Waspada Peralatan:
WIB TIM SIAGA dan terjadi pergerakan siklon GANDRUNG Cuaca mendung gelap di sertai - HT
DESA dalam waktu kuranglebih 2 jam lagi di sambaran petir di wilayah utara. Petugas:
perkirakan akan terjadi hujan lebat disertai Sebagian penduduk aktivitas - BPBD
angin kencang dan sambaran petir akan bekerja, anak-anak sedang mengaji. - Petugas Piket
terjadi di wilayah Kecamatan Banyuwangi Ibu-ibu sedang mengasuh bayi dan Relawan Desa
dan sekitarnya Manula berada di rumah
2 22.00 PETUGAS PENJAGA Petugas piket/ tim peringatan dini Status : Normal Waspada Peralatan:
PERINGATAN DAM menghubungi penjaga DAM untuk Ketinggian air masih dalam batas - HT
DINI mendapatkan informasi ketinggian air nomal. Petugas berjaga-jaga di Petugas:
untuk memantau perkembangan - Penjaga DAM
ketinggian air, dan akan melaporkan - Petugas Piket
perubahan ketinggian air Relawan Desa
3 22.05 RELAWAN/ TIM KEPALA DESA Petugas Piket Tim Siaga Desa menghadap/ Status: Normal Waspada Peralatan:
SIAGA DESA Menghubungi Kepala Desa untuk Cuaca mendung gelap disertai HT
(TIM memberitahukan peringatan dini cuaca sambaran petir. Kantor Desa
PERINGATAN ekstrim dari BMKG dan BPBD bahwa aktifitas normal untuk pelayanan Petugas:
DINI & berdasarkan prakiraan beberapa saat lagi masyarakat Lurah & Relawan Desa
PEMANTAUAN akan terjadi hujan lebat disertai angin
BAHAYA kencang dan sambaran petir
4 22.10 KEPALA DESA TIM SIAGA Kepala Desa memerintahkan kepada Status: Siaga Hijau (Siaga I) Peralatan:
DESA Relawan Desa, Linmas, Perangkat Desa, RT Sudah mulai turun hujan gerimis, HT, Speaker Masjid,
LINMAS dan RW untuk Siap Siaga di tempat masing2 masyarakat beraktifitas normal di Kentongan
PERANGKAT sambal menunggu perkembangan situasi tempat masing-masing
RT/RW lebih lanjut. Dan meminta kepada petugas Petugas:
untuk mensosialisasikan situasi SIAGA I ini Kepala Desa Relawan
kepada seluruh masyarakat lewat alat Desa, LINMAS, Perangkat
komunikasi yang ada: Speaker Lurah, RT dan RW
Masjid/Mushola & kentongan
II 1 22.15 BMKG /BPBD RELAWAN Pengumuman hujan lebat disertai angin Status: Siaga Hijau (Siaga I) Peralatan:
DESA kencang di sertai sambaran petir telah Hujan Lebat disertai petir dan angin HT
melanda wilayah Kecamatan Banyuwangi kencang. Warga tinggal di rumah
dan sekitarnya serta di perkirankan akan masing-masing. Anak-anak berada di Petugas:
cukup lama TPQ dan ada Sebagian penduduk BPBD dan RELAWAN DESA
yang terjebak tempat kerja
2 22.20 PETUGAS PENJAGA Petugas piket/ tim peringatan dini Status : SIAGA HIJAU (SIAGA I) Peralatan:
PERINGATAN DAM menghubungi penjaga DAM untuk Ketinggian air masih dalam batas - HT
DINI mendapatkan informasi ketinggian air nomal. Petugas berjaga-jaga di Petugas:
untuk memantau perkembangan - Penjaga DAM
ketinggian air, dan akan melaporkan Petugas Piket Relawan
perubahan ketinggian air Desa
2 22.25 RELAWAN DESA KEPALA DESA Relawan Desa melaporkan perkembangan Status: Siaga Hijau (SIAGA I) Peralatan:
situasi peringatan dini dari BMKG dan BPBD Kantor Lurah sepi banyak warga HT
yang mengurus layanan publik
pulang karena takut kehujanan. Petugas:
RELAWAN DESA, Perangkat Desa, KEPALA DESA & RELAWAN
LINMAS, RT/W siap siaga di tempat DESA
masing-masing
3 22.30 KEPALA DESA RELAWAN/ Kepala desa memerintahkan agar di Status: Siaga Kuning (SIAGA II) Peralatan:
TIM SIAGA umumkan melalui Speaker Masjid kepada Warga mulai panik dan yang berada HT, Speaker Masjid
DESA seluruh masyarakat agar siap siaga atas di luar rumah segera masuk rumah
LINMAS segala kemungkinan dan bagi warga yang masing-masing Petugas:
PERANGKAT tinggal di daerah berisiko banjir, agar LURAH, RELAWAN DESA,
RT/RW bersiap-siap menuju tempat aman dengan LINMAS, Perangkat Desa,
mempersiapkan Tas Siaga yang berisi RT dan RW
perlengkapan pribadi, obat-obatan dan
barang berharga
III 1 22.35 BMKG /BPBD RELAWAN Di perkirakan hujan masih akan terus Status: Siaga Kuning Peralatan:
DESA berlangsung dan cukup lama Situasi sangat mencekam dan hujan HT
sangat lebat di sertai angin kencang Petugas:
dan petir menyambar BPBD dan RELAWAN DESA
Halaman 40 dari 36
2 22.35 RELAWAN DESA Kepala Desa Relawan Desa melaporkan perkembangan Status: Siaga Kuning Peralatan:
situasi bahwa Tinggi Muka Air (TMA) sudah Situasi sangat mencekam dan hujan HT
mulai naik signifikan sangat lebat di sertai angin kencang Petugas:
dan petir menyambar BPBD dan RELAWAN DESA
3 22.40 PETUGAS PENJAGA Petugas piket/ tim peringatan dini Status : SIAGA HIJAU (SIAGA I) Peralatan:
PERINGATAN DAM menghubungi penjaga DAM untuk Ketinggian air masih dalam batas - HT
DINI mendapatkan informasi ketinggian air nomal. Petugas berjaga-jaga di Petugas:
untuk memantau perkembangan - Penjaga DAM
ketinggian air, dan akan melaporkan Petugas Piket Relawan
perubahan ketinggian air Desa
5 22.45 KEPALA DESA RELAWAN Kepala desa memerintahkan kepada warga Status: Siaga Orange (SIAGA II) Peralatan:
DESA rentan yang berada di daerah berisiko tinggi Situasi sangat mencekam dan hujan HT, Speaker Masjid
LINMAS untuk di Evakuasi ke tempat aman di Balai sangat lebat di sertai angin kencang Petugas:
PERANGKAT Desa dan petir menyambar KEPALA DESA, RELAWAN
RT/RW DESA, LINMAS, Perangkat
Desa, RT dan RW
6 22.50 RELAWAN DESA WARGA Warga rentan di evakuasi menuju Balai Desa. Status: Siaga Orange (SIAGA II) Peralatan:
LINMAS RENTAN Tim Data dan Informasi melakukan Situasi sangat mencekam. Anak anak HT, Speaker Masjid,
PERANGKAT pendataan. Setelah itu di layani kebutuhan ketakutan dan orang tua kepanikan Ambulan Desa, Papan
RT/RW dasar dan diperiksa kesehatanya serta di informasi, Obat dan Alkes,
berikan layanan dukungan psikososial Makanan dan minuman
serta alas tidur
Petugas:
RELAWAN DESA, LINMAS,
Perangkat Desa, Tim Data,
Tim Kesehatan, Tim DU,
Tim Shelter dan Tim
Psikososial, 2 balita, 2
lansia dan 1 wanita hamil
IV 1 24.00 KEPALA DESA RELAWAN Dikarenakan hujan masih belum berhenti Status: Siaga Merah (SIAGA III) Peralatan:
DESA dan semakin lebat, maka Kepala desa segera Kelompok rentan sudah terlayani HT, Speaker Masjid, Mobil
LINMAS menetapkan status SIAGA MERAH. Dan kebutuhan dasarnya dan sudah di Siaga, Sepeda motor
PERANGKAT memerintahkan seluruh warga yang berada nyatakan dalam kondisi sehat semua Petugas:
RT/RW di daerah berisiko tinggi untuk di evakuasi ke serta anak-anak sudah mulai tenang RELAWAN DESA, LINMAS,
Perangkat Desa, Tim Data,
Halaman 41 dari 36
tempat aman. Bidang Keamanan menjaga Tim Kesehatan, Tim DU,
Aset2 warga Tim Shelter dan Tim
Psikososial serta 10 org
pengungsi
2 24.05 RELAWAN WARGA Warga pada daerah berisiko tinggi di Status: Siaga Merah (SIAGA III) Peralatan:
/TIMS SIAGA evakuasi menuju TES dan dilakukan Situasi di TES banyak yang HT, Speaker Masjid, Mobil
DESA pendataan oleh Tim mengungsi. Siaga, Sepeda motor
LINMAS Petugas:
PERANGKAT RELAWAN DESA, LINMAS,
RT/RW Perangkat Desa, Tim Data,
Tim Kesehatan, Tim DU,
Tim Shelter dan Tim
Psikososial
V 1 01.30 RELAWAN KEPALA DESA Laporan ada warga terjebak banjir di dusun Status: Siaga Merah (SIAGA III) Peralatan:
/TIMS SIAGA …. RT….RW…. membutuhkan tim evakuasi Hujan sudah mulai reda dan cuaca HT
DESA dan di perkirakan ada warga yang hanyut di sedikit cerah, Listrik mati Petugas:
karenakan tidak mau di evakuasi KEPALA DESA dan
RELAWAN DESA
Akibat:
Banjir melanda tempat
ibadah, sekolah,
permukiman warga , listrik
mati dan pekerjaan warga
terganggu
2 01.50 KEPALA DESA RELAWAN Memerintahkan tim Kaji Cepat untuk Status: Siaga Merah Peralatan:
DESA melakukan pendataan dan pengamatan serta Cuaca cerah dan di tempat HT, Tandu, Mobil
LINMAS tim Evakuasi untuk melakukan persiapan pengungsian di landa kesedihan evakuasi, sepeda motor,
PERANGKAT melakukan pencarian dan pertolongan yang mendalam, listrik mati peralatan PPGD dan APD
RT/RW korban jika tidak ada kemungkinan tidak
membahayakan jiwa Petugas:
KEPALA DESA, Peringatan
dini & Tim evakuasi
Halaman 42 dari 36
3 01.55 TIM KEPALA DESA Laporan bahwa hujan sudah berhenti dan di Status: Normal Waspada Peralatan:
PERINGATAN perkirakan banjir sudah mulai surut dan Cuaca cerah dan di tempat HT, Tandu, Mobil
DINI / kondisi sudah relative aman pengungsian di landa kesedihan evakuasi, sepeda motor,
PEMANTAU yang mendalam. Pengungsi peralatan PPGD dan APD
BAHAYA melakukan doa Bersama. Listrik mati
Petugas:
KEPALA DESA, Tim Kaji
cepat & Tim evakuasi
4 02.00 KEPALA DESA TIM Perintah agar segera melakukan pertolongan Status: Normal Waspada Peralatan:
EVAKUASI dan pencarian secara cepat dan tepat serta Cuaca cerah, listrik mati HT, Tandu, Mobil
memperhatikan keselamatan dan keamanan evakuasi, sepeda motor,
tim evakuasi peralatan PPGD dan APD
Petugas:
KEPALA DESA, Tim Kaji
cepat & Tim evakuasi
5 02.20 TIM EVAKUASI KORBAN Seluruh korban Banjir di evakuasi menuju Status: Normal Waspada Peralatan:
BANJIR Tempat Aman dan di lakukan pertolongan Cuaca cerah, listrik menyala normal HT, Tandu, Mobil
pertama. Tim melakukan pendataan sambil evakuasi, sepeda motor,
menunggu tim dari BPBD dan petugas medis peralatan PPGD dan APD
datang Petugas:
KEPALA DESA, Tim Kaji
cepat & Tim evakuasi, 2
luka ringan, 3 luka berat, 4
hilang.
Halaman 43 dari 36
LAMPIRAN V