Anda di halaman 1dari 42

Page |1

A. LATAR BELAKANG

Desa Tangguh Bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk
beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan
segera dari dampak bencana yang merugikan (Peraturan Kepala BNPB Nomor 1
Tahun 2012). Berdasarkan definisi tersebut, desa tangguh tidak dapat dicapai hanya
mengandalkan kerja masyarakat atau pemerintah sendirian. Ketangguhan ini bersifat
multi-disiplin dan multi-sektoral, menyangkut infrastruktur, ekonomi, politik, dan
sosial budaya. Salah satu upaya untuk membangun masyarakat tangguh bencana,
BNPB memiliki program pengembangan Desa Tangguh Bencana. Pelaksanaan
program ini tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan penguatan dan
pengembangan program-program pemberdayaan di desa/kelurahan yang sudah
dilaksanakan oleh kementrian / lembaga lain, organisasi internasional maupun
nasional. Program ini adalah bagian dari pengembangan kapasitas masyarakat di
desa. Setidaknya terdapat 20 indikator untuk menggambarkan suatu desa sebagai
desa tangguh. Pendekatan satu sektor saja terbukti belum mampu membangun
ketangguhan secara memadai.

Undang – undang No.24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana memicu


pergeseran paradigma pengelolaan penanggulangan bencana. Upaya –upaya untuk
mengurangi risiko bencana menjadi salah satu perspektif penting yang dimuat dalam
konsep pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan.
Menyikapi hal tersebut, BPBD Kabupaten Sukabumi telah memulai penyelenggaraan
penanggulangan bencana dengan melakukan penyusunan Rencana Penanggulangan
Bencana (RPB) Kabupaten Sukabumi yang bekerjasama dengan IOM (International
Organisation for Migration) Dengan melibatkan beberapa SKPD terkait pengurangan
risiko bencana yaitu pada Tahun 2012. Sesuai dengan Perka BNPB No. 1 Tahun 2012
Tentang Desa Tangguh Bencana, maka ditetapkanlah Desa Tegalbuleud menjadi
salah satu Desa Tangguh Bencana Kabupaten Sukabumi karena berbatasan langsung
dengan Samudera Hindia.
Page |2

Desa Tegalbuleud merupakan wilayah yang memiliki risiko bencana Tsunami


cukup tinggi, berdasarkan hasil studi kasus yang dilakukan oleh Oki Oktariadi dari
Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi Bandung yang dimuat dalam jurnal Geologi
Indonesia Vol. 4 No. 2 Juni 2009, 103-116. Sudradjat (1997) memasukkan wilayah
Jawa bagian selatan ke dalam kelompok pantai yang rawan terhadap bencana
tsunami berdasarkan tektonik penyebab gempa bumi. Sementara itu, menurut
Soehaimi (2008), wilayah pesisir Sukabumi yang berada di bagian selatan Jawa Barat
merupakan salah satu wilayah pesisir yang memiliki tingkat bahaya geologi relatif
tinggi, karena dilalui oleh Sesar aktif Cimandiri yang merupakan lajur sumber gempa
bumi bermekanisme sesar naik. Pada 12 Juli 2000, patahan ini aktif kembali dan
menimbulkan Gempa Bumi Sukabumi yang menimbulkan kerusakan cukup parah di
beberapa lokasi di wilayah Sukabumi.

U
Gambar 1: Peta Administrasi Desa Tegalbuleud (Fasilitator, 2016)
Page |3

b) TUJUAN

Tujuan penyusunan dokumen laporan ini adalah:

1. Menunjukkan hasil kegiatan program Pengembangan Desa Tangguh Bencana


di Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Jawa
Barat tahun 2016.
2. Melaporkan proses pelaksanaan program Pengembangan Desa Tangguh

Bencana di Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi,


Jawa Barat tahun 2016.
3. Pembelajaran (lesson learn) dalam program Pengembangan Desa Tangguh

Bencana di Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi,


Jawa Barat tahun 2016.

c) RENCANA AKSI

3.1 Startegi dan Sasaran Penanggulangan Bencana

Strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk mewujudkan Desa/Kelurahan


Tangguh Bencana antara lain meliputi:
1) Pelibatan seluruh lapisan
2) masyarakat, terutama mereka yang paling rentan secara fisik, ekonomi, lingkungan,
sosial dan keyakinan, termasuk perhatian khusus pada upaya pengarusutamaan
gender ke dalam program.
3) Tekanan khusus pada penggunaan dan pemanfaatan sumber daya mandiri
setempat dengan fasilitasi eksternal yang seminimum mungkin.
4) Membangun sinergi program dengan seluruh pelaku (kementerian, lembaga
negara, organisasi sosial, lembaga usaha, dan perguruan tinggi) untuk
memberdayakan masyarakat desa/kelurahan.
5) Dukungan dalam bentuk komitmen kebijakan, sumber daya dan bantuan teknis dari
pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota dan pemerintah desa sesuai kebutuhan
dan bila dikehendaki masyarakat.
Page |4

6) Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan potensi ancaman di


desa/kelurahan mereka dan akan kerentanan warga.
7) Pengurangan kerentanan masyarakat desa/kelurahan untuk mengurangi risiko
bencana.
8) Peningkatan kapasitas masyarakat untuk mengurangi dan beradaptasi dengan risiko
bencana.
9) Penerapan keseluruhan rangkaian manajemen risiko mulai dari identifikasi risiko,
pengkajian risiko, penilaian risiko, pencegahan, mitigasi, pengurangan risiko, dan
transfer risiko.
10) Pemaduan upaya-upaya pengurangan risiko bencana ke dalam pembangunan demi
keberlanjutan.

11) Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana ke dalam perencanaan program dan


kegiatan lembaga/institusi sosial desa/kelurahan, sehingga PRB menjiwai seluruh
kegiatan di tingkat masyarakat.

Dalam penyelenggaraan Desa Tangguh Bencana di Desa Tegalbuleud, Kecamatan


Tegalbuleud terdapat beberapa strategi yaitu :

A. Strategi Umum (Generik)

Strategi umum atau generic dalam penanggulangan bencana akan diterapkan untuk
semua jenis ancaman. Dalam strategi ini ada 4 (empat) jenis strategi generik dalam
penanggulangan bencana di Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud antara lain :

1. Penguatan Regulasi dan Kapasitas Kelembagaan

Untuk mencapai strategi penguatan Desa Tegalbuleud ditetapkan beberapa


sasaran yaitu :

1) Memperkuat aturan dan mekanisme pendukung penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana.
Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam perkuatan aturan
atau regulasi dilakukan dengan mempercepat penyusunan peraturan dan
mekanisme terkait bencana desa. Dengan adanya regulasi yang jelas dapat
Page |5

memperkuat upaya penanggulangan bencana desa, terutama peraturan


pengalokasian dana penanggulangan bencana desa dalam Anggaran
Pendapatan Belanja Desa (APBDes). Sehingga dengan adanya dana
penanggulangan bencana yang dialokasikan dengan jumlah yang tepat dapat
membantu percepatan penyelenggaraan bencana di Desa Tegalbuleud.
Selain peraturan pengalokasian anggaran penanggulangan bencana,
diperlukan penyusunan mekanisme pengawasan dan pengendalian kawasan
rawan bencana di Desa Tegalbuleud. Sehingga adanya mekanisme yang
mengatur pembagian peran, tanggung jawab serta kewenangan yang jelas
anatar Desa, masyarakat dan non pemerintah dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.

2) Meningkatkan Kapasitas Lembaga Terkait Penanggulangaa Bencana Untuk


Operasi Darurat dan Analisis Risiko Bencana.
Kapasitas desa dalam analisis risiko bencana yaitu dengan cara
memberikan pemahaman dan pelatihan kepada masyarakat yang memiliki
kemampuan dan latar belakang teknis hal ini dilakukan agar Desa
Tegalbuleud memiliki kapasitas yang kuat dalam melaksanakan analisis risiko
bencana untuk pengerjaan pembangunan yang selaras dengan pengurangan
risiko bencana.

2. Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu


Strategi pernecanaan penanggulanagn bencana terpadu akan dicapai dengan
sasaran sebagai berikut :

1) Memperkuat perencanaan penanggulangan bencana yang memfokuskan pada


kebijakan pembangunan sosial dalam mengurangi risiko bencana
Pemerintah diharapkan dapat mendorong para pemamngku kepentingan di
Desa Tegalbuleud untuk menyusun Dokumen Kajian Risiko Bencana sebagai
dasar perencanaan pembangunan terkait penyelenggaraan penanggulangan
bencana. Perencanaan pembangunan yang yang berwawasan pengurangan
risiko bencana perlu memperhatikan aspek partisipatif dan validitas data. Oleh
Page |6

karenanya pelibatan pemangku kepentingan dan keabsahan data menjadi fokus


penting untuk mencapai optimalisasi pembangunan Desa Tegalbuleud.
Disamping itu Pemerintah Desa Tegalbuleud diharapkan dapat mendorong
penyusunan dokumen kajian risiko bencana di tingkat desa. Dokumen kajian
bencana ini juga memiliki aksesibilitas bagi para pemangku kepentingan lintas
batas dan lintas sektor. Hal ini dilakukan agar perencanaan penanggulangan
bencana dapat dilakukan secara optimal dan terpadu. Ketersediaan data
informasi dan hasil kajian risiko bencana yang terpercaya dapat digunakan
untuk memfokuskan program – program pembangunan ketangguhan sosial dan
ekonomi yang dimiliki oleh pemerintah maupun lembaga non pemerintah.

Fokus pembangunan sosial ekonomi tersebut dapat diarahkan kepada daerah


– daerah paling rentan terhadap bencana di Desa Tegalbuleud. Sinergi anatara
pemerintah dan komunitas diharapkan dapat membangun ketangguhan sosial
untuk menurunkan kerentanan bencana. Upaya pengurangan kerentanan
penduduk dan layanan sosial bagi masyarakat di daerah berisiko bencana tinggi
perlu diperhatikan dalam pengambilan kebijakan. Pemerintah Desa diharapkan
mendorong pemerintah kabupaten dan lembaga non pemerintah untuk
menetapkan arah kebijakan dan target program-program pembangunan sosial
ekonomi terkait pengurangan kerentanan bencana.

2) Memperkuat Sistem Kesiapsiagaan Desa Untuk Bencana – Bencana Prioritas


Dalam rangka memperkuat sistem kesiapsiagaan Desa, hal yang pertama
dilakukan adalah adanya informasi bencana yang mudah diakses oleh komunitas
dan masyarakat umum lainnya. Selain data mengenai informasi kebencanaa,
data yang harus diketahu adalah jumlah penduduk, anak – anak, penyandang
cacat dan orang tua. Data tersebut harus diperbaharui secara berkala agar
menjadi data yang terpercaya.
Selain hal tersebut juga diperlukan rencana kontijensi untuk bencana-
bencana prioritas. Rencana kontijensi ini disusun oleh warga masyarakat Desa
Page |7

Tegalbuleud dan warga Desa tetangga mengenai ancaman – ancaman yang


mungkin akan terjadi. Dengan adanya rencana kontijensi terhadap bencana
prioritas tersebut diharapkan dapat menjamin ketersediaan anggaran
penanggulangan darurat bencana dari berbagai alternatif sumber anggaran.

2) Pelatihan dan Partisipasi Masyarakat


Pengurangan risiko bencana bisa dilakukan melalui pelatihan formal dan non
formal. Pelatihan ini dikuti oleh beberapa komunitas dan seluruh elemen
masyarakat. Pelibatan seluruh elemen masyarakat terkait penanggulangan
bencana dapat menjadi daya guna untuk meredam jatuhnya korban jiwa dan
harta benda.
Partisipasi masyarakat yang dibentuk adalah penyediaan dukungan
partisipasi dari beberapa latar belakang, seperti pengusaha, guru, tokoh
pemuda, tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana.

3. Penelitian dan Pelatihan


Strategi ini difokuskan untuk membangun kapasitas desa melalui pelatihan
formal dan penerapan hasil riset untuk mengurangi risiko bencana. Upaya – upaya
riset yang dilakukan terkait pengurangan risiko bencana harus dilakukan secara
terstruktur oleh Pemerintah Desa.
Untuk mencapai kualitas hasil riset – riset terkait pengurangan risiko bencana
dalam meningkatkan rasio biaya investasi pra bencana dan biaya pemulihan perlu
dibangun kerjasama dengan mekanisme yang jelas dan efektif antara pemerintah,
akademisi, pihak swasta dan masyarakat. Pelibatan peran seluruh sektor terkait
penanggulangan bencana menjadikan produktifitas riset dapat menjadi daya guna
bagi upaya meredam jatuhnya korban jiwa dan harta benda. Peran seluruh sektor
diharapkan dapat membantu penyusunan pedoman dan pendukung proses belajar
mengajar terkait pengurangan risiko bencana. Dukungan melalui pendidikan
formal ini dilakukan dengan melaksanakan kurikulum sekolah, materi pendidikan
dan pelatihan yang relevan mencakup konsep mengenai pengurangan risiko
bencana.
Page |8

4. Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Masyarakat


Strategi ini difokuskan pada membangun kapasitas desa melalui pendidikan
formal dan penerapan hasil riset untuk mengurangi riset bencana. Upaya tersebut
dapat dilakukan dengan memperkuat forum pengurangan risiko bencana di tingkat
Desa. Forum ini diharapkan terdiri dari pemangku kepentingan lintas institusi di
Kabupaten Sukabumi sehingga forum ini dapat mempercepat kemajuan
penyelenggaraan penanggulangan bencana di Desa. Salah satu fokus kemitraan
dalam kemitraan dalam forum yang dibentuk adalah penyediaan dukungan
partisipasi sektor industri dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Kemitraan dunia usaha dan sektor industry dalam penanggulangan bencana
diharapkan mampu mengurangi kerentanan sektor ekonomi masyarakat rentan.

B. Strategi Spesifik

Strategi ini terdiri dari :

1) Perlindungan Masyarakat dari Bencana

Perlindungan masyarakat dari bencana memiliki Sasaran seperti diterapkannya


upaya – upaya khusus untuk bencana yang telah dipetakan demi pengurangan
dampak bencana secara terstruktur, terukur dan menyeluruh.

Selain memberikan perlindungan kepada masyarakat yang berada di Desa


Tegalbuleud yang tergolong kedalam kelompok rentan. Pencapaian sasaran tersebut
difokuskan pada:

 Pencegahan dan Mitigasi Bencana

Salah satu perlingungan masyarakat dalam penanggulangan bencana yaitu


dengan melakukan Pencegahan dan Mitigasi Bencana Pencegahan bencana
dilakukan dengan memberikan perlakuan di sumber bencana untuk
menghilangka ancaman sehingga kejadian bencana dapat dihilangkan. Mitigasi
dapat berupa structural yaitu dengan memperkuat bangunan dan infrastruktur
yang berpotensi terkena bencana sedangkan mitigasi non structural dengan
meningkatkan pemahaman akan besarnya potensi bencana, menjaga kepekaan
Page |9

dan kesiapsiagaan agar melakukan tindakan akurat sebelum atau ketika


bencana.

 Kesiapsiagaan Bencana

Dalam upaya pengurangan risiko bencana, kesiapsiagaan merupakan hal yang


sangat penting, kesiapsiagaan adalah keberhasilan proses evakuasi masyarakat
yang didukung oleh sistem pendeteksian ancaman dan sistem peringatan dini.

Fokus dari kesiapsiagaan ini adalah pembangunan sistem peringatan dini


bencana di zona prioritas penanggulangan bencana, peningkatan kapasitas
evakuasi masyarakat, pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prsarana
kesiapsiagaan bencana, gladi dan simulasi peringatan dini dan evakuasi
masyarakat.

 Tanggap Darurat

Tanggap darurat dilakukan saat masa krisis, masa darurat dan masa
pemulihan dilaksanakan. tanggap darurat dalam hal ini yaitu forum atau
masyarakat ikut serta membantu petugas pada saat terjadi bencana sesuai
dengan keahliannya.

 Rehabilitasi dan Rekonstruksi


Rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan kegiatan untuk memperbaiki
sesudah masa tanggap darurat. Hal ini dilakukan untuk masa depan yang lebih
baik dari sebelum terjadi bencana. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya
mengurangi risiko atau bahkan mencegah bencana yang sama terulang kembali
di masa depan.

2) Penanganan Bencana

Penanganan bencana bencana dilakukan dengan menggunakan anggaran


khusus yang digunakan untuk penyelenggaraan tanggap darurat dan pemulihan
P a g e | 10

bencana. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan visi dan misi penanggulangan
bencana di Desa Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud.

Visi Desa Tangguh Bencana Desa Tegalbuleud

“Terwujudnya Masyarakat Desa Tegalbuleud Yang Memiliki Ketangguhan Sosial,


Ekonomi, dan Budaya Terhadap Bencana Sebagai Bagian Dari Pengurangan Risiko Bencana”

Misi Desa Tangguh Bencana Desa Tegalbuleud

1) Menjadi wadah kerjasama efektif yang multi pihak dan lintas sektor dalam proses -
proses pembangunan berkelanjutan
2) Memfasilitasi dan mengutamakan pembangunan dalam rangka pengurangan risiko
bencana
3) Memberikan sumbangan pemikiran tentang kebencanaan dan pengurangan risiko
bencana
4) Mendorong terciptanya lingkungan yang mendukung di semua aspek kehidupan dan
penghidupan guna mengurangi risiko bencana

1.2 Arah Kebijakan Penanggulangan Bencana Desa

Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah desa/kelurahan yang memiliki


kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta
memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan, jika terkena
bencana. Dengan demikian sebuah Desa/Kelurahan Tangguh Bencana adalah sebuah
desa atau kelurahan yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di
wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi
kerentanan dan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.
Kemampuan ini diwujudkan dalam perencanaan pembangunan yang mengandung
upaya-upaya pencegahan, kesiapsiagaan, pengurangan risiko bencana dan peningkatan
kapasitas untuk pemulihan pasca keadaan darurat.
P a g e | 11

Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana merupakan salah satu upaya


pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat. Pengurangan risiko bencana berbasis
masyarakat adalah segala bentuk upaya untuk mengurangi ancaman bencana dan
kerentanan masyarakat, dan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan, yang direncanakan
dan dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pelaku utama. Dalam Desa/Kelurahan
Tangguh Bencana, masyarakat terlibat aktif dalam mengkaji, menganalisis, menangani,
memantau, mengevaluasi dan mengurangi risiko-risiko bencana yang ada di wilayah
mereka, terutama dengan memanfaatkan sumber daya lokal demi menjamin
keberkelanjutan.

1.3 Kebijakan, Program, dan Fokus Prioritas Penanggulangan Bencana


Kebijakan penanggulangan bencana Desa Tegalbuleud menjadi dasar prngambilan
tindakan oleh pemangku kepentingan untuk mengurangi risiko bencana yang terjadi
di Desa Tegalbuleud. Terdapat fokus kegiatan yang disusun berdasarkan kajian risiko
bencana Desa, tingkat kerentanan, pembelajaran dari daerah lain, dan masukan dari
berbagai pemangku kepentingan di Desa Tegalbuleud.
Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Desa Tegalbuleud juga
harus disinkronkan dengan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten
Sukabumi dan dengan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (RENAS PB).
Sinkronisasi ini bertujuan untuk melihat ketercapaian program nasional dan
memudahkan Desa Tegalbuleud mendapatkan akses bantuan dalam pelaksanaan
program yang telah menjadi kebijakan nasional.
Sinkronisasi perencanaan Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Desa dalam
penanggulangan bencana diperoleh melalui 5 (lima) strategi utama penanggulangan
bencana, yaitu :
a. Penguatan Regulasi dan Kapasitas Kelembagaan.
b. Perencanaan Penanggulangan Bencana Terpadu.
c. Penelitian dan Pelatihan.
d. Peningkatan Kapasitas.
e. Perlindungan Masyarakat dari Bencana dan Penanganan Bencana.
P a g e | 12

Strategi ini menjadi kerangka dasar dalam penyusunan program penanggulangan


bencana yang diterjemahkan sebagai fokus penanggulangan bencana di Desa
Tegalbuleud.

Fokus Prioritas Desa Tegalbuleud Kecamatan Tegalbuleud

Berdasarkan kebijakan penanggulangan bencana yang telah dipaparkan, maka


program dan fokus prioritas dalam strategi penguatan regulasi dan kapasitas
kelembagaan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 28. Kebijakan, Program dan Fokus Prioritas Desa Tegalbuleud

Kebijakan Program Fokus Prioritas


1. Peningkatan aturan 1. Penetapan peraturan terkait tata
terkait pengurangan guna lahan dan Izin Mendirikan
risiko bencana Tsunami Bangunan
2. Penerapan hasil penelitian dan
2. Pengembangan pengembangan teknologi untuk
teknologi pendeteksi Memperkuat Sistem Deteksi Dini
1. Pencegahan dan bencana tsunami Tsunami dan Peredam Tekanan
Mitigasi Bencana Gelombang
Tsunami 3. Budidaya tanaman magrove dan
terumbu karang di Zona Priorotas
3. Pembangunan
Penanggulangan Bencana Tsunami
daerah penyamgga dan
4. Alokasi dan pemindahan
peredam dampak
masyarakat yang berada di Zona
bencana tsunami
Prioritas Penanggulangan Bencana
Tsunami ke daerah aman

5. Pelaksanaan pembangunan dan


pemeliharaan gedung
4. Pembangunan dan penyelamatan/pengungsian (escape
pemeliharaan sarana building) untuk masyarakat di Zona
dan prasarana Priorotas bencana tsunami
kesiapsiagaan bencana 6. Peningkatan kapasitas prasarana
2. Kesiapsiagaan
Tsunami dan sarana evakuasi masyarakat
Bencana Tsunami
pada zona priorotas penanggulangan
bencana kabupaten
5. Pembangunan
7. Pembangunan sistem peringatan
rencana dan sistem
dini bencana tsunami
kesiapsiagaan bencana
daerah pada zona
P a g e | 13

8. Penyusunan dan penetapan


rencana evakuasi di zona prioritas
penanggulangan bencana
9. Pengalokasian anggaran on
call yang siap pakai dan bisa
prioritas
dipergunakan sewaktu - waktu
penanggulangan
jika terjadi bencana
bencana tsunami
berdasarkan pemenuhan
kebutuhan kontinjensi daerah
10. Penyelenggaraan latihan berkala
prosedur operasi standar peringatan
dini dan penanganan darurat
bencana gempa bumi dan tsunami
6. Pembangunan
11. Penyelenggaraan latihan
budayasiaga bencana
penyelamatan diri masyarakat
aparat pemerintah dan
terhadap bencana tsunami dan
masyarakat
tsunami
12. Peningkatan kapasitas komunitas
di zona prioritas penangulangan
bencana tsunami
(Sumber : RPB Kabupaten Sukabumi dan Desa Tegalbuleud)

Penanganan Darurat Bencana Tsunami


1. Kajian Cepat Bencana Tsunami
2. Pencarian, penyelamatan, evakuasi
1. Tanggap
1. Penyelenggaraan 3. Pemenuhan kebutuhan dasar pangan,
Darurat
Operasi Darurat sandang, hunian sementara, layanan
Bencana
Bencana kesehatan, air bersih dan sanitasi
Tsunami
4. Pemulihan darurat fungsi prasarana dan
sarana kritis
5. Pengkajian kerusakan dan kerugian
6. Penyusunan rencana aksi rehabilitasi
2. Pemulihan 2. Penyelenggaraan
rekonstruksi
bencana Rehabilitasi dan
7. Pemulihan prasarana sarana publik dan
tsunami Rekonstruksi
rekonstruksi rumah warga korban bencana
8. Pemulihan kesehatandan kondisi psikologis
(Sumber : RPB Kabupaten Sukabumi dan Desa Tegalbuleud)
P a g e | 14

Kebijakan Program dan Fokus Prioritas Penanggulangan Bencana Tanah Longsor.


Tabel 29. Kebijakan Program dan Fokus Penanggulangan Bencana Tanah Longsor Desa
Tegalbuleud

Kebijakan Program Fokus Prioritas

Perlindungan Masyarakat dari Bencana


1. Penegakan Peraturan
Lingkungan Hidup terkait tata
1. Penegakan aturan terkait guna lahan
pengurangan risiko bencana 2. Alokasi dan pemindahan
masyarakat yang berada di
zona priorotas PB Longsor
3. Peningkatan kapasitas
1. Pencegahan dan
daerah resapan di zona
mitigasi bencana tanah 2. Pembangunan daerah
prioritas PB berisiko longsor
longsor penyangga dan peredam
4. Pembangunan infrastruktur
dampak bencana longsor
pengaman lereng di zona
prioritas PB longsor
5. Pengembangan inovasi
3. Pengembangan teknologi teknologi untuk pencegahan
pendeteksi dan pencegah bencana longsor berdasarkan
bencana longsor kajian risiko bencana
4. Pembangunan sistem
6. Pembangunan sistem
peringatan dini bencana di zona
peringatan dini di zona prioritas
prioritas penanggulangan
PB Longsor
bencana desa
7. Peningkatan kapasitas
prasarana dan sarana evakuasi
masyarakat pada zona prioritas
2. Kesiapsiagaan penanggulangan bencana
bencana tanah longsor 5. Pembangunan dan longsor
pemeliharaan prasarana dan 8. Pembangunan depo logistik
sarana kesiapsiagaan bencana di lokasi
longsor 9. Peningkatan kapasitas
masyarakat dan pegawai
pemerintah di zona prioritas
penanggulangan bencana
longsor
(Sumber : RPB Kabupaten Sukabumi dan Desa Tegalbuleud)

Penanganan Darurat Bencana Tanah Longsor


Tabel 30. Penanganan Darurat Bencana Tanah Longsor Desa Tegalbuleud

1. Tanggap Darurat 1. Penyelenggaraan Operasi Darurat 1. Kajian Cepat Bencana


P a g e | 15

Longsor
2. Pencarian,
penyelamatan dan
evakuasi
3. Pemenuhan kebutuhan
Bencana Tanah dasar pangan, hunian
Bencana
Longsor sementara, layanan
kesehatan, air bersih dan
sanitasi
4. Pemulihan darurat
fungsi prasarana dan
sarana kritis
5. Pengkajian kerusakan
dan kerugian
6. Penyusunan rencana
aksi rehabilitasi
2. Pemulihan Bencana 2. Penyelenggaraan Rehabilitasi dan
rekonstruksi
Tanah Longsor Rekonstruksi
7. Pemulihan prasarana
sarana publik dan
rekonstruksi rumah warga
korban bencana
(Sumber : RPB Kabupaten Sukabumi dan Desa Tegalbuleud)

Kebijakan Program dan Fokus Prioritas Penanggulangan Bencana Banjir


Tabel 31. Kebijakan Program dan Fokus Prioritas Penanganan Bencana Banjir

Kebijakan Program Fokus Prioritas


Perlindungan Masyarakat Dari Bencana
Pencegahan dan 1. Menyediakan dukungan,
Mitigasi Bencana Banji melaksanakan pembangunan
dan perbaikan jaringan utama
irigasi dan bendungan
2. Mengembangkan inovasi
pintu air dengan teknologi
1. Pembangunan Infrastruktur sederhana dan tepat guna
Penghalang Bencana 3. Pengamanan dan
pelestarian sumber daya air
melalui reklamasi sungai
dalam zona prioritas penangan
becana banjir
4. Reboisasi (Penanaman
kembali hutan yang gundul)
5. Menetapkan standar
pengelolaan sumber daya air
dan Daerah Aliran Sungai
P a g e | 16

6. Menerapkan peraturan
tentang pengamanan dan
2. Penegakan peraturan
pelestarian sumber daya air
Pengurangan Risiko Bencana
7. Melakukan pembersihan
Daerah Aliran Sungai secara
berkala dan partisipatif
8. Penertiban pembuangan
3. Pembangunan budaya siaga
limbah sampah
bencana masyarakat dan
9. Melakukan sosialisasi
aparat pemerintah
tentang kesiapsiagaan banjir

10. Melakukan Latihan Berkala


Kesiapsiagaan Bencana Banjir

11. Pengadaan sarana dan


prasarana penanggulangan
bencana banjir (Perahu karet,
pelampung dll)
12. Pembangunan Sistem
4. Pembangunan kapasitas Peringatan Dini Banjir
teknis aparat pemerintah 13. Penyusunan dan
dalam penanggulangan Penetapan Prosedur dan
bencana Rencana Evakuasi di zona
Prioritas Penanggulangan
Bencana Banjir
14. Pengalokasian anggaran on
call yang siap pakai dan bisa
dipergunakan sewaktu-waktu
(Sumber : RPB Kabupaten Sukabumi dan Desa Tegalbuleud)

Penanganan Darurat Bencana Banjir


Tabel 32. Penanganan Darurat Bencana Banjir Desa Tegalbuleud
1. Kaji Cepat Bencana
2. Pencarian, penyelamatan
dan evakuasi
1. Tanggap Darurat 1. Penyelenggaraan 3. Pemenuhan kebutuhan dasar
Bencana Banjir Operasi Darurat Bencana pangan, sandang, hunian
sementara. Layanan kesehatan,
air bersih dan sanitasi
P a g e | 17

4. Pemulihan darurat fungsi


prasarana dan sarana kritis
5. Pengkajian Kerusakan dan
Kerugian
6. Penyusunan Rencana Aksi
2. Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
2. Pemulihan Bencana
Rehabilitasi dan 7. Pemulihan prasarana sarana
Banjir
Rekonstruksi publik dan rekonstruksi rumah
warga korban bencana
8. Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis
(Sumber : RPB Kabupaten Sukabumi dan Desa Tegalbuleud)

Kebijakan program dan fokus prioritas Penanggulangan Bencana Putting


Beliung
Perlindungan Masyarakat Dari Bencana :
Tabel 33. Kebijakan Program dan Fokus Prioritas Penanggulangan Bencana Angin
Putting Beliung Desa Tegalbuleud

Kebijakan Program Fokus Prioritas


1. Pengembangan kebijakan
inovasi teknologi untuk
1. Pencegahan dan Mitigasi deteksi dini potensi bencana
1. Pencegahan dan non stuktural cuaca ekstrim
Mitigasi Bencana 2. Pelaksanaan pembangunan
Cuaca Ekstrim dan perawatan shelter
2. Pencegahan dan Mitigasi
perlindungan dan
structural
pengungsian bencana cuaca
ekstrim
3. Pembangunan Sistem
Peringatan Dini Bencana di 3. Pembangunan Sistem
2. Kesiapsiagaan Zona Prioritas Penanggulangan Peringatan Dini bencana
Bencana Cuaca Bencana Desa cuaca ekstrim
Ekstrim 4.Peningkatan kapasitas 4. Penyelenggaraan latihan
evakuasi masyarakat kesiapsiagaan bencana cuaca
ekstrim

Penanganan Bencana Cuaca Ekstrim

Tabel 34. Penanganan Bencana Cuaca Ekstrim Desa Tegalbuleud


1. Tanggap Darurat 1. Penyelenggaraan Operasi 1. Kajian Cepat Bencana
Bencana Cuaca Darurat Bencana Cuaca Ekstrim
P a g e | 18

2. Pencarian, Penyelamatan &


Evakuasi
3.Pemenuhan kebutuhan
dasar pangan, sandang,
Ekstrim hunian sementara, layanan
kesehatan, air bersih dan
sanitasi
4. Pemulihan darurat fungsi
prasarana dan sarana kritis
5. Pengkajian kerusakan dan
kerugian
6. Penyusunan rencana aksi
rehabilitasi rekontruksi
2. Pemulihan
2. Penyelenggaraan 7. Pemulihan prasarana
Bencana Cuaca
Rehabilitasi dan Rekonstruksi sarana publik dan
Ekstrim
rekonstruksi rumah warga
korban bencana
8. Pemulihan kesehatan dan
kondisi psikologis
(Sumber : RPB Kabupaten Sukabumi dan Desa Tegalbuleud)

3.4 Regulasi
Regulasi yang menjadi dasar pelaksanaan penanggulangan bencana di Desa
Tegalbuleud, Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi adalah :
1) Undang – undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421)
2) Undang – undang Nomor 26 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Provinsi Jawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomo 105 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422)
3) Undang –undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang – undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua
Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 Tenatang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844)
P a g e | 19

4) Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 126)
5) Undang – undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan wilayah pesisir dan
pulau – pulau kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739)
6) Undang – undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723)
7) Undang –undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
8) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828)
9) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan
Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4829)
10) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Non-Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 44, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4830)
11) Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Badan Nasional Penanggulangan
Bencana
12) Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2012
Tentang Desa Tangguh Bencana
13) Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008
Tentang Pedoman Penyusunan RPB
14) Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007, Tentang Urusan Pemerintah yang
menjadi kewenangan pemerintah kabupaten Sukabumi.
15) Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009, Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Kabupaten Sukabumi tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Sukabumi Tahun 2009 No. 13)
P a g e | 20

16) Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah kabupaten Sukabumi Tahun 2011 – 2015 (Lembaran Daerah
Kabupaten Sukabumi Tahun 2010 No. 11)
17) Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Prosedur Tetap Unsur
Pelaksana Penyelenggara Penanggulangan Bencana di Kabupaten Sukabumi (Berita
Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2011 Nomor 38)
18) Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 85 Tahun 2012 Tentang Struktur Organisasi dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Desa/Kelurahan Tangguh Bencana merupakan salah satu perwujudan dari tanggung


jawab pemerintah untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana. Program ini juga sejalan dengan strategistrategi yang menjadi prioritas dalam
Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (Renas PB) 2010-2014 antara lain:
penanggulangan bencana berbasis masyarakat; peningkatan peran LSM dan organisasi
mitrapemerintah; dan pemaduan program pengurangan risiko ke dalam rencana
pembangunan. Selain mengandung keempat aspek yang digariskan di dalam Perka
Nomor 3 tahun 2008 di atas, Desa/Kelurahan Tangguh Bencana juga mengandung
aspek pemaduan prakarsa pengurangan risiko masyarakat ke dalam proses
pembangunan daerah.
Tujuan khusus pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh bencana ini adalah:
1) Melindungi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bahaya dari dampak
dampak merugikan bencana;
2) Meningkatkan peran serta masyarakat, khususnya kelompok rentan, dalam
pengelolaan sumber daya dalam rangka mengurangi risiko bencana;
3) Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya
dan pemeliharaan kearifan lokal bagi pengurangan risiko bencana;
4) Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan dukungan sumber daya
dan teknis bagi pengurangan risiko bencana;
5) Meningkatkan kerjasama antara para pemangku kepentingan dalam PRB, pihak
pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, LSM, organisasi masyarakat
dan kelompok-kelompok lainnya yang peduli.
P a g e | 21

Sesuai UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, Pemerintah dan


pemerintah daerah menjadi penanggung jawab penyelenggaran penanggulangan
bencana. Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana pada hakikatnya
merupakan bagian dari pelaksanaan tanggung jawab ini yang pengaturannya
diserahkan kepada desa/kelurahan, dan menjadi tanggung jawab Pemerintah Desa atau
Kelurahan.
Pemerintah dan pemerintah daerah akan memfasilitasi program ini dengan
menyediakan sumber daya dan bantuan teknis yang dibutuhkan oleh desa/kelurahan.
Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana harus tercakup dalam rencana
pembangunan desa, baik dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan
Rencana Kerja Pemerintah Desa. Mekanisme perencanaan dan penganggaran program
Desa Tangguh Bencana dibahas melalui forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Sedangkan kegiatan-kegiatan dalam rangka
pengembangan Kelurahan Tangguh Bencana diusulkan melalui Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Kota. Pada tingkat pelaksanaan di desa, pengembangan
Desa Tangguh Bencana harus dilandasi dengan minimal Peraturan Kepala Desa yang
tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di atasnya. Pada
tingkat pelaksanaan di kelurahan, pengembangan Kelurahan Tangguh Bencana
mengacu pada kebijakan atau peraturan yang ditetapkan oleh Walikota.
Secara garis besar Desa/Kelurahan Tangguh Bencana akan memiliki komponen-
komponen sebagai berikut:
1) Legislasi: penyusunan Peraturan Desa yang mengatur pengurangan risiko dan
penanggulangan bencana di tingkat desa
2) Perencanaan: penyusunan rencana Penanggulangan Bencana Desa; Rencana
Kontinjensi bila menghadapi ancaman tertentu; dan Rencana Aksi Pengurangan
Risiko Bencana Komunitas (pengurangan risiko bencana menjadi bagian terpadu
dari pembangunan)
3) Kelembagaan: pembentukan forum Penanggulangan Bencana Desa/Kelurahan
yang berasal dari unsur pemerintah dan masyarakat, kelompok/tim relawan
penanggulangan bencana di dusun, RW dan RT, serta pengembangan kerjasama
P a g e | 22

antar sektor dan pemangku kepentingan dalam mendorong upaya pengurangan


risiko bencana

4) Pendanaan: rencana mobilisasi dana dan sumber daya (dari APBD Kabupaten/
Kota, APBDes/ADD, dana mandiri masyarakat dan sektor swasta atau pihak-pihak
lain bila dibutuhkan)
5) Pengembangan kapasitas: pelatihan, pendidikan, dan penyebaran informasi
kepada masyarakat, khususnya kelompok relawan dan para pelaku
penanggulangan bencana agar memiliki kemampuan dan berperan aktif sebagai
pelaku utama dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan-
kegiatan pengurangan risiko bencana
6) Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana: kegiatan-kegiatan mitigasi fisik
struktural dan non-fisik; sistem peringatan dini; kesiapsiagaan untuk tangggap
darurat, dan segala upaya pengurangan risiko melalui intervensi pembangunan dan
program pemulihan, baik yang bersifat struktural-fisik maupun non-struktural.

1.4 Rencana Aksi Komunitas

Untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana, Desa Tegalbuleud


membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana. Forum ini dibentuk dengan
anggota baru dan sebagain merupakan anggota komunitas lain. Forum ini tidak
menjadi bagian dari struktur resmi pemerintah desa/kelurahan, tetapi pemerintah
dapat terlibat di dalamnya bersama dengan komponen masyarakat sipil lainnya.
Forum PRB Desa Tegalbuleud memiliki nota kesepakatan sebagai berikut:
menyuarakan kepentingan kelompok rentan dan mereka yang terpinggirkan dalam
proses pengambilan keputusan. Kedua, ada keterwakilan semua unsur masyarakat
dan keikutsertaan kelompok marjinal dalam kepengurusan. Ketiga, forum memiliki
kelompok kerja yang kompak, efektif, dapat dipercaya dan kreatif.
Forum PRB Desa Tegalbuleud diberi kewenangan yang cukup dan status
hukum yang pasti dengan adanya SK Kepala Desa, sehingga dapat menjalin
kerjasama dan hubungan kelembagaan yang baik dengan pemerintahan
desa/kelurahan dan pemangku kepentingan lainnya. Keempat, Forum menyusun
P a g e | 23

rencana kerja yang realistis dan dapat dikerjakan, lengkap dengan prioritas rencana
aksi masyarakat.

Selain Forum PRB Desa Tegalbuleud, dibentuk pula relawan masyarakat Desa
Tegalbuleud. Relawan terlibat aktif alam kegiatan-kegiatan tanggap darurat dan
pemulihan pasca bencana. Pada saat normal relawan masyarakat Desa Tegalbuleud
menjadi pendorong upaya-upaya pengurangan risiko bencana. Anggota tim ini
berasal dari anggota Forum PRB Desa Tegalbuleud, tetapi lebih diprioritaskan bagi
mereka yang siap sedia menjadi relawan bencana. Pembentukan Forum PRB Desa
Tegalbuleud telah di sah kan oleh Kepala Desa Tegalbuleud dan Relawan Masyarakat
Desa Tegalbuleud telah dilatih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Sukabumi di Hotel Selabintana Kabupaten Sukabumi.
Rencana Aksi Komunitas adalah Dokumen Perencanaan untuk Upaya Pra
Bencana atau Pengurangan Risiko Bencana (PRB) (Pencegahan, Mitigasi, dan
Kesiapsiagaan). Rencana yang detail Rencana yang detail (rencana teknis) untuk
kegiatan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) oleh para pemangku kepentingan
penanggulangan bencana desa, yang memuat deskripsi ringkas kegiatan (Nomor,
Kegiatan, Pelaku, Lokasi, Besarnya Anggaran, Sumber Dana dan Waktu Pelaksanaan).

Berikut ini adalah beberapa matriks mengenai Rencana Aksi Komunitas yang
di susun oleh Forum dan Relawan Desa Tegalbuleud Kecamatan Tegalbuleud
Kabupaten Sukabumi.

Tabel 35. Matriks Rekapitulasi Perencanaan Aksi Penanggulangan Bencana


Desa Tegalbuleud Kecamatan Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi
No Kegiatan Target Pelaksana Anggaran

1 Sosialisasi Daerah Seluruh Masyarakat BPBD, Aparat Rp. 135.000.000,-


Rawan Bencana Desa Tegalbuleud Desa, Muspika

2 Simulasi Seluruh Masyarakat BPBD, Aparat Rp. 185.000.000,-


Penanganan Desa Tegalbuleud Desa,
Bencana Desa Muspika,
Tegalbuleud Relawan Desa

3 Simulasi Seluruh Sekolah BPBD, Aparat Rp. 135.000.000,-


P a g e | 24

Penanggulangan yang ada di Desa Desa, Relawan


Bencana Untuk Tegalbuleud Desa
Anak Sekolah Tegalbuleud

4 Sosialisasi Relawan, Aparat Dinas Rp. 50.000.000,-


Penanganan Desa, dan Kesehatan,
Bencana Bidang Masyarakat yang PMI, dan TNI
Kesehatan berprofesi di bidang
kesehatan

(Sumber : Desa dan Forum Destana Tegalbuleud)

3.2.7 Partisipasi dan Mobilisasi Sumber Daya

Peran Pemerintah di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan,

dan Desa/Kelurahan

BPBD Provinsi Jawa Barat dapat mendorong BPBD Kabupaten Sukabumi


untuk mengembangkan program Desa Tangguh Bencana di Tegalbuleud. Pada tahap-
tahap awal BPBD kabupaten perlu berperan aktif dalam mendorong dan
memfasilitasi Desa Tegalbuleud untuk merencanakan dan melaksanakan program
ini. Selain bantuan teknis, BPBD Kabupaten diharapkan turut memberikan dukungan
sumber daya untuk pengembangan program di tingkat desa dan masyarakat.
Pemerintah di tingkat kecamatan diharapkan membantu BPBD kabupaten dalam
memantau dan memberi bantuan teknis bagi pelaksana program di tingkat desa. Di
tingkat masyarakat, para pemimpin masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama akan
bekerja sama dengan aparat pemerintah dalam mobilisasi warga untuk mengadopsi
pendekatan program ini. Berikut ini adalah tabel partisipasi dan mobilisasi
masyarakat Desa Tegalbuleud dalam Penanggulangan Bencana.

Tabel 42. Partisipasi dan Mobilisasi Sumber Daya Desa Tegalbuleud

NO OPERASI Pelaku Sumberdaya yang Spesifikasi


dibutuhkan

1. KAJI CEPAT Koordinator: Manusia/ Tim kaji Pernah mengikuti


cepat pelatihan
Kepala Desa
mengenai kaji
cepat
P a g e | 25

Pelaksana:
-Relawan PB
-URC
Pengelola:
-BPBD

2. EVAKUASI Koordinator: Manusia/Relawan yang memiliki


kemampuan
Kepala desa
dasar mengenai
Pelaksana: evakuasi

Relawan PB, infrastruktur Jalur evakuasi


Forum PRB, yang memadai
Linmas, SAR
Rambu jalur Jelas dan mudah
Kepolisian, TNI,
Evakuasi ditemukan
BPBD
Rakit/Perahu karet Tidak mudah
Pengelola:
(banjir) bocor
BPBD

3. SAR Koordinator: Manusia/Relawan Memiliki


pengetahuan
TNI/Kepolisian
dasar mengenai
Pelaksana: SAR

PMI, Relawan PB,


Forum PRB, SAR,
Linmas,
Kepolisian, TNI
Pengelola:
BPBD

4. PEMENUHAN Koordinator: Manusia


KEBUTUHAN
BPBD Transportasi Truk
DASAR
Pelaksana: Mobil
BPBD, Relawan Kebutuhan dasar -Makanan &
PB, Forum PRB Minuman
Pelaksana: -Pakaian
BPBD -Tenda
Pengungsian
P a g e | 26

-Tenda Logistik

5. PERLINDUNGAN Koordinator: Manusia -Tenaga medis


KELOMPOK
Kepala Desa -Memiliki
RENTAN
pengetahuan
Pelaksana:
dasar mengenai
PMI, BPBD, P3K
Relawan PB,
Tenaga Medis
Pengelola:
BPBD dan PMI

Pengungsian -Tenda medis


-Tenda
pengungsian
khusus
kelompok
rentan

6. PEMULIHAN Koordinator: Manusia


FASILITAS KRITIS
BPBD Alat Transportasi Truk tengki
Pelaksana: Sumber energi Genset
darurat
Dinas PU,
PDAM, PMI Penampungan air Toren
bersih
Pengelola:
BPBD

7. MANAJEMEN DAN Koordinator: Manusia


KOORDINASI
BPBD Alat Komunikasi Ponsel, HT,
radio
Pelaksana:
Alat Transportasi Mobil, Motor
TRC,
Kecamatan, POSKO Tenda Posko
Desa, TNI, Polri,
Relawan PB,
Linmas
Pengelola:
BPBD

8. TRANSPORTASI, Koordinator: Alat Komuikasi HT, Radio


P a g e | 27

INFOKOM, BPBD
PENDIDIKAN
Pelaksana: Alat Transportasi Mobil, Motor
RAPI, BPBD,
Pengelola:
RAPI, BPBD

d) PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN


Berikut adalah proses pelaksanaan program pengembangan Desa Tangguh Bencana
di Desa Tegalbuleud tahun 2016:

1. Kegiatan Utama
a) Pembukaan Program dan Perencanaan Kegiatan
 Proses lokakarya dipandu oleh salah satu anggota Forum. Pada
pembukaan perlu disampaikan: tujuan kegiatan, siapa-siapa peserta
yang diundang dan yang telah hadir (pastikan bahwa peserta
dapat/telah saling mengenal), agenda dan jadwal dari seluruh sesi
lokakarya, bagaimana proses partisipatif dalam kegiatan akan dikelola
bersama dengan bantuan pemanduan dari fasilitator.
 Paparan tentang Hasil-Hasil Program Fasilitasi Desa Tangguh,
dilanjutkan dengan tanya jawab
 Fasilitator menampilkan Matrik penilaian ketangguhan untuk
desa/kelurahan berdasarkan lampiran Perka BNPB 1/2012. Kemudian
dilakukan review dan mendaftar beberapa dokumen/rencana kegiatan
yang belum dicapai dengan baik.
 Diskusi penentuan prioritas kegiatan pada program pengembangan ini
diharapkan secara logis merupakan kegiatan-kegiatan untuk
memperbaiki level capaian dari indikator-indikator desa tangguh; atau
inisiatif kegiatan untuk indikator-indikator lain yang belum dikerjakan
(baik dengan program fasilitasi desa tangguh tahun sebelumnya,
maupun dengan RAK PRB atau kegiatan mandiri pemerintah
P a g e | 28

desa/kelurahan dan masyarakat – dengan atau tanpa dukungan pihak


luar).
 Fasilitator mengingatkan bahwa selain orientasi pada hasil-hasil
kegiatan untuk mencapai indikator desa tangguh, pelaksanaan program
pengembangan desa/kelurahan tangguh tetap berorientasi proses,
sebagai bagian dari stategi pencapaian keberlanjutan dampak program.
Ambillah waktu yang cukup untuk menjelaskan apa yang dimaksud
„proses‟ dan „keberlanjutan‟ dan pentingnya dua hal ini.
 Diskusi penentuan prioritas berdasarkan hasil review hasil tahun 2014
dan target indikator ketangguhan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Rencana kegiatan umum, adalah draft dari rencana
kegiatan, yang dikonsultasikan kembali kesesuaiannya kepada peserta.
Demikian pula kesepakatan tentang prioritas kegiatannya.
 Lanjutkan dengan mendiskusikan bagaimana evaluasi dan pelaporan
akan dilaksanakan. Kerjakan rencana evaluasi dan pelaporan sesuai
dengan panduan dalam Juknis ini.
 Bagikan Lembar Informasi Tentang Mekanisme Penyampaian Keluhan
dan Saran, Ketua Forum dapat mensosialisasikan mekanisme
penyampaian keluhan dan saran terkait program.

Gambar 11. Pembukaan Program


P a g e | 29

Gambar 12. Perencanaan Kegiatan

b) Finalisasi dan Pengesahan Dokumen di Desa/Kelurahan


 Diskusi review dan/atau revisi hasil kajian risiko dan dimasukkan dalam
dokumen RPB Desa/Kelurahan.
 Diskusi review dan/atau revisi matrik rencana aksi komunitas untuk
pengurangan risiko bencana dimasukkan dalam dokumen RPB
Desa/Kelurahan.
 Diskusi dan revisi dokumen RPB Desa/Kelurahan dan strukturnya disesuaikan
dengan panduan di lampiran Juknis ini (lampiran 1).
 Diskusi dan revisi dokumen Rencana Kontingensi Desa/Kelurahan dan
strukturnya disesuaikan dengan panduan di lampiran Juknis ini (lampiran 2).
 Diskusi pilihan pengesahan dokumen RPB dan Rencana Kontingensi
Desa/Kelurahan melalui Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Peraturan
Desa/Kelurahan.
 Membuat draf Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau Peraturan
Desa/Kelurahan untuk mengesahkan dokumen RPB dan Rencana Kontingensi.
 Membahas dan mengesahkan Surat Keputusan Kepala Desa/Lurah atau
Peraturan Desa/Kelurahan bersama dengan lembaga terkait di tingkat
desa/kelurahan.

c) Peta Risiko Bencana

 Seluruh kegiatan dipandu oleh forum PRB Desa/Kelurahan.


 Pembukaan dan pengantar. Kepala Desa/Lurah membuka kegiatan dan
menyampaikan pentingnya pengurangan risiko bencana. Ditambahkan,
bahwa peta risiko dan peta/jalur evakuasi menjadi salah satu sarana
untuk pengurangan risiko bencana tersebut. Fasilitator mengantarkan
P a g e | 30

kegiatan dengan menguraikan maksud dan tujuan kegiatan beserta


hasil-hasil yang diharapkan.
 Forum PRB memaparkan peta risiko dan jalur evakuasi dengan
menggunakan lembar peta risiko dengan ukuran memadai. Pemaparan
dapat dibantu dengan menggunakan alat peraga yang lain.
 Diskusi dan revisi dimasukkan ke dalam peta risiko dan jalur evakuasi
 Fasilitator memberikan pengantar pentingnya rencana evakuasi dan
tata laksana evakuasi tersebut. Diidentifikasi hal-hal apa saja yang perlu
masuk ke dalam rencana evakuasi. Diskusi untuk penyusunan/revisi
rencana evakuasi dapat dilakukan di dalam kelompok-kelompok.
Kebutuhan-kebutuhan penyelenggaraan evakuasi yang
 belum ada di desa/kelurahan juga penting untuk diidentifikasi (papan
peringatan, rambu evakuasi, jalur rusak). Perumusan dilakukan pada
saat itu juga.
 Pembuatan dan pemasangan setidaknya 3 papan peta risiko dan jalur
evakuasi yang dipasang di tempat umum
 Pembuatan dan pemasangan rambu jalur evakuasi menuju tempat
evakuasi yang sudah ditentukan dalam rencana evakuasi

Gambar 12. Proses diskusi dan revisi peta jalur evakuasi


P a g e | 31

d) Gerakan Pengurangan Risiko Bencana di Desa Tangguh Bencana


(Gerakan Penghijauan)
Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Tegalbuleud adalah gerakan
penghijauan, hal ini berdasarkan ancaman terbesar pada desa tegalbuleud
adalah kondisi pantai yang rusak karena kegiatan industri dari perusahaan
tambang ilegal yang saat ini sudah tidak aktif namun menyisakan
kerusakan pantai sehingga dibuuhkan penahan gelombang alami agar
tingkat ancaman terhadap bencana dapat berkurang, kegiatan ini
merupakan kerja sama dari BPBD, Forum PRB Desa Tegalbuleud, Relawan
PB desa Tegalbuleud, dan Posmaswas Desa Tegalbuleud dengan
mengadakan penanaman Mangrove di tepi pantai desa tegalbuleud.

Gambar 13. Penanaman Mangrove

e) Evaluasi Program Pengembangan Desa/Kelurahan Tangguh


P a g e | 32

 Pengurus forum memandu proses evaluasi seluruh kegiatan program


dengan menjelaskan tujuan dan cara pengisian formulir evaluasi
 Keluaran berupa (foto kopi) laporan proses dan dokumen-dokumen
capaian (indikator) dapat dibagikan kepada peserta diskusi sebagai
bukti hasil karya masyarakat desa/kelurahan yang nyata.
 Semua peserta diminta untuk menyampaikan pendapatnya tentang
praktek-praktek dan cara-cara yang baik dan dilakukan selama proses
pelaksanaan program, hal mana dapat ditekankan sebagai bagian dari
faktor kapasitas masyarakat, demikian juga untuk cara yang kurang
tepat guna untuk diperbaiki.
 Kemudian seluruh peserta mendiskusikan untuk mengisi penilaian
endline ketangguhan desa/kelurahan untuk dibandingkan dengan hasil
penilaian baseline (dari hasil endline pada program tahun sebelumnya).
 Semua masukan-masukan dirumuskan ke dalam satu dokumen
rekomendasi untuk nantinya ditindaklanjuti.
P a g e | 33

Gambar 14 & 15 Evaluasi Program

2. Kegiatan Pilihan
a) Sosialisasi Rencana-Rencana PB/PRB Kepada Masyarakat

 Tim relawan memberikan pengantar tentang pentingnya semua hasil


program untuk disosialisasikan kepada seluruh warga masyarakat.
Kemudian tim relawan membuat rencana sosialisasi kepada seluruh
warga masyarakat desa/kelurahan.
 Tim relawan mendaftar kegiatan kelompok-kelompok masyarakat atau
kegiatan rutin desa/kelurahan dimana kegiatan tersebut dapat menjadi
wahana untuk melakukan sosialisasi. Dengan wahana ini pelaku
sosialisasi adalah anggota tim relawan kepada masing-masing
kelompoknya.
 Menyepakati materi sosialisiasi yang mencakup program
Desa/Kelurahan Tangguh Bencana dan upaya-upaya lain untuk
membangun ketangguhan masyarakat desa/kelurahan, ancaman dan
risiko, rencana evakuasi, peringatan dini, pelatihan relawan, dll.
 Menyusun rencana sosialisasi: siapa melakukan sosialisasi kepada siapa,
kapan, dimana dan cara yang akan dilakukan.
 Melakukan sosialisasi kepada kelompok-kelompok masyarakat dengan
menggunakan bahan dokumen-dokumen tersebut di atas.

e) PEMBELAJARAN
P a g e | 34

Pembelajaran yang bisa diambil dari pelaksanaan program pengembangan desa


tangguh bencana tahun 2016 di Desa Tegalbuleud antara lain:

 Belajar dari pelaksanaan kegiatan yang sama dari tahun-tahun sebelumnya


seharusnya menjadi satu pembelajaran agar kegiatan tidak terganggu oleh
kendala administratif agar pelaksanaan program bisa berjalan lebih efektif dan
efisien.
 Fleksibilitas dalam penyampaian materi dari fasilitator kepada masyarakat
sangatnlah dibutuhkan dikarenakan peserta kerap merasa jenuh apabila cara
penyampaian hanya berbentuk FGD atau komunikasi searah saja, dibutuhkan
sedikit penyegaran misalnya di alam terbuka atau penggunaan multimedia
yang lebih menghibur namun mendidik, sayangnya dalam pelatihan fasilitator,
materi yang diberikan sebagian besar lebih bersifat presentasi kaku, apabila
ada poster atau file animasi agar bisa menarik lebih banyak peminat terutama
dalam kegiatan sosialisasi rencana RPB dirasa akan lebih membantu.
 Pengetahuan dan pemetaan situasi politis lokasi program sangat diperlukan di
luar pengenalan budaya dan sosial masyarakat, untuk mensinergikan program
dengan situasi politik yang ada.
 Konsolidasi non formal dalam menentukan tokoh kunci seperti penentuan tim
substansi, pemetaan pengurus FPRB, penentuan relawan perlu dilakukan
secara intensif untuk menjamin keberlanjutan program
 Semua pihak harus diberikan penyadaran dengan baik, bahwa tujuan
penyelenggaran program bukan diorientasikan pada uang, tetapi murni untuk
pengembangan desa yang mandiri dan tangguh dalam menghadapi bencana
P a g e | 35
P a g e | 36

Gambar 3. Proses Sosialisasi Rencana PB kepada masyarakat

f) RENCANA TINDAK LANJUT

Rencana tindak lanjut yang selain menjadi tanggung jawab bagi pemerintah desa dan
forum PRB setempat tapi juga merupakan tanggung jawab bagi pemerintah daerah
(dalam hal ini BPBD) agar desa tangguh bencana ini terus berlanjut sampai desa ini
bisa berdaya sendiri dalam melaksanakan kegiatan pegurangan risiko bencana,
rencana tindak lanjut tersebut antara lain:

 Setelah terintegrasinya RAK dengan rencana pembangunan desa, maka


pelaksanaan RAK akan menjadi agenda pembangunan desa dalam rangka
pengurangan risiko bencana.
 Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (relawan PB) di desa beserta aparat
desa bekerja sama dengan BPBD melalui kegiatan pendampingan untuk desa
tangguh bencana di wilayah Kabupaten Sukabumi
Dalam setiap kegiatan di Desa akan melibatkan FPRB untuk menjaga
keberlangsungan Forum.

g) DOKUMENTASI PROSES
P a g e | 37

Gambar 1. Pembukaan Program

Gambar 2. Perencanaan Kegiatan


P a g e | 38

Gambar 3. Proses Legalisasi/Pengesahan Dokumen

Gambar 4. Proses diskusi dan revisi peta jalur evakuasi


P a g e | 39

Gambar 13. Penanaman Mangrove Gerakan Pengurangan risiko bencana


P a g e | 40

Gambar 14 & 15 Evaluasi Program


P a g e | 41
P a g e | 42

Gambar 3. Proses Sosialisasi Rencana PB kepada masyarakat

Anda mungkin juga menyukai