Anda di halaman 1dari 76

MENTERI

PEKERJAAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


NO : 14/PRT/M/2009

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN BAKUAN KOMPETENSI


SEKTOR JASA KONSTRUKSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 19 ayat (4) Peraturan


Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006, tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional, Pembinaan Teknis
terhadap Pelaksanaan Sislatkernas di masing-
masing sektor dilakukan oleh instansi pemerintah
yang membidangi sektor yang bersangkutan;
b. bahwa sebagai salah satu penunjang terlaksananya
Sislatkernas diperlukan pedoman pembinaan teknis
sistem pelatihan berbasis kompetensi kerja jasa
konstruksi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di
maksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum.

1
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 65, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3957);
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006, Nomor 67 Tambahan Lembaran
Negara 4637);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38
Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007, Nomor 82 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4737);
4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 Tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik
Indonesia;
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
187/M Tahun 2004;
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Tata Cara
Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional;
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
01/PRT/M/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Pekerjaan Umum.

2
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN
BAKUAN KOMPETENSI SEKTOR JASA
KONSTRUKSI

Pasal 1
Dalam peraturan Menteri Pekerjaan Umum ini yang dimaksud dengan :
1. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek spesifik pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang diterapkan untuk mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan
ditempat kerja;
2. Bakuan Kompetensi adalah perangkat Standar Kompetensi, Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Materi Pelatihan, dan Materi Uji Kompetensi
yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelatihan dan uji kompetensi;
3. Kurikulum Pelatihan adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pelatihan tertentu;
4. Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja adalah pelatihan kerja yang
menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan standar
yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja;
5. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi adalah uraian materi pelatihan
yang disusun dengan format tertentu, konsisten mengacu kepada Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) serta
hasil analisis IUK (Indikator Unjuk Kerja/Keberhasilan) dari masing-
masing KUK yang telah dirumuskan dalam satuan Unit Kompetensi;
6. Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya
disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja

3
yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan;
7. Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi yang selanjutnya disingkat
KPBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan secara
sistematis dalam pencapaian kompetensi kerja pada pelatihan, yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian, serta
sikap kerja, dalam kurun waktu dan metode yang ditentukan;
8. Materi Uji Kompetensi yang selanjutnya disingkat MUK adalah alat ukur
kompetensi yang dikembangkan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dinyatakan dalam
setiap Kriteria Unjuk Kerja (KUK), dalam bentuk pertanyaan, instruksi
atau pelatihan untuk melakukan kegiatan tertentu kepada peserta uji
sesuai tingkat kompetensi yang disyaratkan dalam SKKNI;
9. Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum.

Pasal 2
1. Pengaturan Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi
dimaksudkan sebagai pedoman bagi institusi pelatihan dan asosiasi
profesi yang bergerak di sektor jasa konstruksi dalam kegiatan
penyusunan bakuan kompetensi sektor jasa konstruksi.
2. Pengaturan Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi
bertujuan untuk :
a. Terwujudnya sistem pelatihan kerja jasa konstruksi yang efektif dan
efisien, tepat sasaran serta tepat pemanfaatan.
b. Memberi arah dalam pembinaan teknis dan pemberdayaan seluruh
sumber daya pelatihan kerja jasa konstruksi berbasis kompetensi.

Pasal 3
1. Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi pengaturan tentang Tata
Cara Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) Sektor Jasa Konstruksi, Teknis Penyusunan Kurikulum
Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi, Teknis

4
Penyusunan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa
Konstruksi dan Teknis Penyusunan Materi Uji Kompetensi Berbasis
Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi;
2. Materi muatan tentang Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor
Jasa Konstruksi dirinci dan dimuat secara lengkap dalam :
a. Lampiran I : Tata Cara Penyusunan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) Sektor Jasa
Konstruksi;
b. Lampiran II : Pedoman Penyusunan Kurikulum Pelatihan
Berbasisi Kompetensi Kerja (KPBK) Sektor Jasa
Konstruksi;
c. Lampiran III : Pedoman Penyusunan Materi Pelatihan Berbasis
Kompetensi Kerja Sektor Jasa Konstruksi;
d. Lampiran IV : Pedoman Penyusunan Modul Uji Kompetensi Kerja
Sektor Jasa Konstruksi.
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum ini berlaku pada tanggal ditetapkan.


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum ini disebarluaskan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan.

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 14 Juli 2009

MENTERI PEKERJAAN UMUM

DJOKO KIRMANTO

5
Lampiran I : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 14/PRT/M/2009
Tanggal : 14 Juli 2009

TATA CARA PENYUSUNAN


STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA
(SKKNI) SEKTOR JASA KONSTRUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Undang-Undang No. 18 Tahun 1999, Tentang Jasa
Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan
bahwa tenaga kerja yang menangani perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian
dan/atau keterampilan. Keharusan memiliki Sertifikat Keahlian
dan/atau Keterampilan Kerja mencerminkan adanya tuntutan
kualitas tenaga kerja jasa konstruksi yang profesional. Syarat untuk
memenuhi kompetensi tersebut memerlukan perangkat bakuan
untuk meningkatkan dan mengukur kompetensi tenaga kerja jasa
konstruksi, agar dapat memenuhi tuntutan kualitas yang
ditetapkan.
Begitu juga dengan Undang-Undang nomor 13 tahun
2003, Tentang Ketenagakerjaan, yang mensyaratkan bahwa
Pelatihan Kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan
yang mengacu pada standar kompetensi kerja.
Peraturan perundang-undangan tersebut di atas
mengamanatkan perlunya dibuat Bakuan Kompetensi atau Standar
Kompetensi Kerja.

1
1.2. Tujuan
Tata Cara Penyusunan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI) Sektor Jasa Konstruksi bertujuan
untuk memandu pembuatan SKKNI Jasa Konstruksi yang akan
digunakan sebagai acuan penyusunan Program Pelatihan dan
Sertifikasi Kompetensi tenaga kerja jasa konstruksi.

1.3. Ruang Lingkup


a. Analisis kompetensi kerja
b. Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (RSKKNI)
c. Pembakuan RSKKNI
d. Penetapan SKKNI

1.4. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)


1. SKKNI disusun berdasarkan kebutuhan lapangan usaha jasa
konstruksi yang sekurang–kurangnya memuat kompetensi
teknik dan/atau manajerial, pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja serta aspek-aspek Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
2. SKKNI dikelompokkan ke dalam klasifikasi dan jenjang
kualifikasi dengan mengacu pada KKNI.
3. Jenjang kualifikasi jasa konstruksi berdasarkan keterampilan
dan keahlian digunakan untuk penjenjangan paket pelatihan
dan penyusunan SKKNI.
4. Pada suatu jenjang kualifikasi jasa konstruksi masih
dimungkinkan dibuat kelas atau tingkatan tertentu sesuai
Kerangka Kualifikasi Jasa Konstruksi (KKJK).
5. Pengelompokan SKKNI dalam jenjang kualifikasi sebagaimana
dimaksud pada butir (2), (3) dan (4) dilakukan berdasarkan
tingkat kesulitan pelaksanaan pekerjaan, sifat pekerjaan, dan
tanggung jawab pekerjaan.

2
BAB II
ANALISIS KOMPETENSI KERJA

2.1. Pengertian Analisis Kompetensi Kerja


Analisis Kompetensi Kerja merupakan upaya untuk menganalisis
dan mengungkapkan rangkaian kegiatan dalam melaksanakan
suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh pelaku
langsung/pemangku jabatan kerja.

2.2. Prinsip Dasar Analisis Kompetensi Kerja


1. Proses analisis kompetensi kerja harus diawali dengan
kepastian dan kejelasan klasifikasi serta kualifikasi posisi
jabatan kerjanya.
2. Proses analisis kompetensi jabatan kerja dilakukan oleh Tim
Penyusun draft RSKKNI.
3. Produk analisis kompetensi kerja harus dapat mencerminkan
kompetensi kerja dalam mewujudkan standar kinerja yang
disyaratkan di tempat kerja.
4. Hasil akhir analisis kompetensi kerja ditransformasi menjadi
draft Rancangan Standar Kompetensi Kerja (RSKKNI).
5. Urutan kegiatan analisis pengembangan bakuan kompetensi,
meliputi:
a. Analisis kompetensi kerja yang terdiri atas butir-butir
pekerjaan (duty), tugas (task), dan langkah kerja (step)
harus mempertimbangkan ketentuan dan batasan
pembentukan Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi, dan
Kriteria Unjuk Kerja (KUK) yang akan diuraikan dalam bab
Penyusunan Rancangan SKKNI.
b. Butir-butir pekerjaan (duty) hasil akhir analisis kompetensi
kerja akan ditransformasi menjadi Unit-unit Kompetensi.
c. Butir-butir tugas (task) dari hasil analisis setiap pekerjaan
akan ditransformasi menjadi Elemen Kompetensi.

3
d. Butir-butir langkah kerja (step) dari hasil analisis setiap
tugas akan ditransformasi menjadi Kriteria Unjuk Kerja
(KUK.
e. Selain itu perlu dikaji dan dipertimbangkan tentang urutan
(sequence) pekerjaan, tugas dan langkah kerjanya yang
nantinya dicerminkan dalam Unit Kompetensi, Elemen
Kompetensi serta Kriteria Unjuk Kerja (KUK).

2.3. Pelaksanaan Analisis Kompetensi Kerja


1. Analisis Kompetensi Kerja menggunakan metodologi
Developing A Curriculum (DACUM) yang telah diaplikasi oleh
beberapa negara maupun lembaga internasional di bidang
pembinaan/pengembangan tenaga kerja.
2. Rangkaian kegiatan awal analisis kompetensi kerja terdiri atas:
a. Studi literatur/desk studies terkait jabatan kerja baik dari
dalam negeri maupun luar negeri
b. Observasi lapangan/tempat kerja pemangku maupun
atasan/supervisor/penyelia jabatan kerja
c. Membuat draf awal hasil desk studies dan observasi
lapangan/tempat kerja yang dituangkan dalam format
standar analisis kompetensi kerja
d. Produk draf awal analisis kompetensi digunakan oleh
fasilitator/koordinator sebagai pegangan pelaksanaan
lokakarya dengan metodologi yang ditetapkan
e. Draf awal hasil analisis kompetensi kerja melalui desk
studies dan observasi lapangan/tempat kerja tidak boleh
dibagikan/disodorkan untuk dikoreksi dan/atau disetujui
oleh peserta lokakarya.
3. Pelaksanaan lokakarya (workshop) minimal 2 (dua) kali, yang
dihadiri oleh ahli/pelaku langsung atau pemangku jabatan
kerja dan difasilitasi atau dikoordinasi oleh fasilitator yang
kompeten.

4
Lokakarya minimal 2 kali terdiri atas :
a. Lokakarya pertama minimal 2 hari, untuk menganalisis
pekerjaan, tugas dan langkah kerja.
b. Lokakarya kedua, minimal 2 hari, merupakan kegiatan
untuk merangkum hasil analisis kegiatan awal pada butir
(2) dan rumusan hasil lokakarya pertama.
4. Peserta lokakarya terdiri atas pakar/ahli dan praktisi/pelaku
langsung/pemangku jabatan kerja sebanyak 8 (delapan)
sampai 12 (dua belas) orang yang dipandu oleh Tim Penyusun
draft RSKKNI.
a. Yang dimaksud dengan pakar/ahli adalah tenaga ahli
substansi (subject specialist) atau pelaku langsung,
supervisor/penyelia pelaku langsung/pemangku jabatan
kerja yang akan dianalisis kompetensi kerjanya.
b. Calon peserta lokakarya dipilih berdasarkan penilaian
terhadap pendidikan formal, pendidikan tambahan atau
pelatihan dan pengalaman kerja pada bidangnya.
c. Apabila menurut penilaian, ternyata lebih dari 1/2
(setengah) calon peserta yang hadir tidak memenuhi
persyaratan, maka proses seleksi peserta harus diulang.
d. Peserta lokakarya terbaik diikutsertakan sebagai peserta
pra konvensi dan konvensi, mewakili pakar atau praktisi
dan tenaga ahli sesuai dengan bidang profesinya.

2.4. Tahapan Lokakarya


1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Menetapkan fasilitator dan pembantu fasilitator.
b. Menetapkan jadwal pelaksanaan lokakarya.
c. Menyiapkan format DACUM.
d. Menyeleksi dan menetapkan calon peserta lokakarya.
e. Menyiapkan sarana dan prasarana lokakarya.

5
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan kegiatan sebagai
berikut:
a. Memeriksa kesiapan sarana dan prasarana lokakarya.
b. Memeriksa format DACUM.
c. Memeriksa daftar hadir peserta lokakarya.
d. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan lokakarya,
mengatur dan mengarahkan diskusi, serta mampu
menjaga aturan main diskusi secara demokratis, objektif,
seimbang, dan tidak memihak.
e. Semua pendapat peserta lokakarya ditampung dan ditulis
dalam 4 macam kertas warna dan ditempel di dinding atau
papan lunak yang telah disiapkan
f. Fasilitator memfasilitasi pembuatan kesimpulan dan
menyeleksi pendapat peserta lokakarya yang
dikelompokkan ke dalam format sebagai berikut:
 Uraian singkat kemampuan jabatan kerja ditulis di
atas kertas berwarna no 1.
 Pengelompokkan yang menjadi pekerjaan (duty)
ditulis di kertas berwarna no 2.
 Masing–masing pekerjaan dianalisis tugas–tugasnya
(tasks) dan ditulis di kertas berwarna no 3.
 Masing–masing tugas dianalisis langkah–langkah
kerjanya (steps) yang dicerminkan dengan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja serta alat
bantu yang digunakan. Setiap langkah kerja ditulis di
kertas berwarna no 4.
g. Kesimpulan akhir dituangkan ke dalam format DACUM
untuk dikoreksi.

6
3. Tahap Perumusan Hasil Lokakarya Pertama
Rumusan kinerja setiap tugas dituangkan dalam format
khusus, yang terdiri atas :
a. Judul pekerjaan (duty)
b. Judul tugas (task)
c. Rumusan kinerja setiap tugas (task) merupakan unsur
dari satu pekerjaan (duty).
d. Setiap langkah kerja (steps) merupakan unsur dari setiap
tugas (task), dianalisis kriteria kinerjanya.
e. Masing–masing kriteria kinerja setiap langkah kerja
(steps) dianalisis persyaratan kompetensinya, yang terdiri
atas:
 Pengetahuan
 Keterampilan
 Sikap Kerja
Rumusan yang telah dibahas kembali dan dikoreksi
ditandatangani oleh setiap peserta lokakarya.

4. Tahap Penyusunan Hasil Rumusan DACUM


Hasil Analisis Kompetensi Kerja dilakukan dengan
membandingkan hasil lokakarya dengan hasil studi literatur
maupun observasi lapangan/ pengamatan di tempat kerja.

5. Tahap Pendokumentasian.
Semua hasil lokakarya dikumpulkan dan didokumentasikan
dengan baik termasuk daftar isian peserta sebagai dokumen yang
mampu telusur.

6. Format DACUM
Format standar analisis kompetensi kerja dengan metodologi
DACUM adalah sebagai berikut:

7
FORMULIR RUMUSAN JABATAN KERJA

NAMA JABATAN KERJA

Nama Jabatan Kerja : …………………………………………………………….

URAIAN JABATAN

Uraian mengenai tugas-tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan


sesuai Jabatan Kerja : ..........................................................................

PERSYARATAN JABATAN

1. Pendidikan Minimal : 1. .……………………………….


2. .……………………………….
3. .……………………………….

2. Pengalaman Kerja : 1. .……………………………….


2. .……………………………….
3. .……………………………….

3. Persyaratan Lain : 1. .……………………………….


2. .……………………………….
3. .……………………………….

8
FORMULIR ANALISIS PEKERJAAN SETIAP JABATAN KERJA

PEKERJAAN

1. Pekerjaan A

2. Pekerjaan B
3. Pekerjaan C

4.

dst.

FORMULIR ANALISIS TUGAS SETIAP PEKERJAAN

NAMA JABATAN :

PEKERJAAN DAN TUGAS

PEKERJAAN TUGAS

1.1. ……… 1.2. ……… 1.3. ……… dst.


1. Pekerjaan A

2.1. ……… 2.2. ……… 2.3. ……… dst.


2. Pekerjaan B

3.1. ……… 3.2. ……… 3.3. ……… dst.


3. Pekerjaan C

dst. dst. dst. dst.


dst.

9
FORMULIR ANALISIS LANGKAH KERJA SETIAP TUGAS

NAMA JABATAN :
PEKERJAAN :

TUGAS DAN LANGKAH KERJA

TUGAS LANGKAH KERJA


(TASK)

1.1.1. ……. 1.1.2. ……. 1.1.3. ……. dst.


Tugas 1.1

1.2.1. ……. 1.2.2. ……. 1.2.3. dst.


Tugas 1.2 ………

1.3.1. ……. 1.3.2. ……. 1.3.3. ……. dst.


Tugas 1.3

dst. dst. dst. dst.


Tugas dst.

10
FORMULIR STANDAR KINERJA PELAKSANAAN TUGAS

Nama Bidang Pekerjaan/Jabatan Kerja :


Nomor
Pekerjaan
Nomor
Tugas
Tingkat Standar Kinerja Pelaksanaan Tugas :
Kinerja ……………………………………………………………………
Persyaratan Yang Dibutuhkan
Langkah
Kriteria Sikap Prosedur
Kerja Pengetahuan Keterampilan Peralatan Material
Kinerja Kerja Kerja

11
BAB III
PENYUSUNAN RANCANGAN
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (RSKKNI)

3.1. Transformasi Hasil Analisis Kompetensi Kerja


1. Unit Kompetensi kerja dirumuskan dengan cara
mentransformasi hasil akhir analisis kompetensi kerja ke
dalam format Regional Model Competency Standard (RMCS).
2. Cara mentransformasi hasil akhir analisis kompetensi kerja ke
dalam format Unit Kompetensi dilakukan sebagai berikut:
a. Pekerjaan (duty) menjadi Unit Kompetensi.
b. Tugas (task) menjadi Elemen Kompetensi.
c. Langkah kerja (step) menjadi Kriteria Unjuk Kerja (KUK).
3. Judul Unit Kompetensi
a. Unit Kompetensi adalah sebagai bagian dari keseluruhan
unit kompetensi yang terdapat pada standar kompetensi
kerja.
b. Judul Unit Kompetensi merupakan bentuk pernyataan
terhadap tugas/pekerjaan yang akan dilakukan dan
diawali dengan menggunakan kata kerja operasional
dalam kalimat aktif.
c. Batasan Unit Kompetensi antara lain:
 Unit kompetensi merupakan komponen terkecil dari
suatu kegiatan/pekerjaan yang tidak bisa dibagi lagi.
 Unit Kompetensi dapat digunakan untuk suatu
jabatan kerja lainnya.
4. Format Unit Kompetensi pola RMCS sebagai berikut:

12
1. Kode Unit Kompetensi :
2. Judul Unit Kompetensi :
3. Diskripsi Unit :
Kompetensi
4. Elemen Kompetensi : 5. Kriteria Unjuk Kerja
(KUK) :

6. Batasan Variabel :
7. Panduan Penilaian :
8. Kompetensi Kunci : Tingkat Kinerja

5. Penjelasan unsur–unsur Unit Kompetensi diuraikan sebagai


berikut:
1. Kode Unit Kompetensi
Kode Unit Kompetensi mengacu kepada pengkodean
yang memuat sektor jasa konstruksi, kelompok Unit
Kompetensi, nomor urut Unit Kompetensi, versi tahun
pembuatan yang akan diatur lebih lanjut.

2. Judul Unit Kompetensi


Judul unit kompetensi, merupakan bentuk pernyataan
terhadap tugas/pekerjaan yang akan dilakukan. Unit
Kompetensi adalah bagian dari keseluruhan Unit
Kompetensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja.
Judul Unit Kompetensi harus menggunakan kalimat aktif
yang diawali dengan kata kerja aktif yang terukur.
Kata kerja aktif yang digunakan dalam penulisan judul
Unit Kompetensi, misalnya, memperbaiki,
mengoperasikan, melakukan, melaksanakan,
menjelaskan, mengomunikasikan, menggunakan,

13
melayani, merawat, merencanakan, membuat dan lain-
lain.
Kata kerja aktif yang digunakan dalam penulisan judul
Unit Kompetensi sedapat mungkin menghindari
penggunaan kata kerja seperti, memahami, mengetahui,
menerangkan, mempelajari, menguraikan, mengerti dan
atau yang sejenis.

3. Deskripsi Unit Kompetensi


Deskripsi Unit Kompetensi menjelaskan secara singkat isi
dari judul Unit Kompetensi yang mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan satu tugas yang disyaratkan dalam judul
Unit Kompetensi.

4. Elemen Kompetensi
Elemen Kompetensi adalah bagian kecil dari Unit
Kompetensi, yang mengidentifikasi kegiatan yang harus
dikerjakan untuk mencapai Unit Kompetensi tersebut.
Elemen Kompetensi ditulis menggunakan kalimat aktif.
Dalam setiap Unit Kompetensi terdapat 3 sampai 5
Elemen Kompetensi. Keseluruhan Elemen Kompetensi
pada setiap Unit Kompetensi harus mencerminkan
kegiatan merencanakan, menyiapkan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan.

5. Kriteria Unjuk Kerja (KUK)


Kriteria Unjuk Kerja merupakan bentuk pernyataan yang
menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk
memeragakan hasil kerja/karya pada setiap Elemen
Kompetensi. Kriteria Unjuk Kerja harus mencerminkan
kegiatan yang dapat menggambarkan 3 aspek, yaitu

14
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Setiap
Elemen Kompetensi minimal terdiri atas 3 Kriteria Unjuk
Kerja dan dirumuskan dalam kalimat terukur dengan
bentuk pasif.
Pemilihan kosakata dalam menulis kalimat KUK harus
memperhatikan keterukuran aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja, yang ditulis dengan
memperhatikan tingkat taksonomi kognitif dan
pengembangannya yang terkait dengan aspek-aspek
psikomotorik, kognitif dan afektif sesuai dengan tingkat
kesulitan pelaksanaan tugas pada tingkatan/urutan Unit
Kompetensi.

6. Batasan Variabel
Batasan variabel untuk Unit Kompetensi minimal dapat
menjelaskan:
a. Konteks variabel yang dapat mendukung atau
menambah kejelasan tentang isi sejumlah Elemen
Kompetensi pada satu Unit Kompetensi tertentu, dan
kondisi lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan
tugas.
b. Perlengkapan yang diperlukan seperti peralatan,
bahan atau fasilitas yang digunakan harus sesuai
persyaratan yang ditentukan untuk melaksanakan
Unit Kompetensi.
c. Tugas yang dilakukan harus mendukung
terpenuhinya persyaratan Unit Kompetensi.
d. Peraturan-peraturan yang ada, diperlukan sebagai
dasar atau acuan dalam melaksanakan tugas untuk
memenuhi persyaratan kompetensi.

15
7. Panduan Penilaian
Panduan penilaian ini digunakan untuk membantu penilai
dalam melakukan penilaian/pengujian pada Unit
Kompetensi, antara lain meliputi:
a. Penjelasan tentang hal-hal yang diperlukan dalam
penilaian adalah: prosedur, alat, bahan dan tempat
kerja serta penguasaan Unit Kompetensi tertentu.
Unit Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
digunakan sebagai persyaratan awal. Panduan ini
diperlukan untuk melanjutkan penguasaan Unit
Kompetensi yang dinilai serta keterkaitannya dengan
Unit Kompetensi lain.
b. Kondisi pengujian merupakan suatu kondisi yang
berpengaruh atas tercapainya kompetensi kerja, yang
mencakup tempat, objek penilaian, cara dan lingkup
penilaian yang harus dilakukan. Sebagai contoh,
pengujian dilakukan dengan metode tes tertulis,
wawancara, demonstrasi, menggunakan alat peraga
dan praktek di tempat kerja.
c. Pengetahuan yang dibutuhkan, merupakan informasi
yang diperlukan untuk mendukung tercapainya
Kriteria Unjuk Kerja pada Unit Kompetensi tertentu.
d. Keterampilan yang dibutuhkan, merupakan informasi
yang diperlukan sebagai bukti kemampuan untuk
mendukung tercapainya Kriteria Unjuk Kerja pada
Unit Kompetensi tertentu.
e. Aspek kritis merupakan aspek atau kondisi yang
harus dimiliki seseorang untuk menemu-kenali sikap
kerja untuk mendukung tercapainya Kriteria Unjuk
Kerja pada Unit Kompetensi tertentu.

16
8. Kompetensi Kunci
Kompetensi kunci merupakan persyaratan kemampuan
yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai unjuk kerja
yang disyaratkan dalam pelaksanaan tugas pada Unit
Kompetensi tertentu, yang terdiri atas 7 (tujuh) kriteria
kompetensi kunci, yaitu:
a. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasi
informasi.
b. Mengomunikasikan informasi dan ide-ide.
c. Merencanakan dan mengorganisasi kegiatan.
d. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok.
e. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis.
f. Memecahkan masalah.
g. Menggunakan teknologi.

Masing-masing dari ketujuh kompetensi kunci tersebut,


memiliki tingkatan dalam tiga kategori. Katagori
sebagaimana dimaksud tertuang dalam tabel gradasi
kompetensi kunci. Tabel gradasi kompetensi kunci
merupakan daftar yang menggambarkan :
a. Kompetensi kunci (berisi 7 kompetensi kunci)
b. Tingkat/gradasi (1,2 dan 3)

Dari Tabel Gradasi kompetensi kunci, setelah dilakukan


analisa terhadap masing-masing nilai kompetensi kunci,
selanjutnya dapat dilakukan perhitungan penjumlahan
nilai dari setiap kompetensi kunci yang digunakan sebagai
pedoman penetapan tingkat/derajat kemudahan atau
kesulitan dari unit kompetensi tertentu.

17
Tabel Gradasi (Tingkatan) Kompetensi Kunci

TINGKAT 3
TINGKAT 1 TINGKAT 2
KOMPETENSI “Mengevaluasi
“Melakukan “Mengelola
KUNCI dan Memodifikasi
Kegiatan“ Kegiatan“
Proses“
1. Mengumpulkan, Mengikuti pedoman Mengakses dan Meneliti dan
menganalisa yang ada dan merekam lebih dari menyaring lebih
dan merekam dari satu satu sumber dari satu sumber
mengorganisasi sumber informasi informasi dan mengevaluasi
kan informasi kualitas informasi
2. Mengkomunikas Menerapkan bentuk Menerapkan gagsan Memilih model dan
ikan informasi komunikasi untuk informasi dengan bentuk yang
dan ide-ide mengantisipasi memilih gaya yang sesuai dan
paling sesuai memperbaiki dan
mengevaluasi
Kontek komunikasi jenis komunikasi
sesuai jenis dan dari berbagai
gaya berkomunikasi macam jenis dan
gaya cara
berkomunikasi
3. Merencanakan Bekerja dibawah Mengkoordinir dan Menggabungkan
dan pengawasan atau mengatur proses strategi, rencana,
mengorganisasi supervisi pekerjaan dan pengaturan, tujuan
kan kegiatan menetapkan dan prioritaskerja
prioritas kerja
4. Bekerjasama Melaksanakan Melaksanakan Bekerjasama
dengan orang kegiatan-kegiatan kegiatan dan untuk
lain yang sudah membantu menyelesaikan
dipahami/aktivitas merumuskan tujuan kegiatan-kegiatan
rutin yang bersifat
komplek
5. Menggunakan Melaksanakan Memilih gagasan Bekerja dalam
gagasan secara tugas-tugas yang dan teknik bekerja menyelesaikan
matematis dan sederhana dan telah yang tepat untuk tugas yang lebih
teknis ditetapkan menyelesaikan komplek dengan
tugas-tugas yang menggunakan
komplek teknik dan
matematis

18
KOMPETENSI TINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3
KUNCI “Melakukan “Mengelola “Mengevaluasi
Kegiatan“ Kegiatan“ dan Memodifikasi
Proses“
6. Memecahkan Memecahkan Memecahkan Memecahkan
masalah masalah untuk tugas masalah untuk tugas masalah yang
rutin di bawah rutin secara mandiri komplek dengan
pengawasan/ berdasarkan menggunakan
supervisi pedoman/panduan pendekatan
metoda yang
sistematis
7. Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
teknologi teknologi untuk teknologi untuk teknologi untuk
membuat barang mengkonstruksi, membuat
dan jasa yang mengorganisasikan desain/merancan,
sifatnya berulang- atau membuat menggabungkan,
ulang pada tingkat produk barang atau memodifikasi dan
dasar di bawah jasa berdasarkan mengembangkan
pengawasan/ desain produk barang
supervisi atau jasa

3.2. Format RSKKNI (Rancangan Standar Kompetensi Kerja


Nasional Indonesia)
1. a. Unit–unit Kompetensi yang terbentuk dari transformasi
hasil analisis kompetensi, dituangkan ke dalam format
Unit Kompetensi berdasarkan klasifikasi dan jenjang
kualifikasi/jabatan kerja menjadi konsep RSKKNI.
b. Unit-unit Kompetensi pada setiap jabatan kerja
mengandung 3 kelompok Unit Kompetensi, yaitu:
(1) Kelompok Kompetensi Umum.
(2) Kelompok Kompetensi Inti.
(3) Kelompok Kompetensi Khusus.
c. Setiap Unit Kompetensi mengandung dimensi
kompetensi, yang terdiri atas:
(1) Kemampuan dalam tugas (task skill),
(2) Kemampuan mengelola tugas (task management
skill),

19
(3) Kemampuan mengelola hal-hal tak terduga dengan
cermat (contingency management skill),
(4) Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja termasuk mentaati ketentuan keselamatan dan
kesehatan kerja (job/role environment/safety/health
skill),
(5) Kemampuan mentransfer atau adaptasi dalam situasi
kerja yang berbeda/tempat kerja baru (transfer
management skill).
d. Pemaketan Unit Kompetensi dapat dilakukan berdasarkan
klasifikasi dan jenjang kualifikasi/jabatan kerja dan
berdasarkan kluster/area kerja. Jenis pekerjaan/jabatan
berdasarkan kluster tidak memerlukan persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam jenjang kualifikasi
pekerjaan/jabatan berdasarkan KKNI, tetapi masih dalam
koridor SKKNI.
e. Pemaketan Unit Kompetensi jasa konstruksi berdasarkan
jenjang kualifikasi yang mengacu kepada KKNI dan KKJK
disusun sebagai berikut:

20
FORMAT PAKET UNIT KOMPETENSI DENGAN JENJANG KUALIFIKASI
PADA SKKNI/KKJK/JABATAN KERJA

Sektor : Jasa Konstruksi


Sub Sektor/Bidang Pekerjaan : Arsitektur/Sipil/Mekanikal/Elektrikal/
Tata Lingkungan (ASMET) *)
Sub Bidang Pekerjaan : ………………………………………………..
Bagian Sub Bidang : ………………………………………………..
Klasifikasi : Perencanaan/Pelaksanaan/Pengawasan*)
Nama Jabatan Kerja/ : ....................................................................
Profesi *)
Jenjang KKNI/KKJK : Level ...... (.......................) /........................
Diskripsi Jabatan Kerja/ : ....................................................................
Profesi *)
Kode :         
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

KELOMPOK KOMPETENSI UMUM

No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

KELOMPOK KOMPETENSI INTI

No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

21
KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS

No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

* Coret yang tidak diperlukan

2. a. Hasil penyusunan draf RSKKNI divalidasi oleh unsur-


unsur pakar, praktisi dan institusi terkait.
b. Hasil penyusunan draf RSKKNI dibahas oleh Komite
RSKKNI yang dilakukan melalui forum pra-konvensi.
c. Komite RSKKNI dibentuk berdasarkan keputusan pejabat
eselon I yang membidangi Pembinaan Konstruksi dan
Sumber Daya Manusia (SDM)
d. Keanggotaan komite sebagaimana dimaksud di atas
terdiri atas unsur instansi teknis pembina sektor jasa
konstruksi, LPJKN, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),
assosiasi profesi, assosiasi industri terkait, pakar, praktisi
dan tenaga ahli sesuai bidang profesinya.
e. Ketentuan pembahasan draf RSKKNI melalui forum pra-
konvensi sampai pada tahap pembahasan dalam forum
konvensi selalu mengikuti ketentuan peraturan
perundang–undangan yang berlaku tentang Tata Cara
Penetapan SKKNI.
f. Draf RSKKNI yang sudah dibahas dalam pra-konvensi
diajukan kepada LPJKN dan BNSP untuk diverifikasi
dalam rangka kesesuaian dengan sertifikasi kompetensi
keahlian dan keterampilan jasa konstruksi serta
kesesuaian penyusunan standar kompetensi yang

22
dilaksanakan paling lama 14 (empat belas) hari sejak
diterimanya draf RSKKNI dari instansi, pembina jasa
konstruksi.
g. Hasil pembahasan pada forum pra-konvensi digunakan
sebagai bahan pembahasan di forum konvensi.

3.3. Pembakuan RSKKNI


1. Pembakuan RSKKNI dilakukan melalui penyelenggaraan
forum konvensi yang dikoordinasi oleh pembina sektor jasa
konstruksi dengan melibatkan komite RSKKNI pada instansi
teknis pembina sektor.
2. Forum konvensi sebagaimana dimaksud di atas menghasilkan
bakuan RSKKNI yang telah disetujui oleh seluruh pemangku
kepentingan untuk ditetapkan menjadi SKKNI.
3. Ketentuan penetapan SKKNI mulai dari pembahasan pada
forum konvensi sampai dengan pemberlakuan SKKNI, selalu
memperhatikan ketentuan peraturan perundang–undangan
yang berlaku, antara lain Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Tentang Tata Cara Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.

3.4. Penyusunan SKK dengan Adopsi/Adaptasi


Penyusunan SKK dimungkinkan dengan cara adopsi/adaptasi,
yang dilakukan apabila ada referensi yang baik dan sangat
diperlukan.
Penyusunan Standar Kompetensi Kerja (SKK) dengan pendekatan
adopsi atau adaptasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

Tahap Pertama
Identifikasi dan titik rujukan (benchmark) berbagai Standar
Kompetensi yang telah ada dari berbagai negara atau lembaga

23
internasional lainnya yang diperoleh dari standar-standar luar
negeri.

Tahap Kedua
Unit-unit Kompetensi yang dipilih, diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia dengan memperhatikan taksonominya.

Tahap Ketiga
Penyesuaian kontekstual aspek parameter yang tertuang dalam
rentang variabel, ditelaah ulang dan disesuaikan dengan kondisi
di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan peraturan,
standar-standar, dan hal lain yang terkait.

Tahap Keempat
Pembahasan draf hasil terjemahan yang telah disesuaikan
dengan konteks sosial budaya, cita-cita, dan pembangunan
kapasitas (capacity building) maupun sikap kerja tenaga kerja
Indonesia, dibahas dalam forum lokakarya/workshop,
prakonvensi dan konvensi.

Tentang hal yang berkaitan dengan hak cipta, diselesaikan sesuai


ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia maupun negara asal yang SKK-nya diadopsi.

3.5. Peninjauan Ulang (review) SKK yang sudah ada


Peninjauan ulang (review) SKK yang sudah ada dilakukan apabila
kandungan substansi dan atau formatnya sudah tidak sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.
Peninjauan ulang SKK yang telah ada dilakukan sebagai berikut :
1. Memperhatikan masukan dan saran dari pihak penggunan
SKK yang didasarkan pada cakupan substansi dan format
yang digunakan.

24
2. Melakukan kaji ulang terhadap kelayakan SKK yang
sudah ada berdasarkan pengakuan kompetensi terkini
(Recognition of Current Competency).
3. Proses peninjauan ulang (review) dilakukan melalui
workshop terbatas dan analisis DACUM lainnya, yang
dihadiri oleh ahli/praktisi atau pelaku lansung/pemangku
jabatan kerja yang bersangkutan.
4. Format Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (RSKKNI) dan pembakuan SKKNI sektor jasa
konstruksi mengikuti peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

MENTERI PEKERJAAN UMUM

DJOKO KIRMANTO

25
Lampiran II : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 14/PRT/M/2009
Tanggal : 14 Juli 2009

PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PELATIHAN


BERBASIS KOMPETENSI KERJA JASA KONSTRUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peraturan Pemerintah No. 31 tahun 2006 Tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional, pasal 19 ayat (4) menyatakan bahwa
pembinaan teknis terhadap pelaksanaan Sistem Pelatihan Kerja
Nasional di masing-masing sektor dilakukan oleh instansi
pemerintah sektor yang bersangkutan.
Untuk memenuhi amanat Peraturan Pemerintah tersebut,
sektor jasa konstruksi dengan perangkat aturan dalam pembinaan
dan pengembangan tenaga kerjanya, sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000, Bab III tentang Tenaga
Kerj a Konstruksi pasal 19 ayat (2) dan (3), bahwa sertifikasi
keterampilan dan keahlian kerja diberikan kepada tenaga kerja
terampil dan atau ahli yang telah memenuhi persyaratan
berdasarkan disiplin keilmuan dan atau keahlian/keterampilan
tertentu.
Untuk memenuhi persyaratan berdasarkan displin
keilmuan dan atau keahlian/keterampilan tertentu, sebagaimana
dinyatakan dalam PP No. 28 tahun 2000 di atas, diperlukan
program pelatihan kerja yang didasarkan kepada Standar
Kompetensi Kerja. Program pelatihan kerja tersebut perlu disusun
dan dikembangkan oleh institusi pendidikan atau pelatihan yang
ada di sektor jasa konstruksi. Dalam penyusunan program
pelatihan kerja diperlukan pemahaman tentang tata cara dan
1
langkah-langkah baku, sehingga kegiatan pelatihan kerja yang
diselenggarakan oleh institusi pelatihan dapat berjalan efektif
mencapai tingkat kompetensi yang disyaratkan. Peraturan ini
dimaksudkan untuk dijadikan sebagai acuan dalam menyusun
kurikulum pelatihan berbasis kompetensi, yang merupakan bagian
dari program pelatihan kerja.

1.2. Tujuan Pedoman Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis


Kompetensi
Tujuan pedoman penyusunan kurikulum pelatihan
berbasis kompetensi kerja jasa konstruksi adalah untuk memandu
penyusunan dan pengembangan kurikulum pelatihan yang akan
digunakan sebagai salah satu masukan dalam menyusun Program
Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi.

2
BAB II
PENYUSUNAN KURIKULUM PELATIHAN

2.1. Perumusan Tujuan Pelatihan


1. Pelatihan merupakan kumpulan dari unsur–unsur dinamis,
yang saling berhubungan/berkaitan dalam proses pencapaian
tujuan pelatihan. Perumusan tujuan pelatihan didasarkan pada
Standar Kompetensi Kerja (SKK) sebagai acuan dalam
penyusunan kurikulum pelatihan, materi pelatihan, materi uji
pelatihan, serta unsur-unsur kegiatan pelatihan lainnya.
2. Perumusan tujuan pelatihan merupakan penjabaran dari
rangkaian kegiatan yang disyaratkan dalam standar
kompetensi untuk menjawab tuntutan dari setiap kriteria unjuk
kerja dalam pencapaian kompetensi kerja.
3. Tujuan pelatihan
Pelatihan kerja diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan
kemampuan produktivitas dan kesejahteraan.

2.2. Kerangka Dasar Penyusunan Kurikulum Pelatihan


1. Penyusunan kurikulum pelatihan merupakan salah satu
tahapan kegiatan penyelenggaraan pelatihan yang sangat
menentukan tercapainya tujuan pelatihan.
2. Penyusunan kurikulum dilakukan dengan mengidentifikasi
Unit–unit Kompetensi melalui analisis terhadap Kriteria Unjuk
Kerja (KUK) pada setiap Elemen Kompetensi, sehingga
menghasilkan indikator-indikator keberhasilan pencapaian
kompetensi.
3. Rangkuman indikator keberhasilan yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dari hasil analisis
terhadap KUK, merupakan dasar rumusan penyusunan
kurikulum dan silabus suatu paket pelatihan.

3
2.3. Pengembangan Paket Pelatihan
Pengembangan paket pelatihan mengacu pada:
1. Standar Kompetensi Kerja
Standar Kompetensi Kerja harus mengacu kepada 3 (tiga)
aspek, yaitu:
Aspek Kompetensi, Aspek Dimensi Kompetensi dan Aspek
Tingkat/gradasi Kompetensi Kunci.
a. Aspek Kompetensi terdiri dari Pengetahuan (Knowledge),
Keterampilan (Skills) dan Sikap Kerja (Attitude).
b. Dimensi Kompetensi ada 5 (lima) terdiri atas:
(1) Kemampuan dalam tugas (task skill)
(2) Kemampuan mengelola tugas (task management
skill)
(3) Kemampuan mengatasi suatu masalah tak terduga
(contingency management skill)
(4) Kemampuan menyesuaikan dengan ketentuan
lingkungan kerja, keselamatan dan kesehatan kerja
(job/role environment safety/health skill)
(5) Kemampuan mentransfer/beradaptasi dengan
situasi yang berbeda/tempat kerja baru
(transferable management skill).
c. Tingkat/gradasi Kompetensi Kunci sebagai tingkat kinerja
terdiri atas:
(1) Tingkat Kinerja 1: melaksanakan proses sesuai
teori atau prosedur yang telah ditentukan dan
menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan.
(2) Tingkat Kinerja 2: Mengelola proses termasuk
menganalisis dan menentukan kriteria untuk
sintesa dan mengevaluasi proses.
(3) Tingkat Kinerja 3: Menentukan prinsip-prinsip
proses, mengevaluasi dan mengubah bentuk
proses secara kreatif dan inovatif berwawasan
masa depan dan menentukan kriteria untuk
pengembangan proses.

4
2. Pedoman asesmen (assesment guide) yaitu pedoman yang
memberikan suatu kerangka untuk menilai pencapaian
kompetensi yang disyaratkan untuk suatu jabatan kerja
tertentu.

3. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah


kerangka, perjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara
bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta
pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai
sektor.

Kualifikasi yang berlaku secara nasional dan mengacu pada


KKNI, terdiri atas sembilan jenjang profesional sebagai berikut:
a. Kualifikasi tenaga kerja berdasarkan kemampuan teknis,
terdiri atas enam jenjang yaitu I, II, III, IV, V dan VI
(semakin besar angkanya semakin tinggi jenjangnya).
Termasuk di dalamnya adalah kemampuan manajerial
(management skill). Semakin tinggi kualifikasi akan
semakin besar peran manajerial, sementara peran teknis
(technical skill) semakin kecil tetapi lebih mendalam.
b. Kualifikasi untuk tenaga kerja profesional yang berbasis
kemampuan intelektual melalui kegiatan riset dan
pengembangan terdiri atas tiga jenjang kualifikasi, yaitu
VII, VIII dan IX.

Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi


disandingkan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) dan Kerangka Kualifikasi Jasa Konstruksi (KKJK),
digambarkan sebagai berikut :

5
PENDAYAGUNAAN KUALIFIKASI DAN PELATIHAN

2.4. Penyusunan Kurikulum Mengacu SKK


Penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan berbasis kompetensi
kerja dilakukan dengan mentransformasi unsur-unsur Standar
Kompetensi Kerja (SKK) menjadi unsur-unsur materi pelatihan,
dengan uraian sebagai berikut :
a. Judul Unit Kompetensi merepresentasi judul mata latih.
b. Judul Elemen Kompetensi, merepresentasi judul silabus
pelatihan.
c. Judul KUK merepresentasi judul sub silabus materi pelatihan.
d. IUK menguraikan dan menjelaskan kompetensi yang dituntut
pada setiap KUK yang meliputi aspek pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill) dan sikap kerja (attitude).

6
2.5. Tahapan Penyusunan Kurikulum
1. Tahapan utama proses penyusunan kurikulum adalah :
a. Strategi Pencapaian Tujuan Kompetensi.
Strategi pencapaian tujuan kompetensi dalam pembuatan
kerangka silabus dikembangkan berdasarkan identifikasi
dan analisis Indikator Unjuk Kerja/Keberhasilan (IUK)
terhadap Tingkat Kompetensi dan Dimensi Kompetensi
dari masing-masing Kriteria Unjuk Kerja (KUK).

Apabila salah satu kolom hasil identifikasi pada Dimensi


Kompetensi tidak terpenuhi (kosong), maka standar
kompetensi pada unit tersebut perlu ditinjau kembali.

b. Identifikasi dan Analisis Standar Kompetensi.


Identifikasi dan analisis standar kompetensi mengacu
pada judul Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi, Kriteria
Unjuk Kerja (KUK). Setiap KUK dianalisis persyaratan
kompetensinya untuk mengungkapkan kebutuhan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, kemudian
dirangkum dan dirumuskan silabusnya.
Secara matriks dapat digambarkan sebagai berikut :

Judul Pelatihan: …………………………………………………………………

Kode/ Judul Unit Kompetensi: ……………………………………………………….


Kriteria Indikator Unjuk Kerja (IUK) / Persyaratan
Elemen
Unjuk Kompetensi Silabus
Kompetensi
Kerja Pengetahuan Keterampilan Sikap Kerja

7
c. Strategi pencapaian tujuan pembelajaran dikembangkan
berdasarkan rumusan silabus, kemudian dikaji dan
ditetapkan :
 Kegiatan pembelajaran Teori (T) dan/atau Praktek (P)
 Metodologi dan media pembelajaran
 Waktu Pembelajaran

Waktu pembelajaran dihitung dari setiap KUK lengkap


dengan IUK-nya, melalui cara mengukur perkiraan waktu
pembelajaran yang dibutuhkan berdasarkan kajian data
dan fakta peserta pelatihan, dengan mempertimbangkan
beberapa variabel seperti pengalaman kerja, latar
belakang, tingkat dan mutu pendidikan formal, yang
disesuaikan dengan sosial budaya tenaga kerja.
Secara matrik dapat digambarkan sebagai berikut:

NO. KODE/ JUDUL UNIT KOMPETENSI :


…………………………………………………………

No. Elemen Kompetensi Waktu


Pembelajaran Metoda/ Media
/ Kriteria Unjuk Kerja Silabus Pembelajaran
Pembelajaran
(KUK) T P T P JML

Dari hasil identifikasi silabus, strategi pencapaian tujuan


pelatihan dan pembelajaran dapat dituangkan dalam
format Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (KPBK)
untuk jabatan kerja/profesi dapat dibuat seperti contoh
berikut ini:

8
LOGO

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI


(Judul Jabatan Kerja)
KODE PROGRAM PELATIHAN :...................................

Gambar menyesuaikan dengan


jabatan kerja

LEMBAGA PELATIHAN
............................................................
................................................................

9
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…......................................................................................................................
A. Pendahuluan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

B. Tujuan Pelatihan Berbasis Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi


Tujuan pelatihan adalah sejumlah kompetensi yang harus dicapai
peserta pelatihan sampai akhir proses pelatihan kerja. Uraian yang
terdapat pada tujuan pelatihan pada dasarnya mengarah kepada
pemenuhan persyaratan jabatan/pekerjaan yang ditetapkan oleh pasar
kerja sektor jasa konstruksi, sehingga setelah selesai mengikuti
program pelatihan, peserta pelatihan mampu mengisi jabatan/profil
pekerjaan yang dibutuhkan.

C. Persyaratan Peserta Pelatihan


a. Pendidikan minimal.
b. Pengalaman kerja.
c. Kesehatan.

D. Lama Pelatihan
Lama pelatihan adalah jumlah jam pelatihan yang harus ditempuh dari
seluruh mata latihan (unit-unit kompetensi) yang ditempuh dan
tercantum dalam kurikulum pelatihan. Jumlah jam pelatihan sangat
terkait dengan jumlah yang ditetapkan pada tujuan pelatihan dan uraian
silabus dari masing-masing mata latihan (unit-unit kompetensi). Untuk 1
jam pelatihan teori dan praktik setara dengan 45 menit.

Di dalam konsep Pelatihan Berbasis Kompetensi yang berorientasi


pada output dan outcome (hasil pelatihan), kegiatan pelatihan tidak

10
terikat pada lamanya waktu latihan, maka pelaksanaannya tergantung
pada kecepatan dan keaktifan masing-masing peserta pelatihan dalam
menyelesaikan unit-unit kompetensi yang dipilih serta tingkat
penerapan kompetensi minimum yang dituntut dalam standar
kompetensi, dan juga latar belakang peserta pelatihan dan tersedianya
perangkat pelatihan.

Adapun format lama pelatihan sebagai berikut :

Selama ……………….. jam pelajaran (@ = 45 menit) terdiri atas materi


pelatihan :
1. Mata Pelatihan Umum = …………. jam pelajaran.
2. Mata Pelatihan Inti = ………… jam pelajaran.
3. Mata Pelatihan Pilihan/ Khusus = ………… jam pelajaran.
4. Praktek/Studi Kasus =………………. jam pelajaran.
5. Magang = ………… jam pelajaran. (Bila diperlukan)
6. Evaluasi/ Ujian = ………… jam pelajaran.

11
E. MATA PELATIHAN : Sesuai Judul Pelatihan

UNIT/ ELEMEN JAM PELAJARAN


NO. MATA PELATIHAN
KOMPETENSI Teori Praktek Jumlah
I Kompetensi Umum Mata Pelatihan Umum
1. Judul Mata Latih 1. Judul Mata Latih - - -
Judul Silabus Judul Silabus
……….. dst ……….. dst
Jumlah Jam Pelajaran Mata Pelatihan Umum - - -
II Kompetensi Inti Mata Pelatihan Inti
1. Judul Unit 1. Judul Mata Latih - - -
Kompetensi 1.1 Judul Silabus
1.1 Judul Elemen 1.2 ………............
1.2 ………………. 1.3 dst
1.3 dst 2. Judul Mata Latih
2. Judul Unit 3. dst
Kompetensi
3. dst

Jumlah Jam Pelajaran Mata Pelatihan Inti - - -

III Kompetensi Khusus


1. Judul Unit 1. Judul Materi - - -
Kompetensi 1.1 Judul Bab
Judul Elemen 1.2 ………………
………………dst 1.3 dst

2. Judul Unit 2. Judul Materi


Kompetensi 2.1 ………………
……………….. 2.2 ………………
……………….. 3. dst
3. dst

Jumlah Jam Pelajaran Mata Pelatihan Khusus - - -

IV Studi Kasus/ Praktek Praktek/Studi Kasus - - -

V Magang Praktek Kerja - - -

VI Evaluasi/ Ujian Evaluasi/ Ujian - - -

Total Jam Pelajaran - - -

12
F. HASIL BELAJAR
1. Mata Pelatihan Umum (= Kompetensi Umum)
1.1. Judul Materi: ………................................., merepresentasi
Unit Kompetensi: .…………………………...............................
 Tujuan Pembelajaran: (menjelaskan tuntutan
kemampuan yang disyaratkan Unit Kompetensi).
 Kriteria Penilaian: (merepresentasi tuntutan
kemampuan Elemen Kompetensi dari Unit Kompetensi).
a. ………………………………..
b. ………………………………..
c. dst
1.2 dan seterusnya

2. Mata Pelatihan Inti (= Kompetensi Inti)


2.1. Judul Materi: …………...…………………, merepresentasi
Unit Kompetensi: .……………………………………………..
 Tujuan Pembelajaran : (menjelaskan tuntutan
kemampuan yang disyaratkan Unit Kompetensi).
 Kriteria Penilaian (merepresentasi tuntutan
kemampuan Elemen Kompetensi dari Unit Kompetensi).
a. ………………………………..
b. ………………………………..
c. dst
2.2. dan seterusnya.

3. Mata Pelatihan Khusus (= Kompetensi Pilihan atau Khusus)


3.1. Judul Materi: .................................................,
merepresentasi Unit Kompetensi: ……………………...........
 Tujuan Pembelajaran: (menjelaskan tuntutan
kemampuan yang disyaratkan Unit Kompetensi).

13
 Kriteria Penilaian: (merepresentasi tuntutan
kemampuan Elemen Kompetensi dari Unit Kompetensi).
a. ………………………………..
b. ………………………………..
c. dan seterusnya.
3.2. dan seterusnya.

G. STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan pelatihan harus sesuai
dengan teori maupun praktek.
1. Strategi Pembelajaran teori:
Proses pembelajaran teori disesuaikan dengan urutan materi
pelatihan:
a. Metodologi
(1) Ceramah
(2) Diskusi
(3) Simulasi
(4) Peragaan/Demonstrasi
(5) Widya karya
(6) Studi kasus, dan lain-lain

b. Media/bahan
(1) OHT+OHP atau LCD+Laptop.
(2) Papan tulis lengkap flipchart dan alat tulis.
(3) Materi pembelajaran.
(4) Ruang kelas (pembelajaran teori)
(5) Alat peraga

2. Strategi Pelaksanaan Praktek


Strategi pelaksanaan praktek dilakukan dengan praktek langsung
di lapangan atau tempat kerja (OJT/OJE: on-the-job training/on-
the-job experience), baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan maupun pemeliharaan pekerjaan konstruksi.

14
Pelaksanaan praktek ini didukung prasarana dan sarana yang
disediakan oleh Lembaga Diklat antara lain :
a. Peralatan dan perlengkapan : (sesuai dengan kebutuhan)
b. Bahan/material praktek : (sesuai dengan kebutuhan)
c. Areal praktek : pada lokasi proyek atau Lembaga Diklat
d. Waktu : sesuai silabus (dalam jam/hari/minggu/bulan)

3. Instruktur/Fasilitator
 Harus mengacu pada SKKNI dan KPBK
 Harus menguasai teknis subtansi yang diajarkan.
 Harus mempunyai sertifikat Training of Trainer (TOT) atau
sejenisnya.
 Mampu berinovasi dan berimprovisasi dengan metodologi
yang tepat.

4. Penyelenggara
 Penyelenggara harus memfasilitasi tujuan kompetensi yang
telah ditentukan melalui pelatihan.

5. Referensi
 Buku-buku substansi terkait dengan kompetensi yang
disyaratkan
 Standard Operating Procedure (SOP) terkait dan sesuai

H. PENILAIAN HASIL
1. Peserta pelatihan mendapatkan sertifikat pelatihan berbasis
kompetensi, apabila hasil penilaian tingkat kompetensi telah
mencapai tingkat minimal yang disyaratkan.
2. Evaluasi dilakukan sebagai uji kompetensi dengan menggunakan
Materi Uji Kompetensi (MUK) terdiri dari:
a. Uji Kompetensi teori
b. Uji Kompetensi praktek

15
I. LEMBAGA PELATIHAN
Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja dilaksanakan oleh Lembaga
Pelatihan yang terakreditasi.

MENTERI PEKERJAAN UMUM

DJOKO KIRMANTO

16
Lampiran III : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 14/PRT/M/2009
Tanggal : 14 Juli 2009

PEDOMAN PENYUSUNAN MATERI PELATIHAN


BERBASIS KOMPETENSI KERJA JASA KONSTRUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Materi pelatihan merupakan bagian dari suatu program
pelatihan kerja berbasis kompetensi yang menguraikan dan
menjelaskan secara rinci rangkaian pencapaian kompetensi kerja.
Dalam materi pelatihan, setiap Indikator Unjuk Kerja diuraikan aspek-
aspek kompetensinya untuk dipahami, dimengerti dan dikuasai oleh
peserta pelatihan, yang selanjutnya dipraktekan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas tertentu melalui tahapan-
tahapan latihan yang sistematis.
Dalam menyusun materi pelatihan, langkah pertama yang
perlu dilakukan adalah melakukan analisa terhadap Standar
Kompetensi dengan terlebih dahulu menyusun Indikator Unjuk Kerja
yang harus dipenuhi pada setiap kriteria unjuk kerjanya. Dalam
proses analisis Standar Kompetensi tersebut, diperlukan adanya
pedoman tata cara melakukan analisis Kriteria Unjuk Kerja menjadi
Indikator Keberhasilan, dan selanjutnya Indikator Keberhasilan
diuraikan ke dalam materi pelatihan. Sesuai amanat Peraturan
Pemerintah No. 31 tahun 2006 tentang Sitem Pelatihan Kerja
Nasional (Sislatkernas), pengembangan sistem pelatihan kerja di
masing-masing sektor dilakukan oleh instansi pemerintah pada sektor
yang bersangkutan. Peraturan ini dimaksudkan sebagai acuan dalam

1
penyusunan materi pelatihan berbasis kompetensi oleh institusi
pelatihan di sektor jasa konstruksi

1.2 Tujuan Penyusunan Pedoman


Tujuan pedoman penyusunan materi pelatihan berbasis
kompetensi adalah sebagai acuan bagi institusi pelatihan sehingga
dapat menyusun materi pelatihan yang mengacu kepada standar
kompetensi.
Sasaran pedoman penyusunan materi pelatihan adalah agar
tercapai penyusunan materi latih di berbagai institusi pelatihan kerja
dalam upaya mendukung kelancaran pelatihan berbasis kompetensi.

2
BAB II
PENYUSUNAN MATERI PELATIHAN

2.1 Umum
Dalam materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) diharapkan
memuat informasi dan tata cara untuk meningkatkan pengetahuan
dan membangun keterampilan (skill), serta sikap kerja peserta latih
dengan uraian, penjelasan dan contoh-contoh kasus, serta panduan
yang diperlukan dalam melakukan suatu kegiatan tertentu.
Materi pelatihan dikelompokkan kedalam 3 (tiga) jenis, yaitu :
1. Buku Informasi
2. Buku Kerja
3. Buku Penilaian

2.2 Format Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi


1. Format penyusunan materi pelatihan berbasis kompetensi kerja
minimal sebagai berikut :
A. Format Buku Informasi
a. Cover modul
Cover modul dapat dicantumkan kalimat-kalimat sebagai
berikut :
 Materi PBK (Judul Pelatihan/Jabatan Kerja)
 Judul Modul dan Kode Modul (Unit Kompetensi dan
Kode unit)
 Nama dan Alamat Institusi Pelatihan (Penyusun
modul)
b. Kata Pengantar, berisi :
 Kata pengantar memuat informasi tentang modul
untuk dipakai sebagai acuan peserta pelatihan
selama mengikuti paket pelatihan berbasis
kompetensi
 Kata pengantar dari pimpinan intitusi pelatihan

3
c. Daftar Isi
BAB I KATA PENGANTAR
1.1 Konsep Dasar PBK
 Apakah pelatihan ini berdasarkan
kompetensi ?
 Apakah artinya menjadi kompeten di tempat
kerja ?
Sub bab ini menjelaskan konsep PBK agar dapat
melakukan pekerjaan sesuai standar
kompetensi.
1.2 Penjelasan Materi Pelatihan
Sub bab ini memuat penjelasan tentang :
 Desain materi pelatihan
 Isi modul (buku informasi, buku kerja dan
buku penilaian)
 Pelaksanaan materi pelatihan
1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini / Recognition
Current of Competency (RCC)
Sub bab ini menjelaskan tentang kompetensi
yang telah dimiliki untuk dapat mengajukan
kompetensi terkini (RCC)
1.4 Pengertian-pengertian istilah
Sub bab ini terdiri dari :
 Pengertian profesi
 Standarisasi
 Penilaian/Uji Kompetensi
 Pelatihan
 Kompetensi
 Standar kompetensi
 Sertifikat kompetensi

4
BAB II STANDAR KOMPETENSI
2.1 Peta Paket Pelatihan
Sub bab ini memberikan gambaran berapa unit
kompetensi yang harus dipelajari untuk jenjang
tertentu.
2.2 Pengertian Unit Standar
Sub bab ini berisi :
 Pengertian tentang unit standar kompetensi
 Unit kompetensi yang akan dipelajari
 Durasi/waktu pelatihan
 Kesempatan untuk mencapai kompetensi
2.3 Unit Kompetensi yang Dipelajari
Sub bab ini memuat standar kompetensi yang
diharapkan bagi peserta pelatihan.
2.3.1 Judul Unit
Berisi judul unit kompetensi sesuai
dengan SKKNI.
2.3.2 Kode Unit
Berisi kode unit kompetensi sesuai
SKKNI.
2.3.3 Deskripsi Unit
Sub bab ini menjelaskan identifikasi
kompetensi yang dibutuhkan untuk
pekerjaan tertentu.
2.3.4 Elemen Kompetensi
Berisi elemen-elemen kompetensi yang
harus dikuasai dalam unit kompetensi
sesuai SKKNI.
2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja
Masing-masing elemen kompetensi
memiliki KUK sesuai SKKNI
2.3.6 Batasan Variabel

5
Sub bab ini menjelaskan batasan-
batasan variabel yang termuat dalam
elemen kompetensi dan KUK.
2.3.7 Panduan Penilaian
Sub bab ini menjelaskan bagaimana
cara melakukan penilaian unit
kompetensi yang meliputi tugas tertulis
dan tugas praktek.
2.3.8 Kompetensi Kunci

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN


3.1 Strategi Pelatihan
Berisi :
 Persiapan/perencanaan
 Permulaan dari proses pembelajaran
 Pengamatan dari tugas praktek
 Implementasi dan Penilaian
3.2 Metode pelatihan
Sub bab ini memberikan penjelasan tentang :
 Belajar secara mandiri
 Belajar berkelompok
 Belajar terstruktur

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI


Berisi materi yang harus dipelajari untuk mencapai
kompetensi pada unit yang bersangkutan.

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN


UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1 Sumber Daya Manusia
 Pelatih, penilai, teman kerja/sesama teman
pelatihan

6
5.2 Sumber-sumber Perpustakaan
Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan
5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan
 Daftar peralatan/mesin yang digunakan
 Daftar bahan yang digunakan

DAFTAR PUSTAKA

B. Format Buku Kerja


Buku kerja ini digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik
dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan mandiri/individual
peserta pelatihan yang belum memenuhi modul unit
kompetensi dapat mengulang.

Buku kerja ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:


1. Kegiatan-kegiatan yang membantu peserta pelatihan
untuk mempelajari dan memahami informasi
2. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk
memonitor pencapaian kemampuan/keterampilan
peserta pelatihan
3. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta
pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja

Buku kerja terdiri atas :


1. Cover Materi Pelatihan
 Bahan pelatihan nasional (Judul Pelatihan/Jabatan
Kerja)
 Judul materi dan kode materi pelatihan (unit
kompetensi dan kode unit)
 Nama instansi/lembaga

7
2. Daftar Isi
BAB I STANDAR KOMPETENSI
1.1 Judul Unit Kompetensi
1.2 Kode Unit
1.3 Deskripsi Unit
1.4 Kemampuan Awal
1.5 Elemen Kompetensi dan KUK
1.6 Batasan Variabel
1.7 Panduan Penilaian
1.8 Kompetensi Kunci
BAB II TAHAPAN BELAJAR
2.1 Langkah-langkah/tahapan Belajar
BAB III TUGAS TEORI DAN UNJUK KERJA
3.1 Tugas Tertulis
3.2 Lembar Pemeriksaan Tugas Tertulis
3.3 Lembar Pemeriksaan Tugas Unjuk
Kerja
3.4 Daftar Cek Unjuk Kerja

Buku-buku referensi untuk bahan pelatihan yang telah


direkomendasikan :
 Data buku manual
 Data buku pendukung teori

C. Format Buku Penilaian


Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai
jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada buku kerja,
berisi :
1. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta
pelatihan sebagai persyaratan kemampuan
2. Metode-metode yang disarankan dalam proses
penilaian kemampuan/keterampilan peserta pelatihan

8
3. Sumber/sumber yang dapat digunakan oleh peserta
pelatihan untuk mencapai kemampuan/keterampilan
4. Semua jawaban/tanggapan pada setiap pertanyaan
yang diisikan pada buku kerja
5. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan
praktek
6. Catatan pencapaian kemampuan/keterampilan peserta
pelatihan

Buku penilaian terdiri atas :


1. Cover Materi
 Bahan pelatihan nasional (Judul Pelatihan/Jabatan
Kerja)
 Judul materi dan kode materi (unit kompetensi dan
kode unit)
 Nama instanasi/lembaga
2. Daftar Isi
BAB I KONSEP PENILAIAN
1.1 Bagaimana instruktur akan menilai
Sub bab ini mengemukakan pendekatan
penilaian yang akan digunakan dan
tempat pengumpulan bukti.
1.2 Tipe penilaian
Sub bab ini menjelaskan metode
penilaian yang akan dilakukan baik
untuk menguji aspek pengetahuan
maupun aspek unjuk kerjanya.

BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN


2.1 Kunci Jawaban Tugas-tugas (Teori)

9
Sub bab terdiri atas jawaban-jawaban
yang benar dari setiap tugas teori yang
ada pada buku kerja.
2.2 Daftar Cek Unjuk Kerja (Praktek)
Sub bab ini memuat daftar cek untuk
setiap tugas-tugas praktek sebagai
sarana “self check”/penilaian sendiri
bagi peserta pelatihan.

LEMBAR PENILAIAN :
Memuat keputusan apakah peserta pelatihan dinyatakan
kompeten/belum kompeten, yang harus ditandatangani oleh
kedua pihak, instruktur maupun peserta pelatihan.

Buku-buku referensi untuk bahan pelatihan yang telah


direkomendasikan :
 Data buku manual
 Data buku pendukung teori

2.3 Isi Materi Pelatihan


Materi pelatihan yang dibahas dalam setiap sub-bab dan
bagian sub-bab merupakan penjabaran dan penjelasan yang
mengacu pada Elemen Kompetensi, KUK dan IUK yang wajib
diberikan kepada peserta pelatihan melalui kegiatan pembelajaran
teori maupun praktek dengan metodologi yang tepat.
Untuk mendukung pencapaian kompetensi, maka pelatihan
disusun dalam 3 (tiga) buku yaitu :
1. Buku Informasi
Buku informasi merupakan buku yang menguraikan suatu
substansi yang merepresentasikan unit kompetensi SKKNI.
Cakupan sajian buku informasi adalah berupa uraian, penjelasan
contoh-contoh kegiatan yang harus dilakukan dalam suatu

10
pelatihan secara sistematis untuk mencapai langkah kompetensi
yang ditentukan.
2. Buku Kerja
Buku kerja adalah buku catatan tentang proses kegiatan
pelatihan baik teori maupun praktek yang harus dilakukan oleh
setiap peserta pelatihan. Buku ini digunakanoleh siswa sebagai
buku evaluasi tingkat pencapaian kompetensi dalam pelatihan.
3. Buku Penilaian
Buku penialain adalah buku yang memuat informasi tentang
penilaian pencapaian kompetensi oleh setiap peserta pelatihan
pada prosespelatihan.

2.4 Transformasi Unit Kompetensi pada SKK ke dalam Modul


Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk mentransformasikan
unit kompetensi yang terdapat pada SKK ke dalam modul pelatihan :
a. Judul Unit Kompetensi direpresentasikan menjadi Judul Modul
dan Judul Bab IV
b. Judul Elemen Kompetensi direpresentasikan menjadi Judul
Subbab pada Bab IV
c. Kriteria Unjuk Kerja (KUK) direpresentasikan dalam uraian atau
bahasan pada setiap subbab pada Bab IV.
d. Indikator Unjuk Kerja (IUK) merupakan isi bahasan dalam materi
pelatihan, yang menjelaskan aspek pengetahuab (knowledge),
keterampilan (skill) dan sikap kerja (attitude) yang harus dicapai
dalam setiap KUK. Uraian bahasan atau penjelasan dalam setiap
KUK hendaknya merupakan penjelasan atas pertanyaan yang
dikembangkan dalam analisis pada Standar Kompetensi.

2.5 Format Media Pelatihan


Format media pelatihan dapat berupa buku (hardcopy), CD-ROM,
VCD, program komputer yang dibuat dengan ketentuan :

11
a. Transkrip atau analisis instruksionalnya konsisten mengacu
pada Elemen Kompetensi lengkap dengan IUK
b. Dibuat oleh ahli media didampingi ahli substansi dan ahli
pelatihan

MENTERI PEKERJAAN UMUM

DJOKO KIRMANTO

12
Lampiran IV : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 14/PRT/M/2009
Tanggal : 14 Juli 2009

PEDOMAN PENYUSUNAN MATERI UJI KOMPETENSI KERJA JASA


KONSTRUKSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Untuk mengetahui tingkat kompetensi yang telah dicapai
dalam suatu pelatihan, diperlukan adanya suatu perangkat untuk
mengukurnya, yaitu berupa Materi Uji Kompetensi (MUK). Materi
Uji Kompetensi dikembangkan dari Indikator Unjuk Kerja (IUK)
pada setiap Kriteria Unjuk Kerja (KUK) pada SKKNI. MUK yang
disusun hendaknya mencerminkan ukuran kedalaman kompetensi
yang dipersyaratkan pada IUK. MUK hendaknya juga
dikembangkan untuk merepresentasikan pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skill), dan sikap kerja (attitude) yang
dituntut oleh setiap KUK dengan mempertimbangkan kemampuan
yang dituntut dalam 5 (lima) aspek dimensi kompetensi dan gradasi
kompetensi dalam 7 (tujuh) aspek kompetensi kunci. Bentuk materi
uji dapat berupa pertanyaan, instruksi, atau perintah untuk
melakukan suatu kegiatan seperti instruksi untuk melakukan
peragaan, demonstrasi, simulasi dan sebagainya.
Untuk mendapatkan gambaran minimal dalam membuat
MUK, setiap matei uji merefleksikan pernyataan-pernyataan IUK
yang merepresntasikan 3 (tiga) aspek kompetensi, yaitu berupa
pertanyaan untuk menggali tingkat pengetahuan (knowledge),
mengukur keterampilan (skill) dan sikap kerja (attitude) yang

1
dikehendaki oleh setiap IUK. Berdasarkan uraian tersebut, bahwa
untuk dapat memperoleh informasi tentang pencapaian
kemampuan sesuai dengan yang disyaratkan oleh setiap indikator,
perlu dikembangkan soal/pertanyaan/instruksi/perintah untuk
melakukan suatu kegiatan dalam konteks mengukur 3 (tiga) aspek
kompetensi tersebut.

1.2. Tujuan Penyusunan Pedoman


Pedoman penyusunan Materi Uji Kompetensi Kerja jasa
konstruksi ini bertujuan untuk memandu institusi pelatihan dalam
menyusun materi uji kompetensi (MUK) yang akan digunakan
untuk mengukur kompetensi kerja.

2
BAB II
PENYUSUNAN MATERI UJI KOMPETENSI

2.1. Acuan Penyusunan


Materi Uji Kompetensi (MUK) disusun mengacu pada
Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang telah dianalisis indikator-
indikator unjuk kerjanya, sehingga diperoleh informasi kebutuhan
untuk memenuhi aspek-aspek kompetensi yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Penyusunan materi uji
kompetensi harus memperhatikan posisi Indikator Unjuk Kerja
(IUK) terhadap:
a. Aspek Kompetensi
b. Dimensi Kompetensi
c. Gradasi pada Kompetensi Kunci

2.2. Langkah-langkah Penyusunan Materi Uji Kompetensi


Secara substansi, langkah-langkah yang diperlukan dalam
menyusun Materi Uji Kompetensi adalah sebagai berikut :
a. Melakukan analisis kompetensi pada setiap KUK untuk
mendapatkan indikator unjuk kerja
b. Mentransformasikan hasil analisis kompetensi dalam bentuk
matriks.
c. Menyusun pertanyaan/soal/instruksi/perintah dari setiap
indikator unjuk kerja untuk menggali pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja pada setiap KUK
d. Menyusun jawaban/uraian kegiatan/panduan langkah kerja
dari setiap pertanyaan/ soal/instruksi/perintah dan melakukan
ceking serta sinkronisasi dengan materi yang ditulis, apakah
jawaban pertanyaan telah diuraikan dalam materi pelatihan.
Aktivitas ini berfungsi sebagai instrumen untuk melakukan
pengecekan apakah tuntutan kompetensi yang dinyatakan
dalam MUK telah diuraikan dengan cukup jelas oleh materi
pelatihan atau masih perlu revisi atau penambahan uraian,
contoh, dan lain-lain.

3
2.3. Matriks Kisi–kisi Penyusunan Materi Uji Kompetensi
Untuk mendalami dan menganalisis posisi aspek
kompetensi, dimensi kompetensi dan gradasi pada kompetensi
kunci terhadap Indikator Unjuk Kerja/Keberhasilan (IUK) dibuat
matriks kisi–kisi sebagai berikut :
a. Kajian Posisi Indikator Unjuk Kerja/Keberhasilan (IUK)

Unit Kompetensi =
Gradasi Pada
Elemen Unsur Aspek Dimensi
Indikator
Kompetensi/ Kompetensi Kompetensi Kompetensi
No Unjuk Kerja/
Kriteria Kunci
Keberhasilan
Unjuk Kerja
K P A 1 2 3 1 2 3 4 5
1 Elemen
Kompetensi
1.1 KUK 1
1.2 KUK 2
1.3 KUK n
2 Elemen
Kompetensi
2.1 KUK 1
2.2 KUK 2
2.3 KUK n

b. Matriks Kisi-kisi Pembuatan Soal/Pertanyaan


Pembuatan Soal/Pertanyaan mengacu pada materi pelatihan
sebagai berikut :

Unit Kompetensi =..............................................................


Elemen Kompetensi = ..............................................
Indikator Unjuk Pertanyaan/Instruksi/
No Kriteria Unjuk Kerja
Kerja Perintah

4
2.4. Pembuatan Pertanyaan
a. Syarat-syarat MUK
MUK dimaksudkan untuk mengukur kompetensi yang di
dalamnya terdiri aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja.

Persyaratan alat ukur kompetensi adalah sebagai berikut :


1. Syarat Pertama
Setiap alat ukur hanya untuk mengukur satu aspek
dimensi kompetensi, misalnya :
- Alat ukur pengujian pengetahuan, atau ujian teori.
- Alat ukur pengujian keterampilan, atau ujian praktek,
peragaan, demonstrasi dan lain-lain.
- Alat ukur pengujian sikap kerja, dengan teknik atau
metodologi yang relevan, dalam bentuk ketelitian,
disiplin, tekun, tidak mudah menyerah dan lain-lain.
2. Syarat Kedua
Kehandalan (reliability), yang meliputi ketepatan dan
kecermatan hasil pengukuran yang didasarkan kepada 5
dimensi kompetensi.
3. Syarat Ketiga
Kestabilan (consistency), yang meliputi kestabilan internal
dan kestabilan eksternal.
 Kestabilan internal adalah ketika tingkat soal-soal
setiap penilaian homogen, baik dari segi tingkat
kesukaran maupun dari segi bentuk soal/prosedur
menjawabnya.
 Kestabilan eksternal adalah tingkat sejauh mana skor
yang dihasilkan sebuah penilaian terhadap
sekelompok orang, akan tetap sama dengan
penilaian terhadap kelompok orang lainnya,
sepanjang penilaian kemampuan orang-orang dan
acuan Standar Kompetensi Kerja (SKK) tetap sama.

5
b. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian kompetensi kerja, terdiri dari 2 jenis, yaitu :
1. Kompeten
Penilaian kompeten didasarkan pada pemenuhan atas
persyaratan kompetensi yang ditentukan melalui
kegiatan pengujian terhadap aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja.
2. Belum kompeten
Penilaian belum kompeten didasarkan pada belum
terpenuhinya persyaratan kompetensi yang ditentukan
melalui kegiatan pengujian terhadap aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.

2.5. Membuat Materi Uji Kompetensi


Untuk menjamin keakuratan membuat soal, perlu diperhatikan
kepastian posisi Indikator Unjuk Kerja/ Keberhasilan (IUK)
terhadap:
a. Aspek Kompetensi
b. Dimensi Kompetensi
c. Gradasi pada Kompetensi Kunci
Jenis soal secara umum disusun menjadi tiga kelompok yaitu:
- Materi Uji Teori.
- Materi Uji Praktek.
- Materi Uji Sikap Kerja
Ada kalanya Uji Sikap Kerja dapat dilaksanakan bersamaan
dengan Uji Teori dan Uji Praktek.

2.5.1. Materi Uji Kompetensi Teori


Materi Uji Kompetensi Teori (MUK Teori) disusun sesuai tata cara
dan ketentuan yang sudah diuraikan di depan.
Langkah dan Bentuk Soal Materi Kompetensi Uji Teori
1. Penetapan scope (cakupan)
Merupakan pokok-pokok bahasan/topik-topik yang akan
dievaluasi.
6
2. Penentuan aspek-aspek pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang akan diukur dalam setiap pokok
bahasan, tingkat kinerja/kompetensi dan dimensi
komponen kompetensi.
3. Penentuan jenis soal/ tes.
Berupa ujian uraian (essay test), ujian objektif (objective
test) atau kombinasi kedua jenis tes tersebut, atau
menggunakan jenis lainnya.
4. Penentuan Lama Ujian
Lama Ujian adalah waktu yang diperlukan untuk
keseluruhan ujian yang mencakup seluruh unit
kompetensi yang diujikan.

2.5.2. Materi Uji Kompetensi Praktek


a. Penyusunan Materi Uji Kompetensi Praktek Kerja
Penyusunan Materi Uji Kompetensi Praktek (MUK Praktek)
perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. MUK Praktek harus mengacu pada unsur-unsur Unit
Kompetensi yang tertuang dalam SKKNI
2. Penyusunan MUK Praktek harus meninjau kembali
kebutuhan keterampilan (skill) hasil kajian posisi Indikator
Unjuk Kerja (IUK) pada unsur kompetensi.
3. Instruksi yang seharusnya dilakukan oleh peserta
pelatihan sesuai Kriteria Unjuk Kerja (KUK) pada setiap
Elemen Kompetensi.
4. Membuat kunci standar pelaksanaan instruksi dari
masing-masing IUK (Catatan: Kunci standar pelaksanaan
dibuat dalam jumlah terbatas dan hanya dipegang oleh
Tim Penguji).
5. Bentuk dan jumlah soal MUK Praktek merepresentasi
hasil analisis kebutuhan/persyaratan keterampilan dari
hasil kajian posisi IUK terhadap aspek Kompetensi.

7
6. Menentukan kebutuhan bahan, peralatan/perlengkapan,
lokasi praktek untuk setiap Unit Kompetensi dan dapat
digabung dengan unit-unit lain yang tertuang dalam
SKKNI.

b. Bentuk Soal Materi Uji Kompetensi Praktek Kerja


Bentuk Materi Uji Kompetensi Praktek (MUK Praktek) dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Memperagakan dan merakit, yaitu membentuk satu
kesatuan benda dengan menggabungkan beberapa
komponen menjadi barang jadi menggunakan proses
sesuai instruksi kerja dan selesai dalam waktu yang
ditentukan.
2. Membuat benda/barang jadi yang sesungguhnya dengan
proses sesuai instruksi kerja, dan produknya dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Melakukan kegiatan sesuai instruksi kerja yang dikaitkan
dengan manual pelaksanaan pekerjaan atau SOP.
4. Peserta uji praktek diharuskan memecahkan masalah
atau mencari penyelesaian suatu masalah yang dihadapi
sesuai instruksi atau prosedur kerja.
5. Kegiatan-kegiatan lain yang disyaratkan dalam Unit-unit
Kompetensi.

c. Penilaian Uji Kompetensi Praktek Kerja


Penilaian Uji Kompetensi Praktek kerja dilakukan dengan
melalui pengamatan/demonstrasi/ pemagangan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Adapun format penilaian uji
kompetensi praktek adalah sebagai berikut:

8
Keterangan
No Aspek Yang Diamati Kriteria Yang Diamati
Benar Salah
1 Persiapan Kerja 1. Memilih
peralatan/perlengkapan
2. Memilih bahan
3. Merencanakan langkah
kerja
2 Pelaksanaan Kerja 1. Menggunakan
peralatan/perlengkapan
sesuai dengan prosedur
2. Menggunakan bahan
sesuai spesifikasi
3. Melakukan pekerjaan
sesuai prosedur
4. Mengunakan Alat
Pelindung Diri (APD)
5. Menerapkan ketentuan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
6. Memperhatikan aspek
keselamatan Lingkungan
Kerja
3 Produk Kerja 1. Memenuhi ketentuan mutu,
dimensi dan volume
2. Memenuhi spesifikasi
3. Memenuhi ketentuan K3
4. Memenuhi ketentuan
lingkungan kerja
4 Waktu Penyelesaian 1. Menyelesaikan pekerjaan
Kerja dengan tepat waktu
5 Hasil Akhir Kerja 1. Melakukan sesuai SOP
2. Menggunakan peralatan
dan perlengkapan sesuai
prosedur dan jadwal
3. Menggunakan bahan
sesuai perencanaan
4. Menyelesaikan pekerjaan
sesuai mutu, volume dan
dimensi

9
Keterangan
No Aspek Yang Diamati Kriteria Yang Diamati
Benar Salah
5. Menghasilkan produk
sesuai desain
6. Menghasilkan produk
sesuai estetika yang
disyaratkan

2.5.3. Penyusunan Materi Uji Kompetensi Sikap Kerja


Penilaian (assessment) sikap kerja dilakukan saat melakukan
tugas pekerjaan. Pembuatan materi uji sikap kerja harus konsisten
untuk membuktikan bahwa tuntutan sikap kerja untuk mewujudkan
IUK dari setiap KUK terpenuhi sesuai norma, standar operasional,
manual dan/atau pedoman maupun waktu yang telah ditentukan.

Pembuatan materi uji sikap kerja perlu memperhatikan:


a. Kebutuhan aspek sikap kerja (setiap IUK hasil analisis setiap
KUK pada setiap Elemen Kompetensi.
b. Bahan peralatan, perlengkapan dan material untuk
pelaksanaan pekerjaan disediakan sesuai spesifikasi.
c. Norma dan standar prosedur pelayanan minimal sesuai etika
profesi dan budaya kerja.
d. Waktu pelaksanaan tugas pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan waktu yang telah dijadwalkan. Akan lebih baik jika
waktu yang digunakan lebih cepat dari waktu yang telah
dijadwalkan.
e. Instruksi sikap kerja yang harus dijalankan ditaati dengan
penuh tanggung jawab, teliti dan cermat.
f. Kesiapan dan kemampuan melaksanakan tugas walaupun
menghadapi situasi kerja baru yang berbeda serta dapat
menghadapi perbedaan atau kesulitan yang tidak terduga.

10
g. Instruksi kerja, prosedur pelaksanaan, ketentuan etika profesi
dan budaya kerja harus dapat digunakan untuk mengukur
secara kualitatif maupun kuantitatif.
h. Kunci jawaban materi uji sikap kerja dibuat untuk setiap
Elemen Kompetensi, kemudian disatukan dalam satu kesatuan
per Unit Kompetensi dan digunakan sebagai pegangan
penguji.

Bentuk soal atau alat uji sikap kerja antara lain:


a. Wawancara, tes tertulis, demonstrasi, dan lain-lain
Pengujian ini untuk membuktikan sejauh mana penguasaan
ketentuan sikap kerja untuk:
 Penjaminan keselamatan dan kesehatan kerja (Health
and Safety Assurance) dapat dipenuhi.
 Penjaminan mutu (Quality Assurance) dapat diterapkan
sesuai standar/spesifikasi mutu dengan waktu yang
ditentukan.
 Penjaminan ketentuan lingkungan kerja (Job Role
Assurance) dilaksanakan dengan konsisten.
b. Sikap kerja saat melakukan aktivitas kerja, antara lain:
 Memberi tugas/instruksi kerja kepada peserta dengan
materi uji sikap kerja menggunakan ketentuan norma,
standar, manual dan prosedur kerja.
 Ketaatan terhadap budaya kerja dan etika profesi yang
dianut oleh instansi/perusahaan tempat kerja.
c. Penyikapan terhadap kondisi dan situasi pekerjaan, antara
lain:
 Bentuk uji sikap kerja untuk mengungkapkan kepekaan
terhadap keadaan kritis yang menyangkut kekurang-
telitian dan kecermatan dalam penerapan ketentuan K3,
lingkungan kerja dan mutu/volume/dimensi dan estetika
tugas pekerjaan.

11
 Kepekaan dalam menghadapi situasi kerja yang baru
dan berbeda atau munculnya persoalan secara tiba-tiba
dan tidak terduga.

2.6. Bentuk Materi Uji Kompetensi


Bentuk Materi Uji Kompetensi (MUK) dapat digambarkan sebagai
berikut :

MATERI UJI KOMPETENSI


(MUK)

JABATAN KERJA :

(…………………………………………………………..)

UNIT KOMPETENSI :
(Sesuai dengan yang tercantum pada SKKNI)

LEMBAGA PELATIHAN
…………………………………………..
……………………………………………….

12
A. Materi Uji Pelatihan Teori

Nama Jabatan Kerja : ……………………………..................


Unit Kompetensi : ……………………………..................
Waktu : ……………………………..................

Penjelasan Umum :
1. Tulis nomor ujian anda di sebelah kanan atas lembar jawaban.
2. Bacalah setiap pertanyaan dengan teliti.
3. Jangan menulis atau memberi tanda apapun pada lembar
pertanyaan.
4. Tuliskan jawaban anda pada kertas lembar jawaban.
5. Periksalah kembali jawaban dengan teliti sebelum diserahkan kepada
petugas.

I. MATERI UJI KOMPETENSI


1.1 Elemen Kompetensi .......................................................................
a. KUK (Kriteria Unjuk Kerja) (1) : ……................……………………

Pertanyaan Induk :
1. Merepresentasi Indikator Unjuk Kerja/Keberhasilan (IUK)
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………
6. ………………………………………………………………………………
n. ………………………………………………………………………………

13
Jenis Soal :
a. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu yang menurut anda paling benar : a, b, c atau d
dengan memberi tanda lingkaran (O) pada lembar jawaban yang
tersedia.
1. ……………………………………………………………………………
a. ………………..
b. ………………..
c. ………………..
d. ………………..
2. ……………………………………………………………………………
a. ………………..
b. ………………..
c. ………………..
d. ………………..
3. ……………………………………………………………………………
a. ………………..
b. ………………..
c. ………………..
d. ………………..
dan seterusnya.

b. Menjodohkan
Jodohkanlah uraian di sebelah kiri dengan istilah yang sesuai
disebelah kanan.
Soal-soal : Pilihan Menjodohkan :
1. …………………………… A. …………………………....
2. …………………………… B. …………………………....
3. …………………………… C. …………………………....
4. …………………………… D. …………………………....
5. …………………………… E. …………………………....
dan seterusnya dan seterusnya

14
c. Esei (Isian/jawaban singkat) tertulis/lisan.
Isilah titik-titik dari lembar pertanyaan atau jawab pertanyaan
secara benar, singkat dan jelas.
1. Pertanyaan
……………………………………………………………………
2. Pertanyaan
……………………………………………………………………
3. Pertanyaan
……………………………………………………………………
4. Pertanyaan
……………………………………………………………………
dan seterusnya.

B. Materi Uji Kompetensi Praktek


Materi Uji Kompetensi Praktek, terutama untuk penilaian penerapan
Unit-unit Kompetensi pada aspek keterampilan dan sikap kerja.
Materi uji kompetensi praktek terdiri dari :
B.1. Materi Uji Kompetensi untuk Peserta
B.2. Materi Uji Kompetensi untuk Penguji

B.1. Materi Uji Kompetensi Praktek untuk Peserta :


Bentuk format materi uji praktek untuk peserta sebagai berikut :

15
Nama Jabatan : ..................................................................................................
Kualifikasi : ..................................................................................................
Kelas / Tingkat : ..................................................................................................
No. Kode : ..................................................................................................

A. PENJELASAN UMUM :
1. Tulis nomor ujian anda pada lembar-lembar kertas ujian yang diberikan oleh
penguji.
2. Baca dan perhatikan dengan baik semua soal dan instruksi yang diberikan
oleh penguji.
3. Laksanakan instruksi kerja yang diberikan oleh penguji.
4. Apabila ada yang kurang jelas tanyakan kepada penguji.

B. MATERI UJI
Instruksi Standar Pelaksanaan
1. 1.
2. 2.
3. 3.

B.2. Materi Uji Kompetensi (Praktek) Untuk Penguji


Nama Jabatan : ...................................................................
Kualifikasi : ...................................................................
Kelas / Tingkat : ...................................................................
Waktu : ...................................................................

A. PENJELASAN UMUM
1. Penguji menyiapkan sarana uji bersama panitia uji setempat.
2. Penguji menyiapkan soal/instruksi kerja yang akan diujikan kepada peserta.
3. Penguji menyiapkan nomor ujian yang harus dipakai oleh peserta uji
kompetensi.
4. Penguji menyiapkan lembar-lembar yang akan diberikan kepada peserta.
5. Penguji menyiapkan format laporan operasi dan K3.
6. Penguji menyiapkan format penilaian.

16
B. SARANA YANG HARUS DISEDIAKAN/DISIAPKAN:
...................................................................................................................
...................................................................................................................

C. PENGUJIAN
1. Penguji : ........................................................
2. Peserta : ........................................................
3. Pelaksanaan Pengujian : ........................................................

D. MATERI UJI
Instruksi Standar Pelaksanaan
Instruksi mengacu Kriteria Unjuk Berisi masing-masing Indikator
Kerja (KUK) Setiap elemen Unjuk Kerja (IUK) pada aspek
keterampilan dan sikap kerja

E. LEMBAR PENILAIAN
Materi Uji : .............................................................................
No. Kode : .............................................................................
Nama Peserta : .............................................................................
No. Ujian : .............................................................................
Tanggal : .............................................................................
Tempat : .............................................................................

Elemen Kompetensi Pernyataan Kompetensi


dan Kriteria Unjuk
No Kerja Belum Keterangan
Kompeten
(KUK) Kompeten

1
2
n
Jumlah

17
Catatan :
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................

Tim Penguji :
1.
2.
3.

Ketentuan Lainnya
Pelaksanaan lebih lanjut Keputusan atau Peraturan Menteri ini diatur dan
ditetapkan oleh lembaga yang berkepentingan yang membidangi
Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia (SDM), Departemen
Pekerjaan Umum.

MENTERI PEKERJAAN UMUM

DJOKO KIRMANTO

18

Anda mungkin juga menyukai