Anda di halaman 1dari 7

SKKNI Pusbin KPK - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

http://www.pusbinkpk.net/skkni/index.php?option=com_content&task=v...

cari...

Home

Dasar Hukum

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

MAIN MENU Home Definisi SIPIL Dasar Hukum Hasil Studi News Buku Tamu SKKNI AHLI ARSITEKTUR SIPIL MEKANIKAL ELEKTRIKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA TATA LINGKUNGAN MENTERI PEKERJAAN UMUM BIDANG PEKERJAAN Menimbang : Bidang Bina Marga a. Bahwa berdasarkan Pasal 19 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 31Tahun 2006, Bidang Cipta Karya Bidang Sumber Daya Air Bidang Peralatan b. Bahwa untuk menjamin terlaksananya Sislatkernas diperlukan pedoman pembinaan Bidang Umum SCROLLING NEWSFLASH NewsFlash Telah Teknis dilaksanakan Pedoman Bimbingan Penyusunan 1. UndangUndang Republik Indonesia Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14); 2. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003, Tentang Ketenaga kerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 39); 3. UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003, Nomor 78); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 Tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000, Nomor 63); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan jasa Konstruksi (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun teknis sistem pelatihan berbasis kompetensi kerja jasa konstruksi; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di maksud dalam huruf a dan b perlu ditetapkan Peraturan Menteri. Mengingat : Hari Ini Kemarin Minggu Ini Bulan Ini Semua 35 26 138 379 20218 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, Pembinaan Teknis terhadap Pelaksanaan Sislatkernas di masing-masing sektor dilakukan oleh instansi pemerintah yang membidangi sektor yang bersangkutan; baik cukup baik kurang baik Pilih Hasil T E N T A N G: PEDOMAN PEMBINAAN TEKNIS PELAKSANAAN SISTEM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KERJA JASA KONSTRUKSI MEKANIKAL PUSBIN-KPK mendapatkan award tentang penyusunan SKKNI dari BNSP (Badan Nasional Sert SKKNI TERAMPIL ARSITEKTUR

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


Wednesday, 11 June 2008

ELEKTRIKAL TATA LINGKUNGAN BIDANG PEKERJAAN Bidang Bina Marga Bidang Cipta Karya Bidang Sumber Daya Air Bidang Peralatan Bidang Umum POLLS Bagaimana informasi yang ada tentang SKKNI Baik sekali

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO: 340/PRT/M/2001

STATISTIK PENGUNJUNG

Bakuan Kompetensi Sektor Jasa Konstruksi di Pontianak Pada

1 of 7

9/16/2011 10:35 PM

SKKNI Pusbin KPK - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

http://www.pusbinkpk.net/skkni/index.php?option=com_content&task=v...

2000 Nomor 64); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Pembinaan jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonsesia Tahun 2000 Nomor 65); 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006, Nomor 67); 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007, Nomor 82) 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 Tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 286/PRT/M/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum beserta perubahannya; 11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: 21 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG: PEDOMAN PEMBINAAN TEKNIS PELAKSANAAN SISTEM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KERJA JASA KONSTRUKSI

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Menteri Pekerjaan Umum ini yang dimaksud dengan: 1. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi 2. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. 3. Klasifikasi tenaga kerja jasa konstruksi adalah penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan/atau kefungsian dalam hal ini terdiri dari profesi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pekerjaan konstruksi. 4. Kualifikasi adalah penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang perorangan dibidang jasa konstruksi menurut tingkat / kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi. 5. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja konstruksi baik sebagian maupun keseluruhan sebagai akibat kesalahan pengguna jasa atau penyedia jasa. 6. Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan yang setelah

diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa menjadi tidak berfungsi baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia jasa

2 of 7

9/16/2011 10:35 PM

SKKNI Pusbin KPK - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

http://www.pusbinkpk.net/skkni/index.php?option=com_content&task=v...

dan/atau pengguna jasa. 7. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan. 8. Pelatihan berbasis pada kompetensi penguasaan kerja adalah pelatihan kerja yang kerja yang

menitikberatkan

kemampuan

mencakup

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja. 9. Lembaga pelatihan kerja adalah instansi pemerintah,, badan hukum atau perseorangan yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarkan pelatihan kerja. 10. Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek spesifik pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diterapkan untuk mewujudkan standar kinerja yang dipersyaratkan ditempat kerja. 11. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan menyetarakan kualifikasi dan kompetensi yang antara dapat bidang menyandingkan, mengintegrasikan

pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. 12. Kerangka Kualifikasi Jasa Konstruksi yang selanjutnya disingkat KKJK adalah kerangka penjenjangan menyetarakan kualifikasi dan kompetensi yang antara dapat bidang menyandingkan, mengintegrasikan

pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di sektor jasa konstruksi. 13. Pembakuan Standar Kompetensi adalah proses untuk memperoleh

kesepakatan atas isi rumusan standar kompetensi kerja oleh pihak pihak yang berkepentingan melalui konvensi. 14. Standar Kompetensi kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. 15. Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat RSKKNI adalah rancangan SKKNI yang disusun dan disetujui oleh para pemangku kepentingan untuk digunakan sebagai bahan pra konvensi dan konvensi. 16. Profesi adalah bidang kerja yang untuk melaksanakannya diperlukan kompetensi kerja tertentu, baik jenis klasifikasi maupun kualifikasinya. 17. Konvensi RSKKNI adalah forum dialog para pemangku kepentingan untuk mencapai kesepakatan dan konsensus tentang pembakuan RSKKNI sektor, sub sektor dan bidang profesi tertentu. 18. Standar Kinerja adalah aktualisasi nilai, tujuan suatu tugas pekerjaan yang terukur secara kualitatif dan kuantitatif atau rumusan keluaran (output) dari tugas dan fungsi jabatan/profesi kerja yang akan diwujudkan. 19. SDM (Sumber Daya Manusia) kompeten adalah seseorang individu atau berkelompok yang memiliki kemampuan berdasarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja spesifik untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu sesuai standar kinerja yang ditetapkan dan mampu mentransfer kemampuannya ke lingkup pekerjaan baru yang sejenis. 20. Kurikulum pelatihan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

3 of 7

9/16/2011 10:35 PM

SKKNI Pusbin KPK - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

http://www.pusbinkpk.net/skkni/index.php?option=com_content&task=v...

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelatihan tertentu. 21. Silabus adalah penjabaran unit kompetensi ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. 22. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi adalah uraian materi pelatihan yang disusun dengan format tertentu, konsisten mengacu kepada Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) serta hasil analisis IUK (Indikator Unjuk Kerja/Keberhasilan) dari masing-masing KUK yang telah dirumuskan dalam satuan Unit Kompetensi. 23. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta pelatihan dengan dan

instruktur/widyaiswara/fasilitator, yang berpedoman pada belajar mengajar. 24. jalur, Evaluasi jenjang pelatihan dan adalah kegiatan pengendalian,, bentuk

kurikulum

silabus pelatihan serta didukung sumber daya pelatihan pada suatu lingkungan

penjaminan

dan

penetapan mutu pelatihan terhadap berbagai komponen pelatihan, pada setiap jenis pelatihan sebagai pertanggungjawaban penyelenggaraan pelatihan. 25. Menteri adalah Menteri yang bertanggung terhadap Pembinaan Jasa Konstruksi.

BAB II MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN PEDOMAN

Pasal 2 (1) Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi para penyelenggara pelatihan kerja jasa konstruksi untuk menyusun SKKNI sektor jasa konstruksi, kurikulum pelatihan berbasis kompetensi, materi pelatihan, materi uji pelatihan, pelaksanaan dan evaluasi pelatihan. (2) Pedoman ini bertujuan agar para penyelenggara pelatihan sektor jasa konstruksi di pusat maupun daerah mampu: a. Mewujudkan sistem pelatihan kerja jasa konstruksi yang efektif dan efisien, tepat sasaran dan tepat pemanfaatan produk pelatihan. b. Memberikan arah dan pedoman dalam penyelenggaraan pembinaan teknis dan pengendalian pelatihan kerja, serta mengoptimalkan pendayagunaan dan pemberdayaan seluruh sumber daya pelatihan kerja jasa konstruksi berbasis kompetensi.

BAB III TUJUAN PEMBINAAN, PENYUSUNAN PROGRAM DAN RUANG LINGKUP Bagian Satu Tujuan Pembinaan Teknis Pelatihan Kerja Jasa Konstruksi

Pasal 3 (1) Pembinaan Teknis Pelatihan Kerja Jasa Konstruksi diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja tenaga kerja jasa konstruksi, guna meningkatkan kemampuan produktivitas yang berkualitas.

4 of 7

9/16/2011 10:35 PM

SKKNI Pusbin KPK - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

http://www.pusbinkpk.net/skkni/index.php?option=com_content&task=v...

(2) Mendukung terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, kerja keselamatan dan kesehatan kerja, serta lingkungan setempat. (3) Meningkatkan kualitas tenaga kerja jasa konstruksi yang mampu menjamin dan menjaga kepastian mutu, serta dimensi penyelenggaraan pekerjaan konstruksi sesuai ketentuan keteknikan, dan spesifikasi yang ditentukan sehingga mestinya. (4) Mewujudkan pelatihan kerja jasa konstruksi yang efektif dan efisien. (5) Memberikan arah dan pedoman dalam penyelenggaraan pembinaan, dan pengendalian pelatihan kerja, serta mengoptimalkan pendayagunaan dan pemberdayaan seluruh sumber daya pelatihan kerja jasa konstruksi. produk pekerjaan konstruksi tersebut berfungsi sebagaimana perlindungan tenaga dan kelestarian tata

Bagian Kedua Penyusunan Program Pelatihan

Pasal 4 (1) Pelatihan kerja jasa konstruksi diprogramkan dengan memperhatikan kebutuhan pasar kerja jasa konstruksi baik dalam maupun luar negeri. (2) Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja,, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus. (3) Program pelatihan kerja sebagaimana dimaksud pada butir (2) dapat disusun secara berjenjang atau tidak berjenjang. (4) Program pelatihan kerja yang disusun secara berjenjang mengacu pada jenjang KKNI/ jenjang jabatan. (5) Pada suatu jenjang kualifikasi jasa konstruksi, masih dimungkinkan dibuat kelas atau tingkatan tertentu sesuai Kerangka Kualifikasi Sektor Jasa Konstruksi. Bagian Ketiga Ruang Lingkup Pasal 5 Ruang lingkup pembinaan teknis pelaksanaan sistem pelatihan berbasis

kompetensi kerja jasa konstruksi meliputi: a. Bidang pekerjaan Arsitektur, Sipil, Mekanikal, Elektrikal, dan Tata Lingkungan (ASMET). b. Dalam lingkup penyusunan bidang pekerjaan ASMET ini, terdiri dari sub bidang dan bagian sub bidang pekerjaan. c. Jenis usaha jasa konstruksi terdiri atas usaha perencanaan, usaha

pelaksanaan dan usaha pengawasan konstruksi. d. Area pekerjaan, bidang kerja, jabatan kerja atau profesi kerja.

Pasal 6 Bagi para penyelenggara pelatihan kerja jasa konstruksi sebagaimana

dimaksud Pasal 2 ayat (1) bahwa dalam setiap pembinaan Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi dilakukan berdasarkan:

5 of 7

9/16/2011 10:35 PM

SKKNI Pusbin KPK - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

http://www.pusbinkpk.net/skkni/index.php?option=com_content&task=v...

a.

Tata

Cara

Penyusunan

SKKNI

(Standar

Kompetensi Kerja

Nasional

Indonesia) Sektor Jasa Konstruksi sebagaimana tercantum dalam Lampiran I; b. Pedoman Penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasisi Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi sebagaiman tercantum dalam Lampiran II; c. Pedoman Penyusunan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi sebagaimana tercantum dalam Lampiran III; d. Pedoman Penyusunan Materi Uji Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV; e. Pedoman Pelaksanaan Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi sebagaimana tercantum dalam Lampiran V; f. Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI.

Semua lampiran tersebut

di atas merupakan satu kesatuan dan tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB IV PENGAWASAN PENERAPAN DAN PENDANAAN PENYUSUNAN PEDOMAN Bagian Kesatu Pengawasan Penerapan Pedoman

Pasal 7 (1) Pengawasan penerapan Pedoman Pembinaan Teknis Pelaksanaan Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi dilakukan oleh Pejabat Esselon I yang membidangi Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) Konstruksi dan Pembina Jasa Konstruksi Provinsi, Kabupaten/Kota. (2) Penyelenggaraan pengawasan penerapan pedoman ini dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota bersifat koordinatif dan konsultatif berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. (3) Masyarakat dan instansi/lembaga lain yang mempunyai kepentingan dan kepedulian terhadap terwujudnya tenaga kerja jasa konstruksi yang kompeten, dapat berpatisipasi dalam pengawasan penerapan Pedoman Pembinaan Teknis Pelaksanaan Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi. (4) Pengawasan yang dilakukan oleh Masyarakat dan Instansi/Lembaga lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dan disampaikan kepada Menteri yang bertanggung jawab terhadap pembinaan jasa konstruksi. Bagian Kedua Pendanaan

Pasal 8 Pendanaan penyusunan dan pengembangan yang terkait dengan Pedoman Pembinaan Teknis Sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi Kerja Jasa Konstruksi dan penerapan penyusunan pedoman bersumber dari : a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);

6 of 7

9/16/2011 10:35 PM

SKKNI Pusbin KPK - Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

http://www.pusbinkpk.net/skkni/index.php?option=com_content&task=v...

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi/Kabupaten /Kota; c. Anggaran Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional /Daerah (LPJKN/D); dan d. Penerimaan lain yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB V KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal ........................

MENTERI PEKERJAAN UMUM

DJOKO KIRMANTO

Pemutakhiran Terakhir ( Wednesday, 20 August 2008 )

Home

Definisi

Dasar HukumPUSBINKPK Hasil Studi 2009

News

Buku Tamu

Redesigned by www.pusbinkpk.go.id

7 of 7

9/16/2011 10:35 PM

Anda mungkin juga menyukai