Critical Journal Report
Critical Journal Report
Dosen Pengampu
Edo Barlian, ST., MT
Disusun oleh:
Nama : Meyke Afsari Bancin
Nim : 5223550001
Kelas : A
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini yang berupa Critical Journal Report dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah. Selain itu,
makalah bertujuan menambah wawasan tentang pengukuran tanah bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Edo Barlian, ST., MT selaku dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Ukur Tanah. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya ucapkan selamat membaca, semoga makalah ini dapat membantu.
Kata Pengantar......................................................................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................................................................
I. Pendahuluan/Pengantar........................................................................................
I.1 Rasionalisasi Pentingnya CJR............................................................
I.2 Tujuan Penulisan CJR........................................................................
I.3 Manfaat CJR.......................................................................................
I.4 Identitas Jurnal...................................................................................
II. Ringkasan Isi Jurnal.............................................................................................
II.1 Jurnal Utama.......................................................................................
II.2 Jurnal Pembanding.............................................................................
III. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal.......................................................................
III.1..................................................................................................Kelebihan Jurnal
..............................................................................................................................
III.2...............................................................................................Kekurangan Jurnal
..............................................................................................................................
IV. Kesimpulan...........................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................................................................
Bab I
Pendahuluan
C. Manfaat CJR
D. Identitas
1). Jurnal Utama
Judul : Ilmu Ukur Tanah
Penulis : Arief Syaifullah
Penerbit : Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Tahun terbit : 2014
Email : www.stpn.ac.id
1. PENDAHULUAN
Pengukuran didefinisikan sebagai seni penentuan posisi relatif pada, di atas, atau di
bawah permukaan bumi, berkenaan dengan pengukuran jarak-jarak, sudut-sudut, arah-arah
baik vertikal mau pun horisontal.
Seorang yang melakukan pekerjaan pengukuran ini dinamakan Surveyor. Dalam
keseharian kerjanya, seorang surveyor bekerja pada luasan permukaan bumi terbatas.
Meskipun demikian, ia adalah pengambil keputusan apakah bumi ini dianggap datar atau
melengkung dengan mempertimbangkan sifat, volume pekerjaan dan ketelitian yang
dikehendaki.
Tujuan pengukuran antara lain menghasilkan ukuran-ukuran dan kontur permukaan
tanah, misalnya untuk persiapan gambar-rencana (plan) atau peta, menarik garis batas tanah,
mengukur luasan dan volume tanah, dan memilih tempat yang cocok untuk suatu proyek
rekayasa. Baik gambar-rencana maupun peta merupakan representasi grafis dari bidang
horisontal.
Prinsip kedua, dapat dijelaskan sebagai berikut : dua titik kontrol dipilih di lapangan
dan jarak keduanya diukur. Kemudian, jaraknya digambarkan di kertas dengan skala tertentu.
Sekarang, dikehendaki suatu titik diplot dengan menggunakan dua pengukuran dari kedua
titik kontrol tersebut. Katakan PQ adalah kedua titik kontrol itu yang posisinya telah
diketahui dari perencanaan. Posisi titik R dapat diplot dari beberapa cara berikut :
(a) mengukur jarak QR dan sudut (Gb II. 3)
(b) membuat garis tegak lurus dari titik R ke garis PQ, dan diukur jarak PS dan SR, atau SQ
dan SR (Gb II. 4)
(c) mengukur jarak PR dan QR (Gb II. 5).
Pekerjaan pengukuran dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu sebagai berikut :
1). Survei geodetic
Survei ini memperhitungkan bentuk bumi yang melengkung dan melakukan
pengukuran jarak-jarak dan sudut-sudut ketelitian tinggi. Survei ini diterapkan untuk lokasi
yang luas. Penghitunganpenghitungan pada survei ini didasarkan pada ilmu geodesi, yaitu
ilmu yang mempelajari bentuk dan dimensi bumi, yang merupakan bagian dari prinsipprinsip
dan prosedur-prosedur matematis untuk penentuan posisi titik-titik di permukaan bumi. Boleh
jadi, rentang jarak titik-titik itu antara benua satu dengan lainnya.
Survei geodetis menganggap garis yang menghubungkan dua titik berupa lengkungan.
Panjang garis antar dua titik dikoreksi akibat kurva dan diplotkan pada bidang datar. Sudut-
sudut yang terbentuk sebagai perpotongan garis-garis adalah sudut-sudut bola. Untuk maksud
semua itu, diperlukan keterpaduan pekerjaan lapangan dan pertimbangan penghitungan-
penghitungan matematis
2). Survei planimetris
Survei yang berasumsi bahwa permukaan bumi mendatar atau tidak melengkung.
Kenyataannya, permukaan bumi melengkung. Survei ini berasumsi:
a) Garis level (level line) dianggap sebagai garis lurus, oleh sebab itu garis unting-unting
(plumb line) di suatu titik dianggap paralel dengan di titik lainnya.
b) Sudut yang dibentuk oleh kedua garis semacam itu merupakan sudut pada bidang datar
bukan sudut pada bidang bola.
c) Meridian yang melalui dua garis berupa garis paralel.
Survei ini cocok bagi pengukuran yang tidak terlalu luas. Sebagai gambaran, untuk panjang
busur 18,5 km, kesalahan yang terjadi 1,52 cm lebih besar.
3). Survei Penyipatdatar (leveling)
Istilah ini digunakan untuk survei pengukuran ketinggian vertikal relatif titik-titik
dengan suatu sipat datar (waterpass) dan rambu. Dalam perencanaan proyek konstruksi, dari
mulai bangunan kecil sampai dengan bendungan, penting diukur kedalaman galian pondasi,
transis, urugan dsb. Hal ini hanya mungkin dilakukan dengan baik dengan mengukur tinggi
relatif permukaan tanah dengan penyipat datar.
B. Jurnal Pembanding
1. PENDAHULUAN
Ilmu Ukur Tanah atau “Surveying” merupakan kegiatan penentuan kedudukan titik-
titik atau penggambaran keadaan fisik yang terdapat di permukaan bumi. Ukur tanah
merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara pengukuran di permukaan bumi
dan di bawah tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif
pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan bumi dapat
diabaikan. Pengukuran digunakan untuk menentukan unsur-unsur (jarak dan sudut) titik yang
ada di suatu daerah dalam jumlah yang cukup, sehingga daerah tersebut dapat digambar
dengan skala tertentu (Wongsotjitro, 1980).
Tujuan dasar dari ilmu ukur tanah mengacu pada tujuan praktis dari ilmu geodesi,
yaitu mempelajari cara melakukan pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai
bentuk tak beraturan. Untuk memudahkan pengukuran, dibuatlah bidang perantara. Bidang
perantara tersebut adalah datar. Meski permukaan bumi lengkung tapi dianggap datar karena
permukaan bumi yang diukur itu tidak lebih panjang dari 50 km.
Ilmu ukur tanah berperan dalam melaksanakan kegiatan pengambilan data di lapangan
sampai proses pengamatan lokasi, menganalisa bentuk permukaan tanah dan menyajikan
hasil pengukuran dalam bentuk gambar ataupun dalam bentuk yang lainnya. Kegiatan ini
meliputi pengukuran jarak, pengukuran sudut atau arah, pengukuran beda tinggi, pengukuran
topografi serta untuk menghitung luas permukaan tanah.
Pemetaan merupakan suatu gambaran yang ada dari permukaan bumi yang
digambarkan di bidang datar dalam proyeksi tertentu. Peta disajikan dengan cara yang
bermacam-macam. Ada peta konvesional hingga peta yang dapat tampil di sistem proyeksi.
Secara umum peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang digambarkan dengan
bidang datar serta diperkecil pada skala tertentu.
Metode perolehan data secara terestris adalah strategi atau teknik perolehan data
tentang obyek atau fenomena yang ada di muka bumi dengan cara kontak langsung atau
mengukur secara langsung pada obyek atau fenomena kajian tersebut. Dalam pemetaan suatu
wilayah, pengukuran secara terestrial umumnya terdiri atas pengukuran jarak, pengukuran
sudut horizontal (azimuth), pengukuran sudut vertikal (kemiringan), dan pengukuran
perbedaan elevasi (sipat datar).
Metode terestrial menggunakan alat yang berpangkal di tanah seperti theodolit, total
station, waterpass dan pita ukur. Dengan kemajuan iptek, perolehan data secara terestrial
dapat dilakukan secara lebih cepat dengan metode yang lebih canggih, yang disebut metode
ekstra-terestrial. Ekstra terestris menggunakan alat tidak berpangkal di tanah seperti wahana
satelit, pesawat, echosounder, side scan sonar dan sub-bottom profilling.
Metode ekstra-terestrial yang paling populer saat ini adalah survei dan pemetaan
dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). GPS adalah sistem radio navigasi
dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS, yaitu
kependekan dari Navigation Satellite Timing And Ranging Global Positioning System.
Satelit ini dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat.
Metode yang digunakan untuk perhitungan, pengolahan dan koreksi data dalam ukur
tanah adalah:
a. Pengukuran dengan alat ukur sederhana
Pengukuran pada alat ukur sederhana dilakukan dengan mengukur jarak secara
langsung (agar teliti sebaiknya pakai pita ukur baja). Dilakukan pelurusan apabila jarak yang
diukur melebihi pita ukur dan permukaan tanah tidak mendatar. Agar kedudukan pita ukur
benar-benar horizontal maka menggunakan hand level seperti gambar di bawah ini:
A. Kelebihan jurnal
1. Jurnal dilihat dari pembahasannya sangat bagus dan sebagai penambah wawasan
bagi para pembaca mengenai pengukuran tanah.
2. Bahasa yang digunakan sangat bagus sehingga mudah dipahami oleh para pembaca
karena menggunakan bahasa indonesia sesuai ketentuan.
3. Identitas penulis lengkap.
4. Daftar pustaka lengkap.
5. Saling mengisi satu sama lain yang terkait dengan Ilmu Ukur Tanah dan
pengukuran yang diterapkan.
6. Pembahasannya sangat jelas.
7. Jurnal utama lebih lengkap dalam penjelasan .
8. Jurnal pembanding sangat baik dalam menjabarkan rumus.
9. Metode yang digunakan sama dan mirip, sehingga pembaca sangat mudah dalam
memahami karena saling melengkapi.
B. Kekurangan jurnal
1. Terdapat beberapa kata yang salah atau kurang dalam penulisan.
2. Materi pembahasan terbilang baik tetapi ada beberapa hal yang tidak penting di
masukkan kedalaman jurnal sehingga banyaknya pembahasan membuat pembaca
bosan dalam membaca jurnal.
3. Jurnal utama fokus pada materi.
4. Jurnal pembanding fokus terhadap rumus.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari cara cara pengukuran di permukaan
bumi dan di bawah tanah untuk menetukan posisi relative atau absolut titik titik pada
permukaan tanah, di atas atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan
dan posisi relatif suatu daerah. Ilmu ukur tanah bisa disebut juga survei rencana yaitu ilu yang
belajar cara menyajikan bentuk permukaan bumi baik tidak alam maupun unsur manusia
(mencakup seni dan teknologi) di atas permukaan yang dianggap datar.
Ilmu ukur tanah secara praktis memiliki tujuan yang menggambarkan bayangan
sebagian atau seluruh permukaan bumi ke dalam suatu kertas, sebagai yang disebut saja peta.
Dalam ilmu ukur tanah, pekerjaan pengukuran dibedakan menjadi dua, yaitu :
1). Ukur tanah datar (Plane Survey)
Plane survey adalah pengukuran yang tidak memperhitungkan bentuk dan ukuran
bumi. Plane survey dilakukan pada daerah yang tidak luas.
2). Geodesi (Geodetic Survey)
Geodetic survey adalah pengukuran yang sudah memperhitungkan bentuk dan ukuran
bumi. Geodetic survey dilakukan di daerah yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press
Heinz, Frick, 1989. Ilmu dan alat ukur tanah. Yogyakarta : Kanisius
Suyono Sastrodarsono, Masayosi Takasahi, 1997. Pengukuran topografi dan teknik pemetaan.
Jakarta: Pradnya Paramita.