SKRIPSI
Oleh :
UMI SALAMAH
NIM: 150 118 0015
ABSTRAK
vi
TANTRUM BEHAVIOR IN CHILDREN'S GARDEN AGE IN
PALANKA RAYA CITY
ABSTRACT
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,
taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Prilaku Tantrum Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak di Kota Palanka
Raya sesuai dengan yang diharapkan.
1. Bapak Dr. H. Khairil Anwar, M. Ag, Rektor Institute Agama Islam Negeri
(IAIN) Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
dalam menuntut ilmu di IAIN Palangka Raya.
2. Bapak Drs. Fahmi, M.Pd Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institute Agama Islam Negeri Palangka Raya yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian.
3. Ibu Dr. Hj. Rodhatul Jennah, M.Pd, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya
yang telah membantu dalam proses persetujuan munaqasah skripsi.
4. Ibu Jasiah, M.Pd, Ketua Jurusan yang telah menyetujui judul dan menetapkan
pembimbing penelitian.
5. Bapak Ali Iskandar, M.Pd Dosen penasehat akademik (PA) yang selama ini
selalu memberikan bimbingan motivasi dan nasehat selama proses study.
6. Ibu Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag, Pembimbing I yang selama ini ikhlas
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik
7. Ibu Sri Hidayati, MA, M.Pd, selaku Pembimbing II yang selama ini banyak
memberikan motivasi dan ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan.
viii
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang
semoga nantinya dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun orang lain.
9. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
yang selalu memberikan motivasi dan membantu penyusunan serta
pengumpulan data dalam penelitian ini. Tanpa bantuan teman-teman semua
tidak mungkin penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kepada semua pihak yang telah
membantu terselesainya skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Umi Salamah
ix
MOTTO
1
KementerianAgama RI, Al-Qur`an dan Terjemahannya, Jakarta: PT. Senergi Pustaka
Indonesia , 2012, h, 766
x
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS ii
PERSETUJUAN SEKRIPSI iii
NOTA DINAS iv
PENGESAHAN v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
MOTTO viii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL...................................................................................... xi
DAFTAR GAMABR ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1
B. Hasil Penelitian yang Relevan ……………………………………. 7
C. Fokus Penelitian ………………………………………………….. 9
D. RumusanMasalah ………………………………………………… 9
E. Tujuan penelitian …………………………………………………. 9
F. Manfaat penelitian ………………………………………………... 9
G. Definisi Operasional ……………………………………………… 10
H. Sistematika Penulisan …………………………………………….. 11
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan pendapat Munib, dkk (2006:29)
1
2
Anak merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa. Anak
tahun, anak sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan
keterampilan orang tua yang baik maka diharapkan pemantauan anak dapat
dilakukan dengan baik pula. Namun, anak juga perlu bimbingan dari luar
ِ ً ش ال َّ ِر ي َن ل َ ْى ت َ َس كُ ىا ِم ْن َخ ل ْ ف ِ هِ ْم ذُ ِّز ي َّة
َ ض َع ا ف ً ا َخ ا ف ُىا
ع ل َ ي ْ ه ِ ْم َ َو ل ْ ي َ ْخ
َ ّللا َ َو ل ْ ي َ ق ُى ل ُىا ق َ ْى ًًل
س ِد ي دً ا َّ ف َ ل ْ ي َ ت َّق ُىا
Artinya:“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka,
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
3
negara.
adalah aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional dan seni. Apabila keenam aspek tersebut tidak distimulasi secara
disebabkan berbagai macam faktor, baik dari pola asuh orang tua,
Luapan emosi yang tidak terkontrol baik pada anak maupun orang dewasa
emosi yang kuat sekali, disertai rasa marah, serangan agresif, menangis,
berusia lebih dari 4 tahun namun masih memiliki tantrum, harus dievaluasi
Perilaku tantrum yang melampaui usia terutama jika kadarnya sering, berat,
dan yang berhubungan dengan perilaku anak adalah tanda dari masalah
kognitif, serta emosi anak. Di sisi lain, perilaku tantrum juga dapat menjadi
waktu yang relatif melebihi yang biasanya terjadi pada anak seusianya. Hal
ini seperti yang terjadi pada anak usia dini di beberapa taman kanak-kanak
tidak terkontrol dengan baik serta perilaku yang menyakiti orang lain.
Selain rasa takut yang muncul pada anak-anak (teman-teman RF), ada
anak yang tidak mau masuk sekolah, karena melihat perilaku dan emosi RF
paksa sambil menangis menjerit-jerit. Bahkan, pada saat kondisi ini terjadi
menangis dan merasa ketakutan. Kejadian ini tidak hanya terjadi sekali saja,
temannya. Ketika ibu guru melihat kejadian tersebut, ibu gurunya langsung
lagi dan menyuruh minta maaf namun RF tidak mau tau. Sesaat bel
berbunyi, waktu istirahat telah habis maka anak-anak pun berlari masuk
sangat marah.
jalan Jl. H. Timang Kec. Jekan Raya Kota Palangka Raya dimana pada
sekolah tersebut juga terdapat anak yang berprilaku sama seperti RF diatas.
yang ditunjukan sama baik saat di luar maupun di dalam kelas hanya
terdapat satu perbedaan yakni S cenderung pendiam dan tidak aktif sepert
7
RF, akan tetapi pada saat marah atau menginginkan sesuatu gejala yang di
yang tidak wajar dan mempunyai dampak yang kurang baik terhadap
tumbuh kembang pada anak itu sendiri. Perilaku seperti ini sering disebut
dengan istilah perilaku tantrum yang artinya luapan emosi yang tidak
sebagai suatu cara mempertahankan diri ketika seorang anak berada dalam
dan tidak pernah memberikan solusi yang benar kepada anak, maka
dan penyebab perilaku tantrum pada anak usia TK, serta mengetahui cara
mengatasinya.
bahwa:
Harjo Sewon Bantul terjadi pada usia 5-6 tahun. Sedangkan hasil
observasi saya yaitu usia 6-7 tahun pada anak usia TK di kota Palangka
Raya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Puspita Seni dan Dina Fariza (2017:10)
bahwa:
C. Fokus Penelitian
Darul Istiqomah.
D. Rumusan Masalah
Palangka Raya ?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya prilaku tantrum pada anak
E. Tujuan Penelitian
10
Palangka Raya.
Palangka Raya.
F. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Pendidik
G. Definisi Operasional
1. Perilaku tantrum merupakan suatu ledakan emosi yang kuat sekali serta
tidak terkendali. Perilaku ini sering diikuti dengan tingkah laku seperti
hentakkan kedua kaki dan tangan pada lantai atau tanah, berguling-
2. Anak usia dini merupakan anak yang tingkat usia mulai dari 0-6 tahun
atau biasa disebut anak keemasan (the golden eggs), di mana mereka
intelegences).
H. Sistematika Penulisan
belakang permasalahan yang muncul atau kasus yang terdapat pada lokasi
yang muncul pada anak yang mengalami hiper tantrum pada dua sekolah
tersebut dijadikan fokus penelitian. Selain hal tersebut pada BAB I ini juga
12
tujuan dari penelitian itu sendiri dan manfaat penelitian serta definisi-
teoritik yakni berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dalam hal
Kemudian pada bab ini juga berisi kerangka berpikir yaitu kerangka atau
BAB III Metode Penelitian meliputi, pada bab ini berisi mengenai
dan teknik analisis data. Secara keseluruhan pada bab ini berisi mengenai
laksanalan
BAB IV hasil penelitian, pada bab ini berisi mengenai temuan hasil
tantrum dan upaya yang dilakukan guru dalam menangani prilaku tantrum.
prilaku tantrum dan upaya yang dilakukan guru dalam menangani prilaku
tantrum.
BAB VI Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
TELAAH TEORI
A. Deskriptif Teoritik
1. Perilaku Tantrum
suatu ledakan emosi yang kuat sekali, disertai rasa marah, serangan
14
15
lain:
1) Manipulative tantrum
Manipulative tantrum terjadi jika seorang anak tidak
memperoleh apa yang dia inginkan. Perilaku ini akan
berhenti saat keinginannya terpenuhi. Contoh perilaku
manipulative tantrum menurut Amin, 2010 seperti saat
menginginkan sesuatu cemberut dan melotot sambil
menghentakkan kaki, jika tidak dituruti kemudian
teriakannya semakin keras dan gerakannya tidak terkendali,
setelah keinginanya terpenuhi akan berhenti.
2) Verbal frustation tantrum
Tantrum jenis ini terjadi jika anak tahu apa yang dia
inginkan, tetapi tidak tahu bagaimana cara menyampaikan
keinginannya dengan jelas kepada orang lain (misalnya,
orang tua). Pada kejadian ini anak akan mengalami frustasi.
Namun tantrum jenis ini akan menghilang dengan
peningkatan kemampuan komunikasi anak, apabila
komunikasi anak semakin meningkat maka anak akan
16
yang terjadi jika seorang anak tidak memperoleh apa yang dia
frustasi jika anak tahu apa yang dia inginkan, tetapi tidak tahu
terjadi ketika tingkat frustasi anak mencapai tahap yang sangat tinggi,
dibedakan menjadi:
2) Suka mengamuk
Anak dengan perilaku temper tantrum akan mengamuk jika
keinginannya tidak dipenuhi oleh orang tuanya atau pendidik
PAUDnya.
3) Suka menyakiti dirinya sendiri
Anak dengan perilaku temper tantrum memiliki kelemahan
dalam mengendalikan emosinya, sehingga meluapkannya
dalam bentuk kemarahan yang berlebihan.
Berdasarkan beberapa ciri di atas, maka dapat ditarik suatu
berikut :
kanak ini hampir semua anak mengalami tantrum. Faktor utama yang
asuh orang tua, anak sedang stress dan merasa tidak nyaman, mencari
tantrum pada anak, khususnya anak usia dini. Adapun gejala tersebut
pada anak yang aktif dengan energi berlimpah. Tantrum juga lebih
sebagai berikut:
22
memiliki kebiasaan tidur, makan, dan buang air besar tidak teratur,
semakin baik. Namun, tidak semua anak mengalami hal yang sama.
Hal ini dapat dilihat dari tingkatan usia yang dijelaskan oleh ahli di
bawah ini.
terbagi menjadi:
tantrum yang terjadi pada anak. Baik dengan cara memberi perhatian
Anak usia dini merupakan anak yang tingkat usia mulai dari 0-6
tahun atau biasa disebut anak keemasan (the golden eggs), di mana
intelegences).
tahun terdiri atas Taman Penitipan Anak (TPA) dan Satuan PAUD
dikuasainya.
perkembangan anak.
3. Perkembangan Emosional
a. Pengertian Emosional
lakunya. Hal ini akan dijelaskan oleh para ahli di bawah ini.
sebagai perasaan yang ada dalam diri kita, dapat berupa perasaan
senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk. Emosi adalah
b. Ciri-ciri Emosi
Menurut Hurlock (2009: 216) ada perbedaan antara reaksi emosi anak
c. Jenis-jenis Emosi
berbagai macam jenis emosi yang terjadi, baik emosi pada saat sedih
d. Penyebab Emosi
eksternal anak tersebut. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
30
lain.
rasa rendah diri, sombong, egoistis dan kesehatan jasmani dan rohani.
anaknya.
31
e. Dampak Emosi
beberapa cara yang perlu dilakukan oleh guru untuk mengontrol emosi
anak yaitu :
latar belakangnya.
Cara mengatasi rasa takut pada anak yaitu: (a) hargai rasa takut
anak dan beri anak rasa aman, (b) jangan jadikan rasa takut anak
takut memang harus dimiliki setiap anak agar anak lebih waspada
Rasa marah pada anak disebabkan karena apa yang anak inginkan
marah, (c) ajarkan cara marah yang baik, dan (d) guru harus tetap
memegang kendali.
dalam permainan anak, (b) pupuk saling percaya, dan (c) biarkan
guru mengatasi emosi sedih pada anak di antaranya, yaitu: (a) cari
saja.
anak yang lain, sehingga anak merasa tidak diperhatikan lagi. Cara
diperhatikan.
anak.
1. Kerangka Berpikir
agar menjadi manusia yang berguna bagi agama, orang tua, nusa dan
bangsa.
perasaan yang ada dalam diri kita, berupa perasaan senang atau tidak
2. Pertanyaan Penelitian
kesenjangan yang terjadi antara apa yang seharusnya terjadi dan apa
yang sebenarnya terjadi, apa yang diperlukan dan apa yang tersedia serta
apa yang diharapkan dan apa yang dicapai. Pertanyaan penelitian selalu
Palangka Raya ?
37
METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
yang diharapkan.
1. Waktu
yaitu dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2018.
38
39
2. Tempat
Raya
C. Instrumen Penelitian
penelitian).
D. Sumber data
Ada beberapa sumber data yang dapat diperoleh, yaitu sebagai berikut:
40
1. Data Primer
hasil wawancara serta observasi dengan informan dalam hal ini informen
adalah guru dan kepala sekolah anak yang mengalami prilaku tantrum.
penelitian.
Istiqomah Kota
Palangka Raya
Jl.H. Timang Kec.
Jekan Raya Kota
2 Sy 6 Tahun L Tk Salahudin
Palangka Raya
Guru yang dipilih sebagai informan adalah wali kelas dan guru
Data sekunder yaitu data pendukung dari adanya data primer. Data
ini dapat diperoleh dari hasil wawancara kepala sekolah, dari artikel-
Pada penelitian ini terdapat beberapa cara yang digunakan peneliti dalam
1) Observasi
telah diperbuatnya
mengekspresikan tantrum.
2) Wawancara
dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan penelit. Adapun rincian
(c) Peneliti menanyakan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua di
rumah.
(e) Peneliti menanyakan tentang cara mengatasi orang tua dan guru
3) Dokumentasi
(a) Peneliti meminta hasil penilaian anak kepada guru kelas, baik itu
(c) Peneliti mengambil photo pada saat periku tantrum terjadi pada
4) Perekaman Data
data dapat berupa handphone (HP), tipe ricorder, kamera, serta buku dan
diantaranya:
Data yang diperoleh akan dicek kembali melalui beberapa sumber data
Kepala Sekolah
bawah ini.
Wawancara
Observasi
Perekam Data
Dokumentasi
mencari data yang layak digunakan. Analisis data merupakan cara yang
47
menarik kesimpulan.
kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus menerus. Ada tiga
tahap analisis data yaitu: reduksi data, display atau penyajian data serta
1) Pengumpulan data
diperlukan.
2) Reduksi Data
penyederhanaan bentuk data. Data yang sudah dipilih akan dibuat dalam
atau flowchart, agar dapat diketahui data mana yang benar-benar layak
digunakan.
48
4) Verifikasi Data
segala bidang.
48
49
a. Landasan Filosofi
b. Landasan Yuridis
Nasional.
Nasional Pendidikan;
d. Profil anak
Nama : RF
No Induk : 1819.01.134
Jenis : Laki-laki
Agama : Islam
Anak : Ke 2
Raya
2. Tk Salahudin
52
Nama : TK SHALAHUDDIN
NPSN : 30204537
Desa/Kelurahan : Palangka
Jenjang Pendidikan : TK
a. anak
Nama : Sy
No Induk : 1819.01.105
Jenis : Laki-laki
53
Agama : Islam
Raya
B. Hasil Penelitian
ataupun di luar kelas, selain itu ketika anak “RF” marah sering
ataupun di luar kelas, selain itu ketika anak “Sy” marah sering
tidak terima dengan candaan dan ejekan teman hal itulah yang
Palangka Raya
tersebut:
Pola asuh orang tua anak “RF” juga mempunyai andil yang
maka mereka akan menunjukan prilaku tantrumnya. Hal ini sesuai hasil
observasi yang dilakukan peneliti pada anak “RF”, pada saat anak “RF”
ketika ditugaskan atau di beri perintah oleh Bunda Iy, anak “RF”
anak “RF” diberi perintah dengan tegas atau dipaksa maka akan
57
muncul rasa ketidak nyamanan dan pada akhirnya akan muncul prilaku
terhalangnya keinginan, pola asuh yang salah dari orang tua, rasa setres
dimana anak tantrum berada dalam hal ini anak “Sy” menjelaskan hal
yang tidak jauh berbeda dari apa yang disampaikan guru Darul
keinginan untuk mendapatkan maianan atau hal-hal lain yang anak “Sy”
anak “Sy”:
Bunda “Kr” juga menjelaskan bahwa pola asuh yang salah dari
orang tua anak “Sy” memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
khusus dari orang tuanya, selain itu anak “Sy” juga anak yang sangat
dimanjakan oleh orang tuanya, hal apapun yang diingainkan anak “Sy”
akan selalu dituruti oleh kedua orang tuanya. Dari kebiasaan tersebut
untuk khasus tantrum anak “Sy” agak sedikit berbeda dengan anak RF
anak “Sy” cenderung sibuk dengan dirinya sendri dan anak “Sy” juga
nyaman dan prilaku tantrumnya akan muncul. Hal ini sesuai hasil
observasi yang dilakukan peneliti pada anak “Sy”, pada saat anak “Sy”
melakukan instruksi yang diberikan oleh guru anak “Sy” amalah sibuk
perintah oleh guru, anak “Sy” akan berontak dan apabila dipaksa maka
ingin mencari perhatian teman dan guru di sekolah serta rasa cemburu
keinginan, pola asuh yang salah dari orang tua, rasa setres anak, tidak
pelukan kuat dan berbicara dengan tenang kepada anak yang sedang
“Dn”.
Salahudin
anak untuk bertanggung jawab, memuji dan memberi hadiah bila anak
lembut dengan pelukan kuat dan berbicara dengan tenang kepada anak
yang ada disekitar, berteriak dengan sekuat tenaga dan juga menagis.
sekuat tenaga dan juga menagis serta cenderung diam dan susah
bersosialisasi.
Perilaku ini sering diikuti dengan tingkah seperti menangis dengan keras,
63
64
lingkungannya.
Menurut Wiyani (2014) ada tiga jenis temper tantrum antara lain:
4) Manipulative tantrum
Frustation Tantrum anak akan mengalami frustasi jika anak tahu apa
Dari hasil penelitian ini kita ketahui bahwa prilaku tantrum anak
barang.
keinginan, pola asuh yang salah dari orang tua, rasa setres anak, tidak
67
terhalangnya keinginan, pola asuh yang salah dari orang tua, rasa
dialami anak karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Untuk dapat
yaitu:
juga diperoh bahwa pola asuh orang tua mempunyai andil yang sangat
besar dalam munculnya tantrum pada anak, karena dengan pola saush
yang salah maka akan menjadi suatu kebiasaan yang salah dan sulit untuk
selalu dituruti, maka jiaka pada suatu ketiaka keinginannya anak tidak
jawab, memuji dan memberi hadiah bila anak berprilaku baik, tenang
kuat dan berbicara dengan tenang kepada anak yang sedang berprilaku
tantrum yang terjadi pada anak. Baik dengan cara memberi perhatian
dilakukan guru dalam mengatasi tantrum pada anak “RF” dan “S” hampir
sama. Para guru sudah melakukan hal yang benar karena sudah sesuai
memberi hadiah bila anak berprilaku baik, guru juga tetap tenang dalam
sentuhan yang lembut dengan pelukan kuat dan berbicara dengan tenang
hal utama yang harus dilakukan adalah memahami dan merasaka pada
merasakan emosi dan luapan keingianya dan pada akhirnya anak akan
merasa terlindungi dan anak tersebut akan menuruti apa yang kita
katakana.
tentunya, orang tua harus memberikan hak-haknya pada anak dengan baik.
Kalau hak mereka kita abaikan tentu saja, mereka akan marah. Dan ini
pembenaran " Oh biarkan saja, dia mengamuk, nanti kan diam diam
sendiri, ben ora numan, biar tidak manja, biar dia rasain, lagian memang
dia masanya tantrum kok. Dia memang ada bakat tantrum kok. Sudah
Pasti ada hak yang belum kita berikan kepada mereka. Atau
kewajiban kita sebagai orang tua belum kita lakukan. Dalam urusan hak
73
berbuat adil lah di antara anak-anakmu, berbuat adil lah di antara anak-
anakmu.."
bahwa “…Berbuat adil-lah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.."
Misal, kalau anak lapar tentu dia akan mengalami emosi yang buruk.
bermain sampai lupa makan. Tiba-tiba saja anak menjadi demam, dan
anaknya tidak mau makan, ya sudah, mau bagaimana lagi. Ini jelas orang
Sedangkan ada anak yang di abaikan. Pasti dia akan protes dengan
kemarahan.
Nah, seharusnya orang tua wajib faham tentang hak anak yang
'alaihi wassalam. Agar orang tua berbuat adil kepada anaknya. Bahkan
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Ciri-ciri anak tantrum yaitu mudah marah (memaki, teriak, menangis, dan
berusaha memenuhi atau mendapatkan hal yang dia inginkan dengan cara
menyakiti diri sendiri atau bahkan teman-temanya. Pola asuh orang tua
juga mempunyai andil yang sangat besar dalam munculnya tantrum pada
anak, karena dengan pola asuh yang salah maka akan menjadi suatu
3. Upaya yang dapat dilakukan guru dalam menangani anak tantrum yaitu
memberi sentuhan yang lembut dengan pelukan kuat dan berbicara dengan
tenang,
74
75
B. Saran
guru memperhatikan secara seksama dan lebih dini lagi dalam mengetahui
ciri-ciri tantrum pada anak, agar prilaku tantrum pada anak lebih mudah
diatasi.
2. Mengetasi prilaku tantrum pada anak hal utama yang harus dilakukan oleh
guru adalah memahami dan merasaka pada posisi anak tersebut sehingga
keingianya dan pada akhimya anak akan merasa terl indungi dan anak
proses penagan dengan benar karena bila penaganan anak tantrum tidak
dilakukar dengan benar maka prilaku tantrum pada anak bisa mengalami
DAFTAR PUSTAKA
Puspita Seni dan Dina Fariza. SULUH Jurnal Bimbingan Konseling. Perilaku
Tantrum Pada Anak Tk Rahmat Al-Falah Kelompok B Palangka Raya,
(Online), 3(1): (6-11), (http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh,
diakses 5 Juli 2018).
Santy, Irtanti. 2014. Pola asuh orang tua mempengaruhi Temper Tantrum pada
anak usia 2-4 tahun. Jurnal Ilmiah Kesehatan, (Online), 7 (12): 73-81
(http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/view/53/48, diakses pada 7
Juli 2018).
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan: kompetensi dan praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Susilowati. 2010. Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Cerita
Bergambar pada Anak Didik Kelompok B TK Bhayangkari 68 Mondokan.
Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Syamsul, Yusuf LN. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yuni, Astusi. 2016. Perilaku Tantrum Anak Usia 5-6 Tahun Ditinjau Dari Usia
Menikah Orang Tua Di Desa Bener, Kecamatan Kepil, Kabupaten
Wonosobo. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Zaviere, Ferdinand. 2008. Mengenali dan Memahami Tumbuh Kembang Anak.
Yogyakarta: KATAHATI.