SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
(S1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluah Islam
Fakultas Dakwah
Oleh
GUNAWAN
NIM: UB 131172
1
Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur’an, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1981), 71.
iv
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh siswa tuna daksa yang berbeda dari
kebanyakan siswa pada umumnya. Siswa tuna daksa adalah para siswa yang
mempunyai gangguan fisik atau cacat tubuh. Masalah utama dalam penelitian ini
adalah bagaimana metode pembimbing dalam meningkatkan kepercayaan diri
anak tuna daksa di SLB Prof Dr Sri Soedewi Mascjhun Sofwan, SH Telanaipura
Kota Jambi.
Pendekatan Penelitian yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Verifikasi keterpercayaan hasil penelitian diperoleh
dengan teknik triangulasi guna memenuhi kriteria kredibilitas, keteralihan,
ketergantungan dan obyektifitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 3 (tiga) metode
pembimbing dalam meningkatkan kepercayaan diri anak tuna daksa di Sekolah
Luar Biasa (SLB). Metode tersebut adalah: Ekstrakurikuler, kegiatan keagamaan,
dan konseling dari psikolog. Faktor pendukung dari metode ini adalah pemberian
perhatian, kasih sayang, bimbingan, dan suasana lingkungan yang terbaik bagi
anak tuna daksa. Sementara faktor penghambat adalah: a. Kurangnya kepercayaan
diri penyandang tuna daksa tersebut; b. Penilaian negatif lingkungan; dan c.
Kurangnya dukungan dari orang tua. Dengan hasil penelitian ini diharapkan anak
tuna daksa bisa diatasi sejak dini dan dapat tumbuh sebagaimana anak normal
lainnya.
This research is motivated by disabled students who are different from
most students in general. Students who are physically disabled are students who
have physical or physical disabilities. The main problem in this research is how
the guiding method in increasing self confidence in disabled children in SLB Prof.
Dr. Sri Soedewi Mascjhun Sofwan, SH Telanaipura Jambi City.
The research approach used is descriptive qualitative. Data collection is
done by observation, interview and documentation techniques. Data analysis
techniques are done by data reduction, data presentation and conclusion drawing.
Reliability verification of research results is obtained by triangulation techniques
to meet the criteria of credibility, transferability, dependence and objectivity.
The results of this study indicate that there are 3 (three) guiding methods
in increasing the confidence of disabled children in Special Schools (SLB). These
methods are: Extracurricular, religious activities, and counseling from a
psychologist. Supporting factors of this method are giving attention, affection,
guidance, and the best environmental atmosphere for disabled children. While the
inhibiting factors are: a. The lack of confidence in the disabled person; b.
Negative environmental assessment; and c. Lack of support from parents. With
the results of this study it is expected that disabled children can be overcome early
and can grow as other normal children.
v
PERSEMBAHAN
vi
KATA PENGANTAR
Ahamdulillahi robbil’alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis Skripsi ini dapat
diselesaikan dengan judul: “Metode Pembimbing Dalam Meningkatkan
Kepercayaan Diri Anak Tuna Daksa di SLB Prof Dr Sri Soedewi Mascjhun
Sofwan, SH Telanaipura Kota Jambi” dan kemudian sholawat serta salam semoga
tetap terlimpah kepada nabi Muhammad SAW yang telah menuntun manusia
kejalan yang benar jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Penelitian dan penulisan Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Prodi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan arahan dan
bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat moril maupun materil. Pada
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. BapakDr. H. S. Sagaf, MA dan Dani Sartika, S.Ag. M.Si selaku Pembimbing I
dan II yang telah membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Sya’roni, S.Ag.,M.Pd selaku ketua jurusan BPI (Bimbingan Penyuluhan
Islam) Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
3. Bapak, Syamsu, M.Pd.I., P.hD Selaku Dekan Fakultas Dakwah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, M.Hum Selaku wakil Dekan I Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
5. Bapak Dr.H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
6. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi As’ari, M.A. Ph.D selaku Wakil Rektor I, Bapak
Dr. H. Hidayat, M.Pd selaku Wakil Rektor II, Ibu Dr. Fadhila Jamil, M.Pd
selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
7. Bapak dan Ibu dosen yang mengajar di Fakultas Dakwah Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
8. Bapak Kabag TU dan Karyawan Fakultas Dakwah dan Bapak Karyawan/I
Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Bapak dan Ibu Guru di SLB yang telah membantu dalam terselesaikannya
skripsi ini.
vii
viii
DAFTAR ISI
ix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 66
B. Saran-saran ............................................................................ 66
C. Kata Penutup .......................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
x
xi
xii
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini dalam masyarakat yang penuh persaingan, sukses tidak
dapat diraih begitu saja. Keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam
kehidupannya, baik dibidang bisnis maupun kemasyarakatan banyak sekali
2
dipengaruhi oleh sikap dan sifat-sifat kepribadiannya. Banyak sifat
pendukung kemajuan harus dibina sejak kecil. Salah satu diantaranya ialah
kepercayaan diri (Self Confidence), karena kegagalan bisa saja terjadi
dikarenakan kurangnya rasa percaya diri. Kepercayaan diri adalah salah satu
aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Tanpa adanya kepercayaan
diri maka banyak masalah pada diri seseorang. Kepercayaan diri merupakan
atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan
bermasyarakat. Dikarenakan dengan kepercayaan diri, seseorang mampu
mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Kepercayaan diri diperlukan baik
oleh seorang anak maupun orang tua, secara individual maupun kelompok.3
Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap
kemampuan pada diri sendiri dengan menerima secara apa adanya yang dibentuk dan
dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya.
Sesuai dengan yang dijelaskan dalam Al-Qur’an SurahAli-Imran Ayat 139 :
ََْتِنُو َاوَلْ َوَلْ ََتْ َزنُوا َوأَنْ تُ ُمْ ْاْلَعْ لَ ْو َنْ إِنْ ُم ْؤ ِم نِينَ ُك نْ تُ ْم
Artinya :
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Ali
Imran: 139)
Ayat-ayat di atas dapat dikategorikan sebagai ayat yang berbicara tentang
persoalan percaya diri karena berkaitan dengan sifat dan sikap seorang mukmin yang
memiliki nilai positif terhadap dirinya dan memiliki keyakinan yang kuat
2
Peter Lauster, Tes Kepribadian (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005) , 5.
3
Nur Ghufron & Rini Risnawita S. Teori-teori Psikologi(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011), 33.
1
2
4
T. Sutjihati Somantri,Psikologi Anak Luar Biasa(Bandung: PT.Refika Aditama, 2006),
126.
5
Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus jilid kedua
(Jakarta: Lembaga pengembangan sarana pengukuran dan pendidikan psikologi UI, 2011), 24.
6
http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus, diakses tanggal 24 Oktober
2017, pkl.20:17
3
7
Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus,132.
8
Irina V. Sokolova dkk, Kepribadian Anak(Jogjakarta: Katahati, 2008), 15.
4
9
Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus jilid kedua (Jakarta:
Lembaga pengembangan sarana pengukuran dan pendidikan psikologi UI, 2011), 25.
10
Adelina Anastasia A., Pola Asuh Orang tua kepada Anak, (Semarang: Saraswati
Center, 2013) , h.13.
11
UUD 45 (Jakarta : BP 7 Pusat, 1990), hlm. 19.
12
UU No 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta : PT Intan Pariwara), hal. 10.
5
13
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia. 2004). Cet. Ke-4, 155.
14
Ibid., 155.
8
2. Pembimbing
Menurut kamus bahasa Indonesia pembimbing adalah orang yang
membimbing atau menuntun. 15 Bimbingan merupakan terjemahan dari
“guidance” dalam bahasa Inggris. Secara harfiyah “guidance” dari akar kata
“guide”berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3)
mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to sterr). Banyak pengertian
bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut.
Sunaryo Kartadinata mengartikan bimbingan sebagai “proses
membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal.”Sementara
Rochman Natawidjaja mengartikan “Bimbingan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,
sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga,
masyarakat, dan kehidupan pada umumnya.” 16 Bimbingan adalah bantuan
atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu
untuk menghindari kesulitan-kesulitan didalamkehidupannya sehingga
individu atau sekumpulan individu itu dapat mencapai kesejahtraannya. 17
3. Kepercayaan Diri
Menurut Nur Ghufron dalam bukuTeori-Teori Psikologimengatakan
bahwa terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian kepercayaan diri
diantaranya yaitu Laustermendefinisikan kepercayaan diriyakni kepercayaan
diridiperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah
satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri
seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak
sesuaikehendak, gembira, optimis, cukup toleransi dan bertanggung
jawab.Kemudian Laustermenambahkan bahwa kepercayaan diri
berhubungan dengan kemampuan melakukan sesuatu yang baik. Anthony
15
Depdiknas,Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 152.
16
Syamsu Yusuf. L.N dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan
Konseling(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 5-6.
17
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling(Studi & Karier), (CV. Andi Offset, 2004), 7.
9
18
Ghufron &Risnawita S. Teori-teori Psikologi, 34.
19
Ibid., 35.
20
Chibita Wiranegara, Dahsyatnya Percaya Diri (Yogyakarta: PT. Buku Kita, 2010), 3.
21
Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa, 121.
10
Gangguan fisik atau cacat tubuh mempunyai arti yang luas dimana
secara umum dikatakanbahwa cacattubuhatau tuna daksa adalah anak yang
memiliki kelainan, cacat tubuh atau gangguan kesehatan. Penyebab
tunadaksa, misalnya karena terjadi infeksi penyakit, kelainan kandungan,
kandungan radiasi, saat mengandung ibu mengalami trauma, proses
kelahiran terlalu lama, proses kelahiran dengan pemakaian anestesi berlebih,
infeksi penyakit, dan Ataxia.22
Sedangkan menurut Frieda Mangunsong, dalam bukunya yang
berjudul Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus mengatakan
bahwa cacat fisisk adalahketidakmampuan tubuh secara fisik untuk
menjalankan fungsi tubuh seperti dalam keadaan normal.Dalam hal iniyang
termasuk gangguan fisik adalah anak-anak yang lahir dengan cacat fisik
bawaan seperti anggota tubuh yang tidak lengkap, anak yang kehilangan
anggota badan karena amputasi, anak dengan gangguan neuro muscular
seperti cerebral palsy, anak dengan gangguan senso motorik dan anak-anak
yang menderita penyakit kronis.23
Menurut Mumpuniarti pengertian tuna daksa yakni yang terjadi pada
anggota tubuh yang sehingga orang tersebut memerlukan layanan, peralatan,
serta program latihan yang spesifik. Meskipun memiliki keterbatasan fisik,
anak tersebut berhak memperoleh pendidikan seperti anak normal lainnya. 24
Menurut Hallahan, Kauffan dan Pullen mengatakan tunadaksa
adalah Chiliddren with physical disabilities or other health impairments are
those whose phisical limitations or health problems interfere with school
attendance or learning to such an extent that special services, taining,
25
equipment, materials,or facilities are require. Pendapat tersebut
menjelaskan bahwa anak yang memiliki kelainan fisik ataugangguan
22
http://slb-kbatam.org/index.php?pilih=hal&id=76 diakses 23-Oktober-2017, pukul
08.30 WIB
23
Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, 24-25.
24
Mumpuniarti, Pendidikan Anak Tuna Daksa (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Luar
Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2001), 32
25
Kauffan Hallahandan Pullen, Exceptional Learners (An Introduction to Education.
USA: Pearson.2009), 495.
11
26
Farid Hasyim dan Mulyono, Bimbingan don Konseling Religius, hlm.32
27
Hallen A, Bimbingan dan Konseling, hlm. 5
12
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Metode pendekatan kualitatif sering disebut dengan metode
penelitian naturalistik karena penelitian yang dilakukan pada kondisi yang
alamiah. Jujun. S Suriasumantri dalam bukunya sugiono menyatakan
penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan
pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui, sedangkan
penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah
praktis. 28 Penelitian kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan semua
teori yang dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam penelitian lebih
berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan
memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalahan
tersebut bersifat sementara. Oleh karena itu landasan teori yang
dikemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti
kualitatif justru dituntut untuk melakukan grounded research yaitu
menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh dilapangan atau situasi
sosial.29
Jenis penelitian yang dilakukan kualitatif, dengan alasan melalui
pendekatan kualitatif menurut penulis bahwa akan dilakukan suatu kajian
dan analisa, karena penelitian yang akan dilakukan disini adalah masalah
yang berkenaan dengan interaksi sosial, yaknimetode pembimbing dalam
meningkatkan kepercayaan diri anak tuna daksa.
2. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLBProf DrSri Soedewi Mascjhun
Sofwan, SH Telanaipura kota Jambi. Adapun yang menjadi objek penelitian
ini ditekankan pada Metode Pembimbing Dalam Meningkatkan
Kepercayaan Diri Anak Tuna Daksa di SLB Prof Dr Sri Soedewi Mascjhun
Sofwan, SH Telanaipura Kota Jambi. Secara pengamatan awal peneliti
28
Sugiono, Penelitian Kualitatif dan kuantitatif dan R&D(Bandung: Alfabeta, 2013), 4.
29
Ibid., 214.
13
sudah mengetahui lokasi yang akan diteliti serta kondisi secara fisik,
disamping itu lokasi penelitian tidak sulit untuk dijangkau.
Penelitian ini mengunakan teknik purposivesampling yakni teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek yang diteliti. Dalam
sampel tersebut penulis meneliti 3 Pembimbing supaya dalam penelitian
tersebut peneliti dapat mengambil data yang di inginkan dengan jelas dan
meneliti 5 anak penyandang tuna daksa sehingga peneliti mudah mengambil
data yang di inginkan karna ada batasan dalam penelitian atau yg ingin di
teliti.
3. Sumber dan Jenis data
Sumber data dalam penulisan ini terdiri dari, manusia,
situasi/peristiwa, dan dokumentasi. Sumber data manusia
berbentukperkataan maupun tindakan orang yang bisa memberikan data
melalui wawancara. Sumber data suasana/peristiwa berupa suasana yang
bergerak (peristiwa) ataupun diam (suasana), meliputi ruangan, suasana, dan
proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan di observasi.
Sumber data yang dokumentar atau berbagai referensi menjadi bahan
rujukan dan berkaitan langsung dengan masalah yang diteliti.30
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan
skunder. Dimana data primer ini adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber permasalahan melalui observasi dan wawancara dilapangan. Dalam
hal ini data yang digunakan adalah data-data yang berkaitan dengan Metode
Pembimbing Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Tuna Daksa di
SLB Prof Dr Sri Soedewi Mascjhun Sofwan, SH Telanaipura Kota Jambi.
Sementara data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua yang
berupa dokementasi serta peristiwa yang berbentuk tulisan, gambar, buku,
30
Tim Penyusun, Pedoman Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Jambi(Jambi:
Fak. Ushuluddin IAIN STS, 2015), 61-62
14
31
Sugiono. Penelitian Kualitatif dan kuantitatif dan R&D, 137.
32
Ibid., 145.
15
33
Ibid., 240.
16
a. Reduksi Data
Reduksi data menunjukkan proses penyeleksi, memfokuskan,
menyedehanakan, mengabstraksikan, dan mentransformasikan data yang
mentah muncul dalam penulisan catatan lapangan. Reduksi data bukan
merupakan suatu yang terpisah dari analisi. Reduksi data adalah bagian
dari analisis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang tajam,
ringkas, terfokus, membuang data yang tidak penting dan
mengkoordinasikan data sebagai cara untuk menggambarkan dan
memvertivikasi kesimpulan akhir.
b. Display Data
Display data adalah usaha merangkai informasi yang terorganisir dalam
upaya menggambarkan kesimpulan dengan mengambil tindakan.
Biasanya bentuk display (penampilan) data kualitatif menggunakan teks
narasi, penampilan data ini diambil dari analisa yang sesuai dengan
jawaban dari permasalahan dan berbentuk seperti teks laporan yang
terlampir.
c. Verifikasi
Verifikasi dan menarik kesimpulan merupakan aktivitas analisis, dimana
pada awal pengumpulan data, seorang analisis mulai memutuskan apakah
suatu bermakna, atau tidak mempunyai keteraturan, pola, penjelasan,
kemungkinan konfigurasi hubungan sebab akibat dan proposisi.34
Penarikan kesimpulan dilakukan setelah pengumpulan data mentah
kemudian analisis, di klasifikasikan menurut sub-sub bagiannya.
Berbagai macam data yang telah dikumpulkan namun tidak semua data
dapat diserap dan dilampirkan. Perlu adanya pemilihan yang
menghasilkan kesimpulan yang mudah dimengerti.
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk memperoleh data yang terpercaya dan dapat dipercaya, maka
oeneliti melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data yang didasarkan atas
34
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deksriptif Kualitatf(Jakarta: Referensi, 2013), 135.
17
sejumlah kreteria. Ada tiga cara yang dilakukan dalam penelitian kualitatif
dalam upaya pemeriksaan keabsahan data, yaitu:
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Pelaksanaan perpanjangan keikusertaan dilakukan lewat
keikutsertaan peneliti dilokasi secara langsung dan cukup lama, dalam
upaya mendeteksi dan memperhitungkan penyimpangan yang mungkin
mengurangi keabsahan data, karena kesalahan penilaian data oleh peneliti
atau responden, disengaja atau tidak disengaja.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci, dan kesinambungan terhadap faktor-faktor
tersebut selanjutnya ditelaah, sehingga peneliti dapat memahami faktor-
faktor tersebut. Ketekunanpengamatan dilakukan upaya mendapatkan
karakteristik data yang benar-benar relevan dan terfokus pada objek
penelitian permasalahan dan fokus penelitian.35
3. Tringgulasi
Tringgulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan
sesuatu yang diluar data pokok, untuk keperluan pengecekan reabilitas data
melalui pemeriksaan silang, yaitu lewat perbandingan berbagai data yang
diperoleh dari berbagai informan. Terdapat empat macam teknik tringgulasi
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik menggunakan sumbar,
metode, penyelidik, dan teori.36
H. Studi Relevan
Skripsi Imro’atul, 2017. Dengan judul “Metode pengembangan
kepercayaan diri anak tuna daksa di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Kemala
Bhayangkari 2 Gresik” adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk
35
Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996),
117.
36
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa UshuluddinJambi, 65.
18
37
Imro’atul Lathifah, skripsi dengan judul “Metode pengembangan kepercayaan diri anak
tuna daksa di Sekolah Luar Biasa (SLB) C Kemala Bhayangkari 2 Gresik”. Universitas walisongo
semarang. 2017.
38
Hastuti, skripsi dengan judul Studi Kasus Penerapan Model Konseling Behavioristik Untuk
Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Siswa Tuna Daksa Kelas III SDLB Cendono Dawe Kudus,Universitas
Muria Kudus, 2016.
BAB II
39
Dokumentasi SLB Sri Soedewi, tt.
19
20
40
Dokumentasi SLB Sri Soedewi, tt.
21
GAMBAR I
STRUKTUR ORGANISASI SLB41
Pembina OSIS
Sunarto, M.Pd
KOORDINATOR
MAPEL
41
Dokumentasi Papan stuktur SLB Sri Soedewi, 2018.
23
seorang orang tua para murid yang senantiasa berpedoman kepada guru
anaknya yang notabena adala para ilmuan di lingkungan dimana mereka
berdomisili.
Melihat tugas dan tanggung jawab seorang guru terhadap muridnya
yang begitu besar, terutama dari segi berhasil atau tidaknya tujuan belajar
yang tergantung pada guru. Oleh karena itu, seorang guru harus
profesional terhadap tugas yang didukung oleh latar belakang
pendidikannya. Pendidikan yang lebih menunjang terhadap keberhasilan
pendidikan adalah para guru yang mempunyai lata belakang pendidikan
minimal tamat Diploma Dua (D.2) Kependidikan.
Tenaga pengajar merupakan unsur dari terlaksananya proses
pendidikan dan pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan. Tenaga
pengajar merupakan alat untuk mentrans ferilmu pengetahuan kepada
siswa atau yang disebut sebagai pemberi informasi.Tanpa tenaga pengajar
suatu lembaga pendidikan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Sebagaimana di SLB dimana lembaga pendidikan lainnya yang memiliki
tenaga-tenaga pengajar berjumlah 64 orang. Untuk lebih jelas mengenai
keadaan tenaga pengajar di SLB dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Keadaan Tenaga Pengajar di SLB42
No Nama LK/PR
1 Sobli, M.Pd L
2 Triono, S.Pd, M.Ed L
3 Sumarsih, S.Pd P
4 Sri Mumpuni, S.Pd P
5 Suratman, S.Pd L
6 Nurmellindar, S.Pd P
7 Hj. Sri Suryani, M.Pd P
8 Yaomal Basyar, S.Pd L
9 Sri Handayani, S.Pd P
42
Dokumentasi, Data Guru SLB Sri Soedewi, 2018.
25
2. KeadaanSiswa
Keseluruhan proses pendidikan di lembaga pendidikan, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Meskipun banyak hal
yang mempengaruhi dalam keberhasilan belajar peserta didik, namun
yang jelas keberhasilan remaja merupakan bagian utama dari
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Jumlah keseluruhan siswa
orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3 Keadaan Siswa Tuna Daksa44
No Nama LK/PR
1 Bayu Susilo L
2 Rahmad Fajar L
3 Chiko Raditia L
4 Fatur Rohman L
5 Nizar L
6 Angga L
43
Dokumentasi Data Guru, SLB Sri Soedewi, 2018.
44
Dokumentasi Data Siswa Tuna Daksa, SLB Sri Soedewi, 2018.
28
No Uraian Jumlah
2. Ruang Guru 1
3. Ruang Belajar 3
4. Perpustakaan 1
5. Musholla 1
6. Ruang TU 1
7. WC 2
45
Dokumentasi Data Sarana Pendidikan, SLB Sri Soedewi, 2018.
30
No Uraian Jumlah
1 2 3
1. Meja Siswa 230 buah
2. Bangku Siswa 230 buah
9. Komputer 6 buah
1 2 3
46
Dokumentasi Sarana Pendidikan, SLB Sri Soedewi, 2018.
31
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SLB Sri Soedewi Kecamatan
Telanai Pura ini tergolong lengkap untuk ukuran sekolah negeri yang terletak
di kecamatatan Telanai Pura. Fasilitas penunjang seperti buku-buku pelajaran
dan buku-buku bacaan lainnya juga cukup memadai, karena hampir setiap
tahunnya sekolah ini menerima bantuan buku-buku dari pemerintah baik
melalui dinas pendidikan, maupun Departemen Pendidikan Nasional.
32
Gedung Gedung
Sekolah Sekolah
Halaman Sekolah
Gerbang
Sekolah
Jalan Raya
Halaman Sekolah
Gerbasng
Sekolah
BAB III
47
Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 43.
33
34
bimbingan yang lebih dari guru. Namun demikian sebagai guru yang baik
tentunya akan mencari solusi terbaik untuk mengatasi gangguan perilaku
Tuna Daksa pada anak didiknya.
Melalui tulisan ini, penulis ingin memberi sedikit masukan dalam
menangani anak Tuna Daksa. Untuk memberi perhatian khusus kepada anak
Tuna Daksa, penanganan harus dilakukan secara bertahap dan fokus pada
meningkatkan kepercayaan diri yang akan dikembangkan. Untuk memulai
langkah penanganan, guru harus memulai metode dalam meningkatkan
kepercayaan diri anak Tuna Daksa. Dari mana guru mendapat data tentang
anak itu, bisa guru peroleh melalui pengamatan terhadap anak di kelas, selain
melihat langsung kondisi anak itu dapat pula diperoleh melalui wawancara
penulis dengan orang tua anak. Setelah mencatat dan mengelompokkan anak
yang akan dikembangkan, selanjutnya dapat dilakukan teknik-teknik
penanganan yang penulis aplikasikan berikut ini:
1. Menghilangkan atau mengurangi tingkah laku yang tidak dikehendaki
Carilah faktor pemicu dari perilaku yang tidak dikehendaki itu muncul.
Contoh anak tidak bisa duduk diam sering jalan-jalan di kelas. Carilah
alasan mengapa anak itu tidak bias duduk diam. Misal, alasannya karena
anak membutuhkan perhatian, merasa bosan, ingin udara segar, dan
sebagainya. Hilangkan atau atasi factor pemicu tersebut.
Cara menghilangkan faktor pemicu dapat dilakukan melalui teknik-teknik
(1) ekstingsi, yaitu tidak merespon tingkah laku yang tidak dikehendaki
sampai anak menghentikannya. Contoh, guru mengabaikan siswa yang
berbicara tanpa mengangkat tangan terlebih dahulu. Atau guru dan teman-
temannya mengabaikan anak yang mengganggu sampai ia bosan atau
sadar bahwa guru dan temannya tidak terpancing (2) satiasi, yaitu
memberikan apa yang anak inginkan sebelum menuntutnya. Contohnya,
memberikan perhatian sebelum menuntut perhatian, segera beralih pada
kegiatan lain sebelum anak merasa bosan, anak yang suka memukul-mukul
meja mintalah anak tersebut untuk terus memukul meja (3) time
35
out. 48 Anak dipindahkan dari tempat di mana tingkah laku yang tidak
dikehendaki terjadi (4) hukuman. Cara ini jarang diterapkan karena
khawatir dampak negatifnya, namun jika akan diterapkan maka perlu
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Diberlakukan untuk perilaku yang sangat membahayakan dan agar
tidakberlanjut misalnya perilaku agresif.
2) Jika prosedur lain tidak berhasil,
3) Berikan hukuman ringan yang terbukti efektif
4) Jangan menghukum dalam keadaan marah
2. Mengembangkan tingkah laku yang dikehendaki
Tingkah laku yang baik tentunya harus dipertahankan dan
dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Untuk melakukannya dapat
dilakukan dengan cara penguatan (reinforcement). Setiap perilaku yang
dikehendaki akan memperoleh penguatan berupa imbalan. Imbalan dapat
berupa benda atau yang lain, misalnya pujian.
Ketika anak berbuat benar kemudian diperkuat dengan imbalan,
diharapkan anak akan mempertahankannya untuk selanjutnya dapat
dikembangkan. Imbalan atau hadiah sebaiknya diberikan segera setelah
perilaku yang dikehendaki terjadi. Demikian sedikit teknik-teknik
penanganan anak Tuna Daksa di kelas. Pilihlah teknik yang paling tepat
sesuai dengan perilaku yang akan ditangani.
B. Layanan Bimbingan Anak Tuna Daksa
Pelayanan bimbingan Anak Tuna Daksa merupakan usaha membantu
peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan
konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual,
kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini
juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang
48
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2012), 38.
36
49
Ibid., 40.
37
50
Jess Fiest dan Gregory J. Fiest, Theories of personality (teori kepribadian), Cet II
(Jakarta: Salemba Humanika, 2011), 345.
38
51
Ibid., 346.
40
52
Titin Yuniasih, Wawancara dengan Penulis 15Maret 2018.
41
a. Directive Counseling
Teknik ini, konselor yang membuka jalan pemecahan yang
dihadapi klien dengan alasan bahwa:
1) Anak yang belum matang mendiagnosis sendiri sukar memecahkan
masalahnya, tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman.
2) Anak yang berkesulitan, sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang
harus dilakukan, mereka tidak mau dan tidak berani.Mungkin ada
masalah yang berat untuk dipecahkan oleh anak tanpa bantuan dari
orang lain.
b. Non-Directive Counseling
Dengan prosedur ini, pelayanan bimbingan difokuskan pada anak
yang bermasalah atau disebut juga clien centered counseling. Adanya
pelayanan bimbingan bukan pelayanan yang mengambil inisiatif, tetapi
klien sendiri yang mengambil prakarsa, yang menentukan sendiri
apakah dia membutuhkan pertolongan dari pihak lain
53
Observasi 15 Maret 2018.
54
LiaHerliani, S.Sos, Wawancara dengan Penulis 16 Maret 2018.
42
55
LiaHerliani, S.Sos, Wawancara dengan Penulis 16 Maret 2018.
56
LiaHerliani, S.Sos, Wawancara dengan Penulis 16 Maret 2018.
43
5) Kelompok Bekerja
Kelompok kerja dibentuk dengan memperhatikan tingkah laku
kemampuan, jenis kelamin, tempat tinggal dan jalinan hubungan
sosial. Bimbingan dilakukan dengan memberikan kegiatan tugas-tugas
belajar atau tugas-tugas kerja lain. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kemampuan belajar, menyalurkan bakat dan minat,
membentuk sikap kooperatif dan kompetitif yang sehat, meningkatkan
penyesuaian sosial, yang kesemuanya akan mengarahakan pada
perkembangan murid.
6) Pengajaran Remidi
Pengajaran remidi diberikan kepada murid-murid yang
mengalami kesulitan belajar. Dalam pelaksanaannya dapat secara
berkelompok maupun individual, tergantung jenis kesulitan belajar
maupun jumlah murid yang mengalami kesulitan.Letak unsur
bimbingannya ada pada pembentukan sikap belajar, termasuk
pemahaman diri akan kemampuannya serta timbulnya minat dan
dorongan untuk belajar.
7) Ceramah Bimbingan
Kegiatan ini hampir sama dengan pengajaran bimbingan.
Bedanya hanya terletak pada tempat. Ceramah bimbingan tidak selalu
dalam kelas, tapi dalam ruang-ruang besar dalam jumlah yang besar
pula. Kelompk murid yang diberi ceramah bimbingan tergantung pada
tujuan bimbingan. Ceramah bimbingan juga bukan merupakan
khotbah, sebab dalam kegiatan ini murid diberi kesempatan untuk
berpendapat dan didorong aktif serta dilanjutkan dengan follow up.
8) Organisasi Siswa
Pembimbing sekolah dapat mengarahkan agar murid dapat
mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, mengembangkan sikap
kepemimpinan dan kerjasama, rasa tanggung jawab dan harga diri.
Tujuannya antara lain menyangkut penyesuaian diri, sikap
kepemimpinan dan kerjasama dan pemecahan masalah.
45
57
LiaHerliani, S.Sos, Wawancara dengan Penulis 17 Maret 2018.
BAB IV
ANALISIS METODE PENGEMBANGAN KEPERCAYAAN DIRI
46
47
Minggu SMA
1 Seni Tari
2 Seni Tari
3 Seni Lukis
4 Seni Tari
Tabel8Jadwal kegiatan hari Sabtu59
Minggu SMA
1 Pramuka
2 Drum Band
3 Drum Band
4 Pramuka
58
DokumentasiKegiatan SLB Sri Soedewi, 2018.
59
DokumentasiKegiatan SLB Sri Soedewi, 2018.
48
60
Dokumentasi SLB Sri Soedewi, 2018.
49
positif bahwa segala yang Allah berikan padanya adalah jalan terbaik
menurut Allah untuk dirinya.
Wawancara dengan Titin Yuniasih, S.Pd guru bimbingan siswa
Tuna Daksa di SLB Sri Soedewi yang mengatakan:
[S]eperti halnya dengan anak yang memiliki keadaan cacat fisik,
sikap ridha perlu diterapkan dalam dirinya. Karena anak tersebut
diciptakan Allah dengan segala kekurangan, agar anak dapat
menerima keadaan dirinya selalu berfikir positif kepada Allah,
allah menciptakan dirinya seperti itu karena Allah juga
memberikan kelebihan-kelebihan lain.61
61
Titin Yuniasih, S.Pd,Wawancara dengan Penulis, 15 Maret 2018.
62
Titin Yuniasih, S.Pd,Wawancara dengan Penulis, 15 Maret 2018.
50
63
Titin Yuniasih, S.Pd,Wawancara dengan Penulis, 15 Maret 2018.
51
mendekati persoalan hidup dengan rasa yang lebih percaya diri dan tidak
bersikap emosional. Ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa
rendah diri yang mencolok sehingga rasa percaya dirinya pun tidak bisa
terealisasikan dengan baik.64
Hal tersebut terjadi apabila kehadirannya merasa tidak diterima
oleh lingkungan sekitarnya. Dengan demikian pendekatan orang tua
terhadap anak sangat penting untuk memberikan dorongan semangat, agar
anak dapat menerima keadaan dirinya dan mampu bergaul dengan
lingkungan sekitarnya. Selain orang tua peran guru di sekolah juga sangat
diperlukan dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
anak sesuai dengan keterbatasan yang dimiliki, sehingga anak dapat
mengendalikan dirinya dan dapat meningkatkan serta mengembangkan
kepercayaan diri yang dimiliki anak.
Membahas tentang kepercayaan diri anak tua daksa di SLB Sri
Soedewi sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
orang tua, wali kelas, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah adalah
sebagai berikut:
Setelah melakukan wawancara dengan beberapa orang tua anak
tuna daksa di SLB Sri Soedewi peneliti berpendapat bahwa:
a. Kekurangan tidaklah halangan bagi seseorang untuk mengembangkan
kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki anak, baik dari segi formal
maupun non formal. Tidak semua anak tuna daksa memiliki rasa
percaya diri rendah. Percaya diri merupakan dasar dari motivasi diri
untuk berhasil. Agar termotivasi seseorang harus percaya diri.
Seseorang yang mendapatkan ketenangan dankepercayaan diri
haruslah menginginkan dan termotivasi dirinya.
Banyak orang yang mengalami kekurangan tetapi bangkit
melampaui kekurangan, sehingga benar-benar mengalahkan
kemalangan dengan mempunyai kepercayaan diri dan motivasi untuk
terus tumbuh serta mengubah masalah menjadi tantangan.
64
Observasi 15 Maret 2018.
53
65
Ernawati,Wawancara dengan Penulis, 15 Maret 2018.
66
Observasi, 15 Maret 2018.
55
67
Ernawati, Wawancara dengan Penulis, 16 Maret 2018.
56
70
Titin Yuniasih, S.Pd,Wawancara dengan Penulis, 16 Maret 2018.
58
Oleh sebab itu sebagai guru atau pendidik perlu memiliki beberapa
pengetahuan dan pemahaman mengenai cara memberikan layanan yang
sesuai agar anak-anak yang kurang beruntung ini memperoleh pendidikan
secara optimal, memberikan layanan pendidikan yang layak untuk
mengetahui keahlian dan kelebihan anak-anak serta supaya anak tersebut
mampu mengenal dirinya dan dapat meningkatkan rasa percaya dirinya
seperti halnya dengan orang normal/ tidak cacat pada umumnya.
“Pada dasarnya semua metode-metode tersebut yang diberikan
kepada siswa-siswi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sri Suedewiadalah untuk
menumbuhkan, meningkatkan serta mengembangkan kepercayaan diri
yang dimiliki siswa, khususnya siswa yang memiliki gangguan fisik atau
tuna daksa.” Sambung kepala sekolah menjelaskan.
Kemudian hasil wawancara dengan guru yang mana peneliti
melakukan wawancara dengan ibu Titin Yuniasih, S.Pd selain menjabat
sebagai guru. Ibu Titin Yuniasih, S.Pd mengatakan bahwa:
[S]emua kegiatan yang diberikan SLB Sri Suedewi kepada siswa-
siswi adalah bertujuan untuk menumbuhkan, meningkatkan dan
mengembangkan kepercayaan diri. Khususnya dengan kegiatan
keagamaan. Kegiatan keagamaan diberikan dengan tujuan
memberikan motivasi untuk anak didik di SLB Sri Suedewi,
dengan memberikan unsur keagamaan di dalamnya. Seperti
memberikan tema Syukur, tema tersebut sangat baik jika diberikan
kepada siswa karena seperti yang diketahui bahwa siswa di SLB
adalah sekolah yang memilki kekurangan-kekurangan/cacat.
71
Solbi, M. Pd,Wawancara dengan Penulis, 17 Maret 2018.
59
74
Titin Yuniasih, S.Pd, Wawancara dengan Penulis 17Maret 2018.
75
Titin Yuniasih, S.Pd, Wawancara dengan Penulis 17Maret 2018.
61
76
Titin Yuniasih, S.Pd,Wawancara dengan Penulis, 17 Maret 2018.
62
77
Observasi,18Mareti 2018.
63
78
Dokumentasi SLB Sri Sordewi 2018.
79
Solbi, M.PdWawancara dengan Penulis 18 Maret 2018.
64
80
Solbi, M.Pd,Wawancara dengan Penulis 18 Maret 2018.
65
PENUTUP
A. Kesimpulan
66
67
1. Kepada kepala sekolah agar selalu meningkatkan mutu pendidikan kepada siswa
(anak), diharapakkan melalui pendidikan di sekolah siswa memiliki bekal ilmu
yang kuat dan bias memahami arti pentingnya nilai disiplin dalam hidup.
2. Kepada guru bimbingan Tuna Daksaagar bekerjasama dengan pihak lain dalam
hal ini seperti orang tua siswa dalam melakukan pembinaan prilaku siswa.
Dengan upaya ini, guru memiliki pengetahuan yang baik tentang kondisi siswa
setiap saat baik di rumah maupun di sekolah. Hal ini berguna untuk mendiagnosa
perkembangan belajar siswa.
C. Kata Penutup
Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah (skripsi). Selanjutnya penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
karya ilmiah (skripsi) ini. Hanya do’alah yang dapat penulis kirimkan kehadiran
Allah semoga segala pengorbanan yang telah diberikan mendapat balasan pahala dari
Allah SWT.
Dengan harapan bahwa semua pihak dapat memberikan sumbang saran yang
sifatnya membangun demi untuk kesempurnaan penulisan dan isi dari skripsi ini,
semoga Allah selalu memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita semua
Amin Yarobbal’alamin.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
DAFTAR PUSTAKA
A. Karya Ilmiah
Anastasia A. Adelina, Pola Asuh Orang tua kepada Anak, Semarang: Saraswati
Center, 2013
Dalyono. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rinneka Cipta, 2009
Daryanto. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Apollo Lestari, 1998
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2002
Ghufron, Nur & Rini Risnawita S. Teori-teori Psikologi, Ar-Ruzz Media,
Yogjakarta, 2011
H. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia 2004). Cet, ke-IV
Hallahan. Kauffan dan Pullen, Exceptional Learners: An Introduction to
Education. USA: Pears, 2009
Fiest, Jess dan Gregory J. Fiest. Theories Of Personality (Teori Kepribadian), Cet
II Jakarta: Salemba Humanika, 2011
Indah, Komsiah. Belajar Dan Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2012
Lauster, Peter. “tes kepribadian”, terj, D.H. GulO, PT Bumi Aksara, Jakarta, cet
V, 2005
Meleong, Lexi. “Metodologi Penelitian Kualitatif “ Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1996
Mangunsong, Frieda. Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus jilid
kedua, Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran Dan Pendidikan
Psikologi (LPSP3) UI, Jakarta, 2011
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deksriptif Kualitatf . Jakarta: Referensi, 2013
Mumpuniarti. Pendidikan Anak Tuna Daksa, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan
Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2001
Somantri, T. Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa, departemen pendidikan dan
kebudayaan. Jakarta, 1996
Sugiono. “Penelitian Kualitatif dan kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2013
Sokolova, Irina V, dkk. Kepribadian Anak, Katahati, Yogyakarta, 2008.
Tim Penyusun. Pedoman Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Jambi.
Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS, 2015
Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier). CV. Andi Offset,
2004
Wiranegara, Chibita. Dahsyatnya Percaya Diri, PT. Buku Kita, Yogyakarta, 2010
Yusuf L.N, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 2006.
A. Informasi Diri
Nama : Gunawan
Nim : UB. 131172
Tempat & Tanggal Lahir : Benteng 14 Maret 1995
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jln. Kolopaking, Kelurahan Simpang IV Sipin
Telanai Pura Jambi
B. Riwayat Pendidikan
S1 UIN STS Jambi : Sekarang
MA Yabid : 2013
MTs Yabid : 2010
SDN 001 : 2007