95-Article Text-194-3-10-20120619
95-Article Text-194-3-10-20120619
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes
Ermawan Susanto
Alamat korespondensi: ISSN 2252-648X
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang 50233
Email: pps@unnes.ac.id
Ermawan Susanto/ Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
37
Ermawan Susanto/Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
Tabel 1. Gambaran Kemampuan Motorik Anak Prasekolah (Syamsu Yusuf, 2004: 164)
USIA KEMAMPUAN MOTORIK KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
KASAR
3-4 tahun Naik dan turun tangga Menggunakan krayon
Meloncat dengan dua kaki Menggunakan benda/alat
Melempar bola Meniru bentuk (meniru gerakan orang
lain)
4-6 tahun Meloncat Menggunakan pensil
Mengendarai sepeda anak Menggambar
Menangkap bola Memotong dengan gunting
Bermain olahraga Menulis huruf cetak
Menurut Hurlock (1998: 150) perkemban- yang dilakukan di dalam air yang bertujuan un-
gan motorik berarti perkembangan pengendalian tuk melatih anak memperoleh kemajuan potensi
gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, motorik, kognisi, afeksi, dan sosial. Salah satu-
urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Untuk nya melalui gerakan renang. Menurut dewan
perkembangan fisik di taman kanak-kanak perlu renang Australia, usia prasekolah adalah saat
dirancang lingkungan pendidikan yang kondusif seorang anak berusia 42-48 bulan (Cesari et al,
bagi perkembangan fisik anak secara optimal. 2001: 3). Bichler dan Snowman (1993) membata-
Menurut Cesari et al. (2001: 53) setelah meneliti si anak prasekolah dengan usia antara 3-6 tahun.
program renang untuk anak prasekolah, menya- Anak usia prasekolah pada fase perkembangan
rankan kepada para pengajar, instruktur renang, individu sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai
orang tua, dan manajemen kolam supaya mem- memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria
perhatikan nilai-nilai sebagai berikut: (1) partisi- atau wanita, saat dia dapat mengatur diri dalam
pasi dalam aktivitas renang sebaiknya merupa- buang air (toilet training), dan mengenal beberapa
kan pengalaman yang menyenangkan, (2) dapat hal yang diangggap berbahaya (Syamsu Yusuf
mempelajari fase belajar gerak mereka sendiri 2004: 163).
dan tidak pernah dipaksa untuk terlibat dalam Berdasar Kurikulum Pendidikan Anak
aktivitas air, dan (3) anak usia prasekolah tidak Usia Dini (PAUD), anak prasekolah adalah anak
akan aman ketika berada di dalam atau sekeliling yang berusia 3-6 tahun. Sedang anak usia 4-6 ta-
air, sehingga pengawasan orang dewasa mutlak hun merupakan bagian dari anak usia dini karena
diperlukan. berada pada rentang usia lahir sampai 6 tahun.
Perkembangan kognitif pada usia prase- Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan
kolah berada pada masa preoperasional, saat anak salah satu upaya pembinaan yang ditujukan ke-
belum mampu menguasai operasi mental secara pada anak sejak lahir sampai usia enam tahun.
logis. Operasi mental adalah kegiatan-kegiatan Saat dilakukan melalui rangsangan pendidikan
yang diselesaikan secara mental bukan fisik. untuk membantu pertumbuhan dan perkemban-
Menurut Syamsu Yusuf (2004: 165) periode ini gan jasmani dan rohani agar anak memiliki ke-
ditandai dengan berkembangnya representasio- siapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
nal atau ‘symbolic function”, yaitu kemampuan Tujuan PAUD adalah membantu mengembang-
menggunakan sesuatu untuk merepresentasikan kan seluruh potensi dan kemampuan fisik, inte-
sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol lektual, emosional, moral dan agama anak-anak
(kata-kata, gesture, atau bahasa gerak, dan benda). sejak lahir hingga berusia 6 tahun secara optimal
Tahap perkembangan berikutnya adalah perkem- dalam lingkungan pendidikan yang nyaman, de-
bangan kecerdasan, menurut Piaget kecerdasan mokratis dan kompetitif. Berikut bagan 1 sasaran
atau intelligence adalah unsur biologis tertentu untuk memperoleh keterampilan akuatik (Lan-
yang beradaptasi. Pencapaian biologis tersebut gendorfer & Bruya, 1995: 4)
memungkinkan manusia untuk berinteraksi seca- Menurut Cesari et. al. (2002: 4) petunjuk-
ra efektif dengan lingkungannya. Pada tahapan petunjuk tersebut telah dikembangkan dengan
psikologis tertentu; sebagaimana dinyatakan Pi- tujuan untuk membantu para guru menyusun
aget (dalam Dwi Hastuti, 2008: 4): ”intelligence program akuatik bagi anak prasekolah. Menurut
is one kind of biological achievement, which allows Langendorfer & Bruya (1995: 5) proses pembela-
the individual to interact effectively with the envi- jaran akuatik prasekolah tidak terlepas dari pen-
ronment at a psychological level”. gembangan potensi anak melalui tiga ranah yaitu
Program akuatik adalah segala kegiatan motorik dasar (basic psychomotor skill), sikap (basic
38
Ermawan Susanto/ Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
39
Ermawan Susanto/Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
40
Ermawan Susanto/ Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
Tabel 4. Hasil Uji Coba Produk dalam Berbagai Jumlah Rasio Perbandingan Guru : Siswa
Sumber: Dokumen Peneliti.
Rasio guru : siswa Waktu (Menit)
1 : 10 30-35
1 : 15 45-55
41
Ermawan Susanto/Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
diketahui terdapat tingkat hubungan positif yang 50 %, kategori sedang berjumlah 24 siswa atau
tinggi, sehingga seluruh instrumen dinyatakan sekitar 48 %, dan kategori kurang berjumlah 1
valid dan dapat digunakan untuk pengambilan siswa atau sekitar 2 %.
data pada skala luas. Rata-rata distribusi frekuensi aspek psiko-
Uji reliabilitas antar rater terdiri dari dua motorik pada 50 siswa, dapat disimpulkan bah-
jenis, uji koefisien korelasi Kesepakatan Antar wa: (1) yang termasuk kategori baik berjumlah
Rater dari Kappa dan uji koefisien korela- 23 siswa atau sekitar 46 %, (2) yang termasuk
si antar kelas (Intraclass Correlation Coefficients, kategori sedang berjumlah 25 siswa atau sekitar
ICC). Berikut disajikan tabel tingkat reliabilitas 50 %, (3) yang termasuk kategori kurang berjum-
masing-masing aspek berdasarkan perhitungan lah 2 siswa atau sekitar 4 %.
koefisien korelasi antar rater. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi
Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada aspek afektif pada 50 siswa, dapat disim-
pada aspek psikomotorik pada 50 siswa, dapat pulkan bahwa: (1) menurut rater 1 yang termasuk
disimpulkan bahwa: (1) menurut rater 1 yang dalam kategori baik berjumlah 31 siswa atau se-
termasuk dalam kategori baik berjumlah 26 sis- kitar 62 %, kategori sedang berjumlah 18 siswa
wa atau sekitar 52 %, kategori sedang berjumlah atau sekitar 36 %, dan kategori kurang berjum-
23 siswa atau sekitar 46 %, dan kategori kurang lah 1 siswa atau sekitar 2 %, (2) menurut rater 2
berjumlah 1 siswa atau sekitar 2 %, (2) menurut yang termasuk dalam kategori baik berjumlah 25
rater 2 yang termasuk dalam kategori baik ber- siswa atau sekitar 50 %, kategori sedang berjum-
jumlah 20 siswa atau sekitar 40 %, kategori se- lah 23 siswa atau sekitar 46 %, dan kategori
dang berjumlah 28 siswa atau sekitar 56 %, dan kurang berjumlah 2 siswa atau sekitar 4 %, (3)
kategori kurang berjumlah 2 siswa atau sekitar menurut rater 3 yang termasuk dalam kategori
4 %, (3) menurut rater 3 yang termasuk dalam baik berjumlah 30 siswa atau sekitar 60 %, kate-
kategori baik berjumlah 25 siswa atau sekitar gori sedang berjumlah 15 siswa atau sekitar 38
42
Ermawan Susanto/ Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
43
Ermawan Susanto/Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
Jumlah
28 menit
%, dan kategori kurang berjumlah 1 siswa atau %, kategori sedang berjumlah 22 siswa atau
sekitar 2 %. sekitar 34 %, dan kategori kurang berjumlah
Rata-rata distribusi frekuensi pada aspek 2 siswa atau sekitar 4 %, (3) menurut rater 3 yang
afektif pada 50 siswa, dapat disimpulkan bahwa: termasuk dalam kategori baik berjumlah 34 sis-
(1) yang termasuk kategori baik berjumlah wa atau sekitar 68 %, kategori sedang berjumlah
28 siswa atau sekitar 56 %, (2) yang termasuk 15 siswa atau sekitar 30 %, dan kategori kurang
kategori sedang berjumlah 20 siswa atau sekitar berjumlah 1 siswa atau sekitar 2 %.
40 %, (3) yang termasuk kategori kurang berjum- Rata-rata distribusi frekuensi pada as-
lah 2 siswa atau sekitar 4 %. Berdasarkan hasil pek kognitif pada 50 siswa, dapat disimpulkan
distribusi frekuensi pada aspek kognitif pada 50 bahwa: (1) yang termasuk kategori baik ber-
siswa, dapat disimpulkan bahwa: (1) menurut jumlah 31 siswa atau sekitar 70 %, (2) yang ter-
rater 1 yang termasuk dalam kategori baik ber- masuk kategori sedang berjumlah 17 siswa atau
jumlah 35 siswa atau sekitar 70 %, kategori se- sekitar 28 %, (3) yang termasuk kategori kurang
dang berjumlah 14 siswa atau sekitar 28 %, dan berjumlah 2 siswa atau sekitar 4 %. Berikut ini
kategori kurang berjumlah 1 siswa atau sekitar adalah hasil produk akhir model pembelaja-
2 %, (2) menurut rater 2 yang termasuk dalam ran akuatik prasekolah usia 4-6 tahun.
kategori baik berjumlah 26 siswa atau sekitar 52 Pemanasan dalam pembelajaran akuatik,
44
Ermawan Susanto/ Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
Alat dan fasilitas • Kolam renang anak lebar panjang 5 x 10 meter, terdapat
tangga, kedalaman kolam sebatas pinggang anak ± 0,50
- 0,75 meter.
Gambar
dilakukan dalam bentuk pengenalan air berupa dilakukan, maka didapatkan produk akhir yang
suatu aktivitas di kolam renang. Untuk lebih je- berupa model pembelajaran akuatik prasekolah
lasnya bentuk pengenalan air untuk pemanasan yang sesuai bagi anak usia 4-6 tahun. Indi-
dapat dilihat sebagai berikut: (1) Penguluran atau kator keberhasilan produk ini ialah adanya
stretching otot lengan dan otot tungkai, (2) Turun kesamaan persepsi antar rater berupa lembar
anak tangga ke-1, 2, 3, dst, (3) Berjalan bebas se- penilaian hasil pengamatan terhadap seluruh
panjang lebar kolam renang, (4) Pengenalan air subyek yang diujicobakan dalam penelitian ini.
secara sadar (memasukkan muka ke dalam air), Berdasarkan uji coba skala luas yang dilakukan
(5) Pengenalan air secara tidak sadar (permainan pada lima prasekolah (TK) yang memiliki ka-
mengambil koin). rakteristik sama didapatkan hasil yang hampir
Pembelajaran akuatik prasekolah dilaku- sama artinya produk yang diujicobakan bisa
kan untuk merangsang fisik, motorik, afektif, dan diterapkan pada kelompok siswa dengan ka-
kognitif anak, ada pada tabel x. rakteristik yang sama.
Kegiatan penenangan dalam pembelajaran Respon siswa terhadap aspek psikomotorik
akuatik prasekolah dilakukan dalam bentuk “ular setelah menggunakan produk model pembelaja-
naga”. ran akuatik prasekolah menunjukkan bahwa
dari 50 siswa, menurut rater 1 yang termasuk
Hasil dan Pembahasan dalam kategori baik berjumlah 26 siswa atau
sekitar 52 %, kategori sedang berjumlah 23 siswa
Berdasarkan langkah penelitian pengem- atau sekitar 46 %, dan kategori kurang berjumlah
bangan untuk menghasilkan produk yang telah 1 siswa atau sekitar 2 %. Menurut rater 2 yang ter-
45
Ermawan Susanto/Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
masuk dalam kategori baik berjumlah 20 siswa kategori sedang berjumlah 15 siswa atau sekitar
atau sekitar 40 %, kategori sedang berjumlah 28 30 %, dan kategori kurang berjumlah 1 siswa
siswa atau sekitar 56 %, dan kategori kurang ber- atau sekitar 2 %. Dilihat dari hasil respon siswa
jumlah 2 siswa atau sekitar 4 %. Menurut rater 3 pada aspek kognitif setelah menggunakan mo-
yang termasuk dalam kategori baik berjumlah del pembelajaran akuatik di atas, dapat disim-
25 siswa atau sekitar 50 %, kategori sedang ber- pulkan bahwa model dapat meningkatkan aspek
jumlah 24 siswa atau sekitar 48 %, dan kategori kognitif siswa. Siswa dapat mentaati prosedur
kurang berjumlah 1 siswa atau sekitar 2 %. kelas, mentaati aturan-aturan di kolam renang,
Dilihat dari hasil respon siswa pada aspek psi- mentaati aturan permainan air, mentaati urutan
komotorik setelah menggunakan model pem- gerakan yang diminta guru.
belajaran akuatik di atas, dapat disimpulkan Berdasarkan hasil gambaran respon sis-
bahwa sebagian besar siswa dapat menggunakan wa terhadap aspek psikomotorik, kognitif dan
model pembelajaran ini. Disamping itu, siswa afektif di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terpacu dan termotivasi untuk aktif bergerak produk model pembelajaran akuatik prasekolah
dalam pembelajaran akuatik. Siswa dapat mela- memberikan pengaruh yang baik terhadap aspek
kukan berbagai gerakan renang seperti gerakan fisik, psikomotorik, kognitif dan afektif. Hal
lengan, gerakan tungkai, gerakan mengambil ini didasarkan juga atas sedikitnya respon siswa
nafas, dan gerakan mengapung, sehingga dapat yang masuk dalam kategori kurang pada semua
meningkatkan gerakan dasar renang. aspek, baik aspek psikomotorik, kognitif dan
Respon siswa terhadap aspek afektif sete- afektif dengan jumlah kurang dari 10 % dari
lah menggunakan produk model pembelajaran total siswa yang berjumlah 50. Oleh karena
akuatik prasekolah menunjukkan bahwa dari itu, model pembelajaran akuatik prasekolah,
50 siswa, menurut rater 1 yang termasuk dalam dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap
kategori baik berjumlah 31 siswa atau sekitar 62 ketiga aspek.
%, kategori sedang berjumlah 18 siswa atau
sekitar 36 %, dan kategori kurang berjumlah Simpulan
1 siswa atau sekitar 2 %. Menurut rater 2
yang termasuk dalam kategori baik berjumlah Berdasarkan hasil pembahasan, maka da-
25 siswa atau sekitar 50 %, kategori sedang ber- pat disimpulkan bahwa: Kondisi pembelajaran
jumlah 23 siswa atau sekitar 46 %, dan kategori akuatik di tingkat prasekolah masih jauh dari
kurang berjumlah 2 siswa atau sekitar 4 %. Me- kaidah- kaidah pembelajaran pendidikan jasmani
nurut rater 3 yang termasuk dalam kategori sehingga perlu dikembangkan suatu model pem-
baik berjumlah 30 siswa atau sekitar 60 %, belajaran akuatik yang sesuai dengan siswa prase-
kategori sedang berjumlah 19 siswa atau sekitar kolah usia 4-6 tahun.
38 %, dan kategori kurang berjumlah 1 siswa Produk akhir model pembelajaran akuatik
atau sekitar 2 %. Dilihat dari hasil respon siswa siswa prasekolah usia 4-6 tahun dapat digunakan
pada aspek afektif setelah menggunakan model sebagai model pembelajaran di tingkat praseko-
pembelajaran akuatik di atas, dapat disimpulkan lah. Hal ini mengacu pada hasil pengamatan
bahwa sebagian besar siswa menampilkan si- pada aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif
kap yang baik. Hal ini dapat dilihat dalam si- siswa yang secara umum menunjukkan kategori
kap berani, mentaati aturan pembelajaran yang sedang dan tinggi.
disampaikan. Model pembelajaran akuatik prase-
Respon siswa terhadap aspek kognitif se- kolah ini merupakan suatu bentuk pembelajaran
telah menggunakan produk model pembelajaran yang diciptakan akibat ketiadaan bentuk pembe-
akuatik prasekolah menunjukkan bahwa dari lajaran akuatik yang baku di tingkat prasekolah.
50 siswa, menurut rater 1 yang termasuk dalam Model pembelajaran ini juga disesuaikan
kategori baik berjumlah 35 siswa atau sekitar 70 dengan karakteristik siswa prasekolah usia pra-
%, kategori sedang berjumlah 14 siswa atau sekolah yang berada pada tahap pertumbuhan
sekitar 28 %, dan kategori kurang berjumlah dan perkembangan. Penciptaan model pembe-
1 siswa atau sekitar 2 %. Menurut rater 2 lajaran akuatik usia prasekolah menitikberatkan
yang termasuk dalam kategori baik berjumlah pada: (1) jenis materi dan urutan pembelajaran-
26 siswa atau sekitar 52 %, kategori sedang ber- nya, (2) penetapan jumlah rasio guru dan siswa,
jumlah 22 siswa atau sekitar 34 %, dan kategori (3) alokasi waktu pembelajaran, dan (4) peneta-
kurang berjumlah 2 siswa atau sekitar 4 %. Me- pan tujuan pembelajaran.
nurut rater 3 yang termasuk dalam kategori
baik berjumlah 34 siswa atau sekitar 68 %,
46
Ermawan Susanto/ Journal of Physical Education and Sports 1 (1) (2012)
Daftar Pustaka Graver K, Dennis. 2003. Aquatic Rescue and Safety. How
to recognize, respond to, and prevent water-related in-
Beihler, RF., Snowman, J. 1984. Psychology Applied to juries. United States: Human Kinetics Publisher
Teaching (7th ed). Toronto: Houghton Mifflin Inc.
Company. Hurlock, Elizabeth B. 1998. Perkembangan Anak. Alih
Bompa, Tudor, O. 2000. Theory and Methodology of Bahasa dr. Med. Meitasari Tjandrasa & Dra.
Training. Dubuque, Iowa: Kendal/Hut Publish- Muslichah Zarkasih. Surabaya. Gelora Aksara
ing Company. Pratama. Erlangga.
Cesari, Judy et al. 2001. Teaching Infant and Preschool Langendorfer J. Stephen & Bruya D. Lawrence. 1995.
Aquatics: Water Experiences the Australian Way. Aquatic Readinesss. Developing Water Competence
AUSTSWIM Inc. in Young Children. Canada. United States: Hu-
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004: man Kinetics Publisher Inc.
Standar Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Lees, Terri. 2007. Water Fun: 116 Fitness and Swimming
Taman Kanak-kanak dan Raudatul Athfal. Ja- for All Ages. Canada. United States: Human Ki-
karta. netics Publisher Inc.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-un-
dang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidi- Meaney, Peter & Culka, Sarie. 2005. Wet Games: a fun
kan Nasional. Jakarta. approach to teaching swimming and water safety.
Dian Noviyani. 2006. Metode Pendidikan di TK. 433 Wellington St Clifton Hill, Victoria Austra-
http://wordpress.com/metode-pendidikan-di-tk. lia 3068.
com. 27 Agustus 2006.
Dwi Hastuti. 2008. Analisis Pengaruh Model Pendi- Sismadiyanto. 2006. Diktat Akuatik II. Yogyakarta.
dikan Prasekolah pada Pembentukan Anak Se- Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.
hat, Cerdas dan Berkarakter secara Berkelan- Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan
jutan. Resume Disertasi. Universitas Negeri Remaja. Bandung. PT, Remaja Rosadkarya
Semarang. Bandung.
47