Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 EKMA 4475

MEMPERKENALKAN MOBIL LISTRIK DI PASAR INDONESIA: PEMILIK MEREK OTOMOTIF


BESAR BERLOMBA MENARIK KONSUMEN

Tren kendaraan listrik semakin meningkat di tahun 2022. Terbukti dari semakin seringnya
ditemui mobil listrik wara-wiri di jalanan Jabodetabek. Meski begitu, ternyata para
pengguna mobil listrik hanya menjadikan kendaraan listriknya sebagai mobil kedua.
Sementara buat mobil harian atau mobil pertamanya, tetap pakai model konvensional.
Sebagai informasi, sepanjang tahun 2022, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor
Indonesia (Gaikindo) telah mendistribusikan lebih dari 10.000 unit mobil listrik. Angka itu
naik hingga 10 kali lipat, sebab pada 2021 jualan mobil listrik di Indonesia hanya tembus
1.000-an unit.

Lahirnya banyak produk mobil listrik buatan lokal Indonesia seperti Hyundai Ioniq 5 dan
Wuling Air ev, bisa menarik minat konsumen Indonesia. Selain itu, penguasa market,
Toyota, pun sudah terjun ke dunia elektrifikasi dengan memperkenalkan SUV listrik bZ4X
dan merilis Innova Zenix Hybrid.

Meski modelnya makin ramai, penggunanya makin banyak, mobil listrik belum dijadikan
pilihan utama para pemiliknya. Menurut Marketing Director dan Corporate Planning &
Communication Director Astra Daihatsu Motor (ADM), Sri Agung Handayani, kebanyakan
konsumen menjadikan mobil listrik sebagai pilihan kedua atau ketiga.

Kondisi tersebut memunculkan pertanyaan "Demand (permintaan) yang sekarang ini,


apakah permintaan real basic demand atau trendsetter demand?. Pertanyaan tersebut
perlu digali lebih dalam.

Saat ini, karena the pure market itu start-nya baru di Q4, itu ternyata tidak datang first
buyer, jadi belum bisa analisa lebih panjang, masih perlu riset mendalam. Karena yang Q4
(penjualan mobil listrik) naik juga karena datangnya dari second buyer, yang artinya mobil
listrik ini dijadikan mobil kesekian baginya, bukan first buyer,".

Di luar kelebihannya yang ramah lingkungan dan bebas polusi, mobil listrik--khususnya full
baterai--masih memiliki sejumlah kekurangan. Dari keterbatasan stasiun pengisian
kendaraan listrik umum, waktu isi ulang baterai yang lama, hingga jarak tempuh yang
pendek.

Sampai pada periode November 2022, Wuling Air EV masih konsisten menguasai pasar
mobil listrik murni berbasis baterai alias battery electric vehicle (BEV) di pasar dalam negeri,
jauh meninggalkan para pesaingnya. Diolah dari data Gabungan Industri Kendaraan
Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang periode tersebut, mobil mungil merek China yang
sudah dirakit lokal itu telah mencatatkan penjualan sebanyak 1.584 unit. Sementara pesaing
terdekatnya yang mengadopsi teknologi serupa, yaitu Hyundai Ioniq 5, hanya mampu
membukukan penjualan 316 unit. Padahal kedua produk sudah sama-sama diproduksi di
Indonesia sejak pertengahan 2022, meski punya tingkat kandungan lokal berbeda.

Tetapi memang apabila dibandingkan Oktober 2022, kedua mobil listrik murni tersebut
mengalami penurunan penjualan. Yaitu, masing-masing berurutan minus 2,7 persen dan
39,5 persen alias dari 1.629 unit serta 523 unit. Meski begitu, produk BEV lainnya dalam
periode sama mengalami kenaikan yang membuat pasar elektrifikasi semakin seksi di
Indonesia. Misal saja Lexus UX300e, tumbuh 4 kali lipat dari 5 unit menjadi 29 unit. Mobil
listrik lainnya, yaitu Nissan Leaf, MINI Electric, dan DFSK Gelora pun berhasil kembali
mencatatkan penjualan usai absen pada Oktober 2022. Bahkan kini kinerjanya lebih baik
dari tiga bulan sebelumnya yang rata-rata berada di level 3 unit saja.

Secara berurutan, Leaf yang menempati posisi ke-4 mengukuhkan penjualan 20 unit. Lalu
Mini Electric dengan 13 unit serta DFSK Gelora 3 unit. Adapun secara keseluruhan, pasar
BEV per-November 2022 sebesar 1.965 unit, turun 8,9 persen dari satu bulan sebelumnya
2.157 unit.

Berikut daftar penjualan mobil listrik di Indonesia per-November 2022 (wholesales): 1.


Wuling Air EV: 1.584 unit 2. Hyundai Ioniq 5: 316 unit 3. Lexus UX300e: 29 unit 4. Nissan
Leaf: 20 unit 5. MINI Electric: 13 unit 6. DFSK Gelora: 3 unit

Adapun penjualan mobil listrik di Indonesia Oktober 2022 (wholesales) ialah sebagai
berikut: 1. Wuling Air EV: 1.629 unit 2. Hyundai Ioniq 5: 523 unit 3. Lexus UX300e: 5 unit 4.
MINI Electric: 0 unit 5. Nissan Leaf: 0 unit 6. DFSK Gelora E: 0 unit

PERTANYAAN:
1. Potensi pasar Indonesia yang begitu besar saat ini dan dengan dukungan jumlah middle
class yang semakin meningkat. Wuling dengan produk AIR EV memberanikan diri masuk
pasar mobil listrik. Keberhasilan Wuling tidak terlepas dari penetapan strategi
“Segmenting-Targeting-Positioning” untuk bisa memenangkan persaingan Jelaskan.
(SKOR 35)
2. Jika ditinjau dari “SIKLUS HIDUP PRODUK”, pada fase dimana produk AIR EV dan
jelaskan strategi pemasaran yang tepat pada fase yang dimaksud? (SKOR 30)
3. Jelaskan bagaimana AIR EV Wuling dapat membangun strategi Branding yang kuat
(kaitkan dengan strategi STP). (SKOR 35)

JAWAB :
Tirto.id. Diakses 9 Februari 2021. https://tirto.id/menuju-indonesia-lebih-baik-dengan-
mobil-listrik-f94

Sumber:
1. Penjualan Mobil Listrik Melambat Akhir Tahun, Wuling Air EV Terlaris Kompas.com -
15/12/2022, Penulis : Ruly Kurniawan
2. Konsumen Indonesia Gunakan Mobil Listrik Sebagai Mobil Kedua, Bukan Utama
selengkapnya  Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
3. BMP Pemasaran Strategik (EKMA 4475).
JAWAB :
1. Potensi pasar mobil listrik di Indonesia sangat besar dengan meningkatnya jumlah
middle class. Wuling sebagai salah satu pemain di pasar mobil nasional berhasil
memenangkan persaingan dengan mengadopsi strategi "Segmenting-Targeting-Positioning".

Strategi "Segmenting-Targeting-Positioning" adalah strategi yang digunakan untuk


membagi pasar menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, kemudian memilih segmen yang
paling menjanjikan dan menempatkan produk perusahaan dengan cara yang tepat dalam
segmen tersebut. Wuling mengadopsi strategi ini dengan memfokuskan segmen pasar pada
konsumen yang membutuhkan mobil listrik dengan harga terjangkau. Wuling kemudian
menempatkan AIR EV sebagai produk yang cocok untuk segmen pasar tersebut dengan harga
yang lebih terjangkau dibandingkan dengan produk sejenis dari pesaing.

Selain itu, Wuling juga memfokuskan pada pengembangan infrastruktur dan layanan
purna jual, yang penting untuk membangun loyalitas pelanggan. Wuling juga memperluas
jangkauan produknya ke luar Jawa dan Bali, yang merupakan pasar potensial dengan jumlah
penduduk yang besar.

2. Berdasarkan Siklus Hidup Produk, AIR EV Wuling saat ini berada pada tahap
pertumbuhan, yang ditandai dengan peningkatan penjualan dan keuntungan. Pada fase
ini, strategi pemasaran yang tepat adalah meningkatkan kesadaran konsumen dan
membangun loyalitas pelanggan.

Wuling mengadopsi beberapa strategi pemasaran pada tahap pertumbuhan ini, seperti:

 Meningkatkan promosi dan kesadaran merek. Wuling mengadakan acara peluncuran produk,
menawarkan diskon, dan mengadakan kampanye pemasaran yang mempromosikan
keunggulan produk dan merek.
 Memperluas jangkauan produk ke pasar yang lebih luas, seperti luar Jawa dan Bali.
 Meningkatkan kualitas produk dan layanan purna jual untuk membangun loyalitas pelanggan.

Untuk membangun strategi branding yang kuat, Wuling menggunakan pendekatan STP,


yaitu Segmenting, Targeting, dan Positioning.

 Segmenting: Wuling membagi pasar menjadi segmen-segmen yang lebih kecil dan memilih
segmen yang paling menjanjikan, yaitu konsumen yang membutuhkan mobil listrik dengan
harga terjangkau.
 Targeting: Wuling menargetkan segmen pasar tersebut dengan produk AIR EV yang sesuai
dengan kebutuhan dan harga yang terjangkau.
 Positioning: Wuling menempatkan AIR EV sebagai merek yang dapat diandalkan, efisien,
dan ramah lingkungan.
3. Untuk membangun strategi branding yang kuat, Wuling juga menggunakan
beberapa strategi seperti:

 Meningkatkan promosi merek, melalui kampanye iklan dan promosi penjualan.


 Mengembangkan hubungan pelanggan melalui layanan purna jual yang berkualitas.
 Menjaga kualitas produk, dengan melakukan inovasi dan peningkatan kualitas secara terus-
menerus.

Pembahasan:

Segmentasi adalah tahap pertama dalam proses pemasaran STP. Targeting adalah tahap


kedua dalam proses pemasaran STP. Positioning adalah tahap terakhir dalam proses
pemasaran STP.

Marketing mix adalah rangkaian proses dan metode yang digunakan dalam pemasaran.
Menurut Jerome McCarthy, Marketing Mix tersusun atas 4P yaitu :

1. Product,
2. Price (harga),
3. Place (tempat)
4. Promotion (Promosi).

SUMBER REFERENSI BMP EKMA4475

Anda mungkin juga menyukai