Week 12 AFAI Kelompok 1 - Kasus Korupsi Yang Ditangani Kejaksaan Agung
Week 12 AFAI Kelompok 1 - Kasus Korupsi Yang Ditangani Kejaksaan Agung
AGUNG
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS INDONESIA
2022
1
Statement of Authorship
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada
mata ajaran lain, kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan/atau
NPM : 2106671832
Tanda Tangan :
NPM : 2106671845
Tanda Tangan :
NPM : 2106671920
Tanda Tangan :
NPM : 2106672160
Tanda Tangan :
NPM : 2106792796
Tanda Tangan :
Daftar Isi
Statement of Authorship 1
Daftar Isi 3
Kejaksaan Agung 1
A. Tugas dan Wewenang Kejaksaan Agung 1
B. Kendala Kejaksaan Agung 2
C. Hubungan Kejaksaan Agung dengan KPK 3
Kasus Indosat 4
A. Kronologi Kasus 4
B. Analisis 5
Kasus Garuda Indonesia 6
A. Kasus di KPK 6
B. Penyidikan di Kejaksaan Agung 7
Daftar Pustaka 10
Kejaksaan Agung
UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan R.I. juga telah mengatur tugas dan
wewenang Kejaksaan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 30, yaitu :
(1) Di bidang pidana, Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:
1. Melakukan penuntutan;
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat;
1
4. Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan
undang-undang;
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
(2) Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat
bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama negara atau
pemerintah.
Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut menyelenggarakan
kegiatan:
1. peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
2. pengamanan kebijakan penegakan hukum;
3. pengawasan peredaran barang cetakan;
4. pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan
negara;
5. pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
6. penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.
2
ada)
7. Sarana dan prasarana yang belum memadai
8. Teror psikis dan fisik, ancaman, pemberitaan negatif, bahkan penculikan serta
pembakaran rumah penegak hukum
3
Kasus Indosat
A. Kronologi Kasus
Kasus dimulai dari adanya perjanjian kerja antara PT Indosat Mega Media (PT
IM2) dengan PT Indosat Tbk (PT ISAT) untuk menggunakan frekuensi 3G frekuensi
radio 2.1 GHz milik PT ISAT untuk penyediaan jasa akses internet yang
diselenggarakan oleh PT IM2, yang dimulai dari perjanjian Nomor
224/E000-EA.A/MKT/006 dan Nomor 0996/DU/IMM/XI/06 tertanggal 24 November
2006 yang ditandatangani oleh Indar Atmanto sebagai Direktur Utama PT IM2 dan
Kaizad B. Heerjee sebagai Wakil Direktur Utama PT ISAT.
Kerjasama yang terjalin dari tahun 2006 sampai tahun 2012 ini dinyatakan
melanggar UU yang melarang penggunaan bersama frekuensi jaringan, yaitu Pasal 33
ayat (1) Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Jaringan Komunikasi tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi. Dan karena kerjasama ini pula, PT IM2 tidak membayar biaya tarif
izin penggunaan pita spektrum radio yang komponennya adalah biaya nilai awal &
biaya hak penyelenggaraan pita spektrum kewajiban kepada negara, yang menyebabkan
negara rugi sebanyak Rp 1,35 Triliun.
Berdasarkan pada fakta tersebut, Jaksa Penuntut Umum mendakwa Indar
Atmanto sebagai terdakwa tunggal dalam tindak pidana korupsi dengan bentuk
penyertaan pasal 55 ayat (1) KUHP, yang disertakan dalam pasal 2 ayat 1 juncto pasal
18 ayat 1 dan 3 UU No. 31 Tahun 1999 dan/atau pasal 3 ayat 1 juncto pasal 18 ayat 1
dan 3 UU No. 31 tahun 1999. Sementara terdakwa lainnya menjadi tersangka dan/atau
terdakwa dalam perkara yang berbeda. Untuk uang penggantinya, Indar Atmanto
diwajibkan untuk mengganti sebanyak Rp 1,3 Triliun.
Kemudian, pada tahun 2014, terdakwa Indar Atmanto dieksekusi secara kasasi
dan dinyatakan bersalah atas tindak pidana korupsi. Ia pun divonis 8 tahun penjara.
Dalam putusan Kasasi tersebut, Kejaksaan Agung juga memerintahkan PT IM2 untuk
membayarkan uang pengganti tersebut. Sebagai akibat dari Hukuman ini, pada tahun
2021 Layanan ini tutup karena tidak mampu melakukan pembayaran ganti rugi. Pada
bulan Desember 2021, tim Eksekutor Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan melakukan
penyitaan aset-aset PT IM2 terkait pelaksanaan putusan Mahkamah Agung untuk ganti
4
rugi tersebut, dan setelah penyitaan dilakukan, aset-aset dilikuidasi dan disetorkan uang
sebanyak Rp 7.719.785.091,00 ke rekening negara serta piutang perusahaan sebesar Rp
77.694.237.858,00, perusahaan resmi bubar dan hal ini juga disetujui oleh shareholders
pada 8 Desember 2021.
B. Analisis
Modus yang Dilakukan Terdakwa
Bahwa untuk menghindari kewajiban PT. IM2 membayar Up Front Fee dan Biaya Hak
mengetahui pita frekuensi radio 2,1 GHz tidak dapat dialihkan kepada pihak lain dan
atau tidak dapat dipergunakan secara bersama tanpa izin Menteri, namun dengan dalih
penyediaan jasa akses internet broadband oleh PT. IM2 melalui Jaringan 3G / High
Speed Downlink Packet Access (HSDPA) milik PT. Indosat, Terdakwa telah
menyalahgunakan kesempatan serta sarana yang ada padanya dengan cara seolah-olah
melakukan kerjasama penggunaan jaringan untuk akses internet Broadband akan tetapi
senyatanya penyediaan jasa akses internet broadband oleh PT IM2 tersebut tidak hanya
menggunakan jaringan 3 G milik Indosat tetapi juga menggunakan frekuensi 2,1 GHz
milik PT. Indosat, Tbk yaitu dengan Perjanjian Kerjasama Penyediaan jasa Akses
Internet Broadband yang diselenggarakan oleh IM2 yaitu Perjanjian Kerjasama antara
PT. Indosat, Tbk dengan PT. Indosat Mega Media tentang Akses Internet Broadband
eksklusif, yaitu Terdakwa dalam menggunakan frekuensi 2,1 GHz tanpa melalui
proses lelang
5
● Bahwa Terdakwa dalam menggunakan Pita frekuensi 2,1 GHz tidak memenuhi
Frekuensi Radio 2,1 GHz Untuk Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler yang
menyatakan: Penggunaan pita frekuensi radio 2,1 GHz Moda FDD untuk
Ayat (1) Penggunaan pita frekuensi radio 2,1 GHz Moda FDD untuk penyelenggaraan
jaringan bergerak seluler dikenakan tarif izin penggunaan pita spektrum frekuensi radio
sebagai berikut :
biaya nilai awal (up front fee) sebesar 2 x nilai penawaran terakhir dari
2,1 GHz Moda FDD yang telah memiliki izin penyelenggara jaringan
bergerak seluler, biaya nilai awal (up front fee) sebesar 2 x nilai
B. BHP pita spektrum frekuensi radio tahunan sebesar nilai penawaran terendah
diantara pemenang lelang, dengan skema pembayaran untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
Ayat (2) Selain kewajiban membayar tarif izin penggunaan pita spektrum frekuensi
radio sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelenggara jaringan bergerak seluler
6
pada pita frekuensi 2,1 GHz Moda FDD, juga dikenakan kewajiban sebagai berikut : a.
tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Jo. Pasal 30
Akibat dari perbuatan Terdakwa selaku Direktur Utama PT. IM2 bekerjasama dengan
PT. Indosat dalam pemakaian bersama frekuensi 2,1 GHz milik Indosat untuk akses
keuntungan atau setidak-tidaknya telah menguntungkan PT IM2 dan PT. Indosat sebesa
Atas penggunaan pita frekuensi radio dan atau kanal frekuensi radio yang dilakukan
oleh PT. IM2, PT. IM2 tidak membayar Up Front Fee yaitu biaya penggunaan pita
spektrum frekuensi radio per blok pita frekuensi radio yang pembayarannya dilakukan 1
(satu) kali di muka untuk masa laku izin penggunaan pita spektrum frekuensi radio
selama 10 (sepuluh) tahun dan Biaya Hak Penggunaan (BHP) pita frekuensi radio
7
Hukuman Yang Diterima Pelaku
tindak pidana korupsi sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal
Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 18 ayat (1), (3) UndangUndang Nomor : 31 Tahun
Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUH Pidana sebagaimana dalam surat
dakwaan Primair ;
(sepuluh) tahun, dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan, dan dengan
(lima ratus juta rupiah), subsidair 6 (enam) bulan kurungan dan dengan perintah
puluh delapan miliar, tiga ratus empat puluh tiga juta tiga ratus empat puluh
enam ribu enam ratus tujuh puluh empat rupiah) dibebankan kepada PT. Indosat
dan PT Indosat Mega Media (PT. IM2), yang penuntutannya dilakukan secara
terpisah ;
8
Kasus Garuda Indonesia
(Persero) Tbk pada 2011-2021. Namun, penanganan oleh kedua instansi penegak
hukum itu berbeda. Kalau untuk perkara Garuda, suap ada di KPK. Sedangkan,
Kejagung menyidik Pasal 2 dan 3 (UU Tindak Pidana Korupsi) karena ada perbuatan
pun ada perluasan sehingga kerugian negara yang disidik Kejaksaan menyeluruh.
A. Kasus di KPK
Nama Emirsyah dan Soetikno dalam kasus ini sebelumnya sudah pernah dijerat
KPK memulai penyidikan kasus korupsi pengadaan pesawat Garuda sejak 2016.
Dalam proses penyidikan, KPK bekerja sama dengan Serious Fraud Office (SFO)
Inggris atau KPK Inggris dan Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) atau KPK
miliar akibat menerima suap Rp 46 miliar serta Tindak Pidana Pencucian Uang sekitar
Rp 87,46 miliar. Emirsyah menerima suap lewat lima kontrak Garuda Indonesia pada
9
Sementara Soetikno selaku pemberi suap, perusahaannya bergerak sebagai
konsultan bisnis/komersial dari Rolls-Royce, Airbus, dan ATR. Dia mendapatkan vonis
periode 2012-2017, Hadinoto Soedigno. Akan tetapi Hadinoto meninggal dunia saat
Jakarta Pusat menyatakan Hadinoto terbukti melakukan tindak pidana korupsi, dan
menghukumnya delapan tahun penjara dan denda Rp 1 miliar. Selain itu, Hadinoto
dijatuhi pidana tambahan berupa uang pengganti atas uang yang diterima dari Soetikno
sekitar Rp 80 miliar. Selain ketiga terpidana, di persidangan muncul nama Kapten Agus
Di pengadilan, Agus mengaku menerima US$ 1,4 juta dari Soetikno. Agus
mengatakan Soetikno mentransfer uang tersebut sebagai bekal pensiun. Uang tersebut
Soetikno dijerat dengan pasal merugikan keuangan negara. Para tersangka diduga
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
10
mengatur perbuatan seseorang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, orang lain
padanya karena jabatan atau kedudukan tersebut, sehingga merugikan keuangan atau
Kejaksaan tak lagi mengusut perkara suap dalam pengadaan pesawat tersebut. Namun,
kejaksaan akan fokus mengusut pelanggaran hukum dalam pengadaan pesawat yang
Dalam kasus ini, sebelumnya Korps Adhyaksa telah menetapkan tiga pejabat
Garuda Indonesia menjadi tersangka. Mereka adalah mantan Vice President Strategic
Manager Garuda Indonesia, Agus Wahjudo; dan mantan Vice President Treasury
berdasarkan laporan analisa pasar, laporan rencana rute, laporan analisa kebutuhan
pesawat, dan rekomendasi serta persetujuan Board of Director (BOD) atau jajaran
direksi.
Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan Rencana Kerja dan Anggaran
menyerahkan barang bukti dan berkas perkara ke tahap kedua, untuk tersangka Setijo,
Agus, dan Albert, sehingga dalam waktu dekat akan segera ke persidangan. Penyerahan
dilakukan kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat
11
pada Selasa (21/6). Penyerahan ini berkaitan dengan dugaan korupsi pengadaan 18 unit
pesawat tipe jet kapasitas 90 seat jenis Bombardier CRJ-100 pada 2011.
Pada kasus ini, sepintas terkesan tumpang tindih dalam penanganan, namun
setelah dijelaskan pada poin sebelumnya menjelaskan posisi APH tersebut dalam entitas
yang sedang diperiksa khususnya pada pelaku. Bila mengacu pada penjelasan di awal,
pada dasarnya tim dalam KPK sendiri pun terdapat orang - orang dari kejaksaan
maupun kepolisian dalam hal penugasan. Pada kasus Garuda ini dijelaskan bahwa
posisi KPK mengarah pada tindak korupsi dalam batasan umum. Namun, ketika proses
Kejaksaan Agung mengarah pada tindak pidana korupsi yang didalami dan diperluas
terkait dengan kerugian negara. Dalam kerugian negara ini peranan perluasan
mengarahkan pada tindak hukum pidana dimana dalam hal ini peranan Kejaksaan
sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam menjaga publik dengan menegakkan
dijelaskan bahwa kejaksaan tidak bisa bekerja sendiri. Pada kasus ini dijelaskan bahwa
pengungkapan operandi awal sebagai pemicu adalah tindak pidana korupsi dalam
penanganan KPK. Putusan hukum pelaku yang telah dijatuhi pada penanganan KPK,
ternyata masih berimplikasi pada entitas Garuda sendiri. Didukung dengan laporan dari
Kementerian BUMN sebagai leading sektor terkait kepentingan perusahaan negara pada
kejaksaan, menjadikan hal ini mendalami dan memperlebar potensi penyidikan tidak
hanya pada korupsi suap dan kerugian negara bahkan terkait tindak pencucian uang
tersebut. Dalam hal penyidikan dan penyelidikan pun kejaksaan menelusuri dugaan
tersebut dengan pengajuan perhitungan kerugian negara pada BPK dan BPKP
12
Daftar Pustaka
Tuanakotta, T. M. (2014). Akuntansi Forensik & Audit Investigatif (Tim Editor Salemba
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5861487/kronologi-kasus-indosat-m2
-mantan-dirut-dibui-perusahaan-dibubarkan?single=1
13