Hukum Acara Pidana & Perdata
Hukum Acara Pidana & Perdata
KELOMPOK 1
UNIVERSITAS INDONESIA
2022
DAFTAR ISI
Daftar Isi...........................................................................................................................i
Statement of Authorship.................................................................................................ii
I. Hukum Acara Pidana dan Perdata........................................................................1
II. Kasus Hukum Acara Pidana: Operasi Tangkap Tangan : Kasus Suap
Putusan Pailit Koperasi Intidana...................................................................................5
III. Kasus Hukum Acara Perdata: Kasus PT Asuransi Umum Mega Lawan PT
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.......................................................................10
A. Kronologi Kasus..................................................................................................10
B. Aspek Perdata......................................................................................................13
Daftar Pustaka...............................................................................................................16
i
STATEMENT OF AUTHORSHIP
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas
pada mata ajaran lain, kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak
dan/atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Nama : Ajeng Loshita Sari
NPM : 2106671832
Tanda Tangan :
ii
I. HUKUM ACARA PIDANA DAN PERDATA
Hukum pidana menurut C.S.T Kansil merupakan hukum yang mengatur tentang
umum, dimana hukumannya berupa suatu penderitaan atau siksaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hukum pidana merupakan suatu ketentuan yang mengatur tindakan
seseorang untuk menghindari apa yang tidak boleh dilakukan. Namun, jika hal tersebut
dilanggar, maka terdapat sanksi bagi pelakunya. Karena, hukum pidana bertujuan untuk
Hukum Pidana (KUHP). Dalam kaitannya dengan audit forensik dan investigatif,
Sedangkan, hukum perdata menurut Prof. Subekti, S.H. meliputi semua hukum
privat materiil, yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan perseorangan.
1. Hukum tentang diri seseorang, yang memuat peraturan tentang manusia sebagai
2. Hukum keluarga, mengatur perihal hubungan hukum yang timbul dari hubungan
kekeluargaan, seperti perkawinan, hubungan anak dan orang tua serta perwalian.
3. Hukum kekayaan, mengatur perihal hubungan hukum yang dapat dinilai dengan
uang.
4. Hukum waris, mengatur perihal benda atau kekayaan seseorang jika meninggal
dunia.
1
Dapat disimpulkan bahwa hukum perdata sifatnya privat, dimana titik beratnya adalah
pidana, dimana
perbuatan ini
mengakibatkan
kerugian negara,
mengganggu ketertiban
umum, dan
mengganggu
kewibawaan
pemerintah.
2
Penuntut Umum (JPU).
''terdakwa".
kebenaran materiil.
hakim.
peristiwa.
3
Tentang hukuman Hukuman yang Hukuman yang
memenuhi suatu
prestasi.
4
II. KASUS HUKUM ACARA PIDANA: OPERASI TANGKAP
INTIDANA
merupakan adanya pelanggaran yang dilakukan terhadap perbuatan pidana yang sudah
diatur dalam hukum pidana, dimana perbuatan ini mengakibatkan kerugian negara,
Pada kasus ini terjadi manakala terkait operasi tangkap tangan terkait kasus
dugaan tindak pidana korupsi terkait suap pengurusan perkara di Mahkamah Agung.
Pada proses ini OTT dilakukan oleh APH dari pemerintahan dalam hal ini yaitu Komisi
yaitu dari Semarang dan Jakarta namun pada akhirnya menjadikan tersangka berjumlah
(Intidana).
5
10) Ivan Dwi Kusuma Sujanto (IDKS), swasta/kreditur Koperasi Simpan Pinjam ID
(Intidana).
Konstruksi perkaranya, diawali adanya laporan pidana dan gugatan perdata terkait
dengan aktivitas dari Koperasi Simpan Pinjam Intidana di Pengadilan Negeri (PN)
Semarang yang diajukan tersangka Heryanto Tanaka (HT) dan tersangka Ivan Dwi
Kusuma Sujanto dengan diwakili melalui kuasa hukumnya yakni tersangka Yosep dan
tersangka Eko.
dan Eko belum puas dengan keputusan di dua pengadilan tersebut. Sehingga,
melanjutkan upaya hukum berikutnya ke tingkat Kasasi di MA. Pada 2022, dilakukan
pengajuan Kasasi oleh tersangka HT dan Ivan dengan masih mempercayakan tersangka
Dalam pengurusan Kasasi ini, diduga tersangka Yosep dan Eko melakukan
mampu menjadi penghubung dengan Majelis Hakim yang nantinya bisa mengondisikan
putusan sesuai dengan keinginan tersangka Yosep dan Eko. "Adapun pegawai yang
sejumlah uang,".
Tersangka Desy selanjutnya turut mengajak tersangka Muhajir dan tersangka Elly
untuk ikut serta menjadi penghubung penyerahan uang ke Majelis Hakim. Tersangka
Desy diduga sebagai representasi dari Hakim Agung Sudrajad Dimyati dan beberapa
pihak di MA untuk menerima uang dari pihak-pihak yang mengurus perkara di MA.
"Terkait sumber dana yang diberikan YP dan ES pada Majelis Hakim berasal dari HT
dan IDKS,". Sementara itu, jumlah uang yang kemudian diserahkan secara tunai oleh
6
tersangka Yosep dan Eko kepada tersangka Desy sejumlah sekitar 202 ribu dolar
Singapura atau sekitar Rp 2,2 miliar yang kemudian oleh tersangka Desy dibagi-bagi
lagi.
850 juta, tersangka Elly sekitar Rp 100 juta, dan Sudrajad Dimyati menerima sekitar Rp
800 juta melalui tersangka Elly. Dengan penyerahan uang tersebut, putusan yang
diharapkan tersangka Yosep dan Eko pastinya dikabulkan dengan menguatkan putusan
Kasasi sebelumnya yang menyatakan Koperasi Simpan Pinjam Intidana pailit. "Ketika
tim KPK melakukan tangkap tangan, dari DY ditemukan dan diamankan uang sejumlah
sekitar 205 ribu dolar Singapura dan adanya penyerahan uang dari AB sejumlah sekitar
Rp 50 juta. KPK menduga DY dan kawan-kawan juga menerima pemberian lain dari
pihak-pihak yang berperkara di Mahkamah Agung dan hal ini akan didalami lebih lanjut
Akibat perbuatannya, tersangka HT, YP, ES, dan IDKS selaku pihak pemberi
suap disangkakan melanggar Pasal 5 Ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 13 atau Pasal 16
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Sedangkan
tersangka SD, DS, ETP, MH, RD, dan AB selaku penerima suap disangkakan
melanggar Pasal 12 huruf c atau Pasal 12 huruf a atau b Juncto Pasal 11 UU 31/1999
Pada kasus ini juga menjelaskan sebagaimana dijelaskan pada buku teks terkait
7
kepercayaan masyarakat dan menyakiti perasaan anggota koperasi yang sedang mencari
keadilan atas akibat tindakan ekonomi atas koperasi yang mereka kelola bersama.
Dengan demikian ini merupakan contoh kasus yang masih dalam tataran
penyelidikan dan penyidikan oleh tim KPK. Kasus ini merupakan contoh kasus dimana
para oknum merupakan contoh yang merendahkan kewibawaan pemerintah dan negara
dalam hal ini pada peranan yudikatif yang seharusnya sebagai tameng keadilan pada
negeri ini. Dalam kasus ini juga dijelaskan atas latar belakang kasus Perdata yang
dipersengketakan dan berujung menjadi kasus Pidana manakala pihak yang bersengketa
penyuapan.
Aspek Keterangan
seluruh Indonesia
Istilah yang digunakan Terdapat 10 Pihak yang menjadi tersangka terdiri dari
Tugas hakim dalam Pada kasus ini Hakim Agung yang seharusnya mengejar
8
menerima suap sebesar Rp 800 juta untuk
1 miliar
9
III. KASUS HUKUM ACARA PERDATA: KASUS PT ASURANSI
(PERSERO) TBK.
1. Kronologi Kasus
deposito pada bulan Mei 2016 dari PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. selaku
Umum Mega sebagai rekening penampungan. Penggugat merasa tidak pernah membuka
rekening giro atas nama dan dengan nomor 00679-01-30-00001. Penggugat hanya
Deposito yang tertanggal 27 Mei 2016. Atas penempatan dana Penggugat diberikan
Tergugat.
Pada tanggal 26 Agustus 2016, Penggugat meminta agar deposito dengan nomor
seri A 1644837 dicairkan dengan cara transfer ke nomor rekening Penggugat nomor
10
01.074.00.11.95959.9. Pencairan deposito telah dilakukan oleh Tergugat beserta dengan
mencairkan deposito beserta bunganya sesuai dengan bilyet deposito berjangka dengan
Tergugat tidak melakukan pencairan dana deposito tersebut dan bunganya sesuai
dengan instruksi.
pencairan dana deposito dan bunga milik Penggugat yang tersimpan di Tergugat sesuai
Hal yang sama terulang untuk ketiga kalinya pada tanggal 1 Desember 2016 untuk
bunganya dengan meminta percepatan pencairan dana deposito dan bunganya kepada
Namun hal ini kembali tidak dilakukan oleh Tergugat. Sampai dengan gugatan aquo
diajukan, total dana yang ditempatkan oleh Penggugat di Tergugat adalah sebesar
11
Dengan diputusnya perkara pidana nomor 490/Pid.Sus/2017/PN Jkt.Utr di
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas nama terdakwa Dwi Prasetyo, S.E., terungkap
bahwa semua bilyet deposito yang diserahkan Tergugat adalah bilyet deposito PALSU.
Pembuatan deposito palsu ini dilakukan oleh terdakwa Dwi Prasetyo, S.E. dan tidak
penempatan deposito yang dilakukan Penggugat adalah benar dan sah. Hal ini karena
manajemen risiko yang diterapkan pada bank hanya bisa dilakukan sesuai dengan
perintah dari Penggugat. Kepercayaan ini didasari fakta bahwa Tergugat adalah bank
kehati-hatian dan memiliki manajemen risiko yang baik sesuai dengan UU.
rekening koran giro dari Tergugat, yang menunjukkan informasi saldo kredit per 31
Oktober 2017 sebesar Rp 5.106.909.972,90. Jauh lebih sedikit daripada sisa dana yang
pernah melakukan aplikasi pembukaan rekening giro tersebut. Penggugat juga tidak
melakukan transaksi lain seperti penerbitan cek atau giro, pengiriman uang, ataupun
karena Penggugat tidak memiliki buku cek ataupun giro atas rekening tersebut.
bahwa hilang dan berkurangnya dana milik Penggugat terjadi karena adanya penarikan
dana Penggugat berdasarkan perintah yang tidak berasal dari Penggugat. Penarikan
Mandiri, PT Asuransi Umum Mega, PT Global Index Investindo, dan Reksadana Star
12
Balance. Di sini, penarikan atas nama PT Asuransi Umum Mega adalah penarikan yang
dilakukan oleh Dwi Prasetyo, bukan oleh Penggugat. Dalam hal ini Tergugat melakukan
diatur dalam POJK no. 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum atau sistem manajemen risiko di strategi Anti Fraud yang ditentukan
2. Aspek Perdata
sebagai berikut:
13
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank
Umum;
14
perkara perdata tugas hakim adalah mencari
selaku Penggugat.
sebesar Rp2.000.000.000,00.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sumseljambibabel/baca-artikel/14057/
Perbedaan-Perkara-Perdata-dengan-Perkara-Pidana.html#:~:text=Perbedaan%20Perkara
%20Perdata%20dengan%20Pidana&text=Perkara%20perdata%20timbul%20karena
%20terjadi,telah%20ditetapkan%20dalam%20hukum%20pidana
https://www.hukumonline.com/klinik/a/intisari-perbedaan-hukum-pidana-dan-perdata-
lt57f2f9bce942f
https://hukum.rmol.id/read/2022/09/23/548382/kondisikan-gugatan-dari-ksp-intidana-
hakim-agung-sudrajad-dimyati-diduga-terima-suap-rp-800-juta
https://nasional.kontan.co.id/news/kasus-suap-ksp-intidana-di-ma-ini-kata-
kemenkopukm
https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/putusan/
zaed019c091a1aea9efa313133353139.html
https://nasional.sindonews.com/read/892775/13/begini-kronologi-ott-kpk-kasus-suap-
hakim-agung-di-ma-1663888195/20
16