NOMOR 1 TAHUN 2017
TENTANG
Menimbang :
a. bahwa lingkungan hidup yang baik merupakan hak asasi setiap Warga Negara
Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28 H Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. bahwa lingkungan hidup yang baik merupakan hak setiap orang generasi
sekarang dan generasi yang akan datang;
c. bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun sehingga perlu
dilakukan usaha untuk memperbaikinya oleh semua pihak;
d. Aspirasi masyarakat Desa Sikayu tentang pelestarian lingkungan hidup;
e. bahwa agar menjamin adanya kepastian hukum dan memberikan perlindungan
terhadap setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik sebagai
bagian dari keseluruhan ekosistem di Desa Sikayu perlu adanya Peraturan Desa
yang mengatur tentang pelestarian lingkungan hidup;
f. bahwa untuk menjamin kepastian hukum dan memberikan perlindungan terhadap
hak setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat,
serta dalamrangka pelaksanaan ketentuan Pasal 63 ayat(3) Undang-Undang
Nomor 32 Tahun2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LingkunganHidup
perlu mengatur mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam
suatu peraturan daerah;
g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b, huruf
c, huruf d, perlu membentuk Peraturan Desa tentang Pelestarian Lingkungan
Hidup .
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayatidan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 3419);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4377);
4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4433);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493 )
6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 nomor
140) ;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara
Republik IndonesiaNomor3516)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam.dan
Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3776);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan
JenisTumbuhan dan Satwa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3303);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3802);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3815) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
85 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
1999 tentang Pengeiolaan Limbah B3 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3910);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran dan Atau Perusakan Laut (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3816);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 59, Tnmbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun2001Nomor138,TambahanLembaranNegara Republik Indonesia
Nomor 4153);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4161);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593 );
17. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012, Tentang Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 62,
tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5292 )
18. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung;
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Lintas
Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2003 Nomor 132);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung DiProvinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 Nomor 134);
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 tentang Baku
Mutu Air Limbah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 Nomor
45);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 34 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Sampah (Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2011
Nomor 34 );
23. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 23 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kebumen Tahun 2011 – Tahun 2031 (Lembaran
Daerah Kabupaten Kebumen Tahun2012 Nomor 23 );
24. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 8 Tahun2013 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Daerah Kabupaten
KebumenTahun 2013 Nomor 8 );
25. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 1 Tahun 2014 tentang Retribusi
Pengelolaan Limbah Cair (Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2014
Nomor 1 );
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Asas
Pasal 2
Pelestarian dan perlindungan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas :
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
Pelestraian dan perlindungan lingkungan hidup bertujuan :
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Pasal 5
1. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik sebagai bagian dari hak asasi
manusia;
2. Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
3. Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup.
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 6
1. Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Setiap kegiatan usaha yang ada kemungkinan menimbulkan pencemaran wajib
memiliki ijin lingkungan dari yang berwenang dan melaporkan serta menunjukkan surat
ijin tersebut kepada Pemerintah Desa.
3. Pemerintah Desa dan masyarakat berkewajiban merehabilitasi lingkungan alam yang
telah rusak.
Bagian Ketiga
Larangan
Pasal 7
1. Setiap orang yang menebar bahan kimia , bahan beracun dan/atau bahan peledak yang
menyebabkan kematian ikan ,udang dan sejenisnya atau untuk mencari dan/atau
mengambil ikan dikenai ganti kerugian paling sedikit Rp. 50.000.000.00 (Lima Puluh
Juta Rupiah) dan paling banyak Rp.100.000.000,00 (Seratus Juta Rupiah),
2. Setiap orang yang menggunakan strum untuk mengambil ikan,udang dan/atau belut
dikenai ganti kerugian paling sedikit Rp. 10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah) dan
paling banyak Rp. 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah), dan disita perangkatnya
untuk direkayasa agar tidak berfungsi lagi ;
3. Setiap orang yang menangkap, berburu, menembak burung di wilayah pemukiman
penduduk dan ayam hutan di wiyah desa dikenai ganti kerugian paling sedikit
Rp. 10.000.000,00 ( Sepuluh Juta Rupiah ) dan paling banyak Rp. 50.000.000,00 ( Lima
Puluh Juta Rupiah);
4. Setiap orang yang berburu ular, kura-kura, biawak dan ternggiling untuk diperjualbelikan
dikenai ganti kerugian paling sedikit Rp 5.000.000,00 (Lima Juta Rupiah ) dan paling
banyak Rp 10.000.000,00 ( Sepuluh Juta Rupiah );
Pasal 9
Apabila seseorang yang melanggar larangan pada pasal 7 tidak mau membayar
ganti kerugian, yang bersangkutan dilaporkan kepada pihak yang berwajib.
Pasal 10
Uang yang diperoleh dari ganti kerugian pelanggaran sangsi dipergunakan untuk
kegiatan pelestarian lingkungan hidup.
Pasal 11
Pasal 12
BAB VI
PENUTUP
Pasal 13
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Sikayu
Pada tanggal; 17 Januari 2017
Diundangkan di Sikayu
pada tanggal; 17 Januari 2017
Ymt.SEKRETARIS DESA SIKAYU
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
UMUM
2. Penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi
lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan harus dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan
mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
3. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh
menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
a. Cukup jelas
c. Yang dimaksud dengan “asas manfaat” adalah bahwa segala usaha dan/atau
kegiatan pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber
daya alam dan lingkungan hidup untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan harkat manusia selaras dengan lingkungannya.
d. Yang dimaksud dengan “asas kepastian hukum” adalah asas yang menggunakan
landasan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggara negara.
Pasal 3
a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
Pasal 4
Pasal 5
a. Cukup jelas
b. Yang dimaksud dengan “ kegiatan usaha” adalah kegiatan dan/atau usaha yang
ada kemungkinannya menimbulkan pencemaran lingkungan misalnya
peternakan ayam yang cukup besar, peternakan puyuh, peternakan sapi,
pembuatan tapioka, penggilingan beras, tempat pengumpulan rongsok dan
usaha lain yang sejenis
c. Yang dimaksud dengan ”rehabilitasi” adalah upaya pemulihan untuk
mengembalikan nilai, fungsi, dan manfaat lingkungan hidup termasuk upaya
pencegahan kerusakan lahan, memberikan perlindungan, dan memperbaiki
ekosistem.
Pasal 7
a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
c. Yang dimaksud “ burung” adalah semua jenis burung kecuali burung yang
merupakan hama dan mengganggu lingkungan hidup, dan burung yang
populasinya berlebihan.
d. Yang dilarang menangkap dan atau membunuh adalah apabila untuk
diperjualbelikan, sedangkan apabila membahayakan manusia boleh dibunuh.
Pasal 9
Yang dimaksud “pihak yang berwajib” adalah Kepolisian Republik
Indonesia atau pihak yang berwenang lainnya.
Pasal 10
Yang dimaksud “ kegiatan pelestarian lingkungan hidup” yaitu upaya
untuk sosialisali perdes tentang Pelestarian Lingkungan Hidup , rehabilitasi
lingkungan yang rusak, pengadaan bibit ikan, pengadaan bibit tanaman/pohon,
dan kegiatan lain dalam rangka pelestarian lingkungan hidup.
Pasal 11
Pasal 13.
Cukup jelas
------------xxXxx------------