Anda di halaman 1dari 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA b.

bahwa setiap rencana usaha dan atau


NOMOR : 7 TAHUN 2005 SERI: D NOMOR : 6 kegiatan pada dasarnya menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup yang
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA perlu dianalisis sejak awal perencanaannya,
sehingga langkah pengendalian dampak
NOMOR : 4 TAHUN 2005
negatif dan pengembangan dampak positif
TENTANG dapat dipersiapkan sedini mungkin;

PENERAPAN INSTRUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK c. bahwa dipandang perlu melaksanakan


LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PENGELOLAAN pengelolaan lingkungan hidup untuk
LINGKUNGAN HIDUP, UPAYA PEMANTAUAN melestarikan dan mengembangkan
LINGKUNGAN HIDUP
kemampuan lingkungan hidup yang serasi,
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA selaras dan seimbang guna menunjang
terlaksananya pembangunan berkelanjutan
BUPATI KOLAKA yang berwawasan lingkungan hidup;

Menimbang : a. bahwa pelaksanaan pembangunan d. bahwa penyelenggaraan pengelolaan


berwawasan lingkungan hidup sebagai lingkungan hidup dalam rangka
upaya sadar dan berencana mengelola pembangunan berkelanjutan yang
sumber daya secara bijaksana dalam berwawasan lingkungan hidup harus
pembangunan yang berkelanjutan didasarkan pada norma hukum dengan
dimaksudkan untuk meningkatkan memperhatikan tingkat kesadaran
kesejahteraan rakyat dan atau kegiatan masyarakat dan perkembangan lingkungan;
usaha di Kabupaten Kolaka;

1
2
e. bahwa sehubungan dengan hal-hal 4. Undang – undang Nomor 24 Tahun 1992
tersebut pada huruf a, b, c, dan d di atas, tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115,
tentang Penerapan Instrumen Analisis Tambahan Lembaran Negara Republik
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, dan Indonesia nomor 3501);
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup; 5. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 29 Tahun 1959 (Lembaran Negara Republik Indonesia
tentang Pembentukan Daerah – Daerah Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik 6. Undang – undang Nomor 41 Tahun 1999
Indonesia Nomor 1822); tentang Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
2. Undang – undang Nomor 5 Tahun 1960 167);
tentang Peraturan Dasar Pokok – Pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik 7. Undang – undang Nomor 17 Tahun 2003
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, tentang Keuangan Negara (Lembaran
Tambahan Lembaran Negara Republik Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Indonesia Nomor 2043); Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
3. Undang – undang Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam 8. Undang – undang Nomor 1 Tahun 2004
Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3419); Nomor 4353);

3
4
9. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Pencemaran dan / atau Perusakan Laut
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor 4437); Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3816);
10. Undang – undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara 14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Daerah (Lembaran Negara Republik Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tambahan Lembaran Negara Nomor Tahun 1999 Nomor 68, Tambahan Lembaran
4438); Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 1990 tentang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Sebagai Daerah Otonomi;
Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3409); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun
2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Negara Republik Indonesia Nomor 201,
Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Tambahan Lembaran Negara Nomor 4021);
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Lembaran Negara Republik Indonesia 17. Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 1991
Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan tentang Badan Pengendalian Dampak
Lembaran Negara Republik Indonesia Lingkungan;
Nomor 3815);

5 6
18. Keputusan Menteri Negara Lingkungan 23. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor
Hidup Nomor 41 Tahun 2000 tentang 1 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Pedoman Pembentukan Komisi Penilai Organisasi Perangkat Daerah dan Sekretariat
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan DPRD Kabupaten Kolaka.
Hidup Kabupaten/Kota;

19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan


Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Dengan Persetujuan Bersama
Rencana Usaha dan / atau Kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan AMDAL; DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KOLAKA
20. Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 86 Tahun 2002 tentang dan
Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan BUPATI KABUPATEN KOLAKA
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup; MEMUTUSKAN

21. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor


130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Menetapkan : PENERAPAN INSTRUMEN ANALISIS
Kewenangan Kabupaten dan Kota; MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
HIDUP DAN UPAYA PENGELOLAAN
22. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Nomor LINGKUNGAN HIDUP, UPAYA
1 Tahun 2000 tentang Kewenangan PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP.
Daerah Kabupaten Kolaka;

7
8
BAB I 6. Lingkungan Hidup adalah Kesatuan ruang
dengan semua benda, daya keadaan dan
KETENTUAN UMUM mahluk hidup termasuk didalamnya manusia
dan prilakunya yang mempengaruhi
Pasal 1
kelangsungan perikehidupan dan
Dalam Peraturan daerah ini yang dimaksud kesejahteraan manusia serta mahluk hidup
dengan : lainnya;
7. Sumber Daya Alam adalah unsur lingkungan
1. Daerah adalah Daerah Otonom Kabupaten hidup yang terdiri atas sumber daya
Kolaka; manusia, sumber daya alam hayati, sumber
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah daya non hayati dan sumber daya buatan;
beserta Perangkat Daerah Otonom yang 8. Pencemaran Lingkungan Hidup adalah
lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; masuk atau dimasukkannya mahluk hidup,
3. Bupati Kolaka adalah Kepala Daerah zat, energi dan / atau komponen lain di
Kabupaten Kolaka; dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah ketingkat tertentu yang menyebabkan
selanjutnya disebut DPRD adalah Badan lingkungan tidak dapat berfungsi sesuai
Legislatif Daerah Kabupaten Kolaka; dengan peruntukannya;
5. Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah 9. Perusakan Lingkungan Hidup adalah
upaya terpadu dalam melestarikan fungsi tindakan yang menimbulkan perubahan
lingkungan yang meliputi kebijaksanaan langsung atau tidak langsung terhadap sifat
penataan, pemanfaatan, pengembangan, fisik dan atau hayatinya yang
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan mengakibatkan lingkungan hidup tidak
pengendalian lingkungan hidup; berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan;

9 10
10. Dampak Lingkungan Hidup adalah 14. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
pengaruh perubahan terhadap lingkungan disingkat limbah B3 adalah sisa suatu usaha
hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
dan/atau kegiatan; berbahaya dan/atau beracun yang karena
sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau
11. Konservasi Sumber Daya Alam adalah jumlahnya baik secara langsung maupun
pengelolaan sumber daya alam tidak tidak langsung dapat mencemarkan
terbaharui untuk menjamin pemanfaatan dan/atau merusakkan lingkungan hidup,
secara bijaksana dan sumber daya atau dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
terbarui untuk menjamin kesinambungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
ketersediaannya dengan tetap memelihara serta mahluk hidup lain;
dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya; 15. Pelestarian Lingkungan Hidup adalah usaha
untuk menjaga agar terjadi kelestarian dan
12. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kesinambungan struktur, fungsi maupun
kegiatan; produktifitas lingkungan hidup yang dinamis
dalam jangka waktu yang selama mungkin.
13. Bahan Berbahaya dan Beracun adalah
setiap bahan yang karena sifat atau 16. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
konsentrasi jumlahnya, baik secara Hidup (AMDAL) adalah kajian mengenai
langsung maupun tidak langsung dapat dampak besar dan penting suatu usaha
mencemarkan dan/atau merusak dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup, kesehatan, lingkungan hidup yang diperlukan bagi
kelangsungan hidup manusia serta mahluk proses pengambilan keputusan tentang
hidup lain; penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan;

11 12
17. Pemrakarsa adalah orang dan/atau badan sumber daya, kedalam proses pembangunan
hukum yang bertanggungjawab atas suatu untuk menjamin kemampuan,
rencana usaha dan/atau kegiatan yang kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
akan dilaksanakan; masa kini dan masa depan;

18. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup 22. Instansi yang berwenang adalah instansi
selanjutnya disingkat UKL adalah upaya yang berwenang memberikan keputusan izin
terpadu dalam pemanfaatan, penataan, melakukan usaha dan/atau kegiatan;
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian
dan pengembangan lingkungan hidup;
23. Instansi yang bertanggungjawab adalah
19. Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup yang berwenang memberikan keputusan
selanjutnya disingkat UPL adalah upaya kelayakan lingkungan hidup di kabupaten
pengukuran, pengamatan dan/atau Kolaka ;
pengumpulan informasi terhadap
kemampuan lingkungan secara berulang, 24. Instansi yang membidangi usaha dan/atau
pada selang waktu dan lokasi tertentu; kegiatan adalah instansi yang membina
secara teknis usaha dan/atau kegiatan
20. Sengketa lingkungan hidup adalah dimaksud;
perselisihan antara dua fihak atau lebih
yang ditimbulkan oleh adanya atau diduga 25. Komisi Penilai Amdal Kabupaten adalah
adanya pencemaran dan/atau perusakan komisi yang bertugas menilai dokumen
lingkungan hidup; Amdal yang ada di wilayah kabupaten
Kolaka;
21. Pembangunan yang berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup adalah
upaya sadar dan terencana, yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk

13 14
B A B II Bagian kedua
Kegunaan
TUJUAN DAN KEGUNAAN
Paragraf 1
Bagian Pertama Pasal 3
Tujuan
(1) Memberikan gambaran yang jelas terhadap
Pasal 2 kondisi lingkungan dimana usaha dan/atau
kegiatan tersebut akan dilaksanakan.
(1) Terlaksananya pembangunan berwawasan
lingkungan hidup dan terkendalinya (2) Sebagai landasan perencanaan pengelolaan
pemanfaatan sumber daya alam secara lingkungan yang lebih baik dan merupakan
bijaksana. bagian dari pengelolaan usaha dan /.atau
(2) Sejak awal perencanaan kegiatan harus kegiatan secara keseluruhan.
diperkirakan perubahan kondisi lingkungan,
baik yang menguntungkan ( positif ) (3) Menghindari kemungkinan terjadinya konflik
maupun yang merugikan ( negatif ) terutama bila timbul masalah lingkungan di
Kabupaten Kolaka.
(3) Sejak dini perlu dipersiapkan langkah-
langkah pengelolaannya dalam rangka Paragraf 2
memperkecil dampak negatif dan Pemerintah Kabupaten
memperbesar dampak positifnya.
Pasal 4
(4) Mengkaji sampai seberapa jauh teknologi
yang ada dapat mengendalikan dampak (1) Mencegah terjadinya pencemaran dan
suatu kegiatan pembangunan. kerusakan maupun pemborosan sumber
daya, baik yang dikelola oleh pemerintah
maupun yang dikelola swasta.
15 16
(2) Menghindari konflik dengan proyek lainnya Pasal 6
maupun masyarakat disekitarnya.
(1) setiap orang berkewajiban memelihara
(3) Memberikan jaminan bagi kelangsungan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
pembangunan yang berkelanjutan. mencegah dan menanggulangi pencemaran
dan kerusakan lingkungan.
(4) Meningkatkan tanggungjawab semua pihak
terhadap pengelolaan lingkungan hidup. (2) Setiap orang dan/atau badan yang
melakukan usaha dan/atau kegiatan
berkewajiban memberikan informasi yang
B A B III benar dan akurat mengenai pengelolaan
HAK DAN KEWAJIBAN lingkungan hidup.

Pasal 5
BA B IV
(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Bagian Pertama
(2) Setiap orang mempunyai hak atas Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
informasi lingkungan hidup yang berkaitan Hidup.
dengan peran dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Pasal 7

(3) Setiap orang mempunyai hak untuk (1) usaha dan/atau kegiatan yang
berperan dalam rangka pengelolaan memungkinkan dapat menimbulkan dampak
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan besar dan penting terhadap lingkungan
perundang-undangan yang berlaku. hidup meliputi :

17 18
a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang h. Penerapan teknologi yang diperkirakan
alam; mempunyai potensi
20 besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup;
b. Eksploitasi sumber daya alam baik yang
terbaharui maupun yang tak terbaharui; i. Kegiatan yang mempunyai resiko dan
/atau mempengaruhi pertahanan negara
c. Proses dan kegiatan yang secara
potensial dapat menimbulkan (2) Jenis usaha dan/atau kegiatan sebagimana
pemborosan,pencemaran dan kerusakan dimaksud pada ayat (1) pasal ini yang wajib
lingkungan hidup, serta kemerosotan memiliki analisis mengenai dampak
sumber daya alam dalam lingkungan hidup.
pemanfaatannya;
(3) Usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dimaksud ayat (1) dapat ditinjau kembali
dapat mempengaruhi lingkungan alam, paling lama satu kali dalam lima tahun.
lingkungan buatan serta lingkungan
sosial budaya; Pasal 8

e. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan (1) Usaha dan/atau kegiatan yang akan
dapat mempengaruhi pelestarian dibangun pada kawasan yang sudah
kawasan konservasi sumber daya alam dibuatkan analisis mengenai dampak
dan/atau perlindungan cagar budaya; lingkungan hidup dan perlindungan fungsi
lingkungan hidup harus sesuai dengan
f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, rencana pengelolaan lingkungan hidup dan
jenis hewan dan jenis ternak; rencana pemantauan lingkungan hidup
kawasan.
g. Pembuatan dan penggunaan bahan
hayati dan non hayati;

19 20
(2) Jenis usaha dan/atau kegiatan Pasal 10
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diwajibkan untuk melakukan pengendalian (1) Tiap badan atau orang / pemrakarsa yang
dampak lingkungan hidup dan akan menyusun instrumen lingkungan
perlindungan fungsi lingkungan hidup terlebih dahulu melakukan koordinasi pada
sesuai dengan rencana pengelolaan Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Kolaka
lingkungan hidup dan rencana pemantauan sebelum menyusun dokumen AMDAL,
lingkungan hidup kawasan. dan/atau UKL-UPL.

Pasal 9 (2) Setiap jenis usaha dan/atau kegiatan yang


hendak dibangun pada kawasan tertentu
(1) Kriteria mengenai dampak besar dan terlebih dahulu dilakukan peninjauan
penting suatu usaha dan/atau kegiatan lapangan sebelum penyusunan dokumen
terhadap lingkungan hidup antara lain; lingkungan:
a. jumlah manusia yang terkena dampak; a. Bagi jenis kegiatan dan/atau usaha wajib
b. luas wilayah persebaran dampak; AMDAL peninjauan lapangan dilakukan
c. intensitas dan lamanya dampak oleh Komisi Penilai Amdal kabupaten
berlangsung; Kolaka dan/atau instansi terkait/tim
d. banyaknya komponen lingkungan penyusun dan pemrakarsa.
lainnya yang terkena dampak; b. Bagi jenis usaha dan/atau kegiatan wajib
e. sifat kumulatif dampak; UKL-UPL peninjauan lapangan dilakukan
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak oleh Kelompok Kerja UKL-UPL, instansi
terkait, pemrakarsa dan tim penyusun.
(2) Pedoman mengenai penentuan dampak c. Hasil peninjauan lapangan disampaikan
besar dan penting sebagaimana dimaksud kepada tim penyusun dokumen
pada ayat (1) ditetapkan oleh Dinas lingkungan hidup sebagai bahan masukan
Lingkungan Hidup kabupaten Kolaka. penyusunan dokumen.

21 22
(3) Kriteria dan syarat pelaksana studi pemrakarsa dengan menuliskan hari dan
/penyusun dokumen Amdal, UKL-UPL, tanggal diterimanya Kerangka Acuan.
harus memiliki sertifikat Amdal B /
sederajat dan persyaratan lainnya yang Pasal 13
ditetapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup
kabupaten Kolaka. (1) Pemrakarsa menyusun Analisis dampak
lingkungan hidup, Rencana Pengelolaan
Pasal 11 Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup, berdasarkan Kerangka
(1) Kearangka Acuan yang disingkat (KA) Acuan yang telah mendapatkan keputusan
sebagai dasar pembuatan Analisis dampak Persetujuan dari Dinas Lingkungan Hidup
lingkungan hidup disusun oleh pemrakarsa. Kabupaten Kolaka.
(2) Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud (2) Penyusunan Analisis Dampak Lingkungan
ayat (1) disusun berdasarkan pedoman Hidup (Andal), Rencana Pengelolaan
yang ditetapkan oleh Dinas Lingkungan Lingkungan Hidup ( RKL ) dan Rencana
Hidup Kabupaten Kolaka. Pemantauan lingkungan Hidup ( RPL ) yang
ditetapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup
Pasal 12 Kabupaten Kolaka.

(1) Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud Pasal 14


pasal 11 disampaikan oleh pemrakarsa
kepada Bupati kolaka melalui Sekretariat (1) Analisis Dampak Lingkungan Hidup
Komisi Penilai Amdal kabupaten Kolaka. (Andal),Rencana Pengelolaan Lingkungan
(2) Komisi penilai Amdal sebagaimana Hidup ( RKL ) dan Rencana Pemantauan
dimaksud pada ayat (1) wajib memberikan Lingkungan Hidup ( RPL ), diajukan oleh
tanda bukti penerimaan kepada pemrakarsa kepada Bupati melalui Komisi
Penilai Amdal Kabupaten Kolaka.
23 24
(2) Komisi Penilai sebagaimana dimaksud pada dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
ayat (1) wajib memberikan tanda bukti sebagaimana dimaksud ayat (1);
penerimaan kepada pemrakarsa dengan
(3) Dalam keputusan kelayakan lingkungan
menuliskan hari dan tanggal diterimanya
hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Analisis dampak lingkungan hidup,
wajib dicantumkan dasar pertimbangan
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
dikeluarkannya keputusan itu, dan
dan Rencana Pemantauan Lingkungan
pertimbangan terhadap saran pendapat dan
Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat
tanggapan yang diajukan oleh warga
(1).
masyarakat.
(3) Komisi Penilai sebagaimana dimaksud ayat
(4) Persetujuan Keputusan Kelayakan
(1) pasal ini dibentuk oleh Bupati Kolaka,
Lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
ayat (2) dapat dilimpahkan kepada Kepala
Pasal 15
Instansi yang bertanggungjawab dibidang
pengelolaan Lingkungan Hidup.
(1) Kerangka Acuan, Analisis Dampak
Lingkungan hidup, Rencana Pengelolaan
Pasal 16
Lingkungan hidup dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup dinilai oleh
(1) Bupati bertanggungjawab menerbitkan
Komisi Penila Amdal kabupaten Kolaka.
keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu
usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
(2) Bupati Kolaka menerbitkan keputusan
dimaksud dalam pasal 15 ayat (2) dalam
Kelayakan Lingkungan hidup suatu usaha
jangka waktu paling lama 75 (tujuh puluh
dan/atau kegiatan berdasarkan hasil
lima) hari kerja terhitung sejak tanggal
penilaian Komisi Amdal atas kerangka
diterima dokumen Kerangka Acuan Analisis
Acuan, Analisis Dampak Lingkungan Hidup,
Dampak Lingkungan Hidup, Rencana
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup.
25
26
(2) Apabila pejabat yang bertanggungjawab (2) Perbaikan dokumen Kerangka Acuan Analisis
tidak menerbitkan keputusan dalam jangka Dampak Lingkungan Hidup, Rencana
waktu sebagaimana dimaksud ayat (1), Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana
maka rencana usaha dan/atau kegiatan Pemantauan Lingkungan Hidup sebagimana
yang bersangkutan dianggap layak dimaksud ayat (1) diajukan kembali kepada
lingkungan. instansi yang bertanggungjawab sesuai
dengan ketentuan pasal 13.
(3) Jika terjadi dampak sebagai akibat tidak
menerbitkan Keputusan sebagaimana (3) Penilaian atas dokumen Kerangka Acuan
dimaksud pada ayat (2) pasal ini, maka Analisis Dampak Lingkungan hidup, Rencana
pemerintah kabupaten kolaka Pengelolaan Lingkungan hidup dan Rencana
bertanggungjawab atas setiap rencana Pemantauan Lingkungan Hidup serta
dan/atau kegiatan yang dilaksanakan oleh pemberian keputusan kelayakan lingkungan
pemrakarsa. hidup atas usaha dan/atau kegiatan
dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal
Pasal 17 15.

(1) Dinas Lingkungan Hidup berhak Pasal 18


mengembalikan dokumen Kerangka Acuan
Analisis Dampak Lingkungan Hidup, (1) Apabila hasil penilaian komisi penilai
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup menyimpulkan bahwa :
dan Rencana Pemantauan Lingkungan a. Dampak besar dan penting negatif yang
Hidup, jika tidak sesuai dengan pedoman akan ditimbulkan oleh usaha dan/ atau
penyusunan yang telah ditetapkan sesuai kegiatan yang bersangkutan tidak dapat
dengan ketentuan Perundang – undangan ditanggulangi oleh teknologi yang
yang berlaku. tersedia atau.

27
28
b. Biaya penanggulangan dampak besar Bagian Kedua
dan penting negatif lebih besar dari Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
pada manfaat dampak besar dan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
penting positif yang akan ditimbulkan
oleh usaha dan/ atau kegiatan yang Pasal 19
bersangkutan, maka instansi yang
bertanggung jawab memberikan (1) Rencana usaha dan / atau kegiatan diluar
keputusan bahwa rencana usaha dan/ usaha dan / atau kegiatan sebagaimana
atau kegiatan yang bersangkutan tidak dimaksud dalam pasal 7 ayat (2) wajib
layak lingkungan. melakukan upaya pengelolaan lingkungan
hidup dan upaya pemantauan lingkungan
(2) Instansi yang berwenang menolak hidup dalam izin melakukan usaha dan/ atau
permohonan izin melakukan usaha dan/ kegiatan.
atau kegiatan yang bersangkutan apabila
instansi yang bertanggung jawab (2) Pejabat dari instansi yang berwenang
memberikan keputusan sebagaimana menerbitkan izin melakukan usaha dan/ atau
dimaksud pada ayat (1) pasal ini. kegiatan wajib mencantumkan upaya
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
(3) Apabila rencana lokasi usaha dan/ atau pemantauan lingkungan hidup dalam izin
kegiatan terletak dalam kawasan yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan.
tidak sesuai dengan rencana tata ruang
maka Dinas Lingkungan Hidup menolak (3) Instansi pemberi izin menolak pemberi izin
dokumen AMDAL dan UKL-UPL pemrakarsa apabila tidak melampirkan
dokumen UKL-UPL.

29 30
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai (2) Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
persyaratan dan kewajiban upaya Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
pengelolaan lingkungan hidup dan upaya diajukan kepada Dinas Lingkungan Hidup
pemantauan lingkungan hidup sebagaimna Kabupaten. Kolaka untuk mendapatkan
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh kajian oleh kelompok kerja penilai UKL-UPL
instansi yang bertanggung jawab dibidang yang dibentuk oleh Bupati melalui Dinas
pengelolaan lingkungan hidup. Lingkungan Hidup Kabupaten Kolaka.

Pasal 20 Pasal 22

(1) Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan (1) Tim dimaksud dalam pasal 21 ayat (2)
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), mengembalikan dokumen UKL-UPL kepada
bersifat spesifik bagi masing-masing jenis pemrakarsa atau penyusun apabila
usaha dan/ atau kegiatan yang dikaitkan penyusunan dokumen tidak sesuai dengan
dengan jenis dampak yang ditimbulkan. Pedoman penyusunan yang telah ditetapkan.

(2) Pedoman teknis Upaya Pengelolaan (2) Apabila dokumen UKL-UPL telah disusun
Lingkunan (UKL) dan Upaya Pemantauan dengan pedoman penyusunan dokumen
Lingkungan (UPL) ditetapkan oleh Dinas UKL-UPL, maka Bupati melalui Kepala Dinas
lingkungan Hidup kabupaten Kolaka lingkungan Hidup menerbitkan persetujuan
UKL – UPL dan /atau Keputusan Kelayakan
Pasal 21 Lingkungan.

(1) Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan (3) Kelompok Kerja Penilai atau pemeriksa
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dokumen UKL-UPL harus memberikan tanda
disusun oleh pemrakarsa usaha dan/ atau tangan pada dokumen yang telah dinilai
kegiatan. atau diperiksa dalam bentuk surat
tanggapan.
31
32
Pasal 23 (3) Izin melakukan usaha dan/ atau kegiatan
tidak akan diterbitkan sebelum AMDAL,
(1) Surat tanggapan kelompok kerja penilai Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan
atau pemeriksa dokumen UKL-UPL Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
sebagaimana dimaksud pada pasal 22 ayat diselesaikan.
(3) harus dilampirkan pada dokumen UKL-
UPL untuk mendapatkan persetujuan dan / Bagian Ketiga
atau keputusan kelayakan lingkungan. Kadaluarsa Dan Pembatalan

(2) Apabila tidak terdapat tanda tangan atau Pasal 25


surat tanggapan dari kelompok kerja
penilai atau pemeriksa dokumen UKL-UPL (1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup
maka keputusan kelayakan lingkungan suatu usaha dan/ atau kegiatan dinyatakan
tidak dapat diterbitkan kadaluarsa atas ketentuan peraturan Daerah
ini, apabila rencana usaha dan/ atau
Pasal 24 kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka
waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya
(1) Setiap penerbitan izin melakukan usaha keputusan kelayakan lingkungan;
dan/ atau kegiatan wajib mencantumkan
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan (2) Apabila kelayakan lingkungan hidup
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dinyatakan kadaluarsa sebagaimana
dalam izin melakukan usaha atau kegiatan. dimaksud pada ayat (1), maka untuk
melaksanakan rencana usaha dan/ atau
(2) Jenis-jenis izin usaha dan/ atau kegiatan kegiatannya, pemrakarsa wajib mengajukan
dimaksud pada ayat (1) pasal ini kembali permohonan persetujuan atas
ditetapkan dengan Keputusan Bupati. analisis mengenai dampak lingkungan hidup
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya

33 34
Pemantauan Lingkungan kepada instansi Pasal 27
yang bertanggung jawab;
(1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup
(3) Terhadap permohonan sebagaimana suatu usaha dan / atau kegiatan menjadi
dimaksud pada ayat (2) Dinas Lingkungan batal atas kekuatan Peraturan Daerah ini
Hidup memutuskan : apabila pemrakarsa mengubah desain dan /
a. AMDAL, UKL-UPL yang pernah disetujui atau proses dan / atau kapasitas dan / atau
dapat sepenuhnya dipergunakan bahan baku dan / atau bahan pendukung.
kembali, atau;
(2) Apabila pemrakarsa hendak melakukan
b. Pemrakarsa wajib membuat dokumen
usahanya dan / atau kegiatan sebagaimana
lingkungan yang baru sesuai dengan
dimaksud pada ayat (1), maka pemrakarsa
ketentuan yang ditetapkan Bupati
wajib membuat AMDAL, UKL-UPL yang baru
sesuai dalam ketentuan Peratuan Daerah ini.
Pasal 26

(1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup


Pasal 28
suatu usaha dan / atau kegiatan menjadi
batal atas kekuatan Peraturan Daerah ini
(1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup
apabila pemrakarsa memindahkan lokasi
suatu usaha dan / atau kegiatan menjadi
usaha dan / atau kegiatannya.
batal atas kekuatan Peraturan daerah ini
(2) Apabila Pemrakarsa hendak melaksanakan apabila terjadi perubahan lingkungan hidup
usaha dan / atau kegiatan di lokasi yang sangat mendasar akibat perubahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) alam atau karena akibat lain dan pada waktu
pemrakarsa wajib membuat AMDAL dan / usaha dan/ atau kegiatan yang
atau UKL-UPL yang baru sesuai dengan bersangkutan dilaksanakan.
ketentuan Peraturan Daerah ini.

35 36
(2) Apabila pemrakarsa hendak melaksanakan b. Pengujian laporan yang disampaikan oleh
usaha dan / atau kegiatan sebagaimana pemrakarsa usaha dan / atau kegiatan
dimaksud pada ayat (1), maka pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf a;
wajib membuat AMDAL dan / atau UKL-
UPL baru sesuai dengan ketentuan c. Laporan pengawasan dan evaluasi hasilnya
Peraturan Daerah ini. disampaikan kepada Bupati dengan tembusan
kepada instansi yang berwenang menerbitkan
BAB V izin.
PENGAWASAN

Pasal 29 BAB VI
PERAN MASYARAKAT
Pemrakarsa melakukan pengawasan dan
pemantauan lingkungan pada lokasi kegiatan Pasal 31
dan menyampaikan hasilnya kepada Bupati
dalam bentuk laporan melalui Dinas Lingkungan (1) Setiap usaha atau kegiatan sebagaimana
Hidup. dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) wajib
diumumkan terlebih dahulu kepada
masyarakat sebelum pemrakarsa menyusun
Pasal 30 dokumen AMDAL
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada
Dinas Lingkungan Hidup yang ditugasi
ayat (1) dilakukan oleh instansi yang
mengendalikan dampak lingkungan melakukan:
bertanggung jawab dan pemrakarsa.
a. Pengawasan dan pengevaluasian dokumen
AMDAL dan / atau UKL-UPL dilakukan oleh (3) Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah kerja sejak diumumkannya rencana usaha
dan Instansi teknis. dan/ atau sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), warga masyarakat yang berkepentingan
37 38
berhak mengajukan saran, pendapat dan dan Rencana Pemantauan Lingkungan
tanggapan tentang akan dilaksanakannya Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
rencana usaha dan/ atau kegiatan. dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

(4) Saran, pendapat dan tanggapan (2) Bentuk dan tata cara keterlibatan warga
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) masyarakat sebagaimana dimaksud pada
diajukan secara tertulis kepada Bupati ayat (1) ditetapkan dengan keputusan
melalui Dinas Lingkungan Hidup. Bupati.

(5) Saran, pendapat dan tanggapan Pasal 33


sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib
dipertimbangkan dan dikaji dalam rencana (1) Semua dokumen yang dibuat harus
pengelolaan lingkungan hidup dan rencana mempertimbangkan saran, pendapat dan
pemantauan lingkungan hidup. tangggapan warga masyarakat yang
berkepentingan, kesimpulan komisi penilai
(6) Tata cara dan bentuk pengumuman dan keputusan kelayakan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta atas usaha dan/atau kegiatan bersifat
tata cara penyampaian saran, pendapat terbuka untuk umum.
dan tanggapan, sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ditetapakan dengan (2) Dinas Lingkungan Hidup yang bertanggung
Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup. jawab, wajib meyerahkan dokumen AMDAL,
UKL – UPL kepada pemrakarsa dan instansi
Pasal 32 teknis untuk dijadikan sebagai pedoman
pengelolaan dan pemantauan lingkungan
(1) Warga masyarakat yang berkepentingan hidup.
wajib dilibatkan dalam proses penyusunan
dan penilaian kerangka acuan, ANDAL,
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
39 40
B A B VII b. Biaya keputusan kelayakan lingkungan
tentang hasil pemeriksaan dan evaluasi
PEMBIAYAAN dokumen UKL – UPL paling sedikit Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah) dan paling
Pasal 34 banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah), yang disesuaikan dengan
(1) Biaya penyusunan dan penilaian kerangka besarnya kegiatan usaha yang akan
acuan, AMDAL, rencana pengelolaan mengurus UKL – UPL .
lingkungan hidup dan rencana pemantauan
(4) Pungutan biaya administrasi sebagaimana
lingkungan hidup dibebankan kepada
dimaksud pada ayat (3) setiap tahun dapat
pemrakarsa.
ditinjau kembali dan klasifikasi besarnya
kegiatan usaha yang akan mengurus
(2) Biaya penyusunan UKL, UPL dibebankan AMDAL, UKL – UPL ditetapkan dengan
kepada pemrakarsa. Keputusan Bupati.
(5) Semua pungutan sebagaimana dimaksud
(3) Tiap penerbitan keputusan kelayakan pasal 34 ayat (3) disetorkan pada kas
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud Daerah Kabupaten Kolaka.
pada pasal 13 ayat (2) dikenakan biaya
administrasi sebagai berikut :
(6) Pungutan biaya sebagaimana dimaksud ayat
a. Biaya keputusan kelayakan lingkungan (3 dan 4) 30 % dikelola oleh Dinas
tentang hasil kajian AMDAL paling Lingkungan Hidup.
sedikit Rp. 1.500.000,- (satu juta lima
ratus ribu rupiah) dan paling banyak Pasal 35
Rp. 15.000.000,- (lima belas juta
rupiah) yang disesuaikan dengan (1) Biaya pembinaan teknis dan pengawasan
besarnya kegiatan usaha yang akan dibebankan pada anggaran instansi yang
mengurus AMDAL. ditugasi mengendalikan dampak lingkungan.
41 42
(2) Biaya pengumuman dibebankan kepada
pemrakarsa. (3) Selain sanksi sebagaimana di maksud pada
ayat (2) Bupati dapat pula mengenakan
(3) Biaya pembinaan pelaksanaan RKL-RPL sanksi berupa denda administrasi paling
dan UKL-UPL dibebankan pada anggaran banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
Dinas Lingkungan Hidup. rupiah) sesuai dengan jenis dan tingkat
pelanggaran.
B A B VIII

SANKSI TERHADAP PELANGGARAN BAB IX

Pasal 36 KETENTUAN PIDANA

(1) Bupati dapat mengenakan sanksi atas Pasal 37


pelanggaran peraturan daerah ini dan /
atau peraturan pelaksanaannya. (1) Barang siapa yang melanggar ketentuan
dalam Peraturan Daerah ini diancam
(2) Sanksi sebagaimana di maksud dalam ayat dipidana dengan pidana penjara paling lama
(1) dapat berupa : 6 (enam) bulan atau denda paling banyak
a. Teguran lisan; Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah);
b. Peringatan tertulis;
c. Pembatasan kegiatan pembangunan; (2) Selain ancaman hukuman dimaksud pada
d. Penghentian sementara; ayat (1) pelaku tindak pidana lingkungan
e. Pernyataan tidak layak; hidup dikenakan sanksi pidana penjara
f. Pembekuan izin usaha dan / atau paling lama dan/ atau denda sesuai dengan
kegiatan; jenis dan tingkat pidana lingkungan yang
g. Pencabutan izin usaha dan / atau dilakukan menurut peraturan perundang -
kegiatan;

43 44
undangan di bidang lingkungan hidup yang b. meneliti, mencari dan mengumpulkan
berlaku. keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang kebenaran perbuatan yang
dilakukan sehubungan dengan tindak
BAB X pidana pelanggaran peraturan Daerah ini;

KETENTUAN PENYIDIKAN c. meminta keterangan dan bahan bukti dari


orang pribadi atau badan sehubungan
Pasal 38 dengan tindak pidana pelanggaran
Peraturan Daerah ini;
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
tertentu dilingkungan Pemerintah d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan,
Kabupaten diberi wewenang khusus dokumen-dokumen lain yang berkenaan
sebagai penyidik atas pelanggaran dengan tindak dibidang pelanggaran
ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. Peraturan Daerah;

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana e. melakukan penggeledahan untuk


dimaksud pada ayat (1) adalah : mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain
a. menerima, mencari, mengumpulkan dan serta melakukan penyitaan terhadap
meneliti keterangan atau laporan barang bukti tersebut;
berkenaan dengan tindak pidana
pelanggaran peraturan daerah ini agar f. meminta bantuan tenaga-tenaga ahli
keterangan atau laporan tersebut dalam rangka pelaksanaan tugas
menjadi lengkap dan tegas; penyidikan tindak pidana dibidang
pelanggaran Peraturan Daerah;

45 46
g. menyuruh berhenti dan atau melarang undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum
seseorang meninggalkan ruangan atau Acara Pidana
tempat pada saat pemeriksaan sedang
berlangsung dan memeriksa identitas
orang atau dokumen yang dibawah BAB XI
sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. menuntut sesorang yang berkaitan KETENTUAN PERALIHAN
dengan tindak pidana pelanggaran
Peraturan Daerah; Pasal 39

i. memanggil orang untuk didengar (1) setiap jenis usaha dan / atau kegiatan yang
keterangannya dan diperiksa sebagai telah berjalan sebelum berlakunya Peraturan
tersangka atau saksi; Daerah ini wajib menyusun dokumen
pengolahan lingkungan.
j. menghentikan penyidikan;
(2) Paling lama 6 (enam) bulan setelah
k. melakukan tindakan lain yang perlu berlakunya Peraturan Daerah ini setiap jenis
untuk kelancaran penyidikan tindak usaha dan / atau kegiatan yang telah
pidana dibidang pelanggaran Peraturan memiliki izin, akan tetapi belum memiliki
daerah menurut hukum yang dapat dokumen pengelolaan lingkungan maka bagi
dipertanggung jawabkan; penanggung jawab usaha dan / atau
kegiatan wajib menyusun dokumen
(3) Penyidik sebagaimana pada ayat (1) pengelolaan lingkungan dan disampaikan
memberitahukan dimulainya penyelidikan kepada Dinas Lingkungan Hidup selaku
dan menyampaikan hasil penyelidikannya penanggung jawab kerusakan dan
kepada penuntut umum, sesuai dengan pencemaran lingkungan untuk mendapatkan
ketentuan yang diatur dalam Undang- pengkajian.

47 48
B A B XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Kabupaten Kolaka.
Ditetapkan di Kolaka
pada tanggal, 26 Agustus 2005
BUPATI KOLAKA,
Ttd

BUHARI MATTA

Diundangkan di Kolaka
pada tanggal : 26 Agustus 2005
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOLAKA,
Ttd
ANDI SYAHRUDDIN. M
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA TAHUN : 2005
NOMOR : 7
49

Anda mungkin juga menyukai