Anda di halaman 1dari 4

Cara Pencegahan Stunting :

1) Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil

2) Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan

3) Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat

4) Terus memantau tumbuh kembang anak

5) Selalu jaga kebersihan lingkungan

CERDIK adalah slogan kesehatan yang setiap hurufnya mempunyai makna yaitu :

C : Cek kesehatan secara berkala

E : Enyahkan asap rokok

R : Rajin aktifitas fisik

D : Diet sehat dengan kalori seimbang

I : Istirahat cukup

K : Kelola stress.

Perilaku CERDIK ini dapat diterapkan melalui kegiatan Posbindu PTM.

Dampak stunting berdasarkan warta KESMAS edisi 02 tahun 2018 tentang Cegah Stunting Itu Penting
yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia :

a. Anak menjadi lebih mudah sakit

b. Stunting ini dapat menimbulkan dampak jangka pendek, di antaranya penurunan fungsi kognitif,
penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan gangguan sistem metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat
menimbulkan risiko penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, jantung koroner, hipertensi, dan
obesitas.

c. Fungsi-fungsi tubuh tidak seimbang

d. Mengakibatkan kerugian ekonomi

e. Postur tubuh tidak maksimal saat dewasa

Gejala stunting yang perlu diketahui antara lain :

a. Anak memiliki tubuh lebih pendek dibandingkan anak seusianya

b. Proporsi tubuh yang cenderung nomal namun anak terlihat lebih kecil dari usianya

c. Berat badan yang rendah untuk anak seusianya

d. Pertumbuhan tulang anak yang tertunda


*Opsi “Anak memiliki tubuh lebih pendek dibandingkan anak seusianya” tidak tepat, karena ini
merupakan gejala stunting bukan dampak stunting.*

Kategori IMT menurut Kemenkes RI adalah :

< 18, 5 : Kategori Berat Badan Kurang

18,5 – 24,9 : Kategori Berat Badan Normal

25 – 29,9 : Kategori Berat Badan Berlebih

<b>> 30 : Kategori Kegemukan/Obesitas.</b>

Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari 4 kelompok indikator, yaitu :
indikator input, proses, output dan outcome (Depkes, 2009).

1) Indikator Input

• Jumlah kader desa siaga.

• Jumlah tenaga kesehatan di poskesdes.

• Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.

• Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.

• Tersedianya dana operasional desa siaga.

• Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.

• Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan yang dijumpai dalam warna yang
sesuai.

• Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita gizi kurang, jumlah penderita TB,
malaria dan lain-lain).

2) Indikator proses

• Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan sebagainya).

• Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.

• Berfungsi/tidaknya poskesdes.

• Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.

• Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan berbasis masyarakat.

• Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.

• Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari masyarakat.

3) Indikator Output

• Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.


• Jumlah kunjungan neonates (KN2).

• Jumlah BBLR yang dirujuk.

• Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.

• Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.

• Jumlah balita yang mendapat imunisasi.

• Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.

• Jumlah keluarga yang punya jamban.

• Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.

• Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.

• Adanya data kesehatan lingkungan.

• Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular tertentu yang menjadi masalah
setempat.

• Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.

4) Indikator outcome

• Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya.

• Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.

• Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.

• Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.

Dalam upaya pencegahan serta pengendalian kanker di Indonesia maka Kemenkes memberikan
perhatian khusus terhadap 4 pilar yaitu :

1. Pilar pertama tentang Promosi Kesehatan

Berkaitan dengan promosi kesehatan yaitu bagaimana Kemenkes dalam memberikan edukasi kepada
masyarakat mengenai pencegahan kanker.

2. Pilar kedua tentang Deteksi Dini

Mengenai deteksi dini, meskipun seseorang merasa dirinya sehat namun seharusnya tetap melakukan
cek kesehatan secara berkala melalui fasilitas layanan kesehatan.

3. Pilar ketiga tentang Perlindungan Khusus (Vaksinasi)

Memberikan perlindungan khusus misalnya melalui vaksinasi, meskipun untuk saat ini hanya tersedia
vaksinasi kanker untuk kanker serviks. Vaksin tersebut dapat diberikan untuk anak perempuan yang
berusia 11-12 tahun yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

4. Pilar Keempat tentang Pengobatan


Pengobatan dilakukan dengan memperkuat rumah sakit menggunakan fasilitas dan peralatan kesehatan
yang lengkap. Selain itu menyediakan dokter yang mumpuni untuk menangani pasien.

*Opsi “Mendorong Kebijakan Nutritional Food Security” kurang tepat, karena ini merupakan pilar yang
dilakukan pemerintah untuk pencegahan stunting.*

Pembahasan:

*Asisten Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk tujuan pembangunan milenium (MDG), Diah
Saminarsih, kepada VOA, Jumat (15/2), mengatakan ada tiga target tujuan pembangunan millennium
yang sangat sulit dicapai pada tahun 2015, yaitu menurunkan angka kematian ibu melahirkan,
menurunkan penyebaran virus HIV/AIDS serta mengakses air bersih dan sanitasi dasar.*

Anda mungkin juga menyukai