Anda di halaman 1dari 3

Tugas Tata Layanan Ruang Katering dan Restoran

Nama : Muhammad Tegar Syarif Adyatma


NIM : 2100202
Kelas : Pendidikan Tata Boga 2021 A

Material bangunan dalam konsep arsitektur bersifat elastisitas, kekerasan dan


daya tahan yang unik. Hal ini membuatnya memiliki batas kekuatan puncak yang
tidak dapat tercapai jika tidak dengan cara memecahkan, meruntuhkan ataupun
mematahkan material tersebut. Ukuran yang berbanding lurus dengan gaya gravitasi,
sehingga seluruh material memiliki dimensi rasional yang tidak dapat dilebihi dan
seluruh bahan memiliki proporsi rasional yang diatur oleh kekuatan dan kelemahan
dasarnya masing-masing. Maka dari itu, material memiliki bentuk volumetris.

Pada konstruksi arsitektur, elemen struktur dituntut harus mampu


membentangi ruang dan menyalurkan beban melalui penopang vertikal ke sistem
pondasi sebuah bangunan. Ukuran dan proporsinya berkaitan langsung dengan fungsi
strukturan yang di embannya. Struktur tidak terlalu bergantung pada beban dan
kelakuan suatu material, namun lebih kepada geometrisnya sebagai stabilitas.

Terdapat banyak unsur arsitektur yang diukur dan dibuat perbandingannya,


tidak selalu berdasarkan sifat serta fungsi secara strukturalnya saja, ada juga dari
proses pembuatannya. Hal ini dikarenakan elemen atau unsur tersebut dibuat secara
massal oleh sebuah pabrik, sehingga memiliki ukruan dan proporsi standar yang
ditetapkan padanya oleh para produsen, baik secara perorangan ataupun industri. Di
akhir, bahan harus menjadi satu dan mencapai tingkat kecocokan yang tinggi dalam
kosntruksi bangunan.

Walaupun hambatan proporsionalnya sudah dipertimbangkan, seorang


desainer harus tetap bisa mengendalikan proporsi bentuk dan ruang di dalam maupun
sekitar bangunan yang didesain. Faktor teknis seperti struktur mungkin dapat
membatasi satu atau lebih lingkungan eksterior ataupun interior yang berdekatan.
Keputusan yang dapat diambil oleh seorang desainer mungkin dengan menggunakan
ruang dari waktu dan tempat yang lain, dan mensimulasikan proporsinya.

Dasar dari seluruh sistem proporsi adalah perbandingan karakteristik. Maka


dari itu, suatu sistem proporsi akan menghasilkan sebuah rangkaian hubungan visual
yang konsisten dari setiap bagian sebuah bangunan.

Dalam mengaplikasikan konsep untuk menata desain ruang makan publik


konsumen katering dan restoran, perlu diperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :

1. Fungsi ruang
Pastikan bahwa ruang makan memiliki ruang terbuka yang cukup untuk
memungkinkan para tamu bergerak dengan mudah. Selain itu, perhatikan juga
fungsi ruang makan tersebut. Sebaiknya menentukan apakah itu hanya untuk
makan siang atau juga dapat digunakan untuk acara-acara khusus.

2. Tata letak ruang


Tata letak meja dan kursi sangat penting untuk memastikan bahwa ruang makan
mudah diakses dan memiliki kapasitas yang sesuai. Pastikan bahwa jarak antar
meja cukup untuk memberikan privasi kepada para tamu.

3. Perabotan
Pengaplikasian aspek perabotan bisa dengan pemberian dekorasi dan aksen
tertentu pada ruangan yang digunakan. Dekorasi dan aksen dapat membuat ruang
makan menjadi lebih menarik dan mengundang. Pilih dekorasi yang sesuai
dengan tema atau konsep restoran, dan jangan lupa untuk menambahkan aksen
seperti bunga atau tatakan meja yang menarik.

4. Pencahayaan
Pemilihan warna dan pencahayaan yang tepat akan menciptakan suasana yang
menyenangkan bagi tamu. Pilih warna yang hangat dan nyaman, dan perhatikan
juga pencahayaan yang cukup di seluruh ruangan.
5. Suasana Ruang
Aspek suasana ruang berarti sebagai seorang desainer yang menata ruang makan
publik harus bisa memberikan suasana yang baik. Seperti dengan membuat flow
pembuangan sampah yang baik dan tidak mengganggu suasana konsumen ketika
mengkonsumsi makanan. Suasana ruang juga harus disesuaikan dengan tema
restoran yang dibangun, jika menggunakan tema restoran fine dining maka
sebagaia seorang desainer tata ruang restoran harus bisa memberi kesan suasana
yang fancy nan elegan kepada konsumen.

Anda mungkin juga menyukai