Anda di halaman 1dari 24

Makalah

KISAH – KISAH AL-QUR'AN

Dosen : Dr. Mursal Aziz, M. Pd.I

DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 3
ASRI AKMALIYAH SYAHFITRI NIM : 0702221007
FAHAR ABDUL AZIZ NIM : 0702222065
INDRA PUTRA MAHAYUDI NIM : 0702221049

SISTEM INFORMASI
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN SUMATERA UTARA
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur khadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan


hidayah AllahSWT. Kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isi nya. Makalah ini berisikan tentang Kisah – Kisah Al-Qur’an.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah untuk junjungan Nabi
besar Muhammad SAW. Beserta keluarga dan sahabatnya hingga akhir zaman,
dengan diiringi upaya meneladani akhlaknya yang mulia.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 12 September 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….....i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….2
1.3 Tujuan makalah…………………………………………………………….3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kisah………………………………………………………………2
2.2 Definisi Al-Qur'an………………………………………………………….2
2.3 Jenis – Jenis Kisah Al-Qur'an……………………………………………....3
BAB III PENUTUP
2.1 Kesimpulan………………………………………………………………..19
2.2 Saran………………………………………………………………………19

BIOGRAFI PENULIS
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pandangan seorang muslim terhadap kisah orang-orang terdahulu
sebagaimana yang dipaparkan dalam al-Qur'an akan menjadikan energi dalam
menjani hubungan dengan orang – orang mukmin terdahulu yang menyatakan
kepasrahan dirinya kepada Allah dan beramal semata- mata karena – Nya. Karena,
masa sekarang tidak dapat dipisahkan dengan masa lalu , dan agama Islam tidak
lain adalah msa pembangunan terakhir dan risalah yang di dalamnya telah
disempurnakan semua kesadaran manusia. Karenanya, orang-orang terdahulu dan
kisah-kisah tentang mereka harus diperhatikan dan dijadikan pelajaran.
Ketika memaparkan kisah-kisah orang terdahulu, Al-Qur'an memaparkan
kehidupan yang baik bagi orang-orang yang baik, yang hatinya dipenuhi keimanan
dan keikhlasan, sehingga dengan demikian, mereka wajib berhubungan dengan
masa lalu, bahkan juga mengikuti dan meneladani mereka.
Kalimat terakhir yang disampaikan Al-Qur'an dalam kisah-kisahnya adalah
bahwa bumi milik Allah yang diwariskan kepada orang yang dikehendaki dari
hamba-hamba-Nya, kebaikan milik orang yang bertakwa, kekuasaan itu milik
Allah, seseorang tidak memikul dosa orang lain, dengan keimanannya 1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa defenisi kisah?
1.2.2 Apa definisi Al-Qur'an?
1.2.3 Apa saja jenis – jenis kisah yang ada didalam Al-Qur'an?
1.3 Tujuan Makalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan dari mata kuliah Al-Qur'an, dan untuk lebih mengetahui serta
memahami apa itu kisah dan apa itu Al-Qur'an juga untuk menambah
pengetahuan mengenai kisah – kisah yang ada di dalam Al-Qur'an.

1
Syaikh Ahmad At-Thahir Al-Basyuni, Kisah-Kisah Al-Qur'an, Pustaka Al-Kautsar, Hal :2-3

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kisah

Menurut bahasa, kata kisah berasal dari bahasa arab, yaitu qassas. Kata qassas
sendiri merupakan bentuk jamak dari kata qisas yang berarti mengikuti jejak atau
menelusuri bekas atau cerita (kisah). Hal ini seperti terlihat dalam firman Allah SWT.
berikut:

"Sungguh, ini adalah kisah yang benar. Tidak ada Tuhan selain Allah."

Menurut istilah, qasas al-Qur’an adalah pemberitaan al-Qur’an tentang hal


ihwal umat yang lalu, kenabian yang terdahulu, dan peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi. Al-Qur’an banyak mengandung kejadian pada masa lalu, sejarah berbagai
bangsa, Negeri, dan peninggalan atau jejak setiap umat. Ia menceritakan semua
keadaan mereka dengan cara yang menarik dan mempesona.

Kisah memiliki fungsi edukatif yang sangat berharga dalam suatu proses
penanaman nilai-nilai ajaran Islam. Islam menyadari sifat alamiah manusia yang
menyenangi seni dan keindahan. Sifat alamiah tersebut mampu memberikan
pengalaman emosional yang mendalam dan dapat menghilangkan kebosanan serta
kejenuhan dan menimbulkan kesan yang sangat mendalam. Oleh karena itu, Islam
menjadikan kisah sebagai salah satu metode dalam sebuah pembelajaran.

2.2 Definisi Al-Qur'an

Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW untuk


mengeluarkan umat manusia dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya Islam,
sehingga menjadi benar-benar umat yang baik dan terbaik yang pernah ada di muka
bumi ini. Al-Qur'an merupakan kitab suci terakhir untuk dijadikan pedoman hidup.
Al-Qur'an adalah sumber segala macam ilmu pengetahuan, Allah SWT. menaruh
padanya perkara segala urusan, Dia menjelaskan padanya segala petunjuk kebenaran,

2
karenanya kamu melihat setiap orang yang mempunyai ilmu pasti berpegang padanya
dan hanya mengambil ilmu darinya. Al-Qur'an yang tidak ada keraguan sedikitpun
didalamnya mengandung petunjuk-petunjuk yang dapat menyinari seluruh isi alam
ini.

2.3 Jenis – Jenis Kisah Al-Qur'an

Kisah – kisah yang ada di dalam Al-Qur'an terdapat banyak macamnya, tetapi secara
garis besar tedapat 3 jenis-jenis kisah Al-Qur'an, yaitu sebagai berikut :

2.3.1 Kisah Para Nabi


Berisi tentang kisah-kisah para nabi tentang dakwah
yang disampaika kepada kaumnya, mukjizar yang diberikan untuk
memperkuat dakwahnya, sikap para musuhnya, serta perkembangan dakwah
sampai kepada orang-orang yang percaya terhadapnya, serta akibar dari
orang-orang yang mendustakannya. Adapun contoh dari kisah para nabi
sebagi berikut :
1. Nabi Ilyas

"Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-


rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya. 'Mengapa kamu tidak
bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik
Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?"
Maka mereka mendustakannya-, karena itu mereka akan diseret (ke neraka).
kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan
untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang
kemudian, (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas.” Sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." {QS. Ash-
Shaffat(37) : 123 – 132}

3
Nabi Ilyas adalah keturunan dari Nabi Harun a.s. Beliau diutus oleh
Allah pada kaum Bani Isra'il yang selalu melakukan penyembahan terhadap
"Bal" (berhala). Nabi Ilyas selalu mengingatkan kepada kaumnya agar mereka
meninggalkan penyembahan berhala Ba'l dan mau menyembah kepada Allah
SWT. Tapi mereka menolak tidak mau mengikuti seruan-seruan Nabi Ilyas,
bahkan mereka selalu berbuat durhaka kepadanya. Maka Allah menurunkan
suatu azab yang berupa musim panas (kemarau panjang) selama kurang lebih
tiga belas tahun lamanya, sehingga mengakibatkan tanah mereka tandus kering
tidak berair, tanaman-tanaman mereka mati, binatang-binatang pemeliharaan
mereka banyak yang mati, kelaparan melanda pada kehidupan penduduk.
Dengan azab semacam itu mereka masih tetap durhaka bahkan mereka
menuduh Nabi Ilyas yang menjadi sumber malapetaka ini, sehingga mereka
mencari Nabi Ilyas untuk dibunuhnya. Tetapi Nabi Ilyas mendapat
perlindungan Allah dari segala usaha pembunuhan terhadap dirinya.

Pada suatu saat Nabi Ilyas masuk ke rumah salah seorang dari Bani
Isra'il, yang berkebetulan di dalamnya terdapat seorang anaknya yang sakit
(bernama: Ilyas bin Akhtab) dan Nabi Ilyas bersembunyi di demikian juga dia
(penghuni rumah) melindungi Nabi Ilyas dari usaha pembunuhan kaumnya.
Kemudian Nabi Ilyas tidak tahan. melihat Ilyas menderita sakit, maka beliau
berdo'a kepada Allah agar ia diberikan kesembuhan dari sakitnya. Do'a Nabi
Ilyas dikabulkan oleh Allah, dan Ilyasa' sembuh dari sakitnya, lalu ia berjanji
akan setia dan patut kepada Nabi Ilyas, bahkan ia mengikuti di mana saja Nabi
Ilyas berdakwah.

Ketika kaumnya sadar akan seruan dan ajakan Nabi Ilyas (beriman
kepada Allah dan meninggalkan berhala Ba'l), maka Nabi Ilyas berdo'a kepada
Allah, agar supaya kaumnya dibebaskan dari malapetaka. Lalu Allah
mengabulkan do'a Nabi Ilyas dan mereka sungguh-sungguh bebas dari
malapetaka, sehingga kehidupan mereka kembali tenang sejahtera, tanah
mereka subur, tanaman-tanaman mereka berbuah dan binatang binatang
pemeliharaan mereka berkembang menjadi kekayaan yang besar. Demikianlah

4
Allah memberikan kenikmatan kepada kaumnya (Nabi Ilyas) yang beriman
kepada-Nya sampai Nabi Ilyas wafat.2

2. Nabi Dzulkifli

“Dan ingatlah akan Isma'il, Ilyas dan Dzulkifli, semuanya termasuk orang-
orang yang paling baik.” (Q.S. Syaad:48)
Nabi Dzulkifli adalah putra Nabi Ayyub yang pada asalnya bernama:
"Basyar". Setelah diangkat oleh Allah menjadi Nabi dan Rosul, maka
bernama: "Dzulkifli", (artinya orang yang memegang janji).

Dalam satu riwayat: Ketika seorang raja (berusia lanjut) membuat


sayembara kepada seluruh rakyatnya: Barangsiapa yang berdoa pada waktu
siang hari, sedangkan di malam harinya melaksanakan shalat maka dia akan
dapat mengganti posisinya sebagai raja. Dalam sanyembara itu tak ada di
antara mereka yang mampu melakukannya. Akan tetapi, hanya Nabi Dzulkifli
yang sanggup mengikuti sayembara itu. Dan berkat pertolongan Allah, Nabi
Dzulkifli berhasil melakukan sayembara itu dan kemudian beliau menjadi
seorang Raja.

Setelah Nabi Dzulkifli menjadi raja, maka diaturlah jam-jam tidurnya,


artinya, jam beberapa beliau tidur, jam beberapa beliau mengurusi rakyat dan
jam cukup beliau melaksanakan amanat atau janji yaitu, istirahat di siang hari,
dan mengerjakan shalat di malam hari. Hal itu dilakukan setiap hari.

Pada suatu hari Nabi Dzulkifli digoda oleh syaitan yang menyerupai
manusia, agar diciptakan diselesaikan suatu perkara, namun Nabi Dzulkifli
masih dalam waktu jam tidur, dan perkara itu diserahkan kepada wakilnya,
tapi dia (syaitan yang menyerupai manusia) itu tidak mau, karena dia ingin
perkara itu diselesaikan oleh Raja sendiri (Nabi Dzulkifli). Akhirnya dia tidak
mau pergi sampai pagi hari, dan Nabi Dzulkifli tidak marah dan tetap dalam
kesabaran. Juga pada suatu ketika terjadi perang dengan orang-orang durhaka
kepada Allah, maka Nabi Dzulkifli memerintahkan kepada rakyatnya untuk
2
Fatchur Rochman.AR, Kisah – Kisah Nyata Dalam Al-Qur'an,(Surabaya: Apollo,1995), Hal: 234-235

5
melaksanakan dan tidak mau melaksanakan, sehingga mereka meminta kepada
Nabi Dzulkifli agar memintakan perlindungan kepada Allah (untuk meminta
perlindungan kepada Allah). dalam) mereka akan melaksanakan perintahnya
(berperang). Setelah Nabi Dzulkifli mendengar permintaan mereka, lalu beliau
memintakan dan berdo'a kepada Allah. Sesungguhnya Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui, lalu dikabulkan do'a Nabi Dzulkifli. Oleh karena Nabi
Dzulkifli selalu memegang amanat atau perjanjian. 3

3. Nabi Harun

"Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan


Harun. Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana besar. Dan
Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang. Dan
Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas. Dan Kami tunjuki
keduanya ke jalan yang lurus. Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian
yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu):
"Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun.” Sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman."
{QS. Ash Shaffat:114 -122}

Setelah kenabian Musa a.s., maka pakailah oleh Nabi Harun a.s.
Kenabian Musa dan Harun sama seperti yang dijelaskan di depan (keduanya
diperintah oleh Allah menghadapi Raja Fir'aun dan kaum Bani Israel yang
menyembah patung sapi). Oleh karena itu Allah memberikan kenikmatan
kepada keduanya, diberikan kemenangan, keselamatan dari bencana yang

3
Fatchur Rochman.AR, Kisah – Kisah Nyata Dalam Al-Qur'an,(Surabaya: Apollo,1995), Hal: 245-246

6
besar, ditunjukkan ke jalan yang lurus, diberikan kesejahteraan dan diabadikan
keduanya di sisi Allah.

Dalam satu riwayat, untuk mencapai kerasulan Nabi Musa, maka Allah
memanggil Nabi Musa untuk menerima kitabnya, Taurot selama 40 malam.
Kemudian ditinggalkannya umatnya dan di bawah pengawasan langsung oleh
Nabi Harun (saudaranya). Ketika umatnya (Nabi Musa) di bawah pengaruh
Nabi Harun, mereka banyak yang memuja patung atau berhala (murtad).
Kemudian Nabi Harun mereka, tapi mereka membantah mereka tak akan
berhenti untuk menyembah patung sampai Nabi Musa kembali kepadanya
(umatnya).4

4. Nabi Nuh

"Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan penjagaan Kami, dan
dengan wahyu Kami yang mengajarkan kepadamu bagaimana cara
membuatnya. Dan jangan berbicara kepada-Ku untuk meminta penangguhan
waktu bagi orang-orang yang menzalimi diri sendiri dengan menjadi kafir.
Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya
berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, “Jika kamu
mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu
mengejek (kami). Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa
azab yang menghinakan dan (siapa) yang akan ditimpa azab yang kekal.”
Maka kelak kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang akan ditimpa
azab yang menghinakan di dunia ini dan siapa pula yang akan ditimpa azab
yang kekal di akhirat nanti.” {QS. Hud : 37-39}
Ketika Nabi Nuh mendapatkan perintah (wahyu) dari Allah untuk
membuat bahtera (kapal) maka Nabi Nuh beserta kaumnya yang percaya
segera mulai membuat kapal dengan hati-hati. Akan tetapi tidak sedikit cacian

4
Fatchur Rochman.AR, Kisah – Kisah Nyata Dalam Al-Qur'an,(Surabaya: Apollo,1995), Hal: 214-215

7
dan hinaan dari kaumnya yang sombong dan kafir, bahkan mereka
menganggap bahwa Nabi Nuh sudah tidak lagi memiliki pikiran yang waras,
karena itu pada musim kemarat kamarau kaanti papal mem tengah daratan
yang panas dan tandus ini. Inilah ejekan dan hinaan yang dilakukan oleh
kaumnya yang kafir. Namun Nabi Nuh tetap sabar dan menerima semua
perlakuan kaumnya, tetapi ingatlah sebentar lagi mereka akan merasakan
akibat dari kekufurannya.

Setelah pembuatan kapal itu dikerjakan oleh Nabi Nuh beserta


kaumnya yang beriman, lalu Allah menurunkan hujan lebat (dari langit) yang
berhari-hari tiada hentinya yang disertai angin kencang yang kencang yang
amat besar dalam bumi. Dan sewaktu air datang begitu besar dan cepat maka
Nabi Nuh beserta kaumnya yang beriman masuk ke dalam kapal, dan juga
binatang binatang yang baik yang jantan maupun yang betina. Terkecuali
mereka kaumnya yang kafir tetap membangkang (tidak mau mengikuti
perintah Nabi Nuh untuk masuk ke dalam kapal) termasuk putranya (Nabi
Nuh) yang bernama "Qana'an". Ia berkali-kali dipanggil oleh ayahnya (Nabi
Nuh) agar masuk ke dalam kapal, karena mengingat air sudah semakin tinggi
dan memiliki gelombang yang sangat besar. Namun panggilan ayahnya itu
tidak dihiraukan oleh Qana'an, bahkan mereka membangkang dan pergi
menaiki gunung sambil berkata: "Saya akan pergi ke puncak gunung, karena
disanalah yang akan menyelamatkan saya dari banjir dan angin taufan yang
amat dahsyat ini". Lalu Nabi Nuh menjawab ataspernyataan: "Tiada yang
dapat melindungi hari ini dari azabAllah selain Allah (saja) yang Maha
Penyayang". Nuh yang kafir.

Setelah enam bulan lamanya kapal Nabi Nuh berlayar dari bulan Rajab
sampai berakhir pada tanggal 10 Muharram maka Allah menghentikan banjir
tersebut dan kapal Nabi Nuh terdampar di bukit (pegunungan) "judi" yang
terletak di Armenia sebelah selatan yang berbatasan dengan Mesopotamia.
Kemudian Nabi Nuh beserta kaumnya yang beriman (dalam kapal) keluar
bersama-sama dalam keadaan selamat, sehingga beliau dan kaumnya
bersyukur kepada Allah atas keselamatan yang diberikan kepada dirinya dan
kaumnya yang beriman. Dan disanalah Nabi Nuh dan putra-putranya yang
beriman (Sam, Ham, Jafits) juga kaumnya yang beriman hidup dan

8
berkembang bersama keturunannya seperti, Sam menurunkan keturunan
orang-orang yang disebut Mongol. Perkembangan kebudayaan dan kehidupan
kaum NabiNuh yang percaya (Selamat dari Azab Banjir) sehingga Nabi Nuh
wafat.5

2.3.2 Kisah tentang orang-orang masa lalu yang tidak dapat dipastikan status
kenabiannya. Hal ini dicontohkan seperti :
1. Ashabul Fiil

"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak


terhadap tentara bergajah?"
"Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan
Ka'bah) itu sia-sia?"
"dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong."
"yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar"
"lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)."
{QS. Al fill : 1-5}
Kisah di atas menjelaskan tentang ashabul fiil (pasukan gajah) yang
ingin menghancurkan rumah Allah (Ka’bah). Mereka sudah mempersiapkan
diri untuk menghancurkan Ka’bah tersebut. Mereka pun mempersiapkan gajah
untuk menghancurkannya. Tatkala mereka datang mendekati Makkah, orang-
orang Arab tidak punya persiapan apa-apa untuk menghadang mereka.
Penduduk Makkah malah takut keluar, takut dari serangan ashabul fiil
tersebut. Lantas Allah menurunkan burung yang terpencar-pencar, artinya
datang kelompok demi kelompok. Itulah yang dimaksud “thoiron ababil”
sebagaimana kata Ibnu Taimiyah. Burung-burung tersebut membawa batu
untuk mempertahankan Ka’bah. Batu itu berasal dari lumpur (thin) yang
dibentuk jadi batu, seperti tafsiran Ibnu ‘Abbas. Ada juga yang menafsirkan
bahwa batu tersebut adalah batu yang dibakar (matbukh). Batu tersebut

5
Fatchur Rochman.AR, Kisah – Kisah Nyata Dalam Al-Qur'an,(Surabaya: Apollo,1995), Hal: 42-43

9
digunakan untuk melempar pasukan gajah tersebut. Lantas mereka hancur
seperti daun-daun yang dimakan dan diinjak-injak oleh hewan. Allah memberi
pertolongan dari kejahatan pasukan gajah tersebut. Tipu daya mereka pun
akhirnya sirna.
Apa yang diberitahukan mengenai Ashabul Fil ada lah untuk
memuliakan ka'bah dan memuliakan ke lahiran Nabi Muhammad saw. yang
lahir di tahun Fil itu. Setelah Muhammad menjadi seorang utusan maka dialah
yang membersihkan ka'bah dari berhala dan mengembalikan ketauhidan serta
membawakan agama yang benar-benar agama Islam untuk dimenangkan oleh
Allah atas segala agama, walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya. 6
2. Maryam

“Maka ketika melahirkannya, dia berkata, “Ya Tuhanku, aku telah


melahirkan anak perempuan.” Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan,
dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. ”Dan aku memberinya nama
Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari
(gangguan) setan yang terkutuk.” {QS. Ali imran : 36}

Setelah memasuki usia dewasa, Maryam menjauhkan diri dari


keluarganya dengan pergi berjalan terus sampai kea rah Baitul Maqdis. Saat
maryam berada di suatu tempat datanglah seorang utusan Allah yaitu Malaikat
Jibril yang sedang menyamar menjadi seorang pemuda tampan. Maryam tidak
mengetahui bahwa pemuda tampan itu adalah utusan Allah SWT. jadi
Maryam berlindung kepada Allah SWT. karena khawatir akan terjadi sesuatu
yang buruk.
Lalu tiba-tiba pemuda tampan itu berkata "Sesungguhnya aku adalah
utusan Allah SWT. yang akan memberikan seorang anak laki-laki suci
kepadamu." Lalu Maryam pun menjawab " Bagaimana akan datang seorang
anak laki-laki kepadaku padahal tidak pernah ada seorangpun yang

6
Syekh Bakr Muhammad Ibrahim, Kisah-Kisah Terindah Yang Diabadikan Al-Qur’an, (Yogyakarta:Mitra
Pustaka, 2003), Hal: 23

10
menyentunku dan aku juga bukan seorang pezina." Malaikat Jibril menjawab "
Demikianlah kehendak Tuhanmu. Tuhanmu berfirman "Hal itu adalah mudak
bagi-Ku dan suatu tanda rahmat dari Kami, dan itu juga adalah perkara yang
sudah Kami putuskan."
Sesudah Maryam diberikan kabar oleh Malaikat Jibril, tak lama
kemudian Allah SWT. meniupkan roh kedalam rahim Maryam melalui
perantara Malaikat Jibril dan pada saat itulah Maryam mulai mengandung
dengan kehendak dari Allah SWT.
Saat kandungan Maryam semakin membesar dan terasa akan
melahirkan, ia pun terus berjalan pergi menjauh dari keluarganya. Kemudian
sampailah ia di Baitul Lahmi, ia harus berhenti dan bersandar di pohon kurma
yang kering dan tidak berbuah. Lalu lahirlah seorang anak laki-laki yang
diberi nama Isa Al-Masih" Sesudah Nabi Isa lahir Maryam merasa sedih
karena ia bingung bagaimana cara memberikan makanan kepada Isa
sedangkan ia hanyalah seorang perempuan lemah, selain itu tanah
disekelilingnya kering sehingga pohon-pohon disekitarnya tidak berbuah sama
sekali. Setelah melihat duka dan kesedihan yang dialami oleh Maryam, Allah
mengutus Malaikat Jibril untuk menghibur Maryam. Malaikat Jibril berkata "
Janganlah engkau bersedih hati, karena Tuhanmu telah menyediakan anak
sungai yang airnya mengalir dengan deras dan goyangkanlah pangkal pohon
kurma maka itu akan mengeluarkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka
makanlah dan minumlah serta bersenang-senanglah dalam hatimu. Tetapi jika
kamu melihat seorang manusia maka katakanlah bahwa aku sedang bernazar
puasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara pada
seorang manusiapun pada hari ini."
Sesudah Maryam melahirkan Isa, Maryam membawa Isa kembali
kekeluarganya dan berkumpul dengan kaumnya. Mereka terkejut melihat
Maryam membawa seorang anak laki-laki seraya berkata " Maryam,
sesungguhnya engkau telah berbuat sesuatu yang mungkar padahal ayahmu
bukanlah seorang yang melakukan kejahatan dan ibumu juga bukanlah
seorang pezina." Begitu kejinya perkataan yang dilontarkan oleh kaumnya
terhadap Maryam yang diduga telah melakukan zina dengan sorang laki-laki.
Tapi Maryam tetap bersabar dan mereka juga disuruh bertanya kepada
anaknya yang masih kecil itu. Mereka berkata : " Bagaimana bisa seorang
11
anak yang masih kecil berbicara dengan kami ?" Dengan kekuasaan Allah
SWT. Nabi Isa yang masih kecil tersebut dapat berbicara dan dapat memberi
kesaksian atas tindakan ibunya Maryam. Nabi Isa berkata : "Sesungguhnya
aku adalah hamba Allah SWT. dan Dia memberikan kepadaku Alkitab Injil,
dan Dia juga menjadikan ku seorang Nabi, dan Dia menjadikanku seseorang
yang akan diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan ku untuk
mengerjakan sholat, dan Dia memerintahkan ku untuk menunaikan zakat, dan
berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikanku seseorang yang sombong,
dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan,
pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."
Setelah mereka menyaksikan dan mendengar langsung perkataan Nabi
Isa, mereka terkejut dan mengatakan bahwa Nabi Isa adalah anak tuhan dan ia
setara dengan Tuha. Tetapi, ada juga yang mengatakan bahwa Nabi Isa
bukanlah anak Tuhan dan ia tidak setara dengan Tuhan.

3. Ashabul Kahfi

“Apakah engkau mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan


(yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami
yang mengherankan? (Ingatlah) tatkala pemu-da-pemuda itu mencari tempat
berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa, "Wahai Tuhan kami, berikanlah
rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk
yang lurus dalam urusan kami (ini). Maka kami tutup telinga mereka beberapa
tahun dalam gua itu, kemudian Kami bangun-kan mereka, agar Kami
mengetahui manakah di antara kedua golongan yang lebih tepat dalam
menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).”{QS. Al-Kahfi :
9-12}
Para pemuda mukmin itu hijrah keluar dari negara nya. Mereka melarikan
diri untuk menyelamatkan aga manya karena sangat beratnya penganiayaan
dan siksa an terhadap mereka sedang kaum mereka tetap saja me nolak kepada

12
keimanan. Oleh karena itu, mereka ber lindung di sebuah gua yang berada di
sebuah batu besar. Sudah dimaklumi bahwa gua itu menjadi tempat tinggal
binatang buas, binatang liar, binatang melata serta serangga yang sangat
mematikan. Ditambah lagi bahwa ia adalah tempat yang sangat gelap sehingga
dapat membangkitkan rasa takut pada siapa saja. Namun, bahaya yang
sangatdemikian besar ini tidak membuat mereka takut. Mereka hanya meng
harapkan pertolongan Allah, mendapatkan pembelaan Nya serta menjauhkan
binatang-binatang itu darinya agar tidak menyakitinya, sehingga mereka
mendapatkan keselamatan dan ketenangan. Bersama larutnya malam, Ashabul
Kahfi merasa lega setelah kelelahan dan merasa tenang setelah dikejar kejar
rasa takut. Kemudian mereka merasa mengan tuk sehingga mereka tertidur
pulas. Di esok harinya, bersamaan dengan terbitnya matahari mereka masih
saja tertidur pulas tidak bangun sama sekali sebagai mana manusia pada
umumnya.

Hari berganti hari dan tahun pun berganti tahun, di mana Ashabul Kahfi
melewati hari-harinya dalam tidur yang panjang hingga menempuh waktu
selama tiga ratus tahun syamsiah (sebanding dengan tiga ratus sembilan tahun
qamariyah), karena tahun qamariyah berbeda sebelas hari lebih sedikit dari
tahun syam siyah. Satu generasi telah mati dan tumbuhlah generasi berikutnya,
begitu seterusnya. Bangunan-bangunan yang lama telah hilang kemudian
diganti dengan berbagai bangunan yang baru. Kerajaan dan tahtanya juga
berganti-ganti. Bahkan bumi dan bangunan bangunannya juga telah berubah.
Kemudian Allah membangunkan mereka dari tidurnya yang panjang, lalu
mereka berdiri dengan hati-hati. Ada yang sambil menguap, ada yang
membentangkan badan dan bahkan ada yang bermalas-malasan.
Rasa laparlah yang pertama-tama mereka rasakan setelah bangun dari
tidurnya, dan rasa lapar ini membuat mereka merasa sangat letih dan lesu.
Tetapi mereka takut jika-kalau raja mereka beserta para pembantunya yang
durhaka mengetahui keberadaan mereka padahal mereka telah mengancam
akan menangkapnya. Lalu bagaimana para pemuda itu menghindar? Kemudian
mereka memilih salah seorang dari mereka yang dianggap paling cerdik
sekaligus hati-hati dalam bertindak. Kemudian mereka memberinya sebagian
uang perak.
Ketika salah seorang dari mereka memasuki kota, mereka tidak terlihat
seperti umumnya manusia yang ada di kota itu, baik dalam hal pakaian
maupun sikapnya. Setelah berlalunya zaman yang begitu pan jang maka
berubahlah gedung-gedung dan kebiasaan-kebiasaan yang ada di kota itu.
Generasi dan berbagai kejadian telah banyak berubah. Oleh karena itu, dia
merasa sangat heran dengan keberadaan kota yang telah berubah baik
bangunan-bangunan, jalan-jalan maupun rumah-rumahnya. Dia juga heran
dengan ke adaan manusianya, seolah-akan dia berada di alam lain yang bukan
alamnya dan berada dalam suatu negara yang bukan negaranya. Maka,
kemudian dia berlari di jalan dengan tercengang dan lupa akan kewaspadaan
dan sikap yang dinasihatkan kepadanya oleh teman-temannya. Ia berlari
kesana kemari tanpa terkendali sampai datanglah seorang pedagang makanan.
Kemudian dia mengeluarkan uang perak dan menyerahkan kepada pedagang
itu. Seketika itu juga pedagang itu merasa mendapatkan uang zaman purba
sehingga ia berteriak. Maka berdatanganlah orang-orang dan berkumpul di

13
sana. Mereka mengira bahwa muda ini adalah orang asing dan dia telah
mendapat kan harta karun. Ketika orang-orang itu mengajaknya bercakap-
cakap mereka dapati bahwa pemuda itu tidak paham dengan pembicaraannya
dan jika pemuda itu menjawabnya sekumpulan orang-orang tidak dapat
memahami apa yang dibicarakannya. Setelah memahami apa yang telah terjadi
disekitarnya pemuda itupun kembali ke goa tempat teman-temannya berada
diikuti oleh orang-orang yang ada disana. Setelah sampai disana orang-orang
yang mengikuti pemuda itu gaduh melihat para ashabul Kahfi dan
menyaksikan rahasia yang ada disana. Kemudian Ashabul Kahfi memohon
kepada Allah untuk diwafatkan karena yang mereka tinggali sekarang
bukanlah zaman mereka dan yang mereka jumpai sekarang bukanlah
penduduk dari masa mereka. Allah SWT mengabulkan permohonan mereka
dan mewafatkan mereka.7
2.3.3 Kisah yang menceritakan tentang peristiwa di masa Rasulullah. Contohnya
sebagai berikut ini :
1. Peristiwa Hijrah

"Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah


menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah);
sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua,
ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, "Jangan engkau bersedih,
sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan
kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-
malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang
kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa,
Mahabijaksana." { QS. At-Taubah :40}
Peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw. dari Makkah ke Yatsrib
(diperkirakan pada Juni 622 Masehi) menjadi tonggak penting dalam sejarah
Islam. Dalam hijrah itu, Nabi bersama Abu Bakar ash-Shiddiq sang sahabat
terkasih menempuh perjalanan panjang ratusan kilometer, termasuk bertahan 3
hari di Gua Tsur, menuju tempat yang kelak berubah nama jadi Madinah.
7
Syekh Bakr Muhammad Ibrahim, Kisah-Kisah Terindah Yang Diabadikan Al-Qur’an, (Yogyakarta:Mitra
Pustaka, 2003), Hal: 79-89

14
Tahun-tahun menjelang hijrah itu, Muhammad kehilangan istri tercinta,
Khadijah, disusul dengan meninggalnya sang paman sekaligus pelindungnya,
Abu Thalib. Orang-orang Makkah semakin terbuka dalam menyerang Nabi.

Sementara itu, di Yatsrib, suku yang dahulu dominan, Bani Qaylah,


terpecah menjadi 2 faksi yang bermusuhan, Aus dan Khazraj. Mereka baru
saja merasakan Perang Bu'ath, perang sipil dan konflik terbesar keempat, yang
menelan lebih banyak korban. Pada musim panas 620 Masehi, 6 orang dari
suku Khazraj datang ke Makkah untuk berziarah. Mereka sementara tinggal di
'Aqabah. Di sanalah orang-orang ini bertemu dengan Muhammad. Nabi tidak
mengenal mereka, tapi orang-orang ini sudah mendengar soal beliau dan
kenabiannya. Ketika Rasulullah menyampaikan ajaran, mereka langsung
menerima.
2. Kisah Perang Badar

"Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan


kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu
tidak menyukainya. Mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata
(bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian,
sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu). Dan (ingatlah), ketika
Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu
hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak
mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki
untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan
orang-orang kafir. Agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan

15
yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak
menyukainya.Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu,
lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan
bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut".
{QS. Al-Anfal : 5-9}
Dinamakan "Perang Badar", karaena perang itu terjadi di desa Badar
(terletak antara Mekkah dan Madinah), bertepatan jatuh pada hari Jum'at
,tanggal 2 Ramadhan tahun kedua Hijriah. Pada mulanya perang ini
disebabkan oleh sifat dendam yang orang-orang kafir pada kaum
muslimin,kemudian dengan sikap semacam itu maka para sahabat atau kaum
muslimin menghalangi mereka yang berdagang ke negeri Syam yang melewati
kota Madinah. Melihat perlakuan semacam itu lalu Abu Jahal mengetahuinya
dan mengirim pasukan yang sangat besar jumlahnya untuk menghadang orang
Islam yang jumlahnya sangat sedikit.

Dengan sebab-sebab itulah, maka terjadi Perang Badar. Sekalipun


jumlah pasukan umat Islam sangat sedikit yaitu berjumlah ±315 orang,
sedangkan pasukan orang kafir berjumlah ±1000 orang, tapi umat Islam
memperoleh suatu kemenangan yang sangat besar, karena hal itu mendapat
pertolongan dari Allah SWT. dengan menurunkan para malaikat-Nya untuk
terjun ke Medan perang Badar membantu pasukan umat Islam yang dipimpin
langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Adapun orang Islam yang gugur
sebagai Syuhada sebanyak 14 orang, sedang orang kafir yang gugur sebanyak
70 orang dan yang ditawan sebanyak 70 orang.8

3. Kisah Perang Uhud

8
Fatchur Rochman.AR, Kisah – Kisah Nyata Dalam Al-Qur'an,(Surabaya: Apollo,1995), Hal: 278-279

16
"Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika
kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan
berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah
memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang
menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat.
Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu, dan
sesunguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang
dilimpahkan) atas orang orang yang beriman. Dan sesungguhnya Allah telah
memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-
Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan
mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang
kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu
ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari
mereka untuk menguji kamu, dan sesunguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan
Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman."
{QS. Ali Imran: 152-153}
Ayat di atas menceritakan tentang sebab-sebab kekalahan umat Islam dalam
Ukhud. Perang Ukhud ini terjadi pada tahun ketiga Hijrah, yang disebabkan oleh
dendam orang-orang kafir akibat kalah dalam perang Badar. Dinamakan perang
Ukhud, karena perang ini terjadi dibukit Ukhud. Dalam perang Ukhud ini Umat
islam mengalami kekalahan, karena hal itu disebabkan oleh para pemanah-
pemanah (pasukan umat Islam) yang sama meninggalkan bukit Ukhud, karena
mereka mengira bahwa perang sudah selesai, mengingat banyaknya orang-orang
kafir yang mati serta melarikan diri dari pertempuran. Selain itu mereka melihat
bahwa dibawah bukit Ukhud banyak harta rampasan, (ghonimah) yang bertebaran,
sehingga mereka turun dan berebut mengambil harta rampasan tersebut. Pada hal
Nabi SAW memerintahkan kepada mereka (para pemanah) agar tidak
meninggalkan bukit Ukhud, sekalipun perang sudah usai. Hal itu merupakan
strategi perang yang disusun dan diatur oleh Nabi SAW dalam perang Ukhud.

Ketika Umat Islam sedang berebut harta rampasan perang, maka orang-orang
kafir dengan dipimpin oleh Khalid bin Wahid (sebelum ia masuk Islam) kembali

17
menyerang orang-orang Islam dari bukit Ukhud yang pada mulanya dikuasai oleh
umat Islam, lalu dikuasai oleh orangkafir, sebab mereka ikut turun berebut harta
rampasan. Akhirnya dengan leluasa orang-orang kafir menyerang, melukai dan
membunuh orang Islam, sampai Sayyidmia Hamzah (paman nabi SAW) gugur
dalam pertempuran itu bahkan Nabi sendiri terluka, sehingga dikhabarkan beliau
telah gugur (tapi Nabi tidak gugur). Dengan kekalahan itu mereka (Umat Islam)
menyesal dan berserah, karena mereka tidak mentaati perintah Nabi SAW sebagai
pimpinan perang.9

4. Perang Tabuk

Perang Tabuk adalah perang terakhir di Masa hidup Rasulullah SAW


Dinamakan perang Tabuk, karena perangitu terjadi di daerah Tabuk yang terletak
disebelah utara Jazirah Arab.Dan bertetapan jatuh pada tahun kesembilan hijrah.
Pada mulanya perang itu disebabkan oleh terdengarnya Rasulullah SAW bahwa
pasukan pasukan sedang bersiap-siap untuk berangkat ke negeri Syam
menghancurkan orang-orang Islam. Dari sebab itu maka Rasulullah SAW segera
mempersiapkan pasukannya sebanyak 30.000 orang yang disebut: "Jaisyul "Usrah
untuk menghadapi pasukan Romawi.

Dalam persiapan menghadapi pasukan Romawi di Tabuk, maka banyak


diantara para sahabat dan umat Islam umumnya rela mengor bankan jiwa dan harta
bendanya untuk berperang di jalan Allah, terkecuali mereka yang munafiq, takut
akan berperang. (Diantara para sahabat yang menyumbangkan hartanya antara lain,
Usman bin Afan menyumbangkan 10.000 dinar. 300 ekor onta dan 50 ekor kuda,
Abu Bakar Ash Shiddiq menyumbangkan 4.000 dirham, Umar bin Khattab
menyumbangkan separuh dari hartanya. Abdurrahman bin Auf menyumbangkan
makanan 100 ukiyah, Asim bin Adi memberikan 70 wasaq bahan makanan dan
masih banyak sahabat-sahabat lainnya). Pada akhirnya perang ini tidak terjadi,
karena pasukan Romawi tidak menduga kalau pasukan umat Islam sangat besar
jumlah sehingga mereka lari ketakutan dan minta damai. Dengan demikian perang
Tabuk umat Islam mengalami kemenangan. 10

9
Fatchur Rochman.AR, Kisah – Kisah Nyata Dalam Al-Qur'an,(Surabaya: Apollo,1995), Hal:280-281
10
Fatchur Rochman.AR, Kisah – Kisah Nyata Dalam Al-Qur'an,(Surabaya: Apollo,1995), Hal:295

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kisah-kisah yang ada di dalam Al-Qur’an adalah murni datangnya dari Allah
sebagai petunjuk bagi orang-orang yang berakal. Setiap kajian keilmuan, dalam hal
ini tentang kisah dalam Al-Qur’an merupakan hazanah keilmuan yang dapat kita
ambil manfaat jika itu baik dan dapat kita renungkan kembali apabila dirasa ada
kekeliruan di dalamnya untuk menambah keyakinan dan keimanan kita.Yang
terpenting dari semua kisah yang ada adalah dapat diambil hikmah dari setiap kisah
yang telah terjadi, bukan lagi tentang identitas atau asal-usul pelaku cerita melainkan
sosok tersebut kita jadikan panutan bila menunjukkankan kebaikan dan kita tidak tiru
jika merupakan contoh dari yang dimurkai Allah.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat manfaat bagi pembaca. Jika ada
saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami. Jika ada
kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba
Allah yang luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

19
BIOGRAFI PENULIS

Asri Akmaliyah Syahfitri, lahir di Medan Sumatera Utara, 16 Juni


2005, anak pertama dari tiga bersaudara. Menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar tahun 2016 di Mis Ulumul Qur'an, kemudian belajar
di MTsN 1 Medan, melanjutkan sekolah di Man 3 Medan, dan
sekarang sedang melanjutkan pendidikan di fakultas sains dan
teknologi UIN Sumatera Utara Medan program studu Sistem
Informasi.

Fahar Abdul Aziz, lahir di medansumaterautara, 3 juni 2004.


Memulai pendidikannya pada SD negeri 104219 tamat 2016,
kemudian belajar di SMP Swasta Nur Adia pada tahun 2016-2019,
melanjutkan ke SMK Telkom 01 medan dari tahun 2019-2022 dan
sedang melanjutkan pendidikan di fakultas sains dan teknologi
UIN Sumatera utara mengambil program studi Sistem Informasi

Indra Putra Mahayudi, lahir di medan sumatera utara, 2


juli2004, anak pertama dari tiga bersaudara. Menyelesaikan
pendidikan sekolah dasar tahun 2016 di SD negeri 066435,
kemudian belajar di SMP negeri 38 medan, melanjutkan sekolah
di SMK Swasta Budi Agung, dan sedang melanjutkan pendidikan
di fakultas sains dan teknologi UIN Sumatera utara medan
perogram studi sistem informasi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hadhiri, Choiruddin. (1993). Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani


Press

Ibrahim, Syekh Bakr Muhammad.(2003). Kisah-Kisah Terindah Yang Diabadikan


Al-qur’an. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Rochman, fatchur. (1995). Kisah-Kisah Nyata Dalam Al-Qur’an. Surabaya: Apollo.

Mawaddah, S. (2017). "BEUT BA’DA MAGRIB" SUATU PEMBIASAAN BAGI ANAK-


ANAK BELAJAR AL-QUR’AN. Volume 6 Nomor 1 Januari-Juni 2017 , 6, 95-97.

21

Anda mungkin juga menyukai