Anda di halaman 1dari 17

OLEH : Ir. Y. RUCHYANSYSAH, M.Si.

KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI LAMPUNG / ASOSIASI KPH


Disampaikan dalam acara Focus Group Discussion Optimalisasi Peran Dan Fungsi
KPH dalam Pemberdayaan Masyarakat melalui Daring
Kamis, 22 Oktober 2020
• Perubahan pada UU 41/1999
 Perubahan Pasal 18 :
1) Pemerintah Pusat menetapkan dan mempertahankan kecukupan luas kawasan
hutan dan penutupan hutan untuk setiap daerah aliran sungai, dan/atau pulau guna
optimalisasi manfaat lingkungan, manfaat sosial, dan manfaat ekonomi masyarakat
setempat;
2) Pemerintah Pusat mengatur luas kawasan yang harus dipertahankan sesuai kondisi
fisik dan geografis DAS dan/atau pulau.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai luas kawasan hutan yang harus dipertahankan
termasuk pada wilayah yang terdapat proyek strategis nasional diatur dengan
Peraturan Pemerintah
 Penambahan Pasal 29A :
1) Pemanfaatan Hutan Lindung dan Hutan Produksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 dan Pasal 28 dapat dilakukan kegiatan Perhutanan sosial.
2) Perhutanan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kepada : a.
perseorangan, b. kelompok tani hutan; dan c. koperasi.
 Penambahan Pasal 29B : “Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha
Pemanfaatan Hutan dan kegiatan perhutanan sosial diatur dalam Peraturan Pemerintah”.
 Penambahan Pasal 50 A :
1) Dalam ha pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) huruf c,
huruf d dan/atau huruf e dilakukan oleh orang perseorangan atau kelompok
masyarakat yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar kawasan hutan
paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus dikenai Sanksi Administratif.
2) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikecualikan
terhadap:
a. orang perseorangan atau kelompok masyarakat yang bertempat tinggal di dalam
dan/atau di sekitar kawasan hutan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus-
menerus terdaftar dalam kebijakan penataan Kawasan Hutan; atau
b. orang perseorangan yang telah mendapatkan sanksi sosial atau sanksi adat.
UUCK menegaskan keberpihakan kepada masyarakat dengan
mengedepankan bahwa perijinan berusaha juga untuk masyarakat bukan
hanya investasi swasta, tetapi juga melalui perhutanan sosial. Terkait
sektor kehutanan, keberpihakan kepada masyarakat juga tercermin dari
pengaturan sanksi dimana pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat
yang bermukim disekitar hutan, dikenakan sanksi administrasi (bukan
pidana) dan diikutkan dalam kebijakan penataan kawasan hutan (hutsos,
kemitraan konservasi, TORA)

Bagaimana Peran KPH dalam Pemberdayaan


Masyarakat ??? ….. case di Lampung
KAWASAN HUTAN NEGARA DI PROVINSI LAMPUNG Berdasarkan
SK. Menhutbun No. 256/Kpts-II/2000 Luas : 1.004.735 Hektar
(28,45% luas wilayah)
Fungsi Kewenangan Kewenangan Luas Total
No
Hutan Pusat (Ha) Pemprov (Ha) (Ha)

1. Konservasi 439.781 22.249 462.030


2. Lindung - 317.615 317.615
3. Produksi - 225.090 225.090

JUMLAH 439.798 564.954 1.004.735

Tata Ruang Kawasan Hutan yang merupakan Kewenangan Provinsi Dalam Satuan Hektar
NO BLOK/ZONA TAHURA WAR HUTAN LINDUNG HUTAN PRODUKSI JUMLAH
1. Perlindungan 4.648 - 10.160 14.808
2. Inti - 59.665 - 59.665 76.595 (13,56 %)
3. Koleksi Tumbuhan/Satwa 2.122 - - 2.122
4 Pemanfaatan 1.138 231.360 67.395 299.893
5. Pemanfaatan HHK-HT - - 48.163 48.163
6. Pemanfaatan KH, Jasling dan HHBK - - 1.135 1.135
7. Pemberdayaan - - 88.973 88.973 487.833 (86,35 %)
8. Khusus 4 - 9.264 9.268
9. Tradisional 13.811 - - 13.811
10. Wilayah Tertentu / Wiltu - 26.590 - 26.590
11. Rehabilitasi 526 - - 526 526 (0,09 %)
JUMLAH 22.249 317.615 225.090 564.954
ORGANISASI PENGELOLA HUTAN DI TINGKAT TAPAK
(KPH=Kesatuan Pengelolaan Hutan) PASCA UU. 23/2014
NO. NAMA UPTD KPH LUAS HL (HA) LUAS HP (HA) TOTAL (HA)

1 PESISIR ± 8.882 ± 34.746 ± 43.628


2 LIWA ± 41.165 - ± 41.165
3 BUKIT PUNGGUR ± 19.131 ± 21.995 ± 41.126
4 MUARA DUA - ± 49.134 ± 49.134
5 SUNGAI BUAYA - ± 42.548 ± 42.548
6 WAY TERUSAN ± 5.050 ± 13.880 ± 18.930
7 WAY WAYA-TANGKIT TEBAK ± 45.527 - ± 45.527
8 BATUTEGI ± 58.174 - ± 58.174
9 KOTA AGUNG UTARA ± 56.020 - ± 56.020
10 PEMATANG NEBA ± 32.878 - ± 32.878
11 PESAWARAN ± 9.944 ± 1.260 ± 11.204
12 GUNUNG BALAK ± 25.015 - ± 25.015
13 WAY PISANG-GN. RAJABASA-BATU SERAMPOK ± 12.867 ± 10.454 ± 23.321
14 GEDONG WANI - ± 30.243 ± 30.243
15 TAHURA WAN ABDUL RACHMAN - - ± 22.249
TOTAL LUAS ± 317.615 ± 225.090 ± 564.954

Berdasarkan Pergub Terbaru : Saat ini UPTD KPH telah ditetapkan sebanyak 17 KPH (termasuk Tahura WAR)
KPH WAY TERUSAN

KPH WAY WAYA-


TANGKIT TEBAK
KPH SUNGAI
BUAYA
KPH BATUTEGI

KPH MUARA DUA KPH KOTA


AGUNG UTARA
KPH BUKIT KPH PEMATANG
PUNGGUR NEBA

KPH PESAWARAN

KPH GUNUNG
BALAK

KPH LIWA KPH GEDONG


WANI

KPH WAY PISANG-


KPH PESISIR GN. RAJABASA-
BATU SERAMPOK

KPHK TAHURA WAR


PRINSIP KELOLA
HUTAN LAMPUNG Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan Untuk Kesejahteraan :
• Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dari Hutan Rakyat dan Hutan Produksi
(Revitalisasi HTI dalam memproduksi kayu);
• Pemanfaaatan HHBK;
• Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata Alam
• Mendorong Generasi Muda dalam Ekonomi Kreatif Kehutanan

±37,42%
Memperbaiki Hutan Yang
Sudah Rusak : Kawasan Hutan ±62,58%
Rusak Kawasan
• Rehabilitasi hutan dan lahan
(Sinergi dengan BPDAS Way Hutan Baik
Seputih Way Sekampung de-
ngan memanfaatkan kegiatan re Mempertahankan Hutan yang
habilitasi hutan sumber dana AP masih Bagus :
BN dan Pemanfaatan Persemai • Patroli dan pengamanan hutan;
an Permanen / 3,5 juta batang • Pencegahan, penanggulangan dan penegakan
/tahun); hukum atas kebakaran hutan dan lahan;
• Mendorong percepatan pemenu • Pemberdayaan masyarakat (MPA, Pemegang
han kewajiban kelompok Perhu Izin Perhutanan sosial dan Mitra kehutanan)
tanan Sosial dalam penanaman untuk meminimalisir konfik tenurial;
tanaman kehutanan (Pola Agro- • Sinergi dengan UPT KLHK (BKSDA, TN) dlm
forestry) penanganan konflik satwa liar
Peningkatan penduduk yang menyebabkan peningkatan
kebutuhan lahan untuk pemukiman dan lahan usaha yang
mengakibatkan pembangunan pemukiman dan pengelolaan
lahan garapan secara illegal di dalam kawasan hutan
negara (Perambahan Hutan dan Konflik Tenurial)
“Memberi manfaat peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan ☺ Menyerap tenaga kerja ☺ Menumbuhkan
kegiatan ekonomi berbasis hasil hutan di pedesaan ☺ Solusi terhadap
konflik tenurial kawasan hutan ☺ Partisipasi masyarakat dalam
rehabilitasi dan pengamanan hutan”
HUTAN HUTAN JUMLAH
SKEMA PERHUTANAN JUMLAH
NO. JUMLAH IZIN LINDUNG PRODUKSI ANGGOTA
SOSIAL LUAS (Ha)
(Ha) (Ha) (KK)

1 Hutan Kemasyarakatan (HKm) 183 Izin 151.916,21 - 151.916,21 62.158

2 Hutan Tanaman Rakyat (HTR) 13 Izin - 20.159,00 20.159,00 7.521

3 Hutan Desa (HD) 22 Izin 2.015,00 - 2.015,00 9.210

4 Kemitraan Kehutanan (KK) 44 Kulin KK 1.201,21 10.622,51 11.823,72 4.366

JUMLAH 262 Izin/KuLin 155.132,42 30.781,51 185.913,93 83.255


STRATEGI PEMBERDAYAAN PS
PASCA IZIN
Penyuluhan & Pendampingan
• Operasional Penyuluh;
Pemerintah Pusat • Sarana & Prasarana Kerja
(KLHK) • Pertemuan KTH
• Peningkatan Kapasitas & Jumlah
Penyuluh
• Pelibatan POKJA PPS

KPH Peningkatan Produktivitas Usaha


Sebagai Basis (On Farm) Kelompok
Pemberdayaan • Saprodi (Bibit, Pupuk, dll) PS
PS • Teknis Budidaya (Demplot, dll)
• Alat Pengolah Hasil (Pasca Panen)
• Sarpras Wisata Alam
• dll

Pemasaran Hasil (Off Farm)


Pemerintah Daerah • Kelembagaan : Koperasi
• Kemitraan usaha
• dll 12
 Fasilitasi pemenuhan kewajiban pemegang izin Perhutanan Sosial sebanyak 90 kelompok/pemegang Izin
(tahun 2018);
 Pelatihan Peningkatan Kapasitas kelembagaan kelompok kepada 400 orang (tahun 2018);
 Sekolah Lapang dan Temu Usaha kepada 150 orang dari 150 kelompok (tahun 2018);
 Temu usaha Perhutanan Sosial kepada 40 kelompok/pemegang izin (tahun 2018);
 Pembentukan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) sebanyak 447 KUPS (tahun 2018-2019);
 Bantuan langsung kepada Kelompok Pemegang Izin PS berupa pengembangan Agroforestry dengan
pengkayaan tanaman bawah/lantai hutan sebanyak 48 kelompok seluas 38.000 ha (tahun 2018);
 Bantuan Alat Ekonomi Produktif (BAEP) al. Alat Pengolah Gula Aren, Alat Pengolah Tangkil, Alat Pengolah
Air Kemasan, Alat Minihidro, Budidaya Lebah Madu, dll.
 Memfasilitasi pengembangan Wisata Alam di areal Kelola PS melalui Bantuan Alat Ekowisata seperti :
Perlengkapan Outbond, Pembangunan Jalan Trek, Pembangunan Shelter dan Sarpras Bumi Perkemahan
(Camping Ground);
 Kerjasama pemasaran HHBK al. OLAM, LDC, Ulubelu Copcoa Abadi, Torabika, Ned Cofee Indonesia, Asia
Makmur Abadi dan Papandayan Cocoa Industries, serta kedai-kedai kopi (dalam dan luar provinsi
Lampung);
 Bantuan Pengembangan Perhutanan Sosial Nasional (Bangpesona) sebanyak 41 paket (tahun 2017-2019);
 Tenaga Pendamping PS sebanyak 131 orang (Tahun 2019-2020);
 Pendampingan usaha HHBK oleh NGO, al. RUKO, RA, UKIR serta Perguruan Tinggi POLINELA.
HUTAN LESTARI KELOLA KAWASAN

“Kelembagaan
PS yang
KUAT”
MASYARAKAT KELOLA USAHA
SEJAHTERA
BILAMANA UUCK DIIMPLEMENTASIKAN
 Dengan tidak adanya batasan luas minimal kawasan hutan pada suatu
wilayah DAS/Pulau, maka akan berpotensi munculnya klaim-klaim
terhadap kawasan hutan  Provinsi Lampung termasuk yang resisten terhadap
hal ini cth : Tuntutan Pelepasan Desa Sumber Jaya (KPH Liwa), Klaim Gunung Balak
(KPH Gunung Balak), Desa-desa Definitif di Gedong Wani (KPH Gedong Wani) dan
Way Pisang (KPH Way Pisang-Gn. Rajabasa-Batu Serampok), Konflik tenurial Reg. 45
(KPH Sungai Buaya), Klaim Masyarakat yang mengatasnamakan adat, dll.
 Penegakan hukum terhadap pelanggaran oleh oknum masyarakat /
perusahaan akan semakin lemah dan tidak menimbulkan efek jera,
karena sanksi yang diberikan penekanannya adalah sanksi administratif
 selanjutnya dibina dan difasilitasi perizinan berusaha;
 Di sisi lain Petugas Kehutanan terancam pidana jika “terkesan
melakukan pembiaran”
PERAN KPH DALAM PERLINDUNGAN DAN PEBERDAYAAN
MASYARAKAT BILAMANA UUCK DIIMPLEMENTASIKAN

▻ Upaya perlindungan hutan oleh KPH diprioritaskan terhadap Blok Perlindungan/Inti


dan kawasan hutan lainnya yang tutupannya masih bagus;
▻ Kepada masyarakat yang tinggal dan berusaha di dalam/sekitar kawasan hutan
dilakukan pendekatan persuasif agar bersedia dibina;
▻ KPH sebagai basis pemberdayaan, meningkatkan SDM baik kuantitas maupun
kompetensinya;
▻ Untuk mengembangkan usaha perhutanan sosial, KPH harus lebih intensif
memfasilitasi kerjasama Kelompok PS dengan mitra usaha;
▻ Dalam upaya perlindungan dan pemberdayaan masyarakat, KPH meningkatkan
pemanfaatan teknologi digital : Komunikasi, Mapping, Pemasaran, dll

16
TERIMAKASIH
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai