Model Pembelajaran Kel.10
Model Pembelajaran Kel.10
Dosen Pembimbing:
Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun ucapkan kapada Allah SWT karena dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Model-Model Pembelajaran”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Belajar dan Pembelajaran sebagai penunjang
pembelajaran tentang Model-Model Pmebelajaran.
Tugas ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan beberapa pihak yang telah
membeantu penyusun. Pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat:
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.......................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................2
A. Simpulan....................................................................................................11
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru
mengambangkan model-model pembelajaran yang ber orientasi pada
peningkatan itensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses
pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran yang tepat pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa
dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil
belajar dan presntasi yang optimal.
untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka
setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai perkenaan dengan
konsep dan cara – cara pengimplentasian model model tersebut dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan
tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa – siswa di
kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap saran dan fasilitas
sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait
dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model
yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peran serta siswa
secara optimal dalam pembelajaran, dan pada akhirnya tidak dapat memberi
sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil belajar siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penegertian model – model pembelajaran?
2. Bagaimana kelompok dan jenis – jenis model pembelajaran?
3. Bagaimana ciri-ciri model pembelajaran?
C. TUJUAN
1. Menegetahui definisi model pembelajaran.
2. Mengetahui kelompok dan jenis-jenis model pembelajaran
3. Mengetahui ciri-ciri model pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
1) Apa yang guru harapkan dari siswa – siswa pada akhir pembelajaran
2) Jenis pengetahuan dan dorongan seperti apa yang guru harapkan dapat dimiliki
oleh siswa
3) Jenis keterampilan seperti apa yang guru harapkan dapat didemonstrasikan oleh
para siswa
4) Sikap dan nilai – nilai apa yang seharusnya dimiliki oleh siswa
5) Mengapa saya mengharuskan siswa – siswa mempelajari hal ini
6) Pengetaguan, sikap dan keterampilan apa yang seharusnya penting dimiliki
siswa yang harus saya ajarkan
7) Bagaimana cara saya mengetahui bahwa siswa dapat mengemnbangkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diharpkan oleh guru.
1) Apa saja materi esensial yang harus dimengerti oleh siswa untuk
mendukung hasil belajar yang guru harapkan
2) Apa yang terjadi sumber – sumber belajar yang dapat dipergunakan
untuk mendukung materi pembelajaran
3) Kemampuan berfikir siswa seperti apa yang perlu dinilai dan bagaimana
cara saya melakukan penilaianya
4) Kekeliruan pemahaman dan miskonsepsi seperti apa yang umumnya
terjadi dalam penyampaian materi yang dilakuakn
5) Bagaimana saya dapat meminimalisasi tau mengurangi kekeliruan
pemahaman dan miskonsepsi pada siswa.
1) Bagaimana strategi yang harus dilakukan agar para siswa dapat lebih
mudah memahami melalui pembelajaran yang dilakukan
2) Bagaiman siswa dapat mengembangkan keterampilan – keterampilannya
3) Bagaimana siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai
4) Bagaimana struktur perorganisasian kelas yang harus dikembangkan
untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran yang afektif
5) Apa aja jenis atau bentuk strategi pembelajaran yang menjadi penekanan
jika dikaitkan dengan jenis sikap
6) Bagaimana merancang dan mengorganisasikan meteri pembelajaran agar
siswa mudah mempelajarinya
7) Apakah siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk mendukung strategi pembelajaran yang dikembangkan
8) Seberapa banyak waktu, ruang dan sumber – sumber belajar yang
dimiliki sehingga dapat mendukung strategi pembelajran yang digunakan
9) Apakah strategi pemotivasian dapat dipergunakan untuk mempercepat
tumbuhnya rasa percaya diri para siswa
10) Bagaimana cara mengatahui bahwa pembelajaran yang dilaksanakan
telah dapat dilaksanakan secara optimal seperti yang direncanakan.
1) Setiap tujuan pemeblajaran dinyatakan secara jelas dan terukur dan memuat apa
yang harus siswa – siswa lakukan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus
menggambarkan bentuk tindakan, seperti menyatakan, menjelaskan, memberi
tanda, menguraikan dan sebagainya, bukan dalam bentuk kata kerja namun seperti
mengerti, mengetahui, memahami, dsb.
2) Tujan – tujuan pembelajaran harus dikelompokan. Misalnya didalam aritmatik
tujuan dikelompokkan seperti, penomoran, nilai, tempat, urutan, dsb.
3) Tujuan pembelajaran harus merupakan pilihan tindakan yang bener – benar dan
mungkin dilakukan, sehingga perubahan – perubahan yang terjadi akibat
perubahan pembelajaran benar – benar dapat diukur.
4) Tujuan pembelajaran harus menggambarkan kebermaknaan urutan (sequence)
atau unit.
c. Simulasi (Simulation)
Simulasi sebagai salah satu model pembelajaran merupakan penerapan dan
prinsip sibernetik(cybernetic) sagai salah satu cabang psikologi. Para ahli psikologi
sibernetik menganalogikan manusia dengan mesin yang dimiliki sistem kendali yang
mampu mengakingakibatkan gerakan dan mengedalikan diri sendiri. Karena itu para
ahli psikologi ini mengekonseptualisasikan siswa sebagai objek yang mampu
melakukan dan mengdalikan diri melalui mekanisme umpan balik terhadap dirimimya
sendiri (self regulation feedback system). Asumsi ini didasari bahwa perilaku manusia
memiliki pola gerakan seperti berfikir, berperilaku simbolik dan berperilaku nyata.
Dalam situasi ini khusus individu memondifikasi perilakunya sesuai dengan umpan
balik yang ditermannya dari lingkungannya.
Simulasi yang diterapkan dikelas dirancang untuk mencapai kelebihan –
kelebihan tertentu dalam pendidikan. Melalui model ini guru mengontrol partisipasi
siswa dalam skenario permainan untuk menjamin bahwa kelebihan untu
keuntungandari model – model ini benar – benar dapat dicapai. Untuk mencapai hasil
yang di inginkan pengembangan model simulasi ini dilakukan mulai beberapa tahap;
Tahap Orientasi
Tahap pemantapan
1) Membuat ringkasan tentang peristiwa yang diamati dan presepsi-presepsi yang
berkembang selama simulasi
2) Membuat ringkasan tentang kesulitan/kendala-kendala yang dihadapi selama
simulasi
3) Menganalis proses simulasi
4) Membandingkan aktivitas simlasi dengan kenyataan sesungguhnya
5) Menghubungkan proses simulasi dengan isi pembelajaran
6) Menilai dan merancang kembali simulasi mengacu pada catatan-catatan rigkasan
serta analisis selama proses simulasi yag telah dilakukan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berkembangnya berbagai jenis model pembelajaran pada prinsipnya
disadari pemikiran tentang keberagaman siswa, baik dilihat dari perbedaan
kemampuan, modalitas belajar, motivasi, minat dan beberapa dimensi psikologis
ainnya. Selain dasar pemikiran tersebut, keragaman model pembelajaran juga
dikembangkan untuk menyesuaikan karakteeristik mata pelajaran atau materi
pelajaran tertentu yang tidak memungkinkan guru hanya terpaku pada model
pembelajran tertentu. Pemilihan dan penentuan salah satu atau beberapa model
pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan menciptakan kondisi
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya peran aktif siswa dalam
mengeksplorasikan hal-hal baru yang terkait dengan apa yang sedang dipelajari.
Pengembangan model pembelajaran tidak terlepas dari pemahaman guru
terhadap karakteristik siswa sebagaimana pula di dalam pengimplementasian
prinsip-prinsip belajar yang telah dibahas sebelumnya.
Diantara pandangan yang banyak mendapat perhatian adalah model-
model pembelajaran yang tikembangkan oleh Joyce, Weil, dan Calhoun yang
mengategorikan sejumlah model dalam empat kelompok dasar.
Meskipun terdapat sejumlah model pembelajran yang berbeda, namun
pemisahan antara satu model dengan model yang lain tidak bersifat deskrit.
Masing –masing model tersebut memiliki ciri spesifik yang memiliki kelebihan
tersendiri dari model yang lain. Karena itu diperlukan ketajman analisis guru
dalam melihat kelebihan dan kelemhan model-model tertentu untuk selanjutnya
dapat dikombinasikan dengan model yang lain, keunggulan model pembelajaran
dapat dihasilkan justru bilaman guru mempu mengadaptasi atau memadukan
beberapa model sehingga menjadi lebih serasi dalam mencapai hasil belajar
siswa yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Duska Ronald, Wheland Marielen. (1997). Moral Development , Aguide to Piaget and
Kohlberg. Newyork: Gill and Macmillan.
Joyce, B.; Weil, M. & Calhoun, E. (2000). Models of Teaching. Six Edition. Boston:
Allyn and Bacon. Killen, Roy. (1998). Effective Teaching Strategies – Lesson
from Research and Practice. Second Edition. Australia: Social Science Press.
Leach, J. & Scott, P. (1995). The Demands of Learning Science Concepts – issue of
Theory and Practice School Science Review, 76(277), 47-51. Mangkuprawira.