Anda di halaman 1dari 3

BABTISAN SEBAGAI TANDA SOLIDARITAS

(Lukas 3:15-17;21-22)

Bacaan kita hari ini merupakan bagian dari cerita di sekitar babtisan Yesus
oleh Yohanes Pembabtis. Kitab Injil Lukas memberi kesaksian bahwa Yesus
sebelum memulai pelayanan-Nya di dunia ini harus melewati tiga peristiwa besar
yakni: di bawah ke Bait Allah untuk disunat (Luk 2:21-52); Pembabtisan Yesus oleh
Yohanes Pembabtis (Luk 3:21-22); dan Pencobaan di padang gurun (Luk 4:1-13).

Bukan secara kebetulan ketiga peristiwa ini dicatat oleh penulis Injil Lukas.
Dengan mencatat ketiga peristiwa ini, penulis Injil Lukas hendak memperlihatkan
bagaimana Allah terlebih dahulu meneguhkan dan mempersiapkan Yesus, sebelum
memulai pelayanan-Nya di dunia ini. Fakta ini memperlihatkan bahwa ketika Allah
mempercayakan misi-Nya untuk dilakukan oleh Anak-Nya, Ia tidak sembarangan
memanggil dan memakai-Nya. Allah mempersiapkan dan memperlengkapi-Nya
dengan baik agar Yesus benar-benar melayani secara maksimal.

Terkait dengan babtisan Yesus, Injil Lukas menceritakan dua hal:

Pertama, Peran dan Pengakuan Yohanes Pembabtis terhadap Yesus (ay


15-17).

Yohanes Pembabtis adalah sosok yang jujur mengakui di hadapan banyak


orang bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Yesus adalah pribadi yang lebih
besar dan lebih berkuasa dari diri-nya serta hakim yang menghakimi semua orang
(ay 15-17). Dia mengakui diri sebagai pembuka jalan bagi datangnya Mesias yang
ditunggu-tunggu oleh umat Israel.

Ungkapan Yohanes tentang Yesus itu adalah bukti kerendahan hati untuk
senantiasa menjadi saksi Kristus. Dalam kerendahan hati itu ada pengakuan bahwa
sehebat-hebatnya dirinya, dia hanyalah alat pembuka jalan bagi Yesus. Yohanes
pembabtis tidak ingin orang lain berfukos pada dirinya. Ia ingin orang lain
mengarahkan pandangan kepada Yesus orang Nasaret.

Ia tahu bahwa Yesus lebih berkuasa dibanding dirinya. Ia hanyaa membabtis


dengan air, tetapi Yesus Kristus membabtis dengan Roh Kudus dan dengan api (ay

1
16c). Karena itu ia menyerukan agar orang harus bertobat dan memberi diri
dibabtis. Artinya menerima Dia sebagai Juruselamat dan hidup di jalan yang
dikehendaki Yesus. Sebab apa ? Sebab di dalam-Nya ada pengampunan dan
keselamatan. Di luar Yesus meskipun ada harapan tapi harapan itu adalah palsu
karena di dalamnya tidak ada pengampunan dan keselamatan. Yang ada adalah
hukuman dan kebinasaan (ay 17).

Kedua, Peneguhan identitas Yesus dan pengurapan oleh Allah Bapa (ay
21-22).

Yohanes Pembabtis memang menyerukan agar orang bertobat dan dibabtis.


Namun ia sungguh tidak mengira bila Yesus datang dan minta dibabtis. Sebab itu,
Yohanes menolak pada awalnya (Band.Mat 3:14). Bagi Yohanes Pembabtis, Yesus
bukanlah orang yang perlu bertobat dan dibabtis. Apalagi dibabtis oleh dia dengan
air sementara Yesus membabtis dengan Roh Kudus. Seharusnya dirinyalah yang
dibabtis oleh Yesus.

Yesus tidak berdosa dan karena itu babtisan-Nya bukan menyatakan


pertobatan diri-Nya. Yesus menyatakan diri untuk dibabtis karena Ia memenuhi
kehendak Allah, Bapa-Nya (Mat 3:15). Ia memenuhi kehendak Allah, datang ke
dunia ini untuk menebus manusia yang berdosa. Ia memberi diri dibabtis tanda Ia
bersedia merendahkan diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia yang berdosa
dan bersedia menanggung hukuman Allah atas dosa manusia. Itu tanda solidaritas
yang terdalam: Yesus rela berkorban akibat dosa manusia dan memberikan
pengampunan bagi manusia. Dialah Sang Penebus dan Juruselamat manusia yang
sejati.

Solidaritas Yesus dengan manusia untuk menebus dan menyelamatkan


manusia itu ternyata berkenan kepada Allah. Hal ini nampak dalam peristiwa adanya
manifestasi Roh Allah yang terlihat seperti burung merpati turun atas diri Yesus
serta Suara penegasan dari sorga bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Allah
berkenan kepada-Nya. Yesus bukan manusia biasa. Bukan pula nabi tapi inti berita
yang disampaikan para nabi. Yesus adalah Anak Allah dan Allah berkenan kepada-
Nya untuk melakukan misi menebus dan menyelamatkan manusia.

2
Untuk menjalankan misi itu, Allah berkenan mengurapi-Nya dengan Roh
Kudus. Bukti bahwa Allah memperlengkapi dengan kuasa untuk melayani atau
melaksanakan tugas kemesiasan-Nya di tengah-tengah dunia ini. Dengan kuasa Roh
Kudus, Yesus akan sanggup menghadapi masa-masa sukar dan serangan musuh
(Iblis) yang memiliki kemampuan menyesatkan.

Melalui teks bacaan ini, orang-orang Kristen hendak dinasehati untuk:

Pertama, Belajar memberi diri dengan berani,tulus, jujur dan setia sebagai saksi
Kristus.

Tulus, jujur dan setia memberi diri jadi saksi Kristus penting sebagai jalan
orang datang daanj berjumpa dengan Yesus sebagai Mesias dalam hidup mereka.
Selain itu juga penting bagi kita untuk dengan berani menyerukan pertobatan dan
hidup menghasilkaan buah pertobatan dalam kata dan tindakan nyata sehari-hari.
Untuk mentobatkan orang lain kita haruslah yang pertama hidup dalam pertobatan.
Sebabnya adalah pertobatan memberi harapan bagi adanya kemurahan Tuhan
mengampuni dan menyelamatkan.

Kedua, Babtisan kita adalah tanda Allah meteraikan kita dan meneguhkan kita
sebagai anak-anak milik kepunyaan Allah.

Persoalan besar orang Kristen yang hidup di zaman modern ini adalah apakah
kita sedang hidup dengan kesadaran yang jelas akan identitas sebagai murid-murid
Kristus di tengah-tengah dunia ini ataukah kita sedang hidup seperti dunia ini.

Sebagai orang Kristen yang telah menerima Babtisan dan dimeteraikan


dalam nama Allah Tritunggal (Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus), kita mesti
mengenal jadi diri kita bahwa kita adalah milik Kristus, Anak-anak Kerajaan Allah,
Murid-murid Kristus. Kesadaran akan identitas diri sebagaimana disebutkan
menolong kita untuk hidup berpusat pada Kristus, berkata dan bertindak
berdasarkan teladan Kristus sebagai wujud pemberitaan atau kesaksian akan Yesus
yang telah menyatakan solidaritas-Nya dengan manusia melalui babtisan guna
menebus dan menyelamatkan manusia

SOLI DEO GLORIA.

Anda mungkin juga menyukai