Anda di halaman 1dari 3

TERAPI PADA LANSIA

1. Mengalami penurunan kemampuan gerak

Salah satu sindrom geriatri yang cukup sering terjadi adalah penurunan kemampuan sistem gerak.
Kondisi ini biasanya terjadi karena semakin minim aktivitas fisik yang dapat membuat lansia
menggerakkan tubuhnya. Biasanya, ini terjadi karena lansia harus beristirahat di atas tempat tidur
karena masalah kesehatan tertentu.

Jika tidak segera mendapatkan penanganan, kondisi ini bisa menyebabkan kondisi rentan jatuh
pada lansia. Selain itu, kemampuan bergerak yang semakin menurun juga dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan lain. Salah satu contohnya adalah atrofi otot atau kelemahan yang
terjadi pada otot.

Cara mengatasinya:

Anda bisa mengatasi penurunan kemampuan gerak pada lansia dengan menjalani terapi fisik atau
fisioterapi. Jika lansia mau menjalani terapi secara rutin, kondisi ini mungkin akan membaik.
Biasanya, lansia akan menjalani terapi fisik menggunakan alat pendukung untuk berdiri. Dengan
menggunakan alat tersebut, pasien yang mengalami sindrom geriatri ini akan lebih terbantu untuk
belajar berdiri dan berjalan. Anda tidak perlu terburu-buru dalam menjalani proses terapi fisik ini. Hal
yang terpenting adalah menjalaninya secara rutin agar progres atau hasil dari terapi ini menjadi
maksimal.

2. Jatuh dan patah tulang

Sindrom geriatri selanjutnya adalah lansia yang terjatuh hingga patah tulang. Kondisi tersebut bisa
terjadi karena banyak hal. Mulai dari masalah penglihatan, gangguan pendengaran pada lansia, dan
refleks tubuh yang sudah tidak sebaik saat masih muda. Bahkan, lansia mungkin saja jatuh karena
memiliki masalah pada keseimbangan tubuhnya.

Keseimbangan tubuh lansia bisa terjadi karena berbagai masalah kesehatan, seperti diabetes,
penyakit jantung, atau gangguan tiroid, saraf, hingga pembuluh darah. Hal ini bisa menyebabkan
trauma fisik maupun psikososial pada lansia, misalnya hilang rasa percaya diri, cemas, depresi, dan
rasa takut akan jatuh lagi.

Cara mengatasinya:

Sebagai perawat lansia, Anda perlu memberi tahu tim dokter bila ada lansia yang mengalami
sindrom geriatri dan pernah terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Penanganan yang akan tim
dokter berikan biasanya berupa olahraga untuk lansia dan fisioterapi yang bermanfaat untuk
meningkatkan keseimbangan.

Tak hanya itu, tim dokter juga akan melatih untuk berjalan dan mencegah jatuh pada lansia. Namun,
Anda juga harus membantu lansia untuk menghindari kebiasaan tak sehat, contohnya merokok atau
mengonsumsi alkohol. Pasalnya, kedua hal tersebut dapat menurunkan massa tulang dan
meningkatkan risiko patah tulang pada lansia.

3. Mengompol

Mengompol juga bisa menjadi salah satu sindrom geriatri yang terjadi pada lansia. Menurut National
Institute of Aging, inkontinensia urine artinya ketidakmampuan untuk menahan keluarnya urine pada
saat yang tidak tepat dan tidak diinginkan. Kondisi ini lebih sering terjadi pada lansia wanita.

Namun, kondisi ini tidak sesederhana itu. Pasalnya, inkontinensia urine ternyata dapat menimbulkan
masalah kesehatan lain. Salah satu contohnya adalah dehidrasi, karena pasien cenderung
mengurangi minum akibat takut mengompol.
Cara mengatasinya:

Untuk mengatasi salah satu sindrom geriatri pada lansia ini, dokter menyarankan agar lansia
mengurangi konsumsi minuman berkafein, seperti teh dan kopi. Pasalnya, kedua jenis minuman
tersebut dapat meningkatkan produksi urine. Meski begitu, lansia tetap harus rajin mengonsumsi air
putih. Dengan rutin mengonsumsi air putih, lansia telah memenuhi kebutuhan cairan hariannya
sekaligus mencegah kemungkinan dehidrasi. Selain itu, Anda juga bisa mengatasi inkontinensia
urine dengan mengonsumsi obat, stimulasi saraf, atau operasi. Akan tetapi, kondisi ini tetap perlu
Anda konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

4. Demensia

Sindrom geriatri berikutnya yang mungkin terjadi pada lansia adalah demensia atau penyakit pikun.
Demensia meliputi penurunan fungsi kognitif, berkurangnya daya ingat, perubahan perilaku, dan
masalah pada fungsi otak lainnya. Oleh sebab itu, demensia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
lansia.

Kondisi ini dapat terjadi karena proses penuaan alami, penyakit Alzheimer, atau stroke berulang.
Namun, tak hanya itu, demensia juga bisa terjadi karena trauma pada kepala, gangguan hormon,
malnutrisi pada lansia, dan lain sebagainya.

Cara mengatasinya:

Apabila ada anggota keluarga yang mengalami kondisi ini, lebih baik cobalah untuk menjalani
konseling. Biasanya, konseling tidak hanya diikuti oleh lansia yang mengalami demensia, tetapi
bersama dengan anggota keluarga lain. Tujuannya, untuk memonitor kondisi pasien dan
mempertimbangkan penggunaan alat bantu mengingat.

Dalam proses ini, dukungan keluarga tentu sangat bermanfaat untuk lansia yang mengalami
sindrom geriatri ini. Oleh sebab itu, jika Anda memiliki anggota keluarga yang mengalami demensia,
dukunglah agar kondisinya segera membaik. Dengan begitu, lansia bisa hidup lebih sehat dan
bahagia.

5. Delirium

Berikutnya, sindrom geriatri pada lansia ini adalah gangguan kemampuan mental yang biasanya
menyebabkan kebingungan akut pada penderitanya. Saat mengalami delirium, lansia biasanya
kehilangan kesadaran akan lingkungan sekitarnya. Kondisi ini biasanya muncul dalam waktu yang
sangat cepat, bisa hitungan jam hingga hari.

Berbicara tidak jelas, gelisah, sulit mengalihkan perhatian, dan ketakutan adalah beberapa gejala
dari delirium yang sering muncul pada lansia. Hal ini terjadi akibat adanya gangguan metabolisme
pada otak. Kondisi tersebut terjadi karena ada gangguan metabolik, infeksi, trauma kepala, atau
efek samping obat.

Cara mengatasinya:

Untuk mengatasi sindrom geriatri yang satu ini, penderita delirium dapat menjalani konseling dengan
anggota keluarganya. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk membantu lansia mengurangi
kebingungannya. Sebagai contoh, dengan mengingatkan waktu dan tempat dari suatu kejadian
tertentu. Tak hanya itu, konseling juga bisa dilakukan dengan meningkatkan kontak dengan orang
yang terlibat pada suatu kejadian tersebut. Selain itu, pada tingkatan yang lebih parah, dokter akan
menyarankan lansia menggunakan obat-obatan untuk mengatasi kondisi ini.
Mewaspadai 5 Gejala Sindrom Geriatri pada
Lansia, Plus Cara Menanganinya
Berbagai masalah kesehatan mungkin terjadi pada lanjut usia atau lansia dari kebiasaan buruk
dan tidak sehat. Sebagai contoh, kebiasaan merokok dan tidak menjaga pola makan sehat.
Keluhan mengenai masalah kesehatan khas yang biasanya muncul pada lansia disebut sebagai
sindrom geriatri. Apa saja masalah kesehatan yang biasanya muncul pada lansia dan bagaimana
cara penanganannya? Simak ulasan lengkap berikut ini.

Sindrom geriatri adalah kumpulan gejala atau masalah kesehatan pada lansia yang sering terjadi
akibat berbagai penurunan fungsi tubuh dan kejiwaan. Tak hanya itu, sindrom geriatri juga bisa
terjadi karena ada masalah sosial-ekonomi hingga perubahan drastis pada lingkungan sekitarnya.
Contoh yang paling umum adalah hilang nafsu makan pada lansia. Saat memasuki usia senja,
nafsu makan memang sering kali menurun. Penurunan nafsu makan ini bisa dipicu oleh kondisi
fisik yang melemah akibat proses penuaan. Contohnya, penurunan fungsi indera penciuman dan
perasa atau masalah pada gigi lansia.

Hal tersebut dapat memicu lansia malas makan, karena baginya makanan tersebut terasa hambar.
Namun, ini bisa juga terjadi karena faktor psikologis, seperti lansia yang tinggal sendiri atau
lansia yang mengalami gangguan mental. Beragam faktor ini dapat menyebabkan lansia susah
makan hingga mengalami anoreksia pada lansia.

Sindrom ini tidak bisa dianggap enteng, sebab bisa menimbulkan dampak kesehatan yang lebih
serius. Contohnya, gangguan fungsi organ dan meningkatkan risiko kematia

Berbagai masalah kesehatan yang muncul pada lansia

Sindrom geriatri atau geriatric problem adalah kondisi yang ditandai oleh sejumlah masalah
kesehatan. Mulai dari gangguan fungsi kognitif, gangguan menjalani aktivitas sehari-hari, dan
gangguan mobilitas.

Anda mungkin juga menyukai