07-Elias Nokuwo-205154007 (Tugas Makalah Biaya - Kualitas)
07-Elias Nokuwo-205154007 (Tugas Makalah Biaya - Kualitas)
Oleh :
Elias Nokuwo
NIM: 205154007
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Etika Bisnis ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih kepada Bapak Sudradjat,SE.,M.Si. selaku dosen mata kuliah
Akuntansi Manajemen 2 yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai tanngung jawab sosial suatu perusahaan dan biaya kualitas bisnis.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
I
DAFTAR ISI
Table of Contents
II
BAB 1
PENDAHULUAN
Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang baik,
maka harus terus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu diantaranya
adalah kualitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan memangkas biaya yang
tidak perlu terjadi supaya dapat mencapai tingkat produktivitas yang efesien. Perusahaan
harus memperluas pangsa pasarnya agar bisa mencapai penjualan produk hingga ke luar
dalam dunia usaha maka semakin banyak perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk
yang berkualitas. Bagi perusahaan yang profit oriented, laba merupakan hal penting yang
kualitas dapat menjadi kunci perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan meningkatnya
kualitas dapat memperbaiki keuangan perusahaan dan posisi persaingan. Hal ini membuat
perusahaan untuk tidak dapat memilih alternatif lain selain memperbaiki kembali produk
untuk menghasilkan produk yang baik dan tetap mempertahankan kepercayaan konsumen
Berdasarkan latar belakang yang disampaikan pada paparan diatas ada beberapa
masalah yang diangkat yaitu :
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa pentingnya biaya kualitas dapat
mempengaruhi biaya produktivitas dan keefisiensian produk. Selain itu makalah ini
membahas bagaimana tingkat profitabilitas dapat diperoleh beserta apa saja upaya yang harus
dilakukandalam mendapatkannya.
IV
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak perusahaan menjual produk atau jasa yang sama. Di samping harga yang
dianggap menentukan keberhasilan penjualan sebuah produk, ada faktor lain yang juga sangat
menentukan, yaitu kualitas. Bahkan kualitas sering menjadi isu utama. Kualitas yang rendah
dapat menjadikan produk sangat mahal bagi produsen dan konsumennya. Konsekuensi
rendahnya kualitas adalah tingginya biaya produk. Solusi terhadap permasalahan ini adalah
penerapan manajemen kualitas. Manajemen kualitas menekankan perhatiannya pada
bagaimana menghasilkan produk yang tepat waktu, tepat barang, tepat layanan, dan tepat
harga.
Kualitas(quality) dapat diartikan berbeda antara satu orang dan orang lain. Biasanya
kualitas dapat dilihat cari dua faktor utama berikut ini :
1. Memuaskan harapan konsumen yang berkaitan dengan atribut atribut harapan
konsumen.
2. Memastikan seberapa baik produk yang memenuhi aspek-aspek teknis dari desain
produk tersebut, kesesuaian kinerja dengan standar yang diharapkan, dan kesesuaian
dengan standar pembuatnya.
Harapan konsumen atas produk atau jasa tentu saja berbeda antara satu konsumen
dengan konsumen yang lainnya. Harapan konsumen ini dapat dilihat dari beberapa dimensi
yang mewakili kualitas seperti berikut ini :
1. Kinerja (performance) adalah tingkat konsistensi dan seberapa baik produk dapat
berfungsi. Kinerja jasa berarti tingkat keberadaan layanan pada saat diminta.
2. Estetika (aesthetic) adalah tingkat keindahan penampilan produk (seperti kecantikan
dan gaya) dan penampilan dari fasilitas, perlengkapan, personel, dan materi
komunikasi untuk jasa.
3. Kemampuan servis (serviceability) adalah ukuran yang menunjukkan mudah tidaknya
suatu produk dirawat atau diperbaiki setelah di tangan konsumen.
1
4. Fitur (features) adalah karakteristik produk yang membedakan secara fungsional
dengan produk yang mirip atau sejenis.
5. Keandalan (reliability) adalah kemungkinan atau peluang produk atau jasa dapat
bekerja sesuai yang dispesifikasikan dalam jangka waktu yang ditentukan.
6. Keawetan (durability) adalah lama produk dapat berfungsi atau digunakan.
7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance) adalah tingkat kesesuaian produk
dengan spesifikasi kualitas yang ditentukan pada desainnnya.
8. Kesesuaian dalam penggunaan (fitness of use) adalah kecocokan produk untuk
menghadirkan fungsi seperti yang diiklankan.
Jika ada produk yang berkualitas maka lawannya adalah produk tidak berkualitas atau
produk cacat (defective product). Produk cacat berarti produk yang tidak memenuhi
spesifikasi pendekatan yang digunakan untuk dapat memenuhi spesifikasi yang dapat dipilih
Satu dari dua pendekatan, yaitu pendekatan tradisional atau dikenal sebagai pendekatan nilai
target (target value) dan pendekatan kontemporer yang disebut pendekatan kualitas optimal
(robust quality).
Pendekatan nilai target. Dalam pendekatan ini, kesesuaian kualitas diartikan sebagai
suatu rentang nilai untuk setiap spesifikasi atau karakteristik kualitas. sebuah nilai target
dengan batasan nilai tertinggi dan terendah ditentukan sebagai rentang variasi produk yang
dapat diterima. Nilai target adalah semua unit yang berada dalam rentang nilai tersebut di
kategorikan sebagai produk yang tidak cacat atau berkualitas.
Nilai sesungguhnya
kualitas
Cacat
Batas atas
Produk
Nilai target
berkualita
s
Batas bawah
Cacat
2
Pendekatan kualitas optimal. Dalam pendekatan ini, kesesuaian kualitas ditekankan
pada dimensi kesesuaian untuk digunakan (fitness for use). Spesifikasi kualitas ditentukan
dalam nilai tertentu yang sudah teruji tanpa ada toleransi sedikitpun terhadap penyimpangan
(tidak diperbolehkan adanya rentang nilai). Setiap kali proses dilaksanakan harus diperoleh
target secara akurat.
Cacat
Nilai target
Cacat
Perusahaan harus melakukan pengukuran dan pelaporan terhadap biaya kualitas agar
dapat menjaga produk yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi. Dengan adanya pelaporan
biaya kualitas yang terukur secara akurat maka akan diketahui apakah upaya-upaya
peningkatan kualitas yang telah dijalankan sudah sesuai dengan tujuan perusahaan, yaitu
menghasilkan produk berkualitas tinggi dan pengurangan biaya produksi
Biaya Kualitas
Biaya kualitas (costs of quality) merupakan biaya yang terjadi atau mungkin akan
terjadi karena adanya kualitas yang rendah. Berdasarkan definisi tersebut maka biaya kualitas
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu biaya kualitas yang berkaitan dengan aktivitas
pengendalian (control activity) dan biaya yang berkaitan dengan aktivitas kegagalan (failure
activity). Aktivitas pengendalian dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas.
Sedangkan aktivitas kegagalan terjadi karena adanya kegagalan dalam menjalankan aktivitas
atau adanya produk yang berkualitas rendah. Pemahaman biaya kualitas akan membantu
perusahaan dalam menganalisis dan meningkatkan kesesuaian kualitas produk yang akan
3
berguna dalam mengembangkan layanan dan brand image produk. Hal tersebut sangat
penting bagi pencapaian tujuan untuk menjadi perusahaan yang berhasil.
Ada dua kelompok biaya kualitas yaitu biaya pengendalian dan biaya kegagalan.
Kedua kelompok tersebut dapat dipecah lagi dalam empat subkelompok biaya, yaitu :
1. Biaya pencegahan ( prevention cost) adalah biaya yang terjadi karena adanya usaha
untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam menjalankan aktivitas jasa dan/atau
produk yang berkualitas rendah. Pada umumnya, peningkatan biaya pencegahan
diharapkan akan menghasilkan penurunan biaya kegagalan.
2. Biaya penilaian (appraisal cost) adalah biaya yang terjadi karena dilakukannya
penentuan apakah produk dan/atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan
permintaan atau kebutuhan konsumen.
3. Biaya kegagalan internal (internal failure cost) adalah biaya yang terjadi pada saat
produk dan/atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan atau kebutuhan
konsumen. Ketidaksesuaian ini terdeteksi pada saat produk masih berada di pihak
perusahaan atau sebelum dikirimkan ke pihak luar perusahaan.
4. Biaya kegagalan eksternal (external failure cost) adalah biaya yang terjadi pada saat
produk dan/atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan atau kebutuhan
konsumen dan diketahui setelah produk berada di luar perusahaan atau sudah di
tangan konsumen.
Metode Multiplier
Berdasarkan metode ini diasumsikan bahwa total biaya kualitas merupakan multiaplikasi dari
beberapa ukuran biaya kegagalan sehingga untuk mengestimasi biaya kegagalan total dapat
dilakukan dengan mengalikan dengan menggunakan suatu angka pengali yang ditentukan
dengan biaya kegagalan total yang terobservasi. Hal ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
Biaya kegagalan eksternal total = k x biaya kegagalan eksternal terobservasi
Simbol k merupakan angka pengali yang merefleksikan efek multiplier. Perusahaan
menentukan k berdasarkan data-data di masa laluatau pengalaman perusahaan. Misalnya di
perusahaan Trigold berhasil menghitung biaya kegagalan eksternal terobservasi tahun 2012.
Sebesar Rp 2.000.000. berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya k ditentukan sebesar 4,
maka tahun 2012 biaya kegagalan eksternal total ditentukan sebesar Rp 8.000.000
(4xRp2.000.000).
Metode riset pasar digunakan untuk mendapatkan gambaran jumlah biaya kegagalan
total dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap tenaga pemasaran dan survey
konsumen. Hasilnya akan diperoleh suatu besaran dari rendahnya kualitas terhadap pangsa
5
pasar dan hilangnya penjualan yang akan bermanfaat dalam memprediksi dampak rendahnya
kualitas pada laba rugi perusahaan di masa datang.
Adanya ketiadaan metode yang dapat digunakan untuk mengukur secara akurat biaya kualitas
tersembunyi sehingga cara terbaik untuk menentukan besaran biaya ini adalah dengan
menggunakan pendekatan estimasi. Estimasi biaya kualitas tersembunyi dilakukan untuk
menghitung biaya kegagalan eksternal total. Beberapa pendekatan estimasi yang lazim
digunakan adalah metode multiplier, metode riset pasar, dan metode taguchi quality loss
function.
Berdasarkan grafik yang tersaji dapat disimpulkan bahwa program perbaikan kualitas telah
berhasil menurunkan proporsi biaya kualitas terhadap total penjualan.
7
2.5. PENGIDENTIFIKASIAN PERMASALAHAN PENGENDALIAN KUALITAS
Dalam mencari penyebab terjadinya cacat dengan metode Ishikawa dilakukan dengan
mengidentifikasi semua masalah yang ada pada setiap komponen penyebab satu per satu.
Identifikasi dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada setiap item permasalahan.
Hasilnya kemudian digambarkan dalam satu kerangka diagram.
Efesiensi prose adalah kemampuan untuk menubah input menjadi ouput antara biaya
terendah. Efesiensi proses sangat ditentukan oleh apakah karyawan telah bekerja ke arah
tujuan yang sama, ouput anatara merupakan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan dan
disampaikan pada konsumen pada suatu periode waktu pengukuran yang diukur dalam
ukuran keuangan atau ukuran fisik. Manajer membutuhkannya untuk mengetahui seberapa
baik mereka mengola proses aktivitas dalam organisasi.
8
Organisasi mengola 2 tipe proses, yaitu proses produksi dan proses bisnis. Proses produksi
secara langsung menghasilkan produk atau jasa. Proses bisnis mendukung atau
memungkinkan dilaksanakan proses produksi
Ukuran-ukuran yang biasa digunakan untuk efesiensi proses produksi dan bisnis diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Produktivitas
2. Waktu siklus
3. Rasio Waktu output
Waktu Siklus
Produksi Rendah
Kualitas Tinggi Produktifitas
Tinggi Keluaran Tinggi
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa efesiensi dipengaruhi oleh waktu siklus produksi
dan keluaran dan dipengaruhi oleh kualitas produktivitas. Sebuah waktu siklus yang rendah
mulai dari menerima order dari produk atau jasa yang telah ada sampai dikemas dan
dikirimkan kepada konsumen dan keluaran tinggi hanya mungkin terjadi apabila proses
berjalan produktif dan proses akan produktif bila proses itu berkualitas tinggi.
Produktifitas menekankan pada bagaiman amenghasilkan output secara efesien, dan secara
khusus ditujukan pada hubungan anatara output dan input untuk menghasilkan output.
Beberapa kombinasi tingkat input dapat digunakan untuk menghasilkan suatu tingkat output
yang ditentukan.efesiensi produktifitas total terjadi saat dua kondisi terpenuhi, yaitu :
1. Untuk semua perpaduan input yang akan menghasilkan output pada tingkat
ditentukan, tidak ada satu komponen input-pun yang digunakan melebihi yang
ditentukan untuk menghasilkan output tertentu
2. Pada berbagai perpaduan untuk memenuhi kondisi pertama yang dipilih adalah
perpaduan dengan tingkat biaya terendah.
Kondisi pertama disebut efisiensi teknis karena dipicu oleh hubungan teknis, sedangkan
kondisi kedua disebut efisiensi pertukaran, kondisi kedua dipicu oleh hubungan harga input
secara relatif.
9
Efesiensi Teknis
Jiak aktivitas dipandang sebagai input maka kondisi pertama akan menghilangkan aktivitas
tidak bernilai tambah dan hanya melakukan aktivitas bernilai tambah dalam menghasilkan
output. Hal tersebut merupakan tindakan efesiensi. Upaya peningkatan produktivitas dapat
dicapai melalui 3 cara berikut ini :
1. Menghasilkan output yang sama dengan input lebih sedikit
2. Menghasilkan output yang lebih banyak dengan input yang sama
3. Menghasilkan output lebih banyak dengan input yang lebih sedikit
10
Efisiensi Pertukaran
Peningkatan efisiensi juga dapat dicapai dengan melakukan pertukaran antara input
yang lebih mahal dengan output yang lebih murah. Sebagai contoh, diasumsikan bahwa input
tenaga kerja langsung lebih mahal dari daripada input peralatan (modal) sehingga
menggurangi input tenagan kerja dan menambah input peralatan untuk menghasilkan output
yang sama dapat meningkatkan efisiensi.
Pada pendekatan kedua yang perlu diperhatikan adalah pemilihan kombinasi input
yang optimal. Adanya pendekatan kedua ini akan memberikan peluang peningkatan
produktivitas yang luas.
Pengukuran produktivitas inputdemi input satu per satu disebut dengan Pengukuran
Produktivitas Parsial(Partial Productivity Measurement). Pengukuran dilakukan dengan
membandingkan banyaknya output tunggal yang dihasilkan dengan input yang digunakan.
Formulasi pengukuran produktivitas parsial sebagai berikut.
Ukuran output ataupun input yang dipergunakan dalam pengukuran dapat dinyatakan
dalam satuan rupiah ataupun dalam satuan fisik. Apabila pengukuran dilakukan dalam satuan
rupiah makaukuran yang dihasilkan disebut produktivitas finansial. Apabila dilakukan dalam
satuan fisik disebut produktivitas operasional.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik mengenai produktivitas maka pengukuran
produktivitas tidak dapat dilakukan pada satu periode waktu saja. Sebaiknya pengukuran
produktivitas dilakukan dalam beberapa periode. Kemudian dengan membandingkan hasil
pengukuran antar periode akan dapat dilihat perubahan tingkat produktivitas yang ada.
Hasil pengukuran yang mudah dipahami menjadikan personel operasi dapat melihat dan
memahami keterkaitan antara input yang mereka kendalikan dengan output yang mereka
hasilkan. Dengan begitu, mereka dapat memahami dan termotivasi untuk meningkatkan
produktivitasnya. Apabila menggunakan suatu standar produktivitas tertentu maka trend
produktivitas akan dapat di rekam perkembangannya. Pada tingkat operasional standar,
kinerja ditentukan untuk jangka pendek.
12
produktivitas tenaga kerja meningkat sedangkan kinerja produktivitas bahan baku menurun.
Jika penghematan dan peningkatan kinerja tenaga kerja lebih rendah daripada biaya akibat
meningkatnya bahan sisa dan limbah maka hal ini akan merugikan perusahaan.
13
Keterangan: PQ adalah jumlah input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output pada
waktu yang diamati jika produktivitas sama dengan tahun dasar yang dihitung dengan cara
berikut.
PQ = Output periode amatan : Rasio Produktivitas tahun dasar
Biaya PQ total didapatkan melalui PQ dikalikan dengan biaya per unit input dengan harga
input pada periode amatan dan dijumlahkan untuk semua input. Biaya periode amatan total
dihitung dengan cara mengalikan input pada periode amatan dan dijumlahkan untuk semua
input. Sebagai contoh, data perusahaan Enola memiliki data sebagai berikut.
2011 2012
Jumlah televisi LCD dihasilkan 10.000 12.000
Tenaga kerja dipergunakan 5.000 4.000
Bahan baku dipergunakan (unit) 100.000 150.000
Harga Jual Televisi LCD Rp. Rp.
2.500.000 2.750.000
Upah per jam tenaga kerja Rp. 500.000 Rp. 750.000
Biaya per unit bahan baku Rp. 100.000 Rp. 110.000
14
Berdasarkan perhitungan dampak perubahan total produktivitas pada laba (profit-
linked effect) adalah sebagai berikut.
Dampak profit-linked = Biaya PQ total – Biaya periode amatan total
= Rp. 17.700.000.000 – Rp.19.100.000
= Rp. 1.400.000.000 penurunan laba
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa perubahan produktivitas mengakibatkan
penurunan laba sebesar Rp. 1.400.000.000. kenaikan produktivitas tenaga kerja memberikan
kontribusi kenaikan laba sebesar Rp. 1.500.000.000, tetapi penurunn produktivitas bahan
baku mengakibatkan laba menurun sebesar Rp. 2.900.000.000. penurunan produkivitas bahan
kemunkinan disebabkan peningkatan penggunaan bahan baku yang berakibat pada
banyaknya bahan sisa limbah pada proses produksi di tahun 2012.
Komponen Pemulihan Harga
Komponen pemulihan harga adalah kemampuan perubahan pendapatan dalam mengimbangi
pengaruh perubahan harga input. Pengukuran pemulihan harga dilakukan dengan cara
perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input dengan asumsi tidak ada perubahan
produktivitas. Untuk mengetahui besaran pemulihan harga harus dihitung terlebih dahulu
perubahan laba pada setiap periodenya. Contoh:
Keterangan 2011 2012 Perubahan
Pendapatan Rp. RP. Rp.8.000.000.000
25.000.000.000 33.000.000.000
Biaya:
Tenaga Kerja 2.500.0000.000 3.000.000.000 500.000.000
Bahan Baku 10.000.000.000 16.100.000.000 6.100.000.000
Laba Rp. Rp. 13.900.000.000 Rp. 1.400.000.000
12.500.000.000
15
Ringkasan Perhitungan Dampak Profit-Linked
Input PQ PQ x H KS KS x H (PQ x H) – (KS x
H)
Tenaga 6000 Rp.4.500.000.000 4.000 3.000.000.000 Rp. 1.500.000.000
Kerja
Bahan Baku 120.000 13.200.000.000 150.000 16.100.000.000 (2.900.000.000)
Total (Rp.
1.400.000.000)
Pemulihan harga = Perubahan Laba – Dampak profit-linked
= Rp. 1.400.000.000 - (- Rp. 1.400.000.000)
= Rp. 2.800.000.000
Perusahaan Enola mengalami kenaikan laba sebesar Rp. 1.400.000.000. Apabila tidak
ada perubahan produktivitas semestinya perusahaan akan dapat mengalami kenaikan laba
sebesar Rp. 2.800.000.000. berdasarkan hal tersebut, perubahan produktivitas mengakibatkan
laba turun sebesar Rp. 1.400.000.000
Pengukuran Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu produk atau
jasa. Pada jasa waktu siklus dihitung sejak konsumen mengajukan permintaan layanan
sampai selesai. Waktu siklus rata-rata setara dengan total waktu proses untuk semua unit
dibagi unit yang dihasilkan. Agar lebih bermanfaat , waktu siklus rata-rata harus dimasukkan
rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengirim semua unit produk dan pengerjaan ulang
atau waktu pembuangan jika terdapat produk cacat atau sisa bahan dan limbah (yang
merupakan aktivitas tidak bernilai tambah).
16
2.8. STUDI KASUS
Perusahaan PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Tohpati merupakan sebuah
perusahaan yang memproduksi kapas menjadi benang. Banyaknya perusahaan tekstil di
Indonesia yang mencari benang sebagai bahan dasar kain, membuat PT. Industri Sandang
Nusantara Unit Patal Tohpati berusaha meningkatkan kualitas produknya supaya dapat
berebut pasar dengan perusahaan industri lainya. Pada perusahaan PT. Industri Sandang
Nusantara harus memperhatikan biaya kualitas yang dikeluarkan.
Berikut biaya kualitas yang dikeluarkan pada PT. Industri Sandang Nusantara pada tahun
2013
17
Biaya Jaminan 2.405.000,00
Total Biaya Kegagalan eksternal 6.277.000,00
Total Biaya Kualitas 64.515.150,00
Analisis
Jumlah Persentase
Item (Rp) (%)
Biaya Pencegahan
Biaya Pelatihan kualitas 3.245.000,00 5,03
Biaya Perawatan Mesin 5.532.250,00 8,58
Total Biaya Pencegahan 8.777.250,00 13,60
Biaya penilaian
Biaya Pemeriksaan bahan 2.122.000,00 3,29
Biaya Penilaian produk 6.431.500,00 9,97
Biaya Penilaian proses 4.518.800,00 7,00
Total Biaya Penilaian 13.072.300,00 20,26
18
Biaya produk gagal internal
Biaya Sisa bahan 11.450.400,00 17,75
Biaya Pengerjaan ulang 24.938.200,00 38,65
Total Biaya Kegagalan
Internal 36.388.600,00 56,40
Biaya produk gagal
eksternal
Biaya Keluhan pelanggan 3.872.000,00 6,00
Biaya Jaminan 2.405.000,00 3,73
Total Biaya Kegagalan
eksternal 6.277.000,00 9,73
Total Biaya Kualitas 64.515.150,00 100
Setelah proporsi masing-masing golongan biaya kualitas telah diketahui, maka persentase
tersebut dapat dibandingkan berdasarkan peringkatnya, dari golongan biaya kualitas yang
terbesar sampai terkecil seperti pada tabel berikut:
19
2.9. ANALISIS
A. Produktivitas Jasa
Tentang dimensi kuantitas produktivitas jasa dapat diamati bahwa faktor input
jasa relatif sama dengan industri manufaktur yaitu, bahan baku, tenaga kerja dan
modal. Dalam industri jasa, tenaga kerja memegang peranan yang sangat dominan.
Di sisi lain output jasa adalah volume atau jumlah dari jasa yang ditawarkan. Apabila
output jasa hanya terdiri dari satu atau sejumlah komponen yang dapat distandarkan
makavolume jasa dapat dengan mudah ditentukan (Quinn and Paquette, 1990).
Sebaliknya, jikaoutput jasa sangat khas maka sukar untuk menentukan volume jasa
tersebut. Hubunganantara input dan output dalam aliran volume jasa sering dilihat
sebagai masalah kurangstorability of service (Blois, 1985).
Contoh dimensi kuantitas input dan kuantitas output dapat diperjelas pada Tabel 1 di
bawah ini:
20
Tabel 1. Dimensi Kuantitas dari Produktivitas Jasa
Kuantitas Output Jasa Input Tenaga Kerja Input Modal
Kuantitas Output Jasa Input Tenaga Kerja Input Modal
Dalam industri jasa sulit sekali menentukan kualitasjasa. Penilaian kualitas jasa
sebelum atau setelah melakukan pembelian lebih sulitdibandingkan dengan
melakukan penilaian terhadap kualitas suatu barang karena jasacenderung lebih sulit
menampilkan kualitas pencarian / search quality yaitu karakteristikyang dapat lebih
mudah diakses nilainya sebelum pembelianKualitas pengalaman (experience quality)
adalah suatu karakteristik yang hanya dinilai, jika konsumen telah menggunakannya.
Sedangkan kualitas kepercayaan (believe quality) adalah suatu karakteristikdimana
konsumen sulit untuk menilai bahkan setelah pembelian dilakukan karena
Peningkatan Nilai Perusahaan Melalui Perbaikan Produktivitas dan Kualitas pada
Sektor Jasa, konsumen tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup.
Output dalam dimensi kualitas adalah apa yang pelanggan bayar, yang merupakan
sesuatu yang tidak berujud dan mungkin sangat sukar untuk dinyatakan dalam
kuantitas(Adam et.al.1995). Untuk itu dimensi kualitas jasa lebih mengarah pada
bagaimanapersepsi konsumen terhadap jasa setelah mereka melakukan pembelian jasa
tersebut.
21
Tabel 2. Dimensi Kualitas Dari Produktivitas Jasa
Berkaitan dengan proses tangibilising, banyak jasa yang sangat tergantung pada
information technology, dimana konsumen tidak lagi harus berhubungan dengan manusia
tapi dengan menggunakan mesin. Norman (1991) melihat bahwa ada lima alasan
penggunaan information technology tersebut:
1. Menurunkan biaya melalui proses substitusi karyawan jasa dengan IT
(Information
2. Technology)
3. Lebih mudah menstandarkan kualitas jasa.
4. Meningkatkan ketersediaan jasa tersebut. misalnya: melalui ATM maka layanan
teller
5. bisa dilakukan dalam 24 jam.
6. Melibatkan konsumen lebih dalam pada sistem pelayanan jasa tersebut.
7. Mengefektifkan hubungan personal dan perilaku konsumen.
22
Dengan demikian isi dari produktivitas Jasa dapat diperjelas dengan Gambar 1 di
bawahini:
23
peralatan yang digunakan untuk menghasilkan jasa maupun penampilan dari
karyawan jasa tersebut.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari isi makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa hubungan biaya kualitas dan
produktivitas dalam perusahaan saling berkaitan satu sama lain. Saat peningkatan kualitas
terjadi maka dapat meningkatkan produktivitas dan jika produktivitas meningkat dapat
produktivitas.
3.2 SARAN
Sebuah perusahaan mungkin saja memproduksi barang atau tanpa cacat, tetapi masi
menjalankan proses yang tidak efisien. Maka dari itu, untuk meminimalisir hal keefisiensian
kita harus mampu meningkatkan produktivitas. Kita disarankan sebagai perusahaan mampu
25
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Baldric. Suripto, Bambang. Hapsoro, Dody. Widodo Lo, Eko. 2013. Akuntansi
Manajemen. Yogyakarta. Salemba Empat.
26