Makalah Metode Penelitian Kelompok 3
Makalah Metode Penelitian Kelompok 3
METODE PENELITIAN
Oleh Kelompok 3
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pengertian Populasi dan Sampel ............................................................. 3
B. Manfaat Populasi dan Sampel ................................................................. 4
C. Teknik Penentuan Sampel ....................................................................... 6
D. Cara Menentukan Ukuran Sampel .......................................................... 16
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 20
A. Kesimpulan ............................................................................................. 20
B. Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan
rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan
kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu
gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada
dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya. Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian. Kegiatan penelitian banyak
dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih
praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih
sedikit Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan
sampel
Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki
karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain
objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen,
tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk
menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil
sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik
pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan
pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau
persoalan yang dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling adalah
proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus
benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil
penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas
populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh
sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain
dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah yang
1
2
3
4
d. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, waktu dan tenaga. Makan peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).
Berikut definisi dan pengertian sampel penelitian dari beberapa sumber
buku:
a. Menurut Djarwanto (1994), sampel adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang
kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang
bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik
populasi.
b. Menurut Siyoto dkk (2015), sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil
dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya.
c. Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi,
maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.
d. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001), sampel adalah sebagian dari
populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi
B. Manfaat Populasi dan Sampel
1. Manfaat Populasi
Menurut Sugiyono (2016) menyatakan bahwa Kegunaan populasi adalah
dapat mengetahui jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-
individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Jadi populasi bukan hanya
5
orang tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
itu.
2. Manfaat Sampel
Menurut Purwanza (2022) Berikut ini adalah beberapa manfaat dari
penggunaan sampel dalam sebuah penelitian.
a. Menghemat biaya pengumpulan data. Penelitian selalu membutuhkan
biaya yang seringkali tidak sedikit, baik untuk persiapan, pelaksanaan,
sampai penyelesaian laporan. Menggunakan sebagian dari populasi
untuk menjawab pertanyaan penelitian akan dapat mengurangi
anggaran dalam pengumpulan data.
b. Mempercepat pelaksanaan penelitian. Penelitian yang dilakukan
dengan melibatkan seluruh elemen populasi tentu akan membutuhkan
waktu yang lama. Penggunaan sampel dalam penelitian akan
mempersingkat waktu penelitian dari pada menggunakan populasi.
c. Memperoleh kualitas data yang lebih baik. Proses pengumpulan data
dari sampel yang relatif lebih sedikit dari data populasi cenderung
dilakukan lebih teliti. Hasilnya, analisis data menjadi lebih dalam dan
kritis dibandingkan analisis data yang diperoleh dari populasi.
(Darmanah, 2019). Earl Babbie (1986) dalam bukunya The Practice of Social
Research, mengatakan “Sampling is the process of selecting observations”
(sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi). Proses seleksi
yang dimaksud di sini adalah proses untuk mendapatkan sampel (Sinaga,
2014).
Pengambilan sampel adalah langkah pertama dan aspek penting dari
keseluruhan proses analisis. Teknik pengambilan sampel dilakukan agar
menyerupai, yang tujuannya adalah untuk menghilangkan kebingungan di
antara teknik-teknik yang terlihat agak mirip satu sama lain. Teknik
pengambilan sampel, menjelaskan teknik apa yang paling cocok untuk
berbagai jenis penelitian, sehingga seseorang dapat dengan mudah
memutuskan teknik mana yang dapat diterapkan dan paling cocok untuk
proyek penelitiannya (Firmansyah & Dede, 2022).
Tujuan pengambilan sampel adalah untuk mempelajari hubungan
antara distribusi variabel dalam populasi sasaran dan distribusi variabel yang
sama dalam sampel penelitian. Pengambilan sampel ini penting untuk
menentukan kriteria inklusi (karakteristik klinis, demografis, temporal, dan
geografis subjek yang membentuk populasi penelitian) dan kriteria eksklusi
(karakteristik subjek yang dapat mengganggu kualitas atau interpretasi data)
dari hasil. Tujuan pengambilan sampel biasanya untuk memilih sampel yang
representatif, artinya sampel yang mirip dengan populasi dari mana sampel itu
berasal. Kapan pun seseorang ingin menggeneralisasi, sampel harus semirip
mungkin dengan populasi (Firmansyah & Dede, 2022).
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini merupakan teknik yang memungkinkan peneliti
atau evaluator untuk membuat generalisasi dari karakteristik sampel menjadi
karakteristik populasi (Retnawati, 2017). Syarat dalam penarikan sampel
probabilitas adalah tersedianya daftar anggota populasi atau dafta
8
I=
Ket:
I=Interval
N=Jumlah anggota populasi;
n= Jumlah anggota sampel.
Menetapkan nomor berapa peneliti akan mulai menghitung (penetapan
nomor pertama ini dilakukan secara acak/random).
Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan menambahkan interval
pada nomor pertama dan seterusnya (Sinaga, 2014).
Kelebihannya adalah dapat meningkatkan keterwakilan, lebih mudah
diterapkan daripada pengambilan sampel acak sederhana, kerangka
pengambilan sampel tidak selalu diperlukan. Sedangkan kekurangannya
adalah dapat mengurangi keterwakilan (Firmansyah & Dede, 2022).
Contoh pada teknik ini misalnya anggota populasi diberi nomor urut terdiri
dari 50 orang dari nomor 1 sampai dengan nomor 50 pengambilan sampel
dapat nomor ganjil atau genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu
(Darmanah, 2019).
c. Pengambilan Sampel Acak Beringkat (Stratified Random Sampling)
Stratified sampling adalah di mana populasi dibagi menjadi strata (atau
subkelompok) dan sampel acak diambil dari setiap subkelompok. Subgrup
adalah kumpulan item alami. Subkelompok mungkin didasarkan pada
ukuran perusahaan, jenis kelamin atau pekerjaan (untuk menyebutkan
beberapa). Pengambilan sampel bertingkat sering digunakan di mana ada
banyak variasi dalam suatu populasi. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa setiap strata terwakili secara memadai (Firmansyah & Dede, 2022).
Langkah-langkah dalam menentukan Stratified Random Sampling menurut
Retnawati (2017):
10
sehingga tidak terdapat kesempatan yang sama pada anggota populasi. Karena
itu peneliti tidak dapat membuat generalisasi atau kesimpulan yang dapat
mewakili populasi, hasil analisis hanya berlaku untuk anggota populasi yang
diteliti. Dengan penarikan sample non probability, peneliti tidak dihadapkan
pada cara-cara yang rumit (Sinaga, 2014).
Non probability sampling sering dikaitkan dengan desain penelitian
studi kasus dan penelitian kualitatif. Berkenaan dengan yang terakhir, studi
kasus cenderung berfokus pada sampel kecil dan dimaksudkan untuk
memeriksa fenomena kehidupan nyata, bukan untuk membuat kesimpulan
statistik dalam kaitannya dengan populasi yang lebih luas. Sampel peserta atau
kasus tidak perlu representatif, atau acak, tetapi diperlukan alasan yang jelas
untuk memasukkan beberapa kasus atau individu daripada yang lain
(Firmansyah & Dede, 2022). Teknik sampel ini meliputi:
a. Pengambilan Sampel Kuota (Quota Sampling)
Quota sampling adalah teknik non random sampling di mana
partisipan dipilih berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan
sebelumnya sehingga total sampel akan memiliki distribusi karakteristik
yang sama dengan populasi yang lebih luas (Firmansyah & Dede, 2022).
Dengan kata lain teknik quota sampling adalah teknik menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)
yang diinginkan. Pada quota sampling, dimulai dengan membuat tabel
atau matriks yang berisi penjabaran karakteristik dari populasi yang ingin
dicapai atau karakteristik populasi yang sesuai dengan tujuan dari
penelitian untuk selanjutnya ditentukan sampel yang memenuhi ciri-ciri
dari populasi tersebut.
Prosedur pada quota sampling, yaitu: 1) Pertama, populasi dibagi-
bagi menjadi strata yang relevan seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dan
sebagainya. 2) Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan
berdasarkan data eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai
proporsi ke tiap strata (kuota). 3) Untuk memenuhi jumlah sampel untuk
tiap strata, peneliti menggunakan expert judgement-nya (Retnawati, 2017).
13
n=
keterangan:
n= besar sampel yang ;
N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi
α= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan.
Umumnya dalam penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau
0,05. karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita
lakukan pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5
maka kita bulatkan ke atas dan sebaliknya.
2. Ukuran Sampel Penelitian Penurut Gay, Lr Dan Diehl, Pl (1992)
Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul
penelitian “Research Methods for Business and Management disebutkan
bahwa ukuran sampel penelitian haruslah sebesar-besarnya. Asumsi yang
disampaikan oleh Gay dan Diehl didasarkan pada semakin besar sampel yang
diambil maka semakin merepresentasikan bentuk dan karakter populasi serta
lebih dapat untuk digeneralisir. Meskipun demikian, ukuran pasti sampel yang
akan diambil sangat bergantung pada jenis penelitian yang sedang digarap
(Alwi, 2019). Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan.
a. apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian deskriptif,
maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% dari total
elemen populasi.
18
N=UF+U+1
Keterangan :
N= Ukuran sampel
F= Effect size (didapatkan dari indeks Effect Size)
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L= Fungsi Power dari u, diperoleh dari tabel Power.
4. Isaac Michael
Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan
kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5%
dan 10% Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran
sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki
(Hermawan, 2019).
19
Gambar 2.1 Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari
populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Secara
umum ada 2 teknik pengambilan sampel yaitu secara acak atau random
sampling atau probability sampling dan sampel tidak acak atau non random
sampling/nonprobability sampling. Untuk menentukan sampel dari populasi
digunakan perhitungan maupun acuan table yang dikemukakan oleh para ahli.
Secara umum untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk
memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian
eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing masing kelompok dan
untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dan dijelaskan, penulis
menyarankan kepada pembaca yang akan melakukan penelitian agar dapat
mempelajari dan menguasai teknik penentuan sampel dengan baik agar hasil
penelitian yang temukan lebih akurat dan terpercaya
20
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori. 2014. Metodologi dan Aplikasi Riset
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Alwi, Idrus. 2019. Kriteria Empirik Dalam Menentukan Ukuran Sampel Pada
Pengujian Hipotesis Statistika Dan Analisis Butir. Jurnal Fotmatif. 2 (2).
21
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
22