Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

METODE PENELITIAN

“Penetuan Populasi dan Sampel Penelitian”

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Prof. Dr. Firdaus Daud

Oleh Kelompok 3

Achmar Chairil Ady 220013301003


Amalia Nur Azazi 220013301008
Arfi Reni 220013301013
Besse Maqfirah Ramadhani 220013301018
Dewi Kusumawati 220013301022

PENDIDIKAN BIOLOGI A PPs 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi maha Penyayang, karena atas berkat rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok untuk mata
kuliah Metode Penelitian dengan judul “Penetuan Populasi dan Sampel
Penelitian” tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Prof. Dr. Firdaus Daud selaku dosen pengampu yang telah banyak
membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini penulis buat semaksimal mungkin dan pada dasarnya terdapat
bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan
makalah ini. Untuk itu tidak lupa kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari itu semua, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya dan jauh dari
kta sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Pada akhirnya penulis mengharapkan dengan adanya makalah ini, semoga
dapat memberi tambahan ilmu mengenai materi “Penentuan Popualasi dan
Sampel Penelitian”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta
dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca danmengaplikasikannya.

Makassar, 5 Mei 2023


Penulis

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Pengertian Populasi dan Sampel ............................................................. 3
B. Manfaat Populasi dan Sampel ................................................................. 4
C. Teknik Penentuan Sampel ....................................................................... 6
D. Cara Menentukan Ukuran Sampel .......................................................... 16
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 20
A. Kesimpulan ............................................................................................. 20
B. Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan
rahasia ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan
kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu
gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada
dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya. Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian. Kegiatan penelitian banyak
dilakukan dengan penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih
praktis, biayanya lebih hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih
sedikit Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan
sampel
Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki
karakteristik objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain
objek yang diteliti sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen,
tidak mungkin meneliti secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk
menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil
sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik
pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan
pendekatan kualitatif, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau
persoalan yang dihadapi, yaitu pertama, bahwa persoalan sampling adalah
proses untuk mendapatkan sampel dari suatu populasi. Di sini sampel harus
benar-benar bisa mencerminkan keadaan populasi, artinya kesimpulan hasil
penelitian yang diangkat dari sampel harus merupakan kesimpulan atas
populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh
sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili elemen lain
dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah yang

1
2

dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis


adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel dan berapa banyak unit
analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya
teknik penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi,
tujuan dan masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit
analisis atau ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan
penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, maka makalah ini membahas materi
mengenai populasi dan sampel dalam penelitian
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan sampel dan populasi?
2. Apa manfaat dari populasi dan sampel?
3. Bagaimana teknik pengambil sampel?
4. Bagaimana cara menentukan ukuran sampel?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian sampel dan populasi
2. Untuk mengetahui manfaat dari populasi dan sampel
3. Untuk mengetahui teknik pengambil sampel
4. Untuk mengetahui cara menentukan ukuran sampel
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti
jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2013).
Menurut Nazir (2005), mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan
dengan data bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya,
diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu
penelitian. Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil
pengukuran menjadi objek penelitian.
Menurut Margono (2010), populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti.
Secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik populasi
adalah:
a. Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi
yang akan diinginkan.
b. Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-
benda atau objek maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu
area/ daerah tertentu yang telah ditetapkan.
c. Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu
yang memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.

3
4

d. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, waktu dan tenaga. Makan peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).
Berikut definisi dan pengertian sampel penelitian dari beberapa sumber
buku:
a. Menurut Djarwanto (1994), sampel adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang
kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang
bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik
populasi.
b. Menurut Siyoto dkk (2015), sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil
dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga
dapat mewakili populasinya.
c. Menurut Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi,
maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.
d. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2001), sampel adalah sebagian dari
populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi
B. Manfaat Populasi dan Sampel
1. Manfaat Populasi
Menurut Sugiyono (2016) menyatakan bahwa Kegunaan populasi adalah
dapat mengetahui jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-
individu yang karakteristiknya hendak diteliti. Jadi populasi bukan hanya
5

orang tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
itu.
2. Manfaat Sampel
Menurut Purwanza (2022) Berikut ini adalah beberapa manfaat dari
penggunaan sampel dalam sebuah penelitian.
a. Menghemat biaya pengumpulan data. Penelitian selalu membutuhkan
biaya yang seringkali tidak sedikit, baik untuk persiapan, pelaksanaan,
sampai penyelesaian laporan. Menggunakan sebagian dari populasi
untuk menjawab pertanyaan penelitian akan dapat mengurangi
anggaran dalam pengumpulan data.
b. Mempercepat pelaksanaan penelitian. Penelitian yang dilakukan
dengan melibatkan seluruh elemen populasi tentu akan membutuhkan
waktu yang lama. Penggunaan sampel dalam penelitian akan
mempersingkat waktu penelitian dari pada menggunakan populasi.
c. Memperoleh kualitas data yang lebih baik. Proses pengumpulan data
dari sampel yang relatif lebih sedikit dari data populasi cenderung
dilakukan lebih teliti. Hasilnya, analisis data menjadi lebih dalam dan
kritis dibandingkan analisis data yang diperoleh dari populasi.

Sedangkan menurut Setiana (2018) menyatakan bahwa Manfaat


sampling/pengambilan sampel di dalam penelitian antara lain sebagai
berikut:
a. Menghemat biaya
Proses pelaksanaan penelitian yang mencakup alat penelitian,
pengumpulan data, pengolahan data dan sebagainya memerlukan biaya
yang relatif besar. Apabila penelitian tersebut dilakukan terhadap
seluruh obyek yang diteliti sudah barang tentu akan memakan banyak
lagi biaya. Oleh sebab itu dengan sampling, dalam arti penelitian
6

hanya dilakukan terhadap sebahagian populasi, biaya tersebut dapat


ditekan atau dikurangi.
b. Mempercepat pelaksanaan penelitian/menghemat waktu
Penelitian yang dilakukan terhadap obyek yang banyak (seluruh
populasi) jelas akan memakan waktu yang lama, bila dibandingkan
dengan hanya terhadap sebagian populasi saja (sampel). Oleh sebab itu
jelas bahwa penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel akan
lebih cepat selesai.
c. Menghemat tenaga.
Pelaksanaan penelitian yang dilakukan terhadap seluruh populasi jelas
akan memerlukan tenaga yang lebih banyak bila dibandingkan dengan
penelitian yang hanya dilakukan terhadap sebagian saja dari populasi
tersebut. Dengan perkataan lain penelitian yang dilakukan hanya
terhadap sampel ini lebih menghemat tenaga.
d. Memperluas ruang lingkup penelitian
Penelitian yang dilakukan terhadap seluruh obyek akan memakan
waktu, tenaga, biaya, dan fasilitas-fasilitas lain yang lebih besar.
Apabila penelitian dilakukan terhadap sampel, maka dengan waktu,
tenaga, dan biaya yang sama dapat dilakukan penelitian yang lebih
luas ruang lingkupnya.
e. Memperoleh hasil yang lebih akurat
Penelitian yang dilakukan terhadap populasi jelas akan menyita
sumber-sumber daya yang lebih besar, termasuk usaha-usaha analisis.
Hal ini akan berpengaruh terhadap keakuratan hasil penelitian. Dengan
menggunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh
hasil analisis yang lebih akurat.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel atau sampling adalah proses dan cara
mengambil sampel untuk menduga keadaan suatu populasi (Rahayu, 2022).
Dengan kata lain teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan
sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian
7

(Darmanah, 2019). Earl Babbie (1986) dalam bukunya The Practice of Social
Research, mengatakan “Sampling is the process of selecting observations”
(sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi). Proses seleksi
yang dimaksud di sini adalah proses untuk mendapatkan sampel (Sinaga,
2014).
Pengambilan sampel adalah langkah pertama dan aspek penting dari
keseluruhan proses analisis. Teknik pengambilan sampel dilakukan agar
menyerupai, yang tujuannya adalah untuk menghilangkan kebingungan di
antara teknik-teknik yang terlihat agak mirip satu sama lain. Teknik
pengambilan sampel, menjelaskan teknik apa yang paling cocok untuk
berbagai jenis penelitian, sehingga seseorang dapat dengan mudah
memutuskan teknik mana yang dapat diterapkan dan paling cocok untuk
proyek penelitiannya (Firmansyah & Dede, 2022).
Tujuan pengambilan sampel adalah untuk mempelajari hubungan
antara distribusi variabel dalam populasi sasaran dan distribusi variabel yang
sama dalam sampel penelitian. Pengambilan sampel ini penting untuk
menentukan kriteria inklusi (karakteristik klinis, demografis, temporal, dan
geografis subjek yang membentuk populasi penelitian) dan kriteria eksklusi
(karakteristik subjek yang dapat mengganggu kualitas atau interpretasi data)
dari hasil. Tujuan pengambilan sampel biasanya untuk memilih sampel yang
representatif, artinya sampel yang mirip dengan populasi dari mana sampel itu
berasal. Kapan pun seseorang ingin menggeneralisasi, sampel harus semirip
mungkin dengan populasi (Firmansyah & Dede, 2022).
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik ini merupakan teknik yang memungkinkan peneliti
atau evaluator untuk membuat generalisasi dari karakteristik sampel menjadi
karakteristik populasi (Retnawati, 2017). Syarat dalam penarikan sampel
probabilitas adalah tersedianya daftar anggota populasi atau dafta
8

unsur/elemen populasi (kerangka sampel/sampling frame) (Rahayu, 2022).


Berikut merupakan beberapa teknik probability sampling, yaitu
a. Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara berkala tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi tersebut (Darmanah, 2019). Penyampelan acak sederhana,
dimaksudkan bahwa sebanyak n sampel diambil dari populasi N dan tiap
anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk terambil
(Retnawati, 2017). Terdapat 3 (tiga) cara untuk menentukan sampel
dengan mengunakan teknik ini, yaitu:
1) Cara undian.
2) Cara tabel bilangan random; Contoh: Diketahui N = 1000, akan dipilih
n = 20 dengan menggunakan teknik simple random sampling. Solusi:
Misal ke-1000 data tersebut adalah 001,002,003,...,999,000 dengan
000 adalah data ke-1000. Pertama-tama, tentukan aturan penggunaan
tabel random, misal dimulai dari kolom pertama baris pertama sampai
baris ke 20. Jadi didapatkan104, 213,243, ..., 070.
3) Menggunakan komputer untuk mengacak, misalnya dengan bantuan
SPSS (Retnawati, 2017).
Adapun kelebihan teknik sampel acak sederhana adalah mudah dipahami,
hasil dapat diproyeksikan. Sedangkan kekurangannya adalah sulit untuk
membangun kerangka sampling, mahal, presisi lebih rendah, tidak ada
jaminan keterwakilan (Firmansyah & Dede, 2022).
b. Sampling Sistematis (Sampling Systemtic)
Sampling sistematis adalah di mana setiap kasus ke-n setelah awal acak
dipilih. Misalnya, jika mensurvei sampel konsumen, setiap konsumen
kelima dapat dipilih dari sampel Anda. Keuntungan dari teknik sampling
ini adalah kesederhanaannya (Firmansyah & Dede, 2022). Penyampelan
dengan cara ini dilakukan dengan mengurutkan terlebih dahulu semua
anggota, kemudian dipili urutan tertentu untuk dijadikan anggota sampel
(Retnawati, 2017).
9

Secara rinci cara menggunakan teknik ini adalah:


 Melakukan cek keadaan daftar populasi (kerangka populasi)
 Menetapkan jarak/interval

I=

Ket:
I=Interval
N=Jumlah anggota populasi;
n= Jumlah anggota sampel.
 Menetapkan nomor berapa peneliti akan mulai menghitung (penetapan
nomor pertama ini dilakukan secara acak/random).
 Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan menambahkan interval
pada nomor pertama dan seterusnya (Sinaga, 2014).
Kelebihannya adalah dapat meningkatkan keterwakilan, lebih mudah
diterapkan daripada pengambilan sampel acak sederhana, kerangka
pengambilan sampel tidak selalu diperlukan. Sedangkan kekurangannya
adalah dapat mengurangi keterwakilan (Firmansyah & Dede, 2022).
Contoh pada teknik ini misalnya anggota populasi diberi nomor urut terdiri
dari 50 orang dari nomor 1 sampai dengan nomor 50 pengambilan sampel
dapat nomor ganjil atau genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu
(Darmanah, 2019).
c. Pengambilan Sampel Acak Beringkat (Stratified Random Sampling)
Stratified sampling adalah di mana populasi dibagi menjadi strata (atau
subkelompok) dan sampel acak diambil dari setiap subkelompok. Subgrup
adalah kumpulan item alami. Subkelompok mungkin didasarkan pada
ukuran perusahaan, jenis kelamin atau pekerjaan (untuk menyebutkan
beberapa). Pengambilan sampel bertingkat sering digunakan di mana ada
banyak variasi dalam suatu populasi. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa setiap strata terwakili secara memadai (Firmansyah & Dede, 2022).
Langkah-langkah dalam menentukan Stratified Random Sampling menurut
Retnawati (2017):
10

 Menentukan data pendukung tentang populasi yang diambil berikut


strata-strata yang ada di dalamnya.
 Mengklasifikasikan populasi ke dalam grup atau strata yang saling
lepas.
 Menentukan ukuran sampel untuk tiap stratum.
 Memilih secara acak setiap stratum dengan menggunakan simple
random sampling.
Contoh: Sebuah evaluasi dialakukan untuk mengetahui pelaksanaan
program pembelajaran kesehatan. Populasi yang diambil adalah
seluruh sekolah menengah atas di 33 provinsi di Indonesia,
misalnya 330 sekolah.
Solusi: Langkah pertama yang dilakukan yakni membagi sekolah di tiap
provinsi berdasarkan hasil UN dengan strata, yaitu strata dengan
nilai UN tinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Masing-masing
provinsi 10 sekolah.

UN tinggi UN sedang UN rendah

3 sekolah 4 sekolah 3 sekolah


Syarat Stratified Random Sampling menurut Sinaga (2014) adalah kriteria
yang jelas untuk menstratifikasi, ada data pendahuluan mengenai kriteria,
diketahui jumlah tiap lapisan. Adapun kelebihannya, yaitu: termasuk
semua sub populasi penting dan presisi. Sedangkan kekurangannya, yaitu:
sulit untuk memilih variabel stratifikasi yang relevan, dan tidak layak
untuk stratifikasi pada banyak variable (Firmansyah & Dede, 2022).
d. Pengambilan Sampel Klastetr (cluster Sampling)
Cluster sampling adalah di mana seluruh populasi dibagi menjadi
cluster atau kelompok. Selanjutnya, sampel acak diambil dari klaster ini,
yang semuanya digunakan dalam sampel akhi (Firmansyah & Dede,
2022). Pada penyampelan jenis ini, populasi dibagi menjadi wilayah atau
klaster. Jika terpilih klasternya, seluruh anggota dalam klaster tersebut
yang menjadi sampel. Langkah-langkah dalam pengambilan sampel
11

dengan cluster sampling, yaitu: 1) Menentukan cluster-clusternya; 2)


Menentukan banyak klaster yang akan dijadikan sampel, misal n. 3)
Memilih secara acak cluster sebanyak cluster; 4) Semua anggota yang
terdapat dalam klaster yang terpilih merupakan sampel studi atau
penelitian atau evaluasi. Contoh: Sebuah evaluasi tentang tingkat
kesehatan siswa SMA akan melibatkan seluruh SMA di Indonesia. Ada 33
provinsi, maka Indonesia, sehingga dapat dibagi menjadi 33 klaster. Misal
akan diambil sebanyak 7 klaster, maka dipilih secara acak 7 propinsi dari
33 propinsi. Semua SMA yang berasal dari 7 provinsi tersebut merupakan
sampel (Retnawati, 2017). Adapun kelebihan dari teknik tersebut adalah
mudah diimplementasikan, hemat biaya. Sedangkan kekurangannya, yaitu:
tidak tepat, sulit untuk menghitung hasil interpretasi (Firmansyah & Dede,
2022).
e. Pengambilan Sampel Multi-Tahap (Multi-stage Sampling)
Pengambilan sampel multi-tahap adalah proses perpindahan dari
sampel yang luas ke sampel yang sempit, dengan menggunakan proses
langkah demi langkah. Tujuan utama dari multi-stage sampling adalah
untuk memilih sampel yang terkonsentrasi di beberapa wilayah geografis.
Dimana ini dapat menghemat waktu dan biaya (Firmansyah & Dede,
2022).
f. Penarikan Sampel Wilayah (Area Sampling)
Cara ini idilakukan karena populasi tidak dapat kerangka sampling.
Dibutuhkan suatu foto udara yang jelas dan rinci dari wilayah yang akan
diteliti, sehingga dapat diketahui blok-blok yang ada seperti perumahan,
pertokoan. Teknik penarikan sampel sama seperti penarikan sampel secara
bertahap (Sinaga, 2014).
2. Pengambilan Sampel Non Probabilitas (Non Probability Sampling)
Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi yang dipilih menjadi sampel (Retnawati, 2017). Cara ini dilakukan
bila tidak mungkin diperoleh daftar yang lengkap dari populasi penelitian,
12

sehingga tidak terdapat kesempatan yang sama pada anggota populasi. Karena
itu peneliti tidak dapat membuat generalisasi atau kesimpulan yang dapat
mewakili populasi, hasil analisis hanya berlaku untuk anggota populasi yang
diteliti. Dengan penarikan sample non probability, peneliti tidak dihadapkan
pada cara-cara yang rumit (Sinaga, 2014).
Non probability sampling sering dikaitkan dengan desain penelitian
studi kasus dan penelitian kualitatif. Berkenaan dengan yang terakhir, studi
kasus cenderung berfokus pada sampel kecil dan dimaksudkan untuk
memeriksa fenomena kehidupan nyata, bukan untuk membuat kesimpulan
statistik dalam kaitannya dengan populasi yang lebih luas. Sampel peserta atau
kasus tidak perlu representatif, atau acak, tetapi diperlukan alasan yang jelas
untuk memasukkan beberapa kasus atau individu daripada yang lain
(Firmansyah & Dede, 2022). Teknik sampel ini meliputi:
a. Pengambilan Sampel Kuota (Quota Sampling)
Quota sampling adalah teknik non random sampling di mana
partisipan dipilih berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan
sebelumnya sehingga total sampel akan memiliki distribusi karakteristik
yang sama dengan populasi yang lebih luas (Firmansyah & Dede, 2022).
Dengan kata lain teknik quota sampling adalah teknik menentukan sampel
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota)
yang diinginkan. Pada quota sampling, dimulai dengan membuat tabel
atau matriks yang berisi penjabaran karakteristik dari populasi yang ingin
dicapai atau karakteristik populasi yang sesuai dengan tujuan dari
penelitian untuk selanjutnya ditentukan sampel yang memenuhi ciri-ciri
dari populasi tersebut.
Prosedur pada quota sampling, yaitu: 1) Pertama, populasi dibagi-
bagi menjadi strata yang relevan seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dan
sebagainya. 2) Proporsi tiap strata diperkirakan atau ditentukan
berdasarkan data eksternal kemudian total sampel dibagi-bagi sesuai
proporsi ke tiap strata (kuota). 3) Untuk memenuhi jumlah sampel untuk
tiap strata, peneliti menggunakan expert judgement-nya (Retnawati, 2017).
13

Kelebihan teknik pengambilan sampel quota adalah sampel dapat


dikontrol untuk karakteristik tertentu sedangkan kekurangannya, yaitu bias
seleksi, tidak ada jaminan (Firmansyah & Dede, 2022).
b. Pengambilan Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula–
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar (Darmanah, 2019). Dengan
kata lain, Snowball sampling adalah metode non random sampling yang
menggunakan beberapa kasus untuk membantu mendorong kasus lain
untuk mengambil bagian dalam penelitian, sehingga meningkatkan ukuran
sampel. Pendekatan ini paling dapat diterapkan pada populasi kecil yang
sulit diakses karena sifatnya yang tertutup, misalnya perkumpulan rahasia
dan profesi yang tidak dapat diakses. Adapun kelebihan teknik
pengambilan sampel bola salju adalah dapat memperkirakan karakteristik
langka sedangkan kekurangannya adalah membuang-buang waktu
(Firmansyah & Dede, 2022).
Cara penarikan sampel ini dimulai dengan jumlah yang sedikit
akhirnya menjadi banyak, dengan beberapa tahap. Pertama, menentukan
satu atau beberapa orang untuk diwawancarai. Selanjutnya orang-orang
tersebut akan berperan sebagai titik awal penarikan sampel selanjutnya.
Salah satu kelemahannya adalah sampel yang pada tahap berikutnya
adalah orang-orang terdekat (peer group). Karena itu orang pertama
dipilih lebih dari satu (Sinaga, 2014).
Snowball sampling dapat dilakukan jika keberadaan dari suatu
populasi sulit untuk ditemukan. Dengan kata lain, cara ini banyak dipakai
ketika peneliti atau evaluator tidak banyak tahu tentang populasi penelitian
atau evaluasinya. Pada sampling bola salju, peneliti mengumpulkan data
dari beberapa sampel yang dapat ditemukan oleh peneliti sendiri,
selanjutnya peneliti meminta individu yang telah dijadikan sampel tersebut
untuk memberitahukan keberadaan anggota yang lainnya yang tidak dapat
ditemukan oleh peneliti untuk dapat melengkapi data. Pada penelitian
kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball. Contoh
14

misalnya evaluasi dilakukan untuk mengetahui efektivitas bidan desa yang


diprogramkan di suatu daerah. Salah satu orang yang dapat dijadikan
sumber data adalah salah satu tetua adat atau sesepuh dari masyarakat
tersebut, dan ditanyai perlunya bidan desa. Selanjutnya dari tetua adat atau
sesepuh yang dijadikan sampel tersebut diminta untuk memberikan
informasi tentang keberadaan anggota masyarakat yang lain yang dapat
dijadikan sumber data (Retnawati, 2017).
c. Pengambilan Sampel Keingingan (Convanience Sampling)
Convenience sampling adalah memilih peserta karena mereka
sering tersedia dengan mudah. Biasanya, convenience sampling cenderung
menjadi teknik sampling yang disukai di kalangan siswa karena murah dan
pilihan yang mudah dibandingkan dengan teknik sampling lainnya.
Convenience sampling sering membantu mengatasi banyak keterbatasan
yang terkait dengan penelitian. Kelebihan teknik ini adalah paling murah,
paling tidak memakan waktu, paling nyaman sedangkan kekurangannya
adalah bias pemilihan, sampel tidak representatif, tidak direkomendasikan
dengan penelitian deskriptif atau kasual (Firmansyah & Dede, 2022).
d. Pengambilan Sampel yang Bertujuan atau Pertimbangan (Purposive or
Judgment Sampling)
Pengambilan sampel purposive atau judgemental adalah strategi di
mana orang atau peristiwa tertentu dipilih dengan sengaja untuk
memberikan informasi penting yang tidak dapat diperoleh dari pilihan lain.
Di sinilah peneliti memasukkan kasus atau peserta dalam sampel karena
mereka percaya bahwa mereka memerlukan penyertaan (Firmansyah &
Dede, 2022). Dengan kata lain purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti atau evaluator
tentang sampel mana yang paling bermanfaat dan representatif. Terkadang
sampel yang akan diambil ditentukan berdasarkan pengetahuan tentang
suatu populasi, anggota-anggotanya dan tujuan dari penelitian. Jenis
sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk studi penjajagan (studi
awal untuk penelitian atau evaluasi), yang kemudian diikuti oleh penelitian
15

lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Contoh: Suatu


evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi pembiasaan pola hidup sehat yang
digunakan di SLB-B (tunarungu). Dalam hal ini, sekolah-sekolah yang
dijadikan sampel yakni SLB-B, yang ditetapkan sesuai tujuan evaluasi
(Retnawati, 2017). Adapun kelebihan teknik ini, yaitu: biaya rendah,
nyaman, tidak memakan waktu, ideal untuk eksplorasi, desain penelitian.
Sedangkan kekurangannya adalah tidak memungkinkan generalisasi,
subjektif (Firmansyah & Dede, 2022).
e. Sequential Sampling
Penarikan sampel ini dimulai dengan pengambilan sampel dalam jumlah
kecil, kemudian data dianalisis. Jika hasilnya masih diragukan, maka
sampel diambil yang lebih besar dan seterusnya (Sinaga, 2014).
f. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel, apabila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila
jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel
(Darmanah, 2019).
g. Sampling Insidental (Reliance Available Sampling)
Teknik sampling ini mengandalkan pada keberadaan subjek untuk
dijadikan sampel yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dan dipandang cocok sebagai sumber data maka subjek tersebut
dijadikan sampel. Sebagai contoh misalnya suatu penelitian dilakukan
untuk mengevaluasi pemanfaatan media komputer pada proses
pembelajaran. Sampel yang akan diambil yaitu guru yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok oleh peneliti untuk dijadikan
sumber data. Pengambilan sampling semacam ini tidak dapat digunakan
untuk membuat generalisasi sifat sampel menjadi sifat populasi
(Retnawati, 2017).
h. Penarikan Sampel secara Kebetulan (Accidental/Haphazard Sampling)
16

Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan


kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, apabila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data (Darmanah, 2019). Penarikan
sampel ini dilakukan dengan cara memilih orang yang kebetulan ditemui
(Sinaga, 2014). Teknik ini mengambil sampling tanpa memperhitungkan
derajat kepresentatifannya tetapi lebih kepada “kenyamanan peneliti”
(Rahayu, 2022).

D. Cara Menentukan Ukuran Sampel


Ukuran sampel didefinisikan sebagai jumlah pengamatan yang
digunakan untuk menentukan estimasi populasi tertentu. Besar kecilnya
sampel telah diambil dari populasi. Sampling adalah proses pemilihan subset
individu dari populasi untuk memperkirakan karakteristik seluruh
populasi. Jumlah entitas dalam subset populasi dipilih untuk analisis. Jumlah
anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
diharapkan 100% mwakili dari populasi adalah sama dengan jumlah populasi
itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 orang maka hasil penelitian itu akan
berlaku pada 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel
yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut. Makin besar jumlah
sampel mendekati populasi maka akan semakin kecil peluang kesalahan
generalisasi yang akan terjadi, dan sebaiknya semakin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi maka akan semakin besar peluang terjadi kesalahan
generalisasi (Hermawan, 2019).
Beberapa jumlah anggota sampel yang tepat pada penelitian adalah
tergantung pada tingkat ketelitian dan kesalahan yang dikehendaki oleh
peneliti. Hal ini sering dipengaruhi oleh sumber dana, waktu, dan tenaga yang
tersedia. Terdapat beberapa cara dalam menentukan jumlah elemen atau
anggota sampel dari suatu populasi sebagai berikut:
17

1. Menggunakan Rumus Slovin


Rumus Slovin adalah sebuah rumus atau formula untuk menghitung
jumlah sampel minimal apabila perilaku dari sebuah populasi tidak diketahui
secara pasti. Rumus slovin ini biasa digunakan dalam penelitian survey
dimana biasanya jumlah sampel besar sekali, sehingga diperlukan sebuah
formula untuk mendapatkan sampel yang sedikit tetapi dapat mewakili
keseluruhan populasi. Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel
minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α
adalah:

n=
keterangan:
n= besar sampel yang ;
N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi
α= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan.
Umumnya dalam penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau
0,05. karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita
lakukan pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5
maka kita bulatkan ke atas dan sebaliknya.
2. Ukuran Sampel Penelitian Penurut Gay, Lr Dan Diehl, Pl (1992)
Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul
penelitian “Research Methods for Business and Management disebutkan
bahwa ukuran sampel penelitian haruslah sebesar-besarnya. Asumsi yang
disampaikan oleh Gay dan Diehl didasarkan pada semakin besar sampel yang
diambil maka semakin merepresentasikan bentuk dan karakter populasi serta
lebih dapat untuk digeneralisir. Meskipun demikian, ukuran pasti sampel yang
akan diambil sangat bergantung pada jenis penelitian yang sedang digarap
(Alwi, 2019). Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan.
a. apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian deskriptif,
maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% dari total
elemen populasi.
18

b. apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat korelasi


atau berhubungan, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah
sebesar 30 subjek ( unit sampel).
c. apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat
perbandingan, maka ukuran sampel penelitian yang direkomendasikan
adalah sebesar 30 subjek.
d. apabila penelitian yang dikerjakan merupakan eksperimental
berkelompok, maka ukuran sampel yang direkomendasikan adalah sebesar
15 sampel perkelompok.
3. Formula Jacob Cohen
Penetapkan ukuran sampel berdasarkan teknik analisis datanya. Ada
empat faktor yang perlu dilihat dalam penentuan ukuran sampel agar dapat
memenuhi statistic power analysis (kekuatan uji statistik) yaitu sample size,
significancy, directionality and effect size (Ali dan Muhammad, 2014).

N=UF+U+1

Keterangan :
N= Ukuran sampel
F= Effect size (didapatkan dari indeks Effect Size)
u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L= Fungsi Power dari u, diperoleh dari tabel Power.
4. Isaac Michael
Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael memberikan
kemudahan penentuan jumlah sampel berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5%
dan 10% Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran
sampel berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki
(Hermawan, 2019).
19

Gambar 2.1 Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian, populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari
populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Secara
umum ada 2 teknik pengambilan sampel yaitu secara acak atau random
sampling atau probability sampling dan sampel tidak acak atau non random
sampling/nonprobability sampling. Untuk menentukan sampel dari populasi
digunakan perhitungan maupun acuan table yang dikemukakan oleh para ahli.
Secara umum untuk penelitian korelasional jumlah sampel minimal untuk
memperoleh hasil yang baik adalah 30, sedangkan dalam penelitian
eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing masing kelompok dan
untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dan dijelaskan, penulis
menyarankan kepada pembaca yang akan melakukan penelitian agar dapat
mempelajari dan menguasai teknik penentuan sampel dengan baik agar hasil
penelitian yang temukan lebih akurat dan terpercaya

20
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Muhammad Asrori. 2014. Metodologi dan Aplikasi Riset
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Alwi, Idrus. 2019. Kriteria Empirik Dalam Menentukan Ukuran Sampel Pada
Pengujian Hipotesis Statistika Dan Analisis Butir. Jurnal Fotmatif. 2 (2).

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Darmanah, G. 2019. Metodologi Penelitian. Lampung Selatan: CV. HIRA TECH.

Djarwanto. 1994. Pokok-Pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis Penulisan


Skripsi. Yogyakarta: Liberty.

Firmansyah, D & Dede. 2022. Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam


Metedologi Penelitian: Literature Review. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Holistik (JIPH). Vol. 1. No. 2.
Hermawan, Iwan. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,
dan Mixed Methode. Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan.
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nazir. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purwanza, S.W., dkk. 2022. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Kombinasi. Jawa Barat : Media Sains Indonesia
Rahayu, A. 2022. Teknik Pengambilan Sampel. Jawa Timur: Universitas Binus.
Retnawati, H. 2017. Teknik Pengambilan Sampel. Yogyakarta: STIKES Surya
Global.
Setiana, Anang & Nuraeni, Rina. 2018. Riset Keperawatan. Jawa Barat : LovRinz
Publishing
Sinaga, D. 2014. Buku Ajar Statistik Dasar. Jakarta Timur: UKI PRESS

Siyoto, Sandu dan Sodik, M. Ali. 2015. Dasar Metodologi Penelitian.


Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.


Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

21
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

22

Anda mungkin juga menyukai