Pertemuan 10 Isi Kaedah Hukum
Pertemuan 10 Isi Kaedah Hukum
(LAW 101)
MODUL 10
KAIDAH HUKUM
DISUSUN OLEH
NIN YASMINE LISASIH S.H., M.H.
1
http://tesishukum.com/pengertian-kaidah-hukum-menurut-para-
ahli/#:~:text=Kaidah%20Hukum~%20Kaidah%20hukum%20meruakan,pelanggaran%20akan%20
dikenakan%20sanksi%20tertentu. Diakses pada 24 Juni 2020
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, 2008, hlm
1007.
3
Ibid, hlm 615.
4
Jimmly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang, Rajawali Pers, Jakarta 2011, hlm 1.
5
Purnadi Purbacaraka dan Soejono Soekanto, Perihal Kaidah Hukum, Alumni, Bandung 1982,
hlm 14
6
ibid
7
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum (Sebuah Pengantar), Liberty, Yogyakarta, 2006, hlm
11.
C. SIFAT NORMA/KAEDAH
Menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, norma
hukum memiliki sifat antara lain:9
a. Imperatif, yaitu perintah yang secara apriori harus ditaati baik
berupa suruhan maupun larangan;
b. Fakultatif, yaitu tidak secara apriori mengikat atau wajib
dipatuhi.
Sifat imperatif dalam norma hukum biasa disebut dengan
memaksan (dwingenrecht), sedangkan yang bersifat fakultatif dibedakan
antara norma hukum mengatur (regelendrecht) dan norma hukum yang
menambah (aanvullendrecht). Terkadang terdapat pula norma hukum yang
bersifat campuran atau yang sekaligus memaksa dan mengatur.10
8
Jimmly Asshiddiqie, Loc. Cit, hlm 1.
9
Purnadi Purbacaraka dan Soejono Soekanto, Op. Cit., hlm 49.
10
Ibid hlm.4
11
Maria Farida Indrati S, Op. Cit. hlm 26 – 31.
12
J Hendy Tedjonegoro, ‘Kekuasaaan Kehakiman Yang Merdeka (The Independence of The
Judiciary) & Pelaksanaan Kekuasaan’ (2004) 19 Yuridika.Hlm 266
13
Maria Farida Indrati S, Ilmu Perundang-undangan:Jenis, Fungsi, Dan Materi Muatan
(Kanisius 2011).hlm 18
14
Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar (Liberty 1985). Hlm 4
15
ibid
16
A. Hamid. S. Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara: Studi Kasus Analisis Mengenai Keputusan Presiden Yang
Berfungsi Pengaturan Dalam Kurun Waktu Pelita I-Pelita IV (Pascasarjana FH UI 1990).hlm 316
17
ibid
18
Sudikno Mertokusumo dan A Pitlo, Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum (Citra Aditya Bakti
2013).[11].
E. PENASIRAN HUKUM
Setiap peraturan hukum bersifat abstrak dan pasif, abstrak karena
umum sifatnya dan pasif karena tidak akan menimbulkan akibat hukum
kalau tidak terjadi peristiwa konkret. Peraturan hukum yang abstrak itu
memerlukan rangsangan agar dapat aktif, sehingga dapat diterapkan pada
peristiwa yang cocok.19 Boleh dikatakan bahwa setiap ketentuan undang-
undang perlu dijelaskan, perlu ditafsirkan lebih dahulu untuk dapat
diterapkan pada peristiwany.
19
ibid
20
Bagir Manan dan Susi Dwi Harijanti, Memahami Konstitusi: Makna Dan Aktualisasi (Raja
Grafindo Persada 2014).[174].
21
22
I Dewa Gede Atmadja, Teori Konstitusi Dan Konsep Negara Hukum (Setara Press
2015).Op.Cit.[72].
23
R. Soeroso, SH. Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta:Sinar Grafika,2009).
1. Sudikno Merotkusumo
Sanksi tidak lain adalah merupakan reaksi, akibat, atau konsekuensi
atas pelanggaran kaidah sosial.
24
Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, SH.Mengenal Hukum (Yogyakarta:Liberty Yogyakarta).
25
Drs. C.S.T.Kansil, SH. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (Jakarta:Balai
Pustaka).
I. KESIMPULAN
Kaidah hukum merupakan ketentuan tentang perilaku. Pada hakikatnya apa
yang dinamakan kaidah adalah nilai karna berisi apa yang sepantasnya harus
dilakukan.
Dari segi tujuan kaidah hukum bertujuan menciptakan tata tertib
masyarakat dan melindungi manusia beserta kepentingannya, kaidah agama
dan kesusilaan bertujuan memperbaiki pribadi manusia agar menjadi makhluk
yang ideal.
J. LATIHAN
1. T
2. F
3. F
4. F
5. F
L. DAFTAR PUSTAKA
http://tesishukum.com/pengertian-kaidah-hukum-menurut-para-
ahli/#:~:text=Kaidah%20Hukum~%20Kaidah%20hukum%
20meruakan,pelanggaran%20akan%20dikenakan%20sanksi
%20tertentu. Diakses pada 24 Juni 2020