Anda di halaman 1dari 6
ISLAM DAN KELUARGA BERENCANA 1. KELUARGA BERENCANA OBAT PENAWAR Salah satu tujuan perkawinan dalam Islam yalah untuk men- capai kebahagiaan dan mengembangkan ketufunan (dzuriyat). Oleh karena itu Islam menganjurkah berkawin dengan wanita yang subur (bisa beranak) dan bisa menaruh cinta kasih. Di balik itu pula di samping mengembangkan keturunan ini Islam tidak menghendaki ke- turunan yang lemah dan serba kekurangan, baik lemah jasmani mau- pun lemah rohani, sandang pangan, pendidikan, keschatan dan lain sebagainya. Salah satu faktor yang menyebabkan keluarga menjadi lemah adalah tidak adanya keseimbangan antara keadaan dan kebutuhan, pendapatan dan pengeluaran. Dalam rangka membina keluarga bahagia dan sejahtera serta mengembangkan keturunan, Islam memberikan pedoman kepada manusia tentang cara-cara berketurunan. Sistem interval, seperti yang tercantum dalam QS, al-Baqarah, 2 : 233, "para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh yaitu bagi orang- orang yang ingin menyempurnakan penyusuannya ....”, Kemudian dalam QS, al-Ahgaf, 46 : 15, ”.., mengandungnya sampai menyapih- nya adalah 30 bulan ....”. Dengan prinsip kedua ayat Qur'an ter- sebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam mengembangkan keturunan harus berdasarkan hasil rencana, baik jarak antara satu kelahiran dengan kelahiran berikutnya maupun jumlah keluarga yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga. Tujuan keluarga berencana adalah untuk menciptakan keluarga bahagia, Caranya adalah dengan mengatur, menjarangkan antara satu kelahiran dengan kelahiran berikutnya. Islam telah mengajarkan cara pengaturan kelahiran dengan interval selama 3 — 4 tahun sekali untuk melahirkan anak, Dengan demikian Islam bukan saja mem- 23 © Dipindai dengan CamScanner rT. cana, bahkan menganjurkan dan poxblan Kegs ten Jemikian merupalan Sot an cara merencan tan Keseimbangan antars Kebutuhan = eee ahd Seah Yn meas hentae prin mah dan sibel I . dapat segers Noda alasan dalam Islam untuk dapat melaksanakan Keluarg, seem yang dkemukakan oleh Syeikh Muhammad Yusy, srQardhawi di antaranya: ae Mengkbawacckan teshadap ehidupan atau Keschatan si apabila hamil atau melahirkan anak, seperti hasil peneltian ‘Rites yang dapat dipercaya, Firman Allah dalam QS, al-Baga- Seo Y95, " jangan kamu mencampakkan diri-diri kama ike dalam kebinasaan ....” QS, an-Nisa‘, 4 : 29, ”... dan jangan- hb kama membunuh diridiri kamv, Karena sesungguhnya ‘Allah Maba Penyayang kepadamu.” © Khawati* akan terjadinya bahaya pada urusan dunia yang kadang-kadang bisa mempersukar peribadatan, Sehingga menye- tabkan orang mau menerima barang yang haram dan mengerjo- kan yang terlarang, justru untuk kepentingan anak-anaknya, Sedangkan Allah telah berfirman dalam QS, al-Baqarah, 2 : 185, "su Allah tidak menghendaki untuk menjadikan kesukaran kepadams... Termasuk yang mengkhawatirkan anak, adalah tentang kesehat- &n dan pendidikannya, _, Akan tetapi kebolehan melaksanakan keluarga berencana harus iwatlan kepada motivas (nat) yang baik, dalam keadaan tertents SORE enn care yang becsifat sementara. Sebab kebolehan an ke Aeivarge berencana dalam Islam hanya merupakan Kenic at (Tukbsbab) bagi suata Keluarga untuk mengadakan nnaees ts kepentngan dalam hidup berkeluarga atau ber dan hebwahan negara untuk mengatasi kesukaran (madharat) ab Alita Stik Muhammad Yusuf al-Cardhawi daly 2a penbataen keggtaram fibislom mengatakan tanzimunnasal ina oe iran yalah suatu kemudahan bagi kaum Mus m ‘mengatur jarak kelahiran anak dalam keluarga. Apabila terdapat hat-hal yang menghendakinya, seperti kesukaranrkesukaran dan dalam kemadharatan yang menimpa keluarga itu, maka adanya aturan Kehamilan itu sebagai washilah yang menjadi obat penawar manuisia untuk mengatur jumlah keluarganya. Sejalan dengan itu, *abdurrahman ‘Abdullah al-Farisi dalam kitab A/-Ajwibatu Nafiati ‘Anil Nasalatil Waqi’ati_ mengatakan dalam al-Qur’an tidak ada yang menghalangi suami istri untuk saling pengertian dalam penertiban kelahiran atau keturunan, Yang dimaksud penertiban ini yalah menjaubkan jarak waktu antara kehamilan yang satu dengan kehamil- an berikutnya, Tindakan ini boleh dilaksanakan oleh kaum Ibu yang menderita kelub-kesah Karena kelahiran. Begitu pula bila keschatan bayinya terganggu. Dalam tanzimunnasli ini tidak ada alasan tidak boleh dilakukan, kecuali ada hal-hal yang menghendakinya seperti suami tidak mampu untuk memikul kewajiban-kewajiban sebagai kkepala keluarga, Sehingga keadaan anak-anak dan keadaan ibunya tidak terurus, baik dari segi keschatan atau pendidikannya. Maka, dalam hal demikian ini adanya jumlah pengaturan kehamilan/kelahir- an itu sebagai obat penawar untuk menghilangkan kesukaran- kesukaran dan kemadharatan tersebut. Tetapi sekali-kali tidak boteh dilakukan apabila maksudnya untuk menghilangkan kelabiran atau kkarena takut kelaparan. Dengan demikian jelaslah kebolchan melaksanakan keluarga berencana dalam Islam hanya merupakan jalan Keluar bagi suatu kkeluarga apabila terdapat alasan-alasan yang dapat dipertanggung- jawabkan, Di antara alasan untuk dapat melaksanakan keluarga erencana dalam Islam banyak dikemukakan oleh para ulama (sarjana Islam) seperti di bawah ini: Syeikh Muhammad Yusuf al-Qardhawi dalam kitabnya halaman 139 mengatakan: tansimunnasal itu boleh dilakukan dan mubah hukumnya dengan alasan: © Apabila menurut pemeriksaan dokter bahwa si ibu ieu, jika terusmenerus hamil tanpa adanya jarak yang cukup lama, akan mengakibatkan adanya malapetaka yang menimpa dirt nya. : © Apabila dengan adanya Kelahiran itu akan mengakibatkan terbengkalainya anak. 25 @& Dipindai dengan CamScanner mz ——~”~”U «Karena kekhawatiran bu yang menyusul anak dalam kesdagn hamil ‘e Pembatasan Kelahiran itu hukumnya menjadi haram apabjlg JJesarkan arena hal keduniaan vatdarrahman ‘Abdullah al-Farti dalam kitabnya halaman 327 mmengatakan; PembatasanKelabiran itu hukumaya haram, apabily mena ake kepada kefakiran dan taktridak kebagian rezk i ereng, demikian bertentangan dengan ayatayat al-Quran sere ya ia-mengatakan babwa pembatasan Kelahiran ita boleh aeerey. apabila keluarga yang bersangkutan khawatir dan ada. pettfemadhartan dalam masalah Kesehatan anak dan ibunya 2 anja dokter menasehainya agar dia menghentikan kelahiran rohanélan untuk beberapa waktu, Dan masala pembatasan kelahi- an itu merupakan masalah individu dan boleh dilakukan dalam a nan tertentu ja. Juga apabila sudah ada pemeriksaan dokter henadian menufut pecaturan Kesehatan diharuskan menghentikan Kehamilan dalam beberapa waktu untuk menghindari penyakit yang ada, maka melakukan pembatasan kelahiran dalam keadaan ini berlaku kaidah "Ladbarara Waladbirara ”. Sedangkan Dr. "Abdussalam Natkur rmengatakan: Cara‘cara pembacasan kelahiran yang tidak mengakibat- kan kemandulan yang tetap, maka menggunakan.cara-cara ini sama ‘dengan melakukan azal, Jadi memakai alat-alat dan obat-obat yang dapat menjtrangkan kebamilan hukumnya adalah mubah. Melaksanakan_keluarga_ berenc: Gielaan oh pas Ce Sg aor dengan dae an nit ye 5 ai Tetapi jika pelaksanaannya atas dato lpr don kemsknan larang leh Iam dalam 3:Qorandatalan, "an jangula kame membunch anakanains eee cmiskinan, Kamilah yang akan memberi right kepada mere dan hepadan (QS, alts 17:31), Kemudin OS shaven, 60151, dan jangnah kam membunuh anak: akut kemiskinan, Kami yang akan member rizki Kepadamu dan kepada mereka” 2 MAcAMMA: IRERNACAM ALATKOVIRASESI YANG DIBOLSHKAN m m membolehkan melakukan azal (coitus interupts)- maka. den s "gan demikian Islam membolehkan melakukan keluars* berencana, Sebab azal adalah suatw tindakan untuk mencegeh Ke- reten Dal rt har mn enumerate jarangkan Kehamilan. Hal ini merupakan cara yang tla cilskukan pada zaman Nabi Muhammad, Akan tetapi kalau Islam membolehkan melaksanakan keluarga berencana tidak berarti slam membolehkan segala_macam cara/alat kontrasepsi dalam teknik pelaksanaannya. Pada prinsipnya scgala macam cara kontrasepsi dapat dibenarkan oleh Islam, apabila benar-benar bersifat mencegah kehamilan (kontra- septif). Dan segala macam/cara kontrasepsi yang merusak Wadah insani mendatangkan madharat atau yang bersifat menggugurkan Kandungan (abortif) dilarang oleh Islam. Dengan demikian dapat diambil Kesimpulan bahwa semua alat ontrasepsi yang telah diuraikan pada Bab I! bagian 4 dapat dibenar- Kan oleh Islam, karena alat kontrasepsi tersebut berfungsi mencegah pertemuan sperma dan ovum supaya tidak trjai kehamlan, Sedang Ran sterelisasi, aborsi dan induksi haid (menstrual regulation) dilarang oleh Islam (haram) karena bersipat permanen can ‘merusak adah insani serta melenyapkan jiwa yang telah diciptakan oleh Allah. 3. AZAL: METODE KB TRADISIONAL DALAM ISLAM Suatu bukti sejarah yang tidak dapat diragukan lagi, bahwa rmasalah pencegahan kehamilan bukan hanya masalah orangorang yang kinl sedang dibicarakan dengan srius, Tetapi orangorang Pra Yrodern pun sudah membicarakannya, bahkan mempraktekkanny Cara yang dlakukan olch mereka dengan cara tadisiomil yas melakukan sanggama terputus (2721) Hasil penelitian sangat mendalam dan sunggulvsungih Vie dilakulen bleh BF. Musallam terhadap Figh Islam, Kedoktcran, ties Medica, Karya Sastca, Literatur Erotis dan Poptlcr kary rang Islamabad pertengahsn. Membukskan babws orang ore Islam pada masa Nabi Muhammad saw sudah melakukan pencegah ‘an kehamilan dengan cara sanggama terputus. Sanggama terputus/coitus interupeus/azsl dapat diartikan sebagai sangga teak sempurna: menarik penis dari dalam rahi pada siat Shan terjadiejakulss, Dalam cehnikoya yang. sangit sedethana Sanggama terputus merupakan metode KB ‘radisional yang sudah @& Dipindai dengan CamScanner e™_ ng Islam, Banyak Hadits Nabi dipraktekkan oleh orang-or3ne i yang creeaapkan ailakukaneva sanges terputus Pada waka ity, dj aera adits Riwavat Bukhari dan Muslim dari Jabir, a berkata, aaa ag melakukan sangeam terpucus pada masa Nabi dan wake seen sang diturunkan, Dalam Rivwayat Muslim... dan [Nabi pun tidak melarang Kami Macam-macam Alat Kontrasepsi yang Diperbolehkan, 28 ‘Tujuan utama dilakukannya sang o iggama terputus adalah untuk imencegah terjainya kehamilan Orang islam pada waktu it Sangat mempercayai adanya kemungkinan untuk melaksanakan pencegahan kchamilan dengan cara sanggama terputus, Sekalipun mereka sendiri menyadari bahwa mencegih kehamilan dengan cara tersebut mung: kin akan mengalami kegagalan _ Pada awal dipraktckkannya sanggama terputus, berdasarkan basil penelitian BF. Musallam yang diungkapkan dalam bukunya Seks dan Masyarakat dalam Islam, bahwa masalah sanggama terputus ‘banyak mendapat perhatian baik di kalangan abii sejarah ekonomi, demografi maupun dari ahli agama dan kaum moralis. Sehingga masalah tersebut menjadi bahan studi dan pembicaraan serta per- debatan tcrutama dari segi keberadzannya, hukum dan prosesnya. Para abli sejarah demografi, sebagian membenarkan tentang adanya upaya pencegahan kehamilan pada masa pra modern di samping ada juga yang meragukanny2, kazena mereka melihat dari naik turunnya angka Kelahiran yang labil di kalangan penduduk pra modern, Dari segi hukum, orang Islam percaya bahwa perbuatan untuk mencegah kehamilan itu sendiri layak (mubah) untuk dilakukan dan ada alasan-alasan kuat, Karena sifat dan tujuannya dibenarkan oleh hukum agama. Tapi perbuatan itu bisa dikatakan layak disalahkan (mubah) sebab mengurangi hak wanita untuk memperoleh Kenikmat- an seksual dan kehamilan, Sedangkan dari segi prosesnya, sanggama terputus yang diper ‘masalahkan oleh Islam ada tiga: pertama, yang dilakukan dengan Scorang istri; seorang wanita merdeka, Kedua, dengan istri yang menjadi budak seorang pria atau wanita, dan ketiga, budak milk pria itu sendiri atau seliraya, Pembagian ini didasarkan atas cara Fhubungan seksual yang dianggap sah dalam Islam dahulu yaitu dalam perkawinan dan pergendakan. Berdasarkan uraian datas, kta dapat mengetabuifakt sejarah dengan jelas tentang adanya usaha pencegahan kehamilan scja Gahalu dan wsaha itu bukan semata-mata aspek dunia modern, Khu- Susnya di dunia Islam pada zaman Nabi masalah pencegahan Kehamil- 29 @& Dipindai dengan CamScanner an telah dilakukan dengan cara sanggama rerpuras (azal) sebagaimang dibuktikan melalui berbagai hadits Nabi ‘Alasan melakukan azal ihe pada saman Nabi sanggama terputus sudah diakulan dalam upava mencegsh Kehamilan, maka sudah tentu ada alasan- Sham (pout) yang mendorong mereka untuk melakuKan hal ter- shat, Banyak alasan yang dapat kita ketahui seperti yang dikemuka- kan oleh alGhazali, ahli hukum Syafii; setelah ia menyetujui di- bolebkannva melakukan sanggama terputus, alasan itu misalnya, untuk melindungi wanita dari bahaya melahirkan untk menjaga Kecantikan. Babkan alasam ekonomi pun boleh; jika kesulitan materi menyebabkan orang berusaha lebih keras lagi, schingga melanggar moral atau hukum agama untuk memenuhi kewajibannya. Juga arena alasan medis untuk menjaga kesehatan, Tetapi ia mencela orangorang yang melakukan sanggama terputus karena takut untuk memperoleh anak perempuan; juga yang dilakukan oleh wanita arena alasan pribadi, seperti tidak mau hamil, terlalu memuja Kecentikan sau idk mau repotrepor melahirkan atau memelhar Pada abad kelima belas, Ibnu Hajar beranggapan bahwa orang- orang melaksanakan pencegahan kehamilan Karena tiga alasan: arena takut menjadi ayah dari anak wanita budak, karena takut emi jumlsh tanggungan terahs banyak dan karena takut pada pee zest Seale kalau mereka masih memiliki anak bayi asin menyusui Alasen lain adalah kebutuhan untuk i wuban memberikan pendidikan dan asuhan yang layak bagi anak-anak. Bujairimi me fc bahwa ‘Jka pencegahan kehamilan dengan alasan nak gual lengan alasan seperti untuk pemberian “he Ee aeant tindakan itu tidak bisa disalahkan”. ara abli uk ts ean mera kepada oe ee eo orang Duda ng sgh ePads anak yang lab; kalau istrinys © iene dal sok, Similiki oleh orang Ini, anti anaknya akan pencegiios beh et itu cukup sebagai alasan untuk melakukan Alasan paling. ku: ‘i sesudah aba ome sida diberikan oleh para ablishukum Islam * igzhan untuk mengizinkan tanpa syarat pelak- sanaan pencegahan kchamilan adalah adanya "masa susah'"; fasad al-zaman; su’al zaman, Dalam hukum Islam inilah menurut pendapat BF. Musallam, alasan pencegahan kehamilan yang dasarnya lebih bersifat sosial dari- pada individualis; sebuah contoh di mana pembatasan kelahiran dianggap sah ‘Aral dan Keluarga Berencana Orang-orang pra modern untuk mencegah kehamilan dengan melakukan sanggama terputus (zzal). Sifatnya tradisional, sederhana tanpa memakai alatalat kimiawi. Sedangkan ocang-orang modern untuk mencegah kehamilan dengan melaksanakan keluarga be- juatu program yang dilakukan oleh suatu lembaga secara dan terencana. Sifamya lebih ilmiah, konkrit rasional, memakai alatalat bersifat kimiawi dan teknik tinggi. Dari segi tujuannya sanggama terpurus dan keluarga berencan adalah sama yaitu untuk mencegah kehamilan dalam usaha membatasi kelahiran; hanya dari segi teknik dan metodanya berlainan Keluarga berencana yang sekarang dilakukan oleh orang-orang modern sebenarnya bisa dikatakan sebagai modifikasi daripada cara pencegahan kehamilan yang tradisional. Bahkan sanggama terputus im sendiri merupakan bagian daripada salah satu alat/cara/teknik kkeluarga berencana yang dianggap masih mungkin dilaksanakan. Tetapi cara tersebut dari scgi teknik dan efektivitasnya tidak dapat disejajarkan dengan cara/alat kontrasepsi yang sudah teruji ke- ‘manjuran dan efektivitasnya secara ilmiah. Oleh karena itu program Keluarga bereneana sekarang dengan segala sistem dan prosesnya lebih sempurna lagi sebagai cara baru untuk mencegah kehamilan atau membatasi kelahiran.O 31 Dipindai dengan CamScanner INDONESIA: KELUARGA BERENCANA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM A.Rahmat Rosyadi-Soeroso Dasar aD PENERBIT PUSTAKA BANDUNG, 1406 H — 1986 M © Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai