Anda di halaman 1dari 15

RESUME TUGAS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

TRIAL SEPTUM DEFECT ( ASD )


 

Di susun oleh :

LALU ABDURRAHMAN FIRDAUS


NIM : 2011015

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas rahmat yang diberikan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyusun makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada
Anak Atrium Septum Defect ( ASD )” dengan sebaik-baiknya.
Penyusunan makalah ini atas dasar tugas mata kuliah anak untuk
melengkapi materi berikutnya. Penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada narasumber yang telah membantu penulis dalam
penyusunan makalah ini. Mohon maaf penulis sampaikan apabila
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih
dalam taraf belajar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk
menambah wawasan kepada pembaca. Penulis sadari dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan di masa yang akan
datang. Terima kasih.

Surabaya, 4 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan....................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN TEORITIS.....................................................................................................2
2.1 Pengertian.................................................................................................................2
2.2 Klasifikasi................................................................................................................2
2.3 Etiologi.....................................................................................................................3
2.4 Pathway....................................................................................................................3
2.5 Tanda dan Gejala......................................................................................................2
2.6 Manifestasi Klinis....................................................................................................3
2.7 Penatalaksanaan Medis.............................................................................................3
BAB III..............................................................................................................................4
PENUTUP.........................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................4
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


ASD menunjukkan terdapatnya (lubang) abnormal antara atrium
kanan dan atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup. Berdasarkan letak
defek dikenal defek sinus venosus, defek ostium sekundum, dan defek
ostium primum. Atrium septal defect merupakan adanya hubungan
( lubang ) abnormal pada sekat yang memerlukan pembedahan jantung
terbuka adalah defek sekat atrium.
Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi
jantung kanan dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembekuan
sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venosus di dekat muara vena
kava superior, foramen ovale terbuka pada umumnya menutup spontan
setelah kelahiran, defek septum sekunder yaitu kegagalan pembentukan
septum sekunder dan efek septum primum adalah kegagalan penutupan
septum primum yang letaknya dekat sekat antara bilik atau pada
bantalan endokard. Macam-macam defek sekat ini harus ditutupi dengan
tindakan bedah sebelum terjadinya pembalikan aliran darah melalui
pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai tindakan timbulnya syndrome
Eisemenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, maka
pembedahan dikontraidikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan
dengan menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambah
defek dengan sepotong dakron.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Memperoleh gambaran mengenai penyakit Atrial Septum Defect (ASD)
2. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya penyakit Atrial Septum Defect
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala yang timbul pada penyakit Atrial
Septum Defect (ASD)
4. Pembagian serta bagaimana memberikan penanganan yang tepat.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Agar kita dapat mengetahui penyebab Atrial Septum Defect,
2. Agar kita dapat mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan, yang
tepat pada klien dengan penyakit Atrial Septum Defect (ASD)

1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian
Septum atriorum merupakan sekat memisahkan ruang antara atrium dexter
dan atrium sinister. Fungsi sekat pada jantung yaitu untuk ntuk memisahkan
penampungan darah bersih yang menuju ke seluruh tubuh dengan darah kotor
yang menuju jantung untuk dikeluarkan melalui proses respirasi. Jika tidak
terdapat sekat, darah kotor dan bersih akan mengalami suspensi atau
percampuran . Padahal darah kotor mengandung sisa dan racun dari tubuh
sedangkan darah bersih mengandung sari makansan yang akan diedarkan ke
seluruh tubuh.
Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan
septum atau sekat antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak
menutup secara sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan
bercampur.
ASD adalah lubang di bagian septum yang memisahkan atrium — ruang
atas jantung. Lubang memungkinkan darah kaya oksigen dari atrium kiri
mengalir ke atrium kanan, bukannya mengalir ke ventrikel kiri sebagaimana
seharusnya.

2.2 Klasifikasi
Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi dalam tiga tipe :
a. Ostium secundum: merupakan tipe ASD yang tersering. Kerusakan yang
terjadi terletak pada bagian tengah septum atrial dan fossa ovalis. Sekitar 8
dari 10 bayi lahir dengan ASD ostium secundum. Sekitar setengahnya ASD
menutup dengan sendirinya. Keadaan ini jarang terjadi pada kelainan yang
besar. Tipe kerusakan ini perlu dibedakan dengan patent foramen ovale.
Foramen ovale normalnya akan menutup segera setelah kelahiran, namun
pada beberapa orang hal ini tidak terjadi hal ini disebut paten foramen ovale.
ASD merupakan defisiensi septum atrial yang sejati.
b. Ostium primum: kerusakan terjadi pada bagian bawah septum atrial. Biasanya
disertai dengan berbagai kelainan seperti katup atrioventrikuler dan septum
ventrikel bagian atas. Kerusakan primum jarang terjadi dan tidak menutup
dengan sendirinya.
c. Sinus venosus. Kerusakan terjadi pada bagian atas septum atrial, didekat vena
besar (vena cava superior) membawa darah miskin oksigen ke atrium kanan.
Sering disertai dengan kelainan aliran balik vena pulmonal, dimana vena

2
pulmonal dapat berhubungan dengan vena cava superior maupun atrium
kanan. Defek sekat primum dikenal dengan ASD I, Defek sinus Venosus dan
defek sekat sekundum dikenal dengan ASD II

2.3 Etiologi
Penyebab utama secara pasti tidak diketahui, akan tetapi ada beberapa
faktor predisposisi terjadinya penyakit ini yaitu : Pada saat hamil ibu menderita
rubella, ibu hamil yang alkoholik, usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun dan
penderita IDDM.

2.4 Pathway
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya defect pada sekat septum
atriorum, maka kita harus mengetahui srkulasi darah jantung pada janin.

3
Berikut pathway ASD Defek antara atrium dextra dan atrium
sinistra

Tekanan atrium
sinistra > atrium
dextra

Terjadi aliran yang tinggi dari atrium sinistra ke strium dextra

Vol. ventrikel sinistra Vol. atrium dextra

Curah jantung Akral dingin Vol. ventrikel dextra

Hipoksia Heart rate meningkat Peningkatan aliran


jaringan darah pulmonal

Preload
Kelemahan
Edema paru

TD
Dx 2 :
intoleransi Dx 4 : kerusakan pertukaran
aktivitas gas
Dx 1 : penurunan
CO

Ketidakadekuatan O2
dan nutrisi ke jaringan BB rendah/tidak bertambah,
pertumbuhan dan perkembangan
lambat

Dx 3 : gangguan pertumbuhan dan perkembangan

2.5 Tanda dan Gejala


ASD di awalnya tidak menimbulkan gejala. Saat tanda dan gejala muncul
biasanya murmur akan muncul. Seiring dengan berjalannya waktu ASD besar
yang tidak diperbaiki dapat merusak jantung dan paru dan menyebabkan gagal
jantung. Tanda dan gejala gagal jantung diantaranya:

 Kelelahan
 Mudah lelah dalam beraktivitas

4
 Napas pendek dan kesulitan bernapas
 Berkumpulnya darah dan cairan pada paru
 Berkumpulnya cairan pada bagian bawah tubuh

2.6 Manifestasi Klinis


a. Pertumbuhan dan perkembangan biasa seperti tidak ada kelainan
b. Pada stres : cepat lelah, mengeluh dispnea, sering mendapat infeksi saluran
pernafasan.
c. Pada palpasi : terdapat elainan ventrikel kanan hiperdinamik di parasternal
kiri.
d. Pada auskultasi, photo thorak, EKG : jelas terlihat ada kelainan.
e. Ekhokardiografi : pasti ada kelainan jantung.

2.7 Penatalaksanaan Medis


ASD kecil tidak perlu oprasi karena tidak menyebabkan gangguan
hemodinamik atau bahaya endokarditis infektif. ASD besar perlu tindakan bedah
yang dianjurkan dilakukan dibawah umur 6 tahun (pra sekolah). Walaupun
setelah operasi kemungkinan ventrikel kanan masih menunjukkan dilatasi. Hal
ini karena komplien otot jantung sudah berkurang. Pada penutupan spontan ASD
sangat kecil kemungkinannya sehingga operasi sangat berarti. Defek fosa ovalis
atau defek atrioventrikuler dengan komplikasi ditutup dengan bantuan mesin
jantung paru.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan
septum atau sekat antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak
menutup secara sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan
bercampur.
ASD kecil tidak perlu oprasi karena tidak menyebabkan gangguan
hemodinamik atau bahaya endokarditis infektif. ASD besar perlu tindakan bedah
yang dianjurkan dilakukan dibawah umur 6 tahun (pra sekolah). Walaupun
setelah operasi kemungkinan ventrikel kanan masih menunjukkan dilatasi. Hal
ini karena komplien otot jantung sudah berkurang. Pada penutupan spontan ASD
sangat kecil kemungkinannya sehingga operasi sangat berarti. Defek fosa ovalis
atau defek atrioventrikuler dengan komplikasi ditutup dengan bantuan mesin
jantung paru.

6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
a. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari
jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya
terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
c. Anak mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan pembengkakan pada
tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang terjadi.
d. Riwayat kesehatan lalu
• Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus
Rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta
penyakit DM pada ibu.
• Intra natal
- Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
- Riwayat Neonatus
- Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
 Anak rewel dan kesakitan
 Tumbuh kembang anak terhambat
 Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali
 Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami
kelainan defek jantung
- Penyakit keturunan atau diwariskan
- Penyakit congenital atau bawaan
f. Sistem yang dikaji :
 Pola Aktivitas dan latihan
- Keletihan/kelelahan
- Dispnea
- Perubahan tanda vital
- Perubahan status mental
- Takipnea
- Kehilangan tonus otot
 Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan
- Riwayat hipertensi

7
-Endokarditis
-Penyakit katup jantung.
 Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
- Ansietas, khawatir, takut
- Stress yang b/d penyakit
- Pola nutrisi dan metabolic
- Anoreksia
- Pembengkakan ekstremitas bawah/edema
 Pola persepsi dan konsep diri
- Kelemahan
- Pening
 Pola peran dan hubungan dengan sesame
- Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga

Pemeriksaan Fisik
a. Pada pemeriksaan biasanya didapatkan impuls prominent ventrikel kanan
dan pulsasi arteri pulmonal yang terpalpasi. Bunyi jantung 1 normal/split,
dengan aksentuasi penutupan katup trikuspid. Bertambahnya aliran ke katup
pulmonal dapat menyebabkan terdengarnya murumur midsistolik. Splitting
bunyi jantung 2 melebar dan tidak menghilang saat ekspirasi. Murmur
middiastolik rumbling, terdengar paling keras di SIC IV dan sepanjang linea
sternalis kiri, menunjukan peningkatan alisan yang melewati katup
tricuspid. Pada pasien dengan kelainan ostium primum, thrill pada apex dan
murmur holosistolic menunjukan regurgitasi mitral/tricuspid atau VSD.
b. Hasil pemeriksaan fisik dapat berubah saat resistensi vaskular pulmonal
meningkat menghasilkan berkurangnya pirau kiri ke kanan. Baik itu aliran
balik pulmonal dan murmur tricuspid intensitasnya akan berkurang,
komponen bunyi jantung ke 2 dan ejeksi sistolik akan meningkat, murmur
diastolic akibat regurgitasi pulmonal dapat muncul. Sianosis dan clubbing
finger berhubungan dengan terjadinya pirau kanan ke kiri.
c. Pada orang dewasa dengan ASD dan fibrilasi atrial, hasil pemeriksaan dapat
dipusingkan dengan mitral stenosis dengan hipertensi pulmonal karena
murmur diastolik tricuspid dan bunyi jantung 2 yang melebar.

Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Ronsen Dada Pada defek kecil gambaran foto dada masih dalam batas
normal. Bila defek bermakna mungkin tampak kardiomegali akibat
pembesaran jantung kanan. Pembesaran ventrikel ini lebih nyata terlihat pada
foto lateral.
b. Elektrokardiografi Pada ASD I, gambaran EKG sangat karakterstik dan
patognomis, yaitu sumbu jantung frontal selalu kekiri. Sedangkan pada ASD
II jarang sekali dengan sumbu Frontal kekiri.

8
c. Katerisasi Jantung Katerisasi jantung dilakukan defek intra pad ekodiograf
tidak jelas terlihat atau bila terdapat hipertensi pulmonal pada katerisasi
jantung terdapat peningkatan saturasi O2 di atrium kanan dengan peningkatan
ringan tekanan ventrikel kanan dan kiri bil terjadi penyakit vaskuler paru
tekanan arteri pulmonalis, sangat meningkat sehingga perlu dilakukan tes
dengan pemberian O2 100% untuk menilai resensibilitas vasakuler paru pada
Syndrome ersen menger saturasi O2 di atrium kiri menurun.
d. Eko kardiogram Ekokardiogram memperlihatkan dilatasi ventrikel kanan dan
septum interventrikular yang bergerak paradoks. Ekokardiogrfi dua dimensi
dapat memperlihatkan lokasi dan besarnya defect interatrial pandangan
subsifoid yang paling terpercaya prolaps katup netral dan regurgitasi sering
tampak pada defect septum atrium yang besar.
e. Radiologi Tanda – tanda penting pad foto radiologi thoraks ialah:
o Corak pembuluh darah bertambah
o Ventrikel kanan dan atrium kanan membesar
o Batang arteri pulmonalis membesar sehingga pada hilus tampak denyutan
( pada fluoroskopi) dan disebut sebagai hilam dance.

Diagnose Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung,
menurunnya preload
2. Intoleransi aktivitas b.d hipoksia
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai
oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
4. Kerusakan pertukaran gas b.d edema peru

Intervensi
1. Menurunnya preload
Tujuan : klien memperlihatkan peningkatan curah jantung
KH : denyut jantung kuat, teratur, dan dalam batas normal
Intervensi :
Auskultasi nadi apical, kaji frekuensi, irama jantung.
Catat bunyi jantung.
Palpasi nadi perifer. Untuk mengetahui fungsi pompa jantung yang
sangat dipengaruhi oleh CO dan pengisisan jantung.
Pantau tekanan darah.
Pantau keluaran urine, catat penurunan keluaran, dan kepekatan atau
konsentrasi urine.
Kaji perubahan pada sensori contoh: letargi, bingung, disorientasi, cemas
dan depresi.
Berikan istirahat semi recumbent (semi-fowler) pada tempat tidur.
Kolaborasi dengan dokter untuk terapi, oksigen, obat jantung, obat

9
diuretic dan cairan.

2. Intoleransi aktivitas b.d hipoksia


T : klien menunjukkan perbaikan curah jantung yang terlihat dari aktivitas
klien
Intervensi :
Taksiran tingkat, kelelahan, kemampuan untuk melakukan ADL
Berikan periode dan istirahat dan tidur yang cukup
Hindari suhu lingkungan yang ekstrim

3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai


oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
T : Memberikan support untuk tumbuh kembang
KH : Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi
Badan
Intervensi :
- Kaji tingkat tumbuh kembang anak
Berikan asupan makanan bernutrisi
Berikan stimulasi tumbuh kembang, kativitas bermain dan aktivitas lain
sesuai dengan usia anak.
Libatkan keluarga agar tetap memberikan stimulasi selama dirawat
Memantau masa tumbuh kebang anak
Agar anak bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya
Anggota keluarga sangat besar pengaruhnya terhadap proses
pertumbuhan dan juga perkembangan anak-anak

4. Kerusakan pertukaran gas b.d edema peru


T : dalam waktu x 24 jam setelah diberikan intervensi terjadi perbaikan
dalam pertukaran gas
KH :
 Melaporkan penurunan dispnea
 Menunjukan perbaikan dalam laju aliran ekspirasi
 Menggunakan peralatan oksigen dengan tepat ketika dibutuhkan
 Menunjukan gas-gas darah arteri yang normal
Intervensi :
Berikan bronkodilator sesuai yang diharuskan
 Dpt diberikan peroral, IV, inhalasi
 Observasi efek samping:takikardi,disritmia, eksit asi sistem saraf
pusat,mual,muntah
Evaluasi tindakan nebuliser,inhaler dosis terukur
 kaji penurunan sesak napas,penurunan mengi,kelonggaran
sekresi,penurunan ansietas
 pastikan bahwa tindakan dilakukan sebelum makan untuk
menghindari mual dan muntah
Intruksikan dan berikan dorongan pada pasien untuk pernapasan

10
diafragmatik dan batuk yang efektif
Berikan oksigen dg metoda yang diharuskan
 jelaskan pentingnya tindakan ini pada pasien
 evaluasi efektifitas;amati tanda-tanda hipoksia
 analisa gas darah arteri bandingkan dengan nilai- nilai dasar.
 lakukan oksimetri nadi untuk memantau saturasi oksigen
 jelaskan bahwa tidak merokok dianjurkan pada pasien atau
pengunjung

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.smarterhealth.id/penyakit/cacat-jantung-bawaan/ diakses 4
November 20
Park MK. Left to right shunt lesion, Atrial Septal Defect. In Pediatric cardiology for
practitioner. 5th ed. Philadelphia. Mosby Elsevier 2008.page 161-166..
Keane JF, Geva T, Fyler DC. Atrial Septal Defect. In Keane JF,Lock JE,Fyler DC.
Nadas’ pediatric cardiology, second edition. Philadelphia . Saunders Elsevier 2006,page.
603-616.
Joshi VM, Sekhavat S. Acyanotic Congenital Heart Defects. In Bell LM, Pediatric
cardiology the requisites in pediatrics. Philadelphia. Elsevier Mosby 2006 p.79-82.
Madiono B, Rahayuningsih SE, Sukardi R. Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan
Anak. Jakarta. Balai Penerbit FKUI 2005

12

Anda mungkin juga menyukai