Resume Askep Atrial Septum Defect Kel.1
Resume Askep Atrial Septum Defect Kel.1
Di susun oleh :
SURABAYA
2020
1
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan....................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN TEORITIS.....................................................................................................2
2.1 Pengertian.................................................................................................................2
2.2 Klasifikasi................................................................................................................2
2.3 Etiologi.....................................................................................................................3
2.4 Pathway....................................................................................................................3
2.5 Tanda dan Gejala......................................................................................................2
2.6 Manifestasi Klinis....................................................................................................3
2.7 Penatalaksanaan Medis.............................................................................................3
BAB III..............................................................................................................................4
PENUTUP.........................................................................................................................4
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................4
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Septum atriorum merupakan sekat memisahkan ruang antara atrium dexter
dan atrium sinister. Fungsi sekat pada jantung yaitu untuk ntuk memisahkan
penampungan darah bersih yang menuju ke seluruh tubuh dengan darah kotor
yang menuju jantung untuk dikeluarkan melalui proses respirasi. Jika tidak
terdapat sekat, darah kotor dan bersih akan mengalami suspensi atau
percampuran . Padahal darah kotor mengandung sisa dan racun dari tubuh
sedangkan darah bersih mengandung sari makansan yang akan diedarkan ke
seluruh tubuh.
Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan
septum atau sekat antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak
menutup secara sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan
bercampur.
ASD adalah lubang di bagian septum yang memisahkan atrium — ruang
atas jantung. Lubang memungkinkan darah kaya oksigen dari atrium kiri
mengalir ke atrium kanan, bukannya mengalir ke ventrikel kiri sebagaimana
seharusnya.
2.2 Klasifikasi
Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi dalam tiga tipe :
a. Ostium secundum: merupakan tipe ASD yang tersering. Kerusakan yang
terjadi terletak pada bagian tengah septum atrial dan fossa ovalis. Sekitar 8
dari 10 bayi lahir dengan ASD ostium secundum. Sekitar setengahnya ASD
menutup dengan sendirinya. Keadaan ini jarang terjadi pada kelainan yang
besar. Tipe kerusakan ini perlu dibedakan dengan patent foramen ovale.
Foramen ovale normalnya akan menutup segera setelah kelahiran, namun
pada beberapa orang hal ini tidak terjadi hal ini disebut paten foramen ovale.
ASD merupakan defisiensi septum atrial yang sejati.
b. Ostium primum: kerusakan terjadi pada bagian bawah septum atrial. Biasanya
disertai dengan berbagai kelainan seperti katup atrioventrikuler dan septum
ventrikel bagian atas. Kerusakan primum jarang terjadi dan tidak menutup
dengan sendirinya.
c. Sinus venosus. Kerusakan terjadi pada bagian atas septum atrial, didekat vena
besar (vena cava superior) membawa darah miskin oksigen ke atrium kanan.
Sering disertai dengan kelainan aliran balik vena pulmonal, dimana vena
2
pulmonal dapat berhubungan dengan vena cava superior maupun atrium
kanan. Defek sekat primum dikenal dengan ASD I, Defek sinus Venosus dan
defek sekat sekundum dikenal dengan ASD II
2.3 Etiologi
Penyebab utama secara pasti tidak diketahui, akan tetapi ada beberapa
faktor predisposisi terjadinya penyakit ini yaitu : Pada saat hamil ibu menderita
rubella, ibu hamil yang alkoholik, usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun dan
penderita IDDM.
2.4 Pathway
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya defect pada sekat septum
atriorum, maka kita harus mengetahui srkulasi darah jantung pada janin.
3
Berikut pathway ASD Defek antara atrium dextra dan atrium
sinistra
Tekanan atrium
sinistra > atrium
dextra
Preload
Kelemahan
Edema paru
TD
Dx 2 :
intoleransi Dx 4 : kerusakan pertukaran
aktivitas gas
Dx 1 : penurunan
CO
Ketidakadekuatan O2
dan nutrisi ke jaringan BB rendah/tidak bertambah,
pertumbuhan dan perkembangan
lambat
Kelelahan
Mudah lelah dalam beraktivitas
4
Napas pendek dan kesulitan bernapas
Berkumpulnya darah dan cairan pada paru
Berkumpulnya cairan pada bagian bawah tubuh
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan
septum atau sekat antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak
menutup secara sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan
bercampur.
ASD kecil tidak perlu oprasi karena tidak menyebabkan gangguan
hemodinamik atau bahaya endokarditis infektif. ASD besar perlu tindakan bedah
yang dianjurkan dilakukan dibawah umur 6 tahun (pra sekolah). Walaupun
setelah operasi kemungkinan ventrikel kanan masih menunjukkan dilatasi. Hal
ini karena komplien otot jantung sudah berkurang. Pada penutupan spontan ASD
sangat kecil kemungkinannya sehingga operasi sangat berarti. Defek fosa ovalis
atau defek atrioventrikuler dengan komplikasi ditutup dengan bantuan mesin
jantung paru.
6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Keluhan Utama
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari
jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya
terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
c. Anak mengalami sesak nafas berkeringat banyak dan pembengkakan pada
tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang terjadi.
d. Riwayat kesehatan lalu
• Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus
Rubella), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta
penyakit DM pada ibu.
• Intra natal
- Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
- Riwayat Neonatus
- Gangguan respirasi biasanya sesak, takipnea
Anak rewel dan kesakitan
Tumbuh kembang anak terhambat
Terdapat edema pada tungkai dan hepatomegali
Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami
kelainan defek jantung
- Penyakit keturunan atau diwariskan
- Penyakit congenital atau bawaan
f. Sistem yang dikaji :
Pola Aktivitas dan latihan
- Keletihan/kelelahan
- Dispnea
- Perubahan tanda vital
- Perubahan status mental
- Takipnea
- Kehilangan tonus otot
Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan
- Riwayat hipertensi
7
-Endokarditis
-Penyakit katup jantung.
Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
- Ansietas, khawatir, takut
- Stress yang b/d penyakit
- Pola nutrisi dan metabolic
- Anoreksia
- Pembengkakan ekstremitas bawah/edema
Pola persepsi dan konsep diri
- Kelemahan
- Pening
Pola peran dan hubungan dengan sesame
- Penurunan peran dalam aktivitas sosial dan keluarga
Pemeriksaan Fisik
a. Pada pemeriksaan biasanya didapatkan impuls prominent ventrikel kanan
dan pulsasi arteri pulmonal yang terpalpasi. Bunyi jantung 1 normal/split,
dengan aksentuasi penutupan katup trikuspid. Bertambahnya aliran ke katup
pulmonal dapat menyebabkan terdengarnya murumur midsistolik. Splitting
bunyi jantung 2 melebar dan tidak menghilang saat ekspirasi. Murmur
middiastolik rumbling, terdengar paling keras di SIC IV dan sepanjang linea
sternalis kiri, menunjukan peningkatan alisan yang melewati katup
tricuspid. Pada pasien dengan kelainan ostium primum, thrill pada apex dan
murmur holosistolic menunjukan regurgitasi mitral/tricuspid atau VSD.
b. Hasil pemeriksaan fisik dapat berubah saat resistensi vaskular pulmonal
meningkat menghasilkan berkurangnya pirau kiri ke kanan. Baik itu aliran
balik pulmonal dan murmur tricuspid intensitasnya akan berkurang,
komponen bunyi jantung ke 2 dan ejeksi sistolik akan meningkat, murmur
diastolic akibat regurgitasi pulmonal dapat muncul. Sianosis dan clubbing
finger berhubungan dengan terjadinya pirau kanan ke kiri.
c. Pada orang dewasa dengan ASD dan fibrilasi atrial, hasil pemeriksaan dapat
dipusingkan dengan mitral stenosis dengan hipertensi pulmonal karena
murmur diastolik tricuspid dan bunyi jantung 2 yang melebar.
Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Ronsen Dada Pada defek kecil gambaran foto dada masih dalam batas
normal. Bila defek bermakna mungkin tampak kardiomegali akibat
pembesaran jantung kanan. Pembesaran ventrikel ini lebih nyata terlihat pada
foto lateral.
b. Elektrokardiografi Pada ASD I, gambaran EKG sangat karakterstik dan
patognomis, yaitu sumbu jantung frontal selalu kekiri. Sedangkan pada ASD
II jarang sekali dengan sumbu Frontal kekiri.
8
c. Katerisasi Jantung Katerisasi jantung dilakukan defek intra pad ekodiograf
tidak jelas terlihat atau bila terdapat hipertensi pulmonal pada katerisasi
jantung terdapat peningkatan saturasi O2 di atrium kanan dengan peningkatan
ringan tekanan ventrikel kanan dan kiri bil terjadi penyakit vaskuler paru
tekanan arteri pulmonalis, sangat meningkat sehingga perlu dilakukan tes
dengan pemberian O2 100% untuk menilai resensibilitas vasakuler paru pada
Syndrome ersen menger saturasi O2 di atrium kiri menurun.
d. Eko kardiogram Ekokardiogram memperlihatkan dilatasi ventrikel kanan dan
septum interventrikular yang bergerak paradoks. Ekokardiogrfi dua dimensi
dapat memperlihatkan lokasi dan besarnya defect interatrial pandangan
subsifoid yang paling terpercaya prolaps katup netral dan regurgitasi sering
tampak pada defect septum atrium yang besar.
e. Radiologi Tanda – tanda penting pad foto radiologi thoraks ialah:
o Corak pembuluh darah bertambah
o Ventrikel kanan dan atrium kanan membesar
o Batang arteri pulmonalis membesar sehingga pada hilus tampak denyutan
( pada fluoroskopi) dan disebut sebagai hilam dance.
Diagnose Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung,
menurunnya preload
2. Intoleransi aktivitas b.d hipoksia
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak adekuatnya suplai
oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
4. Kerusakan pertukaran gas b.d edema peru
Intervensi
1. Menurunnya preload
Tujuan : klien memperlihatkan peningkatan curah jantung
KH : denyut jantung kuat, teratur, dan dalam batas normal
Intervensi :
Auskultasi nadi apical, kaji frekuensi, irama jantung.
Catat bunyi jantung.
Palpasi nadi perifer. Untuk mengetahui fungsi pompa jantung yang
sangat dipengaruhi oleh CO dan pengisisan jantung.
Pantau tekanan darah.
Pantau keluaran urine, catat penurunan keluaran, dan kepekatan atau
konsentrasi urine.
Kaji perubahan pada sensori contoh: letargi, bingung, disorientasi, cemas
dan depresi.
Berikan istirahat semi recumbent (semi-fowler) pada tempat tidur.
Kolaborasi dengan dokter untuk terapi, oksigen, obat jantung, obat
9
diuretic dan cairan.
10
diafragmatik dan batuk yang efektif
Berikan oksigen dg metoda yang diharuskan
jelaskan pentingnya tindakan ini pada pasien
evaluasi efektifitas;amati tanda-tanda hipoksia
analisa gas darah arteri bandingkan dengan nilai- nilai dasar.
lakukan oksimetri nadi untuk memantau saturasi oksigen
jelaskan bahwa tidak merokok dianjurkan pada pasien atau
pengunjung
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.smarterhealth.id/penyakit/cacat-jantung-bawaan/ diakses 4
November 20
Park MK. Left to right shunt lesion, Atrial Septal Defect. In Pediatric cardiology for
practitioner. 5th ed. Philadelphia. Mosby Elsevier 2008.page 161-166..
Keane JF, Geva T, Fyler DC. Atrial Septal Defect. In Keane JF,Lock JE,Fyler DC.
Nadas’ pediatric cardiology, second edition. Philadelphia . Saunders Elsevier 2006,page.
603-616.
Joshi VM, Sekhavat S. Acyanotic Congenital Heart Defects. In Bell LM, Pediatric
cardiology the requisites in pediatrics. Philadelphia. Elsevier Mosby 2006 p.79-82.
Madiono B, Rahayuningsih SE, Sukardi R. Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan
Anak. Jakarta. Balai Penerbit FKUI 2005
12