Anda di halaman 1dari 73

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI


DI SUMATERA UTARA

OLEH

MARKUS HUTAHAEAN

130501093

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Investasi Di Sumatera Utara” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang

disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,April 2017
Penulis

Markus Hutahaean
NIM. 130501093

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTASI


DI SUMATERA UTARA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi investasi di Provinsi Sumatera Utara. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan sumber data dalam penelitian ini
menggunakan data sekunder yang bersumber dari publikasi resmi dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara runtut waktu (time series) selama
30 tahun periode 1987-2016.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah inflasi,
Produk domestik Regional Bruto (PDRB) dan tenaga kerja. Sedangkan variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah realisasi investasi PMDN
di Provinsi Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi, PDRB dan tenaga
kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap investasi PMDN di Provinsi
Sumatera Utara.

Kata kunci : inflasi, PDRB, tenaga kerja, investasi, PMDN.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT

ANALYZE FACTORS WHICH INFLUENCE INVESTMENT


IN NORTH SUMATERA

This research aims to analyze the factors of domestic investment in North


Sumatera Province.The type of data used in this research is quantitative data and
data sources in this research are secondary data that sources by official
publications originating from Badan Pusat Statistik (BPS) North Sumatera
Province, during 30 years period 1987-2016.
The independent variable that used in this research are inflation, gross
regional domestic product and labor. In addition to that, the dependent variable
that used in this research is domestic investment in North Sumatera Province.
The final result of this research showed that the variable of inflation, gross
regional domestic product and labor had a positive effect of domestic investment
in North Sumatera Province.

Keywords: inflation, gross regional domestic product, labor, investment

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkatNya sehinggi penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini yang

berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi di Sumatera

Utara”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari

berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa kepada kedua orang tua

saya Soritua Hutahaean dan Alm. Kelly Roni Siahaan yang dengan sabar memberi

dukungan moril dan materil, doa dan nasehat serta semangat yang tulus. Terima

kasih atas cinta kasih dan pengorbanan Papa dan Mama.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, Se, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP, selaku Ketua Departemen Ekonomi

Pembangunan dan Ibu Inggrita Ningsih Sari Nasution, SE, M.Si selaku

Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Murbanto Sinaga, MA Selaku dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.

4. Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si selaku dosen Pembanding I dan kepada Bapak

Dr. Rujiman, MA, selaku dosen Pembanding II yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. For my beloved, Rena Elviana Purba. Terima kasih sudah menjadi kekasih,

sahabat, sekaligus motivator yang baik bagi penulis. Terima kasih untuk selalu

memberikan dukungan dan semangat serta doa kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini. I love you so much, Rena.

6. Kepada kakak tercinta Thresya Memoriana Hutahaean, SE dan lae saya Andrew

Ginting, S.H yang tak henti-hentinya memberikan dukungan kepada saya baik

secara moril maupun materil. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk

itu penulis sangat mengharapkan kristik dan saran yang bersifat membangun.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Januari 2018

Penulis

Markus Hutahaean

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL...............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 6
1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian ......................................................... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................... 7
1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Investasi ........................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Investasi ................................................................ 8
2.1.2 Jenis-Jenis Investasi ................................................................ 10
2.1.2.1 Jenis Investasi Berdasarkan Asetnya .......................... 10
2.1.2.2 Jenis Investasi Berdasarkan Pengaruhnya .................. 11
2.1.2.3 Jenis Investasi Berdasarkan Jangka Waktunya .......... 12
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi .................................. 15
2.3 Tenaga Kerja ..................................................................................... 16
2.4 PDRB ................................................................................................ 19
2.5 Inflasi ................................................................................................ 20
2.5.1 Jenis-Jenis Inflasi .................................................................... 21
2.6 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 22
2.7 Kerangka Konseptual ........................................................................ 26
2.8 Hipotesis ........................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 28
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian ..................................................... 28
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............................................ 28
3,4 Defenisi Operasional ......................................................................... 29
3.5 Pengolahan Data ............................................................................... 30
3.6 Statistik Deskriptif ............................................................................ 30
3.7 Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................... 30
3.8 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 31
3.8.1 Uji Normalitas......................................................................... 31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.8.2 Uji Multikolinieritas ............................................................... 31
3.8.3 Uji Heterokedastisitas ............................................................. 31
3.8.4 Uji Autokorelasi ...................................................................... 32
3.9 Pengujian Hipotesis .......................................................................... 32
3.9.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................ 32
3.9.2 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2 ) ............................... 33
3.9.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ................................................ 33
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara ..................................... 34
4.1.1 Kondisi Geografis ................................................................... 34
4.1.2 Iklim ........................................................................................ 35
4.1.3 Kondisi Demografi ................................................................. 35
4.1.4 Perkembangan Investasi PMDN ............................................. 37
4.1.5 Perkembangan Inflasi ............................................................. 38
4.1.6 Perkembangan PDRB ............................................................. 40
4.1.7 Perkembangan Tenaga Kerja .................................................. 42
4.2 Statistik Deskriptif ............................................................................ 43
4.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 44
4.3.1 Uji Normalitas......................................................................... 44
4.3.2 Uji Autokorelasi ...................................................................... 45
4.3.3 Uji Multikolinearitas ............................................................... 45
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 46
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................... 47
4.5 Pengujian Hipotesis .......................................................................... 48
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................ 58
4.5.2 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2 ) ............................... 49
4.5.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ................................................ 49
4.6 Pembahasan....................................................................................... 51
4.6.1 Pengaruh Inflasi terhadap Investasi PMDN di Propinsi
Sumatera Utara ....................................................................... 51
4.6.2 Pengaruh PDRB terhadap Investasi PMDN di Propinsi
Sumatera Utara ....................................................................... 51
4.6.3 Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Investasi PMDN
Di Propinsi Sumatera Utara .................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 53
5.2 Saran ................................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 55


LAMPIRAN

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

Nama Judul Halaman

Tabel 1.1 Realisasi PMDN Berdasarkan Lokasi (2016) .............. 4


Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara
Menurut Jenis Kelamin dan Kabupaten/Kota
(Jiwa) ............................................................................. 36
Tabel 4.2 Perkembangan Investasi PMDN di Provinsi
Sumatera Utara .............................................................. 37
Tabel 4.3 Tingkat Inflasi di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 1987-2016 .......................................................... 39
Tabel 4.4 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Kontsan Tahun 1987-2016 (Triliun) .................. 41
Tabel 4.5 Jumlah Tenaga Kerja di Provinsi Sumatera
Utara Tahun 1987-2016 (Jiwa) ..................................... 42
Tabel 4.6 Statistik desktriptif ........................................................ 43
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ..................................................... 44
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi .................................................. 45
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas............................................ 46
Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................ 46
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi ........................................................... 47
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi (Uji F) ........................................ 48
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 ) ........... 49
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)............................. 50

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman


Gambar 2.1 Investasi berdasarkan jangka waktunya ............ 12
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ........................................ 26

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul
Lampiran I Data Penelitian
Lampiran II Hasil Uji Asumsi Klasi
Lampiran III Hasil Regresi Linier Berganda

ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju

keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik, atau dengan kata lain

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejak tahun 1969 pemerintah dan

seluruh masyarakat Indonesia mulai melaksanakan pembangunan nasional di

segala bidang. Pemerintah pusat dan daerah terus bekerja sama untuk melakukan

kegiatan pembangunan di berbagai bidang untuk meningkatkan pertumbuhan

ekonomi sehingga mencapai tujuan tersebut. Namun, pembangunan tidak cukup

dilihat dari pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga harus dilihat dari seberapa

besar kemampuan pertumbuhan tersebut menjawab masalah-masalah ekonomi

seperti kemiskinan, pengangguran dan inflasi. Pembangunan dipandang sebagai

suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas

struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional, disamping

tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan, ketimpangan

pendapatan, serta pengentasan kemiskinan.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting dalam

melakukan pembangunan yang terjadi pada suatu wilayah. Dalam melakukan

pembangunan ekonomi, pemerintah memerlukan modal yang besar. Akan tetapi

pemerintah memiliki keterbatasan untuk menyediakan modal tersebut. Beberapa

cara yang dilakukan pemerintah untuk pembangunan ekonomi adalah dengan

mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkesinambungan melalui

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

kegiatan investasi baik yang bersumber dari dalam atau Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) maupun luar negeri atau Penanaman Modal Asing (PMA).

Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi (BKPM, dalam Adithya: 2007). Investasi dalam negeri

juga merupakan komponen penting dalam pendapatan nasional selain konsumsi

dan pengeluaran pemerintah. Investasi pada hakikatnya yaitu langkah awal

kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi

tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan marak lesunya

pembangunan. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, maka pemerintah

berupaya menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Upaya yang

diciptakan pemerintah dalam menciptakan iklim yang dapat meggairahkan

investasi salah satunya menerapkan berbagai aturan mengenai investasi,

diantaranya adalah undang-undang No 1 tahun 1967, No 11 tahun 1970, tentang

Penanaman Modal Asing (PMA) dan UU No 6 tahun 1968, No 12 tahun 1970

tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Dimaksudkan adanya UU No

11 tahun 1970 selain membawa dana masuk, juga membawa serta teknologi

produksi, manajemen dan akses ke pasar dunia. Kemudian untuk menciptakan

iklim investasi yang kondusif maka pada tahun 1984 dilakukan debirokrasi dan

deregulasi. Melalui usaha ini kinerja investasi menunjukan perkembangan yang

positif (Sastrowardoyo, 1994). Pada tahun 1994 lewat PP No 30 tahun,

pemerintah memperbolehkan investasi dikuasai oleh 95% PMA. Upaya-upaya

tersebut ditujukan untuk memperbaiki iklim usaha di dalam negeri sehingga pada

akhirnya dapat menarik untuk melakukan penanaman modal dalam negeri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

Pelaksanaan investasi merupakan salah satu bentuk nyata dalam pembangunan

nasional. (Sukirno, dalam Depari: 2012) menyatakan bahwa investasi dapat

diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam modal atau perusahaan

untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi

untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang

tersedia dalam perekonomian. Penanaman modal yang berasal dari dalam negeri

maupun luar negeri dalam suatu daerah ini diharapkan mampu terus memacu

pertumbuhan ekonomi dan diharapkan dapat menciptakan multiplier effect, yaitu

kegiatan tersebut dapat mempengaruhi kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya dan

pada akhir nya akan membantu menjawab persoalan kemiskinan, pengangguran

dan ketimpangan.

Sebagai salah satu provinsi yang sedang giat melaksanakan pembangunan

di segala sektor, Provinsi Sumatera Utara pun tak kalah gencarnya dalam upaya

menarik investor untuk berinvestasi. Namun sejauh ini kita melihat masih

kurangnya minat investor untuk menanamkan modalnya di Provinsi Sumatera

Utara. Data tingkat realisasi PMDN di Indonesia berdasarkan lokasi dapat kita

lihat dalam tabel berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

Tabel 1.1
Realisasi PMDN Berdasarkan Lokasi Tahun 2016

INVESTASI
NO LOKASI PROYEK
(Rp Miliar)
1 Jawa Timur 46.331,6 1.119
2 Jawa Barat 30.360,2 1.169
3 Jawa Tengah 24.070,4 984
4 Banten 12.426,3 496
5 Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12.216,9 463
6 Kalimantan Barat 9.015,5 289
7 Sumatera Selatan 8.534,1 165
8 Kalimantan Tengah 8.179,1 121
9 Kalimantan Timur 6.885,1 239
10 Riau 6.613,7 289
11 Kalimantan Selatan 6.163,8 127
12 Lampung 6.031,8 72
13 Sulawesi Utara 5.069,6 74
14 Sumatera Utara 4.864,2 228
15 Jambi 3.884,4 108
16 Sumatera Barat 3.795,6 197
17 Kalimantan Utara 3.345,7 56
18 Sulawesi Selatan 3.334,6 365
19 Aceh 2.456,1 135
20 Gorontalo 2.202,5 20
21 Kepulauan Bangka Belitung 2.202,5 60
22 Sulawesi Tenggara 1.794,2 109
23 Nusa Tenggara Barat 1.342,8 33
24 Sulawesi Tengah 1.081,2 105
25 Bengkulu 949,1 31
26 Daerah Istimewa Yogyakarta 948,6 105
27 Nusa Tenggara Timur 822,2 29
28 Kepulauan Riau 492,5 130
29 Bali 482,3 94
30 Papua 220,5 65
31 Sulawesi Barat 84,1 14
32 Maluku 11,4 8
33 Papua Barat 10,6 6
34 Maluku Utara 8,8 6
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal

Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat dilihat jumlah realisasi PMDN tiap

provinsi di Indonesia pada tahun 2016. Adapun yang menduduki peringkat

pertama realisasi PMDN adalah Provinsi Jawa Timur sebesar 46.331 miliar rupiah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

dengan jumlah proyek sebesar 1.119. Yang menduduki peringkat kedua adalah

Provinsi Jawa Barat dengan nilai realisasi investasi sebesar 30.360 miliar rupiah

dengan jumlah proyek sebesar 1.169. DKI Jakarta sendiri menduduki peringkat

kelima dengan nilai realisasi investasi sebesar 12.216 milyar rupiah dengan

jumlah proyek sebesar 463. Sedangkan Provinsi Sumatera Utara sendiri hanya

menduduki peringkat ke 14 dengan nilai realisasi investasi sebesar 4.864 milyar

rupiah dengan jumlah proyek sebesar 228.

Apabila dilihat dari potensi yang dimilikinya, Provinsi Sumatera Utara

memiliki peluang yang sangat besar untuk aktivitas penanaman modal, baik

penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing

(PMA). Provinsi Sumatera Utara memiliki letak geografi yang strategis, Serta

memiliki sumber daya manusia yang cukup tersedia dan sumber daya alam yang

cukup melimpah seperti berupa bahan mentah dari hasil pertanian, perkebunan,

perikanan dan peternakan yang dapat dipergunakan untuk membangun sektor

industri. Selain itu terdapat pula potensi yang besar dari sektor-sektor lainnya

seperti sektor pertambangan, sektor perindustrian, sektor pariwisata, dan sektor

jasa. Meskipun memiliki potensi yang unggul, namun daya tarik investor untuk

menanamkan modalnya di Provinsi Sumatera Utara masih dinilai kurang. Hal ini

dapat kita lihat pada tabel 1.1 dimana Provinsi Sumatera Utara hanya menduduki

peringkat 14 dari 34 propinsi di Indonesia.

Hal ini mungkin disebabkan oleh masih minimnya usaha pemerintah untuk

meningkatkan daya tarik investasi. Mengacu pada asumsi makro, peran

pemerintah sangat diperlukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi, menekan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

inflasi, dan memperluas kesempatan kerja. Sehingga dengan terciptanya lapangan

pekerjaan akan mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan PDRB dan

mengurangi tingkat pengangguran. Dalam melakukan suatu pembangunan,

sangat dibutuhkan sebuah modal. Oleh karena itu, perlu diketahui

faktor-faktor yang dapat meningkatkan daya tarik penanaman modal

tersebut.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap investasi di Sumatera Utara. Beberapa faktor tersebut yaitu

inflasi, PDRB dan tenaga kerja. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti

dan mengetahui lebih mendalam mengenai “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Investasi di Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang akan diuji dan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah infasi berpengaruh terhadap investasi di Sumatera Utara?

2. Apakah PDRB berpengaruh terhadap investasi di Sumatera Utara?

3. Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap investasi di Sumatera Utara?

4. Apakah inflasi, PDRB dan tenaga kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap investasi di Sumatera Utara?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap investasi di Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pengaruh PDRB terhadap investasi di Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap investasi di Sumatera

Utara.

4. Untuk mengetahui pengaruh inflasi, PDRB dan tenaga kerja terhadap

investasi di Sumatera Utara.

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu bahan

pertimbangan bagi para investor dalam pemngambilan keputusan terkait

dengan pelaksanaan investasi.

2. Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan bagi

instansi dalam menetapkan suatu kebijakan tentang investasi di Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Investasi

2.1.1 Pengertian Investasi

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat

ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Secara

umum investasi meliputi pertambahan barang-barang dan jasa dalam masyarakat

seperti pertambahan mesin–mesin baru, pembuatan jalan baru, pembukaan tanah

baru dan sebagainya.

Banyak pakar ekonomi yang mengemukakan mengenai pengertian

investasi tersebut. Sukirno (2000) menyatakan bahwa “investasi didefenisikan

sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan

peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama

menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan

untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan”. Dengan perkataan lain,

dalam teori ekonomi investasi berarti kegiatan pembelanjaan untuk meningkatkan

kapasitas memproduksi sesuatu dalam perekonomian. Menurut Ahmad (1996:3)

Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk

memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain yaitu:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha

untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak

berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan inflasi dalam pemilihan

perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar

kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh

inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak

melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di

masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat

yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

Disisi lain, Harjono (2007) mengartikan investasi sebagai suatu kegiatan

yang dilakukan baik oleh pribadi (natural person) maupun badan hukum

(juridical person) dalam upaya meningkatkan dan atau mempertahankan nilai

modalnya, baik yang berbentuk uang tunai, peralatan, asset tak bergerak, hak atas

kekayaan intelektual, maupun keahlian. Adapun menurut Halim (2005:4)

investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana dengan harapan

memperoleh keuntungan di masa mendatang. Lebih jauh ekonom asal Amerika

Krugman dan Obstfeld (1999:10) mengatakan bahwa bagian output yang

digunakan oleh perusahaan-perusahaan swasta guna menghasilkan output pada

masa mendatang bisa disebut sebagai investasi.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian investasi diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa investasi adalah suatu pengeluaran sejumlah dana dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

investor atau pengusaha guna membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan

keuntungan dimasa yang akan datang.

2.1.2 Jenis jenis investasi

2.1.2.1 Jenis Investasi Berdasarkan Asetnya

1. Investasi Riil

Investasi riil merupakan investasi terhadap pada aset yang berwujud nyata

(dapat dilihat secara fisik.) seperti emas, properti, pabrik dll. Investasi ini

dibedakan kembali menjadi tiga komponen, yaitu:

a. Investasi tetap bisnis (business fixed investment) mencakup peralatan

dan struktur yang dibeli oleh perusahaan untuk proses produksi.

b. Investasi untuk perumahan (residential construction) mencakup

perumahan baru yang dibeli seseorang untuk ditinggali atau untuk

disewakan.

c. Investasi perubahan bersih persediaan perusahaan (net change in business

inventory) mencakup barang-barang yang di tempatkan perusahaan

di gudang termasuk bahan-bahan dan perlengkapan, barang setengah

jadi dan barang jadi.

2. Investasi Finansial

Investasi finansial merupakan investasi pada aset yang wujudnya tidak

terlihat, tetapi memiliki nilai yang tinggi. Umumnya aset finansial ini terdapat di

dunia perbankan dan juga pasar modal. Beberapa contoh dari aset finansial antara lain

sertifikat deposito, obligasi, saham, reksa dan lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

2.1.2.2 Jenis Investasi Berdasarkan Pengaruhnya

Berdasarkan dari pelakunya investasi dapat kita bedakan menjadi:

1. Investasi otonom (Outonomous Invesment)

Investasi otonom (Outonom Invesment), adalah investasi yang besar

kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Artinya tinggi

rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Investasi ini dilakukan oleh

pemerintah (Public Investment), karena disamping biayanya yang sangat

besar, investasi ini juga tidak memberikan keuntungan maka pihak

swasta tidak tertarik melakukan investasi jenis ini.

2. Investasi yang terdorong (Induced Invesment)

Investasi yang terdorong (induced Invesment) adalah investasi yang

sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan pusat atau nasional.

Investasi ini diadakan akibat adanya pertambahan permintaan.

Pertambahan permintaan dalam hal ini terjadi karena pertambahan

pendapatan. Lebih jelasnya dikatakan apabila pendapatan bertambah

maka pertambahan permintaan akan digunakan untuk tambahan

konsumsi. Sedangkan pertambahan konsumsi pada dasarnya adalah

tambahan permintaan dan apabila ada tambahan permintaan maka akan

terdorong berdirinya pabrik baru atau memperluas pabrik lama untuk

dapat memenuhi tambahan permintaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

2.1.2.3 Jenis Investasi Berdasarkan Jangka Waktunya

Berdasarkan Jangka Waktunya, investasi dapat dibedakan menjadi

(Fahmi,2006):

1. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan

dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.

2. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki

lebih dari 12 (dua belas) bulan.

Investasi Jangka
Pendek

Permanen

Investasi Jangka
Panjang
Non Permanen

Gambar 2.1

Investasi Berdasarkan Jangka Waktunya

1. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

 Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan;

 Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas

 Berisiko rendah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain

terdiri atas :

 Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang

dapat diperpanjang secara otomatis (revolving deposits)

 Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek

oleh pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank

Indonesia(SBI).

2. Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk

dimiliki lebih dari 12 (dua belas) bulan. Investasi jangka panjang dibagi

menurut sifat penanamannya, yaitu permanen dan nonpermanen. Investasi

Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki

secara berkelanjutan, sedangkan Investasi Nonpermanen adalah investasi

jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan.

Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah investasi yang dimaksudkan untuk

dimiliki terus menerus tanpa ada niat untuk memperjual belikan atau menarik

kembali. Sedangkan pengertian tidak berkelanjutan adalah kepemilikan investasi

yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki

terus menerus atau ada niat untuk memperjual belikan atau menarik kembali.

(a) Investasi Permanen

Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi

yang tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan

dividen atau pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Investasi permanen ini dapat berupa:

 Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan negara/ daerah,

badan internasional, dan badan usaha lainnya yang bukan milik

Negara

 Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk

menghasilkan pendapatan dan meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat.

(b) Investasi Nonpermanen

Investasi non permanen adalah investasi yang dilakukan dalam

jangka waktu tertentu yang biasanya terdapat jangka waktu tertentu.

Investasi non permanen pada suatu saat akan jatuh tempo atau selesai. Pada

saat jatuh tempo akan ditarik atau diperbaharui kembali.

Investasi non permanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain

dapat berupa:

 Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang

dimaksudkan untuk dimiliki oleh pemerintah sampai dengan tanggal

jatuh tempo.

 Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan

kepada pihak ketiga.

 Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan

masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada

kelompok masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya

investasi diantaranya adalah (Prasetyo 2009:98):

1.Tingkat bunga

Jika tingkat bunga rendah maka tingkat investasi yang terjadi akan tinggi,

karena kredit dari bank menguntungkan untuk mengadakan investasi.

Sebaliknya jika tingkat bunga tinggi, maka tingkat investasi akan rendah, karena

tingkat kredit dari bank tidak dapat memberikan keuntungan dalam proyek

investasi.

2. Tingkat inflasi

Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi. Hal ini

disebabkan karena apabila tingkat inflasi yang terlalu tinggi maka akan terjadi

penurunan output. Namun inflasi juga dapat berdampak positif terhadap investasi

apabila tingkat investasinya rendah. Karena dapat memberikan keuntungan

kepada pengusaha.

3. Peningkatan aktivitas perekonomian

Jika ada perkiraan peningkatan aktivitas perekonomian di masa yang akan

datang, walaupun tingkat suku bunga lebih besar dari MEC, maka investasi

mungkin akan tetap dilakukan oleh para investor yang mempunyai

insting tajam (risk seeking). Karena investor menganggap bahwa investasi

di masa yang akan datang memperoleh banyak keuntungan. Sekalipun

faktor insting ini bukan faktor utama, tetapi penting untuk dipertimbangkan oleh

para investor dalam mengambil keputusan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

4. Tenaga kerja

Banyaknya tenaga kerja yang tersedia merupakan daya tarik bagi investor

untuk berinvestasi. Dikarenakan dengan banyaknya tenaga kerja akan

meningkatkan kapasitas produksi, peningkatan kapasitas prosuksi tersebut

nantinya akan meningkatkan pula investasi.

5. Tingkat keuntungan investasi yang akan diperoleh

Semakin tinggi tingkat keuntungan dalam berinvestasi sudah barang tentu

akan semakin besar tingkat investasi tersebut. Namun, secara umum semakin

tinggi tingkat keuntungan dari investasi juga semakin tinggi resikonya.

6.Faktor-faktor lain

Selain kelima faktor tersebut, investasi juga cukup dipengaruhi oleh

faktor-faktor seperti tingkat kemajuan tekhnologi, ramalan mengenai keadaan

ekonomi di masa depan, dan tentunya tingkat pendapatan nasional dan perubahan-

perubahan.

2.3 Tenaga Kerja

Sumber daya manusia (SDM) atau Human Resources mengandung dua

pengertian yaitu pertama, sumber daya manusia mengandung pengertian usaha

kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini

sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh

seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Kedua,

sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk

memberikan jasa atau usaha kerja. Mampu bekerja berarti mampu melakukan

kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Secara

fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia. Dengan kata lain, orang dalam usia

kerja dianggap mampu bekerja. Kelompok penduduk dalam usia kerja tersebut

dinamakan tenaga kerja atau Man Power (Simanjuntak, 2001)

Di Indonesia, yang termasuk golongan tenaga kerja yaitu batas umur

minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Dengan demikian tenaga kerja

di Indonesia dimaksudkan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun atau lebih.

Pemilihan 10 tahun sebagai batas umur minimum adalah berdasarkan kenyataan

bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk Indonesia berumur muda

sudah bekerja atau mencari pekerjaan (Simanjuntak, 2001).

Tenaga kerja terdiri dari angkatan kerja atau Labor Force dan bukan

angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari (1) golongan yang bekerja, (2)

golongan yang menganggur dan mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk

bukan angkatan kerja terdiri dari (1) golongan yang bersekolah, (2) golongan

yang mengurus rumah tangga dan (3) golongan lain-lain atau penerima

pendapatan lainnya (Simanjuntak, 2001).

Menurut Badan Pusat Statistik (2003) yang di maksud angkatan kerja

adalah penduduk usia kerja yang selama seminggu yang lalu mempunyai

pekerjaan baik yang bekerja maupun sementara tidak bekerja karena suatu sebab

seperti menunggu panen, pegawai yang sedang cuti dan sejenisnya. Disamping

itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari atau

mengharap pekerjaan juga termasuk dalam angkatan kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

Bekerja yaitu mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan

melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari satu jam seperti (Simanjuntak,

2001):

 Pekerjaan tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak

bekerja karena cuti, sakit, mogok, perusahaan menghentikan

kegiatannya sementara (misalnya kerusakan mesin) dan sebagainya.

 Petani – petani yang mengusahakan tanah pertanian sedang tidak

bekerja karena sakit, menunggu panen atau menunggu hujan untuk

menggarap sawah dan sebagainya.

 Orang-orang yang bekerja dibidang keahlian seperti dokter atau

tukang.

Sedangkan orang yang digolongkan sedang mencari Mencari Pekerjaan

adalah (Simanjuntak,2001):

 Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha untuk

mendapatkan pekerjaan.

 Mereka yang bekerja tetapi karena suatu hal masih mencari

pekerjaan.

 Mereka yang dibebas tugaskan tetapi sedang berusaha untuk

mendapatkan pekerjaan.

Sedangkan yang dimaksud bukan angkatan kerja adalah kelompok

penduduk yang selama seminggu yang lalu mempunyai kegiatan yaitu:

 Sekolah yaitu mereka yang kegiatan utamanya sekolah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

 Mengurus rumah tangga yaitu mereka yang kegiatan utamanya

mengurus rumah tangga atau membantu tanpa mendapatkan upah.

 Penerima pendapatan, mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan

tetapi memperoleh penghasilan, misalnya pensiunan, bunga simpanan

dan sebagainya.

 Lainnya yaitu mereka yang sudah tidak dapat melakukan kegiatan

seperti yang termasuk dalam kategori sebelumnya, seperti sudah

lanjut usia, cacat jasmani, cacat mental atau lain.

2.4 PDRB

PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit

usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan

jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah . Cara

penyajian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disusun dalam 2 bentuk,

yaitu (Arsyad, 2005)

1. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan (riil) menunjukkan

nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang

berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.

2. Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku (nominal) digunakan

untuk menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan

harga pada tahun berjalan.

Sedangkan untuk cara perhitungannya, Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) menggunakan 3 macam pendekatan, yaitu (Arsyad, 2005)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

1. Pendekatan Produksi

Dengan pendekatan Produksi, produksi nasional atau produksi domestik

bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh barang dan jasa

yang dihasilkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian

2. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan Pendapatan adalah suatu pendekatan dimana pendapatan

nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor

produksi yang menyumbang terhadap proses produksi.

3. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan Pengeluaran adalah pendekatan pendapatan nasional atau

produk domestik regional bruto diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar

dari seluruh permintaan akhir atas output yang dihasilkan dalam perekonomian.

2.5 Inflasi

Inflasi adalah suatu keadaan atau proses dimana harga barang-barang

mengalami kenaikan secara umum dan berlangsung terus-menerus. Dari

pengertian tersebut terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi agar dapat

dikatakan terjadi inflasi (Herlambang, 2001)

1. Kenaikan Harga

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada

harga periode sebelumnya.

2. Bersifat Turun-Naik

Kenaikan harga suatu komoditas belum tentu menimbulkan inflasi, jika

kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum mengalami kenaikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

3. Berlangsung terus-menerus

Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum tentu menimbulkan

inflasi jika terjadi hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam

rentang waktu minimal bulanan, sebab dalam sebulan akan terlihat apakah

kenaikan harga bersifat umum dan terus-menerus. Rentang waktu yang lebih

panjang adalah triwulan dan tahunan. Jika pemerintah melaporkan bahwa inflasi

tahun ini adalah 12% berarti akumulasi inflasi adalah 12% per tahun. Inflasi

triwulanan rata-rata 3% (12%:4), sedangkan inflasi bulanan sekitar 1% (12%;12).

2.5.1 Jenis –Jenis Inflasi

Jenis-jenis inflasi dapat kita bedakan berdasarkan tingkat keparahannya,

penyebabnya dan berdasarkan asal terjadinya (Herlambang, 2001):

1. Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya

 Inflasi rendah. Inflasi rendah dikatakan rendah jika kenaikan harga

berjalan sangat lambat dengan persentase kecil, yaitu dibawah 10%

setahun.

 Inflasi sedang. Suatu negara dikatakan mengalami inflasi sedang,

jika persentase laju inflasinya sebesar 10%-30% setahun.

 Inflasi tinggi. Inflasi dikatakan tinggi jika laju inflasinya berkisar

30%-100% setahun.

 Hiperinflasi. Hiperinflasi dapat terjadi jika laju inflasinya diatas

100% setahun. Apabila suatu negara mengalami hiperinflasi, maka

masyarakat tidak lagi memiliki kepercayaan terhadap uang. Mereka

lebih memilih menukarkannya dengan barang tertentu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

2. Inflasi berdasarkan penyebabnya.

Inflasi dapat pula dibedakan berdasarkan penyebabnya, yaitu:

 Demand-pull inflation

Demand pull inflation adalah inflasi yang terjadi akibat pengaruh

permintaan yang tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah

penawaran produksi

 Cost-push inflation

Cost push inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan

biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya

faktor produksi.

3. Inflasi berdasarkan asalnya.

Berdasarkan asalnya inflasi dibedakan menjadi :

 Inflasi karena defisit APBN. Inflasi jenis ini terjadi sebagai akibat

adanya pertumbuhan jumlah uang yang beredar melebihi permintaan

akan uang.

 Imported Inflation yaitu inflasi yang terjadi di suatu negara,

misalnya beberapa barang diluar negeri yang menjadi faktor

produksi di suatu negara, harganya meningkat maka kenaikan harga

tersebut mengakibatkan meningkatnya harga barang di negara

tersebut.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian Kusumaningrum (2007) mengenai Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Investasi di Provinsi DKI Jakarta . Analisis yang digunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

adalah metode analisis regresi berganda dengan menggunakan data selama kurun

waktu 1996 – 2005 melalui Ordinary Least Square (OLS). Dari penelitian tersebut

diketahui bahwa:

1. Variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kegiatan

investasi di Provinsi DKI Jakarta. Hal ini mengimplikasikan suatu peningkatan

tingkat bunga akan menambah biaya modal, sehingga menyebabkan suatu

penurunan dalam investasi.

2. Variabel inflasi berpengaruh positif yang signifikan terhadap tingkat investasi

di Provinsi DKI Jakarta. Hasil ini dikarenakan tingkat inflasi yang terjadi di Jawa

Tengah masih lebih rendah dibandingkan dengan tingkat ekspektasi inflasi dari

para investor. Oleh karena itu meskipun terjadi kenaikan tingkat inflasi, para

investor tetap menambah kegiatan investasinya dengan pertimbangan tingkat

keuntungan yang diharapkan masih lebih tinggi dari tingkat inflasi yang terjadi.

3. Variabel PDRB periode sebelumnya berpengaruh positif yang signifikan

terhadap tingkat investasi di Provinsi DKI Jakarta. Hal ini menunjukkan jika

pertumbuhan ekonomi periode sebelumnya menunjukkan kearah yang membaik

maka akan meningkatkan kepercayaan investor atau pemilik modal untuk

menanamkan modalnya di Provinsi DKI Jakarta, sehingga tingkat investasi di

Provinsi DKI Jakarta pun meningkat.

Penelitian Sirojuzilam, dkk (2003) mengenai Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Perkembangan Investasi Dalam Pembangunan Daerah Sumatera

Utara. Analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan

menggunakan data selama kurun waktu 1980 – 2002 dengan menggunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

model persamaan Ordinary Least Square (OLS). Dari penelitian tersebut

diketahui bahwa :

1. Variabel pendapatan regional memperlihatkan tanda koefisien regresi yang

positif sebesar 0,214 dan nilai t statistik sebesar 2,146 yang lebih besar dari t

tabel sebesar 2,120. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan regional

memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perkembangan

investasi di Sumatera Utara dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

2. Variabel total ekspor memiliki tanda koefisien regresi yang positif sebesar

0,032 dengan nilai t statistik sebesar 2,135 yang lebih besar dari t tabel sebesar

2,120, yang berarti ekspor Sumatera Utara memberikan pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap perkembangan investasi di Sumatera Utara secara

statistik dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

3. Variabel tingkat suku bunga dalam negeri memiliki tanda koefisien regresi

yang negatif sebesar -33266,52 dengan tingkat t statistik sebesar -2,090 yang

lebih kecil dari t tabel sebesar -1,746. Hal ini berarti tingkat suku bunga dalam

negeri memberikan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap

perkembangan investasi di Sumatera Utara secara statistik pada tingkat

kepercayaan 90 persen.

4. Variabel tingkat inflasi memiliki tanda koefisien regresi yang positif

sebesar 4847,785 dengan nilai t statistik sebesar 0,595 yang lebih kecil dari t

tabel sebesar 1,746. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi memberikan

pengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap perkembangan Sumatera

Utara pada tingkat kepercayaan 90 persen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Penelitian Fajar (2011) mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri di Indonesia (periode Tahun 1988-

2009). Dari penelitian tersebut diketahui bahwa:

1. Pengujian Terhadap Variabel Inflasi (INF)

T hitung inflasi sebesar 0,855 dengan koefisien sebesar 85,182 (arah koefisien

positif), kenaikan inflasi 1% akan menyebabkan kenaikan investasi sebesar

85,182 milyar. Sedangkan t hitung sebesar 1,855 lebih besar dari t tabel

sebesar 1,734 (t hitung > t tabel), maka variabel inflasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel Investasi.

b. Pengujian Terhadap Variabel Suku Bunga Kredit (SBK)

T hitung SBK sebesar -0,111 sedangkan koefisien -92,656 (arah koefisien

negatif) kenaikan Suku Bunga Kredit 1% akan menyebabkan penurunan

investasi sebesar 92,656 milyar. Sedangkan t hitung sebesar –0,111 lebih kecil

dari t tabel sebesar 1,734 (t hitung < t tabel). Artinya suku bunga kredit (SBK)

berpengaruh tidak signifikan terhadap investasi dalam negeri.

c. Pengujian Terhadap Variabel Tenaga Kerja (TK)

T hitung TK sebesar 2.662 sedangkan Koefisien sebesar 0,001 (arah koefisien

positif). Maka t hitung sebesar 2,662 lebih besar dari t tabel sebesar 1,734 (t

hitung > t tabel). Artinya tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan

terhadap investasi dalam negeri. Dimana kenaikan tenaga kerja sebesar 1 jiwa

akan menyebabkan peningkatan investasi dalam negeri sebesar 0,001 milyar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

d. Pengujian Terhadap Variabel Kurs Rp/US$ (KURS)

T hitung KURS sebesar 1.748 sedangkan koefisien kurs sebesar 0.779 (arah

koefisien positif). Maka t hitung sebesar 2,662 lebih besar dari t tabel sebesar

1,734 (t hitung > t tabel). Artinya kurs Rp/US$ berpengaruh positif dan

signifikan terhadap investasi dalam negeri. Dimana kenaikan kurs Rp/US$

sebesar 1 rupiah akan menyebabkan peningkatan investasi dalam negeri sebesar

0,779 milyar.

2.7 Kerangka Konseptual

Dengan melihat fenomena beberapa faktor yang mempengaruhi investasi,

maka analisis mengenai seberapa besar pengaruh faktor-faktor tesebut

diskemakan dalam kerangka pemikiran secara sederhana pada gambar 2.2

Inflasi

PDRB Investasi

Tenaga kerja

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

2.8 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah

diatas, maka peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

1 inflasi berpengaruh positif terhadap investasi

2 PDRB berpengaruh positif terhadap investasi.

3 tenaga kerja berpengaruh positif terhadap investasi.

4. inflasi, PDRB dan tenaga kerja secara bersama-sama berpengaruh

terhadap investasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan

dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan

dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh inflasi, PDRB

dan tenaga kerja terhadap investasi PMDN di Sumatera Utara.

3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang berbentuk angka-angka dalam bentuk time series yang bersifat

kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

merupakan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi

Sumatera Utara (BPS) dalam bentuk data berkala (time series) dalam kurun waktu

30 tahun yakni dari tahun 1987 sampai 2016. Di samping itu, data lainnya yang

mendukung penelitian ini diperoleh dari sumber bacaan seperti jurnal, bahan –

bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian dan website resmi.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan

(library research) yaitu penelitian yang dilakukan melalui bahan- bahan

kepustakaan berupa tulisan-tulisan ilmiah, jurnal, artikel, majalah, surat kabar,

laporan-laporan penelitian ilmiah yang ada hubungannya dengan topik yang

diteliti

28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah melakukan pencatatan

langsung berupa data time series yaitu dari tahun 1987 sampai 2016 (30 tahun).

3.4 Definisi Operasional

1. Investasi adalah realisasi investasi PMDN pada semua sektor perekonomian

di Propinsi Sumatera Utara yang dinyatakan dalam milyar rupiah selama

periode 1987-2016. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Utara (BPS).

2. PDRB adalah PDRB Propinsi Sumatera Utara berdasarkan harga konstan

periode 1987-2016, yang dinyatakan dalam miliar rupiah per tahun. Data

PDRB tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

(BPS).

3. Tenaga Kerja merupakan penduduk berumur 15 tahun atau lebih antara lain

yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur

meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur

terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja yang dinyatakan dalam satuan

jiwa. Data tenaga kerja diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi

Sumatera Utara (BPS).

4. Inflasi dalam penelitian merupakan data tingkat inflasi tahunan Propinsi

Sumatera Utara periode 1987-2016, yang dinyatakan dalam satuan persen.

Data inflasi diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

(BPS).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

3.5 Pengolahan Data

Dalam mengerjakan penelitian ini, penulis menggunakan program IBM

SPSS Statistic 19 untuk mengolah data dalam skripsi ini.

3.6 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk membahas cara-cara pengumpulan

data, penyederhanaan angka-angka pengamatan yang diperoleh (meringkas dan

menyajikan) untuk memperoleh informasi yang lebih menarik dan mudah

dipahami. Penyajian statistik deskriptif dapat berupa bentuk-bentuk distribusi,

tabel dan grafik.

3.7 Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda

karena terdapat satu variabel dependen dan beberapa variabel independen.

Pengujian regresi dilakukan dengan bantuan perangkat lunak IBM SPSS Statistic

21. Persamaan regresi yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Y = Investasi PMDN
X1 = Inflasi

X2 = PDRB

X3 = Tenaga Kerja

α = Konstanta
β1-β3 = Koefisien Regresi

e = Koefisien error

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

3.8 Uji Asumsi Klasik

3.8.1 Uji Normalitas

Asumsi dalam OLS adalah nilai rata-rata dari faktor pengganggu (µi)

adalah nol. Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu,

maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov

Test. Untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan

Kolmogorov Smirnov Test adalah dengan melihat angka probability. Apabila

angka probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila

angka probability < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

3.8.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji korelasi antar variabel

independen. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0.10 dan nilai VIF >10. Penelitian

ini mendeteksi multikolinieritas dengan menggunakan nilai Variance

Inflation Factor (VIF).

3.8.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian

dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Salah satu cara untuk

mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser.

Model dinyatakan bebas masalah heteroskedastisitas apabila probabilitas

signifikansi masing-masing variabel pada hasil regresi > 0.05. Sedangkan apabila

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

probabilitas signifikansi masing-masing variable < 0.05, maka model mengalami

masalah heteroskedastisitas.

3.8.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Penelitian ini menggunakan

Run Test untuk mendeteksi gejala autokorelasi. Suatu model dikatakan bebas dari

gejala autokorelasi apabila nilai asymp.sig (2-tailed) > 0.05. Apabila nilai

asymp.sig (2-tailed) < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa model terdapat gejala

autokorelasi.

3.9 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model analisis

regresi berganda. Penelitian ini menggunakan uji kesesuaian (goodness of fit test)

untuk menguji ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual. Goodness of

fit diukut menggunakan uji F-statistik, uji t- statistik dan uji koefisien determinasi.

3.9.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variabel

dependen. Apabila probability value dalam pengujian kurang dari 5% maka model

regresi yang digunakan telah layak. Apabila probability value dalam pengujian

lebih dari 5% maka model regresi yang digunakan tidak layak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

3.9.2 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar

kemampuan variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan

terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤ R 2 ≤ 1).

3.9.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Uji t

dalam penelitian ini menggunakan signifikansi 5%. Hipotesis penelitian

dinyatakan diterima apabila probability value kurang dari 5% yang menyatakan

bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis

penelitian dinyatakan ditolak apabila probability value lebih dari 5% yang berarti

bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara

4.1.1 Kondisi Geografis

Provinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada

garis 1°- 4° LU dan 98°-100° BT dengan luas 72.981,23 km2 atau terbesar ke 7

dari luas RI. sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera, dan sebagian kecil

berada di Pulau Nias, Pulau- Pulau Batu, serta beberapa pulau kecil, baik dibagian

Barat maupun bagian timur pantai pulau Sumatera.

Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas

daerah terbesar adalah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 12.163,65 km 2

atau 16.97% diikuti Kabupaten Labuhan Batu dengan luas 9.223,18 km2 atau

12,87 % kemudian diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70

km2 atau sekitar 9,23%, Kabupaten Tapanuli Utara 3.800,31 km 2 atau sekitar

4,97%. Sedangkan luas terkecil adalah Kota Sibolga dengan luas 10,77 km 2 atau

sekitar 0,02% dari total luas wilayah Sumatera Utara.

Batas wilayah Provinsi Sumatera Utara

- Sebelah Utara : Provinsi Aceh

- Sebelah Timur : Selat Malaka

- Sebelah Selatan : Provinsi Riau dan Sumatera Barat

- Sebelah Barat : Samudera Hindia

34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Berdasarkan kondisi letak dan kondisi alam, Provinsi Sumatera Utara dibagi

dalam tiga kelompok wilayah yaitu Pantai Barat, Dataran tinggi dan Pantai Timur.

4.1.2 Iklim

Karena terletak dekat garis khatulistiwa,Provinsi Sumatera Utara tergolong

kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera

Utara sangat bervariasi, sebagian daerahnya datar, hanya beberapa meter diatas

permukaan air laut, beriklim cukup panas bisa mencapai 34,20 C, sebagian daerah

berbukit dengan kemiringan yang landai, beriklim sedang dan sebagian lagi

berada pada daerah dataran tinggi yang suhunya bisa mencapai 13,4 0 C.

4.1.3 Kondisi Demografi

Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi keempat yang terbesar

jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa

Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990

penduduk Sumatera Utara berjumlah 10,26 juta jiwa, dan dari hasil sensus

penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51 juta jiwa.

Selanjutnya dari hasil sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk

Provinsi Sumatera Utara sebesar 12.982,204 juta jiwa. Kepadatan penduduk

Provinsi Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km2 dan tahun 2000

meningkat menjadi 161 jiwa per km2 dan selanjutnya pada tahun 2010 menjadi

188 jiwa per km2 . laju pertumbuhan penduduk Provinsi Sumatera Utara selama

kurun waktu tahun 1990-2000 menjadi 1.22 persen per tahun, dan pada tahun

2000-2010 menjadi 1.22 persen per tahun.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Berikut ini adalah tabel 4.1 yang menyajikan jumlah penduduk di Provinsi

Sumatera Utara dengan komposisi penduduk sebagai berikut.

Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Utara Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota (Jiwa)

No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Jumlah


1 Nias 68.841 72.562 141.403
2 Mandailing Natal 213.682 221.621 435.303
3 Tapanuli Selatan 137.590 139.299 276.889
4 Tapanuli Tenggara 179.194 177.724 356.918
5 Tapanuli Utara 146.104 149.509 295.613
6 Toba Samosir 89.688 91.006 180.694
7 Labuhan Batu 237.719 232.792 470.511
8 Asahan 357.900 354.784 712.684
9 Simalungun 425.794 428.695 854.489
10 Dairi 140.200 140.410 280.610
11 Karo 196.898 199.700 396.598
12 Deli Serdang 1.043.114 1.029.407 2.072.521
13 Langkat 514.211 506.997 1.021.208
14 Nias Selatan 154.519 156.800 311.319
15 Humbang Hasundutan 91.789 93.126 184.915
16 Pakpak Barat 23.393 22.999 46.392
17 Samosir 61.904 62.592 124.496
18 Serdang Bedagai 306.620 304.286 610.906
19 Batu Bara 203.689 201.299 404.988
20 Padang Lawas Utara 129.514 128.293 257.807
21 Padang Lawas 132.181 131.603 263.784
22 Labuhan Batu Selatan 163.390 156.991 320.381
23 Labuhan Batu Utara 179.105 175.380 354.485
24 Nias Utara 66.816 68.197 135.013
25 Nias Barat 38.646 42.139 80.785
26 Sibolga 43.515 43.274 86.789
27 Tanjung Balai 85.213 83.871 169.084
28 Pematang Siantar 121.684 127.821 249.505
29 Tebing Tinggi 78.582 80.320 158.902
30 Medan 1.101.020 1.128.388 2.229.408
31 Binjai 133.692 134.209 267.901
32 Padang Sidimpuan 103.709 109.208 212.917
33 Gunung Sitoli 67.410 70.283 137.693
Jumlah 7.037.326 7.065.585 14.102.911
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

4.1.4 Perkembangan Investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara

Kegiatan investasi merupakan salah satu angkah awal upaya

mengembangkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan

ekonomi yang meningkat sejalan dengan meningkatnya juga minat investasi.

Perkembangan investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.2
Perkembangan Investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara
Tahun PMDN (milyar Rp)
1987 379.088.850.000
1988 395.266.460.000
1989 382.536.360.000
1990 397.488.720.000
1991 408.743,370.000
1992 459.033.560.000
1993 426.653,230.000
1994 441.531,490.000
1995 309.781,990.000
1996 443.599,240.000
1997 240.692,160.000
1998 80.063,680.000
1999 102.716,340.000
2000 119.777,750.000
2001 528.644,950.000
2002 653.034,220.000
2003 813.693,080.000
2004 1.046.028,390.000
2005 821.643,740.000
2006 1.094.245,380.000
2007 1.672.463,330.000
2008 1.291.333,720.000
2009 2.644.965,260.000
2010 1.625.438,970.000
2011 1.904.055,780.000
2012 2.970.186,190.000
2013 3.068.881,400.000
2014 2.231.925,850.000
2015 3.287.417,300.000
2016 4.654.829,290.000
Sumber BPS Provinsi Sumatera Utara, 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

Jika dilihat dari tabel diatas, perkembangan investasi PMDN di Provinsi

Sumatera Utara cenderung berfluktuasi. Tingkat realisasi investasi di Provinsi

Sumatera Utara paling rendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar Rp

80.063,680.000. Hal ini merupakan imbas dari krisis ekonomi moneter yang

melanda Indonesia terkhusus di Provinsi sumatera utara yang menyebabkan

naiknya tingkat inflasi sebesar 83,56 persen pada tahun 1998. Kondisi ini

mengakibatkan kurangnya kepercayaan para investor terhadap perekonomian

sehingga nilai PMDN yang terjadi relatif lebih kecil dari pada tahun-tahun

lainnya. Pada periode pasca krisis, pemerintah mulai menata kestabilan

perekonomiannya yang menyebabkan tingkat inflasi dapat ditekan sehingga para

investor mulai mendapat kepercayaan untuk menanamkan kembali modalnya.

4.1.5 Perkembangan Inflasi

Kondisi perekonomian suatu daerah dapat ditentukan dari besarnya angka

inflasi. Angka inflasi merupakan salah satu indikator stabilitas ekonomi yang

mencerminkan perubahan harga di suatu daerah. Laju inflasi biasanya disebabkan

oleh naik turunnya produksi barang dan jasa, distribusinya dan juga disebabkan

oleh peredaran uang di suatu daerah. Tingkat inflasi yang tinggi akan sangat

merugikan perekonomian suatu daerah.

Perkembangan tingkat inflasi yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara

pada periode tahun 1987 – 2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

Tabel 4.3
Tingkat Inflasi di Provinsi Sumatera Utara tahun 1987 – 2016

Tahun Inflasi (%)


1987 4,40
1988 6,78
1989 6,64
1990 7,56
1991 5,99
1992 4,56
1993 4,75
1994 5,28
1995 7,24
1996 6,70
1997 13,10
1998 83,56
1999 1,37
2000 5,73
2001 6,79
2002 9,59
2003 4,23
2004 6,80
2005 22,41
2006 6,11
2007 6,6
2008 9,72
2009 2,61
2010 8,00
2011 3,67
2012 3,86
2013 6,18
2014 8,17
2015 3,24
2016 6,34
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2017

Jika dilihat dari tabel diatas, tingkat inflasi di Propinsi sumatera Utara

pada periode sebelum krisis cenderung berfluktuasi. Inflasi di Provinsi Sumatera

Utara mengalami titik tertingginya pada tahun 1998 dimana inflasi yang terjadi

mencapai besaran 83,56 persen. Kondisi tersebut terjadi sebagai dampak dari

guncangan krisis ekonomi yang malanda pada waktu itu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

Pada tabel diatas dapat dilihat juga, setelah tahun 1998 tingkat inflasi

mulai menurun. Pada tahun 1999, tingkat inflasi mengalami penurunan yang

signifikan sebesar 1,37 persen. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan dalam

perekonomian Provinsi Sumatera Utara pasca krisis ekonomi. Namun pasca krisis

ekonomi yang pernah melanda Indonesia, Provinsi Sumatera Utara juga pernah

mengalami kenaikan tingkat inflasi yang cukup tinggi pada tahun 2005 sebesar

22,41 persen. Kondisi tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga BBM yang

disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia.

4.1.6 Perkembangan PDRB

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu

wilayah/provinsi adalah dengan melihat besarnya PDRB yang dihasilkan pada

satu tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya. Perhitungan

pertumbuhan ekonomi di suatu daerah dari tahun ke tahun dilakukan dengan

perhitungan angka Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan.

Penggunaan atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk menghindari

pengaruh perubahan harga sehingga perubahan yang diukur merupakan

pertumbuhan riil ekonomi. Perkembangan PDRB di Provinsi Sumatera Utara

periode tahun 1987-2016 dapat dilihat pada tabel berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Tabel 4.4
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun
1987-2016 (Triliun Rupiah)

Tahun PDRB
1987 127.145.335.000.000
1988 130.062.475.000.000
1989 133.078.815.000.000
1990 129.934.566.000.000
1991 141.364.634.000.000
1992 178.832.672.000.000
1993 169.915.459.000.000
1994 183.842.024.000.000
1995 202.753.806.000.000
1996 200.714.738.000.000
1997 231.065.405.000.000
1998 88.332.690.000.000
1999 118.278.452.000.000
2000 156.154.112.000.000
2001 240.908.359.000.000
2002 293.189.141.000.000
2003 309.805.609.000.000
2004 337.328.949.000.000
2005 325.897.791.000.000
2006 334.347.404.000.000
2007 351.792.273.000.000
2008 362.172.368.000.000
2009 384.559.225.000.000
2010 377.718.902.000.000
2011 396.587.623.000.000
2012 421.463.954.000.000
2013 411.537.123.000.000
2014 436.573.310.000.000
2015 454.955.850.000.000
2016 463.775.460.000.000

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2017

Jika dilihat pada tabel diatas, perkembangan PDRB di Provinsi Sumatera

Utara tiap tahun mengalami peningkatan meskipun terkadang mengalami

fluktuasi. Nilai PDRB di Provinsi Sumatera Utara mengalami titik terendahnya

pada tahun 1998 dimana nilai PDRB hanya mencapai 88,3 triliun rupiah. Kondisi

tersebut terjadi sebagai dampak dari guncangan krisis ekonomi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

4.1.7 Perkembangan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting didalam proses

produksi barang dan jasa serta mengatur sarana produksi untuk menghasilkan

barang dan jasa tersebut.Perkembangan jumlah tenaga kerja di Provinsi

Sumatera Utara dapat kita lihat pada tabel dibawah berikut.

Tabel 4.5
Jumlah Tenaga Kerja di Provinsi Sumatera Utara Tahun 1987-2016 (Jiwa)
Tahun Tenaga kerja
1987 5.559.403
1988 5.853.255
1989 6.147.906
1990 7.324.824
1991 6.868.809
1992 6.254.980
1993 7.457.883
1994 7.693.347
1995 8.594.670
1996 7.944.352
1997 8.466.792
1998 8.644.378
1999 7.705.624
2000 8.992.394
2001 9.023.803
2002 9.119.076
2003 7.890.583
2004 7.997.002
2005 8.067.008
2006 8.208.651
2007 9.378.148
2008 8.919.973
2009 9.408.738
2010 9.520.274
2011 8.759.321
2012 10.834.317
2013 8.931.423
2014 9.498.974
2015 9.551.041
2016 10.641.892
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara, 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan menyajikan informasi data penelitian berupa

mean, median dan standar deviasi. Ringkasan informasi tersebut dapat diuraikan

dalam tabel berikut.

Tabel 4.6
Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviasi


Investasi 80.063.68 5.068.881,40 1.320.000,00 1.484.000,00
Inflasi 1,37 83,56 9,26 14,52
PDRB 88.332.69 463.775.46 269.000.000,00 119.300.000,00
Tenaga kerja 5.559.403 10.834.317 8.308.628 1.298.264

Banyak observasi 30

Tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa variabel investasi memiliki nilai

minimum sebesar Rp 80.063.680.000 dan nilai maksimumnya sebesar

Rp5.068.881.400. secara rata-rata nilai investasi di Provinsi Sumatera Utara

sebesar Rp 1.320.000.000.

Nilai minimum variabel inflasi sebesar 1,37 dan nilai maksimumnya

sebesar 83,56. Secara rata-rata tingkat inflasi di Provinsi Sumatera Utara berada di

angka 9,26.

Nilai minimum PDRB di Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp

88.332.690.000 dan nilai maksimumnya sebesar Rp 463.775.460.000.000. secara

rata-rata jumlah PDRB Propinsi Sumatera Utara sebesar Rp 269.000.000.000.000.

Jumlah minimum tenaga kerja di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 5.559.403

jiwa dan jumlah maksimumnya sebanyak 10.834.317 jiwa. Secara rata-rata jumlah

tenaga kerja di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 8.308.628 jiwa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk dapat

menggunakan model regresi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji

multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bentuk distribusi data, apakah

data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang

dilakukan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov (K-S) Test. Hasil uji normalitas

dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .11281872
Most Extreme Absolute .139
Differences Positive .139
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z .759
Asymp. Sig. (2-tailed) .612
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Data dikatakan berdistribusi nornal apabila Asymp. Sig. (2-tailed) >0.05.

Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig.

(2-tailed) sebesar 0.612 yang berarti bahwa lebih besar dari nilai alpha

(0,612>0.05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semua variabel dalam

penelitian berdsitribusi normal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

4.3.2 Uji Autokorelasi

Dalam penelitian ini, uji autokorelasi yang dilakukan menggunakan Run

Test. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi

Unstandardized
Residual
a
Test Value -.01756
Cases < Test Value 15
Cases >= Test 15
Value
Total Cases 30
Number of Runs 13
Z -.929
Asymp. Sig. (2- .353
tailed)
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Data dikatakan bebas dari gejala autokorelasi apabila Asymp. Sig.

(2-tailed) > 0.05. Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa

nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.353, lebih besar dari nilai alpha 0,05 (0.353

> 0.05). Dengan demikian, bahwa model regresi bebas dari gejala autokorelasi.

4.3.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji korelasi antar variabel

independen. Dalam penelitian ini, Uji multikolinearitas yang dilakukan

menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Hasil Uji multikolinearitas

dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel VIF Keterangan
Inflasi 1.129 Tidak terdapat multikolinearitas
PDRB 1.222 Tidak terdapat multikolinearitas
Tenaga Kerja 1.130 Tidak terdapat multikolinearitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Model regresi dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas apabila

masing-masing variabel memiliki VIF < 10. Hasil analisis menunjukkan bahwa

seluruh variabel dalam penelitian memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF)

< 10 yang berarti bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada masing-masing

variabel bebas.

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Glejser untuk mengetahui

ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Hasil uji

Glejser dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig. Keterangan
Inflasi 0.527 Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas
PDRB 0.771 Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas
Tenaga Kerja 0.149 Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data

Model regresi dikatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas apabila

masing-masing variabel memiliki probabilitas signifikansi > 0.05. Hasil analisis

menunjukkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian memiliki nilai > 0.05. Oleh

karena itu dalam model regresi tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Dari hasil pengujian dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil

regresi sebagaimana disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi
a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 4.224 2.793 1.512 .143

Inflasi .012 .024 .187 2.474 .020 .885 1.129

PDRB .631 .063 .789 10.019 .000 .818 1.222

Tenaga Kerja .483 .182 .201 2.656 .013 .885 1.130

a. Dependent Variable: PMDN

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut:

Y = 4,224 + 0.012 X₁ + 0.631X₂ + 0,483X₃

Persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta 4,224 menunjukkan apabila tingkat inflasi, PDRB dan

tenaga kerja nilainya konstan, maka nilai PMDN sebesar 4,224.

2. Nilai koefisien tingkat inflasi sebesar 0,012 menunjukkan bahwa jika

variabel independen lain tetap dan tingkat inflasi naik satu satuan, maka

tingkat PMDN akan naik sebesar 0,012 atau 1,2%. Koefisien variabel ini

bernilai positif yang menunjukkan hubungan positif antara tingkat inflasi

dengan tingkat investasi PMDN. Sehingga apabila tingkat inflasi naik

maka tingkat PMDN juga akan naik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

3. Nilai koefisien tingkat PDRB sebesar 0,631 menunjukkan bahwa jika

variabel independen lain tetap dan nilai PDRB naik satu satuan, maka

tingkat PMDN akan naik sebesar 0,631 atau 63,1%. Koefisien variabel ini

bernilai positif yang menunjukkan hubungan positif antara nilai PDRB

dengan tingkat PMDN. Dengan demikian, apabila PDRB meningkat maka

PMDN juga akan meningkat.

4. Nilai koefisien tenaga kerja sebesar 0,483 menunjukkan bahwa jika

variabel independen lain tetap dan tenaga kerja naik satu satuan, maka

PMDN akan naik sebesar 0,483 atau 48,3%. Koefisien variabel ini bernilai

positif yang menunjukkan hubungan positif antara banyaknya tenaga kerja

dengan nilai PMDN.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mendeteksi apakah semua variabel bebas secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hasil pengujian

dapat dilihat pada tabel dibawah berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji Signifikansi (Uji F)
b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 2.427 3 .809 56.984 .000

Residual .369 26 .014

Total 2.796 29
Sumber: Hasil Pengolahan Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Berdasarkan tabel hasil pengujian di atas, diperoleh bahwa nilai

probabilitas lebih kecil dari nilai α (0.000 < 0.005). Oleh sebab itu dapat

disimpulkan bahwa variabel bebas dalam model ini secara simultan berpengaruh

terhadap variabel terikat.

4.5.2 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2 )

Hasil pengujian koefisien determinasi (Adjusted R2 ) dapat dilihat pada

tabel dibawah berikut.

Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2 )

b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .932 .868 .853 .11915

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan tabel hasil pengujian di atas, diperoleh nilai adjusted R 2

sebesar 0,853. Hal ini menunjukkan bahwa variabel dependen PMDN dapat

dijelaskan oleh variabel independen yakni inflasi, PDRB dan tenaga kerja sebesar

85,3%, sedangkan sisanya sebesar 14,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam model.

4.5.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Hasil pengujian signifikansi parsial (Uji t) dapat dilihat pada tabel dibawah
berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

Tabel 4.14
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1(Constant) 4.224 2.793 1.512 .143

Inflasi .012 .024 .187 2.474 .020 .885 1.129

PDRB .631 .063 .789 10.019 .000 .818 1.222

Tenaga Kerja .483 .182 .201 2.656 .013 .885 1.130


Sumber: Hasil pengolahan Data

1. Inflasi

Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai t hitung variabel inflasi sebesar

2,47 dengan nilai signifikansi sebesar 0.020. nilai signifikansi ini lebih kecil dari

nilai taraf signifikansi (0,020 < 0,05). Oleh karena itu H 1 diterima, sehingga

dapat disimpulkan bahwa inflasi secara parsial berpengaruh terhadap investasi

PMDN.

2. PDRB

Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai t hitung variabel PDRB sebesar

10,019 dengan nilai signifikansi sebesar 0,00. Nilai signifikasni ini lebih kecil dari

nilai taraf signifikansi (0,00 < 0,05). Oleh sebab itu H2 diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa PDRB secara parsial berpengaruh terhadap investasi PMDN.

3. Tenaga Kerja

Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai t hitung variabel tenaga kerja

sebesar 2,656 dengan nilai signifikansi sebesar 0.013. nilain signifikansi ini lebih

kecil dari nilai taraf signifikansi (0,00 < 0,05). Oleh sebab itu H3 diterima,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

sehingga dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja secara parsial berpengaruh

terhadap investasi PMDN.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh inflasi terhadap investasi PMDN di Sumatera Utara

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa variabel inflasi pada

periode tahun 1987 - 2016 berpengaruh positif terhadap investasi PMDN di

Propinsi Sumatera Utara periode tahun 1987-2016. Hal ini menunjukkan tingkat

inflasi yang terjadi di Propinsi Sumatera Utara masih lebih rendah dibandingkan

dengan tingkat ekspektasi dari para investor. Oleh karena itu meskipun terjadi

kenaikan tingkat inflasi, para investor tetap menambah kegiatan investasinya

dengan pertimbangan tingkat keuntungan yang didapat masih lebih tinggi dari

tingkat inflasi yang terjadi.

4.6.2 Pengaruh PDRB Terhadap Investasi PMDN di Provinsi Sumatera

Utara

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa variabel PDRB pada

periode tahun 1987-2016 berpengaruh positif terhadap realisasi investasi PMDN

di Propinsi Sumatera Utara periode tahun 1987-2016. Hal ini dikarenakan jumlah

PDRB yang tinggi menggambarkan perekonomian suatu wilayah yang tinggi. Hal

tersebut mendorong kepercayaan dan merangsang para investor untuk melakukan

kegiatan investasi. Oleh karena itu, jika pertumbuhan ekonomi periode

sebelumnya menunjukkan ke arah yang lebih baik, maka akan meingkatkan

kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Propinsi Sumatera Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

4.6.3 Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Investasi PMDN di Provinsi

Sumatera Utara

Berdasarkan hasil uji hipotesis , diketahui bahwa variabel tenaga kerja

pada periode tahun 1987-2016 berpengaruh positif terhadap realisasi investasi

PMDN di Propinsi Sumatera Utara periode tahun 1987-2016. Hal ini dikarenakan

dengan banyaknya tenaga kerja, maka akan meningkatkan produksi guna

memenuhi kebutuhan yang terus meningkat. Artinya, apabila jumlah tenaga kerja

meningkat, maka realisasi investasi PMDN di Propinsi Sumatera Utara juga akan

meningkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Inflasi,

PDRB dan tenaga kerja terhadap investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara.

Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Dari hasil regresi didapatkan bahwa variabel inflasi menunjukkan angka

tingkat signifikansi sebesar 0,020. Hasil regresi ini menunjukkan bahwa

inflasi berpengaruh secara positif terhadap investasi PMDN di Provinsi

Sumatera Utara.

2. Dari hasil regresi didapatkan bahwa variabel PDRB menunjukkan tingkat

signifikansi sebesar 0,00. Hasil regresi ini menunjukkan bahwa PDRB

berpengaruh secara positif terhadap investasi PMDN di Provinsi Sumatera

Utara.

3. Dari hasil regresi didapatkan bahwa variabel tenaga kerja ingkat signifikansi

sebesar 0,013. Hasil regresi menunjukkan bahwa tenaga kerja berpengaruh

secara positif terhadap investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara.

4. Inflasi, PDRB dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh terhadap

investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara

53

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

5.2 Saran

1. Dari hasil penelitian, variabel PDRB mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu

diharapkan kepada Pemprov Sumatera Utara agar lebih meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi, misalnya melalui kegiatan promosi investasi daerah.

2. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi memiliki

pengaruh yang positif terhadap investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara.

Namun diharapkan kepada Pemprov Sumatera Utara untuk tetap menjaga

kestabilan laju inflasi. Dikarenakan apabila tingkat inflasi terlalu tinggi

akan menyebabkan konsumsi masyarakat akan barang dan jasa akan

berkurang.

3. Variabel bebas dalam penelitian ini hanya tiga. Diharapkan kepada peneliti

lain yang serupa dengan penelitian ini, agar menambah variabel bebas

dalam penelitiannya. Karena kemungkinan masih ada variabel lain yang

dapat mempengaruhi investasi PMDN di Provinsi Sumatera Utara seperti

kestabilan poilitik, infrastruktur ataupun perizinan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

DAFTAR PUSTAKA

Beatriks Selfe, Amran, Kawung George. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Investasi di Kabupaten Sorong (Studi Pada Kabupaten
Sorong Tahun 2008-2012). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol 14.
Oktober. Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Badan Koordinasi Penanaman Modal. “Realisasi PMDN Propinsi Sumatera


Utara”. HTTP://www.BKPM.go.id (diakses 26 Desember 2017).

BPS-Propinsi Sumatera Utara. 2017. “Sumatera Utara Dalam Angka 2016”.


BPS – Propinsi Sumatera Utara. Sumatera Utara.

Depari, Salsalina. 2012. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Daya Tarik Investasi


di Sumatera Utara. Skripsi. USU Repository.

Dornbusch, Rudiger dan Stanley Fischr. 1997. Ekonomi Makro. Diterjemahkan


oleh: Sahat Simamora. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Eni Setyowati dan Siti Fatimah N.H. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri di Jawa Tengah Tahun
1980- 2002.Jurnal Ekonomi Pembangunan,Vol. 8, hal 62-84.

Fahmi, Imran. 2006. Analisis Investasi Dalam Perspektif Ekonomi dan Politik.
Bandung :Refika Aditama.

Febriananda, Fajar. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi


Dalam Negeri di Indonesia Periode tahun 1988-2009. Jurnal. Universitas
Diponegoro.

Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi 2. Jilid 1. Jakarta :Salemba Empat.

H.Amiruddin, Sya’ad Afifuddin, Iskandar Syarif, Sirojuzilam. 2003. Analisis


Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Investasi. Jurnal. Universitas
Sumatera Utara.

Haryadi. 2008. “Analisis Daya Tarik Investasi di Provinsi Jambi”. Jurnal.


Universitas Jambi. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Jambi.

Herlambang, Tedy dkk. 2001. Ekonomi Makro: Teori, Analisis dan Kebijakan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

55

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

Kusumaningrum, Adithya. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Investasi di Provinsi DKI Jakarta. Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institute Pertanian Bogor.

Nasution, Mulia. 1997. Teori Ekonomi Makro: Pendekatan pada Perekonomian


Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Prathama, Rahardja dan Mandala Manurung. 2001. Teori Ekonomi Makro: Suatu
Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakulta Ekonomi Universitas
Indonesia.

Putong, Iskandar dan Andjaswati Nd. 2008. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Sinaga, Murbanto. 2006. “Analisis Daya Tarik Investor Untuk Berinvestasi di


Labuhan Batu”. Karya Tulis. USU Repository.

Sukirno, Sadono, 2003. Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah Dasar


Kebijakan.Rajawali Press.Jakarta.

Tambunan, Mangara. 2010. Menggagas Perubahan Pendekatan Pembangunan.


Edisi 1. Jilid 1. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Tarmizi, H.B, Rakhmat Sumanjaya dan Syahrir Hakim Nasution. 2014. Pengantar
Ekonomi Makro. Medan: USU Press.

W. Arthur Lewis. 1994. Perencanaan Pembangunan. Diterjemahkan oleh: G.


Kartasapoetra dan E.Komaruddin. Jakarta: PT Rineka Cipta.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran I

DATA PENELITIAN
JUMLAH
TAHUN REALISASI PMDN TINGKAT LAJU TENAGA
(Y) INFLASI PDRB KERJA
(X1) (X2) (X3)
1987 379.088.850.000 4,40 127.145,33 5.559.403
1988 395.266.460.000 6,78 130.062,47 5.853.255
1989 382.536.360.000 6,64 133.078,81 6.147.906
1990 397.488.720.000 7,56 129.934,56 7.324.824
1991 408.743,370.000 5,99 141.364,63 6.868.809
1992 459.033.560.000 4,56 178.832,67 6.254.980
1993 426.653,230.000 4,75 169.915,45 7.457.883
1994 441.531,490.000 5,28 183.842,02 7.693.347
1995 309.781,990.000 7,24 202.753,80 8.594.670
1996 443.599,240.000 6,70 200.714,73 7.944.352
1997 240.692,160.000 13,10 231.065,40 8.466.792
1998 80.063,680.000 83,56 88.332,69 8.644.378
1999 102.716,340.000 1,37 118.278,45 7.705.624
2000 119.777,750.000 5,73 156.154,11 8.992.394
2001 528.644,950.000 6,79 240.908,35 9.023.803
2002 653.034,220.000 9,59 293.189,14 9.119.076
2003 813.693,080.000 4,23 309.805,60 7.890.583
2004 1.046.028,390.000 6,80 337.328,94 7.997.002
2005 821.643,740.000 22,41 325.897,79 8.067.008
2006 1.094.245,380.000 6,11 334.347,40 8.208.651
2007 1.672.463,330.000 6,6 351.792,27 9.378.148
2008 1.091.333,720.000 9,72 362.172,36 8.919.973
2009 1.644.965,260.000 2,61 384.559,22 9.408.738
2010 2.625.438,970.000 8,00 377.718,90 9.520.274
2011 2.049.055,780.000 3,67 366.587,62 8.759.321
2012 2.970.186,190.000 3,86 421.463,95 10.834.317
2013 5.068.881,400.000 6,18 431.537,12 8.931.423
2014 4.631.925,850.000 8,17 436.573,31 9.498.974
2015 3.487.417,300.000 3,24 454.955.85 9.551.041
2016 4.954.829.000.000 6,34 463.775.46 10.641.892

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran II

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .11281872
Most Extreme Absolute .139
Differences Positive .139
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z .759
Asymp. Sig. (2-tailed) .612
Sumber: Hasil Pengolahan Data

2. Uji Autokorelasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .11281872
Most Extreme Absolute .139
Differences Positive .139
Negative -.101
Kolmogorov-Smirnov Z .759
Asymp. Sig. (2-tailed) .612
Sumber: Hasil Pengolahan Data

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Uji Multikolinearitas

a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 4.224 2.793 1.512 .143

Inflasi .012 .024 .187 2.474 .020 .885 1.129

PDRB .631 .063 .789 10.019 .000 .818 1.222

Tenaga .483 .182 .201 2.656 .013 .885 1.130


Kerja

a. Dependent Variable: PMDN

4. Uji Heterokedastisitas

a
Coefficients

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constan 2.163 1.514 1.429 .165


t)

Inflasi .001 .001 .126 .642 .527 .885 1.129

PDRB .010 .034 .060 .294 .771 .818 1.222

Tenaga -.146 .099 -.293 -1.486 .149 .885 1.130


Kerja

a. Dependent Variable: absRES_1

Lampiran III

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


HASIL REGRESI LINER BERGANDA

1. Hasil Uji R Square


b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .932 .868 .853 .11915

a. Predictors: (Constant), Tenaga Kerja, Inflasi, PDRB


b. Dependent Variable: PMDN

2. Hasil Uji F
b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 2.427 3 .809 56.984 .000

Residual .369 26 .014

Total 2.796 29

a. Predictors: (Constant), Tenaga Kerja, Inflasi, PDRB


b. Dependent Variable: PMDN

3. Hasil Uji t

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 4.224 2.793 1.512 .143

Inflasi .012 .024 .187 2.474 .020 .885 1.129

PDRB .631 .063 .789 10.019 .000 .818 1.222

Tenaga Kerja .483 .182 .201 2.656 .013 .885 1.130

a. Dependent Variable: PMDN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai