Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rosfi Firdha Huzaima

Panduan Praktik Klinis Ileus Ostruksi

1. Nama Penyakit / Diagnosis : ILEUS OSTRUKSI


2. Kriteria Diagnosis : - Nyeri abdomen, Muntah, Distensi abdomen,
Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi).
- Pemeriksaan fisik :
Tanda-tanda generalisata dehidrasi, darm
steifung, darm contour, defans muscular, bising
usus meningkat, metalik sound,
Rectal touche : ampula recti sering ditemukan
kolaps
3. Diagnosis Diferensial : - Ileus paralitik
4. Pemeriksaan Penunjang : - Foto polos abdomen 3 posisi
- Laboratorium darah untuk persiapan
pembedahan.
5. Konsultasi : Spesialis bedah atau Dokter Subspesialis Digestive
6. Perawatan RS : Rawat inap untuk tindakan pembedahan
7. Terapi : - Dekompresi
- Operatif : laparotomi eksplorasi
8. Standard RS : -
9. Penyulit : - Obstruksi usus dengan segala akibatnya
- Setelah pembedahan adalah : inkontenetia alvi
dan stenosis
10. Inform concent ( tertulis ) : Perlu
11. Standard Tenaga : - Spesialis Bedah untuk RS klas C
- Spesialis Bedah Digestive untuk RS klas B
12. Lama Perawatan : 1 minggu sampai dengan 3 minggu
13. Masa Pemulihan : - Adhesiolisis 3-5 hari
- Kolostomi 14 hari
14. Output : Bila tidak ada kelainan lain dapat hidup normal
15. PA : -
16. Autopsi / Risalah Rapat : -
DEFINISI
Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen
saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan/hambatan
mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang
menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose
segmen usus tersebut. 1,2

KLASIFIKASI
Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik dibedakan
menjadi,antara lain 3,4,5 :
1. Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster sampai
ileumterminal).
2. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum terminal
sampairectum).
Selain itu, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya, antara
lain :
1. Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga
makananmasih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit. 6
2. Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi/sumbatan yang tidak
disertaiterjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah).
3. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan
terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau
gangren.

ETIOLOGI
Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus antara lain 3,4,5 :
1. Hernia inkarserata
2. Non hernia inkarserata, antara lain :
a. Adhesi atau perlekatan usus
b. Invaginasi / intususepsi,
c. Askariasis
d. Volvulus
e. Tumor
PATOFISIOLOGI

CLINICAL FEATURES
1. Gejala klinis :
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif :
1. Nyeri abdomen
2. Muntah
3. Distensi
4. Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi).
Gejala ileus obstruktif tersebut bervariasi tergantung kepada:

1. Lokasi obstruksi
2. Lamanya obstruksi
3. Penyebabnya
4. Ada atau tidaknya iskemia usus 7
Gejala utama dari obstruksi ialah nyeri kolik, mual dan muntah dan obstipasi.
Adanya flatus atau feses selama 6-12 jam setelah gejala merupakan ciri khas dari
obstruksi parsial. 8

2. Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi  Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, “darm
contour” (gambaran kontur usus) maupun “darm steifung” (gambaran gerakan
usus)
b. Palpasi dan perkusi  Pada palpasi didapatkan distensi abdomen dan perkusi
Hipertympani yang menandakan adanya obstruksi, ‘defance muscular’
involunter dan massa
c. Auskultasi  Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar oeningkatan
bising usus dan metallic sound
d. Pemeriksaan rectum  tonus sfingter ani biasanya cukup namun ampula recti
sering ditemukan kolaps, Mukosa rectum dapat ditemukan licin dan apabila
penyebab obstruksi merupakan massa atau tumor pada bagian anorectum
maka akan teraba benjolan, Nyeri tekan dapat ditemukan pada lokal maupun
general misalnya pada keadaan peritonitis. 6
3. Laboratorium
Darah lengkap dan elektrolit, Blood Urea Nitrogen, kreatinin dan serum
amylase.
4. Radiologi 9
a. Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak abdomen atau posisi
dekubitus) dan posisi tegak thoraks
Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran, antara lain:
1) Distensi usus bagian proksimal obstruksi
2) Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
3) Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
4) Posisi supine dapat ditemukan :
a) distensi usus
b) step-ladder sign
5) String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas kecil yang berderet
6) Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi dan terisi udara dan
gelung usus yang berbentuk U yang dibedakan dari dinding usus yang oedem.
7) Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.(Moses, 2008)
Dilatasi usus Multipel air fluid level dan Herring bone
“string of pearls” sign

Coffee bean appearance Step ledder sign


TATALAKSANA

Pasien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami dehidrasi dan


kekurangan Natrium, Khlorida dan Kalium yang membutuhkan penggantian cairan
intravena dengan cairan salin isotonic seperti Ringer Laktat. Urin harus di monitor
dengan pemasangan Foley Kateter. Setelah urin adekuat, KCl harus ditambahkan pada
cairan intravena bila diperlukan. Pemeriksaan elektrolit serial, seperti halnya hematokrit
dan leukosit, dilakukan untuk menilai kekurangan cairan. Antibiotik spektrum luas
diberikan untuk profilaksis atas dasar temuan adanya translokasi bakteri pada ostruksi
intestinal.10

Dekompresi

Pada pemberian resusitasi cairan intravena, hal lain yang juga penting untuk
dilakukan ialah pemasangan nasogastric tube. Pemasangan tube ini bertujuan untuk
mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya aspirasi pulmonal karena
muntah dan meminimalkan terjadinya distensi abdomen. Pasien dengan obstruksi
parsial dapat diterapi secara konservatif dengan resusitasi dan dekompresi saja.
Penyembuhan gejala tanpa terapi operatif dilaporkan sebesar 60 – 85% pada obstruksi
parsial. 10

Terapi Operatif

Secara umum, pasien dengan obstruksi intestinal komplit membutuhkan terapi


operatif.
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada
obstruksi ileus.

1. Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana


untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-
strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
2. Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus
yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,
misalnya pada Ca stadium lanjut.
4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus
untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon,
invaginasi strangulata, dan sebagainya.
Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif
bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya,
misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja, kemudian hari
dilakukan reseksi usus dan anastomosis. 7
DAFTAR PUSTAKA
1. Faradilla, Nova 2009. Ileus Obstruksi .http://www.scribd.com/ileus_obstruktif
2. Guyton A.C., Hall J.E. 2005a. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Edisi ke- 9. Jakarta :
EGC
3. Manif Niko, Kartadinata. 2008. Obstruksi Ileus . Cermin Dunia Kedokteran
o.29.http://www.portalkalbe.com/files/obstruksiileus.pdf
4. Maulana, Razi. 2011. Ileus Obstruktif http://razimaulana.wordpress.com.
5. Middlemiss, J.H. 1949. Radiological Diagnosis of Intestinal Obstruction by Means of
DirectRadiography. Volume XXII No. 253.
6. Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah . Edisi 2. Jakarta :
EGC. Hal: 623.
7. Ullah S, Khan M, Mumtaz N, Naseer A. 2009. Intestinal Obstruction : A Spectrum of
causes. JPMI 2009 Volume 23 No 2 page 188-92
8. Whang, E. E., Ashley, S. W., & Zinner, M. J. 2005. Small Intestine. In B. e. al (Ed.),
Schwatz`s Principles Of Surgery (8 ed., p. 1018). McGraw-Hill Companies
9. Nobie, B. A. (2009, November 12). Obstruction, Small Bowel. Retrieved June 6th,
2011, from emedicine: http://emedicine.medscape.com/article/774140-overview
10. Evers, B. M. 2004. Small Intestine. In T. c. al, Sabiston Textbook Of Surgery (17 ed.,
pp. 1339-1340). Philadelphia: Elseviers Saunders

Anda mungkin juga menyukai