Bab Iv
Bab Iv
kN/m3, berat volume basah dominan sebesar 11-12 kN/m3. Rentang berat volume
kering 0,75-2,86 kN/m3, berat volume kering dominan sebesar 1,1-1,4 kN/m3.
Rentang nilai kadar abu sebesar 0,65%-6,41% dengan kadar abu dominan sebesar
1%-5% dan rentang nilai kadar serat sebesar 7,76% -42,72% dengan kadar serat
dominan sebesar 10%-20%.
34
Tabel 4. 2 (lanjutan)
Berat Volume Berat Volume Kadar Abu Kadar Serat
Daerah Titik Sampel Kedalaman Kadar Air (%) Gs eo
Basah (kN/m3) Kering (kN/m3) (%) (%)
2,00 m 756,73 11,07 1,29 0,94 6,12 2,52 20,26
Bor 5 3,00 m 646,43 12,98 1,74 1,19 5,72 0,73 8,31
(1o35'45.4''N, 4,00 m 1.241,43 11,67 0,87 1,13 11,69 1,09 19,32
102o00'35.5''E) 5,00 m 903,13 11,96 1,19 1,13 8,26 3,57 17,72
Bengkalis
1,00 m 275,46 7,60 2,02 1,18 4,73 1,92 7,76
Bor 6 2,00 m 457,32 11,35 2,04 1,21 4,83 0,65 13,31
o
(1 35'42.4''N, 3,00 m 477,16 11,62 2,01 1,11 4,40 1,24 7,89
102o00'26.8''E) 4,00 m 1.004,44 12,35 1,12 1,77 14,51 3,45 17,77
4,40 m 777,98 11,89 1,35 1,76 11,73 2,83 20,29
SPK 2 1,00 m 529,86 10,77 1,73 1,45 7,20 5,56 55,34
(0o56'32.9''N,
102o48'01.1''E) 2,00 m 1.204,47 11,73 2,11 1,37 5,38 2,17 47,27
SPK 3 1,00 m 691,20 9,16 1,25 1,38 9,80 1,35 37,49
(0o56'33.6''N,
102o48'00.1''E) 2,00 m 1.055,32 11,21 0,36 1,31 34,73 1,20 48,81
Meranti 1,00 m 558,73 10,35 1,57 1,46 8,16 3,25 33,14
Bor T1
(0o56'23.3''N, 2,00 m 853,78 11,19 1,06 1,38 11,81 2,04 53,51
102o48'18.1''E) 3,00 m 873,37 11,16 1,25 1,39 9,83 3,73 42,75
Bor T2 3,00 m 851,52 11,70 1,23 1,37 9,91 3,33 54,15
(0o56'23''N,
102o48'18''E) 4,00 m 1.071,79 11,35 0,97 1,21 11,24 5,00 55,05
35
Tabel 4.2 (lanjutan)
Berat Volume Berat Volume Kadar Abu Kadar Serat
Daerah Titik Sampel Kedalaman Kadar Air (%) Gs eo
Basah (kN/m3) Kering (kN/m3) (%) (%)
Bor T3 3,00 m 883,15 10,87 1,11 1,39 11,34 1,40 48,01
(0o56'15.4''N,
102o48'34.7''E) 4,00 m 956,32 11,42 1,08 1,38 11,54 2,65 52,26
Bor T4 4,00 m 1.056,21 11,30 1,19 1,28 9,54 1,84 51,55
Meranti (0o56'33.42''N,
102o48'01.23''E) 4,50 m 1.174,10 11,45 1,29 1,11 7,45 8,11 43,56
Bor Utama 1,00 m 609,51 - - 1,25 - 1,89 35,06
(0o56'33''N, 2,00 m 1.014,43 - - 1,30 - 8,33 54,89
102o48'01''E) 3,00 m 847,85 - - 1,40 - 2,99 50,60
36
37
9
8
7
6 Bengkalis Meranti
Frekuensi
5
4
3
2
1
0
Resistivitas (ohm.m)
Nilai kekuatan penetrasi, kohesi dan sudut geser dalam didapat dengan
contoh perhitungan berikut:
Rumus yang digunakan untuk kekuatan penetrasi adalah Rumus (II.11) dan
Rumus (II.12). Rumus yang digunakan untuk kuat geser adalah Rumus (II.14) –
Rumus (II-17). Luas penampang ujung cone (A) adalah 1,76 x 10-4 m2, berat m0
adalah 3,237 N dan berat m1 sebesar 3,139 N.
= 137,015 N
/
qdk =
, /
=
,
= 778,494 kN/m2
= 10 + (3,237 + 2 x 3,139)
= 19,52 N
= 29,52 N
= 39,52 N
TVC = TN – T0
= 0,8 – 0,4
40
= 0,4 N.m
= 6000 N/ m2 = 6 kN/m2
= 0,4 N.m
= 6000 N/ m2 = 6 kN/m2
= 0,5 N.m
Contoh grafik
rafik mencari
m nilai kohesi dan sudut geser dalam
m kedalaman
ked 1m
τ(kN/m2) 1m
8
7
6
5
4
y = 0,3125x + 4,2863
3
R² = 0,75
2
1
0
(2) 0 2 4 6 8 10
σ(kN/㎡)
Gambar
bar 4. 2 Grafik Tegangan Geser Vs Tegangan Normal
Norm
Dari grafik di atas di dapat kan:
cdk’ (kohesi) = 4,3 kN/m2
φdk’ (sudut geser dalam) = tan-1 (0,3125)
= 17,4o
41
Nilai penetrasi lahan gambut di Meranti dan Bengkalis dapat dilihat dalam
bentuk histogram berikut.
10
9
8 Bengkalis Meranti
7
Frekuensi
6
5
4
3
2
1
0
Penetrasi (kN/m2)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
Kedalaman (m)
-1,7
Kedalaman (m)
Bor 1
-2,5 -2,0 Bor 5
Bor 2 -2,2 Bor 3
-3,0 Bor 4 -2,5 Bor 6
-2,7
-3,5 -3,0
-3,2
-4,0
-3,7 -3,5
-4,5
-4,2 -4,0
-5,0
-5,5 -4,7 -4,5
-6,0 -5,2 -5,0
(b)
Gambar 4. 4 Grafik Penetrasi Vs Kedalaman di Meranti (a) dan Bengkalis (b)
Nilai kohesi lahan gambut di Meranti dan Bengkalis dapat dilihat dalam
bentuk histogram. Berdasarkan Gambar 4.5 nilai kohesi gambut di Bengkalis
memiliki nilai dominan dengan rentang 0-0,5 kN/m2, nilai kohesi gambut di
Bengkalis memiliki rentang nilai kohesi 0,1-8,5 kN/m2. Sementara itu gambut
Meranti memiliki nilai kohesi dominan 0-5 kN/m2 dan 2,1-2,5 kN/m2, rentang nilai
kohesi gambut Meranti adalah 0,1-6,5 kN/m2. Nilai kohesi yang di dapat sudah
termasuk dalam rentang nilai resistivitas gambut yang di dapat oleh peneliti-peneliti
sebelumnya (Tabel 2.1).
7
6
5
Frekuensi
4
Bengkalis Meranti
3
2
1
0
Kohesi (kN/m2)
Nilai sudut geser dalam lahan gambut di Meranti dan Bengkalis dapat dilihat
dalam bentuk histogram. Berdasarkan Gambar 4.6 nilai sudut geser dalam gambut
Bengkalis dan gambut Meranti sama-sama dominan bernilai 16o-20o. Rentang nilai
sudut geser gambut Bengkalis adalah 7o-50o sedangkan rentang nilai sudut geser
dalam gambut di Meranti adalah 13o-50,2o. Nilai sudut geser yang di dapat sudah
termasuk dalam rentang nilai resistivitas gambut yang di dapat oleh peneliti-peneliti
sebelumnya (Tabel 2.1).
6 Bengkalis Meranti
5
Frekuensi
0
0-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55
Sudut Geser Dalam ( o)
kedalamam 6 meter. Gambut di Meranti juga di dominasi gambut low ash dan
terdapat gambut medium ash di beberapa titik bor.
jika nilai kohesi tanah besar. Pengaruh nilai kohesi terhadap nilai penetrasi sebesar
4,91%, pengaruh nilai kohesi sangat kecil terhadap penetrasi.
2.000
1.800
1.600 y = -32,002x + 736,36
Penetrasi (kN/m2)
1.400 R² = 0,0491
1.200
1.000
800
600
400
200
0
0 2 4 6 8 10
Kohesi (kN/m2)
1400 2000
1800
Penetrasi (kN/m2)
Penetrasi (kN/m2)
(a) (b)
Gambar 4. 8 Hubungan Penetrasi dan Kohesi Gambut Bengkalis (a) dan Meranti
(b)
Jenis gambut di Bengkalis dan Meranti terdapat perbedaan, oleh karena itu
penulis membuat korelasi pada masing-masing daerah. Korelasi antara penetrasi
dan kohesi Bengkalis dan Meranti dapat dilihat pada Gambar 4.8 (a) dan (b).
Berdasarkan Gambar 4.8 (a) statistik penetrasi dan kohesi di gambut Bengkalis
memiliki R2 =0,0108 dengan hubungan sangat rendah (r=0,1). Pengaruh nilai
kohesi terhadap nilai penetrasi sangat kecil sebesar 1,08%.
Berdasarkan Gambar 4.8 (b) statistik penetrasi dan kohesi di gambut
Meranti memiliki R2 =0,1822 dengan hubungan agak rendah (r=0,43). Menurut
Hardiyatmo (2002), kohesi tanah bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya.
46
Umumnya kohesi akan tinggi jika nilai penetrasi juga tinggi. Untuk gambut yang
merupakan tanah frictional material/non kohesiv material jika nilai kohesi semakin
tinggi tetapi penetrasi semakin rendah hal ini bisa saja terjadi, hal ini di karenakan
gambut berbeda dengan tanah mineral dimana daya dukung lahan gambut tidak
tergantung pada nilai kohesi. Pengaruh nilai kohesi terhadap nilai penetrasi sangat
kecil sebesar 18,22%.
Statistik penetrasi dan sudut geser dalam dengan data gabungan Bengkalis
dan Meranti dapat di lihat pada Gambar 4.9. Berdasarkan Gambar 4.9 statistik
penetrasi dan sudur geser dalam lahan gambut memiliki R2 = 0,1236 memiliki
hubungan yang rendah (r=0,35). Menurut garis trendline, nilai penetrasi akan turun
jika sudut geser dalam tanah tinggi. Pengaruh nilai sudut geser dalam terhadap nilai
penetrasi sebesar 12,36%, pengaruh nilai sudut geser dalam sangat kecil terhadap
penetrasi
2.000
1.800
1.600 y = -9,5216x + 895,53
R² = 0,1236
Penetrasi (kN/m2)
1.400
1.200
1.000
800
600
400
200
0
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00
Sudut Geser Dalam (o)
Berdasarkan Gambar 4.10 (b) statistik penetrasi dan sudut geser dalam di
Meranti memiliki R2 = 0,2676 memiliki hubungan agak rendah (r=0,52). Pengaruh
47
nilai sudut geser dalam terhadap nilai penetrasi kecil sebesar 26,76%. Pada kedua
grafik di dapat hasil yang diluar perkiraan dimana sudut geser dalam meningkat
tetapi penetrasi menurun, hal ini bisa disebabkan karena gambut yang bersifat
heterogen.
1400 2000
1800
1200
Penetrasi (kN/m2)
Penetrasi (kN/m2)
1600
1000 y = -5,6654x + 787,95 1400 y = -18,163x + 1185,3
R² = 0,0584 1200 R² = 0,2676
800
1000
600 800
400 600
400
200
200
0 0
0 10 20 30 40 50 0 20 40 60
Sudut Geser Dalam (o) Sudut Geser Dalam (o)
(a) (b)
Gambar 4. 10 Hubungan penetrasi dan sudut geser dalam gambut Bengkalis (a) dan
gambut Meranti (b)
4.6.2 Analisis Statistik dengan Multi Variabel
Analisis statistik multi variabel antara penetrasi, kohesi dan sudut geser
dalam dengan menggunakan Analysis ToolPak pada microsoft excel. Statisik antara
penetrasi, kohesi dan sudut geser dalam dengan gabungan data gambut Bengkalis
dan Meranti dapat di lihat pada pada Tabel 4.6
Pada Tabel 4.6 di atas dapat dilihat hasil R2 antara sudut geser dalam,
penetrasi dan kohesi dari 43 data sebesar 0,32 dimana hubungan interpretasi ini
agak rendah (r=0,57). Statistik di atas memiliki significance F sebesar 0,0004
dimana nilai ini tidak melebihi nilai taraf signifikasi yang digunakan yaitu sebesar
5% atau 0,05 artinya penetrasi dan kohesi secara simultan memiliki pengaruh
terhadap nilai sudut geser dalam, jadi hipotesis di atas dapat diterima. Tetapi jika di
uji dengan menggunakan nilai P-value, penetrasi memiliki nilai P-value di atas tarif
signifikasi yang digunakan sebesar 0,05 yang artinya penetrasi secara parsial tidak
memiliki pengaruh terhadap nilai sudut geser dalam. Persamaan statistik yang
didapat dari hipotesis di atas adalah sebagai berikut:
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 788,47 394,235 3,761614282 0,051408491
Residual 13 1362,46 104,805
Total 15 2150,93
Standard Upper
Coefficients Error t Stat P-value Lower 95% 95%
Intercept 31,7167 7,38577 4,2943 0,00087 15,76071 47,6727
Penetrasi (kN/㎡) -0,01050 0,006952 -1,511 0,15473 -0,0255 0,0045
c (kN/㎡) 2,016132 1,414698 1,4251 0,17768 -1,040137 5,0724
Statistik antara karakteristik mekanis Bengkalis dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Berdasarkan Tabel 4.8 statistik antara sudut geser dalam, penetrasi dan kohesi
gambut Bengkalis memiliki R2 =0,347 dengan hubungan interpretasi agak rendah
(r=0,589). Statistik di atas memiliki significance F sebesar 0,006 dimana nilai ini
tidak melebihi nilai taraf signifikasi yang digunakan yaitu sebesar 0,05 artinya
penetrasi dan kohesi secara simultan memiliki pengaruh terhadap nilai sudut geser
dalam, jadi hipotesis di atas dapat diterima. Persamaan statistik yang didapat dari
hipotesis di atas adalah sebagai berikut:
φ = 21,189 – 0,0079 qdk + 2,648 c [IV. 2]
Tabel 4. 8 Hubungan antara sudut geser dalam, penetrasi dan kohesi Bengkalis
Regression Statistics
Multiple R 0,589122519
R Square 0,347065342
Adjusted R Square 0,29265412
Standard Error 10,56309233
Observations 27
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 1423,4261 711,71304 6,3785619 0,0060039
Residual 24 2677,8941 111,57892
Total 26 4101,3202
R² = 0,0178
Penetrasi (kN/m2)
1500 R² = 0,0727
1000
500
0
0 50 100 150
Resistivitas (ohm.m)
(c)
Gambar 4. 11 Hubungan antara resistivitas dan penetrasi keseluruhan data (a),
Bengkalis (b) dan Meranti (c)
51
9 9
8 8
7 y = 0,0055x + 2,516 7
Kohesi (kN/m2)
Kohesi (kN/m2)
R² = 0,0048 y = -0,0143x + 4,2782
6 6 R² = 0,0242
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
0 50 100 150 0 50 100 150
Resistivitas (ohm.m) Resistivitas (ohm.m)
(a) (b)
7
6 y = 0,0306x + 0,8183
R² = 0,1788
Kohesi (kN/m2)
5
4
3
2
1
0
0 50 100 150
Resistivitas (ohm.m)
(c)
Gambar 4. 12 Hubungan antara resistivitas dan kohesi keseluruhan data (a),
Bengkalis (b) dan Meranti (c)
Hubungan antara resistivitas dan kohesi keseluruhan data dan pada masing-
masing daerah dapat dilihat pada Gambar 4.12. Berdasarkan Gambar 4.12 (a) dan
(b) statistik antara resistivitas dan kohesi untuk keseluruhan data dan pada data
Bengkalis memiliki hubungan interpretasi sangat rendah. Pada Gambar 4.12 (c)
statistik antara resistivitas dan kohesi di Meranti memiliki R2 =0,1788 dengan
hubungan interpretasi agak rendah (r=0,42). Menurut garis trendline Gambar 4.12
(c), nilai kohesi tinggi jika nilai resistivitas tanah besar. Pengaruh nilai resistivitas
terhadap nilai kohesi sebesar 17,88%, pengaruh nilai resistivitas kecil terhadap nilai
kohesi.
Hubungan antara resistivitas dan sudut geser dalam keseluruhan data dan
pada masing-masing daerah dapat dilihat pada Gambar 4.13. Berdasarkan Gambar
4.13 (a) dan (b) statistik antara resistivitas dan sudut geser dalam untuk keseluruhan
52
data dan pada data Bengkalis memiliki hubungan sangat rendah. Pada Gambar 4.13
(c) statistik antara resistivitas dan sudut geser dalam di Meranti memiliki R2
=0,1358 dengan hubungan interpretasi rendah (r=0,37). Menurut garis trendline
Gambar 4.13 (c), nilai sudut geser dalam tinggi jika nilai resistivitas tanah besar.
Pengaruh nilai resistivitas terhadap nilai sudut geser dalam sebesar 13,58%,
pengaruh nilai resistivitas kecil terhadap nilai sudut geser dalam.
60 50
y = -0,0008x + 26,652 45
50 R² = 4E-06
Sudut Geser Dalam
60
50
Sudut Geser Dalam
40
30
20 y = 0,1545x + 21,056
R² = 0,1358
10
0
0 50 100 150
Resistivitas (ohm.m)
(c)
Gambar 4. 13 Hubungan resistivitas dan sudut geser dalam keseluruhan data (a),
Bengkalis (b) dan Meranti (c)
4.7.2 Analisis Statistik dengan Multi Variabel
Analisis statistik multi variabel antara karakteristik mekanis dan resistivitas
dengan menggunakan Analysis ToolPak pada microsoft excel. Hubungan antara
penetrasi, kohesi dan sudut geser dalam dengan resistivitas dapat di lihat pada pada
Tabel 4.9. Berdasarkan Tabel 4.9 hubungan antara penetrasi, sudut geser dan
53
Kadar air memiliki 8,27% pengaruh terhadap nilai sudut geser dalam, jika kadar air
meningkat maka kemungkinan nilai sudut geser dalam menurun.
60,00
50,00
40,00
Sudut Geser
y = -0,0116x + 36,179
30,00 R² = 0,0827
20,00
10,00
0,00
0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00 1400,00 1600,00
Kadar Air (%)
60,00
50,00
40,00
Sudut Geser
10,00
0,00
7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 12,00 13,00 14,00
Berat Volume Basah (kN/m3)
Berdasarkan Gambar 4.15 di atas statistik antara sudut geser dalam dan
berat volume basah memiliki hubungan agak rendah, dengan nilai R2=0,1674. Berat
volume basah tanah dipengaruhi oleh kadar air, pengaruh berat volume basah tanah
terhadap nilai sudut geser sebesar 16,74%. Persamaan yang diperoleh dari korelasi
di atas adalah :
55
60,00
50,00
y = 1,8473x + 18,996
40,00
Sudut Geser
R² = 0,1237
30,00
20,00
10,00
0,00
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
Kadar Abu (%)
Berdasarkan Gambar 4.16 statistik antara sudut geser dan kadar abu
memiliki hubungan yang rendah (r = 0,35). Nilai sudut geser akan meningkat jika
nilai kadar abu juga meningkat, pengaruh kadar abu terhadap nilai sudut geser
sebesar 12,37%.
60,00 y = 0,1167x + 23,268
R² = 0,0278
50,00
Sudut Geser
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00
Kadar Serat (%)
juga heterogen, gambut di lokasi bor yang berdekatan belum tentu sama
karakteristiknya. Namun, dapat dilihat juga garis trendline pada grafik
menunjukkan jika sudut geser dalam akan naik jika kadar serat bertambah,
pengaruh kadar serat terhadap nilai sudut geser sebesar 2,78%.
Lokasi titik sampel di daerah Meranti terdapat 4 titik sampel yang memiliki
jarak yang cukup dekat, oleh karena itu dibuat hubungan antara karakteristik
mekanis dan karakteristik fisik pada 4 titik sampel tersebut, 4 titik sampel yang
dimaksud antara lain Bor Utama, SPK 2, SPK 3, dan Bor T1.
1200
1000
Penetrasi (kN/m2)
800
y = 0,6547x - 98,487
600 R² = 0,3488
400
200
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Kadar Air (%)
Berdasarkan Gambar 4.19 hubungan antara penetrasi dan angka pori pada
lokasi yang berdekatan di Meranti memiliki hubungan yang tinggi dengan r=0,84.
Nilai penetrasi tinggi apabila angka pori nya juga tinggi. Pengaruh angka pori
terhadap nilai penetrasi sebesar 70,39%.