Anda di halaman 1dari 27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Umum Lapangan


Titik lokasi penelitian dilakukan di Desa Lukun, Kabupaten Kepulauan
Meranti dan Kabupaten Bengkalis di Desa Bantan dan PT. Meskom. Sampel yang
di ambil untuk uji laboratorium berjumlah 43 sampel, 16 sampel berasal dari
Meranti dan 27 sampel berasal dari Bengkalis. Untuk mengetahui detail jumlah
sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4. 1 Data Umum Lapangan


Daerah Nama Sampel Jumlah Sampel
Bor Utama 3
SPK 2 2
SPK 3 2
Meranti Bor T1 3
Bor T2 2
Bor T3 2
Bor T4 2
Bor 1 6
Bor 2 5
Bor 3 2
Bengkalis
Bor 4 5
Bor 5 4
Bor 6 5

4.2 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Fisik


Karakteristik fisik lahan gambut yang di uji pada penelitian ini adalah kadar
air, specific gravity, berat volume, kadar abu dan kadar serat. Pada Tabel 4.2
karakteristik fisik gambut di Bengkalis yaitu kadar air dengan rentang 196,09%-
1.465%, kadar air dominan sebesar 901%-1100%. Rentang specific gravity (Gs)
0,87-1,81, Gs dominan sebesar 1,11-1,3. Rentang berat volume basah 7,6-13,4
32
33

kN/m3, berat volume basah dominan sebesar 11-12 kN/m3. Rentang berat volume
kering 0,75-2,86 kN/m3, berat volume kering dominan sebesar 1,1-1,4 kN/m3.
Rentang nilai kadar abu sebesar 0,65%-6,41% dengan kadar abu dominan sebesar
1%-5% dan rentang nilai kadar serat sebesar 7,76% -42,72% dengan kadar serat
dominan sebesar 10%-20%.

Karakteristik fisik gambut di Meranti yaitu kadar air dengan rentang


529,86%-1.204,47% dengan kadar air dominan sebesar 901%-1100%. Rentang
specific gravity (Gs) 1,11 – 1,47 dengan Gs dominan sebesar 1,31-1,4. Rentang
berat volume basah 9,16-11,70 kN/m3 dengan berat volume basah dominan sebesar
11-12 kN/m3. Rentang berat volume kering 0,36-2,11 kN/m3 dengan berat volume
kering dominan sebesar 1,1-1,4 kN/m3. Rentang nilai kadar abu 1,20% - 8,33%
dengan kadar abu dominan sebesar 2%-6% dan rentang nilai kadar serat 33,14% -
55,34% dengan kadar serat dominan sebesar 50%-60%.
Tabel 4. 2 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Fisik
Berat Volume Berat Volume Kadar Abu Kadar Serat
Daerah Titik Sampel Kedalaman Kadar Air (%) Gs eo
Basah (kN/m3) Kering (kN/m3) (%) (%)
1,00 m 1.465 11,67 0,75 1,16 14,28 3,23 9,13
2,00 m 1.245,71 11,70 0,87 1,15 11,92 1,41 7,92
Bor 1
o 3,00 m 1.378,08 13,40 0,91 1,65 16,87 1,33 20,60
(1 29'39''N,
102o23'40''E) 4,00 m 1.392,75 12,80 0,86 0,87 8,94 1,37 42,72
5,00 m 1.335,29 12,12 0,84 1,20 12,96 3,12 31,22
6,00 m 997,37 10,36 0,94 1,58 15,41 6,41 17,70
1,00 m 637,96 9,90 1,34 1,81 12,23 0,92 13,33
Bor 2 2,00 m 581,45 10,50 1,54 1,21 6,72 0,81 12,84
o
(1 35'46.6''N, 3,00 m 681,98 10,78 1,38 1,19 7,48 1,77 13,30
Bengkalis 102o00'28.8''E) 4,00 m 796,23 11,80 1,32 1,31 8,74 1,98 19,55
5,00 m 931,76 10,89 1,06 1,25 10,58 2,17 35,70
Bor 3 1,00 m 990,48 11,38 1,04 0,98 8,16 1,28 16,28
(1o35'49.4''N,
102o00'32.6''E) 2,00 m 955,42 10,88 1,03 1,17 10,07 4,82 16,97
1,00 m 196,09 8,46 2,86 1,19 3,10 2,51 16,83
Bor 4 2,00 m 718,75 11,39 1,39 1,26 7,90 1,69 28,67
o
(1 35'46.4''N, 3,00 m 878,43 12,40 1,27 1,21 8,37 2,78 17,87
102o00'33.8''E) 4,00 m 898,92 11,54 1,16 1,08 8,14 2,50 18,60
5,00 m 583,69 11,98 1,75 1,17 5,53 4,17 14,14

34
Tabel 4. 2 (lanjutan)
Berat Volume Berat Volume Kadar Abu Kadar Serat
Daerah Titik Sampel Kedalaman Kadar Air (%) Gs eo
Basah (kN/m3) Kering (kN/m3) (%) (%)
2,00 m 756,73 11,07 1,29 0,94 6,12 2,52 20,26
Bor 5 3,00 m 646,43 12,98 1,74 1,19 5,72 0,73 8,31
(1o35'45.4''N, 4,00 m 1.241,43 11,67 0,87 1,13 11,69 1,09 19,32
102o00'35.5''E) 5,00 m 903,13 11,96 1,19 1,13 8,26 3,57 17,72

Bengkalis
1,00 m 275,46 7,60 2,02 1,18 4,73 1,92 7,76
Bor 6 2,00 m 457,32 11,35 2,04 1,21 4,83 0,65 13,31
o
(1 35'42.4''N, 3,00 m 477,16 11,62 2,01 1,11 4,40 1,24 7,89
102o00'26.8''E) 4,00 m 1.004,44 12,35 1,12 1,77 14,51 3,45 17,77
4,40 m 777,98 11,89 1,35 1,76 11,73 2,83 20,29
SPK 2 1,00 m 529,86 10,77 1,73 1,45 7,20 5,56 55,34
(0o56'32.9''N,
102o48'01.1''E) 2,00 m 1.204,47 11,73 2,11 1,37 5,38 2,17 47,27
SPK 3 1,00 m 691,20 9,16 1,25 1,38 9,80 1,35 37,49
(0o56'33.6''N,
102o48'00.1''E) 2,00 m 1.055,32 11,21 0,36 1,31 34,73 1,20 48,81
Meranti 1,00 m 558,73 10,35 1,57 1,46 8,16 3,25 33,14
Bor T1
(0o56'23.3''N, 2,00 m 853,78 11,19 1,06 1,38 11,81 2,04 53,51
102o48'18.1''E) 3,00 m 873,37 11,16 1,25 1,39 9,83 3,73 42,75
Bor T2 3,00 m 851,52 11,70 1,23 1,37 9,91 3,33 54,15
(0o56'23''N,
102o48'18''E) 4,00 m 1.071,79 11,35 0,97 1,21 11,24 5,00 55,05

35
Tabel 4.2 (lanjutan)
Berat Volume Berat Volume Kadar Abu Kadar Serat
Daerah Titik Sampel Kedalaman Kadar Air (%) Gs eo
Basah (kN/m3) Kering (kN/m3) (%) (%)
Bor T3 3,00 m 883,15 10,87 1,11 1,39 11,34 1,40 48,01
(0o56'15.4''N,
102o48'34.7''E) 4,00 m 956,32 11,42 1,08 1,38 11,54 2,65 52,26
Bor T4 4,00 m 1.056,21 11,30 1,19 1,28 9,54 1,84 51,55
Meranti (0o56'33.42''N,
102o48'01.23''E) 4,50 m 1.174,10 11,45 1,29 1,11 7,45 8,11 43,56
Bor Utama 1,00 m 609,51 - - 1,25 - 1,89 35,06
(0o56'33''N, 2,00 m 1.014,43 - - 1,30 - 8,33 54,89
102o48'01''E) 3,00 m 847,85 - - 1,40 - 2,99 50,60

36
37

4.3 Hasil Pengujian Geolistrik


Titik lokasi pengujian geolistrik berjarak ± 1 m dari titik lokasi pengujian
karakteristik mekanis lahan gambut. Hasil pengujian geolistrik lahan gambut di
Bengkalis dan Meranti dapat di lihat dalam bentuk histogram berikut.

9
8
7
6 Bengkalis Meranti
Frekuensi

5
4
3
2
1
0

Resistivitas (ohm.m)

Gambar 4. 1 Histogram resistivitas di Meranti dan Bengkalis


Berdasarkan Gambar 4.1 nilai resistivitas lahan gambut adalah sebesar 10 –
160 ohm.m. Rentang resistivitas yang dominan di Bengkalis adalah 71-80 ohm.m
sedangkan di Meranti resistivitas dominan adalah 61-70 ohm.m. Resistivitas
gambut di Kabupaten Bengkalis mencapai rentang 141-160 ohm.m lebih tinggi dari
pada resistivitas gambut di Meranti yang nilai resistivitas paling tinggi 140 ohm.m.
Nilai resistivitas yang di dapat sudah termasuk dalam rentang nilai resistivitas
gambut yang di dapat oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

4.4 Hasil Pengujian Karakteristik Mekanis


Contoh data yang didapat dari pengujian karakteristik mekanis lahan
gambut dengan alat dokenbo di Bor 1 dapat dilihat pada tabel berikut:
38

Tabel 4. 3 Data Penetrasi Dokenbo Bor 1


Kedalaman Beban Rods
(m) W (N) (n+1)
0,20 125 3
0,40 32,5 3
0,60 30 3
0,80 35 3
1,00 127,5 3
1,20 47,5 5
1,40 40 5
1,60 112,5 5
1,80 55 5
2,00 55 5

Tabel 4. 4 Data Kuat Geser Dokenbo Bor 1


Kedalaman T0 WN TN
Rods
(m) (N.m) (N) (N.m)
0,40 2 10 0,80
1,00m 0,40 2 20 0,80
0,40 2 30 0,90
0,65 4 10 0,98
2,00m
0,65 4 20 0,75
0,65 4 30 1,10

Nilai kekuatan penetrasi, kohesi dan sudut geser dalam didapat dengan
contoh perhitungan berikut:

Rumus yang digunakan untuk kekuatan penetrasi adalah Rumus (II.11) dan
Rumus (II.12). Rumus yang digunakan untuk kuat geser adalah Rumus (II.14) –
Rumus (II-17). Luas penampang ujung cone (A) adalah 1,76 x 10-4 m2, berat m0
adalah 3,237 N dan berat m1 sebesar 3,139 N.

Contoh perhitungan penetrasi pada kedalaman 1 m

Qdk = W + (m0 + n x m1) x g

= 127,5 + ( 3,237 + (3-1) x 3,139)


39

= 137,015 N

/
qdk =

, /
=
,

= 778,494 kN/m2

Contoh perhitungan tegangan normal kedalaman 1 m

= 10 + (3,237 + 2 x 3,139)

= 19,52 N

σ = 2,4 x 102 x Wvc

= 2,4 x 102 x 19,52

= 4.684,8 N/ m2 = 4,68 kN/m2

Wvc = 20 + (3,237 + 2 x 3,139)

= 29,52 N

σ = 2,4 x 102 x 29,52

= 7.084,8 N/ m2 = 7,08 kN/m2

Wvc = 30 + (3,237 + 2 x 3,139)

= 39,52 N

σ = 2,4 x 102 x 39,52

= 9.484,8 N/ m2 = 9,48 kN/m2

Contoh perhitungan tegangan geser kedalaman 1 m

TVC = TN – T0

= 0,8 – 0,4
40

= 0,4 N.m

= 1,5 x 104 x 0,4

= 6000 N/ m2 = 6 kN/m2

TVC = 0,8 – 0,4

= 0,4 N.m

= 1,5 x 104 x 0,4

= 6000 N/ m2 = 6 kN/m2

TVC = 0,9 – 0,4

= 0,5 N.m

= 1,5 x 104 x 0,5

= 7.500 N/ m2 = 7,5 kN/m2

Contoh grafik
rafik mencari
m nilai kohesi dan sudut geser dalam
m kedalaman
ked 1m
τ(kN/m2) 1m
8

7
6
5
4
y = 0,3125x + 4,2863
3
R² = 0,75
2
1

0
(2) 0 2 4 6 8 10
σ(kN/㎡)
Gambar
bar 4. 2 Grafik Tegangan Geser Vs Tegangan Normal
Norm
Dari grafik di atas di dapat kan:
cdk’ (kohesi) = 4,3 kN/m2
φdk’ (sudut geser dalam) = tan-1 (0,3125)
= 17,4o
41

Nilai penetrasi lahan gambut di Meranti dan Bengkalis dapat dilihat dalam
bentuk histogram berikut.

10
9
8 Bengkalis Meranti
7
Frekuensi

6
5
4
3
2
1
0

Penetrasi (kN/m2)

Gambar 4. 3 Histogram penetrasi di Meranti dan Bengkalis


Berdasarkan Gambar 4.3 nilai penetrasi lahan gambut yang di uji memiliki
rentang 200 – 1800 kN/m2. Gambut di Bengkalis dan Meranti sama-sama memiliki
nilai penetrasi dominan dengan rentang sebesar 401-500 kN/m2. Gambut Meranti
memiliki penetrasi paling tinggi dengan rentang 1301-1800 kN/m2 dan paling
rendah dengan rentang 0-200 kN/m2. Gambut Bengkalis memiliki penetrasi paling
tinggi dengan rentang 1201-1300 kN/m2 dan paling rendah dengan rentang 201-300
kN/m2. Grafik penetrasi per kedalaman gambut di Meranti dan Bengkalis pada
masing-masing bor dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Penetrasi (kN/m2) Penetrasi (kN/m2) Penetrasi (kN/m2)
0,0 0,0 0,0
-0,2 0 500 1.000 1.500
-0,4 -0,2 0 1.000 2.000 -0,5 0 1.000 2.000
Bor T2
-0,6 Bor Utama -0,4 -1,0 Bor T3
-0,8 Bor T1 -0,6 Bor T4
-1,0 -1,5
Kedalaman (m)

Kedalaman (m)
Kedalaman (m)

-1,2 -0,8 -2,0


-1,4 -1,0 SPK 2
-1,6 SPK 3 -2,5
-1,8 -1,2
-2,0 -3,0
-1,4
-2,2 -3,5
-2,4 -1,6
-2,6 -1,8 -4,0
-2,8 -4,5
-3,0 -2,0
-3,2 -2,2 -5,0
(a)
42

Penetrasi (kN/m2) Penetrasi (kN/m2) Penetrasi (kN/m2)


0,0 0,3
0,0
-0,5 0 1.000 2.000 -0,2 0 500 1.000
0 1.000 2.000 -0,5
-1,0 -0,7
-1,0
-1,5 -1,2
-2,0 -1,5

Kedalaman (m)
Kedalaman (m)

-1,7

Kedalaman (m)
Bor 1
-2,5 -2,0 Bor 5
Bor 2 -2,2 Bor 3
-3,0 Bor 4 -2,5 Bor 6
-2,7
-3,5 -3,0
-3,2
-4,0
-3,7 -3,5
-4,5
-4,2 -4,0
-5,0
-5,5 -4,7 -4,5
-6,0 -5,2 -5,0
(b)
Gambar 4. 4 Grafik Penetrasi Vs Kedalaman di Meranti (a) dan Bengkalis (b)
Nilai kohesi lahan gambut di Meranti dan Bengkalis dapat dilihat dalam
bentuk histogram. Berdasarkan Gambar 4.5 nilai kohesi gambut di Bengkalis
memiliki nilai dominan dengan rentang 0-0,5 kN/m2, nilai kohesi gambut di
Bengkalis memiliki rentang nilai kohesi 0,1-8,5 kN/m2. Sementara itu gambut
Meranti memiliki nilai kohesi dominan 0-5 kN/m2 dan 2,1-2,5 kN/m2, rentang nilai
kohesi gambut Meranti adalah 0,1-6,5 kN/m2. Nilai kohesi yang di dapat sudah
termasuk dalam rentang nilai resistivitas gambut yang di dapat oleh peneliti-peneliti
sebelumnya (Tabel 2.1).

7
6
5
Frekuensi

4
Bengkalis Meranti
3
2
1
0

Kohesi (kN/m2)

Gambar 4. 5 Histogram kohesi di Meranti dan Bengkalis


43

Nilai sudut geser dalam lahan gambut di Meranti dan Bengkalis dapat dilihat
dalam bentuk histogram. Berdasarkan Gambar 4.6 nilai sudut geser dalam gambut
Bengkalis dan gambut Meranti sama-sama dominan bernilai 16o-20o. Rentang nilai
sudut geser gambut Bengkalis adalah 7o-50o sedangkan rentang nilai sudut geser
dalam gambut di Meranti adalah 13o-50,2o. Nilai sudut geser yang di dapat sudah
termasuk dalam rentang nilai resistivitas gambut yang di dapat oleh peneliti-peneliti
sebelumnya (Tabel 2.1).

6 Bengkalis Meranti
5
Frekuensi

0
0-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55
Sudut Geser Dalam ( o)

Gambar 4. 6 Histogram sudut geser dalam di Meranti dan Bengkalis

4.5 Analisis Klasifikasi Gambut


Analisis klasifikasi lahan gambut didasarkan pada kadar serat menurut
ASTM D 4427 – 92 (2002) dan berdasarkan kadar abu menurut ASTM D2974.
Klasifikasi lahan gambut dapat dilihat pada Tabel 4. 5. Berdasarkan Tabel 4.5 dapat
dilihat perbedaan klasifikasi antara lahan gambut di Kabupaten Bengkalis dan
Kabupaten Kepulauan Meranti. Jenis lahan gambut yang di uji di Kabupaten
Bengkalis didominasi oleh gambut sapric dan terdapat juga gambut hemic di
beberapa kedalam titik sampel, hal ini menunjukkan bahwa gambut memiliki
tingkat humufikasi yang berbeda di setiap kedalaman sedangkan hasil klasifikasi
lahan gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti dari 7 titik bor yang diuji adalah
jenis gambut hemic. Jenis gambut berdasarkan kadar abunya, gambut di Bengkalis
di dominasi gambut low ash, terdapat juga gambut medium ash di Bor 1 pada
44

kedalamam 6 meter. Gambut di Meranti juga di dominasi gambut low ash dan
terdapat gambut medium ash di beberapa titik bor.

Tabel 4. 5 Klasifikasi Lahan Gambut


Titik Kadar Abu Kadar Serat Klasifikasi Gambut
Kedalaman
Sampel (%) (%) Kadar Abu Kadar Serat
1-5m 1 - 3,32 Low Ash
Bor 1 7,92 - 42,72 Sapric
6,00 m 6,41 Medium Ash
1-4m 12,84 - 19,55 Sapric
Bor 2 0,81 - 2,17 Low Ash
5,00 m 35,70 Hemic
Bor 3 1-2m 1,28 - 4,82 16,28 - 16,97 Low Ash Sapric
Bor 4 1-5m 1,69 - 4,17 14,14 - 28,67 Low Ash Sapric
Bor 5 2-5m 0,73 - 3,57 8,31 - 20,26 Low Ash Sapric
Bor 6 1 - 4,4 m 0,65 - 3,45 7,76 - 20,29 Low Ash Sapric
1,00 m 5,56 Medium Ash
SPK 2 47,27 - 55,34 Hemic
2,00 m 2,17 Low Ash
SPK 3 1-2m 1,20 - 1,35 37,49 - 48,81 Low Ash Hemic
Bor T1 1-3m 2 - 3,73 33,14 - 53,51 Low Ash Hemic
Bor T2 3-4m 3,33 - 5 54,15 - 55 05 Low Ash Hemic
Bor T3 3-4m 1,40 - 2,65 48 - 52,26 Low Ash Hemic
4,00 m 1,84 Low Ash
Bor T4 43,56 - 51,55 Hemic
4,50 m 8,11 Medium Ash
1,00 m 1,89 Low Ash
Bor
2,00 m 8,33 35 - 54,89 Medium Ash Hemic
Utama
3,00 m 2,99 Low Ash

4.6 Analisis Statistik Antara Karakteristik Mekanis


Analisis statistik antara karakteristik mekanis dari hasil dokenbo dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara nilai penetrasi, kohesi dan sudut
geser dalam yang dihasilkan oleh alat dokenbo. Analisis dilakukan dengan satu
variabel dan multi variabel.

4.6.1 Analisis Statistik dengan Satu Variabel


Analisis statistik penetrasi tanah dan kohesi dapat dilihat pada Gambar 4. 7.
Berdasarkan Gambar 4.7 di atas korelasi antara penetrasi dan kohesi lahan gambut
dengan keseluruhan data yang ada memiliki hubungan yang rendah dengan
koefisien korelasi (r) adalah 0,22. Menurut garis trendline, nilai penetrasi rendah
45

jika nilai kohesi tanah besar. Pengaruh nilai kohesi terhadap nilai penetrasi sebesar
4,91%, pengaruh nilai kohesi sangat kecil terhadap penetrasi.

2.000
1.800
1.600 y = -32,002x + 736,36
Penetrasi (kN/m2)

1.400 R² = 0,0491
1.200
1.000
800
600
400
200
0
0 2 4 6 8 10
Kohesi (kN/m2)

Gambar 4. 7 Hubungan Penetrasi dan Kohesi

1400 2000
1800
Penetrasi (kN/m2)

Penetrasi (kN/m2)

1200 y = -11,919x + 688,05


1600 y = -86,868x + 864,86
R² = 0,0108
1000 1400 R² = 0,1822
800 1200
1000
600 800
400 600
200 400
200
0 0
0 2 4 6 8 10 0 2 4 6 8

Kohesi (kN/m2) Kohesi (kN/m2)

(a) (b)
Gambar 4. 8 Hubungan Penetrasi dan Kohesi Gambut Bengkalis (a) dan Meranti
(b)
Jenis gambut di Bengkalis dan Meranti terdapat perbedaan, oleh karena itu
penulis membuat korelasi pada masing-masing daerah. Korelasi antara penetrasi
dan kohesi Bengkalis dan Meranti dapat dilihat pada Gambar 4.8 (a) dan (b).
Berdasarkan Gambar 4.8 (a) statistik penetrasi dan kohesi di gambut Bengkalis
memiliki R2 =0,0108 dengan hubungan sangat rendah (r=0,1). Pengaruh nilai
kohesi terhadap nilai penetrasi sangat kecil sebesar 1,08%.
Berdasarkan Gambar 4.8 (b) statistik penetrasi dan kohesi di gambut
Meranti memiliki R2 =0,1822 dengan hubungan agak rendah (r=0,43). Menurut
Hardiyatmo (2002), kohesi tanah bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya.
46

Umumnya kohesi akan tinggi jika nilai penetrasi juga tinggi. Untuk gambut yang
merupakan tanah frictional material/non kohesiv material jika nilai kohesi semakin
tinggi tetapi penetrasi semakin rendah hal ini bisa saja terjadi, hal ini di karenakan
gambut berbeda dengan tanah mineral dimana daya dukung lahan gambut tidak
tergantung pada nilai kohesi. Pengaruh nilai kohesi terhadap nilai penetrasi sangat
kecil sebesar 18,22%.
Statistik penetrasi dan sudut geser dalam dengan data gabungan Bengkalis
dan Meranti dapat di lihat pada Gambar 4.9. Berdasarkan Gambar 4.9 statistik
penetrasi dan sudur geser dalam lahan gambut memiliki R2 = 0,1236 memiliki
hubungan yang rendah (r=0,35). Menurut garis trendline, nilai penetrasi akan turun
jika sudut geser dalam tanah tinggi. Pengaruh nilai sudut geser dalam terhadap nilai
penetrasi sebesar 12,36%, pengaruh nilai sudut geser dalam sangat kecil terhadap
penetrasi
2.000
1.800
1.600 y = -9,5216x + 895,53
R² = 0,1236
Penetrasi (kN/m2)

1.400
1.200
1.000
800
600
400
200
0
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00
Sudut Geser Dalam (o)

Gambar 4. 9 Hubungan Penetrasi dan Sudut Geser Dalam


Statistik penetrasi dan sudut geser dalam gambut Bengkalis dan Meranti
dapat di lihat pada Gambar 4.10 (a) dan (b). Berdasarkan Gambar 4.9 (a) statistik
penetrasi dan sudut geser dalam di Bengkalis memiliki R2 = 0,0584 memiliki
hubungan yang rendah (r=0,24). Pengaruh nilai sudut geser dalam terhadap nilai
penetrasi sangat kecil sebesar 5,84%.

Berdasarkan Gambar 4.10 (b) statistik penetrasi dan sudut geser dalam di
Meranti memiliki R2 = 0,2676 memiliki hubungan agak rendah (r=0,52). Pengaruh
47

nilai sudut geser dalam terhadap nilai penetrasi kecil sebesar 26,76%. Pada kedua
grafik di dapat hasil yang diluar perkiraan dimana sudut geser dalam meningkat
tetapi penetrasi menurun, hal ini bisa disebabkan karena gambut yang bersifat
heterogen.

1400 2000
1800
1200
Penetrasi (kN/m2)

Penetrasi (kN/m2)
1600
1000 y = -5,6654x + 787,95 1400 y = -18,163x + 1185,3
R² = 0,0584 1200 R² = 0,2676
800
1000
600 800
400 600
400
200
200
0 0
0 10 20 30 40 50 0 20 40 60
Sudut Geser Dalam (o) Sudut Geser Dalam (o)
(a) (b)
Gambar 4. 10 Hubungan penetrasi dan sudut geser dalam gambut Bengkalis (a) dan
gambut Meranti (b)
4.6.2 Analisis Statistik dengan Multi Variabel
Analisis statistik multi variabel antara penetrasi, kohesi dan sudut geser
dalam dengan menggunakan Analysis ToolPak pada microsoft excel. Statisik antara
penetrasi, kohesi dan sudut geser dalam dengan gabungan data gambut Bengkalis
dan Meranti dapat di lihat pada pada Tabel 4.6

Tabel 4. 6 Hubungan sudut geser dalam, penetrasi dan kohesi


Regression Statistics
Multiple R 0,566054631
R Square 0,320417846
Adjusted R Square 0,286438738
Standard Error 10,66429171
Observations 43
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 2144,85 1072,4295 9,42985 0,00044
Residual 40 4549,08 113,7271
Total 42 6693,94
48

Standard Lower Upper


Coefficients Error t Stat P-value 95% 95%
Intercept 25,528 4,422 5,772 9,88E-07 16,59 34,468
Penetrasi
(kN/㎡) -0,009 0,0049 -1,877 0,06783 -0,019 0,00071
c (kN/㎡) 2,399 0,705 3,403 0,00152 0,975 3,82513

Pada Tabel 4.6 di atas dapat dilihat hasil R2 antara sudut geser dalam,
penetrasi dan kohesi dari 43 data sebesar 0,32 dimana hubungan interpretasi ini
agak rendah (r=0,57). Statistik di atas memiliki significance F sebesar 0,0004
dimana nilai ini tidak melebihi nilai taraf signifikasi yang digunakan yaitu sebesar
5% atau 0,05 artinya penetrasi dan kohesi secara simultan memiliki pengaruh
terhadap nilai sudut geser dalam, jadi hipotesis di atas dapat diterima. Tetapi jika di
uji dengan menggunakan nilai P-value, penetrasi memiliki nilai P-value di atas tarif
signifikasi yang digunakan sebesar 0,05 yang artinya penetrasi secara parsial tidak
memiliki pengaruh terhadap nilai sudut geser dalam. Persamaan statistik yang
didapat dari hipotesis di atas adalah sebagai berikut:

φ = 25,529 – 0,00926 qdk + 2,39995 c [IV. 1]


Analisis statistik antara karakteristik mekanis Meranti dapat dilihat pada
Tabel 4.7. Berdasarkan Tabel 4.7 statistik antara sudut geser dalam, penetrasi dan
kohesi di Meranti memiliki R2 = 0,367 dengan hubungan interpretasi cukup
(r=0,605). Statistik di atas memiliki significance F sebesar 0,0514 dimana nilai ini
sedikit melebihi nilai taraf signifikasi yang digunakan yaitu sebesar 0,05 artinya
penetrasi dan kohesi secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap nilai sudut
geser dalam, jadi hipotesis di atas ditolak. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai P-
value nya di atas nilai taraf signifikasi sebesar 0,05.
Tabel 4. 7 Hubungan sudut geser dalam, penetrasi dan kohesi Meranti
Regression Statistics
Multiple R 0,6054514
R Square 0,3665714
Adjusted R Square 0,26912084
Standard Error 10,2374189
Observations 16
49

ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 788,47 394,235 3,761614282 0,051408491
Residual 13 1362,46 104,805
Total 15 2150,93

Standard Upper
Coefficients Error t Stat P-value Lower 95% 95%
Intercept 31,7167 7,38577 4,2943 0,00087 15,76071 47,6727
Penetrasi (kN/㎡) -0,01050 0,006952 -1,511 0,15473 -0,0255 0,0045
c (kN/㎡) 2,016132 1,414698 1,4251 0,17768 -1,040137 5,0724

Statistik antara karakteristik mekanis Bengkalis dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Berdasarkan Tabel 4.8 statistik antara sudut geser dalam, penetrasi dan kohesi
gambut Bengkalis memiliki R2 =0,347 dengan hubungan interpretasi agak rendah
(r=0,589). Statistik di atas memiliki significance F sebesar 0,006 dimana nilai ini
tidak melebihi nilai taraf signifikasi yang digunakan yaitu sebesar 0,05 artinya
penetrasi dan kohesi secara simultan memiliki pengaruh terhadap nilai sudut geser
dalam, jadi hipotesis di atas dapat diterima. Persamaan statistik yang didapat dari
hipotesis di atas adalah sebagai berikut:
φ = 21,189 – 0,0079 qdk + 2,648 c [IV. 2]
Tabel 4. 8 Hubungan antara sudut geser dalam, penetrasi dan kohesi Bengkalis
Regression Statistics
Multiple R 0,589122519
R Square 0,347065342
Adjusted R Square 0,29265412
Standard Error 10,56309233
Observations 27
ANOVA
df SS MS F Significance F
Regression 2 1423,4261 711,71304 6,3785619 0,0060039
Residual 24 2677,8941 111,57892
Total 26 4101,3202

Standard Lower Upper


Coefficients t Stat P-value
Error 95% 95%
Intercept 21,189 5,796422 3,65561 0,00125 9,22621 33,15266
Penetrasi (kN/㎡) -0,0079 0,007076 -1,11970 0,27392 -0,02253 0,00668
c (kN/㎡) 2,6478 0,812898 3,25720 0,00334 0,97003 4,32551
50

4.7 Analisis Statistik Resistivitas dan Karakteristik Mekanis


Analisis statistik antara resistivitas dan karakteristik mekanis lahan gambut
dilakukan untuk melihat adakah hubungan antara resistivitas dan karakteristik lahan
gambut sehingga akan mendapatkan suatu persamaan yang dapat membantu
penyelidikan tanah untuk menentukan karakteristik mekanis menggunakan nilai
resistivitas. Karakteristik mekanis yang akan di korelasikan meliputi, nilai penetrasi,
kohesi dan sudut geser dalam.

4.7.1 Analisi Statistik dengan Satu Variabel


Analisis statistik antara resistivitas dan penetrasi keseluruhan data dan pada
masing-masing daerah dapat dilihat pada Gambar 4.11. Berdasarkan Gambar 4.11
(a), (b) dan (c) statistis antara resistivitas dan penetrasi gambut memiliki interpretasi
koefisien korelasi sangat rendah. Hal ini menunjukkan nilai resistivitas tidak begitu
berperan dalam penentuan nilai penetrasi pada lahan gambut. Menurut garis
trendline nilai penetrasi rendah jika nilai resistivitas nya tinggi.
2000 1400
y = 1,4632x + 542,19
y = -0,4085x + 681,59 1200
Penetrasi (kN/m2)

R² = 0,0178
Penetrasi (kN/m2)

1500 R² = 0,0012 1000


800
1000
600
500 400
200
0 0
0 50 100 150 0 50 100 150
Resistivitas (ohm.m) Resistivitas (ohm.m)
(a) (b)
2000
y = -3,9695x + 874,15
Penetrasi (kN/m2)

1500 R² = 0,0727
1000

500

0
0 50 100 150
Resistivitas (ohm.m)
(c)
Gambar 4. 11 Hubungan antara resistivitas dan penetrasi keseluruhan data (a),
Bengkalis (b) dan Meranti (c)
51

9 9
8 8
7 y = 0,0055x + 2,516 7
Kohesi (kN/m2)

Kohesi (kN/m2)
R² = 0,0048 y = -0,0143x + 4,2782
6 6 R² = 0,0242
5 5
4 4
3 3
2 2
1 1
0 0
0 50 100 150 0 50 100 150
Resistivitas (ohm.m) Resistivitas (ohm.m)
(a) (b)
7
6 y = 0,0306x + 0,8183
R² = 0,1788
Kohesi (kN/m2)

5
4
3
2
1
0
0 50 100 150
Resistivitas (ohm.m)
(c)
Gambar 4. 12 Hubungan antara resistivitas dan kohesi keseluruhan data (a),
Bengkalis (b) dan Meranti (c)
Hubungan antara resistivitas dan kohesi keseluruhan data dan pada masing-
masing daerah dapat dilihat pada Gambar 4.12. Berdasarkan Gambar 4.12 (a) dan
(b) statistik antara resistivitas dan kohesi untuk keseluruhan data dan pada data
Bengkalis memiliki hubungan interpretasi sangat rendah. Pada Gambar 4.12 (c)
statistik antara resistivitas dan kohesi di Meranti memiliki R2 =0,1788 dengan
hubungan interpretasi agak rendah (r=0,42). Menurut garis trendline Gambar 4.12
(c), nilai kohesi tinggi jika nilai resistivitas tanah besar. Pengaruh nilai resistivitas
terhadap nilai kohesi sebesar 17,88%, pengaruh nilai resistivitas kecil terhadap nilai
kohesi.

Hubungan antara resistivitas dan sudut geser dalam keseluruhan data dan
pada masing-masing daerah dapat dilihat pada Gambar 4.13. Berdasarkan Gambar
4.13 (a) dan (b) statistik antara resistivitas dan sudut geser dalam untuk keseluruhan
52

data dan pada data Bengkalis memiliki hubungan sangat rendah. Pada Gambar 4.13
(c) statistik antara resistivitas dan sudut geser dalam di Meranti memiliki R2
=0,1358 dengan hubungan interpretasi rendah (r=0,37). Menurut garis trendline
Gambar 4.13 (c), nilai sudut geser dalam tinggi jika nilai resistivitas tanah besar.
Pengaruh nilai resistivitas terhadap nilai sudut geser dalam sebesar 13,58%,
pengaruh nilai resistivitas kecil terhadap nilai sudut geser dalam.

60 50
y = -0,0008x + 26,652 45
50 R² = 4E-06
Sudut Geser Dalam

Sudut Geser Dalam


40
35 y = -0,0282x + 26,329
40 R² = 0,004
30
30 25
20
20 15
10
10
5
0 0
0 50 100 150 0 50 100 150
Resistivitas (ohm.m) Resistivitas (ohm.m)
(a) (b)

60

50
Sudut Geser Dalam

40

30

20 y = 0,1545x + 21,056
R² = 0,1358
10

0
0 50 100 150
Resistivitas (ohm.m)
(c)
Gambar 4. 13 Hubungan resistivitas dan sudut geser dalam keseluruhan data (a),
Bengkalis (b) dan Meranti (c)
4.7.2 Analisis Statistik dengan Multi Variabel
Analisis statistik multi variabel antara karakteristik mekanis dan resistivitas
dengan menggunakan Analysis ToolPak pada microsoft excel. Hubungan antara
penetrasi, kohesi dan sudut geser dalam dengan resistivitas dapat di lihat pada pada
Tabel 4.9. Berdasarkan Tabel 4.9 hubungan antara penetrasi, sudut geser dan
53

resistivitas memiliki hubungan yang rendah, berdasarkan nilai significance F yang


didapat melebihi taraf signifikansi yang di digunakan maka hipotesis tersebut
ditolak, artinya variabel bebas secara simultan tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel terikat nya. Hubungan kohesi, sudut geser dalam dan resistivitas memiliki
hubungan yang agak rendah, berdasarkan nilai significance F yang didapat tidak
melebihi taraf signifikansi yang di digunakan maka hipotesis tersebut diterima.
Hubungan sudut geser dalam, kohesi dan resistivitas memiliki hubungan yang agak
rendah, berdasarkan nilai significance F yang didapat tidak melebihi taraf
signifikansi yang di digunakan maka hipotesis tersebut diterima.

Tabel 4. 9 Hubungan Karakteristik Mekanis dan Resistivitas


No 1 2 3
Y qdk c φ
X1 φ φ c
X2
Multiple R 0,363 0,523 0,521
R Square 0,132 0,274 0,271
Significance F 0,07 0,0027 0,00288
P-value X1 0,0233 0,0006 0,00067
P-value X2 0,818 0,649 0,8044

4.8 Analisis Statistik Karakteristik mekanis dan Karakteristik fisik Lahan


Gambut
Analisis statistik antara karakteristik mekanis dan karakteristik fisik lahan
gambut menggunakan regresi linear sederhana dan regresi linear berganda
menggunakan analysis toolpak microsoft excel.

4.8.1 Analisis Statistik dengan Satu Variabel


Analisis statistik antara sudut geser dalam dengan kadar air dan berat
volume basah dapat dilihat pada Gambar 4.14. Berdasarkan Gambar 4.14 statistik
antara sudut geser dalam dan kadar air memiliki hubungan yang rendah (r = 0,29).
54

Kadar air memiliki 8,27% pengaruh terhadap nilai sudut geser dalam, jika kadar air
meningkat maka kemungkinan nilai sudut geser dalam menurun.

60,00

50,00

40,00
Sudut Geser

y = -0,0116x + 36,179
30,00 R² = 0,0827

20,00

10,00

0,00
0,00 200,00 400,00 600,00 800,00 1000,00 1200,00 1400,00 1600,00
Kadar Air (%)

Gambar 4. 14 Hubungan antara Sudut Geser Dalam dan Kadar Air

60,00

50,00

40,00
Sudut Geser

30,00 y = -2,9006x + 55,673


R² = 0,1674
20,00

10,00

0,00
7,00 8,00 9,00 10,00 11,00 12,00 13,00 14,00
Berat Volume Basah (kN/m3)

Gambar 4. 15 Hubungan Sudut Geser Dalam dan Berat Volume Basah

Berdasarkan Gambar 4.15 di atas statistik antara sudut geser dalam dan
berat volume basah memiliki hubungan agak rendah, dengan nilai R2=0,1674. Berat
volume basah tanah dipengaruhi oleh kadar air, pengaruh berat volume basah tanah
terhadap nilai sudut geser sebesar 16,74%. Persamaan yang diperoleh dari korelasi
di atas adalah :
55

φ = 62,286 – 3,4671 γwet [IV. 3]

60,00

50,00
y = 1,8473x + 18,996
40,00
Sudut Geser

R² = 0,1237
30,00

20,00

10,00

0,00
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
Kadar Abu (%)

Gambar 4. 16 Hubungan Sudut Geser Dalam dan Kadar Abu

Berdasarkan Gambar 4.16 statistik antara sudut geser dan kadar abu
memiliki hubungan yang rendah (r = 0,35). Nilai sudut geser akan meningkat jika
nilai kadar abu juga meningkat, pengaruh kadar abu terhadap nilai sudut geser
sebesar 12,37%.
60,00 y = 0,1167x + 23,268
R² = 0,0278
50,00
Sudut Geser

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00
Kadar Serat (%)

Gambar 4. 17 Hubungan Sudut Geser Dalam dan Kadar Serat

Menurut Yulianto (2017) Lahan gambut merupakan frictional material/non


kohesive material, sehingga kuat gesernya hanya mengandalkan kekuatan sudut
geser dalam nya (φ), oleh karena itu distribusi serat pada lahan gambut sangat
mempengaruhi besar nilai sudut geser dalamnya. Tetapi Gambar 4.17 menunjukkan
hubungan antara sudut geser dalam dan kadar serat sangat rendah (r = 0,17), hal ini
menunjukkan bahwa gambut merupakan tanah yang sulit diprediksi dan gambut
56

juga heterogen, gambut di lokasi bor yang berdekatan belum tentu sama
karakteristiknya. Namun, dapat dilihat juga garis trendline pada grafik
menunjukkan jika sudut geser dalam akan naik jika kadar serat bertambah,
pengaruh kadar serat terhadap nilai sudut geser sebesar 2,78%.

Lokasi titik sampel di daerah Meranti terdapat 4 titik sampel yang memiliki
jarak yang cukup dekat, oleh karena itu dibuat hubungan antara karakteristik
mekanis dan karakteristik fisik pada 4 titik sampel tersebut, 4 titik sampel yang
dimaksud antara lain Bor Utama, SPK 2, SPK 3, dan Bor T1.
1200

1000
Penetrasi (kN/m2)

800
y = 0,6547x - 98,487
600 R² = 0,3488

400

200

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Kadar Air (%)

Gambar 4. 18 Hubungan antara Penetrasi dan Kadar Air


Berdasarkan Gambar 4.18 hubungan antara penetrasi dan kadar air pada
lokasi titik sampel yang berdekatan di Meranti memiliki hubungan agak rendah
dengan r=0,59. Nilai penetrasi tinggi jika kadar air meningkat, pengaruh kadar air
pada nilai penetrasi sebesar 34,88%.
2000
1800
Penetrasi (kN/m2)

1600 y = 50,819x - 4,7987


1400 R² = 0,7039
1200
1000
800
600
400
200
0
0 10 20 30 40
Angka Pori

Gambar 4. 19 Hubungan anara Penetrasi dan Angka Pori


57

Berdasarkan Gambar 4.19 hubungan antara penetrasi dan angka pori pada
lokasi yang berdekatan di Meranti memiliki hubungan yang tinggi dengan r=0,84.
Nilai penetrasi tinggi apabila angka pori nya juga tinggi. Pengaruh angka pori
terhadap nilai penetrasi sebesar 70,39%.

4.8.2 Analisis Statistik dengan Multi Variabel


Korelasi antara sudut geser dalam, kadar air dan berat volume basah dapat
dilihat pada Tabel 4.10. Berdasarkan Tabel 4.10 hubungan antara karakteristik
mekanis dan karakteristik fisik gambut yang di ujikan memiliki hubungan yang
agak rendah. Dari nilai significance F statistik di atas nilai nya tidak melebihi taraf
signifikasi yang digunakan sebesar 0,05 artinya hipotesis dapat diterima.

Tabel 4. 10 Hubungan Multi Variabel antara Karakteristik Mekanis dan


Karakteristik Fisik
No 1 2 3 4 5 6
Y φ qdk qdk qdk qdk qdk
X1 w eo w Gs γdry eo
X2 γwet Ac Gs eo Gs Fc
X3 - - eo Ac eo Ac
Multiple R 0,469512 0,496672 0,4809 0,4971 0,5012 0,5188
R Square 0,220442 0,246683 0,2313 0,2471 0,2512 0,269
Significance F 0,009982 0,000271 0,0017 0,00097 0,0008 0,0004
-5
P-value X1 0,8146 9 x 10 0,5894 0,862 0,1831 8 x 10-5
P-value X2 0,0206 0,2265 0,8765 0,00035 0,5704 0,1496
P-value X3 - - 0,00155 0,2262 0.001 0,4904

4.9 Rekap Analisis Statistik


Rekap hubungan statistik yang sudah dilakukan dapat dilihat pada Tabel
4.11.
58

Tabel 4. 11 Rekap Analisis Statistik


Hubungan Statistik R2 r Interpretasi
Penetrasi - Kohesi 0,032 0,18 Sangat Rendah
Penetrasi – Kohesi Bengkalis 0,0108 0,01 Sangat Rendah
Penetrasi – Kohesi Meranti 0,1822 0,43 Agak Rendah
Penetrasi – Sudut Geser Dalam 0,1236 0,35 Rendah
Penetrasi – Sudut Geser Dalam Bengkalis 0,0584 0,24 Rendah
Penetrasi – Sudut Geser Dalam Meranti 0,2676 0,52 Agak Rendah
Sudut Geser Dalam – Penetrasi dan Kohesi 0,3204 0,57 Agak Rendah
(A)
(A) Meranti 0,367 0,61 Cukup
(A) Bengkalis 0,347 0,59 Agak Rendah
Resistivitas - Penetrasi 0,0012 0,03 Sangat Rendah
Resistivitas – Penetrasi Bengkalis 0,0178 0,13 Sangat Rendah
Resistivitas – Penetrasi Meranti 0,0727 0,27 Rendah
Resistivitas - Kohesi 0,0048 0,07 Sangat Rendah
Resistivitas – Kohesi Bengkalis 0,0242 0,16 Sangat Rendah
Resistivitas – Kohesi Meranti 0,1788 0,42 Agak Rendah
Resistivitas – Sudut Geser Dalam 4 x 0,006 Sangat Rendah
106
Resistivitas – Sudut Geser Dalam Bengkalis 0,004 0,06 Sangat Rendah
Resistivitas – Sudut Geser Dalam Meranti 0,1358 0,37 Rendah
Penetrasi – Sudut Geser dan Resistivitas 0,132 0,36 Rendah
Kohesi – Sudut Geser dan Resistivitas 0,274 0,52 Agak Rendah
Sudut Geser – Kohesi dan Resistivitas 0,271 0,52 Agak Rendah
Sudut Geser Dalam – Kadar Air 0,0827 0,29 Rendah
Sudut Geser Dalam – Berat Volume Basah 0,1674 0,41 Agak Rendah
Sudut Geser Dalam – Kadar Abu 0,1237 0,35 Rendah
Sudut Geser Dalam – Kadar Serat 0,0278 0,17 Sangat Rendah

Anda mungkin juga menyukai