Anda di halaman 1dari 85

ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE (ANC) DENGAN

MASALAH MUAL MUNTAH BERLEBIHAN (HEG), INOVASI


WEDANG JAHE DI RUANG KEBIDANAN RSUD JENDRAL
AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2022

KARYA ILMIAH AKHIR

Disusun Oleh :

NUR AFIFAH

(2022207209026)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2022

i
ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE (ANC) DENGAN
MASALAH MUAL MUNTAH BERLEBIHAN (HEG), INOVASI
WEDANG JAHE DI RUANG KEBIDANAN RSUD JENDRAL
AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2022

KARYA ILMIAH AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan


Pada program study Profesi Ners

Disusun Oleh :

NUR AFIFAH

(2022207209026)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2022

ii
NURSING CARE ANTE NATAL CARE (ANC) WITH THE PROBLEM OF
EXCESSIVE VOMITING NAUSEA (HEG), INNOVATION WEDANG
GINGER IN THE OBSTETRICS ROOM OF GENERAL HOSPITAL
JENDRAL AHMAD YANI METRO IN 2022
Nur Afifah
@Nur.2022207209026@student.umpri.ac.id

xii + 81 Page + 6 Table + 2 Attachment

ABSTRACT

Nausea and vomiting or Emesis Gravidium in pregnancy is a reaction of the


mother's body to changes that occur due to pregnancy. Pregnancy affects body
systems, both hormonally, physically and psychologically. Nausea and vomiting
are one of the important signs of early pregnancy. This has been known since the
time of Hippocrates. Nausea and vomiting usually arise from the age of 5 weeks
of gestation, which is calculated based on the first day of the last menstruation
(HPHT), and reaches a peak at the gestational age of 8 to 12 weeks and ends at the
gestational age of up to 16 to 18 weeks. Most pregnant women 70-80%
experience morning sickness and as many as 1-2% of all pregnant women
experience extreme morning sickness. Results In The Study found G1P0A0 Data
The patient said he was anxious about his current condition, afraid of something
happening with his fetus. Patients have insomnia, sleep duration of 4-5 hours / day
due to nausea and vomiting. The patient is 15 weeks pregnant, the patient says the
appetite also decreases. The results of the implementation in Mrs.N after being
given ginger wedang and carried out repeatedly the vomiting nausea experienced
by Mrs.N was reduced with the signs of the patient subjects saying they did not
feel nausea and felt nauseous, objective signs of the patient seemed relaxed, the
patient's appetite increased, looked fresh and the patient was able to perform daily
actions. This shows that consuming ginger wedang can reduce vomiting nausea in
pregnant women.

Keywords : Hiperemesis Gravidium, pregnant woment, ginger drink


References : 22 (2013-2023)

iii
ASUHAN KEPERAWATAN ANTE NATAL CARE (ANC) DENGAN
MASALAH MUAL MUNTAH BERLEBIHAN (HEG), INOVASI
WEDANG JAHE DI RUANG KEBIDANAN RSUD JENDRAL
AHMAD YANI KOTA METRO TAHUN 2022

Nur Afifah
@nur.2022207209026@student.umpri.ac.id

xii + 81 Halaman + 6 Tabel + 2 Lampiran

ABSTRAK

Mual dan muntah atau Emesis Gravidium pada kehamilan merupakan reaksi
tubuh ibu terhadap perubahan yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan
memengaruhi sistem tubuh, baik secara hormonal, fisik maupun psikologi. Mual
dan muntah merupakan salah satu tanda penting awal kehamilan. Hal tersebut
sudah diketahui minimal sejak masa Hippocrates. Mual dan muntah biasa nya
timbul sejak usia gestasi 5 minggu, yang dihitung berdasarkan hari pertama haid
terakhir (HPHT), dan mencapai puncak pada usia gestasi 8 hingga 12 minggu
serta berakhir pada usia gestasi hingga 16 hingga 18 minggu. Sebagian besar ibu
hamil 70-80% mengalami morning sickness dan sebanyak 1-2% dari semua ibu
hamil mengalami morning sickness yang ekstrim. Hasil Pada Pengkajian
ditemukan data G1P0A0 Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya yang
sekarang, takut terjadi sesuatu dengan janinnya. Pasien megatakan susah tidur,
durasi tidur 4-5 jam/hari karena mual dan muntah. pasien dalam keadaan hamil
15 minggu, pasien mengatakan nafsu makan juga menurun. Hasil implementasi
pada Ny.N setelah diberikan wedang jahe dan dilakukan secara berulang mual
muntah yang dialami Ny.N berkurang dengan tanda subyek pasien mengatakan
tidak merasakan mual dan merasa mual, tanda obyektif pasien tampak rileks,
nafsu makan pasien meningkat, tampak segar dan pasien mampu melakukan
tindakan-tindakan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa mengomsumsi
wedang jahe dapat mengurangi mual muntah pada ibu hamil.

Kata kunci : Hiperemesis Gravidium, Ibu Hamil, Wedang Jahe


Referensi : 22 (2013-2023)

iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Nur Afifah

NIM : 2022207209026

Program Studi : Profesi Ners

Dengan ini menyatakan bahwa semua yang saya tulis dalam Karya Ilmiah Akhir

ini sesuai dengan sumber-sumber aslinya dan penulisanya sesuai dengan kaidah-

kaidah penulisan ilmiah. Karya Ilmiah Akhir ini merupakan hasil karya saya. Jika

dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini plagiat, maka saya bersedia menerima

sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku

Pringsewu, 11 Januari 2022


Penulis

Nur Afifah
NIM. 2022207209026

v
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dihadapan TIM Penguji
Judul : Asuhan Keperawatan Ante Natal Care (Anc) Dengan
Masalah Mual Muntah Berlebihan (Heg), Inovasi
Wedang Jahe Di Ruang Kebidanan Rsud Jendral
Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2022
Nama Mahasiswa : Nur Afifah
NIM :2022207209026
Prodi : Profesi Ners
Fakultas : Kesehatan

MENYETUJUI

Pembimbing

Ns. Hj. Marlinda, M.Kep.Sp. Kep. Mat N


NIDN : 0223037801

Ketua Prodi Profesi Ners

Ns. Rita Sari, M.Kep


NIDN : 0222087403

vi
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi dan dinyatakan
lulus pada tanggal 31 Januari 2023
Judul : Asuhan Keperawatan Ante Natal Care (Anc) Dengan
Masalah Mual Muntah Berlebihan (Heg), Inovasi
Wedang Jahe Di Ruang Kebidanan Rsud Jendral
Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2022
Nama Mahasiswa : Nur Afifah
NIM :2022207209026

MENGESAHKAN

Ketua Moderator : Ns. Hj. Marlinda, M.Kep.Sp. Kep. Mat (……………)


NIDN : 0223037801
Penguji : Ns. Yeti Septiasari, S.Kep., M.Kes (……….……)
NIDN : 0202098501

Mengetahui
Kepala Program Studi Profesi Ners

Ns. Rita Sari, M.Kep


NIDN : 0222087403

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Elmi Nuryati.,M.Epid
NIDN : 0215117601

vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nur Afifah, lahir di Panggung Jaya, Kec. Rawajitu Utara, Kab. Mesuji pada

tanggal 21 April 2000. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, putri

dari bapak Syaiful Asep dan ibu Saliyah.

Pendidikan yang pernah ditempuh:

1. SDN 01 Panggung Jaya pada tahun 2006-2012 yang sekarang menjadi

SDN 13 Rawajitu Utara

2. SMPN 1 Rawajitu Utara pada tahun 2012-2015 yang sekarang menjadi

SMPN 9 Mesuji

3. SMAN 01 Rawajitu Selatan, Tulang Bawang pada tahun 2015-2018

4. Program S1 Keperawatan Universirtas Muhammadiyah Pringsewu Lulus

tahun 2022

5. 2022-2023 tercatat sebagai mahasiswa profesi Ners Universitas

Muhammadiyah Pringsewu

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik
sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Ners pada Program Studi Profesi
Ners Universitas Muhammadiyah Pringsewu. Adapun judul dari penelitian ini
adalah “Asuhan Keperawatan Ante Natal Care (Anc) Dengan Masalah Mual
Muntah Berlebihan (Heg), Inovasi Wedang Jahe Di Ruang Kebidanan Rsud
Jendral Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2022”
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengalami banyak kesulitan,
namun karena peran serta dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Elmi Nuryati. M.Epid, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhamadiyah Pringsewu Lampung
2. Ns. Hj. Marlinda, M.Kep.Sp. Kep. Mat., selaku Pembimbing 1 dalam
penyusunan Karya Ilmiah Akhir
3. Ns. Yeti Septiasari, S.Kep., M.Kes., selaku Penguji Karya Ilmiah Akhir
4. Kedua Orang Tua Tercinta dan Keluarga kecilku yang telah memberikan
dukungan, do’a, cinta dan motivasi yang tinggi sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini
5. Teman-teman seperjuangan Profresi Ners Universitas Muhamadiyah
Pringsewu Lampung yang sama-sama berjuang menyelesaikan Karya Ilmiah
Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah Akhir ini belum sempurna, maka
dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Tiada hal
penulis harapkan semoga Karya Ilmiah Akhir ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan Mahasiswa program Profesi Ners
Universitas Muhamadiyah Pringsewu Lampung.

Pringsewu, 11 Januari 2023

Nur Afifah
NIM. 2022207209026

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.....................................................................i

HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI..........................................ii

ABSTRAK.......................................................................................................iii

HALAMAN ORISINALITAS.......................................................................v

HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN.............................................vi

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN...............................................vii

RIWAYAT HIDUP PENULIS......................................................................viii

KATA PENGANTAR....................................................................................ix

DAFTAR ISI...................................................................................................x

DAFTAR TABEL...........................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

C. Tujuan Penelitian........................................................................................4

D. Manfaat Penelitan.......................................................................................5

x
BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Mual Muntah (HEG).....................................................................7

B. Konsep Jahe................................................................................................14

C. Konsep Keperawatan..................................................................................18

BAB III LAPORAN KASUS

A. Data Dasar..................................................................................................23

B. Analisa Data................................................................................................31

C. Rencana Keperawatan................................................................................32

D. Catatan Perkembangan...............................................................................35

BAB IV PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...........................................................38

B. Analisis Asuhan Keperawatan....................................................................41

C. Analisis Inovasi Produk.............................................................................48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.................................................................................................51

B. Saran...........................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1.....................................................................................................21

2. Tabel 3.1.....................................................................................................32

3. Tabel 3.2.....................................................................................................32

4. Tabel 3.3.....................................................................................................35

5. Tabel 4.1.....................................................................................................40

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada semua

wanita. Kehamilan adalah proses penyatuan spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan implantasi. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, di

mana Trimester I berlangsung dalam 12 minggu, Trimester II 15 minggu, dan

Trimester III 13 minggu (Sulistyowati 2021). Banyak perubahan fisik, psikis

dan hormonal pada tubuh ibu. Hal tersebut menimbulkan banyak keluhan,

salah satunya adalah mual muntah yang biasa terjadi pada awal kehamilan

(Prawirohardjo, 2014).

Mual dan muntah atau Emesis Gravidium pada kehamilan merupakan

reaksi tubuh ibu terhadap perubahan yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan

memengaruhi sistem tubuh, baik secara hormonal, fisik maupun psikologi.

Mual dan muntah merupakan salah satu tanda penting awal kehamilan. Hal

tersebut sudah diketahui minimal sejak masa Hippocrates. Mual dan muntah

biasa nya timbul sejak usia gestasi 5 minggu, yang dihitung berdasarkan hari

pertama haid terakhir (HPHT), dan mencapai puncak pada usia gestasi 8

hingga 12 minggu serta berakhir pada usia gestasi hingga 16 hingga 18

minggu (Pratimi, 2016).

Ibu hamil dengan Emesis gravidarum dapat menimbulkan berbagai

dampak salah satunya adalah penurunan nafsu makan yang mengakibatkan

perubahan keseimbangan elektrolit yakni kalium, kalsium dan nutrium

sehingga menyebakkan perubahan metabolisme pada tubuh. Dampak lain dari

1
emesis gravidarum juga dapat mengakibatkan kehilangan berat badan sekitar

5% karena candangan karbohidrat, protein dan lemak terpakai untuk energi

(Manuaba, 2017).

Morning sickness atau Emesis gravidarum merupakan suatu keadaan

disertai muntah (frekuensi kurang dari 5 kali). Selama kehamilan, sebanyak

70- 85% wanita mengalami mual muntah (Aisah, 2017). Dari hasil penelitian

(Aisah, 2017) dari 367 wanita hamil,78,47% mual muntah terjadi pada

trimester pertama, dengan derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual

muntah ringan, 45,3% mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami

mual muntah berat. Sebagian besar ibu hamil 70-80% mengalami morning

sickness dan sebanyak 1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning

sickness yang ekstrim. Emesis gravidarum terjadi diseluruh dunia dengan

angka kejadian yang beragam yaitu 1-3% dari seluruh kehamilan di Indonesia,

0,3% di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 0,8% di China, 0,9% di

Nowergia, 2,2% di Pakistan, 1,9% di Turki, dan di Amerika Serikat prevalensi

Emesis Gravidarum adalah 0,5%-2% (yanti, 2018).

Penanganan emesis gravidarum pada ibu hamil dapat dilakukan secara

farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi sendiri dilakukan

dengan pemberian obat anthistamin penggunaan steroid pemberian cairan dan

Elektrolit dan terapi non-farmakologi diantaranya adalah mengubah pola diet,

dukungan emosional, akupresur dan pemberian jahe, dapat digunakan untuk

menangani mual muntah pada kehamilan. Usaha untuk mengurangi gejalanya

2
selain dengan mengkonsumsi obat – obatan untuk mengatasi mual-muntah

adalah dengan makanan atau minuman yang mengandung jahe (Tiran, 2016).

Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal mempunyai banyak

keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainnya, khususnya bagi ibu

hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan pertama jahe adalah

kandungan mengandung minyak terbang (minyak atsiri) yang menyegarkan

dan membelokirreflek muntah yang sedang, sehiggagingeroldapat

melancarkan peredaran darah dan safar-saraf bekerja dengan baik. Minuman

jahe adalah sebuah olahan jahe sebagai obat herbal untuk mengatasi mual

muntah. Dan dibuat seperti minuman dengan menggunakan jahe besar 250

gram, 50 gram gula pasir, 1.000 ml air. Kemudian diolah dan diberikan

terhadap 10 orang ibu hamil dengan 100 ml air jahe tiap ibu hamil.

Mengkonsumsi minuman jahe sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore hari

selama 7 hari berturut-turut (Amelia &, Octaviani, 2018).

Penelitian yang dilakukan Putri, dkk (2017) sebelum diberi intervensi rata-

rata responden mengalami frekuensi mual muntah sebanyak 13 kali dalam

sehari, setelah diberi intervensi minuman jahe hangat rata-rata frekuensi mual

muntah menurun menjadi 3,18 kali dalam sehari. Penelitian Hasanah, (2014)

menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan penurunan frekuensi

emesis gravidarum setelah diberikan wedang jahe.

Hasil survei yang dilakukan di RSUD Jend A. Yani tahun 2022, terdapat 5

orang ibu hamil trimester 1 yang mengalami emesis gravidarum. Dimana 3

orang orang ibu hamil ini mengalami mual muntah dengan frekuensi 6-7 kali

3
dalam sehari dan 2 orang ibu hamil tersebut mengatakan kan 4- 7 kali/hari.

Selanjutnya, ibu belum pernah mengkonsumsi wedang jahe untuk mengatasi

mual muntah. Sehingga, perlu diadakannya penelitian mengenai efektifitas

pemberian wedang jahe.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Ante Natal Care (Anc) Dengan

Masalah Mual Muntah Berlebihan (Heg), Inovasi Wedang Jahe Di Ruang

Kebidanan Rsud Jendral Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Mual dan muntah atau Emesis Gravidium pada kehamilan merupakan

reaksi tubuh ibu terhadap perubahan yang terjadi akibat kehamilan, dari 367

wanita hamil,78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama, dengan

derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual muntah ringan, 45,3%

mengalami mual muntah sedang dan 2,5% mengalami mual muntah berat,

Penanganan emesis gravidarum pada ibu hamil dapat dilakukan secara

farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi sendiri dilakukan

dengan pemberian obat anthistamin penggunaan steroid pemberian cairan dan

Elektrolit dan terapi non-farmakologi diantaranya adalah mengubah pola diet,

dukungan emosional, akupresur dan pemberian jahe, Hasil survei yang

dilakukan di RSUD Jend A. Yani tahun 2022, terdapat 5 orang ibu hamil

trimester 1 yang mengalami emesis gravidarum. Dimana 3 orang orang ibu

hamil ini mengalami mual muntah dengan frekuensi 6-7 kali dalam sehari dan

4
2 orang ibu hamil tersebut mengatakan kan 4- 7 kali/hari. Selanjutnya, ibu

belum pernah mengkonsumsi wedang jahe untuk mengatasi mual muntah.

Sehingga, perlu diadakannya penelitian mengenai efektifitas pemberian

wedang jahe.

Rumusan masalah dalam karya ilmiah ini adalah “ Bagaimana Asuhan

Keperawatan Ante Natal Care (ANC) Dengan Masalah Mual Muntah

Berlebihan (HEG), Inovasi Wedang Jahe Di Ruang Kebidanan Rsud Jendral

Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2022??”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu menjabarkan karya ilmiah akhir dengan judul Asuhan

Keperawatan Ante Natal Care (ANC) Dengan Masalah Mual Muntah

Berlebihan (HEG), Inovasi Wedang Jahe Di Ruang Kebidanan Rsud

Jendral Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Hiperemesis Gravidium

b. Mengidentifikasi masalah keperawatan yang didapatkan pada klien

dengan Hiperemesis Gravidium

c. Mengidentifikasi intervensi keperawatan terutama dalam mengatasi

hyperemesis gravidium

5
d. Melakukan penatalaksanaan pemberian wedang jahe dan menganalisis

pengaruh wedang jahe terhadap proses penyembuhan hyperemesis

gravidium

e. Melakukan evaluasi tentang asuhan keperawatan yang telah dilakukan

D. Manfaat

1. Teoritis

a. FKES Umpri

Sebagai bahan masukan kepada institusi pendidikan yang dapat di

manfaatkan sebagai bahan ajar untuk perbandingan dalam pemberian

konsep asuhan keperawatan secara teori dan praktik terutama dalam

penatalaksanaan Dengan Masalah Mual Muntah Berlebihan (Heg)

serta sebagai rujukan bagi adik tingkat selanjutnya dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners khususnya dalam kasus hyperemesis

gravidium

b. RSUD Jendral Ahmad Yani

Sebagai bahan acuan kepada tenaga kesehatan RSUD Jend. Ahmad

Yani Metro dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan

menghasilkan pelayanan yang memuaskan pada klien serta melihatkan

perkembangan klien yang lebih baik serta untuk meningkatkan kualitas

pelayanan rumah sakit, sehingga perawatnya mampu menerapkan

asuhan keperawatan pada pasien dengan hyperemesis gravidium

6
2. Praktis

a. Paien dan Keluarga

Dapat menambah pengetahuan dan pendidikan tentang minuman jahe

untuk mengatasi masalah mual muntah berlebihan (heg), sehingga

klien ataupun keluarga dapat menerapkan pengetahuan tentang cara

mengatasi masalah mual muntah berlebihan (heg) serta pencegahan

secara mandiri hyperemesis gravidium ini untuk kedepannya.

b. Petugas Kesehatan

Sebagai bahan acuan kepada tenaga kesehatan dalam memberikan

pelayanan yang lebih baik dan menghasilkan pelayanan yang

memuaskan pada klien serta melihatkan perkembangan klien yang

lebih baik serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit,

sehingga perawatnya mampu menerapkan asuhan keperawatan pada

pasien dengan hyperemesis gravidium

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kehamilan

1. Definisi

Kehamilan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa,

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam 40 minggu atau 9 bulan. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester,

trimester ke satu dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu ( minggu

ke 13 hingga ke 27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga

ke 40). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra

uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan

persalianan(yanti, 2018).

Kehamilan merupakan suatu mata rantai yang berkesinabungan

dimulai dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa, dan

ovum. Proses konsesi, nidasi (implantasi pada endometrium, pembentukan

plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi hingga kira-kira 280 hari (40

minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Walyani. 2017).

2. Perubahan dan Adaptasi Psikologi dalam Kehamilan Trimester I

Pada awal kehamilan, wanita terkadang merasa senang dan sedih,

biasanya juga dipengaruhi oleh rasa lelah, mual, dan sering kencing.

Perubahan yang terjadi pada emosi pada wanita tersebut sering kali

menampakkan episode penuh dengan air mata dan sangat peka, untuk itu

wanita yang sebelumnya memiliki cara pandang terhadap dirinya atau jika

8
ada beberapa masalah yang muncul diawal kehamilan, maka masa ini

adalah masa yang mencemaskan (Rukiyah. 2014).

Trimester pertama adalah saat yang sepesial karena seorang ibu

akan menyadari kehamilannya. Selama kehamilan sedapat mugkin wanita

hamil harus beradaptasi dengan kondisi psikologisnya. Pada trimster

pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih

meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Segala perubahan yang terjadi

pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.Para wanita juga

mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan,

khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap

perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan

yang berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil

yang mimpi dengan nyata, dimana hal ini snagat mengganggu. Mimpinya

seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila tidak

menyenangkan (Rukiyah. 2014).

Trimester pertama sering dianggap periode penyesuain. Penyesuain

terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian wanita

merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita

mengalami kekecewaan, kecemasan, depresi, kesedihan. Beberapa wanita

yang telah merencanakan kehamilan atau berusaha keras untuk hamil,

merasa senang sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan

mencari tanda bukti kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya (Rukiyah.

2014).

9
Status emisional dan psikologi ibu turut menetukan keadaan yang

timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan, sehingga dapat

terjadi pergeseran dimana kehamilan sebagai proses fisiologis menjadi

kehamialn patologis. Peristiwa kehamilan adalah peristiwa fisiologis,

namun proses alami tersebut dapat mengalami penyimpangan sampai

berubah menjadi patologi.

Pada peristiwa kehamilan merupakan suatu rentang waktu, dimana

tidak hanya terjadi perubahan fisiologi, tetapi juga terjadi perubahan

psikologis yang memerlukan penyesuaian emosi, pola berfikir, dan

perilaku yang berlanjut hingga bayi lahir. Latar belakang munculnya

gangguan psikologik atau kejiwaan adalah berbagai ketidakmatangan

dalam perkembangan emisional dalam rangka kesanggupan seseorang

untuk menyesuaikan diri dengan situasi tertentu termasuk kehamilan.

Dalam kelainan jiwa yang berat dalam kehamilan perlu suport dan

dorongan serta dukungan orang terdekat atau keluarga. Keadaan gangguan

jiwa tersebut, memerlukan rawat inap atau isolasi dari sumber-sumber

kecemasan bagi ibu.

Pengaruh faktor psikologi atau kelainan jiwa terhadap kehamila

adalah terhadap ketidakmampuan pengasuhan kehamialn dan mempunyai

potensi melakukan tindakan yang membahayakan terhadap kehamilan.

Ada dua macam stressor, yaitu :

a. Stressor internal, meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan,

penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan

10
sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap

persalinan, kehilangan pekerjaan.

b. Stressor eksternal, meliputi status marital, relationship, kasih sayang,

support mental, brokenhome(Pantiawati. 2017).

3. Perubahan Kondisi Ibu Hamil Pada Trimester I

a. Minggu pertama biasanya, ibu hamil belum banyak yang menaydari

kalau dirinya sudah hamil walaupun sudah telat datang bulan.

b. Minggu kedua ini, ibu hamil mulai merasa sering lelah akibat

perubahan hormon. Emosi pun mulai meningkat, yaitu bisa marah atau

senang secara tib-tiba.

c. Minggu ketiga, dimana mual dan muntah mualai dialami, selera makan

mulai berubah.

d. Minggu keempat, ibu hamil mengalami peningkatan produksi hormon

progesteron. Payudaranya mulai terasa lunak. Tapi, perutnya belum

terlihat mengalami pembesaran.

e. Minggu kelima, belum banyak perubahan yang dialami ibu hamil, jika

melakukan pemeriksanurin dengan testpack akan diketahui bahwa

dirinya sudah positif hamil.

f. Minggu keenam biasanya ibu hamil mulai mengalami sering

mengalami buang air kecil akibat membesar uterus atau rahim. Gejala

ini terkadang terasa sangat mengganggu terutama ketika hendak tidur

dimalam hari.

11
g. Minggu ketujuh, payudara ibu hamil muali terasa nyeri. Selain itu,

pembuluh darah di payudaranya mulai membayang atau sedikit

kelihatan.

h. Minggu kedelapan terkadang ibu hamil mulai mengalami sembelit

akibat meningkatnya hormon progesteron yang dapat mengendorkan

otot usus.

i. Minggu kesembilan, secara kasat mata, perubahan tubuh ibu hamil

mulai terlihat, seperti payudaranya yang mulai membesar.

j. Minggu kesepuluh, nafsu makan ibu hamil semakin meningkat walau

terkadang tetap sering muntah. Seiring dnegan ini berat badan mulai

bertambah, dan perutnya mulai sedikit membesar.

k. Minggu kesebelas, biasanya pada minggu ini gejala mual dan muntah

mulai berkurang. Nafsu makan semakin meningkat.

l. Minggu kedua belas, mual, dan muntah dan lemas yang dialami ibu

hamil akan terus berangsur hilang. Keluhan-keluhannya pun

menghilang dan selera makannya akan kembali normal (Mezy. 2016).

4. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester I

Dengan adanya estrogen dan progesteron yang meningkat akan

menyebabkan timbulnya rasa mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah,

dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali

membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan

dan kesedihan. Pada awal kehamilan pusat pikiran ibu berfokus pada diri

12
sendiri dan pada realitas awal kehamilan itu sendiri. Ibu selalu mencara

tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil.

Setiap perubahan yang terjadi ditubuhnya akan selalu diperhatikan

dengan seksama. Anak dipandang sebagai bagian dari seseorang dan

kebanyakan wanita berfikir bahwa janinnya tidak nyata selama awal

kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil.

Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena konsepsi

merupakan awal, bukan saja pada janin yang sedang berkembang, tetapi

juga bagi keluarga, yakni dengan hadirnya anggota keluarga baru dan

terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga, maka setiap anggota

keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterprestasinya

berdasarkan kebutuhan masing- masing. Keluarga dapat memberikan

dukungan dengan memberi pengertian bahwa perubahan yang terjadi

adalah hal yang normal terjadi pada ibu hamil. Bertukar pengalaman yang

menyenangkan dapat memberi gambaran bahwa kehamilan dapat menjadi

suatu yang menyenangkan. Orang yang paling penting bagi seorang wanita

hamil biasanya adalah ayah sang anak semakin banyak bukti menunjukkan

bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi pasangannya selama hamil

akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit

komplikasi persalinan dan lebih mudah melakukan penyesuaian pada masa

nifas. Ada dua kebutuhan utama ibu hamil yang dibutuhkan selama ia

hamil yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai dan

merasa yakin akan penerimaan pasangan terhadap sang anak dan

13
mengasimilasi si bayi ke dalam keluarga. Wanita hamil harus memastikan

tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga

untuk anggota baru tersebut.

Suami dapat memberikan dukungan dengan mengerti dan

memahami setiap perubahan yang terjadi pada istrinya, memberikan

perhatian dengan penuh kasih sayang dan berusaha untuk meringankan

beban kerja istri. Sebagai tenaga kesehatan dapat memberikan dukungan

dengan menjelaskan dan menyakinkan pada ibu bahwa apa yang dialami

padanya adalah sesuatu yang normal, sebagaian besar wanita merasakan

hal yang serupa pada trimester 1(Nugroho. 2017)

B. Konsep Dasar Mual Muntah (HEG)

1. Definisi

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Evayanti, 2015).

Kehamilan adalah proses mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri

dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsespi dan pertumbuhan

zigot, nidasi pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang

hasil konsepsi sampai aterm (Evayanti, 2015).

Kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm (cukup bulan)

yaitu sekitar 280 sampai 300 hari. Kehamilan merupakan masa yang

cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan

14
dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat menjalani proses

kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan nyaman (Yuliana, 2015).

Kehamilan trimester pertama terjadi pada 1 bulan-3 bulan, hal ini

sering dianggap sebagai periode penyesuaian, penyesuaian seorang ibu

hamil terhadap kenyataan bahwa dia sedang hamil. Fase ini sebagian ibu

hamil merasa sedih mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan

depresi terutama hal itu sering kali terjadi pada ibu hamil dengan

kehamilan yang tidak direncanakan. Namun berbeda dengan ibu hamil

yang hamil dengan direncanakan, dia akan merasa senang dengan

kehamilannya (Rustikayanti, 2016).

Emesis gravidarum adalah keluhan umum yang dialami wanita

hamil dengan usia kehamilan 0-12 minggu dengan gejala mual dan disertai

muntah yang biasanya terjadi pagi hari. Mual muntah terjadi karena

perubahan pada sistem hormone selama kehamilan, terutama peningkatan

HCG (Fitria, 2018).

2. Etiologi

Penyebab mual muntah pada ibu hamil masih belum diketahui

dengan pasti tetapi ada berbagai hal yang menjadi faktor predisposisi

seperti faktor psikologis dan perubahan hormon. Wanita hamil dengan tipe

kepribadian histeris dan ketergantungan yang berlebihan pada ibu

cenderung mengalami mual dan muntah. Faktor lain yang berpengaruh

adalah hormon progesteron dan HCG yang menyebabkan peningkatan

15
motililitas lambung serta asam lambung sehingga tumbuh reaksi mual

muntah (Tamar, 2020). Faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu:

a. Faktor predisposisi: primigravida, overdistensi rahim (hidramnion,

kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)

b. Faktor organik: masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal,

perubahan metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak

ibu dan alergi.

c. Faktor psikologis: rumah tangga yang retak, hamil yang tidak

diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.

d. Selain itu riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi penyebab

hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah

sekitar 60-80% pada (primigravida), 40-60% pada (multigravida).

3. Patofisiologi

Patofisiologi emesis gravidarum dapat disebabkan karena

peningkatan Hormone Choironic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi

faktor mual dan muntah. Peningkatan kadar hormone progesterone

menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi

sehingga motilitas menurun dan lambung menjadi kosong (Mariza, 2019).

Proses terjadinya emesis gravidarum disebabkan karena faktor

predisposisi seperti kehamilan ganda dan molahidatidosa yang membuat

HCG dan estrogen meningkat, faktor psikologi seperti stress, kurang

16
support sosial membuat metilitas gastrointestinal menurun, faktor organic

karena antigen baru janin dan plasma, vili korialis membuat antigen ibu

berlawanan, masuk ke dalam sirkulasi peredaran darah ibu terjadilah

perubahan metabolic yang membuat hipotalamus terangsang. Hal ini

membuat asam lambung meningkat dan terjadi hiperemesis gravidarum.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan mual dan muntah pada hamil

muda dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit

dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat

mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk

keperluar energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah

ketosis dengan tertimbunnya asam aseton- asetik, asam hidroksi butirik

dan aseton dalam darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan

kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Selain dehidrasi dan terganggunya

keseimbangan elekrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender

esophagus dan lambung dengan akibat pendarahan gastrointestinal

(Khayati, 2013).

4. Manifestasi Klinis

Muntah pada awalnya didahului oleh rasa mual, yang bercirikan

muka pucat, berkeringat, liur berlebih , tachycardia, pernapasan tidak

teratur, pada saat ini lambung mengendur dan di usus halus timbul aktifitas

antiperistaltik yang menyalurkan isi usus halus bagian tas lambung.

17
Gejala-gejala tersebut kemudian disusul oleh menutunya bagian pangkal

tenggorokan, nafas ditahan, katup esophagus dan lambung merilaks.

Akhirnya timbul kontraksi ritmis dari diafragma serta otot-otot pernafasan

disusul oleh lambung memuntahkan isinya. Mual dan muntah selama

kehamilan biasa terjadi di pagi hari ataupun kapan saja.

Tanda biasa muncul segera setelah implantasi dan bersamaan saat

produksi HCG mencapai puncaknya, di duga bahwa hormon plasenta

inilah yang memicu mual dan muntah dengan bekerja pada chemoreseptor

trigger zone pada pusat muntah. Sebagian besar wanita hamil mengalami

mual dan muuntah pada berbagai tingkatan yang berbeda dan dapat terjadi

setiap saat, terutama pada pagi hari. Keadaan ini biasanya akan berakhir

setelah minggu ke 12 (bulan ke 3) pada kehamilan, meskipun pada

beberapa kasus keadaan ini dapat berlangsung lebih lama. Sebagian besar

wanita mengalami mual dan muntah dalam derajat yang ringan. Mual dan

muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai gangguan

gastrointestinal, demikian juga dengan penyakit-penyakit lain

(Prawirohardjo, 2014).

5. Komplikasi

Berdasarkan penelitian Ebrahimi (2015), hanya 2% mual muntah yang

berkembang menjadi HEG. Mual muntah adalah suatu keadaan mual dan

muntah pada kehamilan yang menetap, dengan frekuensi muntah lebih dari

5 kali dalam sehari, disertai dengan penurunan berat badan (>5% dari berat

18
sebelum hamil) dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit dan

asambas, kekurangan gizi bahkan kematian. (Manuaba. 2012).

Mual muntah memiliki dampak pada ibu dan janin, seperti ibu

akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi

lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini

aspirin, robekan mukosa pada hubungan gastroesofagi yang menyebabkan

peredaran ruptur esofagus, kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan

memberikan pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena

nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan yang

mengakibatkan peredaran darah janin berkurang (Setiawan, 2017).

Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan

tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu

menderita hiperemesis gravidarum maka kemungkinan bayinya

mengalami BBLR, IUGR, Prematur hingga terjadi abortus (Wiknjosastro,

2012).

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada hiperemesis gravidarum

menurut (Nurarif, A. H. & Kusuma, 2016) :

a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat): mengkaji usia gestasi

janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,

melokalisasi plasenta

b. Urinalisis: kultur, mendeteksi bakteri, BUN

19
c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

7. Penatalaksanaan

a. Farmakologi

Menurut Kemenkes RI, (2016) Penatalaksanaan Farmakologi antara

lain :

1) Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan adalah

memberikan tablet vitamin B6 1,5 mg/hari untuk meningkatkan

metabolisme serta mencegah terjadinya enchepalopaty.

2) Ondansentron 10 mg pada 50 ml intravena memiliki efektifitas

yang hampir sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum

dengan pemberian antiistamin Promethazine 50 mg dalam 50 ml

intravena.

3) Bila perlu berikan 10 mg doksilamin dengan 10 mg vitamin B6

hingga 4 tablet/hari (misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 tablet saat

pagi dan 1 tablet saat siang).

4) Bila belum teratasi tambahkan demenhidrinat 50-100 mg per oral

atau supositoria berikan 4-6 kali sehari (maksimal 200 mg/hari bila

meminum 4 tablet doksilamin/piridoksin) atau prometazin 5-10 mg

3-4 kali sehari per oral atau supositoria.

b. Non farmakologi

Menurut (Tiran, 2016), mual dan muntah sering dialami oleh ibu hamil

trimester I, cara mengatasi masalah tersebut agar dapat

20
mempertahankan asupan nutrisi dan cairan pada ibu hamil yaitu

sebagai berikut :

1. Menghindari bau atau faktor-faktor penyebab terjadinya mual dan

muntah.

2. Sediakan makanan kering seperti biscuit atau roti bakar sebelum

bangun dari tempat tidur di pagi hari.

3. Jaga pola makan dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering.

4. Hindari makanan yang mengandung lemak, dan berminyak, serta

berbumbu keras.

5. Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan jangan

langsung bergerak

6. Banyak mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat.

7. Banyak minum air, dan mengkonsumsi vitamin B6 yang diimbangi

dengan istirahat yang cukup.

8. Pemberian terapi tradisional seperti aromaterapi, rebusan jahe dan

madu, dan akupresur (Rofiah, 2017).

C. Konsep Jahe

1. Definisi

Jahe (ZingiberofficinaleRose) yang termasuk family Zingiberaceae

bisa memperoleh tempat dalam pasar internasional, karena semakin

memiliki banyak kegunaan. Tanaman jahe terdiri atas bagian akar, batang,

daun, dan bunga. Jahe adalah tanaman dengan sejuta khasiat yang telah

21
dikenal sejak lama. Jahe merupakan salah satu rempah penting banyak

manfaatnya, antara lain sebagai bumbu masak, minumhipotesan, serta

permen dan juga digunakan dalam ramuan obat tradisional (Putri, Ayu

2016).

Menurut (Putri, Ayu 2016) bahwa jahe merupakan pengobatan

yang efektif untuk meredakan mual muntah dalam kehamilan. Jenis

penyakit yang dapat diatasi dengan jahe antara lain : sakit kepala, pusing-

pusing, penambah nafsu makan, dan muntah- muntah.

2. Kandungan Jahe

Menurut (Putri, Ayu 2016), kandungan utama kimiawi jahe adalah

shogaols, gingerols, bisapolene, zingiberene, zingiberol,

sesquiphellandrene, minyak atsiri dan resin. Kandungan jahe yang telah

banyak diteliti mempunyai efek anti mual, anti muntah, analgesik, sedatif,

antipiretik, dan anti bakterial adalah gingerols dan shogaols.

Kandungan yang terdapat pada jahe yaitu minyak astiri

(bisabolene, cineol, phellandrene, citral, borneol, citronellol, geranial,

linalool, limonene, zingiberol, zingiberene, camphene), oleoresin

(gingerol, shogaol), fenol (gingerol, zingeron), enzim proteolitik

(zingibain), vit B6, vit C, Kalsium, magnesium, fosfor, kalium, asam

linoleat, gingerol (gol alkohol pada o leoresin), mengandung minyak astiri

1- 3% diantaranya bisabolen,zingiberen dan zingiberol (Putri, Ayu 2016).

22
Pada jahe emprit kandungan minyak atsirinya yang tinggi, yaitu sekitar 7-

8% berat kering.

3. Manfaat Jahe

Manfaat seperti menurunkan kolesterol karena bisa mengurangi

penyerapan sterol dalam darah dan hati, mengurangi inflamasi atau

peradangan karena dapat menghambat aktivitas lipoksigenase dan

siklooksigenase sehingga menurunkan kadar prostaglandin dan leukotriena

yang merupakan mediator inflamasi, dan sering digunakan untuk

mengatasi mual dan muntah akibat mabuk laut atau mabuk kendaraan

(Putri, Ayu 2016).

Jahe emprit sangat banyak manfaatnya, antara lain sebagai bumbu

masak, minuman, serta permen dan juga digunakan dalam ramuan obat

tradisional (Putri, Ayu 2016).

Sebagai bumbu masakan, bahan obat tradisional, atau dibuat

minuman. Jahe emprit digunakan sebagai ramuan obat luar ( boreh) untuk

mengobati penyakit rematik, dan ramuan membuat minuman untuk

mengobati penyakit impoten. Kelebihan jahe emprit yaitu minyak atsirinya

yang tinggi 7-8% daripada jenis jahe yang lain, minyak atsiri berfungsi

anti imflamasi dan anti mual. (Putri, Ayu 2016).

23
4. Efek Samping Jahe

Menurut Sasmito (2017) Jahe biasanya aman sebagai obat herbal.

Jahe tidak memiliki ketoksisitas akut pada dosis yang biasa dikonsumsi

untuk makanan ataupun obat. Pada dosis yang besar yaitu 6 g atau lebih,

rimpang jahe dapat menyebabkan iritasi lambung dan hilangnya mukosa

pelindung lambung. Pada dosis normal (sampai 2 g sehari), jahe tidak

mempengaruhi parameter pembekuan darah atau koagulasi darah.

Beberapa herbalis menyarankan untuk tidak mengonsumsi jahe pada

pasien dengan kondisi penyakit jantung, batu empedu/penyakit bilier lain.

Atau pada pasien dengan diabetesmelitus dan hipoglikemi walaupun

belum ada laporan efek samping pada penggunaan jahe oleh pasien yang

mengonsumsi jahe sebagai suplemen makanan. Hasil penelitian pada tikus

hamil yang diberikan ekstrak jahe secara oral tidak mempengaruhi

kehamilan dan tidak menyebabkan toksisitas sampai konsentrasi 1000

mg/kg. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bila jahe dikonsumsi

dalam jangka panjang akan mempunyai efek hipolidem

5. Mekanisme Jahe Untuk Mengurangi Mual Muntah

Rasa pedas yang terkandung pada jahe disebabkan oleh zat

zingerone, sedangkan aroma khas yang ada pada jahe disebabkan oleh zat

zingiberol. Dalam kaitannya sebagai anti lemak, mekanisme kerja pada

jahe masih belum jelas. Dikatakan jahe bekerja menghambat reseptor

serotonin dan menimbulkan efek antiemetik pada sistem gastrointestinal

24
dan sistem susunan saraf pusat. Pada percobaan binatang, gingerol

meningkatkan transpor gastrointestinal. Gingerol dan komponen lainnya

dari jahe diketahui mempunyai aktivitas sebagai anti hidroksitriptamin

melalui percobaan pada ileum babi. Galakton merupakan unsur lain yang

terkandung dalam jahe, adalah suatu antagoniskompetitif pada ileus 5-HT

reseptor, yang menimbulkan efek anti-emetik. Efek jahe pada susunan

saraf pusat ditunjukan pada percobaan binatang dengan gingerol, terdapat

pengurangan frekuensi muntah. Selain itu, studi lain menemukan bahwa

jahe menurunkan gejala emesis gravidarum pada respon yang sehat

(Sulistyowati & Rini 2021).

Dalam kaitannya sebagai anti-inflamasi, ekstrak jahe telah

memperlihatkan kemampuan untuk menghambat aktivitas TNF (Tumor

Necrosing Factor) dan ekpresi siklo-oksigenase 2 selama in vitro dari

sinoviosit manusia. Zat yang menghambat siklo- oksigenase 2, yaitu

gingerol, bekerja menghambat reseptor serotonin dan menimbulkan efek

antiemetik pada sistem gastrointestinal dan sistem susunan saraf pusat

bekerja dengan cara menghalangi aktivitas p38 MAP kinase dan NF-kB.

Jahe juga mempunyai kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai

anti radang, sehingga jahe dapat menghambat proses peradangan yang

disebabkan oleh infeksi H.pylori. oleh karena itu, frekuensi mual muntah

yang disebabkan oleh infeksi H.pylori dapat dikurangi (Sulistyowati &

Rini 2021).

25
D. Konsep Keperawatan Pada Ibu Hamil

1. Pengkajian Ibu Hamil

a. Ciptakan hubungan terapeutik antara perawat dengan klien

b. Tujuan komunikasi antara lain tuntuk mengumpulkan data, interpretasi

pasien terhadap status keschatan (data subyektif), hasil observasi

perawat.

c. Data subyektif meliputi: identitas, keluhan utama, HPHT, riwayat

kesehatan saat ini, riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang

lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat keschatan keluarga, riwayat

psikososial, persiapan persalinan.

2. Pemeriksaan Fisik Ibu Hamil

a. Penampilan umum (postur tubuh, penampilan, kesadaran)

TTV (TD, Nadi, RR, BB, TB)

b. Wajah dan kepala

1) Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarumMata : ada

tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera.

2) Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis, ginggivitis,

adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.

c. Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran

limfe.

d. Dada

1) Paru : kaji keadaan paru-paru pasien

26
2) Jantung : kaji keadaan jantung pasen

3) Payudara : adakah benjolan/tidak, kesimetrisan, puting susu

menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola

mamae.

e. Abdomen

Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk

mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.

1) Periksa bentuk perut (melintang, memanjang, asimetris), linea

alba,striae gravidarum, luka bekas operasi,gerakan janin, DJJ

2) Pemeriksaan palpasi leopod I - IV

f. Ekstremitas

1) Atas: oedem, refleks bisep/trisep, skin fold, tonus otot

2) Bawah : oedem, reflek patella, reflek homman sign, kekuatan tonus

otot, kram kaki.

g. Vulva- vagina

Luka/benjolan, edema pada vulva/vagina, keluaran cairan/darah dari

jalan lahir, hemoroid, chadwick sign, godell sign, hegar sign

3. Masalah Keperawatan

a. Nausea

b. Ansietas

c. Gangguan Pola Tidur

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

e. Gangguan eliminasi urin

27
f. Konstipasi

g. Risiko kekurangan volume cairan

h. Risiko jatuh

i. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan

4. Rencana Keperawatan Ibu Hamil Trimester I-III

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI


1. Nausea Setelah dilakukan asuhan Manajemen Mual (I.03117)
keperawatan selama 1x24
jam diharapkan nausea Observasi
menurun dengan kriteria 1. Identifikasi pengalaman mual
hasil : 2. Identifikasi isyarat nonverbal
1. Perasaan ingin muntah ketidaknyamanan (mis: bayi,
menurun anak-anak, dan mereka yang
tidak dapat berkomunikasi
secara efektif)
3. Identifikasi dampak mual
terhadap kualitas hidup (mis:
nafsu makan, aktivitas, kinerja,
tanggung jawab peran, dan
tidur)
4. Identifikasi faktor penyebab
mual (mis: pengobatan dan
prosedur)
5. Identifikasi antiemetik untuk
mencegah mual (kecuali mual
pada kehamilan)
6. Monitor mual (mis: frekuensi,
durasi, dan tingkat keparahan)

Terapeutik
1. Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual (mis: bau tidak
sedap, suara, dan rangsangan
visual yang tidak
menyenangkan)
2. Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual (mis:
kecemasan, ketakutan,
kelelahan)
3. Berikan makanan dalam jumlah
kecil dan menarik
4. Berikan makanan dingin, cairan
bening, tidak berbau, dan tidak
berwarna, jika perlu

28
Edukasi
1. Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
2. Anjurkan sering membersihkan
mulut, kecuali jika merangsang
mual
3. Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat, dan rendah lemak
4. Ajarkan penggunaan teknik
non farmakologis untuk
mengatasi mual (mis:
biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi musik,
akupresur)

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antiemetik, jika perlu

2. Ansietas Setelah dilakukan asuhan Terapi relaksasi (I.09326)


keperawatan selama 1x24
jam diharapkan ansietas Observasi
menurun dengan Kriteria 1. Identifikasi teknik relaksasi
hasil : yang pernah digunakan
1. Verbalisasi kebingungan 2. Periksa ketegangan otot,
menurun frekuensi nadi, tekanan darah,
2. Verbalisasi khawatir dan suhu sebelum dan sesudah
akibat kondisi yang latihan
dihadapi menurun 3. Monitor respon terhadap terapi
3. Perilaku tegang menurun relaksasi
4. Pola tidur membaik
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang
nyama
2. Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan prosedur
teknik relaksasi
3. Gunakan pakaian longgar
4. Gunakan ada suara lembut
dengan irama lambat dan
berirama
5. Gunakan relaksasi sebagai
strategi Penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain, jika sesuai

Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. Musik, nafas
dalam)

29
2. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
3. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
4. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang dipilih
5. Demonstrasi kan dan latih
teknik relaksasi
3. Gangguan pola Setelah dilakukan asuhan Dukungan tidur (I.05174)
tidur keperawatan selama 1x24
jam diharapkan pola tidur Observasi
membaik dengan Kriteria 1. Identifikasi pola aktivitas dan
hasil : tidur
1. Keluhan sulit tidur 2. Identifikasi faktor pengganggu
menurun tidur
2. Keluhan sering terjaga
menurun Terapeutik
3. Keluhan tidak puas tidur 1. Modifikasi lingkungan
menurun 2. Batasi waktu tidur siang, jika
4. Keluhan pola tidur perlu
berubah menurun 3. Fasilitasi menghilangkan stress
5. Kemampuan beraktivitas sebelum tidur
meningkat 4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan

Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup
selama hamil
2. Anjurkan menempati kebiasaan
waktu tidur

E. Tinjauan Islam

1. Q.S Ali Imran : 6

Huwal lazii yusawwirukum fil arhaami kaifa yashaaa'; laa ilaaha illaa

Huwal 'Aziizul Hakiim

Dialah yang membentuk kamu dalam rahim menurut yang Dia kehendaki.

Tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

30
2. QS. Al Maidah : 110

‫ا‬

Iz qoolal laahu yaa 'Eesab-na-Maryamaz kur ni'matii 'alaika wa 'alaa

waalidatik; iz aiyattuka bi Ruuhil Qudusi tukallimun naasa fil mahdi wa

kahlanw wa iz 'allamtukal kitaaba wal Hikmata wa Tawraata wal Injiila

wa iz Takhluqu minat tiini kahai 'atit tairi

Dan ingatlah ketika Allah berfirman, "Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah

nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu

dengan Rohulkudus. Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu

masih dalam buaian dan setelah dewasa. Dan ingatlah ketika Aku

mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah, Taurat dan Injil. Dan

ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan

seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung

(yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau

menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit

31
kusta dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang

mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika

Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) di

kala waktu engkau mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan

yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, "Ini tidak lain

hanyalah sihir yang nyata."

3. QS. Al A’raf : 189

Huwal lazii khalaqakum min nafsinw waahidatinw wa ja'ala minhaa

zawjahaa liyas kuna ilaihaa falammaa taghash shaahaa hamalat hamlan

khafiifan famarrat bihii falammaaa asqalad da'awal laaha Rabbahumaa

la'in aayaitanaa saalihal lanakuu nanna minasy syaakiriin

Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan

daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang

kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung kandungan

yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian

ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah,

Tuhan Mereka (seraya berkata), "Jika Engkau memberi kami anak yang

shalih, tentulah kami akan selalu bersyukur."

32
BAB III
LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

1. Biodata

Identitas Ibu Identitas Ayah

Nama : Ny. N Nama : Tn.A

Umur : 25 tahun Umur : 26

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Agama : Islam Agama : Islam

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Supir

Suku/ Bangsa : Betawi Suku/ Bangsa : Jawa

Golongan darah : - Golongan drh : -

Alamat : Punggur Alamat : Punggur

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

1). Keluhan Utama

Mual Muntah

P : rasa tidak nyaman di perut

Q : perut terasa kembung

R : perut

33
S : 3-4 kali per hari

T : hilang timbul

2). Keluhan Penyerta :

Klien mengatakan takut dengan keadaan yang dihadapi dan klien

mengatakan sulit tidur dan mudah terbangun

3. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Menstruasi

Klien menarch pertama pada usia 15 tahun dengan siklus 30 hari

sekali, keteraturan teratur, HPHT 17 oktober 2022, pendarahan 3 bulan

terakhir tidak ada, tidak ada keluhan

b. Riwayat Perkawinan

Klien sudah menikah, menikah di usia 24 tahun, usia suami saat

menikah 25 tahun, lama pernikahan 1 tahun

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas

Klien mengatakan baru pertama kali hamil

4. Riwayat Penyakit

a. Riwayat Kesehatan Sekarang : klien mengatakan merasa mual

b. Riwayat Kesehatan Dahulu : klien sebelumnya tidak pernah sakit

c. Riwayat Kesehatan Keluarga : keluarga klien tidak memiliki

riwayat penyakit turun temurun

5. Riwayat Kebiasaan Sehari – Hari (Sebelum masuk RS/RB dan saat ini )

a. Pola Nutrisi

Frekuensi makan : 2x/hari

34
Nafsu makan : Nafsu makan berkurang saat

hamil

Jenis makanan : nasi

Makanan yang tidak disukai : tidak ada

Kebiasaan sebelum makan : tidak ada

Perubahan berat badan 3 bulan terakhir : berat badan klien

bertambah 8 kg

b. Pola Eliminasi

BAK

Frekuensi : 5-7x/hari

Jumlah : 1500cc

Warna : kekuningan

Bau : khas

Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada keluhan

BAB

Frekuensi : 1x/2 hari

Warna : kecoklatan

Konsistensi : konsisten

Keluhan : tidak ada keluhan

c. Pola personal hygiene

Penampilan secara umum ( pakaian, kuku, bau, dll )

Mandi

- Frekuensi : 2x/hr

35
Oral hygiene

- Frekuensi : 3x/hr

Cuci rambut

- Frekuensi : 2x/minggu

d. Pola istirahat dan tidur

Lama tidur : 5jam/hr

Tidur siang : ya

Kebiasaan sebelum tidur : tidak ada

Keluhan : klien mengeluh sulit tidur dan

mudah terbangun

e. Pola aktivitas

Kegiatan dalam pekerjaan : klien saat hamil tidak bekerja

Waktu bekerja : klien saat hamil tidak bekerja

Olaraga : klien saat hamil tidak berolahraga

Kegiatan waktu luang : bermain gadget

Keluhan dalam beraktivitas : klien merasa lemas

f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Merokok : klien tidak merokok

- jumlah :-

- lama pemakaian :-

Ketergantungan obat : klien tidak ketergantungan obat

- lama pemakaian :-

- jumlah :-

36
- keluhan : tidak ada keluhan

- jenis obat :-

6. Pemeriksaan Fisik ( inspeksi, palpasi, dan perkusi)

a. Keadaan Umum

Composmentis

b. Kesadaran

GCS (E4 V6 M5)

c. TTV

TD : 110/70 mmHg

N : 80x/menit

RR : 20X/menit

S : 36,5 C

SPO2 : 98 %

d. BB/TB

BB : 58 kg TB : 160 cm

e. Kepala

Keadaan rambut bersih, keadaan muka simetris, tidak ada kendala

f. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

g. Dada

Payudara

perubahan warna kulit : ( ) ya, jelaskan ( √ )tidak

37
pembekakan mammae : ( ) ya (√ ) tidak, nyeri tekan pada

saat palpasi tidak ada warna aerola coklat papilla mammae :( )

menonjol (√ ) datar ( ) kedalam

colostrums : ( ) sudah keluar (√ ) belum keluar, kebersihan aerola dan

putting : bersih

h. Abdomen :

Strie : tidak ada

Linia nigra : tidak ada

Bising usus : 28x/menit

Kondisi vesika urinaria : normal

TFU : 15cm

Kontraksi uterus : tidak ada

i. Genetalia

Labia mayora dan minora : normal

Kebersihan vagina : bersih

Perineum : utuh

jika terdapat jahitan perineum Bagaimana REEDA?

Lochea / cairan yang keluar :-

Pemakaian pembalut : tidak

Perdarahan 3 bln terakhir : tidak ada

j. Ekstremitas

varises : tidak ada

edema : tidak ada

38
reflek patella : bagus

k. Anus

Kebersihan : bersih

Pembesaran hemmoroid : tidak ada

7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Darah Lengkap

Tabel 3.1 Hasil Laboratorium

Nilai
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan
Leokosit 12,5 103/uL 5-10
Eritrosit 5.04 103/Ul 3,08- 5.05
Hemoglobin 12,5 g/dl 12-16
Hematocrit 36,8 % 37- 48
Trombosit 32,3 103/uL 32-36
GDS 70,6 mg/dL ≤140
Ureum 34,5 mg/dL 19-44
Kreatinin 0,95 mg/dL 0,9-1,3

8. Pengobatan / Therapi

- injeksi ondansentron 4 mg 2x1

- metronidazole 500 mg 1x1

9. Data Fokus

Subjektif :

- Klien mengatakan mual

- Klien mengatakan muntah sudah 5 x

- Pasien mengatakan lemas

39
- Pasien mengatakan tidak nafsu makan

- Pasien mengatakan khawatir dengan kondisi kehamilannya saat ini

- Pasien mengatakan takut terjadi sesuatu dengan janinnya

- Pasien mengatakan sulit tidur

- Pasien mengatakan istirahatnya tidak cukup karena kondisinya saat

ini

- Pasien mengatakan sering terbangun pada saat tidur karena mual

dan muntah.

Objektif :

- Klien tampak cemas

- Klien tampak lemas

- Klien tampak lelah

- klien tampak pucat

- TD: 110/70mmHg, N: 84x/mnt, RR: 20x/mnt, S: 36,5 C

B. Analisa Data

Tabel 3.2 Analisa Data

NO Data Masalah Etiologi


1. DS : Nausea Kehamilan
- pasien mengatakan adanya
rasa tidak nyaman pada perut
- Pasien mengatakan mual
- Pasien mengatakan muntah
sudah 4 kali

DO :
1. Pasien tampak lemas
2. Pasien tampak pucat

40
2. DS : Ansietas Kurangnya
 Pasien mengatakan khawatir pengetahuan
dengan kondisi kehamilannya
saat ini
 Pasien mengatakan takut
terjadi sesuatu dengan
janinnya
 Pasien mengatakan sulit tidur

DO:
 Klien tampak cemas
 TD: 110/70mmHg,
N:84x/mnt, RR: 20x/mnt. S:
36,5C
3. DS : Gangguan Pola Kehamilan
- Pasien mengatakan sulit tidur Tidur
- Pasien mengatakan
istirahatnya tidak cukup
karena kondisinya saat ini
- Pasien mengatakan sering
terbangun pada saat tidur
karena mual dan muntah
DO :
- Klien tampak lemas
- Klien tampak lelah
- Klien tampak pucat

C. Diagnosa Keperawatan

1. Nausea

2. Ansietas

3. Gangguan pola tidur

D. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.2 Intervensi Keperawatan


No SDKI SLKI SIKI
1. Nausea Setelah dilakukan asuhan Manajemen Mual
keperawatan selama 1x24 (I.03117)
jam diharapkan nausea
menurun dengan kriteria Observasi
hasil : 7. Identifikasi
2. Perasaan ingin muntah pengalaman mual
menurun 8. Identifikasi isyarat

41
nonverbal
ketidaknyamanan
(mis: bayi, anak-
anak, dan mereka
yang tidak dapat
berkomunikasi
secara efektif)
9. Identifikasi dampak
mual terhadap
kualitas hidup (mis:
nafsu makan,
aktivitas, kinerja,
tanggung jawab
peran, dan tidur)
10. Identifikasi faktor
penyebab mual (mis:
pengobatan dan
prosedur)
11. Identifikasi
antiemetik untuk
mencegah mual
(kecuali mual pada
kehamilan)
12. Monitor mual (mis:
frekuensi, durasi,
dan tingkat
keparahan)

Terapeutik
5. Kendalikan faktor
lingkungan
penyebab mual (mis:
bau tidak sedap,
suara, dan
rangsangan visual
yang tidak
menyenangkan)
6. Kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual (mis:
kecemasan,
ketakutan,
kelelahan)
7. Berikan makanan
dalam jumlah kecil
dan menarik
8. Berikan makanan
dingin, cairan
bening, tidak berbau,
dan tidak berwarna,
jika perlu

Edukasi
5. Anjurkan istirahat

42
dan tidur yang cukup
6. Anjurkan sering
membersihkan
mulut, kecuali jika
merangsang mual
7. Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat,
dan rendah lemak
8. Ajarkan penggunaan
teknik non
farmakologis untuk
mengatasi mual
(mis: biofeedback,
hipnosis, relaksasi,
terapi musik,
akupresur)

Kolaborasi
2. Kolaborasi
pemberian obat
antiemetik, jika perlu

2. Ansietas Setelah dilakukan asuhan Terapi relaksasi


keperawatan selama 1x24 (I.09326)
jam diharapkan ansietas
menurun dengan Kriteria Observasi
hasil : 4. Identifikasi teknik
5. Verbalisasi kebingungan relaksasi yang pernah
menurun digunakan
6. Verbalisasi khawatir 5. Periksa ketegangan
akibat kondisi yang otot, frekuensi nadi,
dihadapi menurun tekanan darah, dan
7. Perilaku tegang menurun suhu sebelum dan
8. Pola tidur membaik sesudah latihan
6. Monitor respon
terhadap terapi
relaksasi

Terapeutik
6. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan
suhu ruang nyama
7. Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
8. Gunakan pakaian
longgar
9. Gunakan ada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama

43
10. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
Penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis lain,
jika sesuai

Edukasi
6. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia (mis. Musik,
nafas dalam)
7. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
8. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
9. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih
10. Demonstrasi kan dan
latih teknik relaksasi
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan Dukungan tidur (I.05174)
keperawatan selama 1x24
jam diharapkan pola tidur Observasi
membaik dengan Kriteria 3. Identifikasi pola
hasil : aktivitas dan tidur
6. Keluhan sulit tidur 4. Identifikasi faktor
menurun pengganggu tidur
7. Keluhan sering terjaga
menurun Terapeutik
8. Keluhan tidak puas tidur 6. Modifikasi
menurun lingkungan
9. Keluhan pola tidur 7. Batasi waktu tidur
berubah menurun siang, jika perlu
10. Kemampuan beraktivitas 8. Fasilitasi
meningkat menghilangkan stress
sebelum tidur
9. Tetapkan jadwal
tidur rutin
10. Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan

Edukasi
3. Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
hamil
4. Anjurkan menempati
kebiasaan waktu
tidur

44
E. Catatan Perkembangan

Tabel 3.3 Catatan Perkembangan


No Dx keperawatan Hari/tgl Implementasi paraf Evaluasi
1. Nausea Rabu, 4 Manajemen Mual (I.03117) S:
Januari - Pasien
2023 Observasi mengatakan
1. Identifikasi pengalaman mual mual
2. Identifikasi isyarat nonverbal - Pasien
ketidaknyamanan (mis: bayi, mengatakan
anak-anak, dan mereka yang muntah sudah
tidak dapat berkomunikasi berkurang
secara efektif) - Pasien
3. Identifikasi dampak mual mengatakan
terhadap kualitas hidup (mis: masih lemas
nafsu makan, aktivitas, kinerja,
tanggung jawab peran, dan O:
tidur) - Pasien Tampak
4. Identifikasi faktor penyebab Lemas
mual (mis: pengobatan dan
prosedur) A : Nausea
5. Identifikasi antiemetik untuk
mencegah mual (kecuali mual P:
pada kehamilan)
6. Monitor mual (mis: frekuensi,
 Discharge
durasi, dan tingkat keparahan)
Planing
Terapeutik  intervensi
dihentikan
1. Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual (mis: bau tidak
sedap, suara, dan rangsangan
visual yang tidak
menyenangkan)
2. Kurangi atau hilangkan
keadaan penyebab mual (mis:
kecemasan, ketakutan,
kelelahan)
3. Berikan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik
4. Berikan makanan dingin,
cairan bening, tidak berbau,
dan tidak berwarna, jika perlu

Edukasi
1. Anjurkan istirahat dan tidur
yang cukup
2. Anjurkan sering membersihkan
mulut, kecuali jika merangsang
mual
3. Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat, dan rendah lemak
4. Ajarkan penggunaan teknik

45
non farmakologis untuk
mengatasi mual (mis:
biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi musik,
akupresur)

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat
antiemetik, jika perlu

No Dx Hari/ Implementasi Paraf Evaluasi


Keperawatan Tgl/
waktu
2. Ansietas Rabu, 4 Terapi relaksasi (I.09326) S:
Januari - Pasien
2023 Observasi mengatakan
1. Identifikasi teknik relaksasi khawatir
yang pernah digunakan dengan kondisi
2. Periksa ketegangan otot, kehamilannya
frekuensi nadi, tekanan darah, saat ini
dan suhu sebelum dan sesudah - Pasien
latihan mengatakan
3. Monitor respon terhadap terapi sulit tidur
relaksasi
O:
Terapeutik - Pasien tampak
1. Ciptakan lingkungan tenang cemas
dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang A : ansietas
nyama
2. Berikan informasi tertulis P:
tentang persiapan dan prosedur - Discharge
teknik relaksasi Planing
3. Gunakan pakaian longgar - Anjurkan
4. Gunakan ada suara lembut melakukan
dengan irama lambat dan teknik relaksasi
berirama dirumah
5. Gunakan relaksasi sebagai
strategi Penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain, jika sesuai

Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. Musik,
nafas dalam)
2. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
3. Anjurkan rileks dan merasakan
sensasi relaksasi
4. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang dipilih

46
5. Demonstrasi kan dan latih
teknik relaksasi

No Dx Hari/ Implementasi Paraf Evaluasi


Keperaawatan tgl/waktu
3. Gangguan pola Rabu, 4 Dukungan tidur (I.05174) S:
tidur Januari - Pasien
2023 Observasi mengatakan
1. Identifikasi pola aktivitas dan sulit tidur
tidur - Pasien
2. Identifikasi faktor pengganggu mengatakan
tidur istirahatnya
tidak cukup
Terapeutik karena
1. Modifikasi lingkungan kondisinya saat
2. Batasi waktu tidur siang, jika ini
perlu - Pasien
3. Fasilitasi menghilangkan stress mengatakan
sebelum tidur sering
4. Tetapkan jadwal tidur rutin terbangun pada
5. Lakukan prosedur untuk saat tidur
meningkatkan kenyamanan karena mual
dan muntah
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur O:
cukup selama hamil - Psien tampak
2. Anjurkan menempati kebiasaan lemas
waktu tidur - Pasien tampak
lelah

A : gangguan pola
tidur

P:
 Discharge
Planing
 Intervensi
dihentikan.

47
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Wilayah

Rumah Sakit Umum Jendral Ahmad Yani secara sah berdiri sebagai

Rumah Sakit Umum Daerah tipe D pada 4 september 1972, Rumah Sakit

Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani adalah semula Rumah Sakit milik

Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, yang kemudian aset tanah dan

bangunan pada bulan Januari 2002 diserahkan kepada pemerintah Daerah

Kota Metro.

2. Letak Geografis

RSUD Jend.A. Yani berada di jantung Kota Metro, dengan lokasi yang

sangat strategis dan mudah dijangkau oleh kendaran umum. Luas Tanah

RSUD Jend. A. Yani adalah 23.000 m2, untuk pengembangan yang akan

dating direncanakan ke samping kanan (selatan/sepanjang jalan kerinci

sampai dengan batas jalan rajabasa yang saat ini berdiri kantor Dinas

Kesehatan Kota Metro, Perumahan Dokter, dan Asrama Perawat).

RSUD Jend. A. Yani berada di Kota Metro dengan luas wilayah Kota

Metro melayani penduduk Kota Metro dan sekitarnya. Sampai dengan

tahun 2012 dengan luas wilayah 68.74 km2. Terdiri dari 5 (lima)

kecamatan dibagi menjadi 22 kelurahan.

48
3. Sarana Pelayanan Kesehatan

Saat ini jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh RSUD Jend.

A.Yani adalah:

a. Pelayanan IGD

b. Pelayanan Rawat Inap

Terdiri dari:

1) Ruang Anak

2) Ruang Bedah

3) Ruang Kebidanan

4) Ruang Penyakit Dalam (A, B, dan C)

5) Ruang Paviliun Umum

6) Ruang Saraf

7) Ruang Neonatus

c. Pelayanan Rawat Jalan

Terdiri dari 11 Poliklinik Spesialistik yaitu:

1) Poli Penyakit Dalam

2) Poli Kebidanan dan Kandungan

3) Poli Penyakit Anak

4) Poli Bedah Umum

5) Poli Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorok

6) Poli Penyakit Mata

7) Poli Penyakit Kulit dan Kelamin

49
8) Poli Penyakit Saraf

9) Poli Penyakit Gigi

10) Poli Paru dan Pernapasan

11) Poli Orthopedid.

d. Pelayanan ICU

e. Pelayanan Hemodialisa

f. Pelayanan Peninjang Diagnosa Lainnya sebagai berikut:

1) Instalasi Bedah Sentral / OK

2) Instalasi Farmasi

3) Instalasi Gizi

4) Instalasi Rehabilitasi Medik

5) Instalasi Sanitasi

6) Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS)

7) Unit Washrey / Laundry Ambulance / Mobil Jenazah

8) Pemulasaran Jenazah

9) Insenerator

4. Tenaga Kerja

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) RSUD Jend. A. Yani per 31

Desember 2012 berjumlah 418 orang yang dapat diklasifikasikan

berdasarkan golongan, jabatan, dan pendidikan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Pegawai RSUD A. Yani Berdasarkan Golongan

Golonga Jumla
A B C D
n h
I 0 10 0 5 15
II 3 30 69 38 140
III 62 64 51 65 244

50
IV 3 8 4 4 19

B. Analisis Asuhan Keperawatan

1. Analisis Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan upaya untuk pengumpulan data secara lengkap dan sistematis

mulai dari pengumpulan data, identitas dan evaluasi status kesehatan klien.

Pengkajian pada klien Ny.N dengan ulkus diabetikum dilakukan pada

tanggal 2 Januari 2023. Pengkajian yang dilakukan meliputi identitas

klien, keluhan utama, riwayat kesehatanklien, pola aktivitas sehari-hari,

data psikososial, data pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan

penatalaksanaan terapi klien.

Pada Pengkajian ditemukan data G1P0A0 Pasien mengatakan mual

dan muntah, cemas dengan kondisinya yang sekarang, takut terjadi sesuatu

dengan janinnya. Pasien megatakan susah tidur, durasi tidur 4-5 jam/hari.

pasien dalam keadaan hamil 11 minggu, pasien mengatakan nafsu makan

juga menurun. Hasil pemeriksaan fisik Tekanan darah110/70 mmHg, nadi

80x/menit, pernafasan 20X/menit, susu 36,5 C, SPO2 98 %. Pasien telah

mendapatkan penatalaksanaan inf RL 20 tpm, injeksi ondansentron 4 mg

2x1, metronidazole 500 mg 1x1.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Putri 2020) dimana

pengkajian klien meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat

kesehatan klien, pola aktivitas sehari-hari, data psikososial, data

51
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan terapi

klien.

Menurut analisa peneliti dapat dismpulkan tidak ada kesenjangan

antara teori dengan kasus yang dikelola oleh peneliti. Bahwa dimana

pengkajian klien meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat

kesehatanklien, pola aktivitas sehari-hari, data psikososial, data

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan terapi

klien.

2. Analisis Diagnosa Keperawatan

Hasil analisa data yang ditemukan pada Ny.N antenatal care

dengan Hiperemesis Gravidium, dalam penegakan diagnosa keperawatan

yang ditegagakkan sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia SDKI Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 indikator

penegakkan diagnosa keperawatan terdiri atas penyebab, tanda/gejala dan

faktor risiko, dimana terdapat kriteria mayor dan minor dalam

menegakkan diagnosa. Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang

ditemukan sekitar 80%-100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan

kriteria minor adalah tanda dan gejala yang tidak harus ditemukan,

namun dapat mendukung penegakan diagnosis.

Berdasarkan hasil pengkajian keperawatan yang telah dilakukan

dapat menegakkan diagnose keperawatan pada antenatal care dengan

Hiperemesis Gravidium menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

diagnosa keperawatan yang muncul pada ibu yaitu Nausea D.0076,

52
ansietas D.0080 dan Gangguan Pola Tidur D.0155.

Hasil analisa data pengkajian diagnosa keperawatan yang sesuai

teori pada klien antenatal care dengan hiperemesis gravidium yaitu

nausea berhubungan dengan kehamilan, Berdasarkan teori diagnosa yang

diangkat penyebab dari nausea berhubungan dengan kehamilan, diagnosa

ansietas dan gangguan pola tidur diagnosa tersebut muncul dikarenakan

data mayor dam minor pada pasien mendukung. Pada Klien diagnosa

nausea berhubungan dengan kehamilan, Data Subjektif klien mengeluh

mual dan muntah, klien mengeluh tidak nyaman diperut, klien

mengatakan merasa lemas Data Objektif klien tampak lemah, klien

tampak gelisah, diagnosa nausea pada pasien terdapat gejala/tanda

mayor 80/100% untuk validasi diagnosis dan terdapat tanda minor:

tanda/gejala tidak harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat

mendukung penegakan diagnosa.

3. Analisis Intervensi Keperawatan

Tahap ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan,

perencanaan tindakan keperawatan pada klien disusun setelah semua data

yang terkumpul selesai dianalisis dan diprioritaskan. Langkah-langkah

dalam perencanaan keperawatan terdiri dari: menegakkan diagnose

keperawatan, menentukan sasaran dan tujuan, menentukan kriteria dan

evaluasi, menyusun intervensi dan tindakan keperawatan. Menurut penulis

didapatkan data bahwa kriteria hasil yang sesuai data dibuat berdasarkan

53
Standar Luaran Keperawatan Indonesia SLKI, sedangkan pada intervensi

ada beberapa yang sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia SIKI.

Pada diagnose keperawatan nausea berhubungan dengan kehamilan

pada klien mencantumkan tujuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan

selama 1x24 jam diharapkan nausea menurun dengan kriteria hasil :

Perasaan ingin muntah menurun, intervensi manajemen mual (I.03117)

yang telah disusun oleh penulis pada klien menurut (Tim Pokja SIKI DPP

PPNI, 2018); meliputi Observasi (Identifikasi pengalaman mual,

Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, Identifikasi dampak mual

terhadap kualitas hidup, Identifikasi faktor penyebab mual, Identifikasi

antiemetik untuk mencegah mual, Monitor mual), Terapeutik (Kendalikan

faktor lingkungan penyebab mual, Kurangi atau hilangkan keadaan

penyebab mual, Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik

Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau, dan tidak berwarna,

jika perlu, edukasi (Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup, Anjurkan

sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual, Anjurkan

makanan tinggi karbohidrat, dan rendah lemak, Ajarkan penggunaan

teknik non farmakologis untuk mengatasi mual, Kolaborasi (Kolaborasi

pemberian obat antiemetik, jika perlu)

Pada diagnosa keperawatan ansietas berhubungan dengan kurang

pengetahuan pada klien mencantumkan tujuan Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 1x24 jam diharapkan tingkat ansietas menurun

54
dengan kriteria hasil: Verbalisasi kebingungan menurun, verbalisasi

khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun, perilaku tegang menurun

dan Pola tidur membaik yang telah disusun oleh penulis pada klien

menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018): Terapi relaksasi (I.09326);

Observasi (Identifikasi teknik relaksasi yang pernah digunakan, Periksa

ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan

sesudah latihan, Monitor respon terhadap terapi relaksasi), Terapeutik

(Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan

dan suhu ruang nyaman, Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan

prosedur teknik relaksasi, Gunakan pakaian longgar, Gunakan ada suara

lembut dengan irama lambat dan berirama, Gunakan relaksasi sebagai

strategi Penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika sesuai),

Edukasi (Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang

tersedia, Anjurkan mengambil posisi nyaman, Anjurkan rileks dan

merasakan sensasi relaksasi, Anjurkan sering mengulangi atau melatih

teknik yang dipilih, Demonstrasi kan dan latih teknik relaksasi).

Pada diagnose keperawatan gangguan pola tidur berhubungan

dengan kehamilan pada klien mencantumkan tujuan Setelah dilakukan

asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pola tidur membaik

dengan kriteria hasil : Keluhan sering terjaga menurun, Keluhan tidak

puas tidur menurun, Keluhan pola tidur berubah menurun, Kemampuan

beraktivitas meningkat yang telah disusun oleh penulis pada klien menurut

(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018): Dukungan tidur (I.05174);

55
Observasi (Identifikasi pola aktivitas dan tidur, Identifikasi faktor

pengganggu tidur), Terapeutik (Modifikasi lingkungan, Batasi waktu tidur

siang, jika perlu, Fasilitasi, menghilangkan stress sebelum tidur, Tetapkan

jadwal tidur rutin, Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan),

Edukasi (Jelaskan pentingnya tidur cukup selama hamil, Anjurkan

menempati kebiasaan waktu tidur).

4. Analisis Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan

dan rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

OIeh karena itu, jika intenvensi keperawatan yang telah dibuat dalam

perencanaan dilaksanakan atau diaplikasikan pada pasien, maka tindakan

tersebut disebut implementasi keperawatan (Setiadi, 2012).

Tahap implementasi di mulai setelah rencana tindakan di susun

dan di tujukan pada rencana strategi untuk membantu mencapai tujuan

yang di harapkan. Oleh sebab itu, rencana tindakan yang spesifik di

laksanakan untuk memodifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi

masalah kesehatan. Tujuan dari implementasi adalah membantu dalam

mencapai tujuan yang telah di tetapkan, yang mencakup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi

koping (Setiadi, 2012).

Implementasi yang dilakukan pada klien dibagi dalam empat

komponen yaitu tindakan observasi, tindakan terapeutik, tindakan

edukasi, dan tindakan kolaborasi. Implementasi yang dilakukan penulis

56
disesuaikan dengan perencanaan yang telah disusun. Implementasi pada

klien dilakukan oleh penulis pada tanggal 4 januari 2023. Implementasi

pada klien dilakukan sesuai dengan intervensi yang di buat dan di

sesuaikan dengan masalah keperawatan yang di temukan pada klien.

Berdasarkan rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat dan

disusun oleh penulis untuk mengatasi masalah pertama yaitu nausea

terhadap klien tindakan dilakukan sesuai perencanaan, Tindakan yang

dilakukan yaitu, Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis untuk

mengatasi mual. Menurut Tiran, (2016) penanganan hiperemesis

gravidarum pada ibu hamil dapat dilakukan secara farmakologi dan non

farmakologi. Terapi farmakologi sendiri dilakukan dengan pemberian

obat anthistamin penggunaan steroid pemberian cairan dan Elektrolit dan

terapi non-farmakologi dapat memberikan ramuan herbal seperi jahe.

Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal mempunyai banyak

keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainnya, khususnya

bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan

pertama jahe adalah kandungan mengandung minyak terbang (minyak

atsiri) yang menyegarkan dan membelokirreflek muntah yang sedang,

sehiggagingeroldapat melancarkan peredaran darah dan safar-saraf

bekerja dengan baik (Amelia & Octaviani, 2018).

Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi

masalah ansietas pada klien mengatakan kondisi ansietas yang timbul

memungkinkan para ibu cenderung memilih cara yang paling

57
gampang dan cepat dalam menurunkan tingkat ansietas dengan

metode non farmakologi dapat meningkatkan kepuasaan. Relaksasi,

tekhnik yang digunakan adalah terapi hipnotis 5 jari. Untuk

menurunkan tingkat ansietas, diperlukan terapi keperawatan yang

tepat, salah satunya adalah dengan pemberian terapi hipnosis lima jari.

Terapi hipnosis lima jari merupakan terapi generalis keperawatan di

mana pasien melakukan hipnosis diri sendiri dengan cara pasien

memikirkan pengalaman yang menyenangkan, dengan demikian

diharapkan tingkat ansietas pasien akan menurun. (Endang dkk, 2014).

Penggunaan hipnosis lima jari merupakan seni komunikasi verbal yang

bertujuan membawa gelombang pikiran subjek menuju trance

(gelombang alpha/theta) (Evangelista dkk, 2018), dikenal juga dengan

menghipnosis diri yang bertujuan untuk pemograman diri,

menghilangkan kecemasan dengan melibatkan saraf parasimpatis dan

akan menurunkan peningkatan kerja jantung, pernafasan, tekanan

darah, kelenjar keringat guna membantu menghilangkan cemas dengan

intensitas ringan sampai dengan sedang (Manuntung, 2019).

Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi

masalah gangguan pola tidur yaitu identifikasi pola aktivitas dan tidur,

identifikasi faktor pengganggu tidur, modifikasi lingkungan, batasi

waktu tidur siang, jika perlu, fasilitasi, menghilangkan stress sebelum

tidur, tetapkan jadwal tidur rutin, lakukan prosedur untuk

meningkatkan kenyamanan, jelaskan pentingnya tidur cukup selama

58
hamil, anjurkan menempati kebiasaan waktu tidur.

Pada pasien Ny.N telah dilakukan perawatan pada tanggal 4

januari 2023. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi

yang telah disusun oleh peneliti, yang mengacu kepada SIKI dan

SLKI.

5. Analisis Evaluasi

Evaluasi tindakan keperawatan dilakukan untuk menilai

keberhasilan intervensi yang diberikan perawat untuk mengatasi masalah

yang terjadi pada klien. Sesuai tujuan intervensi yang telah disusun

peneliti, evaluasi tindakan keperawatan dilakukan tiap 8 jam untuk menilai

kondisi perkembangan masalah keperawatan pada pasien.

Menurut Setiadi (2012) tahapan penilaian atau evaluasi adalah

perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien

dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara

berkesinambungan dengan cara melibatkan klien, keluarga dan tenaga

kesehatan lainnya. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada klien

ginekologi dengan mioma uteri terdapat 3 masalah keperawatan yang

ditegakkan yaitu Nausea, Ansietas dan Gangguan Pola Tidur.

Pada diagnosa Nausea masalah keperawatan teratasi ditandai

dengan klien mengatakan merasa nyaman dan tidak merasa mual. Pada

diagnosa Ansietas masalah keperawatan teratasi ditandai dengan klien

mengatakan tidak takut dengan keadaan kehamilannya sekarang. Pada

59
diagnosa gangguan pola tidur masalah teratasi ditandai dengan klien

mengatakan mudah tertidur dan tidak terbangun di tengah tengah tidurnya.

C. Analisis Inovasi Produk

Penerapan SOP Wedang Jahe Untuk Menghilangkangkan Mual dan

Muntah (HEG) Di RSUD Jendral Ahmad Yani

Penanganan hiperemesis gravidarum pada ibu hamil dapat dilakukan

secara farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi sendiri

dilakukan dengan pemberian obat anthistamin penggunaan steroid pemberian

cairan dan Elektrolit dan terapi non-farmakologi dapat memberikan ramuan

herbal seperi jahe (Tiran, 2016).

Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal mempunyai banyak

keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainnya, khususnya bagi ibu

hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan pertama jahe adalah

kandungan mengandung minyak terbang (minyak atsiri) yang menyegarkan

dan membelokirreflek muntah yang sedang, sehiggagingeroldapat

melancarkan peredaran darah dan safar-saraf bekerja dengan baik (Amelia &

Octaviani, 2018).

Rasa pedas yang terkandung pada jahe disebabkan oleh zat zingerone,

sedangkan aroma khas yang ada pada jahe disebabkan oleh zat zingiberol.

Dalam kaitannya sebagai anti lemak, mekanisme kerja pada jahe masih belum

jelas. Dikatakan jahe bekerja menghambat reseptor serotonin dan

menimbulkan efek antiemetik pada sistem gastrointestinal dan sistem susunan

saraf pusat. Pada percobaan binatang, gingerol meningkatkan transpor

60
gastrointestinal. Gingerol dan komponen lainnya dari jahe diketahui

mempunyai aktivitas sebagai anti hidroksitriptamin melalui percobaan pada

ileum babi. Galakton merupakan unsur lain yang terkandung dalam jahe,

adalah suatu antagoniskompetitif pada ileus 5-HT reseptor, yang

menimbulkan efek anti-emetik. Efek jahe pada susunan saraf pusat ditunjukan

pada percobaan binatang dengan gingerol, terdapat pengurangan frekuensi

muntah. Selain itu, studi lain menemukan bahwa jahe menurunkan gejala

emesis gravidarum pada respon yang sehat (Sulistyowati & Rini 2021)..

Dalam kaitannya sebagai anti-inflamasi, ekstrak jahe telah

memperlihatkan kemampuan untuk menghambat aktivitas TNF (Tumor

Necrosing Factor) dan ekpresi siklo-oksigenase 2 selama in vitro dari

sinoviosit manusia. Zat yang menghambat siklo- oksigenase 2, yaitu gingerol,

bekerja menghambat reseptor serotonin dan menimbulkan efek antiemetik

pada sistem gastrointestinal dan sistem susunan saraf pusat bekerja dengan

cara menghalangi aktivitas MAP kinase dan NF-kB. Jahe juga mempunyai

kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai anti radang, sehingga jahe

dapat menghambat proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi H.pylori.

oleh karena itu, frekuensi mual muntah yang disebabkan oleh infeksi H.pylori

dapat dikurangi (Sulistyowati & Rini 2021)..

Berdasarkan penelitian (Saragih 2019) yang meneliti tentang efektifitas

minuman jahe untuk menurunkan hyperemesis gravidium didapatkan

minuman jahe efektif untuk mengurangi hyperemesis gravidium. Penelitian

lain yang dilakukan oleh (Yulianti and Riyanti 2019) yang meneliti tentang

61
penerapan pemberian air rebusan jahe untuk mengurangi mual muntah pada

pasien denga hyperemesis gravidium didapatkan hasil air rebusan jahe dapat

mengurangi mual dan muntah pada pasien dengan hyperemesis gravidium.

Hal ini sama yang terjadi pada Ny.N setelah diberikan wedang jahe dan

dilakukan secara berulang mual muntah yang dialami Ny.N berkurang dengan

tanda subyek pasien mengatakan tidak merasakan mual dan merasa mual,

tanda obyektif pasien tampak rileks, nafsu makan pasien meningkat, tampak

segar dan pasien mampu melakukan tindakan-tindakan sehari-hari.

62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

1. Pengkajian ditemukan data G0P1A0 15 minggu Hiperemesis Gravidium

Pasien mengatakan mual dan muntah, takut dengan keadaan yang dialami

dan sulit tidur

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny.N yaitu Nausea D.0076 ,

ansietas D.0080 dan Gangguan Pola Tidur D.0055.

3. Intervensi yang dilakukan pada Ny.N adalah manajemen Mual dengan

memberikan wedang jahe, manajemen ansietas, dan Dukungan Tidur

4. Implementasi yang dilakukan pada klien dibagi dalam empat komponen

yaitu tindakan observasi, tindakan terapeutik, tindakan edukasi, dan

tindakan kolaborasi. Implementasi yang dilakukan penulis disesuaikan

dengan perencanaan yang telah disusun. Implementasi pada klien

dilakukan oleh penulis pada tanggal 4 januari 2023.

5. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada Ny.N antenatal care

dengan Hiperemesis Gravidium terdapat tiga masalah keperawatan yang

ditegakkan, tiga masalah keperawatan teratasi yaitu nausea, ansietas dan

gangguan pola tidur

6. Terdapat pengaruh wedang jahe untuk menghilangkan mual pada Ny.N

63
B. Saran

1. Bagi RSUD Jendral Ahmad Yani terkait diharapkan petugas kesehatan

lebih meningkatkan asuhan keperawatan khususnya pada ibu hamil dengan

masalah mual dan muntah guna memberikan rasa nyaman ke ibu hamil.

2. Bagi Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu dapat

dijadikan sebagai bahan untuk mengembangkan teori terkait asuhan

keperawatan pada ibu hamil dengan hyperemesis gravidium.

3. Bagi pasien diharapkan mampu mengimplementasikan komsumsi wedang

jahe untuk menurunkan mual dan muntah.

4. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sumber pengetahuan tentang penanganan

mual dan muntah pada pasien khiperemesis gravidium dengan metode non

farmakologi

64
DAFTAR PUSTAKA

Aisah Y, 2017. Hubungan Gravida Dan Usia Dengan Kejadian Emesis


Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester 1 Di Puskesmas Sumowono
Kabupaten Semarang.

Amelia R, Octaviani DA. 2018 Perbandingan Efektivitas Pemberian Rebusan Jahe


Merah Dan Daun Mint Dengan Jeruk Nipis Dan Madu Terhadap Mual
Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di Puskesmas Waepana, Ngada, NTT. J
Kebidanan, Soa UOM;8(2):157–67.

B. Mezy. 2016. Manajemen Emosi Ibu hamil. hira. Yogyakarta;

Denise Tiran. 2016 Mengatasi Mual Mual dan gangguan lain Selama Kehamilan

D. yanti, 2018. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: Pt. Adiatma Refika;

dr. T. Nugroho. 2017.Asuhan kebidanan1 kehamilan. yogyakarta: Nuha Medika;

Endang. N. H. 2016. Kebutuhan Spiritual Konsep dan Aplikasi dalam Asuhan


Keperawatan, Jakarta; Mitra Wacana Media.

Evayanti, Y. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami Pada Ibu
Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (Anc) Di Puskesmas
Wates Lampung. 1(2), 81–90.

Fitria, L. (2018). Pengaruh Pemberian Minuman Sirup Jahe Emprit Terhadap


Penurunan Keluhan Emesis Gravidarum. OKSITOSIN : Jurnal Ilmiah
Kebidanan, 5(2), 108–112.

Gendrawati,Fitri.2018.Tanaman Ajaib.jakarta timur:Pustaka Makmur

65
Hasanah. 2014. Efektivitas Pemberian Wedang Jahe (Zingiber Officinale Var.
Rubrum) terhadap Penurunan Emesis Gravidarum pada Trimester Pertama.
Jurnal Biometrika dan Kependudukan Vol. 3 No. 1 Halaman 81-87

Kemenkes.2016. Folmarium Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta. Sekretariat


Jendral Kementrian Kesehatan RI

Khayati, N. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Hiperemesis


Gravidarum Tingkat I Dan Dehidrasi Sedang.

Manuaba IGB. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk


Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Manuaba I, 2017. Obstetri Patologi. jakarta: buku kedokteran EGC;

Manuntung, A, 2018. Terapi Perilaku Kognitif Pada Pasien Hipertensi. Malang;


UB Press.

Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam berbagai kasus.

Mariza, A. (2019). Penerapan akupresur pada titik P6 terhadap emesis gravidarum


pada ibu hamil trimester 1. Holistik Jurnal Kesehatan, 13(3), 218–224.

Pantiawati. 2017. asuhan kebidanan 1 (kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika; I.

Pratimi E. Evidence-Basec Dalam Kebidanan: Kehamilan, persalinan, &, nifas.


Karyuni pamilih eko, editor. jakarta: buku kedokteran EGC; 2016.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Putri, Ayu., D Andiani dan Haniarti. 2016. Efektifitas Pemberian Jahe Hangat
Dalam Mengurangi Frekuensi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I.
Prosiding Seminar Nasional IKAKESMADA “Peran Tenaga Kesehatan
dalam Pelaksanaan SDGs”

66
Putri, dkk. 2017. Efektifitas Pemberian Jahe Hangat dalam Mengurangi Frekuensi
Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I. Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Parepare

Rustikayanti. (2016). Korelasi Perubahan Psikologis Ibu Hamil Dengan Tingkat


Kepuasan Seksual Suami. Midwife Journal, 2.

Rofi’ah. (2019). Studi Fenomologi Kejadian Hiperemesis Gravidarum pada Ibu


Hamil Trimester I. Jurnal Riset Kesehatan, 8, 42–52.

Setiadi. 2012. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta; Graha


Ilmu

Setiawan. 2012. Panduan Terapi Aman Selama Kehamilan. Surabaya. PT. ISFI
Penerbitan

Sri Dewi Saragih. 2019. “Efektivitas Minuman Jahe Terhadap Pengurangan


Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I.” Institusi Kesehatan
Helvetia Medan: 1–94.

Sulistyowati, Rini. 2021. “Terhadap Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I.”

Tim Pokja Sdki Dpp Ppni, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia


(Sdki),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja Slki Dpp Ppni, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Slki), 
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja Siki Dpp Ppni, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


(Siki),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Yeyeh Rukiyah. 2014 asuhan kebidanan kehamilan berdasarkan kurikulum


berbasis kompetensi. Ari M@Ftuhin, editor. Jakarta: Cv. Trans Info Media;
AI.

Yulianti, Arie, and Eka Riyanti. 2019. “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Hyperemesis Gravidarum Dengan Penerapan Pemberian Air Rebusan Jahe
Untuk Mengurangi Mual Muntah.” Proceeding of The Urecol: 1–7.

67
Walyani. 2017. Asuahn Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pt. Pustaka
Baru; ES.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

68
Lampiran 1
SOP PEMBUATAN WEDANG JAHE

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMBUATAN WEDANG JAHE

Jahe adalah tanaman dengan sejuta khasiat yang telah


dikenal sejak lama. Jahe merupakan salah satu tanaman
PENGERTIAN rempah indonesia. Eksrtaknya sudah banyak dimanfaatkan
dalam industri obat-obatan,Jahe memiliki nama ilmiah
Zingiber Officinale.
1. Mengurangi gejala mual muntah dalam kehamilan
trimester pertama
TUJUAN 2. Mengurangi gejala morning sickness pada saluran
pencernaan

1. 1 siung jahe
2. Panci kecil
PERALATAN 3. Gelas
4. 1 sendok gula

PROSEDUR PENILAIAN SIKAP


PELAKSANAAN
1. Memperkenalkan diri pada klien
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang
akan dilaksanakan
3. Melakukan inform consent
A. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi

69
2. Cuci tangan
3. Menyediakan jahe dan gula pasir secukupnya
4. Memotong jahe dengan air yang mengalir sampai
bersih
5. Memotong jahe kecil yang sudah disiapkan
sebanyak 2,5 gram yang dipotong tipis-tipis
6. Masukan jahe kedalam panci kecil kemudian
Rebus air 250 ml
7. Kemudian tambahkan gula pasir 1 sendok makan
(10 gram)
8. Mengaduk jahe dan gula pasir dalam panci kecil
9. Masak hingga mendidik (15 menit)
10. Wedang jahe siap di hidangkan
11. Sajikan ke ibu hamil sehari 3 kali
12. Cuci tangan
PENILAIAN TEKNIK
1. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
2. Menjelaskan secara sistematik
3. Percaya diri dan tidak ragu-ragu
4. Mendokumentasikan tindakan dan hasil
DOKUMEN
Gendrawati,Fitri.2018.Tanaman Ajaib.jakarta timur:Pustaka
TERKAIT
Makmur

70
71
Lampiran 2

71
72

Anda mungkin juga menyukai