Anda di halaman 1dari 4

Diskusi 1.

Ekonomi Manajerial

1. Nilai Perusahaan adalah persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang
sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan
juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan
saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Memaksimalkan nilai
perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan
nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan tujuan utama perusahaan. Meningkatnya
nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya,
karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan
meningkat. Konsep Nilai Perusahaan :

a. Orientasi Perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan.


b. Diasumsikan manajer perusahaan bekerja untuk memaksimumkan keuntungan.
c. Untuk meningkatkan aliran keuntungan di masa mendatang, maka perusahaan dapat
menambah modal dengan cara menarik dana dengan menerbitkan hutang (debt).
d. Aliran keuntungan perusahaan, saat ini menjadi milik pemegang saham dan pemegang
kartu hutang. (Bond Holders).
e. Sehingga dengan adanya surat hutang, maka nilai perusahaan yang baru kini terdiri dari
nilai saham (equity) dan nilai hutang (debt).
Dasar dari model ekonomi adalah maksimisasi nilai suatu perusahaan. Nilai perusahaan
didefinisikan sebagai nilai sekarang (present νalue) dari aliran kas suatu perusahaan yang
diharapkan akan diterima pada masa yang akan datang. Aliran - aliran kas tersebut untuk saat
ini bisa disamakan dengan laba. Oleh karena itu, nilai perusahaan sekarang ini atau nilai
sekarangnya adalah nilai dari laba yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan
datang yang dihitung pada masa sekarang dengan cara mendiskontokannya pada suatu
tingkat bunga tertentu. Tingkat bunga tersebut sering juga disebut sebagai tingkat diskonto
yang terbaik (opportunity discount rate). Berdasarkan materi inisiasi 1 secara matematis
nilai perusahaan adalah sebagai berikut :
V=E+D

V : Nilai Perusahaan
E : Nilai Saham (Equity)
D : Nilai Hutang (Debt)

Nilai perusahaan adalah nilai kapitalisasi dari NOPAT (Net Operating Afer Tax), secara
matematis sebagai berikut :

NOPAD
V=
r

Contoh soal
Nilai perusahaan sama dengan nilai ekuiti ditambah dengan nilai bond. Nilai ekuiti sama dengan nilai
sekarang dari harapan aliran kas (cashflows) dimasa datang bagi pemegang ekuiti (saham). Jika
NOPAT 30 dengan risiko kerugian 12%. berapakah nilai perusahaan?

Jawaban
Dik :
Nilai perusahaan sama dengan nilai ekuiti ditambah dengan nilai bond. Nilai ekuiti sama
dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas dimasa datang bagi pemegang ekuiti.
NOPAT = 30
r = 12% = 0.12
Dit : Nilai Perusahaan (V) ?
Jawab :
V = NOPAT / r
V = 30 / 0.12
V = 250
Jadi, apabila diketahui NOPAT 30 dan resiko kerugiannya 12% maka nilai perusahaan tersebut adalah
250.

2. Dalam praktik yang terjadi di berbagai lembaga baik lembaga bisnis, lembaga nonbisnis,
maupun lembaga pemerintah umum dijumpai adanya agen (agent) yang bekerja atas nama
pimpinan (principal). Dalam perusahaan, pemilik perusahaan (pemilik saham)
mempekerjakan sejumlah pegawai (komisaris, jajaran manajemen, staf divisi, dan lain-lain)
untuk mengelola kegiatan operasional perusahaannya. Dalam kasus ini, pemilik perusahaan
berperan sebagai principal dan pegawai berperan sebagai agent. Pegawai dihadapkan pada
pilihan untuk berperilaku sesuai keinginan principal atau berperilaku oportunis untuk
mengutamakan keinginan pribadi (interest)-nya dalam pengelolaan kegiatan operasional
perusahaan. Hal ini dapat terjadi seiring dengan kapasitas pegawai sebagai orang yang lebih
mengetahui kondisi dan memiliki banyak informasi terkait kegiatan operasional perusahaan,
sementara pemilik perusahaan sebagai principal tidak memiliki informasi yang lengkap atau
bahkan cenderung tidak peduli (rationally ignorant) tentang detail aktivitas agent akibat
biaya monitoring pegawai yang besar untuk mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan
agent. Inilah yang dimaksud Principal Agent Problems (Moral Hazard). Singkatnya, Moral
Hazard merupakan permasalahan dalam pendelegasian dari pemegang saham (principal)
kepada manager (agent). Berikut ilustrasinya :
Sebagai contoh, principal menginginkan manajer perusahaan untuk berperilaku sebagai
wirausaha, yaitu mau bekerja keras serta berani mengambil risiko, menggali kreativitasnya,
dan melakukan inovasi. Meskipun demikian, karena manajer tersebut menginginkan
kehidupan yang jauh dari risiko dan nyaman, manajer tersebut lebih memilih untuk
menjalankan tugas secara standar, tanpa bekerja keras. Ketika seorang agen menoleransi
perilaku oportunis tersebut dan merasa ada kesempatan untuk mengambil keuntungan dari
perilaku oportunis tersebut maka dia akan terjatuh dalam kondisi moral hazard. Mengacu
pada Kasper (2002), moral hazard merepresentasikan suatu kondisi di mana individu
berupaya untuk melanggar nilai - nilai kejujuran dan kepercayaan untuk keinginan pribadinya
karena keadaan lingkungan di mana individu tersebut beraktivitas memberikan kesempatan
melakukan tindakan pelanggaran tersebut. Dalam banyak kasus, berbagai kasus korupsi
dalam lembaga bisnis terjadi karena permasalahan principal-agent dan praktik moral hazard
dari pegawainya. Jajaran manajemen maupun staf operasional memiliki tugas yang kompleks
yang disertai dengan banyak pertemuan, perjalanan dinas, berbagai proyek kerja sama riset,
serta pembagian dan koordinasi tugas yang berlapis di mana pelaksanaanya tidak secara
detail termonitor oleh principal. Berbagai aktivitas tersebut tampaknya dapat
dipertanggungjawabkan dan perlu dibiayai. Meskipun demikian, dibalik itu, seringkali
terdapat sejumlah manipulasi anggaran dan praktik korupsi keuangan perusahaan yang
akhirnya berdampak negatif terhadap keuangan perusahaan dan pada titik tertentu dapat
berujung pada kebangkrutan perusahaan. Kasus principal-agent yang berdampak negatif pada
inefisiensi bahkan kehancuran perusahaan sudah banyak terjadi pada perusahaan, baik luar
negeri maupun dalam negeri. Penyebab utamanya dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok besar, yaitu karakter dan perilaku agen yang mengedepankan kepentingannya,
terbatasnya kapasitas principal dalam memonitor perilaku agent, dan kurangnya kapasitas
dan efektivitas kelembagaan (aturan formal, aturan informal, mekanisme monitoring dan
mekanisme penegakan) yang ada dalam lingkungan perusahaan dalam membatasi perilaku
individu, terutama agent, yang bekerja dalam perusahaan.

Sumber referensi :
EKMA4312 Modul 1
Materi Ekonomi Manajerial Power Point Inisiasi 1

Anda mungkin juga menyukai

  • Diskusi 4 MS
    Diskusi 4 MS
    Dokumen3 halaman
    Diskusi 4 MS
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 2 PK
    Diskusi 2 PK
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 2 PK
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 5 PO
    Diskusi 5 PO
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 5 PO
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 4 PK
    Diskusi 4 PK
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 4 PK
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 1 PK
    Diskusi 1 PK
    Dokumen4 halaman
    Diskusi 1 PK
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 1 MS
    Diskusi 1 MS
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 1 MS
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 3 EM
    Diskusi 3 EM
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 3 EM
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 3 MS
    Diskusi 3 MS
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 3 MS
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 6 PO
    Diskusi 6 PO
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 6 PO
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 5
    Diskusi 5
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 5
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 4 PO
    Diskusi 4 PO
    Dokumen1 halaman
    Diskusi 4 PO
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 3 PO
    Diskusi 3 PO
    Dokumen1 halaman
    Diskusi 3 PO
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 2 PO
    Diskusi 2 PO
    Dokumen1 halaman
    Diskusi 2 PO
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 3
    Diskusi 3
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 3
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 2
    Diskusi 2
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 2
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Tugas 3
    Tugas 3
    Dokumen4 halaman
    Tugas 3
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Tugas 1
    Tugas 1
    Dokumen3 halaman
    Tugas 1
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2. Organisasi
    Tugas 2. Organisasi
    Dokumen2 halaman
    Tugas 2. Organisasi
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2
    Tugas 2
    Dokumen2 halaman
    Tugas 2
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 1
    Diskusi 1
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 1
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Tugas 2 SIM
    Tugas 2 SIM
    Dokumen3 halaman
    Tugas 2 SIM
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Tugas 3. Organisasi
    Tugas 3. Organisasi
    Dokumen1 halaman
    Tugas 3. Organisasi
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 8
    Diskusi 8
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 8
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 4
    Diskusi 4
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 4
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 6
    Diskusi 6
    Dokumen1 halaman
    Diskusi 6
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 8
    Diskusi 8
    Dokumen4 halaman
    Diskusi 8
    Doni Purba
    Belum ada peringkat
  • Diskusi 4
    Diskusi 4
    Dokumen2 halaman
    Diskusi 4
    Doni Purba
    Belum ada peringkat