Laporan Praktek Keperawatan Komuintas Kel.3
Laporan Praktek Keperawatan Komuintas Kel.3
OLEH KELOMPOK 3:
SUDIN ANWAR
RAHMI PAPUTUNGAN
FADJRIA SY.NEY
SITTI FADLINA BARMAWI
HARDIANTO LINGGENGGE
NUR SINTYA MOHAMMAD
SRI FATRAWATY INOMBI
SISILIA HIMAM
FATRA ATINI
IIN PRATIWI ADJAMI
WAHYUNI ADAM
FATRA LAPAGULU
SRI UTAMI
NANDA AMALIA DARWIN
WAHYUNI S.ADAM
PENDAHULUAN
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
Health Association adalah praktek promosi dan proteksi terhadap kesehatan populasi
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra
2016).
standar perawatan komunitas yang mencakup berbagai unsur dan komponen seperti yang
beresiko tinggi (kelurga atau penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, daerah yang
tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil) (Kholifah, 2016).
kelompok dan masyarakat. Sehat secara sosial meupakan hasil dari interaksi positif di
dalam komunitas. Kesehatan manusia berubah-ubah bergantung pada stressor yang ada
manusia mempunyai rentang yang terdiri dari dua kutub yaitu keadaan sehat optimal dan
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka mahasiswa Profesi Ners Angkatan XIV
Program Studi Ners Universitas Negeri Gorontalo tahun 2021 melakukan pengambilan
data keperawatan komunitas didesa Talulobutu Selatan Kec. Tapa Kab. Bone Bolango
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal secara mandiri, dimana dalam pelaksanaan
komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara mengumpulkan data, menganalisa,
yang ditemukan, kemudian pelaksanaan atau implementasi dan yang terakhir adalah
1.2 TUJUAN
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan
sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki dan mahasiswa mampu menerapkan asuhan
dan masyarakat.
3. Menetapkan perencanaan asuhan keperawatan baik keluarga maupun komunitas
masyarakat, penggunaan teknologi tepat guna, kerjasama lintas sektoral dan lintas
masalah kesehatan.
ditetapkan.
1.3 MANFAAT
keperawatan komunitas atau masyarakat dan keluarga secara nyata dilahan praktek
kesehatan yang ditandai dengan terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat serta
3. Analisa
berbagai literature tentang keperawatan komunitas yang dihubungkan dengan kasus dan
TINJAUAN TEORI
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas dengan norma dan nilai yang telah melembaga
(Sumijatun, dkk 2010). Di dalam kesehatan komunitas dikenal kelompok ibu hamil,
kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat
dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok
keperawatan dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum
serta tidak terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada
dengan menggunakan pengetahuan dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu
kesehatan masyarakat. Pengertian lain dari keperawatan komunitas adalah suatu bentuk
pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama
pada kelompok risiko tinggi untuk meningkatkan status kesehatan komunitas dengan
menekankan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing
Process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta
tinggi (keluarga atau penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi, daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil (Depkes, 2016).
meliputi:
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah :
2. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor) Proses pengajaran
ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji
kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat
menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah
perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
3. Sebagai Panutan (Role Model) Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan
contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat.
kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa
yang terbaik untuk klien memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak
5. Sebagai Manajer Kasus (Case Manager) Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan
kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain
pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk
diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau
rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
10. Pembawa Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change Agent and Leader)
11. Pengidentifikasi Dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community Care Provider and
Researcher) Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran
perawat komunitas.
dianggap sebagai dasar hukum praktek keperawatan dan telah digunakan sebagai
digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang
keperawatan dari praktek keperawatan dan merupakan aplikasi dari segala tindakan dan
kerangka kerja dari referensi, konsep dan teori keperawatan komunitas. Fokus dari proses
1. Pengkajian
dengan tahap-tahap proses keperawatan pada umumnya, yaitu dimulai dari tahap
klien. terdiri atas data inti komunitas, data subsistem komunitas, dan data persepsi
(Riasmini, et al 2017).
a. Pengkajian
sama dengan tahap-tahap proses keperawatan pada umumnya, yaitu dimulai dari
Komunitas adalah klien. terdiri atas data inti komunitas, data subsistem
Data inti komunitas yang dikaji terdiri atas sejarah/riwayat yang meliputi
jenis kelamin, distribusi ras dan distribusi etnis. Tipe keluarga meliputi
fisik yang penting bagi pasien individu, begitu juga pemeriksaan fisik di
masyarakat dan diluar lokasi. Rumah sakit meliputi jumlah tempat tidur,
kepegawaian, anggaran, puskesmas, klinik, atau pos kesehatan, layanan
kesehatan masyarakat, klinik swasta, apotik, klinik gigi, dan jasa lainnya.
kemiskinan kurang dari 100 Birr per bulan. Karakteristik angkatan kerja,
meliputi polisi, sanitasi (sumber air, pembuangan limbah padat, limbah dan
berjalan, bagal, taksi, bus, kereta api, mobil pribadi, dan layanan udara.
jalan.
dan universitas. Catatan bahasa yang digunakan, nilai, mata kuliah yang
musik/tarian, teater/bioskop.
3) Data Persepsi
stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul
dalam masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan
dan belum bisa diukur. Contoh dari penulisan sasaran yaitu meningkatkan
sasaran, tempat atau lokasi. Adapun hal yang perlu diperhatikan saat
masalah kesehatan yang ada, kondisi atau situasi yang ada, sumber daya
diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga unsur yaitu evaluasi struktur, evaluasi
proses, dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi,
TINJAUAN LAPANGAN
Pada umumnya nama suatu desa memiliki latar belakang sejarah terdiri sebagai simbol
yang sangat melekat pada masyarakat desa yang dimaksud,demikian pula dengan desa talulobutu
selatan kec.tapa kab.bone bolango. Desa talulobutu selatan adalah desa mekaran dari desa
talulobutu yang berada di wilayah kecamatan tapa.pada tanggal 15 april tahun 2007 sebagian
masyarakat desa talulobutu yang berada di dusun iii (tiga ) melakukan pertemuan untuk
memekarkan desa,dari pertemuan tersebut menyepakati terbentuknya suatu desa yang diberi
nama desa talulobutu selatan dan menyetujui pembentukan panitia pemekaran untuk membuat
Setelah di pelajari proposal pemekaran desa oleh pemerintah daerah kabupaten bone
oleh bupati dan telah di paripurnakan oleh dprd bone bolango sebagai desa definitif,perda no: 19
tahun 2007 tentang pembentukan desa dan kecamatan dengan kepala desa bapak sofyan pou.
Desa talulobutu selatan terbagi atas tiga dusun yaitu,dusun satu (molowahu),dusun dua
(tunggulo),dusun tiga (upo). Kepala desa talubolutu selatan saat ini adalah bpk.mahdi jusuf
periode 2020-2025.
Talulobutu Selatan sebanyak 194 Kepala Keluarga (30,6%) dengan jumlah Anggota
b. Jenis kelamin
Tabel 3.2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
kelamin laki-laki berjumlah 299 (47,2 %) dan perempuan 335 (52,8 %).
c. Umur
Tabel 3.2.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur
(7,6 %), kanak-kanak berjumlah 72 (11, 4 %) remaja awal berjumlah 59 (9, 3 %) remaja
akhir berjumlah 103 (16, 2 %) dewasa awal berjumlah 90 (14,2 %) deawasa akhir
berjumlah 99 (15, 6 %), lansia awal berjumlah 66 (10, 4 %) lansia akhir berjumlah 47
d. Agama
Tabel 3.2.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
yang di anut oleh masyarakat di desa Talulobutu Selatan yakni menganut agama islam
e. Pendidikan
Tabel 3.2.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
pendidikan masyarakat di desa Talulobutu Selatan yang belum sekolah 8 (1.3%), tidak
sekolah sebanyak 38 orang (6.0%), paud 8 orang (1.3%), tk 27 orang (4.3 %) , sd 160
orang (25.2 %), smp 89 orang (14.0 %), sma 203 orang (32.0 %), d3 11 orang (1.7 %),
s1 84 orang (13.2 %), dan s2 5 orang (0.8 %), s3 ada 1 orang (0.2 %) .
f. Pekerjaan
Tabel 3.2.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah Presentase
1. Belum bekerja 31 4.9 %
2. Tidak bekerja 251 39.6 %
3. Pns 29 4.6 %
4. Honorer 48 7.6%
5. Wiraswasta/pedagang 51 8.0%
6. Pegawai swasta 41 6.5%
7. Petani 28 4.4%
8. Irt 115 18.1%
9. Buruh 14 2.2%
10 Sopir 11 1.7%
11. Tukang 8 1.3%
12. Tni 1 0.2%
13. Polri 2 0.3%
14. Lain-lain 4 0.6%
Total 634 100 %
(Sumber : Data Primer 2021)
pekerjaan masyarakat yang belum bekerja 31 orang (4.9%), tidak bekerja sebenyak 251
orang (39.6 %), pns berjumlah 29 orang (4.6 %), honorer sebenyak 48 orang (7.6%),
wiraswasta/pedagang ada 51 orang (8.0%), pegawai swasta 41 orang (6.5%), petani ada
28 orang (4.4%), irt 115 orang (18.1%), buruh 14 (2.2%), sopir 11 orang (1.7%), tukang
ada 8 orang (1.3%), tni ada 1 orang (0.2%), polri ada 2 orang (0.3%), lain-lain ada 4
orang (0.6).
g. Dusun
Tabel 3.2.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Dusun
Tabel 3.2.7 diatas menunjukkan bahwa distribusi dusun di desa talulobutu selatan
yaitu dusun 1 ada 194 jiwa (30.6%), dusun 2 ada 154 jiwa (24.3%), dusun 3 ada 286 jiwa
(45.1%).
h. Tipe Keluarga
Tabel 3.2.8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tipe Keluarga
Tabel 3.2.8 diatas menunjukkan bahwa distribusi tipe keluarga yaitu nuclear
family ada 105 keluarga (54.1%), extended family ada 7 keluarga (3.6%), diad family ada
3.3 Nutrisi
a. Cara Penyajian Makanan
Tabel 3.3.1 Cara Penyajian Makanan
1. Terbuka 9 4.6%
2. Kadang tertutup 1 .5%
3. Tertutup 184 94.8%
Total 194 100
(Sumber : Data Primer 2021)
Tabel 3.3.1 diatas menunjukkan bahwa distribusi penduduk berdasarkan cara
penyajian makanan menunjukkan bahwa distribusi terbanyak yaitu tertutup 184 (94,8%)
kebiasaan mengelola air minum menunjukkan bahwa distribusi terbanyak yaitu dimasak
sebanyak 120 (61.9%) keluarga, lainnya seperti depot sebanyak 65 (33.5%) keluarga,
kadang dimasak sebanyak 5 (2.6%) keluarga, dan distribusi terendah yaitu tidak dimasak
kebiasaan mengelola makanan menunjukkan bahwa distribusi terbanyak yaitu dicuci lalu
keluarga, untuk lain-lain seperti membeli makanan diluar sebanyak 40(20.6%) keluarga,
yang disajikan menunjukkan bahwa distribusi terbanyak yang menyajikan makanan gizi
seimbang sebanyak 170 (87.6%) keluarga dan distribusi terendah yang menajikan
kebiasaan tidur menunjukkan bahwa distribusi terbanyak yaitu siang dan malam 155
olahraga menunjukkan bahwa distribusi terbanyak ya 108 (55,7%) dan distribusi terendah
kebiasaan keluarga olahraga menunjukkan bahwa distribusi terbanyak tidak 114 (58.8%)
3.6 Ekonomi
1. Sarana Ekonomi Dalam Keluarga
Tabel 3.6.1 Sarana Ekonomi Dalam Keluarga
ekonomi dalam keluarga menunjukkan bahwa distribusi terbanyak pasar 177 (91.2%) dan
penghasilan rata-rata dalam keluarga menunjukkan bahwa distribusi terbanyak >1 juta
sebanyak 68 (35.1%) keluarga dan distribusi terendah yaitu < rp. 500.000 sebanyak 61
(31.4%) keluarga.
(57.2%) keluarga dan distribusi terendah yaitu tidak sebanyak 83 (42.8%) keluarga.
askes/bpjs 175(90.2%) dan distribusi terendah yaitu jps sebanyak 3 (1.6%) keluarga dan
terbanyak ya 186(96.9%) dan distribusi terendah yaitu tidak sebanyak 6 (3.1%) keluarga.
3.7 Sosial
a. Hubungan Keluarga
Tabel 3.7.1 Hubungan Keluarga
hubungan antar keluarga didapatkan hubungan keluarga dekat sebanyak 191 (98.5%)
responden.
keluarga yang aktif dalam kegiatan masyarakat sebanyak 107 (55.2%) responden
3.8 Pendidikan
a. Pendidikan Non-Formal
Tabel 3.8.1
(6.7%) sedangkan yang tidak mengikuti pendidikan non-formal 181 responden (93.3%).
c. Keterampilan Khusus
Tabel 3.8.3 Keterampilan Khusus
e. Sarana Pendidikan
Tabel 3.8.5 Sarana Pendidikan
pendidikan dalam radius 10 km dari rumah didapatkan 162 (83.5%) keluarga yang
rumahnya dalam radius 10 km dengan sarana pendidikan sedangkan yang tidak sebanyak
32 (16.5%) keluarga.
program kesehatan di sekolah dan ada 13 responden (6.7%) yang mengatakan tidak
3.9 Psikologis
a. Pola Komunikasi
1. Pola Komunikasi
Tabel 3.9.1 Pola Komunikasi
komunikasi dalam keluarga didapatkan 180 (92.8%) orang dengan pola komunikasi
b. Pola Pertahanan
1. Penanggulangan Masalah Dalam Keluarga
Tabel 3.9.3 Penanggulangan Masalah Dalam Keluarga
No. Penanggulangan masalah dalam keluarga Jumlah Presentase
1. Mandiri 37 19.1
2. Bersama-sama 147 75.8
3. Minta bantuan 10 5.2
Total 194 100.0
(Sumber : Data Primer 2021)
masalah dalam keluarga didapatkan 147 (75.8%) orang penanggulangan masalah secara
keluarga bila salah satu anggota keluarga bermasalah dominan dengan membantu
3.10 Spritual
Tabel 3.10.1 Spritual
No. Spritual Jumlah Presentase
1. Ya 194 100%
Total 194 100
(Sumber : Data Primer 2021)
Tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi penduduk berdasarkan anggota
keluarga yang taat menjalankan ibadah didapatkan 194 (100%) orang taat menjalankan
ibadah.
kepemilikan rumah terbanyak yaitu kepemilikan rumah milik sendiri sebanyak 150
(77.3%), %), lain-lain 33 (17.0%), dan yang paling sedikit yaitu asrama 2 (1.0%).
2. Jenis Rumah
Tabel 3.11.2 Jenis Rumah
yang terbanyak yaitu dengan jenis rumah tersendiri sebanyak 189 (97.4%) yang terendah
tiap ruangan didapatkan distribusi terbanyak adalah ya dengan 189 keluarga (97.4%) dan
4. Jumlah Kamar
Tabel 3.11.4 Jumlah Kamar
kamar yaitu yang terdistribusi terbanyak adalah >3 kamar dengan 137 kamar (70.6%),
5. Jenis Bangunan
Tabel 3.11.5 Jenis Bangunan
bangunan yaitu yang distribusi terbanyak adalah permanen 186 bangunan (95.9%), dan
6. Status Rumah
Tabel 3.11.6 Status Rumah
yaitu yang distribusi terbanyak adalah milik sendiri 152 rumah(78.4%), lain-lain
sebanyak 33 rumah (17.0%) dan terendah adalah sewa bulanan 1 rumah (0.5%).
7. Atap Rumah
Tabel 3..11.7 Atap Rumah
yaitu yang distribusi terbanyak adalah seng dengan 117 rumah (91.2%), dan yang
8. Dinding Rumah
3.11.8 Dinding Rumah
rumah yaitu yang distribusi terbanyak adalah tembok penuh dengan 181 rumah (93.3%),
lain lain (gipsun) 2 rumah (1.0%) dan yang terendah papan kayu sebanyak 2 rumah
(1.0%).
9. Ventilasi Rumah
Tabel 3.11.9 Ventilasi
rumah yaitu yang distribusi terbanyak adalah ya dengan 187 rumah (96.4%), dan yang
yaitu yang distribusi terbanyak adalah <20% dengan 144 rumah (74.2%), dan yang
rumah yaitu yang distribusi terbanyak adalah ya dengan 193 rumah (99.5%), dan yang
dibuka tiap hari yaitu yang distribusi terbanyak adalah ya dengan 191 rumah (98.5%),
yaitu yang distribusi terbanyak adalah <20% dengan 150 rumah (77.3%), dan yang
rumah yaitu yang ditribusi terbanyak adalah dengan pencahayaan baik dengan 177
rumah (91.2%), dan yang terendah adalah dengan pencahayaan cukup dengan 1 rumah
(0.5%).
15. Penerangan
Tabel 3.11.15 Penerangan
16. Lantai
Tabel 3.11.16 Lantai
didapatkan yang terbanyak yaitu menggunakan ubin dengan 107 rumah (55.2%) dan yang
didapatkan distribusi yang terbanyak adalah nyamuk dengan 117 rumah (60.3%) dan
yang distribusi terendah adalah anjing sebanyak 1 rumah (0.5%), burung sebanyak 1
rumah (0.5%).
rumah yaitu yang distribusi terbanyak adalah bersih dengan 162 rumah (83.5%), dan
tidak bersih yaitu yang distribusi terbanyak yaitu disebabkan debu yaitu 145 rumah
(74.7%), dan yang distribusi terendah adalah sampah yaitu 3 rumah (1.5%)
rumah yang distribusi terbanyak adalah bersih dengan 178 rumah (91.8%), dan yang
halaman rumah yang distribusi terbanyak adalah tidak dimanfaatkan yaitu 103 rumah
(53.1%) dan yang terendah adalah untuk perikanan yaitu 1 rumah (0.5%)
b. Sumber Air
1. Sumber Air
Tabel 3.11.22 Sumber Air
No Sumber Air Jumlah Persentase
1 Ledeng 34 17.5
2 Pompa air 8 4.1
3 Sumur gali 18 9.3
4 Pompa listrik 81 41.8
5 Membeli 1 .5
6 Lain-lain 52 26.8
Total 194 100.0
(Sumber, Data Primer 2021)
Tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi sumber air di desa talulobutu selatan
yang distribusi terbanyak adalah menggunakan pompa listrik yaitu 81 rumah (41.8%),
keluarga didapatkan sumber air yang banyak digunakan yaitu sumur bor sebanyak 100 rumah
air minum dari sumber air didapatkan yang terbanyak adaah tidak yaitu 126 (64.9)
keluarga yang tidak menggunakan sumber air untuk air minum dan yang terendah adalah
berdasarkan keadaan tempat penyimpanan air terbanyak dengan penyimpanan air tertutup
yaitu 133 (68.6%) dan yang terendah adalah dengan penyimpanan air terbuka yaitu
28(14.4%).
5. Pengurasan Tempat Penampungan Air
Tabel 3.11.5 Pengurasan Tempat Penampungan Air
No Pengurasan tempat Jumlah Presentase
penampungan air
1 Tidak pernah 17 8.8
2 < 3 hari 141 72.7
3 > 3 hari 36 18.6
Total 194 100.0
(Sumber, Data Primer 2021)
pengurasan tempat penampungan air didapatkan distribusi terbanyak yaitu < 3 hari
dengan 141 (72.7%), dan yang terendah adalah tidak pernah yaitu 17 (8.8%).
air minum didapatkan distribusi terbanyak yaitu dengan dimasak sebanyak 132 (68.0%)
1 Berbau 6 3.1
2 Berwarna 37 19.1
3 Tidak 3b 151 77.8
Total 194 100.0
(Sumber, Data Primer 2021)
Tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi penduduk berdasarkan kualitas
sumber air dengan distribusi terbanyak yakni tidak 3b sebanyak 151 (77.8%) dan
untuk keperluan kebersihan dominan menggunakan sumber pompa listrik yaitu sebanyak
81(41.8%), lain lain sebanyak 52(26.8%) dan yang terndah adalah membeli yaitu
sebanyak 1 (0.5%).
1 < 10 M 96 49.5 %
2 > 10 M 98 50.5 %
air dengantempat penampungan limbah didapatkan yang terbanyak adalah >10 m dengan
keluarga menunjukkan bahwa distribusi tertinggi 187 (96,4%) dan terendah tidak 7
(3,6%).
2. Jenis Pembuangan
Tabel 3.11.31 Jenis Pembuangan
pembuangan air limbah paling terbanyak yaitu got 81 (3,6%) dan paling terendah yaitu
pembuangan air limbah paling terbanyak yaitu tertutup lancar 84(43,3%) dan paling
d. Pembuangan Sampah
1. Penampungan Sampah
Tabel 3.11.33 Pembuangan Sampah
penampungan sampah paling terbanyak yaitu ya 182 (93. 8%) dan paling terendah yaitu
pembuangan sampah paling terbanyak yaitu dibakar 188 (96.9%) dan paling terendah
tempat penampungan sampah terbanyak yaitu terpelihara 172 (88,7%) dan paling
udara dan buangan limbah terbanyak tidak 185 (95,4%) dan paling terendah ya 9(4,6%).
membuang barang bekas yang dapat menampung air yaitu dibuang ditempat
penampungan sampah 175 (90.2%) dan paling terendah yaitu dtimbun 3 (1,5%).
e. Pembuangan Kotoran/Tinja
1. Jamban/Wc
Tabel 3.11.38 Jamban/Wc
jamban yaitu ya 189 (97.4%) dan paling terendah yaitu tidak 5 (2,6%).
2. Jenis jamban
Tabel 3.11.39 jenis jamban
terbanyak yaitu leher angsa 178 (91,8%) dan paling terendah yaitu lainnya cemplung
11(5,7%).
pembuangan tinja dengan sumber air yaitu terbanyak > 10 meter 133 (68,6%) dan paling
kandang ternak yaitu tidak memiliki kandang ternak 136 (70.1%) dan paling terendah
yaitu ya 58 (29,9%).
dengan rumah induk yaitu letak kandang diluar sebanyak 57 (29,4%). Dan paling
3. Pemanfaat kotoran
Tabel 3.11.44 pemanfaatan kotoran
kotoran ternak paling banyak yaitu ditimbun sebanyak 25 (12,9%) dan paling terendah
edaran dari desa sebanyak 94 (48,5) dan terendah radio sebanyak 3 (1,5%).
tranpostasi umum yang digunakan keluarga didesa boludawa paling banyak kendaraan
ke sarana pelayanan kesehatan di desa boludawa paling banyak naik sepeda motor 131
No Kunjungi petugas
kesehata dari
puskesmas Jumlah Presentase
No
Jenis pelatihan Jumlah Presentase
1 Sistem 5 meja dalam posyandu 1 12,5%
2 Imunisasi 1 12,5%
3 Deteksi dini tumbuh kembang bayi 3 37,5%
dan balita
4 Senam lansia 1 12,5
5 Lain-lain 2 25%
Total 8 100%
(sumber : data primer 2021)
Tabel menunjukkan bahwa distribusi penduduk berdasarkan jenis kegiatan yang
pernah diikuti dimana kader kebanyakkan mengikuti kegiatan deteksi dini tumbuh
kembang bayi dan balita 3 (1.5%) sedangkan untuk sistem 5 meja dalam posyandu,
imunisasi, senam lansia 1 (0.5%)
2. Umur Kehamilan
3. Jarak Kehamilan
No. Jarak Kehamilan Jumlah Presentase
1. > 3 Tahun 4 44,5%
2. < 3 Tahun 5 55,5%
Total 9 100%
4. Mengalami Keguguran
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi penduduk berdasarkan ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan didapatkan 9 (4,6%) ibu hamil melakukan
pemeriksaan kehamilan.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa distribusi ibu hamil yang melakukan senam
hamil di Desa talulobutu selatan didapatkan ibu hamil yang melakukan senam hamil
yaitu sebanyak 5 (2,6%) ibu, dan yang tidak melakukan senam 4(2,1%)
b. Ibu meneteki
2. Ibu meneteki
c. Keluarga Berencana
1. Keberadaan pasangan usia subur
2. Akseptor kb
Tabel 3.144 menunjukan bahwa dari 60 pasangan usia subur, sebanyak 44 PUS
yang menjadi akseptor KB (73.3%), dan 16 PUS (26.6%) tidak menjadi akseptor KB.
Tabel menunjukan bahwa dari akseptor KB, jenis KB yang paling banyak
digunakan yaitu KB Suntik sebanyak 29 orang (65,9%), dan pil sebanyak 8 orang
(18.2%).
5. Tempat pelayanan kb
d. Penyebab Kematian
No. Penyebab Kematian Jumlah Presentase
1. .00 190 97,9
2 Penyakit 3 1,0
3 Infeksi 1 1,0
Total 194 100.0
Table diatas menunjukan bahwa pada distribusi bayi dan balita terdapat 3 bayi
(1,0%) kematian disebabkan penyakit dan 1 bayi (1,0%) disebabkan infeksi.
3.16 Bayi
a. BAYI
No. BAYI Jumlah Presentase
1. Ya 13 6.7
2 Tidak 181 93.3
Total 194 100.0
Tabel menunjukan bahwa dari 194 keluarga terdapat keluarga yang tidka memiliki
bayi sebanyak 181 keluarga (93.3%) dan yang memiliki bayi yaitu sebanyak 13 keluarga
(6.7%)
b. Kunjungan Ke posyandu
No. Kunjungan ke posyandu Jumlah Presentase
1 YA 13 100%
Total 13 100%
Tabel diatas menunjukan bahwa distribusi penduduk berdasarkan bayi yang melakukan
kunjungan posyandu diketahui bahwa 13 kelurga (6.7%) yang mengunjungi posyandu
c. Terdapat KMS
No. Terdapat KMS Jumlah Presentase
1. Ya 10 77%
2 Tidak 3 23%
Total 13 100%
Table diatas menunjukan bahwa distribusi penduduk berdasarkan bayi yang memiliki
KMS yaitu sebanyak 10 bayi dan yang tidak memiliki KMS sebanyak 3 bayi (1.5%).
d. Alasan tidak memiliki KMS
No. Alasan tidak memiliki KMS Jumlah Presentase
1 Tidak Di Beri Petugas 3 100%
Total 3 100%
Table diatas menunjukan bahwa distribusi penduduk berdasarkan alasan tidak memiliki
KMS yaitu tidak di beri petugas sebanyak 3 bayi (1.5%).
3.17 Balita
a. Balita
b. Kunjungan ke posyandu
d. Kepunyaan kms
f. Kelengkapan imunisasi
i. Jenis penyakit
1 Ispa 5 100%
Total 5 100%
Table diatas menunjukkkan bahwa distribusi penduduk berdasarkan jenis penyakit
yaitu ispa sebanyak 5 balita (2.6%).
j. Tindakan
c. Pola makan
f. Imunisasi booster
Tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi Penduduk anak yang sakit saat ini
dari 87 anak diketahui 4 (2.1%) tidak sakit, dan sebanyak 67 anak sakit (34.5%).
i. Jenis penyakit
j. Penanganan
Tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi cara penanganan ketika anak sakit
didapatkan sebnyak 4 (2.1%) anak di bawa ke puskesmas
Tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi Penyakit yang sering diderita oleh
anak dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, diketahui anak yang mengalami
batuk/pilek sebanyak 29 (14.9%) dan anak yang mengalami demam 15 (7.7%).
3.19 Remaja
a. Remaja
No. Remaja Jumlah Presentase
1 Ya 73 37.6
2 Tidak 121 62.4
Total 194 100.0
Tabel diatas menunjukan distribusi remaja dari 194 orang, didapatkan 121
(62,4%) remaja wanita dan 73 (37,6%) merupakan remaja laki-laki.
b. Menstruasi
b. Keluhan
c. Jenis Keluhan
3.21 MANULA
a. Manula
1 Ya 47 24.2%
Tabel Distribusi di atas menunjukkan bahwa Jumlah manula dari kepala keluarga yaitu
sebanyak 47 (24,2%) orang.
b. Usia Manula
1 65 - 70 Tahun 24 51,1%
2 70 Tahun 23 48,9%
Total 47 100%
1 Ya 33 70,2%
2 Tidak 14 29,8%
Total 47 100%
Tabel didapatkan bahwa distribusi manula yang menderita penyakit yaitu sebanyak 33
(17,0%).
d. Jenis Penyakit
1 Dm 5 15,1%
2 Reumatik 9 27,2%
3 Hipertensi 14 42,4%
5 Asma 1 3,2%
Total 33 100%
Total 33 100%
Tabel distribusi penanganan manula sakit dalam keluarga data terbanyak yakni lansia
pergi berobat ke pelayanan kesehatan sebanyak 24 (12,4%),diobati sendiri 8 (,1%) dan tidak
diobati sebanyak 1 (5 %)
1 Ya 27 57,4%
2 Tidak 20 42,6%
3 Total 47 100%
1 Pengajian 16 59,2%
2 Arisan 1 3,8%
3 Olahraga 6 22,2%
4 Lain-Lain 4 14,8%
Total 27 100%
Tabel Distribusi kegiatan pada kelompok manula terbanyak yakni pengajian sebanyak 16
(8,2%), dan olahraga sebanyak 6 (3,1%)
3 Lain-Lain 2 10%
Total 20 100%
Tabel Distribusi manula yang tidak mengikuti kelompok lansia yaitu alasan Geografi 3
(1,5%), tidak tahu manfaatnya 15 (7,7%) dan Lain-lain 2 (1,0%).
i. Posyandu manula
1 Ya 39 82,9%
2 Tidak 8 17,1%
Total 47 100%
1 Ya 23 48,9%
2 Tidak 24 51,1%
Total 47 100.0
Tabel Distribusi manula yang tidak memiliki KMS dalam keluarga yakni sebanyak 24
(12,4%).
4 Lain-Lain 1 4,1%
Total 24 100%
Tabel Distribusi alasan manula tidak memiliki KMS dalam keluarga yakni tidak tahu 15
(7,7%), tidak ada sarana 7 (3,6%), tidak perlu 1 (5%), lain-lain 1 (5%)
2 Tidak 30 63,9%
Total 47 100%
Tabel Distribusi keberadaan kader posyandu manula yang mengikuti sebanyak 17 (8,8%),
dan yang tidak mengikuti 30 (15,5%).
m. Keaktifan kader
1 Ya 14 82,3%
2 Tidak 3 17,7%
Total 17 100%
Tabel Distribusi kader posyandu manula aktif dalam keluarga didapatkan kader aktif
posyandu lansia yaitu sebanyak 14 (7,2%) dan yang tidak sebanyak 3 (1,5%).
1 Ya 36 76,5%
2 Tidak 11 23,5%
Total 47 100%
2 2x 4 8,5%
3 3x 6 12,7%
6 Lain-Lain 9 19,1%
7 7.00 1 2,4%
Total 47 100%
(Sumber Data primer 2021)
Tabel Distribusi frekuensi manula rutin memeriksa kesehatan dalam keluarga didapatkan
lansia yang memeriksa kesehatan sebanyk satu kali yakni 15 (7,7%).
p. Tempat kunjungan
1 Posyandu 14 29,7%
3 Puskesmas 21 44,6%
4 Dokter 5 10,6%
5 Lain-Lain 5 10,6%
Total 47 100%
1 Mandiri 40 85,1%
Total 47 100%
1 Merokok 4 50%
3 Lain-Lain 3 37,5%
Total 8 100%
Tabel Distribusi perilaku hidup yang tidak sehat pada manula didapatkan perilaku hidup
yang tidak sehat pada lansia yaitu merokok sebanyak 4 (2,1%), dan mengonsumsi hanya makanan
tertentu sebanyak 1 (5%) dan lain-lain 3 (1,5%)
s. Resiko tinggi manula
1 Ya 26 55,3%
2 Tidak 21 44,7%
Total 47 100%
Tabel Distribusi resiko tinggi pada manula didapatkan resiko tinggi pada manula yaitu
sebanyak 26 (13,4%), dan yang tidak beresiko sebanyak 21 (10,8%).
t. Jenis resiko tinggi
Total 26 100%
Tabel Distribusi jenis resiko tinggi pada manula didapatkan resiko tinggi pada manula
dengan penyakit yaitu sebanyak 18 (9,3%), dan manula umur >70 tahun hidup sendiri yang
beresiko sebanyakni 8 (4,1%).
5 Lain-Lain 1 2,3%
Total 47 100%
Tabel Distribusi bentuk bantuan/layanan apa yang dibutuhkan lansia didapatkan lansia
membutuhkan dana sehat sebanyak 4 (2,1%), pelayanan kesehatan gratis sebanyak 23 (11,9%),
penyuluhan kesehatan sebanyak 17 (8,8%), kelompok manula sebanyak 2 (1,0%) dan lain-lain
sebanyak 1 (5%).