Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

DOSEN PENGAMPU

Iwan Setiawan M.S.I

DISUSUN OLEH

Wardah Fauziyah

2210505048

PROGRAM STUDI D3 RADIOLOGI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan inayah-Nya sehingga saya Wardah fauziyah dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Makalah Iman Kepada Kitab-Kitab Allah”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Iwan
Setiawan M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Agama Islam
Kemuhammadiyahan yang telah memberikan tugas kepada saya.

Saya menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini jauh dari kata sempurna
baik dari segi peenyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat lah membantu saya dalam menyempurnakan
makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Demikian yang
dapat saya sampaikan, akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Wasalamu’alaikum wr wb.

Yogyakarta, 28 November 2022

Wardah Fauziyah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................4
1.4 Manfaat..................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................6

2.1 Pengertian Iman Kepada kitab-Kitab Allah.....................................6

2.2 Macam-Macam Kitab Allah...............................................................7

A. Kitab Taurat............................................................................................7

B. Kitab Zabur.............................................................................................8

C. Kitab Injil................................................................................................9

D. Kitab Al-Qur’an......................................................................................9

2.3 Mukjizat Al-Qur’an............................................................................10

2.4 Pendekatan Memahami Al-Qur’an...................................................11

2.5 Pengaruh Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah................................12

2.6 Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah...................................13

BAB III PENUTUP...................................................................................15

3.1 Kesimpulan...........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Iman kepada kitab- kitab Allah ialah rukun iman yang ketiga yang harus kita
tahu, yakini serta percayai. Yakin kepada kitab- kitab Allah SWT hukumnya
merupakan harus‘ ain ataupun harus untuk segala masyarakat muslim di segala
dunia. Dilihat dari penafsiran ataupun makna defenisi, kitab Allah SWT merupakan
kitab suci yang ialah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT lewat rasul- rasulnya
buat dijadikan pedoman hidup umat manusia selama masa. Orang yang mengingkari
dan tidak yakin kepada Al- quran diucap orang- orang murtad. Catatan kitab- kitab
Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya

1.Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS


2.Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty
3.Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani
4.Kitab Al- Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab

Kitab suci injil yang dikala ini dijadikan kitab suci oleh kalangan nasrani/
Kristen katolik serta protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada
nabi Isa AS semasa hidupnya buat kaumnya. Al- Quran tiba buat jadi penyempurna
segala kitab suci yang terdapat. Hingga dari itu kita wajib harus berpedoman kepada
kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah Swt kepada nabi serta rasul- Nya biar buat
mendapatakan kebahagiaan di dunia ataupun diakhirat. Oleh sebab itu di dalam
ulasan Makalah ini penulis cuma hendak mangulas permasalahan “Iman Kepada
Kitab- Kitab Allah Swt”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang ingin dibahas dalam makalah ini yakni:
1. Apa Penafsiran Iman Kepada Kitab- Kitab Allah SWT?
2. Bagaimana fungsi Iman Kepada Kitab- Kitab Allah Swt?
3. Bagaimana cara beriman kepada Kitab- kitab Allah Swt.?
4. Apa itu Al-Qur’an?
5. Apa itu ilmu pengetahuan?
6. Bagaimana hubungan Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Apa Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Swt.
2. Mengetahui macam-macam kitab Allah
3. Bagaimana fungsi Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
4. Mengetahui bagaimana cara beriman
5. Mengetahui apa itu Al-Quran

4
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam memahami
pengertian, macam-macam, fungsi, dan bagaimana cara Iman Kepada Kitab-Kitab
Allah

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab Allah


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia iman diartikan sebagai kepercayaan atau
keyakinan. Sedangkan kitab (jama’nya kutub) adalah bentuk mashdar dari kata ka-
ta-ba yang berarti menulis. Yang dimaksud kitab-kitab Allah dalam tulisan ini
adalah kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para nabi dan rasul-Nya.
Dengan demikian, maksud dari iman kepada kitab-kitab Allah adalah
mempercayai dan meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu yang
diturunkan oleh Allah kepada Nabi dan Rasul-Nya untuk menjadi pedoman hidup
bagi umat manusia.1
Iman kepada kitab yang diwahyukan oleh Allah merupakan salah satu fondasi
dalam ajaran islam. Kepercayaan ini merupakan salah satu dari enam rukun iman.
Bagi umat Islam kepercayaan (keimanan) kepada Al-Quran, pada saat yang
bersamaan juga mesti mempercayai kitab-kitab, otomatis menjadi pengingkaran
kepada Allah dan Rasulnya. Sebagaimana telah ditegaskan oleh Allah SWT:

ِ ‫ى َأنزَ َل ِمن قَ ْب ُل ۚ َو َمن يَ ْكفُرْ بِٱهَّلل‬ ِ َ‫ب ٱلَّ ِذى نَ َّز َل َعلَ ٰى َرسُولِ ِهۦ َو ْٱل ِك ٰت‬
ٓ ‫ب ٱلَّ ِذ‬ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا َءا ِمن‬
ِ َ‫وا بِٱهَّلل ِ َو َرسُولِ ِهۦ َو ْٱل ِك ٰت‬ َ
‫اًۢل‬ ٰ ٓ
‫ضلَ بَ ِعيدًا‬ َ ‫َو َم ٰلَِئ َكتِ ِهۦ َو ُكتُبِ ِهۦ َو ُر ُسلِ ِهۦ َو ْٱليَوْ ِم ٱلْ َءا ِخ ِر فَقَ ْد‬
َ ‫ض َّل‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan keppada Rasul-Nya, serta kitab
yang Allah turunkan sebelumny. Barangsiapa ynag kafir kepada Allah, malaikat-
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS.An-Nisa [4]: 136)
Mengingat pentingnya hal ini Rasulullah SAW. Bersabda, “Hendaknya engkau
beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari
Akhir dan hendaknya engkau beriman kepada qadar (takdir-Nya) yang baik maupun
yang buruk.” (HR. Muslim)
Dalam kaitan ini pula dalam Himpunan Purusan Tarjih Muhammadiyah
menegaskan sebagai berikut:
“Kita wajib percaya bahwa Allah telah menurunkan beberapa kitab kepada
rasul-rasul-Nya untuk memperbaiki manusia tentang urusan dunia dan agama
mereka. Di antara kitab itu, ialah Zabur kepada Nabi Daud, Taurat kepada Nabi
Musa, Injil kepada Nabi Isa, dan Al-Quran kepada Nabi Muhammad yang menjadi
penutup sekalian Nabi alaihimushalatu was salam. Dan bahwa Al-Quran adalah
firman Allah dan kitab terakhir yang diurunkan, yang memuat apa yang tidak
termuat pada lainnya, mengenai syarat, budi pekerti luhur dan kesempurnaan hukum.
1
Oka Gunawan dkk,/Aqidah/,(Jakarta Selatan:Uhamka Press,2011),hlm.153.

6
Oleh sebab itu, penegasan-penegasan di atas dapat menjadi pembeda setiap
orang untuk disebut beriman atau sebaliknya (kafir). Lebih dari sekedar percaya,
keyakinan kepada kitab-kitab menjadi pandangan dunia (world vieuw) untuk melihat
realitas semesta. Karena dalam pandangan Islam, mengetahui realitas semesta tidak
semata-mata dilakukan oleh panca indra, tapi juga dibimbing oleh kitab-kitab, yang
dalam pandangan Al-Quran, kitab-kitab itu adalah Zabur, Taurat, dan Injil. Allah
SWT. berfirman:
ِّ ‫ب بِ ۡال َحـ‬ ‫َكانَ النَّاسُ اُمةً وَّاح َدةً فَبع َ هّٰللا‬
‫اختَلَفُ ۡوا‬ ۡ ‫اس فِ ۡي َما‬ِ َّ‫ق لِيَ ۡح ُك َم بَ ۡينَ الن‬ َ ‫ث ُ النَّبِ ٖيّ َـن ُمبَ ِّش ِر ۡينَ َو ُم ۡن ِذ ِر ۡينَ ۖ َواَ ۡن َز َل َم َعهُ ُم ۡال ِك ٰت‬ ََ ِ َّ
ۡ ‫ت بَ ۡغيًا ۢ بَ ۡينَه ُۚمۡ‌ فَهَدَى هّٰللا ُ الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ ۡوا لِ َما‬
‫اختَلَفُ ۡوا فِ ۡي ِه‬ ُ ‫اختَلَفَ فِ ۡي ِه اِاَّل الَّ ِذ ۡينَ اُ ۡوتُ ۡوهُ ِم ۡۢن بَ ۡع ِد َما َجٓا َء ۡتهُ ُم ۡالبَيِّ ٰن‬ ۡ ‫فِ ۡي ِه ‌ؕ َو َما‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫ق بِا ِ ۡذنِ ٖه‌ ؕ َو ُ يَ ۡه ِد ۡى َم ۡن يَّ َشٓا ُء اِ ٰلى‬
‫ص َرا ٍط ُّم ۡستَقِ ۡي ٍم‬ ِّ ‫ِمنَ ۡال َحـ‬
Artinya: “ Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka
Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan
Bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia
tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu
melainkan orang yang telah didatangkan oleh mereka Kitab, yaitu setelah dating
kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka
sendiri. Maka Allah memberikan petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya kepada
jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah [2]: 213)

2.2 Macam-Macam Kitab Allah


A. Kitab Taurat
Kitab taurat adalah kitab yang diwahyukan kepada Nabi Musa pada sekitar abad
ke-12 SM didaerah Israil dan Mesir. Kitab Taurat ini diturunkan dalam Bahasa
Ibrani. Kata “Taurat” disebutkan dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 18 kali.2
Isi pokok ajarannya adalah sepuluh firman Allah (hukum) yang diturunkan Allah
kepada Nabi Musa dipuncak Gunung Thursina. Intisari dari pokok-pokok tersebut
adalah:
1. Ke`Memuliakan hari Sabtu
2. Menghormati ayah-ibu
3. Larangan membunuh sesama manusia3

2
Dr. H. Muhammad Amri, Lc. M. Ag dkk,/Aqidah Akhlak/,(Makasar:Semesta Aksara,2016)hlm.41.
3
Dr. H. Muhammad Amri, Lc. M. Ag dkk,/Aqidah Akhlak/,(Makasar:Semesta Aksara,2016)hlm.43.

7
4. Larangan berbuat zina
5. Larangan mencuri
6. Larangan menjadi saksi palsu
7. Larangan keinginan memiliki atau menguasai hak orang lain
Itulah isi-isi pokok dari ajaran Taurat yang asli, namun kitab Taurat yang
sekarang beredar dikalangan bangsa Yahudi tidak murni lagi, dan banyak perubahan.
Para ulama sepakat bahwa tidak ada lagi Taurat yang beredar sekarang merupakan
karangan orang Yahudi pada masa dan waktu yang berkelinan.
Jadi, pada masa Nabi Musa a.s bangsa Yahudi masih beriman dan mereka pun
mengetahuinya dan percaya bahwa akan ada Nabi yang diturunkan oleh Allah pada
akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad saw., serta tanda-tandanya dari kitab Taurat.
Akan tetapi, setelah Nabi Musa wafat, mereka menguah isi Taurat dan banyak
diantaranya menjadi kafir lagi.
B. Kitab Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud a.s. seorang raja bangsa Israil di
Kan’an, sekitar abad ke-10 SM. Kitab zabur berisi mazmur (nyanyian pujian kepada
Tuhan) yang melukiskan tentang nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada Nabi
Daud dan tentang syariat dan hukum Nabi Daud mengikuti apa yang dibawa oleh
Nabi Musa dalam Kitab Taurat.
Isi pokok Kitab Zabur antara lain, mazmur 146: “Besarkan olehmu akan Allah.
Hai jiwaku pujilah Allah. Maka aku akan memuji Allah seumur hidupku dan aku kan
menyayikan pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada. Janganlah kamu
percaya kepada raja-raja atau anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu
hilanglah segala daya upayanya. Maka berbahagialah orang yang memperoleh
Ya’kub sebagai penolongnya dan yang menaruh harapan kepada tuhan Allah. Yang
menjadikan langit, bumi, dan laut serta segala isinya, dan menaruh setia sampai
selamanya. Yang membela orang teraniaya sampai memberi makan orang yang
lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang yang terpenjara. Dan Allah membukakan
mata orang yang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk dan Allah mengasihi
orang yang benar. Maka Allah memelihara orang dagang serta ditetapkannya anak
yatim dan perempuan bujang, tetapi jalan orang jahat itu dibalikkannya. Allah akan
berkerajaan kelak sampai selama-selamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman-
berzaman.

8
C. Kitab Injil
Kitab Injil diturunkan Allah swt., kepada Nabi Isa a.s pada permulaan abad
pertama di Yerusalem. Kata Injil ini berasal dari Bahasa Ibrani yang artinya kabar
gembira, maksudnya berita akan datangnya utusan allah, Muhammad saw., untuk
seluruh alam.
Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu
perintah-perintah Allah swt., kepada umat manusia untuk memahasucikan Allah
serta melarang menyekutukan-Nya dengan benda atau makhluk lainnya. Di samping
itu, dimuat keterangan-nketerangan bahwa diakhir zaman akan datang seorang nabi
terakhir (Nabi Muhammad). Adapun Injil yang sekarang beredar, didunia hanyalah
karangan-karangan manusia. Injil ini dienal dengan Injil Matius, Injil Markus, Injil
Lukas, dan Injil Yohanes. Dalam keempat Injil tersebut banyak sekali terdapat
perbedaan pendapat, dan saling bertentangan satu sama lainnya. Menurut para ahli,
Injil tersebut memuat tulisan dan catatan tentang kehidupan Nabi Isa a.s. dan
kepercayaan yang ada di dalamnya merupakan hasil pemikiran Paulus dan bukan
pendapat orang-orang Hawari (pengikutpengikut Nabi Isa).
Ada juga yang dinamakan Injil Barnabas karangan Barnaba. Kitab Injil Barnaba
dipandang ulama lebih sesuai dengan ajaran tauhid, tetapi Injil Barnabas ini tidak
dipergunakan oleh orang-orang Kristen (Nashrani). Oleh karena itu, Injil yang wajib
diyakini oleh umat muslim adalah Injil yang asli yang diturunkan kepada Nabi Isa
a.s., bukan Injil-Injil yang beredar saat ini.
D. Kitab Al-Quran
Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
saw., untuk disampaikan kepada umat manusia diseluruh dunia. Sementara itu, bila
kita yakini bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul terakhir, Al-Qur’an harus diakui
pula sebagai kitab suci terakhir yang diturunkan Allah kepada umat manusia.
Kandungan pokok Al-Qur’an menurut ulama Al-Azhar,Prof. Mahmud Syaltut,
adalah:
1. Akidah
2. Akhlak
3. Dorongan atau bimbingan akan hikmah-hikmah alami
4. Kisah-kisah umat terdahulu
5. Janji baik serta ancaman buruk yang datang dari Allah
9
6. Hukum-hukum ibadah dan muamalah

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi secara berangsur-angsur selama 23 tahun,


yang terbagi dalam dua periode: Periode Mekah, yakni ayat-ayat dan surat-surat
yang diturunkan di Mekah yang lazimnya berisi akidah, dan dinamakan surat
Makiyyah, dan Periode Madinah, yakni ayat-ayat dan surat-surat yang diturunkan di
Madinah yang lazimnya berisi syari’at sehubungan sosial (mu’amalah) dan
pembinaan masyarakat Islam, yang kemudian dikenal sebagai surat Madaniyyah.

Sebagai pedoman hidup dan petunjuk yang datang dari Allah, Al-Qur’an
harus dijadikan pegangan dalam semua aspek kehidupan kaum muslimin. Artinya,
hanya Al-Qur’anlah pedoman hidup mereka. Menjadikan petunjuk lain selain Al-
Qur’an yang datang dari Allah itu, niscaya akan membawa mereka pada
kesengsaraan dan penderitaan.

2.3 Mukjizat Al-Quran

Kata mukjizat terrivasi dari kata a‟jaza‟jaza-i‟jaz yang memiliki arti membuat
seseorang atau sesuatu menjadi lemah dan tidak berdaya apapun. Sedangkan
menurut Hasan Dhiyauddin, kata mukjizat merupakan isim fa‟il (pelaku pekerjaan)
yang berderivasi dari kata al‟ajzu yang berarti antonim dari mampu (al-qudrah),
sehingga diartikan sebagai sesuatu yang melemahkan penentangnya ketika terdapat
sebuah tantangan, dan huruf ha‟ pada kata mukjizat dalam bahasa arab diartikan
mubalaghah (superlatif).111 Pada kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan
mukjizat berarti periristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal
manusia.4

Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama islam antara lain adalah suatu hal atau
peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku nabi, sebagai bukti
kenabiannya yang ditantangkan kepada yang ragu, untuk melakukan atau
mendatangkan hal serupa, namun mereka tidak mampu melauyani tantangan itu.

Dalam Kamus al-Mu‟jam al-Washith, mukjizat diartikan:

َ‫ث تاتذا لٌثىت‬


ٍ ً ‫َظهز هلال ًل َذ‬
ٍ ‫هز خارق للعادج‬

4
Dr. Nurdin, M.Ag,/Ullumul Qur’an/,(Banda Aceh: CV. Bravo,2019),hlm.56.

10
artinya: “Sesuatu (hal atau urusan) yang menyalahi adat kebiasaan yang
ditampakkan Allah diatas kekuasaan seorang nabi untuk memperkuat
kenabiannya.”

Imam Jalaluddin al-Sayuti menjelaskan bahwa mukjizat itu adalah:

‫ سالن هي الوعارضح‬,‫ همزوى تالتحذي‬,‫هز خارق للعادج‬

artinya: “Suatu hal atau peristiwa luar biasa yang disertai tantangan dan selamat
(tidak ada yang sanggup) menjawab tantangan tersebut.”

Maka mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar akal manusia yang tidak


dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh para rasul yang diberikan
oleh Allah SWT kepada para rasul-Nya. Sedangkan apabila ada seseorang yang
memilki sesuatu yang luar bisa itu tidak bisa dikatakan sebagai mukjizat melainkan
karomah. Al-Quran menantang orang-orang Arab, mereka tidak kuasa melawan
meskipun mereka merupakan orang-orang yang fasih, hal ini tiada lain karena Al-
Quran adalah mukjizat.

Terdapat beberapa pengertian mukjizat yang dikemukan oleh Ulama. Imam Al-
Jurjani dalam kitab ta‟rifat mendefinisikan mukjizat dengan perkara yang terjadi di
luar adat kebiasaan yang mengajak kepada kebaikan dan kebahagian dengan
disandarkan kepada pengakuan kenabian orang Nabi yaitu bertujuan untuk
menampakkan kebenaran orang yang mengaku-ngaku dirinya sebagai utusan dari
Allah SWT.113 Definisi mukjizat lain diungkapkan oleh Fakhruddin Al-Razi,
Mukjizat biasanya diartikan sebagai perkara ajaib.

2.4 Pendekatan Memahami Al-Quran

Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam yang didalamnya termuat ajaran
dan petunjuk tentang akidah, hukum, ibadah, dan akhlak. Intinya al-Quran
mengandung petunjuk tentang jalan hidup manusia kepada kebahagiaan dan
kesejahteraan. Untuk memahami al-Qur’an dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan, antara lain:5

1. Memahami Al-Quran sesuai dengan konteks ruang dan waktu

5
AJAHARI, M. AG,/ ULUMUL QUR’AN (ILMU-ILMU ALQUR'AN)/,(Yogyakarta: Aswaja
Pressindo, 2018),hlm.16.

11
Pada umumnya, Al-Quran dipahami sebagai rekaman otentik wahyu
Allah yang disampaikan kepada malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW
dalam rentang waktu selama 23 tahun. Bentuk al-Quran yang tersusun sampai
sekarang ini susunannya tidak secara sistematis-kronologis. Al-Quran memiliki
konteks dalam ruang dan waktu dan Al-Quran merespon ruang dan waktu
tersebut sehingga jika dikaitkan dengan bagaimana untuk memahaminya
seharusnya dibaca dan dimengerti terlebih dahulu dalam ruang waktu dan
pewahyuannya, baik secara kronologis dan historis.
2. Al-Quran harus ditempatkan secara kesejarahan
Al-Quran harus ditempatkan dalam konteksnya. Karena Al-Quran
merupakan respons terhadap situasi yang dihadapi Nabi dari waktu ke waktu.
Jadi misalnya ada nama-nama historis yang muncul Abu Lahab, Zaid dan lain-
lain. Ada juga peristiwa historis yang dirujuk Al-Qur’an seperti perang Badar
dan lain-lain, maka untuk memahami Al-Quran perlu memahami latar
kesejarahannya.
Dalam memahami Al-Quran diperlukan adanya pendekatan atau
metodologi diantaranya harus memahami dalam konteks kesejarahan,
kronologisnya termasuk memahami dalam konteks sastranya dan bagian-bagian
dalam Al-Quran saling menjelaskan.
Untuk bisa memahami al-Qur’an dengan baik, ada beberapa pendekatan
lainnya yang bisa kita lakukan.
a. Memahami Al-Quran dengan Al-Quran
b. Memahami Al-Quran dengan Hadis
c. Memahami Al-Quran dengan Asbabul nuzul
d. Memahami Al-Quran dengan Qaul sahabat
e. Memahami Al-Quran dengan Ijma’Ulama
f. Memahami al-Quran dengan Tafsir ‘ulama
2.5 Pengaruh Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab memiliki pengaruh yang banyak,
diantaranya:

1. Mengetahui tentang perhatian Allah terhadap hamba-hambaNya, juga


kesempurnaan rahmatNya, dimana Ia menurunkan kepada setiap kaum sebuah kitab

12
sebagai petunjuk bagi mereka, agar mereka bisa mencapai kebahagiaan didunia
maupun di akhirat.

2. Mengetahui hikmah Allah subhanahu wata' ala dalam syari' atNya

‫ۚ لِ ُك ٍّل َج َع ْلنَا ِمن ُك ْم ِشرْ َعةً َو ِم ْنهَاجًا‬

"Untuk tiap-tiap umat diantara kamu Kami berikan aturan dan jalan yang terang.
"(Al-Ma 'idah ":48).

3. Bersyukur kepada Allah terhadap diturunkannya kitab-kitab tersebut. Sebab


kitab-kitab itu adalah cahaya dan petunjuk di dunia maupun di akhirat. Karena itu
kita wajib bersyukur kepada Allah atas nikmat yang agung ini.6

2.6 Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah

Kewajiban mengimani kitab-kitab Allah mengandung beberapa hikmah berikut:

1. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Allah SWT. yang telah mengutus
para rasul kepada manusia untuk menyampaikan kebenaran melalui kitab-
kitabnya. Kitab suci yang diturunkan itu menjadi pedoman dan tuntunan dalam
menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Tanpa kitab-kitab itu, manusia akan
menjalani hidup tanpa tujuan yang pasti.
2. Mencegah perselisihan di antara sesama manusia. Berbagai masalah seringkali
dihadapi oleh manusia. Namun karena keterbatasan manusia seringkali masalah
itu tidak terselesaikan. Nah kitab-kitab suci hadir untuk memberi kepastian
penyelesaian. QS.Yunus [9]: 19. “Manusia dahulunya hanyalah satu umat,
kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah
ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka
tentang apa yang mereka perselisihkan itu.”
3. Manusia menjadi lebih bersyukur kepada Allah karena perhatian-Nya kepada
manusia yang telah memberi kitab-kitab sebagai panduan hidup (untuk
memahami hakikat dan tujuan hidup). Meski manusia tidak memintanya, Allah
telah memberi panduan itu; Allah memberi apa yang dibutuhkan oleh manusia,

6
DR. ABDUL AZIZ BIN MUHAMMAD ALUABD. LATHIF,/Tauhid/,(Jakarta: DIREKTORAT PERCETAKAN
DAN PENERBITti,N DEPARTEMEN AGAMA SAUDI ARABIA,1998), hlm. 131.

13
tapi seringkali manusia tidak menyadari hal ini. Hanya orang yang
memahamilah yang mensyukuri hadirnya kitab-kitab itu.7
4. Beriman kepada kita-kitab Allah menuntun seseorang untuk hidup dengan
teratur dan berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan seluruh perintah Allah
dan meninggalkan larangan-Nya sebagaimana yang tercantum dalam kitab-
kitab.

7
Oka Gunawan dkk,/Aqidah/,(Jakarta Selatan:Uhamka Press,2011),hlm.126.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
A. Pengertian
Iman kepada kitab yang diwahyukan oleh Allah merupakan salah satu fondasi
dalam ajaran islam. Kepercayaan ini merupakan salah satu dari enam rukun iman.
Bagi umat Islam kepercayaan (keimanan) kepada Al-Quran, pada saat yang
bersamaan juga mesti mempercayai kitab-kitab, otomatis menjadi pengingkaran
kepada Allah dan Rasulnya.
B. Macam-Macam Kitab Allah
1. Kitab Taurat, adalah kitab yang diwahyukan kepada Nabi Musa pada sekitar abad
ke-12 SM didaerah Israil dan Mesir.
2. Kitab Zabur, adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s. seorang raja
bangsa Israil di Kan’an, sekitar abad ke-10 SM.
3. Kitab Injil, adalah kitab yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Isa a.s pada
permulaan abad pertama di Yerusalem.
4. Kitab Al-Quran, adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
saw., untuk disampaikan kepada umat manusia diseluruh dunia. Al-Qur’an
diturunkan kepada Nabi secara berangsur-angsur selama 23 tahun, yang terbagi
dalam dua periode, yaitu Periode Mekah dan Periode Madinah
C. Mukjizat Al-Quran
Pada kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan mukjizat berarti
periristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Maka
mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar akal manusia yang tidak dimiliki oleh
siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh para rasul yang diberikan oleh Allah
SWT kepada para rasul-Nya.
D. Pendekatan Memahami Al-Quran
Untuk memahami al-Qur’an dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu
memahami Al-Quran sesuai dengan konteks ruang dan waktu dan Al-Quran harus
ditempatkan secara kesejarahan.
E. Pengaruh Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah

15
Beriman kepada kitab-kitab memiliki pengaruh yang banyak, diantaranya
mengetahui tentang perhatian Allah terhadap hamba-hambaNya, mengetahui hikmah
Allah subhanahu wata' ala dalam syari' atNya, dan Bersyukur kepada Allah terhadap
diturunkannya kitab-kitab tersebut. Sebab kitab-kitab itu adalah cahaya dan petunjuk
di dunia maupun di akhirat. Karena itu kita wajib bersyukur kepada Allah atas
nikmat yang agung ini.
F. Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Sebagai manusia kita wajib beriman kepada kitab-kitab karena mengandung
beberapa hikmah yang bermanfaat, yaitu: meningkatkan keimanan kepada Allah
SWT, mencegah perselisihan di antara sesama manusia, manusia menjadi lebih
bersyukur kepada Allah karena perhatian-Nya kepada manusia yang telah memberi
kitab-kitab sebagai panduan hidup (untuk memahami hakikat dan tujuan hidup), dan
beriman kepada kita-kitab Allah menuntun seseorang untuk hidup dengan teratur dan
berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan seluruh perintah Allah dan
meninggalkan larangan-Nya sebagaimana yang tercantum dalam kitab-kitab.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, A. (1998). Tauhid. Jakarta: Dapartemen Agama Saudi Arabia.

Ajahari. (2018). Ulumul Qur'an(Ilmu-Ilmu Al-Quran). Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Asmiadi. (2019). Ulumul Quran. Banda Aceh: CV. Bravo.

Gunawan Oka, d. (2011). Aqidah Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: UHAMKA PRESS.

Muhammad, A. (2018). Aqidah Akhlak. Makassar: Semesta Aksara.

17

Anda mungkin juga menyukai