Anda di halaman 1dari 2

Apa itu cassava bag?

Cassava bag is a type of biodegradable bag made from cassava starch. It is an environmentally
friendly alternative to traditional plastic bags, as it decomposes naturally and does not contribute to
plastic pollution. These bags are designed to be strong and durable for everyday use, but they will
biodegrade over time, reducing their impact on the environment.

Kenapa cassava bag atau bioplastic ini dibuat?


Cassava bag atau bioplastik dibuat sebagai upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari
penggunaan plastik konvensional. Bioplastik ini dibuat dari bahan baku biomassa yang tersedia dan
didukung oleh banyak pabrik plastik untuk mendukung industri hilir. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Narissara Kaewphan dan Shabbir H. Gheewala yang berjudul "Evaluasi Gas Rumah
Kaca dan Peluang Pasar Bioplastik", Badan Inovasi Nasional (NIA) Thailand juga menyebutkan
target pilot plant bioplastik berkapasitas 10.000 ton per tahun pada tahun 2015 . Dengan demikian,
pembuatan bioplastik ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan
dari penggunaan plastik konvensional.
Mengganti kantong plastik dengan bioplastik lebih bermanfaat melalui pengurangan konsumsi bahan
bakar fosil dan kemampuannya untuk terurai selama fase pembuangan. Salah satu alasan utama
perhatian terhadap bioplastik di Thailand adalah karena Thailand merupakan negara agraris dengan
sumber daya biomassa yang melimpah. Dengan demikian, promosi bioplastik akan mendorong
penggunaan sumber daya pertanian lokal sehingga mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
impor dan juga meningkatkan harga singkong.
Kantong singkong menawarkan solusi berkelanjutan terhadap masalah sampah plastik. Karena terbuat
dari tepung singkong, bahan ini dapat terurai secara hayati dan dapat terurai secara alami seiring
berjalannya waktu, sehingga mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Hal ini menjadikannya
alternatif ideal pengganti kantong plastik tradisional, yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk
terurai. Dengan menggunakan kantong singkong, kita dapat mengurangi jumlah sampah plastik di
lingkungan kita dan meminimalkan dampak negatif pencemaran plastik terhadap ekosistem dan satwa
liar. Selain itu, produksi kantong singkong memerlukan lebih sedikit energi dan mengeluarkan lebih
sedikit gas rumah kaca dibandingkan kantong plastik tradisional, sehingga mengurangi dampak
lingkungan. Selain itu, kantong singkong memberikan peluang untuk mendukung praktik pertanian
berkelanjutan, karena singkong merupakan tanaman yang banyak tersedia di banyak daerah. Dengan
memanfaatkan singkong sebagai bahan baku kantong plastik biodegradable, permintaan singkong
dapat menciptakan peluang ekonomi bagi petani dan mendorong praktik pertanian berkelanjutan.

Bagaimana cara pembuatan kantong singkong?


Berdasarkan penelitian yang dilakukan "Pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap karakteristik
komposit plastik biodegradable dari pati kulit singkong dan kitosan."
Untuk membuat kantong singkong, langkah-langkahnya meliputi pencampuran tepung singkong dan
tepung kulit singkong dengan air suling, pemanasan pada suhu tertentu untuk membentuk suspensi
pati, pembentukan gel pati, pembentukan gel kitosan, pencampuran gel pati, gel kitosan, dan gliserol
untuk membentuk gel plastik biodegradable, dan akhirnya pengecoran gel tersebut ke dalam cetakan
dan pengeringan pada suhu dan waktu yang optimal. Proses ini telah dioptimalkan menggunakan
Desain Central Composite Design (CCD) dalam Response Surface Methodology (RSM) dengan suhu
pengeringan (X1) dan waktu pengeringan (X2) sebagai variabel, dan hasil penelitian menunjukkan
bahwa kondisi proses optimum adalah pada suhu pengeringan 57,79° C dan lama pengeringan 5 jam.
Persiapan pembuatan plastik biodegradable mengikuti prosedur yang dijelaskan oleh Pulungan dkk
pada penelitian yang berjudul “Optimisation on the production of biodegradable plastic from starch
and cassava peel flour using response surface methodology”. Kitosan 2% (b/v) dicampur dengan 50
ml asam asetat 1% kemudian diaduk dengan spatula pada suhu 100°C selama 15 menit hingga
diperoleh gel kitosan. Sekitar 60% tepung singkong dan 40% tepung kulit singkong dicampur dengan
100 mL air suling dan diaduk secara manual pada suhu 65°C selama 30 menit untuk menghasilkan
suspensi pati. Suspensi pati diaduk dan dipanaskan pada suhu 65°C selama 5 menit hingga
membentuk gel. Gel kitosan, gel pati, dan gliserol 3% (v/v) dicampur sambil dipanaskan pada suhu
65°C dan diaduk dengan spatula selama 10 menit hingga membentuk gel plastik biodegradable.
Sekitar 150ml Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembuatan plastik biodegradable,
antara lain suhu pengeringan dan waktu pengeringan [5-8]. Jika suhu pengeringan terlalu tinggi atau
waktu pengeringan terlalu lama, partikel bioplastik dapat mengalami perubahan struktur fisikokimia
menjadi lebih rapat dan homogen. Hal ini menghambat mikroorganisme untuk menguraikan partikel
penyusun plastik. Gel plastik biodegradable dicetak dalam teflon dengan ukuran 17 x 27 cm. Sampel
dikeringkan dalam oven sesuai desain percobaan.

Hasil uji biodegradasi ditunjukkan pada grafik dibawah ini yang menunjukkan penurunan massa
plastik biodegradable sebesar 58,30% selama periode 12 hari. Uji biodegradabilitas yang diperpanjang
hingga 30 hari tidak berdampak pada pengurangan massa karena terbatasnya ketersediaan unsur hara.
Penelitian sebelumnya telah melaporkan bahwa pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh kurangnya
nutrisi yang tersedia bagi mikroba sehingga menyebabkan mikroba mati. Lebih lanjut, penurunan
massa pada bioplastik menandakan telah terjadi proses biodegradasi, dimana semakin besar
pengurangan massa berarti semakin cepat degradasi plastik biodegradable.

Anda mungkin juga menyukai