Proposal Tak Napza Fix
Proposal Tak Napza Fix
A. Topik
Pencegahan Penyalahgunaan Napza
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota kelompok,
berkomunikasi, mampu berinteraksi maupun berespon terhadap stimulasi yang
diberikan
2. Tujuan Khusus
Sesi 1
a. Klien dapat meningkatkan harga diri
b. Klien dapat berpikir positif terhadap dirinya
Sesi 2
a. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
b. Klien dapat membuat rencana masa depan yang realistis
C. Landasan Teori
Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya
(Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks,
kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang
Kedokteran, sebagian besar golongan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) masih bermanfaat bagi pengobatan, namun bila disalahgunakan atau
digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan terlebih lagi bila
disertai peredaran dijalur ilegal, akan berakibat sangat merugikan bagi individu
1. Pengertian Napza
kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat
2. Jenis-jenis Napza
a. Narkotika
Yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
ketergantungan.
1) Narkotika golongan I
2) Narkotika golongan II
Contoh : kodein
b. Psikotropika
Yaitu zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf dan
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
bagi menjadi :
1) Psikotropika golongan I
2) Psikotropika golongan II
4) Psikotropika golongan IV
zeposide dl.
Yaitu zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang
2) Inhalansia atau solven yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang
4) Kafein pada kopi, minuman penambah energi dan obat sakit kepala
tertentu.
1) Ganja
khayal.
7) PCP (fensiklidin)
10) Kafein terdapat dalam kopi, berbagai jenis obat penghilang rasa sakit atau
3. Penyebab
a. Faktor individual
kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu, pendiam dan
sebagainya.
b. Faktor Lingkungan
seperti komunikasi orang tua dan anak kurang baik, orang tua yang bercerai,
kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, acuh, orang tua otoriter dan
sebagainya.
4. Gejala Klinis Penyalahgunaan Napza
a. Perubahan Fisik
(cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif. Bila terjadi kelebihan
dosis (Overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba
hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi,
sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas
kerja. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa
bertemu dengan anggota keluarga yang lain. Sering mendapat telpon dan
didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain. Sering
berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan, tapi tidak jelas
c. Ketergantungan
e. Kematian
menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini,
agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi
dengan baik.
anak.
a. Pasal 111
(empat) tahundan paling lama 12 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp
b. Pasal 118
dengan pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 ( delapan ratus juta rupiah) dan
c. pasal 123
III, dipidana dengan penjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 7 tahun dan
pidana denda R 400.000.000,00 ( empat ratus juta rupiah) dan paling banyak
d. Pasal 128
Orang tua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 bulan atau pidana denda paling
e. Pasal 134
Pecandu narkotika yang sudah cukup umur dan dengan sengaja sebagai
mana yang dimaksud dalam pasal 55 ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 6 bulan atau pidana denda Rp 2.000.000,00 ( dua juta rupiah).
D. Klien
1. Kriteria
a. Klien yang sehat fisik
b. Klien dengan harga diri rendah kronis
c. Klien yang memiliki perasaan negatif pada dirinya
d. Klien dengan resiko perilaku kekerasan
2. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi klien sehari- hari
b. Berdasarkan informasi dan diskusi dengan perawat ruangan mengenai
perilaku klien sehari- hari
c. Hasil diskusi kelompok
d. Berdasarkan asuhan keperawatan
e. Adanya kesepakatan dengan klien
E. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari/ tanggal : Kamis, 28 Januari 2021
b. Jam : 09. 00 – 10. 00
c. Acara
1) Pembukaan
2) Perkenalan Pada Klien
3) Perkenalan TAK
4) Penutup
d. Tempat : RSKD PROVINSI SUL-SEL
e. Jumlah pasien : 6 Pasien
2. Tim Terapis
a. Leader
Tugas Leader:
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Memimpin jalannya terapi kelompok.
3) Memimpin diskusi.
4) Kontrak waktu
a) Menyimpulkan hasil kegiatan
b) Menutup acara
b. Co Leader
Tugas Co Leader :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas.
c. fasilitator
Tugas fasilitator
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2) Memotivasi anggota dalm ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3) Mengatur posisi kelompok dalm lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6) Bertanggung jawab terhadap program antisispasi masalah.
d. Observer
Tugas observer :
1) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
2) Mendampingi peserta TAK
3) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Anggota
Tugas Anggota :
1) Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
CO LEADER LEADER
PASIEN PASIEN
PASIEN PASIEN
FASILITATOR FASILITATOR
F. Pembagian Tugas
Leader : Nilasari Deby
Co Leader : Irmasari Sa’buaran
Observer : Trisky Lidyana
Fasilitator : Iska
Sesi 1
Stimulasi persepsi : Pencegahan Penyalahgunaan Napza
Mencegah Keinginan untuk Perilaku Kekerasan
Tujuan :
1. Klien dapat mengendalikan saat ada keinginan atau dorongan untuk perilaku
kekerasan
2. Klien dapat mengekspresikan perasaannya
Setting :
Alat
Metode
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK sesi 2 stimulasi persepsi : pencegahan Resiko Perilaku Kekerasan, kemampuan
klien yang diharapkan adalah mampu menceritakan kembali cara mencegah bila ada
keinginan perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki oleh klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi , TAK stimulasi persepsi
pencegahan keinginan untuk perilaku kekerasan. Klien mampu menuliskancara
mengalihkan bila keinginan bunuh diri muncul dan tingkatkan reinforcement (pujian).
Sesi 2
Tujuan
Setting
Alat
Metode
1. Diskusi
2. Permainan
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri,
harga diri rendah.
b. Membuat kontrak dengan kien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis ( pakai papan nama).
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien ( beri papan nama )
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal positif
diri sendiri.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut.
a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
b. Lama kegiatan 45 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri : nama lengkap dan nama panggilan serta
memakai papan nama.
b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien.
c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan.
d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien.
e. Terapis membagikan kertas yang kedua.
f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri,
kemampuan yang dimiliki, kegiatan yang biasanya dilakukan di rumah dan
dirumah sakit.
g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara
bergiliran sampai semua klien mendapat giliran.
h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut.
Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis.
c. Kontrak yang akan dating.
1. menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri yang
dapat diterapkan dirumah sakit dan dirumah.
2. Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi presepsi: harga diri rendah sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan
adalah menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan dan aspek positif
(kemampuan) yang dimiliki. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 2
Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan dan hal positif diri sendiri
No. Nama klien Menulis pengalaman yang Menulis hal positif diri
tidak menyenangkan sendiri
1
2
3
4
5
6
7
8
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang tidak
menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda cek jika klien mampu dan
tanda silang jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperaawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi harga
diri rendah. Klien mampu menuliskan tiga hal pengalaman yang tidak menyenangkan,
mengalami kesulitan menyebutkan hal positif diri.Anjurkan klien menulis kemampuan
dan hal positif dirinya dan tingkatkan rinforcement (pujian).
Sesi 3
Tujuan :
Setting
Alat
Metode
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapiutik.
1. Salam dari terapis kepada klien.
2. Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan TAK
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut :
a. Jika ada kien yang meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
b. Lama kegiatan30 menit.
c. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis membagikan kertas HVS dan spidol, masing-masing satu buah untuk
setiap klien
b. Terapis meminta klien menuliskan siapa orang yang paling disayangi dan
dicintai
c. Terapis meminta klien memilih dari salah satu orang yang dicintai, siapa yang
paling dekat dan paling dipercaya oleh klien
d. Terapis menjelaskan pentingnya koping yang adaptif dan menganjurkan klien
untuk berbagi masalah kepada orang yang paling dekat dan dipercaya agar
klien tidak merasa tertekan dan terbebani
e. Terapis menjelaskan pentingnya memiliki tujuan hidup (masa depan) agar
bersemangat berusaha mewujudkan dan optimistis
f. Terapis meminta klien menuliskan masing-masing tujuan hidup (masa depan)
klien di kertas yang telah dibagikan.
g. Terapis meminta klien untuk membacakan tujuan hidup (masa depan) yang
telah ditulisnya secara bergantian
h. Terapis memberikan pujian dan mengajak tepuk tangan klien lain jika satu
orang klien telah selesai membacakan.
i. Terapis meminta klien melihat lagi tujuan hidupnya (masa depannya),
mencoret tujuan yang sulit (tidak mungkin) dicapai.
j. Terapis meminta klien membaca ulang tujuan hidup (masa depan) yang
benar-benar realistis ( seperti langkah d).
k. Terapis memberikan pujian kepada klien setiap selesai membacakan tujuan
hidupnya.
4. Tahap terminasi.
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian kepada kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk menyimpan kertas tersebut dan menuliskan lagi\
tujuan hidup yang mungkin masih ada dan pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan bersama orang yang dicintai dan membacanya kembali agar bisa
menggunakan mekanisme koping yang adaptif
c. Kontrak yang akan dating
1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang,
2) Menyepakati waktu dan tempat untuk TAK
Evaluasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama.
2. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh : klien mengikuti sesi 4, TAK stimulasi persepsi :
Menggunakan Mekanisme Koping yang Adaptif. Misalnya : Klien mampu berbagi
masalah dengan keluarga. Anjurkan dan jadwalkan agar klien melakukannya serta berikan
pujian.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti.Jakarta: Erlangga.