Anda di halaman 1dari 47
DAFTAR ISI Halaman judul Luar... judul Dalam. LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI. : bab 1424 4,4,8 PENODAHULUANV A. Pengertian dan Ruanglingkup Objek PHL... (8) Tujuan Mempelajari PH oon. (C)seiarah Tata Hukum Indonesia. D. Politik Hukum Indonesia... DAFTAR PUSTAKA Im SUMBER-SUMBER HUKUM POSITIF DAN PEMBEDAAN. e JENIS-JENIS HUKUM (&) Sumber-Sumber Hukum Positif, 8. Pembagian Jenis-Jenis Hukum.. DAFTAR PUSTAKA, | IIT. ASAS-ASAS POKOK HUKUM PERDATA NE Pengertian dan Sifat Kaidah Hukum Perdata Sejarah Hukum Perdata Indonesia... Hukum Tentang Perorangan (Personen recht) . Hukum Tentang Keluarga (Familyrecht)... . HUkum Tentang Kebendaan (Van Zakenrecht) 7 mon > . Hukum Tentang Perikatan (Van Verbentinissen)...... G. Hukum Tentang Kewarisan H. Hukum Tentang Pembuktian dan Daluwarsa, DAFTAR PUSTAKA, wun 23 24 27 32 42 45 48 SO S| IV.) ASAS-ASAS POKOK HUKUM PIDANA A. Pengertian, Sifat dan Ruanglingkup Hukum Pidana.. 55 B. Sejarah, Sistimatika Isi KUHP dan Sanksi Pidananya..... 61 C. Asas-Asas Berlakunya Hukum Pidana.. 67 D. Tindak Pidana dan Unsur-Unsurnya.... 81 E. Teori dan Tujuan Pemidanaan..... 85 DAFTAR PUSTAKA VW. ASAS-ASAS POKOK HUKUM TATA NEGARA A. Pengertian dan Sumber-Sumber HTN... Gowns 5889 8. Sistem Pemerintahan Negara, 7 92 C. Tugas dan Wewenang Lembaga-Lembaga Negara Ri... 95 D. Asas-Asas Penyelengaaraan Pemerintahan .. 102 E. Asas-Asas Kewarganegaraan.. 105 DAFTAR PUSTAKA. VIL ASAS-ASAS POKOK HUKUM ADMINISTRASI NEGARA A. Pengertian dan Istilah HAN 110 B. Sumber-Sumber HAN... C. Hubungan HTN dan HAN D. Perbuatan Hukum Pemerintsh, DAFTAR PUSTAKA VIL. ASAS-ASAS POKOK HUKUM ADAT A, Pengertian/Istilah Hukum Adat dan Kebiasaan..... 123 B. Dasar Berlakunya HUkUM Adat. ne: sense 125 C. Sumber-Sumber Hukum Adat, 126 D. Unsur-Unsur Hukum Adat. reneneninamenvenh 1126 DAFTAR PUSTAKA \ASAS-ASAS POKOK HUKUM ACARA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Hukum Acara. B. Hukum Acara Perdata. C. Hukum Acara Pidana. D. Hukum Acara Peratun...... DAFTAR PUSTAKA IX, ASAS-ASAS POKOK HUKUM AGRARIA A. Pengertian Hukum Agraria B. Sejarah dan Tujuan Hukum Agraria... C. Asas-Asas Hukum Agraria... D. Hak-Hak Atas Tanah Dalam UUPA. DAFTAR PUSTAKA SATUAN ACARA PERKULIAHAN HAND OUT/POWER POINT 131 132 137 146 152 154 155 iS? POKOK BAHASAN I PENDANULUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Mahasisswa dapat memahami tentang pengertian, ruanglingkup/objek | dan tujuan Pengantar Hukum Indonesia, sejarah tata hukum Indonesia | dan Keanekaragaman Hukum Positif di indonesia A, PENGERTIAN DAN RUANGLINGKUP OBJEK PHI TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS i Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan ruanglingkup | objek Pengantar Hukum Indonesia dan dapat membedakannya dengan | | Pengantar tlrau Hukum, | i | Dalam mempelajari timu Hukum ada 2 (dua) cabang ilmu perigantar yang sama-sama membahas tentang Hukum, yaitu Pengantar Hukum Indonesia (PHI) dan Pengatar Ilmu Hukum (PI), tetapi objek jiannya berbeda. Pengantar Hukum Indonesia (PHI) merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan hukum yang membahas atau _mempelajari hukum yang beriaku sekarang di Indonesia atau hukum_positif Indonesia _(ius constitutum=, hukum positif), sedangkan PIH membahas atau mempelajari hukum daiam konteks yang universal, dalam artian_ tidak terbatas pada tempat dan waktu. Pengertian universal bukanlah berlakunya hukum itu tetapi adalah bagian-bagian atau segi-segi dari objek hukumnya itu yang berlaku secara universal, sepertii subyek dan obyek hukum, akibat hukum dan unsur-unsur hukum. Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa PIH merupakan dasar atau basic dari Pengantar Hukum Indonesia. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahul bahwa obyek PHI adalah hukum positif Indonesia atau hukum yang berlaku pada saat sekarang di Indonesia. Soal Ujian ‘elaskan Pengertian dan Ruanglingkup Objek Pengantar Hukuiii i ‘Indonesia (PHI) dan jelaskan perbedaannya Pengantar llmu Hukum i 8. ‘Tujuan Mempelajari Pengantar Hukum Indonesia (PH). | TUJUAN INST! KSIONAL KHUSUS: Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Tujuan_ mempelajari | Pengantar Hukum Indonesia (PHI) Menurut Prof. Kusmadi Pudjosewojo, tujuan mempelajari Pengantar Hukum Indonesia adalah untuk memberikan _pemahaman dan pengetahuan yang luas tentang asas-asas_hukum yang berlaku sekarang di Indonesia, terutama tentang ‘atau tindakan manakah yang boleh menurut hukum atau 1. perbuatan bertentangan_dengan huku bagaimana_kedudukan_dan_wewenang __seseorang di_dalam an kewajibannya; masyarakat atau bagaimana hak d: 3. sanksi-sanks! apa saja yang diderita olen seseorang bila oreng hukum yang berlaku tersebut melanggar peraturan eum Soal Ujian | Jelaskan tujuan mempelajari Pengantar Hukum Indonesia (PHI) | menurut Prof. Kusmadi Pudjosewojo C. Sejarah Tata Hukum Indonesia. PEE eH eeteCeeeeeee er eer eeeeete ee eeceete eee ee eeeee eee ebeeer eee TUJUAN INSTRUKS!ONAL KHUSUS | | Mahasiswa mampu menguraikan tentang sejarah tata hukum Indonesia | Fata hukum indonesia adalah hukum yang ditetapkan oleh Bangsa jonesia adalah Indonesia sendiri, oleh karena itu adanya tata hukum | sejak adanya negara hukum Indonesia, yaitu_sejak_Proklamas! al 17 Agustus 1945. Dengan demikian Kemerdekaan Indonesi sejak Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah mengambil keputusan untuk menentukan dan melaksanakan hukum Indonesia sendiri, yaite hukum bangsa Indonesia. Terkait dengan pelaksanaan hukum Indonesia tersebut dituangkan 1966, antara lain dalam Memorandum DPRGR tanggal 9 Juni menyatakan _bahwa: ‘Poklamas! kemerdeksan_Indonesis_ 1208 menyatakan_bahwa: dinyatakan pada tg! | 7-8-1945 adalah detik penjebolan tertib hukum kolonial dan sekaligus detik pembangunan tertib hukum nasional, tertib hukum Indonesia”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembanqunan tata hukum Indonesia bertitik tolak dari sejak Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Oleh karena itu Proklamasi berarti : }. menegaskan Indonesia, menjadi suatu negara. 2. pada saat itu pula menetapkan tata hukum Indonesia. Sebagai Landasan dasar untuk kesempurnaan pembangunan dan pelaksanaan tata hukum Indonesia tersebut pada tanggal 18 Agustus indonesia. Di dalam UUD 1945 inilah tertulis secara garis besar tentang dasar- dasar tata hukum Indonesia. Namun dikarenakan _undang-undang organik pada waktu itu, ahkan hingga dewasa ini masih belum banyak, maka untuk mengisi kekosongan hukum ketentuan Pasal Il Aturan peralihan UUD 1945, diperiakukan Sanyaie raturan-peraturan yang berasal dari jaman Hindia Beianda selama ‘peraturan-peraturan yang berasal dari jaman Windia Belenda Same tidak bertentangan dengan jiws UUD 1945. Dimana pada Pasal il tidak bertentangan_dengan jiwe VES bor Aturan peralihan UD 1945, dinyatakan bahwa ‘segala Badan Negara dan Peraturan yang ada masih langsung berlaku, selama_belum diadakan yang baru menurut Undeng-Undsng Dasar in. (A Siti Soetami, 1995: 2) Soal Ujian = \ Uraikan secara singkat sejarah hukum Indonesia, dan sebutkan dasar | ( hukumaya ?_. } D. Politik Hukum Indonesia. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisis perkembangan | [patti hukum Indonesia Menurut Teuku Mohammad Radhie (1973), “Politik hukur Ee rei eee eee ee tartikan sebagai pernyataan pernyataan kehendak penguasa negara mengenai hukum yang berlaku di wilayahnya, dan mengenal amh kemana hukum hendak diperkembangkan". Di dalam UUD 1945 tidak ditemukan satu pasalpun yang menuliskan tentang politik hukum negara Indonesia, namun hal itu tersirat dalam Pembukaan JUD 1945. Terkait dengan politik hukum negara Indonesia dijump pasal 102 UUD 1950 yang menghedaki dikodifikasinya lapangan~ lapangan hukum tertentu, yang menyatakan bahwa “Hukum perdata dan hukum dagang, hukum pidana sipil maupun hukum pidana militer, hukum acara perdata dar hukum acara pidana, susunan kekuasaan pengadilan, diatur dengan undang-undang daiam kitab-kitab hukum, kecuali jikea pengundang-undang menganggap perlu untuk mengatur beberapa hal dalam undang-undang tersendiri” Politik hukum Indonesia mulai dirumuskan sejak tahun 1973 dengan terbentuknya lembaga MPR hasil pemilihan umum, yang menetapkan GBHN melalui Ketetapannya Nomor IV/MPR/1973, yang di dalamnya resmi dan tegas digariskan politik hukum pemerintah Ri, dan senantiasa diperbaharui setiap lima tahun sekali, yaitu melalui MPR Nomor IV/MPR/1978, kemudian Tap MPR Nomor Il/MPR/1983, EEE OE d MPR Nomor II/MPR/1988, dan Tap MPR Nomor II/MPR/1993, yang intinya bahwa politik hukum Negara Indonesiae meliputi : 1, Materi Hukum; 2. Aparatur Hukum; 3, sarana dan prasarana hukum; dan 4, Pembinaan Budaya hukum masyerakat _- Perumusan Politik hukum menurut TAP MPR No.ll/MPR/1993, meliputi 1. Pembangunan dibidang hukum dalam negara hukum Indonesia adalah berdasar atas landasan sumber terti hukum negara, yaitu cita-cita yang terkandung pada pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang iuhur yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia yang dipadatkan dalam Pancasita UUD 1245. 2. Pembinaan bidang hukum harus mampu mengarahkan dan menampung kebutuhan-kebutuhan hukum sesuai_ dengan kesadaran hukum rakyat yang berkembang ke arah modernisasi menurut tingkat-tingkat kemajuan pembangunan di segala bidang sehingga tercapai ketertiban dan kapasitas hukum sebagai prasarana yang harus ditujukan ke arah peningkatan pembina kesatuan bangsa sekaligus berfungsi sebagai sarana menunjang perkembangan modernisasi dan pembangunan yang menyeluruh, dilakukan dengan’ 6 = Peningkatan dan penyempurnaan pembinaan hukum nasional dengan antara lain mengadakan pembaharuan, kodifikasi serta unifikasi hukum di bidang-bidang tertentu dengan jalan memperhatikan kesadaran hukum dalam masyarakat. b. Menertibkan fungsi lembaga-lembaga hukum = menurut proporsinya masing-masing. c. Peningkatan kemampuan dan kewibawaan penegek-penegak ~ hukum. Pembinaan hukum yang dilakukan tidak hanya membuat yang baru tapi juga menyesuaikan hukum yang ada di dalam masyarakat. Pembinaan itu sendiri harus mempunyai pola, dalam hal ini adalah wawasan nusantara. Di dalam negara Republik Indonesia akan hanya dikenai satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional. Hukum. yang disusun adalah hukum yang modern, me ingkatkan sesuai dengan kemampuan, sesuai dengan kebutuhan, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. konsentris, artinya _adanyan__suatu__tangan yang mengatur/membuat (yaitu pengundang-undang). mengauinenaet oor 2. Konvergen, artinya hukum Indonesia_bersifat_terbuka artiqva hukun” terhadap perubahan dan perkembangan. ierhadap Preoaaeoorrrerm 3. Tertulis untuk menjamin kepastian hukum. Se ee POKOK BAHASAN II SUMBER.SUMBER HUKUM POSITIF DAN PEMBEDAAN JENIS-JENES HUKUM TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Mahasisswa dapat mengetahui dan memahami tentang sumber- sumber hukum positif di indonesia 1 dan pembedaan jenis-jenis hukum | A, Sumber-sumber Hukum Positif. Sa [ TUJUAN INSTRUKSIONAL je mampu menjelaskan tentang sumber-sumber hukum | positit (eae Mee Mel ete pee eo Sumber hukum adalah segala apa saja yang dapat menimbulkan aturan-aturan dan_mempunyai kekuatan hukum yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan apabila dilanagar akan mengakibatkan sanksi yang —ene apabila Glanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dapat ditinjau dari dua sudut: 1. Sumber Hukum materiil. ee ee adalah bahan-bahan yang dapat menjadi isi hukum yang mengatur Kehidupan manusia, yang meliputi: idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam). Sudaya dan pertahanan keamanan (I 2. Sumber Hukum Formil & Sumber Hukum Formil_ ad: alah sumber_hukum yang sudah memiliki bentuk atau format ee emily Pentukgatay. format tertentu, yang terdiri dari 1. Undang-undang (Statute). ee ee 2. Kebiasaan (Custom) 3. Keputusan hakim (/urisprudensi) 4, Traktat (treaty) 5. Pendapat sarjana/Ahli Hukum (doktrin). aoerrreenwees Ad.1. Undang-undang (Statute). Adaiah peraturan negara yang mempunyai kekuatan huKum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh negara. Undang-undang mempunyai dua arti, yaitu: undang-undang dalam arti sempitzialah setiap peraturan atau ketetapan yang dibentuk oleh alat periengkapan negara fang diberi kekuasaan membentuk undang-undang dan diundangkan Lae eae ee eee eee sebagaimana mestinya. Contohnya: UUD yang dibuat berdasarkan pasa! 5 ayat (1) UUD 1945. Alat perlengkapan negara itu ialah Presiden deng r persetujuan DPR. 2. Undang-undang dalam arti materi! atau_disebut juga dengan undang-undang dalam arti luas,tialah setiap peraturan atau ketetapan yang tidak dibuat oleh _badan_pengundang-undang tapi isinya berlaku mengikat umum.(setiap orang). Contohnya: Peraturan Pemerintah Provinsi, berlaku umum untuk daerak: provinsi yang bersangkutan. Untuk membedakan antara undang-undang dalam arti materiil, biasanya digunakan istilah sendiri, yaitu untuk undang-undang dalam arti formil dengan sebutan “undang-undana” sedang untuk undang- get eee cera aie Va Ee ata eae NDP berlaku, maka syaratnya adalah: Harus diundangkan dalam lembaran negara. ee 1 2. Tiap-tiap undang-undang diberi tahun terbentuknya dan Nomor BA iittala ol cee urut. Tiap-tiap undang yang telah diundangkan dalam lembaran negara, berlaku asas “Fictie hukum" yang artinya setiap orang dianggap tela mengetahui adanya suatu undang-undang yang telah diundangkan. Berakhirnya suatu undang-undang apabil a, jangka waktu berlakunya yang telah ditentukan oleh undang- undang itu sudah iampau, 'b. keadaan atau hal untuk mana undang-undang itu diadakan Sudah tidak ada lagi; c. undang-undang itu dengan tegas dicabut oleh instansi yang membuatnya; 2 telah diadakan undang-undang baru, yang isinya bertentangan dengan undang-undang yang berlaku. ‘Asas-asas_berlakunya perundang-undangan_yang kita kenal_antara jain: 1. undang-undang tidak berlaku surut; undang-undang tidak boleh diganggu gugat; 2. 3. undarg-undang yang dibuat oleh penguasa yang (ebih tinggi kedudukannya mempunyai kedudukan yang febih tinggi Pula 4, undang-undang yang berlaku kemudian, membatalkan undang- undang yang terdahulu yang mengatur materi yang $ama (lex posteriore derogat lex priori); 5. undang-undang vang bersifat khusus menyampingkan undang- undang yang bersifat umum (lex specislis derogat lex. generalis). ad.2. Kebiasaan (Custom). Kebiasaan adalah: suatu perbuatan manusia yang tetap dilakukan secara_berulang-ulang dalam hal yang sama. Kebjasaan SHiGe ai putusan dari badan legislatif dalam negara. Kebiasaan itu walaupun tidak ditentukan oleh pemerintah namun diakui dan ditaati, sehingga fambat laun menjadi peraturan yang teguh. Apabila suatu kebiasaan tertenty diterima oleh masyarakat dan kebiasaan itu selalu. berulang-ulan9 dilakukan maka perbuatan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran hukum. Menurut Pasal_15 Algemene Bapalingen van Wetgeving voor Indonesia (Ab) : "Kebiasaan tidaklah menimbulkan hukum, hanya kalau undand- undang menunjuk pada pada kebiasaan untuk diperlakukan”. Jadi dengar demikian hakim harus memakai kebiasaan dalam hal undang-undang menunjuk pada kebiasaan. perbedaan yang mendasar antara kebiasaan dan adat. Kebiasaan muncul dari. paham individualisme _ Dilihat dari Paham 2.Dilihat dari Sumbernya | a ee ! | ‘Adat sumbernya dari produk budaya | lu | |__—— \ | Indonesia asli : Syarat-syarat adanys adalah: 1), Adanya perbuatan tertentu yang dilakukan berulang-ulang — (t="29) dalam lingkungan masyarakat tertentu; 2). Adanya keyakinan hukum dari masyarakat yang bersangkutan, bahwa perbuatan itu merupakan sesuatu yang seharusnya dilakukan (adanya kewajiban hukum); 3). Adanya akibat hukum apabila kebiasaan itu dilanggar. Ad. 3. Keputusan Hakim Uurisprudensh adalah keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan oleh _hakim yang kemudian dalam dasar pengambilan_keputusan masalah yang sama. masalah yang sama. Menurut pasal_22 AB, dikatakan bahwa hakim yang menolak menyelasaikan suatu perkara dengan alasan bahwa peratiran perundang-undangan yang bersangkutan tidak menyebutkan, tidak jelas atau tidak lengkap, maka ia dapat dituntut untuk dihukum karena menolak untuk mengadi Ada dua macam Jurisprudensi ———— itsprudensi Jurisprudensi Tetap Jurisprudensi tidak tetap Seorang hakim mengikuti kepucusar hakim yang terdahulu karena ia sepemdapat dengan isi keputusan | menjadi dasar bagi Pengadilan | tersebut dan lagi pula hanya dipai.ai | juntuk mengambil keputusan | sebagai_pedoman dalam mengambit hi suatu keputusan mengenai suatu PRP eee eee perkara yang serupa. yaitu keputusan hakim yang teradi — kerena—rangkaian eputusan serupa dan yang | Ad.4 Traktat (treaty) Pacyaniian \ntexngsionat | Adalah perjanjian yang diadakan oleh negara-negara atau perjanjian Se tener varig Cracekan oleh negara-negara atau pecianjian internasion: Traktat mempunyai dua bentuk, yaitu: | |. Traktat bilateral adalah traktat yang diadakan hanya oleh dua ee ee Ose negara. Traktat_multirateral, adalah traktat_yang diadakan oleh lebih ae mu taterah acai _traktat yang diadakan oleh lebih dari dua negara. | Sila mana perjanijian multirateral memberi kesempatan kepada Negara yang pada mulanya tidak turut mengadakan, kemudian menjadi pihak, mi ‘ka perjanjian itu merupakan perjanjian terbuka atau kolektif. Contoh. Charter (piagam) PBB Akibat adanya suatu perjanjian maka pihak-pihak yang melakukan perjanjian tersebut terikat pada isi perjanjian yang diadakan. Oleh karena itu perjanjian tersebut harus ditaati dan ditepati, Hal ini disebut “Facta Sunt Servanda’, yaitu mengikat dan berlaku sebagai peraturan hukum terhadap _warga__ negara dari masing-masing negara yang mengadakannya. Traktat dibuat oleh Presiden dengan persetujaun DPR. Agar traktat itu mempunyai kekuatan berlaku mengikat, harus melalul_prosedur-prosedur tertentu baik menurut hukum infernasional maupun hukum nasional dari negara-negara yang bersangkutan. Utrecht sMengatakan harus melaiui empat tingkatan (fase) yaitu: 1). Penetapan (s/uiting), yaitu penetapan isi perjanjin oleh utusan atau delegasi masing-masing negara. 2). Persetui n masing-masing Dewan Perwakilan Rakyat dari phak yang bersangkutan; 4). Pelantikan atau pengumuman (afkondiging).. Ad. 5. Pendapat Ahli/Sarjana Hukum (doktrin). Dalam persidangan di pengadilan hakim sering berpegangan pada anggapan seorang sarjana hukum atau beberapa sarjana hukum yang terkenal namanya, misalnya Von Buri Dalam penetapan apa yang akan menjadi dasar keputusan- keputusannya, maka hakim sering mengutif pendapat seorang abli atau sarjana/ahli hukum tersebut untuk menentukan bagaimana seharusnya, sehingga pendapat itu menjadi dasar keputusan hakim tersebut, Dalam hubungan Internasional Pendapat sarjana hukum terkenal mempunyai pengaruh hukum yang besar. Bagi hukum internasional pendapat para sarjana hukum merupakan sumber hukum yang sangat penting. Mahkamah Internasional dalam — Piagam tnternasional, pasal 38 ayat 1, mengakui dalam menimbang dan memutus suatu perselisihan dapat menggunakan beberapa pedoman yang salah satunya adalah pendapat-pendapat sarjana hukum. Syarat-syarat Doktrin untuk menjadi sumber hukum, adalah: 1). Harus ada relevansinya: 2). Telah dia i kebenarannya; 3). Tidak berientangan dengan norma hukum; tikan dengan benar. Soal Ujian : | 1. Jelaskan Apa yang dimaksud dengan sumber hukum formii, dan | sebutkan 5 (lima) jenis sumber hukum formil tersebut ? j 2, Jelaskan apa yang dimaksud dengan Undang-Undang dalam | artian materil dan formil 7 \ i | | | | 3 Jelaskan syarat sah berlakunya suatu undang-undang ! | 4, Jelaskan apa yang dimaksud dengan asas “Undang-Undang | Tidak Berlaku surut” | |S. Apa yang dimaksud dengan asas “Lex Specialis darogaat sex | generalis” (hukum yang bersifat khusus dapat menyar {____hukum yang bersifat umum), berikan contoh ! | 6. Apa yang dimaksud dengan yurisprodensi, dan sebut dasar | hukumnya ! | 7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sumber hukum kebiasaan, |_____dan sebutken dasar hukumnya ! —— B. Pembagian Jenis-Jenis Hukum | TUJUAN ISNTRUKSIONAL KHUSUS : \Mahasisswa mampu menjelasken tentang pembagian jenis-jenis | hukum | Aturan hukum itu dapat di akan atau digolongken menjadi beberapa macam aturan hukum ¢ tergantung dari kriterianya. Dibawah ini akan dikemukakan tentang macam-macam aturan hukum tersebut, antara lain. Berdasarkan sur bernyz, meliput 2. Hukum Undang-undzng, yaitu: hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undang2n. b. _Hukum kebiasaan dan hukur- ade, yaitu: hukum yang terdapat alam kebiasaan dan adat istiadat c Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh dua negara atau lebih. d. Hukum Yurisprudensi, yaitu: Fukum yang terbentuk karena putusan pengadilan. putusan pengadilan. fe. Hukum ilmu (doktrin}, yaitu hukum yang terdapat dalam ia 2. Menurut Isinya. ‘Menurut isinya hukum dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Hukum Publik (publik /av), yaitu_aturan hukum yang mengatur hubungan-hubungan_hukum yang _menyangkut_kepentingan urum. Atau dapat dikatakan sebagai aturan hukum yang dengan menitik beratkan pada kepentingan umum. b. Hukum privat (privat Jaw), yaitu_hukum yang _mengatur hubungan-hubungan antara orang yang satu dengan orang yan lain, dengan _menitik beratkan pada kepentingan perseorangan (pribadi) Merurut Bentuknya. Menurut bentuknya, hukum dapat dibagi dalam: a. hukum tertulis (geschreven rechd jalah_hukum sebagaimana yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan. b. Hukum tidak tertulis (hukum kebiasaan). lalahhukum yang hidup dalam _masyarakat, meskipun tidak tertulis tetapi ditaati dalam pergaulan di masyarakat. Menurut tempat berlakunya, Menurut tempat berlakunya dapat dibagi dalam: Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara. b._Hukum Internasional, yaitu hukum yang mengatur_hubungan hukum dalam dunia internasional, Menurut Waktu berlakunya. fas Constitutum (hukum positi, yaitu_hukum yang eriakur sekarang bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. lus constituendurm, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang. Jus Historistum, yaitu hukum yang berlaku pada masa lalu. ye eum yang Derlaku pada masa lalu Menurut Sifatnya atau sanksinya, b. Hukum yang memaksa, yaitu aturan hukum yang dalam keadaan konkrit tidak dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang diadakan para pihak. Atau dengan kata lain aturan hukum yang tidak boleh tidak dilaksanakan atau diikuti para pihak. Contoh pasal 147 BW, pasal 1334 (2) BW. Hukum velengkap, yaitu hukum yang dalam keadaan konkrit Soa eee dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak. Bila mana kedua belah pihak dapat menyelesaikan soal mereka dengan membuat sendiri suatu peraturan, maka peraturan hukum yang tercantum dalam _pasal yang bersangkutan tidak perlu dijalankan. 7. Menurut cara mempertahankannya. a. Hukum materiil =materiil recht = substantiv law, yaitu aturan hukum yang _mengatur _hubungan-hubungan hukum _dalarr: atkum yang mengatur _hubungan-hubungan hukum _dafari masyarakat_yang berwujud_perintah-perintah dan laranigasi- i newuud perintah-perintah_dan_larangan~ larangan. Conteh: hukum percata, hukum pidana, hukum tata asaha ae Reieata, _hukum pidana, hukum grates iaha, negara. b. Hukum — Formil formcel recht=hukum proses=hukum _acara, seperti Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) UU No. 8/1981. 8. Berdasarkan Strukturnya. Menurut strukturnya, huku.1 dapat dibedakan berdasarkan TAP MPRS No.XX/MPRS/1966 tentanc tertid sumber hukum dan tata _urutan perundangan Indonesia, ying kemudian dikuatkan oleh TAP MPR No.V/MPR/1973 adalah sebagai berikut: L._UUD 1945; 2. TAP MPR (termasuk M?RS) 3. UU/PERPU; 5. Keputusan Presiden (Kepres); 6. Peraturan -peraturan pelaksana lainnya. —————EE—E—Err rr rrr 20 Berdasarkan TAP MPR RI Nomor lll tahun 2000, Tata urutan perundang-undangan tersebut mengalami _perubahan Hal ini diatur dalam Pasal 2 Tap MPR RI Noulil Tahun 2000 tentang Sumber Hukum Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan. yaitu sebagai berikut: - UUD 1945; 2. Ketetapn MPR RI; 3. Undang-undang; 4. Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perpu); 5. Peraturan Pemerin 6. Keputusan Presiden; 7. Peraturan Daerah. Kemudian Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan tersebut berubalt dengan diterbitnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, yaitu pada Pasal 7 ayat (1) dinyatakan bahwa Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah, sebagai berikut 1. Undang-Undang Dasar Negara Republi Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang: 3. Peraturan Pemerintah; 4. Peraturan Presiden; dan 5. Peraturan Daerah 1. Jelaskan perbedaan Hukum Pubiik dan tiukuin Privat i 2. Sebutkan Tata Urutan Perundang-undangan di indonesia | ™menurut Ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 10 Tahun} 20941 i [ | bpnebbpo | fo rl P- Hu » PERDATA Sep) POKOK BAHASAN IV ASAS-ASAS POKOK HUKUM PIDANA TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Mahasisswa dapat mengetahui dan memahami tentang pengertian, sifat_ dan Ruanglingkup Hukum Pidana, Sejarah dan Isi KUHP, Sanks! Pidana, Asas-Asas pokok tentang Berlakunya Hukum Pidana, Tindak | Tindak dan Unsur-Unsurnya serta Tujuan Pemidanan. A. Pengertian, Sifat dan Ruanglingkup Hukum Pidana | TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS = |. Mahasisswa mampu menjelaskan tentang pengertian dan sifat | kaidah hukim Pidana. | 2. Mahasiswa mampu menjelaskan ruanglingkup hukum pidana. | | 3. Mahasiswa mampu membedakan hukum pidana dengan hukum L __perdata. 1. Pengertian Hukum Pidana —) KepenHngan wr Hulu Pidana adalah peraturan hukum mengenai pidane. Kata “pidana” (eed) sama dengan derita atau siksaan. yang berarti hal yang “dipidanakan”, yyaitu_oleh instansi_yang berkuasa_dimpabkan kepada seorang oknum sebagai hal yang tidak enak dirasakannya dan sebagai suatu_ penderitaan, tetapi_harus dengan alasan__tertentu__untuk melimpahkan_pidana ini, Alasan tersebut selayaknya ada hubungan dengan suatu keadaan, yang di dalamnya seorang oknum yang bersangkutan, seperti akibat bertindak kurang baik (melakukan kejahatan atau pelanggaran). Maka unsur “hukuman” sebagal suatu pembalasan rersirat dalam kata pidana. Tetapi kata “hukumart’ sebagai istilah tidak dapat mengganti kata “pidana’, sebab ada istilah “hukum pidana” sisamping “nukum perdata” seperti misalnya gant! kerugian BSTUPS |stilah hukum pidana mulai dipergunakan pada masa pendudukan Jepang untuk pengertian strafecht dari bahasa Belanda, dan untuk membedakannya dari istilah hukum perdata untuk pengertian burgelifk recht atau privaatrecht dari bahasa Belanda. dengan hukuman pidana. Kaidah Hukum pidana dapat dinyatakan merupakan hukum yang bersifat publik, yaitu hubungan hukum yang teratur dan titik beratnya tidak berada pada kepentingan seseorang individu yang jnconcreto secara langsung dirugikan, relainkan terserah kepada pemerintah (aparatur penegak hukum) sebagal wakil dari “kepentingan umum". gerkaitan dengan pengertian hukum pidana ini, dikatakan oleh prof, Van Hamel, dalam bukunya (lnleiding Studie Ned. Strafrecht, 1927), bahwa : “Hukum pidana adalah semua dasar-dasar dan aturan-aturan yang dianut _oleh_suatu_negara im_menyelenggarakan_ketertiban hukum (rechtsorde), yaitu melarang apa yang bertentangan dengan fukum dan _mengenakan sual nestapa kepada yang melanggar larangan-larangan tersebut an menurut prof. Simons, dalam bukunya (Leer boek waderlands mudi ont, 1937) bara raft «uk idana_adalah_kesemua perintah-perintah dan larangan jarangan Yang diadakan oleh negara dan yang diancam dengan dana) barangsiapa yang, tidak mentaatinyar t-syarat bag! uate nestapa_(P! yesemuanya ‘aturan-aturan yang Mm ibat_hukum itu dan _kesemuanya ‘aturan-atural yntul tersebue” akil mengadakan (menjatuhi) dan ‘menjalankan pidana napoek menurut Prof. Pompe, dalam bukunya (44! enentukan syara’ selanjutnya fh semua aturan— strafrecht, 1953), “Hukum Pidana adalal erbuatan 4P2 nederlands 1q_menentukan_tethadap perbuatan geuran ucarn Yat tural ‘seharusny2 dijatuhi pidana, dan a akan macamnya pidana itu’. gertian di atas, dapat dipahami_bahwa Berdasarkan beberapa pen! Hukum idan adalah bagian daripada Keseluruhan hukum yang berlaku g_mengadakan dasar-dasar_dan aturan-aturan gi suatu negara, Yan untuk yang tidak _boleh 1) menentukan perbuatan-perbuatan mana in disertai_ancaman atau sanksi dilakukan, yang_dilarangs denga larangan u bagi barangsaPa melanggar berupa pidana tertentt tersebut. al-hal_apa_ kepada mereka yang 2) Menentul apan_dan_dalam hi telah melanggal Jarangan-larangao itu dapat dikenakan atau camkan; dijatuhi pidana sebagaimana yang telah dian 3) Menentukan dengan car? pagaimana pengenaan pidana itu dapat difaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut- 37 2 sifat Kaidah Hukum Pidana Kaidah Hukum pidana dapat dinyatakan merupakan hukum yang persifat publik, yaitu hubungan hukum yang teratur dan titik_beratnya tidak _berada pada _kepentingan seseorang individu_yang inconcreto gecara_fangsung diruaikan, melainkan terserah_kepada_pemerintah (aparatur penegak hukum) sebagai wakil dari “kepentingan umum", pitinjau_dari_sifatnya, maka ifmu hukum_pidana_itu bersifat dogmatis, Yang dituangkan dalam kata-kata hukum. Untuk mendapat kejelasan tentang apa-apa yang dimaksud oleh kata-kata itu, maka dipeslukan adanya penafsiran hukum. Selanjutrya objek ilmy_hukum pidana adalah hukum pidana posit: 3, Ruanglingkup Hukum Pidana Berdasarkan Pengertian hukum pidana di atas, maka ruanglingkup hukum pidana dapat dibagi menjadi 2 bagian » yalt: a. lus Poenale (hukum pidana materi) Hukum Pidana (jus poenale) merupakan sejumlah peraturan yang jdana serta_ancaman mengandung perumusan peristiwa PI n_Hukuman_pidana substantif hukuman nya, yang dikenal denaat (hukum pidana materil), yaitu aturan hukum mengenai delik yang diancam dengan hukuman pidana, mengenai hal-hal : apa, siapa dan bagaimana sesuatu hukuman dapat dijatuhkan, yang dimuat aturan pidana lainnya di luar KUHP. dalam KUHP dan peraturan- per p, (us Poeniendi (nak memidana /Hukum Pidana form) atu, auran hukum mengenal hk negara unk menghl® seorang yang melakukan_sesuatu peristwa pidancy ketentuan hukum yang menyangkut cara/proses pelaksanaan penguas@ menindak warga yang didakwa dan pertanggungjawaban atas gesuatu delik yang dilakukannya. Ini merupakan realisas! hukum pidana substantif/materil, yaitu hukum acara pidana yang dimuat dalam KUHAP (UU No.8 tahun 1981) dan ketentuan-ketentuan hukum acara pidana lainnya, yang khusus terdapat di luar KUHAP- Hak-hak negara tersebut meliputi : a. Hak untuk mengancam human Dari segi lain, maka hukum pidana substantif atau hukum pidana materil dapat dianggaP sebagai hukum sanksi. Kata sanksi (Belanda) merupakan penegasan yang brsifat positif berupa anugerah, hadiah maupun negatif berupa hukuman, termasuk hukuman pidana. lImu hukum pidana dapat dipandang dari 2 sudut : 1. Bilamana dipandang dari sudut delict, maka ia merupakan delictenrecht (hukum tentang delik). 2. Bila dipandang dari sudut sanksi, maka ia adalah merupakan sancsje recht (hukum tentang sanksi), karena : : 1). Sebagai akibat hukum (rechtsgavolg) 2), sebagai jaminan unuk dipatuhi (naveling). 9 arah, sistimatika Isi Hukum Pidana (KUHP) Indonesia B. 92 pan sanksi Pidananya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : 1. Mahasisswa mampu menguraikan tentang sejaral h hukum pidana Indonesia (KUHP). 2. Mahasiswa mampu me! pidana dalam KUHP. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan sanksi pidana yang diatur dalam i KUHP. njelaskan sistimatika Isi Ketentuan Hukum 7, Sejarah KUHP Indonesia umber hukum pidana yang kita gunakan sekarang ini masih yang perasal dari zaman Hindia Belanda menggunakan kodifikasi wetboek van Strafrecht, pada zaman Hindia Belanda untuk hukum pidana, berbeda dalam hukum perdata, telah ada unifikasi untuk semua golongan ri 1918. Kitab dari WVS penduduk. Unifikas! ini tercapal pada tanggal 1 Janual Undang-undang Hukum Fidana/wvs ini merupakan salinan pelanda yang selesal dibuat tahun 1881 dan muiai berlaku pada tahun 1886. yang bertaku setelah Kemer” g hukum Pidana | 17-8-1945 adalah KUHPidan: Kitab Undang-undan a warisan zaman Hindia dekaan pada ts! dengan perubahan-perubanan yang penting berdasarkan Undand- undang No.1 tahun 1946. Berdasarkan undang-undang No.73 Tahun 1958 (LN no.127 tahun 1958) yang antara lain menyatakan bahwa undang-undang no-! tahun 1946 tersebut berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia. a 2 sistimatika Ist KUHP dan Sanksi Pidananya i. atika Ketentuan Hukum Pidana yang diatur dalam KUHP, rerdii dari: 1, buku: tentang Ketentuan-ketentuan unum 3 Racebaan, argon 2, ku t_: tentang klohatan —7 NNN 3, uel: tentang pelanggaran — Meta parka vorda sedangkan Sanksi pidana yang diatur dalam KUHP dirumuskan 1. pidana mati 2, pldana penlare 2s 4. pidana denda 8. Pidana Tambahan 1. Pencabutan hak-hak tertentu > perampasan barang-barang ‘erent’ 3, Pengumuman keputusan hakim. Holeuwran Prdana ator 2. Cte kute) ‘Ad. A. Pidana Pokck Pidana pokok dapat aijatuhkan_ bersama-sama dengan pidana tambahan, dan dapat juga dijatuhkan tersendiri. Tetapi antara pidana pokok tidak dapat dijatuhkan bersama, sebab sitem pidana menurut KUHP suatu asas : baw: tidak ada Pet abungan dari pidana pokok- untuk masing-masing perbuatan Asas lain yang dianut oleh KUHP ialah = jana sites an_sendiri-sendiri pldana yang setingal-tinaain a dapat ajar maksimun_khusus) misalnya untuk kejahatan “pencurian” dalam pentuknya yang paling sederhana (pasa! 362 KUHP) diancam pidana setinggi-tinaginya 5 tahun, untuk “penggelapan" diancam pidana ara pidana periara setinggi-tinginya 4 tahun (pasal 372 KUHP) dan pen geterusnya- Disamping itu ditetapkan secara minimun umum, artinya untuk segala kejahatan dan pelanggaran apa saja, pidana yang paling rendah hkan oleh hakim, yaitu pidana badan-penjara atau kurungan dapat dijatu satu hari, dan untuk pidana denda : dua puluh lima sen- Dan juga gitetapkan secara Umum pidana penjara yang paling erat, yaitu pidana penjara seumur hidup ate pidana penjara 20 tahun. pidana kurungan a satu tahun empat bulan (pasal pai selama-lamany’ dapat dijatwhkan sam 18 ayat 3 KUHP). an Pidana Kurungan. ih eee pidana Kurungan pada Kejahatan ringan maksimal i tahun, bisa dana Penj ejahatan perat. |1 Diancam 2. Hukuman T. Diancam pada ke 2. Hukuman maksimnal seumur u hidup dinaikkan 1 tahun 4 bulan. 3, Menjalani hukuman di RUTANY, | 3° pelaksanaan hukuman_ didaerah 4. Jam kerja lebih banyak (9 jam)) terhukum. 5, pada tahanan dibagl Stas Kelas || 4 jam kerja 8 jam 6. Tidak dapat enjadi Kt 5. Kebebasan bergerak lebih denda. banyak. 6. Maksimal_penahand pada delik curnah pelanggan dan dapat menjadi sanare pengganti hukuman denda. persamaan Pidana Penjara dengan Pidana Kurungan. - Termasuk pad . Tidak ada penerapan Undang-Undang Pidana berdasarkan analogi; Tidak dapat dipidana hanya berdasarkan kebiasaani 4. Tidak boleh ada perumusan delik yang kurang jelas, 5. Tidak ada kekuatan berlaku surut dari ketentuan pidana; 5. Tidak ada pidana lain, kecuali yeno ditentukan oleh undang- undang. 7. Penuntutan pidana hanya menurut cara yang ditentukan oleh undang-undang- pasal 1 ayat (1) KUHP Von Feuerbach, yaitu : tersebut sejalan dengan ajaran Anselm 1. Nulla poena sine lege (= Tidak ada pidana tanpa ketentuan pidana menurut Undang-Undang) 2. Nulla poena sine crimine (= perbuatan pidana); 3. Nullum crimen sine poena legali (= Tidak ada perbuatan pidana tanpa pidana menurut undang-undang). Tidak ada pidana tanpa 6 selanjutnya menurut ketentuan Pasal 1 ayat (2) KUHP, pahwe + ‘yika ada perubahan dalam perundang-undangan esudah perbuatan dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang paling menguntungkan". pasal 1 Ayat (2) KUHP merupakan penyimpangan dari larangan perlaku surut dari hukum pidana, sepanjang mengenai hal, bahwa hukum yang baru lebih menguntungkan bagi tersangka daripada huzum yang lama, yaitu apabila seseorang pelanggar hukum pidana slum diputus perkaranya oleh hakim dalam putusan terakhir. larangan berlaku surut dipandang sebagai penegak maka ini berarti apestian hukum bagi si pelangger hukum pidana, harus dijaga benar-benar, jangan sampai seorand oknum st pukulan berupa hukuman pidana berdasar suatu perbuatan pada waktu itu tidak disertai sanksi pidana. Dengan demikian ang menjadi titik tolak dari larangan vepentingan si oknum itulah y% yang berlaku surut. >. perlakunya Undang-Undang Hukum Pidana menurut Tempat (Locus Delicti ip mengatur 4 (empat) asas berlakunya hukum Dalam ketentuan na menurut tempat (Locus Delicti), yaitu uy asas_wilayah (territorialitelts/land 2. Asas teritorialitas ata gebied beginsel. ‘Asas ini bersandarkan kepada tempat dimana orang melakukan tindak pidana. Hal ini ditentukan pada Pasal 2 dan 3 jo Pasal 95 KUHP. Teritorial meliputi : darat, laut, udara dan diperluas dengan Pasal 4 KUHP. Di rnya Kedaulatan negara, dimana mempertahankan ketertiban setiap negara yang berdaulat wajib dj wilayahnya. Oleh karena itu jika o \s a. Asas universalitas (4 a seseorang Yang melakukan tindak pidana disnegaranye adi maka orang itu melanggar ketertiban hukum pidana di wilayannya- ae asas nasionalitas aktif atau asas personalitas (actieve nationalitetis/ personaliteits beginsel). sas. ini disandarkan pada kebangsaan dari orang yang melakuken tindak pidana. Oleh karena itu hukum pidana ia berada di luar negeti, anya yang berlaku, walaupun | tidaie menjadi persoalan- Hal ini 6, dan pasal 7 KUHP. neva mengenai tempat delict terjadi gitentukan pada Pasal 5 ayat (1), Dasarnya ? setiap warga ne negaranya- gara berhak mendapat perlindungan dari if atau _asas perlindungan (pasieve Asas nasionalitas Pas insel)- nationaliteits/ pescherming beg! Asas ini disandarkan kepada kepentingan fhukum suatu negara, yang hukumnye dilengger cleh seseorans, tana melihat apakah sipelanggar ward? negara atau bukan, di wilayah negaranya ‘an. Hal ini ditentukan pada Pasal 4 sub + dan 2, Pasal 8 atau buk jo Pasal 93 (2) dan pasal 7 KUHP. Dasarnya : Setiap negara berdaulat berhak melindungi kedaulatan/ kepentingan hukum negaranya- jversaliteits beginsel) uruh dunia pada kepentingan hukum sel tentukan pada Pasal Hal ini di 4sub (2), ‘Asas ini disandarkan Kel (bangsa-Bangsa di dunia)- dan sub (4) KUHP. 0 | POKOK BAHASAN V ASAS-ASAS POKOK TATA NEGARA ie TUIJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang asas- asas pokok Hukum Tata Nagara, seperti pengertian dan sumber-sumber Hukum Tata Negara, Sistem pemerintahan \Negara, tugas dan wewenang !embaga-lembaga Negara \Certa, Asas pol jaraan pemeintahan Negara, dan | gsas kewarganegaraan. | eee A. Pengertian dan Sumber-Sumber Hukum Tata Negara Tujuan Instruksional KHusus = | | 1, Mahasiswa mampu menjetaskan tentang pengertian | HUkum Tate Negara; 2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang sumber- sumber Hukum Tata Negara. 1. Pengertian Hukum Tata Negara ‘Hukum tata negara adalah _keseluruhan__pereturan hukum, baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur Bentuk b. Tatacara pembentukan alat-alat perlengkapan negara; b. Tatacara pembentukan ea Torr <. Wewenang, tugas dan _fungsi, _kewajiban dan tanggungjawab __masing-masing alat__perlengkapan tanggungjawab__masing-masing _s’'\-eesrsper negara; 89 d, Hubungan antar alat per! lengkapan negara: li | in ne jara; e. Hubungan an tar_organisasi_kekuasaan (negara) di ra) dengan wa ga negara dan hak asasi manusia 2. sumber-Sumber Hukum Tata Negara sumber HTN meliputi: SunbentSSe a. Sumber_Hukum Materiil dari HTN Indonesia adalah Pancasila. Pancasila yang berkedudukan sebagai staatsfundamental-norm dapat dikategorikan_sebagai_fiving lam, karena beri nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat dan bangsa Indonesia yang telah diakui kebenarannya serta mengikat dalam kehidupan masyarakat dan bangsa. Dengan_demikian pancasila yang terdiri_dari_lima ; dari isi dan hukum di Indonesia, prinsip merupakan_manifestss oleh karenanya Pancasila mer akan sumber kukum dalam arti naierioa— b. Sumber fot Tata Negara. Negara Indonesia, yaitu: Sumber, hukum formil hukum tata yup 1945 Ketetapan MPR: ‘Undang-! -undang: i 5 te i pengganti Undang-undang: ° 5. Peraturan pemerintahs ‘an Presiden: 6.__Peraturs 7 Peraturan Dace, Soal Ujian : 1. Jelaskan apa yang dimaksu dengan Hukum Tata Ne 2, jelas 2 (dua) sumber Hukum Tata Negara | aa al g, Sistem Pemerintahan Negara | IAL KHUSUS : | TUJUAN INSTRUKSIO! ; 1, Mahasisswa mampu menjelaskan tentang Bentuk Sistem | Pemerintahan Negara ! 2, Mahasiswa = mampu mange pemerintahan Negara tersebut dengan Sistem Pemerintal Negara Indonesia ! sistem han | negara, dikenal due _macam Berkaitan dengan sist sistem pemerintahan, yaitu han Parlementer: 1. Sistem pemerintal 2. Sistem enter. Ad. 1.Sistem pemerintahan Parfem erintahan parlementer__men meniti Pada prinsipny@ ra_OF organ ja ‘hubungan_ 2° antara merupakan sisa-sisa pening atif. Sistem ini lam arti paling [vas “tidak dapat _digangguguget. diserahkan galan beratkan_pade eksekutif_dan_legislati yakni Monarkhi. Kepala sistem pemerintahan dal: kedudukan_ on Perdana M yepada Perdana Menteri. Adapun ciri-ciri pemerintahan ini, pad i, pada qumnya dapat digambarkan sebagai berikut: rdapat_hubut rdapat_hubungan yang _erat_antara_eksekutif dan legislatif (parlemen) bahkan antara keduanya saling tergantung satu dengan yang lainnya; b. Eksekutif yang _dipimpin oleh Perdana menteri_¢ dibentuk oleh parlemen_dari_partai_politik/organisasi_peserta pemilu_yang menduduki kursi mayorita c. Kepala_negara (apapun_sebutannya) hanya berf verkedudukan sebagai kepala negara aja Tidak sebagai kepala eksekutif atau pemerintahan, 4. Dikenal adanya © mekanisme petanggungjawaban Menteri Kepass Parlemen_yang_™ mengakibatkan Parlemen dapat membubarkan binet. mosi tidak percaya kepada kat atau menjatuhkas Ad.2. Sistem Pemerintahan Presidensitl. | menghendaki adanya_pemisahan pemerintahan ini khususnya antara, badan pemegang Sistem kekuasaan secara tegas kekuasaan eksekutif dan badan pemegang kekuasaan legislatif. Ciri-ciri utama dari sistem pemerintahan ini adalah: gara (presiden) dismping kepala negara 1, Kedudukan kepala ne juga sebagai kepala eksekuti if (pemerintahan): 2. Presiden dan parlemen masing-masing dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan 2 Cota ne ye ] ‘eal on if a ;

Anda mungkin juga menyukai