Anda di halaman 1dari 3

Izza Auliya Mukhlisin

Sosiologi 2A
11221110000067
Orientasi Teoritis
Keywords : Orientasi Teoritis, Paradigma, Fungsionalisme, Evolusi
Orientasi teoritis adalah kerangka atau sudut pandang yang digunakan oleh seorang peneliti untuk
memandang dunia dan memahami fenomena yang diteliti. Orientasi teoritis mencakup seperangkat keyakinan,
nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang membentuk dasar bagi penelitian. Orientasi teoritis dapat berupa
pandangan filosofis, ideologi, atau model konseptual yang digunakan untuk menjelaskan fenomena yang
diamati.

Perbedaan antara orientasi teoritis dan paradigma terletak pada cakupan dan tingkat abstraksi dari kerangka
konseptual tersebut. Orientasi teoritis lebih terfokus pada perspektif teoretis tertentu yang digunakan untuk
memandang suatu fenomena atau masalah, sedangkan paradigma lebih luas dan mencakup asumsi, nilai,
metode, dan prinsip yang membentuk dasar pemikiran dalam sebuah disiplin ilmu.

Menurut buku Teori Budaya yang ditulis oleh David Kaplan dan Albert A. Manners, dalam bidang antropologi
terdapat empat pendekatan yang dikenal sebagai orientasi teoritis. Pendekatan ini merupakan suatu cara
untuk merespon pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Kaplan dan Manners juga menyatakan bahwa terdapat
empat jenis orientasi teoritis dalam antropologi, yakni evolusionisme, fungsionalisme, sejarah, dan ekologi
budaya.

David Kaplan dan Albert A. Manners tidak mengembangkan teori evolusionisme secara khusus, tetapi
kontribusi penting mereka terkait dengan evolusi mencakup konsep seleksi alam, variasi, adaptasi, spesiasi,
dan evolusi secara gradual. Seleksi alam adalah kekuatan utama dalam mengarahkan evolusi, variasi penting
karena tanpa variasi, seleksi alam tidak akan ada apa pun untuk memilih. Adaptasi merujuk pada kemampuan
organisme untuk beradaptasi dengan lingkungan mereka. Spesiasi terjadi ketika dua populasi yang semula
sama secara genetik memisahkan diri dan mengalami evolusi yang berbeda. Dan evolusi secara gradual terjadi
dengan perubahan kecil yang terakumulasi dan mengarah pada perubahan besar dalam jangka waktu yang
panjang.

Teori fungsionalisme dalam antropologi menurut Bronislaw Malinowski adalah sebuah metode penelitian yang
memfokuskan pada kebutuhan-kebutuhan manusia dan bagaimana kebudayaan berperan dalam memenuhi
kebutuhan tersebut. Menurut Malinowski, setiap aspek kebudayaan memiliki fungsi yang penting bagi
kelangsungan hidup masyarakat, dan kebudayaan diatur untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Penelitian lapangan juga dianggap penting dalam teori ini, dimana peneliti harus memahami perspektif orang-
orang yang ditelitinya dan bagaimana mereka menggunakan kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Selanjutnya orientasi teoritis sejarah, Teori sejarah dalam antropologi adalah studi tentang bagaimana
peradaban manusia terbentuk dan berkembang dari masa lalu hingga saat ini. Terdapat beberapa teori sejarah
dalam antropologi yang dikemukakan oleh para ahli, seperti teori evolusi sosial, teori materialisme historis,
teori fungsionalisme, teori konstruktivisme, dan teori postmodernisme. Masing-masing teori menekankan
faktor yang berbeda dalam membentuk sejarah dan perkembangan masyarakat manusia.

Teori ekologi budaya adalah teori dalam antropologi yang mengkaji hubungan antara masyarakat dan
lingkungan fisiknya. Teori ini menyatakan bahwa masyarakat manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, dan faktor lingkungan memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebudayaan manusia. Menurut
David Kaplan dan Albert A. Manners, ada tiga elemen penting dalam teori ekologi budaya, yaitu populasi
manusia, teknologi, dan lingkungan. Kaplan dan Manners juga menekankan pentingnya adaptasi dalam teori
ekologi budaya. Manusia harus beradaptasi dengan lingkungan fisiknya untuk bertahan hidup dan
Izza Auliya Mukhlisin
Sosiologi 2A
11221110000067
berkembang, dan kebudayaan manusia dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah. Dalam
teori ini, manusia dianggap sebagai bagian dari ekosistem dan perubahan ekologis dapat mempengaruhi
kebudayaan manusia.

Orientasi teoritis diatas sangat mempengaruhi proses analisis ilmiah di Antropologi. Orientasi teoritis dalam
antropologi dapat membantu memandu proses analisis ilmiah dengan memberikan kerangka konseptual dan
metodologis yang sesuai dengan tujuan penelitian. Orientasi teoritis dalam antropologi dapat mempengaruhi
proses analisis ilmiah dengan cara memandu pilihan topik penelitian, sumber data, metode analisis, dan
interpretasi hasil penelitian.
Berikut ini contoh pengaruhnya terhadap penelitian antropolog :
1. Teori evolusionisme mendorong antropolog untuk memahami bagaimana manusia berkembang dari
masyarakat kecil dan sederhana ke masyarakat yang lebih besar dan kompleks. Ini memungkinkan
antropolog untuk memahami bagaimana masyarakat manusia berevolusi dan berkembang dari waktu
ke waktu.
2. Teori fungsionalisme membantu antropolog untuk memahami bagaimana perubahan sosial terjadi
dalam masyarakat. Dalam hal ini, antropolog dapat mempelajari bagaimana perubahan dalam satu
elemen budaya dapat memengaruhi elemen budaya lainnya dan bagaimana masyarakat dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
3. Teori sejarah mendorong antropolog untuk memahami bagaimana kontinuitas dan perubahan terjadi
dalam masyarakat dan budaya. Dalam hal ini, antropolog dapat mempelajari bagaimana elemen-
elemen budaya yang telah ada dalam masyarakat selama beberapa generasi berubah atau bertahan
di bawah pengaruh sejarah dan lingkungan.
4. Teori ekologi budaya mendorong antropolog untuk memahami interaksi yang kompleks antara
manusia dan lingkungan. Dalam hal ini, antropolog dapat mempelajari bagaimana masyarakat
memanfaatkan sumber daya alam dan mempengaruhi lingkungan sekitar mereka.

Analisis teoritis dalam evolusionisme dipengaruhi oleh sejarah karena para ahli antropologi menggunakan
pengalaman dan pengetahuan mereka tentang budaya-budaya di seluruh dunia pada waktu itu untuk
mengembangkan tahapan evolusi budaya. Tahapan tersebut didasarkan pada pengamatan dan penelitian
mereka tentang perbedaan dan kesamaan budaya di seluruh dunia pada masa itu. Namun, analisis tersebut
didasarkan pada perspektif Eropa dan Amerika Utara pada masa itu, di mana budaya-budaya non-Barat
dipandang sebagai inferior dan terbelakang. Sebagai hasilnya, evolusi budaya yang dipandang sebagai alami
dianggap berakhir pada "masyarakat modern" Barat.

Dalam fungsionalisme, sejarah juga memberikan dampak pada analisis teoritis. Hal ini disebabkan oleh fakta
bahwa para ahli antropologi yang mengembangkan pendekatan ini melakukannya sebagai tanggapan terhadap
evolusionisme dan pandangan Eropa-Amerika Utara tentang budaya non-Barat. Sebagai contoh, Malinowski
menghabiskan bertahun-tahun di Kepulauan Trobriand untuk mempelajari masyarakat dan budaya lokal. Ia
menemukan bahwa budaya tersebut tidak berkembang melalui tahapan-tahapan yang ditentukan secara
alamiah, tetapi berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Orientasi ekologi adalah pendekatan dalam antropologi yang menekankan hubungan manusia dengan
lingkungan alam dan sosialnya sebagai suatu sistem ekologis yang kompleks dan saling terkait. Ide utama dari
orientasi ekologi adalah bahwa manusia tidak dapat dipahami secara terpisah dari lingkungannya.

Perbedaan dengan evolusionisme adalah bahwa evolusionisme lebih menekankan pada evolusi manusia
sebagai spesies dan perubahan sosial yang terjadi melalui seleksi alam dan perubahan budaya yang
diturunkan. Sementara orientasi ekologi lebih menekankan pada kompleksitas hubungan antara manusia dan
Izza Auliya Mukhlisin
Sosiologi 2A
11221110000067
lingkungan, serta bagaimana faktor ekologi mempengaruhi budaya manusia melalui praktik budaya dan
teknologi yang berkembang seiring waktu.

Film "Susah Sinyal" dapat dijadikan contoh fenomena sosial terkait perubahan tatanan keluarga dalam
masyarakat urban modern. Dalam film ini, tokoh utama, Ellen, seorang ibu tunggal yang bekerja, mengalami
kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan anaknya karena kesibukan kerja dan kehidupan perkotaan yang
padat.

Model fungsionalisme dapat diaplikasikan dalam pembahasan film ini, di mana keluarga dianggap sebagai
suatu sistem sosial yang terdiri dari berbagai komponen dengan peran dan fungsi tertentu.

Dalam kasus film "Susah Sinyal", ayah di dalam keluarga memiliki peran sebagai pencipta keseimbangan dan
harmoni di antara anggota keluarga. Namun, di dalam film ini juga terlihat bahwa peran ayah dapat digantikan
oleh orang lain, seperti kakek dari Ellen yang memainkan peran yang sama seperti ayah. Hal ini menunjukkan
fleksibilitas dari sistem keluarga dalam model fungsionalisme, yang dapat menyesuaikan diri terhadap
perubahan sosial dan lingkungan yang ada.

Dalam contoh sederhana dari pembahasan model fungsionalisme, peran ayah di dalam keluarga sangat
penting untuk menjaga harmoni dan keseimbangan, meskipun dapat digantikan oleh orang lain jika perubahan
sosial atau lingkungan yang ada mengharuskan adaptasi dari sistem keluarga tersebut.

Anda mungkin juga menyukai