Anda di halaman 1dari 4

Nama : Najwa

NPM : 2206090822
Kelas : A Kinesiologi
TUGAS 1 KINESIOLOGI
1. Cari contoh gambar joint yang termasuk sinarthrosis, diartrosis, dan amphiatrosis
Jawaban :
a) Sinarthrosis

 Skull Joint (Suture)  Distal Radioulnar joint (Syndesmosis)

b) Diartrosis

 Atlanto Axsial Joint (Pivot)  Elbow Joint (Hinge)

c) Amphiatrosis

 CarpoMetacarpal Join (Saddle)


 Sholder Joint (Ball and Socket)
c) Amphiatrosis

 Teeth insertion into mandible and  Symphysis Pubis (Sympysis)


maxilla (Gomphosis)

2. Apa yang dimaksud dengan otot agonis, antagonis dan masing masing contohnya dengan
gambar
Jawaban :
a) Otot Agonis, terkadang disebut sebagai penggerak utama (prime movers). Otot agonis
adalah otot utama yang terlibat dalam memulai, melaksanakan, dan maintaining gerakan
tertentu. Contoh : saat ektensi di knee joint, otot quadriseps femoris berperan sebagai
agonist

b) Otot Antagonis, adalah Otot yang bekerja berlawanan antara otot agonist, otot yang
bekerja melawan suatu position atau movement. Letaknya juga sering di sisi yang
berlawanan dengan sendi yang sebagai otot agonist. Selama pergerakan, antagonist
bersifat pasif sehingga tidak akan menghambat gerakan, tetapi terkadang otot antagonist
dapat memperlambat gerakan atau melambat untuk membantu mengontrol gerakan.
Contoh : saat ekstensi di knee joint, otot hamstring berperan sebagai antagonist
3. Pada kasus dengan hemiplegik gait. Coba dianalisa dengan menggunakan teori
kinesiologi
Jawaban :
Hemiplegik gait biasanya menggambarkan LE gait yang terlibat pola klien yang mengalami
stroke. Lippert (2017) menggambarkan sinergi gerakan ataupun pola gerakan tersebut, sebagai
berikut:
- Adduksi pada pinggul (hip adduction)
- ekstensi pada pinggul (hip extension)
- rotasi medial pada pinggul (hip medial rotation)
- ekstensi pada lutut (knee extension)
- plantar fleksi (plantarflexion)
- inversi pada pergelangan kaki (ankle inversion)
Yavuzer dan Süreyya (2002) menjelaskan karekeristik hemiplegik gait, yaitu kecepatannya
lambat, fase sikap umumnya, gerakan koordinasi yang buruk, dan penurunan beban pada
ekstremitas yang terkena.
Moseley, Wales, Herbert, Schurr, dan Moore (1993) mengidentifikasi secara kinematic fase
penyimpangan sikap umum, meliputi :
- penurunan ekstensi ujung pinggul (peak hip extension) pada fase sikap terlambat
- penurunan perpindahan ujung pinggul lateral (peak lateral pelvic displacement) saat fase
berdiri
- peningkatan fleksi lutut (atau hyperextension) saat fase berdiri
- penurunan fleksi planar pergelangan kaki saat terminal swin.
Selain itu, Moore, Schurr, Wales, Moseley, dan Herbert (1993) mengidentifikasi deviasi
kinematic saat fase ayunan yang umum, meliputi :
- penurunan fleksi ujung pinggul saat fase mengayun
- penurunan fleksi ujung lutut saat fase ayunan awal
- penurunan ekstensu lutut sebelum kontak awal
- penurunan dorsofleksi saat fase mengayun
SUMBER :
Keough JL, Sain SJ, Roller CL. Kinesiology for the Occupational Therapy Assistant. Essenstial
Components of Function and Movement. 2nd edition.
Yavuzer, G., & Süreyya, E. (2002). Effect of an arm sling on gait patterns in patients with
hemiplegia. Archives of Physical Medicine & Rehabilitation, 83, 960–963
Moore, S., Schurr, K., Wales, A., Moseley, A., & Herbert, R. (1993). Observation and analysis
of hemiplegic gait: Swing phase. Australian Journal of Physiotherapy, 39(4), 271-278
Moseley, A., Wales, A., Herbert, R., Schurr, K., & Moore, S. (1993). Observation and analysis
of hemiplegic gait: Stance phase. Australian Journal of Physiotherapy, 39(4), 259-267

Anda mungkin juga menyukai