Anda di halaman 1dari 6

MATERI POKOK 2

JENIS PENGEMBANGAN
KOMPETENSI ASN

52
Pendahuluan

Pembangunan kesehatan dapat terlaksana dengan baik jika didukung oleh


sumber daya manusia yang kompeten, termasuk para PNS nya. Pegawai
Negeri Sipil sebagai aparatur sipil negara yang mengelola berbagai
program kesehatan perlu didukung dengan berbagai kompetensi yang
sesuai dengan tugas jabatannya sehingga mampu meningkatkan kinerja
organisasinya.

Kondisi ini seiring dengan tuntutan reformasi birokrasi yang mengarahkan


perubahan manajemen SDM untuk meningkatkan pelayanan publik. Untuk
mempersiapkan hal tersebut, maka didalam pelaksanaannya dilakukan
penguatan sistem pengembangan SDM termasuk PNS melalui pendidikan
dan pelatihan berbasis kompetensi.

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi


mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja (attitude)
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar
performa yang ditetapkan (Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia/SKKNI).

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


menyatakan bahwa setiap PNS memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi. Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai
Negeri Sipil, menyatakan bahwa pengembangan kompetensi dapat
dilaksanakan dalam bentuk pendidikan dan/atau pelatihan.
Pengembangan kompetensi dalam bentuk pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keahlian PNS melalui pendidikan formal
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan
pengembangan kompetensi dalam bentuk pelatihan berdasarkan Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan adalah proses
pembelajaran dalam rangka meningkatkan kinerja, profesionalisme

53
dan/atau menunjang pengembangan karier tenaga kesehatan dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya yang dilaksanakan minimal 20 jam
pembelajaran.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725 Tahun 2003 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Pelatihan Bidang Kesehatan menyatakan bahwa
pelatihan adalah proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan
kinerja, profesionalisme dan atau menunjang pengembangan karier
tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2020 sebagai pengganti PP


Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS dan Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan
Kompetensi Pegawai Negeri Sipil, menyatakan bahwa pengembangan
kompetensi dalam bentuk pelatihan dilakukan melalui jalur pelatihan
klasikal dan non klasikal.

Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat memahami jenis


pengembangan kompetensi ASN.

Sub Materi Pokok

1. Pelatihan Klasikal

2. Pelatihan Non Klasikal

54
Uraian Materi Pokok 2

Untuk pengembangan karier Anda sebagai ASN, Anda perlu paham


tentang jenis pengembangan kompetensi ASN. Pelajari penjelasan berikut
ya! Baca sampai tuntas supaya paham.

A. Pelatihan Klasikal

Pelatihan klasikal adalah bentuk pengembangan kompetensi yang


dilakukan melalui kegiatan yang menekankan pada proses pembelajaran
tatap muka di dalam kelas. Metode pengembangan kompetensi melalui
pelatihan klasikal adalah:

a. Pelatihan struktural kepemimpinan,

b. Pelatihan manajerial,

c. Pelatihan teknis,

d. Pelatihan fungsional,

e. Pelatihan sosial kultural,

f. Seminar,

g. Workshop atau lokakarya,

h. Kursus,

i. Penataran,

j. Bimbingan teknis, dan/atau

k. Sosialisasi.

Setelah mengetahui pelatihan klasikal, Anda juga harus memahami


pelatihan non klasikal berikut ini.

55
B. Pelatihan Non Klasikal

Pelatihan non klasikal adalah bentuk pengembangan kompetensi yang


dilakukan melalui kegiatan yang menekankan pada proses pembelajaran
praktik kerja dan/atau pembelajaran di luar kelas. Pelatihan non klasikal
dilakukan melalui proses pembelajaran yang aktifitasnya dilakukan tidak di
dalam ruangan tertentu. Metode pengembangan kompetensi melalui
pelatihan non klasikal adalah:

a. Coaching,

b. Mentoring,

c. E-learning,

d. Pelatihan jarak jauh,

e. Detasering (secondment),

f. Pembelajaran alam terbuka (outbond),

g. Patok banding (benchmarking),

h. Pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta/badan usaha


milik negara/ badan usaha milik daerah,

i. Belajar mandiri (self development),

j. Komunitas belajar (community of practices),

k. Bimbingan di tempat kerja,

l. Magang/ praktik kerja, dan

m. Jalur Pengembangan Kompetensi dalam bentuk pelatihan


nonklasikal lainnya.

Jika masih belum jelas, silakan pelajari ulang materinya ya. Tetap
semangat!!!

56
SEKARANG SAYA TAHU
Ada 2 jenis pengembangan kompetensi ASN yaitu pelatihan klasikal dan
pelatihan non klasikal.

Pelatihan klasikal adalah bentuk pengembangan kompetensi yang


dilakukan melalui kegiatan yang menekankan pada proses pembelajaran
tatap muka di dalam kelas, sedangkan pelatihan non klasikal adalah
bentuk pengembangan kompetensi yang dilakukan melalui kegiatan yang
menekankan pada proses pembelajaran praktik kerja dan/atau
pembelajaran di luar kelas.

57

Anda mungkin juga menyukai