Isi Artikel 753066048525
Isi Artikel 753066048525
Abstrak
Peranan alat berat di PT.Holcim-Beton quarry Maloko sangat penting dalam pencapaian target produksi, salah satu unit
alat berat excavator yang digunakan untuk menunjang proses pengupasan lahan dan pemuatan material ke unit dump
truck untuk selanjutnya dibawa menuju crusher. Sistem pemindah daya yang ada pada excavator menggunakan sistem
hidrolik, kerusakan yang tidak terencana pada sistem hydraulic akan menyebabkan unit tidak dapat digunakan.
Kebocoran pada hydraulic hose membuat efisiensi excavator menurun. Life time hose, metode pemasangan dan
pemilihan spesifikasi yang tidak tepat merupakan penyebab kebocoran pada hydraulic hose. Kegiatan pengecekan
lapangan untuk melihat kondisi hose dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengklasifikasikan kondisi hose yang kritis.
Perawatan yang kurang baik menyebabkan kebocoran terhadap hose terjadi. Pembuatan perencanaan perawatan yang
baik akan meningkatkan efisiensi penggunaan excavator.
Kata kunci : Excavator, Kebocoran sistem, Hose hydraulic, Perawatan, Jadwal perawatan
Abstrak
The role of heavy equipment in PT.Holcim-Concrete quarry Maloko very important in achieving production targets, one
unit of heavy equipment excavator used to support the process of stripping the land and loading material into units of
dump trucks to then taken to the crusher. Power transfer systems that exist on the excavator using a hydraulic system,
the damage is not planned in the hydraulic system will cause the unit unusable. Leaks in hydraulic hose makes
excavators efficiency decreases. Life time hose, fitting and selection methods are not appropriate specification is the
cause of a leak in the hydraulic hose. Activity field checks to see the condition of the hose is done with the purpose to be
able to classify hose critical condition. Poor maintenance caused the leakage of the hose occur. Making a good
treatment plan will improve the efficiency of the use of excavators.
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peranan alat berat dalam proses produksi penambangan batu agregat di PT.Holcim-Beton Quarry
Maloko sangatlah penting. Alat berat dalam pertambangan digunakan untuk proses loading dan
hauling material dari tambang menuju crusher. Unit alat berat yang digunakan di PT. Holcim-Beton
quarry maloko dintaranya : Dump Truck, Excavator, Loader, Motor Grader. Excavator merupakan
unit alat berat yang sangat vital peranannya pada proses penambangan. Excavator digunakan untuk
proses stripping (pembukaan lahan) excavation (penggalian), loading (pemuatan) material di
tambang.
Excavator adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm), bahu (boom), alat keruk (bucket).
Excavator digerakkan oleh tenaga hidrolis yang digerakkan oleh mesin diesel dan berada diatas
roda rantai (track shoe). Tenaga hidrolis merupakan tenaga yang dihasilkan oleh sistem hidraulic.
Kerusakan pada komponen sistem hydraulic akan menyebabkan efisiensi penggunaan excavator
menurun dan menimbulkan kerugian. Hose pada sistem hydraulic berfungsi sebagai penyalur daya
sistem hydraulic. Kebocoran yang terjadi pada hose akan memutuskan sistem kerja hydraulic
karena oli pada sistem akan keluar dari sistem dan menyebabkan sistem mengalami kerugian daya
(pressure loss). Kebocoran hose yang tidak terencana dan stock part yang tidak tersedia akan
membuat efisiensi penggunaan unit menurun.
579
ISSN 2085-2762
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Maintenance merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjaga kondisi peralatan selalu dalam
performa terbaik dan breakdown time berkurang. Maintenance hose yang kurang baik menyebabkan
kerusakan yang tidak terencana dan menimbulkan kerugian terhadap performa alat dan proses
produksi. Pengecekan, perawatan dan perencannaan penyediaan part merupakan bagian dari proses
maintenance. Maka dari itu diperlukanya proses maintenance yang baik terhadap hose hydaulic.
II. METODOLOGI
1. Diagram Alur Penelitian
Studi kasus ini dilakukan di PT.Holcim-Beton Quarry Maloko dengan sasaran penelitian 2 buah unit
excavator yaitu Caterpillar seri 385 C dan 374 D. Penelitian akan dilakukan sesuai dengan alur
penelitian yang terlihat pada diagram dibawah.
580
ISSN 2085-2762
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
3. Pelaporan Hasil
Hasil pengecekan akan dilaporkan kepada pihak penanggung jawab area untuk selanjutnya ditindak
lanjuti hasil dari pengecekan kondisi hose.
581
ISSN 2085-2762
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
582
ISSN 2085-2762
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2. Perhitungan kerugian
a. Kerugian Terhadap Target Produksi
Kerugian produksi perbandingan antara unit 385 C dan 374 D. pada kondisi normal unit yang
digunakan loading material ke atas dumptruck menggunakan excavator 385 dikarenakan kapasitas
muatnya yang lebih besar dibandingkan 374. Namun ketika excavator 385 mengalami kerusakan
maka digantikan oleh excavator 387 sehingga akan terjadi penurunan hasil produksi
Diketahui :
Kapasitas Dump Truck : 42 Ton
Loading Point : Bench 4
Hasil produksi 385 C : 16 Rate ( 1 Dumptruck )
Jumlah Dump Truck : 3 Unit
Waktu : 1 jam
Rumus : Kapasitas Dumptruck x Hasil Produksi x Jumlah Dump Truck
42 ton x 16 Rate x 1 Jam = 672 Ton/jam
Kapasitas Dump Truck : 42 Ton
Loading Point : Bench 4
Hasil produksi 385 C : 12 Rate ( 1 Dumptruck )
Jumlah Dump Truck : 3 Unit
Waktu : 1 jam
Rumus : Kapasitas Dumptruck x Hasil Produksi x Jumlah Dump Truck
42 ton x 12 Rate x 1 Jam = 504 Ton/jam
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan ketika alat muat utama rusak (excavator 385) dan
digantikan dengan 374 maka hasil produksi akan mengalami penurunan sebesar 168 ton/jam.
b. Perhitungan Kerugian Terhadap Konsumsi Oli
Oli hidrolik yang digunakan adalah Rimula D30 dan waktu yang digunakan untuk perhitungan ini
dari 02/10/14 – 04/05/15. Jumlah oli yang digunakan diambil pada saat kebocoran dan penambahan
oli setelah perbaikan .
Diketahui :
Harga oli : Rp. 24.597/ liter
Penambahan Oli : 630 liter
Rumus : Harga Oli x Penambahan Oli
: 24.597 x 630 = Rp. 15.496.000
583
ISSN 2085-2762
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
584
ISSN 2085-2762
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
17 hose return ALL C/L banyak retakan pada hose dan rembesan pada fitting
18 hose standby pressure ALL C/L Terdapat banyak retakan
19 hose tangki-main pump ALL C/S mulai terdapat rembesan pada fitting hose dan retakan pada cover
20 hose main pump-cv 1 C/H terdapat rembesan oli pada bagian fitting hose
21 hose tangki-piston fan pump 1 C/H hose mulai terlihat retakan dibagian cover hose
22 hose tangki-gear pilot pump 1 C/H hose mulai terlihat retakan dibagian cover hose
23 hose tangki-piston swing pump 1 C/H hose mulai terlihat retakan dibagian cover hose
24 hose pilot 1 C/H hose mulai terlihat retakan dibagian cover hose
25 hose swivel 4 C/S fisik hose masih terlihat baik dan tidak ada rembesan
26 hose travel kiri 2 C/H terdapat banyak keretakan pada cover hose faktor life time
27 hose travel kanan 2 C/H terdapat banyak keretakan pada cover hose faktor life time
Catatan :
A = Baik L = Low Pressure (300-1000 psi)
B = Cukup Baik S = Stand by Pressure (1000-4000 psi)
C = Mulai Rusak H = High Pressure (2000-6000 psi)
D = Kritis
Dari data inspeksi unit excavator Cat 385 C dan Cat 374 D didapatkan hasil
a. Ada 5 buah hose dari 22 hose dengan high pressure yang yang berada di rating D dan harus
segera mengalami pergantian karena kondisinya sudah kritis. 17 dari 21 hose high pressure
yang ada di rating C yang harus segera disiapkan partnya. Sedangkan pada excavator 374 D
tidak terdapat hose high pressure yang berada di range D namun rata-rata berada di range C
sehingga part harus segera disiapkan.
b. Ada 2 hose dari 3 hose low pressure berada di range C, namun dengan pressure kerja hose
yang berada pada range low pressure maka masih dalam kondisi aman untuk perkiraan 3-4
bulan kedepan. Ada 1 buah hose yang masih dalam kondisi baru. Pada pengecekan kondisi
di unit 374 pada hose dengan low pressure kondisi hose masih cukup baik walaupun tingkat
keruskan berada di range C. Namun persiapan penyediaan part tetap harus dilakukan.
c. Hose dengan stand by pressure rata-rata berada di rating C dan harus segera dipersiapkan
part penggantinya karena pressure kerja pada hose tinggi. hasil pengecekan sama dengan
unit 385 rata-rata hose pada stand by terdapat di range C dan harus segera dilakukan
penyediaan part.
d. Dari hasil pengecekan kondisi fisik hose pada excavator 385 C dan 374 D dapat dilihat
bagian yang mengalami kerusakan terbanyak terdapat dibagian hose yang memiliki pressure
kerja high pressure. Sehingga perhatian dan pengecekan rutin harus dilakukan dengan
continue untuk menurunkan tingkat breakdown dari trouble kebocoran hose.
IV. KESIMPULAN
Setelah mempelajari penyebab dari kebocoran pada hydraulic hose diketahui beberapa faktor yang
menyebabkannya. Suhu, posisi pemasangan hose, specifikasi dan fitting hose merupakan faktor
yang menyebabkan kerusakan kerusakan pada hydraulic hose. Dari hasil pengecekan terhadap
kondisi fisik hose pada excavator 385 C dan 374 D dapat dilihat bagian yang mengalami kerusakan
terbanyak terdapat dibagian hose yang memiliki pressure kerja high pressure.sehingga monitoring
terhadap perkembangan kerusakan dan penyediaan part dapat difokuskan pada hose yang pressure
kerjanya tinggi.
585
ISSN 2085-2762
Seminar Nasional Teknik Mesin
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
V. DAFTAR PUSTAKA
[1] Siswanto Budi Tri.2007.Teknik Alat Berat Bagian II.Yogyakarta.Universitas Yogayakarta.
[2] Parker Hannifin Corporation.2008.Hydarulic Hose,Fitting and Equipment Technical Handbook.
[3] Faris Ahmad.2012.Maintenance Alat Berat Jilid 2.
http://Ahmadfaris.Wordpress.com/20/09/12/Maintenance Alat Berat Bagian 2.
(Diakses 8 April 2015)
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_hidraulik
Diakses pada hari jum’at 16 januari 2015, pukul 13:00.
[5] Handbook Service manual,2007.system Operation 385 C LME Hydraulic System.
[6] Handbook Service manual,2013.system Operation 374 D LME Hydraulic System.
586