Anda di halaman 1dari 21

LANDASAN TEORI

Sel merupakan unit terkecil


penyusun tubuh makhluk
hidup yang dapat
mengalami perkembangan dan
pertumbuhan.
Perkembangbiakan sel
(reproduksi
sel) ada dua macam, yaitu
secara mitosis dan meiosis.
Reproduksi sel merupakan
salah satu ciri utama makhluk
hidup. Pada makhluk hidup
bersel satu atau
uniseluler, proses ini
bertujuan sama seperti tujuan
perkembangbiakan, yaitu
menghindari kepunahan.
Adapun pada makhluk hidup
bersel banyak atau
multiseluler, reproduksi sel
bertujuan untuk memperbaiki
jaringan tubuh yang
rusak, pertumbuhan, dan
perkembangan sel. Semua
aktifitas makhluk hidup
termasuk reproduksi sel,
selalu membutuhkan energi.
Energi ini diperolehdari
proses oksidasi zat-zat
makanan yang akan
menghasilkan adenosin tri-
phosphat
ATP (Fibrae, 2020).
Sel merupakan unit terkecil
penyusun tubuh makhluk
hidup yang dapat
mengalami perkembangan dan
pertumbuhan.
Perkembangbiakan sel
(reproduksi
sel) ada dua macam, yaitu
secara mitosis dan meiosis.
Reproduksi sel merupakan
salah satu ciri utama makhluk
hidup. Pada makhluk hidup
bersel satu atau
uniseluler, proses ini
bertujuan sama seperti tujuan
perkembangbiakan, yaitu
menghindari kepunahan.
Adapun pada makhluk hidup
bersel banyak atau
multiseluler, reproduksi sel
bertujuan untuk memperbaiki
jaringan tubuh yang
rusak, pertumbuhan, dan
perkembangan sel. Semua
aktifitas makhluk hidup
termasuk reproduksi sel,
selalu membutuhkan energi.
Energi ini diperolehdari
proses oksidasi zat-zat
makanan yang akan
menghasilkan adenosin tri-
phosphat
ATP (Fibrae, 2020).
Sel merupakan unit terkecil
penyusun tubuh makhluk
hidup yang dapat
mengalami perkembangan dan
pertumbuhan.
Perkembangbiakan sel
(reproduksi
sel) ada dua macam, yaitu
secara mitosis dan meiosis.
Reproduksi sel merupakan
salah satu ciri utama makhluk
hidup. Pada makhluk hidup
bersel satu atau
uniseluler, proses ini
bertujuan sama seperti tujuan
perkembangbiakan, yaitu
menghindari kepunahan.
Adapun pada makhluk hidup
bersel banyak atau
multiseluler, reproduksi sel
bertujuan untuk memperbaiki
jaringan tubuh yang
rusak, pertumbuhan, dan
perkembangan sel. Semua
aktifitas makhluk hidup
termasuk reproduksi sel,
selalu membutuhkan energi.
Energi ini diperolehdari
proses oksidasi zat-zat
makanan yang akan
menghasilkan adenosin tri-
phosphat
ATP (Fibrae, 2020).
Sel merupakan unit terkecil
penyusun tubuh makhluk
hidup yang dapat
mengalami perkembangan dan
pertumbuhan.
Perkembangbiakan sel
(reproduksi
sel) ada dua macam, yaitu
secara mitosis dan meiosis.
Reproduksi sel merupakan
salah satu ciri utama makhluk
hidup. Pada makhluk hidup
bersel satu atau
uniseluler, proses ini
bertujuan sama seperti tujuan
perkembangbiakan, yaitu
menghindari kepunahan.
Adapun pada makhluk hidup
bersel banyak atau
multiseluler, reproduksi sel
bertujuan untuk memperbaiki
jaringan tubuh yang
rusak, pertumbuhan, dan
perkembangan sel. Semua
aktifitas makhluk hidup
termasuk reproduksi sel,
selalu membutuhkan energi.
Energi ini diperolehdari
proses oksidasi zat-zat
makanan yang akan
menghasilkan adenosin tri-
phosphat
ATP (Fibrae, 2020).
Sel merupakan unit terkecil
penyusun tubuh makhluk
hidup yang dapat
mengalami perkembangan dan
pertumbuhan.
Perkembangbiakan sel
(reproduksi
sel) ada dua macam, yaitu
secara mitosis dan meiosis.
Reproduksi sel merupakan
salah satu ciri utama makhluk
hidup. Pada makhluk hidup
bersel satu atau
uniseluler, proses ini
bertujuan sama seperti tujuan
perkembangbiakan, yaitu
menghindari kepunahan.
Adapun pada makhluk hidup
bersel banyak atau
multiseluler, reproduksi sel
bertujuan untuk memperbaiki
jaringan tubuh yang
rusak, pertumbuhan, dan
perkembangan sel. Semua
aktifitas makhluk hidup
termasuk reproduksi sel,
selalu membutuhkan energi.
Energi ini diperolehdari
proses oksidasi zat-zat
makanan yang akan
menghasilkan adenosin tri-
phosphat
ATP (Fibrae, 2020).
Sel merupakan unit terkecil
penyusun tubuh makhluk
hidup yang dapat
mengalami perkembangan dan
pertumbuhan.
Perkembangbiakan sel
(reproduksi
sel) ada dua macam, yaitu
secara mitosis dan meiosis.
Reproduksi sel merupakan
salah satu ciri utama makhluk
hidup. Pada makhluk hidup
bersel satu atau
uniseluler, proses ini
bertujuan sama seperti tujuan
perkembangbiakan, yaitu
menghindari kepunahan.
Adapun pada makhluk hidup
bersel banyak atau
multiseluler, reproduksi sel
bertujuan untuk memperbaiki
jaringan tubuh yang
rusak, pertumbuhan, dan
perkembangan sel. Semua
aktifitas makhluk hidup
termasuk reproduksi sel,
selalu membutuhkan energi.
Energi ini diperolehdari
proses oksidasi zat-zat
makanan yang akan
menghasilkan adenosin tri-
phosphat
ATP (Fibrae, 2020).
Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh makhluk hidup yang dapat mengalami
perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangbiakan sel (reproduksi sel) ada dua macam, yaitu
secara mitosis dan meiosis. Reproduksi sel merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Pada
makhluk hidup bersel satu atau uniseluler, proses ini bertujuan sama seperti tujuan
perkembangbiakan, yaitu menghindari kepunahan. Adapun pada makhluk hidup bersel banyak
atau multiseluler, reproduksi sel bertujuan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,
pertumbuhan, dan perkembangan sel. Semua aktifitas makhluk hidup termasuk reproduksi sel,
selalu membutuhkan energi. Energi ini diperolehdari proses oksidasi zat-zat makanan yang akan
menghasilkan adenosin tri-phosphat ATP (Fibrae, 2020).
Kemampuan organisme bereproduksi merupakan suatu karakter yang membedakan
mahkluk hidup dan benda mati. Keberlangsungan kehidupan didasarkan pada reproduksi sel atau
pembelahan sel. Pembelahan sel merupakan bagian dari proses siklus sel. Proses siklus sel terdiri
dari fase interfase dan fase mitotik atau pembelahan. Interfase grupakan fase yang paling lama,
terjadi sekitar 90% dari siksas sel, sedangkan fase mitotik hanya terjadi selama 10% dari waktu
siklus sel. Interfase dibagi menjadi tiga subfase, yaitu fase GI, fase S, dan fase G2. Selama tiga
subfase tersebut, sel malakukan pertumbuhan dengan menghasilkan protein dan organel
sitoplasma seperti mitokondria dan retikulum endoplasma (Situmorang, 2020).
Meiosis atau pembelahan reduksi adalah suatu peristiwa reproduksi sel yang
menghasilkan sel-sel anak yang sifatnya haploid. Pembelahan meiosis disebut juga
pembelahan reduksi karena terjadi reduksi jumlah kromosom. Pembelahan Meiosis terdapat
pada organisme tingkat tinggi sewaktu menghasilkan sel-sel kelamin, baik berupa sel
kelamin betina (Ovum) maupun sel kelamin jantan (Spermatozoid) (Situmorang, 2020).
Meiosis merupakan pembelahan sel termodifikasi pada organisme yang bereproduksi
secara seksual, terdiri atas dua kali pembelahan sel namun hanya satu kali replikasi DNA.
Meiosis merupakan proses pembelahan sel gamet untuk menghasilkan sel haploid, jumlah
kromosom setengah dari jumlah kromosom sel asli. Meiosis terjadi dua kali, pertama sel akan
mengalami pengurangan jumlah kromosom (Meiosis I) dan sister chromatids terpisah, proses ini
identik dengan mitosis (Meiosis II). Kedua proses pembelahan sel ini (mitosis dan meiosis) pada
dasarnya akan mengalami tahapan yang sama selama proses pembelahan seperti kromosom
menebal, kromosom berada di tengah-tengah sel dan kemudian bergerak ke arah kutub dan
akhirnya membelah. Perbedaan keduanya adalah pada bagaimana interaksi kromosom homolog.
Menghasilkan kromosom separuh dari induknya. Interfase pada meiosis terjadi hanya sekali
yaitu pada awal meiosis I, sehingga replikasi DNA hanya terjadi satu kali walaupun meiosis
mengalami dua kali pembelahan (Effendi, 2020).
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada
meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah
kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode
pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan
meiosis II terjadi pada sel tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis
II. Baik pada pembelahan meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis.
Oleh karena itu dikenal adanya profase I, metafase I, anafase I, telofase I, profase II, metafase II,
anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis,
satu sel induk akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung
jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk (Campbell et al., 2014).
Pembelahan meiosis lebih kompleks dibandingkan pembelahan mitosis, karena terjadi
dua kali siklus pembelahan. Pada meiosis terjadi perpasangan kromosom homolog dan segregasi
kromosom secara bebas. Pembelahan pertama dari meiosis disebut pembelahan reduksi. Meiosis
pertama mengubah inti dari suatu meiosit yang mengandung kromosom diploid menjadi inti
haploid yang mengandung kromosom n. Jumlah kromosom direduksi saat pasangan kromosom
homolog terpisah. Pembelahan kedua disebut equation devision atau meiosis kedua. Miosis
kedua mengubah dua hasil dari pembelahan meiosis pertama menjadi 4 inti haploid (Ritonga dan
Wulansari, 2017).
Proses meiosis merupakan proses pembelahan yang terjadi pada sel gamet. Meiosis
terjadi melalui dua tapan utama, yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I adalah proses saat
kromosom homolog berpisah. Profase I merupakan tahapan ketika kromosom mulai memendek
dan menebal, kemudian pasangan kromosom homolog melakukan pindah silang. Metafase I,
kromosom homolog berjajar di garis tengah sel, kemudian kromatid dari kromosom homolog
melekat ke mikrotubulus kinetokor. Tahapan anafase I terjadi penguraian protein-protein
sehingga sister kromatid bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan. Proses telofase I dan
sitokenesis terbentuk sel yang haploid. Selanjutnya tahap profase II, tahap ini benang
mikrotubulus mulai terbentuk kembali. Tahap metafase II, kromosom berjajar di garis tengah sel.
Pindah silang yang terjadi pada meiosis I menyebabkan dua sister kromatid mampunyai
kromosom yang tidak identik. Kinetokor melekat pada mikrotubulus dan bergerak ke kutub
berlawanan. Proses anafase II, kromatid menjadi terpisah ke kutub yang berlawanan. Proses yang
terakhir yaitu telofase II dan sitokenesis. Nukleus terbentuk dan kromosom mulai terurai.
Pembelahn mitosis pada satu sel induk dapat menghasilkan empat sel anak yang haploid.
Masing-masing dari keempat sel anak tersebut mempunyai materi genetik yang berbeda
(Campbell dkk. 2009).
Meiosis adalah tipe khusus dari pembelahan nukleus yang melakukan pemisahan tiap
kromosom homolog menjadi gamet yang baru. Jika mitosis menghasilkan sel anak yang identik
dengan induk, maka meiosis menghasilkan sel anak dengan reduksi jumlah kromosom. Selain
itu, meiosis menghasilkan sel anak yang berbeda dengan induknya. Perbedaan mitosis dan
meiosis yaitu pada mitosis tidak terjadi crossing over dan pembentukan kromosom homolog,
terjadi pada sel tubuh untuk regenerasi atau pertumbuhan sel, satu sel induk menhasilkan dua sel
anak yang bersifat identik, jumlah kromosom induk sama dengan jumla kromosom anakan dan
pembelahan sel hanya terjadi sekali. Meiosis mengalami dua kali pembelahan, terjadi reduksi
jumlah kromosom untuk menjaga jumlah kromosom terakhir tetap sama, dan satu sel induk
menjadi empat sel anak yang tidak samua identik karena terjadi crossing over (Campbell and
Reece, 2018).

Adapun tahapan proses


pembelahan meiosis terdiri
dari
Profase I.
Seperti pada mitosis, tahap ini
merupakan periode kondensasi
DNA atau kromosom
untuk mendapatkan struktur
yang pendek. Profase I dapat
dibagi menjadi tahapan
leptonema; zigonema;
pakinema; diplonema, dan
diakinesis. Pada periode
leptonema kondensasi DNA
berjalan, menghasilkan benang
yang tebal. Proses
penebalan berjalan terus dan
kromosom mulai berpasangan
dengan homolognya.
Adanya perpasangan
kromosom homolog
menunjukkan bahwa meiosis
sudah
memasuki tahap zigonema.
Pada periode pakinema, semua
kromosom yang telah
mempunyai pasangan akan
terus memendek sehingga setiap
pasangan kromosom
terlihat terpisah dari pasangan
yang baru. Pasangan dua
kromosom homolog disebut
bivalen. Penggulungan
kromosom akan berjalan terus
sampai akhirnya tiap
kromosom nampak dalam
bentuk kromatid yang
disatukan oleh sentromer
Awal meiosis terjadi setelah interphase. Dalam gametogenesis, sewaktu selsel germinal
berada pada fase S, jumlah DNA dan chromosome adalah 4n. Prophase I memerlukan waktu
yang panjang dan terbagi menjadi 5 tahap, yaitu: leptotene, zygotene, pachytene, diplotene dan
diakinesis. Pada leptotene. chromosome yang terdiri atas 2 chromatid yang bergabung di
centromere, mulai berkondensasi, membentuk rantai yang panjang dalam nucleus. Pada
zygotene, pasangan-pasangan chromosome yang homolog saling mendekati dan berada 24 dalam
1 deret dan bersinaps melalui synaptonemal complex, membentuk tetrad. Ketika chromosome
melanjutkan diri berkondensasi dan menebal serta memendek, ini merupakan tahap pachytene.
Terbentuk pula chiasmata (tempat terjadinya crossing over) sebagai pertukaran materi genetik
antara chromosomechromosome yang homolog. Dalam tahap diplotene, chromosome terus
berkondensasi dan mulai memisah, menampakkan chiasmata. Pada tahap diakinesis,
chromosome berkondensasi maksimal dan nucleolus menghilang, demikian pula dengan
membran nucleus sehingga chromosome berada bebas dalam cytoplasma (Mustami, 2013).

PEMBAHASAN
Leptoten
Dari gambar di atas diketahui pada testis valanga sp. didapatkan fase leptotene
Pada meiosis I, setelah sintesis DNA dan pembentukan kromatid sejenis lengkap, spermatosit
preleptoten memasuki profase (profase I). Selama profase, ukuran sel induk dan nukleusnya
meningkat secara progresif bentuk nukleus yang menunjukkan perubahan penting dari
kromosom adalah dasar untuk mengklarifikasikan spermatosit primer I. Pada spermatosit
leptoten, kromosom menjadi padat, tetapi tidak berpasangan dan nampak seperti filamen halus
dan benang kromatin berbintik-bintik dalam nucleus (Ali, 2007). Leptonema adalah benang-
benang kromati menebal menjadi kromosom.
Zygoten
Spermatosit zygoten, sedikit lebih besar ditunjukkan oleh benang kromatin yang panjang dan
lebih tebal, mulai tampak seperti karangan bunga, karena kromosom mengumpul pada satu sisi
nucleus (Susilawati, 2011). Zigonema adalah tiap kromosom homolog bergandengan, dan tiap
pasang kromosom homolog disebut dengan bivalen.
Pakiten

Pada spermatosit pakhiten, kromosom sudah lengkap berpasangan dan bertahan sampai sekitar 2
minggu. Setiap kromosom terdiri dari kromatod sejenis yang bergabung pada sentromernya
(Susilawati, 2011). Pakinema adalah tiap bagian dari kromosom homolog mengganda, tetapi
masih dalah ikatan 1 sentromer sehingga membentuk tetrad.
Diploten
Pada spermatosit diploten, pasangan kromosom telah berpisah hampir disepanjang lengannya,
kecuali pada tempat kiasma berlokasi. Bila dibandingkan spermatosit pakhiten, spermatosit
diploten merupakan tipe sel induk yang terbesar. Dengan nukleus yang lebih besar dan daerah
yang lebih terang diantara tonjolan pita kromatin (Ali, 2007). Diplonema adalah kromatid dari
tiap belahan kromosom memendek dan membesar, serta tampak saling menjauhi tetapi tetap
terikat bersama oleh kiasmata (terjadinya pindah silang (crossing over)).
Diakinesis
Selama diakinesis I kromosom terus memendek untuk mencapai pemadatan maksimal dan
terlepas seluruhnya dari membran nukleus. Setelah masa profase I yang panjang, tahap
selanjutnya adalah meiosis I berjalan secara cepat. Diakinesis I akan segera diikuti oleh metafase
I (Susilawati, 2011). Diakinesis adalah kromatid masih melanjutkan gerakan untuk saling
menjauhi dan kiasmata mulai bergerak kearah ujung-ujung kromosom, kemudian sentrosom
membentuk 2 sentriol yang masing-masing membentuk benang spindle atau benang gelondong
pembelahan. Satu sentriol bergerak kearah kutub yang berlawanan sendangkan yang satunya
llagi tetap pada posisi semula. Nukleoplasma (membran inti) dan nukleolus (anak inti)
menghilang.

Metafase I
Pada tahap ini membran nukleus mulai memisah, timbul benang-benang spindel dan pasangan
kromosom mensejajarkan diri pada poros ekuatorial sel dengan berorientasi pada sentromer di
kutub yang berbeda (Ali, 2007).
Anafase I
Pasangan kromosom homolog tersebut selanjutnya berpisah, sedangkan sentromer dengan
kromatid sejenis bergerak menuju kutub sel yang berlawanan selama anafase I (Susilawati,
2011).
Telofase I
Pada telofase I, kromosom haploid akan berkelompok pada sel yang berlawanan. Setelah tahap
ini, sel akan membelah membentuk dua spermatosit sekunder yang masing-masing berisi
pasangan haploid, dengan kromatid sejenis yang masih bergabung pada sentromernya.
Spermatosit sekunder berbentuk spheris dan lebih kecil dari spermatosit primer. Nukleusnya
bulat dan berwarna lebih gelap, berisi pola kromatid yang relatif lebih homogen dengan beberapa
gumpalan kromatid yang besar. Spermatosit sekunder, waktu hidup pendek + 8 jam, gambaran
kurang spesifik sehingga secara histologik sulit diidentifikasikan (Ali, 2007).

DAPUS :
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V.
Minorsky, Robert B. Jackson.2009. Biology. 8th ed. Benjamin Cummings, San Fransisco: xlvi +
1267 hlm.
Effendi, Y. 2020. Genetika Dasar. Jawa Tengah: Pustaka Rumah Cinta.
Situmorang, M. V. (2020). Biologi Dasar.
Fibrae M.J. 2020. Pembentukan sel: Meiosis dan reproduksi seksual. 521 hal. Pratiwi, Handari.
2014. Metode Pewarnaan (Histologi dan Histokimia). Jakarta.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Jackson, R.B., Minorsky,
P.V. (2014). Campbell biology.- 9th ed. Pearson. United States of America
Ritonga, A. W. dan Wuansari. 2017. Analisis Meiosis. Departement AGH: IPB Jurnal Biosmart.
2(1):20-27.
Campbell, N. A., Reece, J. B., Urry L. A., Cain, M.L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V.,
danJackson, R. B. 2018. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Terjemahan dari Biology Eight
Edition, oleh Damaring Tyas Wulandari, Erlangga, Jakarta.
Mustami M. K. 2013. Genetika. Makassar: Universitas Islam Negri Makassar.
Ali, I. 2007. sistem Reproduksi.Universitas Negeri Malang.
Susilawati, T. 2011. Spermatology. Malang. Universitas Brawijaya Press.

Anda mungkin juga menyukai