Pend. Ips Kel. 10
Pend. Ips Kel. 10
Dosen Pengampu :
Dr. Nanik Yuliati, M.Pd.
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan pada penyusun untuk menyelesaikan masalah ini.
Atas rahmat dan hidayah-nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Anak Dengan Hambatan Perilaku, Emosi, dan Sosial”
dengan tepat waktu.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................3
2.1 Definisi Kepekaan Sosial..............................................................................3
2.2 Macam-macam Kepekaan Sosial Dalam Partisipasi Sosial.....................4
2.3 Cara Mengembangkan Kepekaan Sosial...................................................5
2.4 Pengembangan Partisipasi Sosial................................................................7
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................9
3.2 Saran..............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hambatan perilaku?
2. Bagaimana karakteristik anak dengan hambatan perilaku?
3. Bagaimana konsep anak dengan autisme?
4. Bagaimana konsep anak dengan ADHD?
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
3. Anak yang melakukan kejahatan.
1. Karakteristik Akademik
Kelainan perilaku mi mengakibatkan penyesuaian sosial dan sekolah yang
buruk. Akibatnya, dalam belajarnya memperlihatkan ciri-ciri sebagai
berikut :
(a) Hasil belajar di bawah rata-rata
(b) Sering berurusan dengan guru BK
(c) Tidak naik kelas
(d) Sering membolos
4
(e) Sering melakukan pelanggaran, baik di sekolah maupun di
masyarakat.
2. Karakteristik Sosial / Emosional
Karakteristik sosial / emosional tuna laras dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Karakteristik Sosial
Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain, perilaku itu
tidak diterima masyarakat, biasanya melanggar norma budaya, bersifat
mengganggu, dan dapat dikenai sanksi oleh kelompok sosial.
b). Karakteristik Emosional
Hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak, ditandai dengan
rasa gelisah, rasa malu, rendah diri, ketakutan, tekanan batin, rasa
cemas, dan sifat perasa atau sensitif.
5
melakukan dalam melakukan aktivitas jasmani. Keterampilan
serta motorik akan sangat menunjang kegiatan pertumbuhan
serta perkembangan sosial individu seperti kemampuan akan
berpikir dan kesadaran persepsi.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar
karakteristik anak dengan gangguan emosi, perilaku, dan sosial dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyimpangan emosi dan penyimpangan
perilaku yang dibedakan lagi dari tingkat rendah, sedang, dan beratnya
penyimpangan yang dialami.
6
Menurut Acocella (1996) dalam Lubis MU (2009), ada banyak tingkah laku yang
tercakup dalam autisme ada empat gejala yang selalu muncul, yaitu :
Isolasi sosial
Banyak anak autis yang menarik diri dari segala kontak sosial
ke dalam suatu keadaan yang disebut extreme autistic aloness .
Hal ini akan semakin terlihat pada anak yang lebih besar, akan
bertingkah laku seakan-akan orang lain tidak pernah ada.
Kelemahan kognitif
Anak autis sebagian besar mengalami retardasimental (IQ<70),
tetapi anak autis sedikit lebih baik dalam hal yang berkaitan
dengan kemampuan sensori motorik. Retardasimental yang
dialami pada anak autis disebabkan oleh masalah kognitifnya,
bukan dari pengaruh penarikan diri dari lingkungan sosial.
7
meskipun sering menangis karena kesakitan akibat
perbuatannya sendiri.
1) Autis ringan, pada kondisi ini anak autis menunjukkan adanya kontak mata
meskipun tidak berlangsung lama. Anak autis dapat memberikan respon ketika
dipanggil namanya dengan menunjukkan ekspresi muka dan berkomunikasi
secara dua arah. Tindakan yang dilakukan oleh penderita autis ringan ini
masih bisa dikendalikan dan dikontrol dengan mudah, karena perilakunya
dilakukan masih sesekali saja.
2) Autis sedang, pada kondisi sedang ini anak autisme menunjukkan sedikit
kontak mata, namun tidak memberikan respon ketika dipanggil. Tindakan
yang dilakukam oleh penderita autisme sedang ini cenderung agak sulit untuk
dikendalikan, karena tindakannya tergolong agresif atau hiperaktif.
3) Autis berat, pada kategori ini anak autisme melakukan tindakan-tindakan
yang susah untuk dikendalikan. Misalnya memukulkan kepalanya ke tembok
secara terus-menerus tanpa henti, mereka akan berhenti apabila merasa
kelelahan dan kemudian tertidur.
8
2.4 Konsep Anak Dengan ADHD (Attention Deficit Diperatif Desorder)
ADHD (Attention Deficit Diperatif Desorder) dapat
diterjemahkan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif. Pengertian
ADHD adalah kondisi anak yang memperlihatkan gejala kurang
konsentrasi, hiperaktif dan impulsif yang menyebabkan
ketidakseimbangan pada sebagian aktivitas yang dilakukannya.
Sedangkan menurut pendapat Barkley (2006 dalam Rusmawati & Dewi,
2011:75) ADHD adalah hambatan untuk mengatur dan mempertahankan
perilaku sesuai peraturan dan akibat dari perilaku itu sendiri. Dampak
dari gangguan tersebut yaitu munculnya maslah untuk menghambat,
mengawali, ataupun mempertahankan respon pada suatu kondisi.
Sedangkan menurut DSM-IV (APA 1994) secara khas
menggambarkan bahwa ADHD merupakan kesatuan dari tiga
9
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan pengetahuan sosial merupakan ilmu pengetahuan yang
disederhanakan untuk pendidikan, dimana mencakup dua keterampilan, di
antaranya keterampilan kepekaan sosial, dan keterampilan partisipasi sosial.
Dimana dari masing-masing keterampilan tersebut mempunyai tujuan untuk
membentuk kemampuan berpikir serta meningkatkan kepekaan yang tinggi
tentang masalah-masalah kemasyarakatan.
3.2 Saran
Sebagai penulis, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang konstruktif (membangun) dari
pembaca sangat kami harapkan agar penyusunan makalah ini bisa mencapai
kesempurnaan bagi dari segi penulisan maupun isinya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Sapriya, M.Ed. (2017). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran.
Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
11