Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata


Kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik

Dosen Pengampu :
Dra. Nanik Yuliati, M.Pd.

Disusun Oleh :

Refi Aziza Maulidya 220210204067

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan pada penyusun untuk menyelesaikan masalah ini.
Atas rahmat dan hidayah-nya lah penyusun dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Anak” dengan tepat waktu.

Makalah “Pertumbuhan dan Perkembangan Anak” ini disusun guna


memenuhi Ujian Tengah Semester Dra. Nanik Yuliati, M.Pd. Pada mata
kuliah Perkembangan Belajar Peserta Didik di Universitas Jember. Selain
itu, penyusun juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.

Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu


Dra. Nanik Yuliati, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Perkembangan Belajar
Peserta Didik. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penyusun. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.


Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan diterima demi
kesempurnaan makalah ini.

Jember, 13 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
2.1 Definisi Pertumbuhan ................................................................................. 3
2.2 Definisi Perkembangan ............................................................................... 4
2.3 Proses Perkembangan Pada Anak ............................................................. 5
2.4 Fase-fase Perkembangan Pada Anak ........................................................ 7
2.5 Hukum Dalam Perkembangan................................................................. 13
2.6 Faktor yang mempengaruhi perkembangan Manusia .......................... 14
BAB III. PENUTUP ............................................................................................ 16
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16
3.2 Saran ........................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia pendidikan yang menjadi fokus perhatiannya adalah peserta didik, baik
itu di Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Pendidikan Menengah, ataupun di Perguruan
Tinggi. Sebagai seorang guru, perlu memahami dengan baik mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak supaya dapat mengatasi masalah pembelajaran yang ada di kelas secara
tepat, serta mengidentifikasi masing-masing karakteristik terhadap penyelenggaraan
pendidikan.

Dengan mempelajari perkembangan peserta didik sebagai seorang guru hal yang
diperoleh adalah yang pertama, mempunyai gambaran umum mengenai psikologi
perkembangan pada umur berapa anak akan mulai berbicara, mulai berpikir abstrak,
memperoleh keterampilan perilaku dan emosi khusus. Kedua, dengan pengetahuan mengenai
psikologi perkembangan anak dapat membantu untuk merespon sebagaimana mestinya pada
perilaku tertentu dari seorang anak. Ketiga, pengetahuan tentang perkembangan anak akan
membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal. Keempat,
dengan mempelajari perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri. Psikologi
perkembangan akan secara terbuka mengungkap proses pertumbuhan psikologi, proses-
proses yang akan dialami pada kehidupan sehari-hari..

Berkaitan dengan hal tersebut, maka makalah ini membahas mengenai hakikat
pertumbuhan dan perkembangan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta fase dan
hukum-hukum perkembangan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pertumbuhan?
2. Apa definisi dari perkembangan?
3. Bagaimana proses perkembangan pada anak?
4. Apa saja fase-fase yang terjadi pada perkembangan anak?
5. Apa saja hukum-hukum dalam perkembangan?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi dari pertumbuhan
2. Untuk mengetahui definisi dari perkembangan
3. Untuk mengetahui proses perkembangan yang terjadi pada anak
4. Untuk mengetahui fase-fase yang terjadi pada perkembangan anak
5. Untuk mengetahui hukum-hukum dalam perkembangan
6. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia.

2
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pertumbuhan


Pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama berkaitan
dengan fisiknya. Vasta (1992) mengemukakan bahwa panjang bayi menjadi hampir dua kali
pada usia 4 tahun. Anak laki-laki dan perempuan pada usia 10 tahun hampir sama tingginya.
Pada usia antara 10 dan 12 tahun anak perempuan tumbuh dengan pesat, sedangkan pada anak
laki-laki hal itu terjadi antara umur 12 dan 14 tahun. Selanjutnya, Vasta mengatakan bahwa
tinggi badan berlangsung sampai sekitar umur 15 atau 16 tahun pada anak perempuan dan
pada anak laki-laki sampai umur 17 atau 18 tahun.

Menurut Soetjiningsih (2005) Pertumbuhan (growth) adalah pertumbuhan yang


bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya jumlah, ukiran, dimensi pada organ maupun individu.
Hal ini disebabkan karena berbagai faktor (faktor internal dan faktor eksternal), perubahan
kuantitatif sendiri dapat diukur atau dinyatakan dalam satuan serta dapat diamati secara jelas
Sebagai contoh, anak bertambah besar bukan hanya secara fisik, melainkan juga ukuran dan
struktur organ-organ tubuh dan otak. (Sulistyawati Ari, 2017:1).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel, serta jaringan interseluler
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan
perkembangan.(Darmawan, A.C. 2019:3).

Dari pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan berlangsung


selama masa kanak-kanak tetapi tidak dalam kecepatan yang menetap, kemudian
kecepatannya menurun dan menjadi pesat kenaikannya pada masa adolesen dan selanjutnya
berhenti. Bagian-bagian tubuh tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda.
Organ-organ tubuh mencapai kematangan pada waktu dan kecepatan yang berbeda pula.
Anak perempuan mencapai masa puber lebih awal daripada anak laki-laki. Anak laki-laki
bertambah tinggi pada masa pertumbuhannya yang pesat, pada ototnya menguat dan lebar
bahunya bertambah pula. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan.
Genetika yang diturunkan sangat penting, namun faktor lingkungan seperti nutrisi, olahraga,
penyakit, dan kesehatan individu mempunyai peran juga.
3
2.2 Definisi Perkembangan
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman (Hurlock 1976 : 2). Sementara itu, (Dianie E
papalia 2008 : 3) mengartikan perkembangan sebagai perubahan yang berkesinambungan dan
progresif dalam organisme dari lahir sampai mati, pertumbuhan, perubahan dalam bentuk dan
dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, dan
kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.

Menurut Santrok dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau
perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus
kehidupan. Psikologi perkembangan memusatkan perhatiannya pada perubahan-perubahan
perilaku dan kemampuan yang terjadi pada perkembangan. Para ahli psikologi juga
mempelajari perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sejak masa konsepsi (proses
pembuahan sel telur oleh sel sperma) sampai akhir hayat manusia. Isu-isu yang ditelaah
tentang perkembangan ada tiga. Nature dan nurture, yang mempertanyakan tentang penyebab
atau sumber terjadinya perubahan dalam perkembangan itu dibawa sejak lahir atau karena
faktor lingkungan. Continuity dan discontinuity, yaitu isu yang mempertanyakan apakah pola
perkembangan itu akan menetap?, apakah karakteristik terdahulu dapat memperkirakan
karakteristik berikutnya. Normative dan idiographic, yang mempertanyakan dan
membicarakan bahwa perkembangan itu didasari oleh proses internal biologis yang terjadi
secara umum dan bahwa perkembangan berlangsung dari suatu langkah ke langkah
berikutnya (normatif); atau brpusat pada seorang individu anak yang berbeda dari anak
lainnya (Vasta, 1992).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar perkembangan
adalah perkembangan itu tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan semakin membesar,
melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan psikis yang berlangsung
terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki
individu.

4
2.3 Proses Perkembangan Pada Anak
Berikut ini adalah beberapa hal yang mendasari proses pertumbuhan dan
perkembangan pada anak, di antaranya :
1) Masa Perkembangan yang Cepat
Pertumbuhan pada anak terjadi lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan yang
dialami spesies lain. Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat daripada
tahun-tahun berikutnya. Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang menyangkut
interaksi sosial, perolehan dan penggunaan bahasa, kemampuan mengingat, serta
berbagai fungsi lainnya.
2) Pengaruh yang Lama
Hal lain yang menjadi alasan untuk mempelajari perkembangan anak ialah bahwa
peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal memberikan pengaruh
yang lama dan kuat terhadap perkembangan individu pada masa-masa berikutnya.
Mayoritas ahli teori psikologi berpendapat bahwa apa yang terjadi hari ini sangat banyak
ditentukan oleh perkembangan ketika masa kanak-kanak.
3) Proses yang Kompleks
Para peneliti berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana perilaku itu pada saat
masih sederhana dan akan sangat berguna. Misalnya ialah bahwa kebanyakan orang dapat
membuat kalimat yang panjang dan dapat dimengerti oleh orang lain. Manusia mampu
berkomunikasi dari cara sederhana sampai yang kompleks, karena bahasa yang digunakan
mengikuti aturan-aturan tertentu. Suatu pendekatan terhadap masalah ini adalah dengan
mempelajari proses kemampuan berbahasa. Ketika anak belajar membentuk kalimat yang
terdiri atas satu atau dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan
oleh orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama tersebut, para peneliti bahasa
bertambah wawasannya tentang mekanisme cara berbicara anak yang sederhana sampai
orang dewasa yang lebih kompleks.
4) Nilai yang Diterapkan
Kebanyakan para peneliti mengkaji pertanyaan-pertanyaan teoritis berdasarkan hasil
penelitiannya. Hasil penelitiannya terkadang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Misalnya, penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial yang secara relevan
berkaitan dengan orang tua, dan peranannya dalam kehidupannya sehari-hari, percobaan
tentang strategi pemecahan masalah pada anak akan memberikan informasi berharga

5
mengenai metode mengajar yang baik. Hasil dari penelitian atau pengkajian teoritis dapat
secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi pola pendidikan atau pengajaran.
5) Masalah yang Menarik
Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka-teki serta menarik
untuk dikaji. Kemudahan anak umur dua tahun untuk mempelajari bahasa ibunya dan
kreativitas anak untuk bermain dengan teman sebayanya, merupakan dua hal dari
karakteristik anak yang sedang berkembang. Misalnya banyak hal-hal yang berkaitan
dengan perkembangan anak yang merupakan misteri yang unik dan menarik untuk dikaji.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian menurut para ahli, perilaku genetik yang
mendukung pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh
lingkungan. Aspek yang dipengaruhi oleh faktor genetik adalah sebagai berikut :
a) Kecerdasan
Arthur Jensen (1969) mengungkapkan pendapatnya bahwa kecerdasan itu
diwariskan (diturunkan), sedangkan lingkungan dan budaya hanya mempunyai
peranan minimal dalam kecerdasan. Namun, dari pendapat yang dikemukakan
tersebut banyak para ahli yang mengkritik Jensen. Menurut Jensen, yang diukur
dengan tes kecerdasan yang baku merupakan indikator kecerdasan yang baik.
Kritik dari ahli lain ialah bahwa tes IQ yang menyentuh sebagian kecil saja dari
kecerdasan. Cara individu memecahkan masalah sehari-hari, penyesuaian dirinya
terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial, merupakan aspek-aspek
kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh tes kecerdasan baku yang
digunakan oleh Jensen. Kritik kedua menyatakan bahwa kebanyakan penelitian
tentang keturunan dan lingkungan tidak mencakup lingkungan-lingkungan yang
berbeda secara radikal. Oleh karena itu, bahwa studi tentang genetik menunjukkan
bahwa lingkungan mempunyai pengaruh yang lemah terhadap kecerdasan.
Menurut Jensen pengaruh keturunan terhadap kecerdasan sebesar 80%.
Kecerdasan memang dipengaruhi oleh keturunan, tetapi kebanyakan ahli
perkembangan menyatakan bahwa pengaruh itu berkisar 50%.
b) Temperamen
Temperamen adalah gaya perilaku karakteristik individu dalam merespon.
Beberapa ahli perkembangan, termasuk Chess dan Thomas, berpendapat bahwa
temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan
dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya.

6
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga dasar tipe temperamen, yaitu mudah,
sulit, dan lambat untuk dibangkitkan.
• Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan
dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan
mudah pula menyesuaikan dengan pengalaman baru.
• Anak yang sulit cenderung untuk bereaksi secara negatif serta sering
menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
• Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang
rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan
lingkungan atau pengalaman baru.
Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap
temperamen sebesar 50 sampai 60 menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut.
Kekuatan pengaruh ini biasanya akan menurun saat anak itu tumbuh menjadi
lebih besar. Menetap atau konsisten tidaknya temperamen tergantung pada
“kesesuaian” hubungan antara anak dengan orang tuanya. Oleh karena itu,
disimpulkan bahwa keturunan mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh
ini bergantung pada respon orang tua terhadap anak-anaknya dengan
pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui pada lingkungannya sehari-
hari.

2.4 Fase-fase Perkembangan Pada Anak


Perkembangan merupakan hasil dari beberapa proses, yaitu proses biologis,
proses kognitif, dan proses sosial. Proses biologis meliputi perubahan-perubahan
fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak, penambahan
tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan hormon pada
masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam perkembangan.
Proses kognitif meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada individu
mengenai pemikiran, kecerdasan, dan bahasa. Mengamati gerakan mainan bayi yang
digantung, menghubungkan dua kata menjadi kalimat, menghafal puisi dan
memecahkan soal-soal matematik, mencerminkan peranan proses-proses kognitif
dalam perkembangan anak.

7
Proses-proses sosial meliputi perubahan-perubahan yang terjadi dalam
hubungan individu dengan orang lain, perubahan-perubahan dalam emosi dan
perubahan-perubahan dalam kepribadian. Senyuman bagi sebagai respon sentuhan
ibunya, sikap agresif pada anak laki-laki terhadap teman mainnya, kewaspadaan
seorang gadis terhadap lingkungannya mencerminkan peranan proses sosial dalam
perkembangan anak.

Untuk memudahkan pemahaamn tentang perkembangan maka dilakukan


pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia dengan sebutan “fase”.
Santrok dan Yussen membaginya atas lima yaitu fase pranatal (saat dalam
kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir, dan fase remaja.
Perkiraan waktu ditentukan pada setiap fase untuk memperoleh gambaran waktu
suatu fase itu dimulai dan berakhir.
1). Fase pranatal (saat dalam kandungan)
Adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran.
Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel yang menjadi satu
organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan
dalam waktu kurang lebih sembilan bulan.
2). Fase bayi
Adalah sat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24
bulan. Masa ini adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua, banyak
kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai. Misalnya, bahasa, koordinasi
sensori motor dan sosialisasi. Di samping itu bayi dilatih pula untuk mengetahui
waktu dan tempat untuk buang air besar dan buang air kecil dengan istilah “toilet
training”. Adapun caranya ialah dengan melatih mereka untuk membuang air kecil
sebelum tidur dan setelah tidur.

8
3). Fase kanak-kanak awal
Adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai
5 atau 6 tahun, terkadang masa ini disebut dengan masa pra sekolah. Selama fase
ini mereka belajar melakukan banyak hal sendiri dan berkembangnya
keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan
memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan
temannya. Pada fase ini, kanak-kanak berusaha ula berlatih untuk terampil
berbicara, sehingga akan didapati mereka melakukan monolog atau berbicara
sendiri yang seolah-olah sedang berbicara dengan orang lain. Berakhirnya fase ini
jika sudah memasuki kelas satu sekolah dasar.
4). Fase kanak-kanak tengah dan akhir
Adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak umur 6 sampai 11
tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai
keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Secara
formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas degan budayanya.
Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian
diri sendiri bertambah pula.
5). Fase remaja
Adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai umur 10 sampai 12 tahun, dan
berakhir pada umur 18
sampai 19 tahun. Remaja
mengalami perubahan-
perubahan fisik yang sangat
cepat, perubahan
perbandingan ukuran bagian-
bagian badan,
berkembangnya karakteristik
seksual seperti membesarnya payudara, tumbuhnya rambut pada bagian
tertentu, dan perubahan suara. Pada fase ini dilakukan upaya-upaya untuk
mandiri dan pencarian identitas diri. Pemikirannya lebih logis, abstrak, dan
idealis. Semakin banyak waktu yang dimanfaatkan di luar keluarga. Awal masa
remaja pada anak laki-laki dimulai dengan “mimpi basah”.

9
Menurut Robert J. Harvighust tugas perkembangan yaitu sebagian tugas yang muncul
pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan
yang dapat memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas berikutnya.

Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak :

1) belajar berjalan;
2) belajar makan makanan padat;
3) belajar mengendalikan gerakan badan;
4) belajar mendalami peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya;
5) memperoleh stabilitas fisiologis;
6) membentuk konsep-konsep sederhana tentang kenyataan sosial dan fisik
7) belajar menjalin hubungan secara emosional dengan orang tua, kakak,
adik, dan orang lain;
8) belajar membedakan yang benar dan salah
Tugas perkembangan masa anak :

1) mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan,


2) membentuk perilaku tertentu terhadap diri sendiri sebagai organisme yang
sedang tumbuh;
3) belajar berteman dengan akur;
4) mempelajari peranan yang sesuai dengan jenis kelamin;
5) belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung;
6) mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-
hari;
7) membentuk kata hati, moralitas, dan nilai-nilai;
8) memperoleh kebebasan diri;
9) mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga
sosial.

10
Tugas perkembangan masa remaja :

1) mencapai hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan yang


sebaya dari kedua jenis kelamin;
2) mendapatkan peranan sosial dengan jenis kelamin individu;
3) menerima fisik diri dan menggunakan badan secara efektif;
4) memperoleh kebebasan diri melepaskan ketergantungan diri dari orang
tua dan orang dewasa lainnya;
5) melakukan pemilihan dan persiapan untuk jabatan;
6) memperoleh kebebasan ekonomi;
7) merencanakan perkawinan dan kehidupan berkeluarga;
8) mengembangkan keterampilan intelektual dan rancangan yang
dibutuhkan sebagai warga negara yang baik;
9) menanamkan dan mendapatkan perilaku yang dapat dipertanggung
jawabkan secara sosial;
10) memperoleh seperangkat nilai dan sistem budi pekerti sebagai panduan
dalam berperilaku.
Tugas perkembangan masa dewasa awal :

1) menentukan pasangan hidup;


2) belajar hidup dengan suami atau istri;
3) memulai kehidupan berkeluarga;
4) mendidik dan membesarkan anak;
5) mengolah rumah tangga;
6) memulai suatu jabatan;
7) bertanggung jawab sebagai warga negara;
8) mendapatkan kelompok sosial yang sesuai.
Tugas-tugas perkembangan masa setengah baya :

1) memiliki tanggung jawab sosial dan warga negara;


2) membangun dan mempertahankan standar ekonomi;
3) membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan bahagia;
4) melakukan kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa;
5) membangun hubungan harmonis dengan suami atau istri;
11
6) menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan badan yang
semakin tua.
Tugas-tugas perkembangan orang tua:

1) menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik;


2) menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan;
3) menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri;
4) menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia usia lanjut;
5) memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara;
6) membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
7) menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan badan yang
semakin tua.
Tugas-tugas perkembangan orang tua:

1) menyesuaikan diri dengan menurunnya kesehatan dan kekuatan fisik;


2) menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunnya pendapatan;
3) menyesuaikan diri terhadap meninggalnya suami/istri;
4) menjalin hubungan dengan perkumpulan manusia usia lanjut;
5) memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara;
6) membangun kehidupan fisik yang memuaskan.
Tugas - tugas perkembangan tersebut dibutuhkan oleh pengajar untuk membantu
menguraikan tujuan yang akan diraih sekolah dan untukmelancarkan usaha - usaha
pendidikan.

12
2.5 Hukum Dalam Perkembangan

Carol Gestwicki (1995) mengemukakan beberapa prinsip dasar perkembangan :


1. Hukum Konvergensi
Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan)
dan faktor-faktor lingkungan (belajar). Kematangan merupakan prasyarat munculnya
kesiapan untuk belajar. Lingkungan menentukan arah perkembangan.
2. Hukum Tempo Perkembangan
Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan
berikutnya. Suatu perkembangan tidak akan mungkin terjadi berkesinambungan
dengan baik bila anak didorong untuk melampaui atau secara tergesa-gesa menjalani
tahap-tahap awal. Anak harus diberi waktu sesuai dengan yang mereka butuhkan
sebelum berlanjut pada tahap berikutnya.
3. Hukum Masa Peka
Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal. Waktu-waktu yang
menunjukkan kesiapan harus dikenal melalui pengamatan yang cermat. Proses belajar
akan terjadi dengan sangat mudah pada saat yang optimal.
4. Hukum Rekapitulasi
Stanley Hall (1846-1924) berusaha untuk memberikan kontribusi teoretis
terhadap psikologi. Dengan dipengaruhi oleh tulisan dan teori Darwin, Stanley
mengemukakan bahwa perilaku dan perkembangan anak merupakan rekapitulasi dari
evolusi spesies (manusia). Dengan adanya pandangan tersebut Stanley menamai studi
perkembangan anak psikologi genetis. Stanley berpendapat bahwasannya pendidikan
dan pembimbingan anak seyogyanya memupuk kecenderungan alami anak yang
merefleksikan bentuk-bentuk perilaku dan perkembangan spesies (manusia) yang
terdahulu. Stanley terutama menekankan masa adolesen, yang menurut pendapatnya
menandai berakhirnya rekapitulasi dan merupakan salah satu kesempatan pertama bagi
anak untuk mengembangkan bakat-bakat dan kemampuan individualnya.
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling berhubungan,
dengan semua aspek-aspek (fisik, kognitif, emosional, sosial) yang saling
mempengaruhi. Suatu program untuk memupuk perkembangan akan mendukung
domain-domain yang lain dengan derajat kepentingan yang sama. Semua pengalaman
belajar dikenal sebagai peluang-peluang yang terintegrasi untuk pertumbuhan, dan
bukan merupakan keterampilan yang terpisah-pisah.
13
6. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing. Suatu hal yang
tidak mungkin dan berbahaya bila kita membandingkan individu-individu ditinjau dari
umurnya. Setiap anak memiliki kebutuhan dan karakteristik yang unik pada tahap
tertentu.
7. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan. Pemahaman tentang
perilaku yang seharusnya terjadi berikutnya, akan membantu para praktisi untuk
mengenal perkembangan yang khusus dan menantang fase berikutnya yang semestinya
(continuity).

2.6 Faktor yang mempengaruhi perkembangan Manusia


Pada saat studi anak bertambah maju, para ahli psikologi dan filsafat telah
mengembangkan teori tentang hakikat perkembangan anak dengan pengaruhnya terhadap
belajar anak. Pengaruh terhadap perkembangan manusia dapat ditelusuri melalui
pengkajian terhadap teori-teori perkembangan anak.
• Teori Kematangan

Observasi awal terhadap anak yang dilakukan untuk memahami perkembangannya,


dipimpin oleh G. Stanley Hall yang menulis artikel berjudul the content of children minds
(1883). Observasi selanjutnya dilakukan oleh Arnold Gesell, murid Stanley Hall seorang
doktor. Menurut Gesell keterampilan berjalan, berbicara, dan belajar membaca terjadi
akibat perkembangan biologis anak. Deskripsi Gesell tentang tahap kematangan anak dan
kesiapan anak untuk belajar pada usia kronologis menginformasikan kepada pengembang
kurikulum tentang bagaimana mendesain kurikulum bagi kelas-kelas yang berbeda. Gesell
mengemukakan prinsip umum bahwa pertumbuhan gerak maju dari kepala ke ekor
(cephalochaudal), dan dari tubuh ke bagian-bagian, seperti tangan dan kaki
(proximodistal).
• Teori Perkembangan Kognitif / Konstruktivitisme

Teori perkembangan kognitif / konstruktivitisme menurut Jean Piaget bahwa


perkembangan kognitif mempunyai pengaruh besar untuk memahami bagaimana anak
memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Pengetahuan anak terbentuk secaraberangsur
sejalan dengan pengalaman yang berkesinambungan dan bertambah luasnya pemahaman
tentang informasi-informasi yang ditemui. Menurut Piaget, anak menjalani urutan yang
sudah pasti dari tahap-tahap perkembangan kognitif. Pada setiap tahap, baik kuantitas

14
informasi maupun kualitas kemampuan meningkat.

Teori Lev V. Gotsky meyakini bahwa anak-anak membentuk, membangun, atau


mengkonstruks pengetahuan. Para ahli psikologi Amerika baru menyadari karyanya yang
berjudul thought an languange (1932) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (1962).
Menurut V. Gotsky interaksi sosial memegang peran penting dalam belajar. Baginya
interaksi fisik dan interaksi sosial sangat penting bagi perkembangan. Orang dewasa
memegang peran penting sebagai mediator sosial, lebih-lebih guru harus mengidentifikasi
apa yang sebenarnya dipahami anak. Lingkungan sosial mencakup keluarga, sekolah,
masyarakat, dan budaya yang menjadi lingkungan hidup anak. Lingkungan budaya dan
keluarga anak yang berbeda akan berpengaruh terhadap cara anak berpikir. V. Gotsky
melangkah lebih jauh dan menganggap budaya anak dan sejarah hidupnya secara individual
sangat penting. Anak berbagi proses mental dalam konteks sosial dan belajar dengan
berbagi pengalaman melalui interaksinya dengan orang lain. Anak belajar berbagi
pengalaman dengan orang lain, kemudian diikuti dengan pengalaman-pengalaman pribadi
(V. Gotsky, 1978).

15
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagian perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang merupakan bagian
dari pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan sebagian lagi dari perubahan-perubahan
itu tidak ada kaitannya sama sekali. Perkembangan itu mencakup perkembangan fisik,
biologis, dan kognitif yang saling berkaitan.

3.2 Saran
Sebagai penulis, saya merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, maka dari itu kritik dan saran yang konstruktif (membangun) dari pembaca sangat kami
harapkan agar penyusunan makalah ini bisa mencapai kesempurnaan bagi dari segi penulisan
maupun isinya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kubiantoro, D. (2015). Pertumbuhan dan PerkembanganAnak Usia Prasekolah di TK ABA 1


Lamongan. Jurnal Surya, 7 (01) 1-8.

Sumantri, Mulyani. 2018. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Edisi Pertama. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.

17
1

Anda mungkin juga menyukai