Materi Studikasustentangkajiansosioantropologi
Materi Studikasustentangkajiansosioantropologi
net/publication/340294798
CITATIONS READS
0 5,096
4 authors, including:
Nildawati Amir
Universitas Islam Negeri Alauddin
30 PUBLICATIONS 36 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Nildawati Amir on 31 March 2020.
STUDI KASUS
SOSIO ANTROPOLOGI KESEHATAN
Dosen Pengampu : Nildawati, SKM.,M.Kes.Epid
1. Deskripsi Materi :
Permasalahan kesehatan masyarakat telah dikaji dalam berbagai bidang ilmu. Berbagai kasus
dan kajian menganggap bahwa kesehatan hanya dapat dilihat melalui bidang ilmu seperti
biologi atau kedokteran. Persepsi yang muncul mengenai sehat, sakit, dan sembuh hanya
sebatas dari segi medis atau kondisi biologisnya saja.
Kita sebagai manusia yang merupakan bagian dari masyarakat mempunyai konsep budaya
yang berbeda - beda. Setiap masyarakat memiliki budaya masing-masing, bersifat dinamis dan
berkembang mengikuti zaman. Hubungan antara kesehatan dengan budaya inilah yang perlu
kita pelajari salah satunya adalah dengan melihat berbagai studi kasus sosio antropologi
kesehatan sehingga pengetahuan tentang kesehatan tidak hanya dikaji dalam ilmu biologi
maupun kedokteran. Dari kajian studi kasus, kita akan menjadi paham sebuah konsep yang
lebih luas mengenai sehat, sakit, dan sembuh yang dilihat dari berbagai sudut pandang.
Konsep sehat, sakit, dan penyakit yang dimiliki oleh suatu masyarakat dibentuk dari
kebudayaan yang melatarbelakanginya. Pemaknaan terhadap kesehatan dan penyakit dapat
berbeda-beda disebabkan oleh relativisme kebudayaan, yaitu cara pandang masyarakat
terhadap penyakit disetiap tempat berbeda-beda berdasarkan budayanya. Juga disebabkan oleh
konsep sakit yang berbeda dengan konsep medis modern.
Studi kasus sosio antropologi kesehatan ini akan mengkaji lebih dalam mengenai budaya dan
makna simbolis yang berikatan dengan perilaku kesehatan seperti Perilaku pemeliharaan
kesehatan, Perilaku pencarian pengobatan, penggunaan pelayanan kesehatan, Perilaku ibu
hamil dan ibu nifas, Tradisi terkait upacara kehamilan, kelahiran /setelah melahirkan, dan
beberapa kajian kasus lainnya.
2. Tujuan Studi Kasus Bidang Sosio Antropologi Kesehatan :
Dengan mengetahui pola perilaku masyarakat artinya kita dapat memahami bagaiman
pola pikir masyarakat setempat yang mana hal ini merupakan satu kunci pertama yang
harus diketahui oleh petugas kesehatan, ketika kita sudah mengetahui unsur budaya
ataupun pola pikir dan tingkah laku maka dengan mudah kita bisa memberikan pengaruh
dalam hal ini tenaga kesehatan masyarakat yakni dalam menangani masalah tabu dan
mengetahui bagaimana mengayomi atau memberlakukan masyarakat setempat sehingga
akan mempermudah proses penyuluhan ataupu sosialisasi terhadap masyarakat.
2. Dapat mengetahui kedudukan serta peran yang harus kita lakukan sebagai petugas
kesehatan sesuai dengan harapan warga masyarakat.
Dengan mempelajari ilmu budaya atapun unsur – unsur budaya maka secara langsung
ataupun tidak langsung akan tertanam dalam pikiran kita peran kita sebagai petugas
kesehatan, betapa dibutuhkan keberadaan kita dalam menangani permasalahan kesehatan
masyarakat, sehingga penyuluhan atau perbaikan kesehatan yang dilakukan sesuai dengan
kondisi masyarakat.
3. Dengan mengkaji kasus – kasus maupun unsur – unsur budaya yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat maka akan memperluas wawasan kita, mengenai pemecahan
masalah kesehatan melalui budaya suatu masyarakat.
Budaya merupakan satu pegangan, satu pedoman dan aturan yang diyakini kebenarannya
oleh masyarakat, sehingga tenaga kesehatan wajib mengetahui aturan ataupun budaya dan
menghormati budaya masyarakat setempat, sehingga terdepat hubungan yang selaras
antara petugas kesehatan dan masyrakat itu sendiri. masyarakat akan menerima,
membantu serta mempermudah kita melakukan penyuluhan, karena pada dasarnya
keseimbangan saling menghormati antara petugas kesehatan dengan masyarakat yang
dilandasi dengan pengetahuan petugas kesehatan dengan budaya setempat
Dengan mempelajari kasus yang berkaitan dengan budaya masyarakat setempat maka
seorang petugas kesehatan akan mengetahui masalah yang sedang terjadi di masyarakat,
sehingga petugas kesehatan mampu menyelesaikan masalah tersebut misalnya masalah
gizi masyarakat tanpa melanggar aturan atau budaya masyarakat setempat, yakni dengan
melakukan pendekatan secara perlahan – lahan dan mempelajari budaya masyarakat,
apakah masalah gizi tersebut timbul karena adat atau budaya seperti pantangan atau tabu,
jika hal tersebut disebabkan oleh hal – hal yang tabu, maka petugas kesehatan atau
kader gizi bisa memberikan penyuluhan atau nasihat dan gambaran kepada masyarakat
bahwa tabu itu menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi kesehatan.
Dengan melakukan telaah kasus budaya masyarakat, maka seorang petugas kesehatan
akan memiliki kepekaan tersendiri terhadap kondisi masyarakat, kepekaan, sikap tanggap,
sikap empati antar sesama manusia ini sangat penting dalam melakukan penyuluhan
kesehatan misanya dalam penyuluhan gizi sebab dengan kepekaan tersebut akan
merangsang petugas kesehatan unutk segera bertindak melakukan perbaikan atau
pemecahan masalah dalam masyarakat tanpa melangggar norma atau budaya masyarakat,
yakni dengan didasari pengetahuan mengenai unsur budaya masyarakat.
3. Studi Kasus
Berikut ini adalah beberapa kasus yang berkaitan dengan sosio antropologi kesehatan
berdasarkan hasil penelitian ataupun hasil literatur review :
1. Orang Papua mempunyai persepsi tentang sehat dan sakit itu sendiri berdasarkan
pandangan dasar kebudayaan mereka masing - masing. Memang kepercayaan tersebut
bila dilihat sudah mulai berkurang terutama pada orang Papua yang berada didaerah-
daerah perkotaan, sedangkan bagi mereka yang masih berada di daerah pedesaan dan
jauh dari jangkauan kesehatan moderen, hal tersebut masih nampak jelas dalam
kehidupanmereka sehari-hari. Misal : Orang Marind-anim yang berada di selatan Papua
juga mempunyai konsepsi tentang sehat dan sakit, dimana apabila seseorang itu sakit
berarti orang tersebut terkena guna-guna (black magic). Mereka juga mempunyai
pandangan bahwa penyakit itu akan datang apabila sudah tidak ada lagi keimbangan
antara lingkungan hidup dan manusia. Lingkungan sudah tidak dapat mendukung
kehidupan manusia, karena mulai banyak. Bila keseimbangan ini sudah terganggu
maka akan ada banyak orang sakit, dan biasanya menurut adat mereka, akan datang
seorang kuat (Tikanem) yang melakukan pembunuhan terhadap warga dari masing-
masing kampung secara berurutan sebanyak lima orang, agar lingkungan dapat
kembali normal dan bisa mendukung kehidupan warganya.
2. Hal yang sama pula terdapat pada orang Amungme, dimana bila terjadi
ketidakseimbangan antara lingkungan dengan manusia maka akan timbul berbagai
penyakit. Yang dimaksudkan dengan lingkungan di sini adalah yang lebih berkaitan
dengan tanah karena tanah adalah “mama” yang memelihara, mendidik, merawat,dan
memberikan makan kepada mereka. Untuk itu bila orang Amungme mau sehat,
janganlah merusak alam (tanah), dan harus terus dipelihara secara baik. Orang Moi di
Kepala Burung Papua (Sorong) percaya bahwa sakit itu disebabkan oleh adanya
kekuatan-kekuatan supernatural, seperti dewa-dewa, kekuatan bukan manusia seperti
roh halus dan kekuatan manusia denganmenggunakan black magic. Di samping itu ada
kepercayaan bahwa kalau orang melanggar pantangan-pantangan secara adat maka
akan menderita sakit.
3. Orang Moi, bagi ibu hamil dan suaminya itu harus berpantang terhadap beberapa
makanan, dan kegiatan, atau tidak boleh melewatitempat-tempat yang keramat karena
bisa terkena roh jahat dan akan sakit. Ini berarti untuk sehat, maka orang Moi tidak
bolehmakan makanan tertentu pada saat ibu hamil dan suaminya tidak bolehmelakukan
kegiatankegiatan tertentu, seperti membunuh binatang besar,dan sebagainya. Hal yang
sama pula bagi orang Moi Kalabra yang berada di hulu sungaiBeraur, (Sorong). Mereka
percaya bahwa penyakit itu disebabkan oleh adanya gangguan roh jahat, buatan orang
serta melanggar pantangan pantangan secara adat. Misalnya bila seorang ibu hamil
mengalami keguguran atau perdarahan selagi hamil itu berarti ibu tersebut
terkena“hawa kurang baik” (terkena black magic/ atau roh jahat).
Mereka juga percaya kalau ibu itu tidak bisa hamil/ tidak bisa meneruskan
keturunan,berarti ibu tersebut telah dikunci karena suami belum melunasi mas kawin.
Kehamilan akan terjadi bila sang suami sudah dapat melunasinya, makapenguncinya
akan membuka black magic-nya itu. Orang Hatam yang berada di daerah Manokwari
percaya bahwa sakit itu disebabkan oleh gangguan kekuatan supranatural seperti dewa,
roh jahat, dan buatan manusia.
4. Orang Hatam percaya bahwa bila ibu hamil sulit melahirkan, berarti ibu tersebut
terkena buatan orang dengan obat racun (rumuep) yaitu suanggi, atau penyakit oleh
orang lain yang disebut “priet”. Orang Kaureh di kecamatan Lereh percaya bahwa
seorang ibu yang mandul adalah hasil perbuatan orang lain yaitu denganblack magic
ataujuga karena kutukan oleh keluarga yang tidak menerima bagian harta maskawin.
Hal yang serupa pula pada orang Walsa (Keerom), percaya bahwa sakit disebabkan oleh
gangguan roh jahat, buatan orang, atau terkena gangguan dewa-dewa. Bila seorang ibu
hamil meninggal tanpa sakit terlebih dahulu,berarti sakitnya dibuat orang dengan
jampi-jampi (sinas), ada pula disebabkan oleh roh-roh jahat (beuvwa). Di samping itu
sakit juga disebabkan oleh melanggar pantangan-pantangan secara adat baik berupa
makanan yang dilarang, dan perkawinan.
5. Konsep sakit di Jawa lebih mengarah pada masalah fungsional dan disfungsional peran
aktivitas sosial seseorang dalam masyarakat. Jadi ketika seseorang itu sakit maka dia
akan merasa terganggu dalam menjalankan perannya. Dalam masyarakat Jawa,
penyakit diare pada anak dianggap bukan penyakit yang serius. Ini disebabkan karena
mereka menganggap itu merupakan suatu tanda perkembangan anak (bertambah akal
dan keterampilannya), sehingga tidak ada kekhawatiran yang berlebih akan dampak
yang ditimbulkan. Masyarakat Jawa beranggapan diare pada anak sudah menjadi
peristiwa yang pasti akan berlangsung disetiap anak yang menjadi penanda proses
transisi kehidupan sang anak. Kita ambil contoh lagi anggapan influenza pada
masyarakat Indonesia dan masyarakat Barat. Influenza di Indonesia bukan suatu hal
yang serius dan membahayakan, melainkan suatu kejadian rutin atau musiman yang
semua orang akan mengalaminya. Sehingga tidak perlu penanganan dan perawatan
khusus yang dibutuhkan.karena hal itu tidak mempunyai pengaruh terhadap peran
seseorang. Sedangkan masyarakat Barat menganggap influenza merupakan sebuah
penyakit yang serius, dan memerlukan perawatan dari praktisi kesehatan.