Anda di halaman 1dari 7

Tugas Teori Konseling 2

Konparasi Teknik dalam Pendekatan Behavioristik

( Disusun dalam rangka memenuhi Tugas mata kuliah teori konseling dua program studi
Bimbingan dan Konseling)

Oleh

AIRIN RAHMAYANI.HM
200404502026

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Faktultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Mkassar

2023
No Nama Teknik Karakteristik Contoh Kasus
1 Modeling 1) Konselor memberi balikan segera Ada anak kelas x di smkn
dalam bentuk komentar atau saran. 10 makassar dia mengalami
2) Menghapus hasil belajar yang ketekutan sosial dia tidak
maladaptif dengan belajar tingkah laku bisa bicara di depan umum
yang lebih adaptif. dan hal ini membuatnya
3) Konseli belajar mengobservasi. grogi kadang dia cemas dan
4) Menghapus hasil belajar yang takut di bully sama
maladaptif dengan belajar tingkah laku temannya jika salah bicara
yang lebih adaptif. mankanya sampai sekarang
5) Menggunakan model, baik model anak itu sangat pendiam
langsung maupun simbolis. dan pemalu (introvert) dari
kasus tersebut bisa
digunakan teknik modeling
untuk mengatasi masalah
ketakutannya akan takut
bicara di depan umum
2 Kontrak Perilaku Adapun karakteristik kontrak perilaku yang Siswa yang berinisal B
harus dibangun, yaitu : Hampir setiap hari bermain
1) Melibatkan kesepakatan yang jelas Gadget dan aktif sosial media
antara individu yang terlibat, seperti hal ini sudah menjadi kebiasa
konselor dan klien, guru dan siswa, annya sejak smp kelas 1 dan
atau orang tua dan anak. Kontrak sampai sekarang sangat susah
tersebut menjelaskan perilaku yang untuk di hindari dari bermain
diharapkan, tujuan yang ingin dicapai, sosial media,kadang dia
dan konsekuensi yang akan diberikan. merasa stress dan tidak mau
2) Menetapkan tujuan yang spesifik yang mengerjakan tugas dari guru
ingin dicapai. Tujuan ini harus dapat hal ini bisa diatasi dengan
diukur dan dapat diamati sehingga cara konselor bisa memberi
kemajuan dapat dipantau. teknik kontrak perilaku
3) Sering melibatkan pengaturan waktu seperti
yang jelas. Hal ini mencakup durasi penguatan dan konsekuensi
kontrak, jangka waktu yang diperlukan yang akan diberikan sebagai
untuk mencapai tujuan, serta jadwal respons terhadap perilaku
dan frekuensi pertemuan atau evaluasi yang diinginkan atau tidak
kemajuan. diinginkan. Penguatan dapat
4) Menyepakati penguatan dan berupa pujian, penghargaan,
konsekuensi yang akan diberikan atau imbalan lainnya,
sebagai respons terhadap perilaku yang sedangkan konsekuensi
diinginkan atau tidak diinginkan. dapat berupa hukuman atau
Penguatan dapat berupa pujian, pengurangan hak
penghargaan, atau imbalan lainnya,
sedangkan konsekuensi dapat berupa
hukuman atau pengurangan hak
istimewa.
5) Melibatkan pemantauan dan evaluasi
yang berkelanjutan terhadap perilaku
individu. Ini dapat dilakukan melalui
pencatatan data, observasi, atau
evaluasi secara periodik.
6) Perlu fleksibel dan dapat disesuaikan
dengan perubahan kebutuhan dan
situasi individu. Jika terdapat
perubahan dalam kondisi atau tujuan,
kontrak dapat direvisi atau disesuaikan
untuk memenuhi kebutuhan baru.
7) Kontrak perilaku mengharuskan
keterlibatan aktif dari individu yang
terlibat. Ini melibatkan partisipasi
dalam pembuatan kontrak, penetapan
tujuan, pemantauan kemajuan, dan
mengambil tanggung jawab atas
perilaku mereka sendiri.

3 Assertive Training Ciri Khas atau karakteristik dari teknik Seorang anak mempunyai
asertif training yakni: masalah kesulitan dalam men
1. Fokus pada keterampilan sosial: teknik gungkapkan pendapat,menga
asertif ini bertujuan untuk mengembangkan mbil keputusan dan berkomu
keterampilan sosial individu agar nikasi dengan tegas,kadang
berkomunikasi secara jelas, tegas dan anak ini merasa tidak enakan
efektif. dan langsung menyetujui apa
2. Penguatan perilaku asertif: teknik ini yang orang lain katakan,hal
melibatkan pada pengutan suatu bentuk ini dapat merusak mental
perilaku asertif anak maka dari itu konselor
3. Identifikasi dna pengelolaan emosi: bisa memberikan teknik
teknik ini membantu indivdu dari kasus tersebut yaitu asse
mengidentifikasi dan mengelola emosi rtive training teknik ini
yang berkaitan dengan situasi sosial. membantu
4. Pengembangan diri: asertif training indivdu mengidentifikasi
mendorong individu untuk dan mengelola emosi
mengembangnkan ras harga diri dan yang berkaitan dengan
kepercayaan diri. situasi sosial.
5. Prinsip-prinsip hukuman yang dibatsi:
prinsip-prinsip hukuman yang dibatsi
digunakan untuk mengatasi perilaju
ynag tidak asertif atau agresif.
4 Self Management Adapun ciri khas dari teknik self Seorang anak yang susah
management yang membedakan dari teknik mengatur waktu belajarnya
yang lain yakni: kadang dia kewalahan
1. Fokus pada peran individu: teknik self mengerjakan tugas yang di
management dalam pendekatan berikan oleh guru dan selalu
behavioristik menkannkan pada individu menunda nunda kebiasaanya
dan menmepatkannya sebagai agen ini membuat dia sering di
perubahan utama. marahi oleh guru yang bersa
2. penekanan pada kontrol diri: pentingnya ngkutan dan mendapatkan
individu untuk mengambil kendali atas nilai jelek,kadang dia merasa
perilaku mereka sendiri dan individu sedih mengapa dia lebih
belajar mengatur. mengutamakan bermain game
3. penerapan prinsip operant conditioning: ketimbang mengerjakan tugas
adanya umpan balik tentang perilaku kadan dia mageran dan tugas
mereka dalam bentuk penguatan positif itu menumpukdan akhirnya
atau penguatan negatif siswa ini memutuskan
4. penggunaan target dan pemantauan: untuk ke konselor di beri
mengandalkan penetapan target yang jelas jalan kelur,dan konselor
dan pemamtauan yang teratur terhadap memberikan teknik self
perilaku individu. management pentingnya
5. peningkatan bertahap: teknik ini tidak individu untuk mengambil
lagsug berfokus pada peningkatan perilaku kendali atas perilaku mereka
di tingkat tinggi melaikan dilakukan sendiri dan individu belajar
dengan bertahap sesuai dengan tahap mengatur.
kemampuannya saat itu.

5 Relaksasi Ciri khas yang membedakan teknik Seorang siswa di smkn 10


relaksasi dengan teknik pendekatan makassar mengalami stres
behavioristik lainyakni: dan kecemasan,anak itu
1. fokus pada relaksasi fisik dan mental: kadan kesulitan tidur dan
teknik ini berfokus pada menciptakan besoknya dia terlambat ke
keadaan fisik dan mental yang rileks dan sekolah hal ini membut si f
tenang. mengalami kecemasan yang
2. penggunaan latihan perapasan: teknik ini berlebihan dan berfikiran
sering menggunakan latihan pernapasan yang tidak tidak ditambah di
yang dalam dan lambat. tuntut tugas harus selesai
3. penggunaan visualisasi: teknik relaksasi hal ini membuat siswa ter
sering melibatkan penggunaan visualisasi sebut mengalami kecemasan
dimana individu diminta untuk yang berlebihan,oleh karna
membayangkang situasi atau tempat yang itu konselor memberinya
damai dan menenangkan. teknnik relaksasi yang dimana
4. pemusatan perhatian: melibatkan pada teknik ini berfokus pada
pemusatan perhatian terhadpa objek atau menciptakan keadaan fisik dan
pikiran yang positif dan menenangkan mental yang rileks dan tenang.
dapat dnegan cara mengulangi frasa yang
menenangkan, memfokuskan perhatian
pada sensasi fisik tertentu dan diulang.
5. penggunaan gerakan tubuh dan relaksasi
otot
6. penggunaan musik dan suara yang
menenangkan: teknik ini sering
menggunakan musik instrumental atau
suara alam yang menenangkan sebagai
latarbelakang.
6 Sosiodrama, Role  Sosiodrama Sosiodrama
Playing, 1) merupakan peniruan dari situasi yang Seorang siswa di kelas menga
Psikodrama sebenarnya. lami perundungan oleh teman
2) Membahas masalah sosial sekelasnya dan siswa ini
3) Adanya peranan yang dimainkan oleh sering disuruh suruh untuk
siswa mengerjakan tugas temannya
4) Adanya pemecahan masalah dan jika tidak dikerjakan siswa ini
pengambilan keputusan akan di pukul habis habisan
 Role Playing dan ketika sampaai di rumah
1) Umumnya tidak dilakukan oleh satu siswa iini kadang mengalami
orang. stress yang berlebihan dan
2) Adanya kelompok siswa yang saling mental siswa ini sangat tertekan
bekerja sama untuk mencapai tujuan teknik ini cocok dalam teknik
pembelajaran. sosiodrama dimana siswa ini
3) Setiap siswa memainkan peran sesuai dapat menggunakan peniruan
dengan skenario. situasi yang sebenarntya
4) Seluruh siswa dapat berpartisipasi ini dinamakan teknik kursi
dan mempunyai kesempatan yang kosong
sama untuk menunjukkan
kemampuan yang dimilikinya. role playing
 Psikodrama seorang individu mengalami
1) Melibatkan tindakan dan dramatisasi masalah kesulitan berkomuni
sebagai alat untuk mewakili situasi kasi dengan teman atau
dan masalah yang dialami individu. lingkungan sekitarnya kadang
Melalui peran dan improvisasi, dia merasa cemas dan takut
individu dapat mengungkapkan, tetapi ini bisa diatasi dengan
mengeksplorasi, dan memahami menggunakan teknik role
perasaan, pikiran, dan pengalaman playing dimana
mereka dengan cara yang lebih individu dapat melakukan roleplay
konkret dan nyata. dengan konselor atau anggota
kelompok lain yang berperan
2) Sering dilakukan dalam konteks
sebagai rekan kerja mereka. Mereka
kelompok, di mana anggota dapat memainkan situasi konflik
kelompok berperan sebagai penonton yang biasa mereka alami dan
dan mendukung dalam proses mencoba berbagai pendekatan
dramatisasi. Grup menjadi panggung komunikasi yang lebih efektif.
di mana individu dapat memainkan Roleplay memungkinkan individu
peran mereka dan menerima untuk berlatih keterampilan
dukungan, perspektif, dan umpan komunikasi, mengembangkan
balik dari anggota kelompok lainnya. empati, dan mencoba solusi
3) Dipandu oleh seorang direktur alternatif dalam lingkungan yang
psikodrama yang bertanggung jawab aman.
untuk memfasilitasi proses
psikodrama
dramatisasi dan membantu individu seorang siswa mengalami
dalam mengeksplorasi dan masalah permasalahan yang
memahami pengalaman mereka kuat terkait masa lalu siswa
4) Menekankan pembelajaran melalui tersebut apa yang dia perbuat
pengalaman langsung. Melalui dahulu dan ingin minta maaf
dramatisasi, individu dapat samoai sekarang siswa itu
merasakan dan menjalani situasi atau takut,bingung untuk cara
peran yang mirip dengan pengalaman mengungkapkan masalah nya
mereka sendiri. tersebut,konselor bisa memberi
5) Memungkinkan individu untuk teknik psikodrama yang dimana
melihat pengalaman mereka sendiri tindakan dan dramatisasi sebagai
dan pengalaman orang lain dari alat untuk mewakili situasi dan
berbagai perspektif. masalah yang dialami individu.
6) Memungkinkan individu untuk Melalui peran dan improvisasi,
menggabungkan aspek emosional dan individu dapat mengungkapkan,
kognitif dalam eksplorasi dan mengeksplorasi, dan memahami
pemahaman pengalaman mereka perasaan, pikiran, dan
7) Bukan hanya tentang momen pengalaman mereka dengan cara
dramatisasi, tetapi juga melibatkan yang lebih konkret dan nyata.
refleksi dan keberlanjutan.
7 Token Ekonomi 1) Melibatkan penggunaan penguatan Seoran siswa kurang motivasi
eksternal dalam bentuk token, koin, belajar siswa kadang tidak
atau poin sebagai imbalan atau mengerjakan tugas yang
ganjaran untuk perilaku yang diberikan oleh gurunya dan
diinginkan. tidak fokus ketika pelajaran
2) Didasarkan pada prinsip kondisioning berlangsung dan hal hasil
operant dalam pendekatan nilai yang didapatkan
behavioristik. Prinsip ini berfokus siswa tersebut rendah dan
pada hubungan antara perilaku dan menurun,kadang dia berusaha
konsekuensi yang mengikutinya. tetapi tidak memiliki hasil
3) Melibatkan penggunaan sistem poin dia tetap tidak fokus pada
atau penghitungan untuk memantau akhirnya dia ke konselor dan
dan mengelola perilaku. Setiap diberi token ekonomi yaitu
perilaku yang diinginkan diberi poin penguatan eksternal dalam
atau token tertentu, sedangkan bentuk token, koin, atau poin
perilaku yang tidak diinginkan tidak sebagai imbalan atau ganjaran
diberi poin atau mungkin diberi untuk perilaku yang diinginkan.
pengurangan poin. Poin atau token ini
kemudian dapat ditukarkan dengan
hadiah atau priviledge sesuai dengan
sistem yang telah ditetapkan.
4) Token ekonomi digunakan untuk
meningkatkan motivasi dan mencapai
tujuan yang diinginkan. Individu
diberi insentif berupa token untuk
mendorong perilaku yang diinginkan
dan memperkuat upaya mereka dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan.
5) Membantu mengontrol perilaku
impulsif dengan menyediakan
imbalan yang ditunda. Individu harus
mengumpulkan sejumlah token
sebelum mendapatkan hadiah atau
priviledge tertentu.
6) Dapat digunakan untuk melatih
keterampilan sosial dan fungsional.
Individu dapat diberi token sebagai
imbalan untuk berpartisipasi dalam
keterampilan sosial atau melakukan
tugas-tugas tertentu yang
memperkuat kemampuan fungsional
mereka. Ini membantu dalam
membangun keterampilan sosial yang
lebih baik dan meningkatkan
kemandirian individu.
7. melibatkan pemantauan yang cermat
terhadap perilaku individu dan
memberikan umpan balik yang jelas
terkait dengan kinerja mereka. Hal ini
membantu individu memahami
hubungan antara perilaku dan penguatan
serta memberikan motivasi untuk
berpartisipasi dalam program token
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai